KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH...
-
Upload
truongkhuong -
Category
Documents
-
view
253 -
download
6
Transcript of KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/20331/2/12530045_BAB-I_IV-atau-V...KONSEP UMMAH...
KONSEP UMMAH DALAM AL-QUR’AN
(Sebuah Analisis Semantik Toshihiko Izutsu)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
Akhmad Fajarus Shadiq
NIM 12530045
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
v
MOTTO
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula)pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (LauhulMahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikianitu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supayakamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dansupaya kamu jangan terlalu gembir terhadap apa yang diberikan-Nyakepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagimembanggakan diri.” (QS. al-Hadi>d [57]: 23)
vi
PERSEMBAHAN
BUAT ABI DAN UMMI
TERIMA KASIH YANG TIADA BATASNYA BUAT ABI DANUMMI YANG TAK PERNAH LELAH MEMANJATKAN DOA
UNTUKKU DAN SELALU MEMBERIKAN MOTIVASIKEPADAKU. SEMOGA KASIH SAYANG ABI DAN UMMI
KEPADAKU BISA MENJADI JALAN UNTUKMEMPEROLEH SURGANYA. AMIN
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988 No:
158/1987 dan 0543b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan
ب bā’ b be
ت tā’ T Te
ث Ṡā’ Ṡ es (dengan titik di atas)
ج jim J Je
ح Ḥā’ ḥ ha (dengan titik di bawah)
خ khā’ Kh ka dan ha
د dal D De
ذ żal Ż zet (dengan titik di atas)
ر rā’ R Er
ز zai Z zet
س sīn S Es
ش syīn Sy es dan ye
ص Ṣād Ṣ es (dengan titik di bawah)
ض Ḍād Ḍ de (dengan titik di bawah)
ط Ṭā’ Ṭ te (dengan titik di bawah)
ظ Ẓā’ Ẓ zet (dengan titik di bawah)
ع ‘ayn ‘ koma terbalik (di atas)
غ gayn g Ge
viii
ف fā’ f Ef
ق qāf q Qi
ك kāf k Ka
ل lām l El
م mīm m Em
ن nūn n En
و waw w We
ھـ hā’ h Ha
ء hamzah ’ apostrof
ي yā y Ye
II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap
دةمتعد ditulis mutaʻaddidah
ةعد ditulis ‘iddah
III. Tā’ Marbūtah di akhir kata
a. Bila dimatikan tulis h
حكمة ditulis ḥikmah
جزیة ditulis jizyah
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah
terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, salat dan sebagainya,
kecuali bila dikehendaki lafal aslinya)
b. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:
زكاة الفطر ditulis zakātul-fiṭri
IV. Vokal Pendek
ix
fatḥah ditulis a
kasrah ditulis I
ḍammah ditulis u
V. Vokal Panjang
1Fathah + alif
ditulis Āجاھلیة ditulis Jāhiliyah
2Fathah + ya’mati
ditulis Āتنسى ditulis Tansā
3 Fatḥah + yā’mati ditulis Īكریم ditulis Karīm
4Dammah + wāwu mati
ditulis Ūفروض ditulis furūḍ
VI. Vokal Rangkap
1Fathah + ya’ mati
ditulis Ai
بینكم ditulis Bainakum
2Fathah + wāwu mati
ditulis Au
قول ditulis Qaul
VII. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof
أأنتم ditulis a’antum
اعدت ditulis u’iddat
مشكرتلئن ditulis la’in syakartum
x
VIII. Kata sandang alif lām
a. Bila diikuti huruf qamariyyah ditulis al-
القرآن ditulis al-Qur’ān
القیاس ditulis al-Qiyās
b. Bila diikuti huruf syamsiyyah ditulis al-
السماء ditulis al-Samā'
الشمس ditulis al-Syams
IX. Huruf besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau
pengucapannya
ذوى الفروض ditulis żawī al-furūḍاھل السنة ditulis ahl al-sunnah
xi
KATA PENGANTAR
بسم
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah banyak melimpahkan rahmat hidayah dan
inayahNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat beriring salam semoga
senantiasa tersampaikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw.
Dalam kata pengantar ini penulis ingin menyampaikan bahwa skripsi ini masih banyak
menyimpan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian agar bisa menjadi bahan evaluasi bagi penulis di masa-masa yang akan datang.
Selain itu, selama proses penyusunan skripsi ini tentu banyak pihak-pihak yang telah
banyak membantu baik secara moral maupun materi. Maka penulis menyampaikan banyak
terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Dr Alim Roswantoro M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Dr. H. Abdul Mustaqim. M.Ag selaku Ketua Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta sekaligus juga sebagai kiyai penulis di Pondok Pesantran LSQ Ar-
Rohmah. Semoga beliau selalu diberi kesehatan oleh Allah dan diberikan kemampuan
untuk selalu istiqamah dalam mendidik para santri di pondok.
4. Afdawaiza M.Ag selaku Sekretaris Prodi Ilmu al-Quran dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga.
5. Prof. Fauzan Naif, M.A selaku Pembimbing Akademik penulis yang selalu memberikan
dorongan dan motivasi selama penulis belajar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
6. Dr. Ahmad Baidowi, M.Si.selaku dosen Pembimbing Skripsi penulis yang senantiasa
bersabar dan selalu ada ketika penulis membutuhkan bimbingan, motivasi, koreksi,
masukan dan arahan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh dosen Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang telah banyak memberikan
pengajaran dan pembelajaran kepada penulis selama menjadi mahasiswa
xii
8. Staf Tata Usaha Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir yang telah memberikan pelayanan
yang baik kepada penulis
9. Pimpinan dan Karyawan Perpustakann UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
10. Teman-teman KKN Tematik Posdaya angkatan 86 Dusun Dawung, Kecamatan
Panggang, Kabupaten Gunung Kidul Aziz, Anis, Sofi, Vina, Riska, Rere, Erna yang
sangat ramah dan baik kepada penulis selama menjalani KKN.
