KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH...

40
KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Akhmad Fajarus Shadiq NIM 12530045 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

Transcript of KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH...

Page 1: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN

(Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Oleh:

Akhmad Fajarus Shadiq

NIM 12530045

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2016

Page 2: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan
Page 3: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan
Page 4: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan
Page 5: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

v

MOTTO

Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (LauhulMahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikianitu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supayakamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dansupaya kamu jangan terlalu gembir terhadap apa yang diberikan-Nyakepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagimembanggakan diri.” (QS. al-Hadi>d [57]: 23)

Page 6: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

vi

PERSEMBAHAN

BUAT ABI DAN UMMI

TERIMA KASIH YANG TIADA BATASNYA BUAT ABI DANUMMI YANG TAK PERNAH LELAH MEMANJATKAN DOA

UNTUKKU DAN SELALU MEMBERIKAN MOTIVASIKEPADAKU. SEMOGA KASIH SAYANG ABI DAN UMMI

KEPADAKU BISA MENJADI JALAN UNTUKMEMPEROLEH SURGANYA. AMIN

Page 7: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988 No:

158/1987 dan 0543b/U/1987.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب bā’ b be

ت tā’ T Te

ث Ṡā’ Ṡ es (dengan titik di atas)

ج jim J Je

ح Ḥā’ ḥ ha (dengan titik di bawah)

خ khā’ Kh ka dan ha

د dal D De

ذ żal Ż zet (dengan titik di atas)

ر rā’ R Er

ز zai Z zet

س sīn S Es

ش syīn Sy es dan ye

ص Ṣād Ṣ es (dengan titik di bawah)

ض Ḍād Ḍ de (dengan titik di bawah)

ط Ṭā’ Ṭ te (dengan titik di bawah)

ظ Ẓā’ Ẓ zet (dengan titik di bawah)

ع ‘ayn ‘ koma terbalik (di atas)

غ gayn g Ge

Page 8: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

viii

ف fā’ f Ef

ق qāf q Qi

ك kāf k Ka

ل lām l El

م mīm m Em

ن nūn n En

و waw w We

ھـ hā’ h Ha

ء hamzah ’ apostrof

ي yā y Ye

II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap

دةمتعد ditulis mutaʻaddidah

ةعد ditulis ‘iddah

III. Tā’ Marbūtah di akhir kata

a. Bila dimatikan tulis h

حكمة ditulis ḥikmah

جزیة ditulis jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah

terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya,

kecuali bila dikehendaki lafal aslinya)

b. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:

زكاة الفطر ditulis zakātul-fiṭri

IV. Vokal Pendek

Page 9: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

ix

fatḥah ditulis a

kasrah ditulis I

ḍammah ditulis u

V. Vokal Panjang

1Fathah + alif

ditulis Āجاھلیة ditulis Jāhiliyah

2Fathah + ya’mati

ditulis Āتنسى ditulis Tansā

3 Fatḥah + yā’mati ditulis Īكریم ditulis Karīm

4Dammah + wāwu mati

ditulis Ūفروض ditulis furūḍ

VI. Vokal Rangkap

1Fathah + ya’ mati

ditulis Ai

بینكم ditulis Bainakum

2Fathah + wāwu mati

ditulis Au

قول ditulis Qaul

VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

أأنتم ditulis a’antum

اعدت ditulis u’iddat

مشكرتلئن ditulis la’in syakartum

Page 10: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

x

VIII. Kata sandang alif lām

a. Bila diikuti huruf qamariyyah ditulis al-

القرآن ditulis al-Qur’ān

القیاس ditulis al-Qiyās

b. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis al-

السماء ditulis al-Samā'

الشمس ditulis al-Syams

IX. Huruf besar

Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD)

X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau

pengucapannya

ذوى الفروض ditulis żawī al-furūḍاھل السنة ditulis ahl al-sunnah

Page 11: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

xi

KATA PENGANTAR

بسم

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah banyak melimpahkan rahmat hidayah dan

inayahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat beriring salam semoga

senantiasa tersampaikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw.

Dalam kata pengantar ini penulis ingin menyampaikan bahwa skripsi ini masih banyak

menyimpan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca sekalian agar bisa menjadi bahan evaluasi bagi penulis di masa-masa yang akan datang.

Selain itu, selama proses penyusunan skripsi ini tentu banyak pihak-pihak yang telah

banyak membantu baik secara moral maupun materi. Maka penulis menyampaikan banyak

terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr Alim Roswantoro M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Dr. H. Abdul Mustaqim. M.Ag selaku Ketua Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta sekaligus juga sebagai kiyai penulis di Pondok Pesantran LSQ Ar-

Rohmah. Semoga beliau selalu diberi kesehatan oleh Allah dan diberikan kemampuan

untuk selalu istiqamah dalam mendidik para santri di pondok.

4. Afdawaiza M.Ag selaku Sekretaris Prodi Ilmu al-Quran dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga.

5. Prof. Fauzan Naif, M.A selaku Pembimbing Akademik penulis yang selalu memberikan

dorongan dan motivasi selama penulis belajar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

6. Dr. Ahmad Baidowi, M.Si.selaku dosen Pembimbing Skripsi penulis yang senantiasa

bersabar dan selalu ada ketika penulis membutuhkan bimbingan, motivasi, koreksi,

masukan dan arahan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

7. Seluruh dosen Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang telah banyak memberikan

pengajaran dan pembelajaran kepada penulis selama menjadi mahasiswa

Page 12: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

xii

8. Staf Tata Usaha Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang telah memberikan pelayanan

yang baik kepada penulis

9. Pimpinan dan Karyawan Perpustakann UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

10. Teman-teman KKN Tematik Posdaya angkatan 86 Dusun Dawung, Kecamatan

Panggang, Kabupaten Gunung Kidul Aziz, Anis, Sofi, Vina, Riska, Rere, Erna yang

sangat ramah dan baik kepada penulis selama menjalani KKN.

