Konsep Hutang

27
KONSEP HUTANG DAN EKUITAS PENGERTIAN HUTANG Hutang merupakan elemen laporan keuangan yang berkaitan dengan pihak eksternal, yaitu kreditor. Menurut FASB dalam SFAC No. 6, definisi hutang adalah: “Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu” Definisi hutang (kewajiban) menurut IAI (1994) adalah: “Kewajiban merupakan hutang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi (paragraf 62) ” Dengan demikian, hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi perusahaan yang timbul karena peristiwa atau transaksi- transaksi di masa lampau untuk memperoleh suatu aktiva atau jasa, yang penyelesaiannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uang tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan, seperti hutang usaha, hutang dividen, hutang pajak, dsb; atau kewajiban

description

mantap

Transcript of Konsep Hutang

Page 1: Konsep Hutang

KONSEP HUTANG DAN EKUITAS

PENGERTIAN HUTANG

Hutang merupakan elemen laporan keuangan yang berkaitan dengan pihak eksternal, yaitu

kreditor. Menurut FASB dalam SFAC No. 6, definisi hutang adalah:

“Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul

karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan

jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu”

Definisi hutang (kewajiban) menurut IAI (1994) adalah:

“Kewajiban merupakan hutang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,

penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan

yang mengandung manfaat ekonomi (paragraf 62) ”

Dengan demikian, hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi perusahaan yang timbul

karena peristiwa atau transaksi-transaksi di masa lampau untuk memperoleh suatu aktiva atau

jasa, yang penyelesaiannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan

penyerahan uang tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan menciptakan

hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan, seperti hutang usaha, hutang

dividen, hutang pajak, dsb; atau kewajiban pelaksanaan, seperti sewa diterima dimuka,

pendapatan diterima dimuka, uang muka dari konsumen, dsb.

Komponen utama dari pengertian hutang:

1. Adanya kewajiban sekarang dalam bentuk pengorbanan manfaat ekonomi di masa

mendatang dari penyerahan barang atau jasa

2. Merupakan kewajiban yang dapat dihindarkan perusahaan.

3. Berasal dari transaksi/peristiwa masa lalu (telah terjadi).

Sebagian besar hutang didasarkan pada pendekatan kontraktual.Beberapa istilah dalam

hutang atau kewajiban, yaitu:

1. Contractual liabilities yaitu hutang yang didukung oleh perjanjian tertulis atau

ketentuan formal.

Page 2: Konsep Hutang

2. Constructive Obligation yaitu hutang yang tidak dinyatakan secara tertulis.

3. Equitable obligation adalah hutang yang tidak dikuatkan kontrak dan hanya dikuatkan

kewajiban moral atau kewajiban demi kewajaran atau keadilan.

4. Contingent liabilities adalah suatu keadaan yangmengandung ketidakpastian yang

mungkin dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian pada perusahaan dan hanya

dapat dipastikan apabila suatu kejadian atau beberapa peristiwa dimasa yang akan

datang terjadi atau tidak. Contoh: jaminan atas produk yang dijual.

5. Executory Contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi perusahaan

sudah terikat dengan perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban di masa mendatang

maupun yang akan menerima kekayaan atau jasa di masa mendatang. Contoh: kontrak

pekerjaan, dimana perusahaan harus membayar gaji para pegawainya di masa

mendatang.

Kejadian/peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian yangdicatat sebagai hutang harus

memenuhi syarat:

1. Kewajiban itu sangat mungkin terjadi ataukekayaan perusahaan telah digunakan atau

telah dikorbankan.

2. Kewajiban itu dapat diukur secara terpercaya.

3. Deffered Credit adalah sejenis hutang/kewajiban tetapi bukan dalam pengertian

memberikan pengorbanan dimasa yang akan datang. Deffered Credit dibagi atas:

a. Prepaid revenue adalah penerimaan pembayaran dimuka yang belum sepenuhnya

diimbangi dengan pemberian jasa atau produk yang dibayar.

b. Deferred akibat peraturan pengakuan pendapatan, misalnya investment tax credit

dan laba rugi dari transaksi leaseback.

KLASIFIKASI HUTANG

Hutang memiliki dua kelompok utama, yaitu hutang lancar dan hutang jangka panjang.

Hutang Lancar

Hutang lancar adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo dalam satu tahun selama

periode waktu yang diperlukan dari sejak kas dibayarkan untuk pembelian barang atau jasa

yang dibutuhkan untuk produksi sampai dengan kas dari hasil penjualan produk perusahaan

Page 3: Konsep Hutang

diterima. Hutang yang digolongan sebagai hutang lancar adalah hutang yang akan dilunasi

dalam jangka waktu satu tahun atau siklus operasi perusahaan.

