konser

15
1 2.1 Prosedur Penegakan Diagnosis dalam Bidang Konservasi Gigi 2.1.1 Pemeriksaan Subyektif Pemeriksaan subyektif dilakukan dengan anamnesis, yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien. Pertanyaan yang diajukan antara lain identitas pasien (nama, pekerjaan, alamat, umur); keluhan pasien; riwayat alergi; penyakit sistemik yang diderita; dan juga gejala- gejala yang dirasakan pasien; seperti rasa sakit yang timbul saat makan dingin atau panas, jenis sakit yang dirasakan (tajam, linu, cekot-cekot, berulang), dan riwayat munculnya penyakit (spontan atau dirangsang). 2.1.2 Pemeriksaan Obyektif Pemeriksaan obyektif meliputi: 1. Pemeriksaan ekstra oral Terdiri dari pemeriksaan asimetri wajah dan pembengkakan kelenjar limfe, baik itu submandibular maupun submental. Cara melakukan pemeriksaan ini yaitu dengan melakukan palpasi pada bagian leher pasien. Apabila pembengkakak teraba, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda 0. 2. Pemeriksaan intra oral Terdiri dari:

description

kg

Transcript of konser

1

2.1Prosedur Penegakan Diagnosis dalam Bidang Konservasi Gigi2.1.1Pemeriksaan SubyektifPemeriksaan subyektif dilakukan dengan anamnesis, yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien. Pertanyaan yang diajukan antara lain identitas pasien (nama, pekerjaan, alamat, umur); keluhan pasien; riwayat alergi; penyakit sistemik yang diderita; dan juga gejala-gejala yang dirasakan pasien; seperti rasa sakit yang timbul saat makan dingin atau panas, jenis sakit yang dirasakan (tajam, linu, cekot-cekot, berulang), dan riwayat munculnya penyakit (spontan atau dirangsang).2.1.2Pemeriksaan ObyektifPemeriksaan obyektif meliputi:1. Pemeriksaan ekstra oralTerdiri dari pemeriksaan asimetri wajah dan pembengkakan kelenjar limfe, baik itu submandibular maupun submental. Cara melakukan pemeriksaan ini yaitu dengan melakukan palpasi pada bagian leher pasien.Apabila pembengkakak teraba, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda 0.2. Pemeriksaan intra oralTerdiri dari: Pemeriksaan fraktur (gigi yang patah), abrasi (ausnya gigi akibat gesekan), dan atrisi (ausnya gigi akibat pengunyahan).Bila ada gigi fraktur, abrasi, atau atrisi, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda 0. Pemeriksaan karies Meliputi jenis karies dan etiologi karies. Pemeriksaan perkusi Bertujuan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periondontal. Dilakukan dengan mengetuk permukaan gigi menggunakan handle instrumen tangan.Bila gigi terasa sakit saat diketuk, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda 0. Pemeriksaan tekananBertujuan untuk mengetahui adanya keradangan pada jaringan periodontal. Dilakukan dengan menekan gigi menggunakan handle instrumen tangan.Bila gigi terasa sakit saat ditekan, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda 0. Pemeriksaan palpasiDengan meraba pada gingiva dimulai dari tepi ke tepi menggunakan ujung jari telunjuk dan jari tengah.Bila terdapat fluktuasi, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda 0. Pemeriksaan kegoyangan gigiDilakukan dengan menggerakkan gigi kea rah bukolingual dan mesiodistal. Dari pemeriksaan diperoleh hasil derajat kegoyangan gigi. Pemeriksaan polipDari hasil pemeriksaan karies, apabila diketahui adanya perforasi maka perlu diperiksa polip pulpa (massa jaringan lunak dalam kavitas yang berasal dari jaringan pulpa) dan polip jaringan ikat (massa jaringan lunak dalam kavitas yang berasal dari jaringan ikat di bawah bifurkasi gigi).Apabila terdapat polip, pada kartu status diberi tanda + dan bila tidak diberi tanda 0. Pemeriksaan vitalitas gigiPemeriksaan vitalitas gigi dilakukan berurutan.Apabila pada gigi pasien belum terdapat perforasi atau lubang pada pulpa, maka tes vitalitas yang dilakukan antara lain: Tes termalTes yang dilakukan untuk tes termal umumnya adalah tes termal dingin, karena tes termal panas dapat merusak jaringan pulpa. Tes termal dingin dilakukan dengan menempelkan cotton pellet yang telah disemprot dengan ethil chloride pada bagian servikal gigi (bila gigi utuh), pada dasar kavitas (bila terdapat kavitas), atau pada puncak cusp (pada anak-anak).Bila gigi yang dites terasa sakit, pada kartu status diberi tanda + yang berarti gigi tersebut vital. Bila tidak terasa sakit, maka dilanjutkan ke tes berikutnya. Tes kavitasDengan melakukan pengeburan pada dasar kavitas (cavity entrance) menggunakan round bur.Bila terasa sakit, pada kartu status diberi tanda + yang berarti gigi tersebut vital. Bila tidak terasa sakit, maka dilanjutkan ke tes berikutnya. Tes jarum MillerDengan memasukkan jarum Miller melalui lubang pada pulpa sampai pada ujung apikal gigi, sedalam panjang gigi rata-rata. Kemudian dilakukan foto rontgen dengan jarum Miller tetap menancap pada gigi.Bila terasa sakit, maka pada kartu status diberi tanda + yang berarti gigi tersebut vital. Bila tidak, maka dapat disimpulkan bahwa gigi tersebut sudah non-vital.Apabila pada gigi pasien sudah terdapat perforasi, maka langsung dilakukan tes jarum Miller.3. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan radiografi, yang bertujuan untuk melihat keadaan ruang pulpa, keadaan saluran akar, keadaan periapikal, keadaan jaringan periodontal, dan mendukung tes jarum Miller.

