Konsep Aktiva Dan Hutang

download Konsep Aktiva Dan Hutang

of 19

Transcript of Konsep Aktiva Dan Hutang

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    1/19

    1

    ASET DAN PENGUKURANNYA

    I. PENDAHULUAN

    Pengukuran terdiri atas pemberian suatu kuantitas numerik pada suatu karakteristik atau

    atribut suatu obyek tertentu, seperti aset, atau suatu aktivitas, seperti produksi.

    Pemilihan pengukuran aset harus dipandu oleh tujuan pelaporan keuangan yang berasal dari

    struktur akuntansi, keinginan untuk dapat menafsirkan laporan keuangan menurut ukuran

    ekonomi atau nilainya bagi pembaca.

    Dua cara pengukuran aset

    1.

    Pendekatan pendapatan

    biaya (revenue-expense approach)

    Mendukung biaya historis karena biaya historis menceritakan kisah perusahaan dengan

    lebih baik

    Cenderung menempatkan pengukuran penghasilan sebagai masalah sentral dalam

    akuntansi

    Neraca adalah laporan jumlah-jumlah residual yang akan dibawa ke periode-periode

    masa depan

    Penilaian aset paling baik dilakukan secara tidak langsung

    MetodeLast In First Out (LIFO) seringkali disukai oleh pihak historikus karena dalam

    periode-periode inflasi, metode ini memberikan ukuran marjin kotor yang lebih tepat.

    Kelemahannya adalah bahwa ukuran persedian di neraca menjadi kurang tepat

    2. Pendekatan asetkewajiban(asset-l iabil i ty approach)

    Mendukung biaya masa berjalan karena mencerminkan masa depan perusahaan dengan

    lebih baik

    Cenderung menjadikan neraca sebagai fokus sentral dan menyatakan penghasilan yang

    akan diperoleh sebagai urutan kedua

    Para futuris cenderung lebih mendukung Fisrt In First (FIFO) karena metode ini

    memberikan ukuran nilai aset yang lebih baik di neraca, kelemahannya adalah bahwa

    metode ini menghasilkan ukuran harga pokok penjualan yang kurang tepat

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    2/19

    2

    II.PROSES PENGUKURAN

    Pengukuran dalam akuntansi adalah proses memberikan jumlah moneter kuantitatif yang

    berarti pada obyek atau peristiwa yang berkaitan dengan suatu badan usaha, dan diperoleh

    sedemikian rupa sehingga jumlah itu sesuai untuk agregasi (seperti total penilaian aset) ataudisagregasi seperti yang diisyaratkan untuk situasi-situasi tertentu.

    Pengukuran biasanya dilakukan dalam ukuran moneter. Jangan dilupakan bahwa data

    nonmoneter, seperti kapasitas produksi dalam ton atau jumlah pegawai, seringkali relevan

    untuk prediksi dan pengambilan keputusan. Misalnya, salah satu tujuan diuraikannya

    pengukuran pos-pos pabrik dan peralatan adalah untuk memberikan indikasi tentang jumlah

    kuantitas fisik atau kapasitas produktif yang dimiliki perusahaan.

    Karena aset mempunyai beberapa atribut, pengukuran dan publikasi lebih dari satu atribut

    mungkin relevan bagi investor dan pemakai lain laporan keuangan. Oleh karena itu, konsep-

    konsep penilaian bisa saja saling melengkapi dan juga saling bersaing satu sama lain.

    Harga Pertukaran (Exchange Pri ces)

    Karena barang dan jasa umumnya dipertukarkan dengan ukuran uang, logislah jika harga

    pertukaran (harga pasar) seharusnya relevan dengan pelaporan eksternal. Selain itu, karena

    keputusan ekonomi hanya dapat mempengaruhi hasil berjalan dan hasil masa depan, harga

    pertukaran masa berjalan (current exchange price) dan harga pertukaran masa depan (future

    exchange price) secara potensial sama relevannya dengan harga pertukaran masa lalu.

    Nilai keluaran (output values) mencerminkan dana yang diterima oleh suatu perusahaan, yang

    didasarkan terutama pada harga pertukaran untuk produk suatu perusahaan.

    Nilai masukan (input values) mencerminkan ukuran imbalan yang diserahkan untuk

    memperoleh aset yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam operasinya.

    Oleh karena itu, ada enam kategori utama nilai pertukaran yaitu:

    Input Values Output Values

    Past Historical Cost Past Selling Prices

    Current Replacement Cost Current Selling Price

    Future Expected Cost Expected Realizable Value

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    3/19

    3

    III.UKURAN MASUKAN

    1. Biaya Masukan Historis (H istori cal I nput Cost)

    Biaya historis didefinisikan sebagai harga agregat yang dibayarkan oleh perusahaan untuk

    memperoleh kepemilikan dan penggunaan suatu aset, termasuk semua pembayaran yang

    diperlukan untuk mendapatkan aset itu di lokasi dan dengan kondisi yang disyaratkan

    agar aset itu dapat memberikan manfaat dalam produksi atau operasi perusahaan lainnya.

