Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan...

3
Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikan Author : Edy Santoso Publish : 25-09-2011 22:56:48 1. Dasar-Dasar Kebutuhan Anak Untuk Memperoleh Pendidikan Secara kodrati anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati dapat dimengerti dari kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini. Rasulullah SAW bersabda: مَامٕنْ مَوْلٕوْدٕإٕلاَّيٕوْلَدٕعَلَىاْلٕٕطْر٠ŽØ©Ù•Ù•ÙŽØ£ÙŽØ¨ÙŽÙˆÙŽØ§Ù‡Ù• يٕهٕوّٕدَانٕهٕ أَوْيٕمَجّٕسَانٕهٕ كَمَاتَنْتَØ-Ù• البَهٕيْمَةٕ جَمْعَاءٕهَلْ تٕØ-ٕسّٕوْنَ مٕنْ جَدْعَاءَ ,ثٕمَّ يَقٕوْلٕ أَبٕوْهٕرَيْرَةَ, وَاقْرَءٕوْاإٕنْ شٕئْتٕمْ ٕٕطْرَةَاللهٕ الَّتٕى َٕطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَالاَتَبْدٕيْلَ لَخَلْقٕ اللهٕ ذلٕكَ الدّٕيْنٕ اْلقَيّٕمٕ (رواه مسلم ) Artinya: “Tiadalah seorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka akibat kedua orang tuanyalah yang me-Yahudikan atau men-Nasranikannya atau me-Majusikannya. Sebagaimana halnya binatang yang dilahirkan dengan sempurna, apakah kamu lihat binatang itu tiada berhidung dan bertelinga? Kemudian Abi Hurairah berkata, apabila kau mau bacalah lazimilah fitrah Allah yang telah Allah ciptakan kepada manusia di atas fitrahNya. Tiada penggantian terhadap ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus (Islam).” (H.R Muslim) Allah berfirman: وَاللهٕ أَخْرَجَكٕمْ مٕنْ بٕطٕوْنٕ إٔمَّهَاتٕكٕمْ لاَتَعْلَمٕوْنَ شَيْأً (النØ-Ù„:78) Artinya: “Tuhan itu melahirkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun.” (QS. An Nahl:78) Dari Hadits dan ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manusia itu untuk dapat menentukan status manusia sebagaimana mestinya adalah harus mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini keharusan mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut. a. Aspek Paedagogis Dalam aspek ini para ahli didik memandang manusia sebagai animal educandum: makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataanya manusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik. Sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih secara dressur, artinya latihan untuk mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis, tidak berubah. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya mereka dapat dididik dan dikembangkan ke arah yang diciptakan, setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda: Ø-َقّٕ الوَالَدٕ عَلَى اْلوَلَدٕ أَنْ يٕØ-ْسٕنَ اسْمَهٕ وَأَدَبَهٕ وَأَنْ يٕعَلّٕمَهٕ اْلكٕتَابَهَ وَالسّٕبَاØ-ÙŽØ©ÙŽ وَالرّٕمَايَةَ وَأَنْ لاَيَرْزٕقَهٕ إٕلاَّطَيّٕبًا وَأَنْ يٕزَوّٕجَهٕ إٕذَاأَدْرَكَ (رواه الØ-اكم) Artinya: ”Kewajiban orang tua kepada anaknya adalah memberi nama yang baik, mendidik sopan santun dan mengajari tulis menulis, renang, memanah, membri makan dengan makanan yang baik serta mengawinkannya apabila iia telah mencapai dewasa.” (HR. Hakim) Islam mengajarkan bahwa anak itu membawa berbagai potensi yang selanjutnya apabila potensi tersebut dididik dan dikembangkan ia akan menjadi manusia yang secara fisik-fisik dan mental memadai. b. Aspek Sosiologis dan Kultural Menurut ahli sosiologi pada prinsipnya, manusia adalah homosocius, yaitu makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau memiliki gazirah (instink) untuk hidup bermasyarakat. Sebagai makluk sosial manusia harus memiliki rasa tanggung jawab sosial (social responsibility) yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik (inter relasi) dan saling pengaruh mempengaruhi antara sesama anggota masyarakat dalam Page 1

Transcript of Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan...

