Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

29
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT 2.1.1 Pasien Gawat Darurat Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Bisanya di lambangkan dengan label merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac). 2.1.2 Pasien Gawat Tidak Darurat Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. Bisanya di lambangkan dengan label Biru. Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir. 2.1.3 Pasien Darurat Tidak Gawat Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya. Bisanya di lambangkan dengan label kuning. Misalnya : pasien Vulnus Lateratum tanpa pendarahan. 2.1.4 Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Bisanya di lambangkan dengan label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek. 2.1.5 Pasien Meninggal Label hitam ( Pasien sudah meninggal, merupakan prioritas terakhir. Adapun petugas triage di lakukan oleh dokter atau perawat senior yang berpengalaman dan petugas triage juga bertanggung jawab dalam operasi,pengawasan penerimaan pasien dan daerah ruang tunggu. Selain dari penjelasan di atas di butuhkan pemahaman dampak atau psikologis pada saat keadaan gawat darurat.

Transcript of Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Page 1: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

2.1.1 Pasien Gawat Darurat

Pasien yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya

dan atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan

secepatnya. Bisanya di lambangkan dengan label merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac). 

2.1.2 Pasien Gawat Tidak Darurat

Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. Bisanya di

lambangkan dengan label Biru. Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir.

2.1.3 Pasien Darurat Tidak Gawat

Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota

badannya. Bisanya di lambangkan dengan label kuning. Misalnya : pasien Vulnus Lateratum

tanpa pendarahan.

2.1.4 Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat 

Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Bisanya di lambangkan dengan

label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek.

2.1.5 Pasien Meninggal

Label hitam ( Pasien sudah meninggal, merupakan prioritas terakhir. Adapun petugas triage di

lakukan oleh dokter atau perawat senior yang berpengalaman dan petugas triage juga

bertanggung jawab dalam operasi,pengawasan penerimaan pasien dan daerah ruang tunggu.

Selain dari penjelasan di atas di butuhkan pemahaman dampak atau psikologis pada saat

keadaan gawat darurat.

2.1.6 Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat 

• Cemas

cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa

ketakutan yang difius, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti

nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala tertentu yang

ditemui selama kecemasan cenderung bervaniasi, pada setiap orang tidak sama.

• Histeris 

Dalam penggunaan sehari-hari nya histeria menjelaskan ekses emosi yang tidak terkendali.

Page 2: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Orang yang "histeris" sering kehilangan kontrol diri karena ketakutan yang luar biasa karena

suatu kejadian atau suatu kondisi 

• Mudah marah

Hal ini terjadi apabila seseorang dalam kondisi gelisah dan tidak tahu apa yang harus di perbuat

I.            Pendekatan Pelayanan keperawatan gawat Darurat

Tepat adalah melakukan tindakan dengan betul dan benar, Cermat adalah melakukan tindakan

dengan penuh minat, perhatian, sabar, tanggap terhadap keadaan pasient, penuh ketelitian dan

berhati-hati dalam bertindak serta hemat sesuai dengan kebutuhan sedangkan Cepat adalah

tindakan segera dalam waktu singkat dapat menerima dan menolong pasien, cekatan, tangkas

serta terampil.

Sementara itu urutan prioritas penanganan kegawatan berdasarkan pada 6-B yaitu :

• B -1 = Breath – system pernafasan

• B -2 = Bleed – system peredaran darah ( sirkulasi )

• B -3 = Brain – system saraf pusat

• B -4 = Bladder – system urogenitalis

• B -5 = Bowl – system pencernaan

• B -6 = Bone – system tulang dan persendian 

Kegawatan pada system B-1, B-2, B-3, adalah prioritas utama karena kematian dapat terjadi

sangat cepat, rangkin pertolongan ini disebut “ Live Saving First Aid “ yang meliputi : 

Ø Membebaskan jalan napas dari sumbatan 

Ø Memberikan napas buatan

Ø Pijat jantung jika jantung berhenti 

Ø Menghentikan pendarahan dengan menekan titik perdarahan dan menggunakan beban 

Ø Posisi koma dengan melakukan triple airway menuver, posisi shock dengan tubuh horizontal,

kedua tungkai dinaikan 200 untuk auto tranfusi 

Ø Bersikap tenang tapi cekatan dan berfikir sebelum bertindak, jangan panic 

Ø Lakukan pengkajian yang cepat terhadap masalah yang mengancam jiwa

Ø Lakukan pengkajian yang siatematik sebelum melakukan tindakan secra menyeluruh.

Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan segera sesuai dengan standar dan fasilitas yang

Page 3: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

tersedia karena faktor waktu dan infornasi terbatas untuk mencegah kematian dan mencegah

kecacatan.

II.          PENGERTIAN

A. Pasien Gawat Darurat

Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam

nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan

secepatnya.

B. Pasien Gawat Tidak Darurat

Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya

kanker stadium lanjut.

C. Pasien Darurat Tidak Gawat

Pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam nyawa dan anggota

badannya, misanya luka sayat dangkal.

D. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat

Misalnya pasien dengan ulcus tropiurn, TBC kulit, dan sebagainya.

E. Kecelakaan (Accident)

Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya mendadak, tidak

dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik. mental, sosial)

F. Cedera

Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.

G. Bencana

Peristiwa atau rangkaian peritiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia yang

mengakibatkan korban dan penderitaan manusia. kerugian harta benda, kerusakan Iingkungan,

Page 4: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan

dan penghidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongar. dan

bantuan.

I. Defenisi

Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang di berikan pada

pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Namun UGD dan klinik kedaruratan sering di

gunakan untuk masalah yang tidak urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat

darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di

pertimbangkan sebagai hedaruratan

II. PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT DARURAT (PPGD)

2.1 Tujuan

a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat darurat, hingga

dapat hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat sebagaimana mestinya.

b. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh penanganan

yang Iebih memadai.

c. Menanggulangi korban bencana.

2.2 Prinsip Penanggulangan Penderita Gawat Darurat

Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dan salah satu

sistem/organ di bawah ini yaitu :

1. Susunan saraf pusat

2. Pernapasan

3. Kardiovaskuler

4. Hati

5. Ginjal

6. Pankreas

Kegagalan (kerusakan) sistem/organ tersebut dapat disebabkan oleh:

1. Trauma/cedera

2. lnfeksi

3. Keracunan (poisoning)

Page 5: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

4. Degenerasi (failure)

5. Asfiksi

6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar (excessive loss of wafer and electrolit)

7.Dan lain-lain.

Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernapasan dan hipoglikemia dapat

menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit). sedangkan kegagalan sistem/organ

yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama.

Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Pendenta Gawat Darurat (PPGD) dalam

mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh:

1. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat

2. Kecepatan meminta pertolongan

3. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan ditempat kejadian, dalam perjalanan

kerumah sakit, dan pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas atau rumah sakit.

II. Sistem Pelayanan Gawat Darurat

Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi

kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan asukan keperawatan untuk mengatasi

kecemasan pasien dan keluarga.

Sistem pelayana bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harus memiliki

kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi dalam memberikan

pertolongan kedaruratan kepeda pesien.

3.1 Tujuan

Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap anggota

masyarakat yang berada daam keadaan gawat darurat.

Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu

rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah

kematian atau cacat yang mungkin terjadi.

Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:

a. Penanggulangan penderita di tempat kejadian

b. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan yang lebih

memadai.

c. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan penanggulangan penderita

Page 6: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

gawat darurat.

d. Upaya rujukan ilmu pengetahuan,pasien dan tenaga ahli

e. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan (Unit Gawat Darurat dan

ICU).

f. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.

III. Triage Dalam Keperawatan Gawat Darurat

Yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase keadaan pasien. Pasien-pasien

yang terancam hidupnya harus di beri prioritas utama. Triage dalam keperawatan gawat derurat

di gunakan untuk mengklasifikasian keperahan penyakit atau cidera dan menetapkan prioritas

kebutuhan penggunaan petugas perawatan kesehatan yang efisien dan sumber-sumbernya.

Standart waktu yang di perlukan untuk melakukan triase adalah 2-5 menit untuk orang dewasa

dan 7 menit untuk pasien anak-anak.

Triase di lakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam prinsip triase,

pengalaman bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD, dan memiliki kualisifikasi:

- Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan

- Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC

- Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC)

- Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen

- Keterampilan pengkajian yang tepat, dll

IV. Sistem Triase

• Spot check

25% UGD menggunakan sistem ini, perawat mengkaji dan mengklasifikasikan pasien dalam

waktu 2-3 menit. Sisten ini memungkinkan identifikasi segera.

• Komprehensif

Merupakan triase dasar yang standart di gunakan. Dan di dukung oleh ENA (Emergenci Nurse

Association) meliputi:

• A (Airway)

• B (Breathing)

• C (Circulation)

• D (Dissability of Neurity)

• E ( Ekspose)

• F (Full-set of Vital sign)

• Pulse Oximetry

Page 7: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

• Trise two-tier

Sistenm ini memetluhan orang kedua yang bertindak sebagai penolong kedua yang bertugas

mensortirpasien untuk di lakukan pengkajian lebih rinci.

• Triase Expanded

Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem komprohensif dan two-tier mencakup protokol

penanganan:

1. Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka)

2. Pemeriksaan diagnostik

3. Pemberian obat

4. Tes lab (Darah, KGD, Urinalisis, dll)

• Triase Bedside

Pasien dalam sistem ini tidak di klasifikasikan triasenya, langsung di tangani oleh perawat yang

bertugas, cepat tanpa perlu menunggu antri.

V. KATEGORI/ KLASIFIKASI TRIAS

Sistem triage dikenal dengan system kode 4 warna yang diterima secara internasional. Merah

menunjukan perioris tinggi perawatan atau pemindahan, Kuning menandakam perioritas

sedang, hijau digunakan untuk pasien rawat jalan, dan hitam untuk kasus kematian atau pasien

menjelang ajal. Perawat harus mampu mampu mengkaji dan menggolongkan pasien dalam

waktu 2 – 3 menit.

