ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG,...

118
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, FIRM SIZE DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh: Abdul Rosyid NIM. 1110082000002 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

Transcript of ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG,...

Page 1: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, FIRM SIZE

DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

Abdul Rosyid

NIM. 1110082000002

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H / 2017 M

Page 2: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang
Page 3: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang
Page 4: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang
Page 5: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang
Page 6: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama : Abdul Rosyid

2. Tempat/tanggal lahir : Tangerang, 29 September 1992

3. Alamat : Jl. Mushola Rt05/02, No. 32 Pondok Pucung-Pondok Aren,

Tangerang Selatan.

4. Telepon : 087888151560

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. MI Unwannunajah Tahun 1998 – 2004

2. SMPN 03 Ciputat Tahun 2004 – 2007

3. MA Pembangunan UIN Tahun 2007 – 2010

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010 – 2017

III. Pengalam Organisasi

1. Anggota Osis SMPN 03 Ciputat

2. Anggota Osis MA Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Anggota HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

4. Anggota BEM Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

5. Karang Taruna RW02 Pondok Pucung

IV. Latar Belakang Keluarga

Ayah : H. Ahmad Djusi

Ibu : Hj. Romeni

Kakak : Nur A'ini, Abdur Rohman, Rosyidah

Anak ke-dari : 4 dari 4 bersaudara

Page 7: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

vii

ABSTRACT

This research aim to analyze the influence of dividend policy, debt policy, firm size and return on

equity toward the value of company of company manufactur in 2010 - 2014. The analysis method

used in the research is the analysis multiple regression perfomed with SPSS 20. The empirical

result showed that the simultaneous indicated that dividend policy, debt policy, firm size and

return on equity had significant influence toward value of company. in the partial indicated that

dividend policy did not have significant influence toward value of company. Meanwhile, the debt

policy, firm size and return on equity had significant influence toward value of company.

Keyword : dividend policy, debt policy, firm size, return on equity, value of company.

Page 8: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kebijakan deviden, kebijakan hutang, firm size

dan return on equity terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode

2010 - 2014. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan mengunakan

SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kebijakan deviden, kebijakan

hutang, firm size berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial kebijakan

dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan kebijakan hutang, firm size dan return

on equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: kebijakan deviden, kebijakan hutang, firm size, return on equity, nilai perusahaan

Page 9: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi Robbil’Alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat

Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan limpahan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen,

Kebijakan Hutang, Firm Size Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan” dengan

lancar. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang

telah memberikan ajaran Islam yang telah terbukti kebenarannya dan terus terbukti

kebenarannya.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana

Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan telah penulis hadapi.

Berkat petunjuk dan hidayah dari Allah SWT, doa kedua orang tua, dukungan, bimbingan serta

bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan

lancar.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

terutama kepada:

1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua tercinta, terutama buat Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan

semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. Yang selalu memberikan rasa

Page 10: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

x

cinta, perhatian, kasih sayang, motivasi dan membantu secara moral dan materil serta selalu

mengiringi penulis melalui doa restu.

3. Saudara tersayang, Hj Nur 'Aini, AbdurRohman dan Rosyidah yang selalu memeriahkan

suasana rumah.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini,LC.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,AK.,CA selaku dosen Pembimbing Skripsi. Terima

kasih banyak saya ucapkan kepada bapak yang telah meluangkan waktu, memberikan

pengarahan, bimbingan serta masukan yang sangat membantu dan bermanfaat sekali, semoga

Allah SWT membalas kebaikan bapak.

6. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Pelaksana tugas Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Hepi Prayudiawan.SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan segenap ilmu dan pengalamannya.

9. Seluruh Staf dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan

kepada penulis.

10. Terima kasih kepada teman – teman seperjuangan yang berasal dari kelas Akuntansi A, B, C

dan D. Terutama untuk saudara - saudaraku di kelas A yang tidak bisa disebut satu-satu

terima kasih banyak atas perjalanan fisik, hati dan jiwa kita selama ini. Buat sahabat tercinta

Joy Laura, Kartika, Dian, Kokoh Redho, Akbar, Legra, Genta dan Rizky terima kasih banget

buat kalian.

11. Terima kasih kepada anak-anak Karang Taruna RW02 Pondok Pucung

12. Rekan-rekan seperjuangan konsentrasi Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi

Perpajakan angkatan 2010 yang telah memberikan dukungannya selama ini kepada penulis.

Satukan tekad untuk angkatan 2010.

Page 11: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

xi

13. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas

masukan, support dan kenangan lainnya.

Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk

menyempurnakan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan

dalam penulisan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan

bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya dengan segala keterbatasan yang dimiliki, maka penulis ingin

mempersembahkan skripsi ini kepada semua pihak yang menaruh perhatian bagi perkembangan

dunia pendidikan khususnya bidang penelitian di Indonesia dengan harapan agar bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Jakarta, Juni 2017

Abdul Rosyid 1110082000002

Page 12: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

xii

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ........................................................................... i

Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................. iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................. iv

Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... vi

Abstact ............................................................................................................... vii

Abstrak .............................................................................................................. viii

Kata Pengantar ................................................................................................ ix

Daftar Isi ........................................................................................................... xii

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiv

Daftar Gambar ................................................................................................. xv

Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10

A. Landasan Teori ............................................................................. 10

1. Rasio Keuangan ....................................................................... 14

a. Pengertian Rasio Keuangan ................................................ 10

b. Bentuk - Bentuk Rasio Keuangan ....................................... 12

2. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan .............................. 14

3. Nilai Perusahaan ...................................................................... 17

4. Kebijakan Deviden ................................................................... 19

5. Kebijakan utang ....................................................................... 23

6. Firm Size .................................................................................. 28

7. Profitabilitas (Return on Equity) .............................................. 31

8. Pengaruh Antar Variabel .......................................................... 37

Page 13: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

xiii

B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 42

C. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 48

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 51

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 51

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 51

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 52

D. Metode Analisis Data .................................................................... 53

1. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 53

2. Uji Hipotesis ............................................................................ 58

3. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................ 59

E. Operasional Variabel Penelitian .................................................... 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 64

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 64

B. Hasil Uji Analisis Penelitian ......................................................... 65

1. Hasil Statistik Deskriptif .......................................................... 65

2. Hasil Uji Asumsi Klasik .......................................................... 67

C. Pembahasan .................................................................................. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 81

A. Kesimpulan ................................................................................... 81

B. Saran ............................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 83

LAMPIRAN ...................................................................................................... 88

Page 14: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 42

4.1 Perkembangan Pasar Modal Di Indonesia ...................................... 77

4.2 Hasil Uji Deskriptif Data ................................................................ 66

4.3 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik ..................................... 69

4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................. 69

4.5 Hasil Uji Autokolerasi .................................................................... 70

4.6 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ............................................. 72

4.7 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) .................................................. 73

4.8 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda ..................... 76

4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ............................... 77

Page 15: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 49

4.1 Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik ......................................... 68

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 71

Page 16: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Daftar Nama Objek Penelitian ........................................................ 88

2 Data Mentah Hasil Perhitungan ...................................................... 89

3 Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS 20.0 ..................................... 93

Page 17: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendirian sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan.

Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal

atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan

perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang

tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya

secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin

dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang

lainnya (Martono dan Harjito, 2005:2).

Naik turunnya nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh struktur

kepemilikan. Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai

perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi

kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration)

dan (2) kepemilikan perusahaan oleh manajemen (management ownership).

Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil

kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis

perusahaan sehari-hari (Rejeki dan Hartono, 2007:23).

Page 18: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

2

Menurut teori keagenan, penyebab konflik antara manajemen dan

pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan

dengan bagaimana dana diperoleh lalu diinvesasikan. Konflik antara manajer

dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme

pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait

tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan

menimbulkan biaya yang disebut sebagai biaya keagenan (Agency Cost). Biaya

keagenan dapat dikurangi dengan meningkatkan nilai hutang (Struktur Modal)

dan meningkatkan rasio pembayaran deviden. Semakin banyak saham yang

dimilki oleh manajer akan semakin menurunkan masalah keagenan, sehingga

membuat deviden tidak perlu dibayarkan pada resiko yang tinggi (Robinson

dan Pearce, 2008:47).

Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar

dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila

dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai

perusahaan juga tinggi. Sebaliknya bila jika dividen yang dibayarkan kecil

maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar

dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar

dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan

meningkatkan nilai perusahaan (Matono dan Harjito, 2005:3).

Page 19: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

3

Hasnawati (2005) membuktikan bahwa kebijakan dividen secara

langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan

investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan

keputusan pendanaan. Dan pada penelitian Wahyudi, dkk (2004) membuktikan

bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi

keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah

kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang tinggi menunjukkan

struktur permodalan lebih banyak dana yang dibiayai oleh pinjaman sehingga

ketergantungan perusahaan terhadap kreditur akan meningkat, sehingga apabila

perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan diserap untuk melunasi hutang

dan akhirnya laba yang dibagikan kepada pemegang saham akan semakin kecil

yang berakibat investor enggan membeli saham perusahaan tersebut, sehingga

berakibat nilai perusahaan tersebut akan turun (Sudana, 2011:45). Penelitian

mengenai financial leverage terhadap nilai perusahaan dilakukan oleh

Anggraini (2013) dalam penelitiannya menghasilkan bahwa pengujian secara

individual (uji t) menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan (PBV).

Variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah firm

size, perusahaan yang berukuran besar pada umumnya lebih teridentifikasi,

lebih mudah dalam mengakses pasar modal. Sehingga resiko kebangkrutan

relatif kecil. Hal ini menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan investor

dalam pengambilan keputusan investasi. Ukuran perusahaan secara umum

Page 20: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

4

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasi dan investasi

yang menguntungkan bagi perusahaan, sehingga semakin besar sebuah

perusahaan maka akan semakin besar pula penjualannya dan berdampak pada

laba perusahaan. Peningkatan ini akan berdampak positif pada price earning

ratio pada masa yang akan datang karena akan dinilai positif oleh para investor

(Aji dan Pangestuti, 2012:3).

Menurut Brigham dan Houston (2010:117) ukuran perusahaan adalah

rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai

beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel

dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian. Ukuran perusahaan

dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap

studi dan untuk sejumlah alasan yang berbeda. Pertama ukuran perusahaan

dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar

modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang

terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Kedua ukuran perusahaan

menentukan kekuatan tawar-menawar (bargaining power) dalam kontrak

keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai

bentuk utang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan

dibandingkan yang ditawarkan oleh peusahaan kecil. Semakin besar

kemungkinan jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan

pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferen kedua pihak sebagai

ganti dari penggunaan kontrak standar utang. Ketiga ada kemungkinan

pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar

dapat memperoleh lebih banyak dana. Ukuran Perusahaan dapat ditentukan

Page 21: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

5

berdasarkan laba, aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain, yang semuanya

berkorelasi tinggi (Sawir, 2004:101).

Penelitian mengenai firm size terhadap nilai perusahaan telah dilakukan

oleh beberapa peneliti, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Pramana dan Mustanda (2016), hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa

profitabilitas, ukuran perusahaan, dan CSR secara parsial berpengaruh terhadap

nilai perusahaan, dimana profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh

positif sedangkan CSR berpengaruh negatif. Selain itu diperoleh hasil bahwa

profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan,

Ukuran Perusahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai

Perusahaan, dan Corporate Social Responsibility (CSR) secara signifikan

berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan serta CSR mampu memoderasi

pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, namun tidak mampu

memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah

profitabilitas yang diproksikan dengan rasio return on equity, return on equity

merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang

dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang saham untuk mengetahui

efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak

manajemen perusahaan (Sudana, 2011:23).

Semakin besar nilai return on equity maka tingkat pengembalian yang

di harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai return on equity maka

perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan yang

Page 22: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

6

memiliki profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan

reward berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:42). Return on equity

menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola modal sendiri secara

efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan

pemilik modal sendiri atau memegang saham perusahaan. Return on equity

memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat

pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan

menghasilkan laba (Aji dan Pangestuti, 2012:2).

ROE merupakan variabel yang mempengaruhi harga saham secara

langsung. Return on equity (ROE) merupakan perbandingan laba setelah pajak

dengan modal sendiri. ROE mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Perusahaan dengan

ROE tinggi akan menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya

pada perusahaan tersebut karena keuntungan yang akan mereka terima besar

sehingga dapat meningkatkan harga saham perusahaan (Riadi, 2011:3).

Penelitian mengenai return on equity terhadap nilai perusahaan telah

dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satunya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Su’aidah (2010), hasil penelitianya menyatakan bahwa hasil

pengujian hipotesis pertama didapatkan kesimpulan bahwa semua variabel

independen, yaitu ROA dan ROE memberikan pengaruh signifikan terhadap

nilai perusahaan.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kebijakan deviden,

kerbijakan hutang, firm size dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Page 23: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

7

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh variabel kebijakan deviden, kerbijakan hutang, firm size dan

profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Maka penelitian tersebut akan

diterjemahkan ke dalam karya tulis yang berjudul “Analisis Pengaruh

Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Firm Size dan Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode

2010 - 2014)”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah data

yang digunakan sebagai sampel dan penggunaan tahun dalam menguji dampak

yang ditimbulkan dan adanya pengaruh variabel investment opportunity set,

kebijakan dividen, firm size, inflasi, return on equity dan price earning ratio

terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini penulis mengambil sampel perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 - 2014, sehingga diharapkan

penelitian ini dapat memperbaharui penelitian sebelumnya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan deviden

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode

2010 - 2014?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan hutang

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode

2010 - 2014?

Page 24: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

8

3. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel firm size terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 -

2014?

4. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel profitabilitas

(return on equity) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur

yang pada periode 2010 - 2014?

5. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel kebijakan

deviden, kebijakan hutang, firm size dan profitabilitas (return on equity)

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode

2010 - 2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan

deviden terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada

periode 2010 - 2014

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan hutang

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode

2010 - 2014

3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel firm size terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 -

2014

Page 25: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

9

4. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel profitabilitas

(return on equity) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur

yang pada periode 2010 - 2014

5. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel kebijakan

deviden, kebijakan hutang, firm size dan profitabilitas (return on equity)

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode

2010 - 2014

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian diharapkan

dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, adapun manfaat penelitian sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti

Diharapkan dengan adanya penelitian ini peneliti dapat menggali ilmu

tentang apa yang telah dikemukakan di atas dan dapat dipraktekan di

kehidupan yang sesungguhnya.

2. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan serta informasi bagi manajer dan investor

dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang

mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan mengaenai kinerja

perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan calon investor dalam

menanamkan modalnya.

3. Bagi Civitas Akademik

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi proses belajar mengajar

pada program studi sehingga dapat diterapkan di lapangan dan untuk

menambah referensi sebagai rekomendasi penelitian yang akan

dilaksanakan di waktu yang akan datang.

Page 26: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

10

Page 27: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Rasio Keuangan

a. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainya yang

mempunyai hubungan yang relavan dan signifikan. Teknik ini sangat

lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio keungan adalah dasar

untuk menilai dan mengarahkan prestasi operasi perusahaan. Disamping

itu, analisa rasio keuangan juga dibuat berdasarkan tujuan dari pihak si

penganalisis dalam mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan laporan

keuanganya (Sugiono, 2009:64).

Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan

perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan

dituangkan dalam angka-angka baik dalam bentuk mata uang rupiah

maupun mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan

keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja.

Artinya jika hanya dengan melihat adanya. Angka-angka ini akan

menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen satu

dengan komponen lainya. Caranya adalah dengan membandingkan

angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan laporan keuangan

Page 28: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

12

lainya. Setelah melakukan perbandingan dapat disimpulkan posisi

keuangn dalam periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja

manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan

dengan nama analisis rasio keuangan. Rasio keuangan membantu kita

untuk mengidentifikasikan beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan

perusahaan (Keown, 2011:74).

Rasio keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi ke

dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan keuangan perusahaan (Keown, 2011:74).

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangandan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan

terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir dan

Jakfar, 2008:104). Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan

cara membagi satu angka dengan angka lainya. Perbandingan dapat

dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan

keuangn lainya. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa

angka-angka dalam satu oeriode maupun beberapa periode. Hasil rasio

ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu peride apakah

mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian dapat dinilai

kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan

secara efektif (Kasmir dan Jakfar, 2008:104).

Page 29: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

13

Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan evaluasi hal-

hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat

ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau

kebijakan yang harus diambil oleh pemilik prusahaan untuk melakukan

perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen kedepan

(Kasmir dan Jakfar, 2008:105).

b. Bentuk - Bentuk Rasio Keuangan

Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga

saham, bukan memaksimalkan laba per saham seperti ukuran akuntansi.

Data akuntansi sangat mempengaruhi harga saham dan untuk memahami

bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus

mengevaluasi akuntansi yang di laporkan dalam laporan keuangan

berguna untuk mengevaluasi kemungkinan di bayarnya pinjaman dan

bagi pemegang saham berguna untuk meramaklan laba, deviden, dan

harga saham (Moeljadi, 2006:67).

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa

rasio keuangan. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk rasio keuangan

menurut Weston dalam (Kasmir dan Jakfar, 2008:106):

1) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek

(fred weston). Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukan

atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiabnya

Page 30: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

14

yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan

(likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas

perusahaan) (Kasmir dan Jakfar, 2008:110).

2) Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai

dengan hutang. Artinya seberapa besar beban utang yang di tanggung

perusahaan yang di bandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas

dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur suatu

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibanya, baik

jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan

(dilikuidasi) (Kasmir dan Jakfar, 2008:151).

3) Rasio Aktivity (Activity Ratio)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan

(penjualan, persediaan, penagihan piutang dan lainya) atau rasio untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktifitas sehari-

hari dari hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah

perusahaan lebih efisien atau sebaliknya dalam mengelola asset yang

dimilikinya (Kasmir dan Jakfar, 2008:114).

4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Pada dasarnya konsep teori rentabilitas atau profitabilitas ingin

mengungkap perbandingan laba dengan modal pada periode tertentu

Page 31: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

15

(Riyadi, 2006:155) dalam (Indriani, 2008:5). Rasio profitabilitas

merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu (Kasmir

dan Jakfar, 2008:114). Rasio pfrofitabilitas sekelompok rasio yang

menunjukan kombinasi dari pengaruh likuiditasi, manajemen asset,

dan hutang pada hasil operasi (Bringham dan Houston, 2010:146).

5) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya

ditengah pertumbuhan perekonomian dan sector usahanya (Kasmir

dan Jakfar, 2008:115).

6) Rasio Penilaian (Valution Ratio)

Rasio penilaian merupakan rasio yang memberikan ukuran

kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas

biaya investasi seperti:

a) Rasio harga saham terdapat pendapatan

b) Rasio nilai pasar saham terdapat nilai buku

2. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan

Dalam sebuah perusahaan kinerja adalah hal yang teramat sangat

penting dan perlu mendapatkan perhatian lebih. Kinerja perusahaan

merupakan indikator yang penting tidak hanya bagi pihak perusahaan

namun juga untuk para pemangku kepentingan, misalnya investor. Kinerja

perusahaan menunjukkan kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk

Page 32: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

16

mengelola semua sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk mencapai

tujuan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.

Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan memberikan

informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak,

misalnya pemilik perusahaan atau kreditor (Suwiknyo, 2010:42).

Dua laporan keuangan yang umumnya memakai dasar akrual adalah

laporan keuangan laba rugi (profit and loss statement) dan neraca (balance

sheet). Sementara itu, laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan

keuangan yang juga didasarkan atas dasar akrual, tetapi telah disesuaikan

sedemikian rupa sehingga mencerminkan arus kas yang sebenarnya

(Mardiyanto, 2008:27).

Brigham dan Houston (2010:87) menjelaskan bahwa “neraca

(balance sheet) adalah suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan

pada suatu titik tertentu)”. Sedangkan menurut Revee, dkk (2009:22)

“neraca merupakan daftar asset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada waktu

tertentu, biasanya pada tanggal terakhir dari bulan atau tahun tertentu”.

Neraca terdiri dari dua sisi dimana sisi sebelah kanan menyajikan data

aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan sisi sebelah kiri

menyajikan kewajiban dan ekuitas perusahaan yang mencerminkan klaim

terhadap aktiva. Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan

kondisi finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu.

Page 33: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

17

Neraca disebut juga sebagai gambaran kondisi keuangan perusahaan

yang bersifat snapshot atau gambaran sesaat seperti layaknya sebuah foto,

karena neraca hanya memberikan informasi posisi keuangan perusahaan

pada saat tertentu saja (Tandelilin, 2010:365-366).

Neraca merupakan laporan yang mengungkapkan posisi keuangan

(kekayaan) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu mencakup aktiva

(asset), utang (liability) dan ekuitas (equity). Hubungan ketiganya disebut

sebagai persamaan akuntansi, yakni aktiva sama dengan utang ditambah

ekuitas (Mardiyanto, 2008:27).

Mengenai laporan laba rugi (income statement), Brigham dan

Houston (2010:93) menjelaskan bahwa “laporan laba rugi (income

statement) adalah laporan yang merangkum pendapatan dan beban

perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu

tahun.” Lebih lanjut Revee, dkk (2009:22) menjelaskan bahwa “laporan laba

rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan beban untuk suatu periode

waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun”. Pada laporan laba rugi,

penjualan bersih disajikan pada bagian atas laporan, sedangkan biaya-biaya

operasional, bunga, dan pajak dijadikan sebagai pengurang untuk

menentukan besarnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham.

Komponen dalam laporan laba/rugi terdiri dari, laba bersih atau rugi bersih,

pendapatan, beban, harga pokok produksi dan harga pokok penjualan (Fuad,

dkk, 2006:167).

Page 34: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

18

3. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat dianggap sebagai “kue bola”. Tujuan dari

manajer adalah untuk memperbesar “kue bola” tersebut keputusan struktur

permodalan (capital structure decision) dapat dilihat sebagai bagaimana

baiknya memotong “kue bola” tersebut. Jika bagaimana anda memotong

mempengaruhi ukuran “kue bola” tersebut maka keputusan struktur

permodalan ada pengaruhnya. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar

hutang ditambah dengan nilai pasar equity (Rodoni dan Ali, 2010:3 - 4).

Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif

investor tentang seberapa baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja

saat ini maupun prospek masa depannya. Oleh sebab itu, peningkatan harga

saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer. Dan inilah

keunggulan penting perusahaan go public. Perusahaan tertutup tidak bisa

mengunakan harga saham sebagai ukuran kinerja (Brealy, Myers & Marcus,

2007:56).

Beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan

adalah nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsic, nilai buku dan nilai

likuidasi. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam

anggaran dasar perseroan, disebut secara eksplisit dalam neraca perusahaan,

dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. Nilai pasar, sering juga

disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar-menawar dipasar

saham. Nilai intrinsik, merupakan konsep yang paling abstrak, karena

mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam

konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan asset,

Page 35: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

19

melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki

kemampuan menghasilkan keuntungan dikemudian hari. Sedangkan nilai

buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.

Secara sederhana dihitung dengan cara membagi selisih antara total aktiva

dan total hutang dengan jumlah saham yang beredar. Nilai likuidasi adalah

nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang

harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham.

Nilai likuidasi bisa di hitung dengan cara yang sama dengan menghitung

nilai buku, yaitu berdasarkan neraca proforma yang disiapkan ketika suatu

perusahaan akan dilikuidasi (Keown, 2008:849).

Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran

pemegang saham juga akan meningkat. Kekayaan pemegang saham dan

perusahan direpresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan

cerminan dari keputusan investasi, kebijakan dividen, dan keputusan

pendanaan (Brigham dan Houston, 2009:19). Rasio yang dipakai untuk

mengukur nilai perusahaan adalah sebagai berikut (Mardiyanto, 2008:64):

a. Price Book Value (PBV)

Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai saham

suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka pasar percaya akan

prospek perusahaan. Rumus menghitung PBV adalah:

Page 36: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

20

b. Tobin’s Q

Nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan Tobin’s Q,

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : Q = Nilai perusahaan

EMV = Nilai pasar ekuitas

EMV = Harga saham x jumlah saham beredar)

D = Nilai buku dari total hutang

EBV = Nilai buku dari total aktiva

Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pada saat saham

penutupan atau harga terakhir dan merupakan harga yang tidak mungkin

berubah sampai bursa diaktifkan kembali dan harga terakhir ini mewakili

nilai bagi investor. Perusahaan yang menunjukkan Tobin’s Q lebih besar

berarti perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan

sangat baik.

4. Kebijakan Deviden

Rasio antara dividen dan laba bersih sering disebut sebagai dividend

payout ratio (DPR). Dengan kebijakan ini perusahaan kurang dapat

memperkirakan jumlah pembayaran deviden yang akan dilakukan setiap

periode. Jumlah pembayaran deviden dengan persentase tetap dari EPS akan

mempengaruhi posisi harga saham dio pasar. Pada saat laba menurun maka

pembayaran deviden juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga

saham menurun juga (Astuti, 2004:146). Sepintas, para pemegang saham

Page 37: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

21

akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai

dividen ini semakin besar. Akan tetapi, apabila DPR ini semakin besar,

berarti laba ditahan semakin menciut. Dengan demikian, keputusan dividen

akan mengacu pada suatu kebijakan dividen (dividend policy) yang optimal

terutama disesuaikan dengan konsep tujuan memaksimumkan nilai

perusahaan.

Rodoni dan Ali (2010:125) mengatakan bahwa kebijakan dividen

yang optimal (optimal dividend policy) perusahan adalah kebijakan yang

menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan

perusahaan di masa yang akan datang yang memaksimalkan nilai

perusahaan.

Menurut agency theory (Jansen and Mackling, 1976) dalam Farah

Margaretha (2009:5) salah satu pendekatan untuk meminimumkan agency

problem adalah dengan mekanisme pembayaran dividen. Menurut Rozeff

(1982) dan Moh’d et.al,. (1998) dalam Haruman (2008:151) masalah

keagenan dapat diturunkan dengan mekanisme pembayaran dividen, karena

dengan pembayaran dividen pemegang saham melihat bahwa pengelola

perusahaan telah melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan mereka,

sehingga akan mengurangi konflik keagenan.

Selain agency theory, terdapat beberapa teori yang menjelaskan

mengenai kebijakan dividen, antara lain (Sjahrial, 2008:311)

a. Teori Dividen Tidak Relevan (Dividend Irrelevant Theory)

Modigliani dan Miller (M&M) berpendapat, nilai suatu

perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividen payout ratio,

tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko

Page 38: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

22

perusahaan. Jadi menurut MM, dividen tidak relevan untuk

diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang

saham. Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning

power dari asset perusahaan.

b. Teori “The Bird in The Hand”

Gordon dan Litner menyatakan bahwa biaya modal sendiri

perusahaan akan naik jika dividend payout rendah karena investor lebih

suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka,

investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains.

Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari

laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan yang disayratkan investor

pada saham. Ks adalah keuntungan dari capital gains (capital gains

yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital gains yield).

Menurut MM pendapat ini merupakan suatu kesalahan karena pada

akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima

pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki resiko yang

hampir sama (Halim, 2005:124).

c. Teori Perbedaan Pajak.

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswarmy,

menyatakan bahwa karena ada pajak terhadap keuntungan dividen dan

capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat

menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu

tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan

dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan

dividen yield rendah, capital gains yield tinggi.

Page 39: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

23

d. Teori “Signaling Hypothesis”.

Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering

diikutu dengan kenaikan harga saham. Sebaliknaya penurunan dividen

pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat

dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari

pada capital gains. Seperti teori dividen yang lain, teori signaling

hypothesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa

perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan

apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan

penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau

disebabkan karena efek sinyal dan preferensi terhadap dividen.

e. Teori “Clientele Effect”

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang

saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap

kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang

membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu dividend

payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang

tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan

menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Kelompok pemegang

saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini akan lebih

menyukai suatu dividend payout ratio (DPR) yang tinggi. Sebaliknya,

kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat

ini akan lebih senang jika perusahaan menahan sebagian laba bersih

perusahaan.

