KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN...

84
KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN DALAM KITAB ATHFAL AL-MUSLIMIN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: Tasya Annisa NIM. 11150110000054 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Transcript of KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN...

Page 1: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL

ABDURRAHMAN DALAM KITAB ATHFAL AL-MUSLIMIN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Tasya Annisa

NIM. 11150110000054

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal
Page 3: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal
Page 4: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal
Page 5: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal
Page 6: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

i

ABSTRAK

Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut

Jamal Abdurrahman Dalam Kitab Athfal Al-Muslimin. Skripsi Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2020.

Mendidik dan memberikan tuntunan merupakan sebaik-baik hadiah dan perhiasan

paling indah yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya dengan nilai yang

jauh lebih baik daripada dunia dan segala isinya. Akan tetapi, pelaksanaan

pendidikan dalam bentuk apapun harus dilandasi filsafat dan teori pendidikan,

termasuk dalam praktik pendidikan anak usia dini. Kemudian tujuan pendidikan

anak dalam Islam adalah untuk meningkatkan potensi spiritual anak agar menjadi

manusia yang berakhlak mulia, beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT.

Adapun aspek-aspek dalam konsep pendidikan anak di antaranya adalah materi

pendidikan anak dalam Islam, metode pendidikan anak dalam Islam, dan evaluasi

pendidikan anak Islam. Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan (Library

Research) yaitu menganalisa data yang telah diperoleh melalui surat kabar, jurnal

pendidikan anak, buku-buku tentang pendidikan anak dalam keluarga yang

mengedepankan kasih sayang serta kitab Athfal Al-Muslimin karangan Jamal

Abdurrahman, beliau adalah seorang da‟i yang dilahirkan di Mesir tahun 1969 M.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendidik anak dengan cara kekerasan akan

tidak efektif. Dilihat dari kacamata pendidikan Islam, pendidikan dengan

kekerasan bukanlah pendidikan yang dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulullah

SAW. Pendidikan melalui kekerasan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

kekerasan verbal dan kekerasan non verbal (kekerasan fisik). Konsep pendidikan

anak tanpa kekerasan dapat memahami arti anak sesungguhnya dan mencintainya

karena Allah SWT, selalu mendo‟akan kebaikan anak, mendidik dengan

keteladanan, menasihati melalui perkataan yang baik, menjalin komunikasi yang

baik antara orang tua dan anak, tidak membedakan jenis kelamin, hargai perilaku

baik anak. Dampak pendidikan anak dengan kekerasan bagi anak di antaranya:

anak menjadi depresi, berbohong takut dimarahi, mencoba berontak, menurunkan

tingkat kecerdasan, trauma yang berlanjut, menyebabkan anak menjadi durhaka

Page 7: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

ii

ABSTRACT

Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). The Concept of Children's Education

According to Jamal Abdurrahman in the Book of Athfal Al-Muslimin. Thesis

of the Department of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Educating and giving guidance is the best gift and most beautiful jewelery given

by parents to their children with a value far better than the world and everything

in it. However, the implementation of education in any form must be based on

philosophy and theory of education, including in the practice of early childhood

education. Then the purpose of children's education in Islam is to increase the

spiritual potential of children to become human beings who have noble character,

have faith, and are devoted to Allah SWT. The aspects of the concept of child

education include child education material in Islam, the method of child education

in Islam, and evaluation of Islamic education for children. This type of research is

a library study (Library Research) that analyzes data that has been obtained

through newspapers, children's education journals, books on children's education

in the family that emphasizes compassion and the book Athfal Al-Muslimin

written by Jamal Abdurrahman.

The results showed that educating children in a violent way would be ineffective.

Viewed from the perspective of Islamic education, education with violence is not

education that is recommended by Allah SWT and Rasulullah SAW. Education

through violence can be categorized into two namely verbal violence and non

verbal violence (physical violence). The concept of education of children without

violence can understand the true meaning of children and love them because Allah

SWT, always pray for the goodness of children, educate by example, advise

through good words, establish good communication between parents and children,

do not distinguish between sexes, respect behavior good boy. The impact of

children's education on violence for children include: children become depressed,

lie afraid of being scolded, try to rebel, reduce the level of intelligence, the trauma

continues, causing children to become seditious.

Page 8: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Alhamdulillahirabbil „Aalamiin, Maha Suci Allah dengan keagungan dan

kebesaran-Nya, segala puji syukur hanya tercurahkan kepada-Nya yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, taufiq, serta inayah-Nya, sehingga atas ridha-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun belum mencapai pada

kesempurnaan. Namun, dengan harapan hati kecil semoga dapat bermanfaat.

Shalawat beriringkan salam penulis curahkan kepada Nabi besar Muhammad

SAW yang syafaatnya selalu didambakan kelak di hari akhir, yang menjadi

cahaya di atas cahaya bagi seluruh alam, beserta keluarga, sahabat, dan

pengikutnya yang setia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yudhi Munadi, M.Ag

sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak sekali ilmu

dan arahan, kepada orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan do‟a

tiada henti dan dukungan baik berupa materil maupun non materil, dan kepada

teman-teman yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat agar skripsi

yang berjudul “Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal Abdurrahman

Dalam Kitab Athfal Al-Muslimin” dapat terselesaikan. Penulis menyelesaikan

skripsi ini sebagai satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan

Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat

terselesaikan apabila tidak ada bantuan dan peranan dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A, selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

iv

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Yudhi Munadi, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya guna membimbing dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Marhamah Saleh, Lc. MA, sebagai dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan segenap bimbingan, perhatian, nasihat, serta arahan.

7. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada segenap dosen Program

Studi Pendidikan Agama Islam atas ilmu pengetahuan dan pengalaman

hidup yang dengan ikhlas diajarkan serta diberikan kepada penulis.

8. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh rekan-rekan

Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2015 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

banyak memberikan semangat, dukungan dan motivasi kepada penulis.

9. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat-sahabat tercinta

Dewi Nasihatul Aulia, Ahmad Jalaluddin, Siti Hana Muchlisah, Rizky Tria

Amanda, Siti Nurholipah, dan Atik Nuratikah yang sangat serta

memberikan motivasi, semangat dan bantuan kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini.

10. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada kakanda tercinta

Mohammad Ilman Hakim dan kaka ipar tersayang Ida Farida yang selalu

memberikan do‟a, dukungan, serta motivasi kepada penulis.

11. Akhirnya, secara khusus lagi saya mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ayahanda dan ibunda

tercinta, yang tiada henti-hentinya memberikan do‟a, dukungan, dan

motivasi kepada penulis.

Page 10: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

v

Atas semua kontribusi yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima

kasih penulis haturkan. Penulis hanya bisa berdo‟a semoga kita semua selalu

diberi rahmat, hidayah, dan keberkahan hidup dunia dan akhirat. Dan untuk

semua yang telah membantu, penulis amat sangat berterima kasih atas segala

kebaikannya. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal dan

senantiasa meridhai amal usaha kita. Aamiin Allahumma Aamiin Yaa

Rabbal‟aalamiin.

Jakarta, 27 November 2019

Penulis

Tasya Annisa

Page 11: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

vi

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORITIK ............................................................................... 9

A. Landasan Filosofi Pendidikan Anak ............................................................. 9 1. Pengertian Landasan Filosofi Pendidikan ........................................ 9

2. Landasan Filosofi Pendidikan Anak .............................................. 10

B. Pengertian Pendidikan Anak Dalam Islam .................................................. 12

C. Tujuan Pendidikan Anak Dalam Islam........................................................ 19

1. Tujuan Intelektual atau Keilmuan .................................................. 19

2. Tujuan Moral .................................................................................. 19

3. Tujuan Agamis ............................................................................... 20

D. Materi Pendidikan Anak Dalam Islam ........................................................ 21

1. Pendidikan Iman ............................................................................ 21

2. Pendidikan Moral .......................................................................... 22

3. Pendidikan Fisik (Jasmani) ........................................................... 23

4. Pendidikan Rasio (Akal) ................................................................ 24

5. Pendidikan Psikologi (Kejiwaan) ................................................... 25

6. Pendidikan Sosial ........................................................................... 27

7. Pendidikan Seksual ........................................................................ 28

E. Metode Pendidikan Anak Dalam Islam ..................................................... 29

1. Pendidikan Keteladanan ................................................................ 30

2. Pendidikan Adat Kebiasaan .......................................................... 32

3. Pendidikan Nasihat........................................................................ 32

4. Pendidikan Dengan Perhatian dan Pengawasan ............................ 36

5. Pendidikan Dengan Memberikan Hukuman ................................. 37

F. Evaluasi Pendidikan Anak Dalam Islam ................................................... 38

1. Teks Ayat dan Terjemahan ........................................................... 38

2. Tafsir ............................................................................................. 38

Page 12: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

vii

3. Relevansinya Dengan Evaluasi Pendidikan Anak ........................ 40

C. Hasil Penelitian Relevan ............................................................................ 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 43

A. Waktu Penelitian ...................................................................................... 43

B. Metode Penelitian ................................................................................... 43

C. Fokus Penelitian ..................................................................................... 44

D. Prosedur Penelitian ................................................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 46

A. Biografi Jamal Abdurrahman ................................................................. 46

B. Konsep Pendidikan Tanpa Kekerasan Menurut Jamal Abdurrahman .... 47

C. Temuan Hasil Analisis Kritis Komparatif .............................................. 61

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 62

A. Kesimpulan ............................................................................................. 62

B. Saran ....................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64

Page 13: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memaparkan hasil

pengawasan kasus pelanggaran anak di bidang pendidikan selama Januari

hingga April 2019. Ia mengatakan bahwa pelanggaran hak anak mayoritas

terjadi pada kasus perundungan, yaitu berupa kekerasan fisik, kekerasan

psikis dan kekerasan seksual.

Selain itu, berdasarkan pengaduan yang diterima oleh KPAI,

korban kekerasan psikis dan bullying masih tertinggi. Adapun anak korban

kebijakan dan kekerasan fisik berada di posisi kedua. Sementara kasus

terendah adalah korban pengeroyokan dan kekerasan seksual.

Berdasarkan jenjang pendidikan, mayoritas kasus terjadi di jenjang

sekolah dasar (SD). Dari 37 kasus kekerasan di jenjang pendidikan pada

Januari hingga April 2019, 25 kasus terjadi di SD mencapai 67 persen.

Jenjang SMP sebanyak 5 kasus, SMA sebanyak 6 kasus, dan perguruan

tinggi sebanyak 1 kasus. Ketua KPAI Susanto menyatakan bahwa kasus

kekerasan tidak hanya didominasi di usia SD namun memiliki peluang

yang sama setiap jenjang. Adapun menurut Susanto, kasus anak sebagai

pelaku kekerasan adalah akibat kurang perhatian dari orang tua.1

Bila cara pengelolaan anak yang sebelumnya itu salah, hal itu

disebabkan caranya terlalu keras dan akibatnya banyak generasi yang

terdiri dari penderita neurotik yang diliputi rasa bersalah dan penderita

psikotik. Mereka bisa menekan perasaan bersalah ke dalam batin mereka

sehingga mereka menjadi tidak yakin, merasa malu, dan membenci diri

sendiri, atau mereka bisa juga mengalihkan kesalahan mereka keluar diri

1 https://m.detik.com/news/berita/d-4532984/kpai-angka-kekerasan-pada-anak-januari-

april-2019-masih-tinggi?. Diakses pada tanggal 02 Mei 2019.

Page 14: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

2

mereka yaitu kepada orang lain dalam bentuk kemarahan, dan mereka

menjadi kejam, keras, dan terlampau kritis.2

Keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa

dipisahkan. Pendidikan jika ditelusuri lebih jauh adalah segala usaha orang

dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Dalam konteks

keluarga, maka “orang dewasa” yang dimaksud di sini adalah orang tua

(ayah dan ibu) yang secara sadar mendidik anak-anaknya untuk mencapai

kedewasaan. Sebagai lembaga pendidikan, maka pendidikan yang

berlangsung dalam keluarga bersifat kodrati karena adanya hubungan

darah antara orang tua dan anak.3

Mendidik anak dan mengajar anak bukan merupakan hal mudah.

Bukan pekerjaan yang dapat dilakukan secara serampangan. Dan bukan

pula hal yang bersifat sampingan. Mendidik dan mengajar anak sama

kedudukannya dengan kebutuhan pokok dan kewajiban yang harus

dipenuhi oleh setiap muslim yang mengaku dirinya memeluk agama yang

hanif ini, bahkan mendidik dan mengajar anak merupakan tugas yang

harus dan mesti dilakukan oleh setiap orang tua. Karena perintah

mengenalnya datang dari Allah sebagaimana pengertian yang tersimpulkan

dari makna firman-Nya:

قىدها ااوفسكم واهليكم واراو الىاس يايهاالذيه امىىاقى

ۃ والحجار

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu.” (QS. At-Tahrim: 6)

Anak-anak menjalani proses tumbuh dan berkembang dalam suatu

lingkungan dan hubungan (Thompson, 2006). Pengalaman mereka

2 Paul Hauck, Mendidik Anak dengan Berhasil, (Jakarta: Arcan, 1993), Cet. Ke-5, h. 1-2.

3 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluraga,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), h. 2-3.

Page 15: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

3

sepanjang waktu bersama orang-orang yang mengenal mereka dengan

baik, serta berbagai karakteristik dan kecenderungan yang mulai mereka

pahami merupakan hal-hal pokok yang mempengaruhi perkembangan

konsep dan kepribadian sosial mereka.4

Dengan demikian, berarti tugas mengajar, mendidik, dan

memberikan tuntunan sama artinya dengan upaya meraih surga.

Sebaliknya, menelantarkan hal tersebut berarti sama dengan

menjerumuskan diri ke dalam neraka. Jadi, kita tidak boleh melalaikan

tugas ini. Terlebih lagi Nabi telah bersabda:

أكزمىا أبىائكم و أحسىىا أدبهم

“Muliakanlah anak-anakmu dan didiklah dengan baik.” (Hadits

diketengahkan oleh Ibnu Majjah 2/1211, tetapi Al-Albani menilainya

dhaif).

Mendidik dan memberikan tuntunan merupakan sebaik-baik hadiah

dan perhiasan paling indah yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya

dengan nilai yang jauh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.

Jika seorang anak diperlakukan oleh orang tuanya dengan kasar,

dididik dengan kekerasan atau tertuju pada suatu hinaan. Hal ini akan

menumbuhkan akhlak buruk bagi anak, bahkan akan mengakibatkan

seorang anak berani untuk membunuh orang tuanya atau pergi

meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri dari perlakuan orang tua

yang mendidiknya secara kasar.

Mendidik anak hendaknya dengan penuh kasih sayang, dengan

menyadari kembali bahwa anak adalah amanah Allah SWT, yang harus

dipertanggung jawabkan di akhir masa kehidupan setiap orang tua.

“Orang tua dan keluarga boleh saja tidak memiliki harta

melimpah, tetapi mereka tidak boleh kehilangan cinta dan

kasih sayang terhadap anak. Sebab, cinta dan kasih sayang

4 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet.

Ke-1, h.16.

Page 16: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

4

adalah kebutuhan elementer yang mutlak harus diperoleh

seorang anak pada masa tumbuh kembang.”5

Seorang pendidik terutama orang tua harus memiliki sifat lemah

lembut dan kasih sayang agar seorang anak tumbuh menjadi anak yang

baik karena mendapatkan perlakuan dan pendidikan yang baik dari orang

tuanya.

Abdullah Nashih Ulwan mengatakan:

Islam telah memerintahkan pada setiap orang yang mempunyai

tanggung jawab pendidikan terutama bapak dan ibu untuk memiliki akhlak

luhur. Sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang sehingga anak akan

tumbuh secara istiqamah terdidik untuk berani dan berdiri sendiri,

kemudian merasa bahwa mreka mempunyai harga diri, penghormatan dan

kemuliaan.6

Sesungguhnya masa kanak-kanak merupakan fase yang paling

subur, paling panjang, dan paling dominan bagi seorang pendidik untuk

menanamkan norma-norma yang mapan dan arahan yang bersih ke dalam

jiwa dan sepak terjang anak-anak didiknya. Berbagai kesempatan terbuka

lebar untuk sang murabbi dan semua potensi tersedia secara berlimpah

dalam fase ini dengan adanya fitrah yang bersih, masa kanak-kanak yang

masih lugu, kepolosan yang begitu jernih, kelembutan dan kelenturan

jasmaninya, kalbu yang masih belum tercemari, dan jiwa yang masih

belum terkontaminasi.