11. Teman-teman santri di Pondok Pesantren LSQ Ar-Rohmah Idris, Wildan, Alfian, Ical,

Fatih, Fafa, Wahyudi dan santri-santri semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan

semuanya yang telah menemani penulis sehari-hari selama penulis tinggal di Yogyakarta.

12. Bapak-bapak dan Ibu-ibu perumahan khususnya Bapak Tanun Abdillah, Bapak Agung

Hariyanto, Bapak Aminuddin, Bapak Nugraha yang telah sangat baik sekali membantu

penulis selama penulis tinggal di Pondok Pesantren LSQ Ar-Rohmah. Bapak Tanun yang

telah banyak membantu penulis ketika menjadi Takmir Masjid Rahmatan Lil Alamin.

Bapak Agung yang selalu membantu penulis ketika laptop penulis rusak. Bapak

Aminuddin yang banyak mengajari penulis bagaimana cara berorganisasi. Bapak

Nugraha yang selalu konsisten menjadi Bendahara masjid.

13. Kedua orang tua penulis Abi dan Ummi yang selalu tidak pernah kenal lelah

memanjatkan doa dan selalu memberikan motivasi kepada penulis. Semoga kasih sayang

Abi dan Ummi kepada penulis bisa menjadi jalan untuk memperoleh surganNya. Ami>n.

Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis, dan pembaca dalam kehidupan di dunia

demikian juga di akhirat kelak. Ami>n

Yogyakarta, 22 Januari 2016

Penyusun Skripsi

Akhmad Fajarus Shadiq

NIM: 12530045

Page 13: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

xiii

ABSTRAK

Term ummah menjadi menarik untuk dikaji karena ia menggambarkan bagaimanapandangan Islam terhadap konsep kewargaan dalam suatu negara mengingat pada awalabad ke 20 telah muncul konsep negara bangsa (nation-state) sehingga umat Islamdituntut untuk bisa meresponnya sebagai kenyataan sejarah. Pengkajian terhadap termummah selama ini yang telah dilakukan oleh para ulama Islam lebih banyak menggunakanmetode tahli>li> sebagaimana telah dilakukan oleh para ulama klasik. Sedangkan para ulamamodern lebih menaruh perhatiannya dengan metode maud}u>’i.

Berangkat dari situ penelitian ini menggunakan metode baru dalam mengkaji termummah dengan menggunakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Dalam pendekatanini setidaknya terdapat tiga fokus utama yang menjadi fokus kajian yakni (1) makna dasardan makna relasional (2) sinkronik dan diakronik yang meliputi periode Qur’anik, praQur’anik dan pasca Qur’anik (3) Weltanschauung. Penelitian ini termasuk penelitianlibrary reseach dengan sumber primer berupa al-Qur’an dan terjemahannya Sedangkansumber sekundernya adalah Lisa>n ‘al-Arab, Mu’jam Mufahras Li Alfa>z{i al-Qur’an al-Kari>m, Mufrada>t fi> Gari>b al-Qur’a>n, Maqa>yis al-Lughah, dan kamus-kamus al-Qur’anlainnya. Demikian juga kitab tafsir, kitab hadis, buku-buku, jurnal, artikel-artikel majalahdan internet, skripsi juga dijadikan sebagai sumber sekunder

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa kesimpulanyang penulis dapatkan, pertama, bahwa makna dasar dari kata ummah ialah menuju ataumenumpu. Dari sini kemudian terbentuk suatu himpunan yang memiliki arah dan tujuanyang sama. Sedangkan makna relasional dari kata ummah dalam al-Qur’an tidak sajaberupa himpunan manusia tetapi juga berupa himpunan binatang bahkan juga waktu.Kedua, pemahaman terhadap konsep ummah memiliki makna yang statis dan mengalamiperkembangan dilihat jika dari aspek sinkronik dan diakronik. Pada periode Qur’anik kataummah bermakna suatu kesatuan antara masyarakat agamawi yang didasarkan padakonsep religius berupa kepercayaan kepada Tuhan yang Esa Ini berbeda dengan periodepra Qur’anik di mana ummah lebih dipahami sebagai suatu kesatuan yang didasarkanpada konsep kesukuan. Demikian juga berbeda dengan periode pasca Quranik di manaummah dipahami lebih spesifik menunjuk pada umat Islam. Ketiga,Weltanschauung darikata ummah bahwa ummah dalam al-Qur’an selalu dikaitkan dengan ide tentangpenyelamatan Tuhan karena selalu dihubungkan dengan aspek keimanan. Di samping ituummah dalam al-Qur’an lebih bermakna inklusif karena mengakui keberadaan kelompoklain. Berbeda dengan periode pra Qur’anik dan pasca Qur’anik di mana ummah lebihbermakna eksklusif. Jika pada periode pra Qur’anik lebih dipahami sebagai suatukesatuan yang didasarkan pada konsep kesukuan. Sedangkan pada periode pasca Quraniksering digunakan sebagai terma untuk bertindak diskriminatif kepada kelompok lain.