Page 40: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

24

Adapun rasio yang digunakan sebagai indikator dari kebijakan

dividen adalah dividend payout ratio (DPR). Dividen payout ratio (DPR)

merupakan rasio yang memperlihatkan bagian earning (pendapatan) yang

dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Rasio ini diukur dengan

membagi jumlah dividen perlembar saham dengan laba perlembar saham.

Perusaahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan

mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah, sebaliknya perusahaan

yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi

(Hanafi, 2008:86).

Rodoni dan Ali (2010:125) menyatakan setiap perubahan dalam

kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan

yaitu apabila dividen akan dibayarkan semua, maka keputusan cadangan

terabaikan dan sebaliknya apabila laba akan ditahan semua kepentingan

pemegang saham akan uang kas akan terabaikan. Untuk menjaga kedua

kepentingan tersebut, maka manajer dapat menempuh kebijakan yang

optimal. Kebijakan dividen yang optimal merupakan kebijakan yang

menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa

yang akan datang, sehingga dapat dimaksimumkan laba dan mempengaruhi

nilai perusahaan.

5. Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang diproksikan dengan rasio hutang yaitu debt to

equity ratio, Rasio ini mengukur berapa besar penggunaan utang dalam

pembelanjaan perusahaan. Sudana (2011:158) menjelaskan bahwa

Page 41: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

25

“penggunaan utang dalam pembelanjaan investasi perusahaan dapat

mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atas modal

yang digunakan (return on equity)”.

Sampai sejauh apa perusahaan menggunakan pendanaan melalui

utang akan memberikan tiga dampak penting, yaitu:

a. Menghimpun dana melalui utang, pemegang saham dapat mengendalikan

perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas yang terbatas.

b. Kreditor melihat ekuitas atau dana yang diberikan oleh pemilik sebagai

batas pengaman. Jadi, makin tinggi proporsi total modal yang diberikan

oleh pemegang saham, makin kecil risiko yang dihadapi oleh kreditor.

c. Jika hasil yang diperoleh dari asset perusahaan lebih tinggi dari pada

tingkat bunga yang dibayarkan, maka penggunaan utang akan

“mengungkit” (leverage) atau memperbesar pengembalian atas ekuitas

atau ROE. (Brigham dan Houston, 2010:140)

Menurut Sudana (2011:20-21) Besar kecilnya rasio ini dapat dikukur

dengan Debt Ratio, Times interest earned ratio, dan Long Term Debt to

Equity Ratio.

a. Debt Ratio merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur

tingkat leverage perusahaan. Debt Ratio digunakan untuk mengukur

proporsi dana yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva

perusahaan. Rasio yang semakin besar menunjukkan porsi utang yang

semakin besar dalam investasi pada aktiva perusahaan. Porsi utang yang

semakin besar akan meningkatkan risiko keuangan perusahaan.

Demikian pula sebaliknya, rasio yang rendah menunjukkan rendahnya

Page 42: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

26

𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜

=𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝑖𝑚𝑒𝑠 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜

=𝐸𝐵𝐼𝑇

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡

𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜

=𝐿𝑜𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑚 𝐷𝑒𝑏𝑡

𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

porsi utang dalam pembiayaan perusahaan yang mengakibatkan semakin

rendah pula risiko keuangan perusahaan. Debt ratio dapat diukur dengan

formula sebagai berikut:

b. Time Interest Earned Ratio merupakan rasio keuangan yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetap

perusahaan berupa bunga dengan menggunakan laba sebelum bunga dan

pajak. Rasio yang semakin besar menunjukkan semakin baik kemampuan

perusahaan dalam membayar bunga. Keadaan ini akan memberikan

peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk mendapatkan

tambahan pinjaman dari pihak luar. Rasio ini dapat diukur dengan

formula sebagai berikut:

c. Long term debt to equity ratio merupakan rasio keuangan yang

digunakan untuk mengukur besar kecilnya penggunaan utang jangka

panjang dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan.Rasio yang

semakin besar mencerminkan risiko perusahaan yang semakin tinggi,

demikian pula sebaliknya, rasio yang semakin rendah menunjukkan

risiko keuangan perusahaan yang semakin rendah. Long Term Debt to

Equity Ratio dapat diukur dengan formula sebagai berikut:

Page 43: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

27

Sugiono dan Untung (2008:130) menambahkan bahwa rasio leverage

dapat juga diukur dengan total debt to equity ratio. “Total debt to equity

ratio adalah rasio yang menggambarkan komposisi asset perusahaan yang

dibiayai oleh hutang” (Sugiono dan Untung, 2008:130). Sedangkan menurut

Harahap (2007:306) “Total Debt to Equity Ratio adalah rasio yang

menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal

maupun asset”. Total Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang

menunjukkan perbandingan penggunaan utang terhadap modal sendiri yang

dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa

risiko keuangan perusahaan semakin tinggi, dan sebaliknya, semakin rendah

rasio ini menunjukkan tingkat risiko yang semakin rendah bagi perusahaan.

Untuk mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai dengan hutang salah

satunya dapat dilihat melalui total debt to equity ratio. Rasio Total Debt to

Equity Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut (Sugiono dan Untung,

2008:130):

Dari sudut pandang manajemen keuangan, rasio leverage keuangan

merupakan salah satu rasio yang banyak dipakai untuk meningkatkan

(leveraged) profitabilitas perusahaan. Rasio leverage membawa implikasi

penting dalam pengukuran risiko finansial perusahaan. Terdapat pengaruh

negatif pada leverage keuangan yakni bahwa profitabilitas perusahaan

berkurang sebagai akibat dari penggunaan hutang perusahaan yang besar,

sehingga dapat menyebabkan biaya tetap yang harus ditanggung lebih besar

Page 44: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

28

dari operating income yang dihasilkan hutang tersebut, (Martono,

2002:128).

Bagi perusahaan sebaiknya hutang tidak boleh melebihi modal

sendiri agar beban hutang tetapnya tidak terlalu tinggi. Dimana DER yang

tinggi menunjukkan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan

hutang terhadap ekuitas. Perusahaan dengan laba bertumbuh mempunyai

kesempatan yang profitable dalam mendanai investasinya secara internal

sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha

mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan

hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan

meningkatkan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan

untuk melakukan pinjaman dan rasio DER menurun. Karena hutang

mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat

hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang

artinya mengurangi keuntungan. Semakin tinggi DER menunjukkan

semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, hal ini sangat

memungkinkan menurunkan kinerja perusahaan.

Laba yang diberikan kepada para pemegang saham disebut leverage

keuangan. Secara bahasa leverage berarti pengungkit (alat ungkit). Jadi, jika

diterapkan dalam istilah keuangan, dapat dikatakan bahwa dengan usaha

sedikit akan diperoleh hasil yang besar. Leverage keuangan tercipta pada

waktu laba perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman yang harus

dibayarnya (Kuswadi, 2005:90).

Page 45: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

29

Para kreditor secara umum akan lebih suka jika rasio ini lebih

rendah. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan

perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, dan semakin besar

perlindungan bagi kreditor, jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian

besar (Horne dan Wachowicz, 2009:209). Formulasi dari debt to equity ratio

adalah sebagai berikut:

6. Firm Size

Menurut Prabandi dan Rustiana (2007:29), ukuran perusahaan dapat

diartikan sebagai suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil

perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva,

nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua BAPEPAM No. Kep.

11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan

aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak

lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum

yang total aktivanya diatas seratus milyar.

Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori,

yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size),

dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan perusahaan ini didasarkan

pada total asset perusahaan, kategori ukuran perusahaan yaitu (Fajri,

2008:7):

a. Perusahaan Besar

Debt to Total Ratio = Total Hutang

Modal Sendiri

Page 46: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

30

Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih

lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki

penjualan lebih dari Rp 50 milyar/tahun.

b. Perusahaan Menengah

Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih

Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan

lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar.

c. Perusahaan Kecil

Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih

paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan

memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.

Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan

keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan

melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena

perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem

pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi

tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan

auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi

waktu penyelesaian audit (Rachmawati, 2008:3).

Menurut Brigham dan Houston (2010:117) ukuran perusahaan

adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan

sampai beberapa tahun, dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya

variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian.

Page 47: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

31

Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur

keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan yang

berbeda. Pertama ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan

perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya

kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi

maupun saham. Kedua ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-

menawar (bargaining power) dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar

biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk

penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang

ditawarkan oleh peusahaan kecil. Semakin besar kemungkinan jumlah uang

yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang

dirancang sesuai dengan preferen kedua pihak sebagai ganti dari

penggunaan kontrak standar utang. Ketiga ada kemungkinan pengaruh skala

dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat

memperoleh lebih banyak dana. Ukuran perusahaan dapat ditentukan

berdasarkan laba, aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain, yang semuanya

berkorelasi tinggi (Sawir, 2004:101).

Ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol yang banyak

digunakan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena banyaknya keputusan

investasi dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan biasanya

diproksikan dengan total asset, karena nilai asset yang cukup besar maka

ukuran perusahaan akan diperhalus dengan melakukan Log (Asset) atau Ln

(Asset). Ukuran perusahaan (Size) adalah ukuran besar kecilnya suatu

perusahaan. Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber

permodalan yang lebih terdiversifikasi sehingga ukuran perusahaan (Size)

Size = Ln (total aktiva)

Page 48: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

32

merupakan kebalikan keuntungan terjadinya kebangkrutan. Pengukuran

ukuran perusahaan dilakukan dengan menggunakan rumus (Asnawi dan

Wijaya, 2005:274):

7. Profitabilitas (Return on Equity)

Menurut Munawir (2004:8) profitabilitas adalah suatu kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Profitabilitas

juga dapat menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan

keputusan-keputusan manajemen.

Menurut Sudana (2011:22-23) rasio ini mengukur kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber

yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan.

Rasio ini dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu return on assets,

return on equity, net profit margin, operating profit margin, gross profit

margin dan basic earning power.

a. Return on assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dengan

menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba

setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk

mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam

mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA berarti

semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan dan demikian pula

sebaliknya. Return on assets (ROA) dapat diukur dengan formula sebagai

berikut:

Page 49: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

33

b. Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri

yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang saham untuk

mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang

dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini

berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh

pihak manajemen perusahaan. Return on Equity (ROE) dapat dirumuskan

sebagai berikut:

=

c. Profit margin ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan yang dicapai

perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa perusahaan

semakin efisien dalam menjalankan operasinya demikian pula

sebaliknya. Profit margin ratio dibedakan menjadi:

1) Net profit margin, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan. Rasio ini mencerminkan efisiensi seluruh bagian, yaitu

produksi, personalia, pemasaran, dan keuangan yang ada dalam

perusahaan. Net profit margin dapat diukur dengan formula sebagai

berikut:

Page 50: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

34

2) Operating profit margin merupakan rasio keuangan yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba sebelum

bunga dan pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Rasio ini

menunjukkan efisiensibagian produksi, personalia, serta pemasaran

dalam menghasilkan laba. Operating profit margin dapat diukur

dengan formula sebagai berikut:

3) Gross profit margin merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor

dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini

menggambarkan efisiensi yang dicapai oleh bagian produksi. Rasio ini

dapat diukur dengan formula sebagai berikut:

=

d. =

Basic earning

power merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan

pajak dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio

ini mencerminkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan seluruh investasi

yang telah dilakukan oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti

semakin efektif dan efisien pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki

perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak. Basic

earning power dapat diukur dengan formula sebagai berikut.

Page 51: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

35

Pakar keuangan lainnya berpendapat mengenai net profit margin,

diantaranya Darsono dan Ashari (2005:60) yang menyatakan bahwa “net

profit margin adalah laba bersih dibagi penjualan bersih. Diantara pakar

keuangan juga ada yang menambahkan bahwa diantara rasio profitabilitas

terdapat juga Return on Total Asset (ROTA). Return on Total Asset (ROTA)

adalah rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh

perusahaan bila diukur dari nilai aktiva” (Harahap, 2007:305). Sedangkan

menurut Walsh (2012:358) “return on total asset adalah laba sebelum bunga

dan pajak yang dinyatakan dalam persentase dari total aktiva”. Lebih lanjut

Walsh menjelaskan bahwa “ ROTA adalah penggerak peningkatan ROE

yang terpenting” (Walsh, 2012:74). Walsh (2012:64) juga menjelaskan

bahwa ROTA dapat diukur dengan indikator sebagai berikut.

Diantara sekian banyak rasio profitabilitas sebagaimana dijelaskan

diatas, rasio yang terpenting dan perlu mendapat perhatian adalah return on

equity. Ada beberapa pendapat yang menjelaskan akan pentingnya rasio ini,

diantaranya Sudana (2011:22) yang menyatakan bahwa “rasio ini penting

bagi pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi

pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen

perusahaan.” Dengan demikian berarti rasio ini berbanding lurus dengan

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

=𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Page 52: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

36

tingkat efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak

manajemen perusahaan.

Pendapat ini juga diperkuat oleh Brigham dan Houston (2010:133)

yang menyatakan bahwa “rasio yang paling penting adalah pengembalian

atas ekuitas (ROE), yang merupakan laba bersih bagi pemegang saham

dibagi dengan total ekuitas pemegang saham”. Tinggi rendahnya ROE akan

menunjukkan tingkat pengembalian modal yang akan diperoleh pemegang

saham. Dan juga salah seorang spesialis keuangan senior di irish, Ciaran

Walsh, juga menyatakan lebih tegas bahwa “ROE adalah penggerak nilai

perusahaan yang terpenting” (Walsh, 2012:74).

Demikian pentingnya return on equity, maka perlu diperhatikan juga

beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya rasio ini. Adapun

beberapa faktor yang mempengaruhi return on equity yang dikemukakan

para ahli antara lain sebagai berikut.

a. Penggunaan utang dalam pembelanjaan investasi. Sebagaimana

dijelaskan oleh Sudana (2011:158) bahwa “penggunaan utang dalam

pembelanjaan investasi perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba atas modal yang digunakan (return

on equity).”

b. Return on total assets. Sebagaimana dijelaskan oleh Walsh (2012:74)

bahwa “return on total assets adalah penggerak peningkatan return on

equity yang terpenting.”

