Kontrasepsi Oral Kontinyu Dibandingkan Dengan Kontrasepsi Oral Siklik Untuk Pengobatan Primer...
-
Upload
theofilus-ardy -
Category
Documents
-
view
45 -
download
2
Transcript of Kontrasepsi Oral Kontinyu Dibandingkan Dengan Kontrasepsi Oral Siklik Untuk Pengobatan Primer...
Kontrasepsi Oral Kontinyu Dibandingkan Dengan Kontrasepsi
Oral Siklik Untuk Pengobatan Dismenore Primer
Suatu Percobaan Acak terkontrol
TUJUAN
Untuk memperkirakan apakah pil kontrasepsi oral (OCP) kontinyu akan
menghasilkan pengurangan nyeri lebih baik pada pasien dengan dismenore primer
daripada OCP siklik, yang menginduksi perdarahan dengan rasa sakit dan gejala
yang terkait.
METODE
Kami melakukan penelitian double-blind, acak, terkontrol yang membandingkan
antara regimen OCP kontinyu dengan siklik 21-7 (Gestodene 0,075 mg dan etinil
estradiol 20 mikrogram) selama 6 bulan pada 38 pasien dengan dismenore primer.
Outcome utamanya adalah perbedaan persepsi subjektif dari nyeri yang diukur
dengan skala analog visual selama 6 bulan.
HASIL
Dua puluh sembilan pasien menyelesaikan studi. Pada kedua kelompok,
pengurangan nyeri yang diukur dengan skala analog visual menurun dari waktu ke
waktu dan signifikan pada 6 bulan dibandingkan dengan permulaan, dimana tidak
ada perbedaan antara kelompok. Regimen kontinyu lebih unggul dari regimen
siklik setelah pengobatan 1 bulan (perbedaan mean -27,3, interval kepercayaan
95% [CI] -40,5 hingga -14,2; P <.001) dan pengobatan 3 bulan (perbedaan mean -
17,8, CI 95% -33,4 hingga -2,1; P= .03). Outcome sekunder mencatat ada
perbedaan antara kelompok dalam hal distress menstruasi yang diukur oleh
Kuesioner Distress Menstruasi Moos. Setelah 6 bulan, terjadi peningkatan berat
badan dan penurunan tekanan darah sistolik pada kelompok kontinyu
dibandingkan dengan kelompok siklik.
KESIMPULAN
Kedua regimen OCP efektif dalam pengobatan dismenore primer. Performa OCP
kontinyu mengungguli OCP siklik dalam jangka pendek, namun perbedaan ini
hilang setelah 6 bulan.
REGISTRASI PENELITIAN KLINIS
ClinicalTrials.gov, www. clinicaltrials.gov, NCT00517556.
PENDAHULUAN
Dismenore primer adalah penyebab paling umum nyeri panggul pada
wanita. Diperkirakan bahwa 50-90% dari populasi wanita mengalami kondisi ini,
dan 10% terkena dampak yang berat selama 1-3 hari per bulan sebagai
konsekuensinya. Penyakit ini memiliki efek dari segi psikologis dan ekonomi,
karena berdampak pada ketidakhadiran yang menyebabkan kerugian ekonomi
yang cukup banyak setiap bulan. Dalam satu studi, dismenore menyumbang
hilangnya 600 juta jam kerja dan $ 2 miliar per tahun di Amerika Serikat.
Dismenore primer paling sering disebabkan oleh produksi prostaglandin
berlebih pada saat menstruasi. Kelebihan prostaglandin menyebabkan kontraksi
uterus abnormal dan meningkatkan tekanan intrauterine, vasokonstriksi pembuluh
darah uterus yang mengarah ke penurunan aliran darah uterin, meningkatkan
sensitivitas reseptor nyeri, dan iskemia dari otot uterus, yang mengakibatkan nyeri
panggul. Selama kontraksi uterus, aliran darah endometrium menurun, yang
menunjukkan bahwa iskemia disebabkan oleh hiperkontraktilitas adalah penyebab
utama dari rasa sakit ini. Pencegahan menstruasi bisa menjadi pilihan pengobatan
yang sesuai.
