Konservasi biodiversitas raja4

4
ISSN: 2338-5421 Vol.2 No. 2 Tahun 2013 1 e-ISSN: 2338-5561 SALAWATI MELAKUKAN SASI MANGROVE lokasi sasi. Lebih lanjut ketua LMA menyatakan bahwa hukum atau aturan yang mengatur mengenai hal seperti itu tidak ada, namun akan ditindak secara tegas apabila melanggar. Sasi adat ini bukan sesuatu yang baru bagi masyarakat Raja Ampat. Kegiatan ini sudah berjalan sangat lama dan turun temurun. Menurut Taher Arfan, biasanya pihaknya menutup sasi dalam jangka waktu satu hingga dua tahun. Setelah itu kami buka lagi, pada saat itu masyarakat bisa melakukan panen terhadap hasil laut, setelah itu mereka akan menutup sasi itu kem- bali (AK). Sasi (sanksi) merupakan salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Raja Ampat untuk menjaga kelestarian sumber daya alamnya. Selain sasi pada beberapa biota laut, masyarakat Pulau Salawati menerapkan sasi pada pohon mangrove atau mange-mange, sebutan masyarakat lokal, pada tanggal 25 Januari di Kasim Raja, wilayah Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat. Conservation Indonesia (CI) bersama beberapa kepala kampung di wilayah tersebut diantaranya Kampung Jefman Timur, Jefman Barat, Kapatlap, Samate, Waidim, Wamega, Wailem, dan Waibu melakukan sasi adat pohon mangrove yang dipimpin oleh Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kalanafat atau Raja Ampat, Taher Arfan. Sasi adat ini turut disaksikan oleh Danramil Samate, Kadistrik Salawati Utara, dan sejumlah pengurus CI, serta masyarakat di beberapa kampung. Ketua LMA dalam sambutannya mengatakan pemasangan sasi di wilayah ini karena sering terjadi penebangan liar dan pem- basmian pohon mangrove, yang meru- pakan tempat makan dari biota laut. Sanksi akan diberikan oleh LMA apabila ada yang menebang pohon mangrove di Salam jumpa lagi. Pembaca, kearifan lokal masyarakat Raja Ampat terus dipelihara untuk melindungi sumberdaya alamnya. Diantaranya adalah sasi mangrove. Buletin edisi kali ini menampilkan kearifan lokal untuk melindungi mangrove. Ikan karang asal Raja Ampat juga ditampilkan pada edisi sekarang. Informasi metode, alat dan perkembangan proyek juga tak ketinggalan disampaikan seperti biasa. Selamat membaca. Pebruari 2013 Informasi Status, Kondisi dan Berita Biodiversitas Indonesia www.ibcraja4.org Buletin KBR4 adalah bagian proyek Marine Biodiversity of Raja Ampat Islands yang didanai oleh program USAID PEER dan dikerjakan oleh Universitas Negeri Papua, Universitas Brawijaya, Conservation International, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indonesian Biodiversity Research Center dengan US Partners Paul H. Barber (University of California Los Angeles) and Kent Carpenter (Old Dominion University) Konservasi biodiversitas raja4 Lindungi Ragam, Lestari Indonesia DAFTAR ISI Salawati melakukan sasi mangrove 1 Kekayaan ikan karang Kepulauan Raja Ampat 2 Uji Pengaman ARMS di Bali 2 Penanda Alozim 3 Mikrotube, mikrotips 3 Singkatan 4 Bahan Bacaan 4

Transcript of Konservasi biodiversitas raja4

Page 1: Konservasi biodiversitas raja4

ISSN: 2338-5421 Vol.2 No. 2 Tahun 2013 1

e-ISSN: 2338-5561

SALAWATI MELAKUKAN SASI MANGROVE lokasi sasi. Lebih lanjut ketua LMA menyatakan bahwa hukum atau aturan yang mengatur mengenai hal seperti itu tidak ada, namun akan ditindak secara tegas apabila melanggar.

Sasi adat ini bukan sesuatu yang

baru bagi masyarakat Raja Ampat.