61% menggunakan 4 kategori pengambilan keputusan yaitu dengan menggunakan warna

hartu/status sebagai tanda klasifikasi yaitu Merah (Emergen), kuning (Urgen), hijau (non

Urgen), hitam (Expectant)

VI. Merah (Emergent)

Yaitu korban-korban yang membutuhkan stabilisasi segera. Yaitu kondisi yang mengancam

kehidupan dan memerlukan perhatian segera.

Contoh:

- Syok oleh berbagai kausa

- Gangguan pernapasan

- Trauma kepala dengan pupil anisokor

- Perdarahan eksternal masif

 Prioritas 1 atau Emergensi: warna MERAH (kasus berat)

Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi

segera,perdarahan berat, pasien dibawa ke ruang resusitasi, waktu tunggu 0 (nol)

·         Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla

Page 8: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

·         Trauma kepala dengan koma dan proses shock yang cepat

·         Fraktur terbuka dan fraktur compound

·         Luka bakar > 30 % / Extensive Burn

·         Shock tipe apapun

VII. Kuning (Urgent)

Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat di tunda sementara.

Kondisi yang merupakan masalah medisyang disignifikan dan memerlukan penata laksanaan

sesegera mungkin. Tanda-tanda fital klien ini masih stabil.

Contoh

• Fraktur multiple

• Fraktur femur/pelvis

• Korban dengan resiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma, obdomen berat)

• Luka bakar luas

• Gangguan kesadaran/trauma kepala

• Korban dengan status yang tidak jelas.

Semua korban dengan kategori ini harus di berikan infus, pengawasan ketat terhadap

kemungkinan timbulnya komplikasi dan berikan perawatan sesegera mungkin.

 Prioritas 2 atau Urgent: warna KUNING (kasus sedang)

Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan

kaki, waktu tunggu 30 menit, area critical care.

·         Trauma thorax non asfiksia

·         Fraktur tertutup pada tulang panjang

·         Luka bakar terbatas ( < 30% dari TBW )

·         Cedera pada bagian / jaringan lunak

VIII. Hijau (Non urgent)

Yaitu kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian pengobatan dapat

di tunda. Penyakit atau cidera minor

Contoh

- Fektur minor

- Luka minor

- Luka bakar minor

Prioritas 3 atau Non Urgent: warna HIJAU (kasus ringan)

Page 9: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal, luka lama,kondisi

yang timbul sudah lama, area ambulatory / ruang P3.

·         Minor injuries

·         Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan

IX. Hitam (Expectant)

Korban yang meninggal bunia atau yang berpotensi untuk meninggal dunia

- 6% memakai sistem empat kelas yaitu

1. Kelas1: kritis (mengancam jiwa, ekstremitas, penglihatan atau tindakan segera)

2. Kelas ii: Akut (terdapat perubahan yang signifikan, tindakan segera mungkin)

3. Kelas iii: Urgent (signifikan, tikdakan pada waktu yang tepat)

4. Kelas iv: Non Urgent (tidak terdapat resiko yang perlu segera di tangani)

- 10% digunakan sistem 5 tingkat yaitu

Tingkat contoh

1 Kritis Segera Henti jantung

2 Tidak stabil 5-15 menit Fraktur mayor

3 Potensial tidak stabil 30-60 menit Nyeri abdomen

4 Stabil 1-2 jam Sinusitis

5 Rutin 4 jam Pengangkatan jahitan

Prioritas 0: warna HITAM (kasus meninggal)

·         Tidak ada respon pada semua rangsangan

·         Tidak ada respirasi spontan

·         Tidak ada bukti aktivitas jantung

·         Tidak ada respon pupil terhadap cahaya

X. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

Penghajian (PQRST)

- Provokes (pemicu)

- Quality (kualitas)

- Radiation (penyebaran)

- Severity (intensitas)

- Time (waktu)

- Treatment (penanganan)

Page 10: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Ditambah dengan riwayat alergi, obat-obatan terahir, imunisasi, haid terahir,setekah itu baru

diklasifikasikan.

Tipsord-Klinkhammer dan Adreoni menganjurkan OLD CART

- Onset of system (awitan gejala)

- Location of Problem (lokasi masalah)

- Duration of Symptoms (karakteristik gejala yang di rasakan)

- Aggraviting Factor (faktor yang memperberat)

- Relieving Factors (faktor yang meringankan)

- Treatment ( penanganan sebekumnya)

XI. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Triase

Menurut standart ENA (1999)

- Kebutuhan fisik

- Tumbuh kembang

- Psikososial

- Akses klien dalam institusi pelayanan kes

- Alur pasien dalam kedaruratan

XII. Alur Pasien UGD

- Pastikan keluhan klien (cocokkan apa yang perawat lihat)

- Kaji segera yang penting (HR,jika ada luka dep dengan segera)

- Kaji berdasarkan ABCD

- Kaji awitan yang baru timbul

- Pantau: setiap gejala cendrung berulang atau intensitas meningkat

- Setiap gejala yang di sertai pebahan pasti lainnya

- Kemunduran secara progresif

- Usia

- Awitan

- Misteri

- Kaharusak pasien berbaring

- Kontrol yang ketat

XV. Prinsip Penatalaksanaan Keperawartan Gawat Darurat

• Memelihara jalan nafas dan menyediakan ventilasi yang adekuat, melakukan resusitasi pada

saat dibutuhkan. Kaji cedera dan obstruksi jalan nafas.