Apabila masa ini dapat dimanfaatkan seorang murabbi secara

maksimal dengan sebaik-baiknya, tentu harapan yang besar untuk berhasil

akan mudah diraih pada masa mendatang. Sehingga kelak sang anak akan

tumbuh menjadi seorang pemuda yang tahan dalam menghadapi berbagai

macam tantangan, beriman, kuat, kokoh, lagi tegar.

Para ulama mengatakan bahwa seorang anak adalah amanat bagi

kedua orang tuanya. Kalbunya yang masih suci bak permata yang begitu

5 Maria Ulfah Anshor dan Abdullah Gholib, Parenting With Love, (Bandung: PT Mizan

Pustaka, 2010), Cet. Ke. 1, h. 8. 6 Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, (Semarang: CV Asy

Syifa‟, 1091), Cet. 3, h. 123-124.

Page 17: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

5

polos, bebas dari segala macam pahatan dan gambaran, dan lagi siap untuk

menerima setiap pahatan apapun serta selalu cenderung pada kebiasaan

yang diberikan kepadanya. Jika ia dibiasakan untuk melakukan kebaikan.

Niscaya ia akan tumbuh menjadi orang yang baik. Selanjutnya beroleh

kebahagiaan dunia dan akhiratlah kedua orang tuanya dan juga setiap

mu‟allim dan murabbi yang menangani pendidikan dan pengajarannya.

Sebaliknya, jika sang anak dibiasakan melakukan hal-hal yang buruk dan

ditelantarkan tanpa pendidikan dan pengajaran seperti hewan ternak yang

dilepaskan begitu saja dengan bebasnya, niscaya dia akan menjadi seorang

yang celaka dan binasa. Kalau sudah demikian kejadiannya, pihak yang

dipersalahkan dalam hal ini adalah orang-orang yang diserahi tanggung

jawab untuk mendidik dan mengjarinya, baik dia sebagai orang tua si anak

maupun walinya.

Menurut syaikh Jamal Abdurrahman pendidikan merupakan hal

yang sangat penting terlebih pendidikan pada masa awal anak akan

berpengaruh di kemudian harinya. Aspek-aspek pendidikan anak menurut

Jamal Abdurrahman adalah: (1) pendidikan anak usia 0-3 tahun, (2)

pendidikan anak usia 4-10 tahun, (3) pendidikan anak usia 10-14 tahun, (4)

pendidikan anak usia 15-18 tahun, (5) pendidikan anak usia pranikah. Oleh

karena itu, tahapan usia anak dalam hal ini perlu diperhatikan.

Dalam kitab athfal al-muslimin dijelaskan mengenai 120 sikap

metode pendidikan dan pengajaran yang dilakukan oleh Nabi SAW

terhadap anak-anak dalam segala tahapan jenjang usia mereka, sejak di

dalam kandungan hingga usia pranikah. Oleh karena itu, metode

pendidikan anak yang dilakukan oleh Nabi SAW dapat dijadikan sebagai

contoh atau suritauladan bagi para pendidik di zaman sekarang, karena

dunia saat ini sangat membutuhkan sistem pendidikan islami, yaitu sistem

pendidikan yang mengacu pada norma-norma idealisme, kerohanian,

akhlak, dan agama, sehingga dapat membuahkan generasi yang baik. Allah

Swt berfirman:

Page 18: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

6

مىا الذيه امىى يايها ان واتقىاهللا ورسىله هللابيه يدي التقد

{١ الحجزات:} عليم سميع هللا

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului

Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Hujurat: 1)

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

meneliti mengenai “Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

Abdurrahman dalam Kitab Athfal Al-Muslimin”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas kiranya dapat diidentifikasi

beberapa masalah yang muncul, yang bila dikelompokkan menjadi dua

kelompok besar permasalahan yang berkaitan dengan penyimpangan

pendidikan anak yang terjadi di Indonesia dan peran serta tanggung jawab

keluarga dalam pendidikan anak, yang akan penulis uraikan sebagai

berikut:

a. Tentang penyimpangan pendidikan anak yang terjadi di Indonesia

1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya penyimpangan anak di

Indonesia?

2. Apakah orang tua berperan penting dalam pendidikan dan

pertumbuhan anak?

3. Bagaimana peran dan tanggung jawab orang tua dalam pendidikan

dan pertumbuhan anak?

b. Tentang peran dan tanggung jawab keluarga dalam pendidikan anak

1. Apa urgensi keluarga dalam pendidiikan anak?

2. Bagaimana peran dan tanggung jawab keluarga dalam pendidikan

anak?

Page 19: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

7

C. Pembatasan Masalah

Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan seperti yang telah

penulis uraikan di atas, penulis tidak akan membahas seluruh

permasalahan tersebut, dengan demikian maka agar lebih jelas dan

memberi arahan yang tepat serta menghindari meluasnya pembahasan

dalam penelitian ini penulis akan membatasi pada satu permasalahan saja,

yaitu mengenai “Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal Abdurrahman

Di dalam Kitab Athfal al-Muslimin (Mendidik Tanpa Kekerasan)”.

D. Rumusan Masalah

Anak-anak menjalani proses tumbuh dan berkembang dalam suatu

lingkungan dan hubungan, pengalaman mereka sepanjang waktu bersama

orang-orang yang mengenal mereka dengan baik. Namun, jika seorang

anak diperlakukan oleh orang tuanya dengan kasar, dididik dengan

kekerasan atau tertuju pada suatu hinaan. Hal ini akan menumbuhkan

akhlak buruk bagi anak. Menurut syaikh Jamal Abdurrahman pendidikan

merupakan hal yang sangat penting terlebih pendidikan pada masa awal

anak akan berpengaruh di kemudian harinya.

Berdasarkan problem statement di atas maka penulis menarik

benang merah dan mengangkat beberapa pertanyaan, sebagai berikut:

A. Permasalahan utama yang akan dibahas: Bagaimana konsep

pendidikan anak (mendidik tanpa kekerasan) menurut Jamal

Abdurrahman dalam kitab Athfal al-Muslimin ?

B. Permasalahan pelengkap yang juga akan dibahas:

1. Bagaimana landasan filosofi pendidikan anak?

2. Bagiamana pengertian pendidikan anak dalam Islam?

3. Bagaimana tujuan pendidikan anak dalam Islam?

4. Bagaimana materi pendidikan anak?

5. Bagaimana metode pendidikan anak?

6. Bagaimana evaluasi pendidikan anak?

Page 20: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

8

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan anak menurut Jamal

Abddurrahman dalam kitab Athfal al-Muslimin.

2. Untuk mengetahui landasan filosofi pendidikan anak.

3. Untuk mengetahui pengertian pendidikan anak dalam Islam.

4. Untuk mengetahui tujuan pendidikan anak dalam Islam.

5. Untuk mengetahui materi pendidikan anak.

6. Untuk mengetahui metode pendidikan anak.

7. Untuk mengetahui evaluasi pendidikan anak.

F. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan kepada penulis

khususnya dan kepada pembaca umumnya.

2. Dapat menambah khazanah pengetahuan penulis sebagai calon yang

mendalami lembaga Pendidikan Agama Islam.

3. Penelitian ini menjadi langkah awal dan dapat dikembangkan oleh

peneliti selanjutnya.

4. Dapat menjadi referensi bagi masyarakat umum tentang konsep

pendidikan anak.

Page 21: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

9

9

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Landasan Filosofi Pendidikan Anak

1. Pengertian Landasan Filosofi Pendidikan

Terdapat dua istilah yang perlu dikaji dalam rangka memahami

pengertian landasan pendidikan, yaitu istilah landasan dan istilah

pendidikan.7

Landasan. Istilah landasan diartikan sebagai dasar, alas, tumpuan,

dan fundasi. Mengacu pada pengertian tersebut, maka landasan adalah

suatu fundasi atau dasar dari pijakan maupun tempat berdirinya sesuatu

hal. Landasan terbagi ke dalam dua jenis berdasarkan sifat wujudnya, yaitu

(1) landasan yang bersifat materil, dan (2) landasan yang bersifat

konseptual. Contoh landasan bersifat materil adalah fundasi sebuah

bangunan. Dan contoh landasan bersifat konseptual adalah dasar Negara

Indonesia yaitu Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan pendidikan.8

Filosofis, berasal dari bahasa Yunani terdiri atas suku kata

philein/philos yang artinya cinta dan Sophos/Sophia yang artinya hikmah,

ilmu, kebijaksanaan, kebenaran. Secara maknawi filsafat diartikan sebagai

suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu

dalam mencapai kebijaksanaan atau kebenaran. Kemudian masing-masing

filosof mempunyai karakteristik yang berbeda untuk menemukan dan

mencapai kebenaran tersebut. 9

Pendidikan, pendidikan bersifat normative dan harus dapat

dipertanggungjawabkan, karena hakikat pendidikan adalah memanusiakan

manusia (humanisasi) dan tujuan pendidikan adalah terbentukynya

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak

muliah, sehat, cerdasm terampil. Dilaksanakannya pendidikan mengacu

7 Y. Suyitno, Landasan Filosofi Pendidikan, (Bandung: Departemen Pendidikan Nasional

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan, 2009), h. 1. 8 Ibid, h. 4-5.

9 Ibid, h. 5-6.

Page 22: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

10

kepada suatu landasan yang kokoh, sehingga jelas tujuannya, tepat isi

kurikulumnya, serta efisien dan efektif langkah-langkah pelaksanaannya.

Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan secara bijaksana, dan tidak

patut dilaksanakan secara sembarang.10

2. Landasan Filosofi Pendidikan Anak

Pelaksanaan pendidikan dalam bentuk apapun harus dilandasi

filsafat dan teori pendidikan, termasuk dalam praktik pendidikan anak usia

dini. Sebab jika tidak, justru akan menjadikan pendidikan tanpa arah yang

jelas, tujuan yang tidak relevan dengan sifat, kebutuhan dan

perkembangan anak, justru dapat memberikan perlakuan yang salah

terhadap anak.

Filsafat pendidikan anak usia bertujuan untuk menelaah secara

teoritis awal mula terbentuknya pendidikan anak, serta mengugkap dan

menelaah kenyataan yang terjadi dalam proses pendidikan anak usia dini.

Karena pendidikan anak usia dini bertugas menstimulasi perkembangan

anak secara keseluruhan dan optimal melalui sentuhan-sentuhan yang baik.

Adapun berikut pandangan para filsuf mengenai Pendidikan Anak Usia

Dini, di antaranya:

a. Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827)

Pestalozzi menghubungkan anak-anak dengan alam dan

kebebasan berkehendak, bereksplorasi dengan alam dan benda-benda

sekitar. Menurutnya pendidikan yang terpenting adalah untuk anak-

anak yang tidak mampu atau acact. Metode pengajaran Pestalozzi

didasarkan pada pandangan umum tentang pengetahuan yang harus

dimulai dari suatu pengertian, pengamatan dan hubungan dengan

alam. Semuanya merupakan pengalaman yang menggantikan kata-

kata atau buku. Oleh karena itu anak harus dibimbing oleh guru yang

memilikii perhatian penuh.11

10

Ibid, h. 6. 11

Stephanus Turibius Rahmat, Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 1. Nomor 1,

Juli 2018, h. 6.

Page 23: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

11

Dari pemaparan pendapat Pestalozzi dapat disimpulkan

bahwasanya orang tua maupun pendidik sangat berperan dalam

mendidik anak dengan kasih sayang. Sebab kasih sayang sangat

membantu mengembangkan potensi anak secara teratur dan maju

setahap demi setahap. Karena pendidikan anak usia dini harus mampu

membentuk anak agar aktif mendidik dirinya serta menimbulkan

kepercayaan anak terhadap Tuhan.

b. Lev Semyonovich Vygotsky (1896-1934)

Vygotsky berpendapat bahwa cara belajar yang efektif melalui

praktik nyata (action). Anak akan lebih mudah memahami konsep

baru ketika mereka mencoba memecahkan suatu masalah dengan

objek konkret. Menurut Vygotsky ada empat prinsip umum belajar

pada anak:12

1) Anak mengkonstruksi pengetahuan akan lebih mudah bila tersedia

tools of mind (alat berpikir) yang bervariasi

2) Belajar terjadi dalam konteks sosial

3) Belajar mempengaruhi perkembangan mental

4) Bahasa memegang peranan penting dalam membantu

perkembangan mental anak

Dari pemaparan pendapat Vygotsky di atas dapat disimpulkan

bahwasanya pengetahuan akan mudah diperoleh anak melalui

interaksi sosial di lingkungannya, baik di rumah maupun sekolah.

c. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara memandang anak sebagai kodrat alam yang

memiliki pembawaan yang khas serta kemerdekaan untuk berbuat serta

mengatur dirinya sendiri. Akan tetapi kemerdekaan yang dimiliki anak

sangat relative karena dibatasi oleh hak-hak yang dimiliki orang lain.

Seorang anak memiliki hak untuk menentukan apa yang baik bagi

dirinya. Dengan demikian, anak mempunyai kesempatan untuk

berjalan sendiri dan tidak mendapat intervensi atau paksaan dari pihak

12

Ibid, h. 10.

Page 24: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

12

lain. Kehadiran guru atau pendidik hanya dalam konteks memberi

bantuan jika anak menghadapi hambatan yang cukup berat dan tidak

dapat diselesaikan. Dengan kata lain, anak mempunyai otonomi diri

yang tinggi. Guru hadir untuk memberi dorongan bagi anak.13

Dari pemaparan pendapat Ki Hajar Dewantara di atas dapat

disimpulkan bahwasanya setiap anak memiliki potensi dan memiliki

hak dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam mencari

dan menemukan pengetahuan baru, tanpa adanya intervensi atau

paksaan dari siapapun. Adapun orang tua dan guru hanya berperan

dalam memberikan dorongan dan arahan apabila anak menemukan

kesulitan.

B. Pengertian Pendidikan Anak dalam Islam

1. Konsep

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep berarti

rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa

konkret, atau gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang

ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal-hal

lain.14

Konsep juga dapat diartikan sebagai pengertian, pemikiran,

ataupun ide umum. Adapun konsep yang dimaksud oleh penulis

adalah suatu gagasan atau ide, gambaran secara umum, gambaran

secara abstrak, dan pengertian mengenai pendidikan anak.

2. Pendidikan

Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989 pendidikan adalah usaha

sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di

masa yang akan datang.15

13

Ibid, h. 11. 14

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 520. 15

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017),

Cet ke-13, h. 3.

Page 25: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

13

Pendidikan adalah serangkaian kegiatan bimbingan, pengajaran

atau latihan dalam menyiapkan peserta didik di masa yang akan

datang. Pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan

proses pemberbudayaan manusia, pemeradaban, dan pendewasaan

manusia.16

Jika berbicara mengenai pendidikan, maka berkaitan dengan

pendidik dan mendidik, karena ketiga istilah tersebut saling

berkesinambungan.

a. Pendidik

Secara umum, pendidik adalah orang yang bertanggung

jawab dalam mendidik. Sedangkan secara khusus, pendidik dalam

perspektif Islam adalah sekelompok orang yang berperan penting

terhadap seluruh perkembangan potensi peserta didik sesuai

dengan nilai-nilai ajaran Islam, meliputi ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik.17

Di dalam Islam, pendidik memiliki beberapa istilah seperti

muallim, muaddib, murabbi, dan ustad.18

1) Muallim : Istilah ini lebih menekankan kedudukan pendidik

sebagai pengajar dan pemberi ilmu dan pengetahuan.

2) Muaddib : Istilah ini lebih menekankan kedudukan pendidik

sebagai Pembina akhlak dan moral peserta didik dengan

keteladanan.

3) Murabbi : istilah ini lebih menekankan pendidikan dalam

aspek ruhani maupun jasmani.

4) Ustadz : istilah ini adalah istilah umum yang sering digunakan

dan mempunya makna yang luas atau disebut sebagai guru.

16

Muhammad Rifa‟I, Sosiologi Pendidikan Struktur & Interaksi Sosial Di Dalam

institusi Pendidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2016), Cet III, h. 55. 17

Usman, Filsafat Pendidikan, ( Yogyakarta: Teras, 2010), Cet ke-1, h. 144. 18

Asep Saepul Amri, “Konsep Pendidikan Anak dalam Islam Perspektif Ibnu Qayyim Al-

Jauziyyah”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Walisongo, 2017, h. 18-19.

