KONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id fileStudi kelayakan itu diharapkan tun- ... vestasi di proyek...

1
14 JUMAT, 15 APRIL 2011 E E KONOMI KONOMI NASIONAL ANDREAS TIMOTHY A CARA Indonesia International In- frastructure Confe- rence and Exhibi- tion (IIICE) 2011 di hari terakhir mampu menghasilkan sejum- lah komitmen investor untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur dengan skema kerja sama pemerintah-swasta (KPS). Salah satunya, perusahaan konstruksi asal Korea Selatan, Daecheong Construction Co Ltd menyatakan siap mena- namkan investasi untuk mem- bangun proyek tol Medan- Binjai. Proyek tol sepanjang 15,8 km di Sumatra Utara itu bernilai US$150 juta atau setara Rp1,2 triliun. “Kami siap investasi un- tuk bangun proyek jalan tol Me dan-Binjai,” kata Senior Advisor Daecheong Park Sung Chur dalam konferensi pers pe- nutupan IIICE 2011 di Jakarta, kemarin. Jalan tol tersebut akan ter- sambung dengan tol Medan- Kualanamu-Tebing Tinggi yang juga bakal dibangun. Park mengungkapkan, pem- bangunan proyek itu akan ber- bentuk KPS antara pihaknya, Pemprov Sumut, dan perusa- haan daerah. “Porsi setiap pi hak masih dikaji. Namun Daecheong akan menjadi mayoritas,” kata dia. Untuk menunjukkan kese- riusan, pihaknya akan segera mengadakan uji kelayakan (fea- sibility study) terhadap proyek tersebut pada Mei 2011. Studi kelayakan itu diharapkan tun- tas 3-6 bulan ke depan. Wakil Ketua Kadin Sumut Jonner Napitupulu menambah- kan perusahaan dari ‘Negeri Ginseng’ itu juga siap berin- vestasi di proyek pembangunan waduk Lau Simeme di Kecamat- an Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang. Nantinya, di dalam waduk tersebut akan dibangun pula pembangkit listrik tenaga air (hydro power plant) berkapa- sitas 16 Megawatt. “Kedua proyek tersebut juga bernilai US$150 juta, tapi masih terganjal masalah pembebasan lahan,” ungkapnya. Sementara itu, sambung Jonner, Tol Medan-Kualanamu- Tebing TInggi yang akan mele- wati Bandara Kualanamu kini sedang shortlisted untuk segera tender pada Juli 2010. “Ada beberapa perusahaan tertarik, Jepang, Korsel, tapi bukan yang sama, Thailand, China.” Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan tol sepan- jang 60 km tersebut penting untuk diselesaikan. “Untuk mendongkrak itu perlu ada share pemerintah dengan dae- rah komersial. Karena jalan tol itu wajib (selesai). Kalau tidak, nanti (Bandara) Kualanamunya selesai, jalan tolnya enggak selesai,” sergahnya. KPS lemah Terkait dengan implementasi KPS di Indonesia, penasihat se- nior Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Asia Tenggara Jon Lindborg menilai KPS di Indo- nesia belum mencapai potensi penuhnya. Project pipeline (tahapan proyek) sangat lemah. Ini dise- babkan pemilihan proyek, pe- ngembangan rencana bisnis, dan persiapan yang kurang,” beber Lindborg di Jakarta, kemarin. Padahal menurut analisis ADB, kebutuhan untuk penge- luaran infrastruktur Indonesia 2010-2020 akan membengkak 2,5 kali lipat dari dekade sebe- lumnya. Nilainya, dari US$4 triliun menjadi US$10 triliun. Suntikan modal asing yang kuat pun sangat dibutuhkan untuk pembangunan itu. Karena itu, Lindborg meng- harapkan rancangan proyek in- frastruktur dipersiapkan lebih matang dengan perhitungan manajemen risiko. “Dengan proyek yang kondusif dan strukturnya beres, investasi akan