Konsep Dasar Patofisiologi

24
Konsep Dasar Patofisiologi Keperawatan Pengertian Ilmu yang mempelajari proses dasar penyakit dinamakan patologi umum. Dalam arti yang paling luas, patologi pada hakeketnya merupakan pelajaran tentang biologi yang abnormal, pelajaran mengenai keadaan sakit atau gangguan hidup. Patologi secara garis besar terbagi menjadi dua cabang yaitu patologi klinik dan patologi anatomi. Patologi klinik mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi secara kimia klinik pada tubuh manusia sebagai akibat dari proses penyakit. Sedangkan patologi anatomi mempelajari dampak penyakit terhadap tubuh manusia secara morfologis. Imunologi dan hematologi merupakan bagian dari patologi klinik. Sedangkan contoh patologi anatomi diantaranya adalah biopsi dan autopsi. Disamping itu masih banyak cabang- cabang ilmu patologi yang semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan klinik. Patofisiologi adalah studi mengenai fungsi-fungsi yang mengalami gangguan atau fungsi-fungsi yang berubah akibat proses penyakit. Patofisiologi merupakan ilmu yang bersifat integratif yang menggambarkan konsep-konsep dari banyak ilmu dasar dan klinis, termasuk anatomi, fisiologi, biokimia, biologi sel dan molekuler, genetika, farmakologi dan patologi. Manfaat Bagi Perawat Patofisiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang sangat penting manfaatnya bagi perawat dalam menjalankan tugasnya. Peran dan fungsi perawat pada hakekatnya adalah membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar yang terganggu akibat ketidakmampuan, ketidakmauan atau ketidaktahuan. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar seringkali terjadi karena

Transcript of Konsep Dasar Patofisiologi

Page 1: Konsep Dasar Patofisiologi

Konsep Dasar Patofisiologi Keperawatan

Pengertian

Ilmu yang mempelajari proses dasar penyakit dinamakan patologi umum. Dalam arti yang paling luas, patologi pada hakeketnya merupakan pelajaran tentang biologi yang abnormal, pelajaran mengenai keadaan sakit atau gangguan hidup.

Patologi secara garis besar terbagi menjadi dua cabang yaitu patologi klinik dan patologi anatomi. Patologi klinik mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi secara kimia klinik pada tubuh manusia sebagai akibat dari proses penyakit. Sedangkan patologi anatomi mempelajari dampak penyakit terhadap tubuh manusia secara morfologis. Imunologi dan hematologi merupakan bagian dari patologi klinik. Sedangkan contoh patologi anatomi diantaranya adalah biopsi dan autopsi. Disamping itu masih banyak cabang-cabang ilmu patologi yang semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan klinik.

Patofisiologi adalah studi mengenai fungsi-fungsi yang mengalami gangguan atau fungsi-fungsi yang berubah akibat proses penyakit. Patofisiologi merupakan ilmu yang bersifat integratif yang menggambarkan konsep-konsep dari banyak ilmu dasar dan klinis, termasuk anatomi, fisiologi, biokimia, biologi sel dan molekuler, genetika, farmakologi dan patologi.

Manfaat Bagi Perawat

Patofisiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang sangat penting manfaatnya bagi perawat dalam menjalankan tugasnya. Peran dan fungsi perawat pada hakekatnya adalah membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar yang terganggu akibat ketidakmampuan, ketidakmauan atau ketidaktahuan.

Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar seringkali terjadi karena ketidakmampuan secara fisik, misalnya seorang klien yang mengalami fraktur cruris tidak dapat memenuhi kebutuhan mobilisasi dan ambulasi. Perawat profesional akan dapat menganalisa dampak fraktur cruris terhadap pemenuhan kebutuhan dasar klien sehingga dapat memberikan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah klien.

Analisis dampak penyakit terhadap pemenuhan kebutuhan dasar yang dipelajari dalam patofisiologi keperawatan menjadi sangat penting dalam menganalisa masalah keperawatan yang muncul sebagai akibat penyakit dan mengidentifikasi penyebabnya sehingga dapat memberikan intervensi keperawatan yang tepat.

Batasan Keadaan Normal

Keadaan normal sulit dijelaskan secara absolut karena keadaan normal merupakan sebuah

Page 2: Konsep Dasar Patofisiologi

kontinum yang selalu bergerak antara keadaan normal dan abnormal. Keadaan normal pada setiap individu dapat berbeda-beda mengingat bahwa setiap individu adalah unik dan utuh. Namun keadaan normal dapat dijelaskan sebagai sebuah nilai rata-rata dari berbagai variasi pengukuran. Perbedaan atau variasi keadaan normal pada setiap individu disebabkan karena :

1. Setiap individu mempunyai susunan genetik yang berbeda.2. Setiap individu mempunyai pengalaman yang berbeda dalam berinteraksi dengan lingkungan.3. Setiap individu mempunyai parameter fisiologis yang berbeda.

Variasi dalam nilai-nilai normal itu dalam kenyataannya berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Pertama, diakui bahwa orang berbeda satu dari yang lainnya karena perbedaan-perbadaan dalam susunan genetik mereka. Dengan demikian maka di dunia ini tidak ada dua orang, kecuali mereka yang berasal dari pembuahan ovum yang sama, mempunyai gen yang percis sama.

Kedua terdapat perbedaan yang berkaitan dengan kenyataan bahwa orang berbeda dalam pengelaman hidup dan interaksinya dengan lingkungan. Ketiga, meskipun pada satu individu, banyak parameter fisiologis dimana mekanisme pengaturan badan berfungsi.

