Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

55
Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) Pembimbing: Meti Indrowati, S.Si., M.Si. Tujuan Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dan guna mengembangkan kemampuan dibidang akademis mata kuliah Biologi Umum Disusun Oleh FKIP Pend. Fisika Kelas A: Azhar Umam K2313012 Dwi Widiani Astuti K2313018 Fadiah Azmi Rahmasari K2313022 Lanti Hida Rahmawati K2313038 Mukhamad Saifudin K2313046 Ria Dwi Utami K2313060 Rintis Agun Purwajati K2313062 Roniati K2313064

description

Biologi Dasar

Transcript of Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

Page 1: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)Pembimbing: Meti Indrowati, S.Si., M.Si.

TujuanMakalah ini disusun sebagai salah satu tugas dan guna mengembangkan kemampuan dibidang

akademis mata kuliah Biologi Umum

Disusun Oleh FKIP Pend. Fisika Kelas A:

Azhar UmamK2313012

Dwi Widiani AstutiK2313018

Fadiah Azmi RahmasariK2313022

Lanti Hida RahmawatiK2313038

Mukhamad SaifudinK2313046

Ria Dwi UtamiK2313060

Rintis Agun PurwajatiK2313062

RoniatiK2313064

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2013

Page 2: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

2

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat luar biasa sehingga

dapat menyusun dan menyelesaikan tugas mata kuliah Biologi Umum. Terima kasih kami

ucapkan kepada Ibu Meti Indrowati, S.Si., M.Si. selaku dosen mata kuliah Biologi Umum

yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan

terima kasih kepada teman-teman kelompok II yang telah bekerja sama dalam penyusunan

makalah ini.

Makalah kami berjudul Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas) yang membahas tentang

kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Dalam

makalah ini kami menjelaskan konsep keanekaragaman dan keseragaman, tingkat,

keanekaragaman hayati, keanekaragaman hayati di indonesia, kegiatan manusia yang

memengaruhi biodiversitas dan upaya-upaya pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran ke depan. Dalam

penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa “tiada gading yang tak retak”, masih bayak

kekurangan dalam makalah kami. Oleh karena itu kami mengharapkan evaluasi dari Ibu

Dosen.

Terima kasih,

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, September 2013

Page 3: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

3

Daftar Isi

i. Cover …………………………………………………………………………………………..1

ii. Kata Pengantar …………………………………………………………...................................2

iii. Daftar isi ……………………………………………………………………………………….3

A. Bab I : Pembukaan

a. Latar belakang ………………………………………………………………………...4

b. Rumusan Masalah …………………………………………………………………….4

c. Tujuan ………………………………………………………………………………...4

d. Manfaat ……………………………………………………………………………….5

B. Bab II : Isi

a. Konsep Keanekaragaman Hayati ……………………………………………………..6

b. Tinggkat Keanekaragaman Hayati

i. Tingkat Keanekaragaman Gen ………………………………………………8

ii. Tingkat Keanekaragaman Spesies ………………………………………….12

iii. Tingkat Keanekaragaman Ekosistem

1. Komponen-komponen Pembentuk Ekosistem ……………………..13

2. Satuan-satuan Ekosistem …………………………………………..15

3. Hubungan Ketergantungan Antar Ekosistem ……………………...15

4. Macam – Macam Ekosistem ……………………………………….18

c. Keanekaragaman Hayati di Indonesia

i. Keanekaragaman Tumbuhan di Indonesia ………………………………….24

ii. Keanekaragaman Hewan di Indonesia ……………………………………...27

d. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati ………………………………………...30

e. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati ………………………………………...35

C. Bab II : Penutup

Kesimpulan …………………………………………………………………………………..37

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………...38

Page 4: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua

bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya,

yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, danmikroorganisme serta ekosistem dan proses-

proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.Keanekaragaman hayati dapat pula

diartikan sebagai keanekaragaman makhluk hidup di berbagai kawasan di muka bumi, baik di daratan,

lautan, maupun tempat lainnya. Dapat juga dapat diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk

kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan

sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.

Pentingkah keanekaragaman hayati untuk kita pelajari? Tentu saja. Bukan sekadar untuk

mengetahui bahwa spesies di muka bumi ini banyak ragamnya. Lebih penting lagi kita memahami

peranan setiap spesies bagi kelangsungan kehidupan bumi itu sendiri, dan bagi kelangsungan makhluk

lainnya. Kita dapat merasakan manfaat langsung keanekaragaman hayati melalui perbandingan

lingkungan yang baik dan lingkungan yang rusak.

Sebagai warga Indonesia, kita harus memiliki kepedulian tersendiri terhadap keanekaragaman

hayati karena negeri kita dijuluki gudang botani dunia dan negara megabiodiversity. Namun,

perhatian kita terhadap kekayaan ini sangat kurang sehingga banyak jenis makhluk hidup mengalami

kepunahan, menjadi langka, atau diakui secara hak paten atas temuan spesies baru oleh orang-orang

asing. Padahal, apabila bangsa Indonesia terus mengeksplorasi kandungan flora, fauna, dan

mikroorganisme yang ada, masih banyak kesempatan mengidentifikasi dan membuat hak paten hasil

temuan atas nama sendiri. Masih sekitar 90% keanekaragaman hayati di Indonesia belum

teridentifikasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dan arti keanekaragaman hayati?

2. Bagaimana tingkat – tingkat keanekaragaman hayati?

3. Bagaimana keanekaragaman hayati di Indonesia?

4. Manfaat dan nilai apa  yang terkandung dalam keanekaragaman hayati?

5. Bagaimana melestarikan keanekaragaman hayati?

C. Tujuan

1. Merumuskan arti keanekaragaman hayati

2. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis dan ekosistem

3. Menelaah keanekaragaman hayati Indonesia

4. Mengurai berbagai kejadian, manfaaat dan nilai dalam keanekaragaman hayati

Page 5: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

5

5. Mengidentifikasi usaha pelestarian keanekaragaman hayati

D. Manfaat

1. Memahami arti, konsep, dan materi keanekaragaman hayati

2. Kita dapat mengetahui macam-macam organisme dan tingkat-tingkat keanekaragaman hayati,

khususnya di Indonesia

3. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya keanekaragaman hayati dalam menunjuang

kehidupan manusia

4. Meningkatkan potensi keanekaragaman hayati yang bermanfaat bagi kehidupan manusia

5. Meningkatkan usaha pelestarian keanekaragaman hayati

Page 6: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

6

BAB II

ISI

A. Konsep Keanekaragaman Hayati

Pengertian Sumber Daya Alam Hayati (Biodiversitas) 

1. Pengertian Biodiversitas (dari Society of American Foresters): Biodiversitas mengacu pada

macam dan kelimpahan spesies, komposisi genetiknya, dan komunitas, ekosistem dan bentang

alam di mana mereka berada. Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai

diversitas kehidupan dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua

bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dam

mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu

pada diversitas gen, spesies dan ekosistem

2. Menurut adif , Biodiversitas juga mengacu pada macam struktur ekologi, fungsi atau proses pada

semua level di atas. Biodiversitas terjadi pada skala spasial yang mulai dari tingkat lokal ke

regional dan global. Biodiversitas dapat pula dikelompokkan ke dalam: diversitas komposisional,

struktural dan fungsi

3. Biodiversitas komposisional mencakup apa yang dikenal dengan diversitas spesies termasuk

diversitas genetik dan ekosistem. Menjaga diversitas genetik sangat penting bagi eksistensi

diversitas spesies, sedangkan menjaga diversitas ekosistem penting untuk menyediakan habitat

yang diperlukan untuk mengonservasi berbagai spesies.

