Konsep Aktiva Dan Hutang
-
Upload
france-gansu -
Category
Documents
-
view
364 -
download
17
Transcript of Konsep Aktiva Dan Hutang
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
1/19
1
ASET DAN PENGUKURANNYA
I. PENDAHULUAN
Pengukuran terdiri atas pemberian suatu kuantitas numerik pada suatu karakteristik atau
atribut suatu obyek tertentu, seperti aset, atau suatu aktivitas, seperti produksi.
Pemilihan pengukuran aset harus dipandu oleh tujuan pelaporan keuangan yang berasal dari
struktur akuntansi, keinginan untuk dapat menafsirkan laporan keuangan menurut ukuran
ekonomi atau nilainya bagi pembaca.
Dua cara pengukuran aset
1.
Pendekatan pendapatan
biaya (revenue-expense approach)
Mendukung biaya historis karena biaya historis menceritakan kisah perusahaan dengan
lebih baik
Cenderung menempatkan pengukuran penghasilan sebagai masalah sentral dalam
akuntansi
Neraca adalah laporan jumlah-jumlah residual yang akan dibawa ke periode-periode
masa depan
Penilaian aset paling baik dilakukan secara tidak langsung
MetodeLast In First Out (LIFO) seringkali disukai oleh pihak historikus karena dalam
periode-periode inflasi, metode ini memberikan ukuran marjin kotor yang lebih tepat.
Kelemahannya adalah bahwa ukuran persedian di neraca menjadi kurang tepat
2. Pendekatan asetkewajiban(asset-l iabil i ty approach)
Mendukung biaya masa berjalan karena mencerminkan masa depan perusahaan dengan
lebih baik
Cenderung menjadikan neraca sebagai fokus sentral dan menyatakan penghasilan yang
akan diperoleh sebagai urutan kedua
Para futuris cenderung lebih mendukung Fisrt In First (FIFO) karena metode ini
memberikan ukuran nilai aset yang lebih baik di neraca, kelemahannya adalah bahwa
metode ini menghasilkan ukuran harga pokok penjualan yang kurang tepat
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
2/19
2
II.PROSES PENGUKURAN
Pengukuran dalam akuntansi adalah proses memberikan jumlah moneter kuantitatif yang
berarti pada obyek atau peristiwa yang berkaitan dengan suatu badan usaha, dan diperoleh
sedemikian rupa sehingga jumlah itu sesuai untuk agregasi (seperti total penilaian aset) ataudisagregasi seperti yang diisyaratkan untuk situasi-situasi tertentu.
Pengukuran biasanya dilakukan dalam ukuran moneter. Jangan dilupakan bahwa data
nonmoneter, seperti kapasitas produksi dalam ton atau jumlah pegawai, seringkali relevan
untuk prediksi dan pengambilan keputusan. Misalnya, salah satu tujuan diuraikannya
pengukuran pos-pos pabrik dan peralatan adalah untuk memberikan indikasi tentang jumlah
kuantitas fisik atau kapasitas produktif yang dimiliki perusahaan.
Karena aset mempunyai beberapa atribut, pengukuran dan publikasi lebih dari satu atribut
mungkin relevan bagi investor dan pemakai lain laporan keuangan. Oleh karena itu, konsep-
konsep penilaian bisa saja saling melengkapi dan juga saling bersaing satu sama lain.
Harga Pertukaran (Exchange Pri ces)
Karena barang dan jasa umumnya dipertukarkan dengan ukuran uang, logislah jika harga
pertukaran (harga pasar) seharusnya relevan dengan pelaporan eksternal. Selain itu, karena
keputusan ekonomi hanya dapat mempengaruhi hasil berjalan dan hasil masa depan, harga
pertukaran masa berjalan (current exchange price) dan harga pertukaran masa depan (future
exchange price) secara potensial sama relevannya dengan harga pertukaran masa lalu.
Nilai keluaran (output values) mencerminkan dana yang diterima oleh suatu perusahaan, yang
didasarkan terutama pada harga pertukaran untuk produk suatu perusahaan.
Nilai masukan (input values) mencerminkan ukuran imbalan yang diserahkan untuk
memperoleh aset yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam operasinya.
Oleh karena itu, ada enam kategori utama nilai pertukaran yaitu:
Input Values Output Values
Past Historical Cost Past Selling Prices
Current Replacement Cost Current Selling Price
Future Expected Cost Expected Realizable Value
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
3/19
3
III.UKURAN MASUKAN
1. Biaya Masukan Historis (H istori cal I nput Cost)
Biaya historis didefinisikan sebagai harga agregat yang dibayarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh kepemilikan dan penggunaan suatu aset, termasuk semua pembayaran yang
diperlukan untuk mendapatkan aset itu di lokasi dan dengan kondisi yang disyaratkan
agar aset itu dapat memberikan manfaat dalam produksi atau operasi perusahaan lainnya.