Berdasarkan alasan di atas maka keadaan normal tidak ditentukan dengan sebuah nilai absolut tetapi berdasarkan rentang nilai tertentu. Misalnya kadar normal glukosa dalam darah adalah 70 - 140 mg/dl atau kadar leukosit normal adalah 5.000 - 10.000/mm3.

Batasan Penyakit

Penyakit dapat didefinisikan sebagai sutu bentuk kehidupan di luar batas-batas normal. Tolak ukur yang paling berguna dari batas-batas normal ini berkaitan dengan kemampuan individu dalam memenuhi tuntutan-tuntutan adaptasi terhadap perubahan lingkungan eksterna dalam rangka mempertahankan lingkungan interna yang tetap. Dengan demikian menjaga keadaan interna yang tetap (homeostasis) merupakan suatu ciri penting dari badan yang normal.

Pemeliharaan kestabilan keadaan fisik dan kimia lingkungan cairan interna yang membasuh sel tubuh yang sangat teratur dan terkoordinasi merupakan suatu konsep homeostatis. Homeostasis dapat tercapai bila terdapat keseimbangan secara fisiologis dan psikologis.

Keseimbangan fisiologis tercapai pada saat seluruh sistem tubuh bekerja secara sinergis dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiologis seperti oksigen, cairan dan elektrolit dan nutrisi. Pemenuhan kebutuhan fisiologi yang sempurna mensyaratkan fungsi psikologis yang normal. Aspek fisiologis dan psikologis saling mempengaruhi dalam mempertahankan keadaan homeostasis. Bila aspek fisiologis terganggu maka mungkin psikologis juga akan terganggu, begitu juga sebaliknya. Contohnya seseorang yang stres secara psikologi dapat kehilangan nafsu

Page 3: Konsep Dasar Patofisiologi

makannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. Ada juga penyakit-penyakit psikosomatik seperti insomnia, dan gastritis. Gangguan homeostasis akibat ketidakstabilan aspek fisiologis maupun psikologis merupakan penyebab penyakit.

Interaksi Penyakit, Keturunan dan Lingkungan

Penyakit merupakan sebuah bentuk kehidupan yang abnormal dan menyebabkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Proses terjadinya penyakit dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.

Perubahan lingkungan merupakan faktor ekstrinsik yang memicu timbulnya penyakit. Faktor ekstrinsik dapat menyebabkan penyakit apabila secara instrinsik kapasitas individu dalam mempertahankan diri tidak sepadan dengan perubahan lingkungan. Termasuk ke dalam faktor ekstrinsik diantaranya adalah agen menular, trauma mekanik, zat kimia beracun, radiasi, cuaca yang ekstrim, masalah gizi dan juga masalah psikologis. Sedangkan yang termasuk faktor instrinsik diantaranya adalah usia, jenis kelamin dan penyakit yang pernah diderita.

Penyakit sebagian disebabkan karena faktor lingkungan, tetapi di sisi yang lain penyakit juga disebabkan karena kelainan genetik yang diwariskan (herediter). Diantara keduanya juga terdapat penyakit yang merupakan interaksi antara faktor genetik dan faktor ekstrinsik. Penyakit ini baru muncul pada saat dewasa setelah berinteraksi dengan lingkungan walau sejak lahir sudah mempunyai kelainan secara genetik. Contohnya penyakit arteri koroner lebih sering muncul satu keluarga dekat dan dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperti merokok, stres dan konsumsi makanan, sama halnya seperti diabetes dan hipertensi.

2.1 Patofisiologi Penyakit

Patologi adalah salah satu dasar ilmu kedokteran, dan memiliki peranan yang sangat fundamental.Sering kali diagnosis pasti suatu penyakit ditegakkan dengan patologi (histopatologi). Sedangkan pengertian Patologi dalam arti yang luas adalah bagian dari ilmu kedokteran yang mengamati sebabdan akibat dari terjadinya penyakit atau kelainan pada tubuh. Namun pengertian patofisiologi sendiri adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh.Kata patologi berasal dari kata yunani : PATOS = keadaan ; LOGOS = ilmu. Jadi PATOLOGI diartikanmempelajari penyakit secara ilmu pengetahuan ( scientific method ).

2.2 Mekanisme Adaptasi Sel

2.2.2 Modalisasi cedera selSel selalu terpajan terhadap kondisi yang selalu berubah dan potensial terhadap rangsangan yangmerusak sel akan bereaksi :a. Beradaptasi, b. Jejas / cidera reversiblec. KematianSebab-sebab Jejas, Kematian dan Adaptasi sel

Page 4: Konsep Dasar Patofisiologi

1. Hipoksia, akibat dari : a. Hilangnya perbekalan darah karena gangguan aliran darah serta 

b. Gangguan kardiorespirasi c. Hilangnya kemampuan darah mengangkut oksigen. :anemia dan keracunan.

Respon sel terhadaphipoksia tergantung pada tingkat keparahan hipoksia: sel-sel dapat menyesuaikan, terkena jejas,kematian.

2. Bahan Kimia (obat – obatan )Bahan kimia menyebabkan perubahan pada beberapa sel : permeabilitas selaput, homeostatis osmosa,keutuhan enzim kofaktor. Racun menyebabkan kerusakan hebat pada sel dan kematian individu.

