PENGADILAN TINGGI TUN JAKARTAPENGADILAN ... - … PT… · Bekasi----- PENGADILAN TINGGI TUN ......
Transcript of PENGADILAN TINGGI TUN JAKARTAPENGADILAN ... - … PT… · Bekasi----- PENGADILAN TINGGI TUN ......
Hlm. 1 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
P U T U S A NNomor 25/G/2013/PT.TUN.JKT.
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa,
memutus dan mengadili sengketa tata usaha negara Pemilihan Umum
dengan acara cepat dalam peradilan tingkat pertama, yang bersidang di
gedung Sekretariat Mahkamah Agung di Jl. Ahamad Yani Kav. 58 Lantai 1
Jakarta Pusat ([email protected] atau [email protected]),
menjatuhkan putusan dalam perkara antara: --------------------------------------------
PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA (PKP INDONESIA)
sebuah Partai Politik yang telah berbadan hukum
berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI
No M.H.H.12 AH Tahun 2010 tanggal 27 September 2010
tentang Pengesahan Perubahan Susunan Kepengurusan
DPN PKP INDONESIA Periode 2010-2015, dalam hal ini
diwakili oleh: -------------------------------------------------------------
1. a. Nama : SUTIYOSO --------------------
b. Pekerjaan/Jabatan :Ketua Umum PKP
INDONESIA --------------------
c. Kewargaan Negara :WNI No. KTP:
3275100612450001 ----------
d. Alamat : Jl. Kalimanggis No. 100 RT.
001/005, Kel. Jatikarya,
Jatisampurna, Kota
Bekasi---------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 2 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
e. Nomor Telp : 021-319 22 733 ---------------
f. Nomor faksimili : 021-319 22 822 ---------------
2. a. Nama :HM. YUSUF
KARTANEGARA --------------
b. Pekerjaan/Jabatan : Sekretaris Jenderal PKP
INDONESIA --------------------
c. Kewarganegaraan : WNI No. KTP:
3174081111430003 ----------
d. Alamat : Jl. Pancoran Timur No. 6, --
RT.008/006, Kel. Pancoran
Timur, Jakarta Selatan--------
e. Nomor Telepon : 021-319 22 733----------------
f. Nomor faksimile : 021-319 22 822----------------
Dalam hal ini memberikan kuasa hukum kepada Kantor
Advokat SHD & Partner baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama diwakili oleh para Advokat: DR.
Suhardi Somomoeljono, SH. MH, Susilo Lestari, SH.
MH, Paulus Sanjaya Samosir,S.Sos.,SH., Shintha
Marghiyana,SH.,MH, Horas Siagian,SH., yang
berdomisili hukum pada alamat Cityloft Sudirman, Jl. KH
Mas Mansyur No.121, Lantai 17, Unit 09, Jakarta Pusat
yang selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT; ---------
M e l a w a n
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, suatu badan hukum
publik yang didirikan menurut hukum Indonesia,
beralamat di Jalan Imam Bonjol Nomor 29 Jakarta
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 3 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Pusat, ([email protected]) Telp.: 021-31937223,
Faks.: 021-3157759; -----------------------------------------
Husni Kamil Manik, dalam hal ini bertindak untuk
atas nama KPU jabatan Ketua KPU, beralamat di
Jalan Imam Bonjol No. 29 Jakarta Pusat,
selanjutnya memberikan kuasa kepada : A H. Wakil
Kamal, S.H., M.H., Baginda Siregar, S.H., S.Ag.,
Muhammad Jusril, S.H.,M.H., Mulyadi M. Phillian,
S.H.,BIL,M.Si., Guntoro, S.H.,M.H., Suhaedi,
S.H.,M.H., Iqbal Tawakkal Pasaribu, S.H., Hedi
Hudaya, S.H. dan Andi Irwanda Ismunandar, S.H.,
kesemuanya Warganegara Indonesia, Pekerjaan
Advokat pada Kantor Hukum AWK & Partners,
beralamat di Menara Karya 28 th floor Jalan H.R.
Rasuna Said, Blok X – 5 Kav. 1 – 2, Jakarta 12950,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 13
Maret 2013, -------------------------------------------------------
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT ; ----------
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta tersebut ; ---------------------------
- Membaca Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor
152/KMA/SK/XII/2012 tanggal 11 Desember 2012 tentang Pengangkatan
dan Penetapan Nama-Nama Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara Yang Telah Memiliki Sertifikasi pelatihan hakim dalam perkara
Pemilu; ----------------------------------------------------------------------------------------
- Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Jakarta Nomor 25/G/2013/PT.TUN.JKT, tanggal 11 Maret 2013 tentang
Penunjukan Susunan Majelis Hakim yang Memeriksa dan Memutus
Sengketa ini; ---------------------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 4 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
- Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Jakarta Nomor 25/G/2013/PT.TUN.JKT, tertanggal 11
Maret 2013, tentang Penetapan hari sidang;----------------------------------------
- Telah mendengar keterangan Para Pihak, keterangan Saksi Ahli dan
Saksi yang diajukan oleh Para Pihak yang bersengketa dipersidangan; ---
- Telah membaca dan memeriksa bukti-bukti surat kedua belah pihak dan
seluruh berkas perkara yang bersangkutan; ---------------------------------------
TENTANG DUDUK SENGKETA
Bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 05 Maret 2013
yang diterima diterima pada tanggal 7 Maret 2013 dan terdaftar di
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta tanggal 11
Maret 2013, dibawah register perkara Nomor : 25/G/2013/PT.TUN.JKT,
mengemukakan hal-hal sebagai berikut :-------------------------------------------------
Dasar-dasar gugatan Penggugat adalah sebagai berikut : --------------------------
A. DASAR GUGATAN PENGGUGAT : ------------------------------------------------
1. Bahwa selaku Pejabat Tata Usaha Negara, Tergugat/KPU RI telah
menerbitkan Surat Keputusan Nomor 05/KPTS/KPU/Tahun 2013
tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun
2014 tertanggal 8 Januari 2013, dimana Penggugat/PKP
INDONESIA telah melakukan seluruh upaya administratif di
Bawaslu. Upaya Administratif di Bawaslu yang dimaksud adalah
berupa upaya hukum berdasarkan pasal 259 UU Pemilu No 8
Tahun 2012, mengajukan Permohonan Gugatan melalui Bawaslu
yang merupakan Organ Semi Yudikatif berupa Badan Peradilan
Pemilu melalui Sidang Ajudikasi, dimana dalam Permohonan
Gugatan Sengketa Pemilu antara KPU melawan PKP INDONESIA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 5 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
telah dimenangkan oleh PKP INDONESIA (Bukti Terlampir 2).
Berdasarkan Putusan Bawaslu yang dibacakan secara terbuka
untuk umum berdasarkan keputusan yang bertitle Ketuhanan
Yang Maha Esa pada tanggal 5 Februari 2013; -------------------------
2. Putusan Bawaslu tersebut secara hukum telah memiliki nilai pro
justitia (memiliki kekuatan eksekusi). Meskipun Pihak Penggugat
telah dimenangkan oleh Bawaslu namun Sampai,Gugatan
diajukan oleh Penggugat (PKP INDONESIA) melalui PT TUN DKI
Jakarta, Pihak Tergugat (KPU RI), tidak pernah menyurati
memberitaukan secara langsung yang ditujukan kepada PKP
INDONESIA/Penggugat perihal tidak ditetapkannya sebagai
peserta Pemilu 2014 pasca pitusan Bawaslu tersebut; ----------------
3. Meskipun Sudah Diperintahkan Oleh Bawaslu Melalui Keputusan
No 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013, Pihak Tergugat (KPU RI)
bersikukuh tetap tidak bersedia memenuhi perintah berdasarkan
Keputusan Bawaslu tersebut. Mengingat Pihak Penggugat (PKP
INDONESIA) sebagai Pihak yang dimenangkan oleh Bawaslu,
dan Pihak Tergugat (KPU RI) sebagai pihak yang dikalahkan oleh
Bawaslu, logika hukumnya, pihak yang dikalahkan seharusnya
mengajukan Banding KE PT-TUN apabila tidak terima atas
putusan Bawaslu tersebut. Hal tersebut diperkuat Sebagaimana
dengan jelas dijelaskan pada pasal 259 ayat (3) UU No.8 Tahun
2012 yaitu, “dalam hal sengketa Pemilu yang berkaitan dengan
verifikasi Partai Politik peserta Pemilu dan daftar calon tetap
anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diselesailan,
para pihak yang merasa kepentinganya dirugikan oleh keputusan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 6 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
KPU dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara”; ------------------------------------------------------------
4. Dalam pasal 259 ayat (3) UU No.8 Tahun 2012 tersebut
menegaskan tidak adanya kekuatan /dasar hukum bagi pihak
Tergugat (KPU RI) untuk menolak Keputusan Hasil Ajudikasi dari
Bawaslu, norma yang terkandung dalam pasal tersebut justru
memperkuat pihak Penggugat (PKP INDONESIA) sebagai Partai
Politik peserta Pemilu 2014, karena pasal tersebut menjamin
apabila ada suatu pihak yang merasa dirugikan oleh KPU maka
berhak untuk mengajukan gugatan pada PT-TUN; ---------------------
5. Berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut, jelas pihak Penggugat
(PKP INDONESIA) telah dimenangkan oleh Putusan Bawaslu,
oleh karenanya tidak pernah terpikirkan oleh pihak Penggugat
(PKP INDONESIA) untuk mengajukan banding ke PT-TUN. Logika
hukumnya, untuk apa mengajukan upaya banding karena sudah
dimenangkan oleh Putusan Bawaslu dimaksud. Biasanya dalam
praktek proses beracara di pengadilan negeri Indonesia tidak
terkecuali proses persidangan di Bawaslu, yang mengajukan
upaya banding adalah pihak yang dikalahkan, yaitu pihak
Tergugat (KPU RI). Namun dalam hal ini Peraturan terkait (UU
Pemilu) tidak memberikan peluang / dasar hukum bagi Tergugat
(KPU RI) untuk melakukan upaya banding ataupun menolak
Keputusan dari Bawaslu; -------------------------------------------------------
6. Menghadapi keadaan / situasi yang tidak menentu tersebut
(keadaan tidak adanya kepastian hukum), yang dialami oleh Pihak
Penggugat (PKP INDONESIA) akhirnya pada tanggal 13 Februari
2013, Pihak Penggugat (PKP INDONESIA), melalui Kantor
Advokat Suhardi Somomoeljono & Associates melayangkan surat
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 7 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
somasi kepada pihak Tergugat (KPU RI), yang telah diterima oleh
Sdr. Apis Laryyani, S.IP (Staff KPU) pada tanggal 14 Februari
2013 (Bukti Terlampir 3);--------------------------------------------------------
7. Surat Somasi yang dilayangkan oleh pihak Penggugat (PKP
INDONESIA) melalui kuasa hukumnya dimaksudkan agar supaya
pihak Tergugat (KPU RI) segera mengeluarkan Surat Keputusan
bagi pihak Penggugat (PKP INDONESIA) sebagai peserta Pemilu
2014. Ternyata atas Surat Somasi dari pihak Penggugat (PKP
INDONESIA) tersebut Tidak Ditanggapi Oleh Pihak Tergugat
(KPU RI). Dengan demikian secara hukum Pihak Tergugat (KPU
RI) telah menghilangkan norma hukum yang mengatur gugatan ini
diajukan masih dalam batas waktu tenggang 3 (tiga) hari,
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 269 ayat (3) UU No. 8
Tahun 2012 tentang PEMILU Anggota DPR, DPD dan DPRD
(Bukti terlampir 4), dan Pasal 3 ayat (3) Peraturan Mahkamah
Agung Nomr 6 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelesaian
Sengketa Tata Usaha Negara Pemilu tertangal 28 November 2012
(Bukti terlampir 5); ---------------------------------------------------------------
8. Setelah Somasi yang dilayangkan oleh kuasa hukum Pihak
Penggugat (PKP INDONESIA), tidak ditanggapi oleh Pihak
Tergugat (KPU-RI), akhirnya pada tanggal 27 Februari 2013 Pihak
Penggugat (PKP INDONESIA) mengirim surat langsung kepada
Ketua Bawaslu perihal “Permintaan Jaminan Kepastian Hukum
dan Jaminan Penegakan Hukum Pemilu” (Bukti Terlampir 6).
Surat tersebut telah pula diterima oleh Bawaslu pada tanggal 27
Februari 2013 (Bukti Terlampir 7).Tembusan surat tersebut telah
pula dikirimkan kepada Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilihan Umum RI pada tanggal 27 Februari 2013 (Bukti
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 8 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Terlampir 8). Surat kepada Bawaslu tersebut diberikan mengingat
sudah 22 (dua puluh dua) hari lamanya, terhitung sejak
dikeluarkannya keputusan Bawaslu No.012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 Pihak Penggugat (PKP INDONESIA) belum
juga mendapatkan kepastian hukum sebagai peserta Pemilu 2014
dari pihak penyelenggara Pemilu; --------------------------------------------
9. Berdasarkan fakta hukum sebagaimana terurai diatas, secara
hukum Pihak Penggugat (PKP INDONESIA), tidak lagi terikat
dengan norma hukum dalam tenggang waktu 3 (tiga) hari,
sehingga obyek atas gugatan TUN tidak mengalami perubahan
apapun. Mengingat ketentuan Hukum Acara yang diatur oleh UU
Pemilu sangat minim (tidak memadahi), sehingga berakibat
menimbulkan potensi ketidak pastian hukum. Berdasarkan fakta
hukum sebagaimana terurai tersebut demi kepentingan hukum
dan keadilan maka tenggang waktu atas permohonan gugatan
yang dimohonkan oleh Pihak Penggugat (PKP INDONESIA) dapat
mengacu pada pasal 55 UU Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, dihitung dari sejak dikeluarkannya obyek TUN oleh Pihak
Tergugat (KPU RI) yaitu SK.KPU.No.5/Kpts/KPU/Tahun 2013
Tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun
2014, yang dikeluarkan sejak tanggal 8 Januari 2013.Dengan
demikian Gugatan diajukan oleh Pihak Penggugat (PKP
INDONESIA) masih dalam tenggang waktu 90 hari kerja;-------------
10. Dalam situasi dan kondisi tidak adanya kepastian hukum tersebut,
maka pihak Penggugat (PKP INDONESIA) mendapat surat
tembusan dari KPU RI No. 94/KPU/II/2013 yang diterima pada
tanggal 11 Februari 2013 (Bukti terlampir 9). Atas surat tembusan
yang diterima dari pihak Tergugat (KPU RI) No. 94/KPU/II/2013
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 9 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
tersebut, akhirnya pihak Penggugat (PKP INDONESIA) berinisiasi
meminta pendapat hukum kepada PT-TUN Jakarta melalui surat
No 17/DPN PKP IND/II/2013 tertanggal 14 Februari 2013 (Bukti
terlampir 10).Dimana pada intinya surat dari ketua PT-TUN
menyatakan bahwa obyek dari sengketa TUN adalah Surat
Keputusan KPU. Bahkan Fatwa Mahkamah Agung RI
No.34/KMA/HK.01/II/2013 terkait dengan Keputusan Bawaslu
No.012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013, tanggal 5 februari 2013 telah
dengan tegas menyebutkan……….”Apabila dalam jangka waktu 3
hari kerja setelah dikeluarkan keputusan oleh Bawaslu
sebagaimana dimaksud pasal 269 ayat (2) tersebut tidak diajukan
gugatan kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, maka
para pihak yang berkepentingan dianggap telah menerima
keputusan Bawaslu tersebut………….” (bukti terlampir 11); ----------
11. Surat pihak Penggugat (PKP INDONESIA) No 17/DPN PKP
IND/II/2013 tersebut dimaksudkan, untuk mempertanyakan
“apakah surat KPU No. 94/KPU/II/2013 merupakan objek TUN
Pemilu?”, dan dijawab oleh PT-TUN dengan surat No. W2.TUN/
856/HK.06/II/2013 bahwa “yang menjadi objek sengketa tata
usaha Negara Pemilu di PT-TUN adalah Keputusan KPU No.
05/Kpts/KPU/TAHUN 2013, khususnya pada Lampiran II yaitu
Partai Politik yang dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai
peserta Pemilu 2014, dan bukan surat KPU No. 94/KPU/II/2013
tertanggal 11 Februari 2013 ”(bukti terlampir 12);------------------------
12. Bahwa Surat Keputusan Tergugat (KPU RI) aquo telah memenuhi
syarat sebagai Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana
ditentukan Pasal 1 angka 3 UU No.5 Tahun 1986 sebagaimana
telah dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 10 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Undang-Undang
Nomor: 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR,
DPD dan DPRD, Pasal 259 ayat (3), sehingga dapat digugat di
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dengan alasan sebagai
berikut : ------------------------------------------------------------------------------
a. Bahwa Surat Keputusan Tergugat (KPU RI) aquo adalah
berupa suatu Penetapan Tertulis ( beschikking); -----------------
b. Bahwa Surat Keputusan Tergugat aquo telah dikeluarkan
oleh Tergugat dalam kapasitasnya sebagai Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara, sehingga dengan demikian
Tergugat merupakan Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara sebagaimana ditentukan dalam Pasal 2 huruf b
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara. Bahwa Keputusan No.
05/KPTS/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan Partai Politik
Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 aquo telah bersifat
konkret, individual dan final sebagaimana ditentukan
menurut pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana
telah dirobah menjadi Undang-Undang No.9 tahun 2004
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang N0.5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara; -----------------------------
c. Bahwa sesuai dengan namanya, Keputusan No.
05/KPTS/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan Partai Politik
Peserta Pemilihan Umum Tahun 2013 secara jelas dan
tegas mencantumkan tentang 10 (sepuluh ) Partai Politik
yang memenuhi syarat sebagai Peserta Pemilihan Umum
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 11 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Tahun 2014 dan 24 (dua puluh empat) Partai Politik
dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai Peserta Pemilhan
Umum Tahun 2014, berdasarkan hal tersebut maka
Keputusan Tergugat tersebut secara yuridis telah
mempunyai sifat Konkret , sebagaiman dimaksud dalam
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah
dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara; ---------------------
d. Bahwa Keputusan No. 05/KPTS/KPU Tahun 2013 Tentang
Penetapan Partaipolitik Peserta Pemilihan Umum Tahun
2014 mempunyai sifat Individual karena secara tegas
menetapkan hanya 10 ( sepuluh ) Partai Politik yang
memenuhi syarat sebagai Peserta Pemilihan Umum Tahun
2014 , sedangkan 24 (dua puluh empat) Partai Politik
dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai Peserta
Pemilihan Umum 2014 termasuk didalamnya Penggugat.
Keputusan Tergugat NO.5 tersebut sudah dapat dikatakan
bersifat individual Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
angka 3 UU Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah
dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 Tentang Pengadilan Tata Usaha Negara; -------------------
e. Bahwa disamping mempunyai sifat konkret dan individual
sebagaimana diterangkan di atas, Keputusan
No.05/KPTS/KPU/ Tahun 2013 tentang Penetapan Partai
Politik Peserta Pemilu Tahun 2014 bersifat Final , karena
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 12 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
sudah definitif atau serta merta berlaku dan tidak
memerlukan persetujuan atasan/instansi lain. Hal dimaksud
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
sebagaimana telah dirubah menjadi Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara; -----------------------------------------------------------------------
f. Bahwa sebagai subjek hukum Penggugat mempunyai
kepentingan untuk mewujudkan maksud didirikannya
Penggugat (PKP INDONESIA) sebagaimana tertuang dalam
Anggaran Dasar (Bukti P-2) khususnya Pasal 6 ayat (1)
yang berbunyi: Memperjuangkan terciptanya keadilan dalam
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara dan berpemerintahan, dengan mewujudkan
secara nyata kedaulatan rakyat sesuai UUD 1945; -------------
B. ALASAN-ALASAN GUGATAN :------------------------------------------------------
1. Putusan Bawaslu No 012/SP-2/Set. Bawaslu/I/2013, tanggal 5
Februari 2013 telah memutuskan yang Amar Putusannya
menyatakan sbb : ----------------------------------------------------------------
a. Mengabulkan permohonan Pemohon ; ------------------------------
b. Membatalkan Keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU Tahun
2013 sepanjang untuk Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia; -------------------------------------------------------------------
c. Menerbitkan Keputusan KPU tentang Penetapan Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia sebagai Peserta Pemilu
2014; -------------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 13 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
d. Memerintahkan kepada KPU untuk melaksanakan
Keputusan ini; --------------------------------------------------------------
2. Atas Putusan Bawaslu tersebut telah membuktikan secara hukum
bahwa seluruh tahapan verifikasi faktual yang dilakukan oleh
Pihak Penggugat (PKP INDONESIA) oleh Bawaslu telah diuji dan
dikaji dalam persidangan yang terbuka untuk umum dalam rangka
mencari kebenaran materiil; ---------------------------------------------------
3. Bahwa proses persidangan di Bawaslu tersebut telah berlangsung
secara demokratis berdasarkan asas hukum due process of law.
Dalam proses persidangan di Bawaslu tersebut telah memeriksa
secara materiil, mulai dari persoalan keterwakilan Perempuan,
Kepengurusan, Keanggotaan, sebagaimana yang diatur /
diperintahkan oleh UU Pemilu; -----------------------------------------------
4. Kewajiban hukum yang telah dilaksanakan oleh Pihak Penggugat
(PKP INDONESIA), seluruhnya telah dilaksanakan / dijalankan
sebagaimana telah diperintahkan oleh UU Pemilu, sehingga
sudah tidak ada lagi kewajiban hukum yang harus dilakukan oleh
Pihak Penggugat selaku Partai Politik Peserta Pemilu Tahun
2014. Meskipun Pihak Penggugat (PKP INDONESIA) telah
diperlakukan secara tidak adil oleh Pihak Tergugat (KPU RI) dan
nyata-nyata telah banyak mengalami kerugian, baik dari segi
waktu, tenaga, pikiran, dan biaya termasuk berkurangnya
kesempatan dan kesiapan untuk proses pencalonan anggota
legeslatif tingkat nasional dan daerah, akibat dari belum adanya
kepastian hukum bagi PKP INDONESIA untuk menjadi peserta
Pemilu 2014, tetapi kesemuanya itu tidak pernah sekalipun
disikapi oleh PKP INDONESIA dengan misalnya, melakukan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 14 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
tindakan atau perbuatan yang melanggar hukum destruktif,
apalagi anarkis;--------------------------------------------------------------------
5. Dalam persidangan Bawaslu tersebut, Pihak KPU RI (Tergugat)
telah diberi kesempatan untuk menyanggah dalil-dalil pihak
Pemohon (PKP INDONESIA), dan bahkan kedua belah pihak
telah pula menunjuk kuasa hukumnya masing-masing dalam
persidangan di Bawaslu. Pihak Tergugat (KPU RI) diwakili oleh
Kuasa Hukumnya yaitu Kantor Advokat Adnan Buyung Nasution &
Associates, sementara Pihak Penggugat (PKP INDONESIA)
menunjuk Kuasa Hukumnya yaitu Kantor Advokat Suhardi
Somomoeljono & Partners; ----------------------------------------------------
6. Mengingat keberadaan Bawaslu sebagai Lembaga Negara yang
memiliki fungsi peradilan (Semi Yudikatif), telah diatur oleh UU
Pemilu, oleh karenanya segala sesuatu yang telah diputuskan
oleh Bawaslu memiliki kekuatan hukum mengikat untuk dapat
dilaksanakan oleh siapapun (subjek hukum) tidak terkecuali oleh
Pihak Tergugat (KPU RI); ------------------------------------------------------
7. Mengingat Pemilu adalah simbol kedaulat rakyat yang bersifat
hakiki (substansi) dan dilindungi oleh Undang Undang Dasar
1945, maka sangatlah tepat, apabila Putusan Bawaslu sebagai
kekuatan Semi-Yudikatif dijalankan sebagai perwujudan Sistem
Controlling dari pelaksanaan Pemilu, dan sebagai batasan hukum
(Boundaries of Law) untuk menghindari adanya kecurangan yang
dilakukan oleh pihak Tergugat (KPU RI) dalam hal menegakan
kedaulatan rakyat. Oleh karena itu Bawaslu harus menjalankan
tugasnya dengan baik dengan melakukan Check and Balance
atas kinerja Pihak Tergugat (KPU RI); -------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 15 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
8. Apabila pihak Tergugat (KPU RI) tidak menerima Keputusan dari
Bawaslu RI yang memiliki tugas / peran sebagai pengawas
pelaksanaan Pemilu tidak terbatas pada pihak Tergugat (KPU RI),
maka pihak Tergugat (KPU RI) dapat dikategorikan sebagai tidak
menerima/mengakui fungsi Bawaslu RI. Sikap dan tindakan dari
pihak Tergugat (KPU RI) tersebut dari perspektif hukum dapat
dikwalifikasikan secara hukum pihak Tergugat (KPU RI) menolak
untuk menegakan asas Pemerintahan yang baik, dengan
melakukan tindakan sewenang-wenang karena tidak menjalankan
keputusan Bawaslu RI selaku lembaga negara yang bertugas
sebagai Pengawas Pemilu; ----------------------------------------------------
9. Dalam hal pihak Tergugat (KPU RI) tidak menjalankan Keputusan
Bawaslu, maka pihak Tergugat (KPU RI) dapat dipandang secara
hukum telah melakukan perbuatan yang menyimpang dari nalar
yang sehat (melanggar larangan willekeur) dan / atau dapat
dikwalifikasi secara hukum telah melakukan akal-akalan
(subterfugde) terhadap Undang – Undang No.8 tahun
2012.Mengingat dalam Undang – Undang No. 8 Tahun 2012
tersebut, tidak tertera adanya suatu aturan yang memperbolehkan
pihak Tergugat (KPU RI) melakukan penolakan terhadap
Keputusan Bawaslu RI; ---------------------------------------------------------
10. Pada proses verifikasi partai peserta Pemilu yang dilakukan oleh
pihak Tergugat (KPU-RI), pihak Penggugat (PKP INDONESIA)
telah dinyatakan tidak memenuhi syarat/ lolos verifikasi oleh pihak
Tergugat (KPU RI), namun setelah dilakukan proses ajudikasi oleh
Bawaslu RI, pihak Penggugat (PKP INDONESIA) dinyatakan
memenuhi syarat / lolos sebagai peserta Pemilu 2014. Maka
dengan kata lain, pada proses verifikasi yang dilakukan oleh pihak
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 16 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Tergugat (KPU RI) terlihat adanya tendensi pihak Tergugat (KPU
RI) telah melakukan penyembunyian kenyataan (concealments of
facts); --------------------------------------------------------------------------------
11. Apabila Pihak Tergugat (KPU RI), tidak melaksanakan putusan
Bawaslu, maka secara hukum tindakan tersebut dapat
dikwalifikasikan sebagai tindakan / perbuatan dari lembaga negara
yang tidak melaksanakan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik
(good governance). Perbuatan pihak Tergugat (KPU RI) tersebut,
dapat ditengarai sebagai bentuk perbuatan melawan hukum
(onrechtmatigedaad) dalam domain Hukum Tata Usaha Negara
(TUN). Secara hukum dapat dibuktikan oleh pihak Penggugat
(PKP INDONESIA), bahwa Pihak Tergugat (KPU RI) telah
melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik, antara lain:
a. Asas jujur dan diskriminatif ; ---------------------------------------------
b. Asas kepastian hukum dan keadilan; ---------------------------------
c. Bertindak sewenang-wenang (abuse of power); -------------------
d. Transparansi; ----------------------------------------------------------------
e. Akuntabilitas; -----------------------------------------------------------------
f. Kondisional; ------------------------------------------------------------------
g. Partisipasif; -------------------------------------------------------------------
h. Kesamaan hak; --------------------------------------------------------------
i. Keseimbangan hak dan kewajiban.-------------------------------------
12. Perbuatan / tindakan dari Pihak Tergugat (KPU RI) yang tidak
melaksanakan Putusan Bawaslu, dalam perspektif konstitusi
dapat dipandang sebagai bentuk perbuatan yang bertentangan
dengan tujuan dan dasar penyelenggaraan good governance,
terutama pada norma-norma yang merupakan pilar utama
penyangga berdirinya negara hukum sebagaimana yang
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 17 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
diuraikan oleh Jimly Assidiqie dalam bukunya “Menuju Negara
Hukum yang Demokratis”, Jakarta 2009, Penerbit Kelompok
Gramedia, halaman 82-83 antara lain dikatakan sebagai berikut : --
a. Asas Legalitas (Due Process of Law). -------------------------------
Segala tindakan pemerintahan harus didasarkan atas
peraturan perundang-undangan yang sah dan tertulis.
Peraturan Perundang-undangan tersebut harus ada dan
berlaku terlebih dahulu atau mendahului perbuatan yang
dilakukan. Dengan demikian setiap perbuatan administrative
harus didasarkan atas aturan atau rules and procedures.
Agar hal ini tidak menjadikan birokrasi terlalu kaku, maka
diakui pula prinsip frijsermesen yang memungkinkan para
pejabat administrasi Negara mengembangkan dan
menetapkan sendi beleid-regels atau policy rules yang
berlaku internal dalam rangka menjalankan tugas yang
dibebankan oleh peraturan yang sah;--------------------------------
b. Asas checks and balances; --------------------------------------------
Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ
Negara dengan cara menerapkan prinsip pembagian
kekuasaan secara vertical atau pemisahan kekuasaan
secara horizontal. Pembatasan kekuasaan ini adalah untuk
menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan
mengembangkan mekanisme check and balances antara
cabang-cabang kekuasaan; --------------------------------------------
13. Berdasarkan atas asas-asas hukum tersebut, sebagaimana terurai
dalam posita Penggugat, maka penolakan atas Putusan Bawaslu
yang dilakukan oleh pihak Tergugat (KPU RI), tidak memiliki dasar
hukum yang dapat dipertanggungjawabkan; -----------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 18 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
C. PETITUM-----------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan uraian di atas, maka Penggugat memohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa
perkara Aquo,dapat menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi
sebagai berikut:---------------------------------------------------------------------------
DALAM PRIMAIR :-----------------------------------------------------------------------
1. Menerima dan Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk
seluruhnya; -------------------------------------------------------------------------
2. Menyatakan batal demi hukum atau tidak sah Surat Keputusan
pihak Tergugat (KPU RI) No. 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 Tentang
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014
sepanjang yang menyangkut diri Penggugat (PKP INDONESIA),
sebagaimana yang disebutkan dalam Lampiran II Surat
Keputusan Nomor: 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 No. 3, Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKP INDONESIA); ---------------
3. Mewajibkan kepada pihak Tergugat (KPU RI) untuk mencabut
Surat Keputusan No. 5/Kpts/KPU Tahun 2013 sepanjang yang
menyangkut diri pihak Penggugat (PKP INDONESIA)
sebagaimana disebutkan dalam Lampiran II Surat Keputusan
Nomor: 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 pada No. 3, Partai Keadilan Dan
Persatuan Indonesia (PKP INDONESIA) dan dinyatakan
memenuhi syarat sebagai peserta Pemilu 2014;-------------------------
4. Mewajibkan kepada pihak Tergugat (KPU RI) untuk menerbitkan
Surat Keputusan baru dan memasukkan diri Penggugat (PKP
INDONESIA) sebagaimana disebutkan dalam Lampiran II Surat
Keputusan Nomor: 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 pada No. 3, Partai
Keadilan Dan Persatuan Indonesia (PKP INDONESIA) sebagai
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 19 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Partai Politik Yang Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Pemilu
2014; ---------------------------------------------------------------------------------
5. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul
dalam perkara ini; ----------------------------------------------------------------
DALAM SUBSIDIAIR : -------------------------------------------------------------------------
Memohon Putusan lain yang seadil-adilnya berdasarkan
pertimbangan Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, sesuai
pertimbangan hukum Yang Mulia Majelis Hakim; --------------------------------------
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut kuasa
Tergugat telah mengajukan jawaban tertanggal 14 Maret 2013 pada
persidangan yang terbuka untuk umum, yang pada pokoknya berbunyi
sebagai berikut : --------------------------------------------------------------------------------
A. Dalam Eksepsi-----------------------------------------------------------------------------
1. Tentang Kewenangan mengadili ----------------------------------------------
a. Bahwa Pasal 51 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara, menyatakan: -------------------
“(1) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan
berwenang memeriksa dan memutus sengketa tata usaha
negara di tingkat banding; -----------------------------------------------
(2) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara juga bertugas dan
berwenang memeriksa dan memutus di tingkat pertama dan
terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadila
Tata Usaha Negara di dalam daerah hukumnya;
(3) Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan di
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 20 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
tingkat pertama sengekta Tata Usaha Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48; ---------------------------------------------
(4) Terhadap putusan Pengadilan Tinggi Usaha Negara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat diajukan
permohonan kasasi”; -----------------------------------------------------
b. Pasal 269 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012
tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (UU 8/2012) menyatakan, “Pengajuan gugatan atas
sengketa tata usaha negara Pemilu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 268 kepada Pengadilan tinggi tata usaha negara
dilakukan setelah seluruh upaya administratif di Bawaslu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat (2) telah
digunakan”; ----------------------------------------------------------------------
Bahwa Penggugat dalam surat gugatannya, mempersoalkan
Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor
05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan Partai Politik
Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 dan mejadikannya
sebagai objek gugatan dalam perkara a quo; --------------------------
Bahwa terhadap Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan Partai
Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2013 a quo, Penggugat
telah menempuh upaya administratif di Bawaslu; ---------------------
Bahwa terhadap upaya administratif Penggugat di Bawaslu,
Bawaslu telah memberikan keputusan pada tanggal 5 Februari
2013 yang pada pokoknya mengabulkan permohonan
Pemohon/Penggugat dalam perkara ini; ---------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 21 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Bahwa atas putusan Bawaslu tersebut, Tergugat tidak
melaksanakannya dengan alasan hukum Bawaslu melampaui
ruang lingkup tugasnya dengan menguji peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun
2012 tentang tentang Pendaftaran Partai Politik Peserta
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota (selanjutnya disebut Peraturan KPU Nomor 14
Tahun 2012), khuusnya terkait dengan pemenuhan syarat
penyertaan 30% keterwakilan perempuan pada di tingkat
provinsi, kabupaten/kota (vide Keputusan Bawaslu halaman 17)
terhadap ketentuan UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; ----------------------
Bahwa atas dasar alasan-alasan hukum sebagaimana diuraikan
di atas, Tergugat selanjutnya mengirim surat kepada Bawaslu
Nomor 94/KPU/II/2013 tanggal 11 Februari 2013 tentang
Keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 yang
pada pokoknya KPU menghormati pelaksanaan tugas dan
wewenang Bawaslu dalam penyelesaian sengketa Pemilu dan
atas dasar perbedaan dalam menilai keterangan KPU Provinsi,
bukti-bukti yang diajukan dan ruang lingkup tugas Bawaslu yang
tidak memiliki wewenang untuk menguji Peraturan KPU
terhadap peraturan perundang-udangan maka KPU tidak dapat
melaksanakan Keputusan Bawaslu nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013; --------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 22 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Bahwa Penggugat berkirim surat kepada Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara yang pada pokoknya mengajukan
pertanyaan terkait dengan Surat Tergugat Nomor
94/KPU/II/2013, dan terhadap surat Pengguat a quo,
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta menjelaskan
yang pada pokoknya yang menjadi objek sengketa tata usaha
negara Pemilu adalah Keputusan Komisi Pemilihan Umum
tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2014.----
Bahwa dengan sungguh-sungguh memperhatikan Pasal 269
ayat (1) dan ayat (2) UU 8/2012 juncto Pasal 50 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara dan mengingat fatwa Mahkamah Agung Nomor
34/KMA/HK.01/II/2013 pada angka 6 yang berbunyi, “Apabila
KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota tidak
melaksanakan Keputusan Bawaslu mengenai Penyelesaian
Sengketa Pemilu maka terhadap pihak yang merasa dirugikan
dan mempunyai kepentingan (mempunyai ”legal standing”)
sebagai akibat dari fakta bahwa KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota tidak melaksanakan Keputusan Bawaslu, dapat
menyelesaikan persoalan hukumnya kepada Pengadilan yang
berwenang [sesuai dengan aturan yang berlaku sebagai hukum
yang bersifat umum(“lex generalis)]” maka terhadap keputusan
KPU yang tidak melaksanakan Keputusan Bawaslu harus
dipandang sebagai hukum yang bersifat umum (lex generalis)
dan padanya berlaku ketentuan Pasal 50 dan Pasal 55 Undang-
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 23 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, sebagaimana juga didalilkan sendiri oleh
Penggugat (vide Gugatan Penggugat angka 9 halaman 5);--------
Bahwa berdasarkan alasan-alasan dan dasar-dasar hukum
sebagaimana diuraikan di atas maka expresis verbis
kewenangan limitatif Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
adalah memutus dan menyelesaikan sengekta tata usaha
negara Pemilu yang bersifat lex specialis. Dengan demikian
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta tidak berwenang
memeriksa dan memutus perkara a quo;--------------------------------
2. Tentang Gugatan Lewat Waktu (daluwarsa) --------------------------------
Bahwa oleh karena keputusan KPU yang tidak melaksanakan
Keputusan Bawaslu telah dipandang sebagai hukum yang bersifat
umum (lex generalis) dan padanya berlaku ketentuan Pasal 50 dan
Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara maka dalil Penggugat yang menyatakan tidak lagi
terikat dengan norma hukum dalam tenggang waktu 3 (tiga) hari kerja
dengan tetap menggugat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor
05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan Partai Politik Peserta
Pemilihan Umum Tahun 2014 adalah tidak berdasar dan beralasan
hukum; ------------------------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 24 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Bahwa dengan tetap menjadikan Keputusan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan Partai Politik
Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 sebagai objek sengketa maka
terhadapnya berlaku secara limitatif dan imperatif ketentuan Pasal 269
ayat (2) UU 8/2012 yang berbunyi,“Pengajuan gugatan atas sengketa
tata usaha negara Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah dikeluarkannya
Keputusan Bawaslu”, sehingga tidak dapat ditafsirkan lain
berdasarkan prinsip kepastian hukum yang adil menurut Pasal 28D
ayat (1) UUD 1945. Dengan demikian, gugatan Penggugat telah
melewati tenggang waktu (daluarsa), sehingga harus dinyatakan tidak
dapat diterima; --------------------------------------------------------------------------
B. Dalam Pokok Perkara ------------------------------------------------------------------
1. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil Penggugat; ------------------------
2. Bahwa dalil-dalil Penggugat hanya mempersoalkan ketidaksediaan
Tergugat melaksanakan Putusan Bawaslu. Bahwa alasan-alasan
hukum Tergugat tidak melaksanakan Keputusan Bawaslu adalah
sebagai berikut: -----------------------------------------------------------------------
a) Bawaslu telah melampaui kewenangannya dengan menilai
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota
DPR, DPD, dan DPRD, dengan menyatakan, ”...Bahwa terkait
dengan Penjelasan Pasal 15 huruf d Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2012, Bawaslu menyatakan hal-hal sebagai berikut..:” -------
Bahwa dengan pertimbangan tersebut, nyatalah Bawaslu
mengambil alih tugas dan wewenang dari badan lain sebagai jalan
untuk menilai Peraturan Komisi Pemilihan Umum yang menjadi
dasar dalam melaksanakan tugas dan wewenang Tergugat.