Salah satu kelemahan utama penilaian biaya historis adalah bahwa nilai aset bagi
perusahaan mungkin berubah dari waktu ke waktu; setelah periode waktu yang panjang
nilai itu mungkin tidak mempunyai arti apapun sebagai ukuran kuantitas sumber daya
yang tersedia bagi badan usaha, nilai manfaat masa depannya, atau harga pasar masa
berjalan aset itu.
Pandangan yang lebih jauh ke dalam arti biaya diberikan dalam tiga variasi biaya
masukan historis yang ditemukan dalam literatur yaitu:
a. Biaya Bijaksana (Prudent Costs)
Konsep ini menyatakan bahwa hanya biaya-biaya yang secara normal dibayar untuk
properti oleh manajemen yang bijaksana yang harus dimasukkan dalam pengukuran
aset atau aktivitas.
Contohnya dalam perolehan barang eceran, biaya transportasi, penyimpanan, dan
penanganan yang normal harus dimasukkan dalam sebagai bagian dari total biaya yang
dapat dijadikan persediaan. Tetapi biaya pengiriman yang berlebihan karena
pembelian dilakukan dengan besar pesanan yang tidak efisien atau biaya yang
berlebihan karena pengiriman ulang atau penanganan ulang, harus dikeluarkan dari
penilaian persediaan.
Jika demikian halnya, harus disadari bahwa konsep ini sukar diterapkan karena konsep
ini membutuhkan pertimbangan nilai dalam menentukan berapa biaya yang berlebihan
dan berapa biaya yang dibutuhkan.
Secara umum, biaya yang dimaksudkan akan ditanggung oleh manajemen pada saat
komitmen awal dapat diasumsikan telah didasarkan pada pertimbangan yang bijaksana
kecuali jika bukti-bukti jelas menunjukkan keadaan sebaliknya. Biaya tambahan yang
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
4/19
4
tidak diduga harus dikeluarkan karena tidak ada bukti bahwa manajemen sejak awal
setuju untuk menanggung biaya ini
b. Biaya Standar (Standard Costs)
Istilah biaya standar diterapkan pada penilaian dengan dasar berapa biaya yang
seharusnya, menurut asumsi-asumsi tertentu yang menyangkut tingkat efisiensi
produktif dan pemanfaatan kapasitas yang diinginkan
Keunggulan konsep biaya ini, seperti biaya bijaksana, biaya ketidakefisienan
dihilangkan.
c. Biaya Asal (Original Costs)
Biaya asal mengacu pada biaya properti bagi perusahaan yang pertama-tama
menyerahkannya untuk pelayanan.
2. Biaya Masukan Masa Berjalan (Curr ent I nput Cost)
Biaya masa berjalan merupakan harga pertukaran yang diperlukan saat ini untuk
memperoleh aset yang sama atau setaranya. Jika ada pasar tempat aset-aset yang serupa
dibeli dan dijual, harga pertukaran dapat diperoleh dan dihubungkan dengan aset yang
dimiliki; harga ini menunjukkan nilai maksimum bagi perusahaan.
3. Biaya Masukan Masa Depan yang Didiskontokan (Discounted Future Input Cost)
Jika harga, menurut persyaratan dalam kontrak, akan dibayarkan di suatu saat mendatang,
biaya aset haruslah sebesar nilai kewajiban kontraktual yang didiskontokan ke waktu
sekarang.
IV. UKURAN-UKURAN KELUARAN
Harga keluaran menunjukkan jumlah kas, atau nilai imbalan lainnya, yang diterima ketika
aset atau manfaatnya meninggalkan perusahaan dalam suatu pertukaran atau konversi.
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
5/19
5
1. Nilai Realisasi Bersih (Net Reali zable Values)
Nilai realiasasi bersih dapat didefinisikan sebagai harga keluaran masa berjalan dikurangi
nilai masa berjalan semua perkiraan biaya dan beban tambahan (tidak termasuk pengaruh
pajak) yang berhubungan dengan penyelesaian, penjualan, dan penyerahan barang.
2. Setara Kas Masa Berjalan (Cur rent Cash Equi valent)
Ukuran ini menunjukkan jumlah kas atau daya beli umum yang dapat diperoleh dengan
menjual setiap aset menurut syarat-syarat likuidasi yang tertib, yang mungkin diukur
dengan harga pasar kutipan untuk barang dengan jenis dan kondisi yang sama.
3. Nilai Likuidasi (L iquidation Values)
Nilai likuidasi serupa dengan harga keluaran masa berjalan, kecuali bahwa nilai likuidasi
diperoleh dari kondisi pasar yang berbeda. Harga keluaran masa berjalan mengasumsikan
operasi penjualan yang normal dan biasanya suatu laba yang normal, dan setara kas masa
berjalan mengasumsikan setidak-tidaknya likuidasi yang teratur. Tetapi nilai likuidasi
mengasumsikan penjualan terpaksa, baik kepada pelanggan biasa dengan pengurangan
harga besar-besaran ataupun kepada perusahaan atau penyalur lain dengan harga yang
jauh di bawah harga pokok.
