Konsepsi Bangun Ruang Prisma Siswa Kelas VIII SMP Kanisius ...€¦ · Penelitian ini bertujuan...

15
KONSEPSI BANGUN RUANG PRISMA SISWA KELAS VIII SMP KANISIUS GIRISONTA Siswoko Nugroho, Erlina Prihatnani, Novisita Ratu Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro no. 52-60 Salatiga, Indonesia Email: [email protected] ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa kelas VIII SMP Kanisius Girisonta Tahun Ajaran 2013/2014 tentang bangun ruang prisma. Subjek yang diambil sebanyak 6 siswa kelas VIII di SMP Kanisius Girisonta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil dengan menggunakan metode tes dan wawancara. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa konsepsi siswa tentang bangun ruang prisma berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lain. Penelitian mendapatkan hasil konsepsi siswa bahwa 4 siswa menyatakan prisma adalah bangun yang memiliki alas dan atap yang sama, 1 siswa menyatakan prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama dan dindingnya dapat berupa persegi atau persegi panjang, dan 1 siswa menyatakan prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas, atap, dan dinding, yang bentuknya bermacam- macam. Terdapat siswa yang mengelompokkan tabung ke dalam prisma dan kubus bukan prisma. Seluruh siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan prisma tegak dan miring hanya melihat dari posisi bangun, siswa menganggap prisma tegak posisinya hanya tegak (berdiri), jika tidak maka bangun tersebut dianggap prisma miring. Seluruh siswa dapat mendefinisikan dan mengelompokkan prisma berdasarkan bentuk alasnya dengan benar. Siswa belum dapat mendefinisikan unsur bangun ruang (sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal) sesuai definisi sebenarnya, namun demikian siswa mengetahui yang dimaksud dengan sisi, rusuk, dan titik sudut, sedangkan untuk diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal siswa belum dapat memahami ketiga konsep tersebut. Begitu pun juga dalam menyebutkan tiap unsur-unsur tersebut, siswa kesulitan ketika menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal suatu prisma. Siswa tidak dapat membedakan antara diagonal sisi dengan diagonal ruang, sedangkan untuk bidang diagonal semua siswa belum memahaminya. Kata kunci: konsep, konsepsi, bangun ruang, prisma. PENDAHULUAN Salah satu konsep yang dipelajari dalam matematika adalah geometri. Geometri diajarkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, dan SMA, bahkan di Perguruan Tinggi. Geometri dalam pembelajaran matematika di sekolah mencakup bangun-bangun geometri (bangun datar dan bangun ruang), garis dan sudut, kesebangunan, kekongruenan, transformasi, dan geometri analitis (Darsono, 2010). Objek-objek yang dipelajari berupa fakta, konsep, dan prinsip geometri, dimana dengan menguasai objek-objek tersebut maka diharapkan kemampuan verbal, visual, menggambar, dan berfikir logis siswa dapat tumbuh dan berkembang (Huzaifah, 2011).

Transcript of Konsepsi Bangun Ruang Prisma Siswa Kelas VIII SMP Kanisius ...€¦ · Penelitian ini bertujuan...

  • KONSEPSI BANGUN RUANG PRISMA SISWA KELAS VIII

    SMP KANISIUS GIRISONTA

    Siswoko Nugroho, Erlina Prihatnani, Novisita Ratu

    Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro no. 52-60 Salatiga, Indonesia

    Email: [email protected]

    ABSTRACT

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa kelas VIII SMP Kanisius Girisonta

    Tahun Ajaran 2013/2014 tentang bangun ruang prisma. Subjek yang diambil sebanyak 6 siswa

    kelas VIII di SMP Kanisius Girisonta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data diambil dengan menggunakan metode tes dan wawancara. Hasil dari penelitian

    menunjukkan bahwa konsepsi siswa tentang bangun ruang prisma berbeda-beda antara siswa

    satu dengan siswa yang lain. Penelitian mendapatkan hasil konsepsi siswa bahwa 4 siswa

    menyatakan prisma adalah bangun yang memiliki alas dan atap yang sama, 1 siswa

    menyatakan prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama dan

    dindingnya dapat berupa persegi atau persegi panjang, dan 1 siswa menyatakan prisma

    adalah bangun ruang yang memiliki alas, atap, dan dinding, yang bentuknya bermacam-

    macam. Terdapat siswa yang mengelompokkan tabung ke dalam prisma dan kubus bukan

    prisma. Seluruh siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan prisma tegak dan miring

    hanya melihat dari posisi bangun, siswa menganggap prisma tegak posisinya hanya tegak

    (berdiri), jika tidak maka bangun tersebut dianggap prisma miring. Seluruh siswa dapat

    mendefinisikan dan mengelompokkan prisma berdasarkan bentuk alasnya dengan benar.

    Siswa belum dapat mendefinisikan unsur bangun ruang (sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi,

    diagonal ruang, dan bidang diagonal) sesuai definisi sebenarnya, namun demikian siswa

    mengetahui yang dimaksud dengan sisi, rusuk, dan titik sudut, sedangkan untuk diagonal sisi,

    diagonal ruang, dan bidang diagonal siswa belum dapat memahami ketiga konsep tersebut.

    Begitu pun juga dalam menyebutkan tiap unsur-unsur tersebut, siswa kesulitan ketika

    menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal sisi, diagonal ruang dan bidang diagonal

    suatu prisma. Siswa tidak dapat membedakan antara diagonal sisi dengan diagonal ruang,

    sedangkan untuk bidang diagonal semua siswa belum memahaminya.

    Kata kunci: konsep, konsepsi, bangun ruang, prisma.

    PENDAHULUAN

    Salah satu konsep yang dipelajari dalam matematika adalah geometri. Geometri

    diajarkan di semua jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, dan SMA, bahkan di

    Perguruan Tinggi. Geometri dalam pembelajaran matematika di sekolah mencakup

    bangun-bangun geometri (bangun datar dan bangun ruang), garis dan sudut,

    kesebangunan, kekongruenan, transformasi, dan geometri analitis (Darsono, 2010).