Kontrasepsi oral sering diresepkan untuk kondisi ini, tetapi obat-obat ini
tidak selalu efektif. Kami berteori bahwa pil kontrasepsi oral (OCP) siklik yang
menginduksi perdarahan berulang sesekali memungkinkan produksi prostaglandin
dan nyeri persisten. OCP kontinyu belum diteliti sebagai pengobatan utama
dismenore primer, meskipun penelitian terbaru menunjukkan keunggulan obat ini
diabnding regimen siklik dalam pengobatan endometriosis. Kami berhipotesis
bahwa pemberian OCP secara kontinyu akan menghasilkan pengurangan nyeri
lebih baik daripada pil siklik aktif 21 hari dan 7 hari pil plasebo yang diberikan
pada pasien dismenore primer. Kami hipotesis juga bahwa terdapat perbedaan
signifikan dalam indeks pulsatilitas arteri uterina yang diukur dengan
ultrasonografi Doppler warna antara kelompok perlakuan pada akhir masa
percobaan, dibandingkan dengan awal penelitian, dan bahwa evaluasi diri pasien
mengenai gejala menstruasi seperti yang dinilai dari kuesioner standar akan lebih
menguntungkan pada kelompok kontinyu dibandingkan dengan kelompok
regimen siklik 21-7.
BAHAN DAN METODE
Studi ini disetujui oleh Institutional Review Board di Penn State Hersey Medical
Center dan oleh Komite Etika di Nova Gradiska General Hospital, Kroasia,
dimana penelitian itu dilakukan. Peserta direkrut dari departemen obstetri dan
ginekologi di Nova Gradiska General Hospital dari Desember 2007 sampai Mei
2010. Sejumlah wanita yang berpartisipasi dalam penelitian itu menghadiri
skrining tahunan mereka dan melaporkan dismenore, sedangkan yang lain dirujuk
ke klinik untuk evaluasi dismenore. Semua peserta telah memberikan persetujuan
tertulis.
Kami melakukan penelitian terkontrol, double-blind, acak dari dua
regimen pengobatan OCP monofasik (Gestodene 0,075 mg dan estradiol etinil
[E2] 20 mikrogram) pada 38 pasien dismenore primer dengan rasio alokasi 1:1.
Daftar pengacakan dikerjakan oleh ahli biostatistik kami di Penn State (ARK),
yang mengirim daftar ke penelitian farmasi bersertifikasi di Kroasia (Magdis,
Sveta Nedjelja) dan yang mengemas OCP untuk menyamarkan
perlakukan/pengobatan dan kemudian mengirim mereka ke tempat penelitian.
Untuk menjaga blinding/penyamaran, kami mengemas OCP Gestodene komersial
utuh 0,075 mg dan etinil-E2-20 mikrogram dan pil plasebo yang berbentuk mirip.
Kepatuhan dinilai dengan jumlah pil yang dikonfirmasi pada setiap kunjungan.
Farmasi penelitian juga menjaga daftar pengacakan. Baik peserta dan penyedia
layanan dalam penelitian itu tidak mengetahui jenis pengobatan. Para pasien
secara acak dimasukkan ke dalam kelompok studi OCP kontinyu dan kelompok
kontrol dari OCP siklik yang didasarkan dari meja pengacakan dengan ukuran
empat blok, yang hanya diketahui oleh ahli biostatistik tersebut. Pasien dalam
kelompok kontinyu menerima 28 pil aktif (0,075 mg-Gestodene dan 20
mikrogram etinil-E2, suatu OCP monofasik), sedangkan pasien pada kelompok
OCP siklik menerima 21 pil aktif dan 7 pil plasebo. Kontrasepsi oral yang
mengandung Gestodene saat ini tidak tersedia di Amerika Serikat, namun, masih
dipasarkan di Kroasia, dimana penelitian ini dilakukan (dan kami memilih ini
karena kami menginginkan pil E2 ethinyl dosis rendah dan pil ini adalah satu-
satunya pil etinil 20 mikrogram yang tersedia di Kroasia E2).
Peserta berada dalam kesehatan yang baik, usia mereka adalah 18-35
tahun, dan mereka memiliki riwayat dismenore primer (onset kurang dari 3 tahun
setelah menarche). Mereka memiliki siklus menstruasi reguler (25-31 hari) untuk
periode 3 bulan sebelumnya pendaftaran, dengan gejala dismenore primer sedang
sampai parah selama siklus tersebut. Rasa sakit yang terkait dengan dismenore
primer adalah perut atau panggul, yang bisa menjalar ke belakang dan di
sepanjang paha, bisa dimulai sampai dengan 1 hari sebelum menstruasi, dan bisa
bertahan selama 3 hari pertama perdarahan. Rasa sakit dapat disertai dengan
gejala sistemik, diantaranya mual, muntah, diare, sakit kepala, kelelahan,
kegelisahan, dan pusing.
