Konstipasi pada Kehamilan -...

download Konstipasi pada Kehamilan - rumkitciremai.comrumkitciremai.com/.../uploads/2017/07/Konstipasi-pada-Kehamilan.pdf · Konstipasi pada Kehamilan ... sering ditemukan di dalam masyarakat,

If you can't read please download the document

Transcript of Konstipasi pada Kehamilan -...

  • 7

    Konstipasi pada Kehamilan

    Ligat Pribadi Sembiring*

    ABSTRACT

    Constipation is a condition often found in pregnant women and can lead to various complications. Based onpathophysiology, constipation can be classified into constipation due to structural abnormalities and functionalconstipation. Constipation in pregnant women is classified as the functional constipation caused by hormonal factors,changes in diet, growth of fetus, decrease in physical activities and the position of the defecation. The management ofconstipation during pregnancy take precedence on non pharmacological therapy. Pharmacological therapy (laxatives)that can be used is the bulk-forming agents and osmotic laxatives, however, they are only when absolutely necessaryand are not for long term use. The reasons are to avoid dehydration and electrolyte imbalance in pregnant women.

    Keywords: constipation, pregnancy, non pharmacological therapy, laxatives.

    Review

    * Penulis untuk korespondensi. Alamat: Bagian Ilmu PenyakitDalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau Jl. DiponegoroNo 1 Telp 0761-839264 ext 209

    Kata konstipasi atau constipation berasal daribahasa Latin constipare yang berarti bergerombolbersama menyusun menjadi menggumpal padat /keras.1 Konstipasi bukanlah merupakan suatupenyakit melainkan suatu gejala, biasanya penderitamengeluhkan: proses mengedan terlalu kuat (52%),tinja yang keras seperti batu (44%),ketidakmampuan defekasi saat diinginkan (34%)dan defekasi yang jarang (33%).2

    Konstipasi merupakan suatu keadaan yangsering ditemukan di dalam masyarakat, padaumumnya dihubungkan dengan kurangnyakonsumsi serat, kurang minum dan kurangnyaaktifitas fisik. Pemakaian obat-obatan dan gejaladepresi juga dihubungkan dengan terjadinyakonstipasi. Di negara barat kejadian konstipasi 2-27%, dimana prevalensinya lebih banyak padawanita daripada pria, non kulit putih daripada kulitputih dan orang tua daripada dewasa muda.Kehamilan merupakan salah satu faktor penyebabsistemik untuk terjadinya konstipasi atau susahbuang air besar.1-3

    Diperkirakan 11-38% wanita hamil pernahmengalami konstipasi.4 Keluhan yang paling umumadalah mengedan terlalu kuat, tinja yang keras danrasa pengeluaran tinja yang tidak komplit. Resikokonstipasi pada wanita hamil semakin besar jikasudah mempunyai riwayat konstipasi sebelumnyadan riwayat konsumsi suplemen besi.5 Prevalensikonstipasi hampir sama antara trimester pertama,kedua dan ketiga selama kehamilan.5,6 Tidak adaperbedaan bermakna antara kelas sosioekonomibawah, menengah dan atas.7

    PATOFISIOLOGI

    Berdasarkan patofisiologinya konstipasi dapatdiklasifikasikan menjadi konstipasi akibat kelainanstruktural dan konstipasi fungsional. Konstipasiakibat kelainan struktural terjadi melalui prosesobstruksi aliran tinja, sedangkan konstipasifungsional berhubungan dengan gangguan motilitaskolon atau anorektal.1

    Konstipasi pada wanita hamil umumnyamerupakan konstipasi fungsional. Ada beberapafaktor mengapa wanita hamil mengalami konstipasiyakni: faktor hormonal, perubahan diet,pertumbuhan janin dan aktifitas fisik. Riwayat posisisaat defekasi juga menjadi resiko untuk timbulnyakonstipasi.8-12

  • 8

    Pada wanita hamil terjadi perubahan hormonalyang drastis yakni peningkatan progesteron selamakehamilan. Progesteron akan menyebabkan otot-ototrelaksasi untuk memberi tempat janin berkembang.Relaksasi otot ini juga mengenai otot usus sehinggaakan menurunkan motilitas usus yang pada akhirnyamenyebabkan konstipasi (slow-transit constipation).Disamping itu selama kehamilan tubuh menahancairan, absorbsi cairan di usus meningkat sehinggaisi usus cenderung kering dan keras yangmemudahkan terjadinya konstipasi.7

