Konservasi & Per. Alam Biologi
-
Upload
amelia-sinaga -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of Konservasi & Per. Alam Biologi
Konservasi dan Perlindungan Alam
Tekanan Manusia Terhadap Alam/Lingkungan
Salah satu masalah yang menjadi ancaman bagi keberlanjutan keseimbangan
ekosistem dan alam adalah peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah
penduduk dunia maupun Nasional diduga menjadi penyebab utama bagi kerusakan alam
yang demikian mengkuatirkan pada tiga dasawarsa terakhir ini. Dengan meningkatnya
jumlah penduduk, telah menyebabkan peningkatan kebutuhan manusia untuk
kelangsungan hidupnya. Kebutuhan tersebut dapat meliputi:
a. Kebutuhan dasar (essensial) : yaitu kebutuhan yang mutlak diperlukan untuk
dapat hidup sehat, aman dan manusiawi, misalnya : pangan, papan, sandang, air
bersih dan udara sehat.
b. Kebutuhan tambahan (non-essensial) : kebutuhan sebagai pelengkap, agar
manusia dapat menikmati hidup lebih baik lagi, seperti pendidikan, rekreasi,
transportasi, dsb.
Untuk memenuhi kebutuhan yang rneningkat tersebut, maka eksploitasi terhadap
sumberdaya alam tidak dapat dihindarkan, bahkan sering hal ini tidak dibarengi dengan
upaya untuk menjaga keseimbangan dan keberlanjutan sumberdaya alam tersebut.
Misalnya untuk memenuhi kebutuhan pangan, perlu dilakukan dengan intensifikasi
pertanian atau ekstensifikasi pertanian.
Pembukaan kawasan hutan menjadi kawasan pertanian yang tidak
memperhatikan aspek-aspek keseimbangan ekosistem tanpa didahului dengan penilaian
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), sangat berpotensi menyebabkan:
a. Kawasan menjadi lebih terbuka dan sangat rentan terjadinya erosi yang
berdampak pada menurunnya kesuburan tanah.
b. Menurunnya daya serap air oleh tanah sehingga menurunkan kandungan air
tanah.
c. Rawan longsor bagi kawasan yang memiliki kemiringan lahan.
d. Terjadinya banjir di bagian hilir kawasan (terutama bila kawasan yang diubah
tersebut merupakan zona buffer bagi penyerapan air hujan oleh tanah).
e. Menurunnya keanekaragaman hayati (biodiversity) sebagai dampak banyaknya
flora dan fauna yang kehilangan habitatnya).
1
Macam-Macam Konservasi
Konservasi yang lebih dikenal dengan perlindungan dan pengawetan alam,
merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan
flora, fauna, tanah dan air serta komponen ekosistem lainnya agar tetap serasi dan
seimbang.
Konservasi terhadap keanekaragaman hayati dan sumber daya alam perlu
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga nilai-nilai yang terkandung pada
sumberdaya tersebut, antara lain :
a. Nilai ilmiah; alam dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
b. Nilai ekonomi; kebutuhan manusia diperoleh dari lingkungannya, untuk itu alam
dapat bernilai ekonomis bagi manusia.
c. Nilai mental-spiritual; kekaguman terhadap keindahan alam akan dapat
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Nilai keindahan (estetika); alam yg mengandung komponen ekosistem yang
seimbang akan menjamin keselarasan proses yang terjadi di dalamnya.
Pada dasarnya konservasi merupakan upaya perlindungan alam yang dikenal
juga sebagai pencagaralaman. Ada tiga tujuan utama dari perlindungan alam yang saling
berkaitan, yaitu:
a. Memelihara proses ekologi yang essensial dalam mendukung kehidupan.
b. Mempertahankan keanekaragaman gen.
c. Menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem secara terlanjutkan.