    Salah satu kelemahan utama penilaian biaya historis adalah bahwa nilai aset bagi

    perusahaan mungkin berubah dari waktu ke waktu; setelah periode waktu yang panjang

    nilai itu mungkin tidak mempunyai arti apapun sebagai ukuran kuantitas sumber daya

    yang tersedia bagi badan usaha, nilai manfaat masa depannya, atau harga pasar masa

    berjalan aset itu.

    Pandangan yang lebih jauh ke dalam arti biaya diberikan dalam tiga variasi biaya

    masukan historis yang ditemukan dalam literatur yaitu:

    a. Biaya Bijaksana (Prudent Costs)

    Konsep ini menyatakan bahwa hanya biaya-biaya yang secara normal dibayar untuk

    properti oleh manajemen yang bijaksana yang harus dimasukkan dalam pengukuran

    aset atau aktivitas.

    Contohnya dalam perolehan barang eceran, biaya transportasi, penyimpanan, dan

    penanganan yang normal harus dimasukkan dalam sebagai bagian dari total biaya yang

    dapat dijadikan persediaan. Tetapi biaya pengiriman yang berlebihan karena

    pembelian dilakukan dengan besar pesanan yang tidak efisien atau biaya yang

    berlebihan karena pengiriman ulang atau penanganan ulang, harus dikeluarkan dari

    penilaian persediaan.

    Jika demikian halnya, harus disadari bahwa konsep ini sukar diterapkan karena konsep

    ini membutuhkan pertimbangan nilai dalam menentukan berapa biaya yang berlebihan

    dan berapa biaya yang dibutuhkan.

    Secara umum, biaya yang dimaksudkan akan ditanggung oleh manajemen pada saat

    komitmen awal dapat diasumsikan telah didasarkan pada pertimbangan yang bijaksana

    kecuali jika bukti-bukti jelas menunjukkan keadaan sebaliknya. Biaya tambahan yang

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    4/19

    4

    tidak diduga harus dikeluarkan karena tidak ada bukti bahwa manajemen sejak awal

    setuju untuk menanggung biaya ini

    b. Biaya Standar (Standard Costs)

    Istilah biaya standar diterapkan pada penilaian dengan dasar berapa biaya yang

    seharusnya, menurut asumsi-asumsi tertentu yang menyangkut tingkat efisiensi

    produktif dan pemanfaatan kapasitas yang diinginkan

    Keunggulan konsep biaya ini, seperti biaya bijaksana, biaya ketidakefisienan

    dihilangkan.

    c. Biaya Asal (Original Costs)

    Biaya asal mengacu pada biaya properti bagi perusahaan yang pertama-tama

    menyerahkannya untuk pelayanan.

    2. Biaya Masukan Masa Berjalan (Curr ent I nput Cost)

    Biaya masa berjalan merupakan harga pertukaran yang diperlukan saat ini untuk

    memperoleh aset yang sama atau setaranya. Jika ada pasar tempat aset-aset yang serupa

    dibeli dan dijual, harga pertukaran dapat diperoleh dan dihubungkan dengan aset yang

    dimiliki; harga ini menunjukkan nilai maksimum bagi perusahaan.

    3. Biaya Masukan Masa Depan yang Didiskontokan (Discounted Future Input Cost)

    Jika harga, menurut persyaratan dalam kontrak, akan dibayarkan di suatu saat mendatang,

    biaya aset haruslah sebesar nilai kewajiban kontraktual yang didiskontokan ke waktu

    sekarang.

    IV. UKURAN-UKURAN KELUARAN

    Harga keluaran menunjukkan jumlah kas, atau nilai imbalan lainnya, yang diterima ketika

    aset atau manfaatnya meninggalkan perusahaan dalam suatu pertukaran atau konversi.

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    5/19

    5

    1. Nilai Realisasi Bersih (Net Reali zable Values)

    Nilai realiasasi bersih dapat didefinisikan sebagai harga keluaran masa berjalan dikurangi

    nilai masa berjalan semua perkiraan biaya dan beban tambahan (tidak termasuk pengaruh

    pajak) yang berhubungan dengan penyelesaian, penjualan, dan penyerahan barang.

    2. Setara Kas Masa Berjalan (Cur rent Cash Equi valent)

    Ukuran ini menunjukkan jumlah kas atau daya beli umum yang dapat diperoleh dengan

    menjual setiap aset menurut syarat-syarat likuidasi yang tertib, yang mungkin diukur

    dengan harga pasar kutipan untuk barang dengan jenis dan kondisi yang sama.

    3. Nilai Likuidasi (L iquidation Values)

    Nilai likuidasi serupa dengan harga keluaran masa berjalan, kecuali bahwa nilai likuidasi

    diperoleh dari kondisi pasar yang berbeda. Harga keluaran masa berjalan mengasumsikan

    operasi penjualan yang normal dan biasanya suatu laba yang normal, dan setara kas masa

    berjalan mengasumsikan setidak-tidaknya likuidasi yang teratur. Tetapi nilai likuidasi

    mengasumsikan penjualan terpaksa, baik kepada pelanggan biasa dengan pengurangan

    harga besar-besaran ataupun kepada perusahaan atau penyalur lain dengan harga yang

    jauh di bawah harga pokok.