    Objek-objek yang dipelajari berupa fakta, konsep, dan prinsip geometri, dimana dengan

    menguasai objek-objek tersebut maka diharapkan kemampuan verbal, visual,

    menggambar, dan berfikir logis siswa dapat tumbuh dan berkembang (Huzaifah, 2011).

    mailto:[email protected]

  • Konsep geometri sebagai salah satu konsep matematika yang dipelajari sejak SD masih

    kurang dikuasai oleh siswa. Soedjadi (Huzaifah, 2011) menyatakan bahwa terdapat

    kelemahan penguasaan materi geometri oleh siswa antara lain siswa sukar membedakan

    rusuk dan sisi, siswa sukar menentukan apakah suatu sudut siku-siku atau tidak, serta

    siswa sukar mengenali dan memahami bangun-bangun geometri, terutama bangun

    ruang.

    Salah satu bangun ruang yang dipelajari sejak pendidikan dasar adalah prisma.

    Penguasan akan konsep prisma menjadi dasar untuk mempelajari konsep bangun ruang

    lainnya. Alimah (2013) mengatakan bahwa belajar matematika membutuhkan

    pengertian dan pemahaman akan suatu persoalan matematika, serta kreatifitas siswa

    dalam mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang sesuai dengan apa yang

    dimilikinya. Jadi dalam hal ini jika siswa tidak menguasai konsep prisma dengan benar,

    maka siswa akan kesulitan atau bahkan tidak akan mampu mempelajari konsep limas

    dengan benar. Namun demikian, kemampuan penguasaan konsep tergantung pada

    penafsiran siswa itu sendiri. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki penafsiran

    sendiri mengenai suatu konsep termasuk dalam hal konsep prisma. Tafsiran seseorang

    terhadap suatu konsep inilah yang oleh Dahar disebut konsepsi (Ardhianingsih, 2010).

    Konsepsi siswa sangat diperlukan dalam memahami suatu konsep. Konsepsi siswa

    terhadap konsep yang dipelajari akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, namun

    demikian tidak semua siswa memiliki konsepsi yang sama. Ketika seorang siswa

    menerima pelajaran di sekolah tentang suatu konsep bisa saja sebelumnya siswa

    tersebut sudah memiliki pemahaman sendiri mengenai konsep tersebut berdasarkan

    pengalamannya sendiri (Ardhianingsih, 2010). Perbedaan konsepsi inilah yang dapat

    memunculkan suatu miskonsepsi atau kesalahan konsep. Siswa yang tidak bisa

    memahami suatu konsep secara benar dari awal akan mengalami kesulitan untuk

    memahami konsep-konsep selanjutnya.

    Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui konsepsi siswa dalam hal

    geometri, diantaranya penelitian yang dilakukan Ardhianingsih (2010) yang

    menyimpulkan bahwa konsepsi siswa SD tentang bangun datar dan bangun ruang

    sangat bervariasi. Misalnya dalam menyatakan definisi kubus, siswa mendefinisikan

    kubus sebagai bangun ruang yang mempunyai 6 sisi, 8 titik sudut dan 12 rusuk. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa yang memberikan penjelasan tertulis

  • secara benar tetapi penjelasan figuratif yang diberikan tidak sesuai, sebaliknya

    penjelasan figuratifnya benar tetapi penjelasan tertulisnya kurang tepat. Hal ini

    menunjukkan bahwa penjelasan tertulis saja belum dapat meyakinkan bahwa siswa

    sudah paham dengan konsep yang diberikan.

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait

    hal tersebut untuk mengetahui konsepsi siswa tentang bangun ruang pada jenjang

    pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMP. Siswa SMP sudah mempelajari konsep bangun

    ruang sejak di bangku SD, namun hal itu belum menjamin apakah siswa SMP

    mempunyai konsepsi yang benar. Siswa SMP yang mempelajari kembali konsep

    geometri diharapkan membuat siswa semakin memahami konsep tersebut sehingga

    dapat memperkuat konsepsi yang sudah dipelajari pada jenjang pendidikan sebelumnya.

    Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa kelas VII

    SMP Kanisius Girisonta tentang bangun ruang prisma.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

    penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah

    sebagai instrumen kunci penelitian (Sugiyono, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui konsepsi siswa kelas VIII SMP Kanisius Girisonta tentang bangun ruang

    prisma.

    Penelitian ini dilakukan di SMP Kanisius Girisonta. Subjek dalam penelitian ini

    adalah 6 siswa kelas VIII SMP Kanisius Girisonta, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah,

    Tahun Ajaran 2013/2014. Subjek dipilih secara purposive sampling. Teknik

    pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan metode

    wawancara. Tes dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari siswa. Indikatoir soal dapat

    dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1

    Kisi – Kisi Instrumen No. Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar

    Indikator Sub Indikator No. Soal

    1. Memahami sifat-

    sifat kubus,

    balok, prisma,

    lima, dan

    bagian-

    bagiannya, serta

    menentukan

    ukurannya

    Mengidentifikasi

    sifat-sifat kubus,

    balok, prisma,

    dan limas serta

    bagian-

    bagiannya

    Mampu

    mendefinisikan

    bangun ruang

    prisma

    Dapat

    mengelompokka

    n bangun ruang

    yang merupakan

    prisma dan bukan

    prisma

    1

    Dapat

    menyebutkan

    4

  • pengertian

    bangun ruang

    prisma

    Mampu

    mengidentifikasi

    unsur-unsur

    bangun ruang

    prisma

    Dapat

    mendefinisikan

    unsur-unsur pada

    bangun ruang

    3

    Dapat

    mengidentifikasi

    sisi pada bangun

    ruang prisma

    2, 3

    Dapat

    mengidentifikasi

    rusuk bangun

    ruang prisma

    2, 3

    Dapat

    mengidentifikasi

    titik sudut

    bangun ruang

    prisma

    2, 3

    Dapat

    mengidentifikasi

    diagonal sisi

    bangun ruang

    prisma

    2, 3

    Dapat

    mengidentifikasi

    diagonal ruang

    bangun ruang

    prisma

    2, 3

    Dapat

    mengidentifikasi

    bidang diagonal

    bangun ruang

    prisma

    2, 3

    Mampu

    mengelompokka

    n macam-macam

    bangun ruang

    prisma

    Dapat

    mengelompokka

    n bangun ruang

    prisma

    berdasarkan

    rusuk tegaknya

    1

    Dapat

    mengelompokka

    n bangun ruang

    prisma

    berdasarkan

    bentuk alasnya

    1

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bangun ruang yang digunakan untuk mengukur konsepsi siswa dalam