Hutang lancar mengandung unsur ketidakpastian karena hutang melibatkan pengorbanan

dimasa yang akan datang. Berdasarkan tingkat ketidakpastiannya, hutang lancar dibedakan

menjadi :

1. Hutang lancar yang dapat dipastikan

2. Hutang lancar yang tidak pasti atau bersyarat (kontijensi)

Kelompok hutang lancar dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Hutang Dagang adalah hutang yang berasal dari kegiatan utama perusahaan

(pembelian kredit barang dan jasa).

2. Hutang Wesel adalah hutang yang terjadi dengan mengeluarkan perjanjian tertulis

untuk membayar sejumlah uang pada waktu tertentu.

3. Hutang Bank adalah kewajiban jangka pendek atau jangka panjang perusahaan

kepada bank atau lembaga keuangan yang disebabkan oleh pinjaman yang diberikan

bank atau lembaga keuangan diterima oeh perusahaan.

4. Hutang Gaji, Bunga, dan Lain-lain adalah beban-beban yang terjadi tetapi blum

saatnya dibayar.

5. Hutang Dividen adalah sejumlah yang terutang oleh perusahaan kepada para

pemegang saham karena adanya distribusi yang telah diumumkan oleh dewan

komisaris.

Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya lebih dari tahun. Hutang yang

digolongkan sebagai hutang jangka panjang adalah hutang yang akan dilunasi dalam jangka

waktu lebih dari satu tahun atau melebihi siklus operasi perusahaan. Termasuk hutang jangka

panjang antara lain hutang obligasi, hutang wesel jangka panjang, hutang hipotek, hutang

pensiun, hutang sewa guna. Berikut merupakan penjelasan dari masing – masing rekening

yang ada pada hutang jangka panjang.

Page 4: Konsep Hutang

Tabel Kelompok hutang jangka panjang

Hutang

Obligasi

Obligasi adalah surat pernyataan hutang perusahaan yang mengeluarkan

obligasi tersebut, obligasi juga disebut kontrak surat yang dilakukan oleh

pihak berhutang yang wajib membayar hutang disertai bunga (penerbit

obligasi) dan pihak yang menerima pembayaran atau piutang yang

dimilikinya beserta bunga (pemegang obligasi) yang pada umumnya tanpa

menjaminkan suatu aktiva.

Hutang Wesel

Jangka

Panjang

Wesel (Bank Draft) adalah surat berharga yang berisi perintah tak

bersyarat dari bank penerbit draft tersebut kepada pihak lainnya (tertarik)

untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang tertentu atau orang yang

ditunjuknya pada waktu yang telah ditentukan.

Hutang

Hipotek

Hutang hipotek adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak

bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang

dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika penjamin tidak

melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual

jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan

Hutang

Pensiun

Hutang pensiun adalah perjanjian dimana perusahaan akan memberikan

pembayaran kepada karyawan setelah mereka berhenti bekerja untuk jasa

yang telah diberikan pada masa kerja

Hutang Sewa

Guna

Hutang sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan

dalam bentuk penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh

suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran –

pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan

tersebut untuk membeli barang - barang modal yang bersangkutan atau

memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang

telah disepakati bersama.

KARAKTERISTIK HUTANG

Kewajiban Sekarang

Page 5: Konsep Hutang

Menurut FASB, hutang adalah pengorbanan masa mendatang dari keuntungan

ekonomi. Sedangkan, hutang berdasarkan definisi aktiva merupakan suatu hal yang tidak

terfokus pada dunia yang rill saat ini. Jadi, dapat dikatakan bahwa pengorbanan tersebut

belum benar-benar terjadi. Oleh sebab itu, pengorbanan ini tidak dapat dikatakan sebagai

suatu yang nyata.

Namun, ada pihak yang mengkritik bahwa definisi yang dikemukakan oleh FASB

adalah salah. Hal ini karena pengorbanan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang sama

dengan penyerahan aktiva/jasa dimasa yang akan datang. Dengan demikian, maka dalam satu

pengertian terdapat dua istilah yang memiliki arti yang sama. Hal ini serupa dengan definisi

hutang menurut Kam, yaitu: “Kewajiban suatu untit usaha merupakan keharusan bagi unit

usaha tersebut untuk menyerahkan aktiva/jasa pada pihak lain dimasa mendatang sebagai

akibat transaksi masa lalu.”

Hutang dapat juga disebut sebagai klaim/hak pihak lain terhadap suatu perusahaan.

Hal ini dapat terlihat ketika jumlah aktiva yang ada pada neraca dasarnya merupakan klaim

dari pihak lain terhadap sumber ekonomi (aktiva), sehingga entitas memiliki kewajiban untuk

menyerahkan aktiva/jasa tersebut pada pihak lain yang telah memberikan haknya.