    4. Penerimaan Kas atau Potensi Jasa Masa Depan yang Didiskontokan (Discounted

    Futur e Cash Receipt or Service Potential)

    Bila penerimaan kas yang diharapkan mengharuskan adanya periode tunggu (waiting

    period), nilai sekarang penerimaan ini lebih kecil daripada nilai aktual yang diharapkan

    akan diterima. Semakin panjang periode tunggu, semakin kecil nilai sekarangnya. Secara

    konseptual, nilai sekarang ditentukan dengan proses pendiskontoan.

    V.

    UKURAN NILAI TERENDAH ANTARA BIAYA DAN PASAR (LOWER OF COST OR

    MARKET MEASURES)

    Prosedur penilaian yang terendah antara biaya dan pasar bukanlah konsep penilaian keluaran

    dan juga bukan konsep penilaian masukan, tetapi merupakan campuran kedua konsep itu.

    Istilah pasar bisa mengacu pada harga keluaran ataupun masukan.

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    6/19

    6

    Salah satu alasan ketenarannya adalah penekanan pada neraca sebagai laporan kepada

    kreditor. Tanpa suatu laporan yang andal untuk mendasari harapan-harapan yang menyangkut

    operasi masa depan, kreditor menekankan nilai konversi terendah yang mungkin untuk aset-

    aset. Jadi kebijakan konservatisme dianut sehubungan dengan penilaian neraca.

    VI. TUJUAN PENGUKURAN

    1. Tujuan Sintaktis (Syntatic Objectives)

    Seleksi dipengaruhi pertama kali oleh pendekatan kita terhadap pengukuran aset. Dalam

    struktur akuntansi tradisional neraca menjadi suatu tahap antara dua laporan rugi laba,

    dan penilaian aset menjadi proses penghitungan berapa besar jumlah yang akan di bawa

    ke periode yang akan datang.

    2. Pengukuran dan Penandingan (Measurement and Matchi ng)

    Pendekatan konvensional terhadap akuntansi tetaplah pendekatan pendapatan-beban.

    Dalam pendekatan ini, tujuan pengukuran aset adalah mendapatkan suatu dasar bagi

    perhitungan marjin operasi kotor serta penghasilan dari semua transaksi. Penghasilan

    didefinisikan sebagai selisih antara total pendapatan dan nilai masukan semua beban yang

    terkait dengan pendapatan itu atau dengan periode berjalan.

    3. Pengukuran dan Akresi (Measurement and Accretion)

    Menurut konsep ini, perusahaan memperoleh penghasilan jika nilai aset bertambah (atau

    nilai kewajiban menurun) tanpa adannya transaksi modal.

    4. Tujuan Semantis (Semantic Objectives)

    Salah satu cara untuk mencapai tujuan semantis adalah dengan memastikan bahwa semua

    ukuran yang digunakan dalam akuntansi itu akan menghasilkan penyajian yang jujur.

    5. Tujuan Pragmatis (Pragmatic Objectives)

    Tujuan pragmatis berfokus pada kegunaan, atau relevansi, akuntansi. Relevansi

    didefinisikan dalam kerangka dasar konseptual sebagai kapasitas informasi untuk

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    7/19

    7

    menimbulkan perbedaan dalam suatu keputusan, dengan membantu pemakai membentuk

    prediksi tentang hasil akhir dari peristiwa masa lalu, masa sekarang, dan masa depan atau

    menegaskan atau mengkoreksi harapan sebelumnya.

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    8/19

    8

    KONSEP LIABILITY

    I. Sifat Liability

    1. Definisi dan Karakteristik Liability

    FASB mendefinisikan liability sebagai pengorbanan manfaat ekonomis yang mungkin

    terjadi di masa yang akan datang yang timbul dari kewajiban yang ada dari suatu entitas

    tertentu untuk mentransfer aset atau memberikan jasa ke entitas lainnya di masa yang akan

    datang sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu

    Berdasarkan definisi tersebut, karakteristik dasar dari liability dapat diuraikan sebagai

    berikut:

    a. Kewajiban tersebut harus ada pada saat sekarang sebagai akibat dari transaksi atau

    kejadian di masa lalu.

    b. Kewajiban atau tugas yang setara dan konstruktif harus dimasukan jika didasarkan pada

    kebutuhan untuk melakukan pembayaran di masa mendatang guna mempertahankan

    hubungan bisnis yang baik atau jika sesuai dengan praktik bisnis yang normal.

    c. Tidak diperbolehkan adanya kebijakan untuk menghindarai pengorbanan di masa depan.

    d.

    Biasanya harus ada suatu nilai jatuh tempo yang dapat dipastikan atau taksiran bahwa

    pembayaran suatu jumlah yang ditetapkan dengan estimasi yang layak akan diperlukan

    pada suatu saat dimasa yang akan datang , meskipun saatnya yang pasti tidak bisa

    diketahui pada saat ini.

    e. Biasanya pihak yang dibayar akan dapat diketahui atau dapat diidentifikasi baik secara

    individu maupun secara kelompok.

    2.