Sementara, Tergugat dalam melakukan verifikasi faktual Partai
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 25 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Politik berlandaskan pada Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Pendaftaran Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dam
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota (selanjutnya
disebut Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2012). Peraturan
dimaksud merupakan atribusi wewenang yang diberikan undang-
undang dengan basis legitimasi Pasal 8 ayat (2), Pasal 15 huruf d
dan Penjelasannya, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012
tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD, Pasal 2
ayat (5) dan Pasal 20 UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai
Politik sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2011 tentang Partai Politik; -----------------------------------------
Bahwa apabila dipandang ada pertentangan norma antara
peraturan yang dibuat Tergugat yang kemudian dianggap
merugikan Penggugat dan peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi maka ada forum lain untuk mempersoalkanya yakni
melalui melalu uji materi (judicial review) di Mahkamah Agung.
Sebaliknya, jika peraturan yang dibuat Tergugat dianggap
merugikan Penggugat karena memberlakukan keterwakilan
perempuan sekurang-kurangnya 30% di tingkat provinsi bahkan
sampai tingkat kabupaten/kota, sementara terhadap peraturan a
quo belum dinyatakan bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi oleh badan yang berwenang maka
demi kepastian hukum dalam pelaksanaan verifikasi faktual yang
dilakukan Tergugat dengan segala akibat hukumnya haruslah
dianggap benar; -------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 26 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Bahwa ternyata, Bawaslu tidak saja menilai peraturan yang dibuat
Tergugat, melainkan lebih dari itu menilai Penjelasan Pasal 15
huruf d Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 sebagaimana
diuraikan di atas (vide Keputusan Bawaslu halaman 17); -------------
Bahwa menilai suatu norma undang-undang termasuk Penjelasan
suatu norma dalam undang-undang adalah wewenang Mahkamah
Konstitusi dalam hal suatu norma dianggap bertentangan dengan
konstitusi atau UUD 1945;------------------------------------------------------
Bahwa berdasarkan alasan hukum tersebut maka Keputusan
Bawaslu yang telah menilai suatu norma undang-undang in casu
Penjelasan Pasal 15 huruf d Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2012 yang berakibat diloloskannya Penggugat di beberapa
kabupaten/kota adalah tidak berdasar dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum sehingga Tergugat
memiliki alasan hukum untuk tidak melaksanakan Keputusan
Bawaslu dalam perkara a quo; ------------------------------------------------
b) Bawaslu tidak konsisten dalam menilai keterangan KPU Provinsi
yang diajukan sebagai saksi dengan substansi keterangan yang
sama akan tetapi dinilai berbeda untuk kabupaten/kota yang
berbeda sehingga menyebabkan kesalahan pada pengambilan
kesimpulan yang bermuara pada runtuhnya konstruksi hukum
yang dibangun oleh Bawaslu; --------------------------------------------------
c) Bawaslu telah nyata mengabaikan atau setidak-tidaknya tidak
menilai bukti surat yang diajukan Penggugat dari Provinsi
Sumatera Barat, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Pesisir
Selatan, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Solok Selatan dan
bukti-bukti tersebut nyata-nyata tidak dimuat dalam Keputusan
Bawaslu sehingga mengakibatkan sesatnya pengambilan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 27 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
kesimpulan yang bermuara pada kelolosan Penggugat di
kabupaten-kabupaten tersebut. Dengan demikian, Tergugat
memiliki alasan hukum untuk tidak melaksanakan Keputusan
Bawaslu a quo; ---------------------------------------------------------------------
d) Bawaslu telah lalai dengan mengambil keterangan ahli yang tidak
didengar keterangannya di muka sidang dan di bawah sumpah
melainkan hanya menyampaikan keterangan tertulis belaka yang
ternyata oleh Bawaslu dijadikan pertimbangan dalam mengambil
keputusan sehingga pertimbangan Bawaslu terkait keterangan ahli
tersebut tidak memiliki bobot yuridis. Berdasarkan alasan-alasan
hukum tersebut maka Keputusan Bawaslu tidak memenuhi
ketentuan Pasal 259 ayat (4) UU Nomor 8 Tahun 2012; ---------------
3. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, dengan sungguh-sunguh
memperhatikan ketentuan Pasal 259 ayat (1) dan ayat (4) UU Nomor
8 Tahun 2012 dan memperhatikan fatwa Mahkamah Agung, maka
ketidaksediaan Tergugat melaksanakan Keputusan Bawaslu memiliki
basis legitimasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum
dalam rangka menegakkan kebenaran dan kepastian hukum
sehingga Keputusan Tergugat telah sesuai dengan asas-asas
penyelenggaran Pemilu dan asas-asas umum pemerintahan yang
baik; --------------------------------------------------------------------------------------
4. Bahwa meskipun Tergugat berpendirian bahwa Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara tidak berwenang memeriksa dan menyelesaikan
perkara a quo dan gugatan Penggugat daluwarsa, namun demi
kepastian hukum dan keadilan, Tergugat perlu mengemukakan
jawaban dan sanggahan sehingga menjadi terang karenanya
mengapa Penggugat dinyatakan tidak memenuhi syarat dan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 28 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
sekaligus menjadi alasan yuridis mengapa Tergugat tidak
melaksanakan keputusan Bawaslu; ---------------------------------------------
5. Bahwa dalil-dalil Penggugat menunjukkan semakin menunjukkan
ketidaktahuanannya memahami aturan dan tata cara dalam
penetapan Partai Politik sebagai calon peserta Pemilu karena sama
sekali tidak menguraikan di daerah mana terjadi pelanggaran dalam
tahap verifikasi faktual yang secara signifikan berpengaruh terhadap
ketidaklolosan Penggugat sebagai calon peserta Pemilu; ----------------
Tergugat tetap berpendirian bahwa Pengugat tidak memenuhi syarat
kepengurusan di Provinsi Sumatera Barat dan kepengurusan di 75%
kabupaten/kota di 6 (enam) provinsi yaitu Provinsi Sumatera Barat,
Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DIY, Provinsi
Kalimantan Timur dan Provinsi Gorontalo yang secara signifikan
berpengaruh terhadap ketidaklolosan Penggugat untuk ditetapkan
sebagai calon peserta Pemilu tahun 2014. Provinsi dan
Kabupaten/kota tersebut adalah sebagai berikut: ---------------------------
1. Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat -------------
KPU Kabupaten Pesisir Selatan sudah melakukan verifikasi
faktual sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012,
PKPU No. 12 Tahun 2012 dan Surat Edaran KPU No.
481/KPU/X/2012 tanggal 4 Oktober 2012; --------------------------------
Bersama ini kami uraikan kronologis verifikasi faktual
keanggotaan Partai Politik PKP Indonesia Kabupaten Pesisir
Selatan; ----------------------------------------------------------------------------
Tahap pertama;-------------------------------------------------------------------
Partai PKP Indonesia menyerahkan foto copi KTA sebanyak 558,
sehingga jumlah sampel sebanyak 56 orang yang akan dilakukan
verifikasi faktual. KPU memberitahukan jadwal verifikasi kepada
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 29 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
PKP Indonesia, melalui surat Nomor 111/KPU-
Kab/003.434945/X/2012 tanggal 31 Oktober 2012 maka KPU
Kabupaten Pesisir Selatan, melakukan verifikasi keanggotaan
PKP Indonesia, sebagaimana diatur Pasal 20 ayat (2) huruf (g)
KPU kabupaten/kota melakukan verifikasi faktual keanggotaan
Partai Politik dengan cara tatap muka untuk mencocokkan dan
meneliti kesesuaian KTA dengan nama setiap anggota Partai
Politik; ------------------------------------------------------------------------------
Dari hasil verifikasi faktual keanggotaan diperoleh hasil sebagai
berikut: -----------------------------------------------------------------------------
Anggota Memenuhi Syarat = 24 ---------------------------------------------
Tidak Memenuhi syarat = 13 ---------------------------------------------
Tidak ditemui = 19 ---------------------------------------------
Dari 19 (Sembilan belas ) orang anggota yang tidak ditemui
tersebut satu orang diantaranya adalah Rizky Hanafi;-----------------
Bahwa dari hasil verifikasi faktual yang dilakukan oleh tim
verifikasi KPU yaitu Afnel Suryasman, SH pada tanggal 7
November 2012, Rizki Hanafi tidak berada dirumah karena
sedang kuliah di Universitas Bung Hatta Padang. KPU Kab.
Pesisir Selatan bertemu dengan orang tua dari Rizky Hanafi yang
bernama ZainI;--------------------------------------------------------------------
Bahwa sesuai dengan SE KPU Nomor 481/X/2012 Tentang
Petunjuk Teknis Verifikasi Partai Politik Calon Peserta Pemilu
Tahun 2014 Point 3 Huruf b, angka 9, huruf (k) “sebagai bukti
telah dilakukan verifikasi faktual keanggotaan Partai Politik,
petugas verifikasi mengisi kolom keterangan sebagaimana
formulir Lampiran 2 Model F8-Parpol untuk menerangkan
bertemu/tidak bertemu dengan anggota Partai Politik dan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 30 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
meminta paraf anggota Partai Politik yang bersangkutan atau
anggota keluarganya atau pengurus RT setempat dengan
menuliskan narna lengkap” maka Orang tua RIZKY HANAFI
(Zaini) memberikan surat keterangan kepada KPU Kab. Pesisir
Selatan menerangkan bahwa RIZKY HANAFI sedang kuliah di
Padang dan Zaini juga memaraf pada kolom keterangan lampiran
2 model F8-Parpol; --------------------------------------------------------------
Bukti sebagaimana dimaksud sudah pernah diperlihatkan kepada
majelis pemeriksa Bawaslu RI pada sidang tanggal 31 Januari
2013; --------------------------------------------------------------------------------
Bahwa Sesuai dengan Peraturan KPU No. 12 Tahun 2012 Pasal
20 ayat (2) huruf (h) : “Dalam hal tidak bertemu dengan anggota
Partai Politik, KPU kabupaten/kota meminta pengurus Partai
Politik menghadirkan anggota yang bersangkutan sampai akhir
masa verifikasi faktual kepada petugas verifikasi guna
membuktikan keanggotaannya” ; --------------------------------------------
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 20
ayat (2) huruf h di atas, KPU Kabupaten Pesisir Selatan,
menyurati Pengurus PKPI Indonesia Kabupaten Pesisir Selatan,
untuk menghadirkan 19 (sembilan belas) anggota yang tidak
ditemui, termasuk Rizky Hanafi. Permintaan menghadirkan ini
dilakukan dengan mengirimkan surat Nomor : 124/KPU-
Kab/003.434945/XI/2012 tanggal 15 November 2012, tentang
permintaan menghadirkan anggota Partai Politik. Disertai
lampiran tentang daftar nama-nama yang harus dihadirkan oleh
pengurus PKP Indonesia;------------------------------------------------------
Bukti surat permintaan menghadirkan dan daftar nama anggota
yang harus dihadirkan di atas sudah pernah diperlihatkan kepada
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 31 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
majelis pemeriksa Bawaslu RI pada sidang tanggal 31 Januari
2013; --------------------------------------------------------------------------------
Bahwa Pengurus PKP Indonesia dalam rentang waktu tanggal 19
s/d 24 November 2012 yang diberikan, pengurus PKP Indonesia
tidak menghadirkan 19 (sembilan belas) orang anggota
sebagaimana tercantum dalam lampiran Nomor : 124/KPU-
Kab/003.434945/XI/2012 tanggal 15 November 2012 ke Kantor
KPU Kab. Pesisir Selatan;-----------------------------------------------------
Sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 20
ayat (2) huruf (i): “Dalam hal anggota Partai Politik sebagaimana
dimaksud pada huruf (h) tidak dapat dihadirkan oleh pengurus
Partai Politik, keanggotaan Partai Politik yang bersangkutan
dinyatakan tidak memenuhi syarat”; ----------------------------------------
Bahwa berdasarkan Peraturan KPU No. 12 Tahun 2012 Pasal 20
ayat (2) huruf (i), KPU Pesisir Selatan menyatakan 19 anggota
PKP Indonesia Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Jadi Rizky Hanafi
dan 18 anggota lainnya Tidak Memenuhi Syarat (TMS) karena
tidak dihadirkan oleh Pengurus PKPI ke Kantor KPU Kabupaten
Pesisir Selatan. Bukan karena mengisi F-12 Parpol;-------------------
Bahwa KPU Kabupaten Pesisir Selatan, tidak pernah membuat
surat Model F-12 Parpol atas nama anggota PKP Indonesia Rizky
Hanafi, yang diisi oleh Zaini orang tua Rizky Hanafi adalah surat
keterangan bukti KPU telah datang ke alamat yang bersangkutan;
Bahwa jumlah anggota PKP Indonesia Kabupaten Pesisir Selatan
yang tidak memenuhi syarat (TMS) adalah 32 yang terdiri dari 13
orang mengisi F.12 dan 19 TMS karena tidak dihadirkan oleh
pengurus PKP Indonesia;------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 32 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Berdasarkan hal di atas KPU Kabupaten Pesisir Selatan, dalam
rapat pleno tanggal 25 November 2012, menetapkan hasil
verifikasi anggota PKP Indonesia, sebagai mana tercantum
dalam lampiran 6 Model F.8 Parpol (bukti T.5) yaitu: ------------------
Jumlah populasi = 558----------------------------------------------------------
Jumlah Sampel = 56-----------------------------------------------------------
Hasil verifikasi = 56 ------------------------------------------------------------
Memenuhi syarat= 24-----------------------------------------------------------
Tidak memenuhi syarat = 32--------------------------------------------------
Sesuai dengan Keputusan KPU Nomor:156 tahun 2012, bahwa
jumlah keanggotaan 1/1000 dari jumlah Penduduk di Kabupaten
Pesisir Selatan,sebanyak 508,177 jiwa dan 1/1000 dari 508 177
adalah 508. Sehingga sepuluh parsen dari 508 adalah 51.Jadi
batas mnimal keanggotaan yang memnuhi syarat adalah 51
anggota; ----------------------------------------------------------------------------
Bahwa hasil verifikasi faktual KPU Kabupaten Pesisir Selatan
terhadap anggota PKP Indonesia Kabupaten Pesisir Selatan,
memenuhi syarat (MS) hanya 24 anggota, jadi untuk dinyatakan
memenuhi syarat PKP Indonesia, kekurangan anggota yang
memenuhi syarat sebanyak 27 anggota; ----------------------------------
Bahwa kalaupun RIZKY HANAFI, dinyatakan memenuhi syarat
(MS) oleh Bawaslu, maka jumlah anggota PKP Indonesia yang
memenuhi syarat (MS) hanya bertambah 1 (satu) dari 24
sehingga jumlah anggotanya yang memenuhi syarat sebanyak 25
anggota. Padahal untuk mencapai memenuhi syarat minimal 51,
PKP Indonesia masih membutuhkan 26 anggota lainnya yang
memenuhi syarat (MS);---------------------------------------------------------
Verifikasi Tahap II; ---------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 33 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
PKP Indonesia menyerahkan foto Copy KTA kepada KPU
Kabupaten Pesisir Selatan, tanggal 3 Desember 2012(tanggal ini
merupkan hari terakhir masa perbaikan), sebanyak 485 KTA
sesuai dengan tanda terima penyerahan KTA. Setelah dilakukan
verifikasi adminitrasi ditemukan 25 anggota yang ganda,
sehingga jumlah anggota yang dapat diambil sampel sebanyak
460 KTA; ---------------------------------------------------------------------------
Bahwa jumlah tersebut, kurang dari jumlah menimal KTA yang
harus diserahkan yaitu 508 KTA, sesuai dengan petunjuk Teknis
sebagaimana tercantum dalam surat edaran (SE)KPU nomor
481, jika jumlah foto copy KTA yang diserahkan tidak mencapai
batas minimal maka keanggotaan Partai Politik tidak dilanjutkan
dengan verifikasi faktual;-------------------------------------------------------
Berdasarkan hasil rapat pleno KPU Kabupaten Pesisir Selatan,
tanggal 19 Desember 2012, Keanggotaan PKP Indonesia
Kabupaten Pesisir Selatan, dinyatakan tidak memenuhi syarat
(TMS);-------------------------------------------------------------------------------
Dengan hasil sebagai berikut: ------------------------------------------------
Jumlah populasi =460 ------------------------------------------------
Jumlah sampel = 46 -------------------------------------------------
Hasil verifikasi = 0----------------------------------------------------
Memenuhi syarat = 0 ---------------------------------------------------
Tidak memenuhi syarat =0 ----------------------------------------------------
Hasil proyeksi = 51--------------------------------------------------
Bahwa apa yang digugat oleh PKP Indonesia sudah diproses
sebagai -----------------------------------------------------------------------------
sengketa Pemilu oleh PANWASLU Kab. Pesisir Selatan. Dari
hasil proses tersebut PANWASLU Kabupaten Pesisir Selatan,
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 34 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
mengeluarkan Rekomendasi tanggal 5 Januari 2013. Ada pun isi
kesimpulan tersebut adalah: --------------------------------------------------
1. Laporan yang disampaikan PKP Indonesia tidak memenuhi
syarat Formal; -----------------------------------------------------------------
2. Tidak ditemukan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan
oleh KPU Kab. Pesisir Selatan;-------------------------------------------
Berdasarkan fakta di atas, BAWASLU RI salah dalam mengambil
kesimpulan karena: -------------------------------------------------------------
1. Menyamakan Surat Keterangan dari orang tua yang
bersangkutan dengan Formulir Model F-12 Parpol padahal itu
adalah dua hal yang berbeda; -------------------------------------------
Surat keterangan adalah Surat yang dibuat oleh orang tua
yang menerangkan bahwa KPU telah melakukan verifikasi
tetapi tidak bertemu dengan yang bersangkutan karena tidak
sedang berada ditempat; --------------------------------------------------
F12-Parpol adalah Surat Pernyataan dari yang
bersangkutan menyatakan bahwa bukan anggota Partai
Politik;---------------------------------------------------------------------------
2. Menyatakan KPU Kab. Pesisir Selatan tidak membantah
ketidakbenaran Formulir Model F-12 Parpol pada persidangan
Bawaslu RI adalah tidak benar, karena baik pemohon maupun
majelis pemeriksa pada saat pemeriksaan saksi tidak pernah
menyatakan ketidakbenaran Formulir Model F-12 Parpol;-------
2. Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat ------------------------------
KPU Kabupaten Solok telah melaksanakan verifikasi faktual ke
Kec. Hiliran Gumanti, sesuai dengan aturan/prosedur yang
berlaku sebagaimana yang sudah dituangkan dalam alur dan
kronologis verifikasi faktual PKPI di Kabupaten Solok. Hal yang
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 35 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
sama juga dinyatakan dalam kajian laporan Panwaslu Kabupaten
Solok Nomor 001/LP/PILEG/XII/2012 tanggal 29 Desember 2012;
Tim verifikator KPU Kabupaten Solok telah melakukan verifikasi
keanggotaan PKPI ke Kecamatan Hiliran Gumanti yang
dibuktikan dengan Lampiran 2 Model F8; ---------------------------------
Tidak benar bahwa KPU Kabupaten Solok tidak mengetahui
kondisi geografis Kec. Hiliran Gumanti, hal ini dibuktikan juga
dengan dilakukannya verifikasi faktual keanggotaan partai lainnya
ke daerah tersebut (di antaranya Partai Demokrat, dan Partai
Kebangkitan Bangsa). ---------------------------------------------------------
Saksi menerangkan: ------------------------------------------------------------
- Bahwa KPU Kabupaten Solok sudah melakukan verifikasi
faktual di seluruh daerah Kabupaten Solok, namun ada
beberapa anggota PKP Indonesia yang tidak berhasil ditemui
sehingga meminta dihadirkan ke KPU Kabupaten Solok; ---------
- Jalan-jalan di Kabupaten Solok sudah beraspal hitam semua
sehingga alasan geografis bukan kendala;----------------------------
- KPU Kabupaten Solok tidak mengetahui kondisi di Kecamatan
Hiliran Gumanti----------------------------------------------------------------
Berdasarkan Keputusan KPU Nomor 156/Kpts/KPU/TAHUN 2012
tentang Data Wilayah Administrasi Provinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan dan Jumlah Penduduk Provinsi dan Kabupaten/Kota
untuk Keperluan Persyaratan Partai Politik menjadi Peserta
Pemilu Anggota DPR dan DPRD Tahun 2014, menyatakan
bahwa : -----------------------------------------------------------------------------
- Jumlah penduduk Kabupaten Solok : 421.600; --------------------
- 1/1000 (seperseribu) dari jumlah penduduk : 422 ;----------------
- Proyeksi keanggotaan Partai Politik : 43;---------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 36 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Dengan demikian, 1/1000 (seperseribu) dari jumlah penduduk
Kabupaten Solok adalah 422, bukan 420; dan proyeksi
keanggotaan PKPI di Kabupaten Solok adalah 43, bukan 42. 25
(dua puluh lima) alamat anggota PKPI yang harus dihadirkan oleh
DPK PKPI ke kantor KPU Kabupaten Solok berada di wilayah
yang mudah dijangkau dengan sarana transportasi; -------------------
Sampel yang harus dihadirkan DPK PKP INDONESIA ke kantor
KPU Kabupaten Solok, bukan hanya berasal dari Kec. Hiliran
Gumanti, tetapi berasal dari 8 (delapan) kecamatan yaitu: -----------
No Kecamatan JUMLAH
11 Kubung 13
22 Koto Singkarak 2
33 Pantai Cermin 1
44 Hiliran Gumanti 3
55 Payung Sekaki 2
66 Koto Di Atas 1
77 Gunung Talang 2
88 Koto Sei. Lasi 1
Sementara yang dihadirkan oleh PKP INDONESIA adalah:
No. Kecamatan JUMLAH
1. Kubung 3
2 Koto Singkarak 1
3 Koto Sei. Lasi 1
4 Gunung Talang 1
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 37 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Artinya, yang tidak dapat dihadirkan oleh DPK PKP INDONESIA
dalam jangka waktu 4 (empat) hari yaitu dari tanggal 14 sampai
dengan 17 Desember 2012 adalah :----------------------------------------
Artinya :
Walau 3 (tiga) orang sampel di Kecamatan Hiliran Gumanti
dinyatakan memenuhi syarat, akan tetapi tidak akan membuat
PKPI memenuhi syarat secara keseluruhan di Kabupaten Solok
karena PKPI tidak mampu menghadirkan minimal 8 (delapan)
sampel lagi; ------------------------------------------------------------------------
Jawaban KPU Kabupaten Solok : ------------------------------------------
1. Pengambilan sampel terhadap anggota PKPI di Kabupaten
Solok dilaksanakan secara acak sederhana (sesuai Petunjuk
Teknis Verifikasi Partai Politik Nomor 481/KPU/X/2012,
halaman 7, huruf b angka 1). Oleh karena itu, KPU Kabupaten
Solok harus melaksanakan verifikasi faktual keanggotaan
terhadap hasil sampling yang telah diambil tanpa
memperhatikan pekerjaan anggota PKPI; ---------------------------
2. Waktu yang diberikan untuk menghadirkan anggota PKPI ke
kantor KPU Kabupaten Solok adalah selama 4 (empat) hari
yaitu tanggal 14-17 Desember 2012. Setelah melaksanakan
No. Kecamatan JUMLAH
1. Kubung 10
2. Koto Singkarak 1
3. Pantai Cermin 1
4. Hiliran Gumanti 3
5. Payung Sekaki 2
6. Koto Di Atas 1
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 38 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
verifikasi faktual keanggotaan ke lapangan (untuk 16 Partai
Politik) dari tanggal 6-13 Desember 2012, KPU Kabupaten
Solok dapat meminta pada Partai Politik untuk menghadirkan
keanggotaannya yang tidak ditemukan di lapangan.
(berdasarkan Petunjuk Teknis Verifikasi Partai Politik Nomor
481/KPU/X/2012, halaman 10, angka 9 huruf f);--------------------
3. Pada Rapat Pleno Terbuka tanggal 19 Desember 2012 di
kantor KPU Kabupaten Solok, Sekretaris PKPI, Drs. Mukhlis
Denros, menyampaikan usul meminta perpanjangan waktu
untuk menghadirkan anggota PKPI di kantor KPU Kabupaten
Solok. Dibuktikan dengan Surat PKPI yang dialamatkan untuk
Panwaslu dan tembusannya ke KPU Kabupaten Solok; ---------
Namun, KPU Kabupaten Solok tidak dapat menerima usulan
tersebut karena tidak sesuai dengan Peraturan KPU Nomor
15 Tahun 2012 tentang Tahapan, Program dan Jadual
Penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD
Tahun 2014; ------------------------------------------------------------------
4. Tidak semua anggota PKPI yang harus dihadirkan ke kantor
KPU Kabupaten Solok yang lokasinya berjauhan. Distribusi
lokasi terhadap 25 anggota tersebut adalah: ------------------------
No. Kecamatan JUMLAH
1 Kubung 13
2 Koto Singkarak 2
3 Pantai Cermin 1
4 Hiliran Gumanti 3
5 Payung Sekaki 2
6. Koto Di Atas 1
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 39 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
7 Gunung Talang 2
8. Koto Sei. Lasi 1
Jawaban KPU Kabupaten Solok : -------------------------------------------------
1. KPU Kabupaten Solok melaksanakan verifikasi faktual
keanggotaan sesuai alamat yang tertera pada KTA; -------------------
2. Saudara Tasril dan Akmam beralamatkan di Talang Babungo Kec.
Hiliran Gumanti yang dapat ditempuh dalam waktu lebih kurang 2
(dua) jam dengan kondisi jalan yang beraspal dan dapat ditempuh
oleh kendaraan; -------------------------------------------------------------------
3. Tim verifikasi faktual KPU Kabupaten Solok memverifikasi sesuai
dengan alamat yang tertera dalam KTA. Hasil verifikasi faktual ke
lapangan adalah 26 MS, 3 TMS dan 25 Tidak Ditemukan/ Tidak
Ditempat. Untuk 3 sampel yang TMS, kondisinya adalah 1 (satu)
orang bersedia mengisi formulir F-12 sedangkan 2 (dua) orang
lainnya tidak bersedia mengisi formulir F-12 (sesuai dengan Surat
KPU Nomor 588/KPU/XI/2012, tanggal 2 November 2012 perihal
Verifikasi Faktual Kelengkapan Syarat Partai Politik Calon Peserta
Pemilu 2014, poin 7); ------------------------------------------------------------
4. a) KPU Kabupaten Solok telah melaksanakan verifikasi faktual
sesuai dengan aturan/prosedur yang berlaku sebagaimana
dinyatakan dalam kajian laporan Panwaslu Kabupaten Solok
Nomor 001/LP/PILEG/XII/2012 tanggal 29 Desember 2012;------
b) Terhadap 12 pernyataan dari anggota PKPI Kabupaten Solok
tertanggal 15 januari 2013, tidak dapat diterima karena telah
melewati waktu verifikasi yang ditetapkan (sesuai dengan
PKPU Nomor 15 Tahun 2012); -------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 40 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
c. Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat;-------------------------
a) Tahap 1 ; -----------------------------------------------------------------------------
Jumlah Popuasi 159 Orang ; ---------------------------------------------------
Jumlah Sampel 18 Orang;------------------------------------------------------
Dengan Hasil Verifikasi tahap 1;-----------------------------------------------
MS : 4 orang;------------------------------------------------------------------------
TMS dengan surat pernyataan F12 : 7 Orang; ----------------------------
Yang tidak ditemukan dilapangan : 7 Orang;-------------------------------
KPU Kabupaten Solok Selatan menyurati PKPI dengan surat
nomor 64/KPU /003.434960/X/2012 tertanggal 30 Oktober 2012
tentang Verifikasi Faktual Partai Politik Calon Peserta Pemilu 2014.
Tanggal 2 November 2012 KPU Kabupaten Solok Selatan
Melakukan Verifikasi Faktual Terhadap Kepengurusan PKPI
dengan hasil Kepengurusan, Kantor, Keterwakilan Perempuan; -----
Memenuhi Syarat ------------------------------------------------------------------
KPU Kabupaten Solok Selatan Melakukan Veifikasi Faktual
terhadap Keanggotaan PKPI tahap pertama tanggal 04 s/d 20
November 2012; -------------------------------------------------------------------
Tahap 2 ; -----------------------------------------------------------------------------
Jumlah Populasi 182 Orang;----------------------------------------------------
Jumlah Sampel 20 Orang;-------------------------------------------------------
Dengan Hasil Verifikasi tahap 2;-----------------------------------------------
MS : 7 orang;------------------------------------------------------------------------
TMS dengan surat pernyataan F12 : 3 orang; -----------------------------
Yang tidak ditemukan dilapangan : 10 orang;------------------------------
KPU Kabupaten Solok Selatan kembali menyurati PKPI untuk
menghadirkan 10 orang dimaksud ke KPU Kabupaten Solok
Selatan pada tanggal 15 s/d 17 Dsember 2012 dengan surat
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 41 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
nomor 80/KPU-Kab/003.434960/XII/2012 tanggal 14 Desember
2012 surat diterima oleh Kasmaradiana yang merupakan
Bendahara PKP Indonesia Kabupaten Solok Selatan pada tanggal
15 Desember 2012; ---------------------------------------------------------------
Sampai pada batas yang telah di tentukan 17 Desember 2012 jam
16.00 wib PKPI tidak dapat menghadirkan keanggotaannya ke
KPU Kabupaten Solok Selatan maka 10 orang dikmaksud
dianggap Tidak Memenuhi Syarat;--------------------------------------------
Komisi Pemilihan Umum Kab Solok Selatan melayangkan surat
dengan nomor: 68/KPU-Kab/003.434960/XI/2012 tentang
pemberitahuan angota PKP Indonesia Kab Solok Selatan yang
tidak dapat ditemui oleh tim verifikasi di lapangan. Surat ini
diterima langsung oleh Ketua PKP Indonesia Kab Solok Selatan
Saudara Sidik Ilyas; --------------------------------------------------------------
KPU Kabupaten Solok Selatan Mengundang PKPI dengan Nomor
Surat 82/KPU-Kab/003.434960/XII/2012 tentang Rapat Pleno
Terbuka Penetapan Hasil Verifikasi Faktual Partai Politik Calon
Peserta Pemilu 2014 Pada Tanggal 18 Desember 2012 bertempat
di Aula Kantor Bupati Solok Selatan yang dihadiri oleh Ketua Partai
Politik, Panwaslu Kabupaten Solok Selatan serta Pemangku
Kepentingan. PKPI Tidak Hadir dan Tidak ada keberatan;-------------
KPU Kab Solok Selatan pada verifikasi faktual tahap 1 menyurati
PKP Indonesia terkait untuk menghadirkan orang-orang yang tidak
ditemui di lapangan dengan surat nomor 68/KPU-
kab/003.434960/XI/2012 yang diterima langsung oleh Ketua PKP
Indonesia Solok Selatan Bapak Sidik Ilyas. Pengurus PKP
Indonesia mempunyai waktu 4 hari untuk menghadirkan orang-
orang yang tidak dapat ditemui oleh tim verifikasi di lapangan; ------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 42 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Pada verifikasi faktual tahap kedua juga sudah disampaikan surat
untuk menghadirkan anggota PKP Indonesia yang tidak dapat
ditemui di lapangan dengan normor surat 80/KPU-
Kab/003.434960/XII/2012 tertanggal 14 Desember 2012 yang
diterima oleh bendahara Partai yang bernama Kasmaradiana (
Yang tinggal di rumah ketua PKP Indonesia Kab Solok Selatan
Bapak Sidik Ilyas). Pengurus PKP Indonesia mempunyai waktu 4
hari untuk menghadirkan anggota tersebut ke kantor KPU Kab
Solok Selatan; ---------------------------------------------------------------------
b) Bahwa pada saat dimuka sidang ajudikasi, Ketua KPU Kabupaten
Solok Selatan salah menyebut nama bendahara PKPI Kabupaten
Solok Selatan, dimana disebut “Kasmawati” yang sebenarnya
dimaksud adalah “Kasmaradiana” seperti yang disebutkan oleh
Ketua PKP Indonesia Solok Selatan Bapak Sidik Ilyas;-----------------
c) KPU Kab Solok Selatan telah menyurati Ketua PKP Indonesia Kab
Solok Selatan : ---------------------------------------------------------------------
- KPU Kabupaten Solok Selatan memberitahukan hasil verifikasi
faktual kepengurusan dan keanggotaan dan untuk memperbaiki
pada masa perbaikan kepada PKPI dengan surat nomor
70/KPU-Kab/00.434960/XI/2012 tertanggal 24 November
tentang pemberitahuan. (bukti T.5); --------------------------------------
- KPU Kabupaten Solok Selatan mengundang Ketua PKPI untuk
hadir ke Kantor KPU Kabupaten Solok Selatan dalam rangka
untuk kelancaran verifikasi faktual Partai Politik yang tidak lolos
pada tahap pertama dengan surat nomor : 71/KPU-
Kab/003.434960/XI/2012 perihal Undangan tertanggal 25
November 2012, tapi Ketua PKPI atau yang mewakili tidak
hadir ke KPU Kabupaten Solok Selatan. Akhirnya Staf KPU
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 43 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Kabupaten Solok Selatan menyerahkan berkas tersebut
kepada PKPI untuk diperbaiki.(bukti T.6); ------------------------------
- Kedua surat tersebut diantarkan oleh Staf KPU Kab Solok
Selatan a.n Nohriyal yang diserahkan kepada bendahara PKP
Indonesia Kab Solok Selatan a.n Kasmaradiana di rumah
kediaman Ketua PKP Indonesia Kab Solok Selatan yaitu Sidik
Ilyas; ------------------------------------------------------------------------------
- Dekatnya rumah antara saksi Pemohon dengan salah seorang
Anggota KPU Kab Solok Selatan Sehingga ada itikad baik
untuk mengantar surat kerumah Saksi Pemohon Sebagai
Ketua PKP Indonesia Kabupaten Solok Selatan walaupun
setelah verifikasi faktual terhadap alamat domisili kantor dan
kepengurusan, kantor PKP Indonesia tidak lagi berfungsi; --------
Anggota Partai Politik a.n Barullasi ada pada sampel verifikasi faktual
tahap pertama PKP Indonesia Kabupaten Solok Selatan yang mana
alamat di KTA di Nagari Abai, tim verifikasi telah melakukan verifikasi
faktual terhadap keanggotaan a.n Barullasi ke Nagari Abai dimaksud.