Page 26: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

14

Ibnu Qayyim menyebut pendidik sebagai alim rabbani.

Beliau mengangkat dari pemikiran para ulama dan para sahabat.

Beliau menukil pendapat Ibnu Abbas bahwa alim rabbani adalah

mu‟allim yang berprofesi mendidik manusia dengan ilmu atau

yang menekuni dunia pendidikan, sebagaimana seorang ayah

mendidik anaknya. Juga pendapat Al-Wahidi, kata rabbani

dinisbatkan kepada Tuhan yang memiliki arti takhshish

(pengkhususan) sebagai ilmu yang mengajarkan syariat dan sifat-

sifat Allah SWT. Oleh karena itu Ibnu Qayyim berpendapat

bahwa seorang alim tidak disifati akan dengan rabbani, kecuali

sungguh-sungguh mengamalkan dan mengajarkan ilmunya.19

b. Peserta Didik

Menurut perspektif pendidikan dan pendidikan Islam,

peserta didik adalah subjek sekaligus objek pendidikan yang

membutuhkan bimbingan seorang pendidik untuk

mengembangkan kemampuannya serta membimbing menuju

kedewasaan.20

Peserta didik disebut sebagai mu‟allim menurut pendapat

Ibnu Qayyim. Mu‟allim adalah orang-orang yang mencari ilmu

dengan keikhlasan demi memperoleh keselamatan dirinya sendiri.

Dengan mempelajari hal-hal bermanfaat dan mengamalkan apa

yang telah dipelajarinya, jika mengharapkan keselamatan

(keberhasilan).21

c. Mendidik

Mendidik adalah membuat kesempatan dan menciptakan

situasi yang kondusif agar mereka mau dan dapat belajar atas

dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan

19

Ibnu Qayyim, Kunci Surga Mencari Kebahagiaan dengan Ilmu, Penerjemah, Abdul

Mtin dan Salim Rusydi Cahyono, (Solo: Tiga Serangkai, 2009), Cet I, h. 281-282. 20

Usman, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2010), Cet ke-1, h. 158. 21

Ibnu Qayyim, Kunci Surga Mencari Kebahagiaan dengan Ilmu, Penerjemah, Abdul

Mtin dan Salim Rusydi Cahyono, (Solo: Tiga Serangkai, 2009), Cet I, h. 282.

Page 27: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

15

potensi-potensi lainnya, dan pekerjaan mendidik hanya dapat

dilakukan oleh para pendidik yang professional.22

Tujuan mendidik bukan hanya untuk mendapatkan prestasi

akademik yang tinggi, melainkan yang lebih penting adalah

pengembangan afeksi yang mendasari prestasi tersebut. Afeksi

adalah sikap suka belajar, mengetahui tentang cara belajar,

percaya diri, mencintai prestasi tinggi, kreatif dan produktif, serta

puas akan sukses yang dicapai.23

d. Pendidikan

Istilah pendidikan pada mulanya berasal dari bahasa

Yunani yaitu “pedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan

kepada anak. Pendidikan secara etimologi berasal dari kata

“didik” yang berarti memelihara dan memberii latihan (ajaran,

tuntunan, pimpinan), yaitu proses pengubahan sikap dan perilaku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, cara,

perbuatan mendidik.24

Dalam wacana ke-Islaman, pendidikan lebih popular

dengan istilah tarbiyah, ta‟dib dan ta‟lim. Istilah tersebut

memiliki perbedaan dalam pengertian, akan tetapi inti dari istilah-

istilah tersebut memiliki makna yang sama.

1) Tarbiyah

Kata tarbiyah berasal dari kata Rabb. Pengertian dasar

dari kata tarbiyah adalah tumbuh, bekembang, memelihara,

merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian, meskipun kata

tarbiyah memiliki banyak arti.25

Istilah tarbiyah juga

22

Made Pidarta, Studi Tentang Landasan Kependidikan, Jilid 4. No. 1, Februari 1997, h.

5. 23

Ibid, h. 5. 24

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 263. 25

Asep Saepul Amri, “Konsep Pendidikan Anak dalam Islam Perspektif Ibnu Qayyim Al-

Jauziyyah”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Walisongo, 2017, h. 22.

Page 28: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

16

mencakup dua aspek pendidikan, yaitu jasmani dan rohani,

kemudian mencakup tiga domain pendidikan, yaitu kognitif

(cipta), afektif (rasa) dan psikomotorik (karsa).26

Tarbiyah

juga dapat membentuk sikap dan semangat peserta didik

sehingga terbentuk ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian

yang luhur melalui proses transformasi ilmu pengetahuan.27

2) Ta‟lim

Ta‟lim merupakan mashdar dari kata „allama. Kata

ta‟lim diterjemahkan dengan pengajaran.28

Abdul Fatah Jalal, mendefinisikan al-ta‟lim sebagai

proses pemberian pengetahuan, pemahaman,

pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah,

sehingga penyucian atau pembersihan diri manusia dari

segala kotoran dan menjadikan diri manusia itu berada

dalam suatu kondisi yang memugkinkan untuk

menerima hikmah serta mempelajari segala apa yang

bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.29

Dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

al-ta‟lim merupakan proses penyampaian suatu pengetahuan

atau informasi yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta

didik dengan harapan akan adanya perubahan pada peserta

didik setelah melakukan serangkaian proses kegiatan.

3) Ta‟dib

Ta‟dib merupakan mashdar dari kata addaba yang

berarti mendidik, memberi adab.30

Ta‟dib pada umumnya

diterjemahkan sebagai pendidikan tata karma, adab, sopan

santun.

26

Abdul Mujib, Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: KENCANA, 2017),

Cet ke-5, h. 12. 27

Ibid, h. 12-13. 28

Ibid, h. 18. 29

Asep Saepul Amri, “Konsep Pendidikan Anak dalam Islam Perspektif Ibnu Qayyim

Al-Jauziyyah”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Walisongo, 2017, h. 25. 30

Albar Adetary Hasibuan, Filsafat Pendidikan Islam, (Malang: UIN Maliki Press,

2015), Cet-I, h. 56.

Page 29: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

17

Al-Naquib Al-Attas berpendapat bahwa ta‟dib lebih

berkaitan erat dengan ilmu, dalam hal ini ilmu tidak

dapat ditransformasikan kepada peserta didik kecuali

bila peserta didik memiliki adab yang tepat terhadap

ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang. Jadi ilmu

tidak akan pernah dapat dipahami oleh peserta didik

sebelum peserta didik beradab.31

Dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

ta‟dib merupakan ilmu yang dapat mudah diperoleh peserta

didik jika peserta didik memiliki adab.

3. Anak

Anak dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu keturunan,

manusia yang masih kecil.32

Di Eropa, yang membedakan anak

dengan orang dewasa adalah ukuran dan usianya saja, karena pada

abad pertengahan anak dipandang sebagai orang dewasa dalam bentuk

mini.33

Setiap orang tua muslim hendaknya menyadari bahwa anak

adalah amanah Allah yang dipercayai kepada orang tua. Dengan

demikian maka orang tua muslim pantang mengkhianati amanah Allah

berupa dikaruniakannya anak kepada mereka. Di antara perintah Allah

berkenaan dengan amanah-Ny yang berupa anak adalah bahwa setiap

orang tua muslim wajib mengasuh dan mendidik anak-anak dengan

baik dan benar.34

Dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan

berbagai perubahan tata nilai, maka anak harus mendapatkan

pembinaan intensif dan terpadu. Oleh karena itu, orang tua berperan

dalam memperhatikan perkembangan jasmani, ruhani, dan akal anak-

anaknya. Adapun peningkatan keterampilan, pembinaan moral dan

31

Ibid, h. 56. 32

Anton. M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),

h. 30. 33

Asep Saipul Amri, Konsep Pendidikan Anak Dalam Islam Perspektif Ibnu Qayyim Al-

Jauziyyah, (Semarang: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang, 2017), h. 30-

31. 34

Ibid, h. 31

Page 30: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

18

mental harus lebih ditingkatkan, begitu juga dengan aspek-aspek

lainnya. Karena anak adalah generasi penerus bangsa, serta anak dan

masa depan adalah satu kesatuan yang dapat diwujudkan untuk

membentuk suatu generasi yang dibutuhkan oleh bangsa terutama

bangsa yang sedang membangun.35

Orang tua harus memperhatikan perkembangan jasmani, akal,

dan ruhani anak-anaknya, dengan tujuan agar anak dapat berkembang

secara maksimal. Perlu disadari pula bahwa anak dilahirkan dengan

membawa bakat, potensi, kemampuan serta sikap dan sifat yang

berbeda. Untuk itu orang tua sebagai pendidik dalam keluarga perlu

memahami perkembangan jiwa anak agar dapat menentukan metode

yang sepatutnya diterapkan dalamm mendidik dan membimbing anak-

anaknya. Orang tua harus bersikap lemah lembut serta tidak boleh

memaksakan metode yang tidak sesuai dengan perkembangan jiwa

anak.36

Setiap anak adalah individu yang tidak dapat diibaratkan

sebagai tanah liat yang bias “dibentuk” sesuka hati oleh orang tua.

Namun harus disesuaikan dengan perkembangan jiwa dan potensi

anak sebagai tanda kasih sayang dan tanggung jawab moral orang tua

yang secara konsisten dilandasi oleh sikap dipercaya dan mempunyai

suatu pola relasi hubungan antara kesadaran kewajiban dengan

kepatuhan terhadap orang tua atas kesadaran tersebut.37

Dari pembahasan di atas mengenai pendidikan anak dalam

Islam, maka dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan anak dalam

Islam adalah sautu proses pembinaan, pengajaran, pengarahan dan

bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

dan rohani anak/peserta didik tentang suatu ilmu pengetahuan yang

nantinya akan dapat membentuk akhlak mulia, menjadikan manusia

35

Mufatihatu Taubah, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 03. Nomor 01, Mei

2015, h. 111. 36

Ibid, h. 115. 37

Ibid, h. 115

Page 31: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

19

yang beradab dan bertaqwa kepada Allah yang bersumber pada ajaran

agama ke dalam diri anak/peserta didik.

C. Tujuan Pendidikan Anak Dalam Islam

Terdapat sejumlah istilah yang berkaitan dengan tujuan pendidikan

di dalam bahasa Arab, antara lain al-niyyat, al-iradah, al-ghardu, al-

qashdu, al-hadp, dan al-ghayah38

. Tujuan adalah terselesaikannya usaha

atau kegiatan dengan pencapaian yang diharapkan. Oleh karena itu tujuan

pendidikan anak dalam Islam adalah tercapainya rangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh pendidik terhadap pendidikan anak dalam Islam.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBM), secara etimologi

tujuan adalah haluan, tuntutan, maksud, atau arah. Sedangkan secara

terminologi adalah hasil akhir yang akan dicapai oleh seseorang dan

sekelompok orang. Tujuan merupakan panduan dalam menjelaskan arah

untuk segala aktivitas yang dilakukan atau yang akan dicapai.39

Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah pembentukan

kepribadian muslim secara utuh, seimbang, selaras, dan sempurna, yakni

sebagai makhluk individual, makhluk sosial, makhluk bermoral dan

makhluk yang ber-Tuhan atau disebut sebagai insan kamil.40

Adapun

tujuan pendidikan Islam menurut Sayyid Sulthon di antaranya:41

1. Tujuan intelektual atau keilmuan

Pendidikan Islam di antaranya bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan intelektual serta dapat bersikap kritis

dan memiliki daya nalar yang tinggi.

2. Tujuan moral

Pendidikan moral bertujuan untuk membentuk manusia yang

berakhlak mulia, sehingga terbentuklah masyarakat yang

38

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2016),

Cet ke-3, h, 57. 39

Asep Saepul Amri, “Konsep Pendidikan Anak dalam Islam Perspektif Ibnu Qayyim Al-

Jauziyyah”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Walisongo, 2017, h. 33. 40

Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2009), Cet ke-1,

h. 30. 41

Asep Saepul Amri, “Konsep Pendidikan Anak dalam Islam Perspektif Ibnu Qayyim Al-

Jauziyyah”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Walisongo, 2017, h. 34-35.

Page 32: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

20

menjunjung nilai-nilai luhur kemanusiaan sebagaimana yang

diajarkan oleh Islam, dan tercermin dalam perilaku yang adil,

memahami persamaan sosial dan hak individu.

3. Tujuan agamis

Pendidikan Islam secara agamis memuat misi penegakan

agama guna mempersiapkan dan mempertahankan kader-kader

muslim yang taat serta patuh pada agama, sekaligus menyiarkan

agama.

Para ahli pendidikan yang lainpun telah memberikan definisi

mengenai tujuan pendidikan Islam, dimana definisi yang satu dengan

yang lain berbeda, akan tetapi pada hakikatnya definisi dari tujuan

pendidikan Islam itu sama, hanya berbeda redaksi dan penekanannya

saja. Berikut beberapa definisi tujuan pendidikan Islam yang

dikemukakan oleh para ahli:

a. Naquib al-Attas menyatakan bahwa tujuan pendidikan harus

diambil dari pandangan hidupp. Jika pandangan hidup itu Islam

maka tujuannya adalah membentuk manusia sempurna (insan

kamil) menurut Islam.

b. Muhammad Athiyah al-Abrasy merumuskan tujuan pendidikan

Islam secara rinci. Dia menyatakan bahwa tujuan pendidikan

Islam adalah untuk membentuk akhlak mulia, persiapan

menghadapi kehidupan dunia-akhirat, persiapan untuk mencari

rizki, menumbuhkan semangat ilmuah, dan mempersiapkan

profesionalisme subjek didik.

c. Ahmad Fuad al-Alwani menyatakan bahwa pendidikan Islam

adalah perpaduan yang menyatu antara pendidikan jiwa,

membersihkan ruh, mencerdaskan akal, dan menguatkan

jasmani.

d. Umar Muhammad at-Taumi asy-Syaibani mengemukakan bahwa

tujuan tertinggi dari pendidikan Islam adalah persiapan untuk

kehidupan dunia dan akhirat.

Page 33: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

21

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya

pendidikan anak dalam pandangan Islam dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi spiritual anak dengan adanya ilmu

pengetahuan serta membentuk anak agar menjadi manusia yang

berakhlak mulia, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Akhlak

mulia mencakup budi pekerti, moral, dan etika sebagai perwujudan

dari tujuan pendidikan. Peningkatan potensi spiritual mencakup

pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan,

serta pengalaman nilai-nilai tersebut dalam kehidupan kehidupan

sehari-hari, baik secara individual maupun kemasyarakatan.

D. Materi Pendidikan Anak Dalam Islam

Materi pendidikan adalah kandungan atau muatan pelajaran yang

disajikan kepada anak atau peserta didik. Adapun materi-materi yang

menjadi tanggung jawab pendidik dalam pendidikan anak adalah sebagai

berikut:

1. Pendidikan Iman

Pendidikan iman adalah menyatukan anak dengan dasar-dasar

iman, rukun Islam, dan prinsip-prinsip syariat Islam, sejak anak sudah

mampu berpikir, memahami, membiasakan, hingga anak mampu

membedakan (usia tamyiz).42

Adapun beberapa pesan Nabi saw. dalam mengajarkan dasar-

dasar iman, rukun Islam, dan prinsip-prinsip syariat Islam, sebagai

berikut:43

a. Membuka kehidupan anak dengan kalimat laa ilaaha illa Allah

(tiada Tuhan selain Allah).

Hal ini berkaitan dengan mengdzani anak di telinga kanan

dan iqamat di telinga kiri, agar kalimat tauhid menjadi sesuatu

yang pertama masuk ke dalam pendengaran anak.

42

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Emiel

Ahmad, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 77. 43

Ibid, h. 77-79.

Page 34: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

22

b. Mengenalkan hukum halal dan haram sejak dini.

Hikmahnya adalah agar anak tumbuh besar dengan

mengenal hukum-hukum Allah, terikat dengan hukum syariat dan

selanjutnya ia hanya akan mengenal hukum dan undang-undang

Islam.

c. Memerintahkan untuk beribadah pada usia tujuh tahun.

