Konsep bunuh diri

6
Kasus Tn. D dibawa ke RSJ karena saat di rumah bertriak-teriak, menangis, dan membentur-benturkan kepala ke tembok. Klien mulai menunjukkan perilaku aneh yang teridentifikasikan sebagai gejala positif schizophrenia sejak dua minggu yang lalu. Klien belum pernah dirawat sebelumnya, tetapi menurut keluarga klien, sejak dulu memang pendiam dan tertutup, terlebih setelah kematian ayahnya 8 tahun yang lalu. Pada saat dikaji tangan kanan klien tampak kontraktur, klien sering menyendiri, kontak mata buruk, afek labil, tiba-tiba berteriak, dan mencpba menjatuhkan diri dari tempat tidur. Klien mengalamami gangguan konsep diri Pertanyaan: Jawaban 1. RBD : Konsep dasar 2. Nemurut WHO bunuh diri: a. Egoistik: terjadi pada orang yang kurang kuat integrasinya dalam suatu kelompok. b. Altruistik: terjadi pada orang yang mempunyai integritas berlebih terhadap kelompoknya. c. Anomik: terjadi pada orang yang tinggal di masyarakat yang tanpa aturan dan norma. d. Fatalistik: terjadi pada orang yang tinggal di masyarakat yang terlalu ketap peraturannya. Menurut stuart dan sundeen a. Upaya bunuh diri: sengaja melakukan kegiatan menuju bunuh diri dan bila kegiatan itu sampai tuntas akan menyebabkan kematian. b. Isyarat bunuh diri: bunuh dir yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi perilaku orang prilaku lain.

Transcript of Konsep bunuh diri

Page 1: Konsep bunuh diri

Kasus

Tn. D dibawa ke RSJ karena saat di rumah bertriak-teriak, menangis, dan membentur-benturkan kepala ke tembok. Klien mulai menunjukkan perilaku aneh yang teridentifikasikan sebagai gejala positif schizophrenia sejak dua minggu yang lalu. Klien belum pernah dirawat sebelumnya, tetapi menurut keluarga klien, sejak dulu memang pendiam dan tertutup, terlebih setelah kematian ayahnya 8 tahun yang lalu. Pada saat dikaji tangan kanan klien tampak kontraktur, klien sering menyendiri, kontak mata buruk, afek labil, tiba-tiba berteriak, dan mencpba menjatuhkan diri dari tempat tidur. Klien mengalamami gangguan konsep diri

Pertanyaan:

Jawaban

1. RBD : Konsep dasar2. Nemurut WHO bunuh diri:

a. Egoistik: terjadi pada orang yang kurang kuat integrasinya dalam suatu kelompok.

b. Altruistik: terjadi pada orang yang mempunyai integritas berlebih terhadap kelompoknya.

c. Anomik: terjadi pada orang yang tinggal di masyarakat yang tanpa aturan dan norma.

d. Fatalistik: terjadi pada orang yang tinggal di masyarakat yang terlalu ketap peraturannya.

Menurut stuart dan sundeena. Upaya bunuh diri: sengaja melakukan kegiatan menuju bunuh diri dan bila

kegiatan itu sampai tuntas akan menyebabkan kematian.b. Isyarat bunuh diri: bunuh dir yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi

perilaku orang prilaku lain.c. Ancaman bunuh diri: suatu peringatan baik secara langsung verbal atau

nonverbal bahwa seseorang sedang mengupayakan bunuh diri.3. SPTK PASIEN KELUARGA

Page 2: Konsep bunuh diri

Konsep bunuh diri

1. Pengertian bunuh diri

Menurut stuart sundeen dalam principle psychiatric nursing (1995:866)

memberi definisi sebagai berikut :

Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang dengan segala yang tahu

akan akibatnya yang dapat mengakhiri hidupnya sendiri dalam waktu

singkat (Maramis, 1998: 431). Suicide adalah ilmu yang mempelajari

latar belakang, jenis, teknik bunuh diri dan upaya pencegahannya secara

ilmiah dan manusiawi. Menurut kriminolog/antropolog dari FISIP UI,

Ronny Nitibaskara, penyebab cara mengakhiri hidup itu dapat

diklasifikasikan menjadi empat dasar yang dikombinasikan menjadi

NASH (natural accident suicide and homicide). Homicide atau

pembunuhan, termasuk dalam disiplin ilmu kriminologi.