Namun di lapangan yang dimaksud tidak ditemui. Tim verifikasi faktual
Kab. Solok selatan mencari Informasi sampai ke kantor wali nagari
Abai tapi tidak didapatkan informasi a.n barullasi tersebut. Setelah itu
tim verifikasi faktual Kab Solok Selatan menghubungi ketua PKP
indonesia melalui HP tanggal 09 November 2012 untuk menanyakan
alamat barullasi tapi ketua PKP Indonesia Kab Solok Selatan
menjawab tidak tahu alamat di maksud. Berselang beberapa waktu
ketua PKP Indonesia Kab Solok Selatan mengirim SMS kepada tim
verifikasi yang berbunyi “maaf, alamatnya di madik” tepatnya tanggal
09 November 2012 jam 16.08 Wib kemudian tim verifikasi bertanya
nomor HP yang bersangkutan untuk memudahkan kelancaran dalam
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 44 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
mencari alamat barullasi dimaksud tapi ketua PKP Indonesia Kab
Solok Selatan mengirim SMS jam 16.16 Wib yang berbunyi “ndak ado
do, nyo di ladang”. Karena ketidak jelasan alamat barullasi tersebut
maka KPU Kab Solok Selatan menyurati PKP Indonesia dengan surat
nomor 68/KPU-Kab/003.4434960/XI/2012 perihal untuk
pemberitahuan sdr. Barullasi dimaksud bersama 6 orang lainnya
untuk dihadirkan ke KPU Kab Solok Selatan namun sampai batas
waktu yang telah ditentukan tanggal 24 November 2012 tidak juga
dihadirkan ke KPU Kabupaten Solok Selatan . sedangkan pada
perbaikan (Verifikasi faktual Tahap Kedua) sdr. Barullasi tidak masuk
dalam sampel yang telah dicuplik di KPU Provinsi Sumatera Barat
pada tanggal 05 desember 2012; -------------------------------------------------
Walaupun Saudara Barullasi Memenuhi Syarat namun PKP Indonesia
Kab Solok Selatan tetap tidak memenuhi syarat untuk keanggotaan di
Kabupaten Solok Selatan pada Tahap pertama dikarenakan Jumlah
TMS saat verifikasi faktual tahap pertama adalah tujuh orang.
Berdasarkan proyeksi minimal adalah 18, sementara MS hanya 4
orang dan yang membuat surat pernyataan F-12 adalah tujuh orang; --
d. Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat -----------------------
A. Alur Verifikasi Faktual di KPU Pasaman Barat----------------------------
1. Verifikasi faktual keanggotaan Partai Politik di tingkat
Kabupaten Pasaman Barat dilaksanakan oleh Tim Verifikasi
beradasarkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Pasaman Barat Nomor : 3/Kpts/KPU-Kab-
003.435070/TAHUN 2012 tentang Tim Verifikasi Faktual Partai
Politik Peserta Pemilu 2014 di Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Pasaman Barat tahun 2012, yang terdiri 5 (lima) tim;
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 45 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
a. Tim I meliputi 2 (dua) wilayah Kecamatan yaitu Pasaman
dan Talamau dengan Koordinator Rezi Dasmeri, S.Pt dan
anggota Drs. Erlin, MM, Hafizh Aminy, Rahmad fadli, Lina
Wati dan Emita Nofria Ilham, S.Pd; -----------------------------------
b. Tim II meliputi 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu Sasak Ranah
Pasisie, Gunung Tuleh dan Sungai Aur dengan coordinator :
Rudi Hasayangan, S.Ag, M. Irfan, SS, Riski, A.Md, Ahmadi,
Marza Dido dan M. Ridwan; --------------------------------------------
c. Tim III meliputi 2 (dua) wilayah kecamatan yaitu Luhak Nan
Duo dan Kinali dengan Koordinator Syafrinaldi, SE dan
anggota Irwan Wahab, A.Md, Alfinas, Risda dan Juli
Sudarsono; ------------------------------------------------------------------
d. Tim IV meliputi 2 (dua) wilayah kecamatan yaitu Sei.
Beremas dan Ranah Batahan dengan Koordinator Yondrizal,
S.H., M.H., Dian Sri Rahmi Putri, A.Md, Parman, Bulkaini,
Mandra, Rian Septia; -----------------------------------------------------
e. Tim V meliputi 2 (dua) wilayah kecamatan yaitu Lembah
Melintang dan Koto Balingka dengan Koordinator : Irti Zamin,
SS, Zaidi, SH, Vinto Askari, SH, Edward an Yeni Susanti; -----
2. Tim verifikasi masing-masing wilayah kerja kecamatan tersebut
diatas, mengumpulkan sampel-sampel Partai Politik yang
terdapat di kecamatan yang ada dalam kecamatan tim tersebut;
Tim I melakukan verifikasi di Kecamatan Pasaman pada masa
perbaikan dimulai pada tanggal 8 Desember 2012, dimana
untuk PKPI sampel keanggotaannya di kecamatan ini ada 2
(dua) orang. Pada tanggal 9 Desember 2012 Tim I melakukan
verifikasi faktual di Kecamatan Talamau, dimana sampel PKPI
ada 6 (enam) orang; ----------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 46 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
3. Tim II melakukan verifikasi sejak tanggal 11 s/d 13 Desember
2012 di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie tanggal 13 Desember
2012 dengan 2 (dua) orang sampel dan tanggal 11 desember
2012 di Kecamatan Gunung Tuleh dengan sampel ada 4
(empat) orang;------------------------------------------------------------------
4. Tim III melakukan verifikasi sejak tanggal 11 s/d 13 Desember
2012 dengan sampel 28 (dua) puluh delapan orang;----------------
5. Tim IV Melakukan verifikasi anggota PKPI di Kecamatan Ranah
Batahan 11 Desember 2012, dengan sampel 1 (satu) orang
dan di Kecamatan Sungai Beremas tanggal 9 Desember 2012
dengan sampel 1 (satu) orang; --------------------------------------------
6. Tim V melakukan verifikasi faktual di Gunung Tuleh tanggal 11
Desember 2012 dengan sampel 4 (empat) orang dan di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie tanggal 13 Desember 2012,
dengan sampel 13 Desember 2012; -------------------------------------
B. Kronologis Pelaksanaan Verifikasi Faktual PKP Indonesia Pasaman
Barat. ------------------------------------------------------------------------------------
1. Dimasa perbaikan PKP Indonesia mengajukan dokumen
keanggotaan sebanyak 446 sebagai populasi, sampel 45.
Setelah dilakukan verifikasi faktual sampai tanggal 13 Desember
di peroleh hasil 28 orang Memenuhi Syarat dengan
menandatangani Lampiran 2 Model F8-Parpol, di Kecamatan
Luhak Nan Duo, 2 (dua) orang di Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie, dimana 1 (satu) orang menandatangani Lampiran 2
Model F8-Parpol dan 1 (satu) orang tidak ditemukan, di
Kecamatan Gunung Tuleh 4 (empat), orang dimana 1 (satu)
orang menandatangani lampiran 2 Model F8-Parpol dan 3 (tiga)
orang tidak ditemukan, di Kecamatan Koto Balingka ada 1 (satu)
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 47 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
sampel dan menandatangani Lampiran 2 Model F8-Parpol, di
Kecamatan Sungai Beremas ada 1 (satu) sampel dan
Kecamatan Ranah Batahan ada 1 (satu) sampel dimana
keduanya menandatangani Lampiran 2 Model F8-Parpol. Di
Kecamatan Talamau ada 6 (enam) orang sampel dimana 1
(satu) orang menandatangani Lampiran 2 Model F8-Parpol, 1
(satu) orang mengisi Model F12-Parpol/Surat Pernyataan
sedangkan 2 (dua) orang tidak ditemukan karena pindah alamat
dan 2 (dua) orang tidak ditemukan karena tidak diketahui
keberadaannya setelah tim verifikasi menanyakan ke pada
kepala Jorong dan atau masyarakat di sekitar alamat yang
dimuat dalam KTA; -------------------------------------------------------------
2. Terhadap anggota PKPI yang tidak ditemukan KPU Pasaman
Barat menginformasikan kepada Pengurus PKP Indonesia
dengan menghubungi Syafriadi, SE dan Darmawanto, SH,
namun sampai berakhirnya masa verifikasi faktual hasil
perbaikan, maka KPU Pasaman Barat menjadikan anggota PKP
Indonesia yang tidak ditemukan tersebut menjadi Tidak
Memenuhi Syarat;---------------------------------------------------------------
Pada saat rapat pleno terbuka maka disampaikan kesimpulan
KPU Pasaman Barat terhadap hasil verifikasi faktual
kepengurusan dan keanggotaan yaitu Tidak Memenuhi Syarat,
hal ini berdasarkan Surat Edaran KPU Nomor 759/KPU/XII/2012
tanggal 14 Desember 2012 yang menyebutkan bahwa :Kolom
Kesimpulan pada Formulir Lampiran 6 Model F8-Parpol diisi
dengan memperhatikan keterpenuhan syarat secara kumulatif,
yaitu pengurus inti (ketua, sekretaris, bendahara), keterwakilan
perempuan, kepemilikan kantor dan keanggotaan harus
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 48 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
berstatus sesuai untuk disimpulkan “Memenuhi Syarat”. Apabila
salah satu unsure persyaratan diatas berstatus tidak sesuai,
maka kesimpulannya “Tidak Memenuhi Syarat”; -----------------------
3. Dalam pelaksanaan verifikasi faktual tim verifikasi KPU Pasaman
Barat di damping oleh Panwaslu Kabupaten Pasaman Barat;------
C. KPU Pasaman Barat Telah melakukan verifikasi faktual PKP
Indonesia Tidak benar jika KPU Pasaman Barat di duga melakukan
verifikasi faktual anggota PKPI dengan cara yang tidak benar.
Meskipun tidak ada keberatan PKPI Pasaman Barat dalam Rapat
pleno terbuka, PKPI tetap mengajukan keberatan melalui Bawaslu
Sumatera Barat. Beradasarkan pengawasan, data, kalrifikasi dan
kajian Panwaslu Pasaman Barat bahwa KPU Pasaman barat sudah
melakukan verifikasi faktual sesuai tahapan dan aturan yang berlaku.
(Bukti Surat Panwaslu Pasaman Barat Nomor 09/Panwaslu-
PB/I/2013; ------------------------------------------------------------------------------
D. Berdasarkan Surat Edaran KPU Nomor 759/KPU/XII/2012 tanggal 14
Desember 2012, bahwa KPU Kabupaten/Kota menyusun dan
mengesahkan Berita Acara Rekapitulasi Hasil verifikasi Faktual
dalam formulir Model F8-Parpol dan menyampaikan kepada
pengurus Partai Politik yang telah memperoleh mandate dari DPC
Partai Politik yang hadir, Panwaslu Kab/Kota, Panwaslu kab/kota,
KPU Provinsi dan KPU disertai Lampiran 1 Model F8-Parpol,
Lampiran 4 Model F8-Parpol dan Lampiran 6 Model F8-Parpol; --------
E. Jawaban KPU Pasaman Barat/Klarifikasi KPU Pasaman Barat
sebagai berikut : ----------------------------------------------------------------------
1. Dalam pelaksanaan verifikasi faktual keanggotaan sesuai dengan
jadual, tahapan dan program yang diatur dalam peraturan KPU,
mulai verifikasi faktual Tahap I dan sampai dengan verifikasi
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 49 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
faktual hasil perbaikan. KPU Pasaman Barat selalu berkoordinasi
dan berkomunikasi terhadap seluruh Partai Politik yang ada
dokumennya untuk diverifikasi tidak hanya PKP Indonesia. KPU
sudah menyurati PKP Indonesia Pasaman Barat dengan
menghubungi Darmawanto, S.H (Ketua DPK PKP Indonesia
Pasaman Barat), dan bahkan sudah berkomunikasi dengan
Ahmad Sardon Pengurus PKP Indonesia Provinsi Sumatera
Barat; --------------------------------------------------------------------------------
2. Bahwa dalam Berita Acara Lampiran 5 Model F8-Parpol adalah
Formulir Resmi yang dikeluarkan oleh KPU, pada alinea pertama
fomulir tersebut mengatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Pasaman Barat menghasilkan data verifikasi faktual
dengan data sebagai berikut : Nama Partai : PKP Indonesia,
Nama Kabupaten/Kota : Pasaman Barat, Jumlah Populasi 446,
Jumlah Sampel 45, Jumlah Sesuai 34, Jumlah menolak 1,
Jumlah tidak sesuai 10, jumlah yang tidak diperiksa 0, jumlah
minimal anggota 41;-------------------------------------------------------------
3. Terkait dengan 11 (sebelas) orang yang “Tidak Memenuhi
Syarat”, memang hal tersebut sudah merupakan “Fakta” sebagai
hasil Tim verifikasi yang memverifikasi faktual sampel-sampel
anggota PKP Indonesia Pasaman Barat yang tersebar di
kecamatan-kecamatan. KPU Pasaman Barat tidak akan membuat
“Tidak Memenuhi Syarat” anggota PKP Indonesia yang
ditemukan yang menandatangani Lampiran 2 Model F8-Parpol
dan juga tidak akan membuat “Memenuhi Syarat”, jika anggota
PKP Indonesia yang tidak ditemukan dan menolak dengan
mengisi Surat Pernyataan (Model F12-Parpol). Datanya dapat
dilihat pada Lampiran 2 Model F8-Parpol terlampir;--------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 50 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Jumlah Sampel PKP Indonesia pada Verifikasi faKtual Hasil
perbaikan sebanyak 45 (empat puluh lima) KTA. Dari 45 tersebut,
setelah dilakukan verifikasi faKtual hasil perbaikan oleh masing-
masing tim verifikasi dapat dilihat hasilnya 34 (tiga puluh empat)
“Memenuhi Syarat” dan 11 (sebelas) orang “Tidak Memenuhi
Syarat”; -----------------------------------------------------------------------------
4. Bahwa jumlah anggota PKPI Pasaman Barat yang Tidak
Memenuhi Syarat (TMS) 11 (sebelas). (Bukti Lampiran 6 Model
F8-Parpol) orang dengan rincian 1 (satu) orang menolak (Bukti F-
12 Parpol) dan 10 (sepuluh) orang tidak ditemukan; -------------------
5. Terhadap 10 (sepuluh) orang anggota PKPI yang tidak ditemukan
berdasarkan Surat Edaran KPU Nomor 481/KPU/X/2012 tanggal
4 Oktober 2012 tentang Petunjuk Teknis Verifikasi Partai Politik
Calon Peserta Pemilu Tahun 2014 disebutkan bahwa “Apabila
sampai akhir masa verifikasi faktual, Partai Politik tidak dapat
menghadirkan anggotanya di kantor KPU keanggotaannya
dinyatakan “Tidak Memenuhi Syarat”. Oleh karena sampai akhir
masa verifikasi faktual PKP Indonesia kabupaten Pasaman Barat
tidak dapat/mampu menghadirkan anggota yang tidak ditemukan
tersebut, maka KPU Pasaman Barat menyimpulakn “Tidak
Memenuhi Syarat”; --------------------------------------------------------------
6. Bahwa terhadap anggota PKPI Pasaman Barat yang tidak
ditemukan, tim verifikasi sudah menghubungi Syafriadi, S.E via
telepon selulernya dengan Nomor HP. 08137476702. Dimana
Syafriadi sebagai Penghubung PKP Indonesia yang masih
tercatat di KPU Pasaman Barat dan belum pernah diganti oleh
PKP Indonesia Pasaman Barat. Namun Syafriadi tidak
mengangkat telepon selulernya ketika tim verifikasi
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 51 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
menghubunginya. Karena tim verifikasi bermaksud akan
melakukan konfirmasi terkait dengan tidak ditemukannya anggota
PKP Indonesia. (terlampir Dokumen data penghubung PKP
Indonesia Pasaman Barat; ----------------------------------------------------
7. Dipersidangan pun disampaikan kepada majelis pemeriksa
bahwa Syafriadi, SE juga sebagai sampel sekaligus Liasion
Officer (LO) di KPU Pasaman Barat saat verifikasi dilakukan oleh
tim verifikasi namun yang bersangkutan tidak ditemukan. Karena
Sayfriadi sebagai penghubung (LO), lalu tim verifikasi
menghubung yang bersangkutan via telepon selulernya namun
tidak diangkat. Dan ketika Ketua KPU Pasaman Barat
menghubungi beliau ternyata yang mengangkat telepon tersebut
Isterinya namun isterinya tidak mau bicara banyak tentang
verifikasi partai suaminya itu. Lalu Ketua KPU hanya berpesan
kepada isterinya, dimohon Syafriadi menghubungi KPU Pasaman
Barat. namun Syafriadi tidak kunjung menghubungi KPU
Pasaman Barat; ------------------------------------------------------------------
Bahwa terkait dengan adanya anggota PKP Indonesia 5 (lima)
orang menolak, dimana informasi tersebut menurut PKP
Indonesia berasal dari KPU Pasaman Barat. Jawaban : Dugaan
informasi yang menurut PKP Indonesia bersumber dari KPU
Pasaman Barat yang menyatakan anggota PKP Indonesia
sebanyak 5 (lima) orang mengisi Model F12-Parpol, tidak
berdasar. Karena informasi yang diperoleh dari sumber yang
tidak jelas. Bukti : Lampiran 2 Model F8-Parpol, Model F12-
Parpol, Lampiran 5 Model F8-Parpol; --------------------------------------
e. Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah--------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 52 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Di Kabupaten Demak, PKP Indonesia terkait dengan keanggotaan
pada Verifikasi Tahap II mengirimkan fotokopi KTA sebanyak 1.033,
jumlah sampel 104. Anggota yang memenuhi syarat 20, Tidak
memenuhi Syarat 84, hasil proyeksi 200 karena anggota yang
memenuhi syarat tidak mencapai 100 atau hasil proyeksi 1000, maka
keanggotaan PKP INDONESIA oleh KPU Kabupaten Demak
dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (sebagaimana ketentuan
peraturan yang berlaku); -------------------------------------------------------------
Bahwa tidak benar Surat KPU Kabupaten Demak No. 151/KPU-Kab-
012.329254/XII/2012, Hal Verifikasi Faktual Keanggotaan Partai Politik
Hasil Perbaikan, tertanggal 12 Desember 2012, diterima tanggal 16
Desember 2012. Yang benar surat tersebut diterima pada tanggal itu
juga (12 Desember 2012) oleh Umi Lathifah istri dari Wahono
Sudhariyo (Ketua DPK PKP INDONESIA Kabupaten Demak);------------
Bahwa sampai batas waktu yang telah ditentukan yakni tanggal 17
Desember 2012 pukul 16.00 WIB, Pengurus DPK PKP INDONESIA
tidak menghadirkan sama sekali dari 82 anggota yang diminta oleh
KPU Kabupaten Demak untuk dihadirkan di Kantor KPU karena tidak
ditemukan pada saat verifikasi faktual.Tidak Benar Bahwa KPU Kab.
Demak tidak melakukan verifikasi faktual;---------------------------------------
Dugaan PKP Indonesia tidak benar bahwa KPU Kabupaten Demak
menggunakan tenaga out sourching dalam melakukan verifikasi
faktual Partai Politik karena dengan 24 personil yang terdiri atas 5
(lima) komisioner dan 19 (sembilan belas) sekretariat, masing-masing
terbagi dalam 5 (lima) tim, sangat cukup untuk memverifikasi 16
parpol pada saat itu sehingga tak ada alasan untuk menggunakan
tenaga out sourching; -----------------------------------------------------------------
f. Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah -------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 53 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Adalah tidak benar bahwa DPK PKPI Kabupaten Cilacap
menghadirkan 16 anggota dari 19 anggota yang diminta oleh KPU
Sesuai dengan Surat No 547/KPU.Kab.012.329.392/XII/2012 tanggal
13 Desember 2012 KPU Kabupaten Cilacap meminta kepada
Pengurus PKPI Kab. Cilacap untuk menghadirkan 16 (enambelas)
anggotanya yang tidak bertemu di lapangan. Anggota yang dihadirkan
oleh PKPI adalah sebanyak 7 (tujuh) orang, yaitu:
1) Bagus Catur Cahyono, No Sampel 393 No KTA 9021807010793
alamat Desa Adipala Rt 001/011 Adipala yang hadir orang lain
yaitu ketua PKPI Kab Cilacap meskipun membawa KTA dan KK,
dan diakui oleh Ketua PKPI Kab. Cilacap bahwa ybs sedang
sekolah, dan baru berumur 19 tahun, TMS; --------------------------------
2) Ngadirah, No Sampel 558 No KTA 000088-1807-070777,
beralamat di Karanganyar Rt 005/006 Adipala, MS; ---------------------
3) Mohamad Simin, No sampel 650 No KTA 0000150-1807-070970
alamat Layansari Rt 003/008 Gandrungmangu, verifikator di Kantor
KPU tidak mampu diyakinkan bahwa yang hadir adalah yang
bersangkutan, dan yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan
KTP atau identitas lainnya, TMS;----------------------------------------------
4) Kusdiyono No sampel 621 No KTA 0000121-1807-030893,
membawa KTP, MS; --------------------------------------------------------------
5) Mujiati No sampel 69 No KTA 5691807060760, MS; --------------------
6) Supardi Hakim, No sampel 75 No KTA 5751807270164 yang
alamat Prapagan Rt 001/001 Jeruklegi verifikator di Kantor KPU
tidak mampu diyakinkan bahwa yang hadir adalah yang
bersangkutan, dan tidak dapat menunjukkan KTP atau identitas
lainnya. Yang hadir Sdr Amir, TMS; ------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 54 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
7) Riptiyana Sari, No sampel 54, No KTA 0000148-1807-050788
alamat sesuai KTA Mulyadadi Rt 01/04 kedung reja, MS Untuk 9
(sembilan) anggota PKPI yang lain tidak dihadirkan sesuai Surat
No 547/KPU.Kab.012.329.392/XII/2012 tanggal 13 Desember
2012, dikarenakan masih dalam masa verifikasi, dilakukan
verifikasi faktual ulang oleh verifikator KPU Kab. Cilacap Sdr.
Karsito dan dinyatakan MS. Anggota tersebut adalah: ------------------
1) Wagino No sampel 32, No KTA 5361807050770 alamat
sesuai KTA Pasuruhan RT 007/02 Binangun; ---------------------
2) Purtiningsih No sampel 415, No KTA 9231807121251 alamat
sesuai KTA Pasuruhan RT 020/005 Binangun; -------------------
3) Sundaryo No sampel 559, No KTA 00000725-1807-180679
alamat sesuai KTA Kemojing RT 012/002 Binangun; -----------
4) Siswadi Ratimin No sampel 575, No KTA 0000075-1807-
110660 alamat sesuai KTA Pasuruhan RT 025/008
Binangun; --------------------------------------------------------------------
5) Suratman No sampel 695, No KTA 0000210-1807-070469
alamat sesuai KTA Kemojing RT 05/02 Binangun; ---------------
6) Sugeng No sampel 762, No KTA 0000277-1807-310760
alamat sesuai KTA Pasuruhan RT 02/01 Binangun;-------------
7) Yudi Cahyono No sampel 826, No KTA 0000341-1807-
170380 alamat sesuai KTA Pesawahan Rt03/02 Binangun; --
8) Narsum No sampel 889, No KTA 0000404-1807-290582
alamat sesuai KTA Pasuruhan Rt 013/004 Binangun; ----------
9) Nasih, No sampel 929, No KTA 0000447-1807-311258
alamat sesuai KTA Pasuruhan Rt 007/002 Binangun; ----------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 55 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Bahwa 19 anggota yang tercantum dalam Lampiran 2 Model F-
8 Parpol adalah hasil verifikasi Faktual KPU Kabupaten Cilacap
dengan rincian: ----------------------------------------------------------------
1) 3 (tiga) anggota dinyatakan TMS yang dihadirkan di Kantor
KPU Kabupaten Cilacap, dikarenakan yang hadir orang lain,
atas nama:-------------------------------------------------------------------
a) Bagus Catur Cahyono; -----------------------------------------------
b) Mohamad Simin; -------------------------------------------------------
c) Supardi Hakim; ---------------------------------------------------------
2) Bahwa TMS dikarenakan dalam sampel ditemukan nama
dan orang-orang yang ganda dengan 12 nama (riil 6 Orang
MS), sehingga nomor sampel berikutnya dicoret menjadi
TMS sejumlah 6 orang karena memiliki KTA ganda, yaitu: ----
a) Kampen, alamat Banjarwaru Rt 002/006 Nusawungu
Dengan dua No KTA: 0000417-1807-311245 No sampel
902 dan No KTA: 0001008-1807-311245 No sampel
1030; ---------------------------------------------------------------------
b) Ngadiyem alamat Pasuruhan Rt 017/005 Binangun No
KTA: 6001807021238 No sampel 99 dan No KTA:
9731807021238 No sampel 465; ---------------------------------
c) Ponisah alamat Purwadadi Rt 004/003 Nusawungu No
KTA 7951807080469 No sampel 274 dan No KTA:
8861807080469 No sampel 377; ---------------------------------
d) Sikin Sudiarto Alamat Purwadadi Rt 004/001 Nusawungu
No KTA: 8031807311265 No sampel 282 dan No KTA:
9451807311265 No sampel 437; ---------------------------------
e) Siswodiarjo Suradi No KTA ganda 7011807311248
tetapi tertulis di dua alamat berbeda yaitu Desa
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 56 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Alangamba Rt 006/003 Kec Binangun Kab. Cilacap No
sampel 208 Dan Alangamba Rt 005/003 Kec Binangun
Kab. Cilacap No sampel 209;--------------------------------------
f) Turiyah alamat Banjareja Rt 003/005 Nusawungu No
KTA 5401807060372 No sampel 40 dan No KTA:
6181807060372 No sampel 126; ---------------------------------
3) Bahwa 10 (sepuluh orang dinyatakan TMS setelah dilakukan
verifikasi faktual, atas nama: -------------------------------------------
a) Manisem Nomor sampel 30 Nomor KTA 5351807170567
alamat Banjareja RT 001/005 Nusawungu. Dokumen tidak
sesuai KTA ditunjukkan 6251807170567;-----------------------
b) Nuryati Nomor Sampel 285 Nomor KTA 8061807170789
alamat Nusawangkal RT 002/004 Nusawungu, yang
diverifikasi menunjukkan Dokumen tidak sesuai KTA
ditunjukkan 9431807170789; ---------------------------------------
c) Sumarjo Payan No sampel 897 No KTA 0000412-1807-
311259 alamat Banjarwaru Rt 003/006 Nusawungu yang
diverifikasi Dokumen tidak sesuai KTA ditunjukkan
67121807311259 KTP a/n Sumarjo Rasam; -------------------
d) Mujianto No sampel 290 No KTA 8111807150180 alamat
Banjarwaru Rt 001/001 Nusawungu yang diverifikasi
Dokumen tidak sesuai menunjukkan KTA 8091807150180
a/n Mujiyanto; -----------------------------------------------------------
e) Karsidi bukan anggota bukan anggota; --------------------------
f) Warsini bukan anggota; (dalam persidangan dianggap
KTA misterius, tidak diakui sebagai anggota PKPI); ---------
g) Kuat Raharjo bukan anggota;---------------------------------------
h) Darsini bukan anggota;-----------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 57 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
i) Khadiran bukan anggota; --------------------------------------------
j) Paijan bukan anggota;------------------------------------------------
g. Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah----------------------------------
Bahwa menurut Pasal 6 ayat (2) Peraturan Komisi Pemilihan Umum
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi dan Penetapan
Partai Politik Peserta Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, KPU melayani pendaftaran Partai
Politik calon peserta Pemilu pada pukul 08.00 WIB sampai dengan
pukul 16.00 WIB, termasuk penyerahan berkas bukti keanggotaan
Partai Politik paling sedikit 1000 (seribu) orang atau 1/1000 (satu
perseribu) dari jumlah penduduk pada setiap kabupaten/kota oleh
Parpol tingkat kabupaten/kota kepada KPU Kabupaten/kota; -------------
Bahwa menurut PKPU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2012
tentang Tahapan, Program, dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014, masa
perbaikan berkas verifikasi tingkat kabupaten/ kota pada tanggal 27
November 2012 sampai dengan 3 Desember 2012, hal ini tidak
dilakukan secara maksimal oleh Penggugat pada tingkat Kabupaten
Grobogan; --------------------------------------------------------------------------------
Bahwa alasan Penggugat mengenai perbaikan keanggotaan
Penggugat di Kabupaten Grobogan tidak diterima Tergugat karena
terlambat dengan alasan keterlambatan karena faktor teknis yaitu :-----
1) Cuaca buruk mengakibatkan rental fotokopi tidak beroperasi karena
listrik padam;-------------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 58 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
2) Adanya kecelakan yang menimpa Sekretaris DPK yang merupakan
musibah yang tentunya tidak ada faktor kesengajaan sehingga
mengakibatkan data tercecera dan harus direvisi ulang; ----------------
KPU Kabupaten Grobogan secara tegas dan jelas menolak alasan
tersebut, karena alasan PEMOHON/ PKP Indonesia terlalu mengada-
ada dan tidak sesuai denganTahapan, Program dan Jadual
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dam DPRD
Tahun 2014; -----------------------------------------------------------------------------
Bahwa Tergugat/KPU Kabupaten Grobogan menolak secara tegas
alasan Penggugat tentang “..memberian toleransi atas keterlambatan
berkas..” hal ini secara jelas akan menimbulkan ketidakpastian
hukum; ------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa pada tanggal 6 September 2012 pukul 11.40 WIB KPU
Kabupaten Grobogan menerima daftar anggota dan Kartu Tanda
Anggota (KTA) sejumlah 1.005 KTA. Pada tanggal 26 September
2012 sesuai dengan BA Nomor 4/BA/IX/2012, Penggugat melakukan
perubahan penyerahan KTA Partai Politik menjadi sebesar 1.155
KTA; ---------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa menurut pertimbangan Majelis Pemeriksa Bawaslu, bukti
pemohon tentang KTA dan KTP sebanyak 1.073 tidaklah benar; --------
h. Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah --------------------------------------
Bahwa KPU Kabupaten Kendal adalah pelaksana kebijakan KPU
terkait dengan batas waktu pengiriman berkas perbaikan. KPU
Kabupaten Kendal konsisten melakukan apa yang telah ditetapkan
oleh KPU dalam Surat Edaran (SE) Nomor 508/KPU/X/2012 bahwa
batas waktu penerimaan perbaikan daftar nama anggota parpol dalam
bentuk hardcopy dan fotokopi Kartu Tanda Anggota (KTA) oleh KPU
kabupaten/kota berakhir pada pukul 16.00 waktu setempat. Terkait
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 59 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
mengenai tanggal dan jam batas waktu pengiriman berkas perbaikan
sudah disampaikan kepada seluruh Parpol calon peserta Pemilu di
Kabupaten Kendal dalam acara penyampaian hasil verifikasi Partai
Politik pada tanggal 25 November 2012 yang juga dihadiri oleh
perwakilan PKPI. Penyampaian KPU Kabupaten Kendal mengenai
tanggal dan jam batas waktu pengiriman berkas perbaikan sudah
sangat jelas meskipun tidak dicantumkan dalam surat KPU Kabupaten
Kendal No. 197/KPU-Kab.012.329248/XI/2012 yang dibuktikan
dengan tidak adanya Parpol yang terlambat mengirimkan berkas
perbaikan kecuali Penggugat; ------------------------------------------------------
Dalil Penggugat hanya mengada-ada terkait kondisi jalan yang rusak
dan cuaca yang buruk sehingga terlambat menyampaikan berkas
kelengkapan ke KPU Kabupaten Kendal karena kondisi yang dijadikan
alasan Penggugat bukan kondisi yang luar biasa seperti bencana
alam, adanya huru-hara, peperangan dan kejadian lain yang
terganggungnya kepentingan umum sehingga dalil tersebut sangat
tidak beralasan dan harus dikesampingkan ada anggota Komisioner
KPU Kabupaten Kendal dan PNS Sekretariat KPU Kabupaten Kendal
yang bertempat tinggal di Boja dan darah sekitarnya masih bisa
menjalankan aktivitas sehari-hari dengan normal; ----------------------------
1) Di kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah------------------------------------
Berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (2) huruf g Peraturan KPU
Nomor 8 Tahun 2012 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2012, bahwa KPU Kabupaten/Kota
melakukan verifikasi faktual keanggotaan Partai Politik dengan cara
tatap muka untuk mencocokkan dan meneliti kesesuaian KTA dengan
nama setiap anggota Partai Politik. -----------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 60 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Petugas verifikasi dalam melaksanakan kegiatan angka 1, mendatangi
semua sampel anggota PKP Indonesia dgn hasil: ----------------------------
1) Bertemu dengan sampel, yaitu:------------------------------------------------
a) Menyatakan anggota PKP Indonesia, dinyatakan Memenuhi
Syarat (MS) sejumlah 29 (dua puluh sembilan); ----------------------
b) Menyatakan bukan anggota PKP Indonesia dengan
menandatangani Surat Pernyataan F12, dinyatakan Tidak
Memenuhi Syarat (TMS) sejumlah 33 (tiga puluh tiga). ------------
2) Tidak bertemu dengan sampel sejumlah 40 (empat puluh) orang;---
Hasil proyeksi verifikasi keanggotaan PKPI di
Kab. Klaten:
Jumlah populasi : 1.013
Jumlah sampel : 102
Jumlah MS : 69
Jumlah TMS : 33
Jumlah tidak diperiksa : 0
Jumlah minimal
anggota
: 1.000
Hasil verifikasi : 69 X 10 = 690
Kesimpulan : Tidak Memenuhi
Syarat
Berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (2) huruf h Peraturan KPU
No. 8 Tahun 2012 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2012, bahwa dalam hal tidak
bertemu dengan anggota Partai Politik, KPU Kabupaten/Kota
meminta pengurus Partai Politik menghadirkan anggota yang
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 61 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
bersangkutan sampai akhir masa verifikasi faktual kepada petugas
verifikasi guna membuktikan keanggotaannya; ---------------------------
KPU Kabupaten Klaten mengirimkan surat pemberitahuan untuk
menghadirkan anggota melalui Surat Nomor:1280/KPU-
Kab/012.329461/XI/2012; -------------------------------------------------------
Pengurus PKP Indonesia Kab. Klaten menerima Surat
sebagaimana dimaksud huruf b, dibuktikan dengan tanda terima
Surat;----------------------------------------------------------------------------------
Surat tersebut berisi pemberitahuan untuk menghadirkan sampel
anggota PKP Indonesia yang tidak bertemu dengan petugas
verifikasi KPU Kabupaten Klaten, yaitu sejumlah 40 (empat puluh)
orang; ---------------------------------------------------------------------------------
Pada tanggal 17 Desember 2012, KPU Kabupaten Klaten
melakukan verifikasi faktual di Kantor KPU Kabupaten Klaten
terhadap anggota PKP Indonesia yang dihadirkan, sejumlah 40
(empat puluh) orang, dengan hasil verifikasi MS;-------------------------
Berdasarkan hasil verifikasi, KPU Kabupaten Klaten melakukan
Rapat Pleno dan menetapkan bahwa sampel anggota sejumlah 40
(empat puluh) orang, dinyatakan Memenuhi Syarat (MS). terhadap
Permohonan DPN PKP Indonesia Nomor: 13/DPN PKP IND/2013
tanggal 25 Januari 2013 pada Huruf B.3 huruf c dan d, bahwa
sampel anggota sejumlah 40 (empat puluh) orang sudah
dinyatakan Memenuhi Syarat (MS). Hal-hal tersebut merupakan
penjelasan terhadap Permohonan DPN PKP Indonesia Nomor:
13/DPN PKP IND/2013 tanggal 25 Januari 2013 pada Huruf B.3
huruf h.2), yang mendalilkan bahwa 32 orang dari 40 orang
anggota yang dinyatakan TMS oleh KPU; ----------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 62 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Berdasarkan hasil verifikasi faktual, jumlah sampel anggota PKP
Indonesia yang Memenuhi Syarat (MS) adalah 29 (dua puluh
sembilan) ditambah 40 (empat puluh), yaitu 69 (enam puluh
sembilan);----------------------------------------------------------------------------
Hal-hal tersebut merupakan penjelasan bahwa 40 orang anggota
yang dipersoalkan/dicantumkan dalam Permohonan DPN PKP
Indonesia Nomor: 13/DPN PKP IND/2013 tanggal 25 Januari 2013
pada Huruf B.3 huruf c, bahwa sesugguhnya sampel anggota PKP
Indonesia sejumlah tersebut sudah dinyatakan Memenuhi Syarat
(MS). Oleh karena, jumlah keseluruhan sampel anggota PKP
Indonesia yang MS sejumlah 69 (enam puluh sembilan) adalah
merupakan penjumlahan terhadap hasil verifikasi faktual
sebagaimana dimaksud angka 2.a.1) dan angka 6/78. Dengan
demikian, 40 orang anggota yang dipersoalkan/dicantumkan dalam
Permohonan DPN PKP Indonesia Nomor: 13/DPN PKP IND/2013,
25 Januari 2013, tidak berdiri sendiri dengan jumlah 69
sebagaimana dicantumkan dalam Permohonan DPN PKP
Indonesia Nomor: 13/DPN PKP IND/2013 tanggal 25 Januari 2013
di bagian “Hasil Memenuhi Syarat Tahap II “;------------------------------
Berdasarkan Lampiran 4 F8 bahwa : (Dokumen terlampir) ; ----------
Jumlah populasi : 1.013-----------------------------------------------
Jumlah sampel : 102-----------------------------------------------
Jumlah MS : 69-----------------------------------------------
Jumlah TMS : 33-----------------------------------------------
Jumlah tidak
diperiksa
: 0-----------------------------------------------
Jumlah minimal : 1.000-----------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 63 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
anggota
Hasil verifikasi : 69 X 10 = 690 ----------------------------------
Kesimpulan : Tidak Memenuhi Syarat ----------------------
Hal merupakan penjelasan terhadap Permohonan DPN PKP
Indonesia Nomor: 13/DPN PKP IND/2013 tanggal 25 Januari 2013.