Page 1: Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikanskp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/KonsepIslamTentang_Edy... · Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikan

Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikan

Author : Edy Santoso

Publish : 25-09-2011 22:56:48

1. Dasar-Dasar Kebutuhan Anak Untuk Memperoleh Pendidikan Secara kodrati anak memerlukan pendidikanatau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kodrati dapat dimengerti dari kebutuhan dasar yang dimiliki olehsetiap anak yang hidup di dunia ini. Rasulullah SAW bersabda: مَامٕنْمَوْلٕوْدٕإٕلاَّيٕوْلَدٕعَلَىاْلٕٕطْرَةَٕٕأَبَوَاهٕ يٕهٕوّٕدَانٕهٕأَوْيٕمَجّٕسَانٕهٕ كَمَاتَنْتَحٕالبَهٕيْمَةٕ جَمْعَاءٕهَلْ تٕحٕسّٕوْنَمٕنْ جَدْعَاءَ ,ثٕمَّ يَقٕوْلٕأَبٕوْهٕرَيْرَةَ, وَاقْرَءٕوْاإٕنْشٕئْتٕمْ ٕٕطْرَةَاللهٕ الَّتٕى َٕطَرَالنَّاسَ عَلَيْهَالاَتَبْدٕيْلَلَخَلْقٕ اللهٕ ذلٕكَ الدّٕيْنٕاْلقَيّٕمٕ (رواه مسلم ) Artinya: “Tiadalah seorang yang dilahirkan melainkan menurut fitrahnya, maka akibat kedua orang tuanyalahyang me-Yahudikan atau men-Nasranikannya atau me-Majusikannya. Sebagaimana halnya binatang yangdilahirkan dengan sempurna, apakah kamu lihat binatang itu tiada berhidung dan bertelinga? Kemudian AbiHurairah berkata, apabila kau mau bacalah lazimilah fitrah Allah yang telah Allah ciptakan kepada manusia diatas fitrahNya. Tiada penggantian terhadap ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus (Islam).” (H.RMuslim) Allah berfirman: وَاللهٕ أَخْرَجَكٕمْ مٕنْبٕطٕوْنٕ إٔمَّهَاتٕكٕمْلاَتَعْلَمٕوْنَ شَيْأً (النحل:78) Artinya: “Tuhan itumelahirkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun.” (QS. AnNahl:78) Dari Hadits dan ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manusia itu untuk dapat menentukanstatus manusia sebagaimana mestinya adalah harus mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini keharusanmendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan yangantara lain dapat dikemukakan sebagai berikut. a. Aspek Paedagogis Dalam aspek ini para ahli didikmemandang manusia sebagai animal educandum: makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataanyamanusia dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik. Sedangkan binatang padaumumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih secara dressur, artinya latihan untuk mengerjakansesuatu yang sifatnya statis, tidak berubah. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya mereka dapatdididik dan dikembangkan ke arah yang diciptakan, setaraf dengan kemampuan yang dimilikinya. RasulullahSAW bersabda: حَقّٕ الوَالَدٕ عَلَى اْلوَلَدٕأَنْ يٕحْسٕنَ اسْمَهٕ وَأَدَبَهٕ وَأَنْيٕعَلّٕمَهٕ اْلكٕتَابَهَوَالسّٕبَاحَةَ وَالرّٕمَايَةَ وَأَنْلاَيَرْزٕقَهٕ إٕلاَّطَيّٕبًا وَأَنْيٕزَوّٕجَهٕ إٕذَاأَدْرَكَ (رواه الحاكم)Artinya: ”Kewajiban orang tua kepada anaknya adalah memberi nama yang baik, mendidik sopansantun dan mengajari tulis menulis, renang, memanah, membri makan dengan makanan yang baik sertamengawinkannya apabila iia telah mencapai dewasa.” (HR. Hakim) Islam mengajarkan bahwa anak itumembawa berbagai potensi yang selanjutnya apabila potensi tersebut dididik dan dikembangkan ia akanmenjadi manusia yang secara fisik-fisik dan mental memadai. b. Aspek Sosiologis dan Kultural Menurut ahlisosiologi pada prinsipnya, manusia adalah homosocius, yaitu makhluk yang berwatak dan berkemampuandasar atau memiliki gazirah (instink) untuk hidup bermasyarakat. Sebagai makluk sosial manusia harusmemiliki rasa tanggung jawab sosial (social responsibility) yang diperlukan dalam mengembangkan hubungantimbal balik (inter relasi) dan saling pengaruh mempengaruhi antara sesama anggota masyarakat dalam