    Perubahan diet pada wanita hamilberkontribusi untuk terjadinya konstipasi. Gejalamual muntah pada trimester pertama disertai asupanmakanan khususnya minuman yang berkurang akanmempengaruhi proses defekasinya. Semakin besarkehamilan biasanya wanita hamil cenderungmengurangi asupan cairan. Komposisi makananyang cenderung berupa susu dan daging / ikan tanpadisertai cukup makanan yang kaya serat akanmemperbesar resiko terjadinya konstipasi. Begitujuga pemberian suplemen besi dan kalsium selamakehamilan merupakan faktor resiko terjadinyakonstipasi.7,8

    Uterus yang semakin membesar seiring denganperkembangan janin pada wanita hamil akanmemberikan tekanan pada usus besar dengan akibatevakuasi tinja terhambat. Semakin besar kehamilanmaka semakin besar tekanan pada usus besarsehingga semakin mudah terjadinya konstipasi.7

    Aktifitas fisik yang cukup akan memperbaikimotilitas pencernaan termasuk usus dengan

    memperpendek waktu transitnya. Wanita hamilcenderung akan mengurangi aktifitasnya untukmenjaga kehamilannya. Begitu juga semakin besarkehamilan wanita hamil cenderung semakin malasberaktifitas karena bobot tubuh yang semakin berat.Ketegangan psikis seperti stres dan cemas jugamerupakan faktor resiko terjadinya konstipasi.7

    Posisi defekasi juga mempengaruhi untukterjadinya konstipasi. Pada posisi jongkok, sudutantara anus dan rektum akan menjadi lurus akibatfleksi maksimal dari paha. Ini akan memudahkanterjadinya proses defekasi sehingga tidakmemerlukan tenaga mengedan yang kuat. Padaposisi duduk, sudut antara anus dan rektum menjaditidak cukup lurus sehingga membutuhkan tenagamengedan yang lebih kuat. Proses mengedan kuatyang berkelanjutan akan dapat menimbulkankonstipasi dan hemoroid. Ibu hamil cenderung lebihnyaman defekasi dengan posisi duduk tetapi dapatberakibat timbulnya konstipasi.3

    DIAGNOSIS

    Gejala konstipasi umumnya adalah mengedanterlalu kuat, tinja yang keras, butuh waktu yang lamasaat defekasi dan frekuensi defekasi kurang dari 3kali seminggu. Para ahli gastroenterologi di Eropadan Amerika telah mencoba membuat suatu kriteriasederhana untuk menegakkan konstipasi fungsionalyang dikenal dengan kriteria Roma. Kriteria yangdigunakan saat ini adalah kriteria Roma II untukkonstipasi (lihat Tabel 1).1-3

    Tabel 1. Kriteria Roma II untuk konstipasi fungsional

    Keluhan selama 12 minggu, tidak perlu berurutan, dan telah berlangsung selama 12 bulan denganmemenuhi 2 atau lebih kriteria sebagai berikut :

    Mengedan kuat pada > 1 kali dalam 4 kali defekasi

    Konsistensi tinja keras pada > 1 kali dalam 4 kali defekasi

    Rasa pengeluaran tinja yang tidak komplit > 1 kali dalam 4 kali defekasi

    Rasa adanya obstruksi atau blokade anorektal pada > 1 kali dalam 4 kali defekasi

    Diperlukan tindakan manual > 1 kali dalam 4 kali defekasi (misalnya menggunakan jari, menyokongrongga pelvis)

    Frekuensi defekasi kurang dari 3 kali seminggu

    Tidak disertai tinja cair dan tidak memenuhi kriteria irritable bowel syndrome

    JIK, Jilid 9, Nomor 1, Maret 2015, Hal. 7-10

  • 9

    Kriteria Roma II belum tervalidasi untukdigunakan pada wanita hamil. Kriteria inidimodifikasi untuk tujuan studi pada populasiwanita hamil, dimana gejala yang muncul > 1 kalidalam 4 kali defekasi selama 1 bulan terakhir.5