3. Agen Fisik Dapat merusak sel. Traumamekanik, yang menyebabkan pergeseran organisasi intra sel. a. Suhu rendah.Gangguan suplai darah (vk) suhu rendah membakar jaringansuhu tinggi. b. Perubahan mendadak tekanan atsmofir, menyebabkan gangguan perbekalan darah untuk sel – selindividu. Tingginya gas – gas atsmofir terlarut dalam yang di bawah tekanan atsmofir darah. Jikamendadak kembali ke tekanan normal zat- zat akan terjebak keluar dari larutan secara cepat danmembentuk gelembung – gelembung jenis hipoksia. Menyumbat aliran darah dalam sirkulasi mikro. c. Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia yg ada di dlm sel atau karena ionisasi sel yg menghasilkan radikal panas yg secara sekunder bereaksi dgn komponen intra sel. d. Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan: aritmi jantung,luka bakar.,gangguan jalur konduksi saraf.

4. Agen Mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia, jamur dan protozoa. Merusak sel – sel penjamu. Mengeluarkan eksotosin, bakteri merangsang respon peradanganAtaumengeluarkan endotoksin, reaksi immunologi yang merusak sel. Timbul reaksi hipersensitivitas terhadap gen. Contoh penyakit : infeksi stafilokokus, sterptococus, gonore, sifilis, kolera, dll. Virusmewariskan DNA, virus menyatu dgn DNA sel, setelah berada dalam sel virus akan mengambil alih fungsi sel. RNA virus gen – gen pada sel baru akan mengontrol fungsi sel.Contoh penyakit : ensefalitis, campak jerman, rubella, poliomyelitis, hepatitis, dll

5. Mekanisme Imun, reaksi imun sering di kenal sebagai penyebeb kerusakan dan penyakit pada sel.Antigen penyulut pada eksogen maupun endogen. Antigen endogen ( missal, antigen sel )menyebabkan penyakit Autoimun.

6. Gangguan Genetik Mutasi, dapat menyebabkan : mengurangi suatu enzim, kelangsungan hidup sel tidak sesuai, atautanpa dampak yang diketahui.

7. Ketidakseimbangan Nutrisia. Defisiensi protein – kalorib. Avitaminosisc. Aterosklerosis, obesitas – kelebihan kalori

8. Penuaan

Page 5: Konsep Dasar Patofisiologi

ADAPTASI SEL

Bentuk reaksi jaringan organ / system tubuh terhadap jejas : 1. Retrogresif, jika terjadi proses kemunduran (degenerasi/kembali ke arah yg kurang kompleks) 2. Progresif, berkelanjutan berjalan terus kearah yang lebih buruk untuk penyakit. 3. Adaptasi ( penyesuaian ) :

a. Atropi, yaitu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah berkembang sempurna dengan ukurannormal  b. Hipertropi, yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran alat tubuhmenjadi lebih besar dari pada ukuran normal. c. Hiperplasia, yaitu dapat disebabkan oleh adanya stimulasi atau keadaan kekurangan secret atau produksi sel terkait.d. Metaplasia, ialah bentuk adaptasi terjadinya perubahan sel matur jenis tertentu menjadi sel matur  jenis lain e. Displasia, keadaan yang timbul pada sel dalam proses metaplasia berkepanjangan tanpa meredadapat mengalami polarisasi pertumbuhan sel reservef. Degenerasi, yaitu keadaan terjadinya perubahan biokimia intraseluler yang disertai perubahanmarfologik, akhibat jejas nin fatal pada sel.g. Infiltrasi.

2.2.3 Sel yang diserang Pengaruh stimulus yang menyebabkan cidera sel pada sel : 1. Kerusakan biokimia, terjadi perubahan kimia dari salah 1 reaksi metabolisme / lebih di dlmsel. 2. Kelainan fungsi, ( missal kegagalan kontraksi, sekresi sel atau lainnya ) cidera kelainan fungsi.Tetapi tidak semua, kerusakan biokimia pada sel. Jika sel banyak cidera, memiliki cadangan yangcukup sel tidak akan mengalami gangguan fungsi yang berarti. 3. Perubahan morfologi sel. Yg menyertai kelainan biokimia dan kelainan fungsi. Tetapi saat inimasih ditemukan sel secara fungsional terganggu namun secara morfologi tdk memberikan petunjuk adanyakerusakan 4. Pengurangan massa atau penyusutanPengurangan ukuran sel jaringan atau organ disebut atropi. Lebih kecil dari normal.

2.2.4 Perubahan morfologi pada sel yang cedera sub letal Perubahan pada sel cidera sub letal bersifat reversible. Yaitu jika rangsangan dihentikan, maka selkembali sehat. Tetapi sebaliknya jika tidak kematian sel dihentikan.Perubahan sub letal pada sel disebut degenerasi atau perubahan degeneratif. Hal ini cenderungmelibatkan sitoplasma sel, sedangkan nucleus mempertahankan integritas sel selama sel tidak mengalami cidera letal. Bentuk perubahan degeneratif sel : 1. Pembentukan sel, gangguan kemampuan metabolisme pembentukan energi & kerusakan membran sel influk air ke peningkatan konsentrasi Na memompa ion Na menurun pembengkakan sel. 2. Penimbunan lipid intra sel, secara mokroskopis sitoplasma dari sel – sel yang terkena tampak  bervakuola berisi lipid.