Pada dasarnya ada 2 macam bentuk konservasi keanekaragaman hayati, yaitu
secara insitu dan secara eks-situ. Secara in-situ merupakan upaya konservasi hayati
dengan mengembangbiakkan hayati pada habitat aslinya, misalnya konservasi
orangutan di Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Tanjung Putting;
Konservasi Komodo di pulau Komodo; badak di Ujung Kulon, dan lain-lain. Sedangkan
konservasi eks-situ merupakan konservasi yang dilakukan diluar habitat aslinya,
misalnya konservasi buaya di Asam Kumbang Medan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melindungi keanekaragaman
hayati dan tanpa mengganggu kebiasaan masyarakat yang mempunyai ketergantungan
terhadap kebiasaan menggunakan sumber hayati khususnya fauna adalah:
2
a. Membuat UU perburuan, seperti : batas daerah perburuan, masa berburu, jumlah
hewan yang boleh diburu, pelanggaran menjual-belikan hewan buruan jenis
hewan/umur/jenis kelamin hewan yang boleh diburu.
b. Membiakkan hewan-hewan langka secara ex-situ.
c. Memindahkan hewan langka ke tempat lain yang lebih cocok dan aman.
Kegiatan Konservasi Tingkat Internasional, Nasional, dan Lokal
Hasil Konsferensi Tingkat Tinggi Bumi yang diselenggarakan pada bulan Juni
1992 di Rio de Janeiro dengan dihadiri oleh 179 negara telah menghasilkan Agenda 21
yang merupakan program kerja besar untuk abad ini sampai dengan abad 21, secara
jelas menyatakan bahwa pembangunan nasional suatu negara tidak lagi bisa
memisahkan antara pengelolaan lingkungan dengan pembangunan sosial ekonomi
sebagai bidang-bidang yang terpisah.
Agenda 21 global terdiri dari 39 bab yang dibagi dalam 4 bagian utama, yaitu:
a. Dimensi sosial-ekonomi
b. Dimensi konservasi dan engelolaan umberdaya alamuntuk pembangunan
c. Isu kemitraan antara pengelola lingkungan untu menwujudkan pembangunan
berkelanjutan
d. Kajian dan analisis tujuan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan
Sedangkan Agenda 21 Indonesia terdiri dari 4 bagian utama, yaitu:
a. Pelayanan masyarakat, meliputi: pengentasan kemiskinan; perubahan pola
konsumsi; dinamika kependudukan; pengelolaan dan peningkatan kesehatan;
pengembangan perumahan dan pemukiman, dan sistem perdagangan lokal.
b. Pengelolaan limbah, meliputi: perlindungan atmosfer; pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun; pengelolaan limbah radioaktif; dan pengelolaan limbah
padat dan limbah cair.
c. Pengelolaan sumberdaya tanah, meliputi : perencanaan sumberdaya tanah,
pengelolaan hutan; pangembangan pertanian dan pedesaan; dan pengelolaan
sumberdaya air.
3
d. Pengelolaan sumberdaya alam, meliputi: konservasi keanekaragaman hayati;
pengembangan bioteknologi; dan pengelolaan terpada wilayah pesisir dan
lautan.
Sebagai bentuk keseriusan Indonesia terhadap upaya konservasi terhadap
keanekaragaman hayati dan sumberdaya alam, telah diwujudkan dalam bentuk UU
Perlindungan Alam, menurut undang-undang tersebut, pencagar alaman di Indonesia
dibedakan menjadi :
a. Cagar Alam; perlindungan yang berlaku terhadap zona-zona, dimana keadaan
alam (tanah, flora dan keindahan) yang mempunyai nilai yang khas bagi ilmu
pengetahuan dan kebudayaan serta bagi kepentingan umum dirasa perlu
dipertahankan dan tidak terjamah keadaannya.
b. Suaka margasatwa; perlindungan yang berlaku bagi daerah-daerah di mana alam
fauna dan keindahan mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
Studi Kasus Kesuksesan Kegiatan Konservasi
Jauh sebelum pemerintah mencanangkan kegiatan konservasi dilakukan demi
menjaga kelestarian lingkungan masyarakat tradisional sudah banyak yang telah
melakukannya meskipun terkadang kegiatan tersebut dilakukan tanpa disadarinya.