    Mengoffset Kontrak yang Tidak Bersyarat

    Bagaimana tentang kewajiban yang muncul dari kontrak berjalan untuk perolehan barang

    dan jasa di masa yang akan datang? Dari satu pihak kewajiban tersebut bisa dikatakan

    sebagai transaksi, dan pada pihak lainnya tidak. Kewajiban ini merupakan kejadian

    keuangan yang timbul dari transaksi bisnis dan menimbulkan kewajiban untuk

    melaksanakan pembayaran di masa yang akan datang bilamana barang serta jasa

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    9/19

    9

    diterima. Biasanya para akuntan tidak mau mencatat kontrak-kontrak ini bilamana tidak

    ada satu pihak pun yang melaksanakan suatu prestasi kerja. Alasannya adalah bahwa

    sebelum barang itu tersedia, kewajiban pembeli dioffset oleh hak pembeli untuk

    menerima barang tersebut. Sebelum barang-barang diterima dan terikat dengan kontrak ,

    maka ada suatu hak tak bersyarat untuk mengofset.mengimbangi (unconditional right of

    setoff).

    Definisi liability dalam SFAC No 3 tampaknya tidak mengikutsertakan kewajiban yang

    tunduk pada suatu hak imbangan (offset) tak bersyarat. Namun demikian, kewajiban itu

    sebenarnya bisa dimasukan dalam definisi ini karena memang muncul dari suatu

    transaksi atau kejadian di masa lalu dan dalam banyak hal ketidakpastian eksistensi

    kewajiban itu hanya sedikit saja. Karena kontrak yang harus dilaksanakan biasanya

    memang mempengaruhi arus kas di masa yang akan datang, maka pengungkapannya

    akan relevan bagi para investor dan kreditor.

    3. Pendanaan Diluar Neraca

    Pendaanaan diluar neraca biasanya dilakukan oleh manajemen untuk menjaga rasio utang

    terhadap ekuitas (laverage keuangan) perusahaan. Perusahaan yang mempunyai rasio

    laverage keuangan yang tinggi dianggap mempunyai resiko keuangan yang berlebih. Hal

    ini didasarkan pada adanya ketakutan bahwa beban bunga merupakan beban tetap

    sehingga ketika laba perusahaan turun dan dividen yang dibayar pun rendah ,perusahaan

    harus tetap membayar beban bunga. Kreditor akan berusaha untuk mencegah rasio

    laverage keuangan yang tinggi dengan mensyaratkan suatu perjanjian utang dengan

    perusahaan. Dengan perjanjian tersebut, perusahaan harus menjaga rasio laveragenya di

    bawah batas yang telah ditentukan.Oleh karena itu, untuk mencegah kenaikan laverage

    keuangan yang berlebih dan untuk menghindari pelanggaran atas perjanjian utang dengan

    kreditor, perusahaan berupaya untuk mendanai operasi mereka dengan utang yang tidak

    tampak dalam neraca.

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    10/19

    10

    II.Pengakuan dan Pengukuran Liability

    Agar liability bisa dilaporkan dalam laporan posisi keuangan, maka liability harus diakui dan

    diukur. Menurut SFAC no 5, suatu kewajiban bisa diakui sebagai liability jika memenuhi

    empat kriteria umum yaitu memenuhi definisi liability, dapat dikur, relevan dan dapat

    diandalkan. Tujuan penilaian liability sama dengan tujuan penilaian asset yaitu untuk

    mencatat biaya-biaya dan kerugian dalam menetapkan laba berjalan.

    1. Pengakuan Liability

    Sebagian besar liability saat pengakuannya sangat jelas karena kewajibannya berasal dari

    kontrak yang jumlah dan waktu pembayarannya telah dinyatakan dalam kontrak. Tetapi

    pada beberapa situasi jumlah yang dibayarkan tergantung pada kejadian-kejadian dimasa

    mendatang. Dalam kasus ini, liability memang ada, walaupun jumlahnya harus

    dinyatakan menurut ekuivalen yang pasti atau sebagai suatu rentang jumlah yang

    mungkin terjadi. Dalam kasus pos pos kerugian bersyarat (loss contigencies), FASB

    Statement no 5 mensyaratkan bahwa memang ada suatu liability dan harus dicatat jika

    jumlah kerugian tersebut bisa diestimasi secara layak. Karena itu, dilihat dari sudut

    pandangan semantik dan dari pandangan pemakai laporan keuangan, suatu kewajiban

    harus diklasifikasikan sebagai liability jika kewajiban itu dapat diukur secara layak atau

    jika suatu rentang nilai atau probablitas dapat ditetapkan.

    2. Pengukuran Liability Moneter

    Liability moneter adalah kewajiban yang dinyatakan dalam satuan moneter atau dengan

    kata lain biasanya melibatkan pembayaran sejumlah uang. Dalam banyak kasus, jumlah

    yang terutang biasanya ditentukan oleh kontrak atau perjanjian. Penilaian saat ini dari

    liability adalah nilai sekarang yang didiskontokan dari jumlah yang terutang di masa

    depan. Namun ada beberapa kasus khusus yang penilaian liabilitynya berbeda yaitu

    sebagai berikut:

    a. Kewajiban lancar pada umumnya harus dibayarkan dalam jangka pendek, jumlah

    diskonto biasanya tidak material dan jumlah kewajiban dapat disajikan pada nilai

    nominal (jumlah utang masa depan).