4. Penerimaan Kas atau Potensi Jasa Masa Depan yang Didiskontokan (Discounted
Futur e Cash Receipt or Service Potential)
Bila penerimaan kas yang diharapkan mengharuskan adanya periode tunggu (waiting
period), nilai sekarang penerimaan ini lebih kecil daripada nilai aktual yang diharapkan
akan diterima. Semakin panjang periode tunggu, semakin kecil nilai sekarangnya. Secara
konseptual, nilai sekarang ditentukan dengan proses pendiskontoan.
V.
UKURAN NILAI TERENDAH ANTARA BIAYA DAN PASAR (LOWER OF COST OR
MARKET MEASURES)
Prosedur penilaian yang terendah antara biaya dan pasar bukanlah konsep penilaian keluaran
dan juga bukan konsep penilaian masukan, tetapi merupakan campuran kedua konsep itu.
Istilah pasar bisa mengacu pada harga keluaran ataupun masukan.
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
6/19
6
Salah satu alasan ketenarannya adalah penekanan pada neraca sebagai laporan kepada
kreditor. Tanpa suatu laporan yang andal untuk mendasari harapan-harapan yang menyangkut
operasi masa depan, kreditor menekankan nilai konversi terendah yang mungkin untuk aset-
aset. Jadi kebijakan konservatisme dianut sehubungan dengan penilaian neraca.
VI. TUJUAN PENGUKURAN
1. Tujuan Sintaktis (Syntatic Objectives)
Seleksi dipengaruhi pertama kali oleh pendekatan kita terhadap pengukuran aset. Dalam
struktur akuntansi tradisional neraca menjadi suatu tahap antara dua laporan rugi laba,
dan penilaian aset menjadi proses penghitungan berapa besar jumlah yang akan di bawa
ke periode yang akan datang.
2. Pengukuran dan Penandingan (Measurement and Matchi ng)
Pendekatan konvensional terhadap akuntansi tetaplah pendekatan pendapatan-beban.
Dalam pendekatan ini, tujuan pengukuran aset adalah mendapatkan suatu dasar bagi
perhitungan marjin operasi kotor serta penghasilan dari semua transaksi. Penghasilan
didefinisikan sebagai selisih antara total pendapatan dan nilai masukan semua beban yang
terkait dengan pendapatan itu atau dengan periode berjalan.
3. Pengukuran dan Akresi (Measurement and Accretion)
Menurut konsep ini, perusahaan memperoleh penghasilan jika nilai aset bertambah (atau
nilai kewajiban menurun) tanpa adannya transaksi modal.
4. Tujuan Semantis (Semantic Objectives)
Salah satu cara untuk mencapai tujuan semantis adalah dengan memastikan bahwa semua
ukuran yang digunakan dalam akuntansi itu akan menghasilkan penyajian yang jujur.
5. Tujuan Pragmatis (Pragmatic Objectives)
Tujuan pragmatis berfokus pada kegunaan, atau relevansi, akuntansi. Relevansi
didefinisikan dalam kerangka dasar konseptual sebagai kapasitas informasi untuk
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
7/19
7
menimbulkan perbedaan dalam suatu keputusan, dengan membantu pemakai membentuk
prediksi tentang hasil akhir dari peristiwa masa lalu, masa sekarang, dan masa depan atau
menegaskan atau mengkoreksi harapan sebelumnya.
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
8/19
8
KONSEP LIABILITY
I. Sifat Liability
1. Definisi dan Karakteristik Liability
FASB mendefinisikan liability sebagai pengorbanan manfaat ekonomis yang mungkin
terjadi di masa yang akan datang yang timbul dari kewajiban yang ada dari suatu entitas
tertentu untuk mentransfer aset atau memberikan jasa ke entitas lainnya di masa yang akan
datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu
Berdasarkan definisi tersebut, karakteristik dasar dari liability dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Kewajiban tersebut harus ada pada saat sekarang sebagai akibat dari transaksi atau
kejadian di masa lalu.
b. Kewajiban atau tugas yang setara dan konstruktif harus dimasukan jika didasarkan pada
kebutuhan untuk melakukan pembayaran di masa mendatang guna mempertahankan
hubungan bisnis yang baik atau jika sesuai dengan praktik bisnis yang normal.
c. Tidak diperbolehkan adanya kebijakan untuk menghindarai pengorbanan di masa depan.
d.
Biasanya harus ada suatu nilai jatuh tempo yang dapat dipastikan atau taksiran bahwa
pembayaran suatu jumlah yang ditetapkan dengan estimasi yang layak akan diperlukan
pada suatu saat dimasa yang akan datang , meskipun saatnya yang pasti tidak bisa
diketahui pada saat ini.
e. Biasanya pihak yang dibayar akan dapat diketahui atau dapat diidentifikasi baik secara
individu maupun secara kelompok.
2.