Page 1

Page 2: Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikanskp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/KonsepIslamTentang_Edy... · Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikan

Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikan

kesatuan hidup mereka. Allah berfirman: ضٕرٕبَتْ عَلَيْهٕمْالذّٕلَّةٕأَيْنَمَاثٕقٕٕٕوْآإٕلاَّبٕحَبْلٕ مٕنَاللهٕ وَحَبْلٕ مٕنَ النَّاسٕ ...(ال عمران:112)Artinya: “Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepadatali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia…” (QS. Ali Imran: 112) Apabilamanusia sebagai makluk sosial itu berkembang, maka berarti pula manusia itu adalah makhluk yngberkebudayaan, baik moral maupun material. Diantara instink manusia adalah adanya kecenderunganmempertahankan segala apa yang dimilikinya termasuk kebudayaannya. Oleh karena itu maka manusia perlumelakukan transformasi dan transmisi (pemindahan dan penyaluran serta pengoperan) kebudayaannya kepadagenerasi yang akan menggantiikan dikemudian hari. Allah berfirman: إٕنَّ اللهَلاَيٕغَيّٕرٕمَابٕقَوْمٕ حَتَّىيٕغَيّٕرٕوْامَابٕأَنْٕٕسٕهٕمْ (الرعد: 11)Artinya: “…..sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga merekamegubah keadaan yang ada pada mereka sendiri….” (QS. Ar-Ra’d: 111) c. Aspek TauhidAspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia itu adalah makhluk yangberketuhanan yang menurut istilah ahli disebut homo divinous (makhluk yang percaya adanya Tuhan) ataudisebut dengan homo religious artinya makhluk yang beragama. Adapun kemampuan dasar yang meyebabkanmanusia menjadi makhluk yang berketuhanan atau beragama adalah karena di dalam jiwa manusia terdapatinstink yang disebut instink religious atau gazirah diniyah (instink percaya kepada agama). Itu sebabnya, tanpamelalui proses pendidikan instink religious dan gazirah diniyah tersebut tidak akan mungkin dapatberkembang secara wajar. Dengan demikian pendidikan keagamaan mutlak diperlukan untuk mengembangkaninstink religious atau gazirah Diniyah tersbut. Allah berfirman: َٕأَقٕمْوَجْهَكَ للدّٕيْنٕ حَنٕيًْٕاطَ ٕٕطْرَتَاللهٕ الَّتٕىْ َٕطَرَالنَّاسَعَلَيْهَاطَ لاَتَبْدٕيْلَ لٕخَلْقٕ اللهٕطَ ذلٕكَ الدّٕيْنٕ اْلقَيّٕمٕ وَلَكٕنَّأَكْثَرَالنّاسٕ لاَيَعْلَمٕوْنَ. (الروم:30) Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) (tetaplah atas) fitrahAllah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah (itulah) agamyang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengeyahui.” (QS. Ar-Rum: 30) Selanjutnya apabiladiperhatikan dan diperbandingkan secara teliti orang-orang dewasa dilingkungan kita ternyata kita saksikanadanya orang pandai yang bodoh, ada yang terampil dan ada yang malas, ada yang berbudi pekerti luhur danyang rendah budi pekertinya, ada yang mengakui adanya Tuhan serta mengagungkan-Nya danmenyembah-Nya; ada yang tidak mengakui adanya Tuhan membangkan bahkan mengkhianati-Nya. Disamping adanya dua kutub yang berbeda teresebut tentunya ada pula yang sedang, yang kurang dari sedangatau yang lebih daripada sedang. Tetapi yang jelas anak wajib dibawa kepada pihak yang baik dan luhur,dijauhkan dari hal-hal yang buruk dan hina. Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa mendidik anakadalah merupakan suatu hal yang mutlak dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab Allahberfirman: قٕوْآأَنْٕٕسَكٕمْ وَأَهْلٕيْكٕمْنَارًا (التحريم: 6) Artinya: “Peliharalah dirimu dan keluargamau dar apineraka.” (QS. At-Tahrim: 6) Apabila pendidikan tidak ada, maka kemungkinan besar anak-anak akanberkembang ke arah yang tidak baik/buruk, seperti tidak mengakui Tuhan, budi pekertinya rendah, bodoh danmalas bekerja. Keharusan adanya pendidikan bagi anak tersebut akan lebih nyata apabila mengamatikemampuan /perkembangan anak sesudah dialahirkan oleh ibunya sampai mencapai kedewasaannya dan kitabandingkan pula dengan anak hewan, anak manusia atau bayi lahir, badannya lemah sekali. Keaktifanperbuatan instink lemah sedikit sekali, ia hanya ia dapat menggerakan kaki dan tangannya, menangis dansebentar lagi menetek. Keaktifan lain yang sudah siap sedia sebagai bekal hidupnya tidak tampak pada waktuia lahir. Apabila sejak dilahirkan itu dibiarkan saja, tidak dirawat oleh ibunya atau orang lain, maka ia tidak