Bahwa nama-nama yang menandatangani F12 benar-benar telah
menyatakan bukan anggota PKP Indonesia kepada verifikator KPU
Kab. Klaten. Sesuai dengan ketentuan, apabila verifikator bertemu
dengan sampel yang menyatakan bukan anggota dan
menandatangani F12, maka yang bersangkutan dinyatakan TMS.
Dengan demikian, verifikator KPU Kab. Klaten tidak melakukan
kelalaian dan sesuai dengan peraturan perundnag-undnagan yang
berlaku; -------------------------------------------------------------------------------
Nama-nama sampel yang TMS tersebut, adalah nama dan alamat
yang berbeda dengan sampel sejumlah 40 (empat puluh) yang
dihadirkan ke Kantor KPU Kab. Klaten sebagaimana dimaksud
huruf e, huruf f, dan huruf g; ----------------------------------------------------
Hal-hal tersebut merupakan penjelasan terhadap Permohonan
DPN PKP Indonesia Nomor : 13/DPN PKP IND/2013 tanggal 25
Januari 2013. Bahwa nama-nama sampel yang TMS sejumlah 33
(tiga puluh tiga) adalah nama-nama yang berbeda dengan sampel
sejumlah 40 (empat puluh) yang dihadirkan ke Kantor KPU Kab.
Klaten sebagaimana dimaksud pada angka 6/7/8. Dengan
demikian hasil proyeksi bedasarkan hasil verifikasi faktual tetap
sejumlah : 69 X 10 = 690, dan kesimpulannya adalah TMS;---------
Hal-hal tersebut merupakan penjelasan/klarifikasi terhadap
Permohonan DPN PKP Indonesia Nomor: 13/DPN PKP IND/2013
tanggal 25 Januari 2013 yang mendalilkan anggota KPU
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 64 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Kabupaten Klaten (Sdri. Mukaromah, S.Sos) tidak menjawab
pertanyaan Sdr. David Ari Wibowo, Ketua DPK PKP INDONESIA
Kabupaten Klaten. Bahwa selama proses verifikasi faktual, KPU
Kabupaten Klaten sesuai dengan ketentuan hanya memberikan
informasi untuk meminta pengurus Partai Politik menghadirkan
anggota yang tidak bertemu sebagaimana dimaksud angka 2
huruf b; -------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan Surat KPU RI Nomor : 759/KPU/XII/2012 tanggal 14
Desember 2012 perihal Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual Partai
Politik, KPU Kabupaten Klaten dalam melaksanakan kegiatan
Rapat Pleno Terbuka Hasil Verifikasi Faktual Partai Politik KPU
Kabupaten Klaten telah menyampaikan tata cara Sidang Pleno
Terbuka. Pimpinan parpol (termasuk dari PKP Indonesia) yang
hadir dalam Rapat Pleno Terbuka Hasil Verifikasi Faktual Partai
Politik menerima hasil yang ditetapkan KPU Kab. Klaten, dan
Panwaslu Kab. Klaten tidak menyampaikan keberatan; ----------------
j. Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah----------------------------------
Bahwa pada tahap pertama PKPI Sukoharjo ini menyerahkan
sebanyak 458 KTA, yang kami jadikan sampel sebanyak 46. Dari 46
sampel ini 20 Memenuhi Syarat, 19 Tidak Memenuhi Syarat kemudian
pada Tahap ke dua kami diberikan perbaikn, tapi perlu disampaikan
bahw populasi yanng disampaikan adalah 995 KTA kemudian jumlah
sampel 100, ini yan Memenuhi Syarat 70 dan Tidak memenuhi Syarat
30; ------------------------------------------------------------------------------------------
Bahw hasil verifikasi berdasarkan bukti-bukti lampiran F8 Parpol. Jadi
yang dilakukan adalah betul kita minta dihadirkan 50, rekan-rekan dari
PKPI bisa menghadirkan 32 begitu ya. Jadi dari 32 ini kumulasi untuk
perbaikan adalah yang Memenuhi Syarat ini adalah 70, nah 70 ini
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 65 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
ketika diproyeksikan masih 700 penduduk jadi masih kurang dari
syarat minimal, jadi demikian, syarat minimal penduduk Kabupaten
Sukoharjo;--------------------------------------------------------------------------------
1. Surat KPU Kabupaten Sukoharjo Nomor 290/KPU-Kab-
012.329492/XII/2012 tanggal 12 Desember 2012;-----------------------
2. Daftar Nama-Nama Perbaikan Anggota Partai Politik Tingkat
Kabupaten/Kota yang harus dihadirkan;------------------------------------
3. Daftar hadir Anggota Partai Politik yang harus dihadirkan di KPU
Kabupaten Sukoharjo; -----------------------------------------------------------
Bahwa dari jumlah sample tahap perbaikan sejumlah 100 orang, yang
memenuhi syarat sejumlah 70, dan tidak memenuhi syarat 30 orang
yang terdiri dari 12 orang menyatakan bukan anggota partai PKPI
(dibuktikan dengan Formulir F12-Parpol terlampir) dan 9 orang
dihadirkan terlambat (melebihi batas waktu jam 16.00), 8 orang tidak
dapat dihadirkan karena dalam posisi di luar kota (merantau), dan 1
orang sakit (terkena stroke) sebagaimana dalil pemohon;-----------------
Bahwa terhadap 9 orang yang didlilkan Pemohon telah dihadirkan
dikantor KPU kabupaten sukoharjo diatas jam 16.00 WIB tidak benar,
hal ini dibuktikan dengan Surat Pernyataan anggota atau bukan
anggota Partai PKPI Kabupaten Sukoharjo dan tidak benar bahwa
pada hari Senin, tanggal 17 Desember 2012 jamm 17.00 WIB telah
hadir di KPU Kabupaten Sukoharjo untuk diverifikasi sebagai anggota
PKPI ( 8 orang ) sebagai berikut : -------------------------------------------------
1) Praptinah, Ngruki Baru RT 08/16 Cemani Grogol. Bahwa yang
bersangkutan bukan anggota PKPI dan tidak dihadirkan pada tgl 17
Desember 2012 dikantor KPU Kabupaten Sukoharjo diatas jam
16.00 WIB. Bahwa yang bersangkutan adalah PNS SMPN 1 Baki; --
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 66 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
2) Isnaini farida, Gambiran RT 01/III Cemani, Grogol. Bahwa yang
bersangkutan bukan anggota PKPI dan tidak dihadirkan pada tgl 17
Desember 2012 dikantor KPU Kabupaten Sukoharjo diatas jam
16.00 WIB; ---------------------------------------------------------------------------
3) Yazinta Arviani Setiawati.cGambiran RT 03/III Cemani Grogol.
Bahwa yang bersangkutan bukan anggota PKPI dan sejak
September 2006 pindah domisili dari Gambiran RT 03/III Cemani
Grogol ( Surat Keterangan pindah RT );--------------------------------------
4) Ismi Daryanti. Bahwa nama tersebut tidak ada di alamat Tegal Rejo
RT 01/03 Kadokan Grogol. Bahwa yang bersangkutan bukan
anggota PKPI dan tidak dihadirkan pada tgl 17 Desember 2012
dikantor KPU Kabupaten Sukoharjo diatas jam 16.00 WIB; ------------
5) Agus Tri Hartanto. Plalan RT 03/04 Kadokan Grogol. Bahwa yang
bersangkutan benar anggota PKPI dan pada tgl 17 Desember 2012
diatas jam 16.00 WIB tidak bisa hadir dikantor KPU Kabupaten
Sukoharjo karena masih lembur/belu pulang kerja ( Bukti
keterangan dari orang tua ); -----------------------------------------------------
6) Wahyono, Kaliwingko RT 04/01 Madegondo Grogol. Bahwa yang
bersangkutan bukan anggota PKPI dan tidak dihadirkan pada tgl 17
Desember 2012 dikantor KPU Kabupaten Sukoharjo diatas jam
16.00 WIB;----------------------------------------------------------------------------
7) Toni Hendri Awan. Bahwa yang bersangkutan tidak ada dan tidak
terdaftar di RT 03/XIV Cemani Grogol derdasarkan Buku daftar KK
(Bukti terlampir); --------------------------------------------------------------------
8) M. Fareza Falesmana. Madegondo RT 05/04 Madegondo Grogol.
Bahwa yang bersangkutan pindah ke Gunungkidul Yogyakarta
sejak 2 tahun yang lalu;-----------------------------------------------------------
k. Di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 67 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Tanggal 19 Desember 2012, KPU Bone Bolango melaksanakan rapat
pleno hasil verifikasi faktual untuk 16 Partai Politik yang juga dihadiri
oleh Ketua, Sekretaris dan Bendahara PKPI Kabupaten Bone Bolango
dibuktikan dengan dokumentasi kehadiran dalam rapat pleno; -----------
Sebelum rapat dimulai, terlebih dahulu semua Partai Politik yang
menghadiri rapat pleno dimintakan surat mandat untuk hadir dalam
rapat pleno. Tetapi sesuai kesepakatan bersama, pengurus parpol
yang belum membawa mandat dapat mengikuti rapat pleno serta
dapat memberikan keberatan atas hasil verifikasi faktual dengan
catatan bahwa surat mandat diberikan kepada KPU kabupaten Bone
Bolango pada saat pengambilan Berita acara hasil pleno. Dalam
rapat pleno, tidak ada satupun Partai Politik yang mengajukan
keberatan atas hasil verifikasi faktual yang telah dilaksanakan oleh
verifikator KPU Kabupaten Bone Bolango. Semua Parpol diberi
kesempatan yang sama untuk mendapatkan berita acara hasil
verifikasi faktual dengan membawa mandat dari pengurus Partai
Politik, sebagaimana kesepakatan forum peserta rapat pleno;------------
Tanggal 05 Desember 2012, KPU Bone Bolango melakukan
pencupilkan terhadap keanggotaan PKPI. Hasilnya KPU mengambil
sampel sebanyak 19 dari populasi 184 KTA. Dari hasil verifikasi
perbaikan, 6 (enam) orang Memenuhi Syarat (MS), 3 (tiga) orang
menandatangani pernyataan bukan anggota PKPI, 1 (satu) orang
tidak dikenal di desa dan 9 (sembilan) orang tidak dapat ditemui.
Untuk itu KPU Bone Bolango meminta kepada pihak partai agar
menghadirkan anggota yang tidak dapat ditemui;-----------------------------
KPU Kabupaten Bone Bolango selalu melakukan komunikasi dua arah
dengan LO (Penghubung) PKPI, dalam hal antara Ketua PKPI dengan
Anggota KPU Bone Bolango (dr. Thaib Saleh), dimana sebelum
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 68 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
tanggal 17 Desember 2012 telah menyampaikan tentang perlunya
PKPI mendatangkan anggota PKPI yang tidak ditemui pada saat
verifikasi faktual;------------------------------------------------------------------------
Tanggal 17 Desember 2012 pukul 11.30 Wita, Staf Sekretariat KPU
Bone Bolango Syaiful Ibrahim menghubungi Ketua DPC PKPI Ridwan
Harun dan menanyakan kembali tentang anggota yang tidak dapat
ditemui. Ridwan mengaku siap menghadirkan anggotanya. Namun
pada pukul 18.00 Wita, Ridwan Harun menghubungi Syaiful dan
menyatakan baru sebagian yang bisa dihadirkan. Oleh Syaiful,
Ridwan diminta menghubungi anggota KPU Bone Bolango Divisi
Teknis Pemilu, Nanang Bukulu. Saat menghubungi Nanang Bukulu,
Ridwan meminta waktu hingga malam untuk menghadirkan 9
(sembilan) pemegang KTA tersebut. Namun oleh Nanang Bukulu
disampaikan bahwa batas perbaikan hanya sampai pukul 16.00 Wita.
Dan pihak PKPI pun tidak mendatangkan 9 (Sembilan) anggota
tersebut; ----------------------------------------------------------------------------------
Bahwa sebelum rapat dimulai, terlebih dahulu semua Partai Politik
yang menghadiri rapat pleno dimintakan surat mandat untuk hadir
dalam rapat pleno. Tetapi sesuai kesepakatan bersama, pengurus
parpol yang belum membawa mandat dapat mengikuti rapat pleno
serta dapat memberikan keberatan atas hasil verifikasi faktual dengan
catatan bahwa surat mandat diberikan kepada KPU kabupaten Bone
Bolango pada saat pengambilan Berita acara hasil pleno. Dalam rapat
pleno, tidak ada satupun Partai Politik yang mengajukan keberatan
atas hasil verifikasi faktual yang telah dilaksanakan oleh verifikator
KPU kabupaten Bone Bolango. Semua parpol diberi kesempatan
yang sama untuk mendapatkan berita acara hasil verifikasi faktual
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 69 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dengan membawa mandat dari pengurus Partai Politik, sebagaimana
kesepakatan forum peserta rapat pleno;-----------------------------------------
Verifikator berusaha menemui nama-nama dimaksud, tetapi tidak
berhasil ditemui. Untuk membuktikan bahwa verifikator telah
mendatangi alamat sesuai KTA maka pada waktu ajudikasi
dihadirkan 9 nama, yaitu: ------------------------------------------------------------
a) (satu) orang bernama Wawan Malahika berstatus sebagai PNS; ---
b) 2 (dua) orang atas nama; Pratama N. Kai dan Riskawati
Mohamad keduanya beralamat di Padengo menyatakan bukan
anggota partai PKPI, dan; -------------------------------------------------------
c) 2 (dua) orang an; Nur Dali alamat desa Ayula Utara dan Misnun
Adam alamat Kelurahan Padengo, berdasarkan pernyataan
Kepala Desa/ Lurah bahwa keduanya bukan merupakan penduduk
sesuai alamat yang dicantum dalam KTA;----------------------------------
l. Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta -----------
1. Verifikasi Hasil Perbaikan (Tahap II):-----------------------------------------
a. Verifikasi Faktual Hasil Perbaikan dilaksanakan pada tanggal 4
sampai dengan 17 Desember 2012. KPU Kabupaten Kulon
Progo bersurat kepada DPK Partai Keadilan dan Persatuan
Indonesia (PKPI) tentang pelaksanaan verifikasi faktual
perbaikan dengan nomor: 800/161/KPU-Kab-
013.329599/XII/2012 tanggal 05 Desember 2012 Hal Verifikasi
Faktual Partai Politik Hasil Perbaikan:-----------------------------------
1) Verifikasi faktual perbaikan kepengurusan dengan
mendatangi kantor Partai Politik tingkat kabupaten pada
tanggal 12 Desember 2012; -------------------------------------------
2) Verifikasi keanggotaan parpol dengan mendatangi anggota
sesuai sample pada tanggal 4 s/d 17 desember 2012; --------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 70 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
3) Menghadirkan pengurus dan anggota parpol yang tidak
ditemui dalam verifikasi faktual sebagaimana angka a) dan
b) dilaksanakan pada tanggal 15 s/d 17 desember 2012; -----
b. Bahwa berdasarkan hasil verifikasi faktual tahap II (perbaikan)
PKPI di Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut: ----------
Pengurus : Sesuai ---------------------------
30% Perempuan : Sesuai ---------------------------
Domisili dan Status Kantor : Sesuai --------------------------
Keanggotaaan : Tidak memenuhi -------------
Jumlah Populasi : 520 -------------------------------
Jumlah Sampel : 52 --------------------------------
Jumlah sesuai : 40 --------------------------------
Jumlah menolak : 0 ---------------------------------
Jumlah tidak sesuai : 12 --------------------------------
Jumlah yang tidak diperiksa : 0 ---------------------------------
Jumlah minimal keanggotaan : 451 -------------------------------
Jumlah hasil proyeksi : 400 -------------------------------
Data verifikasi faktual keanggotaan hasil kunjungan ke
lapangan sebagai berikut: --------------------------------------------------
Memenuhi Syarat (MS) : 14 --------------------------------------------
Tidak Memenuhi Syarat (TMS): 12 ----------------------------------
Tidak Ketemu (TK) : 26 --------------------------------------------------
Bahwa dalam hal tidak ketemu dengan anggota Partai Politik,
KPU Kabupaten Kulon Progo meminta pengurus Partai Politik
untuk menghadirkan anggota yang bersangkutan sampai
dengan masa akhir verifikasi faktual kepada petugas verifikasi
guna membuktikan keanggotaannya pada tanggal 15 sampai
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 71 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dengan 17 Desember 2012, sesuai dengan surat KPU
Kabupaten Kulon Progo tanggal 14 Desember 2012. --------------
Bahwa berdasarkan Berita Acara Kehadiran dan daftar hadir
anggota PKPI yang dihadirkan pengurus di kantor KPU
Kabupaten Kulon Progo sejumlah 26 anggota dan telah
dilakukan verifikasi yang hasilnya memenuhi syarat (MS); --------
c. Bahwa pada verifikasi faktual tahap perbaikan PKPI,
berdasarkan jumlah hasil kunjungan lapangan ke anggota dan
kehadiran anggota di Kantor KPU Kabupaten Kulon Progo yang
memenuhi syarat (MS) adalah sebagai berikut : ---------------------
a. MS hasil kunjungan lapangan : 14 ---------------------------
b. MS hasil kehadiran : 26 -----------------------------
c. Jumlah : 40 ---------------------------
Bahwa hasil proyeksi dari verifikasi faktual keanggotaan tahap
perbaikan untuk PKPI adalah sebanyak 400 anggota, padahal
jumlah minimal keanggotaan Partai Politik tingkat Kabupaten
Kulon Progo sebanyak 451 anggota. Sehingga Rapat Pleno
Terbuka KPU Kabupaten Kulon Progo menyatakan Jumlah
Keanggotaan PKPI Tidak Memenuhi Syarat (TMS); ----------------
Pada Rapat Pleno Terbuka tanggal 19 Desember 2012 pukul
13.00 WIB Ketua KPU Kabupaten Kulonprogo menjawab
pertanyaan saudara Samijo selaku ketua PKPI Kabupaten
Kulonprogo dengan membacakan Pasal 20 PKPU Nomor 12
Tahun 2012 tentang Perubahan Atas PKPU Nomor 8 Tahun
2012 tentang pendaftaran, verifikasi dan penetapan parpol
peserta Pemilu anggota DPR,DPRD Provinsi dan DPRD
Kab/Kota;------------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 72 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
a) Bahwa KPU Kulonprogo telah menerangkan dengan
membaca ketentuan pada : Peraturan KPU no 12 tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan KPU Nomor 8
Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan Penetapan
Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota, Pasal 20 ayat (2) huruf h
“bahwa dalam hal tidak bertemu dengan anggota parpol,
KPU kab/kota meminta pengurus parpol menghadirkan
anggota yang bersangkutan sampai masa virtual kepada
petugas verifikasi guna membuktikan keanggotaannya.” ------
b) Huruf i :”bahwa dalam hal anggota parpol dimaksud tidak
dapat dihadirkan oleh pengurus parpol, keanggotaan parpol
yang bersangkutan dinyatakan TMS; --------------------------------
(Dengan demikian jika anggota parpol tersebut dapat
dihadirkan maka keanggotaan parpol yang dihadirkan
dinyatakan MS);------------------------------------------------------------
Akan tetapi, sdr Samijo nampaknya tidak dapat memahami
penjelasan ini dan menyimpulkan bahwa yang dimaksudkan
adalah keanggotaan parpol MS dalam arti Memenuhi Syarat
Minimal Keanggotaan Parpol di kabupaten Kulon Progo;----------
Sementara pada tanggal 16 Desember 2012 saat saudara
Samijo datang ke kantor KPU Kulonprogo, anggota KPU
Kulonprogo Marwanto menjelaskan “raport” PKPI untuk
verifikasi faktual (virtual) KTA perbaikan. Dasar penjelasan ini
setelah saudara Marwanto berkomunikasi dengan anggota
komisioner KPU Kulonprogo yang lain: bahwa hasil jumlah MS
(Memenuhi Syarat), TMS (Tidak Memenuhi Syarat) dan TK
(Tidak Ketemu) bisa atau boleh disampaikan ke partai, dengan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 73 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
tujuan: jika ada partai yang jumlah TK tidak dapat untuk
melengkapi MS agar mencapai batas minimal (46 MS), partai
yang bersangkutan bisa mengambil kebijakan yang tepat.
Karena menghadirkan anggota yang TK, bagi partai tentu tidak
lepas dari biaya. Hal tersebut sebenarnya juga dilakukan oleh
KPU Kabupaten/Kota lain di DIY pada parpol yang jumlah TK
tidak bisa menutupi (memenuhi) batas minimal;----------------------
Dalam kontkes “rapor” PKPI, dijelaskan pada saudara Samijo
“Bahwa untuk vertual KTA perbaikan, MS berjumlah 14, TMS
berjumlah 12 dan TK berjumlah 26. Itu artinya jika sampeyan
menghadirkan semua yang TK (26) maka tidak akan bisa
mencapai batas minimal yang dibutuhkan untuk syarat lolos di
KPU Kulonprogo, yakni 46. Karena 26 tambah 14 (yang MS
saat kunjungan vertual) baru mencapai 40, itu artinya belum
bisa untuk melengkapi syarat lolos (batas minimal) KTA di
Kulonprogo, yakni 46. Tapi terserah, monggo, kebijakan PKPI
mau menghadirkan atau tidak, karena menghadirkan anggota
yang TK tentu akan memakan biaya’; -----------------------------------
Dan perlu diketahui, keterangan serupa juga disampaikan oleh
anggota KPU Kulonprogo kepada partai lain (baca: partai yang
jumlah TK tidak bisa menutupi batas minimal/46), tetapi
pengurus partai lain dapat memahami keterangan anggota
KPU Kulonprogo tersebut; --------------------------------------------------
Dengan demikian tidak ada perbedaan substansi dari
penjelasan / keterangan yang disampaikan oleh Ketua KPU
Kulonprogo dengan anggota KPU Kulonprogo. Sebab yang
dimaksud Memenuhi Syarat (MS) oleh Ketua KPU Kulonprogo
adalah jika jumlah anggota yang TK (tidak Ketemu) itu
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 74 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dihadirkan (26) maka yang dihadirkan itu adalah MS
(Memenuhi Syarat), sedangkan yang dimaksud
saudaraMarwanto adalah jumlah TK (tidak ketemu), yakni 26
meskipun dihadirkan belum bisa untuk melengkapi batas
minimal jumlah MS di Kabupaten Kulonprogo, yakni 46;-----------
2. Menjawab surat saudara Ketua DPK PKPI Kulon Progo nomor
013/DPK.PKPI/ Kulon Progo/I/2013 Perihal Permohonan data
Anggota PKPI yang TMS. Berikut kami sampaikan penjelasannya: -
a. Surat Edaran KPU Nomor 481/KPU/X/2012 tanggal 4 Oktober
2012 Perihal Petunjuk Teknis Verifikasi Partai Politik Calon
Peserta Pemilu Tahun 2014, huruf c. Verifikasi Faktual, angka 3
. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota; ---------------------------
b. Pelaksanaan b) angka (5) menyatakan : Melakukan
pengambilan atau pencuplikan sampel di bawah supervise KPU
Provinsi. Hasil pengambilan atau pencuplikan sampel bersifat
rahasia, dicetak dan dilaporkan kepada KPU melalui KPU
Provinsi melalui aplikasi Sipol serta menyampaikan salinan
kepada Bawaslu Provinsi;---------------------------------------------------
c. Surat Edaran KPU Nomor 481/KPU/X/2012 tanggal 4 Oktober
2012 Perihal Petunjuk Teknis Verifikasi Partai Politik Calon
Peserta Pemilu Tahun 2014, huruf e. Pelayanan data dan
informasi angka 3 huruf a menyatakan Partai Politik,
Bawaslu/Bawaslu Provinsi/Panwaslu Kabupaten/Kota,
pemantau atau pemangku kepentingan lainnya menyampaikan
permohonan tertulis kepada KPU dengan menyebut identitas
yang jelas dan lengkap, jenis data dan daerah yang diminta
serta peruntukannya, dan huruf d. menyatakan : Apabila syarat
permohonan data dinyatakan lengkap dan data yang diminta
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 75 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
berada pada wilayah kerja KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota, KPU memerintahkan KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota untuk memenuhi data dimaksud dengan
tembusan kepada Partai Politik, Bawaslu/Bawaslu Provinsi/
Panwaslu Kabupaten/Kota, pemantau atau pemangku
epentingan lainnya; -----------------------------------------------------------
3. Hasil konsultasi KPU Kabupaten Kulonprogo kepada KPU Provinsi
DIY pada tanggal 3 Januari 2013;---------------------------------------------
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka KPU Kabupaten
Kulonprogo tidak dapat memenuhi permintaan permohonan
daftaranggota PKPI yang TMS sebagaimana suratsaudaraNomor :
013/DPK.PKPI/KulonProgo/I/2013; -------------------------------------------
m. Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur---------------------------------------
a) Bahwa terdapat salah penafsiran dalam memahami antara kategori
antara JUMLAH POPULASI dengan JUMLAH MINIMAL ANGGOTA
yang tertuang dalam berita Acara antara atau Berita Acara
Verifikasi Tahap 1, Nomor 621/BA/XI/2012, tertanggal 26
November 2012 dan Berita Acara Verifikasi Tahap 2, Nomor
715/BA/XII/2012. tertanggal 19 Desember 2012; --------------------------
b) Bahwa JUMLAH POPULASI yang dimaksud adalah syarat minimal
keanggotaan (KTA) yang harus disampaikan kepada KPU, sesuai
dengan PKPU No. 8 Tahun 2012 pasal 4, yang menyatakan,
“memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) orang atau
1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk pada kepengurusan
Partai Politik sebagaimana dimaksud pada huruf c yang dibuktikan
dengan kepemilikan kartu tanda anggota”; ----------------------------------
c) Bahwa sesuai dengan : -----------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 76 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
1) Berita Acara Verifikasi Tahap 1, Nomor 621/BA/XI/2012,
tertanggal 26 November 2012, jumlah keanggotaan yang
disampaikan DPK PKPI Kabupaten Sidoarjo kepada KPU
Kabupaten Sidoarjo sejumlah 1.000 KTA;--------------------------------
2) Berita Acara Verifikasi Tahap 2, Nomor 715/BA/XII/2012.
tertanggal 19 Desember 2012, jumlah keanggotaan yang
disampaikan DPK PKPI Kabupaten Sidoarjo kepada KPU
Kabupaten Sidoarjo sejumlah 1028 KTA; --------------------------------
d) Bahwa jumlah minimal anggota yang dimaksud adalah proyeksi
atas KTA yang valid dari Partai Politik, setelah dilakukan verifikasi
faktual, untuk ditetapkan memenuhi syarat atau tidak memenuhi
syarat bukti keanggotaan Partai Politik paling sedikit 1.000 (seribu)
orang atau 1/1.000 (satu perseribu) dari jumlah penduduk di
kabupaten/kota, sesuai dengan Lampiran II Peraturan KPU Nomor
8 Tahun 2012, bukan kemudian dipahami sebagai syarat minimal
keanggotaan (KTA);----------------------------------------------------------------
e) Bahwa sesuai dengan: ------------------------------------------------------------
a. Berita Acara Verifikasi Tahap 1, Nomor 621/BA/XI/2012,
tertanggal 26 November 2012, hasil proyeksi setelah dilakukan
verifikasi faktual atas KTA yang valid dari PKPI Indonesia
Kabupaten Sidoarjo sejumlah 800 KTA (Adalah Kurang Dari
Syarat Minimal 1.000 KTA); -------------------------------------------------
b. Berita Acara Verifikasi Tahap 2, Nomor 715/BA/XII/2012.
tertanggal 19 Desember 2012 hasil proyeksi setelah dilakukan
verifikasi faktual atas KTA yang valid dari PKPI Indonesia
Kabupaten Sidoarjo sejumlah 898 KTA (Adalah Kurang Dari
Syarat Minimal 1.000 KTA); -------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 77 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Bahwa terhadap syarat minimal keanggotaan KPU Sidoarjo tidak
memberlakukan syarat minimal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan tidak diskriminatif; ------------------------------
Bahwa sesuai dengan Berita Acara Verifikasi Tahap 1, Nomor
621/BA/XI/2012, tertanggal 26 November 2012, jumlah sampling
verifikasi terhadap keanggotaan PKPI Kabupaten Sidoarjo sejumlah
100 orang BUKAN 80 orang; ----------------------------------------------------
Bahwa dari hasil verifikasi faktual di lapangan diperoleh hasil: --------
1) Memenuhi Syarat : 19 (sembilan belas) orang; -------------------------
2) Tidak Memenuhi Syarat : 20 (dua puluh) orang; -----------------------
3) Tidak Bertemu: 61 (enam puluh satu) orang;----------------------------
Bahwa sesuai dengan dengan Surat Edaran KPU Nomor
481/KPU/X/2012 perihal Petunjuk Teknis Verifikasi Partai Politiik
Calon Peserta Pemilu 2014, “apabila petugas verifikasi tidak
bertemu dengan anggota Partai Politik yang bersangkutan, KPU
Kabupaten/Kota menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada
Partai Politik untuk menghadirkan anggotanya di kantor KPU
Kabupaten/Kota sampai dengan akhir masa verifikasi faktual;---------
1) Bahwa berdasarkan surat edaran tersebut di atas KPU Sidoarjo,
melalui Surat Nomor: 613/KPU-Kab-14.329888/XI/2012 tanggal
21 Desember 2012 KPU Sidoarjo menyampaikan surat
pemberitahuan untuk menghadirkan anggota/KTA hasil sampling
yang tidak dapat ditemui di lapangan ke Kantor KPU Kabupaten
Sidoarjo untuk diverifikasi; ---------------------------------------------------
2) Bahwa sampai dengan akhir masa verifikasi faktual Partai Politik
tingkat Kabupaten tanggal 24 November 2012, DPK PKPI
Kabupaten Sidoarjo tidak dapat menghadirkan sejumlah nama
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 78 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
anggota/KTA (sesuai lampiran Surat Nomor: 613/KPU-Kab-
14.329888/XI/2012) ke Kantor KPU Kabupaten Sidoarjo; -----------
Bahwa tidak ada ketentuan yang mengatur atau membatasi
periode/lama waktu KPU meminta Partai Politik untuk
menghadirkan anggota yang tidak ditemui di lapangan. Sesuai
dengan Surat Edaran KPU Nomor 481/KPU/X/2012 perihal
Petunjuk Teknis Verifikasi Partai Politiik Calon Peserta Pemilu
2014, “apabila petugas verifikasi tidak bertemu dengan anggota
Partai Politik yang bersangkutan, KPU Kabupaten/Kota
menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Partai Politik untuk
menghadirkan anggotanya di kantor KPU Kabupaten/Kota Sampai
Dengan Akhir Masa Verifikasi Faktual; ---------------------------------------
Bahwa terhadap rekomendasi Panwaslu Kab. Sidaorjo dengan
berita acara nomor 001/BA/Panwaslukada/XII/2012 yang
menyatakan KPU Ka. Sidoarjo harus melakukan pengecekan ulang
terhadap 4 Partai Politik, KPU Kab. Sidoarjo tidak pernah
mendapat/menerima surat yang dimaksud sehingga KPU
Kabupaten Sidoarjo tidak ada kewajiban untuk menindaklanjuti
terhadap surat rekomendasi tersebut; ----------------------------------------
Bahwa terhadap Surat Rekomendasi Bawaslu Prov. Jawa Timur
Nomor 96/Bawaslu-Prov/JTM/XII/2012, KPU Kab. Sidoarjo
mengirimkan surat Nomor: 09/KPU-Kab-014.329888/I/2013 tanggal
2 Januari 2013 perihal Mohon Penjelasan, yang ditujukan untuk
meminta penjelasan tentang teknis terkait rekomendasi yang
dimaksud; -----------------------------------------------------------------------------
Bahwa melalui surat Bawaslu Prov Jawa Timur Nomor:
109/Bawaslu-Prov/JTM/XII/2012 tertanggal 2 Januari 2013,
menyatakan KPU Kabupaten. Sidoarjo Agar Melakukan Verifikasi
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 79 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Faktual Ulang keanggotaan PKPI Sidoarjo terhadap sejumlah 103
hasil sampling KTA PKPI tahap II (perbaikan) sesuai dengan
tatacara dan prosedur Peraturan Perundang-undangan Pemilu
dengan cara menghadirkan sejumlah 103 KTA di kantor KPU Kab.