masuk dengan sendi- rinya,” kata dia. Hal yang sama juga dikata- kan Senior Investment Ofcer Internastional Finance Corpo- ration Shobana Venkataraman. Menurutnya, skema KPS butuh pemerintah yang berdedikasi, mendukung pinjaman jangka panjang dan regulasi yang mendukung. (*/E-2) [email protected] PERSETERUAN terkait de- ngan pembelian 7% saham PT Newmont Nusa Tenggara antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat belum menemui titik temu. Kemarin, Menko Pereko- nomian Hatta Rajasa kembali menegaskan komitmen peme- rintah pusat melalui Kemente- rian Keuangan untuk membeli sisa saham divestasi Newmont tersebut. “Baru saja saya mendapat- kan laporan, Menteri Keuang- an sudah sampaikan kepada Newmont dan Menteri ESDM, (saham itu) akan dibeli peme- rintah melalui perusahaan investasi pemerintah,” kata Hatta seusai menutup Indone- sia International Infrastructure Conference and Exhibition (II- ICE) 2011 di Jakarta, kemarin. Di pihak lain, ditemui pada acara yang sama, Gubernur NTB Muhammad Zainul Maj- di menekankan daerahnya tak rela kalau saham itu dibeli oleh pusat. Karena itu, ia ma- sih mengharapkan pemerintah pusat memberi ke sempatan kepada Pemprov NTB untuk membeli 7% saham Newmont. “Tidak ada satu pun orang NTB yang bisa menerima ka- lau itu diambil pusat. Kalau misalnya Menteri Keuangan mau mengambil 7% tanpa ada skema yang memberikan man- faat kepada daerah, tidak ada daerah yang menerima.” Menurut Zainul, sepanjang 2010 saja Newmont mampu menyumbang ke penerima- an pemerintah pusat Rp5,76 triliun. Penerimaan itu tak sebanding dengan pendapat- an daerah yang hanya Rp200 miliar sebagai royalti. “Itu pun dibagi lagi 32% pemerin- tah kabupaten penghasil, 32% pemprov, sisanya kabupaten lain,” keluh Zainul. Seandainya pusat tidak berk- eras membeli 7% saham New- mont, menurut Zainul, pemda akan menerima royalti ditam- bah dividen dari kepemilikan saham. “Secara riil dalam APBD 2011 untuk dividen kita proyek- sikan dapat Rp85 miliar.” Sementara itu, operasional tambang Newmont di Batu Hijau, Sumbawa Barat, tetap berjalan normal meski kemarin ada unjuk rasa terkait dengan tuntutan pembelian sisa sa- ham. “Produksi konsentrat di tambang tembaga dan emas berjalan normal,” kata GM Operations Newmont David Lilley di Mataram, kemarin. (*/Ant/E-2) PT Pertamina (Persero) menya- takan siap menaikkan produksi minyak Blok West Madura hingga 30 ribu barel per hari jika diberi kesempatan menjadi operator di lapangan lepas pan- tai utara Jawa Timur tersebut. Juru bicara Pertamina M Ha run di Jakarta, kemarin, mengatakan pihaknya akan mengembangkan Blok West Madura secara agresif. “Kami menawarkan target produksi hingga 30 ribu barel per hari.” Saat ini, produksi Blok Ma- dura yang dioperatori Kodeco Energy Co Ltd hanya mencapai sekitar 14 ribu barel per hari. Menurut Harun, Pertamina menjadi satu-satunya perusa- haan minyak di Indonesia yang mencatat kenaikan produksi dalam lima tahun terakhir. Pada 2010, produksi Perta- mina mencapai 190.700 barel minyak per hari dan 1,458 mi- liar kaki kubik gas per hari atau setara dengan 443.500 ba rel minyak per hari. Tahun 2011, target produksi naik menjadi 208 ribu barel minyak per hari dan 1,52 miliar kaki kubik gas per hari atau ekuivalen 470.310 barel minyak per hari. Harun melanjutkan, pihak- nya juga berhasil meningkat- kan produksi