Page 14: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

SURAT PERNYATAAN ....................................................................... ii

NOTA DINAS .......................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................. xi

ABSTRAK ............................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ............................................................................................ xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................ 5

D. Telaah Pustaka .................................................................... 6

E. Kerangka Teori ..................................................................... 10

F. Metode Penelitian ................................................................ 12

H. Sistematika Pembahasan ...................................................... 14

BAB II. AYAT-AYAT UMMAH DALAM AL-QUR’AN

A. Ayat-Ayat Ummah................................................................ 17

B. Asba>b al-Nuzu>l Ayat-Ayat Ummah ................................... 19

C. Makki > dan Madani > Ayat-Ayat Ummah ............................... 27

Page 15: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

xv

BAB III. MAKNA DASAR DAN MAKNA RELASIONAL UMMAH

A. Makna Dasar ........................................................................ 33

B. Makna Relasional ................................................................ 36

1. Analisis Sintagmatik ......................................................... 37

2. Analisis Paradigmatik ....................................................... 45

C. Medan Semantik .................................................................. 61

BAB IV. SINKRONIK DAN DIARONIK UMMAH

A. Sinkronik Ummah ................................................................. 62

B. Diakronik Ummah................................................................. 66

1. Periode Pra Qur’anik ...................................................... 66

2. Periode Pasca Qur’anik ................................................... 70

C. Weltanschauung ................................................................... 75

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 77

B. Saran-Saran ........................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 82

CURRICULUM VITAE.......................................................................... 85

Page 16: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tidak semua pembahasan penting tentang Islam, dan upaya-upaya memahami

hakikat Islam, menaruh perhatian secukupnya terhadap konsep ummah. Barangkali

ini disebabkan karena sangat dekatnya istilah ini dalam kehidupan keseharian.

Sehingga istilah tersebut tidak tampak penting sebagai pengertian ilmiah. Di samping

itu di kalangan para ulama klasik sendiri term ummah selalu berkaitan dengan

masalah fiqih khususnya tentang kesepakatan hukum oleh ummah atau ijma’.Padahal

bagi kalangan peneliti dan akademisi Barat, kata itu dijadikan sebagai objek

penelitian ilmiah yang menarik terhadap kajian politik atau aspek sosial politik Islam.

Baru akhir-akhir ini saja kemudian para ulama modern juga menaruh perhatian

terhadap term ummah.1

Ummah menjadi menarik untuk dikaji karena ia menggambarkan bagaimana

pandangan Isam terhadap konsep kewargaan dalam suatu negara. Ini perlu karena

sejak munculnya konsep negara-bangsa (nation-state) pada awal abad ke 20 umat

Islam dihadapkan kepada persoalan besar mendudukkan posisi agama dalam

persoalan politik spasial-geografik. Mewakili kepentingan bersatunya agama dan

1 Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep Kunci(Jakarta: Paramadina, 1996) hlm 482

Page 17: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

2

negara, umat Islam dihadapkan pada permasalahan menerjemahkan term ummah

sebagai isilah kewargaan di tengah hiruk pikuk masalah kenegaraan.2

Dalam konteks Indonesia, ummah menjadi sangat urgen dan menarik untuk

diteliti karena dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia mengalami berbagai konflik

dan kekerasan sosial yang memakan korban ribuan jiwa. Di antara konflik dan

kekerasan sosial itu, ketegangan-ketegangan yang berbau agama cukup menonjol

bahkan dalam beberapa hal memicu konflik yang begitu meluas dan dalam waktu

yang cukup lama dengan kerugian material dan non material yang tidak sedikit.

Pemahaman terhadap konsep ummah ini sebenarnya telah dilakukan para

ulama klasik sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab tafsir. Hanya saja karena pada

umumnya kitab-kitab tafsir itu menggunakan metode tahli>li>, sehingga

pemahamannya cenderung parsial tidak utuh dan komperhensif karena memang

metode ini lebih menekankan penafsiran berdasarkan urutan mus{ha>fi>. Di samping itu

pemahaman mereka pada umumnya sudah tidak relevan dalam konteks kekinian.

Ambillah contoh penafsiran yang dilakukan Ibnu Jarir al-Thabari ketika memberikan

penjelasan terhadap QS Ali Imra>n (3): 110)

2 Zayad Abd Rahman, “ Konsep Ummah dalam al-Qur’an : Sebuah Upaya MeleraiMiskonsepsi Negara-Bangsa”, Religi: Junal Studi Islam, vol 6 1 April 2015, hlm 4

Page 18: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

3

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada

Allah. sekiranya ahl kita>b beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di

antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang

yang fasik”.

Menurut al-Thabari yang disebut khairu ummah adalah para sahabat yang ikut

hijrah ke Madinah bersama Rasulullah saw. Pendapat al-Thabari ini didasarkan

kepada beberapa riwayat yang menegaskan tentang kebaikan umat Islam pada masa

Rasulullah. Pandangan yang sama juga disampaikan Ibnu Katsir hanya saja ia

menambahkan bahwa masyarakat yang baik bukan hanya pada masa Rasulullah

melainkan juga pada masa sebelum Nabi Muhammad diutus hingga hari kiamat

dengan catatan masyarakat tersebut memenuhi kriteria sebagaiaman terdapat QS Ali-

‘Imra>n (3): 110 tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa pandangan mereka ini

menutup rapat bagi komunitas masyarakat non muslim untuk menjadi sebuah

masyarakat yang baik. Dalam realitsanya terlebih pada masa sekarang sulit rasanya

Page 19: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

4

untuk mengatakan bahwa masyarakat (negara) yang mayoritas warganya muslim

adalah sebuah masyarakat ideal.3

Adalah para pemikir muslim kontemporer yang di kemudian hari mencoba

memberikan pemahaman baru terhadap konsep ummah dalam konteks kekinian.

Diantaraya adalah Ali Syariati, Djaka Soetapa, Dawam Rahardjo, hingga M Quraish

Shihab.4 Namun demikian pada umumnya metode yang mereka gunakan

menggunakan metode maud}u>’i di samping juga menggunakan ilmu-ilmu sosial.