Kewajiban ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kewajiban pada kreditor, hak untuk keditor lebih didahulukan pelunasannya dalam kasus

likuidasi. Klaim perusahaan cenderung pasti, baik jumlah maupun waktu pembayarannya.

2. Kewajiban kepada pemilik, hak atas aktiva hanya didasarkan pada sisa aktiva setelah

kewajiban terhadap kreditor terpenuhi.

Contoh:

Perusahaan X memiliki hutang obligasi sebesar Rp 100.000.000, dijual dengan tingkat suku

bunga 8% pertahun dengan jangka waktu pelunasannya selama 10 tahun. Saat ini tingkat

bunga terlalu tinggi, nilai pasar atas obligasi menjadi rendah dibandingkan dengan nilai jatuh

tempo. Sementara itu, perusahaan Z akan membeli obligasi dengan nilai nominal Rp

100.000.000 dengan tingkat suku bunga 8% pertahun dengan jangka waktu pelunasannya

selama 10 tahun, dengan total pengeluaran Rp 75.000.000. Sertifikat diserahkan pada bank

yang tidak dapat membatalkan surat hutang obligasi tersebut. Jurnal yang dapat diberikan

akibat transaksi ini adalah:

Page 6: Konsep Hutang

1. Investasi pada Bank Rp 100.000.000

Kas Rp 100.000.000

2. Hutang Obligasi Rp 100.000.000

Investasi sertifikat bank Rp 75.000.000

Keuntungan (gain) Rp 25.000.000

Manfaat yang diperoleh perusahaan atas transaksi ini, adalah:

1. Hutang akan berkurang sehingga ratio debt-equity menjadi lebih baik.

2. Laba bersih tahun berjalan akan meningkat dengan jumlah keuntungan.

3. Untuk tujuan pajak, tidak dapat diakui karena perusahaan masih berkewajiban membayar.

4. untuk tujuan pajak, pendapatn bunga dri sertifikasi bank dapat digunakan untuk menutup

biaya bunga atas hutang obligasi.

Dalam statement No. 76 mayoritas kelompok percaya pada FASB bahwa suatu

obligasi memuaskan bilamana debitur menempatkan aktiva-aktiva perjanjian yang tidak

dapat dibatalkan dengan tujuan melayani suatu kewajiban hutang yang diberi.

Sebaliknya,kelompok minoritas mendesak bahwa debitur perusahaan tidak dibebaskan dari

hutang sampai kreditur actual membayar atau menyetujui bahwa debitur sudah tidak lagi

menjadi obligor utama.

Kredit Tangguhan

Seperti halnya aktiva dan kredit tangguhan, ada sebuah pertanyaan tentang masukan

atas kredit tangguhan tertentu sebagai Tidak semua kredit tangguhan yang ada menjadi

diragukan. Sebagai contoh, kas dikumpulkan dari pelanggan yang terlebih dahulu

menunjukkan hutang untuk menyerahkan aktiva (produk) atau jasa terhadap pelanggan pada

masa yang akan datang. Kasus ini merupakan hutang. Sebagai contoh, melalui kredit

tangguhan, pertanyaan hutang adalah laba kotor yang ditunda untuk penjualan cicilan. Ketika

pengakuan pendapatan atas penjualan cicilan digunakan, penerimaan atas kas dibandingkan

penjualan merupakan kesempatan untuk mencatat laba. Perbedaan antara penjualan dan biaya

atas barang-barang yang dijual ditempatkan dalam akun khusus, sedangkan laba

ditangguhkan. Berikut merupakan gambaran pencatatan atas penjualan cicilan dan biaya atas

barang-barang yang dijual. Adapun jurnal pada akhir periode adalah:

Page 7: Konsep Hutang

Penjualan cicilan Rp. 100.000.000

Biaya atas barang yang dijual Rp. 80.000.000

Laba kotor yang ditangguhkan Rp. 20.000.000

Hasil dari Transaksi atau Kejadian Masa Lalu

Syarat tambahan hutang yaitu hutang dihasilkan dari transaksi atau peristiwa masa

lalu untuk menjamin bahwa hanya hutang sekarang yang dilakukan pencatatan bukan

peristiwa yang akan datang. Meskipun demikian, kondisi aktiva ini sangat sulit untuk

diinterpretasikan. Sebaik apapun peristiwa masa lalu diterima? Syarat ini tetap menjadi sulit

dalam menentukan apakah ada hutang. Ketika perusahaan menawarkan pada seorang supplier

untuk membeli sejumlah persediaan, nilai sekarang menjelaskan bahwa tidak ada

hutang/kewajiban sampai barang-barang diterima. Oleh karena itu, peristiwa masa lalu dalam

kasus ini adalah penerimaan atas barang-barang, bukan penempatan atas pesanan. Kontrak

memberikan bukti seberapa signifikan interpretasi atas “transaksi masa lalu dari kontrak yang

menciptakan hutang”. Sebagai contoh, apakah pembelian obligasi tanpa syarat merupakan

hutang? Maksudnya dalam bentuk mengambil atau membayar kontrak atau keseluruhan

kontrak. Kontrak adalah persetujuan diantara seseorang pembeli dengan supplier dalam

membayar sejumlah produk atau jasa tertentu secara periodisasi, dan pembayaran-

pembayaran ini dibuat terkait dengan apakah para pembeli mengambil/menyerahkan atas

produk atau jasa.