Perintah ini bertujuan agar anak dapat mempelajari hukum-

hukum ibadah ini dan terbiasa untuk melaksanakannya sejak

dalam masa pertumbuhan. Sehingga ketika anak tumbuh besar, ia

telah terbiasa untuk melakukan dan terdidik untuk taat kepada

Allah. Juga dapat menyucikan jiwanya, menyehatkan jasmaninya,

membenahi akhlaknya, dan membaguskan kata-kata dan

perbuatannya dengan melaksanakan ibadah-ibadah tersebut.

d. Mengajarkan padanya untuk mencintai Rasulullah saw., keluarga

beliau, dan membaca al-Qur‟an

Hikmah dari anjuran ini adalah agar anak dapat meneladani

orang-orang terdahulu, baik gerakan, kepahlawanan, maupun

jihad mereka. Juga agar perasaan dan kebanggaannya terikat

dengan sejarah, dan juga agar jiwa anak terikat dengan al-Qur‟an.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan iman merupakan pendidikan yang paling penting dan

paling utama dalam kehidupan dan peserta didik, karena

pendidikan iman adalah pendidikan yang berkaitan dengan sang

Pencipta, yaitu Allah SWT. Diharapkan dengan adanya

pendidikan iman ini, peserta didik mampu menjalankan syari‟at-

syari‟at yang diperintahkan oleh Allah dan menjadi orang-orang

yang bertaqwa.

2. Pendidikan Moral

Yang dimaksud pendidikan moral adalah sejumlah prinsip-

prinsip akhlak dan nilai-nilai moral yang harus ditanamkan kepada

anak-anak, agar dapat dijadikan kebiasaan oleh anak sejak usia dini,

Page 35: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

23

lalu tertanam meningkat ke usia baligh hingga perlahan-lahan tumbuh

dan berkembang pada usia dewasa.44

Tentunya, prinsip-prinsip akhlak

dan nilai-nilai moral merupakan salah satu buah dari iman yang

tertanam kokoh, dan pertumbuhan agama yang benar.45

Materi pendidikan ini meliputi latihan meningkatkan nafsu-

nafsu rubbubiyah (ketuhanan) dan meredam nafsu-nafsu

syaithaniyah.46

Pada materi ini peserta didik dikenalkan dan dilatih

mengenai:47

a. Perilaku/ akhlak mulia, seperti jujur, sabar, rendah hati, dll.

b. Perilaku/ akhlak tercela, seperti takabbur, khianat, dusta, dll.

Setelah materi-materi tersebut disampaikan kepada peserta

didik, maka diharapkan mereka memiliki perilaku-perilaku akhlak

yang mulia dan menjauhkan perilaku-perilaku akhlak yang tercela.

3. Pendidikan Fisik (jasmani)

Di antara pendidikan yang dipikul Islam di atas pundak para

pendidik, seperti ayah, ibu, dan pengajar adalah pendidikan fisik. Hal

ini dimaksudkan agar anak-anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik

yang kuat, sehat, bergairah, dan bersemangat.48

Rasulullah memerintahkan umatnya agar mengajarkan

pendidikan jasmani kepada anak-anak (peserta didik). Hal ini

bertujuan agar peserta didik memiliki jasmani yang kuat dan sehat.49

Di antara pendidikan fisik yang digariskan dalam Islam adalah

sebagai berikut:50

44

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Jamaluddin Miri, (Jakarta:

Pustaka Amani, 2007), Cet ke-3, h. 193. 45

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Emiel

Ahmad, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 91. 46

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet

ke-2, h.16. 47

Ibid, h. 16. 48

Abdul Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:

Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 115. 49

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet

ke-2, h.16. 50

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Jamaluddin Miri, (Jakarta:

Pustaka Amani, 2007), Cet ke-3, h. 245.

Page 36: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

24

a. Memberi nafkah kepada keluarga dan anak

b. Mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makanan

c. Melindungi dari penyakit menular

d. Pengobatan terhadap penyakit

e. Merealisasikan prinsip-prinsip “Tidak boleh menyakiti diri sendiri

dan orang lain”

f. Membiasakan anak untuk berolahraga dan bermain ketangkasan

g. Membiasakan anak untuk zuhud dan tidak larut dalam kenikmatan

h. Membiasakan anak bersikap tegas dan menjauhkan diri dari

pengangguran, penyimpangan, dan kenakalan

Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pendidikan fisik ini lebih menuju pada pengajaran dalam

menjaga kondisi fisiknya dari hal-hal berbahaya bagi kesehatan anak

(peserta didik).

4. Pendidikan Rasio (Akal)

Pendidikan rasio atau pendidikan intelektual adalah

membentuk dan membina pikiran anak dengan hal-hal yang

bermanfaat, berupa ilmu-ilmu syar‟i, ilmu pengetahuan dan budaya

modern, pemikiran yang mencerahkan, dan kebudayaan. Dan

diharapkan anak akan matang pikirannya serta menjadi orang yang

berilmu dan berbudaya. Adapun pendidikan rasio atau intelektual ini

dititikberatkan pada tiga hal utama, yaitu kewajiban mendidik,

pencerahan pikiran, dan memelihara kesehatan akal.51

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan rasio ialah membentuk pola piker anak dengan segala

sesuatu yang bermanfaat. Seperti ilmu-ilmu agama, kebudayaan dan

peradaban. Dengan demikian, pikiran anak matang, bermuatan ilmu,

kebudayaan, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan rasio lebih

51

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:

Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 141.

Page 37: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

25

tertuju pada akal dan otak manusia agar semakin berkembang ilmu-

ilmu pengetahuannya.

5. Pendidikan Psikologi (kejiwaan)

Kejiwaan atau hati nurani merupakan salah satu yang harus

dilatih pada manusia, selain nafsu dan akal.52

Pendidikan psikologi

atau kejiwaan adalah mendidik anak agar bersikap berani terbuka,

mandiri, suka menolong, dapat mengendalikan amarah dan senang

kepada seluruh bentuk keutamaan jiwa dan moral secara mutlak.53

Tujuan dari pendidikan ini adalah membentuk, membina, dan

menyeimbangkan kepribadian anak. Sehingga ketika sudah dewasa, ia

dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan pada

dirinya secara sempurna.54

Disini penulis akan menyajikan beberapa faktor secara global

yang dapat menghancurkan kepribadian, kemudian dengan cara

mengatasinya menurut kaidah Islam.

a. Minder

Perasaan minder merupakan tabiat buruk bagi anak-anak.

Gejala semacam ini biasanya dimulai sejak usia 4 bulan. Setelah

usia satu tahun, perasaan minder akan lebih tampak pada anak.

Yaitu ketika ia memalingkan wajahnya, menutup kedua mata atau

wajahnya dengan kedua telapak tangannya kepada orang yang

belum dikenalnya.

Pada usia 3 tahun, anak akan merasa minder ketika pergi ke

sebuah rumah yang belum dikenal. Terkadang ia duduk dengan

tenang dipangkuan ibu atau disampingnya sepanjang waktu, tanpa

berbicara sepatah katapun.

52

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet

ke-2, h. 17. 53

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Jamaluddin Miri, (Jakarta:

Pustaka Amani, 2007), Cet ke-3, h. 363. 54

Ibid, h. 363.

Page 38: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

26

Adapun cara menanggulangi masalah ini, dapat dilakukan

dengan membiasakan anak-anak bergaul dengan teman-temannya

yang baik, dengan cara mengundang teman-teman sebaya ke

rumah secara intensif, atau dengan cara membawa mereka

berkunjung ke rumah teman-teman sebayanya dan juga ke rumah

kerabatnya.

Dengan cara pembiasaan in, maka perasaan minder akan

berkurang di dalam jiwa anak. Mereka akan memiliki sifat

percaya diri dan akan selalu terdorong untuk berbicara benar,

tanpa merasa takut akan celaan orang lain.55

b. Penakut

Sikap penakut merupakan situasi kejiwaan yang berjangkit

pada anak-anak kecil dan orang dewasa, laki-laki dan perempuan.

Sikap ini kadang dianjurkan selama masih dalam batas alami

anak-anak. Sebab merupakan media untuk menjaga dan

menjauhkan anak dari berbagai bahaya. Tetapi jika itu melampaui

batas-batas kewajaran, maka dapat menyebabkan kegoncangan

jiwa pada diri anak-anak. Hal ini dianggap sebagai suatu masalah

kejiwaan yang harus diatasi dan diperhatikan.56

Adapun faktor-faktor terpenting yang dapat meningkatkan

perasaan takut kepada anak-anak di antaranya:

1) Kebiasaan ibu menakut-nakuti anaknya dengan bayangan

kegelapan atau makhluk-makhluk aneh

2) Kebiasaan ibu memanjakan anak secara berlebihan

3) Memingit anak dan memisahkannya dari pergaulan dengan

teman-temannya

4) Sering bercerita fiktif yang berkaitan dengan syaithan atau jin

c. Rendah Diri

55

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:

Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 168. 56

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Jamaluddin Miri, (Jakarta:

Pustaka Amani, 2007), Cet ke-3, h. 373.

Page 39: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

27

Perasaan rendah diri merupakan suatu kondisi kejiwaan

yang berjangkit pada sebagian anak karena faktor-faktor

pembawaan sejak lahir, tekanan mental atau ekonomi. Sikap ini

termasuk salah satu fenomena kejiwaan yang paling berbahaya,

karena bias membawa anak kepada kehidupan yang hina,

sengsara, dan penuh dosa.57

Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya

sifat rendah diri pada anak antara lain:58

1) Hinaan dan ejekan

2) Dimanjakan secara berlebihan

3) Membeda-bedakan anak

4) Cacat fisik

5) Yatim

6) Miskin

6. Pendidikan Sosial

Pendidikan sosial adalah kehidupan bermasyarakat anak dengan

pergaulan dan adab yang baik, pemikiran yang matang dan bertindak

secara bijaksana. Hal tersebut didapatkan melalui pendidikan anak

sejak dini melalui moral sosial yang baik, yang bersumber dari akidah

Islam.59

Seperti diketahui bahwa anak memiliki dua tugas hubungan

yang harus dilakukan dalah hidupnya, yaitu hubungan dengan Allah

(habluminallah) berupa ibadah mahdlah, dan hubungan dengann

sesama manusia (habluminannas) berupa ibadah ghairmahdlah atau

kemasyarakatan.60

Dalam materi pendidikan sosial atau kemasyarakatan ini anak

dikenalkan mengenai hal-hal yang terdapat atau terjadi di masyarakat

57

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:

Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 177. 58

Ibid, h. 177. 59

Ibid, h. 203. 60

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet ke-2, h.

17.

Page 40: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

28

serta bagaimana caranya hidup di masyarakat. Dengan adanya materi

pendidikan ini diharapkan anak atau peserta didik memiliki wawasan

kemasyarakatan dan mereka dapat hidup serta berperan aktif di

masyarakatnya secara benar.61

7. Pendidikan Seksual

Pendidikan seksual adalah suatu upaya pengajaran,

penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual kepada

anak, sejak ia mengenal masalah-masalah yang berkenaan dengan

naluri seks dan perkawinan.62

Pendidikan seksual yang harus mendapatkan perhatian secara

khusus dari pendidik, dilaksanakan berdasarkan fase-fase sebagai

berikut:63

a. Fase pertama, usia 7-10 tahun, disebut masa tamyiz (masa pra

pubertas). Pada masa ini, anak diberi pelajaran tentang etika

meminta izin dan memandang sesuatu.

b. Fase kedua, usia 10-14 tahun, disebut masa muraqabah (masa

peralihan atau pubertas). Pada masa ini, anak dihindarkan dari

berbagai rangsangan seksual.

c. Fase ketiga, usia 14-16 tahun, disebut masa baligh (masa

adolesen). Jika anak sudah siap untuk menikah, pada masa ini

anak diberi pendidikan tentang etika (adab) mengadakan

hubungan seksual.

d. Fase keempat, setelah masa adolesen, disebut masa pemuda. Pada

masa ini diberi pelajaran tentang cara melakukan isti‟faf (menjaga

kehormatan), jika ia belum mampu melaksanakan pernikahan.

Adapun secara garis besar, tujuan dari pendidikan seks bagi

anak usia dini dan juga remaja adalah sebagai berikut:64

61

Ibid, h. 17-18. 62

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:

Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 295. 63

Ibid, h. 295. 64

Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2009), Cet ke-1,

h. 215-216.

Page 41: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

29

a. Membantu anak mengetahui topik-topik biologis, seperti

pertumbuhan, masa pubertas, kehamilan, dan menyusui.

b. Mencegah anak-anak dari tindakan kekerasan seksual.

c. Mencegah remaja perempuan di bawah umur dari kehamilan.

d. Mendorong hubugan sosial yang baik antar lawan jenis.

e. Mencegah remaja di bawah umur terlibat dalam hubungan seksual.

E. Metode Pendidikan Anak Dalam Islam

Istilah metode sering kali disamakan dengan istilah pendekatan,

strategi, dan teknik sehingga dalam penggunaannya juga sering saling

bergantian, pada intinya adalah suatu cara untuk mencapai tujuan

pendidikan yang ditetapkan atau cara yang tepat dan cepat untuk meraih

tujuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.65

Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara metode

(termasuk juga strategi dan teknik) dalam pendidikan Islam dengan

metode pendidikan lain. Jika diperhatikan, perbedaannya hanya terletak

pada nilai spiritual dan mental yang menyertainya pada saat metode

tersebut dilaksanakan atau dipraktikkan.

Adapun prinsip-prinsip yang menjadi pembeda dengan metode

pendidikan lain adalah niat dan orientasi dalam pendidikan Islam,

keterpaduan, bertumpu pada kebenaran, kejujuran dan amanah,

keteladanan, sesuai dengan usia dan kemampuan akal anak dan juga sesuai

kebutuhan peserta didik.66

Metode pendidikan Islam juga harus didasarkan dan disesuaikan

dengan hal-hal berikut:67

1. Metode pendidikan Islam didasarkan pandangan bahwa manusia

dilahirkan dengan potensi pembawaan tertentu dan dengan itu ia

mampu berkembang.

65

Ibid, h. 90. 66

Ibid, h. 95-98. 67

Faisol, Gus Dur dan Pendidikan Islam: Upaya mengembalikkan Esensi Pendidikan di

Era Global, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 70.

Page 42: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

30

2. Metode pendidikan Islam didasarkan pada karakteristik masyarakat

madani, yaitu manusia yang bebas dari ketakutan, bebas berkespresi,

dan bebas menentukan arah hidupnya.

3. Metode pendidikan Islam didasarkan learning competency, yakni

peserta didik akan memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan,

sikap, wawasan, dan penerapannya sesuai dengan kriteria atau tujuan

pembelajaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwasanya definisi

metode mengacu pada cara-cara untuk menyampaikan materi

pendidikan oleh pendidik kepada peserta didik, yang disampaikan

dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang

diharapkan.

Adapun beberapa metode pendidikan anak dalam Islam, yang

mana dengan adanya metode ini diharapkan peserta didik mampu

meraih apa yang menjadi tujuan pendidikan. Berikut ini beberapa

metode-metode pendidikan anak dalam Islam di antaranya:

1. Pendidikan Keteladanan

Keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari

beberapa metode yang berpengaruh dalam memepersiapkan dan

membentuk anak secara moral, spiritual, dan sosial. Karena,

seorang pendidik merupakan suri tauladan dalam pandangan

anak, yang segala tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru

olen anak, dan tertanam dalam kepribadian anak, baik dalam

bentuk perkataan dan perbuatan. Oleh karenanya keteladanan

menjadi faktor yang menentukan baik dan buruknya anak. Jika

pendidik berperilaku dan berakhlak baik, maka kemungkinan

besar anak akan tumbuh dengan perilaku dan akhlak yang baik.

Sebaliknya, jika pendidikan berperilaku dan berkakhlak tercela,

Page 43: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

31

maka kemungkinan besar anak akan tumbuh dengan perilaku dan

akhlak yang tercela.68

Menurut Hery Juhari Muchtar dalam bukunya fikih

pendidikan, bentuk metode keteladanan terbagi menjadi dua,

yaitu keteladanan disengaja dan keteladanan tidak disengaja.69

a. Keteladanan disengaja

Peneladanan kadangkala diumpamakan dengan cara

disengaja, yaitu pendidik sengaja memberikan contoh kepada

peserta didik agar dapat ditiru. Umpamanya guru

memberikan contoh untuk membaca agar dapat ditiru oleh

murid, imam membaikkan shalatnya dalam mengerjakan

shalat yang sempurna kepada ma‟mumnya.

b. Keteladanan tidak disengaja

Dalam hal ini, pendidik tampil sebagai figure yang

dapat memberi contoh-contoh yang baik dalam kehidupan

sehari-hari. Bentuk pendidikan semacam ini keberhasilannya

banyak bergantung pada kualitas kesungguhan realitas

karakteristik pendidikan yang diteladani, seperti kualitas

keilmuannya, kepemimpinannya, keikhlasannya, dan lain

sebagainya.