Page 6: Konsep Dasar Patofisiologi

2.2.5 Kalsifikasi patologik  Kalsifikasi : proses pengendapan kalsium dalam jaringan pembentukan tulang. Kalsifikasi patologis merupakan proses yang sering juga menyatakan pengendapan abnormal garam – garam kalsium, disertai sedikit besi, magnesium dan garam – garam mineral lainnya dalam jaringan.,yaitu : 1. Kalsifikasi terjadi pada hiperkalsemi akhibat hipertiroid, tumor, atropi tulang, hipervitaminosis D,dll. Tanpa di dahului kerusakan jaringan. Proses klasifikasi pada jaringan yang telah mengalamikerusakan terlebih dahulu. 2. Kalsifikasi distropi kerusakan dapat bersifat degenerasi atau nekrosis. Contoh : lithopedion, bayimembantu pada janin yang mati dalam kandungan. 3. kalsinosis, terjadi kalsifikasi pada jaringan yang tampak normal atau yang menunjukkan kerusakansistemik. 4. Pembentukan tulang heterotropik, meliputi 3 proses diatas disertai pergantian proses dari kalsifikasimenjadi pembentukan tulang, terjadi akhibat depo kalsium abnormal yang metaplasia kearahosteoblastik dan dapat merangsang sel fibroblast membentuk tulang. 5. Kalsifikasi pada pembuluh darah arteri, terjadi pada arteiosklerosis, ini termasuk kalsifikasidistropik.

2.3 Regenerasi dan Nekrosis Sel Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yg bertujuan utk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Regenerasi sel juga diartikan proses pembentukan sel untuk menggantikan sel yang mati yang diatur mulai tingkat terkecil dalam sel tubuhkita. Setiap saat, setiap detik sel pada tubuh kita ada yang mati dan setiap itu pula lahirlah sel yangmenggantikannya atau disebut proses regenerasi. Proses regenerasi dominant mulai usia anak – anak sampai kira – kira 30 tahun. Kemudian digantikan dengan proses degenerasi yang paling dominant. Namun pada dasarnya regenerasi ( pembentukan ) dan degenerasi ( perusakan ) sel akan selalu terjadidalam tubuh kita.  Nekrosis merupakan proses kematian sel. Nekrosis melibatkan sekelompok sel, mengalami kehilangan integritas membrane, sel yang mengalami nekrosis akan terlihat membengkak untuk kemudian mengalami lisis. Nekrosis juga dapat terjadi kebocoran lisosom. Sel yang mengalami nekrosiskromatinnya bergerombol dan terrjadi agregasi. Pada nekrosis, terlihat respon peradangan yang nyatadisekitar sel – sel yang mengalami nekrosis dan sel yang mengalami nekrosis akan di makan olehmakrofag. Nekrosis terjadi Karena trauma nonfisisologi pada nekrosis enzim – enzim yang terlibatdalam proses apoptosis mengalami perubahan atau inaktivasi. Nekrosis tidak dapat di amati. Nekrosistidak disertai proses sitensis makro molekul baru, pada nekrosis frakmentasi terjadi secara randomsehingga pada agarosesetelah electrophoresis akan terlihat menyebar tidak jelas sepanjang alurnya. ( DNA smear ). 

3.1 Kesimpulan Pada hakekatnya patofisiologi penyakit, mekanisme adaptasi, regenerasi dan nekrosis sel

Page 7: Konsep Dasar Patofisiologi

saling berkaitan. Patofisiologi adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke dalamtubuh

Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecilmenunjukkan bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup.dan selalu berhubungandengan karakterristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh, melakukan metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi ruangtertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak dan Nekrosis adalah kematian yang utama.Sel yang mengalami kematian secara nekrosis umumnya disebabkan oleh faktor dari luar secaralangsung.

3.2 Saran Patofisiologi penyakit, mekanisme adaptasi sel, regenerasi dan nekrosis sel adalah hal yang saling berkaitan dan memiliki pembahasan yang luas, oleh ssebab itu maka perlu di pelajari dan di mengerti,sebagai dasar untuk mempelajari mata kuliah PATOFISIOLOGI. Supaya mahasiswa dapat lebih paham tentang pada materi perkuliahan berikutnya.

PATOFISIOLOGI TINGKAT SEL

1.Batasan

1.1  Patobiologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan biologik yangmenyimpang, mulai dari sistem sampai molkul, yang disebut abnormal,yang menimbulkan penyakit (Hill, 1980)

 1.2  Patologi adalah ilmu tentang penyakit yang menekankan pad deskriptif perubahahn morfologik dari penyakit (Hill, 1980)

 1.3  Patofisiologi adalah ilmu yang mmpelajari tentang penyimpangan ataukelainan fungsi (yang menimbulkan sign dan symptom dari berbagaisindrom penyakit (Lange JD, 1994)

 Ada tiga reaksi tubuh terhadap jejas dalam rangka mempertahankanhomeostasis : 1) Reaksi pertahanan aktif (active resistence) 2)Rekasi kekalahan (submissive reaction) 3)Rekasi penyesuaian (adaptation)

Proses biologi sel dan perubahan-perubahan struktur maupun fungsi akibat  jejas :

a)Jejas yang tersering adalah iskemia, jejas kimia dan jejas akibat infeksi.

b)Sistem intraselular yang sangat rewan akan pengaruh jejas :

Page 8: Konsep Dasar Patofisiologi

Fosforilasi oksidatif dan pementukan ATP

Kebutuhan struktur dan fungsi dari membran e sel

Sistem protein baik untuk enzym maupun struktur sel

Kebutuhan struktur atau fungsi aparat somatik sel

c)Struktur sel dan elemen biokimia saling berkaitan, sehingga jejas berpengaruhpada satu komponen sel akan mempengaruhi komponen lainnya.

d)Perubahan morfologi baru nyata seleah sistem biokimia sel gagal danmengalami perubahan reversibel dan irreversibel.