4. Biodiversitas struktural berkaitan dengan susunan spasial unit-unit fisik. Pada level tegakan,

diversitas struktural dapat dikarakterisasi dengan jumlah strata dalam hutan, misalnya kanopi

tumbuhan utama, subkanopi, semak, tumbuhan herba. Pada level bentang alam, diversitas

struktural dapat diukur dengan distribusi kelas-kelas umur pada suatu hutan atau susunan spasial

dari ekosistem yang berbeda.

5. Biodiversitas fungsional merupakan variasi dalam proses-proses ekologi, seperti pendauran unsur

hara atau aliran energi. Ini merupakan komponen yang paling sulit untuk diukur dan dipahami.

6. Ahli ekologi membedakan biodiversitas pada skala spasial pada tiga kategori: alpha, beta dan

gamma . Diversitas alpha adalah diversitas di dalam suatu habitat. Diversitas beta merupakan

diversitas di antara habitat, sedangkan diversitas gamma merupakan diversitas di antara  geografi

(diversitas skala geografi).

7. Sedangkan dalam Wikipedia, Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris:

biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang

secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,

spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana

Page 7: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

7

bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi

keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati

seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.

Dengan demikian dari berbagai pengertian diatas dapat kita simpulkan pengertian biodiversitas

atau yang kita kenal dengan keanekaragaman hayati terbagi menjadi dua kata keanekaragaman dan

hayati, keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran, warna,

bentuk, tekstur dan sebagainya. Hayati yaitu menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman

hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.

Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan

warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan

variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab keanekaragaman hayati,

yaitu faktor genetik (biotik) dan faktor luar (abiotik). Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil

pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya

terhadap morfologi organisme. Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya

matahari, kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan

dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip

suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya Keanekaragaman

hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai

organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat

organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai

ekosistem.

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati

Dari sekian banyak organisme yang menghuni bumi, tidak ada sepasang pun yang benar-benar

sama untuk segala hal. Kenyataan tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa di alam raya dijumpai

keanekaragaman makhluk hidup atau disebut juga keanekaragaman hayati. Keseluruhan gen, jenis dan

ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi. Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati bagi

kehidupan maka keanekaragaman hayati perlu dipelajari dan dilestarikan. Tingginya tingkat

keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong ilmuwan mencari cara terbaik untuk

mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan

atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik

tingkatan gen, tingkatan spesies maupun tingkatan ekosistem. Berdasarkan hal tersebut, para pakar

membedakan keanekaragaman hayati menjadi tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen,

keanekaragaman jenis dan keanekaragaman ekosistem.

Page 8: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

8

1. Tingkat Keanekaragaman Gen

Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk

jantan dan lainnya dari induk betina. Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya

variasi dalam satu jenis.

keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis. Semua

makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen

merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat

diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat

dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.

Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.

Untuk mendapatkan uraian tentang keanekaragaman hayati tingkat gen yang lebih jelas,

perhatikan

a. Ketinggian tanaman

Gambar 1. Ketinggian

tanaman: (a) Kerdil,

(b) Normal

(Sumber:

Dokumentasi

penelitian)

b. Ketegakan daun

Gambar 2. Ketegakan daun:

(a) tegak, (b) menengah

(intermediate), dan

(c) melengkung

kebawah (Sumber:

Dokumentasi

penelitian)

Page 9: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

9

c. Warna batang semu

Gambar 3. Warna batang

semu: (a) kuning, (b)

kuning kehijauan, (c)

merah kehijauan, (d)

merah, (e) merah muda

keunguan

(Sumber: Dokumentasi penelitian)

d. Warna tepi tangkai daun

Gambar 4.

Warna tepi

tangkai daun: (a)

hijau, (b) merah

muda keunguan.

(Sumber:

Dokumentasi

penelitian)

e. Bercak pada batang semu

Gambar 5.

Bercak pada

batang semu: (a)

merah, (b)

keunguan, (c)

coklat (Sumber:

Dokumentasi

penelitian)

Page 10: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

10

f. Keadaan tepi tangkai daun

Gambar 6. Keadaan tepi

tangkai daun: (a)

bersayap dan menjepit

batang, (b) bersayap dan

tidak menjepit batang, (c)

bersayap dan

bergelombang. 

(Sumber: Dokumentasi penelitian)

g. Bentuk pangkal daun

Gambar 7. Bentuk pangkal daun: (a) membulat keduanya, (b) salah satu sisi membulat, dan (c) bentuk

pangkal daun yang

meruncing keduanya.

(Sumber:

Dokumentasi

penelitian)

h. Tipe kanal (potongan melintang tangkai daun ketiga)

Gambar 8. Tipe kanal:

(a) terbuka dengan

tepi yang melebar

kesamping, (b)

terbuka dengan tepi

yang melebar dan

tegak, dan (c) lurus

dengan tepi tegak.

(Sumber: Dokumentasi penelitian)

i. Bercak pada pangkal tangkai daun

Gambar 9.

Bercak pada

Page 11: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

11

pangkal tangkai daun: (a) bercak kecil, (b) bercak besar, dan (c) tanpa bercak. (Sumber: Dokumentasi

penelitian)

j. Warna bercak tangkai daun

Gambar

10. Warna

bercak tangkai

daun: (a) coklat,

(b) coklat tua,

dan (c)coklat

kehitaman

(Sumber: Dokumentasi penelitian)

k. Warna helaian daun bagian permukaan atas dan bawah

1. Warna daun permukaan atas

Gambar

11.1. Warna

daun permukaan

atas: (a) hijau

kekuningan, (b)

hijau

sedang, dan (c) hijau.

 

2. Warna daun permukaan bawah

Gambar 11.2. Warna daun permukaan bawah: (a) hijau kekuningan, (b) hijau sedang, dan (c) merah

keunguan.

(Sumber:

Dokumentasi

penelitian)

Setiap sifat organisme

hidup dikendalikan oleh

sepasang faktor keturunan (gen), satu dari induk jantan dan lainnya dari induk betina.

Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dalam satu jenis. Gen

Page 12: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

12

merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat

diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat

dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.

Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.

Ternyata persilangan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu

penyebabnya. Keturunan dari hasil persilangan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari

kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan

menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas yang terjadi

secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi

atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi

sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip).

Yang membuat variasi dari keanekaragaman gen tersebut adalah:

Rumus : F = G + L F = fenotip

G = genotip

L = lingkungan

Jika G berubah karena suatu hal (mutasi dll) atau L berubah maka akan terjadi perubahan di F.

Perubahan inilah yang menyebabkan terjadinya variasi tadi.

Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya

berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang

menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.

2. Tingkat Keanekaragaman Spesies

Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada keanekaragaman gen. Keanekaragaman hayati

tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk

kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis

pada tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan

ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain.

Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk

dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara

mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang

mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe

lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta

lingkungan hidupnya.

Page 13: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

13

Cobalah Anda perhatikan perbedaan sifat dari hewan berikut ini:

No. Ciri-ciri Kucing Harimau Singa Citah

1.

2.

3.