Kriteria eksklusi adalah kontraindikasi untuk terapi OCP (seperti yang
dijelaskan dalam label obat), diketahui atau diduga dismenore sekunder
(pembedahan mayor abdomen atau pelvis, endometriosis, penyakit radang
panggul, kista ovarium, sekresi vagina yang patologis, nyeri abdominal kronis,
penyakit radang usus, sindrom usus iritabel), pengobatan bersamaan dengan OCP,
agonis dan antagonis gonadotropin-releasing hormone, antiandrogen,
gonadotropin, dan obat-obatan antiobesitas, penggunaan implan kontrasepsi,
kontrasepsi suntik atau intrauterine device (periode washout pada semua obat-obat
ini adalah 3 bulan), merokok (karena kami tidak yakin tentang manfaat dan risiko
dari penggunaan OCP kontinyu pada populasi ini), migrain, bertambahkan
keparahan sakit kepala, depresi yang memerlukan rawat inap atau berhubungan
dengan keinginan bunuh diri selama penggunaan estrogen atau OCP sebelumnya,
dan hipersensitivitas yang diketahui pada obat percobaan. Pasien yang secara
bersamaan mengikuti studi investigasi lain yang memerlukan obat atau hal lain
yang dapat mengganggu kepatuhan dengan protokol juga dieksklusikan.
Pasien memiliki kunjungan skrining dimana kriteria inklusi dan eksklusi
ditentukan dan informed consent ditandatangani, kunjungan acak, dan tiga
kunjungan studi (setelah 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan). Pada kunjungan skrining,
pasien diminta untuk menentukan rasa sakit yang mereka rasakan selama tiga
siklus terakhir, disajikan dengan skala kategoris, sebagai tidak ada nyeri, nyeri
ringan, sedang, atau berat. Mereka diizinkan untuk berpartisipasi dalam penelitian
jika mereka dinilai memiliki nyeri sedang atau berat. Dua kotak OCP pertama
dibagikan pada saat kunjungan acak, dan pasien disarankan untuk mengambil satu
pil setiap hari (dan dua pil jika ada hari yang terlewat) dimulai pada hari pertama
periode berikutnya.
Pada kunjungan studi pertama, yang dijadwalkan antara 25 dan 28 hari
penelitian, skala analog visual dan Kuesioner Distress Menstruasi Moos diberikan
untuk perdarahan saat ini, jika hal itu terjadi, dan untuk perdarahan sebelumnya di
hari 1-4 penelitian. Kunjungan lain dijadwalkan pada hari 53-56, 81-84, dan 165-
168 penelitian. Peserta mengisi buku harian perdarahan vagina yang akan
direview pada setiap kunjungan studi. Pada setiap halaman buku harian
perdarahan, pasien memiliki tiga gambar pembalut dan tiga gambar tampon
(untuk analisis, diberi istilah bercak, pendarahan moderat, dan berat), yang
menunjukkan jumlah pewarnaan darah. Mereka diminta untuk membuat tanda
untuk setiap pad atau tampon yang telah mereka gunakan yang yang memiliki
pewarnaan darah yang paling mirip dengan yang ditunjukkan oleh gambar, di
bawah gambar yang sesuai, dan di seberang tanggal yang benar. Ultrasonografi
Doppler Warna juga dilakukan pada setiap kunjungan studi menggunakan
ultrasonografi Doppler warna Aloka 2.000 dengan transduser vagina 7,5-MHz.
Teknik pemindaian adalah sebagai berikut: setelah mengeksklusikan uterus dan
ovarium patologi dengan ultrasonografi konvensional, arteri uterina
divisualisasikan secara lateral dalam potongan melintang dari cervicocorporeal
junction. Pengukuran menggunakan indeks pulsatil (indeks pulsatil = aliran
sistolik maksimal – aliran diastolik minimal / rata-rata aliran) dibuat setelah
setidaknya tiga gelombang kecepatan aliran darah yang beurutan dianalisis.