Kerugian Kontijensi

Kerugian kontijensi merupakan dampak adanya sebuah hutang. Usaha untuk membuat

perbedaan di antara hutang sekarang dan hutang di masa yang akan datang bukanlah hal yang

sederhana. Perbedaan ini terjadi disebabkan adanya penilaian atas peristiwa masa lalu

sehingga sulit untuk diinterpretasi. FASB dalam statement no.5 mendefinisikan kerugian

kontijensi sebagai berikut:

“suatu kondisi, situasi atau serangkaian keadaan yang menimbulkan ketidakpastian

akan timbulnya kemungkinan hutang atau rugi suatu perusahaan, dimana timbulnya

Page 8: Konsep Hutang

kemungkinan tersebut tergantung pada terjadi/tidaknya satu peristiwa atau lebih

dimasa mendatang.”

FASB mengatakan kerugian harus diakui jika hutang terjadi dan jumlahnya dapat

diestimasi secara logis. Jika kedua kondisi ini tidak sesuai, maka ini disebut dengan kerugian

kontijensi. Terkait adanya tuntutan perkara dari sebuah perusahaan terhadap perusahaan

lainnya yang disebabkan oleh pelanggaran hak paten. Maka proses pengadilan, tuntutan-

tuntutan dan perkara-perkara yang ditimbulkan dari hutang kontijen telah disebutkan FASB

dengan megatakan:

“Akrual mungkin cocok untuk ligitasi, klaim atau penilaian (assessment) yang

menyebabkan suatu peristiwa terjadi pada atau sebelum tanggal laporan keuangan

suatu perusahaan bahkan jika perusahaan tidak menyadari keberadaan atau

kemungkinan gugatan, klaim atau penilaian sampai setelah tanggal laporan

keuangan”.

Lebih lanjut, FASB Statement no.5 mengungkapkan bahwa hal ini terjadi karena

alasan-alasan yang cukup untuk mencatat kerugian dan hutang secara bersamaan. Hutang

terkait merupakan tuntutan perkara yang bertentangan dengan uraian yang dijelaskan diatas

oleh penuntut, keputusan yang kurang baik dari pengadilan, naik banding, dan pembayaran

aktual atas kemungkinan kerusakan.

Selanjutnya dalam Statement no.38, FASB mengatakan bahwa tuntutan atas perkara

dan hutang kontijensi lainnya dapat mempengaruhi harga yang diminta perusahaan dengan

mengestimasi dan mencatatnya pada waktu akuisisi. APB opinion no.16 melakukan

rasionalisasi yang mengharuskan bahwa seluruh aktiva dan hutang serta pencatatan yang

dilakukan perusahaan dan sisa harga pembelian tidak dapat dimasukkan kedalam aktiva dan

hutang ketika menilai goodwill. FASB dalam statement no.38 mengharuskan “periode

alokasi” untuk mengidentifikasi dan menilai akuisisi kerugian kontijensi sebelumnya.

Perusahaan juga harus mengakui hutang kepada karyawan atas ketidakpastian yang

terjadi diperusahaan seperti adanya cuti, sakit dan liburan yang biayanya akan ditanggung

oleh perusahaan? FASB statement no .43 menjelaskan bahwa untuk liburan dan keuntungan

liburan perusahaan harus diakui sebagai hutang, tetapi bukan untuk membayar karyawan

yang sakit di masa mendatang, untuk itu, perusahaan tidak perlu membayar karyawan jika

mereka berhenti. Sampai sakit terjadi, perusahaan tidak memiliki hutang, hanya kontijensi.

Page 9: Konsep Hutang

Pensiun

Pensiun merupakan salah satu contoh atas peristiwa masa lalu. Dalam program

pension, perusahaan berjanji untuk memberikan dana pension bagi karyawan yang telah

memasuki masa akhir jabatan. FASB mengeluarkan sebuah pembahasan memorandum atas

perencanaan pension dalam beberapa poin sebagai berikut:

1. Seperti karyawan memandang jasa

2. Kapan perusahaan dapat memberikan kontribusi atas perencanaan yang akan

digunakan untuk membayar keuntungan

3. Kapan perusahaan menurut batas hukum memberikan keuntungan walaupun jika

perencanaan berakhir

4. Kapan karyawan pensiun

5. Kapan keuntungan pensiun dibayarkan kepada oranng yang dipensiunkan

PENYEBAB TERJADINYA HUTANG

Keadaan Yang Dapat Menimbulkan Hutang

Hutang adalah suatu jumlah yang harus dibayar dalam bentuk uang, barang atau jasa

khususnya hutang yang memiliki kinerja sebagai berikut:

