Konsep Ketuhanan Dalam Islam

25
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KELOMPOK 1

Transcript of Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Page 1: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KELOMPOK 1

Page 2: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

PEMBAHASAN1. Filsafat Ketuhanan dalam IslamSiapakah Tuhan itu?Perkataan ilah, yang diterjemahkan “Tuhan”, dalam Al-Quran

dipakai untuk menyatakan berbagai obyek yang dibesarkan atau dipentingkan manusia, misalnya dalam QS 45 (Al-Jatsiiyah): 23, yaitu:

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya….?”

Dalam QS 28 (Al-Qashash):38, perkataan ilah dipakai oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri:

“Dan Fir’aun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.”

Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi) maupun benda nyata (Fir’aun atau penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam Al-Quran juga dipakai dalam bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna: ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun). Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran sebagai berikut:

Page 3: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.

Ibnu Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk

kepada-Nya, merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56)

Atas dasar definisi ini, Tuhan itu bisa berbentuk apa saja, yang dipentingkan manusia. Yang pasti, manusia tidak mungkin atheis, tidak mungkin tidak ber-Tuhan.Berdasarkan logika Al-Quran, setiap manusia pasti ada sesuatu yang dipertuhankannya.Dengan begitu, orang-orang komunis pada hakikatnya ber-Tuhan juga.Adapun Tuhan mereka ialah ideologi atau angan-angan (utopia) mereka.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “la ilaaha illa Allah”.Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah.

 

Page 4: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan1. Pemikiran BaratYang dimaksud konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia

adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Javens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme adalah sebagai berikut: 

DinamismeMenurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui

adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan.Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda.Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu), dan syakti (India). Meskipun tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya.

 

Page 5: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

AnimismeMasyarakat primitif pun mempercayai adanya peran roh dalam

hidupnya.Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh.Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati.Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang apabila kebutuhannya dipenuhi.Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh.Saji-sajian yang sesuai dengan saran dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.

 PoliteismeKepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak

memberikan kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.Ada dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yangmembidangi masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya.

 

Page 6: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

HenoteismePoliteisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan Tingkat Nasional). MonoteismeKepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme.Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham, yaitu: deisme, panteisme, dan teisme.Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh Max Muller dan EB.Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka mempunyai kepercayaan pada wujud yang Agung dan sifat-sifat yang khas terhadap Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain.

Page 7: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

HenoteismePoliteisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan Tingkat Nasional). MonoteismeKepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme.Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga paham, yaitu: deisme, panteisme, dan teisme.Evolusionisme dalam kepercayaan terhadap Tuhan sebagaimana dinyatakan oleh Max Muller dan EB.Taylor (1877), ditentang oleh Andrew Lang (1898) yang menekankan adanya monoteisme dalam masyarakat primitif. Dia mengemukakan bahwa orang-orang yang berbudaya rendah juga sama monoteismenya dengan orang-orang Kristen. Mereka mempunyai kepercayaan pada wujud yang Agung dan sifat-sifat yang khas terhadap Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan kepada wujud yang lain.

Page 8: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Pemikiran Umat IslamPemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW.Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara keduanya.Sebab timbulnya aliran tersebut adalah karena adanya perbedaan metodologi dalam memahami Al-Quran dan Hadis dengan pendekatan kontekstual sehingga lahir aliran yang bersifat tradisional. Aliran tersebut yaitu: 1. QodariahBerpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin dan hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.2. Jabariah yang merupakan pecahan dari Murji’ahBerteori bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat.Semua tingkah laku manusia ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.3. Asy’ariyah dan Maturidiyah yang pendapatnya berada di antara Qadariah dan Jabariah