Kegiatan ini sudah berjalan sangat

lama dan turun temurun. Menurut

Taher Arfan, biasanya pihaknya

menutup sasi dalam jangka waktu

satu hingga dua tahun. Setelah itu

kami buka lagi, pada saat itu

masyarakat bisa melakukan panen

terhadap hasil laut, setelah itu

mereka akan menutup sasi itu kem-

bali (AK).

Sasi (sanksi) merupakan salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Raja Ampat untuk menjaga kelestarian sumber daya alamnya. Selain sasi pada beberapa biota laut, masyarakat Pulau Salawati menerapkan sasi pada pohon mangrove atau mange-mange, sebutan masyarakat lokal, pada tanggal 25 Januari di Kasim Raja, wilayah Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat. Conservation Indonesia (CI) bersama beberapa kepala kampung di wilayah tersebut diantaranya Kampung Jefman Timur, Jefman Barat, Kapatlap, Samate, Waidim, Wamega, Wailem, dan Waibu melakukan sasi adat

pohon mangrove yang dipimpin oleh Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Kalanafat atau Raja Ampat, Taher Arfan.

Sasi adat ini turut disaksikan oleh Danramil Samate, Kadistrik Salawati Utara, dan sejumlah pengurus CI, serta masyarakat di beberapa kampung. Ketua LMA dalam sambutannya mengatakan pemasangan sasi di wilayah ini karena sering terjadi penebangan liar dan pem-basmian pohon mangrove, yang meru-pakan tempat makan dari biota laut. Sanksi akan diberikan oleh LMA apabila ada yang menebang pohon mangrove di

Salam jumpa lagi. Pembaca, kearifan lokal masyarakat Raja Ampat terus dipelihara untuk melindungi sumberdaya alamnya. Diantaranya adalah sasi mangrove.

Buletin edisi kali ini menampilkan kearifan lokal untuk melindungi mangrove. Ikan karang asal Raja Ampat juga ditampilkan pada edisi sekarang. Informasi metode, alat dan perkembangan proyek juga tak ketinggalan disampaikan seperti biasa.

Selamat membaca.

Pebruari 2013 Informasi Status, Kondisi dan Berita Biodiversitas Indonesia www.ibcraja4.org

Buletin KBR4 adalah bagian proyek Marine Biodiversity of Raja Ampat Islands yang didanai oleh program USAID PEER dan dikerjakan oleh Universitas Negeri Papua, Universitas Brawijaya, Conservation International, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indonesian Biodiversity Research Center dengan US Partners Paul H. Barber

(University of California Los Angeles) and Kent Carpenter (Old Dominion University)

Konservasi biodiversitas raja4

Lindungi Ragam, Lestari Indonesia

DAFTAR ISI

Salawati melakukan sasi mangrove 1

Kekayaan ikan karang Kepulauan Raja Ampat

2

Uji Pengaman ARMS di Bali 2

Penanda Alozim 3

Mikrotube, mikrotips 3

Singkatan 4

Bahan Bacaan 4

Page 2: Konservasi biodiversitas raja4

ISSN: 2338-5421 Vol.2 No. 2 Tahun 2013 2

e-ISSN: 2338-5561

Kekayaan Ikan Karang Kepulauan Raja Ampat

porkan sebelumnya. Jenis-jenis tersebut antara

lain:

Rabaulichthys altipinnis Allen, 1984. Jenis

ini dijumpai disekitar Pulau Waigeo & Misool

di kedalaman 25-30 m di dasar

pecahan batuan Halimeda. Jenis

ini sebelumnya dijumpai hanya di

Rabaul di Pulau New Britain

(PNG).

Cheilodipterus intermedius Gon,

1993. Dijumpai di hamparan

karang pada kedalaman 9 m di

dekat Pulau Waigeo bagian Utara.

Sebelumnya hanya tercatat di

Palau (Vietnam), Great Barrier Reef

(Australia), Kepulauan Solomon, dan Kepu-

lauan Manu (PNG).