    Pemeriksaan fisik wanita hamil yangmengalami susah defekasi ditujukan mencari faktorlain yang menyebabkan konstipasi. Konstipasikarena kelainan struktural, tanda-tanda ileus ataupunakut abdomen harus disingkirkan pada pemeriksaanfisik. Pemeriksaan colok dubur juga perlu dilakukanuntuk menilai adanya fecal impacted, massa tumor,fisura ani dan hemoroid.4,13

    Komplikasi konstipasi mulai dari mual,muntah, penurunan nafsu makan, hemoroid sampaiyang jarang terjadi seperti: fisura ani, inkontinensiaalvi, perdarahan per rektum, fecal impacted danprolapsus uteri. 12,13

    PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGI

    Terapi lini pertama dan utama pada konstipasiadalah meningkatkan asupan serat dan cairan, sertaaktifitas fisik yang cukup. Hindari makan porsi besar3 kali sehari tetapi makanlah dengan porsi kecil dansering. Hindari ketegangan psikis seperti stres dancemas. Jangan menahan rasa ingin buang air besarkarena akan memperbesar resiko konstipasi.4,7,9,13Pemberian probiotik pada wanita hamil jugadianjurkan karena dapat memperbaikikeseimbangan flora kolon dan memperbaiki fungsipencernaan.4,9 Jahe dalam diet juga disebutkan dapatmembantu mengurangi morning sickness dankonstipasi dan mencegah kembung.7

    Kebutuhan serat pada wanita hamil samadengan orang normal yakni sekitar 25-30 gram perhari. Serat makanan terdiri dari serat larut dan serattidak larut. Serat larut akan mengalami fermentasidi usus besar dan memperlambat pengosonganlambung, menahan air dan membentuk gel.Contohnya apel, jeruk dan strawberi. Serat tidaklarut sukar difermentasi, memperpendek waktutransit di usus dan memperbesar massa tinja. Serattidak larut banyak terdapat pada sereal, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Hindarikonsumsi serat yang berlebihan secara bersamaandalam waktu cepat karena akan menimbulkankembung, sebah dan rasa tidak nyaman di perut.12-14

    Wanita hamil membutuhkan asupan cairan 300ml lebih banyak dari rata-rata 2000 ml cairan yangdikonsumsi orang normal. Sebaiknya hindariminuman bersoda, alkohol dan kopi. Pagi harisetelah bangun tidur usahakan untuk mengkonsumsisegelas air untuk merangsang defekasi.12,13

    Aktifitas fisik rutin dipercaya merangsangperistaltik usus untuk bekerja normal sehinggamemperpendek waktu transit di saluran pencernaandan membantu pengeluaran tinja. Oleh karena ituwanita hamil sebaiknya melakukan olahraga ringanyang rutin seperti senam hamil dan jalan pagi.12,13

    PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI

    Penatalaksanaan farmakologi pada konstipasiadalah dengan pemberian obat pencahar (laxatives).Secara umum golongan obat pencahar terbagi atas:bulking agents, pelunak tinja (stool softeners),pencahar minyak mineral (lubricant laxatives),pencahar bahan osmotik (osmotic laxatives) danpencahar perangsang (stimulant laxatives).2,4

    Terapi farmakologi pada wanita hamildiberikan jika penatalaksanaan non farmakologitidak berhasil. Pemberiannya hanya bila benar-benardiperlukan dan tidak untuk jangka panjang. Bulkingagents dianggap cukup aman karena tidakdiabsorbsi. Tetapi tidak selalu efektif karenapenderita diharuskan banyak minum selamapemberian obat dan bisa dijumpai efek sampingkembung dan kram perut. Contohnya Psyllium yangtermasuk golongan B untuk kehamilan menurutbadan FDA (Food and Drug Administration).Lubricant laxatives dapat menyebabkan penurunanabsorbsi vitamin yang larut lemak. Golongan inidiabsorbsi sedikit dan tidak menunjukkan efek lanjutpada wanita hamil. Tetapi belum ada rekomendasiFDA untuk penggunaan pada wanita hamil. 2,4,8