Mengoffset Kontrak yang Tidak Bersyarat
Bagaimana tentang kewajiban yang muncul dari kontrak berjalan untuk perolehan barang
dan jasa di masa yang akan datang? Dari satu pihak kewajiban tersebut bisa dikatakan
sebagai transaksi, dan pada pihak lainnya tidak. Kewajiban ini merupakan kejadian
keuangan yang timbul dari transaksi bisnis dan menimbulkan kewajiban untuk
melaksanakan pembayaran di masa yang akan datang bilamana barang serta jasa
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
9/19
9
diterima. Biasanya para akuntan tidak mau mencatat kontrak-kontrak ini bilamana tidak
ada satu pihak pun yang melaksanakan suatu prestasi kerja. Alasannya adalah bahwa
sebelum barang itu tersedia, kewajiban pembeli dioffset oleh hak pembeli untuk
menerima barang tersebut. Sebelum barang-barang diterima dan terikat dengan kontrak ,
maka ada suatu hak tak bersyarat untuk mengofset.mengimbangi (unconditional right of
setoff).
Definisi liability dalam SFAC No 3 tampaknya tidak mengikutsertakan kewajiban yang
tunduk pada suatu hak imbangan (offset) tak bersyarat. Namun demikian, kewajiban itu
sebenarnya bisa dimasukan dalam definisi ini karena memang muncul dari suatu
transaksi atau kejadian di masa lalu dan dalam banyak hal ketidakpastian eksistensi
kewajiban itu hanya sedikit saja. Karena kontrak yang harus dilaksanakan biasanya
memang mempengaruhi arus kas di masa yang akan datang, maka pengungkapannya
akan relevan bagi para investor dan kreditor.
3. Pendanaan Diluar Neraca
Pendaanaan diluar neraca biasanya dilakukan oleh manajemen untuk menjaga rasio utang
terhadap ekuitas (laverage keuangan) perusahaan. Perusahaan yang mempunyai rasio
laverage keuangan yang tinggi dianggap mempunyai resiko keuangan yang berlebih. Hal
ini didasarkan pada adanya ketakutan bahwa beban bunga merupakan beban tetap
sehingga ketika laba perusahaan turun dan dividen yang dibayar pun rendah ,perusahaan
harus tetap membayar beban bunga. Kreditor akan berusaha untuk mencegah rasio
laverage keuangan yang tinggi dengan mensyaratkan suatu perjanjian utang dengan
perusahaan. Dengan perjanjian tersebut, perusahaan harus menjaga rasio laveragenya di
bawah batas yang telah ditentukan.Oleh karena itu, untuk mencegah kenaikan laverage
keuangan yang berlebih dan untuk menghindari pelanggaran atas perjanjian utang dengan
kreditor, perusahaan berupaya untuk mendanai operasi mereka dengan utang yang tidak
tampak dalam neraca.
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
10/19
10
II.Pengakuan dan Pengukuran Liability
Agar liability bisa dilaporkan dalam laporan posisi keuangan, maka liability harus diakui dan
diukur. Menurut SFAC no 5, suatu kewajiban bisa diakui sebagai liability jika memenuhi
empat kriteria umum yaitu memenuhi definisi liability, dapat dikur, relevan dan dapat
diandalkan. Tujuan penilaian liability sama dengan tujuan penilaian asset yaitu untuk
mencatat biaya-biaya dan kerugian dalam menetapkan laba berjalan.
1. Pengakuan Liability
Sebagian besar liability saat pengakuannya sangat jelas karena kewajibannya berasal dari
kontrak yang jumlah dan waktu pembayarannya telah dinyatakan dalam kontrak. Tetapi
pada beberapa situasi jumlah yang dibayarkan tergantung pada kejadian-kejadian dimasa
mendatang. Dalam kasus ini, liability memang ada, walaupun jumlahnya harus
dinyatakan menurut ekuivalen yang pasti atau sebagai suatu rentang jumlah yang
mungkin terjadi. Dalam kasus pos pos kerugian bersyarat (loss contigencies), FASB
Statement no 5 mensyaratkan bahwa memang ada suatu liability dan harus dicatat jika
jumlah kerugian tersebut bisa diestimasi secara layak. Karena itu, dilihat dari sudut
pandangan semantik dan dari pandangan pemakai laporan keuangan, suatu kewajiban
harus diklasifikasikan sebagai liability jika kewajiban itu dapat diukur secara layak atau
jika suatu rentang nilai atau probablitas dapat ditetapkan.
2. Pengukuran Liability Moneter
Liability moneter adalah kewajiban yang dinyatakan dalam satuan moneter atau dengan
kata lain biasanya melibatkan pembayaran sejumlah uang. Dalam banyak kasus, jumlah
yang terutang biasanya ditentukan oleh kontrak atau perjanjian. Penilaian saat ini dari
liability adalah nilai sekarang yang didiskontokan dari jumlah yang terutang di masa
depan. Namun ada beberapa kasus khusus yang penilaian liabilitynya berbeda yaitu
sebagai berikut:
a. Kewajiban lancar pada umumnya harus dibayarkan dalam jangka pendek, jumlah
diskonto biasanya tidak material dan jumlah kewajiban dapat disajikan pada nilai
nominal (jumlah utang masa depan).