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    11/19

    11

    b. Dalam kasus wesel bayar, bunga dibayar dimuka harus dikurangkan dari nilai

    nominal wesel untuk menyajikan nilai sekarang yang didiskontokan.

    c. Jika utang dapat dilunasi oleh dua atau lebih alternatif, nilai diskonto yang terendah

    adalah nilai dari kewajiban tersebut.

    d. Dalam kasus kewajiban jangka panjang, jumlah diskonto biasanya signifikan, oleh

    karena itu penilaian masa berjalan harus berupa nilai yang didiskontokan dari semua

    pembayaran yang dilakukan sesuai dengan kontrak itu.

    3. Pengukuran Liability Lancar Nonmoneter

    Liability lancar nonmoneter adalah kewajiban untuk memberikan barang atau jasa dalam

    jumlah dan kualitas tertentu yang biasanya berasal dari pembayaran dimuka untuk jasa

    oleh pelanggan. Kewajiban non moneter dinyatakan dalam satuan harga yang ditentukan

    lebih dahulu atau yang disepakati untuk barang atau jasa spesifik. Jadi nilai moneter dari

    barang dan jasa itu dapat berubah, tetapi kuantitas dan kualitasnya tidak.

    Kewajiban non moneter seringkali diklasifikasi sebagai pendapatan yang ditangguhkan

    atau kredit yang ditangguhkan. Secara tehnis, pendapatan yang ditangguhkan merupakan

    pos pendapatan yang diterima perusahaan, tetapi belum dilaporkan sebagai pendapatan.

    Istilah kredit yang ditangguhkan seringkali digunakan secara sinonim dengan laba yang

    ditangguhkan dan pendapatan yang ditangguhkan, tetapi itu juga digunakan dalam

    pengertian yang lebih luas , termasuk uang muka moneter dari pelanggan. Istilah-istilah

    ini tidak mempunyai arti yang luas karena mencakup sekelompok pos-pos yang

    heterogen dan hal ini tidak diklasifikasi secara konsisten di neraca.

    Pembayaran uang muka untuk barang dan jasa oleh pelanggan telah dipandang sebagai

    campuran dari kewajiban dan pendapatan. Jika biaya merupakan unsur yang dominan,

    keseluruhan jumlah itu dapat dianggap sebagai kewajiban, tetapi jika biaya itu hanya

    merupakan bagian kecil maka keseluruhan jumlah dapat dipertimbangkan sebagai kredit

    yang ditangguhkan ke pendapatan ( pendapatan kotor) dan bukan kewajiban lancar.

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    12/19

    12

    ARB 43 Bab 3A, secara spesifik memasukan uang muka untuk penyerahan barang atau

    pelaksanaan jasa dalam operasi normal didalam kewajiban lancar. Perlakukan uang muka

    sebagai kewajiban lancar benar karena dua alasan yaitu:

    a. Uang muka itu adalah transaksi pendanaan masa berjalan dan bukan transaksi

    penghasil pendapatan.

    b. Kewajiban untuk memberikan barang atau jasa umumnya merupakan bagian dari

    operasi berjalan.

    Beberapa kasus, pelaporan pendapatan ditangguhkan tidak karena uang muka. Kasus

    seperti ini, jasa telah diberikan dan operasi menghasilkan pendapatan telah diselesaiakan,

    tetapi pelaporan pendapatan ditangguhkan karena ketidakpastian penagihan piutang, atau

    karena ketikdakpastian mengenai beban tambahan. Dalam begitu banyak kasus, adanya

    ketidakpastian digunakan sebagai alasan untuk penangguhan pelaporan pendapatan,

    dengan sasaran atau hasilnya adalah perata-rataan laba secara semu.

    III. Penyelesaian Liability

    Liability tetap ada dibuku sampai transaksi atau kejadian lain terjadi untuk

    menghilangkannya. Transaksi atau kejadian itu dapat berupa pelunasan liability,

    restrukturisasi liability atau dengan menggunakan metode in substance defeasance.

    1. Pelunasan liability

    Nilai pasar dari obligasi dan instrument liability lainnya selalu naik turun sesuai suku

    bunga. Namun perubahan ini tidak diakui oleh sistem akuntansi. Seharusnya, saat

    pelunasan liability perlu untuk memperhitungkan perbedaan antara nilai pasar liability

    dan nilai bukunya. APB 26 mensyaratkan bahwa saat pelunasan liability perbedaan

    antara nilai pasar liability dan nilai bukunya harus diakui sebagai keuntungan atau

    kerugian periode tersebut. Selanjutnya sebagai tanggapan atas kekhawatiran bahwa

    perusahaan menarik liabilitynya dengan tujuan semata untuk mendapatkan kenaikan

    dalam laba bersih, SFAS 4 menambahkan bahwa keuntungan dan kerugian tersebut

    harus diperlakukan sebagai pos luar biasa meskipun sebenarnya bertentangan dengan

    definisi pos luar biasa yaitu tidak biasa dan tidak sering terjadi.