2 Etiologi Perubahan “Reversibel” dan Irreversibel “pada sel

2.1 Hipoksia, biasanya disebabkan oleh : 

Gangguan sirkulasi darah (arteriosklerosis, trombus)

Anemia

Keracunan CO (Hb diikat oleh CO)

Hipoksia intrasel (pernafasan sel, fosforilasi oksidatif & sintesis ATP yg penuh energi)

2.2 Jejas fisik 

Suhu dingin, menyebabkan vasokontriksi merusak kontrol vasomotor,sehingga menyebabkan vasodilatasi akhirnya ekstravasasi. Suhu dingin juga menyebabkan pembekuan darah dan kristalisasi dalam sel.

Suhuh panas, menyebabkan rusak, bakar, hipermetabolisme sel, sehinggarangsangan sumsum darah tidak mencukupi, timbul timbunan bahanmetabolik asam, pH menurun yang menyebabkan kematian sel.

Trauma, jejas yang secara mekanik merobek sel.

Radiasi (sinar matahari, ultra violet, sinar X, sinar isotop dan sinarradiaktif)

Jejas listrik, kerusakan yang terjadi terutama jaringan saraf karenarangsangan listrik. Bila teganagan tinggi menyebabkan aritmia jantung,tegangan rendah menyebabkan hipereksitabilitas dan spame jaringan otot.

2.3 Jejas bahan kimia 

Page 9: Konsep Dasar Patofisiologi

Arsen, sianida, garam-garam merkuri,merusak sel atau jaringan dalambeberap menit atau jam dan meneyebabkan kematian.

NaCl dalam konsetrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian

Free radikal dapat membunuh mikroorganisme patogen, ttapi juga dapatmerusak sel sendiri (merusak fosfolipid membran sel) dan mutasi DNA.

2.4 Jejas biologik 

Virus, riketsia dapat hidup dalam sel mengubah metabolisme sel untuk  hiudpnya, sehingga host akan kekurangan bahan dan askhirnya mati.

Virus RNA dan DNA bercampur dengan genom sel, akan mengubahaktivitas sel, dapat mati atau bahkan proliferasi menjadi neoplasma.

Jejas nueral dan nuerotransmiter, denervasi otot rangka akibat operasi atauinfeksi virus menghilnagkan masa syncytial muscle fiber, rangsangankatekolamin (neurotransmietr) berlebihan akan menyebabkan nekrosis selotot jantung dan sel otot pembuluh darah.

Parasit dan golongan bakteri merusak sel dengan cara :

Eksotoksin (difteri)

Endotoksin (kuman gram negatif)

Produk penyebab alergi (TBC, jamur, protozoa, cacaing)

2.5 Gangguan mekanismeimunologik 

Imunogik adalah reaksi pertahanan tubuh. Suatu kepekaan yang berlebihansehingga terjadi reaksi merugikan. Jejas imunoligk disebut antigen (eksogenatau endogen) :

Reaksi anafilaksis terhadap protein asing/obat (eksogen)

Penyakit-penyakit autoimun, rekasi terhadap jejas endogen.

2.6 Gangguan nutrisi 

Manifestasi kelaianan akibat difisiensi protein, kalori, vit & kebanyakan aksen nutrisi.

Hiperlipidemia dapat menimbulkan jejas di sel (perlemakan) sampainekrosis.

2.7 Gangguan genetik 

Mutasi akibat pengaruh obat, radiasi atau infeksi (pd taraf pembentukan gamet/embrio)

Page 10: Konsep Dasar Patofisiologi

Kelainan bersumber pada kelainan gen asalnya dan diteruskan padaketurunannya.

2.8 Proses ketuaan (aging=senescene) 

Perubahan ini terutama mengenai gonad, otak, otot skletal dan otot jantung. Sel-sel yang mengalami keadaan stres metabolik :

3 Patofisiologi tingkat sel

Untuk mempertahankan keadaan homeostasis , sel mengadakan rekasi adaptasiterhadap jejas dan lingkungannya. Sel normal yang terkena stressor /patogen terusmenerus akan mengalami adaptasi dan jejas (injury), baik yang reversibelmaupun iireversibel.

3.1 Adaptasi sel  Adaptasi seluler merupakan bentuk respon sel thdp stressor/patogen,perubahan tsb dapat berupa :

3.1.1 Atropi, adalah mengecilnya ukuran sel yang sudah pernah mencapai ukurannormal, oleh karena respon penurunan atau pengkerutan ukuran sel denganpengurangan substansi sel.

 Etiologi ,

1)menurunya beban kerja (disuse atropy), misalnya patah tulang, imobilisasi

2)hilangnya inervasi saraf (neurogenic atropy), misalnya myolitis

3)berkurangnya aliran darah (vaskular atropi), misalnya arterosklerosispembuluh darah menyempit sehingga aliran darah ke jaringan menurun danterjadi atropi.

4)nutrisi yang tidak cukup,

5)hilangnya stimulus endokrin (endokrin atropi)/penuaan, misalnya postmenopause oleh karena stimulus endokrine berhenti, gonad mengalami atropi.Hormon-hormon insulin, tiroid, glukokortikoid dan prostaglandin mempengaruhiproses sintesis dan degradasi protein.

 Makrokopis : Organ mengecil, bila banyak mengandung lipofusin akan berwarnacoklat (brown atropi)

 Mikroskopis , sel-sel jaringan mengecil, deposisi lipofusin sitoplasma.

3.1.2 Hipertropi, adalah peningkatan ukuran sel sehingga organ atau jaringanyang dibentuk membesar. Hipertropi tidak memerlukan pembelahan sel dan tidak adasel baru yang terbentuk.

 Etiologi,

Page 11: Konsep Dasar Patofisiologi

meningkatnya fungsi oleh karena kenaikan beban dan adanya stimulasihormon (peningkatan sintesis protein pada sitoplasma, retikulum endoplasmik,mikrofilamin dan mitokondria) bukan pada cairan sel.