Hologymnosus rhodonotus Randall dan

Yamakawa, 1988. Dijumpai disekitar Pulau

Waigeo & Misool di kedalaman 30 m dibagian

dasar pecahan batu Halimeda. Sebelumnya

hanya diketahui dari Pulau Okinawa (Jepang),

Filipina, dan Hibernia Reef (Australia bagian

Barat Laut).

Echinogobius hayashii Iwata, Hosoya, dan

Niimura, 1998. Dijumpai di dasar pasir putih

yang bersih di Pulau Sayang di kedalaman 12

m. Sebelumnya hanya tercatat dari Kepulauan

Ryukyu (Jepang), Palau (Vietnam), dan Serin-

gapatam Reef (Baratdaya Australia) (RB).

Kepulauan Raja Ampat adalah salah satu

kawasan yang memiliki jenis ikan karang

terkaya di dunia, dimana lebih dari 1.074 jenis

ikan dijumpai. Jumlah ini menempati urutan

ketiga di dunia, setelah Milne Bay

(PNG) (1.109 jenis) dan Teluk

Maumere, Flores (Indonesia)

(1.111 jenis). Menurut Allen

(2002) jika berdasarkan pengama-

tan visual sekali menyelam, total

jenis ikan yang ditemukan di

Kepulauan Raja Ampat meru-

pakan yang tertinggi di dunia (284

jenis) dibandingkan kedua daerah

tersebut, yang didasarkan pada hasil survei

jangka panjang dan pengambilan data yang

lebih intensif.

Famili ikan yang paling banyak dijumpai

di Kepulauan Raja Ampat umumnya adalah

ikan-ikan yang berasosiasi dengan terumbu

karang. Famili ikan tersebut, yaitu: Gobiidae

(137 jenis), Pomacentridae (114 jenis), Labri-

dae (109 jenis), Apogonidae (73 jenis),

Serranidae (58 jenis), Chaetodontidae (40

jenis), Blenniidae (35 jenis), Acanthuridae (34

jenis), Lutjanidae (32 jenis), dan Scaridae (28

jenis). Ke-10 famili ikan tersebut menyum-

bang 62,5% (660 jenis) dari total ikan karang

yang dijumpai di Kepulauan Raja Ampat.

Menurut Allen (2002) di Kepulauan Raja

Ampat ada enam jenis ikan yang dikategori-

kan endemik. Jenis-jenis ikan tersebut antara

lain:

Hemiscyllium freycineti (Quoy dan Gai-

mard, 1824) (Gambar a). Jenis ini dijumpai di

sekitar Pulau Waigeo di hamparan karang

yang dangkal dan umumnya terlihat pada ma-

lam hari.

Pseudochromis sp. Jenis ini terlihat pada

bagian dasar lereng-lereng karang yang curam

di kedalaman sekitar 18-20 m. Umumnya

terlihat menyendiri atau berpasangan.

Apogon leptofasciatus Allen, 2001c. Jenis

ini dijumpai di sekitar Pulau Batanta di ke-

dalaman antara 12-15 m.

Apogon oxygrammus Allen, 2001c. Jenis

ini dijumpai di kedalaman 45-50 m di Pulau

Pef, sebelah Barat Pulau Gam.

Meiacanthus crinitus Smith-Vaniz, 1987

(Gambar b). Jenis ini dijumpai di sekitar Pulau

Batanta pada hamparan karang hidup yang

melimpah di kedalaman 1-20 m.

Eviota raja Allen, 2001d (Gambar c). Ikan

gobi yang sangat kecil yang dijumpai di

perairan yang ternaungi dengan pertumbuhan

karang yang kaya.

Selain jenis ikan endemik yang dijumpai,

beberapa jenis menyumbang rekor baru bagi

Indonesia yang selama ini tidak pernah dila-

Konservasi Biodiversitas Raja4 www.ibcraja4.org

c

a

b

di Bali. Kegiatan ini merupakan

persiapan pemasangan ARMS

yang akan dilakukan di Raja

Ampat dan lokasi lain di Indo-

nesia (proyek PIRE terbaru).