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    13/19

    13

    Pengecualian dari aturan luar biasa diperkenankan menyangkut liability yang dilunasi

    dengan menggunakan dana pelunasan. Mekanisme dana pelunasan adalah sejumlah

    uang yang disisihkan sesuai dengan kontrak yang ditetapkan lebih dahulu yang

    digunakan untuk melunasi liability secara berkala dan akhirnya melunasi secara

    keseluruhan. Adanya suatu rencana, meyakinkan Board dalam SFAS 4 untuk

    mengizinkan perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku liability diakui keuntungan

    atau kerugian biasa. Namun belakangan SFAS 64 membatasi pelunasan yang dilakukan

    dalam jangka waktu satu tahun dari persyaratan dana pelunasan yang relevan.

    Pelunasan dini yang sesuai kebijakan diperlakukan sebagai pos luar biasa.

    Metode lain yang paling kontroversial dalam pelunasan liability adalah in substanbce

    defeasance. Menurut metode ini debitur menempatkan kas atau aset yang tak dapat

    dibatalkan pada suatu perwalian untuk memenuhi pembayaran yang telah dijadwalkan

    baik untuk bunga maupun pokok. Dengan metode ini, debitur tidak dipersyaratkan

    untuk melakukan pembayaran masa depan berkenaan dengan utang yang dijamin.

    Penggunaan metode in substance defeasance sebagai metode pelunasan liability

    menjadi perdebatan, pihak yang tidak sependapat dengan metode ini berpendapat

    bahwa sekalipun dananya ditujukan untuk pelunasan liability, tetap merupakan aset

    perusahaan karena mempunyai kemungkinan memberi manfaat ekonomi bagi

    perusahaan dan suatu liability belum bisa dianggap dilunasi sampai benar-benar dicapai

    dalam transaksi lain atau kejadian atau situasi lain yang mempengaruhi perusahaan.

    Sementara itu, pihak yang sependapat menyatakan bahwa menempatkan aset dalam

    suatu perwalian yang tak dapat dibatalkan memenuhi persyaratan transaksi atau

    kejadian lain. Jawaban tersebut selanjutnya menjadi bukti bahwa kejadian lain

    terlalu luas untuk berlaku sebagai karakteristik yang berguna untuk mendefinisikan

    suatu kewajiban.

    2. Penarikan Obligasi

    Penarikan obligasi bisa menggunakan kas atau menerbitkan obligasi baru atau disebut

    juga pendanaan kembali. Saat penarikan obligasi, perbedaan antara nilai tercatat

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    14/19

    14

    obligasi lama , termasuk biaya penerbitan obligasi yang belum diamortisasi , dengan

    harga penarikan diperlakukan sebagai keuntungan atau kerugian luar biasa dalam

    periode saat penarikan itu dilakukan. Pengakuan keuntungan dan kerugian dalam

    periode berjalan disandarkan pada sifat keuntungan dan kerugian itu.Jika nilai periode

    berjalan telah dicatat setiap periode, keuntungan atau kerugian yang ditahan akan sudah

    dicatat setiap kali suku bunga berubah.

    Pendapat lain tentang pengakuan keuntungan dan kerugian dari penarikan obligasi

    adalah harus diakui sepanjang waktu, baik selama umur obligasi lama atau umur

    obligasi baru. Alasan untuk opsi pertama adalah bahwa keuntungan dan kerugian

    dihasilkan dari ketentuan penarikan obligasi lama dan harus tetap ada. Alasan untuk

    opsi kedua adalah bahwa amortisasi atas keuntungan dan kerugian selama umur

    obligasi baru menghasilkan penandingan yang lebih baik.

    3. Restrukturisasi Liability

    Restrukturisasi liability bermasalah dapat terjadi dengan beberapa cara. Debitur dapat

    menawarkan kas atau aset lain sebagai pembayaran sebagian utangnya atau

    menawarkan ekuitas sebagai pertukaran untuk liability. Alternatifnya, kreditur dapat

    mengubah syarat pinjaman dengan menurunkan suku bunga, memperpanjang jadwal

    pembayaran, atau menurunkan jumlah yang harus dilunasi.

    Transfer aset atau penerbitan ekuitas untuk memenuhi liability dianggap tidak

    kontroversi dalam kaitannya dengan debitur. Nilai wajar atau nilai pasar dari pos yang

    ditransfer dibebankan ke akun kewajiban debitur. Perbedaan antara liability dan nilai

    wajar dari pos yang ditransfer diperlakukan sebagai keuntungan luar biasa sejalan

    dengan ketentuan umum dari pelunasan utang. Dalam kasus aset, perbedaan antara nilai

    wajar yang diserahkan dan nilai tercatatnya diperlakukan sebagai keuntungan atau

    kerugian luar biasa sebelum memasukkannya ke dalam perhitungan restrukturisasi.

    SFAS 5 mensyaratkan bahwa keuntungan pada restrukturisasi disyaratkan untuk

    diklasifikasi sebagai keuntungan biasa bukan luar biasa.

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    15/19

    15

    Perlakukan akuntansi atas modifikasi syarat pinjaman jauh lebih kontrovesrial.