2.2Diagnosis dalam Bidang Konservasi GigiDiagnosis yang terdapat dalam bidang konservasi gigi, antara lain diagnosis kelainan-kelainan pulpa sebagai berikut : Pulpitis reversible Pulpitis irreversible Pulpitis hiperplastis kronis Nekrosis pulpa parsialis Nekrosis pulpa totalisDi samping diagnosis kelainan-kelainan pulpa di atas, juga ada diagnosis kelainan periapikal, antara lain: Dental granuloma Kista periapikal Abses periapikal kronis Abses periapikal akut2.3Rencana Perawatan Bidang Konservasi GigiTerdapat berbagai rencana perawatan untuk kelainan dalam bidang konservasi gigi, antara lain: Tumpatan plastis Tumpatan rigid Pulp capping Pulpektomi Apeksogenesis Endo intrakanal ApeksifikasiDasar pertimbangan dalam menentukan rencana perawatan di antaranya: Besar dan kedalaman karies Letak gigi yang dikeluhkan terkair dengan fungsi dan estetika Vitalitas gigi Kondisi gigi Kondisi jaringan periodontalLO.3 Rencana Perawatan dan Pertimbangan Rencana Perawatan Konservasi gigiKontraindikasi Lokal Perawatan Endodontik1. Bila dijumpai kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari sepertiga panjang akar1. Bila saluran akar gigi tanpa pulpa dengan daerah radiolusen terhalang oleh akar berkurva/bengkok, akar berliku-liku, dentin sekunder, batu pulpa yang tidak dapat diambil atau dihindari, kanal yang mengapur atau sebagian mengapur, gigi malformasi, atau suatu instrumen yang patah. Pada kasus-kasus tersebut, bila tidak mungkin melakukan instrumentasi pada saluran akar atau mengisinya paling tidak 3 sampai 4 mm ke arah apikal, prognosisnya adalah jelek1. Bila terdapat perkembangan apeks akar yang tidak lengkap dengan matinya pulpa. Saluran akar sukar atau tidak mungkin diisi secara memuaskan, tidak saja karena divergensi saluran pada waktu mendekati apeks, tetapi juga karena rembesan basah yang terus menerus1. Bila terdapat perforasi permukaan akar secara kebetulan atau patologik. Perforasi yang terjadi secara kebetulan adalah yang diakibatkan oleh bur yang salah mencapai kamar pulpa atau rimer baik yang digunakan manual maupun oleh mesin. Perforasi permukaan akar dapat disebabkan karena resorpsi internal (kamar pulpa atau saluran akar gigi) atau eksternal (sementum)1. Bila terdapat terlalu banyak eksudat periapikal yang tidak dapat dikontrol sebelum pengisian saluran akar, atau jika tidak diperoleh biakan negatifPertimbangan Sistemik Pada pasien dengan penyakit sistemik yang parah, seperti diabetes aktif, sifilis, tuberkulosis, anemia berat, gigi tanpa pulpa, dan terinfeksi disertai dengan rarefaksi (kerusakan di sekitar apeks) tidak mudah bereaksi terhadap perawatan, perbaikan jaringan periapikal dapat tertunda, atau tidak terjadi karena kekuatan untuk perbaikan kurang. Pada pasien leukimia atau nekrosis radiasi, ekstraksi dikontraindikasiakn dan lebih baik dirawat endo selama gigi masih bisa dipertahankan.Bila pasien mempunyai riwayat demam rematik dengan kerusakan jantung valvular, dokter umumnya menginginkan dilakukan perawatan endodontik daripada ekstraksi. Penyakit kardiovaskuler-renal, hipertensi, dan arteriosklerosis, pasien bedah jantung, kerusakan katup jantung yang diganti dengan plastik, maka diberikan premedikasi antibiotika. Premedikasi antibiotika sebelum tindakan perawatan endo menurut American Heart Association adalah sebagai berikut1. 2 g penicilin V satu jam sebelum operasi, dan 1 g setelah operasi1. 1 g erythromycin 1 jam sebelum operasi, dan 500 gram 6 jam setelah operasi.3.1. Syarat Ideal Restorasi setelah Perawatan EndodontikBeberapa syarat yang harus dipenuhi oleh restorasi setelah perawatan endodontik:1. Menutupi koronal secara menyeluruh.Restorasi pada gigi yang telah dirawat endodontik harus dapat menutupi koronal secara menyeluruh agar dapat mencegah terjadinya infeksi berulang.2. Melindungi struktur gigi yang tersisa.Gigi yang telah dirawat endodontik seringkali kehilangan jaringan keras dalam jumlah besar, sehingga gigi menjadi rentan terhadap fraktur. Restorasi harus dapat melindungi struktur gigi yang tersisa, agar gigi terhindar dari risiko fraktur.3. Memiliki retensi agar restorasi tidak lepas.Bentuk retensi adalah suatu bentuk preparasi kavitas sedemikian rupa sehingga restorasi tidak terlepas dari gigi. Pemilihan restorasi dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk retensi dari gigi.4. Memiliki resistensi agar mampu menahan daya kunyah.Bentuk resistensi adalah suatu bentuk kavitas sedemikian rupa sehingga gigi bersama restorasi dapat menahan beban kunyah. Semakin lebar istmus kavitas oklusoproksimal, resistensi gigi terhadap fraktur semakin rendah. Bentuk resistensi sangat penting, karena bentuk resistensi yang kurang menyebabkan restorasi atau gigi pecah. Masing masing restorasi memiliki bentuk resistensi untuk mencegah pecahnya restorasi. Resistensi gigi terhadap fraktur menurun dengan semakin lebarnya istmus dari kavitas oklusoproksimal.5. Mampu mengembalikan fungsi gigiGigi mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai pengunyahan, estetik, bicara, dan menjaga gigi antagonis dan gigi sebelahnya.