1. Terjadi/ telah terjadi (current liability)

2. Terjadi pada suatu saat tertentu dimasa mendatang misalnya hutang untuk

pembiayaan (funded debt), hutang yang masih harus dibayar (accured liability)

3. Terjadi karena tidak dilaksankannya suatu tindakan dimasa yang akan datang,

misalnya pendapatan yang ditangguhkan dan hutang bersyarat (contigent liability)

Dirumuskan hutang dapat terjadi karena beberapa faktor berikut:

1. Kewajiban Legal/ kontrak (Contractual Liabilities)

Kewajiban Legal adalah huang yang timbul karena adanya ketentuan formal berupa

peraturan hukum untuk membayar kas atau menyerahkan barang/jasa kepada kepada

entitas tertentu.

Page 10: Konsep Hutang

2. Kewajiban konstruktif (Constructive Liabilities)

Kewajiban konstruktif terjadi karena kewajibn tersebut sengaja diciptakan untuk

tujuan/kondisi tertentu, meskipun secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian

tertulis untuk membayar sejumlah tertentu dimasa yang akan datang.

3. Kewajiban Ekuitabel

Kewajiban Ekuitabel adalah hutang yang muncul karena adanya kebijakan yang

diambil oleh perusahaankarean alasan/ moral/etika dan perlakuannya diterima oleh

praktik secara umum. Kewajiban Ekuitabel dapat dianggap sebagai kewajiban oleh

kedua belah pihak yang terlibat meskipun terjadina tidak melalui proses hukum.

Unconditional Right Offset

Kewajiban yang berasal dari kontrak berjalan untuk memperoleh suatu barang/jasa dimasa

mendatang dapat dikatakan sebagai suatu transaksi hutang atau sebaliknya bukan hutang.

Kewajiban tersebut merupakan suatu transaksi keuangan yang berasal dari transaksi usaha

dan menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran dimasa mendatang, apabila suatu

barang/jasa telah diterima.

Atas dasar berbagai sumber terjadinya hutang di atas, maka secara umum dapat

dirumuskan bahwa hutang harus diakui dalam laporan keuangan apabila memenuhi kriteria

berikut ini:

1. Adanya kemungkinan bahwa pengorbanan potensi jasa/manfaat ekonomi masa

mendatang akan dilakukan atau akan terjadi.

2. Jumlah hutang dapat diukur dengan cukup pasti.

Sementara itu Vernon Kam mengatakan bahwa hutang dapat diakui berdasarkan kondisi

berikut ini:

1. Didasarkan pada hukum

Adanya dasar hukum yang menyebabkan terjadinya hutang merupakan syarat legal untuk

mengakui hutang meskipun seringkali dapat terjadi karena kewajiban ekuitabel.

2. Pemakain prinsip konservatisme

Page 11: Konsep Hutang

Prinsip konservatisme mensyaratkan untuk mengantisipasi kerugian daripada

keuntungan. Jadi rugi/hutang akan segera diakui kalau ada kemungkinan terjadi.

Pencatatan terhadap rugi hutang semacam ini merupakan praktek yang diterima umum.

3. Substansi ekonomi suatu transaksi

Apabila suatu transaksi ditinjau dari makna ekonomisnya telah terjadi, maka hutang

dapat segera diakui dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Substansi ekonomi

berkaitan dengan relevansi informasi akuntansi.

4. Kemampuan mengukur nilai hutang

Kriteria ini berkaitan dengan reliabilitas informasi. Apabila pengukuran terhadap hutang

sangat subyektif/arbiter, maka lebih baik tidak dilakukan pengukuran dan hutang tidak

dicatat dalam neraca.

Wesel Bayar Dengan Tingkat Bunga Dibawah Tingkat Bunga Pasar

Pada wesel bayar dengan suku bunga di bawah tingkat bunga pasar, tingkat bunga harus

didiskontokan (Menurut APB Oinion No. 21). Tujuan pendiskontoan adalah untuk

menyesuaikan wesel agar ekuivalen dengan tingkat bunga pasar. Diskonto diamortisasi

selama umur wesel daam rangka melakukan penyesuaian bunga berkala kepada tingkat

bungga pasar.

Hutang Obligasi

Obligasi dicatat pertama kali berdasarkan nilai bersih dari transaksi. Nilai bersih sama dengan

nilai sekarang atas pembayaran bunga di masa mendatang dan pengembalian pembayaran

yang didiskontokan pada tingkat bunga pasar. Nilai bawaan obligasi di neraca disajikan

dengan cara menambahkan nilai nominal dengan nilai premium yang belum diamortisasi atau

mengurangkan nilai nominal dengan diskonto yang belum diamortisasi.