Pada bulan ini, pengelola

mengikuti kegiatan ACS/HKI

Skill Workshop for Young Indo-

nesian Scientists and Engineers

di Surabaya. Tujuan kegiatan

diantaranya adalah memberi

Mahasiswa PKL kembali ke

kampus setelah berada di Raja

Ampat lebih dari sebulan. Maha-

siswa MSP ini melakukan koleksi,

dokumentasi, inventarisasi inver-

tebrata laut lokasi selain tugas

utama PKL.

Dosen pendamping Ibu Nur-

hani Widiastuti, S.Pi, M.Si meny-

iapkan lomba poster sebagai ben-

tuk lain dari kegiatan ini.

Koleksi sampel lokasi Raja

Ampat juga dilakukan oleh

warga yang berdomisili di Raja

Ampat. Beberapa jenis bulu babi,

teripang, kima telah dikoleksi

dari perairan tersebut.

Pada bulan Pebruari, Paul H.

Barber (UCLA), partner proyek

dari US dan Chris Meyer

(Smithsonian Institute) telah

melakukan uji pengaman ARMS

bekal teknik penulisan proposal

hibah dan publikasi artikel ilmiah

kepada para peserta. Penyeleng-

gara kegiatan ini adalah Institut

Teknologi Surabaya, Universitas

Airlangga dan Universitas Negeri

Surabaya bekerja sama dengan

Himpunan Kimia Indonesia dan

American Chemistry Society

(AHAT).

Uji Pengaman ARMS di Bali

Page 3: Konservasi biodiversitas raja4

ISSN: 2338-5421 Vol.2 No. 2 Tahun 2013 3

e-ISSN: 2338-5561

µl, tips ini berwarna bening.

Kedua ukuran 10-100 µl,

umumnya berwarna kuning

atau bening. Ketiga ukuran

100-1000 µl, umumnya ber-

warna biru atau bening.

Ketika ekstraksi DNA atau

RNA kedua alat tersebut harus

steril dan bebas DNase atau

RNase. Umumnya mikrotips

tersedia dalam dua pilihan,

yaitu pertama dapat langsung

digunakan (ready to used)

tanpa perlu melakukan ster-

ilisasi (autoklaf) dan kedua

harus diautoklaf. Untuk yang

langsung digunakan harganya

lebih mahal dibandingkan yang

harus disterilisasi. Untuk 10 rak

(96/rak) harga sekitar Rp.450

ribu dan yang disterilisasi seki-

tar Rp.160-270 ribu per-bag

(1000/bag) (RB).

Kedua alat tersebut sangat

vital dalam analisis DNA, RNA

maupun protein. Mikrotube

atau tabung mikro merupakan

tabung yang berukuran kecil

yang terbuat dari polypropylene

kualitas tinggi. Tabung ini

tahan panas (>100 oC) sehingga

dapat diautoklaf, stabil pada

suhu dingin (-80 oC), dan tahan

disentrifugasi sampai 20.000

RCF. Ukuran tabungnya ber-

variasi, untuk ekstraksi umum-

nya berukuran 1.5-2.0 ml

(Gambar a) dan PCR 0.2 ml

(Gambar c) dengan bentuk dan

warna juga bervariasi. Tetapi

umumnya lebih banyak me-

makai warna bening (clear).

Tabung untuk ekstraksi umum-

nya memiliki tutup datar, se-

dangkan tabung untuk PCR ada

yang tutup datar dan cembung.

Perbedaan keduanya disesuai-

kan dengan alat PCR yang akan

digunakan.