11. Teman-teman santri di Pondok Pesantren LSQ Ar-Rohmah Idris, Wildan, Alfian, Ical,
Fatih, Fafa, Wahyudi dan santri-santri semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan
semuanya yang telah menemani penulis sehari-hari selama penulis tinggal di Yogyakarta.
12. Bapak-bapak dan Ibu-ibu perumahan khususnya Bapak Tanun Abdillah, Bapak Agung
Hariyanto, Bapak Aminuddin, Bapak Nugraha yang telah sangat baik sekali membantu
penulis selama penulis tinggal di Pondok Pesantren LSQ Ar-Rohmah. Bapak Tanun yang
telah banyak membantu penulis ketika menjadi Takmir Masjid Rahmatan Lil Alamin.
Bapak Agung yang selalu membantu penulis ketika laptop penulis rusak. Bapak
Aminuddin yang banyak mengajari penulis bagaimana cara berorganisasi. Bapak
Nugraha yang selalu konsisten menjadi Bendahara masjid.
13. Kedua orang tua penulis Abi dan Ummi yang selalu tidak pernah kenal lelah
memanjatkan doa dan selalu memberikan motivasi kepada penulis. Semoga kasih sayang
Abi dan Ummi kepada penulis bisa menjadi jalan untuk memperoleh surganNya. Ami>n.
Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis, dan pembaca dalam kehidupan di dunia
demikian juga di akhirat kelak. Ami>n
Yogyakarta, 22 Januari 2016
Penyusun Skripsi
Akhmad Fajarus Shadiq
NIM: 12530045
xiii
ABSTRAK
Term ummah menjadi menarik untuk dikaji karena ia menggambarkan bagaimanapandangan Islam terhadap konsep kewargaan dalam suatu negara mengingat pada awalabad ke 20 telah muncul konsep negara bangsa (nation-state) sehingga umat Islamdituntut untuk bisa meresponnya sebagai kenyataan sejarah. Pengkajian terhadap termummah selama ini yang telah dilakukan oleh para ulama Islam lebih banyak menggunakanmetode tahli>li> sebagaimana telah dilakukan oleh para ulama klasik. Sedangkan para ulamamodern lebih menaruh perhatiannya dengan metode maud}u>’i.
Berangkat dari situ penelitian ini menggunakan metode baru dalam mengkaji termummah dengan menggunakan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Dalam pendekatanini setidaknya terdapat tiga fokus utama yang menjadi fokus kajian yakni (1) makna dasardan makna relasional (2) sinkronik dan diakronik yang meliputi periode Qur’anik, praQur’anik dan pasca Qur’anik (3) Weltanschauung. Penelitian ini termasuk penelitianlibrary reseach dengan sumber primer berupa al-Qur’an dan terjemahannya Sedangkansumber sekundernya adalah Lisa>n ‘al-Arab, Mu’jam Mufahras Li Alfa>z{i al-Qur’an al-Kari>m, Mufrada>t fi> Gari>b al-Qur’a>n, Maqa>yis al-Lughah, dan kamus-kamus al-Qur’anlainnya. Demikian juga kitab tafsir, kitab hadis, buku-buku, jurnal, artikel-artikel majalahdan internet, skripsi juga dijadikan sebagai sumber sekunder
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa kesimpulanyang penulis dapatkan, pertama, bahwa makna dasar dari kata ummah ialah menuju ataumenumpu. Dari sini kemudian terbentuk suatu himpunan yang memiliki arah dan tujuanyang sama. Sedangkan makna relasional dari kata ummah dalam al-Qur’an tidak sajaberupa himpunan manusia tetapi juga berupa himpunan binatang bahkan juga waktu.Kedua, pemahaman terhadap konsep ummah memiliki makna yang statis dan mengalamiperkembangan dilihat jika dari aspek sinkronik dan diakronik. Pada periode Qur’anik kataummah bermakna suatu kesatuan antara masyarakat agamawi yang didasarkan padakonsep religius berupa kepercayaan kepada Tuhan yang Esa Ini berbeda dengan periodepra Qur’anik di mana ummah lebih dipahami sebagai suatu kesatuan yang didasarkanpada konsep kesukuan. Demikian juga berbeda dengan periode pasca Quranik di manaummah dipahami lebih spesifik menunjuk pada umat Islam. Ketiga,Weltanschauung darikata ummah bahwa ummah dalam al-Qur’an selalu dikaitkan dengan ide tentangpenyelamatan Tuhan karena selalu dihubungkan dengan aspek keimanan. Di samping ituummah dalam al-Qur’an lebih bermakna inklusif karena mengakui keberadaan kelompoklain. Berbeda dengan periode pra Qur’anik dan pasca Qur’anik di mana ummah lebihbermakna eksklusif. Jika pada periode pra Qur’anik lebih dipahami sebagai suatukesatuan yang didasarkan pada konsep kesukuan. Sedangkan pada periode pasca Quraniksering digunakan sebagai terma untuk bertindak diskriminatif kepada kelompok lain.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... ii
NOTA DINAS .......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. xi
ABSTRAK ............................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ............................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................ 5
D. Telaah Pustaka .................................................................... 6
E. Kerangka Teori ..................................................................... 10
F. Metode Penelitian ................................................................ 12
H. Sistematika Pembahasan ...................................................... 14
BAB II. AYAT-AYAT UMMAH DALAM AL-QUR’AN
A. Ayat-Ayat Ummah................................................................ 17
B. Asba>b al-Nuzu>l Ayat-Ayat Ummah ................................... 19
C. Makki > dan Madani > Ayat-Ayat Ummah ............................... 27
xv
BAB III. MAKNA DASAR DAN MAKNA RELASIONAL UMMAH
A. Makna Dasar ........................................................................ 33
B. Makna Relasional ................................................................ 36
1. Analisis Sintagmatik ......................................................... 37
2. Analisis Paradigmatik ....................................................... 45
C. Medan Semantik .................................................................. 61
BAB IV. SINKRONIK DAN DIARONIK UMMAH
A. Sinkronik Ummah ................................................................. 62
B. Diakronik Ummah................................................................. 66
1. Periode Pra Qur’anik ...................................................... 66
2. Periode Pasca Qur’anik ................................................... 70
C. Weltanschauung ................................................................... 75
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 77
B. Saran-Saran ........................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 82
CURRICULUM VITAE.......................................................................... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak semua pembahasan penting tentang Islam, dan upaya-upaya memahami
hakikat Islam, menaruh perhatian secukupnya terhadap konsep ummah. Barangkali
ini disebabkan karena sangat dekatnya istilah ini dalam kehidupan keseharian.