3.2. Indikasi dan kontraindikasi restorasi indirek pasca endodontik1. InlayInlay adalah suatu restorasi yang terbuat dari bahan emas/logam/porselin bakar/resin akrilik yang pembuatannya di luar mulut dan kemudian dimasukkan ke dalam kavitas gigi yang telah dipreparasi. Inlay adalah tumpatan rigid yang ditumpatkan di kavitas diantara tonjol gigi/ cusp. Indikasi : Kerusakan gigi atau karies meliputi permukaan oklusal dan proksimal gigi posterior dan hanya mengenai sebagian cups saja Baik untuk kavitas yang kecil/ karies proksimal lebar Kavitas dengan bentuk preparasi > 1,5 jarak central fossa ke puncak cusp Mengembalikan estetik pada restorasi gigi posterior yang mengalami kerusakan akibat adanya karies sekunderKontra Indikasi: Kebersihan rongga mulut yang jelek Pada pasien dengan insident karies yang tinggi pada pasien muda dibawah 10 tahun Pada kavitas yang besar di daerah proksimal bagian depan

2. OnlayOnlay adalahrestorasi pada gigi yang morfologi oklusalnya mengalami perubahan karena restorasi sebelum restorasi sebelumnya, karies, atau penggunaan fisik. Restorasi ini meliputi seluruh yang meliputi seluruh daerah oklusal yang meliputi cusp-cusp gigiIndikasi :