Bahkan sampai saat ini, di beberapa daerah Indonesia aktivitas konservasi tersebut
masih tetap dilakukan.
Upaya Penyelamatan Sumberdaya Air, Udara dan Tanah
Adanya kecenderungan penurunan kulitas lingkungan sebagai dampak
meningkatnya pencemaran, merupakan masalah yang harus diselesaikan. Sebagai tindak
lanjut demi menjaga ketersediaan daya dukung lingkungan perlu dilakukan beberapa
upaya, antara lain:
a. Penghematan penggunaan sumberdaya alam.
b. Pemakaian bahan pengganti bagi sumberdaya alam yang tidak dapat
diperbaharui.
c. Lebih mengutamakan penggunaan sumberdaya alam yg dapat diperbaharui.
4
d. Penerapan etika lingkungan berdasarkan fiIsafad hidup secara damai dengan
alam.
Namun saat ini keberadaan hutan di Indonesia menghadapi ancaman kerusakan yang
cukup serius, faktor-faktor yang dapat menekan keberadaan hutan di Indonesia antara
lain:
a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang tidak
merata.
b. Konversi hutan
c. Pengabaian atau ketidaktahuan pemilikan tanah secara tradisional.
d. Peranan hak adat dalam memanfaatkan sumberdaya alam.
e. Program transmigrasi
f. Pencemaran Industri dan pertanian pada hutan basah.
g. Degradasi hutan bakau untuk dijadikan pertambakan.
h. Pemungutan spesies hutan secara berlebihan.
i. Introduksi spesies eksotik.
Dalam upaya mempertahankan fungsi hutan dalam menjaga kestabilan
ekosistem disekitarnya, upaya yang dapat dilakukan dalam pengawetan hutan antara
lain:
a. Tidak menebang hutan secara semena-mena
b. Penebangan hutan diimbangi dengan penanaman kembali
c. Mengadakan peremajaan hutan
d. Mengadakan reboisasi
e. Mencegah kebakaran
Dalam upaya mengatasi permasalahan pertanahan yang demikian kompleks,
telah dibuat kebijakan atau strategi dalam perencanaan sumberdaya tanah yang efisien,
berkeadilan dan berkelanjutan guna mencegah dampak negatif dari kegiatan
pembangunan sumberdaya tanah, yaitu:
a. Alokasi dan realokasi tanah untuk berbagai penggunaan.
b. Mempertegas peraturan perundang-undangan terutama berkaitan dengan
tranformasi dari masyarakat agraris ke industri, tradisional ke modern, pedesaan
ke perkotaan.
c. Lebih aktif melakukan registrasi dan sertifikasi tanah.
5
d. Memperhatikan hak adat, tradisi dan kepentingan publik.
e. Penataan kelembagaan pertanahan.
Selain Atmosfer dan tanah, air merupakan sumberdaya penting dalam
menunjang
kehidupan semua makhluk yang ada di bumi. Air juga merupakan sumberdaya vital
dalam
menunjang pembangunan ekonomi. Disamping untuk hal-hal positif di atas, air juga
dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah dan limbah. Untuk menjaga
kelestarian
ketersediaan air upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:
a. Mengatur dengan lebih efisien pengadaan dan penggunaan air untuk berbagai
kepentingan dengan didukung oleh peraturan perundang-undangan yang lebih
jelas dan tegas.
b. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk melakukan konservasi air melalui
pendidikan dan penyuluhan.
c. Menerapkan pemanfaatan kembali (reuse), pendaur-ulangan (recycle) dan
pemulihan(recovery) sumberdaya air.
d. Mencegah pembuangan limbah terutama B3 (bahan berbahaya beracun) ke
lingkungan (dapat mencemari air tanah maupun sumber air lainnya seperti
sungai).
e. Menjaga kelestarian hutan sepanjang aliran sungai, terutama di hulu sungai.
f. Melakukan konservasi dan meningkatkan kemampuan daerah resapan/
tangkapan air di saerah DAS (daerah aliran sungai).
6