Sehingga istilah tersebut tidak tampak penting sebagai pengertian ilmiah. Di samping
itu di kalangan para ulama klasik sendiri term ummah selalu berkaitan dengan
masalah fiqih khususnya tentang kesepakatan hukum oleh ummah atau ijma’.Padahal
bagi kalangan peneliti dan akademisi Barat, kata itu dijadikan sebagai objek
penelitian ilmiah yang menarik terhadap kajian politik atau aspek sosial politik Islam.
Baru akhir-akhir ini saja kemudian para ulama modern juga menaruh perhatian
terhadap term ummah.1
Ummah menjadi menarik untuk dikaji karena ia menggambarkan bagaimana
pandangan Isam terhadap konsep kewargaan dalam suatu negara. Ini perlu karena
sejak munculnya konsep negara-bangsa (nation-state) pada awal abad ke 20 umat
Islam dihadapkan kepada persoalan besar mendudukkan posisi agama dalam
persoalan politik spasial-geografik. Mewakili kepentingan bersatunya agama dan
1 Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep Kunci(Jakarta: Paramadina, 1996) hlm 482
2
negara, umat Islam dihadapkan pada permasalahan menerjemahkan term ummah
sebagai isilah kewargaan di tengah hiruk pikuk masalah kenegaraan.2
Dalam konteks Indonesia, ummah menjadi sangat urgen dan menarik untuk
diteliti karena dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia mengalami berbagai konflik
dan kekerasan sosial yang memakan korban ribuan jiwa. Di antara konflik dan
kekerasan sosial itu, ketegangan-ketegangan yang berbau agama cukup menonjol
bahkan dalam beberapa hal memicu konflik yang begitu meluas dan dalam waktu
yang cukup lama dengan kerugian material dan non material yang tidak sedikit.
Pemahaman terhadap konsep ummah ini sebenarnya telah dilakukan para
ulama klasik sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab tafsir. Hanya saja karena pada
umumnya kitab-kitab tafsir itu menggunakan metode tahli>li>, sehingga
pemahamannya cenderung parsial tidak utuh dan komperhensif karena memang
metode ini lebih menekankan penafsiran berdasarkan urutan mus{ha>fi>. Di samping itu
pemahaman mereka pada umumnya sudah tidak relevan dalam konteks kekinian.
Ambillah contoh penafsiran yang dilakukan Ibnu Jarir al-Thabari ketika memberikan
penjelasan terhadap QS Ali Imra>n (3): 110)
2 Zayad Abd Rahman, “ Konsep Ummah dalam al-Qur’an : Sebuah Upaya MeleraiMiskonsepsi Negara-Bangsa”, Religi: Junal Studi Islam, vol 6 1 April 2015, hlm 4
3
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. sekiranya ahl kita>b beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik”.
Menurut al-Thabari yang disebut khairu ummah adalah para sahabat yang ikut
hijrah ke Madinah bersama Rasulullah saw. Pendapat al-Thabari ini didasarkan
kepada beberapa riwayat yang menegaskan tentang kebaikan umat Islam pada masa
Rasulullah. Pandangan yang sama juga disampaikan Ibnu Katsir hanya saja ia
menambahkan bahwa masyarakat yang baik bukan hanya pada masa Rasulullah
melainkan juga pada masa sebelum Nabi Muhammad diutus hingga hari kiamat
dengan catatan masyarakat tersebut memenuhi kriteria sebagaiaman terdapat QS Ali-
‘Imra>n (3): 110 tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa pandangan mereka ini
menutup rapat bagi komunitas masyarakat non muslim untuk menjadi sebuah
masyarakat yang baik. Dalam realitsanya terlebih pada masa sekarang sulit rasanya
4
untuk mengatakan bahwa masyarakat (negara) yang mayoritas warganya muslim
adalah sebuah masyarakat ideal.3
Adalah para pemikir muslim kontemporer yang di kemudian hari mencoba
memberikan pemahaman baru terhadap konsep ummah dalam konteks kekinian.
Diantaraya adalah Ali Syariati, Djaka Soetapa, Dawam Rahardjo, hingga M Quraish
Shihab.4 Namun demikian pada umumnya metode yang mereka gunakan
menggunakan metode maud}u>’i di samping juga menggunakan ilmu-ilmu sosial.