Sidoarjo;-------------------------------------------------------------------------------
Bahwa waktu pelaksanaan rekomendasi, sesuai dengan Surat
Bawaslu Provinsi Jawa Timur Nomor: 96/Bawaslu-
Prov/JTM/XII/2012, paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak
rekomendasi tersebut diterima; -------------------------------------------------
Berdasarkan Surat Bawaslu Nomor 96/Bawaslu-Prov/JTM/XII/2012
dan Nomor: 109/Bawaslu-PROV/JTM/XII/2012 tertanggal 2 Januari
2013, maka KPU Sidoarjo menyampaikan surat kepada PKPI
Sidoarjo melalui surat KPU Sidoarjo tanggal 3 Januari 2013 Nomor:
10/KPU-Kab-014.329888/I/2013 perihal Verifikasi Faktual Ulang
Keanggotan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, untuk
menghadirkan anggota/KTA hasil sampling sebanyak 103 orang ke
Kantor KPU Sidoarjo mulai tanggal 3 s/d 4 Januari 2013; ---------------
Bahwa surat KPU Sidoarjo tanggal 3 Januari 2013 Nomor: 10/KPU-
Kab-014.329888/I/2013 Murni Hanya Menjalankan Rekomendasi
Dan Surat Jawaban dari Bawaslu Provinsi Jawa Timur yang
memerintahkan kepada KPU Kab. Sidoarjo untuk melakukan
verifikasi ulang dengan menghadirkan anggota PKPI Sidoarjo ke
kantor KPU Kab. Sidoarjo; -------------------------------------------------------
Bahwa dari proses verifikasi ulang di atas, PKPI tidak
menghadirkan satupun anggota/KTA hasil sampling sebanyak 103
orang ke kantor KPU Sidoarjo sampai dengan batas akhir tanggal 4
Januari 2013; ------------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 80 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Pada tanggal 4 Januari 2013 pukul 21.20 WIB, PKPI Kabupaten
Sidoarjo menyerahkan surat nomor 01/K/PKPI-SDA/I/2013 perihal:
Penolakan menghadirkan 103 anggota PKPI Kabupaten Sidoarjo;---
Bahwa pada tanggal 4 Januari 2013, pukul 21.30 WIB KPU
Sidoarjo, melalui Surat KPU Kabupaten Sidoarjo Nomor 20/KPU-
Kab-014.329888/I/2013, perihal undangan, bersama dengan
Panwaslu Sidoarjo mengadakan rapat pleno bersama untuk
membuat berita acara berkenaan dengan hasil verifikasi ulang
PKPI Sidoarjo berdasarkan Surat Bawaslu Provinsi Jawa Timur
Nomor 109/Bawaslu-Prov/JTM/XII/2012 tanggal 2 Januari 2013.
Dengan keputusan bahwa PKPI Sidoarjo dalam verifikasi ulang
keanggotaan dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dan Tidak
Ada Keberatan Dari Panwaslu Kabupaten Sidoarjo; ----------------------
k. Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur-----------------------------------
1) Bawaslu tidak cermat : salah dalam memeriksa alat bukti . Bahwa
surat pernyataan dalam Bentuk F-12 ditunjukan oleh Tergugat
dalam Bukti T-3 yang berjumlah 31 surat pernyataan F-12.
Sedangkan Bukti T-4 adalah bukti tidak ketemu, yang
ditandatangani oleh Ketua RT, tetangga atau saudara (anak,
suami/istri) sebagai bukti bahwa petugas verifikator sudah
melakukan verifikasi faktual, tetapi tidak bertemu dengan yang
bersangkutan; ----------------------------------------------------------------------
2) Bahwa Bawaslu salah memberikan kesimpulan dengan
menghitung anggota yang Tidak Memenuhi Syarat didasarkan
pada pemeriksaan bukti T4 bukti tidak ketemu, seharusnya
didasarkan pada T3 surat pernyataan dalam bentuk F-12 yang
berjumlah 31 lembar. Seharusnya Bawaslu menghitung 56 TMS
dengan rincian sebagai berikut:------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 81 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
a) Diferivikasi dan dapat ditemui serta menandatangani Formulir
F-12 dinyatakan : TMS sebanyak 31;------------------------------------
b) Tidak bisa ditemui ketika petugas verifikator mendatangi yang
bersangkutan di alamat yang bersangkutan; --------------------------
3) Bahwa terhadap Pasal 2 ayat (2) huruf i Peraturan KPU Nomor 14
Tahun 2012 yang menyatakan “Dalam hal yang bersangkutan
tidak bersedia mengisi formulir Model F12-Parpol, KPU
Kabupaten/Kota mengisi kolom keterangan pada Formulir
Lampiran 2 Model F8-Parpol dan keanggotaannya dinyatakan
Tidak Memenuhi Syarat”. Termohon menilai tidak ada yang salah
dalam pandangan hukum Bawaslu, tetapi Baswaslu telah salah
menerapkan hukum (Judex Factie). Mengenai Judex Factie
Termohon mempunyai pandangan hukum sebagai berikut: -----------
- Bahwa KPU Kabupaten Trenggalek dalam jawabannya telah
menunjukkan perbuatan hukumnya melakukan verifikasi faktual
terhadp keanggotaan PKPI dan terhadap yang bersangkutan
berhasil ditemui oleh verifikator dan menyatakan bukan
anggota maka yang bersangkutan mengisi surat pernyataan
dalam bentuk F-12 dan dinyatatakan Tidak Memenuhi Syarat
oleh Tergugat dibuktikan dalam T-3 bukan T-4 seperti yang
disimpulkan oleh Bawaslu. Dan menurut Tergugat, KPU
Kabupaten Trenggalek dalam perbuatan hukumnya telah
melakukan verifikasi faktual terhadap keanggotaan PKPI dan
yang bersangkutan tidak berhasil ditemui, membuat keterangan
dengan ditandatangani anggota keluarga (anak, istri/suami,
saudara), tetangga atau ketua RT setempat bahwa yang
bersangkutan tidak dapat ditemui;----------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 82 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
- Bahwa Bawaslu dalam Keputusan sengketa nomor
permohonan : 012/SP-2/Set.Bawaslu/2013 sepanjang dalam
permohonan menyangkut KPU Kabupaten Trenggalek salah
menerapkan hukum sebagaimana mestinya Pasal 185 ayat (6)
KUHAP (Judex Factie). Dan berdasarkan Jurisprudensi MA :
1572/K/Pid/2001 keputusan Bawaslu tersebut Batal Demi
Hukum;---------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Tergugat menilai keputusan Bawaslu yang memberikan
kesimpulan tentang KPU Trenggalek tidak mampu
membuktikan sudah turun lapangan untuk melakukan verifikasi
faktual. Dengan alat bukti SPPD dan bukti ditandatangani
pemerintah setempat telah mengabaikan Pasal 187 huruf (d)
KUHAP “surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada
hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain.” Dalam
Jawabannya termohon KPU Kabupaten Trenggalek telah
membuktikan turun lapangan melakukan verifikasi faktual
menemui yang bersangkutan dengan alat bukti : --------------------
1) Tanda tangan orang yang diverifikasi pada lampiran 2
formulir F-8 sesuai PKPU Nomer 8 Tahun 2012
sebagaimana diubah terakhir PKPU Nomor 14 Tahun 2012,
apabila terbukti yang bersangkutan mengakui sebagai
anggota PKPI atau Memenuhi Syarat/MS( bukti T2); -----------
2) Tanda tangan orang yang diverifikasi pada surat pernyataan
F-12 apabila yang bersangkutan tidak mengakui sebagai
anggota PKPI atau Tidak Memenuhi Syarat/TMS (bukti T3);--
3) Tanda tangan ketua RT, tetangga, saudara (anak,
suami/istri) pada lembar keterangan bahwa Verifikator sudah
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 83 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
melakukan verifikasi tetapi yang bersangkutan tidak dapat
ditemui; -----------------------------------------------------------------------
Bahwa Tergugat menilai fakta yang disampaikan terhadap
proses verifikasi sdr. Sumarlan, tidak bisa langsung disimpulkan
KPU Kabupaten Trenggalek “tidak melakukan verifikasi secara
benar” sebagaimana Bawaslu memberikan kesimpulan terhadap
kinerja KPU Kabupaten Trenggalek;--------------------------------------
Bawaslu juga tidak konsisten dengan prinsip peradilan yang
“fairness” karena dalam kesimpulan keputusan Bawaslu
tersebut tidak disertakan pernyataan yang disampaikan saksi
dalam pemeriksaan. Dalam keputusan Bawaslu sertakan hasil
pemeriksaan saksi dan tanggal 30-31 Januari dan 1 Februari
2013, untuk permohonan ke KPU Trenggalek Tidak Ada Saksi
yang menyatakan sebagaimana Bawaslu menyimpulkan dalam
keputusannya tersebut;-------------------------------------------------------
o. Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur -----------------------------------
Bahwa telah melaksanakan verifikasi faktual sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan meskipun terdapat temuan Panwaslu Kota
Samarinda akan tetapi justru berdasarkan keputusan sengketa
Panwaslu Kota Samarinda Nomor : Permohona: 001/SP-Panwaslu-
Smd/XII/2012 yang menyimpulkan bahwa Panwaslu tidak menemukan
dugaan tindakan kesengajaan, kekeliruan, kejanggalan yang
dilakukan Termohon (Tergugat) dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya dalam memferifikasi faktual Partai Politik, Termohon
(Tergugat) telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai
dengan tahapan program dan jadwalnya yang telah diatur oleh KPU
Pusat sehingga menetapkan menolak permohonan Pemohon untuk
seluruhnya. Dengan demikian, oleh karena Panwaslu Kota Samarinda
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 84 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
tidak menemukan pelanggaran dala proses verifikasi faktual di Kota
Samarinda maka seluruh tahapan proses verifikasi yang dilakukan
Tergugat demi hukum harus dianggap benar;----------------------------------
Berdasarkan uraian tersebut di atas, mohon Yang Mulia Majelis Hakim
yang memeriksa dan memutus perkara ini untuk memberikan putusan
sebagai berikut:-------------------------------------------------------------------------
Dalam Eksepsi: -------------------------------------------------------------------------
1. Menerima eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;---------------------------
2. Menyatakan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta tidak
berwenang memeriksa dan mengadili perkara sehingga gugatan
Penggugat tidak dapat diterima; ---------------------------------------------
3. Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet
onvankelijk velkraard); -----------------------------------------------------------
Dalam Pokok Perkara-----------------------------------------------------------------
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya; -------------------------
2. Menghukum Penggugat membayar biaya perkara ini;------------------
Bahwa atas Replik Penggugat pihak Tergugat telah mengajukan
Dupliknya pada tanggal 20 Februari 2013 yang pada pokoknya tetap pada
dalil-dalil bantahannya ; -----------------------------------------------------------------------
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya pihak Penggugat
dipersidangan telah mengajukan bukti-bukti berupa foto copy surat-surat
yang telah bermaterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya sehingga
dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah dalam perkara ini yang diberi P1
sampai dengan P 19 sebagai berikut: -----------------------------------------------------
1. Bukti P – 1, Lamp 1 : SK KPU No. 05 KPTS/KPU/Tahun 2013
tentang Penetapan Partai Politik Peserta
Pemilu Tahun 2014; ---------------------------------
-
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 85 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
2. Bukti P – 2, Lamp 2 : Keputusan Bawaslu No. Sengketa 012/SP-
2/Set.Bawaslu/2013, yang memenangkan
PKP Indonesia; ---------------------------------------
3. Bukti P – 3, Lamp (2a) : Surat DPN PKP Indonesia No. 09/DPN PKP
IND/I/2013 hal Permohonan Penyelesaian
Daerah-daerah yang dinyatakan TMS oleh
KPU/KPU Daerah; -----------------------------------
4. Bukti P – 4, Lamp (2.b) : Surat dari Kuasa Hukum PKP INDONESIA
No. 13/DPN PKP IND/I/2013, Hal Risalah
Permasalahan ; ---------------------------------------
5. Bukti P – 5, Lamp (3) : Surat dari Kuasa Hukum PKP INDONESIA
(Kantor Advokakat Suhardi Soemomoeljono
&Associates) ke KPU No.27 / Somasi / SHD /
II / 2013, Perihal Somasi; -------------------------
6. Bukti P – 6, Lamp (3.a) : Surat Penegasan dari Kuasa Hukum PKP
INDONESIA (Kantor Advokakat Suhardi
Soemomoeljono &Associates) kepada KPU
R.I untuk segera mengeluarkan SK tentang .
Keikutsertaan PKPI sebagai peserta Pemilu
2014; ----------------------------------------------------
7. Bukti P – 7, Lamp 4 : Pasal 269 ayat (3) UU No.8 Tahun 2012
tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan
DPRD; ---------------------------------------------------
8. Bukti P – 8, Lamp 5 : Peraturan Mahkamah Agung No.6 Tahun
2012 tentang Tata Cara Penyelesaian
Sengketa Tata Usaha Negara Pemilu; --------
9. Bukti P – 9, Lamp 6 : Surat DPN PKP INDONESIA No. 33/DPN
PKP IND/II/2013 yang ditujukan ke Bawaslu
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 86 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dan Tembusan ke DKPP Perihal : Permintaan
Jaminan Kepastian Hukum dan Jaminan
Penegakan Hukum Pemilu; ------------------------
10. Bukti P – 10, Lamp 7 : Tanda Terima oleh Bawaslu Surat DPN PKP
INDONESIA No. 33/DPN PKP IND/II/2013;-
11. Bukti P – 11, Lamp 8 : Tanda Terima oleh DKPP Surat DPN PKP
INDONESIA No. 33/DPN PKP IND/II/2013;--
12. Bukti P – 12, Lamp 9 : Surat KPU No. 94/KPU/II/2013 Perihal
Keputusan Bawaslu Nomor : 012/SP-2/Set.
Bawaslu/I/2013; ---------------------------------------
13. Bukti P – 13, Lamp 10 : Surat DPN PKP INDONESIA No. 17/DPN
PKP IND/II/2013 Hal Pengajuan Pertanyaan
atas Surat KPU No.94/KPU/II/2013. Sebagai
yang ditujukan ke PT. TUN. JAKARTA; -------
14. Bukti P – 14, Lamp 11 : Surat Mahkamah Agung No.34 / KMA /
HK..01 / II / 2013 Perihal Permohonan Fatwa
Mahkamah Agung R.I, yang ditujukan ke
Bawaslu R.I;--------------------------------------------
15. Bukti P – 15, Lamp 12 : Surat Jawaban PT. TUN. JAKARTA No. W2.
TUN / 856 / HK.01 / II / 2013 Perihal
Pengajuan Pertanyaan atas Surat KPU KPU
No.94 / KPU /II/2013, sebagai jawaban atas
surat DPN PKP INDONESIA No. 17/DPN
PKP INDONESIA No.17/DPN PKP
IND/II/2013; --------------------------------------------
16. Bukti P – 16, Lamp 13 : Keputusan Menteri Hukum dan HAM R.I.
Nomor M.HH-12.AH.11.01 Tahun 2010
tentang Pengesahan Perubahan Anggaran
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 87 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
Susunan Personalia DPN PKP INDONESIA
Masa Bakti 2010-2015; ----------------------------
17. Bukti P – 17, Lamp 14 : Akte Notaris Refrizal, SH, M.Hum. No.42
tentang Perubahan dan Penegasan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKP
INDONESIA;-------------------------------------------
18. Bukti P – 17, Lamp 15 : Akte Notaris Refrizal, SH, M.Hum. No.6
tentang Keputusan Rapat Pleno Dewan
Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan
Persatuan Indonesia; ------------------------------
19. Bukti P – 19, Lamp 16 : Kesaksian Ahli Soedarsono (Mantan Hakim
Konstitusi) : Peraturan Perundang-undangan
tidak boleh bertentangan dengan akal sehat.
Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya pihak Tergugat
dipersidangan telah mengajukan bukti-bukti berupa foto copy surat-surat
yang telah bermaterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya sehingga
dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah dalam perkara ini yang diberi
tanda T-1 sampai T-56, yaitu sebagai berikut : ---------------------------------------
NO BUKTI
T-1 Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum No.
05/kpts/KPU/TAHUN 2013 tentang Penetapan Partai Politik
peserta Pemilihan Umum tahun 2014 tertanggal 8 Januari 2013.
T-2 Fatwa Mahkamah Agung Republik Indonesia No.
34/KMA/HK.01/II/2013 tertanggal 21 Februari 2013.----------------
T-2A Surat Edaran KPU RI No. 94/KPU/II/2013 perihal keputusan
Bawaslu RI Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tertanggal 11
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 88 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Februari 2013; -----------------------------------------------------------------
T-2B Surat PT TUN No. W2.TUN/856/HK.06/II/2013 perihal
pengajuan Pertanyaan atas Surat KPU No. 94/KPU/II/2013
tertanggal 18 Februari 2013; -----------------------------------------------
T-2C Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum No. 481/KPU/X/2012,
perihal Petunjuk Teknis Verifikasi Partai Politik Calon Peserta
Pemilu Tahun 2014 kepada Ketua KPU Propinsi dan Ketua KPU
Kabupaten/Kota tertanggal 04 Oktober 2012;-------------------------
T-2D Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 508/KPU/X/2012
perihal Verifikasi Administrasi Keanggotaan Partai Politik
kepada Ketua KPU Propinsi dan Ketua KPU Kabupaten/Kota
tertanggal 12 Oktober 2012;------------------------------------------------
T-2E Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 512/KPU/X/2012
perihal Verifikasi Administrasi Keanggotaan Partai Politik
kepada Ketua KPU Propinsi dan Ketua KPU Kabupaten/Kota
tertanggal 15 Oktober 2012;------------------------------------------------
T-2F Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 536/KPU/X/2012
perihal Verifikasi Administrasi Keanggotaan Partai Politik
kepada Ketua KPU Propinsi dan Ketua KPU Kabupaten/Kota
tertanggal 18 Oktober 2012.------------------------------------------------
T-2G Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 538/KPU/X/2012
perihal Dokumen Verifikasi Faktual Partai Politik calon peserta
Pemilu tahun 2014 kepada Ketua KPU Propinsi seluruh
Indonesia tertanggal 28 Oktober 2012;----------------------------------
T-2H Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 588/KPU/X/2012
perihal Verifikasi Faktual Kelengkapan Syarat Partai Politik
Calon Peserta Pemilu 2014 tertanggal 02 November 2012;-----
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 89 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
T-2I Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 681/KPU/X/2012
perihal Verifikasi Faktual Partai Politik Calon Peserta Pemilu
2014 tertanggal 3 Desember 2012; --------------------------------------
T-2J Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 759/KPU/XII/2012
perihal rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual Partai Politik kepada
Ketua KPU Propinsi dan Ketua KPU Kabupaten/Kota tertanggal
14 Desember 2012;-----------------------------------------------------------
T-2K Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 765/KPU/XII/2012
perihal Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Verifikasi
Faktual Partai Politik kepada Ketua KPU Propinsi dan Ketua
KPU Kabupaten/Kota tertanggal 17 Desember 2012;--------------
T-2L Surat Edaran Komisi Pemilihan Umum Nomor 781/KPU/XII/2012
perihal rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual 18 (delapan belas)
Partai Politik kepada Ketua KPU Propinsi dan Ketua KPU
Kabupaten/Kota tertanggal 27 Desember 2012; --------------------
T-2M Surat KPU No. 267/UND/VII/2012 perihal penyulihan peraturan
KPU tentang verifikasi Partai Politik peserta Pemilu tahun 2014
tertanggal 16 Juli 2012;------------------------------------------------------
T-2N Surat KPU No. 303/UND/VIII/2012 perihal Undangan tertanggal
03 Agustus 2012;--------------------------------------------------------------
T-2O Surat KPU No. 378/UND/IX/2012 perihal Undangan tertanggal
19 September 2012;----------------------------------------------------------
T-2P Surat KPU No. 409/UND/X/2012 perihal Undangan tertanggal
04 Oktober 2012; -------------------------------------------------------------
PROVINSI SUMATERA BARAT
T-3 Berita Acara Verifkasi Faktual Hasil Perbaikan pengurus Partai
Politik di tingkat provinsi Sumatera Barat No. 61/BA/XI/2012
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 90 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
tertanggal 27 November 2012 beserta dengan lampiran-
lampirannya;--------------------------------------------------------------------
T-4 Berita acara Verifikasi Faktual Pengurus dan anggota Partai
Politik tingkat kabupaten Solok Selatan No. 130/BA/XI/2012
tertanggal 18 Desember 2012. Beserta lampiran-lampirannya;-
T-5 Berita acara Hasil Verifikasi Faktual Perbaikan Keanggotaan
Partai Politik Tingkat Kabupaten /Kota No. 121/BA/XII/2012
tertanggal 19 Desember 2012 kab. Pasaman Barat. Beserta
lampiran-lampirannya; -------------------------------------------------------
T-6 Berita acara verifikasi faktual dan keanggotaan tingkat
kabupaten Pesisir Selatan No. 151/BA/XII/2012 berserta
lampiran-lampirannya. Kabupaten Pesisir Selatan; ------------------
T-7 Berita Acara Verifikasi Faktual Perbaikan Pengurus dan
Anggota PKPI tingkat kabupaten solok No. 171/BA/XII/2012
tertanggal 09 Desember 2012; --------------------------------------------
PROVINSI JAWA TENGAH
T-8 Berita Acara Verifikasi Faktual perbaikan pengurus dan anggota
PKPI tingkat kabupaten cilacap No. 135/BA/XII/2012 tertanggal
18 Desember 2012 beserta lampiran-lampirannya; -----------------
T-8A Surat KPUD No. 547/KPU.Kab-012.329382/XII/2012 perihal
verifikasi faktual keanggotaan Partai Politik Calon Peserta
Pemilu di kantor Kab. Cilacap tertanggal 13 Desember 2012; --
T-9 Lembaran penghitungan Sampel Hasil Verifikasi Faktual
Keanggotaan Partai Politik Tingkat Kabupaten Klaten tertanggal
19 Desember 2012. Beserta lampiran-lampirannya; -----------------
T-10 Berita Acara Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil verifikasi
Faktual tingkat kabupaten Klaten No. 162/BA/XII/2012
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 91 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
tertanggal 19 Desember 2012 beserta lampiran-lampirannya; ---
T-11 Berita Acara Rapat Pleno terbuka rekapitulasi Hasil Verifikasi
pengurus dan anggota Partai Politik No. 191/BA/XII/2012
tertanggal 19 Desember 2012. Kabupaten Brebes beserta
lampiran model 6 F8; --------------------------------------------------------
T-12 Surat KPU Kab. Demak No. 151/KPU-Kab-012.329254/XII/2012
perihal permohonan Verifikasi Faktual Keanggotaan Partai
Politik Hasil Perbaikan tertanggal 12 Desember 2012. Beserta
lampiran-lampiran model F8, daftar nama-nama anggota partai
yang tidak dijumpai dalam verifikasi Faktual. Kabupaten Demak
T-12A Berita Acara Rapat Pleno kabupaten Demak No.
155/BA/XII/2012 tertanggal 19 Desember 2012 beserta lampiran
model 6 F8;----------------------------------------------------------------------
T-13 Berita Acara Verifikasi Faktual Pengurus dan Anggota Partai
Politik kabupaten Grobogan No. 36/BA/XI/2012 tertanggal 25
November 2012 beserta dengan lampiran-lampirannya; ----------
T-14 Surat KPU Kab. Sukoharjo No. 290/KPU-Kab-
012.329492/XII/2012 perihal permohonan menghadirkan
anggota Partai Politik DPk PKPI tertanggal 12 Desember 2012
beserta dengan lampiran-lampirannya ; --------------------------------
PROVINSI DIY
T-15 Berita Acara Verifikasi Faktual Perbaikan Keanggotaan Partai
Politik Tingkat kabupaten/Kota No. 746/BA/XII/2012 tertanggal
18 Desember 2012 kabupaten Bantul beserta dengan lampiran-
lampirannya; -------------------------------------------------------------------
T-15A Berita Acara Verifikasi Faktual Hasil Perbaikan Pengurus dan
anggota Partai Politik tingkat Kabupaten Kulon Progo No.
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 92 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
196/BA/KPU/XI/2012 tertanggal 18 Desember 2012 beserta
lampiran-lampirannya; -------------------------------------------------------
T-16 Berita Acara Verifikasi Faktual Hasil Perbaikan Pengurus dan
Keanggotaan Partai kabupaten Kulon Progo No.
196/BA/KPU/XII/2012 tertanggal 18 Desember 2012. Beserta
dengan lampiran-lampirannya; --------------------------------------------
PROVINSI JAWA TIMUR
T-17 Berita Acara Faktual Hasil Perbaikan Pengurus Partai Politik
tingakt kabupaten/kota No. 715/BA/XII/2012 tertanggal 19
Desember kabupaten Sidoarjo ;-------------------------------------------
T-18 Putusan Bawaslu Jawa Timur No. 99/Bawaslu-
Prov/JTM/XII/2012 tertanggal 31 Desember 2012 beserta
lampiran-lampiran dan tanggapan KPU sidoarjo ;--------------------
T-19 Berita Acara Verifikasi Faktual Hasil Perbaikan Pengurus dan
Anggota Partai Politik Tingkat kabupaten/kota No. 270/443/KPU-
trg/2012 tertanggal 18 Desember 2012 beserta dengan
lampiran-lampirannya. Kab Trenggalek; --------------------------------
T-20 Putusan Bawaslu Jawa Timur No. 98/Bawaslu-
Prov/JTM/XII/2012 tertanggal 31 Desember 2012; ------------------
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
T-21 Berita Acara verifikasi Faktual Hasil Perbaikan Pengurus dan
Anggota Partai kabupaten/Kota No. 111/BA/XII/2012 tertanggal
17 Desember 2012 beserta dengan lampiran-lampirannya; ------
T-22 Keputusan Panwaslu Kota Samarinda No. 001/PSP-Panwaslu-
SMD/XII/2012 tertanggal 11 Januari 2013; -----------------------------
PROVINSI GORONTALO
T-23 Berita Acara Verifikasi Faktual Hasil Perbaikan Pengurus dan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 93 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten Bone Bolango No.