2. Etiologi bunuh diri

a. Banyak penyebab tentang alasan seseorang melakukan bunuh diri:

1) Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi

stress.

2) Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan

hubungan.

3) Interpersonal atau gagal melakukan hubungan yang berarti.

4) Perasaan marah atau bermusuhan, bunuh diri dapat

merupakan hukuman pada diri sendiri.

5) Cara untuk mengakhiri keputusasaan.

b. Berdasarkan teori terdapat 3 penyebab terjadinya bunuh diri adalah

sebagai berikut:

1) Genetic dan teori biologi

Faktor genetic mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri

pada keturunannya. Di samping itu adanya penurunan

serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi

terjadi resiko bunuh diri

2) teori sosiologi

Page 3: Konsep bunuh diri

emile durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu :

egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok

sosial), atruistik (melakukan suicide untuk kebaikkan

masyarakat) dan anomic (suicid karena kesulitan dalam

berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan

stressor)

3) teori psikologi

sigmund freud dan karl menninger menyakinkan bahwa

bunuh diri merupakan hasil dari marah yang di arahkan

pada diri sendiri.

3. Tanda dan gejala

Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang tersebut

tidak membuat rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat untuk

melakukan rencana bunuh diri tersebut adalah: keputusasaan, celaan

terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berguna, alam perasaan,

depresi, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap, penurunan berat

badan, berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial.

Adapuan petunjuk psikiatri antara lain: upaya bunuh diri sebelumnya,

kelainan afektif, alkoholisme dan penyalah gunaan obat, kelainan tindakan

dan depresi mental pada remaja, dimensial dini/status kekacauan mental

pada lansia. Sedangkan riwayat psikososial adalah : baru berpisah,

bercerai/kehilangan, hidup sendiri, tidak bekerja, perubahan/kehilangan

pekerjaan baru dialami, faktor-faktor kepribadian: implisit, agresif, rasa

bermusuhan, kegiatan kognitif dan negatif, keputusasaan, harga diri

rendah, batasan/gangguan kepribadian anti sosial.

4. Faktor yang mempengaruhi bunuh diri

a. Faktor mood dan biokimiawi otak

b. Faktor riwayat gangguan mental

c. Faktor meniru, imitasi, dan pembelajaran

Page 4: Konsep bunuh diri

d. Faktor isolasi sosial dan human relation

e. Faktor hilangnya perasaan aman dan ancaman kebutuhan dasar

f. Faktor religiusitas

5. Rentang respon

Respon adaptif Respon maladaptif

Peningkatan

diri

Pertumbuhan

peningkatan

berisiko

Perilaku

destruktif

diri tak

langsung

Pencederaan

diri

Bunuh diri

6. Terapi lingkungan pada kondisi khusus bunuh diri (suicide)

Ruangan aman dan nyaman, terhindar dari alat yang dapat di

gunakan untuk mencederai diri sendiri atau oranglain, alat-alat medis,

obat-obatan dan jenis cairan medis di lemari dalam keadaan terkunci,

ruangan harus di tempatkan di lantai 1 dan keseluruhan ruangan mudah di

pantau oleh petugas kesehatan, tata ruangan menarik dengan cara

menempelkan poster yang cerah dan meningkatkan gairah hidup pasien,

warna dinding cerah, adanya bacangan ringan, lucu dan memotivasi hidup,

hadirkan musik ceria, televisi dan film komedi, adanya lemari khusus

untuk menyimpan barang-barang pribadi pasien.

Lingkungan sosial: komunikasi terapeutik dengan cara semua

petugas menyapa pasien sesering mungkin, memberikan penjelasan setiap

akan melakukan kegiatan keperawatan atau kegiatan medis lainnya,

menerima pasien apa adanya jangan mengejek serta merendahkan,

meningkatkan harga diri pasien, membantu menilai dan meningkatkan

hubungan sosial secara bertahap, membantu pasien dalam berinteraksi

dengan keluarganya, sertakan keluarga dalam rencana asuhan

keperawatan, jangan membiarkan pasien terlalu lama. (Yosep, I. 2007)