Berangkat dari situ penelitian ini memberikan perspektif baru dalam
memahami konsep ummah dalam al-Qur’an dengan menggunakan metode
pendekatan semantik Toshihiko Izutsu. Menurut Izutsu yang dimaksud semantik di
sini adalah sebuah kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan
suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual weltanschauung
atau pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu, tidak hanya sebagai
alat berbicara dan berpikir, tetapi yang lebih penting lagi sebagai pengkonsepan dan
penafsiran dunia yang melingkupinya. Jika ia dihubungkan dengan al-Qur’an ini
berarti merupakan sebuah kajian analitik terhadap pandangan dunia Qur’ani yaitu visi
Qur’ani tentang alam semesta. Semantik al-Qur’an terutama akan mempermasalahkan
persoalan-persoalan bagaimana dunia wujud distrukturkan, apa unsur pokok dunia,
3 Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Qur’an(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm 7-8
4 Uraian mengenai pandangan mereka itu akan dijelaskan dalam telaah pustaka nanti
5
dan bagaimana semua itu terkait satu sama lain menurut pandangan kitab suci
tersebut.5
Menurut Machasin dalam pengantar buku Izutsu yang menjadi kelebihan dari
pendekatan semantik Izutsu dibanding dengan metode maud}u>’i walaupun keduanya
sama sama digunakan untuk bisa menangkap konsep al-Qur’an mengenai tema
tertentu tetapi pendekatan semantik memiliki kelebihan dari sisi penggunaanya dalam
khazanah sastra Arab klasik sebelum Islam yang di masa modern ini hampir tidak
ditemukan lagi orang Islam yang memperhatikannya. Di samping itu kelebihan
lainnya adalah mengenai sejarah istilah-istilah kunci dalam al-Qur’an yang tidak saja
terbatas pada periode pra Qur’anik tetapi merambah juga kepada sistem pemikiran
yang lahir dan berkembang pada periode pasca Qur’anik.6
B. Rumusan Masalah
1) Apa makna dasar dan makna relasional kata ummah dalam al-Qur’an?
2) Bagaimana perkembangan makna sinkronik dan diakronik kata ummah?
3) Bagaimana weltanschauung kata ummah dalam al-Qur’an?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
5 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia terj Agus Fahri Husein dkk (Yogyakarta: PTTiara Wacana Yogya, 1997), hlm 3
6 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia , hlm xv
6
1) Mengetahui makna dasar dan makna relasional kata ummah dalam al-Qur’an.
2) Mengetahui perkembangan makna sinkronik dan diakronik kata ummah
3) Mengetahui weltanschauung kata ummah dalam al-Qur’an.
Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah:
1) Memberikan sumbangan pengetahuan tentang konsep ummah melalui proses
pencarian makna dasar dan makna relasional dan dari situ akan diketahui
bagaimana weltanschauung kata ummah dalam al-Qur’an.
2) Menambahkan khazanah keilmuan dan pemikiran khususnya bagi Jurusan
Ilmu al-Qur’an dan Tafsir dan bagi UIN Sunan Kalijaga pada umumnya.
D. Telaah Pustaka
Ada beberapa karya yang penulis temukan yang secara langsung berhubungan
dengan penelitian ini di antaranya adalah tesis yang ditulis Lia Afiani dengan judul
Ummah Dalam al-Qur’an: Pendekatan Semantik. Tesis ini merupakan penelitian
yang secara langsung mengambil tema dan pendekatan yang sama dalam penelitian
ini, tetapi di sana ia belum menjelaskan aspek sinkronik dan diakronik dari kata
ummah yakni pada masa pra Qur’anik, dan pasca Qur’anik. Ini karena ia hanya
berfokus pada kata ummah yang terdapat pada masa Qur’anik.7
7 Lia Afiani Ummah Dalam al-Qur’an: Pendekatan Semantik Tesis Program Pasca SarjanaUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014
7
Karya yang lain adalah buku karya Ali Nurdin Quranic Society: Menelusuri
Konsep Masyarakat Ideal dalam al-Qur’an, buku ini membahas konsep masyarakat
dalam al-Qur’an, ia tidak saja membahas kata ummah, tetapi seluruh kata dalam al-
Qur’an yang menunjuk makna masyarakat seperti, qaum, sya’ab, qabilah, firqah,
thalifah, hizb, fauj. Buku ini berkesimpulan bahwa al-Qur’an tidak menyebutkan
secara rinci tentang sistem dan bentuk pemerintahan, struktur dan pembagian
kekuasaan, serta persoalan teknis kenegaraan lainnya. Ia hanya mengandung prinsip
pokok dalam membangun dan mengelola kehidupan bermasyarakat khususnya dan
bernegara pada umumnya.8
Ada juga buku Ummah Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al-
Qur’an karya Djaka Soetapa. Buku yang ditulis oleh seorang kristen ini membahas
konsep ummah dalam al-Qur’an dan menghubungkannya dalam konteks Indonesia.
Djaka Soetapa berkesimpulan bahwa konsep ummah muslimah bisa dijadikan sebagai
landasan teologis bagi masyarakat Indonesia yang bhineka tunggal ika. Ini bisa dilihat
pada keberadaan ummah muslimah sebagai ummah wasat, Di samping juga
keberadaan Nabi Muhammad ketika di Madinah yang mampu menyatukan antar umat
beragama.9
8 Ali Nurdin, Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Al-Qur’an(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006)
9 Djaka Soetapa, Ummah Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al-Qur’an(Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1991)
8
Selanjutnya buku Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep
Kunci karya Dawam Rahardjo. Buku ini berisi berbagai macam konsep kata yang
terdapat dalam al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan tematik dan sosial. Salah
satu konsep yang dibahas adalah konsep ummah dalam al-Qur’an. Menurut Dawam
Rahardjo ummah adalah suatu konsep kesatuan manusia dari kesatuan yang lebih
kecil hingga kesatuan yang lebih besar hingga mencapai kesatuan umat manusia.
