Kontrol Infeksi

download Kontrol Infeksi

of 19

description

makalah

Transcript of Kontrol Infeksi

Dokter gigi dan staf beserta pasien beresiko tinggi berkontak dengan mikroorganisme patogen, kontrol infeksi perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahanDokter gigi harus menganggap pasiennya adalah carrier dari penyakit infeksi menular seperti hepatitis B, AIDS atau TBCKontaminasi dari rongga mulut dan luka terbuka dapat disebarkan melalui udara,air,denu,,percikan,sekresi saluran pernapasan, plak,kalkulus dan lainnyaProsedur kontrol infeksi antara lain : evaluasi pasien, perlindungan diri, sterilisasi dan desinfeksi, pembuangan sampah yang aman dan tindakan asepsis untuk menurukan resiko terjadinya penularan infeksiHEPATITISHepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus maupun non-virus seperti alkohol dan obat-obatan, hepatitis dibedakan menjadi hepatitis A,B,C,D dan E. Hepatitis A : menyebar melalui vecal oral karena buruknya tingkat kebersihan. Pada negara berkembang sering mealui air dan makanan. Hepatitis B : ditularkan melalui darah, pemakaian jarum suntik bersama, hubungan seksual dan hubungan maternal. Hepatitis B dapat berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati Hepatitis C : 80% terjadi akibat transfusi darah, pemakaian jarum bersama dan jarang terjadi melalui hubungan seksual Hepatitis D : disebabkan obat Hepatitis E : hanya terjadi di negara belakangPada kedokteran gigi, pada umumnya yang beresiko tinggi terjadi penularannya adalah hepatitis B, yang cara penularannya sebagai berikut :a. Melalui kulitVirus hepatitis B tidak dapat menembus pori-pori kulit,tetapi dapat masuk melalui kulit yang terluka. Pada pekerjaan dokter gigi sehari-hari banyak menggunakan instrumen-instrumen yang cukup beresiko tinggi menimbulkan luka pada kulitb. Melalui selaput lendirPercikan saliva atau darah maupun air yang mengandung virus hepatitis B dapat memercik dan mengenai mata operator yang mengerjakan, yang dimana mata juga merupakan selaput lendirc. Melalui perinatal, dari ibu ke bayid. Melalui jarum atau instrumen dokter gigi yang tidak disterilkan dengan baikCara kontrol infeksi hepatitis a. PERSONAL PROTECTION (MENGHINDARI PENULARAN DARI PASIEN DOKTER GIGI)1. Dokter gigi maupun staf perlu melakukan vaksin sebagai pencegahan penularan infeksi2. Menutup luka yang terbuka untuk menjaga dari penyebaran virus3. Menggunakan gloves ketika melakukan tindakan4. Menggunakan kaca mata untuk melindungi terjangkitnya virus melalui percikan yang dapat masuk ke mata5. Memisahkan mencuci baju yang digunakan untuk berpraktek dan baju sehari-hari

b. KONTROL INFEKSI DARI PASIEN - PASIEN1. Membersihkan dental chair setiap pergantian pasien/ melapisi dengan plastik, yang kemudian diganti setiap pergantian pasien2. Melakukan strelisasi dental instrumen menggunakan autoclave atau dry heat maupun dengan chemical oven3. Membuang barang-barang seperti jarum suntik ke tempat sampah yang khusus.4. Membersihkan tempat kumur dan selalu mengganti gelas kumur