Abrasi gigi posterior yag luas Kerusakan gigi posterior yang besar tapi email dan dentin bagian bukal dan lingual masih sehat Telah dirawat endodontik Memperbaiki fungsi oklusi Kemungkinan terjadinya frakur cups karena kurang jaringan sehat pendukungnya Lebar ishmus telah melebihi sepertiga jarak antar cupsKontra Indikasi : Dinding bukal dan lingual sudah rusak Mahkota klinis pendek

3. Mahkota PasakMahkota Pasak adalah restorasi mahkota gigi pasca perawatan saluran akar dengan retensi intra radikuler berupa pasak (dowel) dan inti (core) tuang yang sesuai individual (custom) . Gigi pasca perawatan saluran akar memerlukan retensi berupa pasak (dowel) masuk ke dalam saluran akar dan inti (core) untuk mendukung restorasinya.Indikasi Restorasi Mahkota Jaket Dengan Inti Pasak Tuang Gigi pasca PSA dengan mahkota yang sudah rusak dan tidak dapat direstorasi secara konvensional Merupakan single restorasi untuk memperbaiki inklinasi gigi Sebagai abutment gigi tiruan cekatKontra Indikasi Restorasi Mahkota Jaket Dengan Inti Pasak Tuang Posisi gigi dengan gigitan tertutup dan edge to edge Penderita dengan bad habbit Kesehatan umum tidak baik Gigi berakar pendek dan tipis

4. CeramicIndikasi: Pada gigi anterior yang sudah hancur, patah, diskolorisasi, ataupun malposisi. Pada keadaan oklusi yang tidak baik, ceramic sebenarnya dapat digunakan untuk memperbaiki gigi posterior tetapi tidak dapat untuk jangka waktu yang lama, melihat dari sifat-sifat bahan itu sendiri. Veneer keramik diindikasikan untuk memperbaiki kosmetik dari gigi anterior yang mengalami perubahan warna atau hipoplastik . Perubahan warna yang dimaksud adalah perubahan warna yang sedang tidak terlalu parah. Perubahan warna ini bisa diakibatkan karena tetracycline, fluoride, dan umur. Selain itu dapat digunakan untuk restorasi yang disebabkan trauma, fraktur (keretakan), serta pertumbuhan gigi yang kurang sempurna. Anatomi dari gigi yang kurang sempurna atau malposisi dapat juga diperbaiki dengan veneer. Prosedur ini tidak hanya memberi estetik yang baik, tetapi juga dapat diandalkan fungsi kekuatannya. Selain itu diindikasikan untuk kasus khusus seperti diastema, hilangnya keratan gigi taring (caninus) pada posisi lateral. Menurut Haga dan Nakazawa, 2002, veneers keramik juga diindikasikan untuk karies apabila tidak terlalu luas tetapi dangkal, dan perubahan warna gigi akibat penambalan.

Kontraindikasi: Kontraindikasi pemakaian veneer adalah penderita dengan relasi oklusi edge to edgeexcessive stress selama pemakaian veneer keramik. Perawatan ini juga tidak dianjurkan untuk pasien dengan oklusi berat, kesehatan mulut (oral hygiene) yang buruk, kekurangan mineral dan fluoride pada gigi. Komplikasi pada veneer keramik dapat terjadi karena ketidakhati hatian saat preparasi, kerusakan pulpa, iritasi jaringan periodontal yang parah dan penampilan gigi yang tidak natural . Selain itu bruxism dan tidak cukup tersedianya email gigi yang sehat juga termasuk dalam kontraindikasi, hal ini karena bahan bahan bonding dentin saat ini meskipun telah berkembang namun kekuatan perlekatan dengan dentin terlalu lemah, sehingga veneer keramik bergantung pada perlekatan dengan email. Oleh karena itu terbukanya dentin sebaiknya dijaga sesedikit mungkin Macam macam perawatan saluran akar1. Endo IntrakanalEndo intrakanal adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa yang sudah mati seluruhnya. Endo intrakanal merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversibel atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang baik pula. Tahapan perawatan endo intrakal sama dengan perawatan pulpektomi, perbedaan perawatannya adalah pada pemakaian anastesi, pada perawatan endo intrakanal tidak memerlukan anastesi karena gigi dalam kondisi non vital.

Indikasi endo intrakanal :- Nekrosis pulpa totalis- Perawatan ulang- Kelainan periapikal

Kontraindikasi endo intrakanal :- OH jelek- Tidak mempunyai nilai estetik / fungsional- Fraktur dengan arah vertikal- Mengganggu pertumbuhan gigi tetangga- Resorbsi interna / eksterna meliputi setengah akar

1