Walaupun di dalamnya terdapat perbedaan-perbedaan tidak menjadi persoalan
apabila kesemuanya mengacu pada nilai-nilai keutamaan. Karena itulah diperlukan
suatu yang melembaga atau pemerintah. Tetapi setiap individu pun dituntut
membantu terciptanya kepentingan umum yaitu apabila mereka bertakwa.10
Selanjutnya M Quraish Shihab juga menulis sebuah buku tafsir tematik
Wawasan al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat. Di antara
pembahasan di dalamnya adalah konsep ummah. Ummah menurutnya memiliki
makna-makna yang cukup dalam. Ummah mengandung makna dinamis, arah, waktu,
jalan yang jelas, serta gaya dan cara hidup. Untuk menuju pada satu arah, harus jelas
jalannya, serta harus bergerak maju dengan ganya tertentu, dan pada saat yang sama
membutuhkan waktu untuk mencapainya.11
10 Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep Kunci(Jakarta: Paramadina, 1996)
11 M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat(Bandung: Mizan, 2013)
9
Masih berkaitan dengan karya-karya yang membahas ummah adalah buku
Karakteristik Umat Terbaik: Telaah Manhaj, Akidah, dan Harakah yang disusun Ali
Abdul Halim Mahmud. Buku ini berkesimpulan bahwa umat muslim adalah umat
yang terbaik diantara umat-umat yang lainnya, sebagaimana dalam firmanNya
“Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia… “. Kaum muslim
sebagai ummah yang terbaik karena dilahirkan dalam keadaan beriman kepada Allah,
melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar, bukan karena faktor lain seperti
kebangsaan, bahasa, atau letak geografis.12
Terakhir, adalah buku yang ditulis oleh seorang intelektual syiah Ali Syariati
dalam bukunya Ummah & Imamah. Ali Syariati mendefinisikan ummah dengan
kumpulan orang yang berpindah. Dari sini ia mengandung beberapa konsep yaitu a)
kebersamaan dalam arah dan tujuan b) gerakan menuju arah dan tujuan tersebut c)
keharusan adanya pimpinan dan petunjuk kolektif. Dengan kata lain istilah ummah
mengandung pengertian kumpulan manusia yang para anggotanya memiliki tujuan
yang sama, yang satu sama lain saling membahu agar bisa bergerak menuju tujuan
yang mereka cita-citakan, berdasarkan suatu kepemimpinan kolektif. Di sinilah
kemudian Ali Syariati memasukkan pengertian tentang keharusan adanya ima>mah
12 Ali Abdul Halim Mahmud, Karakteristik Ummat Terbaik: Telaah Manhaj, Akidah danHarakah (Jakarta: Gema Insani Press, 1996)
10
dalam definisi ummah dimana ima>mah adalah ungkapan tentang pemberian petunjuk
kepada suatu ummah. 13
Dari telaah pustaka di atas dapat ditarik kesimpulan sejauh pencarian penulis
belum ada buku atau penelitian yang membahas konsep ummah dalam al-Qur’an
dengan menggunakan analisis semantik Toshihiko Izutsu.. Walaupun ada seperti tesis
yang ditulis Lia Afiani yang berjudul Ummah dalam al-Qur’an: Pendekatan
Semantik tetapi ia belum menjelaskan aspek sinkronik dan diakronik dari kata
ummah yaitu pada periode pra Qur’anik, dan pasca Qur’anik. Ini karena ia hanya
berfokus pada kata ummah yang terdapat pada periode Qur’anik Di samping itu
karya-karya yang membahas konsep ummah kebanyakan menggunakan metode
maud}u>’i dan ilmu-ilmu sosial
E. Kerangka Teori
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis semantik Toshihiko
Izutsu yang meliputi:
1). Makna Dasar dan Makna Relasional
Makna dasar adalah makna yang melekat pada kata itu sendiri dan selalu
terbawa di manapun kata itu diletakkan baik makna di dalam al-Qur’an maupun di
13 Ali Syariati, Ummah & Imamah terj Afif Muhammad (Yogyakarta: Rausyan Fikr, 2014),hlm 47
11
luar al-Qur’an.14 Makna ini lebih dikenal dengan makna asli dari sebuah kata.
Sedangkan makna relasional adalah sesuatu yang konotatif yang diberikan dan
ditambahkan pada makna yang sudah ada dengan meletakkan kata itu pada posisi
khusus, dalam bidang khusus, atau dengan kata lain makna baru yang diberikan pada
sebuah kata yang bergantung pada kalimat di mana kata tersebut diletakkan. Dan
untuk mendapatkan makna relasional maka dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Analisis sintagmatik, yaitu analisis yang berusaha menentukan makna suatu
kata dengan cara memperhatikan kata-kata yang ada di depan dan di belakang
kata yang sedang dibahas dalam suatu bagian tertentu.
b. Analisis paradigmatik, yaitu analisis yang mengkomparasikan kata atau
konsep tertentu dengan konsep yang lain baik yang bermakna postif maupun
negatif.15
2). Sinkronik dan Diakronik
Aspek sinkronik merupakan aspek yang tidak berubah dari suatu konsep atau
kata, dalam pengertian sistem kata bersifat statis. Sedangkan aspek diakronik adalah
pandangan terhadap bahasa yang pada prinsipnya menitik beratkan pada unsur waktu.
14 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, terj Agus Fahri Husein dkk (Yogyakarta, PT.Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm 11
15 Muhammad Iqbal Maulana Konsep Jiha>d Dalam al-Qur’an: Kajian Anasis SemantikToshihiko Izutsu. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2015 hlm 11-15
12
Sekumpulan kata yang masing-masing tumbuh dan berubah bebas dengan caranya
diri sendiri yang khas. Dalam hal ini Toshihiko Isutzu membagi menjadi tiga periode
yaitu mulai dari periode Qur’anik sendiri hingga periode pra Qur’anik,dan pasca
Qur’anik.16
c. Weltanschauung
Merupakan langkah terakhir dan paling utama dari metode semantik Toshihiko
Isutzu. Weltanschauung adalah pandangan dunia masyarakat yang menggunakan
bahasa itu, tidak hanya sebagai alat berbicara dan berpikir, tetapi yang lebih penting
lagi sebagai pengkonsepan dan penafsiran dunia yang melingkupinya.17
F. Metode Penelitian
Metode adalah instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data. Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami fokus kajian yang menjadi
sasaran dari ilmu yang bersangkutan.18
Penelitian ini termasuk penelitian library reseach yakni teknik yang hendak
dilakukan adalah pengumpulan data secara literer yaitu penggalian bahan pustaka
16Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, terj Agus Fahri Husein dkk (Yogyakarta, PT.Tiara Wacana Yogya, 1997), hlm 31-35
17 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, hlm 3
18 Moh Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif, (Yogyakarta: SUKA Press, 2012), hlm63
13
yang sesuai dan berhubungan dengan objek pembahasan. Metode ini diaplikasikan ke
dalam beberapa langkah berikut:
1). Jenis Penelitian
Dalam hal ini ada dua sumber yang dijadikan sebagai bahan pustaka yakni
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer dari penelitian ini adalah al-
Qur’an dan terjemahannya. Sedangkan sumber sekundernya adalah Lisa>n ‘al-Arab,
Mu’jam Mufahras Li Alfa>z{i al-Qur’an al-Kari>m, Mufrada>t fi> Gari>b al-Qur’a>n,
Maqa>yis al-Lughah, dan kamus-kamus al-Qur’an lainnya. Demikian juga kitab tafsir,
kitab hadis, buku-buku, jurnal, artikel-artikel majalah dan internet, skripsi juga
dijadikan sebagai sumber sekunder.