    mendefinisikan dan mengelompokkan bangun prisma terdiri dari 14 bangun yang

    berbeda, dapat dilihat pada gambar 1.

  • Gambar 1. Macam – Macam Bangun Ruang

    Hasil yang didapat dari 6 siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan

    bangun ruang prisma dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2

    Konsepsi Siswa Dalam Mengelompokkan Dan Mendefinisikan

    Bangun Ruang Prisma Siswa Konsepsi Siswa

    Subjek AA Bangun a, c, e, h, i, j, k, l, m, n dikelompokkan oleh subjek ke dalam bangun

    prisma. Selain itu subjek juga mengelompokkan bangun d (tabung) ke dalam

    kelompok bangun prisma. Hal tersebut dikarenakan subjek menganggap prisma

    sebagai bangun ruang yang mempunyai alas dan atap yang sama. Subjek

    mendefinisikan prisma sebatas mempunyai alas dan atap yang sama, sehingga

    bangun d (tabung) yang seharusnya bukan merupakan prisma dikelompokkan ke

    dalam prisma.

    Subjek AY Subjek mengelompokkan bangun a, c, e, h, j, k, l, m, n ke dalam kelompok bangun

    prisma, namun subjek tidak mengelompokkan bangun i ke dalam bangun prisma.

    Hal ini dikarenakan ketidaktelitian subjek dalam mengelompokkan. Buktinya hasil

    tes dan wawancara menunjukkan bahwa siswa mendefinisikan prisma sebagai

    bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama, dan dindingnya dapat

    berupa persegi atau persegi panjang, dan ketika mengelompokkan bangun prisma

    berdasarkan bentuk alasnya, subjek juga mengelompokkan bangun i.

    Subjek OT Subjek dapat mengelompokkan dengan lengkap ketika manjawab soal tes, namun

    ketika wawancara subjek mengelompokkan bangun d ke dalam prisma. Hal

    tersebut dikarenakan subjek menganggap prisma sebagai bangun ruang yang

    mempunyai alas dan atap yang sama. Subjek mendefinisikan prisma hanya sebatas

    memiliki alas dan atap yang sama, sehingga subjek mengelompokkan bangun d ke

    dalam prisma karena bangun d memiliki alas dan atap yang sama.

    Subjek MC Subjek dapat mengelompokkan bangun ruang prisma, namun belum tepat. Subjek

    mengelompokkan bangun a dan h bukan ke dalam kelompok bangun prisma.

    Subjek menganggap bahwa bangun h (kubus) bukan prisma karena subjek

    memahami bangun tersebut memiliki nama bangun sendiri, sedangkan untuk

    bangun a subjek kurang teliti dalam melihat gambar. Subjek mendefinisikan

    prisma sebagai bangun ruang yang mempunyai alas, atap, dan dinding, namun

  • ketika wawancara subjek mendefinisikan prisma adalah bangun ruang yang

    memiliki alas dan atap yang sama. Subjek mendefinisikan prisma sebatas memiliki

    alas dan atap yang sama, namun dalam mengelompokkan bangun prisma tidak

    sesuai dengan definisi yang diberikan oleh subjek. Subjek tidak mengelompokkan

    bangun a, h, dan d yang mempunyai alas dan atap sama ke dalam prisma. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa subjek belum sepenuhnya memahami bangun

    prisma.

    Subjek NA Subjek dapat mengelompokkan bangun ruang prisma, namun belum tepat. Subjek

    mengelompokkan bangun b (limas segiempat) dan g (limas segilima) ke dalam

    prisma, namun ketika wawancara subjek menyadari bahwa bangun tersebut bukan

    prisma. Subjek mendefinisikan prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas

    dan atap sama. Meskipun subjek mendefinisikan prisma sebagai bangun ruang

    yang memiliki alas dan atap sama, namun subjek tidak mengelompokkan bangun

    a, d, dan m ke dalam prisma. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek belum

    sepenuhnya memahami bangun ruang prima.

    Subjek YK Bangun a, c, e, h, i, j, k, l, m, n dikelompokkan oleh subjek ke dalam bangun

    prisma. Selain itu subjek juga mengelompokkan bangun d (tabung) ke dalam

    kelompok bangun prisma. Hal tersebut dikarenakan subjek menganggap prisma

    sebagai bangun ruang yang mempunyai alas dan atap yang sama. Meskipun ketika

    tes subjek mendefinisikan prisma sebagai bangun ruang yang memiliki alas, atap,

    dan dinding yang bentuknya bermacam-macam, namun saat wawancara subjek

    menegaskan bahwa prisma adalah bangun ruang yang mempunyai alas dan atap

    yang sama, sehingga subjek YK juga mengelompokkan bangun d ke dalam prisma

    karena memiliki alas dan atap yang sama sesuai dengan definisi yang diberikan

    subjek.