• Kontrol pendarahan dan konsekuensinya.

• Evaluasi dan pemulihan curah jantung

Page 11: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

• Mencegah dan menangani syok, memelihara sirkulasi

• Mendapatkan pemeriksaan fisik secara terus menerus, keadaan cedera atau penyakit yang

serius dari pasien tidak statis

• Menentukan apakah pasien dapat mengikuti perintah, evaluasi, ukuran dan aktivitas pupil dan

respon motoriknya.

• Mulai pantau EKG, jika diperlukan

• Lakukan penatalaksanaan jika ada dugaan fraktur cervikal dengan cedera kepala

• Melindungi luka dengan balutan steril

• Periksa apakah pasien menggunakan kewaspadaan medik atau identitas mengenai alergi dan

masalah kesehatan lain.

• Mulai mengisi alur tanda vital, TD dan status neurologik untuk mendapatkan petunjuk dalam

mengambil keputusan,

XVI. Evaluasi

Setelah mendapat pertolongan adekuat, vital signdievaluasi secara berkala, setelah itu

konsulkan dengan dokteratau bagian diagnostik untuk prosedur berikutnya, jika kondisi mulai

stabil pindahkan keruangan yang sesuai.

http://mulvina.blogspot.com/2012/09/konsep-dasar-keperawatan-gawat-darurat.html

PENGKAJIAN GAWAT DARURAT

APA YANG PERAWAT KAJI?

JENIS PENGKAJIAN

§              UMUM

§              KESADARAN

§              PRIMER

§              SEKUNDER

PENGKAJIAN UMUM

§              Kesan perawat terhadap pasien saat datang

§              Sakit berat

§              Sakit sedang

§              Sakit ringan

PENGKAJIAN KESADARAN: AVPU

§              Alert/sadar lingkungan

§              Verbal/menjawab pertanyaan

§              Pain/nyeri

Page 12: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

§              Unresponsive/tidak bereaksiss

PENGKAJIAN PRIMER:

•             AIRWAY à bebasnya jalan nafas

•             BREATHING       à adekuat pernafasan

•             CIRCULATION à adekuat jantung dan sirkulasi tubuh

Korban sadar atau tidak ?

(sumber GELS)

Sadar ® ajak bicara

–             jika suara jelas = airway bebas

•             Pasien sadar

–             raba nadi radialis

•             shock ?

–             evaluasi perfusi

–             ukur tek darah

•             Ada nadi carotis

–             raba nadi radialis

•             shock ?

–             evaluasi perfusi

–             ukur tek darah

•             Pasien tak sadar

–             raba nadi carotis

•             cardiac arrest ?

•             Tidak ada nadi carotis

Shock ?

•             Perfusi :

–             pucat - dingin - basah

–             cap. refill time lambat (kuku, telapak)

•             Nadi > 100

Page 13: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

•             Tekanan darah < 100 (atau 90) mmHg CARA MENGKAJI •              LOOK àlihat tanda

trauma, warna kulit, lihat pergerakan dada •          LISTEN à dengar suara nafas • FEEL à rasa

adanya pergerakan udara PENGKAJIAN PRIMER §                Kesadaran (bisa

bicara?) §            LOOK, LISTEN AND FEEL §             Ada nafas ? §Gerak dada §          Gerak

otot-nafas-tambahan §        Warna kulit, mukosa, kuku §       Cara palpasi nadi PENGKAJIAN

SEKUNDER v      RIWAYAT PASIEN: –        S (signs and symptoms) –                A (Allergies)

–    M (Medications) –           P (Pertinent past medical history) –         L (Last oral intake solid

liquid) –        E (Event leading to injury or illness) PENGKAJIAN NYERI •             P (Provoked) •

Q (Quality) •     R (Radian) •           S (Severity) •    T (Time) TANDA-TANDA VITAL §             

Tekanan darah §               Irama dan kekuatan nadi §                Irama, kedalaman dan

penggunaan otot bantu pernafasan§       Suhu tubuh PENGKAJIAN KEPALA, LEHER &

WAJAH • OBSERVASI dan PALPASI –       Kulit kepala –     Wajah –               Mata –  Hidung

–              telinga –               Mulut –                Leher – Nyeri tulang servikal dan tulang belakang

dll. Pengkajian dada Pengkajian abdomen Pengkajian pelvis Pengkajian ekstremitas

Pengkajian tulang belakang •     Deformitas tulang belakang •    Tanda-tanda jejas,perdarahan