Ukuran

tubuh

Warna bulu

Tempat

hidup

Kecil

Hitam, putih,

kuning

Hutan, rumah

Besar

Hitam, putih,

kuning

Hutan

Besar

Hitam, putih,

kuning

Hutan

Sedang

Hitam/

putih

Pohon

Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah akan

memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya kelapa,

aren, pinang, dan lontar, seperti tampak pada tabel pengamatan berikut ini.

No Ciri-ciri Kelapa Aren Pinang Lontar

1. Tinggi

Batang

>30m 25m 25 15-30m

2. Daun -Panjang tangkai daun

75-150cm

-Helaian daun 5m,

ujungruncing dan

keras

-Panjang

tangkai daun

150cm

Tangkai

daun pendek

-Panjang tangkai daun

100cm

-Helaian daun bulat,

tepi daun bercangap

menjari

3. Bunga Tongkol Tongkol Tongkol Bulir

Gambar 2. Keanekaragaman pada

suku Palmae

Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat

mengetahui ada perbedaan atau variasi

sifat pada kucing, harimau, singa dan citah

yang termasuk dalam familia/suku

Felidae. Variasi pada suku Felidae ini

menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis. Hal yang sama terdapat juga pada tanaman kelapa,

aren, pinang, dan lontar yang termasuk suku Palmae atau Arecaceae.

Page 14: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

14

3. Tingkat Keanekaragaman Ekosistem

Komponen-komponen pembentuk ekosistem :

1. Abiotik

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau

substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian komponen

abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik,

senyawa organik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi organisme, yaitu:

a. Suhu. Proses biologi dipengaruhi oleh suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk

meregulasi temperatur dalam tubuhnya.

b. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi

terhadap ketersediaan air di gurun.

c. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organism melalui

osmosis. Beberapa organisme terrestrial beradaptasi dengan lingkungan yang mempunyai

kandungan garam tinggi.

d. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat

menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di senitar permukaan yang

terjangkau sinar matahari. Di gurun, intensitas cahaya matahari yang besar membuat

peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.

e. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi

mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya

di tanah.

f. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam satu area. Iklim makro

meliputi iklim global, regional, dan local. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah

yang dihuni komunitas tertentu.

2. Biotik

Faktor biotik merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk semua organism yang dapat

berinteraksi satu sama lain. Contoh faktor biotik adalah tumbuhan sebagai produsen, hewan sebagai

konsumen, dan mikroba sebagai pengurai.

a. Produsen (autotrof), yang berarti penghasil. Dalam hal ini, produsen berarti organisme yang

mampu menghasilkan zat makanan sendiri. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah

tumbuhan hijau atau tumbuhan yang mempunyai klorofil. Di dalam ekosistem perairan,

komponen biotik yang berfungsi sebagai produsen adalah berbagai jenis alga dan

fitoplankton. Organism yang dapat membuat makanannya sendiri dengan bantuan sinar

matahari disebut fotoautotrof dan dengan bantuan bahan kimia disebut kemoautotrof.

Page 15: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

15

b. Konsumen (heterotrof), yang berarti pemakai, yaitu organisme yang tidak dapat

menghasilkan zat makanan sendiri tetapi menggunakan zat makanan yang dibuat oleh

organisme lain. Organisme yang secara langsung mengambil zat makanan dari tumbuhan

hijau adalah herbivora. Oleh karena itu, herbivora sering disebut konsumen tingkat pertama.

Karnivora yang mendapatkan makanan dengan memangsa herbivora disebut konsumen

tingkat kedua. Karnivora yang memangsa konsumen tingkat kedua disebut konsumen

tingkatketiga dan seterusnya.

c. Dekomposer atau Pengurai. Dekomposer adalah komponen biotik yang berperan

menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil

pembuangan sisa pencernaan. Dengan adanya organisme pengurai, unsur hara dalam tanah

yang telah diserap oleh tumbuhan akan diganti kembali, yaitu berasal dari hasil penguraian

organisme pengurai. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang

dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian

tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh

produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang

disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya

adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu :

1. Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan

2. Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan

3. Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima e-.

Komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan

ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri

dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen

autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang

termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut

dalam air.

Satuan-Satuan Ekosistem

Individu adalah makhluk hidup tunggal. Populasi adalah makhluk hidup yang sejenis yang

mendiami tempat tertentu.

Kepadatan adalah hubungan antara jumlah individu dan ruang yang di tempati. Kepadatan

populasi adalah jumlah individu makhluk hidup sejenis persatuan luas tempat yang dihuni pada waktu

tertentu.

Adanya individu yang datang, yaitu karena ada kelahiran (natalitas) dan imigrasi.

Adanya individu yang pergi, yaitu karena adanya kematian (mortalitas) dan emigrasi.

Tempat hidup makhluk hidup itu disebut dengan habitat.

Page 16: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

16

Komunitas adalah kumpulan populasi-populasi yang berbeda dan hidup bersama pada tempat

tertentu.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup, ilmu yang mempelajari

hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut EKOLOGI.

Terdapat 2 macam ekosistem yaitu :

1. Ekosistem buatan, yang disengaja dibuat oleh manusia.

2. Ekosistem alami,k dibuat oleh manusia tetapi sudah ada di alam.

Ekosistem yang terbesar di bumi disebut biosfer yang terdiri dari keseluruhan yang ada di

permukaan bumi.

Hubungan ketergantungan antar komponen ekosistem

Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik

dan abiotik.

1. Antar komponen biotik

a. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan

dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dalam rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf

trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah

tumbuhan, maka tingkat trofi pertama

selalu diduduki oleh tumbuhan hijau

sebagai produsen. Tingkat selanjutnya

adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas

hewan pemakan tumbuhan yang biasa

disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi

ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi

ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.

b. Jaring-jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama

lain sedemikian rupa sehingga

membentuk seperti jaring-jaring.

Jaring-jaring makanan terjadi karena

setiap jenis makhluk hidup tidak

hanya memakan satu jenis makhluk

hidup lainnya.

c. Piramida makanan, Merupakan gambaran

perbandingan antara produsen, konsumen I,

konsumen II, dan seterusnya. Semakin ke puncak bio

masanya semakin kecil.

Page 17: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

17

d. Arus energy, Merupakan perpindahan energi dari

tempat yang tingi ke tempat yang rendah, yaitu dari

sinar matahari lalu produsen ke konsumen tingkat I, ke

konsumen tingkat II sampai pengurai, sedangkan

mineral membentuk siklus. Energi yang dilepas

sangat kecil karena setiap organisme membutuhkan

energi dalam memenuhi kebutuhannya.

e. Siklus energy, Merupakan perpindahan zat dari

tempat satu ke tempat lain. Akhirnya akan

kembali ke tempat itu berasal. Keseimbangan

ekosistem dapat terjalin bila ada hubungan

timbal balik di antara komponen-komponen

ekosistem.

2. Antar komponen biotik dan abiotik

Komponen abiotik dapat mempengaruhi komponen biotik. Begitu juga komponen biotik dapat

mempengaruhi komponen abiotik dalam ekosistem. Berikut beberapa contoh pengaruh komponen

abiotik terhadap komponen biotik:

Pengaruh air terhadap makhluk hidup: air sangat berguna bagi makhluk hidup, sebagai contoh

perhatikan tanaman padi yang tumbuh di sawah. Akar padi menembus ke dalam tanah untuk

menyerap air dan zat-zat hara. Bila tanah mengandung cukup air, maka padi akan tumbuh

subur, sebaliknya bila kekurangan air maka padi tidak akan tumbuh dengan baik.