Page 53: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

37

Profitabilitas diproksikan dengan return on equity, Return on equity

merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan terhadap modal

yang dimiliki (Harahap, 2007:305). Return on Equity (ROE) merupakan

rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang

dimiliki perusahaan (Sudana, 2011:23).

Return on equity merupakan rasio yang menunjukan kesuksesan

manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang

saham. Semakin tinggi return on equity maka akan semakin baik, karena

memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar bagi para pemegang

saham (Darsono dan Ashari, 2005:57). Semakin besar nilai ROE maka

tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar

nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga

perusahaan yang memiliki profitable investment opportunities, maka pasar

akan memberikan reward berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:52).

Return on equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan

modal saham yang dimiliki perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur

tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki

perusahaan. Jika rasio ini meningkat manajemen cenderung dipandang lebih

efisien dari sudut pandang pemegang saham. ROE merupakan perbandingan

antara laba bersih yang dihasilkan dengan modal sendiri atau equity (Riadi,

2011:2).

Page 54: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

38

Menurut Harahap (2007:304) menyatakan bahwa profitabilitas

merupakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua

kemampuan dan sumber yang ada seperti, kegiatan penjualan, kas, modal,

jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya, terdapat beberapa rasio

profitabilitas, yaitu profit margin, return on asset, return on equity, return

on total asset, basic earning power dan earning per share. Namun dalam

penelitian hanya menjelaskan mengenai return on equity.

Yang dimaksud dengan return on equity (ROE) dalam penelitian ini

adalah laba bersih dibagi total ekuitas (Sugiono dan Untung, 2008:132).

Menurut Sudana (2011:22) semakin tinggi Return on Equity (ROE)

menunjukkan bahwa semakin efisien penggunaan modal sendiri (ekuitas)

yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Adapun rumus perhitungan

return on equity adalah sebagai berikut:

8. Pengaruh Antar Variabel Penelitian

a. Pengaruh antara Variabel Kebijakan Deviden terhadap Nilai

Perusahaan

Rasio antara dividen dan laba bersih sering disebut sebagai

dividend payout ratio (DPR). Dengan kebijakan ini perusahaan kurang

dapat memperkirakan jumlah pembayaran deviden yang akan dilakukan

setiap periode. Jumlah pembayaran deviden dengan persentase tetap dari

EPS akan mempengaruhi posisi harga saham dio pasar. Pada saat laba

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Page 55: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

39

menurun maka pembayaran deviden juga menurun dan hal ini akan

menyebabkan harga saham menurun juga (Astuti, 2004:146). Sepintas,

para pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba

bersih yang dibagikan sebagai dividen ini semakin besar. Akan tetapi,

apabila DPR ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin menciut.

Dengan demikian, keputusan dividen akan mengacu pada suatu kebijakan

dividen (dividend policy) yang optimal terutama disesuaikan dengan

konsep tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Rodoni dan Ali

(2010:125) menyatakan setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran

dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan yaitu apabila

dividen akan dibayarkan semua, maka keputusan cadangan terabaikan

dan sebaliknya apabila laba akan ditahan semua kepentingan pemegang

saham akan uang kas akan terabaikan.

Rodoni dan Ali (2010:125) mengatakan bahwa kebijakan dividen

yang optimal (optimal dividend policy) perusahan adalah kebijakan yang

menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan

perusahaan di masa yang akan datang yang memaksimalkan nilai

perusahaan.

Menurut Hatta (2002) dalam Wijaya dan Wibawa (2010), terdapat

sejumlah perdebatan mengenai bagaimana kebijakan deviden

mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat pertama menyatakan bahwa

kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang disebut

dengan teori irrelevansi dividen. Pendapat kedua menyatakan bahwa

Page 56: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

40

dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, yang disebut

dengan Bird in The Hand Theory. Pendapat ketiga menyatakan bahwa

semakin tinggi dividend payout ratio suatu perusahaan, maka nilai

perusahaan tersebut akan semakin rendah.

b. Pengaruh antara Variabel Kebijakan Hutang terhadap Nilai

Perusahaan

Struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan dalam

menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah dengan

cara menggunakan hutang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham.

Struktur modal adalah panduan atau kombinasi sumber dana jangka

panjang yang digunakan oleh perusahaan. Struktur modal pada intinya

terdiri dari dua bagian penting yaitu debt dan equity (Rodoni dan Ali,

2010:137).

Menurut Weston dan Copeland (2005) dalam Rodoni dan Ali

(2010:137) mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan

permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan

modal pemegang saham. Struktur modal dapat mencerminkan

perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

Sebuah perusahaan dikatakan tidak memiliki keseimbangan

finansial apabila total hutang perusahaan lebih besar daripada total yang

dimiliki perusahaan. Dengan semakintingginya rasio leverage

menunjukkan semakin besarnya dana yang disediakan oleh kreditur. Hal

tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di

Page 57: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

41

perusahaan yang rasio leverage nya tinggi karena semakin tinggi rasio

leverage nya semakin tinggi pula resiko investasinya (Halim, 2008:56).

Perusahaan yang memiliki hutang tinggi menunjukkan struktur

permodalan lebih banyak dana yang dibiayai oleh pinjaman sehingga

ketergantungan perusahaan terhadap kreditur akan meningkat, sehingga

apabila perusahaan memperoleh laba usaha, maka akan diserap untuk

melunasi hutang dan akhirnya laba yang dibagikan kepada pemegang

saham akan semakin kecil yang berakibat investor enggan membeli

saham perusahaan tersebut, sehingga berakibat nilai perusahaan tersebut

akan turun (Sudana, 2011:45).

Menurut Mardiyati et al., (2012) kebijakan hutang berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Soliha dan

Taswan (2002) menyimpulkan kebijakan hutang berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Setiyati (2011: 64)

Kebijakan hutang terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan

menggunakan hutang yang tinggi lebih memberikan nilai perusahaan

yang tinggi dibanding perusahaan dengan menggunakan hutang lebih

rendah. Rustendi dan Jimmi (2008: 420) menyimpulkan secara parsial

hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti jika

hutang naik atau bertambah maka nilai perusahaan akan mengalami

kenaikan, demikian pula sebaliknya jika hutang menurun maka nilai

perusahaan akan mengalami penurunan.

Page 58: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

42

c. Pengaruh antara Variabel Firm Size terhadap Nilai Perusahaan

Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses

yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan

yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memilki akses

ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti

untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang

lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran

deviden yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.

Size merupakan simbol ukuran suatu perusahaan. Suatu

perusahaan yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju

pasar modal untuk meningkatkan dana dengan biaya yang lebih rendah,

sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami

banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Size adalah salah

satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat ukuran perusahaan

adalah net sales yang dimiliki. Sebuah perusahaan besar akan lebih

mudah mengakses ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil lebih

sulit untuk mengaksesnya. Kemudahan akses ke pasar modal dapat

diartikan adanya fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan hutang atau menarik investor untuk menanamkan

modalnya. Dengan adanya dana baru perusahaan dapat membayarkan

kewajibanya termasuk juga membayar deviden kepada pemegang saham

(Marietta dan Sampurno, 2013:3).

Perusahaan yang besar akan membagikan deviden yang tinggi

demi menjaga reputasi di kalangan investor, sedangkan ukuran

perusahaan yang kecil akan mengalokasikan laba ke laba ditahan demi

menambah asset perusahaan sehingga perusahaan cenderung

Page 59: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

43

membagikan deviden yang kecil. Hasil dalam penelitiannya

menunjukkan bahwa adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap

dividend payout ratio (Mahaputra dan Wirawati, 2014:7).

Prasetyorini (2013) menemukan dalam penelitiannya bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusaha-an.

Sejalan dengan Sujoko dan Soebiantoro (2007) menemukan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (Soliha

dan Taswan, 2002 dalam Kasnawati, 2015). Penelitian Rachmawati dan

Triatmoko (2007) juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan dinyatakan

berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan argumen ter-sebut, dapat dirumuskan hipotesis yakni ukuran

perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

d. Pengaruh antara Variabel Profitabilitas (Return On Equity) terhadap

Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan

ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan

investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi

perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115). Jika memiliki profitabilitas

yang tinggi, tetapi mempunyai likuiditas yang rendah, perusahaan

menghadapi masalah, yaitu dapat dipailitkan karena tidak mampu

membayar hutangnya. Maka semakin tinggi profitabilitas perusahaan,

Page 60: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

44

maka semakin besar pula tersedianya dana internal untuk investasi,

sehingga penggunaan hutang akan lebih kecil. Pada tingkat profitabilitas

rendah, perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai

operasionalnya (Sugiono, 2009:66). Ukuran kinerja finansial

memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan

pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan

laba perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000:23).

Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang di

harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan

dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan yang memiliki

profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan reward

berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:52).

Profitabilitas dapat dihitung dengan ROE (return on equity). ROE

mencerminkan tingkat hasil penembalian investasi bagi pemegang

saham. Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.

Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan

akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan.

Tingginya minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan

dengan ROE yang tinggi akan meningkatkan harga saham (Kim et

all,1993;dan Kusumawati:2012). Maka, akan terjadi hubungan positif

antara profitabilitas dengan harga saham dimana tingginya harga saham

akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Semakin tingginya profitabilitas perusahaan juga akan

meningkatkan laba per lembar saham (EPS atau earning per share)

perusahaan. Adanya peningkatan EPS akan membuat investor tertarik

Page 61: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

45

untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham perusahaan.

Kinerja perusahaan dalam mengelola manajemen dapat digambarkan

dengan profitabilitas. Angg (1997) menyatakan bahwa rasio profitabilitas

menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Profitabilitas merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan. Dengan banyaknya investor yang membeli saham

perusahaan maka akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut

sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan

dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari

jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitianya dan akan dibandingkan

dengan penelitian selanjutnya. Adapun ringkasan penelitian terdahulu akan

dijabarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul

Penelitian Peneliti Dan

Tahun Metode

Penelitian Hasil

Penelitian 1. Analisa

Pertumbuhan Penjualan, Ukuran Perusahaan, Return On Asset, dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Yang Tercatat di Indeks Lq 45

Pantow, dkk (2015)

Regresi Linier Berganda

Hasil analisis data disimpulkan bahwa Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Ukuran Perusahaan berpengaruh Negatif tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan ROA dan Struktur Modal berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Berlanjut Ke halaman Berikutnya

Page 62: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

46

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul Penelitian

Peneliti Dan Tahun

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

2. Pengaruh Faktor Debt To Equity Ratio, Return On Equity Dan Total Assets Terhadap Price Earning Ratio (PER)Pada Perusahaan Otomotif

Riadi (2011) Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap price earning ratio (sig. 0,040), return on equity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap price earning ratio (sig. 0,000), total assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap price earning ratio (sig. 0,002).

3. The Examination of the Effect of Ownership Structure on Firm Performance in Listed Firms of Tehran Stock Exchange Based on the Type of the Industry

Fazlzadeh, dkk (2011)

Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian menyatakan bahwa Ownership concentration (tidak signifikan), Institutional Ownership (signifikan dan positif), Institutional Ownership Concentration (signifikan dan negatif), Size (signifikan dan positif), Leverage (Signifikan positif), Liquidity (signifikan dan positif), risk (signifikan dan positif), business cycle (signifikan dan negatif).

4. Pengaruh IOS, Leverage dan Dividend Yield terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Sektor Manufaktur di BEI

Pratiska (2012) Regresi Linier Berganda

Hasil menyatakan bahwa hanya variabel IOS dan profitabilitas yang secara signifikan mempengaruhi nilai perusahaan, sedangkan variabel leverage dan dividend yield tidak terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berlanjut Ke halaman Berikutnya

Page 63: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

47

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul

Penelitian

Peneliti Dan

Tahun

Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian

5. Analisis Pengaruh

Profitabilitas dan

Kebijakan

Dividen Terhadap

nilai Perusahaan

Perdagangan,

Jasa, dan Investasi

yang terdaftar di

Bursa Efek

Jakarta

Nurainun dan

Sintawati

(2007)

Regresi

Linier

Berganda

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

profitabilitas dan

kebijakan deviden

mempunyai pengaruh

yang signifikan

terhadap nilai

perusahaan

Profitabilitas dan

kebijkan deviden

secara simultan

mempunyai pengaruh

yang signifikan

terhadap nilai

perusahaan

6. The Effect Of

Financial Ratios

On The Firm

Value: Evidence

From Turkey

Karaca (2011) Regresi

Linier

Berganda

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

Acid-Test Ratio (ATR)

signifikan dan positif,

Inventory Turnover

(IT) signifikan dan

negatif Return on

Equity (ROE)

signifikan dan negatif

7.

Pengaruh Struktur

Modal, Kebijakan

Dividen dan

Keputusan

Investasi terhadap

Nilai Perusahaan

Gayatri dan

Mustanda

(2013)

Regresi

Linier

Berganda

Hasil penelitian yaitu

struktur modal dan

keputusan investasi

berpengaruh positif

signifkan terhadap nilai

perusahaan, sedangkan

kebijakan dividen tidak

berpengaruh signifikan

terhadap nilai

perusahaan.

Berlanjut Ke halaman Berikutnya

Page 64: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

48

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul Penelitian

Peneliti Dan Tahun

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

8. Pengaruh Profitabilitas dan Size terhadap Nilai Perusahaan Dengan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi

Pramana dan Mustanda (2016)

Regresi Linier Berganda

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, dan CSR secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif sedangkan CSR berpengaruh negatif. Selain itu diperoleh hasil bahwa Profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, Ukuran Perusahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, dan Corporate Social Responsibility (CSR) secara signifikan berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan serta CSR mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, namun tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

9. Pengaruh Struktur Modal dan Return on Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia (Perusahaan yang Terdaftar Di BEI)

Yuliana, dkk (2012)

Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian ini menunjukan secara parsial, struktur modal tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dan return on equity (ROE) mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan

Berlanjut Ke halaman Berikutnya

Page 65: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

49

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul

Penelitian

Peneliti Dan

Tahun

Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian

10. Pengaruh ukuran

perusahaan,

leverage, Price

earning ratio dan

profitabilitas

terhadap Nilai

perusahaan

Prasetyorini

(2013)

Regresi

Linier

Berganda

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

variabel ukuran

perusahaan, price

earning ratio, dan

profitabilitas

berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.