2). Metode Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, data-data yang telah didapatkan dan dikumpulkan akan
diolah dan diproses sebagai berikut:
a. Deskripsi
Metode deskripsi merupakan suatu teknik analisis data yang dilakukan
dalam mencapai pemahaman terhadap fokus kajian yang kompleks dengan
cara memisahkan dalam tiap-tiap bagian dari keseluruhan fokus kajian yang
hendak dikaji.19
19 Moh Soehadha, Metode Penelitian Sosial Kualitatif, hlm 134
14
Dalam hal ini dilakukan dengan mengumpulkan ayat-ayat tentang
ummah kemudian menguraikan makna-makna kata ummah yang terdapat
dalam al-Qur’an.
b. Analisis
Menganalisa menggunakan analisis semantik berarti dimulai dengan
mencari kata kunci kemudian menentukan makna dasar dan makna relasional
melalui analisa sintagmatik dan paradigmatik.
Selanjutnya mencari aspek sinkronik dan diakronik dengan menelusuri
makna ummah pada masa Qur’anik, pra Qur’anik dan pasca Qur’anik.
Kemudian mengemukakan weltanschauung dari kata ummah.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan penelitian, dibutuhkan sebuah sistematika penulisan agar
permasalahan tersusun secara sistematis dan tidak keluar dari pokok permasalahan
yang akan diteliti. Oleh karena itu penulis menyusun sistematika pembahasan sebagai
berikut:
Bab I, membahas mulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujan
dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian serta sistematika
pembahasan. Hal ini penting agar diketahui problem akademik yang hendak dikaji
dan diketahui langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan untuk menjawab
problem akademik itu.
15
Bab II, memuat tentang deskripsi ayat-ayat ummah. Bab ini terbagi menjadi
tiga sub bab. Sub bab tersebut adalah klasifikasi ayat-ayat ummah, Asba>bun Nuzu>l
ayat-ayat ummah, dan Makki > Madani > ayat-ayat ummah. Pada bab ini akan dijelaskan
terlebih dahulu klasifikasi ayat-ayat tentang ummah mulai dari jumlah ayat-ayatnya,
mana yang ada sebab turunnya dan mana yang Makki > dan Madani >. Sehingga akan
diketahui konteks historis dari ayat-ayat tersebut.
Bab III, terdiri dari tiga sub bab yaitu makna dasar kata ummah, makna
relasional meliputi analisis sintagmatik dan paradigmatik serta medan semantik.
Dengan mengetahui makna dasar dan makna relasional ummah akan tampak di sana
bahwa makna dasar itu selalu melekat dalam dirinya di saat yang sama ia akan
memiliki makna yang berbeda jika dihubungkan dengan konsep-konsep lainnya.
Bab IV, menjelaskan makna sinkronik dan diakronik kata ummah yang
meliputi tiga sub bab yakni sinkronik ummah, diakronik ummah meliputi periode pra
Qur’anik, dan pasca Qur’anik serta weltanschauung. Dari sini akan diketahui bahwa
makna kata ummah sebenarnya selalu mengalami perkembangan makna yang pada
periode Qur’anik memiliki perbedaan konotasi makna antara periode pra Qur’anik
dan pasca Qur’anik yang itu sangat dipengaruhi konteks historisnya dan inilah yang
di maksud weltanschauung atau pandangan dunia.
16
Bab V, adalah penutup yang berisi kesimpulan dari seluruh pembahasan dan
saran-saran yang berupa kekurangan dari penelitian ini sekaligus memberikan saran
berupa judul penelitian yang bisa dijadikan celah dari penelitian ini untuk bisa
ditindak lanjuti lebih jauh.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian panjang di atas ada beberapa hal yang dapat penulis simpulkan
yakni:
1. Makna dasar dan makna relasional ummah
Makna dasar kata ummah adalah menumpu, meneladani, atau menuju.
Dari sini terbentuk suatu himpunan yang didasarkan pada agama, ideologi, suku,
atau waktu. Masing-masing himpunan itu memiliki arah dan tujuan yang sama.
Makna relasional ummah dari sisi sintagmatik memiliki beragam makna yakni
agama, agama tauhid, kelompok agama tertentu, kelompok binatang, waktu,
pemimpin, dan kumpulan manusia ataupun jin, orang-orang kafir ,generasi lalu,
dan manusia seluruhnya. Sedangkan dari sisi paradigmatik kata ummah dalam al-
Qur’an memiliki nilai-nilai religius karena selalu dihubungkan dengan konsep
Allah, rasul, kitab dan ajal. Kata ummah juga memiliki padanan semantik dengan
kata qaum, qabi>lah, firqah, syu’u>b,. Namun ummah tendensinya memiliki makna
yang berbeda. Ummah di dalam al-Qur’an lebih memiliki makna yang lebih
kompleks. Ummah tidak saja menunjuk pada himpunan manusia tetapi juga pada
himpunan binatang. Di samping itu ummah tidak saja berarti bagian dari
kelompok manusia tetapi juga pada manusia seluruhnya yang didasarkan pada
prinsip tauhid.