    Pendekatan yang disyaratkan oleh SFAS 15 adalah membandingkan aliran arus kas

    yang direvisi dengan biaya tercatat kewajiban masa berjalan . Jika total arus kas lebih

    besar dari biaya tercatat, suatu suku bunga yang selanjutnya menjadi suku bunga efektif

    baru harus diperoleh untuk mendiskontokan arus kas masa depan ke biaya tercatat.

    Apabila total arus kas lebih kecil dari biaya tercatat, arus kas masa depan harus dicatat

    sebagai biaya tercatat baru dari utang itu dan suatu kerugian luar biasa dicatat untuk

    perbedaannya.

    Berkaitan dengan restrukturisasi liability dengan modifikasi syarat pinjaman , FASB

    menetapkan bahwa menyajikan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari arus kas yang

    mungkin. Ukuran terbaik dari ini adalah nilai sekarang dari arus situ atau secara

    ekuivalen arus kas masa depan yang didiskontokan pada hasil yang layak masa berjalan

    untuk obligasi sejenis.

    IV. Sekuritas Hibrid

    Sekuritas hybrid merupakan sekuritas yang mempunyai karakteristik baik utang maupun

    ekuitas. Sekuritas ini banyak menimbulkan permasalahan bagi FASB karena garis batas

    antara ekuitas dan kewajiban menjadi sangat kabur.

    1. Liability Konvertibel

    Sekuritas liability yang diterbitkan dengan cirri konvertibel memungkinkan

    pemegangnya untuk mengkonversi sertifikat obligasi itu menjadi saham biasa tertentu

    pada waktu sebelum keistimewaan konversi berakhir. Ciri konvertibel umumnya

    memungkinkan penerbitnya udan untuk menjual obligasi konvertibel dengan suku bunga

    kontraktual yang sama.

    Dua pandangan telah diusulkan untuk perlakukan akuntansi atas liability konvertibel

    pada tangal penerbitan dan untuk pelaporan berikutnya dari beban bunga. Satu

    pandangan adalah bahwa utang konvertibel memiliki karakteristik baik liability maupun

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    16/19

    16

    ekuitas. Oleh karena itu, sebagian hasil penjualan yang berasal dari sekuritas harus

    dialokasikan ke keistimewaan konversi dan di kredit ke modal disetor, sedangkan

    sisanya harus dialokasi ke liability yang menghasilkan penyajian diskon liability atau

    pengurangan premi utang. Argumen utama untuk alokasi hasil diantara karakteristik

    utang adan ekuitas adalah bahwa nilai ekonomi dari ciri konversi ada sebagai elemen

    berbeda dari kontrak itu yang berbeda dengan liability dan pengukuran beban bunga

    harus didasarkan pada karakteristik liability saja.

    Pandangan kedua adalah bahwa liability konvertibel harus diperlakukan sebagai liability

    dan tidak ada bagian hasil yang dialokasi ke ciri konvertibel. Ini merupakan rekomendasi

    dari APB 14. Argumen untuk memperlakukan penerbitan liability konvertibel sebagai

    liability adalah bahwa utang dan keistimewaan konversi tak dapat dipisahkan serta

    masalah praktis dalam menghitung penilaian untuk cirri konversi dan bagian utang

    terlalu subyektif.

    2. Akuntansi Untuk Sekuritas Hibrid

    Pertanyaan yang berkaitan dengan akuntansi untuk sekuritasd hibrid adalah apakah

    perbedaan antara kewajiban dan ekuitas pemilik mempunyai kegunaan saat ini. Suatu

    pemecahan yang direkomendasikan adalah menghapuskan perbedaan antara ekuitas dan

    liability. Perusahaan akan mengakui semua kewajiban sebagai ekuitas dalam pengertian

    yang lebih luas. Setiap kelas ekuitas seperti ekuitas yang diperoleh dari saham biasa,

    ekuitas yang diperoleh dari liability konvertibel atau ekuitas yang diambil dari liability

    langsung, akan dibedakan oleh berbagai hak yang menyertainya.

    Sementara itu, sepanjang pengakuan dan pengukuran dapat ditetapkan, FASB tealh

    mensyaratkan dalam SFAS 105 Pengungkapan Informasi tentang Instrumen Keuangan

    dengan Risiko diluar neraca dan Instrumen Keuangan dengan Konsentrasi Risiko Kredit

    bahwa perusahaan harus mengungkapkan dari arus kas instrument keuangan mereka.

    Akibatnya, PerusahAan diminta untuk membuat pengungkapan semua liability mereka

    seperti halnya pembayaran untuk liability leasing periode berjalan.

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    17/19

    17

    Elemen Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan Islam

    Elemen laporan keuangan merupakan the bulding block dari struktur laporan keuangan. Elemen

    laporan ini mendasarkan dari alur pemikiran deduksi dari tujuan laporan keuangan dan bentuk entitas

    perusahaan dalam masyarakat islam.

    Rumusan tujuan laporan keuangan tersebut, yaitu keberlanjutan usaha, kontribusi perusahaan

    kepada masyarakat, dan pengelolaan yang menganut nilai nilai islami. Pengelolaan perusahaan yang

    menganut nilai nilai islami harus mampu dicerminkan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan

    mampu menunjukkan aspek keadilan, kemaslahatan umat, mendorong orang untuk seimbang dalam

    menjalani hubungan hablum minnallah dan hablum minnannas, serta kepatuhan dalam syariat syariat

    islam.