Variabel leverage tidak

berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.

11. Analisis Pengaruh

Price Earning

Ratio (PER), Debt

To Equity Ratio

(DER), Return On

Asset (ROA),

Current Ratio

(CR) DAN

Firmsize terhadap

Nilai Perusahaan

(PBV) PADA

Perusahaan Sektor

Property, Real

Estate & Building

Construction

Yang Terdaftar Di

Bursa Efek

Indonesia (BEI)

Tahun 2008-2012

Anggraini

(2013)

Regresi

Linier

Berganda

Dari hasil pengujian

secara individual (uji t)

menunjukkan bahwa

variabel Price Earning

Ratio (PER), Debt to

Equity Ratio (DER),

Return on Asset (ROA)

dan Firm Size

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

variabel nilai

perusahaan (PBV).

Sedangkan variabel

Current Ratio (CR)

tidak memiliki

pengaruh terhadap

variabel nilai

perusahaan (PBV).

12. The Effect Of

Financial Ratios

On The Firm

Value: Evidence

From Turkey

Karaca (2011) Regresi

Linier

Berganda

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

Acid-Test Ratio (ATR)

signifikan dan positif,

Inventory Turnover

(IT) signifikan dan

negatif Return on

Equity (ROE)

signifikan dan negatif

Berlanjut Ke halaman Berikutnya

Page 66: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

50

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul Penelitian

Peneliti Dan Tahun

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

13. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010)

Muid (2012) Regresi Linier Berganda

Hasil menyatakan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan yang diukur dengan DER berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan deviden yang diukur dengan DPR berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingkat inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.

14. The Influence of Profitability on Firm Value With Capital Structure As The Mediator and Firm Size and Industry as Moderators

Chen dan Chen (2011)

Regresi Linier Berganda

The results confirmed that profitability has a positive effect on firm value, and a negative effect on the leverage, while the leverage has a negative effect on the value, and profitability has a significant mediating effect. When investors consider the influence of profitability on firm value, they cannot ignore the leverage’s negative effect on the firm value, because a high level of debt may cancel the positive effect of profitability on firm value

Berlanjut Ke halaman Berikutnya

Page 67: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

51

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul

Penelitian

Peneliti Dan

Tahun

Metode

Penelitian

Hasil

Penelitian

15. The Influence of

Company Size

And Capital

Structure Towards

Liquidity,

Corporate

Performance And

Firm Value, For

Large And Small

Group Companies

Siahaan, et. al

(2014)

Regresi

data Panel

The Company Size

variable has a

significant yet negative

influence towards the

Financial

Performance, The

Capital Structure

variable has a

significant negative

influence towards the

Company Liquidity

Condition, The Capital

Structure variable has

a significant positive

influence towards the

Company Financial

Performance

Condition, The

Company Financial

Performance variable

has a significant

negative influence

towards the Firm Value

Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review atau

tinjauan pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta mencerminkan

keterikatan antara variabel yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang

telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual sebagai

berikut:

Page 68: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

52

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau

tidaknya pengaruh yang signifikan dari seperangkat variabel bebas

(independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Adapan

hipotesis yang diuji yakni sebagai berikut:

Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014

Variabel Independen

1. Kebijakan Deviden 2. Kebijakan Hutang 3. Firm Size 4. Profitabilitas

Variabel Dependen

Nilai Perusahaan (Y)

Uji Hipotesis

1. Uji F (Secara Simultan) 2. Uji t (Secara Parsial) 3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R

2)

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis / Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinieritas 3. Uji Autokorelasi 4. Uji Heteroskedastisitas

Page 69: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

53

1. Ho : β1 = 0; tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan

deviden (X1) terhadap nilai perusahaan (Y).

Ha : β1 ≠ 0; ada pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan deviden

(X1) terhadap nilai perusahaan (Y).

2. Ho : β2 = 0; tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan

hutang (X2) terhadap nilai perusahaan (Y).

Ha : β2 ≠ 0; ada pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan hutang

(X2) terhadap nilai perusahaan (Y).

3. Ho : β3 = 0; tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel firm size

(X3) terhadap nilai perusahaan (Y).

Ha : β3 ≠ 0; ada pengaruh secara parsial antara variabel firm size (X3)

terhadap nilai perusahaan.

4. Ho : β4 = 0; tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel return on

equity (X4) terhadap nilai perusahaan (Y).

Ha : β4 ≠ 0; ada pengaruh secara parsial antara variabel return on equity

(X4) terhadap nilai perusahaan (Y).

5. Ho : β1, β2, β3, β4 = 0; tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel

kebijakan deviden (X1), kebijakan hutang (X2),

firm size (X3) dan return on equity (X4) terhadap

nilai perusahaan (Y).

Ha : β1, β2, β3, β4 ≠ 0; pengaruh secara simultan antara variabel kebijakan

deviden (X1), kebijakan hutang (X2), firm size (X3)

dan return on equity (X4) terhadap nilai perusahaan

(Y).

Page 70: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI),

ditetapkannya BEI sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan tempat

yang tepat untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan.

Adapun yang akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh

kebijakan deviden (X1), kebijakan hutang (X2), firm size (X3) dan return on

equity (X4) terhadap nilai perusahaan (Y) pada perusahaan manufaktur pada

Bursa Efek Indonesia 2010 - 2014.

Sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah kebijakan

deviden (X1), kebijakan hutang (X2), firm size (X3) dan return on equity (X4).

Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan (Y).

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan dengan metode purposive

sampling. Metode purposive sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan

penelitian (Yama dan Adityawati, 2009:287). Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan manfaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2010 sampai tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini ditentukan

berdasarkan beberapa kriteria atau pertimbangan sebagai berikut:

Page 71: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

55

1. Perusahaan manfaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam

kurung waktu 2010 sampai 2014.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan

menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

3. Perusahaan manufaktur yang listing date dan membagikan dividend pada

tahun 2010 sampai dengan 2014.

C. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, baik yang bertujuan

untuk mendeskripsikan maupun untuk menganalisis, diperoleh dari data

sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang

informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Sedangkan

menurut Kuncoro (2011:31), data sekunder adalah sumber data penelitian yang

diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain).

Data-data sekunder tersebut berupa rasio-rasio laporan keuangan dari

laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit di Bursa Efek Indonesia (BEI)

per 31 desember 2011 - 2014.

Pada penelitian ini data sekunder tersebut didapat dengan cara sebagai

berikut:

1. Studi Lapangan (Field Research)

Adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung

data dari pusat referensi pasar modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia yang

dapat dilihat dengan menggunakan capital electronic document service,

Page 72: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

56

Indonesian capital market directory, prospectus serta Fact book actually

dari seluruh perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian selama

periode tahun penelitian.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,

membaca dan memahami bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang yang

menjadi topik pembahasan penulis, penelitian ini dimaksudkan agar penulis

memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoritis dari masalah

yang akan penulis bahas.

D. Metode Analisis Data

Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel

bebas atau variabel penjelas (independent/explanatory variable) terhadap satu

variabel terikat (dependent variable), metode analisis data dalam penelitian ini

(kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, return on

equity dan ukuran perusahaan) menggunakan model regresi berganda atau

Multiple Regression (Ghozali, 2013:5).

Tahapan penelitian dalam menganalisis pengaruh kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, return on equity dan

ukuran perusahaan terhadap price earning ratio adalah sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Untuk menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap

variabel terikat (Y), maka perlu digunakan pengujian asumsi klasik. Uji

asumsi dasar yang dilakukan adalah:

Page 73: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

57

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model

regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2013:27).

1) Analisis Grafik

Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan

melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari distribusi normal.

Untuk dapat mengetahui apakah model regresi tersebut

mengalami normalitas atau tidak dideteksi dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Adapun dasar

pengambilan keputusan. (Santoso, 2002:214) adalah:

(a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola

distribusi normal maka model regresi tersebut memenuhi asumsi

normalitas.

(b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Page 74: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

58

2) Analisis Statistik

Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam

penelitian ini, uji yang dilakukan untuk menentukan normalitas

dengan menggunakan statistik Kolmogorov–Smirnov (Ghozali,

2013:30). Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

(a) Dengan membandingkan K-Shitung dengan K-Stabel :

(1) Jika K- Shitung < K- Stabel , Ho ditolak.

(2) Jika K- Shitung > K- Stabel , Ho diterima.

(b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:

(1) Probabilitas > 0,05, maka Ho ditolak.

(2) Probabilitas < 0,05, maka Ho diterima.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

hubungan antara beberapa variabel bebas (independen) dalam model

regresi (Ghazali, 2013:95). Multikolinieritas merupakan keadaan dimana

satu atau lebih variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linier

dengan variabel lainnya. Artinya bahwa jika perubahan-perubahan bebas

digunakan sama sekali tidak berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa

dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Uji multikolinearitas dapat juga

dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Information

Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila

nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10

maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas.

Page 75: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

59

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa variance variabel

tidak sama untuk semua pengamatan. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu

homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual. Kebanyakan data

cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran-ukuran (kecil, sedang

dan besar).

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu

melihat hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi

variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X

adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized

(Ghozali, 2013:125). Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas adalah

sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Page 76: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

60

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama

lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan” pada

seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada

individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data

crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi

karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu

kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi (Ghozali 2013:110).

Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan

dari waktu ke waktu. Untuk memeriksa adanya aotukorelasi, biasanya

dilakukan uji statistik Durbin – Watson. Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan

menggunakan uji Durbin-Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan

Page 77: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

61

= 5%. Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada

autokorelasi (Santoso. 2002:219).

2. Uji Hipotesis

a. Uji Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-

variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2013:88).

Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 0,05 jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh

variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat

juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil

daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 0,05), maka variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05

maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan

variabel dependen (Ghozali, 2013:88). Uji t digunakan untuk mengetahui

apakah pengaruh variabel independen berpengaruh secara parsial

Page 78: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

62

terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak

(Santoso, 2007:168). Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan

dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah

penolakan Ho yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam

pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada

hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif.

Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian

dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89).

Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat sebagai berikut:

Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel

1) Apabila - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi

1) Jika angka sig. > 0,05, maka Ho diterima,

2) Jika angka sig. < 0,05, maka Ho ditolak,

3. Analisis Regresi Linier Berganda

a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Menurut Ghozali (2013:87) menyatakan Uji Koefisien

Determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel

bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R².

Adjusted R² ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini

Page 79: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

63

lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang

diperoleh > 0,5 maka model yang digunakan dianggap cukup handal

dalam melakukan suatu estimasi.

Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang

digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin lemah model

tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya.

b. Uji Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen digunakan model regresi linier berganda dimana

variabel independen yaitu kebijakan deviden, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, return on equity dan debt to equity ratio

terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan (price earning ratio).

Model regresi linier berganda penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ε

Keterangan:

Y = Variabel Nilai Perusahaan (PER)

a = Konstanta

b1…b4 = Koefisien regresi terhadap dugaan

X1 = Variabel Kebijakan Deviden

X2 = Variabel Kebijakan Hutang

X3 = Variabel Firm Size

Page 80: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

64

X4 = Variabel Return on Equity

ε = Standar Error

E. Operasional Variabel Penelitian

Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel

independen atau variabel bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol X

dan variabel dependen atau variabel terikat yang selanjutnya dengan simbol Y.

1. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran

pemegang saham juga akan meningkat. Kekayaan pemegang saham dan

perusahan direpresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan

cerminan dari keputusan investasi, kebijakan dividen, dan keputusan

pendanaan (Brigham dan Houston, 2009:19). Salah satu pengukuran dalam

menganalisa nilai perusahaan adalah dengan menggunakan price book

value.

Price book value Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai

nilai saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka pasar percaya

akan prospek perusahaan. Rumus menghitung PBV adalah (Mardiyanto,

2008:64):

2. Kebijakan Deviden

Page 81: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

65

Menurut Faridah (2012:4) Rasio pembayaran deviden adalah

persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam

bentuk kas. Rumus dari rasio pembayaran deviden yaitu:

3. Kebijakan Hutang

Horne (2005:232), Struktur modal adalah bauran atau proporsi

pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh hutang,

saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Variabel ini diukur dengan Debt

Equity Ratio; Simamora (2000:533), Debt to Equity Ratio (DER)

merupakan rasio yang digunakan untuk melihat struktur keuangan

perusahaan dengan mengaitkan jumlah kewajiban dengan jumlah ekuitas

pemilik. Rumus DER:

4. Firm Size

Ukuran perusahaan (Size) adalah ukuran besar kecilnya suatu

perusahaan. Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber

permodalan yang lebih terdiversifikasi sehingga ukuran perusahaan (Size)

merupakan kebalikan keuntungan terjadinya kebangkrutan. Pengukuran

ukuran perusahaan dilakukan dengan menggunakan rumus (Asnawi dan

Wijaya, 2005:274):

Size = Ln (total aktiva)

Page 82: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

66

5. Return on Equity

Yang dimaksud dengan return on equity (ROE) dalam penelitian ini

adalah laba bersih dibagi total ekuitas (Sugiono dan Untung, 2008:132).

Menurut Sudana (2011:22) semakin tinggi Return on Equity (ROE)

menunjukkan bahwa semakin efisien penggunaan modal sendiri (ekuitas)

yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Adapun rumus perhitungan

return on equity adalah sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Page 83: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

67

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Gambaran umum objek penelitian menyajikan prosedur pemilihan

sampel dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini.