    Berdasarkan hasil pada Tabel 2, maka dapat disimpulkan bahwa semua siswa

    mendefinisikan prisma sebagai bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama,

    meskipun terdapat satu siswa menambahkan syarat bahwa dindingnya dapat berupa

    persegi atau persegi panjang. Selain itu terdapat siswa yang mengelompokkan bangun d

    (tabung) ke dalam kelompok bangun ruang prisma karena tabung memiliki alas dan atap

    yang sama sesuai definisi yang diberikan siswa. Terdapat juga siswa yang tidak

    mengelompokkan bangun h (kubus) ke dalam kelompok bangun ruang prisma karena

    siswa tersebut mengenal bangun h (kubus) adalah kubus dan bukan termasuk prisma.

    Konsepsi siswa dalam mendefinisikan dan mengelompokkan bangun ruang prisma

    berdasarkan rusuk tegaknya dan berdasarkan bentuk alasnya.

    Hasil yang didapat dari 6 siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan

    bangun ruang prisma dikelompokkan menjadi dua, yaitu berdasarkan rusuk tegaknya

    dan berdasarkan bentuk alasnya. Konsepsi siswa dalam mengelompokkan dan

    mendefinisikan bangun ruang prisma berdasarkan rusuk tegaknya dapat dilihat pada

    Tabel 3.

  • Tabel 3

    Konsepsi Siswa Dalam Mengelompokkan Dan Mendefinisikan Prisma

    Berdasarkan Rusuk Tegaknya Siswa Konsepsi Siswa

    Subjek OT Subjek dalam mengelompokkan bangun prisma tegak dan prisma miring melihat dari

    posisi bangun prisma tersebut. Hal tersebut sesuai definisi yang dijelaskan subjek,

    yaitu prisma tegak adalah bangun ruang yang atap dan alasnya berposisi tegak,

    sedangkan prisma miring adalah bangun ruang yang alas dan atapnya berposisi

    miring. Berdasarkan definisi tersebut subjek mengelompokkan bangun a dan j yang

    termasuk prisma tegak ke dalam prisma miring karena posisi bangun tersebut tidak

    tegak. Namun demikian, subjek tidak mengelompokkan bangun e ke dalam prisma

    tegak. Hal tersebut dikarenakan ketidaktelitian subjek dalam mengelompokkan.

    Subjek MC Subjek dalam mengelompokkan bangun prisma berdasarkan rusuk tegaknya melihat

    posisi bangun prisma tersebut. Hal tersebut sesuai definisi yang diberikan oleh

    subjek yaitu prisma tegak adalah bangun prisma yang berdiri tegak, sedangkan

    prisma miring adalah bangun prisma yang berdiri miring. Berdasarkan definisi

    tersebut subjek mengelompokkan bangun j yang termasuk prisma tegak ke dalam

    prisma miring. Jawaban tersebut sama ketika posisi dari bangun j ditunjukkan

    dengan alat peraga, subjek MC juga menyebut bangun j adalah prisma miring.

    Subjek AY Subjek mengelompokkan bangun a, j, dan l ke dalam prisma miring. Jawaban subjek

    yang mengelompokkan bangun j ke dalam prisma miring sama ketika posisi dari

    bangun j tersebut ditunjukkan dengan alat peraga, subjek juga menyebut bangun j

    adalah prisma miring. Hal tersebut dengan definisi yang diberikan subjek, yang

    mendefinisikan prisma tegak adalah bangun prisma yang posisi bangunnya tegak,

    sedangkan prisma miring adalah bangun prisma yang posisi bangunnya miring.

    Subjek NA Subjek mengelompokkan bangun j ke dalam prisma miring. Jawaban tersebut sama

    ketika posisi dari bangun j ditunjukkan dengan alat peraga, subjek juga menyebut

    bangun j adalah prisma miring. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang diberikan

    subjek yang mendefinisikan prisma tegak dan prisma miring melihat posisi rusuk-

    rusuk bangun prisma tersebut, sehingga subjek mengelompokkan bangun j yang

    termasuk prisma tegak ke dalam prisma miring. Namun demikian subjek tidak

    mengelompokkan bangun a dan m ke dalam prisma tegak ataupun miring. Hal ini

    tidak sesuai dengan definisi yang diberikan subjek.

    Subjek YK Subjek mengelompokkan bangun a dan j ke dalam prisma miring, karena posisi

    bangunnya tidak tegak. Jawaban subjek yang mengelompokkan bangun j ke dalam

    prisma miring sama ketika posisi dari bangun j tersebut ditunjukkan dengan alat

    peraga, subjek juga menyebut bangun j adalah prisma miring. Selain itu subjek juga

    mengelompokkan bangun d (tabung) ke dalam prisma tegak. Subjek memahami

    bahwa prisma tegak adalah prisma yang arah bangunnya tegak, sedangkan prisma

    miring adalah prisma yang arah bangunnya miring. Subjek dalam mendefinisikan

    melihat posisi dari bangun prisma tersebut, sehingga subjek mengelompokkan

    bangun a dan j yang termasuk prisma tegak ke dalam prisma miring, sedangkan

    bangun d dikelompokkan ke dalam prisma tegak karena subjek memahami bangun

    tersebut adalah prisma dan posisi bangunnya tegak sesuai dengan definisi yang

    dijelaskan subjek.

    Subjek AA Subjek mengelompokkan bangun a dan j ke dalam prisma miring, karena posisi

    bangunnya tidak tegak. Jawaban subjek yang mengelompokkan bangun j ke dalam

    prisma miring sama ketika posisi dari bangun j tersebut ditunjukkan dengan alat

    peraga, subjek juga menyebut bangun j adalah prisma miring. Selain itu subjek juga

    mengelompokkan bangun d (tabung) ke dalam prisma tegak. Subjek memahami

    bahwa prisma tegak adalah prisma yang arah bangunnya tegak, sedangkan prisma

    miring adalah prisma yang arah bangunnya miring. Subjek dalam mendefinisikan

    melihat posisi dari bangun prisma tersebut, sehingga subjek mengelompokkan

    bangun a dan j yang termasuk prisma tegak ke dalam prisma miring, sedangkan

    bangun d dikelompokkan ke dalam prisma tegak karena subjek memahami bangun

    tersebut adalah prisma dan posisi bangunnya tegak sesuai dengan definisi yang

    dijelaskan subjek.