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
11/19
11
b. Dalam kasus wesel bayar, bunga dibayar dimuka harus dikurangkan dari nilai
nominal wesel untuk menyajikan nilai sekarang yang didiskontokan.
c. Jika utang dapat dilunasi oleh dua atau lebih alternatif, nilai diskonto yang terendah
adalah nilai dari kewajiban tersebut.
d. Dalam kasus kewajiban jangka panjang, jumlah diskonto biasanya signifikan, oleh
karena itu penilaian masa berjalan harus berupa nilai yang didiskontokan dari semua
pembayaran yang dilakukan sesuai dengan kontrak itu.
3. Pengukuran Liability Lancar Nonmoneter
Liability lancar nonmoneter adalah kewajiban untuk memberikan barang atau jasa dalam
jumlah dan kualitas tertentu yang biasanya berasal dari pembayaran dimuka untuk jasa
oleh pelanggan. Kewajiban non moneter dinyatakan dalam satuan harga yang ditentukan
lebih dahulu atau yang disepakati untuk barang atau jasa spesifik. Jadi nilai moneter dari
barang dan jasa itu dapat berubah, tetapi kuantitas dan kualitasnya tidak.
Kewajiban non moneter seringkali diklasifikasi sebagai pendapatan yang ditangguhkan
atau kredit yang ditangguhkan. Secara tehnis, pendapatan yang ditangguhkan merupakan
pos pendapatan yang diterima perusahaan, tetapi belum dilaporkan sebagai pendapatan.
Istilah kredit yang ditangguhkan seringkali digunakan secara sinonim dengan laba yang
ditangguhkan dan pendapatan yang ditangguhkan, tetapi itu juga digunakan dalam
pengertian yang lebih luas , termasuk uang muka moneter dari pelanggan. Istilah-istilah
ini tidak mempunyai arti yang luas karena mencakup sekelompok pos-pos yang
heterogen dan hal ini tidak diklasifikasi secara konsisten di neraca.
Pembayaran uang muka untuk barang dan jasa oleh pelanggan telah dipandang sebagai
campuran dari kewajiban dan pendapatan. Jika biaya merupakan unsur yang dominan,
keseluruhan jumlah itu dapat dianggap sebagai kewajiban, tetapi jika biaya itu hanya
merupakan bagian kecil maka keseluruhan jumlah dapat dipertimbangkan sebagai kredit
yang ditangguhkan ke pendapatan ( pendapatan kotor) dan bukan kewajiban lancar.
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
12/19
12
ARB 43 Bab 3A, secara spesifik memasukan uang muka untuk penyerahan barang atau
pelaksanaan jasa dalam operasi normal didalam kewajiban lancar. Perlakukan uang muka
sebagai kewajiban lancar benar karena dua alasan yaitu:
a. Uang muka itu adalah transaksi pendanaan masa berjalan dan bukan transaksi
penghasil pendapatan.
b. Kewajiban untuk memberikan barang atau jasa umumnya merupakan bagian dari
operasi berjalan.
Beberapa kasus, pelaporan pendapatan ditangguhkan tidak karena uang muka. Kasus
seperti ini, jasa telah diberikan dan operasi menghasilkan pendapatan telah diselesaiakan,
tetapi pelaporan pendapatan ditangguhkan karena ketidakpastian penagihan piutang, atau
karena ketikdakpastian mengenai beban tambahan. Dalam begitu banyak kasus, adanya
ketidakpastian digunakan sebagai alasan untuk penangguhan pelaporan pendapatan,
dengan sasaran atau hasilnya adalah perata-rataan laba secara semu.
III. Penyelesaian Liability
Liability tetap ada dibuku sampai transaksi atau kejadian lain terjadi untuk
menghilangkannya. Transaksi atau kejadian itu dapat berupa pelunasan liability,
restrukturisasi liability atau dengan menggunakan metode in substance defeasance.
1. Pelunasan liability
Nilai pasar dari obligasi dan instrument liability lainnya selalu naik turun sesuai suku
bunga. Namun perubahan ini tidak diakui oleh sistem akuntansi. Seharusnya, saat
pelunasan liability perlu untuk memperhitungkan perbedaan antara nilai pasar liability
dan nilai bukunya. APB 26 mensyaratkan bahwa saat pelunasan liability perbedaan
antara nilai pasar liability dan nilai bukunya harus diakui sebagai keuntungan atau
kerugian periode tersebut. Selanjutnya sebagai tanggapan atas kekhawatiran bahwa
perusahaan menarik liabilitynya dengan tujuan semata untuk mendapatkan kenaikan
dalam laba bersih, SFAS 4 menambahkan bahwa keuntungan dan kerugian tersebut
harus diperlakukan sebagai pos luar biasa meskipun sebenarnya bertentangan dengan
definisi pos luar biasa yaitu tidak biasa dan tidak sering terjadi.