•                Lecet/ luka Pengkajian psikososial •       Reaksi emosional •        Riwayat serangan

panik •            Tanda-tanda gangguan psikososial Pemeriksaan penunjang •                Radiology

dan scaning •               Pemeriksaan laboratorium •      USG dan EKG BANTUAN HIDUP

DASAR PADA DEWASA DAN ANAK ANATOMI JANTUNG & PARU Bantuan hidup dasar

Indikasi melakukan RJP adalah ; §             Henti napas. §   Disebabkan beberapa hal seperti :

tenggelam,stroke, obstruksi jalan napas akibat benda asing, menghirup asap, keracunan obat,

tersengat listrik, tercekik, trauma, MCI, dll. §  Ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan

aliran udara pernafasan dari pasien. §     Henti jantung § Pada saat terjadi henti jantung, secara

langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak

dan organ vital kekurangan oksigen. § Tujuan BHD§             Mencegah berhentinya sirkulasi

atau berhentinya pernafasan §                Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan

ventilasi dari pasien yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui resusitasi jantung

paru ( RJP ). Langkah-langkah BHD §            Pastikan keamanan penolong § Pastikan

keamanan pasien ALGORITMA PENANGGULANGAN GANGGUAN HENTI NAFAS DAN

HENTI JANTUNG Nilai Respon Pasien Ada respon         Tidak ada respon Observasi 1. Minta

bantuan 2. Nilai nafas dengan; lihat, dengar, dan rasakan Ada nafas Tidak ada nafas

Pertahankan posisi          Jamin jalan nafas              Tiup nafas 2x terbuka    Nilai fungsi sirkulasi

Ada denyut                Tidak ada denyut Nafas buatan Intubasi ETT       Lakukan RJP Oksigen

Anamnesa IV cateter         Pem fisik Tanda vital        Monitoring PERIKSA KEMBALI KEADAAN

Page 14: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

KORBAN DENGAN CARA MENGGONCANGKAN BAHU KORBAN SEGERA BERTERIAK

MINTA PERTOLONGAN Memeriksa jalan nafas; Melihat (look) Mendengar (listen) Merasakan

(feel) PEMERIKSAAN JALAN NAFAS MEMPERBAIKI POSISI KORBAN/ PASIEN

MEMPERBAIKI POSISI PENOLONG MEMBUKA JALAN NAFAS Chin lif dan Head tild •   

Tengadahkan kepala – topang dagu (chin Lift) Gerakan mengedapkan rahang (mencakillan)

Jaw Thrust BREATHING ( BANTUAN NAFAS ). Memastikan pasien tidak bernafas; Melihat

(look), mendengar (listen), Merasakan (feel) Memastikan jalan nafas •        Melihat (look),

mendengar (listen), merasakan (feel) MEMBERIKAN BANTUAN NAFAS MULUT KE MULUT

MULUT KE HIDUNG MULUT KE STOMA BAG VALVE MASK ( AMBU BAG ) Evaluasi airway &

breathing Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas buatan yang efektif,periksa

apakah masih ada sumbatan di mulut pasien serta perbaiki posisi tengadah kepala dan angkat

dagu yang belum adekuat. Lakukan sampai dapat dilakukan 2 kali nafas buatan yang adekuat.

•        Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal tetapi tetap belum sadar, ubah posisi

pasien ke posisi miring mantap, bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi . •       Waspada

terhadap kemungkinan pasien mengalami henti nafas.kembali, jika terjadi segera terlentangkan

pasien dan lakukan nafas buatan kembali. –           Jika tetap gagal memberikan napas buatan,

tetap lanjutkan ke pemeriksaan tanda-tanda sirkulasi CIRCULATION ( BANTUAN SIRKULASI )

Memastikan ada tidaknya denyut jantung Memastikan ada tidaknya denyut jantung •            

Arteri brakhialis •             Arteri karotis •  Sirkulasi ( C ) •   Bila arteri karotis tidak teraba lakukan

kombinasi nafas buatan dan kompresi jantung luar dengan perbandingan 15 : 2 (baik 1 atau 2

orang penolong). •               Jari telunjuk dan jari tengah penolong menelusuri tulang iga kanan

atau kiri sehingga bertemu dengan tulang dada ( sternum ) Dari pertemuan tulang sternum

diukur kurang lebih 2 atau 3 jari keatas daerah tersebut merupakan tempat untuk meletakan

tangan penolong dalam memberikan bantuan sirkulasi. Letakkan salah satu pangkal telapak

tangan penolong pada pertengahan dari seperdua bagian bawah tulang dada ( sternum ) •

Tepatkan badan penolong vertikal diatas pasien dengan bertumpu pada kedua lengan yang

diluruskan diatas`sternum pasien dan tekan sternum tegak lurus sedalam 3.8 – 5 cm. •               

Lepaskan tekanan tanpa melepas kontak antara tangan dan sternum pasien, kemudian ulangi

penekanan/ kompresi jantung luar dengan kecepatan 100 X/ menit ( dilakukan 4 siklus / menit ,

berarti hampir 2 X kompresi dalam 1 detik ) EVALUASI • Sesudah 4 siklus ventilasi dan

kompresi kemudin pasien dievaluasi kembali. •              Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan

kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio 15:2. •        Jika ada nafas dan denyut nadi

teraba letakan pasien pada posisi mantap. •      Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan

bantuan nafas sebanyak 10- 12 x/menit dan monitor nadi setiap 10 detik. •         Jika sudah