  • Berdasarkan hasil pada Tabel 3, maka dapat disimpulkan bahwa siswa

    mendefinisikan bangun prisma tegak sebagai bangun ruang prisma yang posisinya

    tegak, sedangkan bangun prisma miring sebagai bangun ruang prisma yang posisinya

    miring. Terdapat siswa yang tidak mengelompokkan bangun a (prisma segilima) ke

    dalam prisma tegak karena posisi dari bangun tersebut tidak tegak, kemudian juga

    terdapat siswa yang tidak mengelompokkan bangun l ke dalam prisma tegak

    dikarenakan siswa kurang teliti dalam melihat gambar. Selain itu terdapat juga siswa

    yang mengelompokkan bangun j (prisma segiempat) ke dalam prisma miring, hal itu

    bukan karena siswa sulit dalam melihat atau memahami gambar. Buktinya ketika

    ditunjukkan dengan alat peraga siswa pun tetap menganggap bangun tersebut adalah

    prisma miring. Bangun d (tabung) juga dikelompokkan beberapa siswa ke dalam

    bangun prisma tegak, dikarenakan siswa menganggap bangun tersebut adalah prisma

    dan posisinya tegak. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mendefinisikan dan

    mengelompokkan bangun prisma berdasarkan rusuk tegaknya berdasarkan posisinya.

    Siswa dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya. Siswa

    juga dapat mendefinisikan bangun prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima,

    dan prisma segienam. Konsepsi siswa dalam mengelompokkan dan mendefinisikan

    bangun ruang prisma berdasarkan bentuk alasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 4

    Konsepsi Siswa Dalam Mengelompokkan dan Mendefinisikan Prisma

    Berdasarkan Bentuk Alasnya Siswa Konsepsi Siswa

    Subjek OT Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya

    dengan tepat. Subjek juga dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan

    bentuk alasnya sesuai definisi yang dijelaskan subjek. Subjek mendefinisikan

    bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya (prisma segitiga, prisma segiempat,

    prisma segilima, prisma segienam) sesuai dengan definisi sebenarnya.

    Subjek MC Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya,

    namun belum lengkap. Subjek tidak mengelompokkan bangun h dan i ke dalam

    prisma segiempat. Subjek juga dapat mendefinisikan prisma berdasarkan bentuk

    alasnya, namun pada prisma segiempat definisi yang diberikan belum sesuai

    definisi sebenarnya.

    Subjek AY Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya

    dengan tepat. Subjek juga dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan

    bentuk alasnya sesuai definisi yang dijelaskan subjek. Subjek mendefinisikan

    bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya (prisma segitiga, prisma segiempat,

    prisma segilima, prisma segienam) sesuai definisi sebenarnya.

    Subjek NA subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya,

    namun belum lengkap. Subjek mendefinisikan bangun prisma berdasarkan bentuk

    alasnya (prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, prisma segienam)

    melihat dari jumlah titik sudutnya, selain itu subjek juga menganggap hanya

    alasnya saja atau atapnya saja yang memiliki jumlah sudut sesuai yang disebutkan

    subjek. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek belum memahami bangun

  • prisma berdasarkan bentuk alasnya.

    Subjek YK Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya

    dengan lengkap. Namun subjek belum dapat mendefinisikan sesuai definisi

    sebenarnya. Subjek sebenarnya mengerti bahwa pada prisma segitiga yang

    memiliki bentuk segitiga adalah alas dan atapnya saja, begitu juga pada bangun

    prisma segiempat, segilima, dan segienam. Namun ketika mendefinisikan juga

    menyebut dindingnya. Hal tersebut menunjukkan subjek dapat mengelompokkan

    bangun prisma berdsarkan bentuk alasnya, namun subjek belum dapat

    mendefinisikan sesuai definisi yang sebenarnya.

    Subjek AA Subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya

    dengan tepat. Subjek dalam mendefinisikan prisma berdasarkan bentuk alasnya

    (prisma segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, prisma segienam) selain

    memahami alas dan atapnya juga menambahkan syarat bahwa sisi tegaknya

    berupa persegi atau persegi panjang yang sama besar. Hal tersebut mennjukkan

    bahwa subjek dapat mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya

    sesuai definisi yang dijelaskannya.

    Berdasarkan hasil pada Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa siswa dapat

    mendefinisikan dan mengelompokkan bangun prisma berdasarkan bentuk alasnya.

    Meskipun terdapat siswa yang h dan i ke dalam prisma segiempat, namun hal tersebut

    dikarenakan siswa kurang teliti dalam melihat gambar.

    Hasil yang didapat dari 6 siswa dalam mendefinisikan dan mengidentifikasi unsur-

    unsur bangun ruang prisma berbeda-beda. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

    Tabel 5

    Konsepsi Siswa dalam mendefinisikan dan mengidentifikasi

    unsur-unsur bangun ruang prisma. Sisi Rusuk Titik Sudut Diagonal Sisi Diagonal

    Ruang

    Bidang

    Diagonal

    Subjek

    OT

    Subjek

    mendefinisik

    an sisi

    sebagai

    permukaan

    suatu bangun

    ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah sisi

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkan

    nya.

    Subjek

    mendefinisika

    n rusuk

    sebagai Garis

    luar suatu

    bangun ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah rusuk

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisikan

    titik sudut

    sebagai Titik

    yang berada di

    pinggir pada

    bangun ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah titik

    sudut pada

    setiap prisma

    dan juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal sisi

    sebagai Garis

    yang

    menghubungk

    an titik A ke

    C. Subjek

    dapat

    menentukan

    jumlah

    diagonal sisi

    hanya pada

    prisma

    segitiga dan

    segiempat,

    siswa

    kesulitan

    ketika

    menentukan

    diagonal sisi

    prisma

    segilima dan

    segienam.