Pengaruh udara terhadap makhluk hidup: udara juga berguna bagi hewan maupun tumbuhan.

Udara mengandung antara lain: oksigen dan karbon dioksida. Oksigen berguna untuk

pernafasan baik manusia maupun hewan.

Pengaruh tanaman terhadap tanah dan udara: adanya penanaman pohon yang dapat hidup di

tanah yang kurang subur, maka kondisi tanah tersebut dapat diperbaiki. Pohon-pohon

berpengaruh dengan cara mengubah struktur tanah dan mengurangi erosi.

Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi.

Tubuh manusia maupun hewan tersusun atas materi. Materi terdiri dari unsur-unsur kimia

seperti karbon (C), oksigen (O), hidrogen (H), dan nitrogen (N). Meteri tersebut akan beredar

dari lingkungan masuk ke tubuh organisme dan kembali lagi ke lingkungan membentuk siklus

materi. Berikut beberapa gambaran jalannya unsur yang dibutuhkan makhluk hidup:

Page 18: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

18

Macam – macam ekosistem :

i. Ekosistem air

a. Ekosistem Air Tawar.

Ciri-ciri ekosistem air tawar :

1. variasi suhu tidak mencolok,

2. penetrasi cahaya kurangdan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.

Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenisganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji.

Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada

umumnya telah beradaptasi.

Flora ekosistem air tawar: Hampir semua golongan tumbuhan terdapat pada ekosistem air tawar,

tumbuhan tingkat tinggi (Dikotil dan Monokotil), tumbuhan tingkat rendah (jamur, ganggang biru,

ganggang hijau).

Fauna ekosistem air tawar: Hampir semua filum dari dunia hewan terdapat pada ekosistem air

tawar, misalnya: protozoa, spans, cacing, molluska, serangga, ikan, amfibi, reptilia, burung, mamalia.

Ada yang selalu hidup di air, ada pula yang ke air bila mencari makanan saja.

Hewan yang selalu hidup di air mempunyai cara beradaptasi dengan lingkungan yang berkadar

garam rendah. Pada ikan dimana kadar garam protoplasmanya lebih tinggi daripada air, mempunyai

cara beradaptasi sebagai berikut:

Sedikit minum, sebab air masuk ke dalam tubah

secara terus-menerus melalui proses osmosis.

Page 19: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

19

Garam dari dalam air diabsorbsi melalui insang secara aktif.

Air diekskresikan melalui ginjal secara berlebihan, juga diekskresikan

b. Ekosistem Air Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar

garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di

daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan

besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan

suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas

antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air

yang dingin di bagian bawah yang disebut daratan

termoklin.

c. Ekosistem Estuari

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya

sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh

lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa

garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas

yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas

tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput

rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas

hewannya antara lain berbagai cacing, kerang,

kepiting, dan ikan.

d. Ekosistem Pantai.

Dinamakan demikian karena yang paling banyak

tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea

pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang

dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini

menjalar dan berdaun tebal.

e. Ekosistem sungai.

Sungai adalah suatu badan air yang

mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta

mengandung sedikit slumba-lumba. edimen dan makanan.

Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan

oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan

Page 20: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

20

ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing,

gurame, kura-kura, ular, buaya, dan biawak

f. Ekosistem terumbu karang.

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat

pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-

hewan yang hidup di karang memakan organisme

mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata,

mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan

ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan,

menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan

karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai

membuat pantai memiliki pasir putih.

g. Ekosistem Laut Dalam.

Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele

laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai

produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang

tertentu.

h. Ekosistem Lamun.

Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-

tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut.

Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan

pantai yang dangkal.  Seperti halnya rumput di

darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak

dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif

untuk berkembang biak.

Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya

(alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah

dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan

zat-zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan

ii. Ekosistem darat

a. Bioma Gurun

Bioma yang terletak dibelahan bumi sekitar 20°-30° lintang utara dan lintang selatan atau di

daerah tropika yang berbatasan dengan bioma padang rumput.

Ciri-ciri bioma gurun antara lain sebagai berikut :

1. Curah hujan rendah, yaitu 25 cm per tahun.

Page 21: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

21

2. Pancaran matahari sangat terik, penguapan tinggi, dan suhu siang hari dapat mencapai 40°C

pada musim panas.

3. Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar.

4. Vegetasi di daerah gurun di dominasi oleh

tanaman kaktus, sukulen, dan berbagai

belukar akasia yang berduri.

5. Hewan yang menghuni daerah gurun.

Umumnya adalah serangga, hewan pengerat,

ular dan kadal.

Contoh bioma gurun adalah Gurun Sahara di

Afrika, Gurun Gobi di Asia, Gurun Anzo Borrega di

Amerika.

b. Bioma Padang Rumput

Bioma padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke sub tropika.

Ciri-ciri bioma padang rumput antara lain sebagai berikut:

1. Curah hujan 25 - 50 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.

2. Vegetasi yang mendominasi adalah rerumputan. Rumput yang hidup di bioma padang rumput

yang relatif basah. Ukurannya bisa mencapai tiga meter, misalnya rumput Bluestem dan

Indian Grasses. Rumput yang tumbuh di bioma padang

rumput kering, ukurannya pendek-pendek, misalnya

rumput Grana dan Buffalo Grasses.

3. Hewannya adalah bison, Zebra, kanguru, singa, harimau,

anjing liar, ular, rodentia, belalang dan burung.

Contoh bioma padang rumput antara lain Amerika Utara,

Rusia, Afrika Selatan, Asia dan Indonesia (Sumbawa).

c. Bioma Hutan Gugur

Pada umumnya terdapat di sekitar wilayah subtropik yang mengalami pergantian musim panas

dan dingin. Hutan gugur juga terdapat diberbagai pegunungan di daerah tropis.

Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut:

1. Curah hujan sedang, yaitu 75 -150 cm per tahun.

2. Mengalami 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi.

3. Tumbuhannya mempunyai menggugurkan daunnya pada musim gugur.

4. Vegetasinya adalah pohon Maple, Oak, Beech, dan Elm.

5. Hewan yang menghuni pada umumnya adalah Rusa, Beruang, Raccon, Rubah,Bajing,

dan Burung Pelatuk.

Contoh bioma hutan gugur adalah Kanada, Amerika, Eropa dan Asia.

Page 22: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

22

d. Hutan Hujan Tropis

Bioma ini terdapat di wilayah khatulistiwa dengan temperatur yang tinggi sekitar 25°C.

Ciri-ciri hutan hujan tropis antara lain sebagai berikut:

1. Curah hujan bioma hutan hujan tropis cukup tinggi, yatu sekitar 200-225 cm per tahun.

2. Tumbuhannya tinggi dan rimbun membentuk tudung yang menyebabkan dasar hutan menjadi

gelap dan basah.

3. Tumbuhan khas, ialah liana dan epifit. Contoh liana adalah rotan sedangkan epifit adalah

anggrek.

4. Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang aktif melakukan fotosintesis, misalnya jati,

meranti, konifer, dan keruing.

5. Hewannya didominasi oleh aneka kera, babi hutan, burung, kucing hutan, bajing dan harimau.

Contoh bioma hutan hujan tropisnya adalah hutan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua, dan

Brasil.

e. Bioma Taiga

Bioma ini terdapat di wilayah utara hutan gugur subtropis

dan pegunungan tropis.