135/KPU-BB-028436559/XII/2012 tertanggal 12 Desember 2012
Kab. Bone Bolango; ----------------------------------------------------------
T-24 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi DI
Aceh (Model F7-Parpol); ----------------------------------------------------
T-25 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Sumatera
Utara(Model F7-Parpol); ----------------------------------------------------
T-26 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Sumatera Barat (Model F7-Parpol); --------------------------------------
T-27 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
5anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Sumatera Selatan (Model F7-Parpol); -----------------------------------
T-28 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi Jambi
(Model F7-Parpol); ------------------------------------------------------------
T-29 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Bengkulu (Model F7-Parpol); ----------------------------------------------
T-30 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi Riau
(Model F7-Parpol); ------------------------------------------------------------
T-31 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Kepualauan Riau (Model F7-Parpol); ------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 94 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
T-32 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Lampung (Model F7-Parpol);----------------------------------------------
T-33 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Banten (Model F7-Parpol); -------------------------------------------------
T-34 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
1anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi DKI
Jakarta(Model F7-Parpol); --------------------------------------------------
T-35 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa
Barat(Model F7-Parpol); ----------------------------------------------------
T-36 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa
Tengah(Model F7-Parpol); -------------------------------------------------
T-37 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi DI
Jogyakarta (Model F7-Parpol); --------------------------------------------
T-38 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa
Timur (Model F7-Parpol); ---------------------------------------------------
T-39 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi Bali
(Model F7-Parpol);------------------------------------------------------------
T-40 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi Nusa
Tenggara Barat (Model F7-Parpol);---------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 95 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
T-41 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi Nusa
Tenggara Timur (Model F7-Parpol);--------------------------------------
T-42 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Kalimantan Barat (Model F7-Parpol); ------------------------------------
T-43 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Kalimantan Tengah (Model F7-Parpol);----------------------------------
T-44 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Kalimantan Selatan(Model F7-Parpol);----------------------------------
T-45 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Kalimantan Timur (Model F7-Parpol);------------------------------------
T-46 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Sulawesi Utara (Model F7-Parpol);---------------------------------------
T-47 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Sulawesi Tengah (Model F7-Parpol); ------------------------------------
T-48 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Sulawesi Barat (Model F7-Parpol); ---------------------------------------
T-49 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Sulawesi Tenggara (Model F7-Parpol); ---------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 96 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
T-50 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Sulawesi Selatan (Model F7-Parpol); ------------------------------------
T-51 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Gorontalo (Model F7-Parpol); ----------------------------------------------
T-52 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Maluku Utara (Model F7-Parpol); -----------------------------------------
T-53 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Maluku (Model F7-Parpol);--------------------------------------------------
T-54 Berita Acara Rekapitulasi Hasil Verifikasi Pengurus Dan
Anggota Partai Politik Tingkat Kabupaten/Kota Di Propinsi
Papua(Model F7-Parpol);----------------------------------------------------
T-55 Keputusan Sengketa Bawaslu No. 012/SP-2/Set.Bawaslu/2013;
T-56 Rekapitulasi Hasil Verifikasi Faktual Partai Politik tingkat
Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah lampiran model F8-
Parpol tertanggal 19 Desember 2012; -----------------------------------
T-56A Surat keterangan KPU Kabupaten Kendal perihal pemenuhan
perbaikan Partai Politik PKPI tidak dapat diterima karena telah
melewati batas waktu yang telah ditentukan, tertanggal 04
Desember 2012; --------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya
disamping mengajukan bukti tertulis dalam persidangan, Penggugat juga
telah mengajukan 1 (satu) orang ahli bernama Prof. A. Masyhur Effendi,
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 97 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
S.H., MS. yang telah di dengar keterangannya dibawah sumpah yang pada
pokonya memberikan keterangannya sebagai berikut : ------------------------------
- Bahwa mengenai kaitan antara dua lembaga negara di dalam Undang-
Undang pemilu, KPU dan Bawaslu memiliki tugas kewenangan dan
tanggung jawab dalam hal menilai sah atau tidaknya suatu partai dalam
menjadi peserta pemilu yang sebut proses verifikasi faktual; -----------------
- Bahwa partai politik yang merasa keadilannya dilanggar boleh
mengajukan keberatan kepada Bawaslu; -------------------------------------------
- Keputusan Bawaslu dalam sengketa pemilu Nomor
12/SP/2/Bawaslu/I/2013, KPU diperintahkan untuk segera menerbitkan
surat keputusan yang mencantumkan PKPI sebagai peserta pemilu 2014
secara resmi dan KPU tidak bersedia menuruti perintah putusan
Bawaslu;--------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa KPU dan Bawaslu memiliki tugas dan wewenang yang berbeda-
beda akan tetapi sama pentingnya didalam rangka menyelenggarakan
pemilu yang jurdil; -------------------------------------------------------------------------
- Bahwa KPU dan Bawaslu terikat pasal-pasal konstitutif, substantif, dan
tidak ada satu pasalpun yang memberikan wewenang kepada KPU untuk
menilai apa yang sudah diputuskan oleh Bawaslu, sehingga KPU harus
melaksanakan, jika tidak melaksanakan itu dasar hukumnya tidak kuat
dan tidak ada, itu merupakan suatu pembangkangan undang-undang,
sehingga hal tersebut batal demi hukum; -------------------------------------------
- Bahwa putusan yang memiliki nilai projusticia dalam perspektif hukum
acara Indonesia adalah suatu putusan yang melalui prosedur proses
menurut peraturan perundangan; -----------------------------------------------------
- Surat Keputusan 05 KPU yang diktumnya hanya bisa ditinjau oleh tiga
alat, keputusan Bawaslu, kemudian PTTUN dan MA. Artinya, KPU
sebagai lembaga negara menurut undang-undang pemilu memiliki
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 98 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
kewenangan independen mengafiliasi, bahwa KPU membuat keputusan
tidak berwenang untuk meninjau kembali kesalahan lalu meninjau
kembali itu bertentangan dengan konfrensi didalam susunan peraturan
perundang-undangan; --------------------------------------------------------------------
- Bahwa KPU telah membuat regulasi yang mewajibkan kepada partai
politik untuk verifikasi terhadap anggota perempuan sampai ditingkat
provinsi adalah sudah melampaui wewenang yang ia miliki sehingga
tindakan KPU tidak bisa dibenarkan; -------------------------------------------------
- Bahwa apabila tidak dilaksanakannya putusan Bawaslu oleh KPU dan
tidak direspon-nya keberatan PKPI selaku penggugat itu merupakan
keputusan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip good goverment
yang melaksanakan prinsip negara hukum yang tidak diskriminatif;---------
- Bahwa Fatwa itu sifatnya generalis. Khusus pemilu diatur secara khusus
karena spesialis; ---------------------------------------------------------------------------
- Bahwa suatu tindakan yang diluar dari ketentuan KPU merupakan
tindakan “kurang memahami hakikat kepastian hukum ;------------------------
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil Jawabannya
disamping mengajukan bukti tertulis dalam persidangan, Tergugat juga telah
mengajukan 1 (satu) orang ahli yang bernama DR. Max Boli Sabon, S.H.,
M.Hum. yang telah di dengar keterangannya di bawah sumpah yang pada
pokonya memberikan keterangannya sebagai berikut : ------------------------------
- Bahwa setiap akibat hukum yang dilakukan oleh Badan Administrasi
Negara pihak-pihak yang dirugikan berwenang menggugat kepada
Pengadilan Tata Usaha Negara;-------------------------------------------------------
- Bahwa sengketa antar lembaga antara KPU dan Bawaslu diselesaikan
dan diajukan ke Mahkamah Konstitusi; ---------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 99 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
- Bahwa setiap rekomendasi dari Bawaslu, KPU mempunyai kewenangan
untuk menilai apakah rekomendasi itu logis, masuk akal, sesuai hukum
atau tidak; ------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa hal itu diatur dalam Pasal 258 ayat (4) dan ayat (5) UU No. 08
tahun 201, artinya putusan Bawaslu hanya alternatif, tidak boleh
definitive; -------------------------------------------------------------------------------------
- Bahwa Penyelesaian sengketa dalam perkara TUN pemilu bukan
ditangan Bawaslu tetapi ditangan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara,
jika tidak puas ajukan lagi ke Mahkamah Agung; ---------------------------------
- Bahwa lex specialis atau lex generalis hanya diterapkan pada peraturan
atau perundang-undangan dalam level yang sama;------------------------------
- Bahwa kewenangan TUN dalam menyelesaikan sengketa TUN tidak
perlu dikaitkan apakah generalis atau specialis; ----------------------------------
- Bahwa asas bagi Pengadilan tidak boleh menolak perkara, apapun
perkara, tetapi putusan pengadilan (vonis), bisa saja menyatakan tidak
menerima perkara ini karna sudah melampaui batas waktu; ------------------
- Bahwa apakah rekomendasi tak relevan menjadi bahan jawaban KPU
terhadap Bawaslu;-------------------------------------------------------------------------
- Bahwa dalam sengketa TUN pemilu, tugas dari Bawaslu adalah
menyelesaikan prosedur administratifnya, yaitu memanggil para pihak,
mendamaikan, jika tidak damai memberikan alternative; -----------------------
- Bahwa bawaslu hanya boleh melakukan pengawasan administratif,
bukan pengawasan hukum; ------------------------------------------------------------
- Bahwa Undang-undang pemilu tidak lemah; ---------------------------------------
- Bahwa Bawaslu adalah dalam rangka pengawasan administratif tidak
dalam rangka pengawasan hukum;---------------------------------------------------
- Bawaslu mengeluarkan keputusan yang definitif dan salah jika
membatalkan keputusan; ---------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 100 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
- Bahwa Surat No. 5 itu tidak merupakan keputusan atau besikking akan
tetapi surat No. 5 itu adalah surat peraturan; --------------------------------------
Bahwa dalam perkara ini Penggugat dan Tergugat telah mengajukan
kesimpulannya dipersidangan tanggal 18 Maret 2013 yang pada pokoknya
tetap mempertahankan dalil-dalil gugatan dan dalil-dalil jawabannya, -----------
Bahwa segala sesuatu yang terjadi di persidangan menunjuk kepada
berita acara persidangan dalam perkara yang bersangkutan dan merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan putusan ini; ------------------------
Bahwa pada akhirnya kedua belah pihak tidak mengajukan apa-apa
lagi dalam perkara ini, dan mohon putusan; ---------------------------------------------
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat pada
pokoknya sebagai berikut: --------------------------------------------------------------------
- Bahwa Penggugat telah dimenangkan oleh Bawaslu melalui keputusan
Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 yang pada
pokoknya menyatakan:--------------------------------------------------------------------
a. Penggugat dapat membuktikan dalil gugatannya, sehingga beralasan
hukum dan dapat direrima; ----------------------------------------------------------
b. Penggugat secara signifikan mempengaruhi keterpenuhan syarat
Pasal 8 ayat (2) UU Nomor 8 Tahun 2012; -------------------------------------
c. Bawaslu berwenang menyelesaikan sengketa Pemilu;----------------------
d. Penggugat memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan
permohonan banding administratif di Bawaslu; --------------------------------
e. Permohonan penyelesaian sengketa di Bawaslu diajukan masih
dalam jangka waktu pengajuan permohonan sengketa Pemilu; ----------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 101 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
f. Dalil Pemohon 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan
beralasan hukum; ----------------------------------------------------------------------
g. Dalil Penggugat mengenai keanggotaan 1000 atau 1/1000 (satu
perseribu) dari jumlah penduduk sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat
(2) huruf f UU Nomor 8 Tahun 2012 beralasan hukum; ---------------------
h. Pemohon memenuhi seluruh persyaratan Pemilu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD; ----------------------------------------
i. Selanjutnya Bawaslu menetapkan:------------------------------------------------
1. Mengabulkan Permohonan Penggugat; -------------------------------------
2. Membatalkan Keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013
sepanjang untuk Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia;-----------
3. Menerbitkan keputusan KPU tengang Penetapan Partai Keadilan
dan Persatuan Indonesia sebagai Peserta Pemilu Tahun 2014; -----
4. Memerintahkan kepada KPU untuk melaksanakan putusan ini. ------
- Bahwa meskipun Penggugat dimenangkan dalam sengketa Pemilu diatas
Tergugat bersikukuh tetap tidak bersedia memenuhi perintah keputusan
Bawaslu tersebut;---------------------------------------------------------------------------
- Bahwa KPU sebagai pihak yang kalah tidak mengajukan banding atas
keputusan Bawaslu 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari
2013 yang memenangkan Penggugat tersebut;------------------------------------
- Menghadapi keadaan yang tidak ada kepastian hukum tersebut
Penggugat mengajukan somasi kepada Tergugat (KPU), atas somasi
tersebut tidak ditanggapi Tergugat. Kemudian pada tanggal 27 Februari
2013 Penggugat mengirim surat kepada Bawaslu dengan tembusan
kepada DKPP perihal “Permintaan Jaminan Kepastian Hukum dan
Jaminan Penegakan hukum Pemilu”; -------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 102 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
- Dengan dasar diatas Penggugat tidak lagi terikat dengan norma hukum
tenggang waktu 3 (tiga) hari mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara; -----------------------------------------------------------------------
- Bahwa kemudian pada tanggal 14 Februari 2013 menerima surat dari
KPU Nomor 94/KPU/II/2013 tertanggal 11 Februari 2013; ----------------------
- Bahwa keputusan Bawaslu 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5
Februari 2013 membutikan seluruh tahapan verifikasi faktual yang
dilakukan oleh Pihak Penggugat telah diuji dipersidangan Bawaslu;---------
- Bahwa atas tindakan Tergugat tersebut Penggugat telah diperlakukan
tidak adil oleh Tergugat dan telah nyata-nyata telah banyak mengalami
kerugian, baik dari segi waktu, tenaga, pikiran, dan biaya termasuk
berkurangnnya kesempatan dan kesiapan untuk proses pencalonan
anggota legislatif tingkat nasional dan daerah; -------------------------------------
- Bahwa tindakan Tergugat yang tidak mau melaksanakan keputusan
Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013
merupakan perbuatan yang menyimpang dari nalar sehat, dan tidak
melaksanakan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance)
serta melanggar antara lain asas jujur dan diskriminatif, asas kepastian
hukum dan keadilan, bertindak sewenang-wenang (abuse of power),
transparansi, akuntablitas, kondisional, partisifatif, kesamaan hak dan
keseimbangan hak dan kewajiban; ----------------------------------------------------
- Bahwa tindakan Tergugat yang tidak melaksanakan keputusan Bawaslu
Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 dipandang
sebagai bentuk perbuatan yang bertentangan dengan tujuan dan dasar
penyelenggaraan good governance, sebagai norma penyangga
berdirinya negara hukum; ----------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa atas dalil Penggugat, Tergugat selain membantah
pokok sengketa juga mengajukan bantahan yang bersifat eksepsional
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 103 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
berupa eksepsi yang bersifat absolut, yang pada pokoknya menyatakan
sebagai berikut: ----------------------------------------------------------------------------------
DALAM EKSEPSI: -----------------------------------------------------------------------------
1. Bahwa pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara Pemilu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 268 kepada Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara dilakukan setelah seluruh upaya administratif di Bawaslu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat (2) telah digunakan; ---------
Bahwa Penggugat dalam surat gugatannya, mempersoalkan surat
keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan
Partai Politik peserta Pemilu Tahun 2014, padahal mengenai suat
keputusan KPU tersebut telah menempuh upaya administratif di Bawaslu;
Bahwa terhadap upaya administratif Penggugat di Bawaslu, Bawaslu
telah memberikan keputusan pada tanggal 5 Februari 2013 yang pada
pokoknya mengabulkan permohonan Penggugat dalam perkara ini; --------
Bahwa Tergugat tidak melaksanakan keputusan Bawaslu karena
Bawaslu melampaui ruang tugasnya dengan menguji peraturan KPU
Nomor 14 Tahun 2012 khususnya terkait dengan pemenuhan syarat
penyertaan 30% keterwakilan perempuan pada tingkat provinsi,
kabupaten/kota (vide keputusan Bawaslu halaman 17); -------------------------
Bahwa Tergugat tidak melaksanakan keputusan Bawaslu harus
dipandang sebagai hukum yang bersifat umum (lex generalis) dan
padanya berlaku ketentuan Pasal 50 dan Pasal 55 UU Nomor 51 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara; ----------------------------------------------------------
2. Bahwa gugatan Penggugat terhadap surat keputusan KPU Nomor
05/Kpts/KPU/tahun 2013 diajukan telah melebihi tenggang waktu 3 hari
kerja setelah dikeluarkannya keputusan Bawaslu; --------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 104 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa atas jawaban dan eksepsi Tergugat, Penggugat
secara lisan dipersidangan memberikan tanggapan (Replik) yang pada
pokoknya menyatakan tidak sependapat dengan jawaban Tergugat dan
menyatakan Penggugat tetap pada dalil gugatannya, demikian juga halnya
Tergugat dalam persidangan memberikan tanggapan secara lisan (duplik)
yang pada pokoknya menyatakan Tergugat tetap pada dalil jawaban dan
bantahannya tersebut; -------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa untuk mempertahankan dalil masing-masing,
Penggugat Penggugat mangajukan surat bukti yang diberi tanda P – 1
sampai dengan P - 19, satu orang saksi ahli Prof. A. Mansyhur Effendi, SH.,
MS., dan keterangan tertulis saksi ahli yang bernama Sudarsono, SH., yang
dilampirkan sebagai bukti ad informandum dalam perkara ini dan tidak
mengajukan saksi fakta dalam perkara ini. Untuk membuktikan dalil
bantahannya Tergugat mengajukan surat-surat bukti yang diberi tanda T - 1
sampai dengan T - 77 serta mengajukan Saksi Ahli bernama Dr. Max Boli
Babon, SH., M.Hum., dan tidak mengajukan saksi fakta dalam perkara ini; ----
Menimbang, bahwa untuk menjawab permasalahan-permasalahan
yang diajukan Penggugat, bantahan dari Tergugat, majelis akan
mempertimbangkannya melalui pertimbangan seperti dibawah ini dengan
sistem penulisan didahululi 1) dari sudut kewenangan dan prosedur
penyelesaian sengketa Pemilu oleh Bawaslu, 2) dari sudut, apakah Tergugat
(KPU) boleh menguji keabsahan atau kebenaran dari keputusan Bawaslu ?,
3) apa yang menjadi objek sengketa dalam perkara ini, 4) tenggang waktu
pengajuan gugatan, 5) kewajiban-kewajiban yang wajib dilaksanakan oleh
Penyelenggara Pemilu; ------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa setelah mempertimbangan permasalahan-
permasalahan tersebut, dengan demikian dari pertimbangan-pertimbangan
tersebut akan dapat diterik suatu jawaban atas permasalahan yang diajukan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 105 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Penggugat dan bantahan yang diajukan Tergugat berupa kesimpulan baik
mengenai objek sengketa, mengenai kewenangan mengadili, dan tenggang
waktu pengajuan gugatan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, dengan
pertimbangan sebagai berikut;---------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan pokok sengketa
terlebih dahulu majelis akan memperimbangkan eksepsi yang diajukan
Tergugat, sebagaiberikut dengan sistematika sebagaimana disebutkan
diatas; ----------------------------------------------------------------------------------------------
DALAM EKSEPSI ------------------------------------------------------------------------------
Ad 1) Kewenangan dan Prosedur Penyelesaian Sengketa Oleh Bawaslu-
Menimbang, bahwa Pemilihan Umum selanjutnya disingkat Pemilu,
adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara
langsung, umum, bebas dan rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UU Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (vide Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2012
tentang Tata Cara Pelaporan Dan Penanganan Pelanggaran Pemilu
Anggota DPR, DPD, DPRD); -----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Pemilu DPR, DPD, dan DPRD diselenggarakan
oleh KPU. KPU berwenang untuk melaksanakan penelitian Administrasi,
menetapkan keabsahan persyaratan peserta Partai Politik peserta Pemilu
dan melakukan Verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran persyaratan
dokumen Partai Politik peserta Pemilu. Partai Politik calon peserta Pemilu
yang lulus verifikasi ditetapkan sebagai Partai Politik Peserta Pemilu oleh
KPU (Vide Pasal 6, Pasal 9 ayat (1), Pasal 16, Pasal 17 ayat (2) UU Nomor 8
Tahun 2012); ------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam UU Nomor 8 Tahun 2012 tidak secara
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 106 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
implisit menyatakan Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu, akan tetapi
tersirat di dalamnya Bawaslu juga sebagai penyelenggara Pemilu. Secara
implisit Bawaslu dinyatakan sebagai penyelenggara Pemilu sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Bawaslu Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pengawasan Atas Pendaftaran, Verifikasi Partai Politik Calon Peserta
Pemilu, Dan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD,
DPRD. Pemilu diselenggarakan oleh Penyelenggara Pemilu.
Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu
yang terdiri atas KPU dan Bawaslu sebagai satu kesatuan fungsi
penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD,
Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk
memilih gubernur, bupati, dan walikota secara demokratis; -------------------------
Menimbang, bahwa KPU adalah penyelenggara Pemilu DPR, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. KPU menetapkan Partai Politik
peserta Pemilu yang lulus verifikasi (vide Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 2012,
Pasal 17 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) UU Nomor 8 Tahun 2012); ---------------
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan KPU adalah lembaga
yang berwenang menyelenggarakan Pemilu yang bersifat nasional, tetap dan
mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu. KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota adalah merupakan Penyelenggara Pemilu di Provinsi dan
Kabupaten/Kota (UU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu,
UU Nomor 8 Tahun 2012, Peraturan KPUNomor 05 Tahun 2008 Tentang
Tata Kerja Komisi Pemilihan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota);
Menimbang, bahwa pada saat pelaksanaan verifikasi administrasi
Penggugat merupakan salah satu Partai Politik yang dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi sebagaimana dituangkan dalam Berita Acara
Nomor 53/BA/X/2012 tanggal 28 Oktober 2012 lampiran I, dan untuk
selanjutnya dilanjutkan dengan pelaksanaan verivikasi ketingkat faktual; ------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 107 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa setelah diadakan verifikasi faktual berdasarkan
Surat Keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari
2013 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia disingkat (PKP Indonesia)
(Penggugat) dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) sebagai Partai Politik
peserta Pemilu Tahun 2014; -----------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan mendasari Pasal 258 UU Nomor 8 Tahun
2012 Penggugat menggunakan haknya dengan mengajukan permohonan
keberatan (banding administratif) ke Bawaslu pada tanggal 14 Januari 2013
yang diterima di bidang penyelesaian sengketa pada hari Jumat tanggal 18
Januari 2013, berdasarkan Berita Acara penerimaan berkas permohonan
Nomor 014/SP-1/Penerusan Permohonan/Set. Bawaslu/I/2013 yang dicacat
dalam buku register perkara penyelesaian sengketa Pemilu Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 perihal keberatan terhadap keputusan KPU Nomor
05/Kpts/KPU/2013;------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa atas permohonan banding administratif tersebut
Bawaslu mengeluarkan keputusan pada tanggal 5 Februari 2013 Nomor
012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013;---------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disingkat
Bawaslu, adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bertugas
mengawasi penyelenggaraan Pemilu secara aktif dalam proses tahapan
pelaksanaan pendaftaran dan verifikasi Partai Politik calon peserta Pemilu di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bawaslu berwenang
menyelesaikan sengketa Pemilihan Umum (Pemilu). Bawaslu dapat
mendelegasikan kewenangannya kepada Bawaslu Provinsi, Panwaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, dan
Pengawas Pemilu Luar Negeri. Bawaslu memeriksa dan memutus sengketa
Pemilu paling lama 12 (dua belas) hari sejak diterimanya laporan atau
temuan. Bawaslu melakukan penyelesaian sengketa Pemilu melalui tahapan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 108 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
1) menerima dan mengkaji laporan atau temuan, dan atau 2)
mempertemukan pihak-pihak yang bersengketa untuk mencapai
kesepakatan melalui musyawarah dan mufakat. Dalam hal tidak tercapai
kesepakatan antara pihak yang bersengketa Bawaslu memberikan alternatif
penyelesaian sengketa kepada pihak yang bersengketa (vide Pasal 258 dan
Pasal 259 ayat (1) dan (2) UU Nomor 8 Tahun 2012);--------------------------------
Menimbang, bahwa KPU dan Bawaslu sebagai satu kesatuan fungsi
sebagai penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD,
Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk
memilih gubernur, bupati, dan walikota secara demokratis. Bawaslu adalah
lembaga penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan
Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan
Bawaslu Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pengawasan Atas Pendaftaran,
Verifikasi Partai Politik Calon Peserta Pemilu, Dan Penetapan Partai Politik
Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD); -------------------------------------------
Menimbang, bahwa pengawas Pemilu mempunyai tugas dan
wewenang untuk menemukan dugaan pelanggaran Pemilu dari hasil
pengawasan atau menerima laporan dugaan pelanggaran Pemilu
berdasarkan tempat terjadinya pelanggaran pada setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilu. Pengawas Pemilu melakukan penanganan
temuan/laporan dugaan pelanggaran sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan pada tempat terjadinya pelanggaran yang dilaporkan. Dalam
kondisi tertentu, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan/atau Panwaslu
Kabupaten/Kota dapat mengambil alih penanganan pelanggaran yang
menjadi Temuan/dilaporkan kepada Pengawas Pemilu pada tingkatan di
bawahnya;-----------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Pengawas Pemilu memutuskan untuk
menindaklanjuti atau tidak menindaklanjuti temuan atau laporan dugaan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 109 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
pelanggaran paling lambat 3 (tiga) hari setelah temuan atau laporan dugaan
pelanggaran diterima. Dalam hal Pengawas Pemilu memerlukan
keterangan tambahan dari Pelapor untuk menindaklanjuti laporan dugaan
Pelanggaran waktu penanganan laporan dugaan pelanggaran diperpanjang
paling lama 5 (lima) hari setelah laporan dugaan pelanggaran diterima. Hasil
kajian terhadap berkas dugaan pelanggaran dituangkan dalam formulir
Model B.9-DD dikategorikan sebagai: -----------------------------------------------------
a. pelanggaran Pemilu; ----------------------------------------------------------------------
b. bukan pelanggaran Pemilu; tau --------------------------------------------------------
c. sengketa Pemilu;----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa tata cara mengajukan permohonan sengketa
Pemilu diajukan secara tertulis kepada Bawaslu melalui sekretariat, dengan
melampirkan alat bukti pendukung atas permohonan, keputusan Majelis
Pemeriksa sengketa Bawaslu Pemilu diputus dalam rapat pleno yang bersifat
tertutup dan diucapkan dalam rapat yang terbuka untuk umum; -------------------
Menimbang, bahwa dalam hal dugaan pelanggaran Pemilu berupa, a)
pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu, b) pelanggaran administrasi
Pemilu; dan/atau tindak pidana Pemilu. Pengawas Pemilu meneruskan
rekomendasi dugaan pelanggaran kode etik kepada DKPP menggunakan
Form Model B.10-DD. Penerusan rekomendasi dengan melampirkan berkas
dugaan pelanggaran dan hasil kajian terhadap dugaan pelanggaran.
Penerusan rekomendasi dugaan pelanggaran kode etik oleh Pengawas
Pemilu sebagaimana diatur dalam Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2012
tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara Pemilu, terhadap
hasil kajian yang dikategorikan bukan dugaan pelanggaran Pemilu dan
bukan dugaan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan lain, proses penanganan pelanggaran dihentikan. Hasil kajian
yang dikategorikan bukan dugaan pelanggaran Pemilu namun
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 110 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
termasuk dugaan pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan
lain, diteruskan kepada instansi yang berwenang; ------------------------------------
Menimbang, bahwa penghentian dan/atau penerusan dugaaan
pelanggaran Pemilu diputuskan dalam rapat pleno Pengawas Pemilu;----------
Menimbang, bahwa bertujuan dari pengawasan Pemilu adalah untuk: -
a. memastikan terselenggaranya Pemilu secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, adil, dan berkualitas, serta dilaksanakannya peraturan
perundang- undangan mengenai Pemilu secara menyeluruh; -----------------
b. mewujudkan Pemilu yang demokratis; dan------------------------------------------
c. menegakkan integritas, kredibilitas penyelenggara, transparansi
penyelenggaraan dan akuntabilitas hasil Pemilu;----------------------------------
Menimbang, bahwa Pengawasan Pemilu dilaksanakan dengan
menggunakan strategi pencegahan dan penindakan. Pencegahan dilakukan
dengan tindakan langkah-langkah, dan upaya optimal mencegah secara dini
terhadap potensi pelanggaran dan/atau indikasi awal pelanggaran.
Penindakan dilakukan sesuai dengan peraturan Bawaslu tentang Tata Cara
Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran. Pengawas Pemilu melakukan
pengawasan secara langsung terhadap proses pelaksanaan tahapan
Pemilu. Dalam melakukan pengawasan secara langsung, Pengawas Pemilu
secara aktif: ---------------------------------------------------------------------------------------
a. mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan dari KPU Provinsi
atau KPU Kabupaten/Kota dan jajarannya, serta dari pihak-pihak terkait
lainnya; ----------------------------------------------------------------------------------------
b. memastikan kelengkapan, kebenaran, keakuratan serta keabsahan
data dan dokumen yang menjadi objek pengawasan pada masing-masing
tahapan Pemilu;-----------------------------------------------------------------------------
c. melakukan konfirmasi kepada para pihak terkait dalam hal terdapat
indikasi awal terjadinya pelanggaran; dan -------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 111 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
d. melakukan kegiatan atau langkah-langkah lain yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; -------------------------
Menimbang, bahwa ruang lingkup pengawasan yang dilakukan oleh
Bawaslu adalah: ---------------------------------------------------------------------------------
a. pengumuman pendaftaran dan pendaftaran Partai Politik calon
PesertaPemilu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota oleh
KPU;--------------------------------------------------------------------------------------------
b. pemeriksaan kelengkapan berkas dokumen persyaratan
administrasi pendaftaran Partai Politik calon Peserta Pemilu oleh KPU; ----
c. Verifikasi Administrasi dokumen persyaratan pendaftaran Partai
Politik calon Peserta Pemilu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota oleh KPU, dengan memperhatikan kelengkapan bukti
dan keaslian kelengkapan persyaratan; ----------------------------------------------
d. Verifikasi Faktual; dan ---------------------------------------------------------------------
Verifikasi Faktual adalah pemeriksaan dan pencocokan terhadap
kebenaran bukti tertulis yang berkaitan dengan keabsahan pemenuhan
persyaratan Partai Politik menjadi Peserta Pemilu secara faktual;------------
Pengawasan Verifikasi Administrasi dan Verifikasi Faktual adalah
kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa, dan menilai proses verifikasi
administrasi serta verifikasi faktual Partai Politik calon Peserta Pemilu
dalam pemenuhan persyaratan Partai Politik menjadi Peserta Pemilu
DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, dan penetapannya
sesuai peraturan perundang-undangan. -------------------------------------------
e. penetapan Peserta Pemilu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota; ----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Bawaslu dalam melaksanakan Pengawasan
penyelenggaraan Pemilu berpedoman kepada asas: mandiri, jujur, adil,
kepastian hukum, tertib, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 112 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Pengawasan yang
dilakukan Bawaslu terhadap ketaatan Penyelenggara Pemilu bersifat aktif
pada:------------------------------------------------------------------------------------------------
a. kebenaran dan ketepatan proses;------------------------------------------------------
b. keterbukaan dan transparansi proses;------------------------------------------------
c. ketepatan waktu proses; ------------------------------------------------------------------
d. keberpihakan atau kecenderungan terhadap Partai Politik tertentu; dan
e. kepatuhan untuk tidak melakukan perbuatan yang dikategorikan
sebagai pelanggaran Pemilu;------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut Peraturan Bawaslu Nomor 15 Tahun
2012 Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Umum, menyatakan
sengketa Pemilu dapat timbul disebabkan karena adanya perbedaan : --------
a. perbedaan penafsiran atau suatu ketidakjelasan tertentu yang
berkaitan dengan suatu masalah fakta kegiatan, peristiwa, dan/atau
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu antar
peserta Pemilu;------------------------------------------------------------------------------
b. perbedaan keadaan dimana pengakuan atau pendapat dari salah satu
peserta Pemilu mendapatkan penolakan, pengakuan yang berbeda,
dan/atau penghindaran dari peserta Pemilu yang lain; atau --------------------
c. perbedaan terhadap Keputusan KPU, KPU/KIP Provinsi, dan KPU/KIP
Kabupaten/Kota; ----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa sengketa Pemilu dapat berasal dari laporan atau
temuan. Penyelesaian sengketa Pemilu dilakukan berdasarkan tahapan:------
1. penerimaan laporan atau temuan; ----------------------------------------------------
2. pengkajian; dan -----------------------------------------------------------------------------
3. musyawarah;---------------------------------------------------------------------------------
Laporan Pelanggaran Pemilu dapat merupakan:---------------------------------------
a. pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu; -------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 113 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
b. pelanggaran administrasi Pemilu; ------------------------------------------------------
c. sengketa Pemilu; dan ---------------------------------------------------------------------
d. tindak pidana Pemilu;----------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan sengketa Pemilu adalah
sengketa yang terjadi antar peserta Pemilu, dan sengketa peserta Pemilu
dengan Penyelenggara Pemilu sebagai akibat dikeluarkannya keputusan
KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; ----------------------------------------
Menimbang, bahwa permohonan sengketa diajukan kepada Bawaslu
atau Bawaslu Provinsi melalui sekretariat yang melaksanakan fungsi di
bidang penyelesaian sengketa. Permohonan sengketa dengan
melampirkan alat bukti pendukung berupa Keputusan KPU, KPU/KIP
Provinsi, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota yang dipersengketakan serta alat
bukti lain berupa keterangan saksi dan/atau saksi ahli;---------------------------
Menimbang, bahwa atas temuan atau laporan atas pengaduan
pelangggaran sengketa Pemilu, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Panwaslu
Kabupaten/Kota membuat dan menyusun kajian sengketa Pemilu: --------------
Kajian tersebut berisikan: --------------------------------------------------------------------
a. kepentingan dan tuntutan pemohon dan termohon;-------------------------------
b. fakta-fakta dan keterangan yang diperoleh dari pemohon dan termohon;
dan----------------------------------------------------------------------------------------------
c. analisis sementara Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan
Panwaslu Kabupaten/Kota; --------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa atas temuan dan atau atas laporan pengaduan
pelanggaran sengketa Pemilu tersebut, Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan
Panwaslu Kabupaten/Kota mengumpulkan fakta-fakta, keterangan dan
dapat melakukan klarifikasi awal sebelum dilakukan musyawarah. Klarifikasi
awal bertujuan untuk menggali kebenaran dan menelusuri kepentingan
Pemohon dan Termohon. Kajian dan klarifikasi awal merupakan bagian tidak
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 114 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
terpisahkan dari pengawasan. Bawaslu mencantumkan kajian pendahuluan
ke dalam Berita Acara dan Keputusan hasil kajian pendahuluan 1 (satu) hari
kerja sejak kajian pendahuluan selesai dilakukan; -------------------------------------
Menimbang, bahwa pemeriksaan pengambilan keputusan dilakukan
Bawaslu, dengan cara: ------------------------------------------------------------------------
a. mendengarkan materi disampaikan Pemohon, Termohon dan pihak
terkait;------------------------------------------------------------------------------------------
b. mencocokkan alat bukti; ------------------------------------------------------------------
c. mendengarkan keterangan saksi dan keterangan ahli; dan---------------------
d. melakukan rapat pleno Majelis Pemeriksa;------------------------------------------
Menimbang, bahwa pemeriksaan sengketa Pemilu dinyatakan selesai
apabila: --------------------------------------------------------------------------------------------
a. telah tercapai mufakat; atau -------------------------------------------------------------
b. Pengawas Pemilu telah membuat putusan yang bersifat terakhir dan
mengikat kecuali keputusan Bawaslu atau Bawaslu Provinsi terhadap
sengketa Pemilu yang berkaitan dengan verifikasi Partai Politik Peserta
Pemilu dan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten/kota;--------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa penyelesaian sengketa Pemilu yang dilaksanakan
Bawaslu merupakan keputusan terakhir dan mengikat, kecuali keputusan
terhadap sengketa Pemilu yang berkaitan dengan Verifikasi Partai Politik
Peserta Pemilu dan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota (Vide Pasal 259 ayat (1), Para pihak yang tidak
puas atas penyelesaian sengketa Verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu dan
daftar calon tetap diatas, yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
keputusan KPU dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan tinggi
tata usaha negara. ------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut hemat majelis UU Nomor 8 Tahun 2012
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 115 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dan peraturan pelaksana dari UU tersebut yaitu berupa Peraturan-Peraturan
KPU, Peraturan DKPP, Peraturan Bersama KPU, Bawaslu dan DKPP Nomor
13 Tahun 2012, Nomor 11 Tahun 2012, Nomor 1 Tahun 2012 tentang Kode
Etik Penyelenggara Pemilu, telah secara tegas memberikan kewenangan
penuh kepada Bawaslu untuk menyelesaikan sengketa pelanggaran
administrasi maupun sengketa Pemilu. Berbeda halnya sebelum berlakunya
UU Nomor 8 Tahun 2012 yaitu dalam penyelenggaraan Pemilu sebelumnya,
Bawaslu tidak diberi kewenangan menyelesaikan sengketa sebagai
administratif beroop, Bawaslu hanya sebagai lembaga pemberi rekomendasi
dan rekomendasinya tidak mengikat; -----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut UU Nomor 8 Tahun 2012 keputusan
Bawaslu bersifat final dan mengikat, kecuali terhadap keputusan Bawaslu
terhadap penyelesaian sengketa mengenai verifikasi Partai Politik calon
peserta Pemilu dan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi
dan DPRD Kabupaten/Kota; -----------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa UU Nomor 8 Tahun 2012 tidak memberikan
pengertian kata perasa “keputusan Bawaslu merupakan keputusan terakhir”
dan “mengikat”, “kecuali keputusan terhadap sengketa Pemilu” sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 259 ayat (1) yang berbunyi Keputusan Bawaslu
mengenai penyelesaian sengketa Pemilu merupakan keputusan terakhir dan
mengikat, kecuali keputusan terhadap sengketa Pemilu yang berkaitan
dengan verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu dan daftar calon tetap anggota
DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota; ----------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena UU nomor 8 Tahun 2012 tidak
memberikan pengetian kata perasa “keputusan Bawaslu merupakan
keputusan terakhir” dan “mengikat”, “kecuali keputusan terhadap sengketa
Pemilu” sehingga KPU merasa kesulitan untuk mengartikan kata perasa
tersebut;--------------------------------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 116 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa menurut hemat majelis hakim maksud kata
perasa “keputusan Bawaslu merupakan keputusan akhir” dan “mengikat”,
“kecuali keputusan terhadap sengketa Pemilu” yang terdapat dalam Pasal
259 ayat (1) adalah semua keputusan Bawaslu tentang penyelesaian
sengketa Pemilu “tidak tak terkecuali” termasuk penyelesaian sengketa yang
berkaitan dengan verifikasi Partai Politik Peserta Pemilu dan daftar calon
tetap anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD merupakan keputusan
yang terakhir (final) dengan catan “apabila” keputusan Bawaslu tersebut
diterima oleh Para Pihak yang bersengketa atau dengan lewatnya tenggang
waktu yang tersedia untuk mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara, keputusan Bawaslu tersebut menjadi keputusan yang
terakhir (final). Ketika keputusan Bawaslu merupakan suatu keputusan yang
terakhir (final) maka keputusan bawaslu menjadi mengikat (binding) terhadap
pemangku yang berkepantingan. Akan tetapi sebalinya keputusan Bawaslu
tersebut belum yang terakhir ( belum final) mana kala para pihak tidak
menerima keputusan Bawaslu dengan diwujudkan pengajuan gugatan
tertulis kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara. Dengan diajukannya
gugatan kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara maka keputusan
Bawaslu tersebut belum mengikat atau belum yang terakhir atau belum final
karena masih ada pihak-pihak yang mengajukan gugatan kepada Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara. Demikian juga untuk seterusnya, Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara merupakan keputusan yang tekahir
mana kala putusan tersebut diterima dengan baik oleh para pihak atau para
pihak tidak mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam tenggang waktu
yang diberikan undang-undang, sehingga putusan Pengadilan Tinggi
menjadi mengikat (binding); ------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa pada awalnya sesuai dengan Keputusan KPU
Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari 2013 tentang Penetapan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 117 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Partai Politik Peserta Pemilu Tahun 2014 yang pada pokoknya menyatakan
Penggugat Tidak Memenuhi Syarat (TMS) sebagai peserta Pemilu Tahun
2014 sebagaimana termuat dalam Lampiran II Surat KPU Nomor
05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari 2013 dalam urut Nomor 3 (tiga); -
Menimbang, bahwa atas keputusan KPU tanggal 8 Januari 2013
Nomor 05/Kpts/KPU/2013 Penggugat mengajukan permohonan banding
administratif kepada Bawaslu dengan melampirkan surat-surat bukti dan
menghadirkan saksi-saksi pada saat proses ajudikasi (banding amninistratif)
di Bawaslu ; ---------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa proses ajudikasi (banding administratif) yang
dilakukan Bawaslu mendasari kepada pertimbangan fakta-fakta yang terjadi
dilapangan baik hasil temuan dari Bawaslu maupun berdasarkan bukti-bukti
dan keterangan yang diajukan Penggugat dan Tergugat, Bawaslu
berkesimpulan : ----------------------------------------------------------------------------------
a. Dalil Penggugat yang menyatakan sudah memenuhi syarat 30%
keterwakilan perempuan di Kabupaten Sumatera Barat, Kabupaten
Kendal, Kabupaten Kudus, Kabupaten Grobongan, Kabupaten
Trenggalek dan Kota Samarinda, setelah dibuktikan dalam persidangan
banding administratif dalil tersebut terbukti dan beralasan hukum
sehingga dapat diterima oleh Bawaslu;-----------------------------------------------
b. Dalil Penggugat yang menyatakan keanggotaan Penggugat di Kabupaten
Solok Selatan sudah Memenuhi Syarat (MS), setelah dibuktikan dalam
persidangan banding administratif dalil tersebut terbukti KPU Kabupaten
Solok Selatan tidak melakukan verifikasi faktual secara benar dan
sehingga beralasan hukum dapat diterima oleh Bawaslu;-----------------------
c. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Pasaman Barat Memenuhi
Syarat (MS) namun KPU Kabupaten Pasaman Barat menyatakan Tidak
memenuhi Syarat (TMS), setelah dibuktikan dalam persidangan banding
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 118 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
administratif Penggugat mampu membuktikan memiliki anggota sesuai
dengan sampel verifikasi faktual yang ditetapkan KPU Kabupaten
Pasaman Barat, sehingga dalil Penggugat tersebut terbukti dan beralasan
hukum sehingga dapat diterima oleh Bawaslu;-------------------------------------
d. Dalil Penggugat yang menyatakan Penggugat Memenuhi Syarat (MS) di
Kabupaten Solok namun KPU Kabupaten Solok menyatakan Tidak
memenuhi Syarat (TMS), setelah dibuktikan dalam persidangan banding
administratif Penggugat mampu membuktikan KPU Kabupaten Solok
tidak memverifikasi keanggotaan Penggugat di Kec. Hiliran Gumamti,
sehingga beralasan hukum dan dapat diterima oleh Bawaslu;-----------------
e. Dalil Penggugat yang menyatakan keanggotaan Penggugat Kabupaten
Pesisir Selatan Memenuhi Syarat (MS) namun KPU Kabupaten Pesisir
Selatan menyatakan Tidak memenuhi Syarat (TMS), setelah dibuktikan
dalam persidangan banding administratif Penggugat mampu
membuktikan ketidakbenaran formulir F-12 Parpol dan hal ini tidak dapat
dibantah oleh KPU Kabupaten Pesisir Selatan, karena mana beralasan
hukum dan dapat diterima oleh Bawaslu; --------------------------------------------
f. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Cilacap Memenuhi Syarat
(MS) namun KPU Kabupaten Cilacap menyatakan Penggugat Tidak
memenuhi Syarat (TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding
administratif dalil tersebut terbukti dan beralasan hukum karena Bawaslu
menemukan fakta bahwa tidak ada surat pernyataan F-12 Parpol yang
diisi oleh orang-orang yang bersangkutan, hanya ada Lampiran 2 F-8
Parpol yang tidak bisa dinilai kebenarannya, karena diklaim sepihak oleh
KPU Kabupaten Cilacap, dan fakta terhadap 10 nama-nama yang
dinyatakan TMS, Penggugat menghadirkan saksi Kuat Raharjo yang
menerangkan bahwa yang bersangkutan tidak pernah diverifikasi faktual
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 119 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
oleh KPU Kabupaten Cilacap, sehingga dalil Penggugat dapat diterima
oleh Bawaslu; --------------------------------------------------------------------------------
g. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Kendal Memenuhi Syarat
(MS) namun KPU Kabupaten Kendal menyatakan Tidak memenuhi
Syarat (TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding administratif
Tergugat tidak melakukan kebijakan karena berdasarkan layar pemantau
Kabupaten Kendal akan mengalami angin puting beliung dan badai, dalil
tersebut dapat dibuktikan Penggugat, sehingga beralasan hukum untuk
dapat diterima oleh Bawaslu; ------------------------------------------------------------
h. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Suko Harjo Memenuhi
Syarat (MS) namun KPU Kabupaten Sukoharjo menyatakan Tidak
memenuhi Syarat (TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding
administratif dalil tersebut terbukti dan beralasan hukum sehingga dapat
diterima oleh Bawaslu; --------------------------------------------------------------------
i. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Grobokan Memenuhi
Syarat (MS) namun KPU Kabupaten Grobokan menyatakan Tidak
memenuhi Syarat (TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding
administratif KPU Grobongan tidak dapat membuktikan sebaliknya,
karena mana dalil tersebut terbukti dan beralasan hukum sehingga dapat
diterima oleh Bawaslu; --------------------------------------------------------------------
j. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Klaten Memenuhi Syarat
(MS) namun KPU Kabupaten Klaten menyatakan Tidak memenuhi Syarat
(TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding administratif dalil
tersebut terbukti dan beralasan hukum sehingga dapat diterima oleh
Bawaslu; --------------------------------------------------------------------------------------
k. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Kudus Memenuhi Syarat
(MS) namun KPU Kabupaten Kudus menyatakan Tidak memenuhi Syarat
(TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding administratif KPU
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 120 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Kudus tidak melakukan verifikasi faktual secara optimal, dalil tersebut
terbukti dan beralasan hukum sehingga dapat diterima oleh Bawaslu; ------
l. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Demak Memenuhi Syarat
(MS) namun KPU Kabupaten Demak menyatakan Tidak memenuhi
Syarat (TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding administratif
KPU Demak tidak mampu membuktikan kebenarannya, dalil tersebut
terbukti dan beralasan hukum sehingga dapat diterima oleh Bawaslu; ------
m. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Kulonprogo Memenuhi
Syarat (MS) namun KPU Kabupaten Kolonprogo menyatakan Tidak
memenuhi Syarat (TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding
administratif dalil tersebut terbukti dan beralasan hukum sehingga dapat
diterima oleh Bawaslu; --------------------------------------------------------------------
n. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Bantul Memenuhi Syarat
(MS) namun KPU Kabupaten Bantul menyatakan Tidak memenuhi Syarat
(TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding administratif dalil
tersebut tidak terbukti dan beralasan hukum sehingga tidak dapat
diterima oleh Bawaslu; --------------------------------------------------------------------
o. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Sukoharjo Memenuhi
Syarat (MS) namun KPU Kabupaten Sukoharjo menyatakan Tidak
memenuhi Syarat (TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding
administratif dalil tersebut terbukti karena KPU Sukoharjo yang hanya
memberikan satu hari untuk menghadirkan keanggotaan Penggugat
sangat beralasan hukum sehingga dapat diterima oleh Bawaslu;-------------
p. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Tenggalek Memenuhi
Syarat (MS) namun KPU Kabupaten Trenggalek menyatakan Tidak
memenuhi Syarat (TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding
administratif KPU Trenggalek tidak dapat membuktikan kebenaran
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 121 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
verifikasi dilakukan secara benar, dalil tersebut terbukti dan beralasan
hukum sehingga dapat diterima oleh Bawaslu;-------------------------------------
q. Dalil Penggugat yang menyatakan Kota Samarinda Memenuhi Syarat
(MS) namun KPU Kota Samarinda menyatakan Tidak memenuhi Syarat
(TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding administratif dalil
tersebut terbukti dan beralasan hukum sehingga dapat diterima oleh
Bawaslu; --------------------------------------------------------------------------------------
r. Dalil Penggugat yang menyatakan Kabupaten Bone Bolango Memenuhi
Syarat (MS) namun KPU Kabupaten Bone Bolango menyatakan Tidak
memenuhi Syarat (TMS) setelah dibuktikan dalam persidangan banding
administratif KPU Kabupaten Bone Bolango tidak dapat membuktikan
telah melakukan verifikasi faktual terhadap 9 nama pada masa verifikasi,
dalil tersebut terbukti dan beralasan hukum sehingga dapat diterima oleh
Bawaslu; --------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa pada akhirnya Bawaslu berkesimpulan
menyatakan: --------------------------------------------------------------------------------------
1) Bawaslu berwenang menyelesaiakan sengketa Pemilu;-------------------------
2) Penggugat memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan sengketa
Pemilu ke Bawaslu; ------------------------------------------------------------------------
3) Permohonan sengketa Pemilu ke Bawaslu diajukan masih dalam
tenggang waktu yang ditentukan; ------------------------------------------------------
4) Dalil Penggugat 30% (tiga puluh persen) keterwakilan perempuan
beralasan hukum;---------------------------------------------------------------------------
5) Dalil Penggugat keanggotaan 1000 ayau 1/1000 dari jumlah penduduk
sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (2) huruf f UU Nomor 8 Tahun 2012
beralasan hukum;---------------------------------------------------------------------------
6) Penggugat memenuhi seluruh persyaratan peserta Pemilu sebagaimana
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 122 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dimaksud Pasal 8 ayat (2) UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu
Anggota DPR, DPD, dan DPRD; -------------------------------------------------------
dan selanjutnya Bawaslu menetapkan yang berbunyi sebagai berikut: ----------
1. Mengabulkan Permohonan Penggugat; ----------------------------------------------
2. Membatalkan Keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013
sepanjang untuk Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia;--------------------
3. Menerbitkan keputusan KPU tentang Penetapan Partai Keadilan dan
Persatuan Indonesia sebagai Peserta Pemilu Tahun 2014; --------------------
4. Memerintahkan kepada KPU untuk melaksanakan Putusan ini;---------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas dengan demikian
Bawaslu adalah lembaga yang berwenang untuk menyelesaikan sengketa
Pemilu; ---------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena Bawaslu merupakan lembaga yang
berwenang menyelesaikan sengketa Pemilu sehingga keterangan saksi ahli
yang diajukan Tergugat yang bernama: Dr. Max Boli Babon, SH., M.Hum.