Outcome utama adalah perbedaan persepsi subjektif dari nyeri yang diukur
dengan skala analog visual selama 6 bulan, sedangkan outcome sekundernya
adalah perbedaan dalam gejala yang terkait menstruasi sebagaimana ditentukan
oleh Kuesioner Distress Menstruasi Moos dan parameter USG (ketebalan
endometrium , indeks pulsatilitas arteri uterina). Skala analog visual adalah suatu
skala nyeri yang valid yang digunakan secara luas dalam uji klinis dalam menilai
intensitas nyeri, terutama dalam penelitian pasien dengan dismenore primer. Skala
analog visual menggunakan skala linear analog untuk menilai intensitas nyeri.
Skalanya sepanjang 100 mm, dimana skala yang ekstrim adalah di sebelah kiri
("tidak sakit") dan sebelah kanan ("nyeri terburuk yang pernah saya rasakan").
Skor itu sendiri ditentukan dengan mengukur jarak dari sisi kiri skala ke titik yang
telah ditandai oleh pasien.
Pada awal, pada 3 bulan, dan pada 6 bulan, pasien menyelesaikan
Kuesioner Distress Mesntrusai Moos, suatu kuesioner valid dari menstruasi yang
berhubungan dengan gejala yang sering digunakan dalam penelitian dismenore.
Dalam kuesioner, pasien diminta untuk mengukur gejala mereka yang
berhubungan dengan siklus selama 4 hari sebelum perdarahan tersebut, pada saat
pendarahan, dan selama sisa siklus, menggambarkannya sebagai 0 (tidak
mengalami gejala), 1 (ada, ringan), 2 (ada, sedang), 3 (ada, kuat), dan 4 (ada,
berat).
Sebuah pendekatan intention-to-treat yang dimodifikasi, yang
didefinisikan sebelum permulaan studi, digunakan untuk analisis efikasi.
Pendekatan intention-to-treat yang dimodifikasi memasukkan analisis semua
peserta yang menggunakan obat mereka secara acak dan yang mencatat
setidaknya satu skor outcome utama setelah dosis. Nilai-nilai dasar tidak
diperhitungkan atau diolah. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan SAS
software statistik.
Model linear efek campuran dicocokkan dengna data untuk menilai
perbedaan antar kelompok (regimen pengobatan) dan perbedaan dalam kelompok
dari waktu ke waktu untuk semua outcome kontinyu. Variabel independen untuk
model ini adalah regimen pengobatan, waktu (bulan), dan interaksi dan waktu dari
regimen pengobatan. Dari model linear efek campuran yang memasukkan dua
efek utama dan interaksi mereka, perbedaan dibangun untuk menilai perubahan
dari awal sampai setiap bulan pasca randomisasi khusus untuk membandingkan
antar regimen pengobatan. Model linear efek campuran menggunakan struktur
kovarians power law spasial untuk menghitung pengukuran ulang yang tidak
seimbang (misalnya, kunjungan) dari waktu ke waktu. Model regresi Poisson
digunakan untuk menilai perbedaan regimen pengobatan sehubungan dengan
outcome hari perdarahan, dimana hari pendarahan direpresentasikan sebagai
jumlah hari perdarahan selama interval waktu studi 6 bulan. Ukuran efek dari
model regresi Poisson diukur menggunakan rasio tingkat dan interval kepercayaan
95% (CI).
Kami memperkirakan bahwa 38 peserta akan diperlukan untuk mendeteksi
perbedaan 30-mm skala analog visual antara 21-7 kontinyu dan siklik regimen
pengobatan OCP dengan daya 90% menggunakan uji dua-sisi memiliki tingkat
signifikansi 0,05. Perhitungan listrik diasumsikan skala analog visual yang standar
deviasi (SD) dari 25 mm dan diperhitungkan dalam putus peserta diantisipasi 15%
untuk persidangan.
HASIL
Empat puluh tiga perempuan diskrining, 38 dirandomisasi, dan 29 menyelesaikan
studi (Gambar. 1). Tiga dari 38 perempuan yang diacak tidak pernah kembali
untuk penilaian kunjungan post-dosis dan karena itu diekslklusikan dalam analisis
intention-to-treat yang dimodifikasi. Deskriptif dasar disajikan pada Tabel 1.