Page 9: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Tuhan Menurut Agama-Agama WahyuInformasi tentang asal-usul kepercayaan terhadap Tuhan antara lain tertera dalam:1. QS. Al-Anbiya ayat 92Sesungguhnya agama yang diturunkan Allah adalah satu, yaitu agama Tauhid. Oleh karena itu seharusnya manusia menganut satu agama, tetapi mereka telah berpecah belah. Mereka akan kembali kepada Allah dan Allah akan menghakimi mereka.2. QS. Al-Maidah ayat 72Al-Masih berkata: “Hai Bani Israil sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti mengharamkan kepadanya surga, dan tempat mereka adalah neraka.3. QS. Al-Ikhlas ayat 1-4“Katakanlah, Dia-lah: Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu.Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” Dari ungkapan ayat-ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan adalah Allah.Tuhan yang haq dalam konsep Al-Qur’an adalah Allah. Hal ini dinyatakan antara lain dalam surat Ali Imran ayat 62, surat Shad ayat 35 dan 65, surat Muhammad ayat 19. Dalam Al-Qur’an diberitahukan pula bahwa ajaran tentang Tuhan diberikan kepada para nabi sebelum Muhammad adalah Tuhan Allah juga.

Page 10: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Tuhan Menurut Agama-Agama WahyuInformasi tentang asal-usul kepercayaan terhadap Tuhan antara lain tertera dalam:1. QS. Al-Anbiya ayat 92Sesungguhnya agama yang diturunkan Allah adalah satu, yaitu agama Tauhid. Oleh karena itu seharusnya manusia menganut satu agama, tetapi mereka telah berpecah belah. Mereka akan kembali kepada Allah dan Allah akan menghakimi mereka.2. QS. Al-Maidah ayat 72Al-Masih berkata: “Hai Bani Israil sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti mengharamkan kepadanya surga, dan tempat mereka adalah neraka.3. QS. Al-Ikhlas ayat 1-4“Katakanlah, Dia-lah: Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung pada-Nya segala sesuatu.Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” Dari ungkapan ayat-ayat tersebut, jelas bahwa Tuhan adalah Allah.Tuhan yang haq dalam konsep Al-Qur’an adalah Allah. Hal ini dinyatakan antara lain dalam surat Ali Imran ayat 62, surat Shad ayat 35 dan 65, surat Muhammad ayat 19. Dalam Al-Qur’an diberitahukan pula bahwa ajaran tentang Tuhan diberikan kepada para nabi sebelum Muhammad adalah Tuhan Allah juga.

Page 11: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Secara umum kita dapat membagi uraian Al-Qur’an tentang bukti Keesaan Tuhan dengan tiga bagian pokok, yaitu: 1. Kenyataan wujud yang tampakDalam konteks ini al-Qur’an menggunakan seluruh wujud sebagai bukti, khususnya keberadaan alam raya ini dengan segala isinya.Berkali-kali manusia diperintahkan untuk melakukan nazhar, fikr, serta berjalan di permukaan bumi guna melihat betapa alam raya ini tidak mungkin terwujud tanpa ada yang mewujudkannya.“Tidakkah mereka melihat kepada unta bagaimana diciptakan, dan ke langit bagaimana ia ditinggikan, ke gunung bagaimana ia ditancapkan, serta ke bumi bagaimana ia dihamparkan?” (QS. Al-Gasyiyah: 17-20) 2. Rasa yang terdapat dalam jiwa manusia “Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, dan (berlayar) di lautan.Sehingga bila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa para penumpangnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya; (kemudian) datanglah angin badai dan apabila gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya).Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata) “sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.” (QS. Yunus:22)` 

Page 12: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

3. Dalil-dalil logikaBertebaran ayat-ayat yang menguraikan dalil-dalil aqliah tentang Keesaan Tuhan. Misalnya,“Bagaimana Dia mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri.Dia yang menciptakan segala sesuatu, dan Dia yang menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-An’am:101)“Seandainya pada keduanya (langit dan bumi) ada dua Tuhan, maka pastilah keduanya binasa.” (QS. Al-Anbiya:22) Keesaan Allah itu mencakup empat macam yaitu Keesaan Zat-Nya, Keesaan Sifat-Nya, Keesaan Perbuatan-Nya, dan Keesaan dalam beribadah kepada-Nya.