Page 12: Konsep Hutang

Obligasi Konversi

Obligasi konversi adalah obligasi yang boleh ditukar dengan saham biasa. Pembukuan

obligasi konversi ada 2 pendekatan, yaitu (1) diperlakukan sebagai hutang sampai dengan

terjadinya konversi, (2) menyisihkan seumlah hutang sebagai harga pembayaran dan jumlah

ini ditambahkan pada modal sumbangan.

Hutang dengan Warran Saham

Waran yang dapat dipisahkan mengijjinkan pemegangnya untuk memiliki ekuitas dan hutang,

sehingga bagian yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pembayaran langsung untu hak

membeli saham.

Redeemable Preferred Stock dan Other Hybrid Securities

Redeemable Preferred Stock artinya saham preferen yang ditukaran, seperti upaya pehilangan

hutang dengan cara menebus kembali saham peferen, sehingga hutang berubah menjadi

ekuitas pemilik. Saham ini dikelompokkan menjadi hutang karena saham ini tidak

mempunyai hak suara dan memiliki jangka waktu untuk di tebus sebesar nilai nominalnya.

Saham preferen adalah jenis lain dari saham hybrid dan disajikan diantara hutang dan ekuitas.

Sekuritisasi

Sekuritisasi pada hakekatnya adalah teknik pembiayaan dengan mana dikumpulkan dan

dikemas sejumlah aset (aktiva) keuangan berupa piutang (tagihan) yang lahir dari transaksi

keuangan atau transaksi perdagangan, yang biasanya kurang likuid menjadi efek yang likuid

karena mudah diperjual belikan.

Kriteria aset yang dapat disekuritisasi adalah sebagai berikut:

1. Aset keuangan yang dapat dialihkan dalam rangka sekuritisasi aset, wajib beruap aset

keuangan yang etrdiri dari kredit, tagihan yang timbul dari surat berharga, tagihan yang

timbul dari surat berharga, tagihan yang timbul di kemudian hari dan aset keuangan lain

yang setara.

2. Aset keuanagan yang dialihkan wajib memenuhi kriteria sebagai berikut:

Page 13: Konsep Hutang

a. Memiliki arus kas

b. Dimiliki dan dalam pengendalian kreditur asal, dan

c. Dapat dipindahtangankan dengan bebas kepaa penerbit.

Proses sekuritisasi diserahkan pada wahana yang disebut Special Purpose Vehicle (SPV).

Dalam Pasar Modal Indonesia, wahana sekuritisasi tersebut berupa Kontrak Investasi

Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) yang diatur berdasarkan Peraturan Bapepam No.

IX.K.1 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset backed

Securities), sesuai surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-28/PM/2003 tanggal 21 Juli

2003. Dalam aktivitas sekuritisasi aset, bank dapat melaukan fungsi-fungsi sebagai kreditur

asal, penyedia kredit pendukung, penyedia fasilitas likuiditas, penyedia jasa, bank kustodian,

dan atau pemodal. Bank yang berfungsi sebagai kreditur asal dan atau penyedia jasa tidak

dapat bertindaksebagai bank kustodian.

PENYELESAIAN HUTANG

IAI (1994) dalam SAK menyebutkan bahwa penyelesaian kewajiban masa kini biasanya

melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa

depan demi untuk memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian hutang yang ada sekarang

dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya:

1. Pembayaran kas

2. Pembayaran aset

3. Pemberian jasa

4. Penggantian kewajiaban dengan kewajiban yang lain

5. Konversi kewajiabn menjadi ekuitas.

In-Substance Defeseance

Alternatif yang dapat melunasi hutang menurut FSB statement FASB Statement

nomor 76 yaitu dengan cara insubtance defeseance. Cara ini merupakan suatu rencana

perjanjian dimana seorang debitur menempatkan jumlah tertentu harga moneter secukupnya

yang bebas resiko pada kuasa badan perwalian (trust) tertentu untuk digunakan sebagai

pembayaran hutang dimasa mendatang.

Page 14: Konsep Hutang

Kredit Tangguhan (Defered Credit)

Dalam APB nomor 4, hutang didefinisikan sebagai kewajiban ekonomi yang diakui

dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi. Definisi tersebut meliputi juga kredit tangguhan

yang bukan merupakan kewajiban ekonomi.

Hutang dan rugi Kontijensi (Contigent Loss/Liabilities)

Suatu kondisi atau situasi yang menimbulkan ketidakpastian akan timbulnya

kemungkinan hutang/rugi suatu perusahaan, dimana timbulnya kemungkinan tersebut

tergantung pada terjadinya/tidaknya satu peristiwa atau lebih dimasa mendatang.