Ciri-ciri bioma taiga adalah sebagai berikut:

1. Curah hujan sekitar 35 cm per tahun.

2. Bioma yang biasanya hanya terdiri dari satu spesies

pohon, yaitu konifer (pinus).

3. Masa pertumbuhan flora pada musim panas antara 3

sampai 6 bulan.

4. Suhu di musim dingin sangat rendah, dan mengalami musim dingin yang panjang.

5. Vegetasinya Sprice (Picca), Alder (Alaus), Birch (Berula) dan Junipce (Juniperus).

6. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, serigala dan morten.

Contoh bioma taiga terdapat di Amerika Utara dan dataran tinggi diberbagai wilayah.

f. Bioma Tundra

Bioma ini terdapat di belahan bumi utara di dalam lingkaran kutub utara yang disebutTundra artik dan

di puncak gunung disebut Tundra alpin.

Ciri-ciri bioma tundra adalah sebagai berikut :

1. Curah hujan sekitar 10 cm per tahun.

2. Iklimnya iklim kutub dengan musim dingin

yang panjang dan gelap serta musim panas

yang panjang dan terang terus menerus.

3. Tidak ada pohon yang tinggi, kalaupun ada

terlihat tebal seperti semak.

Page 23: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

23

4. Tumbuhan semusim biasanya berbunga dengan warna yang mencolok dalam masa

pertumbuhan yang pendek.

5. Vegetasinya Spaghnum, lumut kerak, dan perdu.

6. Hewannya Muskox, rusa kutub, kelinci, serigala, rusa dan domba.

g. Bioma Karst

Karst adalah sebuah bentukan di

permukaan bumi yang pada umumnya

dicirikan dengan adanya depresi tertutup

(closed depression), drainase

permukaan, dan gua. Daerah ini

dibentuk terutama oleh

pelarutan batuan, kebanyakan batu

gamping.

Ciri-ciri daerah karst antara lain:

1. Daerahnya berupa cekungan-cekungan.

2. Terdapat bukit-bukit kecil.

3. Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.

4. Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah.

5. Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu gamping.

6. Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.

Contoh bioma Karst terdapat di daerah Gunung Kidul.

iii. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi

pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.

Contoh ekosistem buatan adalah:

Bendungan.

Bendungan adalah konstruksi yang dibangun untuk

menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat

rekreasi.

Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus.

Agroekosistem berupa sawah tadah hujan.

Sawah irigasi.

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian.

Perkebunan sawit.

Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.

Ekosistem ruang angkasa.

Page 24: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

24

C. Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Keanekaragaman hayati di Indonesia termasuk dalam golongan tertinggi di dunia, jauh lebih

tinggi daripada di Amerika dan di Afrika yang sama-sama beriklim tropis, apalagi jika dibandingkan

dengan negara yang beriklim sedang dan dingin. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus bangga dengan

kekayaan atau keanekaragaman hayati kita karena banyak hewan dan tumbuhan yang ada di negara

kita, tetapi tidak ada di negara-negara lain. Di Indonesia dikenal ekosistem darat dan ekosistem

perairan. Ekosistem dapat didefinisikan sebagai suatu sistem hubungan timbal balik antara makhluk

hidup dan lingkungannya. Sebagai benda nyata, ekosistem dapat diterapkan pada berbagai derajat

organisasi makhluk dan lingkungan mulai dari jamur, kolam kecil, padang rumput, hutan, sampai

planet bumi secara keseluruhan. Demikian pula iklim regional yang berhubungan tmbal balik dengan

substrat dan biota regional membentuk unit-unit komunitas yang luas dan mudah dikenal yang disebut

bioma . Bioma dapat diartikan sebagai sebuah ekosistem yang merupakan unit komunitas terbesar

yang mudah dikenal dan terdiri dari vegetasi dan hewan. Di Indonesia dapat dikenal beberapa bioma,

yaitu (a) hutan hujan, (b) hutan musim, (c) savana, dan (d) padang rumput. (Lihat Tabel)

a. Keanekaragaman Tumbuhan di Indonesia

Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan berjumlah sebanyak 25.000 jenis atau

lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang diperkirakan jumlahnya 35.000

jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang endemik atau jenis

yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat di tempat lain di dunia. Kekayaan

hayati ini harus kita jaga dan kita pelihara dengan baik. Dari semua suku tumbuhan yang

ada, suku anggrek ( Orchidaceae ) adalah suku yang terbesar dan ditaksir terdapat sekitar

3.000 jenis. Banyak di antara jenis-jenis tumbuhan tersebut mempunyai nilai ekonomi

tinggi, antara lain, meranti-merantian ( Dipterocarpaceae n), kacang- kacangan

( leguminosae) , dan jambu-jambuan ( Myrtaceae n).

Page 25: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

25

Tabel. Satuan-Satuan Bioma di Indonesia

Page 26: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

26

Dari sekian banyak jenis tumbuhan tersebut, sebagian besar terdapat di kawasan

hutan tropika basah, terutama hutan primer, yang menutup sebagian besar daratan (63%)

bumi Indonesia. Hutan ini merupakan struktur yang kompleks yang menciptakan

lingkungan yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan keanekaragaman tumbuhan

yang tinggi dalam hutan tropika basah. Penyebaran geografi tumbuhan di Kepulauan

Indonesia secara keseluruhan ditentukan oleh faktor geologi, yaitu adanya Paparan Sunda

di bagian barat dan Paparan Sahul di bagian timur yang berbeda sehingga dapat ditarik

garis pemisah di antaranya. Dalam tiap-tiap paparan, keadaan flora mempunyai banyak

persamaan, misalnya, persamaan flora antara Kalimantan dan Sumatra dapat mencapai

90%. Selanjutnya, variasi flora dalam tiap-tiap paparan ditentukan oleh faktor lingkungan

setempat dalam hal ini tercerminkan oleh berbagai tipe vegetasi yang terdapat di paparan

tersebut. Selain berbagai macam jenis tumbuhan, Indonesia juga kaya dengan hasil hutan,

terutama kayu. Diperkirakan terdapat 4.000 jenis dan 267 jenis di antaranya merupakan

kayu niaga yang tergolong dalam 120 macam nama perdagangan. Beberapa di antaranya

dapat tumbuh di hutan primer, seperti Pterocymcium spp , Dyera spp , Alstonia spp ,

Shorea leptosula , S leptoclados , S stenoptera , S parvifolia , Duabanga moluccana,

Tetrameles nudiflora , Octometes sumatrana , Agathis spp , dan Araucaria spp . Hutan

primer merupakan gudang terbesar sumber hayati yang dapat dimanfaatkan, selain hasil

kayu, seperti buah-buahan ( Garcinia, Baccaurea, Eugenia, Durio, Lansium, dan

Nephelium ), karbohidrat ( Dioscorea, Colocasia, Alocasia, Arenga, Mypa, Metroxylon ,

dan Palmae ), zat pewarna, minyak atsiri, pestisida ( Podocarpus, Perris, Milletia , dan

Tephrosia ), dan obat-obatan (obat tekanan darah tinggi, seperti Rauvolfia, Alstonia, dan

Apocynacceae ), baik secara langsung maupun dimanfaatkan sebagai sumber bahan

genetika untuk pemuliaan jenis atau famili yang telah dibudidayakan. Perlu kalian ketahui

bahwa pemanfaatan hasil hutan Indonesia telah meningkatkan pendapatan negara dan

kesejahteraan rakyat. Akan tetapi, penebangan kayu telah menimbulkan berbagai

kerusakan terhadap lingkungan, bahkan telah mengakibatkan bencana alam di berbagai

daerah di Indonesia. Pengurasan jenis-jenis tertentu, seperti penebangan kayu ulin,

agathis, ramin, dan jelutung tanpa memerhatikan kelestarian jenis secara berlebihan

karena permintaan konsumen yang tinggi, akan mengurangi secara drastis populasi jenis

dan bahkan dapat mengakibatkan kepunahan jenis tersebut sehingga mengurangi

biodiversitas kayu di Indonesia.

b. Keanekaragaman Hewan di Indonesia

Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 220.000 jenis

yang terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17% fauna serangga di dunia), 4.000

jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis reptilia dan amphibia. Pembagian fauna

Page 27: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

27

menjadi dua kelompok didasarkan pada adanya Paparan Sunda dan Paparan Sahul

menjadi lebih jelas lagi daripada pembagian flora. Di sini dapat ditarik garis pemisah

yang lebih jelas yang disebut garis Wallace (ditemukan oleh Alfred Russel Wallace).