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
13/19
13
Pengecualian dari aturan luar biasa diperkenankan menyangkut liability yang dilunasi
dengan menggunakan dana pelunasan. Mekanisme dana pelunasan adalah sejumlah
uang yang disisihkan sesuai dengan kontrak yang ditetapkan lebih dahulu yang
digunakan untuk melunasi liability secara berkala dan akhirnya melunasi secara
keseluruhan. Adanya suatu rencana, meyakinkan Board dalam SFAS 4 untuk
mengizinkan perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku liability diakui keuntungan
atau kerugian biasa. Namun belakangan SFAS 64 membatasi pelunasan yang dilakukan
dalam jangka waktu satu tahun dari persyaratan dana pelunasan yang relevan.
Pelunasan dini yang sesuai kebijakan diperlakukan sebagai pos luar biasa.
Metode lain yang paling kontroversial dalam pelunasan liability adalah in substanbce
defeasance. Menurut metode ini debitur menempatkan kas atau aset yang tak dapat
dibatalkan pada suatu perwalian untuk memenuhi pembayaran yang telah dijadwalkan
baik untuk bunga maupun pokok. Dengan metode ini, debitur tidak dipersyaratkan
untuk melakukan pembayaran masa depan berkenaan dengan utang yang dijamin.
Penggunaan metode in substance defeasance sebagai metode pelunasan liability
menjadi perdebatan, pihak yang tidak sependapat dengan metode ini berpendapat
bahwa sekalipun dananya ditujukan untuk pelunasan liability, tetap merupakan aset
perusahaan karena mempunyai kemungkinan memberi manfaat ekonomi bagi
perusahaan dan suatu liability belum bisa dianggap dilunasi sampai benar-benar dicapai
dalam transaksi lain atau kejadian atau situasi lain yang mempengaruhi perusahaan.
Sementara itu, pihak yang sependapat menyatakan bahwa menempatkan aset dalam
suatu perwalian yang tak dapat dibatalkan memenuhi persyaratan transaksi atau
kejadian lain. Jawaban tersebut selanjutnya menjadi bukti bahwa kejadian lain
terlalu luas untuk berlaku sebagai karakteristik yang berguna untuk mendefinisikan
suatu kewajiban.
2. Penarikan Obligasi
Penarikan obligasi bisa menggunakan kas atau menerbitkan obligasi baru atau disebut
juga pendanaan kembali. Saat penarikan obligasi, perbedaan antara nilai tercatat
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
14/19
14
obligasi lama , termasuk biaya penerbitan obligasi yang belum diamortisasi , dengan
harga penarikan diperlakukan sebagai keuntungan atau kerugian luar biasa dalam
periode saat penarikan itu dilakukan. Pengakuan keuntungan dan kerugian dalam
periode berjalan disandarkan pada sifat keuntungan dan kerugian itu.Jika nilai periode
berjalan telah dicatat setiap periode, keuntungan atau kerugian yang ditahan akan sudah
dicatat setiap kali suku bunga berubah.
Pendapat lain tentang pengakuan keuntungan dan kerugian dari penarikan obligasi
adalah harus diakui sepanjang waktu, baik selama umur obligasi lama atau umur
obligasi baru. Alasan untuk opsi pertama adalah bahwa keuntungan dan kerugian
dihasilkan dari ketentuan penarikan obligasi lama dan harus tetap ada. Alasan untuk
opsi kedua adalah bahwa amortisasi atas keuntungan dan kerugian selama umur
obligasi baru menghasilkan penandingan yang lebih baik.
3. Restrukturisasi Liability
Restrukturisasi liability bermasalah dapat terjadi dengan beberapa cara. Debitur dapat
menawarkan kas atau aset lain sebagai pembayaran sebagian utangnya atau
menawarkan ekuitas sebagai pertukaran untuk liability. Alternatifnya, kreditur dapat
mengubah syarat pinjaman dengan menurunkan suku bunga, memperpanjang jadwal
pembayaran, atau menurunkan jumlah yang harus dilunasi.
Transfer aset atau penerbitan ekuitas untuk memenuhi liability dianggap tidak
kontroversi dalam kaitannya dengan debitur. Nilai wajar atau nilai pasar dari pos yang
ditransfer dibebankan ke akun kewajiban debitur. Perbedaan antara liability dan nilai
wajar dari pos yang ditransfer diperlakukan sebagai keuntungan luar biasa sejalan
dengan ketentuan umum dari pelunasan utang. Dalam kasus aset, perbedaan antara nilai
wajar yang diserahkan dan nilai tercatatnya diperlakukan sebagai keuntungan atau
kerugian luar biasa sebelum memasukkannya ke dalam perhitungan restrukturisasi.
SFAS 5 mensyaratkan bahwa keuntungan pada restrukturisasi disyaratkan untuk
diklasifikasi sebagai keuntungan biasa bukan luar biasa.