Ada dua bentuk fisiologik dan patologik Contoh,1)pada kehamilan membesarnya rahim disebabkan adanya hipertropi danhiperplasia sel-sel otot rahim oleh karena rangsangan hormone2)Menurut Kissane (1990), hipertrpi otot jantung diwali dengan pembesaranukuran organ jantung yang disebabkan karena dilatasi bilik jantung akibatbeban berat yang diikuti sintesis protein dan sintesis DNA. Sel otot jantungtermasuk sel permanen, sehingga sel jantung yang sudah dewasa tidak dapatmitosis (Contrans, 1994).3)pada otot skletal pekerja berat, dan pada oto jantung penderita tekanan darahtinggi, oleh karena meningkatnya beban, sel-sel otot menjadi hipertropi.Secara ultrastruktur terdapat peningkatan jumlah mitokondria, retikulmendoplasmik dan miofibril, tetapi kemampuan adaptasi ini ada batasannya,sehingga bila terlampaui sel akan sakit dan mati.Makroskopis, orgam membesar dan tambah beratMikroskopis, sel-sel tambah besar dibanding keadaan nomral.Hipertropi dan hiperpalisa sering berjalaman bersama-sama, namun melihatkemampuan adaptasi dari jaringan tersebut kita dapat menentukan apa yangterjadi

3.1.3 Hiperplasia,Adalah bertambahnya jumlah sel dalam jaringan/organ yangbisanya meningkatkan volume/bearnya jaringan atau organ tersebut.Sebagian sel jaringan bila mendapat jejeas akan bereaksi dengan jalan membelah diri (mitosis),sehingga jumlahnya bertambah banyak. Hiperplasi dapat terjadi : 1) regenerasi, 2)awal pertumbuhan neoplasma.  Rekasi hiperplasia dibagi menjadi dua :3.1.3.1 Hiperplasia fisiologik, ada 2 bentuk :-hiperplasia hormonal, terutama terjadi pada estrogen dependent. Contohpembesaran payudara pada masa laktasi/pubertas , uterus pada saat hamil-hiperplasia kompensator, sebagai bentuk adaptasi kompensasi sari selmelalui regenerasi, agar fungsi organ tetapi homestasis. Misalnya (partialhepatectomi”, akan terjadi regenerasi dalam waktu 2 minggu..3.1.3.2. Hiperplasia patologik,terutama akibat stimulasi hormonal yangberlebihan/proliferasi sel yang abnormal.Contoh :Hiperplasia adematousa dari endometrium (hiperplasi yang ganas)

3.2 Metaplasia,adalah perubahan yang reversibel dari satu jenis sel dewasa menjadi sel dewasa yang lainContoh,-Epitel sistem respirasi pada perokok berat, epitel silinder pada trakea danbronkus akan mengalami metaplasia skuamosa-Radang menahun pada bronki dan bronki kecil-Batu pada pankreas dan kandung kencing-Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan metaplasia.

Page 12: Konsep Dasar Patofisiologi

   Perubahan-perubahan sel yang bukan reaksi adaptasi :a)Displasia, perubahahn pada sel dewasa dengan vareasi dalam bentuk, ukurandan susunan dari sel-selnya atau kelainan pertumbuhan.Contoh :Epitel servix pada keganasan menahun, tetapi dapat pula mengenai epitel lainb)Hipoplasia, gangguan pertumbuhanOrgan terbentuk tetapi tidak mencapai ukuran dewasa normal. Fungsi organumumnya di bawah normal, tetapi kadang-kadang mampu mengatasi kebutuhantubuh.c)Aplasia, tingkat perkembangannya tidak sempurna.Organ terbentuk ttapi sangat tidak sempurna, kecil, an fungsi tidak mencukupikebutuhan tubuh.d)Agenesis, tidak terbentuknya suatu organ.

4 Perubahan-perubahan lain (kalsifikasi)Kalsifikasi adalah pengendapan abnormal garam-garam kalsium, bersama sedikitbesi dan magnesium dan mineral-mineral yang lainTerjadi dalam2 bentuk berbagai keadaan patologik :4.1Klasifikasi distropik,bila deposisi terjadi pada jaringan yang mati atauhampir mati. Pada bentuk ini tidak terdapat perubahan metabolisme kalsium,dan kadar kalsium normal.Misalnya :Pada nekrosis koagulasi, nekrosis perlunakan, nekrosis pengejuan danenzymatic fat nekrosis.4.2Kalsifikasi metatatik,bila endapan pada jeringan normal menunjukkanperubahan metabolisme kalsium dan kadar kalsium darah meningkat.Hiperkalsemia disebabkan oleh hiperparatiroid, intoklsikasi vit D, sarcoides,penyakit adissen (insufisiensi korteks adrenal), katabolime tulang yangmeningkat, hipotirois, payah jantung.Kalsifikasi metastatik dapat mengenai jaringan seluruh tubuh, tetapi biasanya mengenai jaringan interstitial daripembuluh darah gijal, paru dan mukosa lambung

5 Pembentukan batuGaram-garam kalsium dapat juga diendapkan dalam bentuk batu atau kalkuli didalam sistemsaluran dari berbagai organ.Kalukuli terbentuk akibat1)hancurnya debris nekrotik dalam saluran,2)ketidakseimbangan unsur-unsur sekresi, yang terjadi pada saluran empedu,pankreas, kelenjar saliva, prostat dan sistem kemihBila kalkuli berlanjut dan bergerak tersangkut pada aliran yang sempit danmenimbulkan penyumbatan , sehingga mudah infeksi, atropi parenkim, sakit dan perdarahan

