Kondisi Masy Skitar KK

26
KONDISI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI 1. Nama Kawasan : Taman Wisata Alam Suranadi Kecamatan : Narmada Kabupaten : Lombok Barat Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTB NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN 1. Pemukiman/Desa/Perambahan a. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status) Tidak terdapat desa di dalam TWA Suranadi b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status) Desa yang terdapat disekitar TWA Suranadi adalah Desa Suranadi dengan luas 1590,275 hektar dan status menetap 2. Sosial, ekonomi dan budaya Desa Suranadi banyak terdapat industri-industri kecil dan industri rumah tangga, bahkan sampai industri besar. Industri- industri tersebut antara lain menghasilkan kerajinan berupa anyaman dari bambu, dodol nangka, keripik nangka yang sangat diminati oleh wisatawan. 3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi TWA Suranadi sebelumnya merupakan HL Suranadi dan Ranget berdasarkan keputusan Residen Bali - Lombok No.1/4/3 dan No.1/4/4 tanggal 2 Februari 1941 tentang Penetapan HL Suranadi dan Ranget. BA Tata Batas tanggal 10 September 1941 Kawasan Hutan Suranadi telah dideklarasikan sebagai kawasan hutan yang perlu dilindungi seluas 60 Ha. Keberadaan TWA Suranadi

description

kondisi

Transcript of Kondisi Masy Skitar KK

Page 1: Kondisi Masy Skitar KK

KONDISI MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI

1. Nama Kawasan

: Taman Wisata Alam Suranadi

Kecamatan : Narmada Kabupaten : Lombok Barat Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)

Tidak terdapat desa di dalam TWA Suranadi b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)

Desa yang terdapat disekitar TWA Suranadi adalah Desa Suranadi dengan luas 1590,275 hektar dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Desa Suranadi banyak terdapat industri-industri kecil dan industri rumah tangga, bahkan sampai industri besar. Industri-industri tersebut antara lain menghasilkan kerajinan berupa anyaman dari bambu, dodol nangka, keripik nangka yang sangat diminati oleh wisatawan.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

TWA Suranadi sebelumnya merupakan HL Suranadi dan Ranget berdasarkan keputusan Residen Bali - Lombok No.1/4/3 dan No.1/4/4 tanggal 2 Februari 1941 tentang Penetapan HL Suranadi dan Ranget. BA Tata Batas tanggal 10 September 1941 Kawasan Hutan Suranadi telah dideklarasikan sebagai kawasan hutan yang perlu dilindungi seluas 60 Ha. Keberadaan TWA Suranadi diperkuat dengan adanya penetapan dari Menteri Pertanian dengan SK Mentan Nomor 646/Kpts/Um/10/76 tanggal 15 Oktober 1976 dengan luas 52 Ha.

Page 2: Kondisi Masy Skitar KK

2. Nama Kawasan : Taman Wisata Alam Kerandangan

Kecamatan : Batu Layar Kabupaten : Lombok Barat Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)

Tidak terdapat desa di dalam TWA Kerandangan.b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)

Desa yang terdapat disekitar TWA Kerandangan adalah Desa Senggigi dengan luas 706,9 hektar dan status menetap.

2. Sosial, ekonomi dan budaya Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan hampir sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani kebun, beternak dan hanya sebagian kecil masyarakat yang bekerja di perhotelan. Di Desa Senggigi terdapat beberapa potensi sumber daya ekonomi yaitu berupa hasil-hasil pertanian dan perkebunan. Usaha-usaha perekonomian yang sudah berjalan saat ini di Desa Senggigi adalah usaha koperasi dan industri kecil lainnya seperti pembuatan souvenir. Selain itu Desa Senggigi merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang utama di daerah Nusa Tenggara Barat baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Keberadaan Hutan Lindung dan Hutan Taman Wisata Alam Kerandangan yang terletak di Desa Senggigi secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap sektor pariwisata.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

TWA Kerandangan ditunjuk berdasarkan SK Menhut No. 494/Kpts-II/1992 tanggal 1 Juni 1992. Berdasarkan hasil tata batas, luas TWA Kerandangan adalah 396,10 hektar.