Berangkat dari situ penelitian ini memberikan perspektif baru dalam

memahami konsep ummah dalam al-Qur’an dengan menggunakan metode

pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Menurut Izutsu yang dimaksud semantik di

sini adalah sebuah kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan

suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual weltanschauung

atau pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu, tidak hanya sebagai

alat berbicara dan berpikir, tetapi yang lebih penting lagi sebagai pengkonsepan dan

penafsiran dunia yang melingkupinya. Jika ia dihubungkan dengan al-Qur’an ini

berarti merupakan sebuah kajian analitik terhadap pandangan dunia Qur’ani yaitu visi

Qur’ani tentang alam semesta. Semantik al-Qur’an terutama akan mempermasalahkan

persoalan-persoalan bagaimana dunia wujud distrukturkan, apa unsur pokok dunia,

3 Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Qur’an(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm 7-8

4 Uraian mengenai pandangan mereka itu akan dijelaskan dalam telaah pustaka nanti

Page 20: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

5

dan bagaimana semua itu terkait satu sama lain menurut pandangan kitab suci

tersebut.5

Menurut Machasin dalam pengantar buku Izutsu yang menjadi kelebihan dari

pendekatan semantik Izutsu dibanding dengan metode maud}u>’i walaupun keduanya

sama sama digunakan untuk bisa menangkap konsep al-Qur’an mengenai tema

tertentu tetapi pendekatan semantik memiliki kelebihan dari sisi penggunaanya dalam

khazanah sastra Arab klasik sebelum Islam yang di masa modern ini hampir tidak

ditemukan lagi orang Islam yang memperhatikannya. Di samping itu kelebihan

lainnya adalah mengenai sejarah istilah-istilah kunci dalam al-Qur’an yang tidak saja

terbatas pada periode pra Qur’anik tetapi merambah juga kepada sistem pemikiran

yang lahir dan berkembang pada periode pasca Qur’anik.6

B. Rumusan Masalah

1) Apa makna dasar dan makna relasional kata ummah dalam al-Qur’an?

2) Bagaimana perkembangan makna sinkronik dan diakronik kata ummah?

3) Bagaimana weltanschauung kata ummah dalam al-Qur’an?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

5 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia terj Agus Fahri Husein dkk (Yogyakarta: PTTiara Wacana Yogya, 1997), hlm 3

6 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia , hlm xv

Page 21: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

6

1) Mengetahui makna dasar dan makna relasional kata ummah dalam al-Qur’an.

2) Mengetahui perkembangan makna sinkronik dan diakronik kata ummah

3) Mengetahui weltanschauung kata ummah dalam al-Qur’an.

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah:

1) Memberikan sumbangan pengetahuan tentang konsep ummah melalui proses

pencarian makna dasar dan makna relasional dan dari situ akan diketahui

bagaimana weltanschauung kata ummah dalam al-Qur’an.

2) Menambahkan khazanah keilmuan dan pemikiran khususnya bagi Jurusan

Ilmu al-Qur’an dan Tafsir dan bagi UIN Sunan Kalijaga pada umumnya.

D. Telaah Pustaka

Ada beberapa karya yang penulis temukan yang secara langsung berhubungan

dengan penelitian ini di antaranya adalah tesis yang ditulis Lia Afiani dengan judul

Ummah Dalam al-Qur’an: Pendekatan Semantik. Tesis ini merupakan penelitian

yang secara langsung mengambil tema dan pendekatan yang sama dalam penelitian

ini, tetapi di sana ia belum menjelaskan aspek sinkronik dan diakronik dari kata

ummah yakni pada masa pra Qur’anik, dan pasca Qur’anik. Ini karena ia hanya

berfokus pada kata ummah yang terdapat pada masa Qur’anik.7

7 Lia Afiani Ummah Dalam al-Qur’an: Pendekatan Semantik Tesis Program Pasca SarjanaUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014

Page 22: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

7

Karya yang lain adalah buku karya Ali Nurdin Quranic Society: Menelusuri

Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Qur’an, buku ini membahas konsep masyarakat

dalam al-Qur’an, ia tidak saja membahas kata ummah, tetapi seluruh kata dalam al-

Qur’an yang menunjuk makna masyarakat seperti, qaum, sya’ab, qabilah, firqah,

thalifah, hizb, fauj. Buku ini berkesimpulan bahwa al-Qur’an tidak menyebutkan

secara rinci tentang sistem dan bentuk pemerintahan, struktur dan pembagian

kekuasaan, serta persoalan teknis kenegaraan lainnya. Ia hanya mengandung prinsip

pokok dalam membangun dan mengelola kehidupan bermasyarakat khususnya dan

bernegara pada umumnya.8

Ada juga buku Ummah Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al-

Qur’an karya Djaka Soetapa. Buku yang ditulis oleh seorang kristen ini membahas

konsep ummah dalam al-Qur’an dan menghubungkannya dalam konteks Indonesia.

Djaka Soetapa berkesimpulan bahwa konsep ummah muslimah bisa dijadikan sebagai

landasan teologis bagi masyarakat Indonesia yang bhineka tunggal ika. Ini bisa dilihat

pada keberadaan ummah muslimah sebagai ummah wasat, Di samping juga

keberadaan Nabi Muhammad ketika di Madinah yang mampu menyatukan antar umat

beragama.9

8 Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-Qur’an(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006)

9 Djaka Soetapa, Ummah Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al-Qur’an(Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1991)

Page 23: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

8

Selanjutnya buku Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep

Kunci karya Dawam Rahardjo. Buku ini berisi berbagai macam konsep kata yang

terdapat dalam al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan tematik dan sosial. Salah

satu konsep yang dibahas adalah konsep ummah dalam al-Qur’an. Menurut Dawam

Rahardjo ummah adalah suatu konsep kesatuan manusia dari kesatuan yang lebih

kecil hingga kesatuan yang lebih besar hingga mencapai kesatuan umat manusia.