Sama halnya dengan mikro-

tube, mikrotips juga terbuat

dari polypropylene kualitas

tinggi yang tahan panas dan

stabil pada suhu dingin

(Gambar b). Perbedaan

keduanya terletak pada fungsi

dan kegunaannya. Mikrotips

digunakan untuk mengambil

cairan dengan bantuan mikropi-

pet. Bentuk dan warnanya juga

bervariasi. Pada ekstraksi DNA

atau RNA umumnya memakai

tiga ukuran mikrotips, pertama

ukuran 0.5 atau 1 µl sampai 10

Mikrotube, Mikrotips

polimorfisme protein disebabkan beberapa hal,

yaitu: (1) adanya perbedaan pada sekuen DNA

yang mengkode asam-asam amino yang ber-

muatan netral tidak akan mempengaruhi mo-

bilitas elektroforesis protein yang dihasilkan;

(2) subtitusi asam amino yang bermuatan sama

tidak akan banyak mempengaruhi mobilitas

protein; (3) subtitusi nukleotida pada basa

ketiga dari suatu kodon tidak selalu membawa

perubahan asam amino yang dihasilkan (kode

wobble); (4) adanya sekuen-sekuen DNA yang

tidak mengkode protein (pada sekuen intron

atau daerah sisi pengapit lainnya (spacer) tidak

akan mempengaruhi produk proteinnya (RB).

Alozim (Allozyme) adalah variasi alel

protein yang dihasilkan dari sebuah gen

lokus tunggal. Digunakan sebagai penanda

molekular karena menunjukkan poli-

morfisme dan produk dari gen (penanda tipe

I). Sejak tahun 1960 merupakan penanda

molekular yang popular digunakan, terutama

dalam genetika perikanan dan akuakultur.

Alozim tidak berbeda dengan isozim

(isozyme) yang merupakan bentuk alterna-

tive dari produk enzim pada lokus yang

berbeda. Untuk mengidentifikasi dan men-

ghitung banyaknya alozim hanya dibu-

tuhkan sebagian kecil jaringan dari organ-

isme yang di gerus dengan larutan buffer

dalam mikrotube. Proses penggerusan akan

melarutkan protein dari sel. Setelah disentri-

fugasi protein dalam supernatan akan men-

jadi target untuk kemudian dimigrasikan

dalam gel melalui proses elektroforesis.

Pemisahan protein didasarkan pada muatan

dan ukurannya. Metode yang digunakan

sering disebut sebagai ’’find em and grind

em’’ (temukan dan gerus). Diikuti dengan

teknik pewarnaan khusus. Keberadaan

alozim teridentifikasi dari sampel individu

yang terdapat alel pada lokus enzimnya.

Alel teridentifikasi berdasakan mobilitasnya

pada gel dengan standar tertentu. Pita yang

bergerak 90% dari jarak standar dinamakan

alel 90, selanjutnya dapat dinamai secara al-

phabet atau numeric.

Interpretasi gel alozim pada indidivu yang

homozigot menunjukkan pita tunggal. Sedang-

kan individu heterozigot yang memiliki dua

variasi yang berbeda, akan menunjukkan dua

pita pada gel. Sayangnya harapan ini menjadi

rumit dengan struktur kuartener protein. Gam-

bar (1a) mengilustrasikan heterozigot pada

enzim monomer ditunjukkan dengan dua pita

dan heterozigot enzim dimer menghasilkan

tiga pita (Gambar 1b).

Analisis variasi genetik menggunakan

alozim ternyata masih menemukan banyak

masalah dan belum maksimum. Rendahnya

Penanda Alozim

Pebruari 2013 Informasi Status, Kondisi dan Berita Biodiversitas Indonesia www.ibcraja4.org

(a) (b)

Gambar 1. Hasil elektroforesis dan pewarnaan gel enzim phosphoglucomutase yang menunjukan

dua pita (Gambar a) dan enzim 6-phosphogluconate dehydrogenase yang menunjukkan tiga pita

(Gambar b).

a

b c

Page 4: Konservasi biodiversitas raja4

ISSN: 2338-5421 Vol.2 No. 2 Tahun 2013 4

e-ISSN: 2338-5561

Konservas i B i od i ve rs i t as R aja4 Pebruar i 2013

Bahan Bacaan

Allen, G. R., 2002. Chapter 3. Reef Fishes of the Raja Ampat Islands, Papua Province, Indonesia. In: S.A. McKenna, G.R. Allen and S.