Beberapa jenis hewan, seperti ikan tawar dari kelompok timur dan barat penyebarannya

tidak pernah bertemu. Akan tetapi, ada pula hewan- hewan, seperti burung, amphibia, dan

reptilia yang sering kali antara penyebaran kelompok timur dan barat saling tumpang-

tindih. Paparan sunda sangat kaya akan berbagai jenis mamalia dan burung; diperkirakan

di kawasan ini terdapat ratusan jenis burung dan 70% di antaranya merupakan penghuni

hutan primer darat; keanekaragaman ini jauh lebih tinggi daripada di Afrika. Indonesia

terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace. Garis Wallace

membelah Selat Makassar menuju ke selatan hingga ke Selat Lombok. Jadi, garis Wallace

memisahkan wilayah Oriental (termasuk Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dengan

wilayah Australia (Sulawesi, Irian, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara

Timur). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Weber, seorang ahli zoologi dari Jerman.

Menurut Weber, hewan-hewan yang ada di Sulawesi tidak semuanya tergolong kelompok

hewan Australia karena ada juga yang memiliki sifat-sifat Oriental sehingga Weber

berkesimpulan bahwa hewan-hewan Sulawesi merupakan hewan peralihan. Weber

kemudian membuat garis pembatas yang berada di sebelah timur Sulawesi memanjang ke

utara menuju Kepulauan Aru yang kemudian dikenal dengan nama garis Weber. Sebagai

bukti, Sulawesi merupakan wilayah peralihan, contohnya, di Sulawesi terdapat Oposum

dari Australia dan kera Macaca dari Oriental.

Fauna daerah Oriental (asiatis) yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan serta

pulau-pulau di sekitarnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Banyak spesies mamalia berukuran besar , seperti badak, gajah, banteng, dan

harimau. Terdapat pula mamalia berkantung, tetapi jumlahnya sedikit, bahkan hampir

tidak ada.

Page 28: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

28

b. Terdapat berbagai macam kera , terutama di Kalimantan yang paling banyak

memiliki primata, misalnya, orang utan, kukang, dan bekantan.

c. Burung-burung yang dapat berkicau , tetapi warnanya tidak seindah burung Australia,

misalnya, jalak bali ( Leucopsar rothschildi ), murai ( Myophoneus melurunus ),

ayam hutan berdada merah ( Arborphila hyperithra ), dan ayam pegar ( Lophura

bulweri ).

d. Banyak ikan air tawar

Fauna daerah Indonesia bagian timur (australis), yaitu Irian, Maluku, dan kepulauan

Aru (bagian timur) relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri yang dimilikinya adalah

sebagai berikut.

a. Mamalia berukuran kecil . Di Irian dan Papua terdapat kurang lebih 110 spesies

mamalia, misalnya, kuskus ( Spilocus maculates ) dan Oposum . Di Irian juga

terdapat 27 hewan pengerat (rodensial), dan 17 di antaranya merupakan spesies

endemik.

b. Banyak hewan berkantung . Di Irian dan Papua banyak ditemukan hewan berkantung,

seperti kanguru ( Dendrolagus ursinus ).

c. Tidak terdapat spesies kera . Spesies kera

tidak ditemukan di daerah Australia, tetapi

di Sulawesi ditemukan banyak hewan

endemik, misalnya, primata primitif Tarsius

spectrum , musang ( Macrogalida

musschenbroecki ), babirusa, anoa, maleo,

dan beberapa jenis kupu-kupu.

d. Jenis burung berwarna indah dan beragam .

Papua memiliki koleksi burung terbanyak

dibandingkan pulau-pulau lain di Indonesia,

Page 29: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

29

kira- kira 320 jenis, dan setengah di antaranya merupakan spesies endemik, misalnya,

burung cenderawasih.

e. Ikan air tawar sedikit

Fauna daerah peralihan

yaitu Sulawesi, Nusa

Tenggara, dan pulau-pulau

disekitarnya.Hewan memiliki

kedua sifat dari tipe asia dan

Australia, contoh babirusa,

kuskus kerdil, anoa, dan

komodo.

D. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati

Untuk mengatasi berbagai kerusakan yang mengancam ekosistem dan

keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, manusia melakukan berbagai tindakan.

Tindakan tersebut meliputi penebangan hutan terencana, reboisasi, pengendalian

hama dengan hewan predator, dan berbagai usaha pelestarian lainnya. Penebangan

hutan yang dilakukan dengan terencana (sistem tebang pilih) akan dapat mengurangi

resiko bencana alam akibat penebangan liar. Penebangan tersebut kemudian diikuti

dengan reboisasi atau penanaman kembali.

Keanekaragaman hayati di Indonesia memang cukup banyak. Hal itu terjadi

karena Indonesia adalah negara tropis, tanah pun subur. Hutan hujan tropis adalah

tempat dimana keanekaragaman hayati berada. Itulah alasan kenapa hutan hujan

tropis sering disebut sebagai plasma nutfah. Ada juga keanekaragaman hayati seperti

halnya di daerah Ujung Kulon, Pulau Komodo dan sebagainya dijadikan sebagai

"World Herritage" karena daerah-daerah tersebut memiliki keanekaragaman yang

tinggi dan khas.  Walaupun keanekaragaman hayati masih banyak di Indonesia, juga

banyak terdapat keanekaragaman hayati di Indonesia yang sekarang terancam punah.

Salah satunya adalah "Harimau Sumatera". Bukan hanya itu, banyak juga tumbuhan

Page 30: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

30

dan binatang lain yang terancam punah, contoh binatang yang terancam punah adalah

sebagai berikut:

Penyebab kelangkaan hayati :

1) Tingkat reproduksi rendah. Pada hewan yang masa kehamilannya lama dan jumlah

keturunan yang dilahirkan sedikit.

2) Bencana Alam. Bencana alam dapat menyebabkan kerusakan ekosistem bahkan

punahnya organisme tertentu.

3) Aktivitas Manusia Beberapa aktivitas manusia yang menghancurkan ekosistem

tertentu sehingga keanekaragaman hayatimati. contohnya:

a. Pemburuan dan penangkapan hewan secara liar terus menerus.

b. Penangkapan hewan yang ada di laut dengan cara yang salah seperti dengan

menggunakan bahan kimia, listrik, dan lain-lain.

c. Penebangan hutan secara liar mengakibatkan rusaknya hutan dan punahnya

flora dan fauna

d. Mengembangkan flora dan fauna tertentu sehingga ekosistem menjadi tidak

seimbang

e. Mendatangkan flora dan fauna tertentu dari negara lain dan

mengembangkannya.