Dalam kondisi seperti ini, pengaruh teladan berjalan

secara langsung tanpa disengaja. Oleh karena itu, setiap

orang yang diharapkan (termasuk guru) hendaknya

memelihara tingkah lakunya, disertai kesadaran bahwa ia

bertanggung jawab di hadapan Allah dalam segala hal yang

di ikuti oleh orang lain (termasuk murid) sebagai

pengagumnya. Semakin tinggi kualitas pendidikan maka

semakin tinggi keberhasilan pendidikannya.

68

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,

2007), Cet ke-3, h. 142. 69

Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet ke-2, h.

224-225.

Page 44: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

32

2. Pendidikan Adat Kebiasaan

Untuk membuat anak melaksanakan tugas atau kewajiban

secara benar dan rutin maka diperlukan pembiasaan. Misalnya,

anak benar dan rutin dalam mengerjakan shalar, karena

pembiasaan yang dilakukan orang tua terhadap anak sejak masih

kecil. Oleh sebab itu, pendidikan yang baik harus diberikan

kepada anak sejak ia kecil, agar tidak merasa berat untuk

melaksanakannya ketika anak sudah dewasa.

Sehubungan dengan itu, Rasulullah berpesan kepada

umatnya untuk membiasakan anak dalam melaksanakan shalat

ketika usia tujuh tahun dan memukulnya (tanpa cedera/ bekas)

ketika usia sepuluh tahun atau lebih apabila anak tidak

mengerjakannya. Maka diperlukan pengertian, kesabaran, dan

keteladanan orang tua terhadap anak dalam pelaksanaan metode

ini.70

Pendidikan dengan pembiasaan adalah pilar terkuat untuk

pendidikan, dan metode paling efektif dalam membentuk uman

anak dan meluruskan akhlaknya. Karena masalah ini berdasarkan

pada perhatian dan pengikutsertaan. Tidak diragukan bahwa

mendidik dan membiasakan anak sejak kecil adalah paling

menjamin untuk mendapatkan hasil. Sedangkan mendidik dan

melatih setelah dewasa sangatlah sukar untuk mencapai

kesempurnaan.71

3. Pendidikan Nasihat

Nasihat merupakan metode pendidikan yang cukup efektif

dalam membentuk iman seorang anak, serta mempersiapkan

akhlak, jiwa, dan rasa sosialnya. Nasihat dan petuah memberikan

pengaruh besar untuk membuka hati anak terhadap hakikat

70

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet

ke-2, h. 19. 71

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Aulad Fil Islam, terj. Saifullah Kamalie, (Bandung:

Asy-Syifa”, 1981), h. 64.

Page 45: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

33

sesudah mendorongnya menuju hal-hal yang positif, mengisinya

dengan akhlak mulia, dan menyadarkannya akan prinsip-prinsip

Islam. Tidaklah aneh bahwa dalam al-Qur‟an banyak

menggunakan metode ini dan menyeru jiwa-jiwa manusia dengan

nasihat, serta mengulangnya pada beberapa ayat di tempat

berbeda.72

Berikut ini contoh ayat Al-Qur‟an yang berulang-ulang

dalam menuturkan nasihat. Allah berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di

waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah

kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan

(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami

72

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Jamaluddin Miri, (Jakarta:

Pustaka Amani, 2007), Cet ke-3, h. 209.

Page 46: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

34

perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan

lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua

tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu

bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya

memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang

tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu

mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan

baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,

kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan

kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata):

"Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat

biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam

bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).

Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui. Hai

anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar

dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.

Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang

diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Lukman: 13-17)73

Nasihat beberapa kali disebutkan dalam ayat-ayat al-

Qur‟an yang digunakan sebagai dasar dari dakwah, serta cara

untuk memperbaiki individu dan masyarakat. Orang-orang yang

membuka lembaran mushaf al-Qur‟an akan menemukan beberapa

macam nasihat dalam banyak ayat. Sebagian ayat itu menguatkan

untuk bertaqwa, dan yang lain mengajak berdzikir, ada yang

berupa ungkapan nasihat, peringatan untuk memberi nasihat,

73

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Depok: Cahaya Qur‟an, 2008),

h. 412.

Page 47: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

35

anjuran mengikuti jalan yang istiqamah, memberi semangat, da

nada pula yang memberi ancaman.74

Metode inilah yang paling sering digunakan oleh para

orangtua, pendidik, dan da‟i terhadap anak ataupun peserta didik

dalam proses pendidikan. Memberikan nasihat sebenarnya

merupakan kewajiban untuk setiap umat muslim, seperti dalam

firman Allah SWT:

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan

nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (Q.S. Al-Ashr:

3)75

Setiap manusia (anak) selalu membutuhkan nasihat, sebab

dalam jiwa terdapat pembawaan yang biasanya tidak tepat, dan

oleh karena itu kata-kata atau nasihat yang diberikan orangtua

atau pendidik harus diulang-ulang. Karena nasihat yang

berpengaruh, membuka jalannya ke dalam jiwa secara langsung

melalui perasaan.76

Adapun agama merupakan nasihat dari Allah yang

disampaikan kepada seluruh ummat manusia melalui para Nabi

dan Rasul-Nya, agar kehidupan manusia di dunia dan akhirat

dapat bahagia, selamat, dan sejahtera. 77

74

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:

Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 396. 75

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Depok: Cahaya Qur‟an, 2008),

h. 601. 76

Mufatihatut Taubah, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 03. Nomor 01, Mei

2015, h. 128. 77

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet

ke-2, h. 20.

Page 48: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

36

Menurut Imam al-Ghazali, yang tersulit dari nasihat

adalah menerima dan melaksanakannya, sebab nasihat akan

dirasakan pahit bagi orang yang suka menuruti hawa nafsunya,

karena hal-hal yang dilarang agama sangat disukai hatinya.78

Adapun pembawaan anak mudah terpengaruh oleh kata-

kata yang didengarnya dan juga perilaku yang sering dilihatnya

dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, orangtua atau

pendidik patut memberikan nasihat yang baik ditunjang dengan

teladan yang baik kepada anak, agar anak dapat mengikuti apa

yang telah diperintahkan dan diajarkan oleh orangtua atau

pendidik.

4. Pendidikan dengan Perhatian dan Pengawasan

Orangtua atau pendidik berkewajiban dalam memberikan

perhatian seutuhnya, dan mengamati akidah dan akhlak anak,

kesiapan mental dan rasa sosialnya, serta kesehatan fisik dan

perkembangan belajarnya.79

Orangtua atau pendidik yang bijaksana tentunya

mengetahui perkembangan anaknya. Ibu adalah pembentuk

pribadi putra putrinya lebih besar prosentasenya disbanding

seorang ayah. Karena tiap hari waktu ibu lebih banyak dihabiskan

bersama anak, sehingga wajar bila kecenderungan anak lebih

dekat dengan para ibunya. Untuk itu ibu diharapkan mampu

berkiprah dalam mempersiapkan pertumbuhan dan perkembangan

putra-putrinya.80

Orangtua yang baik senantiasa akan mengoreksi perilaku

anaknya yang tidak baik dengan perasaan kasih sayangnya, sesuai

dengan perkembangan usia anaknya. Sebab pengasuhan yang baik

78

Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo, 2002), h. 170. 79

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:

Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 421. 80

Ibid, h. 421-422.

Page 49: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

37

akan menanamkan rasa optimism, kepercayaan, dan harapan anak

dalam hidupnya. Dalam memberi perhatian ini, hendaknya

orangtua bersikap selayak mungkin, tidak terlalu berlebihan dan

juga tidak terlalu kurang. Namun perhatian orangtua disesuaikan

dengan perkembangan dan pertumbuhan anak.81

Apabila orangtua mampu bersikap penuh kasih saying

dengan memberikan perhatian yang cukup, niscaya anak-anak

akan menerima pendidikan dari orangtuanya dengan pernuh

perhatian juga. Namun pangkal dari seluruh perhatian yang utama

adalah perhatian dalam akidah.82

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwasanya bagi

seorang pendidik, orang tua maupun seorang guru, diharapkan

dapat memberikan perhatian dan pengawasan terhadap anak

didiknya dalam masalah ibadah, akhlak, maupun yang lain,

sehingga anak tidak mudah menyimpang dari hal-hal yang

negative dikarenakan selalu mendapatkan perhatian maupun

pengawasan dari seorang pendidik.

5. Pendidikan dengan Memberikan Hukuman

Hukuman diberikan, apabila metode-metode yang lain

sudah tidak dapat merubah tingkah laku anak, atau dengan kata

lain hukuman merupakan jalan terkahir yang ditempuh oleh

pendidik. Islam telah memberikan arahan dalam memberi

hukuman terhadap anak, di antaranya:83

a. Jangan menghukum ketika marah

b. Jangan sampai menyakiti perasaan dan harga diri anak

c. Jangan sampai merendahkan derajat dan martabat

d. Jangan menyakiti secara fisik

81

Mufatihatut Taubah, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 03. Nomor 01, Mei

2015, h. 131. 82

Ibid, h. 131. 83

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet

ke-2, h. 20-22.

Page 50: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

38

e. Bertujuan mengubah perilakunya yang kurang/ tidak baik

Pendidikan dengan sanksi dan hukuman akan membuat efek

shock therapy pada anak, dan menahan akhlak buruknya juga sifat

jeleknya. Juga menahannya dari perbuatan terlarang dan

melakukan kejahatan. Tanpa hukuman dan sanksi, anak akan

terbuai dengan akhlak jelek maupun kejahatan, dan akan

tenggelam oleh lumpur criminal, serta terperosok ke dalam jurang

kerusakan dan kemungkaran.84

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwasanya

hukuman merupakan tindakan tegas untuk mengembalikan

persoalan di tempat yang benar. Karena ada anak dengan teladan

dan nasihat saja sudah cukup, tidak memerlukan hukuman. Tetapi

pribadi manusia tidak sama seluruhnya, maka seorang pendidik

haruslah mengenal siapa dan bagaimana watak anak didiknya.

Dan dengan adanya hukuman, anak dapat mengerti bahwa

tindakan tertentu benar apabila tidak menerima hukuman dan

tindakan lainnya salah apabila mendapatkan suatu hukuman.

F. Evaluasi Pendidikan Anak Dalam Islam

1. Teks Ayat dan Terjemahan

"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai

penghisab terhadapmu". (Q.S. Al-Isra: 14)85

2. Tafsir

Pada ayat ini dijelaskan bahwa kepada sesama makhluk dapat

berahasia sementara di dunia, akan tetapi tidak dapat berahasia kepada diri

sendiri, Tuhan, dan para malaikat yang selalu ada di sisi kiri dan kanan.

84

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Emiel Ahmad, (Jakarta:

Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 448. 85

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Depok: Cahaya Qur‟ani,

2008), h. 283.

Page 51: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

39

Oleh karena itu, seluruh makhluk diberikan kesempatan menjalani

kehidupan di dunia agar dapat mengisinya dengan perbuatan-perbuatan

yang baik, sehingga segala catatan amalnya berisikan catatan amal yang

baik.86

Karena pada akhirat kelak, manusia akan diperintahkan untuk

membaca catatan amalnya sendiri. Di tempat dan disaat itu, orang-orang

yang tidak dapat membaca sewaktu di dunia ini akan dijadikan mampu

melakukannya. Ayat di atas mengatakan:87

(Akan dikatakan kepadanya), “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu

sendiri pada hari ini sebagai penghitung terhadap dirimu”.

Menurut M. Quraish Shihab dalam kitabnya Al-Lubab dijelaskan

bahwa setiap orang Allah telah jadikan bersamanya amal perbuatan yang

dilakukannya secara sadar sehingga tidak berpisah dengannya

sebagaimana tetapnya kalung yang menggantung pada lehernya. Dengan

demikian, di hari kemudian nanti ia tidak dapat mengelak atau

mengabaikannya. Di sana Allah akan berikan kepadanya sebuah kitab

yang menampakkan secara rinci semua amalnya dan kitab itu dijumpainya

terbuka sehingga tidak ada yang tertutupi dan tersembunyi atau ia terbuka

sehingga dengan mudah dan segera dapat dibacanya.88

Kemudian Fakhrur Razi berpendapat bahwa yang dimaksud kitab

catatan amal dalam ayat di atas adalah „lembar spiritual‟, tempat perbuatan

manusia meninggalkan jejaknya; dan yang dimaksud „membaca‟ di sini

adalah memahami kitab tersebut ditafsirkan sebagai perbuatan-perbuatan

itu sendiri. Manusia dianjurkan agar sebelum tibanya hari kebangkitan,

agar memeriksa catatan-catatan perbuatannya sendiri atau hitung-hitunglah

dirimu sendiri sebelum engkau diperhitungkan. 89

86

Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz‟XV, (Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1984), h. 31. 87

Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur‟an, (Jakarta: Al-Huda, 2005), Cet ke-I,

h. 770. 88

M. Quraish Shihab, Al-Lubab Surah Yusuf (12) – Surah Asy-Syu‟ara‟ (26), (Ciputat:

Lentera Hati, 2012), Cet ke-I, h. 219-220. 89

Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Qur‟an, (Jakarta: Al-Huda, 2005), Cet ke-I,

h. 771.

Page 52: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

40

Oleh karena itu, manusia harus membaca catatan amalnya sendiri

di dunia ini agar mampu memperbaiki diri, menghilangkan kelemahan dan

kekurangan dirinya, atau mengimbanginya dengan cara bertaubat dan

menambahkan amal-amal mulia di dalamnya.90

3. Relevansinya dengan Evaluasi Pendidikan Anak

Evaluasi dalam al-Qur‟an perlu dilakukan dengan mengingat akan

sifat-sifat manusia itu sendiri yaitu makhluk yang lemah, makhluk yang

suka membantah dan ingkar kepada Allah, mudah lupa dan banyak salah

namun mempunyai batas untuk sadar kembali. Tetapi di sisi lain manusia

juga merupakan makhluk yang dipercaya Allah untuk mengemban amanat

yang istimewa sebagai khalifah di bumi. Kemudian manusia juga memiliki

kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu evaluasi sangat diperlukan,

apalagi dalam proses pendidikan.91

Evaluasi pendidikan merupakan salah satu bentuk mekanisme

system pendidikan yang bertujuan untuk meninjau ulang proses

pendidikan yang telag dilaksanakan dalam beberapa kurun waktu tertentu.

Tinjauan ulang tersebut dimaksudkan untuk memahami, menggali, serta

mengoreksi proses pendidikan tersebut sehingga akan diketahui celah-

celah kekurangan yang harus diperbaiki.92

Kemudian dalam tafsir surat al-isra ayat 14 dijelaskan bahwa di

hari kemudian nanti Allah akan berikan sebuah catatan amal perbuatan

manusia selama hidup di dunia, oleh karena itu manusia diharuskan untuk

memperbaiki diri, menghilangkan kelemahan dan kekurangan dirinya, atau

mengimbanginya dengan cara bertaubat dan menambahkan amal-amal

mulia selama masih diberikan kesempatan untuk hidup. Maka dari itu,

kegiatan evaluasi sangat diperlukan agar anak dapat memahami serta

memperbaiki kesalahannya selama proses pendidikan berlangsung.

90

Ibid, h. 771. 91

http://fauzanma-fitkuinjkt.blogspot.com/2008/12/evaluasi-dalam-al-quran.html.

Diakses pada tanggal 30 Desember 2008. 92

Ihwan Mahmudi, CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan, Vol. 6. No. 1,

Juni 2011.