Page 13: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan FisikaHukum yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan energy membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali (tidak berawal dan tidak berakhir). Bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika di alam terus berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan. Hal ini membuktikan secara pasti bahwa alam bukan bersifat azali.Oleh karena itu pasti ada yang menciptakan alam yaitu Tuhan. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan AstronomiMetode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan keserasian alam tersebut oleh Ibnu Rusyd diberi istilah “dalil ikhtira”. Disamping itu Ibnu Rusyd juga menggunakan metode lain yaitu “dalil inayah”. Dalil Inayah adalah metode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan manfaat alam bagi kehidupan manusia (Zakiah Daradjat, 1996:78-80).

Page 14: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan FisikaHukum yang dikenal dengan hukum keterbatasan energi atau teori pembatasan energy membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali (tidak berawal dan tidak berakhir). Bertitik tolak dari kenyataan bahwa proses kerja kimia dan fisika di alam terus berlangsung, serta kehidupan tetap berjalan. Hal ini membuktikan secara pasti bahwa alam bukan bersifat azali.Oleh karena itu pasti ada yang menciptakan alam yaitu Tuhan. Pembuktian Adanya Tuhan dengan Pendekatan AstronomiMetode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan keserasian alam tersebut oleh Ibnu Rusyd diberi istilah “dalil ikhtira”. Disamping itu Ibnu Rusyd juga menggunakan metode lain yaitu “dalil inayah”. Dalil Inayah adalah metode pembuktian adanya Tuhan melalui pemahaman dan penghayatan manfaat alam bagi kehidupan manusia (Zakiah Daradjat, 1996:78-80).

Page 15: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

2. Keimanan dan KetakwaanPengertian ImanIman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati.Dalam suarah Al-Baqarah ayat 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah).Dalam hadist diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-immaanu ‘aqdun bil qalbi waigraarun billisaani wa’amalun bil arkaan). Wujud ImanSeseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan.Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya. Proses Terbentuknya ImanPrinsip Pembinaan BerkesinambunganPrinsip Internalisasi dan IndividuasiPrinsip SosialisasiPrinsip Konsistensi dan KoherensiPrinsip Integrasi  

Page 16: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Tanda-Tanda Orang Beriman1. Jika disebut nama Allah, maka hatinya bergetar.2. Senantiasa tawakal.3. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga

pelaksanaannya.4. Menafkahkan rezeki yang diterimanya.5. Menghindari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat dan

menjaga kehormatan.6. Memelihara amanah dan menempati janji.7. Berjihad di jalan Allah dan suka menolong.8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin.9. Tanda-tanda orang beriman menurut Abu A’la Maududi.10. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.11. Mempercayai kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga

diri.12. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat.13. Senantiasa jujur dan adil.14. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap

persoalan dan situasi.15. Mempunyai pendirian yang teguh, kesabaran, ketabahan, dan

optimisme.16. Mempunyai sikap ksatria, semangat dan berani, tidak gentar

menghadapi resiko, bahkan tidak takut kepada maut.17. Mempunyai sikap hidup damai dan ridha.18. Patuh, taat, dan disiplin menjalankan peraturan ilahi..

Page 17: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Korelasi Keimanan dan KetakwaanKeimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis.Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan zat, keesaan sifat, dan keesaan perbuatan Tuhan.Adapun tauhid praktis disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia.Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis.Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, pikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks.Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dalam lisan dan mengamalkan dengan perbuatan.

Page 18: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Korelasi Keimanan dan KetakwaanKeimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis.Tauhid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan zat, keesaan sifat, dan keesaan perbuatan Tuhan.Adapun tauhid praktis disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan amal ibadah manusia.Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis.Dalam menegakkan tauhid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep dan pelaksanaan, pikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks.Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dalam pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui pikiran, membenarkan dalam hati, mengucapkan dalam lisan dan mengamalkan dengan perbuatan.