AIDSAIDS disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu suatu virus yang melumpuhkan sistem kekebalan tubuh. HIV atau Human Immunodeficiency Virus penularan terjadi melalui kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya.Ada banyak klasifikasi untuk AIDS seperti Center For Disease Controls Surveilance Definition, Klasifikasi Walter- Reed atau Klasifikasi WHO. Pada tahap awal infeksi HIV tidak dapat terlihat dan biasa disertai dengan gejala seperti lemah, artralgia, atau bahkan sama sekali tanpa gejala. Pada perkembangannya, infeksi HIV dapat dikaitkan dengan berbagai kondisi. Beberapa lesi oral yang terkait dengan infeksi HIV dan AIDS adalah Hairy Leukoplakia, Kaposis Sarkoma dan Kandidiasis. Sangat penting dokter gigi untuk mengetahui tampakan klinis dari lesi oral tersebut.Beberapa cara penularan penyakit sebagai berikut :1. Perkutaneus (resiko tinggi)Inokulasi mikroba dari darah dan saliva yang ditularkan melalui jarum atau benda tajam.2. Kontak langsung (resiko tinggi)Tersentuh atau terpaparnya kulit yang non-intact terhadap lesi oral yang menginfeksi, permukaan jaringan yang terinfeksi, atau cairan yang terinfeksi, percikan cairan yang terinfeksi.3. Inhalasi aerosol atau droplet yang patogen (resiko sedang)Menghirup bioaerosol yang mengandung material infektif saat menggunakan handpiece dan scaler atau droplet nucleii yang berasal dari batuk.4. Kontak tidak langsung Melalui menyentuh permukaan benda mati yang terkontaminasi pada ruanganperawatan atau ruang operasi5. Lewat cairan darahMelalui produk darah yg sudah tercemar HIV, pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, Melalui pemakaian jarum suntik yang berulang tanpa disterilkan, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah6. Melalui hubungan seks7. Melalui ASIResiko transmisi penyakit bervariasi tergantung dari daya tahan tubuh host, virulensi, infektivitas organisme, dosis atau jumlah mikroorganisme, waktu pemaparan, dan cara transmisi. Pada HIV dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain- ditemukan dalam darah, air mani dan cairan vagina. Melalui cairan-cairan tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan kasus penularan HIV (misalnya melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air kencing).PENCEGAHAN PENULARAN HIV UNTUK DOKTER GIGI Setelah gejala klinis dimulut diketahui, maka perlu diambil upaya pencegahan penyebaran penyakit ini melalui praktek dokter gigi dengan cara : Perlindungan diri Perlindungan diri meliputi cuci tangan, pemakaian sarung tangan, cadar, kaca mata, dan mantel kerja. Prosedur cuci tangan dilakukan dengan sabun antiseptik di bawah air mengalir. Prosedur cuci tangan yang benar adalah :1. Lepaskan perhiasan dan jam tangan serta periksa tangan2. Basahi tangan dengan air hangat3. Tuangkan sabun secukupnya4. Gosokkan permukaan tangan dengan keras, termasuk disekitar jempol danjari-jemari sekitar 30-60 detik5. Cuci tangan dengan air hangat untuk menghilangkan sabun6. Keringkan tangan dengan handuk kertas7. Periksa tangan dari luka seperti goresan, luka, dan memar dan obatiseperlunya.8. Gunakan single-use-disposable glovesTabel II.5.a. Metode dan Indikasi Hand-Hygiene.MetodeAgenTujuanDurasi (min)Indikasi

Routine handwashAir dan sabun non-antimikrobaMenghilang-kantanah dan mikroorganismetransient15 detikSebelum dan setelahmerawat setiap pasien(misal sebelummemakai dan setelahmelepas glove). Setelahmenyentuh benda yangberkontaminasi dengandarah atau salivadengan tangantelanjang. Sebelummeninggalkan ruangandental. Ketika terlihattanah. Sebelummemakai glove kembalisetelah melepas gloveyang robek, tertusukatau terkoyak

Antiseptic handwashAir dan sabun antimikroba(misal chlorhexidine, iodinedan iodophors, chloroxylenol [PCMX], triclosan)Menghilang-kandan membunuhmikro-organismetransient danmengurangiresident flora15 detik

Antiseptic handrubAlcohol-based hand rubMenghilang-kandan membunuhmikro-organismetransient danmengurangiresident flora

Gosok-kantangan hinggaagen kering

Tabel II.5.b. Metode dan Indikasi Hand-Hygiene.

MetodeAgenTujuanDurasi (min)Indikasi

SurtgicalAntiseptisAir dan sabun antimikroba(misal chlorhexidine, iodinedan iodophors, chloroxylenol[PCMX], triclosan)

Air dan sabun non-antimikrobadiikuti dengan produk alcoholbasedhand rub denganaktivitas persistenMenghilang-kandan membunuhmikro-organismetransient danmengurangiresident flora(efek persisten2-6 menitIkuti petunjukpabrik untukproduk surgicalhand-scrubdengan aktivitaspersistenSebelum memakaigloves bedah sterileuntuk prosedur operasi

Sumber : Kohn, W., Collins, A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D. Guidelines for Infection Control In Dental Health-Care Settings-2003.Produk pencuci tangan, termasuk sabun non-antimiroba dan produk antiseptik, dapat terkontaminasi atau mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Produk cair harus disimpan dalam wadah tertutup dan disalurkan dari tempat penyimpanan sekali pakai atau kontainer yang dicuci dan dikeringkan sebelum pengisian ulang. Sabun tidak boleh ditambahkan pada dispenser kosong, karena ini dapat mengakibatkan kontaminasi bakteri. Cara penyimpanan dan pengeluaran produk-produk sesuai dengan petunjuk pabrik.