Page 53: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

41

G. Hasil Penelitian Relevan

1. Penulis mengutip dari jurnal yang berjudul “Perlindungan Sosial Bagi

Penanganan Masalah Tindak Kekerasan Terhadap Anak”. Dalam

jurnal yang ditulis oleh Herlina Astri, dapat disimpulkan bahwa

keluarga sebagai lingkungan pertama bagi tumbuh kembang anak, di

mana anak bukanlah objek yang dapat dijadikan pelampiasan amarah

orang tua, tetapi anak adalah subjek yang memiliki hak-hak untuk

hidup dengan aman dan nyaman. Oleh karena itu, pola asuh yang baik

dapat memberikan perlindungan pada anak serta dapat memutus rantai

tindak kekerasan di masa mendatang. Karena anak sebagai individu

yang belum matang secara fisik, mental, maupun sosial, memberikan

pemahaman bahwa anak masih rentan dan sangat bergantung pada

orang dewasa.93

2. Penulis mengutip dari jurnal yang berjudul “Pendidikan Anti

Kekerasan Perspektif Al-Qur‟an Dan Implementasinya Dalam Metode

Pengajaran PAI”. Dalam jurnal yang ditulis oleh Muhammad Insan

Jauhari, dapat disimpulkan bahwa pendidik menempati posisi utama

dalam pendidikan sebab pendidik merupakan figure yang akan

memberikan suri tauladan bagi peserta didiknya. Adapun faktor

pendidik ialah faktor yang menjadi kunci utama terlaksananya konsep

pendidikan anti kekerasan. Karena konsep pendidikan anti kekerasan

adalah terciptanya rasa aman dan damai yang melindungi segenap

civitas yang ada dalam pendidikan tersebut dari tindakan kekerasan.94

3. Penulis mengutip dari jurnal yang berjudul “Upaya Pencegahan

Kekerasan Terhadap Anak”. Dalam jurnal yang ditulis oleh Rabiah Al

Adawiah, dapat disimpulkan bahwa orang tua berperan dalam

mendidik tanpa kekerasan, karena pada umumnya kekerasan pada anak

93

Herlina Astri, Perlindungan Sosial Bagi Penanganan Masalah Tindak Kekerasan

Terhadap Anak, Vol. 1. No. 1, Juni 2010, h. 45-46. 94

Muhammad Insan Jauhari, Pendidikan Anti Kekerasan Perspektif Al-Qur‟an dan

Implementasinya dalam Metode Pengajaran PAI, Vol. 13. No. 2, Desember 2016, h. 180-181.

Page 54: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

42

dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kedekatan emosional

dengan anak, bahkan hubungan darah.95

95

Rabiah Al Adawiah, Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak, Vol. 1. No. 2,

2015, h. 293.

Page 55: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

43

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Penelitian yang berjudul “KONSEP PENDIDIKAN ANAK

MENURUT JAMAL ABDUR RAHMAN DALAM KITAB ATHFAL

AL-MUSLIMIN” ini dilaksanakan dalam waktu beberapa bulan, dengan

pengaturan waktu sebagai berikut: bulan April hingga November 2019.

B. Metode Penelitian

Research berasal dari kata re dan to search yang berarti mencari

kembali, atau dalam kata latin reserare yang berarti mengungkapkan atau

membuka. Merupakan sebuah investigasi sistematik yag dirancang untuk

menghasilkan suatu pengetahuan/alat/metode.96

Penelitian dilakukan sebagai suatu usaha untuk menemukan,

mengembangkan, menguji kebenaran dan mencari kembali suatu

pengetahuan dengan metode-metode ilmiah. Oleh karena itu jika sebuah

penelitian telah dilakukan dan hasil ditemukan, maka akan berlanjut pada

penelitian lain untuk mengkaji hal-hal yang belum terungkap dalam

penelitian sebelumnya. Menggunakan metode ilmiah berarti penelitian

dilakukan secara sistematis guna mencari jawaban atas suatu permasalahan

melalui pengumpulan data empiris dan diolah berdasarkan teknik tertentu

guna memperoleh kesimpulan yang benar.97

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang

data-datanya tidak didapatkan melalui prosedur statistik atau bentuk

hitungan lainnya.98

Dan pada penelitian ini penulis menggunakan

pendekatan library research atau pendekatan teknis analisis deskriptif

96

Djam‟an Satori, Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2013), Cet ke-5, h. 18. 97

Ibid, h. 18. 98

Anselm Strauss, Juliet Corbin, Dasar-Dasae Penelitian Kualitatif, terj. Muhammad

Shodiq & Imam Muttaqien, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2003), Cet ke-1, h. 4.

Page 56: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

44

yaitu catatan informasi faktual yang menggambarkan segala sesuatu apa

adanya dan mencakup penggambaran secara rinci dan akurat terhadap

berbagai dimensi yang terkait dengan semua aspek peneliti. Atau

serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan perolehan data yang didapat

melalui proses membaca dan mencatat, kemudian menarik kesimpulan.99

Untuk itu, penulis menggambarkan permasalahan yang akan

dibahas dengan mengambil materi-materi yang relevan. Kemudian

permasalahan itu dibahas dan dianalisa, sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan. Untuk pengumpulan data-data dilakukan dengan cara

membaca, menelaah buku-buku, majalah, surat kabar dan bahan-bahan

informasi lainnya terutama yang berkaitan dengan konsep pendidikan anak

dan beberapa sumber di antaranya sebagai berikut:

Pertama sumber primer: Athfal al-Muslimin karangan Jamal

Abdurrahman, dan Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam Abdullah Nashih Ulwan.

Kedua, sumber data sekunder yang merupakan buku-buku penunjang,

jurnal, ataupun pembanding terhadap judul yang akan diteliti.

C. Fokus Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memfokuskan kepada masalah

konsep pendidikan anak (mendidik tanpa kekerasan), yang metodenya

adalah penelitian kepustakaan (library research).

D. Prosedur Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode

penelitian kepustakaan (library research) metode yang dilakukan adalah:

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari

literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dengan

mengumpulkan data-data melalui bahan bacaan dengan bersumber

pada buku-buku primer dan buku-buku sekunder yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas.

99

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008), Cet-ke 2, h. 3.

Page 57: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

45

a. Sumber Primer

Yang dimaksud dengan sumber primer dalam penelitian ini

adalah karya yang ditulis sendiri oleh tokoh yang diteliti. Dalam

hal ini yaitu Jamal Abdurrahman.

Untuk kategori data primer sebagai buku acuan utama,

penulis menggunakan kitab Jamal Abdurrahman yang berjudul

Athfal al-Muslimin. Dalam kitab tersebut membahas tentag

konsep pendidikan anak yang diterapkan oleh Rasulullah SAW.

b. Sumber Sekunder

Yang menjadi pelengkap dalam penelitian ini adalah buku-

buku yang berkaitan dengan pendidikan anak tanpa kekerasan

menurut para ahli pendidikan.

2. Teknik Pengolahan Data

Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis

lakukan adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi dan

mengklasifikasi data-data yang relevan dan yang mendukung pokok

bahasan, untuk selanjutnya penulis bandingkan, analisis, simpulkan

dalam satu pembahasan yang utuh.

3. Teknik penulisan ini berpedoman pada buku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019.

Page 58: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

46

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Biografi Jamal Abdurrahman

1. Riwayat Hidup Jamal Abdurrahman

Jamal Abdurrahman dilahirkan di minya El-Qamh, provinsi

Syaqiyah, Mesir pada tahun 1969 M. Beliau dibesarkan ditengah-tengah

keluarga yang taat beragama, sejak kecil beliau sudah memiliki perhatian

serius terhadap ilmu syar‟I dan meraih gelar akademik sarjana S1 di

bidang Sastra Arab Universitas Zaqaqi, Mesir. Pada mulanya beliau

banyak menuntut ilmu syar‟i dibawah bimbingan syaikh dari organisasi

anshar As-sunnah Al-Muhammadiyah, Mesir. Kemudian melanjutkan

safari ilmiahnya ke kerajaan Arab Saudi dan aktif dalam kegiatan

dakwah. Di daerah selatan Mekkah ditunjuk sebagai imam dan khotib

selama 10 tahun. Selama decade tersebut, banyak memanfaatkan

kesempatan untuk menuntut ilmu kepada para ulama senior setempat.

Kemudian beliau kembali ke Mesir untuk menyempurnakan perjalanan

dakwahnya yang penuh berkah hingga keseluruh pelosok negeri sungai

nil.100

Di antara para ulama senior yang pernah menjadi guru Syaikh

Jamal Abdurrahman adalah sebagai berikut:101

a. Syaikh Muhammad Asy-Syawadifi Nuruddin (Ketua Ansharus

Sunnah, Mesir)

b. Syaikh Shafwat Asy-Syawadifi (Mesir)

c. Syaikh Abdul Aziz bin Baz (Ketua Dewan Ulama Senior, Arab

Saudi)

d. Syaikh Muhammad Al-Utsaimin (Arab Saudi)

e. Syaikh Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syanqithi (Arab Saudi)

100

Ahmad Guntur, “Pendidikan Anak Dalam Keluarga (Studi Komparasi Pemikiran

Abdullah Nashih „Ulwan dan Jamal Abdurrahman”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Raden

Intan Lampung, 2018, h. 47-48. 101

Ibid, h. 48.

Page 59: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

47

Syaikh Jamal Abdurrahman mempunyai kegiatan dan karir

saat itu antara lain sebagai berikut:102

a. Anggota Komisi Ilmiah di majalah At-Tauhid

b. Menjadi direktur (ketua bidang) urusan Al-Qur‟an di kantor pusat

organisasi Anshar as-sunnah Du‟at (Lembaga Penyiapan Dai) di

kantor pusat Ansharu Sunnah

2. Karya-Karya Jamal Abdurrahman

Inilah beberapa karya Jamal Abdurrahman adalah sebagai

berikut:103

a. Ulumul Qur‟an

- Al-Iqaazh li Tadzkiir Al-Huffaazh bi Al-Aayuat Al-Mutasyaabiha

Al-Al-faazh

b. Aqiqah

- Al-Bid‟ah wa Atsaaruha As-Sai‟ „alaa Al-Fardawa Al-Mujtama‟

c. Akhlak

- Wa Laa Taqrab Al-Fawaahisy

d. Tarbiyah

- Athfal Al-Muslimin : Kaifa Rabbaahum An-Nabi Al-amiin Li al-

„Aaqilat Faqath Li al-„Uqalaa Faqath „Uzhamaa‟ Al-Athfal.

Inilah salah buku beliau yang penulis pakai dalam penelitian ini.

B. Konsep Pendidikan Tanpa Kekerasan

1. Relevansi Pendidikan Tanpa Kekerasan dengan Landasan

Filosofi Pendidikan Anak

Seperti yang telah penulis paparkan di bab 2, bahwa dalam

pelaksanaan pendidikan anak harus dilandasi filsafat dan teori

pendidikan, agar menghindari terjadinya pendidikan tanpa arah yang

jelas, tujuan yang tidak relevan dengan sifat, kebutuhan dan

perkembangan anak, sehingga dapat memberikan perlakuan yang salah

terhadap anak.

102

Ibid, h. 48. 103

Ibid, h. 49.

Page 60: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

48

Pendidikan anak bertujuan untuk menelaah secara teoritis awal

mula terbentuknya pendidikan anak usia dini, serta mengungkap dan

menelaah kenyataan yang terjadi dalam proses pendidikan anak. Karena

pendidikan anak usia dini bertugas menstimulasi perkembangan anak

secara keseluruhan dan optimal melalui sentuhan-sentuhan yang baik.

Kemudian menurut Johan Heinrich Pestalozzi, orang tua maupun

pendidik sangat berperan dalam mendidik anak dengan kasih sayang.

Sebab kasih sayang sangat membenatu mengembangkan potensi anak

secara teratur dan maju setahap demi setahap.104

Untuk itu dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa

mendidik dengan kekerasan sangat tidak dianjurkan dalam pelaksanaan

pendidikan, karena segala bentuk pendidikan harus dilandasi filsafat dan

teori pendidikan, yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak

secara keseluruhan dan optimal melalui sentuhan-sentuhan yang baik dan

juga mendidik dengan penuh kasih sayang, demi membantu

mengembangkan potensi anak secara teratur.

2. Relevansi Pendidikan Tanpa Kekerasan dengan Tujuan

Pendidikan Anak dalam Islam

Tujuan pendidikan anak dalam Islam untuk meningkatkan potensi

spiritual anak dengan adanya ilmu pengetahuan serta membentuk anak

agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, beriman dan bertakwa

kepada Allah SWT. Akhlak mulia mencakup budi pekerti, moral, dan

etika sebagai perwujudan dari tujuan pendidikan. Peningkatan potensi

spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai

keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan

sehari-hari, baik secara individual maupun kemasyarakatan.

Untuk itu jika orang tua atau pendidik menerapkan kekeraasan

dalam pendidikan anak, maka akan bertolak belakang dari tujuan

pendidikan anak itu sendiri.

104

Stephanus Turibius Rahmat, Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 1. No. 1, Juli

2018, h.6.

Page 61: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

49

3. Relevansi Pendidikan Tanpa Kekerasan dengan Materi

Pendidikan Anak dalam Islam

Materi-materi yang menjadi tanggung jawab pendidik dalam

pendidikan anak adalah di antaranya: (1) Pendidikan Iman, yakni

menyatukan anak dengan dasar-dasar iman, rukun Islam, dan prinsip-

prinsip syariat Islam, sejak anak sudah mampu berpikir, memahami,

membiasakan, hingga anak mampu membedakan (usia tamyiz).105

(2)

Pendidikan Moral, yakni membiasakan anak untuk berperilaku akhlak

yang baik sejak dini dengan menanamkan prinsip-prinsip akhlak dan

nilai-nilai moral kepada anak sejak dini. Karena hal tersebut merupakan

salah satu buah dari iman yang tertanam kokoh, dan pertumbuhan agama

yang benar.106

(3) Pendidikan Fisik/ Jasmani, yakni pendidikan yang

tertuju dalam menjaga kondisi fisik anak dari hal-hal berbahaya bagi

kesehatan anak.107

(4) Pendidikan Rasio/ Akal, yakni pendidikan yang

lebih tertuju pada akal dan otak manusia agar semakin berkembang ilmu-

ilmu pengetahuannya, dengan membentuk pola pikir anak dengan segala

sesuatu yang bermanfaat.108

(5) Pendidikan Psikologi/ Kejiwaan, yakni

pendidikan yang bertujuan untuk membentuk, membina, dan

menyeimbangkan kepribadian anak. Sehingga ketika sudah dewasa, ia

dapat melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan pada dirinya

secara sempurna.109

(6) Pendidikan Sosial, yakni pendidikan moral sosial

yang ditanamkan kepada anak sejak dini dan bersumber dari akidah

Islam, agar terbentuknya kehidupan bermasyarakat dengan pergaulan dan

adab yang baik.110

(7) Pendidikan Seksual, salah satu tujuan dari

pendidikan seksual adalah membantu anak mengetahui topik-topik

105

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Emiel

Ahmad, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 77. 106

Ibid, h. 91. 107

Ibid, h. 115. 108

Ibid, h. 141. 109

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Jamaluddin Miri,

(Jakarta: Pustaka Amani, 2007), Cet ke-3, h. 363. 110

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Emiel

Ahmad, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2017), Cet ke-5, h. 203.

Page 62: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

50

biologis, seperti pertumbuhan, masa pubertas, kehamilan dan

menyusui.111

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, materi-materi

yang menjadi tanggung jawab pendidik dalam pendidikan anak

seluruhnya memiliki tujuan yang sama, yakni dalam proses pendidikan

anak tidak dianjurkan menerapkan kekerasan dalam pendidikan. Karena,

hal tersebut akan sulit untuk membentuk anak agar memiliki moral yang

baik serta akan berpengaruh terhadap kepribadian anak.

4. Relevansi Pendidikan Tanpa Kekerasan dengan Metode

Pendidikan Anak dalam Islam

Metode-metode pendidikan anak dalam Islam, di antaranya: (1)

Pendidikan Keteladanan, metode ini memberikan berpengaruh dalam

mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual, dan sosial.

Karena, seorang pendidik merupakan suri tauladan dalam pandangan

anak, yang segala tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru oleh

anak.112

(2) Pendidikan Adat Kebiasaan, pendidikan ini adalah pilar

terkuat dan metode paling efektif dalam membentuk iman anak dan

meluruskan akhlaknya. Karena berdasarkan pada perhatian dan

pengikutsertaan. Mendidik dan membiasakan anak sejak kecil adalah

paling menjamin untuk mendapatkan hasil.113

(3) Pendidikan Nasihat,

nasihat dan petuah memberikan pengaruh besar untuk membuka hati

anak terhadap suatu hakikat sesudah mendorongnya menuju hal-hal

positif, karena anak mudah terpengaruh oleh kata-kata yang didengarnya

dan juga perilaku yang sering dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, orang tua atau pendidik patut memberikan nasihat yang

111

Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2009), Cet ke-1,

h. 215-216. 112

Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,

2007), Cet ke-3, h. 142. 113

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah Aulad Fii al-Islam, terj. Saifullah Kamalie,

(Bandung: Asy-Syifa‟, 1981), h. 64.