Page 15: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

terdapat pernafasan spontan dan adekuat serta nadi teraba, jaga agar jalan nafas tetap

terbuka. •               Lanjutkan resusitasi sampai : –   Pertolongan diambil alih oleh yang lebih ahli

–                Pasien menunjukan tanda-tanda sirkulasi –         Penolong kelelahan. Hal – hal yang

perlu diperhatikan –                Evaluasi pernafasan pasien tiap 1 menit saat dilakukan RJP –      

Lakukan RJP sampai –    Timbul nafas spontan. –                Diambil alih alat/ petugas lain.

–                Dinyatakan meninggal –                Penolong tidak mampu atau sudah 30 menit tidak

ada respon. Komplikasi RJP •           Fraktur iga. Sering terjadi terutama pada orang tua. RJP

tetap diteruskan walaupun terasa ada fraktur iga. Fraktur mungkin terjadi bila posisi tangan

salah • Perdarahan intra abdominal Posisi tangan yang terlalu rendah akan menekan procesus

xipoideus ke arah hepar (limpa). •           Distensi lambung karena pernafasan buatan.

PENATALAKSANAAN OBSTRUKSI JALAN NAFAS OLEH BENDA ASING PADA DEWASA

MANUVER HEIMLICH PADA KORBAN SADAR DENGAN POSISI BERDIRI ATAU DUDUK. .

Manuver Heimlich pada korban yang tergeletak ( tidak sadar ) KONSEP-KONSEP

KEPERAWATAN DARURAT Pengertian KGD Rangkaian kegiatan praktik keperawatan

kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan

keperawatan di ruang gawat darurat. Proses KGD Proses dalam KGD meliputi : 1.  Pengkajian

2.     Perencanaan 3. Pelaksanaan 4.  Evaluasi 5.           Dokumentasi PPGD (Penanggulangan

Penderita Gawat Darurat) Suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian

maupun kecatatan. Berasal dari istilah critical ill patient (pasien kritis/gawat) dan emergency

patient (pasien darurat). Tujuan PPGD 1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save life and

limb) pada penderita gawat darurat, hingga dapat hidup dan berfungsi kembali dalam

masyarakat sebagaimana mestinya. 2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan

untuk memperoleh penanganan yang Iebih memadai. 3. Menanggulangi korban bencana.

Penderita Gawat Darurat Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau

kegagalan dan salah satu sistem/organ di bawah ini yaitu : o             Susunan saraf pusat o   

Pernapasan o    Kardiovaskuler o              Hati o    Ginjal o Pancreas Penyebab Kegagalan

Organ o                Trauma/cedera3 o           lnfeksi o               Keracunan (poisoning) o              

Degenerasi (failure) o    Asfiksi o                Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar

(excessive loss of wafer and electrolit,dll Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovskuler,

pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat (4-6 menit),

sedangkan kegagalan sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang

lebih lama. Mati Ø                Mati Klinis : -      Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt -               

Terjadi gangguan fungsi -             Sifat Reversible Ø                Mati Biologis : - Otak kekurangan

Oksigen dlm 8-10 mnt - Terjadi kerusakan sel -               Sifat Ireversible Kategori Kasus

Page 16: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Penyebab Kematian a.      Immediately Life Threatening Case : 1. Obstruksi Total jalan Napas

2. Asphixia 3. Keracunan CO 4. Tension Pneumothorax 5. Henti jantung 6. Tamponade Jantung

b.               Potentially Life Threatening Case 1. Ruptura Tracheobronkial 2. Kontusio Jantung /

Paru 3. Perdarahan Masif 4. Koma Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena

adanya ancaman kecatatan •      Fraktur tulang disertai cedera pada persyarafan • Crush Injury

•               Sindroma Kompartemen Faktor Penentu Keberhasilan PPGD •      Kecepatan

menemukan penderita gawat darurat •         Kecepatan meminta pertolongan •               

Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan di tempat kejadian, dalam perjalanan ke

rumah sakit dan pertolongan selanjutnya di puskesmas atau rumah sakit Filosofi Dasar PPGD •

Universal •    Penanganan oleh siapa saja •               Penyelesaian berdasarkan masalah

Prinsip 1. Penanganan cepat dan tepat 2. Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang

menemukan pasien tersebut ( awam, perawat, dokter), Meliputi tindakan : A. Non medis : Cara

meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat. B. Medis : Kemampuan medis berupa

pengetahuan maupun ketrampilan : BLS, ALS Triage Tindakan memilah-milah korban sesuai

dengan tingkat kegawatannya untuk memperoleh prioritas tindakan. 1. Gawat darurat – merah

Kelompok pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan

terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat

pertolongan secepatnya. 2. Gawat tidak darurat – putih Kelompok pasien berada dalam

keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut. 3.