minyak pada blok yang diambil alih penge- lolaannya. Produksi Blok Li- mau yang sebelumnya dikelola Talisman, produksinya me- ningkat dari 6.000 barel menja- di 11.300 barel per hari setelah diambil alih Pertamina. Blok Sanga-Sanga yang se- belumnya dikelola Medco me- ningkat dari 4.300 barel menjadi 7.500 barel per hari, Sukowati (Petrochina) dari 40.000 barel menjadi 48.000 barel per hari, dan ONWJ (BP) dari 21.000 barel menjadi 25.000 barel per hari. Kontrak kerja sama Blok West Madura ditandatangani Pertamina dan Kodeco pada 7 Mei 1981. Pada 7 Mei 2011 atau setelah 30 tahun, sesuai aturannya, kontrak kerja sama tersebut akan berakhir. (E-4) BANYAKNYA masalah per- bankan terkait kejahatan per- bankan akhir-akhir ini men- jadikan Bank Indonesia sebagai sorotan. Oleh karena itu, bank sentral memutuskan untuk mengubah kebijakan penga- wasan mereka menjadi lebih agresif. “Kami mulai melakukan kebijakan mengawasi baik langsung tidak langsung ber- dasarkan risiko operasional. Rencananya tahun depan full dilakukan,” ujar Deputi Gu- bernur BI Halim Alamsyah di Jakarta, kemarin. Menurut dia, sebelumnya BI melakukan pengawasan ber- dasarkan kepatuhan, tapi yang terjadi sistem ini belum mampu menjamin zero risk. Sering terjadi kolusi antara nasabah dan relation ofcer se- perti yang terjadi pada kasus Citibank. Untuk mengantisi- pasinya BI akan melakukan pengawasan intrusive atau agresif tanpa pemberitahuan pada bank. “BI melakukan prosedur pengawasan untuk memeriksa produk bank yang rawan fraud seperti private banking. Selain itu harus ada unit independen yang dari waktu ke waktu melakukan pengecekan,” jelas- nya. Anggota Komisi XI DPR Maruarar Sirait mengaitkan lemahnya pengawasan BI pada kasus bank sekarang dengan kasus Bank Century. Pada ka- sus Citibank, BI minta supaya adanya rotasi karyawan. Akan tetapi, hal itu tidak dilakukan oleh Citibank dengan alasan administrasi. “BI mengatakan akan mem- beri sanksi fit and proper test ulang kepada Citibank. Siapa yang menjamin itu bisa dilaku- kan BI?” ujarnya. Oleh karena itu, ia mengusul- kan adanya revisi UU Perbank- an menyangkut kepemilikan asing, suku bunga, posisi debt collector, dan kualitas kredit. Dengan demikian, beberapa sisi terkait perbankan bisa selu- ruhnya masuk dalam UU ini. “Harus ada terbosan. Ten- tang kebijakan, bagaimana po- sisi kepolisian terkait masalah perbankan belum jelas,” imbuh Maruarar. (*/E-5) Komitmen Baru dari Negeri Ginseng Perebutan Saham Newmont makin Meruncing Pertamina Tawarkan Penaikan Produksi Blok West Madura BI Agresifkan Pengawasan Bank Kami siap investasi untuk bangun proyek jalan tol Medan-Binjai” Park Sung Chur Senior Advisor Daecheong Dengan proyek yang kondusif dan strukturnya beres, investasi akan masuk dengan sendirinya. INDOGREEN FORESTRY EXPO: Menteri Kehutanan Zukifli Hasan (kanan) menumbuk padi saat mengunjungi stan milik Riau Andalan Pulp and Paper, seusai membuka pameran Indogreen Forestry Expo 2011 di Jakarta, kemarin. Pameran tersebut menampilkan berbagai potensi sektor kehutanan, mulai hasil hutan baik kayu maupun nonkayu, pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian hutan. MI/USMAN ISKANDAR M Harun Juru bicara Pertamina MELAYANI NASABAH: Petugas melayani nasabah di salah satu kantor bank nasional di Jakarta, beberapa waktu lalu. ANTARA/ UJANG ZAELANI DOK PRIBADI

