konjungtivitis
-
Upload
thiebroow-thieluchu -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of konjungtivitis
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS
Nama : An. F
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Pemeriksaan : 24 Januari 2015
B. KELUHAN UTAMA
Mata kanan merah sudah 1 minggu
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1 minggu SMRS saat sedang menonton TV,OS diberitahu temannya bahwa mata
kanananya merah dan 3 hari terakhir sering berair dan gatal. OS tidak merasakan
gejala lain seperti nyeri, perasaan berpasir dan mengganjal, pandangan buram &
keluar kotoran mata. 2 hari kemudian OS dibawa ortu ke klinik 24 jam dan
mendapatkan 1 obat tetes mata yang namanya tidak diingat ortu OS, keluhan
berkurang namun sedikit namun hingga gejala tidak hilang. OS mengaku tidak ada
teman dan keluarga di sekolah maupun di rumah yang sebelumnya memiliki keluhan
sepertinya.
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat keluhan serupa (-)
E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Riwayat keluhan serupa (-)
F. RIWAYAT PENGOBATAN
Tidak dalam pengobatan khusus apapun.
G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
OS saat ini duduk di kelas VII, sering terpapar sinar matahari saat pelajaran olah
raga dan istirahat bermain
H. RIWAYAT ALERGI
Alergi obat& makanan (-), udara (+) bersin-bersin pada udara dingin.
I. STATUS GENERALISASI
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
OD OS
6/6 Visus 6/6
Ortoforia Kedudukan bola mata Ortoforia
Baik kesegala arah Pergerakan bola mata Baik kesegala arah
Ptosis (-), Pseudoptosis (-),
edema(+), nyeri (-),
hordeolum (-), kalazion(-),
entropion (-), ektropion (-)
Palpebra Ptosis (-), Pseudoptosis (-),
edema(-), nyeri (-),
hordeolum(-), kalazion(-),
entropion (-), ektropion (-)
Hiperemis (+), papil (-) Konjungtiva tarsalis
superior
Hiperemis (+), papil (-)
Injeksi siliar (-), injeksi
konjungtiva (+), perdarahan
(-),
Konjungtiva bulbi Injeksi siliar (-),injeksi
konjungtiva (+), perdarahan
(-),
Hiperemis (-), papil (-),
folikel (-)
Konjungtiva tarsalis
inferior
Hiperemis (-), papil (-),
folikel (-)
jernih, infiltrat (-), edema
(-), sikatriks (-), ulkus (-)
Kornea jernih, infiltrat (-), edema
(-), sikatriks (-), ulkus (-)
Sedang, hipopion (-),
hifema (-)
COA Sedang, hipopion (-), hifema
(-)
Warna coklat, kripte (+),
sinekia (-)
Iris Warna coklat, kripte (+),
sinekia (-)
Bulat, isokor, diameter Pupil Bulat, isokor, diameter
3mm, reflex cahaya (+) 3mm, reflex cahaya (+)
Jernih Lensa Jernih
Tidak dilakukan Vitreus humor Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan
J. RESUME
An. laki-laki usia 12 tahun. Keluhan mata kanan merah sudah 1 minggu
gatal dan berair Tidak ada keluhan lain, selain menetapnya gejala mata merah
gatal berair tersebut setelah sebelumnya di obati tetes mata oleh dokter klinik 24
jam 5 hari SMRS. Pada pemeriksaan oftalmologikus didapatkan: visus ODS 6/6,
edema palpebral superior, injeksi konjungtiva dan lakrimasi. Lain-lain dalam
batas normal.
K. DIAGNOSIS KERJA
Konjungtivitis epidemika okuli dekstra
L. PENATALAKSANAAN
Steroid topikal
Antihistamin
Roboransia
M. EDUKASI
Ortu dan OS tidak perlu khawatir karena penyakit yang diderita OS bukan
penyakit parah, akan segera sembuh bila OS patuh minum obat dan menjaga
kondisi daya tahan tubuhnya
Penting, untuk mempercepat masa penyembuhan OS harus:
a. Menjaga kebersihan mata
b. Bila gatal, jangan mengucek mata, karena tangan (terlebih yang tidak
bersih) dikhawatirkan adalah sumber penularan
c. Hindari penggunaan handuk bersamaan di rumah
d. Gunakan kacamata untuk meminimalisasi risiko menular lewat
udara
Penyakit OS ini kemungkinan besar merupakan reaksi alergi, mengingat OS
memiliki riwayat alergi cuaca dingin, untuk itu sebisa mungkin hindari
kondisi tubuh dalam keadaan kedinginan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONJUNGTIVITIS ALERGI
1. Definisi
Konjungtivitis adalah peradangan pada selaput bening yang menutupi
bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mataPenyakit ini bervariasi mulai
dari hyperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan
banyak sekret purulen kental. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri,
alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya kontak lensa.
Salah satu bentuk konjungtivitis adalah konjungtivitis alergi. Konjungtivitis
alergi adalah peradangan konjungtiva yang disebabkan oleh reaksi alergi atau
hipersensitivitas tipe humoral ataupun sellular.
2. Epidemiologi
Konjungtivitis alergi dijumpai paling sering di daerah dengan alergen
musiman yang tinggi. Keratokonjungtivitis vernal paling sering di daerah tropis
dan panas seperti daerah mediteranian, Timur Tengah, dan Afrika.
Keratokonjungtivitis vernal lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan
perempuan, terutamanya usia muda (4-20 tahun). Biasanya onset pada dekade
pertama dan menetap selama 2 dekade. Gejala paling jelas dijumpai sebelum
onset pubertas dan kemudian berkurang.
3. Etiologi
Konjungtivitis alergi dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti :1
a. reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang
b. iritasi oleh angin, debu, asap, dan polusi udara
c. pemakaian lensa kontak terutama dalam jangka panjang.
Pada konjungtivitis alergi dapat berupa reaksi hipersensitivitas tipe 1 (tipe
cepat) yang berlaku apabila individu yang sudah tersentisisasi sebelumnya
berkontak dengan antigen yang spesifik. Respon alergi pada mata merupakan
suatu rangkaian peristiwa yang dikoordinasi oleh sel mast. Beta chemokins
seperti eotaxin dan MIP-alpha diduga memulai aktifasi sel mast pada permukaan
mata. Ketika terdapat suatu alergen, akan terjadi sensitisasi yang akan
mempersiapkan sistem tubuh untuk memproduksi respon antigen spesifik. Sel T
yang berdiferensisasi menjadi sel TH2 akan melepaskan sitokin yang akan
merangsang produksi antigen spesifik imunoglobulin E (IgE). IgE akan berikatan
dengan IgE reseptor pada permukaan sel mast. Kemudian memicu pelepasan
sitokin, prostaglandin dan platelet activating factor. Sel mast menyebabkan
peradangan dan gejala-gejala alergi yang diaktivasi oleh sel inflamasi. Ketika
histamin dilepaskan oleh sel mast. Histamin akan berikatan dengan reseptor H1
pada ujung saraf dan menyebabkan gejala pada mata berupa gatal. Histamin juga
akan akan berikatan dengan reseptor H1 dan H2 pada pembuluh darah
konjungtiva dan menyebabkan vasodlatasi. Sitokin yang dipicu oleh sel mast
seperti chemokin, interleukin IL-8 terlibat dalam memicu netrofil.Sitokin TH2
seperti IL-5 akan memicu eosinofil dan IL-4, IL-6,IL-13 yang akan memicu
peningkatan sensitivitas.