    Bentuk entitas perusahaan dalam akuntansi islam akan menjadi dasar penentuan letak elemen

    laporan keuangan. Entitas laporan keungan islami adalah bahwa perusahaan sebagai unit anggota

    masyarakat, maka kedudukan perusahaan benar benar terpisah dari pendiri atau pemiliknya. Entitas

    perusahaan dalam akuntansi islam adalah sebagai berikut :

    Elemen dari laporan keuangan islamisebagai berikut :

    1. Aset

    2. Sumber dana waktu terbatas

    3. Sumber dana waktu tidak terbatas

    4.

    Akumulasi marjin keberlanjutan usaha

    5. Pendapatan

    6. Beban

    7. Keuntungan

    8. Kerugian

    9. Marjin keberlanjutan usaha

    Laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi kekayaan dan sumber dana

    perusahaan, kinerja perusahaan, arus kas perusahaan, dan pemberdayaan sumber sumber ekonomi

    perusahaan. Informasi yang diberikan dalam laporan keuangan mampu memberikan informasi

    keberlanjutan usaha, tingkat efisiensi, dan penerapan nilainilai islami perushaan.

    Komponen utama laporan keuangan islami meliputi:

    1. Neraca

    2. Laporan Kinerja

    3. Laporan arus kas

    4. Laporan sumber daya manusia

    5. Laporan perolehan dan penyaluran zakat/infaq/shodaqoh

    Kekayaan(Aset) = sumber dana waktu terbatas + sumber dana

    waktu tidak terbatas + akumulasi marjin

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    18/19

    18

    6. Catatan atas laporan keuangan.

    Neraca

    Neraca memberikan informasi mengenai kekayaan perusahaan dan sumber sumber dana yangdigunakan untuk memperoleh kekayaan perusahaan dalam waktu tertentu yang terdiri dari empat

    elemen yaitu : kekayaan perusahaan, sumber dana waktu terbatas, sumber dana waktu tidak terbatas,

    dan akumulasi marjin keberlanjutan usaha.

    Laporan Kinerja

    Laporan kinerja memberikan informasi kinerja perusahaan selama satu periode akuntansi.

    Susunan laporan kinerja ini menggunakan multi step guna memberikan informasi lebih rinci kepada

    pengguna laporan keungan. Elemen nya terdiri dari : penjualan bersih, harga pokok penjualan, beban

    usaha, pendapatan, pos luar biasa, kontibusi pajak, bagi hasil dan zakat/infaq/shodaqoh serta margin

    keberlanjutan usaha.

    Laporan Arus Kas

    Laporan arus kas memberikan informasi perubahan kas awal tahun dengan akhir tahun, beserta

    kas titipan untuk zakat/infaq/shodaqoh. Laporan ini terdiri dari lima komponen yaitu : arus kas aktivitas

    operasi, arus kas aktivitas investasi. arus kas aktivitas pendanaan, arus kas aktivitas bagi hasil, dan arus

    kas zakat/infaq/shodaqoh.

    Laporan Sumber Daya Manusia

    Laporan sumber daya manusia memberikan informasi dua aspek yaitu aspek yang berkaitan

    dengan pengelolaan sumber daya manusia dan ketaatan pada syariah agama. Aspek yang berkaitan

    dengan aturan agama mengarah pada penghargaan manusia sebagai makhluk yang saling menyayangi dan

    aspek keadilan. Aspek pengelolaan sumber daya manusi berkaitan dengan kepentingan perusahaan.

    Laporan Perolehan dan Penyaluran Zakat/Infaq/Shodaqoh

    Perusahaan yang entitasnya terpisah dari pemiliknya tidak diwajibkan untuk membayar zakat

    mal. Namun perusahaan dapat mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh untuk diberikan kepada

    yang berhak. Selain itu perusahaan menarik zakat/infaq/shodaqoh dari karyawannya bersamaan dengan

    pembayaran penghasilan yang diterima karyawan. Serta perusahaan wajib membual laporan perolehan

    dan penyaluran zakat/infaq/shodaqoh.

  • 8/10/2019 Konsep Aktiva Dan Hutang

    19/19

    19

    Catatan Atas Laporan Keuangan

    Catatan atas laporan keuangan memberikan informasi secara rinci atas isi laporan keuangan, baik

    informasi yang sifatnya kebijakan maupun informasi dari item item dalam laporan keuangan. Secara

    umum materi catatan atas laporan keuangan sebagai berikut :

    1. Gambaran umum dan komitmen penerapan syriah islam dalam aktivitas perusahaan.

    2. Ihktisar kebijakan akuntansi dan penjelasan pospos laporan keuangan dan informasi lainnya.

    3. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan yang diterapkan terhadap

    peristiwa dan transaksi penting.

    4.

    Informasi yang wajib disajikan dala PSAK namun tidak disajikan dalam neraca, laporan kinerja,

    laporan arus kas, dan laporan sumber daya manusia.

    5. Informasi lain yang tidak disajikan dalam laporan keungan tetapi diperlukan dalam rangka

    penyajian yang wajar.