yang menyatakan penyelesaian yang dilakukan Bawaslu hanya sebatas
musyawarah dan mufakat, jika tidak terjadi kata sepakat diantara para pihak,
Bawaslu tidak berwenang menyelesaikan sengketa Pemilu, Bawaslu hanya
berwenang memberikan rekomendasi. Keterangan saksi ahli tersebut
sangat-sangat tidak beralasan sama sekali sebab UU Nomor 8 Tahun 2012
dan peraturan pelaksana lainnya secara tegas telah memberikan
kewenangan kepada Bawaslu untuk menyelesaiakan sengketa Pemilu, oleh
sebab itu keterangan tersebut tidak dapat dibenarkan sesuai dengan aturan
hukum dan tidak dapat diterima sama sekali serta haruslah dikesampingkan;-
Menimbang, bahwa demikian juga keterangan Saksi Ahli Tergugat
yang menyatakan Keputusan Bawaslu yang mempergunakan irah-irah “Demi
Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” tidak dapat dibenarkan
dipergunakan Bawaslu karena irah-irah tersebut merupakan kewenangan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 123 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dari Kekuasaan Kehakiman yang dilakukan oleh Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada dibawahnya dan Mahkamah Konstitusi.
Keterangan saksi ahli tersebut juga tidak dapat diterima sebab bentuk atau
format keputusan Bawaslu dalam penyelesaian sengketa Pemilu telah
ditentukan dalam Peraturan Bawaslu Nomor 13 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Pengawasan Pemilihan Umum Pengawasan Pemilu, oleh sebab itu
keterangan saksi ahli tersebut haruslah dikesampingkan; ---------------------------
Menimbang, bahwa dalil bantahan Tergugat yang menyatakan
Bawaslu tidak memiliki wewenang untuk menguji peraturan KPU terhadap
peraturan perundang-undangan dalam persidangan ajudikasi, majelis hakim
memberikan pertimbangan sebagai berikut;
Menimbang, bahwa Bawaslu dalam rangka melaksanakan tugas
pengawasannya melakukan langka-langkah dengan cara a) mendapatkan
informasi dan data dari jajaran KPU serta dari pihak-pihak terkait, b)
memastikan kebenaran, keakuratan serta keabsahan data dan domumen
yang menjadi objek pengawasan, c) melakukan konfirmasi kepada para
pihak terkait, d) melakukan kegiatan atau melakukan langka-langkah lain
yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Langkah-
langkah yang dilakukan Bawaslu atau prosedur pengujian yang dilakukan
Bawaslu adalah dalam rangka untuk menguji kebenaran dari dalil-dalil yang
diajukan Penggugat maupun dalil bantahan Tergugat; -------------------------------
Menimbang, bahwa dengan dasar pertimbangan diatas pengujian
yang dilakukan Bawaslu terhadap dalil, bukti-bukti Penggugat dan bantahan,
bukti-bukti Tergugat dalam persidangan ajudikasi (banding administratif)
adalah dalam rangka mencapai tujuan dari pengawasan Pemilu itu sendiri,
yaitu memastikan terselenggaranya Pemilu secara langsung, umum, bebas
rahasia, jujur, adil, beradab, berkualitas, serta mengawasi dilaksanankannya
peraturan perundang-undangan Pemilu secara keseluruhan, dan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 124 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
menegakkan integritas, krediblitas penyelenggara Pemilu, transparasnsi dan
akuntablitas hasil Pemilu; ---------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan urian diatas dengan demikian
Bawaslu melakukan pengujian terhadap bukti-bukti dan saksi-saksi dalam
persidangan ajudikasi dalam perkara a quo tidak melebihi atau melampaui
wewenang yang ada padanya akan tetapi Bawaslu melakukan pengujian
telah sesuai dengan kewenangan yang diberikan UU Nomor 8 Tahun 2012
dan tindakan tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan; -----------------------------------------------------------------------------------------
Mernimbang, bahwa proses pengujian persidangan ajudikasi sengketa
a quo dilakukan dalam persidangan yang terbukta untuk umum hal ini telah
sesuai dengan prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat (4) UU
Nomor 8 Tahun 2012 yang menyatakan seluruh proses pengambilan
keputusan Bawaslu wajib dilakukan melalui proses yang transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan; --------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena prosedur pengambilan keputusan
yang dilakukan Bawaslu terhadap sengketa ajudikasi Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 dilakukan secara terbuka
untuk umum, sehingga dengan demikian pengujian yang dilakukan Bawaslu
dalam persidangan ajudikasi terhadap menerbitkan keputusan Nomor
012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2012 merupakan hasil
proses kajian yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum
baik kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya; ---------------------
Menimbang, bahwa menurut Pasal 259 UU Nomor 8 Tahun 2012
menyatakan, para pihak yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
keputusan KPU setelah sengketa Pemilu yang berkaitan dengan verifikasi
Partai Politik Peserta Pemilu dan daftar calon tetap anggota DPR, DPD,
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 125 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota diselesaikan Bawaslu dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara; -
Menimbang, bahwa kata perasa “para pihak” yang merasa di rugikan
oleh keputusan KPU dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat (3)
UU Nomor 8 Tahun 2012 tidak dijelaskan baik dalam norma maupun
penjelasan pasal-pasal dari UU Nomor 8 Tahun 2012, akan tetapi dalam
Peraturan Bawaslu Nomor 15 Tahun 2012 menjelaskan yang dimaksud kata
perasa “para pihak” dalam sengketa pemilu adalah Pemohon dan Termohon:
Pemohon sengketa Pemilu terdiri dari: ----------------------------------------------------
a. Partai Politik calon peserta Pemilu; ----------------------------------------------------
b. Partai Politik peserta Pemilu; dan ------------------------------------------------------
c. calon anggota DPR, DPD, dan DPRD yang tercantum di dalam daftar
calon sementara dan/atau daftar calon tetap;---------------------------------------
Termohon adalah:-------------------------------------------------------------------------------
a. KPU, KPU/KIP Provinsi, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota; ------------------------
b. Partai Politik peserta Pemilu; atau -----------------------------------------------------
c. calon anggota DPR, DPD, dan DPRD; -----------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam kaitannya kata perasa “para pihak” yang
merasa di rugikan oleh keputusan KPU dapat mengajukan gugatan tertulis
kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 259 ayat (3) UU Nomor 8 Tahun 2012 dengan Pasal 8
Peraturan Bawaslu Nomor 15 Tahun 2012, seolah-olah mengartikan kata
perasa “para pihak” itu adalah semua pihak yang bersengketa yaitu
Pemohon dan Termohon dapat mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara; ----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa untuk mengetahui secara jelas makna dari kata
perasa “para pihak” yang merasa kepentingannya dirugikan oleh keputusan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 126 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
KPU dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat 3 UU Nomor 8
Tahun 2012 harus dilakukan melalui penafsiran gramatikal, sebagai berikut;
Menimbang, bahwa yang menjadi objek sengketa dalam sengketa
Pemilu menurut Pasal 259 ayat (3) UU Nomor 8 Tahun 2012 adalah surat
keputusan KPU, sehingga dengan demikian subjek hukum yang menjadi
sebagai Tergugat dalam sengketa Pemilu telah ditetapkan yaitu KPU. Tidak
mungkin KPU sebagai Penggugat dalam sengketa Pemilu sebab yang
dipermasahkan adalah surat keputusan KPU, dan tidak mungki KPU
menggugat keputusan yang dikeluarkannya sendiri. Serta tidak mungkin pula
KPU menggugat Bawaslu atas keputusan Bawaslu dalam penyelesaian
sengketa Pemilu, sebab Bawaslu dibentuk dalam rangka mengawasi
jalannya penyelenggaraan Pemilu yang dilakukan oleh KPU, dengan kata
lain UU Nomor 8 Tahun 2012 tidak diperkenankan saling menggugat antara
KPU dengan Bawaslu. Untuk mendukung pertimbangan diatas setelah
dicermati peraturan perundang-undangan tentang penyelenggaraan Pemilu
tidak satu pasalpun yang mengatur hak gugat bagi KPU, serta tidak pula ada
tersirat dalam satu pasalpun dari peraturan perundang-undangan yang
mengatur penyelenggaraan Pemilu, baik peraturan KPU yang dibuat oleh
KPU sendiri maupun dalam peraturan Bawaslu dan Peraturan DKPP; ----------
Menimbang, bahwa antara KPU dengan Bawaslu adalah sama-sama
penyelenggaraan Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi untuk
menyelenggarakan Pemilu, sehingga pembuat Undang-Undang tidak
memuat atau mengakomodir hak gugat atau tidak memberikan hak gugat
bagi KPU;------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa apabila sesama penyelenggara Pemilu
diperkenankan saling menggugat hal ini akan melanggar asas kepastian
hukum, asas efektif dan efisien, serta adanya pemborosan dari segi waktu
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 127 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dan pemborosan materi yang dikeluarkan oleh Negara; -----------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas dengan demikian
makna kata perasa “para pihak” yang merasa dirugikan oleh keputusan KPU
dapat mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara hanya
diperuntukkan kepada Para calon Partai Politik peserta Pemilu atau para
calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota.
Dengan demikian KPU tidak mempunyai hak gugat untuk mengajukan
gugatan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, sebab tidak mungkin KPU
menggugat keputusan yang dibuatnya sendiri seperti yang dipertimbangkan
sebelumnya; --------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dalam mempergunakan hak gugat, dalam UU
Nomor 8 Tahun 2012 juga mensyaratkan harus dapat membuktikan kerugian
yang diderita, antara lain kerugian tersebut dapat berupa kerugian materiel,
maupun kerugian-kerugian lainnya, misalnya kerugian berkurangnnya atau
dikuranginya hak-hak demokrasi partai politik atau calon angota tetap DPR,
DPR, dan DPRD sehingga kesempatan untuk dapat mengikuti sebagai
peserta pemilu hilang atau kesempatan untuk bisa ikut bersaing duduk
dilegislatif menjadi hilang, dan atau kerugian lainnya; --------------------------------
Menimbang, bahwa persyaratan adanya kerugian yang diderita, tidak
ada pada diri KPU, sehingga dengan demikian hak gugat KPU di Pengadilan
Tinggi Tata Usaha negara tidak ada, KPU tidak mungkin menderita kerugian
atas keputusan Bawaslu, KPU hanya melaksanakan isi dari keputusan
Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu yang pembiayaannya menjadi
tanggungjawab APBN;-------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut hemat majelis hakim berdasarkan uraian
pertimbangan diatas, penerapan Pasal 269 ayat (7) UU Nomor 8 Tahun 2012
tentang pengajuan kasasi harus dipersamakan dengan penerapan Pasal 259
ayat (3), sebab proses kasasi adalah kelanjutan dari proses sebagaimana
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 128 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dimaksud dalam Pasal 259 ayat (3) sehingga hak mengajukan kasasi hanya
ada pada pihak Partai Politik Calon peserta Pemilu dan para calon tetap
anggota legislatif di pusat dan didaerah. KPU kehilangan hak gugatan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara demikian juga kehilangan hak untuk
mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, persamaan perlakuan ini
merupakan perwujudan asas-asas umum penyelenggaran Pemilu yang
efisein dan efektif. Apabila hak gugat dan hak kasasi diberikan kepada KPU
akan menghambat proses jadual pelaksanaan penyelenggaraan Pemilu,
sebab hak gugat dan hak mengajukan kasasi tidak menunda pelaksanaan
proses jadual penyelenggaraan Pemilu; --------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dari uraian diatas majelis berkesimpulan hak
untuk mengajukan keberatan atau ajudikasi atau banding administrasi, hak
untuk pengajuan gugatan kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan
hak untuk mengajuan Kasasi kepada Mahkamah Agung tidak diberikan
kepada KPU adalah sebagai suatu upaya untuk perwujudan dari asas
perlindungan hukum atas penyelenggaraan Pemilu yang dilakukan KPU,
dengan perkataan lain upaya atau hak untuk mengajukan keberatan atau
ajudikasi atau banding administrasi, hak untuk pengajuan gugatan kepada
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan hak untuk mengajuan Kasasi
kepada Mahkamah Agung bukan untuk melindungi kepentingan dari
Penyelenggara Pemilu yang dalam hal ini KPU;----------------------------------------
Menimbang, bahwa sengketa Pemilu yang diajukan Penggugat ke
Bawaslu telah diputus oleh Bawaslu pada tanggal 5 Februari 2013
berdasarkan surat keputusan Nomor 012/SP-2/Set. Bawaslu/I/2013; ------------
Menimbang, bahwa setelah sengketa Pemilu yang diajukan
Penggugat diputus Bawaslu pada tanggal 5 Februari 2013 Nomor 012/SP-
2/Set. Bawaslu/I/2013 para pihak tidak ada yang mengajukan gugatan
berdasarkan Pasal 259 ayat (3) UU Nomor 8 Tahun 2012 kepada Pengadilan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 129 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta; --------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena para pihak yang bersengketa dalam
proses ajudikasi di Bawaslu tidak ada yang mengajukan gugatan setelah
keputusan Bawaslu tanggal 5 Februari 2013 Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 yang berkaitan dengan keputusan KPU Nomor
05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari 2013 maka keputusan Bawaslu
tanggal 5 Februari 2013 Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 adalah
merupakan putusan teakhir (final); ---------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena keputusan Bawaslu tanggal 5
Februari 2013 Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 telah merupakan
keputusan terakhir, dengan demikian keputusan Bawaslu tersebut telah
mempunyai kekuatan mengikat (binding) dan merupakan hukum yang harus
dihormati dan dipatuhi oleh semua piihak terkait, tanpa syarat apapun; ---------
Ad 2. Apakah Tergugat (KPU) Boleh Menguji Keabsahan Dari
Keputusan Bawaslu ? -------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa KPU menjalankan tugasnya dibantu oleh
Sekretariat Jenderal, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dibantu oleh
Sekretariat. Dalam mengambil keputusan KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota dilakukan dalam Rapat Pleno Anggota KPU, KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota Rapat Pleno tertutup dan Rapat Pleno terbuka;-----
Menimbang, bahwa Ketua KPU, mempunyai tugas:
a. memimpin rapat pleno dan seluruh kegiatan KPU; -------------------------------
b. bertindak untuk dan atas nama KPU ke luar dan ke dalam; -------------------
c. memberikan keterangan resmi tentang kebijakan dan kegiatan KPU; dan
d. menandatangani seluruh peraturan dan keputusan KPU; -----------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 130 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua KPU bertanggung jawab kepada
rapat pleno;-----------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa KPU Provinsi merupakan bagian dari KPU. KPU
Provinsi adalah penyelenggara Pemilu di Provinsi yang berkedudukan di Ibu
Kota Provinsi, dan mempunyai tugas: ----------------------------------------------------
a. memimpin rapat pleno dan seluruh kegiatan KPU Provinsi ; -------------------
b. bertindak untuk dan atas nama KPU Provinsi ke luar dan ke dalam;
c. memberikan keterangan resmi tentang kebijakan dan kegiatan KPU
Provinsi; dan --------------------------------------------------------------------------------
d. menandatangani seluruh Keputusan KPU Provinsi ; -----------------------------
Dalam pelaksanaan tugasnya, Ketua KPU Provinsi bertanggung jawab
kepada rapat pleno KPU Provinsi; -----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa KPU Kabupaten/Kota yang merupakan bagian
dari KPU. KPU Kabupaten/Kota adalah penyelenggara Pemilu di
Kabupaten/Kota, berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten/Kota dan mempunyai
tugas: ----------------------------------------------------------------------------------------------
a. memimpin rapat pleno dan seluruh kegiatan KPU Kabupaten/Kota;
b. bertindak untuk dan atas nama KPU Kabupaten/Kota ke luar dan ke
dalam; -----------------------------------------------------------------------------------------
c. memberikan keterangan resmi tentang kebijakan dan kegiatan KPU
Kabupaten/Kota; ---------------------------------------------------------------------------
d. menandatangani seluruh Keputusan KPU Kabupaten/Kota;-------------------
Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua KPU Kabupaten/Kota bertanggung
jawab kepada rapat pleno KPU Kabupaten/Kota;----------------------------------
Menimbang, bahwa KPU berkewajiban melakukan supervisi,
pengarahan, dan koordinasi kepada KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota, serta Penyelenggara Pemilu Luar Negeri (PPLN). KPU
Provinsi berkewajiban melakukan supervisi, pengarahan dan koordinasi
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 131 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
kepada KPU Kabupaten/Kota. KPU Kabupaten/Kota berkewajiban
melakukan supervisi, pengarahan dan koordinasi kepada Panitia Pemilihan
Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS); --------------------------------------------
Menimbang, bahwa KPU Kabupaten/Kota melaporkan kegiatan
penyelesaian permasalahan kepada KPU melalui KPU Provinsi. KPU
Provinsi menyelesaikan permasalahan-permasalahan di wilayah kerjanya
sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan KPU. Apabila permasalahan
tidak dapat diselesaikan, KPU Provinsi melakukan konsultasi dengan KPU;---
Menimbang, bahwa KPU Kabupaten/Kota menyelesaikan
permasalahan-permasalahan di wilayah kerjanya sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan KPU. Apabila permasalahan tidak dapat diselesaikan
KPU Kabupaten/Kota, KPU Kabupaten/Kota melakukan konsultasi dengan
KPU Provinsi. Apabila KPU Provinsi tidak dapat menyelesaikan
permasalahan KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi bersama KPU
Kabupaten/Kota berkonsultasi dengan KPU; --------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut Peraturan Badan Pengawas Pemilihan
Umum Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012, KPU dan Bawaslu
sebagai satu kesatuan fungsi sebagai penyelenggaraan Pemilu untuk
memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung oleh rakyat, serta untuk memilih gubernur, bupati, dan walikota
secara demokratis. Bawaslu adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang
bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia; ---------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan diatas KPU
sebagai Penyelenggara Pemilu dan Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu
dalam bidang pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemilu yang
diadakan KPU, tidak diperkenankan saling menggugat dalam satu kesatuan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 132 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
fungsi sebagai penyelenggara Pemilu, keputusan Bawaslu yang telah
merupakan keputusan terakhir mengikat terhadap seluruh pejabat pemangku
kepentingan dan tidak dapat diingkari lagi;-----------------------------------------------
Menimbang, bahwa setelah majelis hakim mencermati peraturan-
perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan Pemilu, tidak satu
pasalpun yang memberikan kewenangan kepada KPU untuk menguji atau
mengingkari keputusan Bawaslu, dan atau tidak satu pasalpun yang tersirat
yang memberikan kewenangan kepada KPU untuk menguji keputusan
Bawaslu. Baik menurut UU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Pemilu, UU Nomor 8 Tahun 2012, baik dalam peraturan-peraturan KPU yang
dibuat sendiri sebagai pelaksanaan dari UU Nomor 8 Tahun 2012, maupun
peraturan-peraturan yang dibuat Bawaslu serta Peraturan Keputusan
Bersama antara KPU, Bawaslu berupa Kode Etik Penyelenggara Pemilu,
tidak satupun yang mengatur yang memberikan kewenangan kepada KPU
untuk menguji keberadaan keputusan Bawaslu;----------------------------------------
Menimbang, bahwa sarana atau upaya yang diberikan peraturan
perundang-undangan untuk mengubah keputusan KPU terhadap
penyelesaian suatu sengketa Pemilu telah diatur dan ditetapkan dalam
Undang-Undang, Peraturan KPU, Peraturan Bawaslu, Peraturan DKPP yaitu
melalui keputusan Bawaslu atau Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara atau Putusan Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 259 ayat (3) dan ayat (3) serta Pasal 269 UU Nomor 8 Tahun 2012,
sebagai mana dibenarkan oleh Tergugat dalam surat Keputusan Nomor
05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari 2013; ------------------------------------
Menimbang, bahwa KPU dapat merubah keputusannya sendiri
sebelum proses ajudikasi dan litigasi melalui hasil rapat Pleno, akan tetapi
apabila surat KPU telah diubah melalui keputusan ajudikasi/banding
administratif oleh Bawaslu dan keputusan Bawaslu diterima dengan baik oleh
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 133 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Pihak-pihak yang bersengketa, keputusan Bawaslu itu merupakan putusan
yang terakhir (final) sehingga sejak diterimanya keputusan tersebut atau
dengan lewatnya suatu waktu yang ditentukan tidak mempergunakan haknya
untuk mengajukan gugat di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, dengan
demikian keputusan Bawaslu harus melaksanakan perintah sesuai dengan
yang tercantum dalam keputusan Bawaslu, tidak dapat dikomentari, diprotes
lagi dengan alasan ini dan itu, keputusan Bawaslu haruslah di patuhi oleh
pemangku kepentingan; -----------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa keputusan Bawaslu yang telah menjadi keputusan
akhir, keputusan Bawaslu diterima baik oleh para pihak atau tidak
mengajukan upaya litigasi kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara,
maka menurut hemat majelis keputusan Bawaslu tersebut telah merupakan
hukum, yang patut dihormati dan dipatuhi setiap pemangku kepentingan
terkait; ----------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa apabila keputusan Bawaslu yang telah
merupakan keputusan terakhir dan sudah merupakan hukum masih
dikomentari atau diprotes oleh KPU dengan reaksi atau tindakan yang tidak
mau melaksanakan keputusan Bawaslu, maka permasalahan penegakan
hukum dalam penyelenggaraan penyelesaian sengketa pemilu bukan malah
menyelesaikan sengketa pemilu lagi justru KPU membuat permasalahan
yang baru dalam penyelenggaraan Pemilu, pengingkaran KPU terhadap
keputusan Bawaslu tidak kunjung berakhir sehingga pudarlah jadinya asas
negara Indonesia sebagai Negara Hukum, serta dengan sikap yang tidak
mematuhi tersebut merupakan in konsintensi penegakan hukum yang sudah
barang tentu menimbulkan ketidak pastian hukum serta melanggar asas
keadilan dan kepatutan; -----------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa KPU merupakan representatif dari sekian
negarawan sehingga sikapnya haruslah menunjukkan kenegarawan,
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 134 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
bertindak sesuai dengan orang bijak (wise) tidak justru mempertontonkan
kepada khalyak ramai (publik) perbuatan yang melawan hukum; -----------------
Menimbang, bahwa bila orang-orang terpandang yang menjadi
negarawan mempertontonkan di depan umum melakukan suatu pelanggaran
hukum (inkonsintensi terhadap negara hukum, kepatuhan hukum, ketidak
pastian hukum) bagaimana mungkin rakyat (masyarakat) bisa sadar hukum,
justru sudah barang tentu rakyat atau masyarakat ikut-ikutan
mempertontontan perbuatan yang melanggar hukum, sebab yang sepatutnya
dapat dijadikan sebagai anutan tidak lagi dapat dipercaya sebagai anutan;----
Menimbang, bahwa agar negara ini merupakan negara hukum yang
sadar akan hukum atau tertib hukum, penyelenggara negara tidak terkecuali
wajib menunjukkan patuh perintah atas hukum dalam setiap langkah yang
dilakukan oleh penyelenggara negara (negarawan) dilakukan secara elegan
mematuhi perintah-perintah yang ditetapkan oleh hukum itu sendiri, jangan
arogansi sektoral atau primordial sesaat;-------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Tergugat dalam suratnya Nomor 94/KPU/II/2013
tanggal 11 Februari 2013 menyatakan KPU menghormati pelaksanaan tugas
dan wewenang Bawaslu dalam penyelesaian sengketa Pemilu, akan tetapi
KPU tidak dapat melaksanakan keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 dengan alasan ada perbedaan penilaian terhadap
keterangan KPU Provinsi, bukti-bukti yang disampaikan dalam sidang
ajudikasi, dan ruang lingkup tugas Bawaslu yang tidak memiliki wewenang
untuk menguji Peraturan KPU terhadap norma UU, berdasarkan ketentuan
Pasal 8 ayat (2), Pasal 259 ayat (1) dan ayat (4) UU Nomor 8 Tahun 2012; ---
Menimbang, bahwa menurut majelis hakim Bawaslu berwenang untuk
menguji keadaan faktual yang terjadi di lapangan, perbedaan penilaian
terhadap pembuktian antara Penggugat dengan Tergugat dalam sidang
ajudikasi merupakan konpetensi dari Bawaslu. Bawaslu harus bertindak jujur
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 135 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dan adil dalam melakukan penilaian pembuktian. Bawaslu tidak terikat
kepada pembuktian formalistik yang diajukan Tergugat, bukti-bukti tersebut
harus dikaji dan diuji secara konperhensif serta tidak memihak kepada salah
satu pihak yang bersengketa, meskipun itu koleha atau rekan kerja dari
Bawaslu yang sama-sama penyelenggara Pemilu; ------------------------------------
Ad) 3. Apa Yang Menjadi Objek Sengketa Dalam Perkara Ini
Menimbang, bahwa Penggugat dalam petitum gugatannya masih
mempermasalahkan dan menginginkan agar Surat Keputusan KPU Jakarta
Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari 2013 dibatalkan atau
dinyatakan tidak sah;---------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa antara posita dengan petitum gugatan yang
diajukan Penggugat tidak selaras atau tidak paralel. Perbedaan ini
memimbulkan pertanyaan, apa sesungguhnya yang menjadi pokok
permasalahan yang diinginkan Penggugat dalam perkara ini, apakah hendak
mau membatalkan surat keputusan KPU 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8
Januari 2013 untuk kedua kalinya setelah dibatalkan oleh Bawaslu melalui
Keputusan Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 ?; ----------------------------------
Menimbang, bahwa bila dicermati posita gugatan seharusnya
petitum gugatan dalam perkara ini menjurus kepada tindakan Tergugat yang
tidak bersedia untuk melaksanakan surat keputusan Bawaslu Nomor
012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 (Fetelijk handeling
atau dalam hukum administrasi negara disebut materiel daad atau tindakan
faktual dari badan pejabat pemerintahan) dan tidak lagi mempermasalahan
surat keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari
2013 sebab permasalahan tentang surat keputusan KPU Nomor
05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari 2013 telah diselesaikan pada
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 136 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
saat penyelesaian sengketa pemilu banding administratif di Bawaslu
berdasarkan surat keputusan Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5
Februari 2013 sebagaimana telah dipertimbangkan dalam pertimbangan
sebelumnya yang menyatakan keputusan Bawaslu tersebut telah merupakan
hukum yang harus dipatuhi oleh segenap pemangku kepentingan;---------------
Menimbang, bahwa seharusnya yang menjadi objek sengketa dalam
perkara ini adalah tindakan faktual, feitelijk handeling, materieldaad yang
dilakukan Tergugat yang tidak mau melaksanakan Keputusan Bawaslu
tanggal 5 Februari 2012 Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 sesuai dengan
surat Nomor 94/KPU/II/2013 tanggal 11 Februari 2013 yang ditujukan
kepada Ketua Bawaslu, surat tersebut bukan merupakan keputusan KPU
yang dibuat berdasarkan hasil Pleno dari Komisioner KPU; ------------------------
Menimbang, bahwa meskipun Penggugat dalam petitum gugatannya
masih mempermasalahkan penerbitan surat keputusan KPU
05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari 2013 akan tetapi menurut hemat
majelis karena dalam posita telah menggambarkan secara jelas maksud dari
yang di permasalahan Penggugat dalam perkara ini, maka yang menjadi
objek sengketa dalam perkara ini adalah tentang ketidak patuhan atau
ketidak bersediaan Tergugat melaksanakan surat Keputusan Bawaslu
Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013; -----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut Pasal 259 UU Nomor 8 Tahun 2012
secara tegas menetapkan yang menjadi objek sengketa dalam sengketa
Pemilu adalah Surat Keputusan (beschikking) yang di terbitkan oleh KPU; ----
Menimbang, bahwa yang menjadi pertanyaan selanjutnya apakah
ketidak patuhan atau ketidak bersediaan Tergugat melaksanakan surat
keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari
2013 dapat dijadikan objek sengketa di Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara atau tidak?------------------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 137 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa untuk menjawab pertanyaan tersebut, majelis
merujuk kepada teori-teori hukum administrasi negara, dan membandingkan
antara objek sengketa yang dapat diajukan di Pengadilan Tata Usaha
Negara menurut Undang-undang Peratun dengan objek sengketa tata usaha
negara Pemilu di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara menurut UU Nomor
8 Tahun 2012, sebagai berikut dibawah ini;----------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut teori hukum administrasi negara agar
pemerintahan dapat menyelenggarakan urusan pemerintahan dengan baik
kepada badan atau pejabat pemerintahan diberi kewenangan untuk
melakukan suatu tindakan yang disebut Tindakan Pemerintahan. Tindakan
pemerintahan paling tidak dapat dikategorikan kepada 3 (tiga) kelompok
yaitu: -----------------------------------------------------------------------------------------------
pertama: Tindakan Pemerintahan dalam pembentukan peraturan perundang-
undangan (regeling). Tindakan pemerintahan tanpa diberi kewenangan untuk
mengatur maka pelaksanaan urusan pemerintahan menjadi lamban atau
statis, pemerintahan hanya berjalan menurut peraturan-peraturan undang-
undang yang dibuat legislatif saja. Peraturan perundang-undangan yang
dibuat legislatif selalu ketinggalan daripada gerak dinamika perkembangan
hukum yang terdapat dalam masayarakat, sehingga dalam pelaksanaan dari
pemerintahan yang modern kepada Badan atau Pejabat Pemerintahan diberi
kewenangan untuk membentuk peraturan perundang-undangan sebagai
landasan hukum atau payung hukum bagi Badan atau Pejabat
pemerintahan dalam menjalankan segala urusan penyelenggaraan
pemerintahan (asas lealitas dalam suatu negara hukum) ; -------------------------
kedua: dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan kepada badan atau
pejabat pemerintahan diberi kewenangan untuk melakukan suatu tindakan
dalam bentuk keputusan atau yang dikenal dengan sebutan beschikking,
tindakan pemerintahan dalam pembentukan keputusan merupakan tindakan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 138 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
pemerintahan yang paling banyak dilakukan dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan, dan yang ; ---------------------------------------------------------------------
ketiga: selain pemberian tindakan pemerintahan dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan (regeling) dan pembentukan beschikking,
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan kepada pejabat
pemerintahan diberi wewenang untuk melakukan suatu tindakan faktual
tindakan nyata tanpa melalui suatu keputusan. Akan tetapi ada kalanya
sebelum melakukan tindakan faktual dapat terlebih dahulu menerbitkan
beschikking, dan ada pula kalanya setelah melakukan tindakan nyata atau
faktual kemudian diikuti dengan tindakan berupa pembentukan beschikking;--
Tindakan faktual Pemerintahan dapat digolongkan dalam arti sempit dan
dalam arti luas. Tindakan Pemerintahan dalam arti senpit adalah merupakan
suatu tindakan aktif atau nyata secara fisik, sedang tindakan pemerintahan
dalam arti luas adalah merupakan suatu tindakan yang bersifat pasif tidak
melakukan susuatu tindakan akan tetapi sesungguhnya ada suatu kewajiban
yang harus dilakukan akan tetapi kewajiban tersebut tidak diikuti dengan
suatu tindakan faktual; -------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut Pasal 259 UU Nomor 8 tahun 2012
sengketa Pemilu yang dapat diajukan kepada Pengadilan Tata Usaha
Negara adalah surat keputusan KPU yang menyangkut sengketa Pemilu
yang berkaitan dengan verifikasi Partai Politik peserta Pemilu dan daftar
calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota
seletah melalui penyelesaian banding administratif di Bawaslu. Jadi yang
menjadi objek sengketa adalah keputusan KPU meskipun keputusan KPU
tersebut telah diselesaikan di Bawaslu, dan yang menjadi Tergugat meskipun
telah melalui penyelesaian banding administratif di Bawaslu tetap KPU bukan
Bawaslu. Bawaslu tidak pernah menjadi subjek hukum (sebagai Tergugat)
dalam sengketa Pemilu; -----------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 139 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa pengertian sengketa dan objek sengketa yang
dapat diajukan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara berdasarkan UU
Peratun berbeda dengan rumusan atau pengertian sengketa dengan objek
sengketa dalam UU Nomor 8 Tahun 2012, perbedaan tersebut dapat di lihat
dari: -------------------------------------------------------------------------------------------------
PERB EDAAN
UU Nomor 51 Tahun 2009 UU Nomr 8 Tahun 2012
Pengertian sengketa:
Sengketa Tata Usaha Negara adalah
sengketa yang timbul dalam bidang
Tata Usaha Negara antara orang
atau badan hukum perdata dengan
Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara, baik di pusat maupun di
daerah, sebagai akibat
dikeluarkannya Keputusan, Tata
Usaha Negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Pengertian sengketa
Sengketa Pemilu adalah sengketa
yang terjadi antara peserta Pemilu
dengan penyelenggara Pemilu
sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota.