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2010 sampai dengan 2014. Perusahaan

manufaktur tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang

mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit 31 Desember tahun

2010 - 2014. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh kebijakan

deviden, kebijakan hutang, firm size dan return on equity terhadap nilai

perusahaan.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Pada penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive

sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

untuk perusahaan manfaktur tampak dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Proses Seleksi Populasi Perusahaan Manufaktur

No Kriteria Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dalam kurung waktu 2010 sampai 2014

144

Berlanjut Ke Halaman Berikutnya

Page 84: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

68

Tabel 4.1 (Lanjutan)

No Kriteria Jumlah

2.

Perusahaan tidak mempublikasikan laporan keuangan

yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang

berakhir pada tanggal 31 Desember.

(53)

3.

Perusahaan manufaktur yang listing date, namun tidak

membagikan dividend pada tahun 2010 sampai dengan

2014

(55)

Total Sampel Perusahaan 36

Tahun Penelitian 5

Total Sampel 180

Sumber: data diolah, 2015

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah perusahaan yang

menjadi objek penelitian berjumlah 36 perusahaan, jumlah perusahaan

didapat dari hasil seleksi perusahaan manufaktur yang berturut-turut masuk

ke dalam perusahaan manufaktur selama periode penelitian (2010 - 2014).

B. Hasil Uji Analisis Penelitian

1. Hasil Statistik Deskriptif

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas

elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 20.0 untuk

memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel

yang diteliti. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak

180 data observasi untuk perusahaan manufaktur yang berasal dari perkalian

antara periode penelitian 5 tahun dari tahun 2010 sampai 2014 dengan

jumlah perusahaan sampel 36 perusahaan. Berikut tabel hasil olahan data

mengenai statistik deskriptif adalah sebagai berikut:

Page 85: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

69

Tabel 4.2

Hasil Uji Deskriptif Data

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPR 180 .07 632.19 41.0234 51.97001 DER 180 .10 4.01 .8541 .71290 FZ 180 11.27 19.32 14.9721 1.76168 ROE 180 -7.87 143.53 25.6353 26.01647 PBV 180 .20 48.67 5.0450 8.63059

Valid N (listwise) 180

Sumber: data diolah, 2017

Tabel 4.2 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel

penelitian. Berdasarkan Tabel di atas, hasil analisis dengan menggunakan

statistik deskriptif terhadap diviend payout ratio menunjukkan nilai

minimum sebesar 0,07, nilai maksimum sebesar 632,19 dengan rata-rata

sebesar 41,0234 dan standar deviasi 51,97001. Hasil analisis dengan

menggunakan statistik deskriptif terhadap debt to equity ratio menunjukkan

nilai minimum sebesar 0,10, nilai maksimum sebesar 4,01 dengan rata-rata

sebesar 0,8541 dan standar deviasi 0,71290. Hasil analisis dengan

menggunakan statistik deskriptif terhadap firm size menunjukkan nilai

minimum sebesar 11,27 nilai maksimum sebesar 19,32 dengan rata-rata

14,9721 dan standar deviasi 1,76168. Hasil analisis dengan menggunakan

statistik deskriptif terhadap return on equity menunjukkan nilai minimum

sebesar -7,87 nilai maksimum sebesar 143,53 dengan rata-rata 25,6353 dan

standar deviasi 26,01647. Hasil analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif terhadap nilai perusahaan (PBV) menunjukkan nilai minimum

sebesar 0,20 nilai maksimum sebesar 48,67 dengan rata-rata 5,0450 dan

standar deviasi 8,63059.

Page 86: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

70

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi

distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti

asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang

diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang

bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus

digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji

normalitas. Menurut Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan apakah

dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen

(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan

statistik, adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Hasil Uji Normalitas Secara Grafik

Salah satu menentukan uji normalitas yaitu dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif

dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis

lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan

garis diagonal (Ghozali, 2013:160). Adapun hasil perhitungan uji

normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan pada

gambar grafik p-p plot berikut ini:

Page 87: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

71

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik

Sumber: data diolah, 2017

Hasil pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di

sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis

diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai

karena asumsi normalitas (Ghozali, 2013:160).

2) Hasil Uji Normalitas Secara Statistik

Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak

hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa

sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi

dengan uji statistik (Ghozali, 2013:163). Adapun hasil perhitungan uji

normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji kolmogorof-

smirnov adalah sebagai berikut:

Page 88: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

72

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 180

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7 Std. Deviation .70748794

Most Extreme Differences Absolute .099 Positive .081 Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z 1.325 Asymp. Sig. (2-tailed) .060

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: data diolah, 2017

Terlihat uji kolmogorov-smirnov menyatakan bahwa nilai

unstandarized residual memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05, ini

mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta

besaran korelasi antar variabel independen.

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) DPR .856 1.169

DER .853 1.172

FZ .877 1.140

ROE .906 1.104

a. Dependent Variable: PBV

Sumber: data diolah, 2017

Page 89: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

73

Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi

gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu

dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai

10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala

multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih

kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 keadaan seperti itu

membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.

c. Hasil Uji Autokolerasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi

autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson

(DW).

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .779a .606 .597 .71553 2.139

a. Predictors: (Constant), ROE, FZ, DPR, DER b. Dependent Variable: PBV

Sumber: data diolah, 2017

Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 2,139

nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai

signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 180 dan jumlah variabel independen

(k) adalah 4. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,801 dan 4 – du = 4 –

1,801 = 2,199. Oleh karena nilai du < d < 4-du atau 1,801 < 2,139 <

2,199 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif

maupun negatif.

Page 90: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

74

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi

variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas

kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukkan hubungan

yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel.

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: data diolah, 2017

Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat

bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun

dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. (Ghozali 2013:139).

Page 91: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

75

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-

variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:177). Hasil uji

statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas

lebih kecil dari 0,05 maka hasil uji penelitian berpengaruh secara

simultan atau bersama-sama.

Tabel 4.6

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 138.072 4 34.518 67.421 .000b

Residual 89.597 175 .512

Total 227.669 179 a. Dependent Variable: PBV b. Predictors: (Constant), ROE, FZ, DPR, DER

Sumber: data diolah, 2017

Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh

sebesar 67,421 > Ftabel sebesar 2,42 dengan tingkat signifikansi 0,000 <

0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat

dikatakan bahwa kebijakan deviden, kebijakan hutang, firm size dan

return on equity terhadap nilai perusahaan berpengaruh secara simultan

(bersama-sama).

b. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas

atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

Page 92: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

76

masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2013:178).

Tabel 4.7

Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -2.384 .462 -5.164 .000

DPR .001 .001 .033 .645 .520

DER -.358 .081 -.226 -4.406 .000

FZ .181 .032 .283 5.587 .000

ROE .032 .002 .738 14.819 .000

a. Dependent Variable: PBV

Sumber: data diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengaruh kebijakan

deviden terhadap nilai perusahaan (PBV) menunjukkan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan, sedangkan variabel kebijakan hutang, firm size

dan profitabiltas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

(PBV). Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar

variabel independen terhadap nilai perusahaan (PBV):

1) Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan

Variabel kebijakan deviden dengan nilai thitung sebesar 0,645 <

1,973 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,520 > 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa kebijakan deviden tidak berpengaruh signifikan

secara parsial dan positif terhadap nilai perusahaan, hal ini

membuktikan bahwa semakin tingginya kebijkan deviden maka akan

semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Gayatri dan Mustanda (2013) Hasil penelitian yaitu

Page 93: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

77

struktur modal dan keputusan investasi berpengaruh positif signifkan

terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil tidak

sesuai dengan Nurainun dan Sintawati (2007) yang menyatakan hasil

penelitian menunjukan bahwa profitabilitas dan kebijakan deviden

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan

Profitabilitas dan kebijkan deviden secara simultan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

2) Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan

Variabel kebijkan hutang dengan nilai thitung sebesar -4,406 < -

1,973 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang berarti kebijakan hutang

berpengaruh signifikan dan negatif secara parsial terhadap nilai

perusahaan, hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi kebijakan

hutang maka akan semakin rendah nilai perusahaan. Hasil sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Riadi (2011) Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap price earning ratio (sig. 0,040), return on equity

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap price earning ratio (sig.

0,000), total assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap price

earning ratio (sig. 0,002).

Page 94: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

78

3) Pengaruh Firm Size terhadap Nilai Perusahaan

Variabel firm size dengan nilai thitung sebesar 5,587 < 1,973

atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,478 > 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang berarti firm size

berpengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap nilai

perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa semakin tingginya firm size

maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil sesuai dengan

Anggraini (2013) hasil pengujian secara individual (uji t)

menunjukkan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER), Debt to

Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Firm Size

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel nilai perusahaan

(PBV). Sedangkan variabel Current Ratio (CR) tidak memiliki

pengaruh terhadap variabel nilai perusahaan (PBV).

4) Pengaruh Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan

Variabel return on equity dengan nilai thitung sebesar 14,819 >

1,973 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat

disimpulkan bahwa return on equity berpengaruh signifikan secara

parsial dan positif terhadap nilai perusahaan, hal ini membuktikan

bahwa semakin tingginya return on equity maka akan semakin tinggi

nilai perusahaan. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Yuliana, dkk (2012) Hasil penelitian ini menunjukan secara parsial,

struktur modal tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan,

dan return on equity (ROE) mempunyai pengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Page 95: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

79

2. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun

hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -2.384 .462 -5.164 .000

DPR .001 .001 .033 .645 .520

DER -.358 .081 -.226 -4.406 .000

FZ .181 .032 .283 5.587 .000

ROE .032 .002 .738 14.819 .000

a. Dependent Variable: PBV

Sumber: data diolah, 2015

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas,

maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:

Y= -2,384 + 0,001 X1 - 0,358 X2 + 0,181 X3 - 0,032 X4

Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar

-2,384. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel kebijakan deviden,

kebijakan hutang, firm size dan profitabilitas dianggap konstan atau bernilai

0 (nol), maka nilai perusahaan akan menurun sebesar 2,384 satuan.

Koefisien regresi pada variabel kebijakan deviden sebesar 0,001, hal

ini berarti jika variabel kebijakan deviden bertambah satu satuan maka

variabel nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0,001 satuan, dengan

catatan variabel lain dianggap konstan.

Koefisien regresi pada variabel kebjakan hutang sebesar -0,358, hal

ini berarti jika variabel kebijakan hutang bertambah satu satuan maka

Page 96: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

80

variabel nilai perusahaan akan menurun sebesar 0,358 satuan, dengan

catatan variabel lain dianggap konstan.

Koefisien regresi pada variabel firm size sebesar 0,181, hal ini

berarti jika variabel firm size bertambah satu satuan maka variabel nilai

perusahaan akan meningkat sebesar 0,181 satuan, dengan catatan variabel

lain dianggap konstan.

Koefisien regresi pada variabel return on equity sebesar 0,032, hal

ini berarti jika variabel return on equity bertambah satu satuan maka

variabel nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0,032 satuan, dengan

catatan variabel lain dianggap konstan.

3. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Menurut Ghozali (2013:177) untuk menentukan seberapa besar

variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu

diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil uji

determinasi Adjusted R2.

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .779a .606 .597 .71553 2.139

a. Predictors: (Constant), ROE, FZ, DPR, DER b. Dependent Variable: PBV

Sumber: data diolah, 2017

Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda

(R), koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang

disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel model summaryb di atas

Page 97: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

81

diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,779. Ini

menunjukkan bahwa variabel kebijakan deviden, kebijakan hutang, firm size

dan return on equity terhadap nilai perusahaan mempunyai hubungan yang

kuat. Hasil pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai koefisien

determinasi (R Square) sebesar 0,606 dan nilai koefisien determinasi yang

sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0,597. Hal ini berarti 59,7%

variasi dari nilai perusahaan bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen

(kebijakan deviden, kebijakan hutang, firm size dan return on equity).

Sedangkan sisanya (100% - 59,7% = 40,3%) dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak ada dalam penelitian ini, seperti return on asset, debt to asset

ratio dan net profit margin.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel kebijakan

hutang, firm size dan return on equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan

sedangkan kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,

berikut ini interpretasi hasil penelitian

1. Pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh positif

secara parsial antara kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan dilihat

berdasarkan nilai signifikan lebih dari 0,05. karena hal ini membuktikan

bahwa semakin tingginya kebijakan deviden maka akan semakin tinggi nilai

perusahaan. Hal ini disebabkan karena rasio pembayaran dividen hanyalah

rincian dan tidak mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham.

Page 98: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

82

Meningkatnya nilai dividen tidak selalu diikuti dengan meningkatnya nilai

perusahaan. Karena nilai perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dari aset-aset perusahaan atau kebijakan

investasinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Gayatri dan Mustanda (2013)

Hasil penelitian yaitu struktur modal dan keputusan investasi berpengaruh

positif signifkan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen

tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun hasil tidak

sesuai dengan Nurainun dan Sintawati (2007) yang menyatakan hasil

penelitian menunjukan bahwa profitabilitas dan kebijakan deviden

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan

Profitabilitas dan kebijkan deviden secara simultan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap nilai perusahaan.

Menurut Hatta (2002) dalam Wijaya dan Wibawa (2010), terdapat

sejumlah perdebatan mengenai bagaimana kebijakan deviden

mempengaruhi nilai perusahaan. Pendapat pertama menyatakan bahwa

kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan, yang disebut

dengan teori irrelevansi dividen. Pendapat kedua menyatakan bahwa dividen

yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, yang disebut dengan Bird

in The Hand Theory. Pendapat ketiga menyatakan bahwa semakin tinggi

dividend payout ratio suatu perusahaan, maka nilai perusahaan tersebut akan

semakin rendah. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Wijaya dan

Wibawa (2010),

Page 99: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

83

2. Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif secara

parsial antara kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan dilihat

berdasarkan nilai signifikan lebih dari 0,05. hal ini membuktikan bahwa

semakin tinggi kebijakan hutang maka akan semakin rendah nilai

perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Riadi (2011) Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap price earning ratio (sig. 0,040), return on equity berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap price earning ratio (sig. 0,000), total assets

berpengaruh positif dan signifikan terhadap price earning ratio (sig. 0,002).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil penelitian ini

mendukung temuan Soliha dan Taswan (2002); Santika dan Ratnawati

(2002), yang menyatakan bahwa meningkatkan hutang (DER) akan

meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini dilihat dari nilai koefisien regresi

variabel DER sebesar 0,149 dan menunjukkan tanda positif, yang berarti

hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan DER berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan PBV diterima. Temuan

ini juga sekaligus mendukung teori struktur modal balancing theory yang

menyatakan bahwa sepanjang perusahaan mampu menyeimbangkan

,manfaat dan biaya yang ditimbulkan akibat hutang tidak menjadi masalah.