Tidak ada perubahan yang signifikan dari nilai awal antara kedua kelompok
setelah 6 bulan pengobatan untuk salah satu tes darah berikut: bilirubin, alkali
fosfatase, alanin aminotransferase, glukosa, kolesterol total, lipoprotein densitas
rendah (LDL), lipoprotein densitas tinggi (HDL), trigliserida, tiroid-stimulating
hormone (TSH), T3, T4, ureum, kreatinin, dan hitung darah lengkap.
Rata-rata skor skala analog visual (SD) dalam regimen siklik adalah 64,4
(SD 31,9) pada kunjungan skrining, 19,0 (SD 24,8) setelah 1 bulan, dan 5,2 (SD
9.5) pada akhir penelitian. Rata-rata skor skala analog visual pada kelompok
kontinyu adalah 75,6 (SD 16,7) pada kunjungan skrining, 3.1 (SD 5.8) setelah 1
bulan, dan 0,8 (SD 1.4) pada akhir penelitian. Pada kedua kelompok, pengurangan
nyeri yang diukur dengan skala analog visual adalah signifikan dibandingkan
dengan nilai dasar (Tabel 2). Regimen kontinyu lebih unggul daripada regimen
siklik ketika membandingkan pengurangan rasa sakit setelah 1 dan 3 bulan
pengobatan, dan memiliki signifikansi statistik marginal setelah 6 bulan
pengobatan (Gambar 2).
Perubahan skor Kuesioner Distress Menstruasi Moos dari waktu ke waktu
adalah sama untuk kelompok kontinyu dan siklik, dengan tidak ada perubahan
antarkelompok (Tabel 2). Kami melakukan pencatatan peningkatan yang
signifikan dalam berat badan dan indeks massa tubuh (dihitung sebagai berat
(kg) / [tinggi (m)]2), dan penurunan tekanan darah sistolik pada 6 bulan antar
kelompok studi (semua P<.05; tabel 3). Tidak ada perubahan yang signifikan dari
nilai awal antara kedua kelompok setelah 6 bulan pengobatan dalam hal volume
ovarium dan ketebalan endometrium, atau untuk ketahanan arteri uterina dan
indeks menggunakan indikator (data tidak ditampilkan). Dalam kedua kelompok,
ada penurunan yang signifikan dalam ketebalan endometrium setelah 6 bulan
pengobatan (kontinyu: -3,7, CI 95% -5.4 hingga -2.0, P< .001; siklik: -3.4, CI
95% -5,2 hingga -1,7, P< .001), dengan tidak ada perbedaan antar pengobatan.
Kami mengamati lebih banyak perdarahan dan hari bercak pada kelompok
kontinyu dibandingkan dengan regimen siklik selama periode 6 bulan, seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 4.
PEMBAHASAN
Studi ini adalah penelitian acak dari OCP kontinyu dibandingkan dengan OCP
siklik dalam pengobatan dismenore primer. Outcome kami menunjukkan bahwa
pada wanita muda yang sehat, kedua regimen dari OCP efektif dalam pengobatan
dismenore primer pada 6 bulan, meskipun regimen OCP kontinyu lebih unggul
dalam menghilangkan rasa sakit dibandingkan dengan OCP siklik dalam jangka
pendek (sampai dengan 3 bulan), dengan tidak ada perbedaan kualitas hidup yang
ditentukan oleh Kuesioner Distress Menstruasi Moos antar kelompok.
Selanjutnya, kami mencatat pada kelompok kontinyu memiliki penambahan berat
badan lebih besar dan perdarahan atau hari bercak yang lebih juga, namun
terdapat penurunan tekanan darah sistolik dibandingkan dengan kelompok siklik.