Page 19: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problem dan Tantangan KehidupanBerikut inidikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.1. Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasan bendaOrang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah.Kalau Allah hendak member pertolongan, maka tidak ada satu kekuatan pun yang dapat mencegahnya.Sebaliknya, jika Allah hendak menimpakan bencana, maka tidak ada satu kekuatan pun yang sanggup menahan dan mencegahnya. Dengan demikian dapat menghilangkan kepercayaan dan keyakinan kepada manusia, jin, setan, dan benda-benda keramat lainnya. 2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut.Banyak di antara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko.Orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian di tangan Allah. Pegangan orang beriman mengenai soal hidup dan mati adalah firman Allah QS An-Nisa:78.“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”

Page 20: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

3. Iman menanamkan sikap “self help” dalam kehidupan.Pegangan orang beriman dalam hal ini ialah firman Allah dalam QS.Hud: 6.“Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang member rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang dan tempat penyimpananya.Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata.”4. Iman memberikan ketentraman jiwaSering sekali manusia dilanda resa dan duka cita, serta digoncang oleh keraguan dan kebimbangan.Orang yang beriman mempunyai keseimbangan, hatinya tentram (mutmainnah), dan jiwanya tenang (sakinah), seperti dijelaskan firman Allah dalam QS. Ar-Radu: 28.“…(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”5. Iman memwujudkan kehidupan yang baikKehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu melakukan kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik.Hal ini dijelaskan Allah dalam QS. An-Nahl: 97.“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya, akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.”.

Page 21: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuenIman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah dalam QS. Al-An’am: 162.“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam.” 7. Iman memberikan keberuntunganOrang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki.Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya.Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah: 5.“Mereka itulah yang tetap mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”8. Iman mencegah penyakitAkhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena semua gerak dan perbuatan manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti makan, minum, berdiri, melihat, dan berpikir, maupun yang tidak dipengaruhi oleh kemauan seperti gerak jantung, pencernaaan, dll

Page 22: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuenIman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat dengan ikhlas, tanpa pamrih, kecuali keridhaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia senantiasa berpedoman pada firman Allah dalam QS. Al-An’am: 162.“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam.” 7. Iman memberikan keberuntunganOrang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki.Dengan demikian orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya.Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. Al-Baqarah: 5.“Mereka itulah yang tetap mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”8. Iman mencegah penyakitAkhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh manusia mukmin dipengaruhi oleh iman. Hal itu karena semua gerak dan perbuatan manusia mukmin, baik yang dipengaruhi oleh kemauan, seperti makan, minum, berdiri, melihat, dan berpikir, maupun yang tidak dipengaruhi oleh kemauan seperti gerak jantung, pencernaaan, dll

Page 23: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

KESIMPULAN1. Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting)

oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “la illaha illa Allah”.Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan.Yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal ini berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan yaitu Allah.

2. Iman dalam bahasa (Etimologi) artinya adalah membenarkan dan dalam istilah artinya adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lidah (lisan) dan dikerjakan dengan anggota tubuh dalam amalan nyata (konkrit) sehari-hari. Pengertian Iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah ; ikrar dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota badan. Jadi, Iman itu mencakup tiga hal :

• Ikrar dengan hati.• Pengucapan dengan lisan.• Pengamalan dengan anggota badan

3. Seseorang dinyatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan.Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.

Page 24: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

5. Proses terbentuknya keimanan dapat dibentuk melalui Prinsip Pembinaan Berkesinambungan, Prinsip Internalisasi dan Individuasi, Prinsip Sosialisasi, Prinsip Konsistensi dan Koherensi, dan Prinsip Integrasi.

6. Korelasi keimanan dan ketakwaan, Kolerasi artinya hubungan.Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah.

Page 25: Konsep Ketuhanan Dalam Islam

ALHAMDULILLAHSEKIAN DAN TERIMAKASIH