KONSEP EKUITAS

Ekuitas pemilik adalah hak pemegang saham atas suatu aktiva yang tersisa dalam perusahaan.

Definisi ini cenderung menganut teori kepemilikan. Menurut APB statement no. 4 ekuitas

pemilik adalah kelebihan aktiva perusahaan diatas kewajiban. Demikian juga menurut SFAC

No.6 bahwa dalam perusahaan perseorangan ekuitas pemilik disajikan pada satu perkiraan

ekuitas pemilik.

Pada perusahaan perseroan, ada perbedaan hokum antara modal kontribusi dan laba

ditahan. Modal kontribusi diklasifikasikan ke dalam modal legal dan modal lainnya. Modal

legal adalah batas kewajiban dari pemegang sahaam yang diukur berdasarkan nilai nominal

atau nilai yang ditetapkan bila tidak ada nilai nominal. Modal kontribusi lainnya adalah

modal yang meliputi premium saham, modal sumbangan, modal penempatan saham treasury,

modal penempatan saham opsi dan warran.

Seperti yang telah dijelaskan, ekuitas merupakan hak pemilik atas kekayaan

perusahaan. Kekayaan perusahaan dalam neraca dicatat sebagai aktiva. PAda perusahaan

berbentuk perseroan terbatas, ekuitas terdiri atas modal disetor dan laba ditahan. FASB

menjelaskan bahwa ekuitas merupakan :

Page 15: Konsep Hutang

Ekuitas Pemilik

Modal Setoran Laba ditahan

Akun laba-rugi

Debit

Biaya Rugi

Ordinary

Ekstraordinary

Kredit

Laba Untung

Ordinary

Ekstraordinary

Penyesuaian periode

sebelumnyaDeviden

Penyesuaian modal yang tidak

direalisasi

“Ekuitas adalah tingkat residual aktiva dari suatu entitas yang tersisa setelah

pengurangan hutang-hutang. Pada perusahaan bisnis, ekuitas adalah tingkat

kepemilikan”.

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dua karakteristik ekuitas adalah sebagai berikut;

1. Ekuitas sama dengan aktiva neto, yaitu selisih antara aktiva perusahaan dengan

hutang perusahaan

2. Ekuitas dapat bertambah atau berkurang karena kenaikan atau penurunan aktiva neto

baik yang berasal dari sumber bukan pemilik (pendapatan dan biaya) maupun

investasi oleh pemilik atau distribusi kepada pemilik

Definisi ini menyajikan teori proprietary menurut stakeholders yang dirasa menjadi

pemilik perusahaan. APB no.1 dalam menjelaskan tentang hutag tidak tampak ada perbedaan

yang dibuat diantara hutang dan ekuitas pemilik. Namun demikian, APB statement no.4 dan

SFAC no.6 membuat perbedaan diantara keduanya: APB statement no.4 menawarkan definisi

pasif dari ekuitas pemilik sebagai ekses terhadap ektiva perusahaan melalui hutang-

hutangnya. Pendekatan yang sama juga diambil SFAC no.6. kedua definisi ini menyiratkan

kepemilikan proprietary perusahaan oleh stockholder. Gambar 9.1. dibawah menampilkan

tiga komponen dari ekuits pemilik.

Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik

Page 16: Konsep Hutang

Pengakuan Dan Pengukuran Ekuitas Pemilik

Dalam transaksi ekuitas pemilik dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :

1. Tansakasi modal atau transaksi yang berkaitan dengan penghasilan. Transaksi modal

menyangkut transaksi langsung dari pemilik terhadap perusahaan. Prinsip umum dari

pengukuran untuk transaksi modal sama seperti untuk aktiva dan kewajiban yaitu nilai

pasar pada saat terjadi transaksi. Nilai ini akan ditempatkan dan tidak berubah setelah

tanggal neraca.

2. Modal kontribusi diukur sebesar nilai kontribusi aktiva oleh pemegang saham untuk

perusahaan. Dua sumber modal kontribusi adalah penerbitan kembali saham treasury dan

penerbitan opsi saham bagi karyawan.

Bentuk – bentuk Penting

Bentuk-bentuk penting ini terbagi menjadi dua bagian :

Hak-hak

Hak memberikan modal kepastian hukum atau kebijaksanaan perusahaan. Dimensi ini

berhubungan dengan keutamaan atas hak-hak pemegang saham yang telah diatur perusahaan.

Kepemilikan tunggal atau partnership atas sejumlah modal mengharuskan seorang kreditor

memiliki klaim atas pemilik atau perusahaan. Jadi secara hukum kreditur memiliki klaim

terhadap perusahaan termasuk aktiva-aktivanya.