78
2. Makna sinkronik dan diakronik kata ummah
Kata ummah dari sisi sinkronik dan diakronik memiliki makna yang statis
dan makna yang mengalami perkembangan. Pada aspek sinkronik, kata ummah
pada periode Quranik bermakna suatu himpunan yang mendasarkan pada
kesatuan religius berupa kepercayaan kepada Tuhan yang Esa. Ini karena ia
selalu dihubungkan dengan konsep keimanan. Di samping itu pada periode
Qur’anik kata ummah juga mengalami proses diakronik. Ini dibuktikan dengan
terjadinya perbadaan konotasi makna antara ayat-ayat Makki>yah dan Madani>yah.
Pada periode Makkah kata ummah tidak saja bermakna suatu agama tetapi juga
bisa bermakna kumpulan binatang, waktu, pemimpin, dan kumpulan manusia
ataupun jin. Pada masa ini sering juga disebut istilah ummah wa>hidah yang
berarti persekutuan masyarakat agamawi.
Sedangkan pada periode Madinah kata ummah mengalami penyempitan
makna yang menunjuk pada umat Islam. Ini karena pada periode ini, ketika Nabi
Muhammad hijrah ke Madinah, masyarakat Madinah yang heterogen lebih
terbuka dalam menerima risalah Muhammad dibandingkan dengan masyarakat
Makkah. Di samping juga adanya kesamaan keyakinan dan spirit religius antara
Muhajirin dan Anshar serta banyaknya diturunkan ayat-ayat tentang aturan-
aturan dalam sistem sosial seperti aturan perkawinan, hukum waris, perdagangan
dan lainnya sehingga ini semakin menguatkan kesatuan umat Islam.
79
Adapun pada sisi diakronik kata ummah, pada periode pra Qur’anik dan
pasca Qur’anik masih diartikan sebagai suatu himpunan yang memiliki arah dan
tujuan yang sama. Namun ia memiliki konotasi makna yang berbeda. Pada
periode pra Qur’anik kata ummah bermakna agama yang lebih mengikuti tradisi
nenek moyong.
Sementara pada periode pasca Quranik kata ummah sering dihubungkan
dengan diskursus politik Islam. Oleh karena itu, ia cenderung bermakna eksklusif
karena sering digunakan untuk bertindak diskriminatif kepada pihak lain. Ini
dibuktikan dengan keberadaan konsep ummah (masyarakat Islam) dan konsep
z|immi yang berarti masyarakat non muslim. Sedangkan pada masa modern-
kontemporer kata ini sering kali digunakan sebagai terma untuk menjustfikasi
aktifitas keagaman, sosial, politik dan ekonomi.
3. Weltanschauung
Ide tentang ummah dalam al-Qur’an selalu dikaitkan dengan rencana
penyelamatan Tuhan karena selalu dihubungkan dengan konsep keimanan bahwa
Allah mengutus seorang rasul sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan bagi tiap-tiap ummah. Diutusnya rasul itu tidak lepas dari keadaan
ummah yang selalu berselisih pendapat. Oleh karena itu, Allah mengutus rasul
untuk memberi keputusan tentang apa yang mereka perselisihkan. Perselisihan
yang terjadi muncul sebagai suatu “misteri” yang dikehendaki Allah sendiri,
80
namun di sisi lain merupakan akibat dari kekerasan hati dan tingkah manusia.
Bagi tiap-tiap ummah itu, memiliki ajal yang pasti akan datang yakni di akhirat
kelak dan semuanya akan diadili, bagi yang ingkar akan mendapatkan azab
sebaliknya yang taat akan mendapatkan surga.
Di samping itu pandangan al-Qur’an tentang ummah dapat dilihat juga
pada ayat-ayat Makki>yah dan Madani>yyah yang mana ummah lebih bermakna
inklusif karena mengakui keberadaan kelompok lain. Ini berbeda dengan periode
pra Qur’anik dan pasca Qur’anik di mana ummah bermakna eksklusif. Pada
periode pra Qur’anik ummah lebih berkonotasi pada mengikuti agama atau lebih
tepatnya mengikuti kepercayaan tradisi nenek moyang. Sedangkan pada periode
pasca Qur’anik sering digunakan untuk bertindak diskriminatif kepada pihak
lain. Ini dibuktikan dengan keberadaan konsep ummah (masyarakat Islam) dan
konsep z|immi yang berarti masyarakat non muslim. Sedangkan pada masa
modern-kontemporer kata ini sering kali digunakan sebagai terma untuk
menjustfikasi aktifitas keagaman, sosial, politik dan ekonomi.
B. Saran Saran
Al-hamdulillah akhirnya penulisan skripsi ini telah terselesaikan, penulis
menyadari bahwa sebuah karya pasti tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu, penelitian ini tidak dapat dikatakan selesai, tetapi masih bisa diteliti lagi
lebih lanjut, mengingat masih banyaknya kekurangan dalam penelitian ini.
81
Pertama, pengkajian secara mendetail mengenai konsep ummah pada periode
pra Qur’anik bisa dilakukan dengan syair-syair lain yang tidak hanya terbatas pada
apa yang telah disebutkan dalam penelitian ini.
Kedua, pengkajian terhadap konsep ummah dengan metode lain seperti
semiotik, hermeneutik dan lain sebagainya. Namun bisa juga pengkajian dilakukan
dengan menggunakan konsep lain dengan menggunakan pendekatan semantik
mengingat bahwa suatu pengkajian kosakata dengan semantik akan sangat membantu
dalam memahami kosakata dalam al-Qur’an yang sarat akan budaya, pesan moral,
dan peradaban.