Transcript of KONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id fileStudi kelayakan itu diharapkan tun- ... vestasi di proyek...

Page 1: KONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id fileStudi kelayakan itu diharapkan tun- ... vestasi di proyek pembangunan ... mau mengambil 7% tanpa ada skema yang memberikan man-

14 JUMAT, 15 APRIL 2011EEKONOMIKONOMI NASIONAL

ANDREAS TIMOTHY

ACARA Indonesia International In-frastructure Confe-rence and Exhibi-

tion (IIICE) 2011 di hari terakhir mampu menghasilkan sejum-lah komitmen investor untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur dengan skema kerja sama pemerintah-swasta (KPS).

Salah satunya, perusahaan konstruksi asal Korea Selatan, Daecheong Construction Co Ltd menyatakan siap mena-namkan investasi untuk mem-bangun proyek tol Medan-Binjai. Proyek tol sepanjang 15,8 km di Sumatra Utara itu bernilai US$150 juta atau setara Rp1,2 triliun.

“Kami siap investasi un-tuk bangun proyek jalan tol Me dan-Binjai,” kata Senior Advisor Daecheong Park Sung Chur dalam konferensi pers pe-nutupan IIICE 2011 di Jakarta, kemarin.

Jalan tol tersebut akan ter-sambung dengan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi yang

juga bakal dibangun.Park mengungkapkan, pem-

bangunan proyek itu akan ber-bentuk KPS antara pihaknya, Pemprov Sumut, dan perusa-haan daerah. “Porsi setiap pi hak masih dikaji. Namun Daecheong akan menjadi mayo ritas,” kata dia.

Untuk menunjukkan kese-riusan, pihaknya akan segera mengadakan uji kelayakan (fea-sibility study) terhadap proyek tersebut pada Mei 2011. Studi kelayakan itu diharapkan tun-tas 3-6 bulan ke depan.

Wakil Ketua Kadin Sumut Jonner Napitupulu menambah-kan perusahaan dari ‘Nege ri Ginseng’ itu juga siap berin-vestasi di proyek pembangunan waduk Lau Simeme di Kecamat-an Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang. Nantinya, di dalam waduk tersebut akan dibangun pula pembangkit listrik tenaga air (hydro power plant) berkapa-sitas 16 Megawatt.

“Kedua proyek tersebut juga bernilai US$150 juta, tapi masih terganjal masalah pembebasan lahan,” ungkapnya.

Sementara itu, sambung

Jonner, Tol Medan-Kualanamu-Tebing TInggi yang akan mele-wati Bandara Kualanamu kini sedang shortlisted untuk segera tender pada Juli 2010. “Ada beberapa perusahaan tertarik, Jepang, Korsel, tapi bukan yang sama, Thailand, China.”

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan tol sepan-jang 60 km tersebut penting untuk diselesaikan. “Untuk mendongkrak itu perlu ada share pemerintah dengan dae-rah komersial. Karena jalan tol itu wajib (selesai). Kalau tidak, nanti (Bandara) Kualanamunya selesai, jalan tolnya enggak selesai,” sergahnya.

KPS lemahTerkait dengan implementasi

KPS di Indonesia, penasihat se-nior Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Asia Tenggara Jon Lindborg menilai KPS di Indo-

nesia belum mencapai potensi penuhnya.

“Project pipeline (tahapan proyek) sangat lemah. Ini dise-babkan pemilihan proyek, pe-ngembangan rencana bisnis, dan persiapan yang kurang,” beber Lindborg di Jakarta, ke marin.

Padahal menurut analisis ADB, kebutuhan untuk penge-luaran infrastruktur Indonesia 2010-2020 akan membengkak 2,5 kali lipat dari dekade sebe-lumnya. Nilainya, dari US$4 triliun menjadi US$10 triliun. Suntikan modal asing yang kuat pun sangat dibutuhkan untuk pembangunan itu.

Karena itu, Lindborg meng-harapkan rancangan proyek in-frastruktur dipersiapkan lebih matang dengan perhitungan manajemen risiko. “Dengan proyek yang kondusif dan strukturnya beres, investasi akan masuk dengan sendi-rinya,” kata dia.