Peralatan Pelindung Personal ( Personal Protective Equipment/ PPE)Personal Protective Equipment (PPE) yang biasa digunakan dalam perawatan gigi adalah sarung tangan sekali pakai (steril atau non-steril), pelindung mata, perisai wajah, masker, gaun dan yang digunakan untuk melindungi tubuh pribadi dari darah dan cairan tubuh dan bahaya kimia. Fungsi utamanya adalah mengontrol kontaminasi silang dan tidak mencegah penyebaran mikroba. Sebagai contoh, beberapa virus adalah lebih kecil daripada pori-pori mikroskopis dalam uji sarung tangan lateks dan karenanya memiliki probabilitas yang melewati bahan sarung tangan. Kesimpulannya adalah sarung tangan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah paparan partikel virus dari cairan tubuh dan bukan untuk benar-benar mencegah kontak dengan virus.

MaskerMasker pada kedokteran gigi digunakan untuk mengendalikan paparan terhadap rongga mulut dokter dan mukosa hidung terhadap material infeksius dan darah serta cairan rongga mulut pasien Pelindung matauntuk mengurangi kemungkinan terpapar bahan berbahaya dan partikel keras yang dapat merusak mata Pakaian pelindungPakaian pelindung dan peralatan (misalnya, gaun, jas laboratorium, sarung tangan, masker, dan pelindung mata atau pelindung wajah) harus dipakai untuk mencegah kontaminasi dari pakaian yang dikenakan dan melindungi kulit pekerja kesehatan dari paparan darah dan zat tubuh lainnya. Lengan baju harus cukup panjang untuk melindungi lengan saat baju dikenakan. Pekerja kesehatan harus mengganti pakaian pelindung ketika terlihat kotor dan tertembus oleh darah atau cairan lain yang berpotensi infeksius. Semua pakaian pelindung harus dibersihkan sebelummeninggalkan daerah pekerjaan. Sarung tanganuntuk mencegah kontaminasi tangan petugas kesehatan. Fungi sarung tangan: 1) mengantisipasi kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh, selaput lendir, kulit nonintact dan bahan lainnya yang berpotensi menular ; 2) mencegah kontak langsung dengan pasien yang terpapar atau terinfeksi dengan patogen ditularkan oleh rute kontak misalnya, VRE, MRSA, RSV 3) digunakan pada saat melakukan penanganan atau menyentuh peralatan perawatanTabel II.6.a. Tipe dan Indikasi sarung tanganSarung tanganIndikasiKomentarBahan sarung tangan yang tersedia*

Bahan Atribut#

Sarung tangan pemeriksaan pasienPerawatan pasien, pemeriksaan,prosedur non bedah yangmelibatkan kontak denganmembran mukosa, danprosedur laboratorium Perangkat medis yang diatur oleh FDA

Non-steril, steril dan sekali pakai. Digunakan untuk satu pasien dan dibuang pada tempat yang tepatNatural-rubber latex (NRL).Nitrile.Nitrile and chloroprene (neoprene) blends.Nitrile & NRL blends.Butadiene methyl methacrylate.Polyvinyl chloride (PVC, vinyl).Polyurethane.Styrene-based copolymer.1, 2

2, 32, 3

1, 2, 3

2, 3

4

44, 5

Tabel II.6.b. Tipe dan Indikasi sarung tanganSarung tanganIndikasiKomentarBahan sarung tangan yang tersedia*

BahanAtribut#

Sarung tangan bedahProsedur bedahPerangkat medis yang diatur oleh FDA

Steril dan sekali pakai. Digunakan untuk satu pasien dan dibuang pada tempat yang tepatNatural-rubber latex (NRL).Nitrile.Chloroprene (neoprene).NRL and nitrile or chloroprene blends.Synthetic polyisoprene.Styrene-based copolymer.Polyurethane.1, 2

2, 32, 3

2, 3

2

4, 5

4

Sarung tangan non-medisProsedur rumah tangga (contoh: membersihkan dan desinfeksi)

Berkontaminasi dengan benda tajam atau bahan kimia

Tidak untuk digunakan pada perawatan pasien

Bukan perangkat medis yang diatur oleh FDA

Biasa disebut sebagai sarung tangan umum. Tidak tersedia bahan kimia yang adekuat melindungi