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
15/19
15
Perlakukan akuntansi atas modifikasi syarat pinjaman jauh lebih kontrovesrial.
Pendekatan yang disyaratkan oleh SFAS 15 adalah membandingkan aliran arus kas
yang direvisi dengan biaya tercatat kewajiban masa berjalan . Jika total arus kas lebih
besar dari biaya tercatat, suatu suku bunga yang selanjutnya menjadi suku bunga efektif
baru harus diperoleh untuk mendiskontokan arus kas masa depan ke biaya tercatat.
Apabila total arus kas lebih kecil dari biaya tercatat, arus kas masa depan harus dicatat
sebagai biaya tercatat baru dari utang itu dan suatu kerugian luar biasa dicatat untuk
perbedaannya.
Berkaitan dengan restrukturisasi liability dengan modifikasi syarat pinjaman , FASB
menetapkan bahwa menyajikan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas yang
mungkin. Ukuran terbaik dari ini adalah nilai sekarang dari arus situ atau secara
ekuivalen arus kas masa depan yang didiskontokan pada hasil yang layak masa berjalan
untuk obligasi sejenis.
IV. Sekuritas Hibrid
Sekuritas hybrid merupakan sekuritas yang mempunyai karakteristik baik utang maupun
ekuitas. Sekuritas ini banyak menimbulkan permasalahan bagi FASB karena garis batas
antara ekuitas dan kewajiban menjadi sangat kabur.
1. Liability Konvertibel
Sekuritas liability yang diterbitkan dengan cirri konvertibel memungkinkan
pemegangnya untuk mengkonversi sertifikat obligasi itu menjadi saham biasa tertentu
pada waktu sebelum keistimewaan konversi berakhir. Ciri konvertibel umumnya
memungkinkan penerbitnya udan untuk menjual obligasi konvertibel dengan suku bunga
kontraktual yang sama.
Dua pandangan telah diusulkan untuk perlakukan akuntansi atas liability konvertibel
pada tangal penerbitan dan untuk pelaporan berikutnya dari beban bunga. Satu
pandangan adalah bahwa utang konvertibel memiliki karakteristik baik liability maupun
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
16/19
16
ekuitas. Oleh karena itu, sebagian hasil penjualan yang berasal dari sekuritas harus
dialokasikan ke keistimewaan konversi dan di kredit ke modal disetor, sedangkan
sisanya harus dialokasi ke liability yang menghasilkan penyajian diskon liability atau
pengurangan premi utang. Argumen utama untuk alokasi hasil diantara karakteristik
utang adan ekuitas adalah bahwa nilai ekonomi dari ciri konversi ada sebagai elemen
berbeda dari kontrak itu yang berbeda dengan liability dan pengukuran beban bunga
harus didasarkan pada karakteristik liability saja.
Pandangan kedua adalah bahwa liability konvertibel harus diperlakukan sebagai liability
dan tidak ada bagian hasil yang dialokasi ke ciri konvertibel. Ini merupakan rekomendasi
dari APB 14. Argumen untuk memperlakukan penerbitan liability konvertibel sebagai
liability adalah bahwa utang dan keistimewaan konversi tak dapat dipisahkan serta
masalah praktis dalam menghitung penilaian untuk cirri konversi dan bagian utang
terlalu subyektif.
2. Akuntansi Untuk Sekuritas Hibrid
Pertanyaan yang berkaitan dengan akuntansi untuk sekuritasd hibrid adalah apakah
perbedaan antara kewajiban dan ekuitas pemilik mempunyai kegunaan saat ini. Suatu
pemecahan yang direkomendasikan adalah menghapuskan perbedaan antara ekuitas dan
liability. Perusahaan akan mengakui semua kewajiban sebagai ekuitas dalam pengertian
yang lebih luas. Setiap kelas ekuitas seperti ekuitas yang diperoleh dari saham biasa,
ekuitas yang diperoleh dari liability konvertibel atau ekuitas yang diambil dari liability
langsung, akan dibedakan oleh berbagai hak yang menyertainya.
Sementara itu, sepanjang pengakuan dan pengukuran dapat ditetapkan, FASB tealh
mensyaratkan dalam SFAS 105 Pengungkapan Informasi tentang Instrumen Keuangan
dengan Risiko diluar neraca dan Instrumen Keuangan dengan Konsentrasi Risiko Kredit
bahwa perusahaan harus mengungkapkan dari arus kas instrument keuangan mereka.
Akibatnya, PerusahAan diminta untuk membuat pengungkapan semua liability mereka
seperti halnya pembayaran untuk liability leasing periode berjalan.
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
17/19
17
Elemen Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan Islam
Elemen laporan keuangan merupakan the bulding block dari struktur laporan keuangan. Elemen
laporan ini mendasarkan dari alur pemikiran deduksi dari tujuan laporan keuangan dan bentuk entitas
perusahaan dalam masyarakat islam.