Page 63: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

51

baik ditunjang dengan teladan yang baik kepada anak.114

(4) Pendidikan

dengan Perhatian dan Pengawasan, orang tua atau pendidik berkewajiban

dalam memberikan perhatian seutuhnya. Karena orang tua baik

senantiasa akan mengoreksi perilaku anaknya yang tidak baik dengan

perasaan kasih sayang, sesuai dengan perkembangan usia anaknya.

Kemudian, dalam memberikan perhatian hendaknya orang tua bersikap

selayak mungkin, disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan

anak.115

(5) Pendidikan dengan Memberikan Hukuman, hukuman

diberikan apabila metode-metode yang lain sudah tidak dapat merubah

tingkah laku, hukuman yang diberikan hanya berupa sanksi agar anak

memperbaiki kesalahannya, dan bukan hukuman dalam bentuk kekerasan

hingga menyakiti anak secara fisik.116

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua atau

pendidik merupakan suri tauladan dan madrasah pertama untuk anak.

Oleh karena itu, hendaknya orang tua mendidik dengan penuh kasih

sayang dan memberikan perhatian sepenuhnya, serta memberikan nasihat

jika anak melakukan kesalahan. Untuk itu, hendaknya orang tua atau

pendidik tidak menerapkan kekerasan dalam mendidik anak, hukuman

diberikan hanya bila metode yang lain tidak dapat merubah tingkah laku,

dan hukuman yang diberikan hanya berupa sanksi, bukan hukuman

dalam bentuk kekerasan hingga menyakiti anak secara fisik. Karena anak

mudah terpengaruh oleh kata-kata yang didengarnya dan juga perilaku

yang sering dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Relevansi Pendidikan Tanpa Kekerasan dengan Evaluasi

Pendidikan Anak dalam Islam

Di dalam tafsir surat Al-Qur‟an surat al-Isra ayat 14 yang berkaitan

dengan evaluasi pendidikan anak dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan

114

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam, terj. Jamaluddin Miri,

(Jakarta: Pustaka Amani, 2007), Cet ke-3, h. 209. 115

Mufatihatut Taubah, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 3. No. 1, Mei 2013, h. 131. 116

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),

Cet ke-2, h. 20-22.

Page 64: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

52

bertujuan untuk meninjau ulang proses pendidikan yang telah

dilaksanakan dalam beberapa kurun waktu tertentu, hal tersebut

dimaksudkan untuk memahami, menggali, serta mengoreksi proses

pendidikan tersebut sehingga akan diketahui celah-celah kekurangan

yang harus diperbaiki.117

Dalam tafsir Al-Qur‟an surat al-Isra ayat 14

dijelaskan bahwa diharuskan untuk memperbaiki diri, menghilangkan

kelemahan dan kekurangan dirinya, atau mengimbanginya dengan cara

bertaubat dan menambahkan amal-amal mulia selama masih diberikan

kesempatan untuk hidup.

Untuk itu, dari pemaparan mengenai landasan filosofi pendidikan

anak hingga evaluasi pendidikan anak, tidak dianjurkan kepada orang tua

dan pendidik dalam memberikan kekerasan dalam pendidikan atau dalam

bentuk hukuman jika anak melakukan kesalahan. Kekerasan dalam

pendidikan bukan menjadi solusi untuk menyadarkan anak akan

kesalahan yang telah ia perbuat.

6. Konsep Pendidikan Tanpa Kekerasan Menurut Jamal

Abdurrahman dalam Kitab Athfal Al-Muslimin

Di dalam kitab Athfal Al-Muslimin Jamal Abdurrahman

mengatakan, bahwa tujuan menjatuhkan hukuman dalam pendidikan

Islam hanyalah untuk memberikan bimbingan dan perbaikan, bukan

untuk pembalasan atau kepuasan hati. Oleh karena itu, orang tua dan

pendidik harus memperhatikan kondisi dan watak anak sebelum

menjatuhkan hukuman kepada mereka. Orang tua dan pendidik pun harus

menerangkan kekeliruan yang dilakukannya dan memberikan semangat

kepadanya untuk memperbaiki diri, serta memaafkan kesalahan dan

kekhilafan apabila anak tersebut telah memperbaiki dirinya.

Dalam kitab Athfal Al-Muslimin Ibnu Khaldun memberikan

pernyataan bahwa beliau tidak suka menggunakan kekerasan dan

117

Ihwan Mahmudi, CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan, Vol. 6. No. 1,

Juni 2011.

Page 65: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

53

paksaan dalam mendidik anak. Oleh karena itu Ibnu Khaldun

mengatakan bahaya pemukulan terhadap anak sebagai berikut:

“Barang siapa mendidik orang-orang yang menuntut ilmu, para

budak, atau para pelayan dengan cara kasar dan paksaan, maka

orang yang dididik akan dikuasai oleh serba keterpaksaan.

Keterpaksaan akan membuat jiwanya merasa sulit dan sempit

untuk mendapatkan kelapangan. Semangat membuat

kreativitasnya lenyap, cenderung pada sikap malas, dan

mendorongnya untuk suka berdusta dan melakukan hal yang keji

karena takut terhadap perlakuan suka memukul yang ditimpakan

atas dirinya secara paksa. Pendidikan cara keras yang diterapkan

terhadap dirinya mengajarinya untuk melakukan tipu muslihat

dan penipuan hingga lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan bagi

yang bersangkutan. Akhirnya, rusaklah nilah-nilai kemanusiaan

yang seharusnya dijunjung tinggi olehnya”.118

Menurut Jamal Abdurrahman dalam kitabnya, hendaknya hukuman

apapun yang diberikan kepada anak tidak sampai menyinggung

kehormatan sang anak dan tidak juga mengandung penghinaan.

Contohnya, memukul sang anak di tengah keramaian atau

memberitahukan kepada mereka bahwa anak tersebut telah melakukan

tindakan pencurian atau lainnya. Setiap anak memiliki kepribadian

masing-masing yang harus dijaga dan kehormatan yang harus dipelihara,

untuk itu seorang pendidik harus memperhatikan hal tersebut.

Sesungguhnya masih banyak para pendidik yang masih

menyalahgunakan tujuan diadakannya hukuman, mereka beranggapan

akan mendatangkan hasil terbaik dengan penerapan hukuman dalam

pendidikan. Faktanya, menerapkan hukuman dan kekerasan hanya akan

menambahkan kebodohan dan kebekuan pikiran pada anak, sehingga

dapat berpengaruh terhadap keadaan psikisnya. Seorang anak didik bila

mendapati di sampingnya seseorang yang mengajarinya tentang

kewajiban yang harus dilakukannya dengan cara yang bijak dan nasihat

yang baik dan terus menerus menyemangatinya untuk bekerja, maka

tidak diperlukan lagi adanya hukuman yang bermuatan kekerasan.

118

Jamal Abdurrahman, Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin,

(Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004), h. 94-95.

Page 66: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

54

Apabila tujuan dari hukuman adalah mengadakan perbaikan, maka

pukulan bukan merupakan sarana untuk perbaikan, dan sesungguhnya

saling pengertian secara individu dapat mendatangkan hasil yang jauh

lebih baik daripada hasil yang diperoleh melalui bahasa cambuk dan

tongkat. Dan juga termasuk cara yang keliru bila orang tua dan pendidik

mengancam anak didik dengan hukuman yang tidak mungkin bagi orang

tua dan pendidik akan melaksanakannya atau hukuman yang sifatnya

hanya menakut-nakuti. Karena cara seperti ini sama artinya dengan

membiasakan anak didik untuk bersikap keliru, sehingga makin banyak

bahaya dan masalah yang dihadapi orang tua dan pendidik.

Menurut Jamal Abdurrahman, sesungguhnya petunjuk Nabi

Muhammad SAW merupakan petunjuk yang paling sempurna

sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:

“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.”

(Q.S. An-Nur: 54)

Sehubungan dengan hal ini, Aisyah R.A berkata:

إمرأة و ال خادما إال أن يجاهد في ما ضرب رسول هللا ص.م شيئا قط بيده و ال

سبيل هللا )رواه مسلم(

“Rasulullah SAW tidak pernah memukul dengan tangannya, baik

terhadap istri ataupun pelayannya, kecuali bila berjihad di jalan Allah.”

(HR. Muslim)119

Di dalam kitab Athfal Al-Muslimin Jamal Abdurrahman

memaparkan mengenai patokan dalam memberikan hukuman, di

antaranya:120

119

Jamal Abdurrahman Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin,

(Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004), h. 95. 120

Jamal Abdurrahman, Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin,

(Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004), h. 96-98.

Page 67: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

55

a. Pukulan tidak boleh dilakukan sebelum anak menginjak usia 10

tahun. Hal ini berkenaan dengan masalah meninggalkan shalat,

karena shalat adalah rukun Islam paling besar sesudah membaca dua

kalimat syahadat. Dengan kata lain, pelanggaran yang dilakukan

bukan berkenaan dengan masalah meninggalkan shalat, seperti

masalah yang menyangkut kehidupan, atau pendidikan, dan sang

anak tidak boleh dipukul apabila melanggarnya jika usianya belum

mencapai 10 tahun.

b. Berupaya dalam meminimalkan hukuman, dan menjadikan hukuman

seperti garam dalam masakan, sedikit tapi membuat makanan

menjadi lezat, apabila kebanyakan akan merubah cita rasanya. Begitu

pula dengan pukulan, semakin banyak dilakukan, akan mengurangi

keampuhan dan efektivitasnya, bahkan menjadikan anak terbiasa

dengannya, kemudian akan membuatnya bertambah bodoh.

Rasulullah SAW bersabda:

ال يجلد فوق عشر جلدات إال في حد من من حدود هللا )رواه البخاري(

“Hukuman cambuk lebih dari sepuluh kali dera tidak boleh

dilakukan, kecuali dalam salah satu hukuman had dari hukum-

hukum had Allah.” (HR. Bukhari)121

Kesimpulan dari hadits di atas bahwa hukuman pukulan hanya

diperbolehkan maksimal 10 kali pukulan dan hal ini pun dilakukan

terhadap orang mukallaf yang sudah baligh. Bagaimana sikap kita

terhadap anak yang belum mencapai usia taklif? Sudah pasti kita tidak

boleh memukulnya sebelum mencapai usia 10 tahun. Dahulu, Khalifah

Umar bin Abdul Aziz mengirim surat kepada seluruh Gubernurnya yang

ada di berbagai kota besar, yang isinya bahwa seorang guru tidak

diperbolehkan memukul anak didiknya lebih dari 3 kali secara berturut-

121

Jamal Abdurrahman, Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin,

(Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004), h. 96.

Page 68: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

56

turut, karena hal ini akan menakutkan anak didik. Yang dimaksud

pukulan disini adalah mengajarkan, bukan menghukum.122

c. Ulama tafsir mengatakan bahwa pukulan menggunakan cambuk

dianjurkan hanya mengenai bagian kulit saja dan tidak melampauinya

hingga menembus daging. Hal tersebut bertentangan dengan hukum

Al-Qur‟an dan maksud dari firman-Nya, “fajlidu” yaitu kulit

punggung dari tubuh manusia. Maksudnya adalah pukullah sebanyak

100 kali sebagai hukuman atas perbuatannya. Jumlah ini khusus

untuk orang-orang baligh yang dikenai hukuman had.

d. Sarana yang dipakai untuk memukul tidak boleh berupa cambuk yang

keras. Zaid bin Aslan telah meriwayatkan bahwa dahulu pada masa

Rasulullah SAW pernah ada seorang lelaki mengakui dirinya telah

berbuat zina. Rasulullah pun meminta cambuk, lalu didatangkanlah

kepadanya sebuah cambuk yang telah terurai ujungnya, maka beliau

bersabda: “Di atas ini.” Lalu didatangkanlah sebuah cambuk yang

telah terurai ujungnya, maka beliau bersabda: “Di bawah ini”.

Akhirnya didatangkanlah kepadanya sebuah cambuk yang telah

digunakan dan agak lunak ujungnya, kemudian Rasulullah

memerintahkan agar lelaku itu didera dengan cambuk tersebut.

Sesudah itu Rasulullah bersabda:

أيها الناس قد ان لكم أن تنتهوا عن حدود هللا من أصاب هذه القاذورات شيئا

فليستتر بستر هللا فإنه من يبدى لنا صفحته نقم عليه كتاب هللا

“Hai sekalian manusia, sekarang sudah saatnya bagi kalian

menghentikan (perbuatan yang menyebabkan) hukuman had Allah.

Barang siapa melakukan sesuatu dari perbuatan yang keji ini,

hendaklah ia menutupi dirinya dengan tirai Allah, karena barang

122

Jamal Abdurrahman, Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin,

(Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004), h. 96.

Page 69: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

57

siapa mengakui perbuatannya terhadap kami, niscaya kami akan

menegakkan hukum Allah terhadapnya.”123

e. Seseorang yang memberikan pukulan tidak boleh mengangkat tinggi

ketiaknya, sebagaimana yang dikatakan oleh Umar terhadap juru

pukulnya: “Janganlah kamu angkat ketiakmu!”. Maka yang dimaksud

larangan ini adalah agar pukulan yang diberikan tidak melukai, tidak

terlalu keras dan kuat. Karena ada larangan Nabi SAW mengenai hal

ini:

إذا ضرب أحدكم خادمه فذكر هللا فار فعوا أيديكم )رواه الترمذي(

“Apabila seseorang di antara kalian memukul pelayannya, lalu

pelayannya menyebut nama Allah, maka tahanlah tangan kalian

(dari memikulnya). (HR. Tirmidzi)

Hal tersebut tidak hanya dianjurkan untuk peleyan, akan tetapi juga

dianjurkan untuk anak kecil. Bila anak meminta tolong kepada Allah

ketika hendak dipukul, maka pengasuh dan pendidik sebaiknya

menghentikan pukulan. Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang meminta perlindungan kepada kalian atas nama

Allah maka lindungilah dan siapa yang meminta kepada kalian

dengan nama Allah maka berilah.”

Akan tetapi menurut Jamal Abdurrahman hal ini tidak dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan apa yang dikatakan oleh beberapa

pendapat ahli yang menyebutkan bahwa anak yang bersangkutan bisa

saja menjadikan hal ini sebagai kilah dan jalan keluar agar terbebas dari

hukuman setiap kali dikenai hukuman. Demikian karena sesungguhnya

berkah, taufiq, dan hidayah semuanya apabila taat kepada Nabi SAW.

Allah SWT telah berfirman:

123

Jamal Abdurrahman, Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin,

(Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004), h. 97.

Page 70: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

58

“…..dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat

petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan

menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (QS. An-Nur: 54)

Memang benar bisa jadi ada sebagian anak yang berkilah dengan

cara ini. Tetapi siapakah yang disalahkan bila anak-anak didik berani

melakukan kilah dan tipu muslihat seperti ini? Oleh karena itu, pendidik

harus melakukan introspeksi, mengevaluasi segala kekeliruan, dan

kembali berangkat dari kaidah yang diakui oleh syariat dalam masalah

pendidikan secara ilmiah dan benar, agar tidak terjadi ketimpangan dan

kontradiksi dalam penerapannya.

Oleh karena itu Jamal Abdurrahman mengatakan bahwa tidak

sepatutnya memperbanyak hukuman, karena berpengaruh sangat buruk

terhadap anak didik. Dan juga kekerasan yang dilakukan terhadap anak

didik secara terus menerus dapat membahayakan tubuh, akhlak, dan

emosi mereka. Untuk itu, harus ada cara lain yang dilakukan secara bijak,

seperti kata pepatah “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Karena

sesungguhnya pendidik yang bijaksana ialah pendidik yang menjauhkan

anak didiknya dari pengaruh lingkungan yang dapat menjerumuskannya

ke dalam berbagai kekeliruan.

Jamal Abdurrahman di dalam kitabnya, mengemukakan bahwa ada

beberapa akibat dari hukuman yang ditimpakan kepada anak apabila

orang tua atau pendidik dalam keadaan marah, yaitu:124

a. Tidak bermanfaat

b. Mendatangkan rasa antipasti dan kebencian dalam diri anak

c. Pukulan seperti itu tidak bertujuan untuk mendidik, melainkan hanya

untuk kepuasan semata dalam menyalurkan amarah terhadap anak

didiknya yang seharusnya dikasihani.

d. Sesungguhnya orang yang dalam keadaan marah seperti ini biasanya

tidak memelihara hukum-hukum Allah saat menimpakan pukulan.