    Golongan osmotic laxatives dan stimulantlaxatives dihubungkan dengan terjadinya dehidrasidan gangguan elektrolit terutama pada penggunaanjangka panjang. Contoh golongan osmotic laxativesyang beredar di Indonesia adalah Lactulose,termasuk golongan B untuk kehamilan menurutFDA. Sedangkan contoh stimulant laxatives adalahBisacodyl, dapat meningkatkan rangsang otot uterussehingga terjadi kontraksi uterus sehingga sebaiknyadihindarkan. Termasuk golongan C untuk kehamilanmenurut FDA.4,8,13

    Ligat Pribadi Sembiring, Mengenal Konstipasi pada Kehamilan

  • 10

    Belum ada studi lengkap yang menunjukkanhubungan antara obat pencahar dengan anomalikongenital.4,8

    KESIMPULAN

    Konstipasi merupakan masalah yang seringdikeluhkan wanita hamil yang disebabkan berbagaifaktor seperti faktor hormonal, perubahan pola diet,pertumbuhan janin, kurangnya aktifitas fisik danriwayat posisi saat defekasi. Terapi lini pertamalebih diutamakan yakni berupa penatalaksanaan nonfarmakologi. Penggunaan obat pencahar (laksansia)sebagai terapi lini kedua diberikan hanya bila benar-benar diperlukan dan tidak untuk penggunaan jangkapanjang.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Faigel DO. A clinical approach to constipation.Clin Cornerstone 2002; 4: 11-21

    2. World Gastroenterology Organisation PracticeGuidelines: Constipation, 2007 Available from:http://www.worldgastroenterology.org/assets/d o w n l o a d s / e n / p d f / g u i d e l i n e s /05_constipation.pdf

    3. Lembo A, Camilleri M. Chronic Constipation.N Eng J Med 2003; 349: 1360-8

    4. Trottier M, Erebara A, Bozzo P. Treatingconstipation during pregnancy. Can FamPhysician 2012; 58(8): 836-8

    5. Bradley CS, Kennedy CM, Turcea AM, RaoSSC, Nygaard IE. Constipation in pregnancy:prevalence, symtoms, and risk factors.Obstetrics & Gynecology 2007; 110: 1351-7

    6. Ponce J, Martinez B, Fernandez A, et al.Constipation during pregnancy : a longitudinalsurvey based on self-reported symptoms and theRome II criteria. Eur J Gastroenterol Hepatol2008; 20: 56-61

    7. Ojieh AE. Constipation in pregnancy and theeffect of vegetable consumption in differentsocio-economic class in Warri, Delta state.Journal of Medical and Applied Biosciences2012; 4: 1-6

    8. Vazquez JC. Constipation, haemorrhoids, andheartburn in pregnancy. Clin Evid (Online)2010; 08: 1411. Available from: http://w w w. n c b i . n l m . n i h . g o v / p m c / a r t i c l e s /PMC3217736/pdf/2010-141.pdf

    9. Longo SA, Moore RC, Canzoneri BJ,Robichaux A. Gastrointestinal conditions duringpregnancy. Clin Colon Rectal Surg 2010; 23(2):80-9

    10. Sikirov D. Comparison of straining duringdefecation in three positions. Dig Dis Sci. 2003;7:1201-5

    11. Cullen G, ODonoghue D. Constipation andpregnancy. Best Pract Res Clin Gastroenterol2007; 21(5): 807-18

    12. Folden SL, Backer JH, Maynard F, et al. Practiceguidelines: for the management of constipationin adults. Available from: http://w w w . r e h a b n u r s e . o r g / p d f /BowelGuideforWEB.pdf

    13. Syam AF. Konstipasi pada kehamilan. Dalam:Laksmi PW, Alwi I, Setiati S, Mansjoer A,Ranita R, editors. Penyakit-penyakit padakehamilan: peran seorang internis. Jakarta: PusatPenerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2008:p.137-42

    14. Tala ZZ. Manfaat serat bagi kesehatan, 2009.Available from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1931/1/09E01454.pdf

    JIK, Jilid 9, Nomor 1, Maret 2015, Hal. 7-10