Hal yang sama juga dikata-kan Senior Investment Offi cer Internastional Finance Corpo-ration Shobana Venkataraman. Menurutnya, skema KPS butuh pemerintah yang berdedikasi, mendukung pinjaman jangka panjang dan regulasi yang mendukung. (*/E-2)

[email protected]

PERSETERUAN terkait de-ngan pembelian 7% saham PT Newmont Nusa Tenggara antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat belum menemui titik temu.

Kemarin, Menko Pereko-nomian Hatta Rajasa kembali menegaskan komitmen peme-rintah pusat melalui Kemente-rian Keuangan untuk membeli sisa saham divestasi Newmont tersebut.

“Baru saja saya mendapat-kan laporan, Menteri Keuang-an sudah sampaikan kepada Newmont dan Menteri ESDM, (saham itu) akan dibeli peme-rintah melalui perusahaan investasi pemerintah,” kata Hatta seusai menutup Indone-sia International Infrastructure Conference and Exhibition (II-ICE) 2011 di Jakarta, kemarin.

Di pihak lain, ditemui pada acara yang sama, Gubernur NTB Muhammad Zainul Maj-di menekankan daerahnya tak rela kalau saham itu dibeli oleh pusat. Karena itu, ia ma-sih mengharapkan pemerintah pusat memberi ke sempatan kepada Pemprov NTB untuk membeli 7% saham Newmont.

“Tidak ada satu pun orang NTB yang bisa menerima ka-lau itu diambil pusat. Kalau misalnya Menteri Keuangan mau mengambil 7% tanpa ada skema yang memberikan man-faat kepada daerah, tidak ada daerah yang menerima.”

Menurut Zainul, sepanjang 2010 saja Newmont mampu menyumbang ke penerima-an pemerintah pusat Rp5,76 triliun. Penerimaan itu tak sebanding dengan pendapat-an daerah yang hanya Rp200

miliar sebagai royalti. “Itu pun dibagi lagi 32% pemerin-tah kabupaten penghasil, 32% pemprov, sisanya kabupaten lain,” keluh Zainul.

Seandainya pusat tidak berk-eras membeli 7% saham New-mont, menurut Zainul, pemda akan menerima royalti ditam-bah dividen dari kepemilikan saham. “Secara riil dalam APBD 2011 untuk dividen kita proyek-sikan dapat Rp85 miliar.”

Sementara itu, operasional tambang Newmont di Batu Hijau, Sumbawa Barat, tetap berjalan normal meski kemarin ada unjuk rasa terkait dengan tuntutan pembelian sisa sa-ham. “Produksi konsentrat di tambang tembaga dan emas berjalan normal,” kata GM Operations Newmont David Lilley di Mataram, kemarin. (*/Ant/E-2)

PT Pertamina (Persero) menya-takan siap menaikkan produksi minyak Blok West Madura hingga 30 ribu barel per hari jika diberi kesempatan menjadi operator di lapangan lepas pan-tai utara Jawa Timur tersebut.

Juru bicara Pertamina M Ha run di Jakarta, kemarin, me ngatakan pihaknya akan me ngembangkan Blok West Madura secara agresif. “Kami menawarkan target produksi hingga 30 ribu barel per hari.”

Saat ini, produksi Blok Ma-dura yang dioperatori Kodeco Energy Co Ltd hanya mencapai sekitar 14 ribu barel per hari. Menurut Harun, Pertamina menjadi satu-satunya perusa-haan minyak di Indonesia yang mencatat kenaikan produksi dalam lima tahun terakhir.

Pada 2010, produksi Perta-mina mencapai 190.700 barel minyak per hari dan 1,458 mi-liar kaki kubik gas per hari atau setara dengan 443.500 ba rel minyak per hari. Tahun 2011, target produksi naik menjadi 208 ribu barel minyak per hari dan 1,52 miliar kaki kubik gas per hari atau ekuivalen 470.310 barel minyak per hari.