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal

    ruang sebagai

    Garis yang

    membelah

    tengah dari

    sebuah

    bangun ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah dan

    menyebutkan

    diagonal

    ruang.

    Subjek tidak

    dapat

    mendefinisik

    an bidang

    diagonal

    bangun ruang

    prisma.

    Subjek juga

    belum dapat

    mengidantifi

    ksi dan

    menyebutkan

    bidang

    diagonal

    pada prisma

  • Subjek

    MC

    Subjek

    mendefinisik

    an sisi

    sebagai Sisi

    atau selubung

    yang

    menutupi

    bangun

    ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah sisi

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkan

    nya.

    Subjek

    mendefinisika

    n rusuk

    sebagai Garis

    yang

    menghubungk

    an titik satu ke

    titik yang lain.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah rusuk

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisikan

    titik sudut

    sebagai Titik-

    titik yang

    berada di

    sudut-sudut

    bangun. Subjek

    dapat

    menentukan

    jumlah titik

    sudut pada

    setiap prisma

    dan juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal sisi

    yaitu Dari

    ujung atas

    sampai ujung

    bawah luar.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah

    diagonal sisi

    hanya pada

    prisma

    segitiga dan

    segiempat,

    siswa

    kesulitan

    ketika

    menentukan

    diagonal sisi

    prisma

    segilima dan

    segienam.

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal

    ruang sebagai

    Dari ujung

    titik atas

    sampai ujung

    titik bawah

    dalam. Subjek

    hanya dapat

    menentukan

    jumlah dan

    menyebutkan

    diagonal

    ruang pada

    prisma

    segiempat.

    Subjek tidak

    dapat

    mendefinisik

    an bidang

    diagonal

    bangun ruang

    prisma.

    Subjek juga

    belum dapat

    mengidantifi

    ksi dan

    menyebutkan

    bidang

    diagonal

    pada prisma

    Subjek

    AY

    Subjek

    mendefinisik

    an sisi

    sebagai

    Bangun datar

    yang

    menutupi

    kerangka

    pada bangun

    ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah sisi

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkan

    nya.

    Subjek

    mendefinisika

    n rusuk

    sebagai Garis-

    garis yang

    membentuk

    kerangka

    bangun ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah rusuk

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisikan

    titik sudut

    sebagai Titik

    perpotngan

    antara rusuk

    satu dengan

    yang lain.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah titik

    sudut pada

    setiap prisma

    dan juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal sisi

    sebagai Garis

    pada sisi yang

    menghubungk

    an tiik sudut

    yang

    berhadapan.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah

    diagonal sisi

    hanya pada

    prisma

    segitiga dan

    segiempat,

    siswa

    kesulitan

    ketika

    menentukan

    diagonal sisi

    prisma

    segilima dan

    segienam.

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal

    ruang sebagai

    Garis yang

    menghubungk

    an titik sudut

    yang

    berhadapan

    antara alas

    dan atap.

    Subjek hanya

    dapat

    menentukan

    jumlah dan

    menyebutkan

    diagonal

    ruang pada

    prisma

    segiempat.

    Subjek tidak

    dapat

    mendefinisik

    an bidang

    diagonal

    bangun ruang

    prisma.

    Subjek juga

    belum dapat

    mengidantifi

    ksi dan

    menyebutkan

    bidang

    diagonal

    pada prisma

    Subjek

    NA

    Subjek

    mendefinisik

    an sisi

    sebagai

    Bidang datar

    yang berada

    diantara

    rusuk dengan

    rusuk. Subjek

    dapat

    Subjek

    mendefinisika

    n rusuk

    sebagai Garis

    yang

    membentuk

    bangun ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah rusuk

    Subjek

    mendefinisikan

    titik sudut

    sebagai Titik

    perpotongan

    rusuk-rusuk.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah titik

    sudut pada

    Subjek tidak

    dapat

    mendefinisika

    n diagonal sisi

    bangun ruang

    prisma.

    Namun

    demikian

    subjek dapat

    menentukan

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal

    ruang sebagai

    Garis silang

    yang berada di

    ruang di

    dalam bengun

    ruang. Subjek

    kesulitan

    Subjek tidak

    dapat

    mendefinisik

    an bidang

    diagonal

    bangun ruang

    prisma.

    Subjek juga

    belum dapat

    mengidantifi

  • menentukan

    jumlah sisi

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkan

    nya.

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    setiap prisma

    dan juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    jumlah

    diagonal sisi

    hanya pada

    prisma

    segitiga dan

    segiempat,

    siswa

    kesulitan

    ketika

    menentukan

    diagonal sisi

    prisma

    segilima dan

    segienam.

    dalam

    menentukan

    jumlah dan

    menyebutkan

    diagonal

    ruang bangun

    prisma

    ksi dan

    menyebutkan

    bidang

    diagonal

    pada prisma

    Subjek

    YK

    Subjek

    mendefinisik

    an sisi

    sebagai

    Permukaan

    bangun ruang

    yang dibatasi

    rusuk. Subjek

    dapat

    menentukan

    jumlah sisi

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkan

    nya.

    Subjek

    mendefinisika

    n rusuk

    sebagai

    Kerangka atau

    bentuk dasar

    dari suatu

    bangun ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah rusuk

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisikan

    titik sudut

    sebagai Titik

    yang terletak di

    pojok bangun

    ruang dan

    dekat dengan

    sudut. Subjek

    dapat

    menentukan

    jumlah titik

    sudut pada

    setiap prisma

    dan juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal sisi

    sebagai Garis

    yang ditarik

    antar sisi

    tetapi dari

    arah

    berlawanan

    pada sisi

    bangun ruang

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah

    diagonal sisi

    hanya pada

    prisma

    segitiga dan

    segiempat,

    siswa

    kesulitan

    ketika

    menentukan

    diagonal sisi

    prisma

    segilima dan

    segienam.