6 Kematian SelSecara morfologi ada dua bentuk kematian sel yaitu (Contrans, 1994) :6.1  NekrosisPada nekrosis ada dua perubahan yaitu pencernaan enzimatik (autolisis) dandenaturasi protein.Perubahan irreverisbel dari inti sel :

Pikonosis, inti sel mengkerutKarioraksis, inti terpecah-pecah menjadi bagian kecil-kecil

Page 13: Konsep Dasar Patofisiologi

Kariolisis, pecahnya seluruh inti krn metabolisme protein inti oleh DNA-se & RNA-se.6.2 ApoptosisPerubahan morfologik yangterjadi adalah

Pengkerutan selKondensasi kromatinPembentukan blebs sitoplasma dan apoptosis baodiesFagosistosis apoptosis bodies oleh makrofage

7 Perubahan post mortemKematian somatikKematian seluruh individu disebut kematian somatik yang menyangkut :a) kegiatan sistem saraf pusat (otak) berhenti. Jika otak mati maka kegiata listrik berhenti dan elekroensepalogramnya datar/isoelektrik.b) walaupun paru, ajntung masih dapat dijalankan secara buatan.Perubahan-perubahan yang terjadi setelah kematian

7.1 Rigor mortis, kekakuan otot 7.2 Algor mortis, dinginnya mayat karena suhu tubunya mendekati suhulingkungan 7.3 Livor mortis,perubahan warna (sirkulasi berhenti, darah dalam pembuluhmengambil tempat menurut tarikan gravitasi, dan jaringan yang terletak palingbawah dalam tubuh menjadi merah keunguan , disebabkan bertambahnyakandungan darah. Secara ikroskopis enzim-enzim kimia dikeluarkan secaralokal melalui rekasi lisis yang disebut otolisis post mortem (melaurutkan diri)Bila tidak dilakukan pembalseman, maka bakteri akan tumbuh dengan subur danterjadi pembusukan, tergantung individual dan sifatsifat lingkungan sekitarnya

8 Sel Kanker8.1Konsep patobiologik 1)kanker berkembang dari satu sel2)pertumbuhan kelompok sel kanker monoclonal3)perubahahn gen yang heterogen4)kelainan pengendalian proliferasi dan diferensiasi5)dedifferensiasi dan immortatility6)etiologi multifactor7)proses multistep.

8.2 Batasan sel kanker 1)Neoplasma, pertumbuhan masa jaringan abnormal yang tumbuh berlebih dantak terkoordinasi.2)Tomor, inflamsi (pembengkakan)3)Kanker, neoplasma ganas4)Karsinogen, bahan yang dapat menimbulkan perubahan kanker atauiperubahan sel normal menjadi sel kanker.5)Karsiongenik , sifat dari karsinogen.6)Karsinogenesis, proses perubahan keadaan normal menjadi kanker

Page 14: Konsep Dasar Patofisiologi

7)Sel kanker, sel yang mengalami prubahan genetik, sehingga berubahnmorfologik dan fungsinya.8)Metastasis, perkembangan inpalnt sekunder tanpa berhubungan dengan kenkerprimernya (Contrans, 1994)9)Heterogen, keanekaragaman struktur dan perilaku dari sel yang menyusunsuatu masa kanker.10)Imunne-surveilance, fungsi perondaan sistem imun yang melindungi tubuhterhadap kerusakan oleh sel kanker.

8.3 Perubahan molkul sel kanker Pada perkebangan sel kanker dibagi dalam 3 tahap :1)Inisiasi (perubahan protoonkogen (sel normal) menjadi onkogen (transformedsel)2)Promosi (tumbuh menjadi masa jaringan monoklonal, tampak sebagaibenjolan (tumor).3)Progresi (perubahan masa jaringan monoklonal menjadi heterogen, invasif samapai terbentuk metastase jauh.

8.4 Antigen kanker Antigen adalah yang mampu merespon imun. Sesuatu yang membangkitkan responimun disebut imunogen. Antigen yang digunakan untuk menyebutkan bahan yangdapat bereaksi disebut antibodi.Ada dua macam imunogen :1)Tumor assosiated Antigen (TAA), imunogen pada sel nomrla dalam jumlahsedikit, yang emngikat sel kanker.2)Tumor spesific antigen (TSA), imunogen yang hanya dijumpai pada selkanker.

8.5 Perlawanan terhadap sel kanker Perlawana tubuh terhadap sel kanker dilakukan oleh sel NK dan respon imun,terutama respon imun seluler yaitu sel NK( merupakan inti terdepan pertahanan tubuhterjadap kanker) , makrofage ( respon awal imun terhadap sel kanker) dan limfosit T.(sel ini mampu mengikat danmemproses antigen tumor)

8.6 Proses invasif dan metastasisPerubahan sel tumor jinak ke sel tumor ganas terjadi karena onkogen ras dapatmeningkatkan ketidakstabilan genetik, sehingga terjadi mutasi gen/onkogen rasmampu mengatur replikasi gen yang terlibat dalam metastase. Faktor-faktor yangemmpengaruhi pertumbuhan sel tumor menjadi ganas tergantung :1) heterogenitas sel kanker, 2) sifat imunogen sel kanker dan 3) pertahana tubuhterhadap kanker

Proses metastase terjadi melalui beberapa kejadian :1.Dimulai dengan proses invasi dan infiltrasi sel kanker2.sel kanker lepas ke vaskuler3.Sel kanker mempertahankan hidu di vaskuler4.Sel kanker tersangkut di anyaman kapiler pada organ dekat5.penetrasi ke ddg pembuluh getah bening & pembuluh darah & perkembangan metastase jauh.