Rumusan tujuan laporan keuangan tersebut, yaitu keberlanjutan usaha, kontribusi perusahaan
kepada masyarakat, dan pengelolaan yang menganut nilai nilai islami. Pengelolaan perusahaan yang
menganut nilai nilai islami harus mampu dicerminkan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan
mampu menunjukkan aspek keadilan, kemaslahatan umat, mendorong orang untuk seimbang dalam
menjalani hubungan hablum minnallah dan hablum minnannas, serta kepatuhan dalam syariat syariat
islam.
Bentuk entitas perusahaan dalam akuntansi islam akan menjadi dasar penentuan letak elemen
laporan keuangan. Entitas laporan keungan islami adalah bahwa perusahaan sebagai unit anggota
masyarakat, maka kedudukan perusahaan benar benar terpisah dari pendiri atau pemiliknya. Entitas
perusahaan dalam akuntansi islam adalah sebagai berikut :
Elemen dari laporan keuangan islamisebagai berikut :
1. Aset
2. Sumber dana waktu terbatas
3. Sumber dana waktu tidak terbatas
4.
Akumulasi marjin keberlanjutan usaha
5. Pendapatan
6. Beban
7. Keuntungan
8. Kerugian
9. Marjin keberlanjutan usaha
Laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi kekayaan dan sumber dana
perusahaan, kinerja perusahaan, arus kas perusahaan, dan pemberdayaan sumber sumber ekonomi
perusahaan. Informasi yang diberikan dalam laporan keuangan mampu memberikan informasi
keberlanjutan usaha, tingkat efisiensi, dan penerapan nilainilai islami perushaan.
Komponen utama laporan keuangan islami meliputi:
1. Neraca
2. Laporan Kinerja
3. Laporan arus kas
4. Laporan sumber daya manusia
5. Laporan perolehan dan penyaluran zakat/infaq/shodaqoh
Kekayaan(Aset) = sumber dana waktu terbatas + sumber dana
waktu tidak terbatas + akumulasi marjin
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
18/19
18
6. Catatan atas laporan keuangan.
Neraca
Neraca memberikan informasi mengenai kekayaan perusahaan dan sumber sumber dana yangdigunakan untuk memperoleh kekayaan perusahaan dalam waktu tertentu yang terdiri dari empat
elemen yaitu : kekayaan perusahaan, sumber dana waktu terbatas, sumber dana waktu tidak terbatas,
dan akumulasi marjin keberlanjutan usaha.
Laporan Kinerja
Laporan kinerja memberikan informasi kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi.
Susunan laporan kinerja ini menggunakan multi step guna memberikan informasi lebih rinci kepada
pengguna laporan keungan. Elemen nya terdiri dari : penjualan bersih, harga pokok penjualan, beban
usaha, pendapatan, pos luar biasa, kontibusi pajak, bagi hasil dan zakat/infaq/shodaqoh serta margin
keberlanjutan usaha.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memberikan informasi perubahan kas awal tahun dengan akhir tahun, beserta
kas titipan untuk zakat/infaq/shodaqoh. Laporan ini terdiri dari lima komponen yaitu : arus kas aktivitas
operasi, arus kas aktivitas investasi. arus kas aktivitas pendanaan, arus kas aktivitas bagi hasil, dan arus
kas zakat/infaq/shodaqoh.
Laporan Sumber Daya Manusia
Laporan sumber daya manusia memberikan informasi dua aspek yaitu aspek yang berkaitan
dengan pengelolaan sumber daya manusia dan ketaatan pada syariah agama. Aspek yang berkaitan
dengan aturan agama mengarah pada penghargaan manusia sebagai makhluk yang saling menyayangi dan
aspek keadilan. Aspek pengelolaan sumber daya manusi berkaitan dengan kepentingan perusahaan.
Laporan Perolehan dan Penyaluran Zakat/Infaq/Shodaqoh
Perusahaan yang entitasnya terpisah dari pemiliknya tidak diwajibkan untuk membayar zakat
mal. Namun perusahaan dapat mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh untuk diberikan kepada
yang berhak. Selain itu perusahaan menarik zakat/infaq/shodaqoh dari karyawannya bersamaan dengan
pembayaran penghasilan yang diterima karyawan. Serta perusahaan wajib membual laporan perolehan
dan penyaluran zakat/infaq/shodaqoh.
-
8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang
19/19
19
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi secara rinci atas isi laporan keuangan, baik
informasi yang sifatnya kebijakan maupun informasi dari item item dalam laporan keuangan. Secara
umum materi catatan atas laporan keuangan sebagai berikut :
1. Gambaran umum dan komitmen penerapan syriah islam dalam aktivitas perusahaan.
2. Ihktisar kebijakan akuntansi dan penjelasan pospos laporan keuangan dan informasi lainnya.
3. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan yang diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi penting.
4.
Informasi yang wajib disajikan dala PSAK namun tidak disajikan dalam neraca, laporan kinerja,
laporan arus kas, dan laporan sumber daya manusia.
5. Informasi lain yang tidak disajikan dalam laporan keungan tetapi diperlukan dalam rangka
penyajian yang wajar.