Suryadi (Editor): A Marine Rapid Assessment of the Raja Ampat Islands, Papua Province, Indonesia (RAP Buletin of Biological As-

sessment 22). Conservation International, Washington, DC: 46-57: 132-185.

Beaumont, A.R., Pierre Boudry, and Kathrin Hoare. (2010): Biotechnology and Genetics in Fsheries and Aquaculture. A John Wiley &

Sons, Ltd. UK

Liu, Z.J., dan Cordes, J.F. (2004): DNA Marker Technologies and Their Applications in Aquaculture Genetics. Aquaculture, 238, 1-37

Solihin, D. D. (1994): Peran DNA Mitokondria (mtDNA) dalam Studi Keragaman Genetik dan Biologi Populasi Pada Hewan. Jurnal Ha-

yati, I(1):1-4

Marine Biodiversity of Raja Ampat Islands (MB-RAI) adalah proyek pendidikan, penelitian dan publikasi konservasi dan

biodiversitas laut Kepulauan Raja Ampat yang didanai oleh program

PEER-USAID tahun 2012-2014. Proyek dikerjakan bersama pergu-

ruan tinggi dan lembaga penelitian Indonesia seperti Universitas

Negeri Papua (UNIPA, Manokwari), Universitas Brawijaya (UB,

Malang), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI, Jakarta), Indo-

nesian Biodiversity Research Center (IBRC-Bali), Conservation In-

ternational-Indonesia (CI-I), dan didukung oleh Paul H. Barber, Uni-

versity of California Los Angeles (UCLA) sebagai partner proyek

dari US. Proyek MB-RAI dipimpin oleh Abdul Hamid A. Toha dari

UNIPA.

Buletin Indonesian Biodiversity Conservation (Buletin

IBC) adalah salah satu kegiatan MB-RAI bidang publikasi

dan menginformasikan pengetahuan serta praktek cerdas ter-

kait konservasi dan biodiversitas untuk mendukung pemban-

gunan perkelanjutan di Indonesia umumnya dan di Raja Am-

pat khususnya. Buletin berisi kolom-kolom : Konservasi

(aktivitas konservasi, lembaga konservasi, praktek konservasi,

teori konservasi, penelitian dan pendidikan konservasi), Raja

Ampat, Biodiversitas (Satwa, Fauna, Penelitian Biodiver-

sitas), Info Alat dan Metode, serta Berita Proyek Raja Ampat.

Buletin terbit secara berkala pada setiap akhir bulan.

Redaksi menerima tulisan menurut kolom info dari penulis dan pemerhati biodiversitas dan atau konservasi serta bisa disampaikan ke

alamat Buletin KBR4 d/a Laboratorium Perikanan. Jurusan Perikanan. Fakultas Peternakan Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas

Negeri Papua. Jl Gunung Salju Amban Manokwari. Papua Barat 98314. Atau Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya Jl. Veteran 16

Malang 65145. Telepon (0341) 554403, Fax (0431) 554403. Email : [email protected], Online: www.ibcraja4.org atau

http://ibc.ub.ac.id

Konsultan : Prof. Sutiman B. Sumitro, SU, D.Sc. Koordinator : Abdul Hamid A. Toha. Dewan Redaksi :

Widodo, S.Si, M.Si., PhD. Med.Sc, Luchman Hakim, S.Si, M.AgrSc, Ph.D. Staf Redaksi : Muhammad

Dailami, Robi Binur, Fitri Tan, Qomaruddin Mohammed, Jeni, Nurhani W. Koresponden : M. Takdir,

Yuliana Leuwkabessy, Irma Arlyza, Hemawaty Abubakar, Lutfi. Distributor : Andre Kuncoro, Andika.

Singkatan

ACS = American Chemical Society, masyarakat kimia Amerika ARMS = autonomous reef monitoring structure CI = Conservation International DNA = Deoxyribonucleic acid, asam deoksiribonukleat

HKI = Himpunan Kimia Indonesia PCR= Polimerase Chain Reaction, reaksi berantai

polimerase

RNA = Ribonucleic acid, asam ribonukleat

e-ISSN: 2338-5561 ISSN: 2338-5421