Walaupun di dalamnya terdapat perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan

apabila kesemuanya mengacu pada nilai-nilai keutamaan. Karena itulah diperlukan

suatu yang melembaga atau pemerintah. Tetapi setiap individu pun dituntut

membantu terciptanya kepentingan umum yaitu apabila mereka bertakwa.10

Selanjutnya M Quraish Shihab juga menulis sebuah buku tafsir tematik

Wawasan al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat. Di antara

pembahasan di dalamnya adalah konsep ummah. Ummah menurutnya memiliki

makna-makna yang cukup dalam. Ummah mengandung makna dinamis, arah, waktu,

jalan yang jelas, serta gaya dan cara hidup. Untuk menuju pada satu arah, harus jelas

jalannya, serta harus bergerak maju dengan ganya tertentu, dan pada saat yang sama

membutuhkan waktu untuk mencapainya.11

10 Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep Kunci(Jakarta: Paramadina, 1996)

11 M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat(Bandung: Mizan, 2013)

Page 24: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

9

Masih berkaitan dengan karya-karya yang membahas ummah adalah buku

Karakteristik Umat Terbaik: Telaah Manhaj, Akidah, dan Harakah yang disusun Ali

Abdul Halim Mahmud. Buku ini berkesimpulan bahwa umat muslim adalah umat

yang terbaik diantara umat-umat yang lainnya, sebagaimana dalam firmanNya

“Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia… “. Kaum muslim

sebagai ummah yang terbaik karena dilahirkan dalam keadaan beriman kepada Allah,

melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, bukan karena faktor lain seperti

kebangsaan, bahasa, atau letak geografis.12

Terakhir, adalah buku yang ditulis oleh seorang intelektual syiah Ali Syariati

dalam bukunya Ummah & Imamah. Ali Syariati mendefinisikan ummah dengan

kumpulan orang yang berpindah. Dari sini ia mengandung beberapa konsep yaitu a)

kebersamaan dalam arah dan tujuan b) gerakan menuju arah dan tujuan tersebut c)

keharusan adanya pimpinan dan petunjuk kolektif. Dengan kata lain istilah ummah

mengandung pengertian kumpulan manusia yang para anggotanya memiliki tujuan

yang sama, yang satu sama lain saling membahu agar bisa bergerak menuju tujuan

yang mereka cita-citakan, berdasarkan suatu kepemimpinan kolektif. Di sinilah

kemudian Ali Syariati memasukkan pengertian tentang keharusan adanya ima>mah

12 Ali Abdul Halim Mahmud, Karakteristik Ummat Terbaik: Telaah Manhaj, Akidah danHarakah (Jakarta: Gema Insani Press, 1996)

Page 25: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

10

dalam definisi ummah dimana ima>mah adalah ungkapan tentang pemberian petunjuk

kepada suatu ummah. 13

Dari telaah pustaka di atas dapat ditarik kesimpulan sejauh pencarian penulis

belum ada buku atau penelitian yang membahas konsep ummah dalam al-Qur’an

dengan menggunakan analisis semantik Toshihiko Izutsu.. Walaupun ada seperti tesis

yang ditulis Lia Afiani yang berjudul Ummah dalam al-Qur’an: Pendekatan

Semantik tetapi ia belum menjelaskan aspek sinkronik dan diakronik dari kata

ummah yaitu pada periode pra Qur’anik, dan pasca Qur’anik. Ini karena ia hanya

berfokus pada kata ummah yang terdapat pada periode Qur’anik Di samping itu

karya-karya yang membahas konsep ummah kebanyakan menggunakan metode

maud}u>’i dan ilmu-ilmu sosial

E. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis semantik Toshihiko

Izutsu yang meliputi:

1). Makna Dasar dan Makna Relasional

Makna dasar adalah makna yang melekat pada kata itu sendiri dan selalu

terbawa di manapun kata itu diletakkan baik makna di dalam al-Qur’an maupun di

13 Ali Syariati, Ummah & Imamah terj Afif Muhammad (Yogyakarta: Rausyan Fikr, 2014),hlm 47

Page 26: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

11

luar al-Qur’an.14 Makna ini lebih dikenal dengan makna asli dari sebuah kata.

Sedangkan makna relasional adalah sesuatu yang konotatif yang diberikan dan

ditambahkan pada makna yang sudah ada dengan meletakkan kata itu pada posisi

khusus, dalam bidang khusus, atau dengan kata lain makna baru yang diberikan pada

sebuah kata yang bergantung pada kalimat di mana kata tersebut diletakkan. Dan

untuk mendapatkan makna relasional maka dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

a. Analisis sintagmatik, yaitu analisis yang berusaha menentukan makna suatu

kata dengan cara memperhatikan kata-kata yang ada di depan dan di belakang

kata yang sedang dibahas dalam suatu bagian tertentu.

b. Analisis paradigmatik, yaitu analisis yang mengkomparasikan kata atau

konsep tertentu dengan konsep yang lain baik yang bermakna postif maupun

negatif.15

2). Sinkronik dan Diakronik

Aspek sinkronik merupakan aspek yang tidak berubah dari suatu konsep atau

kata, dalam pengertian sistem kata bersifat statis. Sedangkan aspek diakronik adalah

pandangan terhadap bahasa yang pada prinsipnya menitik beratkan pada unsur waktu.

14 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, terj Agus Fahri Husein dkk (Yogyakarta, PT.Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm 11

15 Muhammad Iqbal Maulana Konsep Jiha>d Dalam al-Qur’an: Kajian Anasis SemantikToshihiko Izutsu. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2015 hlm 11-15

Page 27: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

12

Sekumpulan kata yang masing-masing tumbuh dan berubah bebas dengan caranya

diri sendiri yang khas. Dalam hal ini Toshihiko Isutzu membagi menjadi tiga periode

yaitu mulai dari periode Qur’anik sendiri hingga periode pra Qur’anik,dan pasca

Qur’anik.16

c. Weltanschauung

Merupakan langkah terakhir dan paling utama dari metode semantik Toshihiko

Isutzu. Weltanschauung adalah pandangan dunia masyarakat yang menggunakan

bahasa itu, tidak hanya sebagai alat berbicara dan berpikir, tetapi yang lebih penting

lagi sebagai pengkonsepan dan penafsiran dunia yang melingkupinya.17

F. Metode Penelitian

Metode adalah instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data. Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami fokus kajian yang menjadi

sasaran dari ilmu yang bersangkutan.18

Penelitian ini termasuk penelitian library reseach yakni teknik yang hendak

dilakukan adalah pengumpulan data secara literer yaitu penggalian bahan pustaka

16Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, terj Agus Fahri Husein dkk (Yogyakarta, PT.Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm 31-35