124

Jamal Abdurrahman, Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin,

(Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004), h. 99.

Page 71: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

59

Adakalanya dia memukul bagian wajah atau bagian yang sensitive,

seperti kepala, leher, dan kemaluan. Padahal sesungguhnya bagian-

bagian ini tidak boleh dipukul, karena bisa jadi pukulan yang

diberikan ke bagian-bagian tersebut akan menimbulkan kecacatan

permanen pada diri anak, bahkan akan menghantarkannya pada

kematian. Karena, contoh mengenai hal tersebut cukup banyak

menimbulkan kejadian yang begitu memilukan. Pernah dihadapkan

kepada khalifah Ali bin Abi Thalib seorang laki-laki yang mabuk dan

harus menjalani hukuman had minum khamr, maka Ali berkata,

“Deralah dia dan berikanlah kepada setiap anggota tubuhnya bagian

yang berhak diterimanya, tetapi hindarilah wajah dan kemaluan!”

Nabi SAW bersabda:

إذا ضرب أحدكم فليتق الوجه )رواه مسلم(

“Apabila seseorang di antara kalian memukul, maka hindarilah

bagian wajah.” (HR. Muslim)125

Dari pengertian di atas, dapat diketahui rahasia yang terkandung di

balik pesan terulang Nabi Muhammad SAW kepada seorang laki-laki

Badui saat mengatakan kepadanya, “Berpesanlah padaku!” Kemudian

Nabi SAW menjawab:

ال تغضب )رواه البخاري(

“Kamu jangan suka marah.” (HR. Bukhari)126

Laki-laki itu berkata, “Setelah kurenungkan apa yang dipesankan

Nabi SAW, ternyata aku jumpai bahwa sikap marah menghimpun semua

keburukan.”

a. Buku karangan DR. Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid

dengan judul Manhaj at-Tarbiyah an-Nabawiyyah Lith Thifl

(Judul Terjemahan: Prophetic Parenting, Cara Nabi SAW

125

Jamal Abdurrahman, Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin,

(Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004), h. 99. 126

Jamal Abdurrahman, Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin,

(Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004), h. 99.

Page 72: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

60

Mendidik Anak) yang diterjemahkan oleh Farid Abdul Aziz

Qurusy.127

Buku ini menjelaskan bahwa pendidikan bagi anak bermula

dari ketika kedua orang tua menikah. Kemudian hubungan keuda

orang tua, keshalehan mereka dan kesepakatan mereka dalam

melakukan kebajikan, memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam

membentuk sisi psikis dan kecenderungan bagi sang anak. Dalam

buku ini ditekankan pentingnya pertumbuhan anak di dalam

naungan ibu, keluarga dan lingkungan serta hubungan kekerabatan

dengan kedua orang tua dan karib-kerabatnya. Juga tentang

pentingnya menjaga nilai-nilai islami dalam masa pertumbuhannya

dan membiasakannya untuk selalu berpikir.

Konten di dalamnya mengenai metode yang diterapkan

oleh Rasulullah SAW dalam mendidik. Karena orang yang paling

sempurna penghambaannya kepada Allah SWT adalah Nabi

Muhammad SAW. Hal itu tercermin dari perilakunya. Beliau

adalah contoh ideal dalam segala hal.

Metode pendidikan Rasulullah SAW masih diterapkan

dalam pendidikan di dalam rumah tangga ataupun di sekolah.

Secara umum, metode ini saling menunjang antara satu dengan

yang lainnya. Oleh karena itu, tidak bisa dikatakan bahwa cara

yang satu lebih unggul daripada yang lain. Semuanya merupakan

satu kesatuan dalam proses pendidikan. Dan oleh karenanya harus

diterapkan secara seimbangan dan adil.

Di dalam buku ini dijelaskan bahwa tujuan

dilaksanakannya hukuman adalah agar anak dapat menyadari

besarnya nilai kasih sayang dan kelembutan yang dia dapatkan dari

kedua orang tuanya sebelum dihukum. Anak juga dapat merasakan

pentingnya ketaatan, sikap dan perilaku yang baik. Orang tua

127

Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic Parenting Cara Nabi SAW

Mendidik Anak, (Yogyakarta: Pro-U Media, 2010).

Page 73: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

61

sangat berperan penting dalam mendidik dan mengajar anak sejak

mereka masih kecil. Karena jika sikap dan perbuatan terpuji

tertanam sejak kecil, maka anak akan tumbuh dengan akhak yang

baik dan terbiasa untuk selalu bersikap dan berperilaku terpuji.

b. Buku karangan Syekh Khalid bin Abdurrahman al-„Ik

dengan judul Tarbiyah al-Abna’ wa al-Banat fi Dhau’ al-

Qur’an wa as-Sunnah (Judul Terjemahan: Prophetic

Parenting, Mendidik Anak Sejak Kandungan Hingga Besar)

yang diterjemahkan oleh Dwi dan Aguk.128

Buku ini menguraikan secara komprehensif mengenai

cara mendidik anak berdasarkan al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah

SAW, dan juga memberikan solusi bagi para orang tua dalam

mendidik anak sejak dalam kandungan hingga besar. Buku ini juga

menjelaskan bahwa orang tua dan keluarga berperan penting dalam

proses mendidik anak, dan juga dijelaskan tahapan-tahapan

mendidik anak sejak fase sebelum kelahiran hingga menuju fase

dewasa.

Orang tua berperan penting dalam proses pendidikan

anak, agar kelak dalam kehidupan bermasyarakat bisa menjadi

orang yang bermanfaat. Metode pendidikan yang digunakan orang

tua hendaknya berpegang pada nilai-nilai Islam dalam mendidik

anak, dan menjadikan Raasulullah SAW sebagai tokoh atau suri

tauladan, agar dapat membawa anak ke dalam kehidupan yang baik

di dalam lingkungan keluarga yang harmonis.

Adapun beberapa konten yang dijelaskan dalam buku ini, di

antaranya: untuk seorang ibu mengenai penjagaan terhadap janin,

kepada orang tua mengenai mendidik dengan membangun

kepribadian anak, mendidik dengan pembentukan jiwa

keberagamaan, keimanan dan ibadah anak, mendidik dengan

128

Khalid bin Abdurrahman al-„Ik, Prophetic Parenting, (Yogyakarta: Laksana, 2017),

Cet ke-I.

Page 74: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

62

dengan metode pendidikan etika, dialog, dan pemberian tugas,

mendidik karakter dan sosial anak serta menyayanginya dengan

tanpa pilih kasih, serta memberikan hak anak dalam mendapatkan

keadilan, pengetahuan, dan kebijaksanaan.

C. Temuan Hasil Analisis Kritis Komparatif

Ditemukan dari 2 (dua) judul yang dikaji penulis, terdapat banyak

kesamaan pandangan para penulis buku yang berkaitan dengan Konsep

Pendidikan Tanpa Kekerasan Menurut Jamal Abdurrahman dalam Kitab

Athfal Al-Muslimin. Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan

yang paling utama. Anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan

apa dan bagaimana cara orang tua mendidiknya. Pendidikan yang keras

dan tidak ramah terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua seharusnya

tidak terjadi, karena anak merupakan asset keluarga dan juga penerus

keturunan bagi orang tua. Anak yang dididk tanpa cinta dan kasih sayang

akan tumbuh dengan deviasi dan patologis (keadaan berupa

penyimpangan perilaku dalam bentuk merugikan diri sendiri dan orang

lain). Sebaliknya, anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang

kokoh, penuh cinta, dan jauh dari eksploitasi, akan lahir dan tumbuh

sebagai generasi berkarakter dan pada gilirannya akan menjadi warga

masyarakat dan warga negara yang berkarakter pula. Oleh karena itu,

anak perlu dididik dengan cinta dan kasih sayang, dengan

mengedepankan kelemahlembutan daripada kekerasan dalam

penyampaiannya. Setiap anak sebagaimana manusia mempunyai

kebutuhan dasar yang menuntut untuk dipenuhi agar anak dapat tumbuh

dan berkembang secara wajar.

Page 75: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

62

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan konsep pendidikan anak dalam kitab

Athfal Al-Muslimin dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dilihat dari landasan filosofi pendidikan anak, pelaksanaan pendidikan

dalam bentuk apapun harus dilandasi filsafat dan teori pendidikan,

termasuk dalam praktik pendidikan anak.

2. Dilihat dari tujuan pendidikan anak dalam Islam, bertujuan untuk

meningkatkan potensi spiritual anak agar menjadi manusia yang

berkahlak mulia, beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

3. Dilihat dari materi pendidikan anak dalam Islam yang menjadi

tanggung jawab pendidik dalam pendidik anak, di antaranya:

pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik (jasmani),

pendidikan rasio (akal), pendidikan psikologi (kejiwaan), pendidikan

sosial, pendidikan seksual.

4. Dilihat dari metode pendidikan anak dalam Islam, di antaranya:

pendidikan keteladanan, pendidikan adat kebiasaan, pendidikan

nasihat, pendidikan dengan perhatian dan pengawasan, pendidikan

dengan memberikan hukuman.

5. Dilihat dari konsep pendidikan menurut Jamal Abdurrahman,

pendidikan dengan kekerasan bukanlah pendidikan yang dianjurkan

oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.

6. Konsep pendidikan anak tanpa kekerasan dapat dilakukan dengan

memahami anak dengan sesungguhnya dan mencintainya karena Allah

SWT, mendidik dengan penuh kasih sayang, mendidik dengan

bijaksana, memberikan nasihat melalui perkataan yang baik, selalu

mendo‟akan kebaikan kepada anak, memberikan semangat untuk

memperbaiki jika melakukan kesalahan, memberikan hukuman

sewajarnya tanpa menyakitinya.

Page 76: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

63

7. Dalam menghindari pendidikan dengan kekerasan terhadap anak

digunakan beberapa prinsi, yaitu: memberitahukan kesalahannya,

menghukum tanpa menyakitinya, kesalahan anak menjadi bahan

evaluasi orang tua dan pendidik, dan tujuan dari hukuman adalah

sebagai sarana perbaikan.

8. Dampak pendidikan dengan kekerasan bagi anak adalah: menurunkan

tingkat kecerdasan, trauma berkelanjutan, menghambat perkembangan

jiwa, membuat anak menjadi depresi, berbohong karena takut

dimarahi, menyebabkan anak menjadi durhaka.

B. Saran

Pendidikan anak dengan menggunakan kekerasan masih banyak

dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya. Oleh karena itu, perlu adanya

penyuluhan atau kajian kitab Athfal Al-Muslimin dan bimbingan sosial

terhadap keluarga dengan pembelajaran keluarga untuk menghindari

tindakan yang tidak seharusnya terjadi, dan penerapan pola asuh yang

bijaksana.

Khususnya kepada orang tua dan calon orang tua disarankan agar

menempuh cara-cara mendidik anak tanpa kekerasan sebagaimana yang

tekah diajarkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW yang ada di dalam

kitab Athfal Al-Muslimin.

Page 77: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

64

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Jamal. Athfal Al-Muslimin Kayfa Rabbahum An-Nabiyyu Al-Amiin.

Makkah: Rabbi‟u Mahmud, 2004.

Al-„Ik, Khalid bin Abdurrahman. Prophetic Parenting. Yogyakarta: Laksana,

2017. Cet. I.

Al-Adawiah, Rabiah. Upaya Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Vol. 1. No.

2. 2015.

Amri, Asep Saepul. “Konsep Pendidikan Anak dalam Islam Perspektif Ibnu

Qayyim Al-Jauziyyah”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Walisongo,

2017.

Anshor, Ulfah Maria. Gholib, Abdullah. Parenting With Love. Bandung: PT

Mizan Pustaka, 2010. Cet. I.

Astri, Herlina. Perlindungan Sosial Bagi Penanganan Masalah Tindak Kekerasan

Terhadap Anak. Vol. 1. No. 1. Juni 2010.

Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan Terjemahanya. Depok: Cahaya Qur‟an,

2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga.

Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014.

Faisol. Gus Dur dan Pendidikan Islam: Upaya Mengembalikkan Esensi

Pendidikan di Era Global. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Guntur, Ahmad. “Pendidikan Anak Dalam Keluarga (Studi Komparasi Pemikiran

Abdullah Nashih „Ulwan dan Jamal Abdurrahman”. Skripsi pada

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018.

Hamka. Tafsir Al-Azhar Juz‟XV. Jakarta: PT Pustaka Panjimas, 1984.

Hasbullah. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2017. Cet. XIII.

Hasibuan, Albar Adetary. Filsafat Pendidikan Islam. Malang: UIN Maliki Press,

2015. Cet. I.

Hauck, Paul. Mendidik Anak dengan Berhasil. Jakarta: Arcan, 1993. Cet. V.

Page 78: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

65

http://fauzanma.fitkuinjkt.blogspot.com/2008/12/evaluasi-dalam-al-quran.html.

Diakses pada tanggal 30 Desember 2008.

http://m.detik.com/news/berita/d-4532984/kpai-angka-kekerasan-pada-anak-

januari-april-2019-masih-tinggi?. Diakses pada tanggal 02 Mei 2019.

Imani, Allamah Kamal Faqih. Tafsir Nurul Qur‟an. Jakarta: Al-Huda, 2005. Cet.

I.

Jauhari, Muhammad Insan. Pendidikan Anti Kekerasan Perspektif Al-Qur‟an dan

Implementasinya dalam Metode Pengajaran PAI. Vol. XIII. No. 2.

Desember 2016.

Lestari, Sri. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Cet. I.

Mahmudi, Ihwan. CIIP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. Vol. 6. No.

1. Juni 2011.

Moeliono, Anton M. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka,

1989.

Muchtar, Heri Jauhari. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Cet. II.

Mujib, Abdul. Mudzakkir, Jusuf. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2017.

Cet. V.

Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenamedia Group,

2016. Cet. III.

Pidarta, Made. Studi Tentang Landasan Kependidikan. Jilid. 4. No. 1. Februari

1997.

Qayyim, Ibnu. Kunci Surga Mencari Kebahagiaan dengan Ilmuu. Terj. Abdul

Muin dan Salim Rusydi Cahyono. Solo: Tiga Serangkai, 2009. Cet. I.

Rahmat, Stephanus Turibius. Filsafat Pendidikan Anak Usia Dini. Vol. 1. No. 1.

Juli 2018.

Rifa‟I, Muhammad. Sosiologi Pendidikan Struktur & Interaksi Sosial di Dalam

Institusi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016. Cet. III.

Roqib, Moh. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta, 2009. Cet. I.

Page 79: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal

66

Satori, Djam‟an. Komariah, Aan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta, 2013. Cet. V.

Shihab, M. Quraish. Al-Lubab Surah Yusuf (12) – Surah Asy-Syu‟ara‟ (26).

Ciputat: Lentera Hati, 2012. Cet. I.

Strauss, Anselm. Corbin, Juliet. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Terj.

Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien. Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2003. Cet. I.

Suwaid, Muhammad Nur Abdul Hafizh. Prophetic Parenting Cara Nabi SAW

Mendidik Anak. Yogyakarta: Pro-U Media, 2010.

Suyitno, Y. Landasan Filosofi Pendidikan. Bandung: Departemen Pendidikan

Nasional Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Pendidikan, 2009.

Taubah, Mufatihatu. Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 03. No. 01. Mei 2015.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Uhbiyati, Nur. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam. Semarang: Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo, 2002.

Ulwan, Abdullah Nashih. Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. Semarang: CV

Asy Syifa‟, 1091. Cet. III.

Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad Fii al- Islam. Terj. Emiel Ahmad.

Jakarta: Khatulistiwa Press, 2017. Cet. V.

Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam. Terj. Jamaluddin Miri.

Jakarta: Pustaka Amani, 2017. Cet. III.

Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad Fii al-Islam. Terj. Saifullah Kamalie.

Bandung: Asy-Syifa‟, 1981.

Usman. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Teras, 2010. Cet. I.

Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008. Cet. II.

Page 80: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal
Page 81: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal
Page 82: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal
Page 83: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal
Page 84: KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT JAMAL ABDURRAHMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Tasya Annisa (NIM: 11150110000054). Konsep Pendidikan Anak Menurut Jamal