Dengan demikian DER yang tinggi tetapi diikuti dengan pengelolaan yang

baik dapat meningkat profit dan initial return. Dengan kepercayaan yang

baik dari investor akan meningkatkan harga sahamnya sehingga PBV

meningkat. Adanya kepercayaan investor dalam pengelolaan keuangan

Page 100: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

84

dapat meningkatkan hutang untuk pertumbuhan perusahaan dan ekspansi

dapat meningkatkan harga saham perusahaan, harga saham perusahaan yang

meningkat akan meningkatkan PBV. Profitabilitas adalah tingkat

keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat

menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada

pemegang saham adalah keuntungan yang diperoleh semakin besar

kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya.

Penelitian di BEJ yang dilakukan Santika dan Ratnawati (2002)

terhadap perusahaan industri menyimpulkan nilai perusahaan. Soliha (2002)

yang meneliti perusahaan manufaktur di BEJ menyimpulkan hal yang sama.

Menurut hasil penelitiannya, profit yang tinggi akan memberikan indikasi

prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut

meningkatkan permintaan saham. Selanjutnya permintaan saham yang

meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat. Hal

tersebut mengindikasikan bahwa investor mempertimbangkan variabel

tingkat profitabilitas sebagai salah satu rasionalisasi mereka dalam

pengambilan keputusan investasi. Fenomena tersebut menunjukan bahwa

tingkat profitabilitas merupakan insentif bagi peningkatan nilai perusahaan.

3. Pengaruh Firm Size terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif secara

parsial antara firm size terhadap nilai perusahaan dilihat berdasarkan nilai

signifikan lebih dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semakin tingginya

firm size maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini.

Page 101: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

85

Hasil sesuai dengan Anggraini (2013) hasil pengujian secara

individual (uji t) menunjukkan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER),

Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Firm Size

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel nilai perusahaan

(PBV). Sedangkan variabel Current Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh

terhadap variabel nilai perusahaan (PBV).

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar

kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan.

Dengan semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih

banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini

disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang

lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham

perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga

saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar

terhadap perusahaan besar. Ekspektasi insvestor berupa perolehan dividen

dari perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan saham perusahaan akan

dapat memacu pada peningkatan harga saham di pasar modal. Peningkatan

tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dianggap memiliki nilai yang

lebih besar. Sesuai dengan penelitian Euis dan taswan (2002), bahwa ukuran

perusahaan (firm size) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Page 102: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

86

4. Pengaruh Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif secara

parsial antara return on equity terhadap nilai perusahaan dilihat berdasarkan

nilai signifikan lebih dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semakin

tingginya return on equity maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Hal

ini membuktikan bahwa profit yang tinggi akan memberikan indikasi

prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut

meningkatkan permintaan saham. Selanjutnya dengan permintaan saham

yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan akan meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Yuliana, dkk (2012) Hasil

penelitian ini menunjukan secara parsial, struktur modal tidak mempunyai

pengaruh terhadap nilai perusahaan, dan return on equity (ROE) mempunyai

pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Rentabilitas modal atau return on equity, rasio ini mengukur banyak

keuntungan yang menjadi hak pemiliki modal sendiri (Husnan dan

Pudjiastuti, 2006: 73). Return On Equity merupakan hal yang dilihat oleh

investor karena disini dapat dilihat perusahaan dapat menghasilkan

keuntungannya dengan modal sendiri, semakin tinggi ROE maka semakin

tinggi pula kepercayaan investor. Investor akan lebih percaya dengan

perusahaan yang dapat mengelola modalnya dengan baik yang dapat

memberi keuntungan kepada mereka. Tingkat return yang diperoleh

menggambarkan seberapa baik nilai perusahaan dimata investor

(Suprantiningrum dan Asji, 2013).

Penelitian Mardiyati dkk. (2012) serta Dewi dan Wirajaya (2013)

ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai p erusahaan. Hasil

Page 103: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

87

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi dkk. (2014), semakin

tinggi ROE maka semakin tinggi juga price book value sebagai ukuran dari

nilai perusahaan karena investor akan membeli saham-saham dan akan lebih

tertarik dengan ROE.

Page 104: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh variabel kebijakan

deviden, kebijakan hutang, firm size dan return on equity terhadap nilai

perusahaan perusahaan manufaktur periode 2010 - 2014. Berdasarkan hasil

penelitian sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel kebijakan deviden

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara parsial.

2. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel kebijakan hutang

berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara parsial.

3. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel firm size

berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara parsial.

4. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel return on equity

berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara parsial.

5. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa secara simultan variabel

kebijakan deviden, kebijakan hutang, firm size dan return on equity

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang didapat, maka diajukan beberapa

saran sebagai berikut:

Page 105: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

89

1. Saran Bagi Investor

Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur

ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan

diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Karena investor menghadapi

kesempatan investasi yang berisiko maka pilihan investasi tidak dapat hanya

mengandalkan hanya pada tingkat keuntungan saja tetapi investor harus

bersedia menanggung risiko atas investasinya. Oleh karena itu dalam

melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara

matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan

keputusan investasi yang dilakukannya, sehingga menghasilkan keuntungan

yang lebih baik lagi dan untuk mengetahui perubahan-perubahan sehingga

tidak salah dalam melakukan investasi.

2. Saran Bagi Perusahaan

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan

pertimbangan bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan yang

berhubungan dengan investasi. Dan bagi perusahaan agar lebih

meningkatkan usahanya agar investor untuk menanamkan sahamnya.

3. Saran Bagi Akademis

Penilaian analisis pengaruh kebijakan deviden, kebijakan hutang,

firm size dan return on equity yang mempengaruhi nilai perusahaan dapat

dijadikan tambahan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya. Dan

melakukan penelitian yang lebih baik lagi serta menambah jumlah variabel

dan periode penelitian agar menghasilkan data yang lebih baik lagi, karena

masih terdapat 40,3 persen variabel yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan.

Page 106: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

90

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Meygawan Nurseto dan Pangestuti, Irene Rini Demi, “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Price Earning Ratio (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007-2010)”,

Diponegoro Journal Of Management Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012,

Halaman 382-391, Semarang, 2012.

Anggraini, Dina, “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai

Perusahaan pada Perusahaan Textile, Garment yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia(BEI) Periode 2009-2012”, Jurnal Akuntansi, Tanjung

Pinang, 2012.

Astuti, Dewi, “Manajemen Keuangan Perusahaan“, Cetakan Pertama, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 2004.

Brealey, R.A., Myers, S.C., dan Marcus, A.J, “Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan Perusahaan”, Edisi Lima, Jilid Dua, Erlangga, Jakarta, 2007.

Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,

alih bahasa Ali Akbar Yulianto”, Buku satu, Edisi sepuluh, PT. Salemba

Empat, Jakarta, 2009.

_______, “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta, 2010.

Chen, Li-Ju dan Shun-Yu Chen, “The Influence of Profitability on Firm Value

With Capital Structure as The Mediator and Firm Size and Industry as

Moderators”, Investment Management and Financial Innovations, Volume

8, Issue 3, 2011, Taiwan, 2011.

Darsono dan Ashari, “Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan”, Andi,

Yogyakarta, 2005.

Djabid, Abdullah W, “Kebijakan Dividen dan Struktur Kepemilikan terhadap

Kebijakan Hutang: Sebuah Perspektif Agency Theory”, Jurnal Keuangan

dan Perbankan”. Vol. 13 No. 2 Mei 2009, hal. 249-259, 2009.

Fazlzadeh, Alireza, “The Examination of the Effect of Ownership Structure on

Firm Performance in Listed Firms of Tehran Stock Exchange Based on the

Type of the Industry”, International Journal of Business and Management,

Vol. 6, No. 3; March 2011, Iran, 2011.

Page 107: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

91

Fuad, M, “Pengantar Bisnis”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006.

Gayatri Ni Luh Putu Rassri dan I Ketut Mustanda, “Pengaruh Struktur Modal,

Kebijakan Deviden dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal UNUD, Bali, 2013.

Halim, Abdul, “Analisis Investasi”, Jakarta, Salemba Empat, 2005. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEB UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2010. Hanafi, Mamduh M, “Manajemen Keuangan”, BPFE, Yogyakarta, 2008. Harahap, Sofyan Syafri, “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, Raja

Grafindo, Persada, Jakarta, 2007. Haruman Tendi, “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Keputusan Keuangan

dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 2008.

Hasnawati, Sri, “Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan Dana Dividen

terhadap Nilai Perusahaan-Perusahaan Public di Bursa Efek Jakarta”, Usahawan : No.09/ Th XXXIX, September 2005.

Kaplan Robert S dan David P. Norton, “Balanced Scorecard : Menerapkan

Strategi Menjadi Aksi”, Erlangga, Jakarta, 2000. Karaca, Suleyman Serdar, “The Effect Of Financial Ratios On The Firm Value:

Evidence From Turkey”, Journal of Applied Economic Sciences, Turkey,

2011.

Kasmir dan Jakfar, “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi-2, Kencana, Jakarta, 2008.

_______, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Raja Graffindo Pers, Jakarta,

2010.

Keown, J Arthur, dkk, “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan”, Salemba Empat,

Jakarta, 2004.

_______, Manajemen Keuangan, Edisi 10, PT. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta,

2008.

_______, “Dasar – Dasar Manajemen Keuangan”, Salemba Empat, Jakarta,

2011.

Kuswadi, “Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam”, Gramedia,

Jakarta, 2005.

Page 108: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

92

Kuncoro, Mudrajad, “Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan

Ekoomi”, UPP – STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.

Mahaputra Gede Agus dan Wirawati Ni Gusti Putu, “Pengaruh Faktor Keuangan

dan Ukuran Perusahaan pada Dividend Payout Ratio Perusahaan

Perbankan”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3(2014): 695-

708, ISSN: 2302-8556, Bali, 2014.

Mardiyanto, Handono, “Intisari Manajemen Keuangan”, Grasindo, Jakarta, 2008.

Marietta Unzu dan Sampurno Djoko, “Analisis Pengaruh Cash Ratio, Return on

Assets, Growth, Firm Size, Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout

Ratio : (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2008-2011), Diponegoro Journal Of Management,

Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 1, Semarang, 2013.

Martono dan Harjito, Agus, “Manajemen Keuangan”, Ekonisia Kampus Fakultas

Ekonomi UII, Yogyakarta, 2005.

Moeljadi, ”Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”, BPFE:

Yogyakarta, 2006.

Muid, Abdul, “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap

Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010)”, Diponegoro Journal of Accounting Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, hal 1-12, Semarang, 2012.

Munawir. “Analisis Laporan Keuangan,” Liberty, Yogyakarta, 2004. Pramana, I Gusti Ngurah Agung Dwi dan I Ketut Mustanda, “Pengaruh

Profitabilitas dan Size terhadap Nilai Perusahaan dengan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.1, 2016: 561 - 594, Bali, 2016.

Prasetyorini, Bhekti Fitri, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Price

Earning Ratio dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Imu Manajemen, Volume 1 Nomor 1 Januari 2013, Surabaya, 2013.

Pratiska, Ni Gst. A. Pt. Silka, “Pengaruh IOS, Leverage dan Dividend Yield

terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Sektor Manufaktur di BEI”, Jurnal Manajemen Keuangan, Bali, 2012.

Rachmawati Andri, “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kualitas Laba

dan Nilai Perusahaan”, SNA X Makasar, 2008.

Rejeki, Sri dan Hartono, Hukum Ekonomi Indonesia, Bayu Media, Malang, 2007.

Page 109: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

93

Reeve, James M, et.al, “Pengantar Akuntansi – Adaptasi Indonesia”, Salemba

Empat, Jakarta, 2009. Riadi Elon Davit, “Pengaruh Faktor Debt to Equity Ratio, Return on Equity dan

Total Assets terhadap Price Earning Ratio (PER)Pada Perusahaan Otomotif”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, Nomor 3, Tahun 2011, Padang, 2011.

Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. Edisi 3. JLembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Robinson, Pearce, “Manajemen Strategis”, Salemba Empat, Jakarta, 2008. Rodoni Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”, Edisi 1, Mitra Wacana

Media, Jakarta, 2010. Rosy Theresia, “Analisis Faktor Internal dan Ekternal Perusahaan terhadap

Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Managemen, 2013.

Samsul, “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”, Erlangga, Jakarta, 2006. Sartono, Agus,“Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, BPEF, Yogyakarta,

2001. Sawir Agnes, “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Shintawati, Vidya Ria, “Pengaruh Board Diversity, Investment Opportunity Set

(IOS), dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Semarang, 2011.

Siahaan, Uke Marius, Suhadak, Siti Ragil Handayani dan Solimun, “The

Influence of Company Size and Capital Structure towards Liquidity,

Corporate Performance and Firm Value, for Large and Small Group

Companies”, European Journal of Business and Management

ISSN 2222-1905 (Paper) ISSN 2222-2839 (Online) Vol.6, No.18, 2014,

Eropa, 2014.

Sjahrial, Dermawan. “Manajemen Keuangan Edisi 2”, Mitra Wacana Media :

Jakarta, 2008.

Su’aidah, Sitta, ”Pengaruh ROA dan ROE terhadap Nilai Perusahaan dengan

Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Kepemilikan

Manajerial Sebagai Variabel Pemoderasi”, Jurnal Manajemen Perbanas,

Jakarta, 2010.

Sudana, I Made, “Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik”,

Erlangga, Jakarta, 2011.

Page 110: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

94

Sugiono, Arief dan Edy Untung, “Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan

Keuangan”, Grasindo, Jakarta, 2008.

Sugiono, Arief, “Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan”. Grasindo.

Jakarta. 2009.

Suwiknyo, Dwi, “Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah”, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2010.