Proses invasi ada beberapa tahap :1.Peningkatan sel kanker pada matriks sekitar, melalui ikatan reseptor do membranesel kanker dengan glikoprotein laminin dan fibronectin.

Page 15: Konsep Dasar Patofisiologi

2.Sel kanker mensekresi ensim hidrolitik atau merangsang sel tubuh memproduksienzim yang merusak matriks3.sel kanker bergerak ke daerah matriks yang diubah oleh enzim proteolitik.

ETIOLOGI Etiologi suatu penyakit adalah penyebab penyakit tersebut atau inisiator serangkaian

peristiwa yang menyebabkan penyakit Secara umum, penyebab penyakit dapat dikelompokkan :

a. Faktor genetikb. Faktor lingkungan (bakteri,virus,jamur,parasit,bahan kimia,jejas fisik)c. Multifaktorial (gabungan faktor genetic dan faktor lingkungan)

Terkadang etiologi penyakit tidak jelas, tetapi penyakit tersebut sering ditemukan pada orang yang mempunyai bentuk tubuh tertentu,pekerjaan, kebiasaan, tempat tinggal tertentu, jenis kelamin tertentu dll. Hal ini dikenal sebagai faktor resiko suatu penyakit

Terkadang etiologi penyakit tidak diketahui maka etiologinya disebut idiopatik (tidak diketahui), esensial atau spontan. Misalnya : hipertensi esensial, pneumotorak spontan

Beberapa penyakit dapat menjadi faktor pemudah (predisposisi) bagi penyakit lain, misalnya penyakit colitis ulserativa merupakan predisposisi terjadinya kanker kolon: penyakit sirosis hepatis merupakan predisposisi terjadinya kanker hati / hepatoselurare.

Beberapa penyakit dapat menjadi predisposisi bagi penyakit lain, karena membuat kondisi yang memungkinkan faktor lingkungan yang dalam keadaan normal tidak menyebabkan penyakit, tapi pada kondisi tertentu akan menyebabkan penyakit. Misalnya infeksi oportunistik (pneumonia, gastroenteritis, mikosis, dll) yang terjadi pada orang dengan sistem pertahanan tubuh yang menurun (penyakit leukemia, AIDS dll)

PATOGENENIS Patogenesis penyakit adalah suatu mekanisme terjadinya penyakit, dimana melalui

mekanisme ini penyebab penyakit bekerja, yang kemudian akan mengakibatkan timbulnya manifestasi (tanda dan gejala klinis)

Jenis pathogenesis penyakit antara lain :- Kelainan genetic : tidak normalnya komposisi genetic dalam masa konsepsi- Kelainan congenital : kesalahan metabolism dalam masa kehamilan- Infeksi : respon terhadap agen yang menyebabkan kerusakan jaringan- Reaksi imunologi : efek / reaksi imun tubuh yang tidak diinginkan- Trauma : kerusakan mekanik / fisik dan kimia pada jaringan- Gangguan vaskuler : gangguan aliran dari, di dan ke dalam jaringan- Degenetatif : kemunduran sel / jaringan karena gagal menyesuaikan terhadap suatu

keadaan- Keganasan / karsinogenesis : mekanisme agen karsinogen menyebabkan kanker

Patogenesis beberapa jenis penyakit dimulai dari masa inkubasi dan periode laten yang kemudian akan menimbulkan manifestasi klinis

Page 16: Konsep Dasar Patofisiologi

Dalam lingkup penyakit infeksi, waktu antara masuknya agen infeksi sampai timbulnya penyakit disebut masa inkubasi, yang biasanya dinyatakan dalam hari, minggu atau bulan. Masing2 agen penyebab infeksi mempunyai masa inkubasi tertentu

Dalam lingkup karsinogenesis, masa timbulnya penyakit disebut periode laten, yang biasanya dinyatakan dalam dua atau tiga decade

MANIFESTASI KLINIS Bahan/agen etiologi (penyebab) bekerja melalui jalan pathogenesis (mekanisme) yang

mengakibatkan suatu manifestasi klinis (tanda dan gejala klinis karena kelainan bentuk, fungsi atau keduanya)

Untuk mendeteksi manifestasi klinis diperlukan anammesis dan berbagai pemeriksaan, Tidak hanya pemeriksaan fisik tetapi juga pemeriksaan laboratorium, karena kelainan biokimia dalam suatu jaringan atau dalam darah sudah terjadi sebelum munculnya kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik.

Kelainan bentuk yang memunculkan manifestasi klinis :- Masa yang mengisi suatu ruang (misalnya : tumor) yang dapat menghancurkan,

memindahkan atau menekan jaringan disekitarnya- Penimbunan materi yang berlebihan atau materi abnormal dalam suatu organ (misalnya :

hemosiderosis)- Letak jaringan normal dari permukaan suatu organ (misalnya : ulserasi) atau hilangnya

jaringan dari dalam suatu organ (misalnya : infark)- Obstruksi aliran normal dalam suatu saluran (misalnya : asma, oklusi vaskuler)- Ruptur dari suatu ruang viskus (misalnya : perforasi usus)

Kelainan fungsi yang memunculkan manifestasi klinis :- Sekresi berlebihan dari produksi suatu sel (misalnya : mucus hidung pada influenza,

kadar hormone yang abnormal)- Sekresi yang kurang atau tidak ada dari produksi suatu sel (misalnya : tidak ada /

kurangnya hormon insulin pada diabetes mellitus)- Gangguan konduksi saraf- Gangguan kontraktilitas struktur otot