Dismenore telah berhasil diobati dengan OCP. Davis et al menilai apakah
OCP dosis rendah lebih efektif daripada pengobatan plasebo untuk nyeri
dismenore pada remaja, dan mereka melaporkan bahwa skor rata-rata nyeri dari
Kuesioner Distress Moos Menstruasi lebih rendah (kurang rasa sakit) pada
kelompok OCP dibandingkan dengan kelompok plasebo, dibandingkan dengan
temuan kami pada kedua kelompok. Temuan kami juga konsisten dengan studi
lain mengenai kelainan ginekologi lainnya dengan nyeri kronis. Misalnya,
beberapa studi membahas penggunaan regimen OCP kontinyu pada pasien dengan
endometriosis, yang berhubungan dengan nyeri panggul, dismenore, dispareunia,
dan infertilitas. Mereka menemukan tingkat dismenore terkait endometriosis yang
lebih rendah dalam kelompok kontrasepsi kontinyu, yang serupa dengan temuan
kami. Kwiecien et al, dalam studi mengenai pola pendarahan dan penerimaan
pasien untuk regimen dosis standar atau kontinyu dari OCP dosis rendah, telah
meneliti gejala nyeri haid. Pada akhir penelitian, peserta menyelesaikan kuesioner
kepuasan, dan rasa nyeri haid secara signifikan lebih rendah pada kelompok
kontinyu.
Di bawah pengaruh sosial, budaya, dan agama, perempuan secara
tradisional telah diresepkan OCP dalam pola 21 hari pil aktif dengan 7 hari pil
inaktif sebagai cara meniru siklus menstruasi alami. Pemberian secara kontinyu
dapat mengurangi dismenore dengan menghilangkan perdarahan berulang dan
kontraksi uterus yang terkait, serta dengan mencegah fungsi rebound ovarium
selama interval bebas pil, yang dapat merangsang pertumbuhan endometrium.
Penelitian sebelumnya pada populasi lain telah menunjukkan kepuasan yang lebih
besar dan peningkatan kualitas hidup dengan siklus regimen yang diperpanjang.
Sebuah percobaan multicenter acak dari sebuah siklus OCP yang diperpanjang
menilai kepuasan pasien dengan regimen kontinyu. Pasien melaporkan pilihan
untuk berkurangnya frekuensi dari periode menstruasi, dan bahwa mereka akan
lebih memilih untuk memiliki periode menstruasi yang lebih pendek setelah
penyelesaian studi.
Kami menemukan tidak ada atau hanya sedikit perbedaan antar kelompok
dalam gejala pramenstruasi dan intermenstrual yang terdapat dalam Kuesioner
Distress Menstruasi Moos, yang berbeda dari penelitian lain. Namun, beberapa
studi tidak menemukan bahwa penggunaan OCP mengubah kejadian atau
keparahan dari perubahan pramenstruasi dalam Kuesioner Distress Menstruasi
Moos. Alasan untuk ini mungkin disebabkan karena kecilnya ukuran sampel kami
dan juga sifat subjektif dari kuesioner.
Pasien kami dalam kelompok kontinyu mengalami penambahan berat
badan, sedangkan pasien dalam kelompok siklik tidak. Kami tidak menemukan
hal ini dalam penelitian kami sebelumnya, apalagi, studi meta-analisis terbaru
tidak menemukan bukti untuk mendukung perubahan berat badan saat
menggunakan OCP. Meskipun peningkatan berat ini mungkin dapat
menggambarkan peningkatan nafsu makan karena nyeri panggul yang berkurang,
hal ini mungkin disebabkan karena ukuran sampel kami yang kecil dan juga
konsekuensi dari berat wanita ketika dua kelompok berada dalam milieus
endokrinologik yang berbeda (dalam kelompok kontinyu selalu menggunakan pil
aktif, dalam kelompok siklik menggunakan pil plasebo [yaitu 4 hari terakhir dari
setiap siklus pil]). Wanita dalam kelompok siklik mengalami peningkatan tekanan
darah sistolik dan diastolik karena OCP berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah yang walaupun kecil tapi signifikan. Penelitian terbaru menegaskan hal ini,
namun, meskipun hal ini mungkin benar untuk regimen siklik dari OCP, regimen
kontinyu, seperti dalam penelitian kami, tidak dapat mengubah tekanan darah
pada tingkat yang sama.
Meskipun ultrasonografi telah menjadi alat diagnostik yang paling penting
dalam ginekologi dalam dekade terakhir, alat ini hanya memiliki sedikit nilai
dalam diagnosis dismenore primer. Kontribusi utamanya pada pasien tersebut
tidak termasuk pasien dengan dismenore sekunder dengan identifikasi positif dari
endometrioma, leiomioma uterus, adenomiosis, dan kelainan lainnya. Hal ini
dikonfirmasi dalam penelitian ini, karena satu-satunya perubahan signifikan yang
kami amati adalah perubahan dalam ketebalan endometrium untuk kedua
kelompok dibandingkan dengan nilai dasar setelah 6 bulan pengobatan, suatu
perubahan umum dalam studi ini.