17 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, hlm 3

18 Moh Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif, (Yogyakarta: SUKA Press, 2012), hlm63

Page 28: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

13

yang sesuai dan berhubungan dengan objek pembahasan. Metode ini diaplikasikan ke

dalam beberapa langkah berikut:

1). Jenis Penelitian

Dalam hal ini ada dua sumber yang dijadikan sebagai bahan pustaka yakni

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer dari penelitian ini adalah al-

Qur’an dan terjemahannya. Sedangkan sumber sekundernya adalah Lisa>n ‘al-Arab,

Mu’jam Mufahras Li Alfa>z{i al-Qur’an al-Kari>m, Mufrada>t fi> Gari>b al-Qur’a>n,

Maqa>yis al-Lughah, dan kamus-kamus al-Qur’an lainnya. Demikian juga kitab tafsir,

kitab hadis, buku-buku, jurnal, artikel-artikel majalah dan internet, skripsi juga

dijadikan sebagai sumber sekunder.

2). Metode Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, data-data yang telah didapatkan dan dikumpulkan akan

diolah dan diproses sebagai berikut:

a. Deskripsi

Metode deskripsi merupakan suatu teknik analisis data yang dilakukan

dalam mencapai pemahaman terhadap fokus kajian yang kompleks dengan

cara memisahkan dalam tiap-tiap bagian dari keseluruhan fokus kajian yang

hendak dikaji.19

19 Moh Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif, hlm 134

Page 29: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

14

Dalam hal ini dilakukan dengan mengumpulkan ayat-ayat tentang

ummah kemudian menguraikan makna-makna kata ummah yang terdapat

dalam al-Qur’an.

b. Analisis

Menganalisa menggunakan analisis semantik berarti dimulai dengan

mencari kata kunci kemudian menentukan makna dasar dan makna relasional

melalui analisa sintagmatik dan paradigmatik.

Selanjutnya mencari aspek sinkronik dan diakronik dengan menelusuri

makna ummah pada masa Qur’anik, pra Qur’anik dan pasca Qur’anik.

Kemudian mengemukakan weltanschauung dari kata ummah.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan penelitian, dibutuhkan sebuah sistematika penulisan agar

permasalahan tersusun secara sistematis dan tidak keluar dari pokok permasalahan

yang akan diteliti. Oleh karena itu penulis menyusun sistematika pembahasan sebagai

berikut:

Bab I, membahas mulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujan

dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian serta sistematika

pembahasan. Hal ini penting agar diketahui problem akademik yang hendak dikaji

dan diketahui langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan untuk menjawab

problem akademik itu.

Page 30: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

15

Bab II, memuat tentang deskripsi ayat-ayat ummah. Bab ini terbagi menjadi

tiga sub bab. Sub bab tersebut adalah klasifikasi ayat-ayat ummah, Asba>bun Nuzu>l

ayat-ayat ummah, dan Makki > Madani > ayat-ayat ummah. Pada bab ini akan dijelaskan

terlebih dahulu klasifikasi ayat-ayat tentang ummah mulai dari jumlah ayat-ayatnya,

mana yang ada sebab turunnya dan mana yang Makki > dan Madani >. Sehingga akan

diketahui konteks historis dari ayat-ayat tersebut.

Bab III, terdiri dari tiga sub bab yaitu makna dasar kata ummah, makna

relasional meliputi analisis sintagmatik dan paradigmatik serta medan semantik.

Dengan mengetahui makna dasar dan makna relasional ummah akan tampak di sana

bahwa makna dasar itu selalu melekat dalam dirinya di saat yang sama ia akan

memiliki makna yang berbeda jika dihubungkan dengan konsep-konsep lainnya.

Bab IV, menjelaskan makna sinkronik dan diakronik kata ummah yang

meliputi tiga sub bab yakni sinkronik ummah, diakronik ummah meliputi periode pra

Qur’anik, dan pasca Qur’anik serta weltanschauung. Dari sini akan diketahui bahwa

makna kata ummah sebenarnya selalu mengalami perkembangan makna yang pada

periode Qur’anik memiliki perbedaan konotasi makna antara periode pra Qur’anik

dan pasca Qur’anik yang itu sangat dipengaruhi konteks historisnya dan inilah yang

di maksud weltanschauung atau pandangan dunia.

Page 31: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

16

Bab V, adalah penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan dan

saran-saran yang berupa kekurangan dari penelitian ini sekaligus memberikan saran

berupa judul penelitian yang bisa dijadikan celah dari penelitian ini untuk bisa

ditindak lanjuti lebih jauh.

Page 32: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian panjang di atas ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan

yakni:

1. Makna dasar dan makna relasional ummah

Makna dasar kata ummah adalah menumpu, meneladani, atau menuju.

Dari sini terbentuk suatu himpunan yang didasarkan pada agama, ideologi, suku,

atau waktu. Masing-masing himpunan itu memiliki arah dan tujuan yang sama.

Makna relasional ummah dari sisi sintagmatik memiliki beragam makna yakni

agama, agama tauhid, kelompok agama tertentu, kelompok binatang, waktu,

pemimpin, dan kumpulan manusia ataupun jin, orang-orang kafir ,generasi lalu,

dan manusia seluruhnya. Sedangkan dari sisi paradigmatik kata ummah dalam al-

Qur’an memiliki nilai-nilai religius karena selalu dihubungkan dengan konsep

Allah, rasul, kitab dan ajal. Kata ummah juga memiliki padanan semantik dengan

kata qaum, qabi>lah, firqah, syu’u>b,. Namun ummah tendensinya memiliki makna

yang berbeda. Ummah di dalam al-Qur’an lebih memiliki makna yang lebih

kompleks. Ummah tidak saja menunjuk pada himpunan manusia tetapi juga pada

himpunan binatang. Di samping itu ummah tidak saja berarti bagian dari

kelompok manusia tetapi juga pada manusia seluruhnya yang didasarkan pada

prinsip tauhid.