Pada aspek lain dari hak-hak kreditur dan pemilik terkait dengan penggunaan aktiva terhadap

operasi bisnis. Kreditur tidak memiliki hak untuk menggunakan aktiva perusahaan, kecuali

dengan cara yang tidak langsung pada beberapa kegiatan lain, dan mereka tidak

mempengaruhi hak-hak dalam proses pengambilan keputusan dalam operasi bisnis.

Substansi Ekonomi

Semua pemilik ekuitas memiliki resiko akan kerugian, tetapi karena tuntutan dari kreditur

membuat resiko mereka lebih kecil dari pemilik. Pemilik harus melakukan usaha

membendung kerugian yang dihasilkan dari setiap aktivitas perusahaan. Dalam setiap tingkat

Page 17: Konsep Hutang

resiko perusahaan, bagi kreditur dan pemilik tergantung pada hak-hak mereka. Para pemilik

memiliki pengendalian atas aktiva-aktiva dalam akuisisi, komposisi, kegunaan dan disposisi.

Mereka memiliki pengendalian atas operasi, tanggungajawab untuk menjalankan bisnis dan

untuk keberlanjutan pendapatan.

Modal Legal

Akuntansi untuk ekuitas stakeholders dipengaruhi oleh preskripsi legal. Tujuannya adalah

untuk melindungi kreditor dari “cushion” atau “buffer”. Contohnya , sebuah perusahaan

menangani sejumlah modal sebanyak Rp.100.000, jika total aktiva sebanyak Rp.1.000.000,

ini berarti bahwa hutang berjumlah Rp.900.000.

A

Rp.1.000.000

=

=

L

Rp. 900.000

+

+

SE

Rp. 100.000

Jika perusahaan dilikuidasi dan nilai buku aktiva direalisasi sebesar Rp.900.000,

masih cukup untuk membayar kreditur. Hal ini disebabkan karena keberadaan atas modal

legal adalah Rp.100.000, kecuali kreditur tidak akan dibayar secara penuh. Modal legal bukan

suatu jaminan untuk melindungi kreditur, tetapi menawarkan akan keamanan.

Ini berarti nilai par berada dalam penentuan jumlah modal legal. Untuk itu,ketika

modal dikeluarkan lebih dari nilai par, kelebihan dari yang bukan modal legal ditempatkan

dalam jumlah rekening yang terpisah. Untuk saham nilai par, modal legal adalah jumlah total

yang diterima atas pengeluaran saham-saham atau nilai yang dilaporkan. Jumlah modal, baik

saham umum dan saham preferens seharusnya menunjukkan modal resmi perusahaan.

Namun, hal ini tidak selalu dapat untuk memastikan jumlah pasti modal legal, karena variasi

dari perlakuan-perlakuan laporan yang berbeda atas item-item khusus.

Opsi Saham

Opsi saham (employee stock options plans = ESOPs) adalah hak beli saham dibawah harga

pasar yang diberikan kepada karyawan atas kompensasi jasa karyawan terhadap

perusahaan.ada empat waktu yang membedakan cara pengukuran saham yaitu tanggal

Page 18: Konsep Hutang

pemberian, tanggal diterima karyawan, tanggal dapat diskon pertama dan tanggal

pemotongan sesungguhnya.

Saham Teasury

Sebab perusahaan kembali membeli kembali saham treasury stock karena: 1) keinginan untuk

meningkatkan proporsi kepemilikan saham. 2) untuk menyediakan opsi saham bagi

karyawan. 3) untuk menghindari usaha pengambil alihan atau mengurangi jumlah pemegang

saham. 4) membentuk harga pasar saham bagi perusahaan. Metode akuntansi untuk saham

treasury ini yaitu metode biaya dan metode nominal atau par value

Deviden Saham

Menurut APB 43, ada dua kebijakan akuntansi untuk deviden saham, tergantung ukuran dari

deviden tersebut yaitu :

1. Deviden saham besar (lebih dari 25%) dan dicatat dengan reklasifikasi laba ditahan ke

modal kontribusi berdasarkan nilai nominal saham yang diterbitkan.

2. Deviden saham kecil (kurang dari 20%) , reklasifikasi laba ditahan ke dalam modal

kontribusi didasarkan atas harga pasar saham dan nilai deviden berdasarkan atas nilai

pasar saham sebelum pembagian deviden.

Alasannya dibagikan deviden saham adalah keinginan manajemen untuk memberikan bukti

kepada pemegang saham untuk penghasilan mereka di dalam laba ditahan dan untuk

menaikkan jumlah lembar saham yang beredar seperti pemecahan saham tanpa merubah nilai

nominal saham.

Sumber:

Arfan I., Sukma L, Atma H. 2015. Teori Akuntansi: Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Ciptapustaka Media. Bandung.cilapop-chilla.blogspot.com/2010/02/isi-dan-elemen-laporan-keuangan.html?m=1