Dibersihkan setelah digunakanNatural-rubber latex (NRL) and nitrile or chloroprene blends.Chloroprene (neoprene).Nitrile.Butyl rubber.Fluoroelastomer.Polyethylene and ethylene vinyl alcohol copolymer

2, 3

2, 3

2, 32, 33, 4, 63, 4, 6

4. Dekontaminasi Peralatan Dekontaminasi adalah suatu istilah umum yang meliputi segala metode pembersihan, desenfeksi dan sterilisasi yang bertujuan untuk menghilangkan pencemaran mikroorganisme yang melekat pada peralatan medis sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya. Metode dekontaminasi yang utama adalah penguapan dibawah tekana (autklav), pemanasan kering (oven udara panas), air mendidih dan desinfektan kimia dengan menggunakan hipoklorit atau glutaraldehid 2%. 5. Desinfeksi permukaan lingkungan kerja Setiap permukaan yang dijamah oleh tangan operator harus disterilkan (misalnya instrumen) atau desinfeksi (misalnya meja kerja, kaca pengaduk, tombol-tombol atau pegangan laci dan lampu). Meja kerja, tombol-tombol, selang as[pirator, tabung, botol material dan pegangan lampu unit harus diulas dengan klorheksidin 0,5% dalam alcohol atau hipoklorit 1000 bagian perjuta (bpj) dari klorida yang tersedia, dalam setiap sesi atau setiap pergantian pasien. Piston harus dicuci dan debris dari pelastik penyaring dibersihkan setiap selesai satu pasien. Selang aspirator sebaiknya memakai yang sekali pakai. Bila ada noda darah, cairan tubuh atau nanah, permukaan harus didesinfeksidengan larutan hipoklorit yang mengandung 10.000 bjp dari klorida yang tersedia dan kemudian dibersihkan dengan lap sekali pakai. Larutan harus dibiarkan pada permukaan yang akan dibersihkan minimal selama tiga menit, kemudian larutan tersebut dilap, serta permukaan permukaan tersebut dibilas dan dikeringkan. Posisi operator tertentu didalam melakukan tindakan perawatan gigi, juga mempunyai rwesiko kontaminasi dari mulut pasien ke operator. Penelitian di Universitas Bologna, Itali membuktikan bahwa resiko terbesar bagi operator bila ia bekerja pada posisi kanan penderita diposisi jam 9. 6. Penanganan limbah klinik Yang dimaksud dengan limbah klinik adlah semua bahan yang menular atau kemungkinan besar menular atau zat-zat yang berbahaya yang berasal dari lingkungan kedokteran dan kedokteran gigi. Sampah ini dikumpulkan untuk dibakar, atau ditanam untuk jenis tertentiu. Limbah klinik seperti jarum dikumpulkan di dalam wadah plastik berwarna kuninguntuk dibakar dan jenis limbah tertentu dikumpulkan untuk ditanam. Sebaiknya jarum suntik disposible setelah dipakai langsung dibuang dalam wadah tanpa memasang kembali penutup jarum, hal ini untuk menghindari tertusuknya tangan oleh jarum tersebut. Limbah darah, adalah yang paling potensial mengandung HIV, maka bila ada limbah darah misalnya kapas dengan darah, ekstraksi jaringan atau gigi jatuh ke lantai ambillah limbah tersebut dengan mengggunakan sarung tangan, dibersihkan dengan lap atau tissue kertas kemudian lap atau tissuedan daerah tumpahan dituangkan larutan hipoklorit 10.000 bpj. Setelah 10 menit atau lebih, bilas tempat tersebut dengan lap lain, dan lap serta tissue dapat dibuang sesuai dengan tempatnya.