Page 33: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

78

2. Makna sinkronik dan diakronik kata ummah

Kata ummah dari sisi sinkronik dan diakronik memiliki makna yang statis

dan makna yang mengalami perkembangan. Pada aspek sinkronik, kata ummah

pada periode Quranik bermakna suatu himpunan yang mendasarkan pada

kesatuan religius berupa kepercayaan kepada Tuhan yang Esa. Ini karena ia

selalu dihubungkan dengan konsep keimanan. Di samping itu pada periode

Qur’anik kata ummah juga mengalami proses diakronik. Ini dibuktikan dengan

terjadinya perbadaan konotasi makna antara ayat-ayat Makki>yah dan Madani>yah.

Pada periode Makkah kata ummah tidak saja bermakna suatu agama tetapi juga

bisa bermakna kumpulan binatang, waktu, pemimpin, dan kumpulan manusia

ataupun jin. Pada masa ini sering juga disebut istilah ummah wa>hidah yang

berarti persekutuan masyarakat agamawi.

Sedangkan pada periode Madinah kata ummah mengalami penyempitan

makna yang menunjuk pada umat Islam. Ini karena pada periode ini, ketika Nabi

Muhammad hijrah ke Madinah, masyarakat Madinah yang heterogen lebih

terbuka dalam menerima risalah Muhammad dibandingkan dengan masyarakat

Makkah. Di samping juga adanya kesamaan keyakinan dan spirit religius antara

Muhajirin dan Anshar serta banyaknya diturunkan ayat-ayat tentang aturan-

aturan dalam sistem sosial seperti aturan perkawinan, hukum waris, perdagangan

dan lainnya sehingga ini semakin menguatkan kesatuan umat Islam.

Page 34: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

79

Adapun pada sisi diakronik kata ummah, pada periode pra Qur’anik dan

pasca Qur’anik masih diartikan sebagai suatu himpunan yang memiliki arah dan

tujuan yang sama. Namun ia memiliki konotasi makna yang berbeda. Pada

periode pra Qur’anik kata ummah bermakna agama yang lebih mengikuti tradisi

nenek moyong.

Sementara pada periode pasca Quranik kata ummah sering dihubungkan

dengan diskursus politik Islam. Oleh karena itu, ia cenderung bermakna eksklusif

karena sering digunakan untuk bertindak diskriminatif kepada pihak lain. Ini

dibuktikan dengan keberadaan konsep ummah (masyarakat Islam) dan konsep

z|immi yang berarti masyarakat non muslim. Sedangkan pada masa modern-

kontemporer kata ini sering kali digunakan sebagai terma untuk menjustfikasi

aktifitas keagaman, sosial, politik dan ekonomi.

3. Weltanschauung

Ide tentang ummah dalam al-Qur’an selalu dikaitkan dengan rencana

penyelamatan Tuhan karena selalu dihubungkan dengan konsep keimanan bahwa

Allah mengutus seorang rasul sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi

peringatan bagi tiap-tiap ummah. Diutusnya rasul itu tidak lepas dari keadaan

ummah yang selalu berselisih pendapat. Oleh karena itu, Allah mengutus rasul

untuk memberi keputusan tentang apa yang mereka perselisihkan. Perselisihan

yang terjadi muncul sebagai suatu “misteri” yang dikehendaki Allah sendiri,

Page 35: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

80

namun di sisi lain merupakan akibat dari kekerasan hati dan tingkah manusia.

Bagi tiap-tiap ummah itu, memiliki ajal yang pasti akan datang yakni di akhirat

kelak dan semuanya akan diadili, bagi yang ingkar akan mendapatkan azab

sebaliknya yang taat akan mendapatkan surga.

Di samping itu pandangan al-Qur’an tentang ummah dapat dilihat juga

pada ayat-ayat Makki>yah dan Madani>yyah yang mana ummah lebih bermakna

inklusif karena mengakui keberadaan kelompok lain. Ini berbeda dengan periode

pra Qur’anik dan pasca Qur’anik di mana ummah bermakna eksklusif. Pada

periode pra Qur’anik ummah lebih berkonotasi pada mengikuti agama atau lebih

tepatnya mengikuti kepercayaan tradisi nenek moyang. Sedangkan pada periode

pasca Qur’anik sering digunakan untuk bertindak diskriminatif kepada pihak

lain. Ini dibuktikan dengan keberadaan konsep ummah (masyarakat Islam) dan

konsep z|immi yang berarti masyarakat non muslim. Sedangkan pada masa

modern-kontemporer kata ini sering kali digunakan sebagai terma untuk

menjustfikasi aktifitas keagaman, sosial, politik dan ekonomi.

B. Saran Saran

Al-hamdulillah akhirnya penulisan skripsi ini telah terselesaikan, penulis

menyadari bahwa sebuah karya pasti tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan.

Untuk itu, penelitian ini tidak dapat dikatakan selesai, tetapi masih bisa diteliti lagi

lebih lanjut, mengingat masih banyaknya kekurangan dalam penelitian ini.

Page 36: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

81

Pertama, pengkajian secara mendetail mengenai konsep ummah pada periode

pra Qur’anik bisa dilakukan dengan syair-syair lain yang tidak hanya terbatas pada

apa yang telah disebutkan dalam penelitian ini.

Kedua, pengkajian terhadap konsep ummah dengan metode lain seperti

semiotik, hermeneutik dan lain sebagainya. Namun bisa juga pengkajian dilakukan

dengan menggunakan konsep lain dengan menggunakan pendekatan semantik

mengingat bahwa suatu pengkajian kosakata dengan semantik akan sangat membantu

dalam memahami kosakata dalam al-Qur’an yang sarat akan budaya, pesan moral,

dan peradaban.