Wanita dalam penelitian kami melaporkan lebih banyak bercak dan
perdarahan pada regimen kontinyu dari yang dilaporkan sebelumnya. Namun,
kemungkinan hal ini hanyalah suatu gangguan kecil, tanpa keterlibatan produksi
miometrium dan prostaglandin, mengingat penurunan yang signifikan dalam skala
analog visual dan kurangnya perbedaan dalam kualitas hidup seperti yang
dilaporkan pada Kuesioner Distress Menstruasi Moos. Selanjutnya, tidak ada
perbedaan antar regimen yang signifikan dalam jumlah hari perdarahan sedang
atau berat dalam penelitian kami, meskipun sebelumnya kami mencatat jumlah
hari yang lebih sedikit. Namun, kami mempelajari wanita sehat dan menggunakan
formulasi OCP yang berbeda.
Dapat disimpulkan, pasien dengan dismenore primer mendapat manfaat
dari pemakaian OCP secara kontinyu dibandingkan dengan OCP siklik dengan
pencapaian pengurangan nyeri lebih cepat. Namun, karena terapi dismenore
primer merupakan terapi jangka panjang, dan karena regimen kontinyu dapat
dikaitkan dengan efek samping yang tidak menyenangkan seperti kenaikan berat
badan, para wanita harus diberi konseling tentang hal ini. Pada prakteknya,
mereka mungkin kurang toleran terhadap efek samping dan dengan demikian akan
menghentikan pemakaian OCP. Percobaan acak yang lebih besar diperlukan untuk
menentukan rasio risiko-manfaat dari penggunaan regimen OCP yang lebih lama
dengan siklus yang diperpanjang untuk pengobatan dismenore primer.
Tabel 1. Karakteristik dasar pasien menurut regimen pengobatan
Karakteristik Kontinyu Siklik
n Mean±SD n Mean±SDBiometrik Umur (tahun) Berat (kg) BMI (kg/m²) Tekanan sistolik (mm Hg) Tekanan diastolik (mm Hg)
1818181818
20.7±3.957.9±6.820.7±2.5107.2±6.765.3±6.1
1717171717
21.1±4.355.9±5.220.3±1.8101.8±8.160.6±7.5
Profil hepar Bilirubin (umol/L) Alkali phosphatase (J/L) ALT (J/L) Glukosa (nmol/L)
17161717
12.9±3.857.4±15.714.7±4.74.8±0.4
15141515
14.0±9.252.9±21.713.4±4.45.2±0.9
Profil Lipid Kolesterol Total (nmol/L) LDL (nmol/L) HDL (nmol/L) Trigliserid (nmol/L)
16161616
4.2±1.12.5±1.01.4±0.30.8±0.2
15131315
4.1±0.92.1±0.91.7±0.40.8±0.3
Profil Renal Ureum (umol/L) Kreatinin (umol/L)
1317
246.2±33.781.7±8.0
1515
202.2±77.580.9±9.9
Hitung darah lengkap Leukosit (x 109/L) Hemoglobin (g/L) Hematokrit (L/L) Trombosit (x 109/L)
17181818
6.9±2.2134.1±8.90.4±0.2
262.3±45.9
15151515
6.4±1.9129.8±9.80.4±0.0
244.4±41.0Parameter Ultrasonografi Ketebalan Endometrial (mm) Volume ovarium total (cm3)
1616
7.2±2.411.1±5.4
1414
6.8±3.112.1±7.0
Tabel 2. Perbedaan berbasis model efek campuran linear dalam hal outcome kunci dalam pengobatan dibandingkan dengan nilai dasarnya menurut kelompok pengobatan dan perbedaan antarkelompok