STERILISASI DAN LARUTAN DISINFEKTANBarang-barang yang bersentuhan dengan pasien (instrumen dan peralatan dental) dikategorikan sebagai kritis, semikritis, atau nonkritis, tergantung pada potensi risiko infeksi yang berhubungan dengan penggunaannya. Barang-barang kritis adalah yang digunakan untuk menembus jaringan lunak atau tulang memiliki risiko terbesar penularan infeksi dan harus disterilkan dengan panas. Barangbarang semikritis menyentuh kulit atau membran mukosa yang tidak utuh dan memiliki risiko penularan lebih rendah; karena mayoritas barang-barang semikritis dalam kedokteran gigi adalah toleran terhadap panas, mereka juga harus disterilkan dengan menggunakan panas. Jika barang semikritis sensitif terhadap panas, maka dapat menggunakan desinfeksi tingkat tinggi. Barang nonkritis memiliki resiko penularan infeksi yang paling rendah, karena hanya berkontak dengan kulit yang utuh, yang berfungsi sebagai barier yang efektif untuk mikroorganisme.Tabel II.7. Kategori control infeksi instrument perawatan pasien KategoriDefinisiInstrumen dental/barang

KrisisPenetrasi jaringan lunak, berkontakdengan tulang, masuk kedalam atauberkontak dengan aliran darah ataujaringan lunak lainnya.Instrumen bedah, periodontalscaler, scalpel blades, bur bedah

Semi kritisKontak membran mukosa atau kulityang tidak utuh; tidak berpenetrasipada jaringan lunak, tidak berkontakdengan tulang, tidak masuk kedalamatau berkontak dengan aliran darahatau jaringan lunak lainnyaKaca mulut, kondensor amalgam,sendok cetak reusable, dentalhandpiece*

Non-kritisBerkontak dengan kulit yang utuhHead/cone radiograf, mansettensi, facebow, pulse oximeter.

* Walaupun dental handpiece masuk dalam kategori barang semicritical,sterilisasinya harus menggunakan panas dan bukan sekedar disinfektan highlevelSumber : Kohn, W., Collins, A., Cleveland J., Harte J., Eklund K., Malvitz D. Guidelines for Infection Control In Dental Health-Care Settings-2003.

Metode SterilisasiAda beberapa metode sterilisasi:1. Uap dibawah tekanan (autoclaving)Di antara metode sterilisasi, sterilisasi uap adalah yang paling diandalkan dan ekonomis. Sterilisasi uap digunakan barang-barang kritis dan semikritis yang tidak sensitif terhadap panas dan kelembaban. Sterilisasi uap memerlukan pemaparan langsung dari setiap item untuk langsung menguapinya pada suhu dan tekanan pada jangka waktu tertentu untuk membunuh mikroorganisme. Dua tipe dasar sterilisasi uap adalah perpindahan gravitasi dan high-speed prevacuum sterilizer.

Gambar II.10: Autoclave.Sumber: Kohli A., Puttaiah R. Infections Control And Occupational Safety recommendations For Oral Health Professional. Dental Council of India.

2. Dry HeatStrerilisasi dry heat digunakan untuk sterilisasi material yang dapat rusak oleh sterilisasi panas yang lembab (misalnya, bur dan beberapa instrumen ortodontik). Walaupun dry heat memiliki keuntungan biaya operasional yang rendah dan tidak korosif, namum membutuhkan waktu proses yang lama dan tempratur yang tinggisehingga tidak cocok untuk beberapa barang dan instrumen.

Tabel II.8. Parameter sterilisasi Dry-Heat ParameterSlow CycleFasyt CycleRapit Heat

Temperatur160oC (320oC)170oC (340oF)190oC (375oF)

Waktu Sterilisasi120 menit60 menit6-12 menit

Sumber: Kohli A., Puttaiah R. Infections Control And Occupational Safety recommendations For Oral Health Professional. Dental Council of India.

Sterilisasi dry heat yang digunakan dalam kedokteran gigi meliputi static-air dan forced-air types1. Tipe static-air biasanya disebut tipe sterilisasi oven . Kumparan pemanas di bagian bawah atau sisi unit menyebabkan udara panas naik ke dalam ruangan melalui konveksi alami.2. Tipe forced-air types ini dikenal juga sebagai sterilisasi rapid heat transfer. Udara panas disirkulasikan ke seluruh ruang pada kecepatan tinggi, hal ini memungkinkan transfer energi dari udara ke instrument yang lebih cepat, sehingga mengurangi waktu yang diperlukan untuk sterilisasi.

Gambar II.11: Dry Heat.Sumber: Seal America the prevention invention. Purchasing dental equipment and supplies.

3. Unsaturated chemical vaporSterilisasi unsaturated chemical vapor melibatkan pemanasan larutan kimia alkohol primer dengan 0.23% formaldehyde pada ruangan tertutup bertekanan. Unsaturated chemical vapor mensterilisasi instrumen carbon steel (misal bur dental) menghasilkan korosi yang lebih sedikit dibandingkan sterilisasi uap karena rendahnya tingkay air yang terdapat selama siklus. Instrumen harus dalam keadaan kering sebelum sterilisasi.