 

Jika banyak penyebab keanekaragaman hayati tersebut langka, seharusnya ada usaha

untuk melestarikan keanekaragaman hayati tersebut.Usaha pelestarian(konservasi) dapat

dilakukan di habibat asli (in situ) ataupun di luar habibat asli (ex situ).

Konservasi in situ merupakan upaya pelestarian di habibatasli, sedangkan konservasi ex

situ dilakukan di luar habibat asli.

Page 31: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

31

Contoh pelestarian habibat asli adalah taman nasional yang melindungi hewan-hewan dan

burung beraneka ragam,sedangkan pelestarian di luar habibat asli adalah kebun

binatang,kebun botani yang melindungi aneka tumbuhan, dan plasma nuftah yaitu kumpulan

flora dan fauna yang terdapat di alam danmasih membawa sifat-sifat yang asli, seperti koleksi

padi,koleksi jagung, koleksi biji legume.

Macam-macam Bentuk (Upaya Pelestarian Sumber Daya Alam Hayati) Usaha pelestarian

sumber daya alam hayati tidak lepas dari usaha pelestarian lingkungan hidup. Usaha-usaha

dalam pelestrian lingkungan hidup bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan

tanggung jawab kita semua.Untuk menggalakkan perhatian kita kepada pelestarian

lingkungan hidup,maka setiap tanggal 5 Juni diperingati sebagai Hari Lingkungan Sedunia.

Ditingkat Internasional, peringatan Hari Lingkungan Hidup ditandai dengan pemberian

penghargaan kepada perorangan ataupun kelompok atas sumbangan praktis mereka yang

berharga bagi pelestarian lingkungan atau perbaikan lingkungan hidup di tingkat lokal,

nasional, dan internasional.Penghargaan ini diberi nama "Global 500" yang diprakarsai

Program Lingkungan PBB (UNEP = United Nation Environment Program). Di tingkat

nasional, Indonesia tidak ketinggalan dengan memberikan hadiah, sebagai berikut.

   

Kalpataru: Hadiah Kalpataru diberikan kepada berikut ini:

1) Perintis lingkungan hidup, yaitu mereka yang telah mempelopori untuk mengubah

lingkungan hidup yang kritis menjadi subur kembali.

2) Penyelamat lingkungan hidup, yaitu mereka yang telah menyelamatkan lingkungan

hidup yang rusak.

3) Pengabdi lingkungan hidup, yaitu petugas-petugas yang telah mengabdikan dirinya

untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

i. Pelestarian Keanekaragaman Hayati secara Insitu pelestarian Keanekaragaman Hayati

secara In situ yaitu suatu upaya pelestarian sumber daya alam hayati di habitat atau

tempat aslinya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan karakteristik tumbuhan atau

hewan tertentu sangat membahayakan kelestariannya apabila dipindahkan ke tempat

lainnya. Contoh pelestarian Keanekaragaman Hayati secara In situ sebagai berikut.

a. Suaka margasatwa untuk komodo di Taman Nasional Komodo, Pulau

Komodo.

b. Suaka margasatwa untuk badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon,

Jawa Barat.

Page 32: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

32

c. Pelestarian bunga Rafflesia di Taman Nasional Bengkulu.

d. Pelestarian terumbu karang di Bunaken.

ii. Pelestarian Keanekaragaman Hayati secara Ek situ, pelestarian Keanekaragaman

Hayati secara Ek situ yaitu suatu upaya pelestarian yang dilakukan dengan

memindahkan ke tempat lain yang lebih cocok bagi perkembangan kehidupannya.

Contoh pelestarian Keanekaragaman Hayati secara Ek situ sebagai berikut.

a. Kebun Raya dan Kebun Koleksi untuk menyeleksi berbagai tumbuhan langka

dalam rangka melestarikan plasma nuftah.

b. Penangkaran jalak bali di kebun binatang Wonokromo. Salah satu cara untuk

ikut melestarikan keanekaragaman hayati secara nyata dan untuk pemenuhan

kebutuhan dapur dan tanaman obat maka kita dapat membuat kebun tanaman

obat, baik di sekolah ataupun di rumah kita sendiri. Dengan menggalakkan

kebun tanaman obat ini, diharapkan tidak akan terjadi kelangkaan tanaman

obat akibat kecenderungan mengkonsumsi obat-obatan kimia dan

meninggalkan fungsi tanaman obat-obatan tradisional bagi kesehatan kita.

Klasifikasi merupakan suatu cara untuk mengelompokkan makhluk hidup.

Dalam pengelompokkan makhluk hidup diperlukan aturan, yaitu dasar yang

digunakan untuk pengelompokkan, seperti persamaan dan perbedaan ciri-ciri

serta sifat makhluk hidup, yang meliputi ciri morfologis, anatomis, biokimia,

dan reproduksinya. Pengelompokan makhluk hidup yang sudah menggunakan

aturan tertentu ini disebut sistematika.

iii. Peranan pemerintah dalam menjaga kelestarian hayati di Indonesia.

a. Perlindungan Alam Umum

Perlindungan alam umum merupakan perlindungan terhadap flora, fauna, dan

tanahnya. Perlindungan alam umum dibagi menjadi tiga, yaitu :

- Perlindungan alam ketat

Perlindungan alam ketat adalah perlindungan alam tanpa campur tangan manusia,

kecuali apabila dipandang perlu. Jadi, dalam perlindungan ini, alam dibiarkan

berkembang dengan sendirinya. Tujuan perlindungan ini untuk penelitian ilmiah.

Contohnya adalah cagar alam Ujung Kulon

- Perlindungan alam terbimbing

Page 33: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

33

Perlindungan alam terbimbing adalah perlindungan alam oleh para ahli.

Contohnya adalah Kebun Raya Bogor.

- Taman nasional

Taman nasional merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang meliputi

daerah yang sangat luas, di mana tidak diperbolehkan dibangun rumah tinggal

atau untuk kepentingan industri. Namun demikian, taman nasional dapat

difungsikan sebagai tempat rekreasi dan wisata, asalkan tidak mengubah

keseimbangan ekosistem. Contohnya adalah Taman Safari Bogor.

Untuk menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia, pemerintah melakukan beberapa

hal, yaitu menetapkan konservasi lingkungan, meliputi cagar alam, suaka margasatwa, taman

nasional, taman wisata alam, taman raya, dan taman perburuan. Tiap-tiap jenis konservasi

tersebut memiliki prinsip pengelolaan dan nilai manfaat yang berbeda. Cagar alam berfungsi

sebagai kantung plasma nutfah (bertujuan untuk mencegah punahnya makhluk hidup),

sebagai habitat satwa liar dan tumbuhan, pusat pengaturan sistem air, tempat pengungsian

satwa, tempat penelitian dan pendidikan, dan referensi (pusat rujukan). Sedangkan fungsi

utama taman buru, yaitu sebagai tempat pengembangan ekonomi kepariwisataan, pusat

pendidikan, tempat perburuan, tempat koleksi tumbuhan dan satwa, dan penunjang devisa

daerah dalam hal pemanfaatan jasa lingkungan.

b. Perlindungan Alam dengan Tujuan Tertentu

Perlindungan alam dengan tujuan tertentu merupakan perlindungan dengan tujuan

khusus. Kekhususan tersebut berlatar belakang dari potensi yang ada di kawasan yang

bersangkutan. Macam-macam perlindungan tersebut adalah seba gai berikut.