Page 2

Page 3: Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikanskp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/KonsepIslamTentang_Edy... · Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikan

Konsep Islam Tentang Fitrah, Lingkungan Dan Pendidikan

dapat hidup. Selanjutnya sesudah ia dapat hidup perkembangan jasmaninya terlihat lambat sekali terutama biladibandingkan dengan perkembangan badan anak hewan. Baru sesudah ia berumur + 1 tahun, anak itu dapatberjaan, sekalipun demikian bentuk badannya belum sama dengan badan orang dewasa. Perbedaan dalambidang kerohanian termasuk di dalam moral dan etika antara anak dengan orang dewasa lebih lanjut,begitupula kepandaian pengetahuan, aktifan dan kemampuan yang lainnya. Bahwa setiap orang dewasa dapatmemenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara sendiri-sendiri seperti bercocok tanam, berdagang, menukang,mengabdikan tenaga jasmani serta rohaninya kepada orang lain baik secara resmi/Pemerintah atau melaluibadan swasta dan lain-lain. Untuk kesemuanya itu sangat dibutuhkan adanya kemampuan, kecakapan dankeaktifan serta pengetahuan yang beraneka ragam sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masa ataulingkungannya Untuk mendapatkan pengetahuan, kecakapan, keprigelan dan kemampuan tersebut anak perlumendapatkan pendidikan dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atau pendidik. Berbeda dengan anakhewan, begitu ia lahir, induk dapat membiarkan anaknya tumbuh dan berkembang untuk memenuhi tugasnyasebagai hewan dewasa, karena hewan umumnya sudah diberi kelengkapan yang sudah memungkinkan untukmencapai kedewasaan, yaitu instink yang dimilikinya. Anak adalah makhluk yang masih membawakemungkinan untuk berkembang, baik jasmani maupun rohani. Ia memiliki jasmani yang belum mencapaitaraf kematangan baik bentuk, kekuatan maupun perimbangan bagian-bagiannya. Dalam segi rohaniah anakmempunyai bakat-bakat yang harus dikembangakan. Ia juga mempunyai kehendak, perasaan dan pikiran yangbelum matang. Dismping itu ia mempunyai berbagai kebutuhan seperti kebutuhan akan pemeliharaan jasmani;makan, minum, dan pakain; kebutuhan akan kesempatan berkembang bermain-main, berolah raga dansebagainya. Selain dari pada itu anak juga mempunyai kebutuhan rohaniah seperti kebutuhan akan ilmupengetahuan duniawi dan keagamaan, kebutuhan akan pengertian nilai-nilai kemasyarakatan, kesusilaan,kebutuhan akan kasih sayang dan lain-lain. Pendidikan Islam harus membimbing, menuntun, serta memenuhikebutuhan – kebutuhan anak didik dalam berbagai bidang tersebut di atas. Menurut Al-Ghazali, bahwaanak adalah amanah Allah dan harus dijaga dan dididik untuk mencapai keutamaan dalam hidup danmendekatkan diri kepada Allah. Semuanya yang dilahirkan ke dunia ini, bagaikan sebuah mutiara yang belumdiukur dan belum berbentuk tapi amat bernilai tinggi. Maka kedua orang tuanyalah yang akan mengukir danmembentuknya menjadi mutiara yang berkualitas tinggi dan disenangi semua orang. Maka ketergantungananak kepada pendidiknya termasuk kepada kedua orang tuanya, tampak sekali. Maka ketergantungan inihendaknya dikurangi serta bertahap sampai akil balig.

Page 3