Harun melanjutkan, pihak-nya juga berhasil meningkat-kan produksi minyak pada blok yang diambil alih penge-lolaannya. Produksi Blok Li-mau yang sebelumnya dikelola Talisman, produksinya me-ningkat dari 6.000 barel menja-di 11.300 barel per hari setelah diambil alih Pertamina.

Blok Sanga-Sanga yang se-belumnya dike lola Medco me-ningkat dari 4.300 barel menjadi 7.500 barel per hari, Sukowati (Petrochina) dari 40.000 barel menjadi 48.000 barel per hari, dan ONWJ (BP) dari 21.000 barel menjadi 25.000 barel per hari.

Kontrak kerja sama Blok West Madura ditandatangani Pertamina dan Kodeco pada 7 Mei 1981. Pada 7 Mei 2011 atau setelah 30 tahun, sesuai aturannya, kontrak kerja sama tersebut akan berakhir. (E-4)

BANYAKNYA masalah per-bankan terkait kejahatan per-bankan akhir-akhir ini men-jadikan Bank Indonesia sebagai sorotan. Oleh karena itu, bank sentral memutuskan untuk mengubah kebijakan penga-wasan mereka menjadi lebih agresif.

“Kami mulai melakukan kebijakan mengawasi baik langsung tidak langsung ber-dasarkan risiko operasional. Rencananya tahun depan full dilakukan,” ujar Deputi Gu-bernur BI Halim Alamsyah di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, sebelumnya BI melakukan pengawasan ber-dasarkan kepatuhan, tapi yang terjadi sistem ini belum mampu menjamin zero risk.

Sering terjadi kolusi antara nasabah dan relation offi cer se-perti yang terjadi pada kasus Citibank. Untuk mengantisi-pasinya BI akan melakukan pengawasan intrusive atau

agresif tanpa pemberitahuan pada bank.

“BI melakukan prosedur pengawasan untuk memeriksa produk bank yang rawan fraud

seperti private banking. Selain itu harus ada unit independen yang dari waktu ke waktu melakukan pengecekan,” jelas-nya.

Anggota Komisi XI DPR Maruarar Sirait mengaitkan lemahnya pengawasan BI pada kasus bank sekarang dengan kasus Bank Century. Pada ka-sus Citibank, BI minta supaya adanya rotasi karyawan. Akan tetapi, hal itu tidak dilakukan oleh Citibank dengan alasan administrasi.

“BI mengatakan akan mem-beri sanksi fit and proper test ulang kepada Citibank. Siapa yang menjamin itu bisa dilaku-kan BI?” ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengusul-kan adanya revisi UU Perbank-an menyangkut kepemilikan asing, suku bunga, posisi debt collector, dan kualitas kredit. Dengan demikian, beberapa sisi terkait perbankan bisa selu-ruhnya masuk dalam UU ini.

“Harus ada terbosan. Ten-tang kebijakan, bagaimana po-sisi kepolisian terkait masalah perbankan belum jelas,” imbuh Maruarar. (*/E-5)

Komitmen Baru dariNegeri Ginseng

Perebutan Saham Newmontmakin Meruncing

Pertamina TawarkanPenaikan ProduksiBlok West Madura

BI Agresifkan Pengawasan Bank

Kami siap investasi untuk

bangun proyek jalan tol Me dan-Binjai”

Park Sung ChurSenior Advisor Daecheong

Dengan proyek yang kondusif dan strukturnya beres, investasi akan masuk dengan sendirinya.

INDOGREEN FORESTRY EXPO: Menteri Kehutanan Zukifli Hasan (kanan) menumbuk padi saat mengunjungi stan milik Riau Andalan Pulp and Paper, seusai membuka pameran Indogreen Forestry Expo 2011 di Jakarta, kemarin. Pameran tersebut menampilkan berbagai potensi sektor kehutanan, mulai hasil hutan baik kayu maupun nonkayu, pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian hutan.

MI/USMAN ISKANDAR

M HarunJuru bicara Pertamina

MELAYANI NASABAH: Petugas melayani nasabah di salah satu kantor bank nasional di Jakarta, beberapa waktu lalu.

ANTARA/ UJANG ZAELANI

DOK PRIBADI