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal

    ruang sebagai

    Garis yang

    ditarik antar

    ruang, tetapi

    tidak boleh

    terkena sisi.

    Subjek

    kesulitan

    dalam

    menentukan

    jumlah dan

    menyebutkan

    diagonal

    ruang bangun

    prisma.

    Subjek tidak

    dapat

    mendefinisik

    an bidang

    diagonal

    bangun ruang

    prisma.

    Subjek juga

    belum dapat

    mengidantifi

    ksi dan

    menyebutkan

    bidang

    diagonal

    pada prisma

    Subjek

    AA

    Subjek

    mendefinisik

    an sisi

    sebagai Suatu

    bangun datar

    yang

    menutupi

    suatu bangun

    ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah sisi

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkan

    nya.

    Subjek

    mendefinisika

    n rusuk

    sebagai

    Kerangka

    suatu bangun

    ruang. Subjek

    dapat

    menentukan

    jumlah rusuk

    pada setiap

    prisma dan

    juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisikan

    titik sudut

    sebagai Titik

    potong antar

    rusuk pada

    bangun ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah titik

    sudut pada

    setiap prisma

    dan juga dapat

    menyebutkann

    ya.

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal sisi

    sebagai Garis

    yang

    menghubungk

    an sudut yang

    berlawanan

    pada sisi suatu

    bangun ruang.

    Subjek dapat

    menentukan

    jumlah

    diagonal sisi

    hanya pada

    prisma

    segitiga dan

    Subjek

    mendefinisika

    n diagonal

    ruang sebagai

    Garis yang

    menghubungk

    an titik sudut

    yang saling

    berhadapan

    dalam suatu

    bengun ruang.

    Subjek hanya

    dapat

    menentukan

    jumlah dan

    mengidentifik

    asi diagonal

    Subjek tidak

    dapat

    mendefinisik

    an bidang

    diagonal

    bangun ruang

    prisma.

    Subjek juga

    belum dapat

    mengidantifi

    ksi dan

    menyebutkan

    bidang

    diagonal

    pada prisma

  • segiempat,

    siswa

    kesulitan

    ketika

    menentukan

    diagonal sisi

    prisma

    segilima dan

    segienam.

    ruang pada

    prisma

    segiempat.

    Siswa dalam mendefinisikan unsur-unsur bangun ruang (sisi, rusuk, titik sudut,

    diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal) bervariasi. Selain itu dalam

    menentukan jumlah dari setiap unsur bangun ruang dan menunjukkan contoh dari setiap

    unsur bangun ruang, siswa masih mengalami kesulitan. Contohnya adalah sebagai

    berikut:

    1. Siswa belum memahami diagonal ruang suatu bangun ruang. Ketika menunjukkan

    diagonal ruang bangun prisma dengan dihadapkan dengan alat peraga, siswa

    menunjukkan diagonal ruang sama seperti diagonal sisi bangun ruang, hanya saja

    menyebutkan diagonal sisi pada sisi tegaknya saja. Selain itu juga ada siswa yang

    menyebutkan semua diagonal sisi.

    2. Siswa belum memahami bidang diagonal bangun ruang. Siswa tidak dapat

    mendefinisikan bidang diagonal bangun ruang. Selain itu siswa juga tidak dapat

    menentukan jumlah bidang diagonal suatu prisma dan menunjukkan contoh bidang

    diagonal suatu prisma.

    Berdasarkan uraian pembahasan diatas, didapatkan beberapa temuan tentang

    konsepsi siswa terhadap bangun prisma. Berikut ini adalah temuan tersebut.

    1. Siswa dalam mengelompokkan bangun prisma dan bukan prisma, terdapat siswa

    yang mengelompokkan bangun tabung ke dalam bangun prisma dan bangun kubus

    ke dalam kelompok bangun bukan prisma.

    2. Siswa belum dapat mendefinisikan bangun prisma sesuai dengan definisi

    sebenarnya. Siswa mendefinisikan dengan melihat ciri-ciri bangun prisma yaitu

    memiliki alas dan atap yang sama.

    3. Siswa dalam mengelompokkan bangun prisma tegak dan prisma miring hanya

    melihat posisi dari bangun prisma tersebut. Bangun prisma dikatakan prisma tegak

    jika posisi bangun prisma tersebut berdiri tegak (vertikal), jika posisi bangun

    tersebut posisinya tidak berdiri tegak siswa sudah menganggap bangun tersebut

    adalah prisma miring.

  • 4. Siswa belum dapat mendefinisikan unsur bangun ruang (sisi, rusuk, titik sudut,

    diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal) sesuai dengan definisi

    sebenarnya.

    5. Siswa mengalami kesulitan saat menentukan diagonal sisi suatu prisma. misalnya

    pada bangun prisma segilima dan prisma segienam, siswa dapat menyebutkan

    diagonal sisi pada bidang tegaknya, namun ketika menyebutkan diagonal sisi pada

    bidang alas dan atapnya siswa belum dapat menyebutkan dengan tepat.

    6. Siswa kesulitan dalam menentukan diagonal ruang suatu prisma. Siswa

    menyebutkan diagonal ruang sama seperti diagonal sisinya. Selain itu juga ada

    siswa yang menyebutkan diagonal ruang sama dengan diagonal sisi pada bidang

    tegak suatu prisma.

    7. Semua siswa belum memahami bidang diagonal suatu bangun ruang. Siswa belum

    dapat mendefinisikan bidang diagonal. Selain itu siswa juga tidak dapat

    menentukan jumlah bidang diagonal serta menunjukkan bidang diagonal suatu

    bangun prisma.

    PENUTUP

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa konsepsi

    siswa kelas VIII SMP Kanisius Girisonta tentang bangun prisma beragam.

    Mengelompokkan bangun prisma dan bukan prisma masih ada siswa yang mengalami

    kesulitan. Masih ada siswa yang mengelompokkan bangun d (tabung) ke dalam

    kelompok bangun prisma, sedangkan bangun h (kubus) ke dalam kelompok bangun

    bukan prisma.