BulanKontinyu Siklik
Perbedaan (Kontinyu-Siklik)
Perubahan Mean (95% Cl)
PPerubahan Mean
(95% Cl)P
Perubahan Mean (95% Cl)
P
Skala analog visualDerajat dismenore 1
36
-72.5 (-81.9 to -63.0)-73.1 (-84.0 to -62.1)-74.8 (-86.1 to -63.5)
<.001<.001<.001
-45.1 (-54.3 to -36.0)-55.3 (-66.4 to -44.1)-58.7 (-70.3 to -47.2)
<.001<.001<.001
-27.3 (-40.5 to -14.2)-17.8 (-33.4 to -2.1)-16.0 (-32.2 to 0.1)
<.001.03.05
Kuesioner Distress Menstruasi Moos Skala nyeri T-score (menstrual)
Skala nyeri T-score (premenstrual)
Skala nyeri T-score (intermenstrual)
136136136
-8.0 (-16.7 to 0.7)-21.0 (-32.4, -9.7)
-23.0 (-35.4 to -10.5)-2.5 (-8.0 to 2.9)-6.2 (-14.1 to 1.6)-6.6 (-15.8, 2.7)
-6.1 (-12.9 to 0.8)-13.0 (-22.7 to -3.3)-14.3 (-25.7 to -2.9)
.07<.001<.001
.35
.12
.16
.08.009.01
-4.5 (-12.9 to 4.0)-18.5 (-30.0 to -6.9)-18.4 (-31.0 to -5.9)
0.4 (-4.9 to 5.6)-3.4 (-11.3 to 4.5)-0.6 (-9.9 to 8.7)-5.7 (-12.3 to 1.0)
-10.5 (-20.4 to -0.6)-7.1 (-18.6 to 4.3)
.29.002.004.89.40.89.09.04.22
-3.5 (-15.6 to 8.6)-2.6 (-18.8, 13.7)
-4.5 (-22.2 to 13.2)-2.9 (-10.5 to 4.7)-2.8 (-14.0 to 8.3)-5.9 (-19.1, 7.2)-0.4 (-9.9 to 9.2)
-2.5 (-16.4 to 11.4)-7.2 (-23.4 to 9.0)
.57
.76
.61
.45
.61
.37
.93
.72
.38
Tabel 3. Perbedaan berbasis model efek campuran linear dalam hal outcome keamanan dalam pengobatan dibandingkan dengan nilai dasarnya dan perbedaan antarkelompok
Kontinyu Siklik Perbedaan
(Kontinyu-Siklik)Perubahan Mean
(95% Cl)P
Perubahan Mean (95% Cl)
PPerubahan Mean
(95% Cl)P
Berat badan (kg)BMI (kg/m2)Tekanan sistolik (mm Hg)Tekanan diastolik (mm Hg)Alkali phosphatase (J/L)ALT (J/L)Kolesterol Total (nmol/L)HDL (nmol/L)Trigliserid (nmol/L)
2.1 (1.1-3.1)0.8 (0.4-1.1)
2.4 (-2.8 to 7.6)3.1 (-2.6 to 8.9)
-9.3 (-17.1 to -1.5)2.8 (0.0-5.6)0.4 (0.2-0.7)0.2 (0.0-0.3)0.3 (0.1-0.5)
<.001<.001
.35
.27
.02
.05.003.05.006
-0.2 (-1.3 to 0.8)0.0 (-0.4 to 0.4)10.5 (5.1-15.8)11.0 (5.1-16.9)
-7.6 (-15.9 to 0.7)1.7 (-1.5 to 4.8)
0.4 (0.1- 0.7)0.2 (0.1-0.4)
0.2 (-0.0 to 0.4)
.67
.92<.001<.001
.07
.28.007.007.07
2.3 (0.8-3.8)0.7 (0.2-1.3)
-8.1 (-15.5 to -0.6)-7.9 (-16.1 to 0.4)-1.7 (-13.1 to 9.7)1.2 (-3.0 to 5.4)0.0 (-0.4 to 0.4)-0.1 (-0.3 to 0.1)0.1 (-0.2 to 0.4)
.003.01.04.06.76.57.96.45.49
Tabel 4. Perbedaan dalam hal hari perdarahan vagina menurut kelompok pengobatan menurut model regresi Poisson
Kontinyu Mean (95% Cl)
SiklikMean (95% Cl)
Kontinyu dibanding SiklikRasio tingkat (95%
Cl)P
Semua perdarahan (hari)Perdarahan ringan hingga berat (hari)Bercak (hari)
58.2 (43.8-77.2)16.7 (10.5-26.5)41.5 (29.3-58.8)
33.7 (23.6-47.9)17.6 (11.5-27.0)16.0 (9.4-27.3)
1.7 (1.1-2.7)0.9 (0.5-1.8)2.6 (1.4-4.9)
.02
.87.003