Page 37: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

82

DAFTAR PUSTAKA

„Abdul Ba>qi, Fu‘a>d. Mu’jam Mufahras Li Alfa>di al-Qur’an al-Kari>m Mesir: Da>r al-

Kutub al-Mis{riyyah. 1364 H

Afiani, Lia. Ummah Dalam al-Qur‟an: Pendekatan Semantik. Tesis Program Pasca

Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2014

„Aqi>l Ibnu. Syarh Ibnu al-Fiyah. Surabaya: Da>r ‘Ilm.

As{hfaha>ni>, al-Ra>gib. Al-Mufrada>t fi> Gari>b al-Qur’a>n Kairo: Maktabah Naza>r

Must{afa> al-Bar. vol 1. 2009

Baidhawy, Zakiyuddin. “Negara Pancasila Negara Syariah” Maarif, vol 10 no 1

Agustus. 2015.

Fa>ris, Ibnu. Mu’jam Maqa>yis al-Lugah. Beirut: Da>r al-Fikr. vol 1. 1979

Hitti, Philip K. Hisroty Of The Arabs, terj R Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet

R. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. 2014

Iqbal, Muhammad. Fiqh Siyasah Kontekstualisasi doktrin Politik Islam, Jakarta:

Kencana. 2014

Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan Manusia. Terj Agus Fahri Husein Yogyakarta:

PT Tiara Wacana Yogya. 1997

Lewis, Bernard. Bahasa Politik Islam terj Ihsan al-Fauzi Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 1994

Mahmud, Ali Abdul Halim. Karakteristik Ummat Terbaik: Telaah Manhaj, Akidah

dan Harakah Jakarta: Gema Insani Press. 1996

Manz}u>r, Ibnu. Lisan al-‘Arab Kuwait: Da>r al-Nawa>dir. vol 14 2010

Mara>ghi Ahmad Mus}t}afa> al- Tafsir al-Maraghi. Mesir: Musthafa al-Babi al-Halabi.

vol 25. 1946

Page 38: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

83

Maulana, Muhammad Iqbal. Konsep Jiha>d Dalam al-Qur‟an: Kajian Anasis

Semantik Toshihiko Izutsu. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2015

Naim Abdullahi Ahmed al- Islam dan Negara Sekular, terj Sri Murniati. Bandung:

Mizan, 2007

Nashir, Haedar. Islam Syariat: Reproduksi Islam Syariat di Indonesia Bandung:

Mizan. 2013

Nurdin, Ali. Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-

Qur’an Jakarta: Penerbit Erlangga. 2006

Qat}t}a>n Manna>„ al-. Maba>hits fi Ulu>m al-Qur’a>n Kairo:Maktabah Wahbah. 2000

Qurt}ubi, Abu Bakar al- al-Ja>mi’ Liahka>m al-Qur’a>n Beirut Lebanon: Muassisah al-

Risa>lah. Vol 19 2006

Quthb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan al-Qur’an terj As‟ad

Yasin. Jakarta: Gema Insani, 2013

Rahardjo, Dawam. Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep Kunci.

Jakarta: Paramadina. 1996

Rahman, Zayad Abd. “ Konsep Ummah dalam al-Qur‟an : Sebuah Upaya Melerai

Miskonsepsi Negara-Bangsa”, Religi: Junal Studi Islam, vol 6 1 April 2015

Ash-Shiddieqy, M Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an:Ulumul al-Qur’an Semarang: PT

Pustaka Rizki Putra. 2009

Shihab Quraish dkk. Ensiklopedi Al-Qur’an: Kajian Kosakata. Jakarta: Lentera Hati.

2007

Shihab, M Quraish. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan

Umat Bandung: Mizan. 2013

--------------. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an Jakarta:

Lentara Hati, 2005 vol 7. 2005

-------------. Kaidah Tafsir Tangerang: Lentera Hati. 2013

Page 39: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

84

Soehadha, Moh. Metode Penelitian Sosial Kualitatif, Yogyakarta: SUKA Press.

2012

Sodiqin, Ali. Antropologi Al-Qur’an Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2012

Soetapa Djaka. Ummah Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al-Qur’an

Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 1991

Suyu>t{i> Jala>luddi<n as-. Luba>bun Nuqu>l fi Asba>b al-Nuzu>l Beirut Lebanon: Muassiah

al-Kutub Ats Tsiqa>fiyah. 2002

Syariati, Ali. Ummah & Imamah terj Afif Muhammad. Yogyakarta: Rausyan Fikr.

2014

Wa>hidi<, Abi al-Husain Ali bin Ahmad al-. Asba>b al-Nuzu>l, Jakarta: Da>r al-Kutub al-

Isla>miyyah. 2010

Wahid, Wawan Gunawan Abdul dkk ed. Fikih Kebhinekaan dalam Hilman Latief.

Bandung: Mizan. 2015

Watt, W Montgomery. Politik Islam dan Lintasan Sejarah terj Helmi Ali dan

Muntaha Azhari Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantrern (P3M). 1988

Page 40: KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN (Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu) SKRIPSI Diajukan

85

Jl Imogiri Timur km 8, Banguntapan, Bantul.

Pondok Pesantren LSQ ar-Rohmah

TK Nurul Hikmah, Pamekasan

SD Nurul Hikmah Pamekasan

TMI Al-Amin Prenduan Sumenep

MTS Nurul Huda Pakandangan Sumenep

MA Al-Amin, Pamekasan

SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

CURRICULUM VITAE

Nama : Akhmad Fajarus Shadiq

NIM : 12530045

Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Prodi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

TTL : 20 Juli 1993

No. Hp : 087880888078

Email : [email protected]

Alamat Asal : Pamekasan, Madura, Jawa Timur

Alamat Jogja :

Pendidikan Formal :

Pengalaman Organisasi : Komisariat HMI Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga

EXACT UIN Sunan Kalijaga

Pengurus Takmir Masjid Rahmatan Lil Alamin