    Siswa dalam mendefinisikan prisma tegak dan prisma miring hanya melihat posisi

    dari bangun prisma. Siswa menganggap prisma dikatakan prisma tegak jika bangun

    prisma tersebut berdiri tegak, sedangkan jika posisi bangun prisma tersebut tidak berdiri

    tegak siswa menganggap bangun prisma miring. Mengelompokkan bangun prisma tegak

    dan prisma miring siswa kesulitan mengelompokkan bangun a dan j ke dalam prisma

    tegak atau prisma miring. Siswa dapat mendefinisikan bangun prisma berdasarkan

    bentuk alasnya dengan benar. Selain itu siswa juga dapat mengelompokkan bangun

    prisma berdasarkan bentuk alasnya dengan benar.

    Mendefinisikan unsur-unsur bangun ruang (sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi,

    diagonal ruang, bidang diagonal) siswa belum dapat mendefinisikannya sesuai definisi

  • sebenarnya. Siswa dapat menentukan jumlah dan menyebutkan sisi, rusuk, dan titik

    sudut bangun prisma dengan benar. Namun siswa mengalami kesulitan ketika

    menentukan jumlah dan menyebutkan diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang

    diagonal suatu prisma. Siswa belum dapat membedakan antara diagonal sisi dengan

    diagonal ruang, sedangkan untuk bidang diagonal semua siswa belum mengerti sama

    sekali.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alawiah, Tuti. 2011. Pengaruh Pembelajaran Terpadu Model Terkait (Connected)

    Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa. Skripsi. Jakarta: FITK

    UIN Syarif Hidayatullah.

    Alimah, Khasanatun. 2013. Keefektifan Pembelajaran Matematika Dengan

    Pendekatan SAVI Berbantu Alat Peraga dan Software Wingeom Terhadap

    Pemahaman Konsep Matematika. Skripsi. Semarang: Fakultas Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI.

    Ardhianingsih, Myta. 2010. Pemahaman Siswa Kelas V SD Tentang Bangun Datar

    Dan Bangun Ruang. Skripsi. Salatiga: FKIP Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    Berg. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

    Darsono. 2010. Tinjauan Geometri Berdasarkan Filsafat Matematika.

    http://wwwdarsonmate.blogspot.com/2010/03/filasafat-geometri_31.html

    diakses pada tanggal 8 Februari 2014.

    Huzaifah, Eva. 2011. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri Siswa

    Dengan Menggunakan Teori Van Hiele. Skripsi. Jakarta: FITK UIN Syarif

    Hidayatullah.

    Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penenlitian Kualitatif. Bandung: Remaja

    Rosdakarya.

    Ningrum, Florentina Sri Wahyu. 2012. Konsepsi Siswa SD Tentang Bangun Datar

    dan Unsur-Unsurnya. Skripsi. Salatiga: FKIP Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    Nurjanah, Enur. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Bangun

    Ruang. Tugas Akhir. Bandung: Pasca Sarjana Universitas Pasundan.

    Ormrod, J.E. 2008. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan

    Berkembang Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

    http://wwwdarsonmate.blogspot.com/2010/03/filasafat-geometri_31.html

  • Rohma, Ika Lailatul. 2013. Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi

    Bangun Datar Segiempat Kelas VII SMP Negeri 34 Semarang Tahun Ajaran

    2012/2013. Skripsi. Semarang: FMIPA IKIP PGRI.

    Santrock, J.W. 2008. Psikologi Pendidikan. (Terjemahan Tri Wibowo). New York:

    McGraw – Hill Company. (Buku asli diterbitkan tahun 2004).

    Sartika, Anggraeni Wahyu. 2012. Konsepsi Siswa Kelas V SD Tentang Jenis

    Segitiga dan Unsur-Unsurnya. Skripsi. Salatiga: FKIP Universitas Kristen

    Satya Wacana.

    Siswoyo, Dedi. 2013. Seminar Pemahaman Konsep.

    http://www.scribd.com/doc/124464298/Seminar-Pemahaman-Konsep.html

    diakses pada tanggal 8 Februari 2014.

    Slavin, Robert. E. 2011. Psikologi Pendidikan Edisi Kesembilan, Jilid 1. Jakarta:

    PT. Indeks

    Sri Wahyu Ningrum, Florentina. 2012. Konsepsi Siswa SD Tentang Bangun Datar

    dan Unsur-Unsurnya. Skripsi. Salatiga: FKIP Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

    dan R&D. Bandung: Alfabeta

    Suharjana, Agus. 2008. Mengenal bangun ruang dan sifat-sifatnya di sekolah

    dasar. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan

    Tenaga Kependidikan Matematika.

    Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

    Kanisius.

    Sutrisno, Hadi. 1986. Metode Research. Jakarta: Andi Offset.

    Wahyu Sartika, Anggraeni. 2012. Konsepsi Siswa Kelas V SD Tentang Jenis –

    Jenis Segitiga dan Unsur – Unsurnya. Skripsi. Salatiga: FKIP Universitas

    Kristen Satya Wacana.

    Walle, John A. V. D. 2008. Matematika Sekolah Dasar Dan Menengah Jilid 2.

    Jakarta: Erlangga.

    Winkel, W. S. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

    Lepank. 2014. Pengertian Konsep Menurut Beberapa Ahli.

    http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-konsep-menurut-beberapa-

    ahli.html diakses tanggal 5 Februari 2014.

    http://mathworld.wolfram.com/Prism.html

    http://www.scribd.com/doc/124464298/Seminar-Pemahaman-Konsep.htmlhttp://www.lepank.com/2012/08/pengertian-konsep-menurut-beberapa-ahli.htmlhttp://www.lepank.com/2012/08/pengertian-konsep-menurut-beberapa-ahli.htmlhttp://mathworld.wolfram.com/Prism.html