Tidak gawat, darurat – kuning Kelompok pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi

tidak mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal. 4. Tidak gawat,

tidak darurat – hijau, 5. Meninggal - hitam Lingkup PPGD v          Melakukan Primary Survey,

tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian dilanjutkan dengan Secondary

Survey v Menggunakan tahapan ABCDE A : Airway management B : Breathing management

C : Circulation management D : Drug, Defibrilator, Disability E : EKG, Exposure v               

Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung Pada kasus-kasus tanpa henti

napas dan henti jantung, maka upaya penanganan harus dilakukan untuk mencegah keadaan

tsb, misal pasien koma dan pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada

daerah muka dan leher. Peran & Fungsi Perawat Gadar Fungsi Independen Fungsi mandiri

berkaitan dengan pemberian asuhan (Care) Fungsi Dependen Fungsi yang didelegasikan

sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain Fungsi Kolaboratif Kerjasama saling membantu dlm

program kes. (Perawat sebagai anggota Tim Kes.) Kemampuan Minimal Perawat UGD

(Depkes, 1990) •          Mengenal klasifikasi pasien •     Mampu mengatasi pasien : syok, gawat

nafas, gagal jantung paru otak, kejang, koma, perdarahan, kolik, status asthmatikus, nyeri hebat

Page 17: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

daerah pinggul & kasus ortopedi. •         Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan

keperawatan gawat darurat •          Mampu melaksanakan komunikasi eksternal dan internal

Aspek Hukum Dalam KGD Pemahaman terhadap aspek hukum dalam KGD bertujuan

meningkatkan kualitas penanganan pasien dan menjamin keamanan serta keselamatan pasien.

Aspek hukum menjadi penting karena konsensus universal menyatakan bahwa pertimbangan

aspek legal dan etika tidak dapat dipisahkan dari pelayanan medik yang baik. Tuntutan hukum

dalam praktek KGD biasanya berasal dari : 1.            Kegagalan komunikasi 2.   

Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi Permasalahan etik dan hukum KGD

merupakan isu yang juga terjadi pada etika dan hukum dalam kegawatdaruratan medik yaitu :

1.        Diagnosis keadaan gawat darurat 2.                Standar Operating Procedure 3.               

Kualifikasi tenaga medis 4.           Hak otonomi pasien : informed consent (dewasa, anak) 5.

Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien 6.            Kewajiban untuk

memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit, menyelamatkan) 7. Kewajiban untuk

merahasiakan (etika >< hukum)

Pengertian KGD

Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang

kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.

Proses KGD

Pengkajian

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Dokumentasi

PPGD Pertolongan Penderita Gawat Darurat Suatu pertolongan yang cepat dan tepat untuk

mencegah kematian maupun kecatatan. Berasal dari istilah : Critical ill Patient Emergency

Patient

MATI

Mati Klinis :

Otak kekurangan Oksigen dlm 6-8 mnt

Terjadi gangguan fungsi

Sifat Reversible

Mati Biologis :

Otak kekurangan Oksigen dlm 8-10 mnt

Terjadi kerusakan sel

Page 18: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Sifat Ireversible

Kategori

Immediately Life Threatening Case :

1. Obstruksi Total jalan Napas

2. Asphixia

3. Keracunan CO

4. Tension Pneumothorax

5. Henti jantung

6. Tamponade Jantung

Potentially Life Threatening Case

1. Ruptura Tracheobronkial

2. Kontusio Jantung / Paru

3. Perdarahan Masif

4. Koma

Kelompok kasus yang perlu penanganan segera karena adanya ancaman kecatatan

1. Fraktur tulang disertai cedera pada

persyarafan

2. Crush Injury

3. Sindroma Kompartemen

Filosofi Dasar PPGD

Universal

Penanganan oleh siapa saja

Penyelesaian berdasarkan masalah

TRIAGE

Tindakan memilah-milah korban sesuai dengan tingkat kegawatannya untuk memperoleh

prioritas tindakan.

Gawat darurat – merah

Gawat tidak darurat – putih

Tidak gawat, darurat – kuning

Tidak gawat, tidak darurat – hijau,

Meninggal – hitam

Prinsip

Penanganan cepat dan tepat

Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang menemukan pasien tersebut

Page 19: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

( awam, perawat, dokter)

Meliputi tindakan :

A. Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi, menyiapkan alat-alat.

B. Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun ketrampilan : BLS, ALS

Lingkup PPGD

Melakukan Primary Survey , tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian dilanjutkan

dengan Secondary Survey

Menggunakan tahapan ABCDE

Resusitasi pada kasus dengan henti napas dan henti jantung

A : Airway management

B : Breathing management

C : Circulation management

D : Drug

Defibrilator

Disability

DD/

E : EKG

Exposure

Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan henti jantung, maka upaya penanganan harus

dilakukan untuk mencegah keadaan tsb, misal:

Pasien Koma

Pasien dengan trauma inhalasi atau luka bakar grade II-III pada daerah muka dan leher

Peran & Fungsi Perawat Gadar

Pelayanan ga w at darurat yang lebih baik / prima, sangat dibutuhkan karena

Kasus gawat darurat meningkat akibat : Modernisasi pengangkutan dan pembangunan,

kepadatan penduduk, lingkungan pemukiman, kemajuan IPTEK.

Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat

Sifat pasien gawat darurat

Perlu pertolongan segera, cepat, tepat dan aman

Mempunyai masalah patologis, psikososial, lingkungan, keluarga

Tidak sabar menunggu à informasi

Unik

Perawat profesional

Perawat gawat darurat

Page 20: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Orang terdekat dengan pasien

Paling mengetahui perkembangan pasien saat dirawat à tanda – tanda kegawatan

Mampu mengenal gejala dan pertolongan sebelum dokter datang

Bertanggung jawab atas perkembangan dan tindakan yang telah dilakukan à pencatatan

Berfikir dan berinisiatif à melihat gejala pasien syok hipovolemik à interpretasi data à syok à 

Produk urine, sirkulasi perifer, kehausan, kesadaran à atur posisi pasien, berikan oksigen,

hangatkan perifer

Pengertian peran : tl yg diharapkan oleh orang lain terhadap sesorang dengan kedudukan

dalam sistem fungsi : pekerjaan / segala sesuatu yang harus dilakukan sesuai peran gawat

darurat medik : peristiwa yang menimpa seseorang dengan tiba-tiba dapat membahayakan

jiwa, memerlukan tindakan medik segera dan tepat

Ird : suatu tempat / unit di RS yg memiliki tim kerja dengan kemampuan khusus & peralatan, yg

memberikan yan ps gawat darurat, merupakan rangkaian dari upaya penanggulangan pasien

gd yang terorganisir

Peran perawat

Sesuai lokakarya nasional keperawatan th 1993 :

Sebagai tenaga pelaksana pelayanan keperawatan

Sebagai pengelola dalam bidang pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan

Sebagai pendidik dalam ilmu keperawatan

Sebagai peneliti

Peran perawat sebagai pelaksana dapat dijabarkan sbb

Pemberi asuhan keperawatan (care giver)

Pelindung pasien (advocate)

Sebagai penasehat (counsellor)

Sebagai pendidik

Sebagai koordinator

Sebagai kolaborator

Sebagai konsultan

Fungsi perawat adalah sebagai berikut

Fungsi independen Fungsi mandiri berkaitan dengan pemberian asuhan (Care)

Fungsi dependen Fungsi yang didelegasikan sepenuhnya atau sebagian dari profesi lain

Fungsi kolaboratif Kerjasama saling membantu dlm program kes. (Perawat sebagai anggota

Tim Kes.)

Fungsi independen di ugd dijabarkan

Page 21: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Sebagai tuan rumah yg baik bagi pasien / anggota tim kes. Lain

Melaksanakan pengkajian, Membuat diagnosa, Merencanakan Yan Kep, Melaksanakan

Tindakan Askep, Mengevaluasi Yan Kep, Mendokumentasikan Proses Kep.

Melaksanakan kebijakan dan prosedur yg berlaku di RS / UGD

Sebagai komunikator

Merawat & menjaga keutuhan alat agar siap pakai

Sebagai operator untuk alat kedokteran : ekg, defibrilator, respirator, nebulizer, monitor jantung,

air viva dll.

Sebagai pemberi askep pasien gawat darurat selama 24 jam terus menerus

berkesinambungan, turut serta dalam klb.

Kemampuan minimal petugas UGD Pedoman depkes 1990

Membuka & membebaskan jalan nafas (airway)

Memberikan ventilasi pulmoner & oksigenisasi (breathing)

Memberikan sirkulasi artificial dengan jalan massage jantung luar (circulation)

Menghentikan perdarahan, balut bidai, transportasi, pengenalan & penggunaan obat resusitasi,

membuat & membaca rekaman EKG.

B. KEMAMPUAN TENAGA PERAWAT UGD SS PEDOMAN KERJA PERAWAT,

    DEPKES 1999 :

Mampu mengenal klasifikasi pasien :

Pasien TGDG “false emergency” ( label hijau ) korban memerlukan tindakan medis tdk segera

Pasien DTG ( label kuning ) korban tidak gawat memerlukan pertolongan medik untuk

mencegah lebih gawat atau mencegah cacat.

Pasien GD ( label merah ) korban dlm keadaan mengancam nyawa bila tdk segera ditolong.

Pasien GTD ( label putih ) pasien parah pertolongan tidak mempunyai arti bagi penyelamatan

jiwanya.

Pasien yg meninggal/Death on Arrival ( label hitam )

Mampu mengatasi pasien : Syok, Gawat Nafas, Gagal Jantung Paru Otak, Kejang, Koma,

Perdarahan, Kolik, Status Asthmatikus, Nyeri hebat daerah pinggul & Kasus Ortopedi.

Mampu Melaksanakan pencatatan & pelaporan yan askep .

Mampu berkomunikasi : Intern, Ekstern