82
DAFTAR PUSTAKA
„Abdul Ba>qi, Fu‘a>d. Mu’jam Mufahras Li Alfa>di al-Qur’an al-Kari>m Mesir: Da>r al-
Kutub al-Mis{riyyah. 1364 H
Afiani, Lia. Ummah Dalam al-Qur‟an: Pendekatan Semantik. Tesis Program Pasca
Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2014
„Aqi>l Ibnu. Syarh Ibnu al-Fiyah. Surabaya: Da>r ‘Ilm.
As{hfaha>ni>, al-Ra>gib. Al-Mufrada>t fi> Gari>b al-Qur’a>n Kairo: Maktabah Naza>r
Must{afa> al-Bar. vol 1. 2009
Baidhawy, Zakiyuddin. “Negara Pancasila Negara Syariah” Maarif, vol 10 no 1
Agustus. 2015.
Fa>ris, Ibnu. Mu’jam Maqa>yis al-Lugah. Beirut: Da>r al-Fikr. vol 1. 1979
Hitti, Philip K. Hisroty Of The Arabs, terj R Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet
R. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. 2014
Iqbal, Muhammad. Fiqh Siyasah Kontekstualisasi doktrin Politik Islam, Jakarta:
Kencana. 2014
Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan Manusia. Terj Agus Fahri Husein Yogyakarta:
PT Tiara Wacana Yogya. 1997
Lewis, Bernard. Bahasa Politik Islam terj Ihsan al-Fauzi Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 1994
Mahmud, Ali Abdul Halim. Karakteristik Ummat Terbaik: Telaah Manhaj, Akidah
dan Harakah Jakarta: Gema Insani Press. 1996
Manz}u>r, Ibnu. Lisan al-‘Arab Kuwait: Da>r al-Nawa>dir. vol 14 2010
Mara>ghi Ahmad Mus}t}afa> al- Tafsir al-Maraghi. Mesir: Musthafa al-Babi al-Halabi.
vol 25. 1946
83
Maulana, Muhammad Iqbal. Konsep Jiha>d Dalam al-Qur‟an: Kajian Anasis
Semantik Toshihiko Izutsu. Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2015
Naim Abdullahi Ahmed al- Islam dan Negara Sekular, terj Sri Murniati. Bandung:
Mizan, 2007
Nashir, Haedar. Islam Syariat: Reproduksi Islam Syariat di Indonesia Bandung:
Mizan. 2013
Nurdin, Ali. Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam al-
Qur’an Jakarta: Penerbit Erlangga. 2006
Qat}t}a>n Manna>„ al-. Maba>hits fi Ulu>m al-Qur’a>n Kairo:Maktabah Wahbah. 2000
Qurt}ubi, Abu Bakar al- al-Ja>mi’ Liahka>m al-Qur’a>n Beirut Lebanon: Muassisah al-
Risa>lah. Vol 19 2006
Quthb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an: Di Bawah Naungan al-Qur’an terj As‟ad
Yasin. Jakarta: Gema Insani, 2013
Rahardjo, Dawam. Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep Kunci.
Jakarta: Paramadina. 1996
Rahman, Zayad Abd. “ Konsep Ummah dalam al-Qur‟an : Sebuah Upaya Melerai
Miskonsepsi Negara-Bangsa”, Religi: Junal Studi Islam, vol 6 1 April 2015
Ash-Shiddieqy, M Hasbi. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an:Ulumul al-Qur’an Semarang: PT
Pustaka Rizki Putra. 2009
Shihab Quraish dkk. Ensiklopedi Al-Qur’an: Kajian Kosakata. Jakarta: Lentera Hati.
2007
Shihab, M Quraish. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan
Umat Bandung: Mizan. 2013
--------------. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an Jakarta:
Lentara Hati, 2005 vol 7. 2005
-------------. Kaidah Tafsir Tangerang: Lentera Hati. 2013
84
Soehadha, Moh. Metode Penelitian Sosial Kualitatif, Yogyakarta: SUKA Press.
2012
Sodiqin, Ali. Antropologi Al-Qur’an Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2012
Soetapa Djaka. Ummah Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al-Qur’an
Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 1991
Suyu>t{i> Jala>luddi<n as-. Luba>bun Nuqu>l fi Asba>b al-Nuzu>l Beirut Lebanon: Muassiah
al-Kutub Ats Tsiqa>fiyah. 2002
Syariati, Ali. Ummah & Imamah terj Afif Muhammad. Yogyakarta: Rausyan Fikr.
2014
Wa>hidi<, Abi al-Husain Ali bin Ahmad al-. Asba>b al-Nuzu>l, Jakarta: Da>r al-Kutub al-
Isla>miyyah. 2010
Wahid, Wawan Gunawan Abdul dkk ed. Fikih Kebhinekaan dalam Hilman Latief.
Bandung: Mizan. 2015
Watt, W Montgomery. Politik Islam dan Lintasan Sejarah terj Helmi Ali dan
Muntaha Azhari Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantrern (P3M). 1988
85
Jl Imogiri Timur km 8, Banguntapan, Bantul.
Pondok Pesantren LSQ ar-Rohmah
TK Nurul Hikmah, Pamekasan
SD Nurul Hikmah Pamekasan
TMI Al-Amin Prenduan Sumenep
MTS Nurul Huda Pakandangan Sumenep
MA Al-Amin, Pamekasan
SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
CURRICULUM VITAE
Nama : Akhmad Fajarus Shadiq
NIM : 12530045
Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Prodi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir
TTL : 20 Juli 1993
No. Hp : 087880888078
Email : [email protected]
Alamat Asal : Pamekasan, Madura, Jawa Timur
Alamat Jogja :
Pendidikan Formal :
Pengalaman Organisasi : Komisariat HMI Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga
EXACT UIN Sunan Kalijaga
Pengurus Takmir Masjid Rahmatan Lil Alamin