Tandelilin Eduardus, “Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi”, Kanisius,

Yogyakarta, 2010.

Wahyudi, Untung, Hartini Prasetyaning dan Prawestri,”Implikasi Struktur

Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: dengan keputusan Keuangan

Sebagai Variabael Intervening”, Simposium Nasional Akuntansi 9

Padang, 2004.

Walsh, Ciaran, “Key Management Ratios”, Edisi ke Empat, Esensi, Erlangga

Group, Jakarta, 2012.

Yama, indo Nasaruddin dan Septian Adityawati. “Perbandingan Analisis

Karakteristik Perusahaan, Industri dan Ekonomi Makro Terhadap

Return dan Beta Saham (Studi Kasus IHSG dan JII Tahun 2003 -

2008”, Jurnal Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Yuliana, Dinul Alfian Akbar dan Rini Aprillia, “Pengaruh Struktur Modal dan

Return on Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia (Perusahaan yang Terdaftar

di BEI)”, Jurnal AKuntansi dan Keuangan, Jakarta, 2012.

Page 111: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

95

Lampiran 1: Data Nama Perusahaan Objek Penelitian

No Emiten Nama Perusahaan

1 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk.

2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk

3 ARNA PT. Arwana Citramulia Tbk.

4 ASII PT. Astra International Tbk

5 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk

6 BATA PT. Sepatu Bata Tbk

7 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

8 DVLA PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk

9 EKAD PT. Ekadharma International Tbk

10 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk

11 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.

12 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk.

13 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk. HMSP

14 IKBI PT. Sumi Indo Kabel Tbk.

15 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

16 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

17 JPFA PT. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk.

18 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.

19 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.

20 LION PT. Lion Metal Works Tbk.

21 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk.

22 MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk.

23 MERK PT. Merck Tbk.

24 MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

25 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk.

26 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.

27 SKLT PT. Sekar Laut Tbk.

28 SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk.

29 SMGR PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

30 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk.

31 SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

32 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk.

33 TKIM PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.

34 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk.

35 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk.

36 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.

Page 112: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

96

Lampiran 2: Data Mentah Hasil Perhitungan

Kebijakan Deviden

Dividend Payout Ratio

No. Emiten 2010 2011 2012 2013 2014

1. ALMI 49,31 28,11 44,16 23,58 632,19

2. AMFG 10,49 10,30 10,02 10,26 7,57

3. ARNA 35,17 38,26 46,92 49,95 45,30

4. ASII 13,24 45,07 45,03 45,04 45,59

5. AUTO 37,26 36,75 29,53 50,53 53,08

6. BATA 27,72 28,27 51,56 83,64 40,00

7. CPIN 2,95 29,24 28,10 29,80 16,90

8. DVLA 30,30 28,71 39,49 30,72 16,61

9. EKAD 17,06 18,71 15,44 16,19 15,71

10. GDYR 15,40 28,65 17,47 21,63 36,07

11. GGRM 40,84 39,31 38,35 35,56 28,67

12. GJTL 5,03 5,10 8,31 28,96 12,91

13. HMSP 111,92 95,11 57,29 137,71 86,45

14. IKBI 66,52 71,86 53,36 29,34 26,90

15. INDF 39,55 49,93 49,81 49,80 49,72

16. INTP 30,02 29,99 34,80 66,13 94,29

17. JPFA 44,76 14,95 3,86 17,91 34,15

18. KAEF 20,02 19,40 15,29 25,00 0,20

19. KLBF 55,27 65,09 66,77 44,97 43,14

20. LION 26,93 29,70 24,37 32,13 42,46

21. LMSH 6,53 8,81 3,49 13,35 25,94

22. MAIN 17,52 20,64 20,15 14,05 42,25

23. MERK 151,49 0,08 0,07 0,08 80,23

24. MLBI 0,10 0,10 32,36 100,00 0,68

25. ROTI 25,00 25,00 25,00 9,99 8,37

26. SCCO 30,35 31,82 30,28 29,47 22,55

27. SKLT 28,58 23,11 26,02 23,67 20,36

28. SMCB 21,22 61,96 45,40 72,43 38,98

29. SMGR 50,00 50,00 45,00 45,00 40,00

30. SMSM 48,03 98,49 42,89 65,46 42,70

31. SQBB 85,03 0,08 0,09 86,87 89,56

32. TCID 52,01 53,10 49,47 46,45 44,99

33. TKIM 4,79 26,42 9,92 4,03 10,49

34. TOTO 17,92 45,30 41,99 41,88 28,66

35. TSPC 90,95 57,56 53,13 53,18 51,70

36. UNVR 100,02 100,06 99,96 99,93 44,67

Page 113: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

97

Kebijakan Hutang (Debt to Equity Ratio)

Kebijakan Hutang (DER)

No. Emiten 2010 2011 2012 2013 2014

1. ALMI 1,97 2,47 2,20 3,19 4,01

2. AMFG 0,29 0,25 0,27 0,28 0,23

3. ARNA 1,12 0,72 0,55 0,48 0,38

4. ASII 0,92 1,02 1,03 1,02 0,96

5. AUTO 0,38 0,47 0,62 0,32 0,42

6. BATA 0,46 0,46 0,48 0,72 0,81

7. CPIN 0,45 0,43 0,51 0,58 0,91

8. DVLA 0,33 0,28 0,28 0,30 0,28

9. EKAD 0,74 0,61 0,43 0,45 0,51

10. GDYR 1,76 1,77 1,35 0,98 1,17

11. GGRM 0,44 0,59 0,56 0,73 0,75

12. GJTL 1,94 1,61 1,35 1,68 1,68

13. HMSP 1,01 0,90 0,97 0,94 1,10

14. IKBI 0,22 0,22 0,34 0,23 0,23

15. INDF 0,90 0,70 0,74 1,04 1,08

16. INTP 0,17 0,15 0,17 0,16 0,17

17. JPFA 1,14 1,18 1,30 1,84 1,97

18. KAEF 0,49 0,43 0,45 0,52 0,64

19. KLBF 0,22 0,27 0,28 0,33 0,27

20. LION 0,17 0,21 0,17 0,20 0,35

21. LMSH 0,67 0,71 0,32 0,28 0,21

22. MAIN 2,75 2,15 1,64 1,57 2,28

23. MERK 0,20 0,18 0,37 0,36 0,29

24. MLBI 1,41 1,30 2,49 0,80 3,03

25. ROTI 0,25 0,39 0,81 1,32 1,23

26. SCCO 1,72 1,80 1,27 1,49 1,03

27. SKLT 0,69 0,74 0,93 1,16 1,16

28. SMCB 0,53 0,45 0,45 0,70 0,96

29. SMGR 0,28 0,35 0,46 0,41 0,37

30. SMSM 0,96 0,70 0,76 0,69 0,53

31. SQBB 0,21 0,19 0,20 0,22 0,25

32. TCID 0,10 0,11 0,15 0,24 0,44

33. TKIM 2,45 2,46 2,46 2,26 1,91

34. TOTO 0,73 0,76 0,70 0,69 0,65

35. TSPC 0,36 0,40 0,38 0,40 0,32

36. UNVR 1,15 1,85 2,02 2,14 2,11

Page 114: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

98

Firm Size

Firm Size

No. Emiten 2010 2011 2012 2013 2014

1. ALMI 14,22 14,40 14,83 14,80 14,98

2. AMFG 14,68 14,81 14,95 15,08 15,18

3. ARNA 13,68 13,63 13,75 13,94 14,05

4. ASII 18,54 18,85 19,02 19,18 19,32

5. AUTO 15,54 15,76 16,00 16,35 16,48

6. BATA 13,09 13,16 13,26 13,43 13,56

7. CPIN 15,69 16,00 16,33 16,57 17,02

8. DVLA 13,66 13,74 13,89 13,99 14,03

9. EKAD 12,23 12,38 12,52 11,65 12,93

10. GDYR 13,95 13,99 14,00 14,12 14,26

11. GGRM 17,24 17,48 17,54 17,74 17,97

12. GJTL 16,15 16,26 16,37 16,55 16,59

13. HMSP 16,84 16,78 17,08 17,13 17,45

14. IKBI 13,31 13,32 13,57 13,73 13,76

15. INDF 17,67 17,80 17,90 18,17 18,34

16. INTP 16,55 16,71 16,94 17,10 17,13

17. JPFA 15,76 15,93 16,21 16,52 16,66

18. KAEF 14,32 14,40 14,55 14,82 14,9

19. KLBF 15,77 15,93 16,06 16,24 16,34

20. LION 12,62 12,81 12,98 13,12 13,3

21. LMSH 11,27 11,49 11,76 11,86 11,85

22. MAIN 13,78 14,10 14,40 14,61 15,08

23. MERK 12,98 13,28 13,25 13,45 13,37

24. MLBI 13,94 14,02 13,96 14,39 14,62

25. ROTI 13,25 13,54 14,00 14,42 14,58

26. SCCO 13,96 14,19 14,21 14,38 14,32

27. SKLT 12,20 12,27 12,43 12,62 12,71

28. SMCB 16,16 16,21 16,31 16,52 16,66

29. SMGR 16,56 16,79 17,10 17,24 17,35

30. SMSM 13,88 13,94 14,18 14,35 14,37

31. SQBB 12,68 12,80 12,89 12,95 12,95

32. TCID 13,86 13,94 14,05 14,20 14,43

33. TKIM 16,86 16,96 17,07 17,28 17,33

34. TOTO 13,90 14,11 14,24 14,37 14,52

35. TSPC 15,09 15,26 15,35 15,50 15,5

36. UNVR 15,98 16,17 16,30 15,83 16,57

Page 115: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

99

Return on Equity

Return on Equity

No. Emiten 2010 2011 2012 2013 2014

1. ALMI 8,64 10,60 2,37 3,97 0,30

2. AMFG 17,96 15,71 14,11 12,26 14,40

3. ARNA 19,60 19,86 26,24 30,93 26,86

4. ASII 28,79 27,79 25,32 21,00 12,34

5. AUTO 31,74 23,32 20,71 11,07 9,44

6. BATA 18,39 15,97 17,90 11,18 16,49

7. CPIN 49,53 38,17 32,79 25,41 14,59

8. DVLA 17,31 16,61 17,69 13,75 8,41

9. EKAD 24,61 17,71 18,86 16,60 14,92

10. GDYR 16,04 8,70 12,66 8,24 4,74

11. GGRM 19,77 20,20 18,29 14,90 16,98

12. GJTL 23,55 15,43 20,67 2,10 4,51

13. HMSP 62,88 79,05 74,73 76,43 32,37

14. IKBI 0,93 3,56 6,69 2,80 2,98

15. INDF 15,83 15,47 14,00 8,90 8,60

16. INTP 24,61 22,89 24,53 21,81 18,25

17. JPFA 35,50 17,74 22,56 12,21 8,58

18. KAEF 12,45 13,71 14,01 13,28 13,06

19. KLBF 23,28 23,37 24,08 23,18 21,31

20. LION 14,86 17,39 22,96 15,58 11,04

21. LMSH 15,71 19,05 42,33 13,02 6,38

22. MAIN 60,72 48,59 44,35 28,02 -7,87

23. MERK 32,72 46,78 25,87 34,25 30,10

24. MLBI 94,02 95,68 137,46 118,60 143,53

25. ROTI 21,91 21,22 22,37 20,07 19,64

26. SCCO 14,40 21,15 25,95 14,83 16,90

27. SKLT 4,09 4,86 6,15 8,19 10,75

28. SMCB 12,17 14,13 16,05 10,86 7,64

29. SMGR 30,14 27,06 27,12 24,56 16,49

30. SMSM 31,74 32,70 32,74 33,59 36,75

31. SQBB 49,82 34,43 39,69 41,57 43,08

32. TCID 13,86 13,72 13,71 13,54 13,58

33. TKIM 6,90 6,85 4,50 3,38 2,20

34. TOTO 30,71 28,68 26,27 22,84 23,86

35. TSPC 19,00 19,25 18,94 16,53 -0,24

36. UNVR 83,60 113,13 121,94 125,81 121,22

Page 116: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

100

Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS 20.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DPR 180 .07 632.19 41.0234 51.97001 DER 180 .10 4.01 .8541 .71290 FZ 180 11.27 19.32 14.9721 1.76168 ROE 180 -7.87 143.53 25.6353 26.01647 PBV 180 .20 48.67 5.0450 8.63059

Valid N (listwise) 180

Correlations

PBV DPR DER FZ ROE

Pearson Correlation

PBV 1.000 .251 -.005 .279 .702

DPR .251 1.000 -.153 .255 .151

DER -.005 -.153 1.000 .191 .234

FZ .279 .255 .191 1.000 .041

ROE .702 .151 .234 .041 1.000

Sig. (1-tailed)

PBV . .000 .475 .000 .000 DPR .000 . .020 .000 .022 DER .475 .020 . .005 .001 FZ .000 .000 .005 . .291 ROE .000 .022 .001 .291 .

N

PBV 180 180 180 180 180

DPR 180 180 180 180 180

DER 180 180 180 180 180

FZ 180 180 180 180 180

ROE 180 180 180 180 180

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .779a .606 .597 .71553 2.139

a. Predictors: (Constant), ROE, FZ, DPR, DER b. Dependent Variable: PBV

ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 138.072 4 34.518 67.421 .000b

Residual 89.597 175 .512

Total 227.669 179 a. Dependent Variable: PBV b. Predictors: (Constant), ROE, FZ, DPR, DER

Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -2.384 .462 -5.164 .000 DPR .001 .001 .033 .645 .520 .856 1.169

DER -.358 .081 -.226 -4.406 .000 .853 1.172

FZ .181 .032 .283 5.587 .000 .877 1.140

ROE .032 .002 .738 14.819 .000 .906 1.104

a. Dependent Variable: PBV

Page 117: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

101

Page 118: ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN KEBIJAKAN HUTANG, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35446/2/ABDUL ROSYID... · kebijakan hutang, perusahaan yang memiliki hutang

102

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 180

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7 Std. Deviation .70748794

Most Extreme Differences Absolute .099 Positive .081 Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z 1.325 Asymp. Sig. (2-tailed) .060

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.