Desinfektan Yang Digunakan Pada Kedokteran Gigi Pada dunia kedokteran gigi, digunakan beberapa jenis disinfektan. Beberapa yang umum digunakan digolongkan dalam tiga kategori utama seperti cairan sterilants (disinfektan tingkat tinggi), disinfektan (tingkat menengah & rendah), dan antiseptik.

Jenis disinfektan:1. Sterilants Glutaraldehyde Chlorine dioxide Hydrogen Peroxide2. Disinfectants (Intermediate and Low Level) Hydrogen peroxide Sodium Hypochlorite Chlorine Dioxide Iodophors Synthetic Phenols Quaternary Ammonia Compounds3. Antiseptik (untuk penggunaan oral dan non-oral) Active Chlorine Dioxide Germicides Essential oil compunds Chlorhexidine Compounds Cetylpiridium compounds Sanguinarine based compounds Parachlorometaxylenol compounds Other bacteriostatic/bactericidal compounds

Pada tabel II.9 menyajikan beberapa disinfektan/antiseptic dan penggunaannya pada dental surgery. Tabel II.9.a. Disinfektan dan Antiseptik tanganTipe Disinfektan/AntiseptikNama DagangPenggunaan pada Dental Surgery

CHLORHEXIDINES

Chlorhexidinegluconate liquid 4%Hibiscrubsurgical scrubCuci tangan

Chlorhexidine 2.5% /70% alcohol solutionin a glycerine baseHibisolhandrubHand rub

Chlorhexidine 0.5% in70% alcoholAlcoholicchlorhexidineDisinfektan kulit sebelum biopsy perioral, bedah impaln, dan bedahperiodontal

Bio BlueBiocide untuk disinfeksi dental unitwaterline dan botol penampungan

IODOPHORS

Povidone iodine 7.5%solutionBetadinesurgical scrubCuci tangan

ALCOHOLS

Alcohol gel/solutionsPurell,Sterillium,DesdermanHand rub

70% Isopropyl alcoholwipesAzowipes orCliniwipesDisinfektan permukaan keras bedahatau permukaan luar handpiece

Ethanol and 1-propanol alcohol sprayMikrozoidDisinfektan permukaan keras bedah

CHLORINE RELEASING AGENTS

SodiumDichloroisocyanuratesolution tablets 4.75 g(= 2.5 g availablechlorine) or granulesHaz-Tabstablet orgranulesPresept tabletsor granulesTumpahan darah atau cairan tubuhlainnya

Sodium hypochlorite +detergentChlorosDisinfektan permukaan keras bedah

TRICLOSAN

Triclosan 2%AquaseptDisinfektan tangan

Tabel II.9.b. Disinfektan dan Antiseptik tanganTipe Disinfektan/AntiseptikNama DagangPenggunaan pada Dental Surgery

PHENOLIC

Hycolin 2% solutionStericolDisinfektan permukaan lingkungan,misal lantai

Halogenic alkyl +arylphenolicOrotolDisinfektan saluran suction

PERACETIC ACID

Peracetic acidNu-cidexGigasept PADisinfektan tingkat tinggi untukinstumen yang labil terhadap panas,hanya untuk prosedur dengan resikosedang dan rendah

SUPEROXIDISED WATER

Electrolysed saltsolution produced by adedicated generatorSteriloxBiocide untuk disinfeksi waterlinedental unit dan tabung penampungan

ALKALINE PEROXIDE

Alkaline peroxidebasedSterilex ultra,DentiseptBiocide untuk disinfeksi waterlinedental unit dan tabung penampungan

CITRIC ACID BASED

Edentin acid,tosychloramide sodiumphenylalamineAlpronBiocide untuk disinfeksi waterlinedental unit dan tabung penampungan

TBCPenyakit TBC merupakan masalah serius di Indonesia karena penularannya sangat mudah.Penyakit TBC akan menular melalui udara yang mengalami pencemaran dengan bakteri Micobacterium tuberkulosa yang dilepaskan ketika penderita TBC batuk maupun bersin. Bakteri ini serimh masuk dan terakumulasi di dalam paru-paru Cara mencegah penularan penyakit TBC dapat dilakukan dengan vaksin BCG, personal protection dengan menggunakan makser , sarung tangan tetap diperlukan ketika bekerja dan kebersihan dental instrumen,ruangan maupun dental chair tetap perlu diperhatikan