- Perlindungan alam geologi

Perlindungan alam geologi yaitu perlindungan alam dengan tujuan melindungi

formasi geologi tertentu, misalnya batuan.

- Perlindungan alam botani

Perlindungan alam botani yaitu perlindungan alam dengan tujuan melindungi

komunitas tumbuhan tertentu, misalnya Kebun Baya Bogor.

- Perlindungan alam zoologi

Perlindungan alam zoologi yaitu perlindungan alam dengan tujuan melindungi

hewan langka dan mengembangkannya dengan cara memasukkan hewan sejenis

ke daerah lain, misalnya cagar alam Ujung Kulon.

- Perlindungan alam antropologi

Page 34: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

34

Perlindungan alam antropologi yaitu perlindungan alam dengan tujuan melindungi

suku bangsa terisolir, misal suku Indian di Amerika, suku Asmat di Irian, dan

suku Badui di Banten Selatan.

- Perlindungan pemandangan alam

Perlindungan pemandangan alam yaitu perlindungan alam dengan tujuan

melindungi keindahan alam, misalnya lembah sianok di Sumatra barat.

- Perlindungan monumen alam

Perlindungan monumen alam yaitu perlindungan alam dengan tujuan melindungi

benda-benda alam, misalnya stalagtit dan stalagmit dalam gua serta air terjun.

- Perlindungan suaka margasatwa

Perlindungan suaka margasatwa yaitu perlindungan dengan tujuan melindungi

hewan-hewan yang terancam punah, misalnya badak, gajah, dan harimau Jawa.

- Perlindungan hutan

Perlindungan hutan yaitu perlindungan dengan tujuan melindungi tanah, air, dan

perubahan iklim.

- Perlindungan ikan

Perlindungan ikan yaitu perlindungan dengan tujuan melindungi ikan yang

terancam punah.

E. Manfaat dan Nilai Keanekaragaman Hayati

a. Kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan yang bersifat mutlak ,

Contohnya:

1. Sandang (ulat sutra, bulu domba, kapas).

2. Pangan (serealia/biji-bijian,umbi-umbian,sayur,buah,telur,daging,susu)

3. Papan (meranti, jati, sengon, pohon sawo, dan sebagainya).

4. Udara bersih (pepohonan).

b. Kebutuhan Sekunder, yaitukebutuhan untuk lebih menikmati hidup,

misalnya:

1. Transportasi (kuda, onta, sapi).

2. Rekreasi (hutan, taman bunga, tanaman hias, keindahan bawah laut, hewan

piaraan

c. Keanekaragaman hayati dapat menghasilkan produk berupa materi atau jasa yang

manfaatnya dapat ditukar dengan uang, misalnya bahan kebutuhan pokok atau pangan

yang diperdagangkan, dikatakan memiliki nilai ekonomi.

d. Bagi suatu negara tertentu, keanekaragaman hayati dapat memberikan kebanggaan

karena keindahan atau kekhasannya, seperti: karapan sapi di madura, ukiran jepara

Page 35: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

35

dari kayu jati, lukisan wayang dari kulit domba.

Keanekaragaman hayati tersebut memiliki niali budaya.

e. Keanekaragaman hayati juga memiliki nilai pendidikan ,karena sebagai sumber ilmu

dan untuk tujuan lain.misalnya pelestarian alam.

Nilai Keanekaragaman Hayati

1. Nilai Ekonomi

Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat

mendatangkan devisa). Misal untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan

perkebunan. Contoh bahan baku industri yaitu kayu gaharu dan cendana untuk industry

kosmetik, kayujati dan rotan untuk industry mebel, teh dan kopi untuk industry

minuman, padi dan kedelai untuk industry makanan, serta ubi kayu untuk menghasilkan

alkohol. Contoh rempah-rempah yaitu lada, cengkih, dan pala.

2. Nilai Biologis

Keanekaragaman hayati memiliki nilai biologis atau penunjang kehidupan bagi makhluk

hidup termasuk manusia. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen yang diperlukan oleh

makhluk hidup untuk pernapasan serta menghasilkan zat organik, misal biji, buah, dan

umbi sebagai bahan makanan makhluk hidup lain.

Hewan dapat dijadikan bahan makanan dan bahan sandang manusia. Beberapa jasad

renik digunakan dalam pembuatan makanan, misal untuk membuat tempe, plasma nutfah

(plasma benih).

3. Nilai Ekologis

Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misal

hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang

penting bagi bumi.

- Sebagai paru-paru bumi. Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan

kadar karbon dioksida (CO2) di atmosfer yang berarti dapat mengurangi pencemaran

udara dan dapat mencegah efek rumah kaca.

- Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan kelembapan

udara.

4. Nilai Sosial

Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan menjadi sarana rekreasi dan pariwisata.

Contoh tempat rekreasi dan pariwisata yag sekaligus menjadi kawasan pelestarian

Page 36: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

36

keanekaragaman hayati adalah Taman Hutan Raya Ir.H.Djuanda di Bandung. Kawasan

tersebut memilki keanekaragaman hayati yang melimpah. Tumbuhan yang hidup di

hutan tersebut antara lain mahoni, bungur, eukaliptus, dan dammar. Hewan yang

terdapat di kawasan tersebut antara lain musang, bajing, dan beberapa jenis burung.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

            Alam Indonesia sangat kaya akan keberagaman flora dan fauna, keberagaman tersebut dikenal

dengan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang

menunjukakan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosisitem di suatu daerah. Penyebebab

keanekaragaman hayati ada 2 faktor, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik relatif

konstan / stabilpengaruhnya terhadap morfologi (fenotip) organisme. Sebaliknya faktor luar relatif

labil pengaruhnya terhadap morfologi (fenotip).

            Keanekragaman hayati mencakup tiga tingkatan pengertian yang berbeda, yaitu

keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem. Dan tidak ada makhluk hidup yang bisa hiup sendiri,

terpisah dan terasing dari makhluk hidup lain. Manusia, hewan, dan tumbuhan adalah makhluk hidup,

mereka butuh makanan dan tempat hidup yang nyaman untuk hidup. Dengan demikian terjadi

hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup dan juga antar makhluk hidup dengan

lingkungannya. Hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antar makhluk hidup dengan lingkungan

Page 37: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

37

untuk membentuk  suatu sistem yang disebut ekosistem. Ekosistem terbentuk dari komponen hidup

(biotik), dan komponen tidak hidup (abiotik). Kedua komponen ini sangat mempengaruhi distribusi

persebaran organisme pada tempat yang berbeda-beda.

Daftar Pustaka

Aryulina, Dian dkk. 2007. Biologi 1. Jakarta: Esis Erlangga

Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Trijoko, 2006. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Yani, Riana dkk. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

http://anahrahmat44artikle.blogspot.com/2012/01/makalah-biodiversitas.html

http://ajitheory.webs.com/kelas%20x/keanekaragaman%20hayati.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati

http://www.slideshare.net/Yuslijusufahmad/pengantar-biodiversitas

http://titikkrisna.moodlehub.com/file.php/10/kb1hal10.htm

http://www.crayonpedia.org/mw/Keanekaragaman_Hayati_Di_Indonesia_10.2

Page 38: Makalah Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas).docx

38