Surat keputusan bersifat individual
dan final
Surat keputusan tidak bersifat
indivual dan final
Subjek hukum:
- Penggugat adalah Seseorang
atau badan hukum perdata;
- Tergugat adalah badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara
Subjek hukum:
- Penggugat adalah Organisasi
masyarakat (Ormas) Partai
Politik;
- Tergugat adalah KPU (khusus
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 140 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan Tata Usaha Negara
sengketa Pemilu mengenai
verifikasi Partai Politik dan
pencoretan dari daftar tetap
anggota DPR,DPD, dan DPRD;
Objek sengketa:
- Keputusan Tata Usaha Negara
yang tertulis yang dikeluarkan
oleh Badan atau Peiabat Tata
Usaha Negaran yang berisi
tindakan hukum Tata Usaha
Negara yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang bersifat
konkrit, individual, dan final, yang
menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum
perdata;
- Tidak termasuk tindakan faktual
(materiel daad);
Objek sengketa:
- Surat Keputusan KPU yang
berkaitan dengan verifikasi
Partai Politik Peserta Pemilu
dan daftar calon tetap anggota
DPR, DPD, DPRD provinsi, dan
DPRD kabupaten / kota,
meskipun telah melalui banding
administratif di Bawaslu;
- Tindakan faktual (materieldaad)
Tenggang waktu Pengajuan gugatan
90 (sembilan puluh) hari sejak
diberitahukannya atau sejak
diterimanya atau sejak mengetahui;
Tenggang waktu mengajukan
gugatan 3 (tiga) hari kerja sejak
keputusan Bawaslu;
Menimbang, bahwa dari perbedaan tersebut diatas menunjukkan
objek sengketa dalam sengketa tata usaha negara Pemilu di Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara merupakan Pengecualian atau penyimpangan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 141 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
dari objek sengketa yang dapat diajukan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara pada umumnya. Ojbjek sengketa yang diajukan menurut UU Peratun
hanya tindakan pemerintahan dalam bentuk penerbitan keputusan tata
usaha negara (beschikking) dan tidak termasuk tindakan pemeritahan dalam
bentuk tindakan faktual, feitelijk handeling, atau materieldaad, sedang
menurut UU Nomor 8 Tahun 2012 objek sengketa yang diuji di Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara adalah Keputusan KPU meskipun setelah melalui
upaya administratif di Bawaslu;--------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa pengujian yang dilakukan menurut UU Nomor 8
Tahun 2012 dilakukan terhadap penerbitan surat keputusan (beschikking)
yang diterbitkan KPU termasuk tindakan pelaksanaan verifikasi faktual.
Sesuai dengan namanya verifikasi faktual sudah barang tentu yang akan
diuji adalah tentang perbuatan faktual; ----------------------------------------------------
Menimbang, bahwa perbedaaan kedua yang juga paling mendasar
adalah beschikking yang diajukan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
adalah beschikking yang berbentuk final, sedang menurut UU Nomor 8
Tahun 2012 meskipun telah melalui banding administratif di Bawaslu yang
menjadi objek sengketa tetap Keputusan KPU dan Tergugat tetap pula KPU
dan bukan Bawaslu; ----------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa perbedaan yang ketiga adalah perbedaan
tenggang waktu mengajukan gugatan, tenggang waktu mengajukan gugatan
menurut UU Peratun dilakukan 90 (sembilan puluh) hari setelah
diterbitkannya keputusan atau diberitahukannya bechikking tersebut kepada
para pihak, sedang menurut UU Nomor 8 Tahun 2012 tenggang waktu
mengajukan gugatan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara 3 (tiga) hari
kerja setelah keputusan Bawaslu diucapkan atau diberitahukan kepada para
pihak; -----------------------------------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 142 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas dengan demikian
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara berwenang untuk memeriksa
sengketa pemilu dalam bentuk perbuatan faktual, faitelijk handeling, materiel
daad yang dilakukan KPU;--------------------------------------------------------------------
Ad 4. Tenggang Waktu Pengajuan Gugatan di Pengadilan Tinggi TataUsaha Negara ------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa ratio dari pembatasan tenggang waktu pengajuan
gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 UU Peratun adalah untuk melindungi Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara tersebut dari suatu gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara
sebab kalau tidak dibatasi tidak ada kepastian hukum bagi badan atau
pejabat tata usaha negara yang menerbitkan beschikking karena
sampaikapanpun masih dapat di gugat sehingga untuk mewujudkan
perlindungan hukum bagi Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pengajuan
gugatan dibatasi oleh UU. Hal ini erat kaitannya dengan asas yang
menyatakan keputusan tata usaha negara dianggap benar hingga ada
putusan pengadilan yang menyatakan batal atau tidak sah (prasumptio
iustae causa); ------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa meskipun UU Peratun mengenal pembatasan
waktu pengajuan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara akan tetapi
dengan lewatnya waktu pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 UU Peratun tidak dengan sendirinya menghilangkan tangggung
jawab hukum perdata (mati perdata). Melainkan perbuatan tersebut masih
dapat dimintakan pertanggung jawaban perdata apabila pihak yang dituju
dalam keputusan tersebut nyata-nyata menderita kerugian ; -----------------------
Menimbang, bahwa menurut majelis hakim ratio pembatasan gugatan
sengketa pemilu di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bukanlah dalam
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 143 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
arti untuk melindungi kepentingan hukum dari KPU melainkan rationya
adalah agar jadual-jadual penyelenggaraan Pemilu dilalui sesuai dengan
jadual yang telah ditetapkan. Pembatasan dengan waktu yang sangat
singkat tersebut merupakan suatu hal yang irrational, sehingga dengan
pembatasan waktu yang sangat-sangat singkat tersebut dominan akan
merugikan kepentingan hukum dari Partai Politik calon Peserta Pemilu dan
Calon Tetap Anggota DPR, DPD, DPRD, sebab permasalahan yang
dihadapi dalam verifikasi faktual Partai Politik secara menyeluruh 75 % (tujuh
puluh lima persen) untuk Kabupaten/Kota seluruh Provinsi, apalagi pembuat
UU Pemilu dengan adanya gugatan sengketa Pemilu tidak menunda jadual
penyelenggaraan Pemilu. Pemberian kesempatan menggugat dan tidak
memberikan alokasi waktu yang tersedia bagi yang mengajukan gugatan,
sehingga hal ini seolah-olah merupakan lipstik belaka atau setidak-tidaknya
menyulitkan dan memberikan harapan yang pupus atau tidak layak bagi
pihak yang mengajukan gugatan;-----------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa demikian juga halnya sikap KPU yang menunda-
nunda pelaksanaan keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 yang sudah sekian lama dari tanggal 5 Februari 2013
sampai saat sekarang ini sangat dirasakan oleh Penggugat jangankan dalam
waktu sekian lama satu hari saja hal ini sangat berguna bagi Penggugat,
apalagi jadual pencalonan anggota legislatif di Pusat dan di Daerah sudah
didepan mata dan tinggal hanya beberapa hari lagi yaitu dimulai tanggal 9
April 2013. Suatu hal yang sangat ironis, tetapi begitulah para penyelenggara
pemilu yang tidak mempergunakan hati runani yang jernih dan berwibawa; ---
Menimbang, bahwa tindakan KPU yang tidak mematuhi keputusan
Bawaslu tidak diantisipasi pembuat UU sehingga tidak ada tata cara atau
prosedur untuk hal yang demikian; ---------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 144 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa pada saat UU Nomor 8 Tahun 2012 dibuat
pembuat UU tidak mengharapkan adanya suatu perlawanan terhadap
keputusan Bawaslu yang telah mempunyai kekuatan hukum (keputusan
terakhir). Harapan pembuat undang-undang penyelenggara pemilu saling
mematuhi, saling hormat menghormati satu sama lainnya, sehingga tidak
lajim dalam pengaturan perundang-undangan dibuat noma yang isinya
apabila KPU menilai keputusan bawaslu tidak benar KPU dapat untuk tidak
melaksanakan keputusan Bawaslu;--------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena norma yang mengatur untuk dalam
hal apabila KPU tidak bersedia melaksanakan keputusan Bawaslu tidak
diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 2012, sehingga sangat sulitlah menentukan
berapa hari tenggang waktu yang pantas dan patut untuk pengajuan gugatan
terhadap hal yang sedemikian ini; ----------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa setelah Tergugat tidak melaksanakan keputusan
Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013,
Penggugat telah berupaya untuk mendapatkan solusi penyelesaian atas
ketidak patuhan KPU melaksanakan keputusan Bawaslu kepada berbagai
instnsi, misalnya kepada Bawaslu, kepada BKPP, Kepada KPU sendiri,
Kepada Mahkamah Agung, Kepada Mahkamah Konstitusi, dan terakhir
mengadu melalui gugatan ini kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Jakarta;---------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa menurut hemat majelis hakim oleh karena sikap
dan tindakan KPU yang tidak melaksanakan Keputusan Bawaslu Nomor
012/SP-2/Set.Bawasli/I/2013 masih seputar penyelesaian sengketa Pemilu,
serta dengan tidak ada norma yang mengatur tenggang tenggang waktu
pengajuan gugatan, maka menurut hemat majelis pengajuan gugatan
terhadap tindakan yang sedemikian dapat diajukan kapan saja kepada
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang berwenang untuk itu; ---------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 145 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa adalah sangat tidak tepat dan patut, apabila
dalam perkara ini hanya mempermasalahakan tenggang waktu pengajuan
gugatan, pada hal ada suatu persoalan yang sangat pelik dihadapi, apabila
tidak segera ditangani persoalannya maka akan menimbulkan persoalan
hukum yang lebih besar, sehingga janganlah karena lewatnya suatu waktu
menjadi persoalah hukum tersebut diabaikan begitu saja, tentu satu-satunya
jalan terakhir untuk memecahkan pesoalan hukum tersebut harus melalui
jalur litigasi yaitu dengan mengajukan gugatan kepada Pengadilan Tinggi
Tata Usaha Negara sebagai benteng terakhir untuk mencari kebenaran dan
keadilan; -------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas dengan
demikian gugatan Penggugat diajukan masih dalam waktu yang patut dan
wajar menurut hukum, sehingga secara formal gugatan Penggugat dapat
diterima;--------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena tempat kedudukan hukum Tergugat
(KPU) berada di Jakarta, dengan demikian Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara yang berwenang memeriksa dan mengadili tindakan Tergugat yang
tidak mematuhi atau yang tidak melaksanakan keputusan Bawaslu Nomor
012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 adalah Pengadilan
Tinggi Tata usaha Negara Jakarta;---------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa meskipun KPU yang menjadi Tergugat dalam
perkara a quo, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara tetap
akan mempertimbangkan Keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013, tanggal 5 Februari 2013 sebagai mana telah
dipertimbangkan dalam pertimbangan terdahulu; -------------------------------------
Menimbang, bahwa majelis hakim yang memeriksa sengketa ini
adalah merupakan hakim khusus yang memiliki sertifikasi hakim Pemilu yang
ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 146 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Nomor 152/KMA/SK/XII/2012 tanggal 11 Desember 2012, sehingga dengan
demikian majelis hakim adalah merupakan hakim yang mempunyai
kompetensi untuk memeriksa dan mengadili objek sengketa tata usaha
negara pemilu sebagaimana diuraikan diatas; ------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas dengan
demikian eksepsi dari Tergugat yang menyatakan Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara Jakarta tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara a
quo dan gugatan Penggugat telah melewati tenggang waktu (daluarsa) 3
(tiga) hari kerja setelah dikeluarkannya Keputusan Bawaslu”, tidak beralasan
hukum, karena mana eksepsi tersebut haruslah ditolak ; ----------------------------
Menimbang, bahwa selain dari pada itu setelah mencermati
keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari
2013 Bawaslu mengadakan pengujian terhadap bukti-bukti yang diajukan
kedua belah pihak yang bersengketa pada saat peridangan ajudikasi.
Bawaslu tidak dalam rangka menguji peraturan perundang-undangan,
Bawaslu hanya memperhatikan penerapan atau pelaksanaan dari peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan penyelenggaraan Pemilu,
apakah penyelenggara Pemilu telah dilaksanakan verifikasi faktual secara
benar atau tidak;---------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas dengan demikian dalil
Tergugat yang menyatakan Bawaslu tidak memiliki wewenang untuk menguji
peraturan perundang-undangan tidak beralasan, karena mana dalil tersebut
haruslah dikesampingkan; -------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena dalil Tergugat tidak beralasan dan
telah dikesampingkan maka sikap Tergugat yang tidak mau melaksanakan
keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/1013 tanggal 5 Februari
2013 juga dipandang tidak beralasan hukum sama sekali; --------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 147 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Ad 5. Kewajiban-Kewajiban Yang Wajib Dilaksanakan OlehPenyelenggara Pemilu --------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan diatas
tindakan Tergugat yang tidak melaksanakan keputusan bawaslu Nomor
012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tangal 5 Febuari 2013 merupakan tindakan
faktual (feittelijk handeling, materieldaad) oleh Penguasa, yang diwujudkan
dengan menerbitkan suat Nomor 94/KPU/II/2013 tanggal 11 Februari 2013
adalah merupakan perbuatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
hukum dalam suatu negara hukum;--------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa suat Nomor 94/KPU/II/2013 tanggal 11 Februari
2013 dipandang surat biasa yaitu yang dibuat secara sepihak oleh ketua
KPU tanpa melalui rapat pleno, suatu hal yang tidak wajar surat biasa
mengalahkan keputusan ajudikasi (banding administratif) yang dibuat dalam
persidangan terbuka untuk umum, seharusnya surat tersebut dibuat
berdasarkan keputusan hasil pleno KPU; ------------------------------------------------
Menimbang, bahwa oleh karena surat Nomor 94/KPU/II/2013 tanggal
11 Februari 2013 dibuat dengan tidak wajar dan surat tersebut diterbitkan
tidak melalui hasil rapat pleno KPU, dengan demikian surat tersebut
meskipun tidak dimintakan pembatalannya oleh Penggugat menurut hemat
majelis hakim patutlah dinyatakan tidak sah dan dipandang tidak mempunyai
kekuatan hukum, karena diterbitkan tidak melalui prosdur yang benar;----------
Menimbang, bahwa oleh karena yang menjadi objek sengketa dalam
perkara a quo merupakan tindakan faktual dari KPU yang tidak bersedia
untuk melaksanakan Keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 sebagaimana diujudkan
dengan mengeluarkan suat Nomor 94/KPU/II/2013 tanggal 11 Februari 2013
sebagaimana telah diuraikan dalam pertimbangan-pertimbangan terdahulu,
bukan dalam rangka ultra petita, melainkan karena objek sengketa dalam
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 148 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
perkara ini adalah disebabkan ketidak patuhan KPU (Tergugat) sebagaimana
disebutkan diatas; -------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa Kode Etik penyelenggara Pemilu sebagaimana
termuat dalam Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan
Pengawas Pemilihan Umum, Dan Dewan Kehormatan Penyelenggara
Pemilihan Umum Nomor 13 Tahun 2012, Nomor 11 Tahun 2012, Nomor 1
Tahun 2012 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum, adalah
merupakan repleksi dari penerapan Asas-asas Penyelenggaraan Pemilu
Yang Baik, sehingga dalam setiap garak-gerik dan langkah-langkah yang
dilakukan Penyelenggara Pemilu wajib mempedomani kepada Asas-Asas
Umum Penyelenggaraan Pemilu Yang Baik tersebut; --------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas dengan demikian
tindakan Tergugat yang tidak mematuhi keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 selain bertentangan dengan
prinsi-prinsip hukum, tindakan tersebut juga bertentanggan dengan
kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilaksanakan Tergugat sesuai yang
ditetapkan dalam peraturan Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Tindakan
Tergugat tersebut bertentangan dengan kewajiban Kode Etik yaitu Tergugat:-
1. Tidak menghargai dan menghormati sesama lembaga Penyelenggara
Pemilu dan pemangku kepentingan Pemilu; ------------------------------------
2. Tidak menjaga dan memelihara tertib sosial dalam penyelenggaraan
Pemilu; --------------------------------------------------------------------------------------
3. Tidak mengindahkan norma dalam penyelenggaraan Pemilu; -------------
4. Tidak menjaga dan memelihara netralitas, imparsialitas, dan asas-asas
penyelenggaraan Pemilu yang jujur, adil, dan demokratis; -------------------
5. Tidak mencegah segala bentuk dan jenis penyalahgunaan tugas,
wewenang, dan jabatan, baik langsung maupun tidak langsung; ----------
6. Tdak bertindak netral;-------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 149 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
7. Tidak memperlakukan secara sama setiap calon Partai Politik peserta
Pemilu, dan pihak lain yang terlibat dalam proses Pemilu;-------------------
8. Tidak menolak segala sesuatu yang dapat menimbulkan pengaruh
buruk terhadap pelaksanaan tugas;-------------------------------------------------
9. Tidak mendengarkan semua pihak yang berkepentingan dengan kasus
yang terjadi dan mempertimbangkan semua alasan yang diajukan
secara adil;---------------------------------------------------------------------------------
10. Tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan Pemilu sepenuhnya diterapkan secara tidak adil; --------------------
11. Tidak menciptakan kondisi yang kondusif bagi Partai Politik calon
Peserta Pemilu, dan tidak memperhatikan kepentingan konstituen dari
Penggugat kerugian-kerugian yang diderita Penggugat baik secara
materiel, sosiologis, dan phisikologis dari Penggugat; ------------------------
12. bertindak tidak berdasarkan standar operasional prosedur dan
substansi profesi administrasi Pemilu; ---------------------------------------------
13. bertindak tidak jujur dan tidak adil dalam menyelenggarakan tugasnya;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas dengan demikian
Tergugat seharusnya tidak melakukan suatu tindakan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan dan tidak melanggar kode etik
penyelenggaraan Pemilu apabila Tergugat melaksanakan dengan bijak
keputusan dari Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013, akan tetapi
justru terang-terangan Tergugat menyatakan tidak bersedia melaksanakan
keputusan Bawaslu tersebut; ----------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa lain dari pada itu seharusnya Tergugat tidak
bentindak untuk tidak melaksanakan keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 sebagaimana disebutkan dalam suat Ketua KPU
Nomor 94/KPU/II/2013 tanggal 11 Februari 2013 apabila Tergugat
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 150 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
mempertimbangkan mengenai situasi dan jadual waktu yang tersedia dalam
penyelenggaraan Pemilu; ---------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas dengan demikian
seluruh gugatan Penggugat telah terbukti secara sah dan meyakinkan,
karena mana haruslah dikabulkan untuk seluruhnya; ---------------------------------
Menimbang, bahwa majelis hakim tidak dalam rangka menguji
keberadaan dari keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013
yang telah merupakan keputusan yang terakhir (final) dan mengikat
(binding), akan tetapi karena permasalahan dalam perkara ini adalah
sehubungan dengan inkonsistensi Tergugat terhadap keputusan Bawaslu
Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2913 tanggal 5 Februari 2013, sehingga
seolah-olah majelis hakim menguji keputusan Bawaslu tersebut, akan tetapi
tidaklah demikian maksudnya;---------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa meskipun surat Keputusan KPU Nomor
05/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 8 Januari 2013 telah secara tegas
dinyatakan batal dalam keputusan Bawaslu Nomor 012/Sp-
2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 akan tetapi majelis hakim
tetap mencantumkan amar tersebut dalam putusan perkara a quo, dan tidak
pula bermaksud untuk membatalkan untuk yang kedua kalinya, akan tetapi
pencantuman ini sekedar penegasan saja, mengingat apabila tidak dengan
secara tegas disebutkan dalam amar putusan a quo, nantinya akan di
tafsirkan lain lagi dikemudian hari;----------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa berdasrkan uraian diatas dengan demikian
eksepsi dari Tergugat yang menyatakan Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara Tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili sengketa ini dan
dalil Tergugat yang menyatakan gugatan Penggugat diajukan telah melebih
tenggang waktu tidak terbukti secara sah dan meyakinkan karena mana
harulah dinyatakan tidak dapat diterima;--------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 151 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan dalam
pertimbangan diatas, Bawaslu berdasarkan keputusan Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 telah menguji kebenaran dari
pelaksaan verifikasi faktual yang menjadi dasar penerbitan Surat Keputusan
KPU Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013; ---------------------------------------------------
Menimbang, bahwa keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-
2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 sebagaimana telah
dipertimbangkan diatas telah merupakan keputusan yang terakhir (final) dan
telah mengikat (binding) yang harus dipatuhi oleh seluruh pemangku
kepentingan, sehingga dengan demikian dalil-dalil yang dipermasalahkan
Tergugat dalam Pokok Perkara karena sudah dibuktikan dalam keputusan
Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari 2013 dan
keputusan Bawaslu telah mengikat maka dalil tersebut tidak perlu
dipertimbangkan lagi, karena mana haruslah ditolak seluruhnya; -----------------
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas dengan
demikian seluruh dalil gugatan Penggugat telah terbukti, secara sah dan
meyakinkan karena mana haruslah dikabulkan untuk seluruhnya; ----------------
Menimbang, bahwa majelis hakim menambah petitum dalam amar
putusan ini adalah untuk mewujudkan rasa keadilan yang dimohonkan
Penggugat dalam petitum gugatan subsidair sebagaimana disebutkan dalam
tentang duduknya sengketa tersebut diatas, sehingga bukan suatu ultra
petita; -----------------------------------------------------------------------------------------------
Menimbang, bahwa dengan dikabulkannya gugatan Penggugat,
maka sesuai ketentuan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, semua biaya yang timbul dalam
perkara ini dibebankan kepada Tergugat sebagai pihak yang kalah dalam
perkara ini, yang besarnya sebagaimana ditetapkan dalam amar putusan ini;-
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 152 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Menimbang, bahwa dalam memeriksa, memutus dan menyelesaikan
perkara ini, Pengadilan hanya mempertimbangkan bukti-bukti yang dianggap
relevan (bukti tertulis maupun Saksi Ahli) sesuai kewenangan Hakim
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 106 dan 107 Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sepanjang
mendukung dengan pertimbangan hukum tersebut diatas merupakan
bahagian yang tidak terpisahkan satu sama lain dengan pertimbangan ini,
sedangkan terhadap bukti-bukti lain yang tidak mendukung atas
pertimbangan perkara a quo tetap dilampirkan dan menjadi satu kesatuan
dalam berkas perkara ini ; --------------------------------------------------------------------
Memperhatikan akan: ---------------------------------------------------------------
- Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara; ----------------------------------------------------------------------------------------
- Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 6 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penyelesaian Sengketa Tata Usaha Negara Pemilu;-----------------------------
- UU Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik yo. UU Nomor 2 tahun
2011 tentang Perubahan atas UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai
Politik; ------------------------------------------------------------------------------------------
- Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan
Pemilihan Umum;---------------------------------------------------------------------------
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah; --------------------------------------------------------------
- Surat Keputusan KPU Nomor 111/KPU/Tahun 2012 tanggal 8 Juni 2012
Perihal Tentang Penetapan Hari dan Tanggal Pemungutan Suara
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 153 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014; -----------------
- Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
KPU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tahapan, Program, dan Jadual
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD Tahun
2014; -------------------------------------------------------------------------------------------
- Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tahapan, Program, dan
Jadual Penyelenggraan Pemilihan Umum Anggpta DPR, DPD, DPRD
Tahun 2014;----------------------------------------------------------------------------------
- Peraturan KPU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Perubahan Ketiga Atas
Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kab/Kota; ---------------------------------------------------------------------
- Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kab/Kota; ----------------------------------------------------------------------
- Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Peubahan Atas Peraturan
KPU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kab/Kota; ----------------------------------------------------------------------
- Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan KPU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pendaftaran, Verifikasi, dan
Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kab/Kota; ----------------------------------------------------------------------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 154 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
- Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
13 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengawasan Pemilihan Umum
Pengawasan Pemilu; ----------------------------------------------------------------------
- Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2012
tentang Tata Cara Pelaporan Dan Penanganan Pelanggaran Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengatur;--------------------------------
- Peraturan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas
Pemilihan Umum, Dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan
Umum Nomor 13 Tahun 2012 Nomor 11 Tahun 2012 Nomor 1 Tahun
2012 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum; ---------------------
- Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 2
Tahun 2012 Tentang Pedoman Beracara Kode Etik Penyelenggara
Pemilihan Umum;---------------------------------------------------------------------------
- Surat Edaran KPU Nomor 370/KPU/IX/2012 tanggal 6 September 2012
Perihal Pemberitahuan kepada DPP Partai Politik di Indonesia; --------------
- Surat Edaran KPU Nomor 371/KPU//2012 tanggal 7 Desember 2012
Perihal Surat Pemberitahuan Kepada KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota Mengenai Tindak Lanjut Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 52/PUU-X/2012--------------------------------------------------------------------
- Surat Edaran KPU Nomor 423/KPU/IX/2012 tanggal 10 September 2012
Perihal Tentang Pemberitahuan Daftar Nama Partai Politik Yang
Memenuhi Syarat Pendaftaran Serta Petunjuk Pelaksanaan Tugas
Kepada KPU/KIP Provinsi Dan KPU/KIP Kabupaten/Kota; --------------------
- Surat Edaran KPU Nomor 1158/SJ/XII/2012 tanggal 2 Desember 2012
Perihal Evaluasi Sistem Informasi Logistik (Silog) Pemilu dan peraturan
hukum lain yang berkaitan dan bersangkutan dengan sengketa ini; ---------
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 155 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
M E N G A D I L I :
DALAM EKSEPSI: --------------------------------------------------------------------
- Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya;--------------------------------------
DALAM POKOK PERKARA: -------------------------------------------------------
1. Mengabulkan gugatan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
(PKP Indonesia) (Penggugat) untuk seluruhnya; -------------------------
2. Menyatakan tindakan KPU (Tergugat) yang tidak melaksanakan
keputusan Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5
Februari 2013 merupakan perbuatan melawan hukum; ----------------
3. Menyatakan tidak sah surat KPU Nomor 94/KPU/II/2013 tanggal
11 Februari 2013 yang menyaakan tidak bersedia melaksanakan
keputusan Bawaslu RI Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013; --------
4. Menerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut surat KPU
Nomor 94/KPU/II/2013 tanggal 11 Februari 2013;------------------------
5. Menyatakan batal Surat Keputusan KPU (Tergugat) Nomor
05/Kpts/KPU/Tahun 2013 Tentang Penetapan Partai Politik
Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 sepanjang yang
menyangkut diri Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia (PKP
INDONESIA) (Penggugat), sebagaimana yang disebutkan dalam
Lampiran II Surat Keputusan Nomor 05/Kpts/KPU/Tahun 2013
Nomor 3; -----------------------------------------------------------------------------
6. Mewajibkan kepada KPU (Tergugat) untuk mencabut Surat
Keputusan Nomor 5/Kpts/KPU/Tahun 2013 sepanjang yang
menyangkut diri pihak Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia
(PKP INDONESIA) (Penggugat) sebagaimana disebutkan dalam
Lampiran II Surat Keputusan Nomor: 05/Kpts/KPU/Tahun 2013
pada Nomor 3 ;---------------------------------------------------------------------
7. Mewajibkan kepada KPU (Tergugat) untuk menerbitkan Surat
Keputusan baru yang menetapkan Partai Keadilan Dan Persatuan
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 156 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
Indonesia (PKP INDONESIA) (Penggugat) sebagai Partai Politik
Yang Memenuhi Syarat Sebagai Peserta Pemilu Tahun 2014;-------
8. Memerintahkan kepada KPU untuk melaksanakan Keputusan
Bawaslu Nomor 012/SP-2/Set.Bawaslu/I/2013 tanggal 5 Februari
2013; ----------------------------------------------------------------------------------
9. Menghukum KPU (Tergugat) untuk membayar segala biaya yang
timbul dalam perkara ini sebesar Rp 86.000 (delapan puluh enam
ribu rupiah); -------------------------------------------------------------------------
Demikianlah diputus dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta pada hari Rabu, tanggal 20
Maret 2013 oleh Kami Dr. Santer Sitorus, SH., M.Hum., sebagai Hakim
Ketua Majelis, Nurnaeni Manurung, SH., M.Hum., dan HM Arif Nurdua, SH.,
MH., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan
pada persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 21
Maret 2013, oleh Majelis Hakim tersebut, dengan dibantu oleh Ali Amran,
SH., sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Jakarta dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum
Tergugat ; -----------------------------------------------------------------------------------------
Hakim Anggota I Hakim Ketua Majelis,
Nurnaeni Manurung, S.H., M.Hum. Dr. Santer Sitorus, SH., M.Hum.
Hakim Anggota II
H.M Arif Nurdua, S.H., M.H.Panitera Pengganti
Ali Amran SH.
ttd. ttd.
ttd.
ttd.
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
Hlm. 157 dari 157 hlm. Putusan No.25/G/2013/PT.TUN.JKT.
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA
PENGAD
ILAN T
INGGI T
UN JA
KARTA