Page 3: Kondisi Masy Skitar KK

3. Nama Kawasan : Taman Wisata Alam Gunung Tunak Kecamatan : Pujut Kabupaten : Lombok Tengah Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN

1. Pemukiman/Desa/Perambahan

a. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status) Tidak terdapat desa di dalam TWA Gunung Tunak b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status) Desa yang terdapat disekitar TWA Gunung Tunak adalah Desa Mertak

dengan luas 1.427 hektar dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Mertak sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani (bercocok tanam, berkebun, berladang), sedangkan mata pencaharian lainnya adalah beternak, nelayan dan sebagian masyarakat bekerja sebagai pedagang.

3. Riwayat Kawasan Hutan

KonservasiKawasan Hutan Gunung Tunak sebelumnya merupakan hutan produksi yang dapat dikonversi. TWA Gunung Tunak ditunjuk berdasarkan SK Menhut No. 425/Kpts-II/1996 tanggal 9 Agustus 1996, dan ditetapkan berdasarkan SK Menhut No. 439/Kpts-II/1997 tanggal 4 Agustus 1997, dengan luas 312,02 Ha. Berdasarkan SK Menhut No. 52/Kpts-II/1998 tanggal 28 Januari 1998 ditunjuk TWA Gunung Tunak Perluasan, yang sebelumnya merupakan areal pengganti yang terletak di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang disediakan oleh PT Nusamba, dengan luas hasil tata batas sebesar 902,48 Ha. Sehingga total luas TWA Gunung Tunak menjadi 1.214,50 Ha.

Page 4: Kondisi Masy Skitar KK

4. Nama Kawasan : Taman Wisata Alam Pelangan

Kecamatan : Sekotong

Kabupaten : Lombok Barat

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)Tidak terdapat desa di dalam TWA Pelangan

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)Desa yang terdapat disekitar TWA Pelangan adalah Desa Pelangan dengan luas 12.141 hektar dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Secara umum mata pencaharian penduduk di Kabupaten Lombok Barat adalah bertani, nelayan, pedagang, pegawai negeri, TNI, jasa angkutan, buruh bangunan dan lain-lain. Demikian pula dengan penduduk yang tinggal di Kecamatan sekotong sebagian besar sebagai petani dan sebagian lagi sebagai nelayan, pedagang, buruh bangunan, jasa angkutan, pegawai negeri dan TNI.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

TWA Pelangan ditunjuk berdasarkan SK Menhut No. 401/Kpts-II/1990 tanggal 6 Agustus 1990 dengan luas hasil tata batas sebesar 344 hektar.

Page 5: Kondisi Masy Skitar KK

5. Nama Kawasan : Taman Wisata Alam Bangko-Bangko

Kecamatan : Sekotong Kabupaten : Lombok Barat Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)

Terdapat perambahan di dalam TWA Bangko-Bangko seluas ± 400 Ha dan permasalahan TRANSAD yang belum tuntas hingga saat ini.

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)Desa yang terdapat disekitar TWA Bangko-bangko adalah Desa Batu Putih dengan luas 26.297,91 hektar dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Sebagian besar masyarakat di desa ini bermatapencaharian sebagai petani.Ketergantungan masyarakat yang berada di sekitar kawasan terhadap potensi sumber daya alam Bangko-Bangko antara lain berupa kebutuhan kayu bakar untuk keperluan rumah tangga, kayu untuk keperluan furniture dan bangunan serta flora dan fauna. Melihat ketergantungan masyarakat terhadap hutan di TWA Bangko-Bangko cukup tinggi sehingga menimbulkan permasalahan, antara lain perambahan

Page 6: Kondisi Masy Skitar KK

kawasan yang marak sejak tahun 1998 sampai saat ini tercatat sebanyak kurang lebih 441 KK menempati wilayah seluas ± 400 Ha yang tersebar dibeberapa tempat, yaitu: Tanjung Kablat, Pandanan, Pemalikan Alit dan Pemalikan Agung.Perambah hutan telah melakukan pengolahan tanah untuk menanam jarak, jagung dan berbagai tanaman semusim.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

TWA Bangko-bangko ditunjuk berdasarkan SK Menhut No. 664/Kpts-II/1992 tanggal 1 Juli 1992. Berdasarkan hasil tata batas, TWA Bangko-bangko mempunyai luas 2.610,17 hektar. TWA Bangko-bangko terletak di Desa Batu Putih Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat

6. Nama Kawasan : TWA Tanjung Tampa Kecamatan : Kabupaten : Lombok Tengah Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)

Terdapat pemukiman di dalam KH. Gunung Prabu Dundang, sebelum kawasan tersebut ditunjuk menjadi TWA Tanjung Tampa.

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)

2. Sosial, ekonomi dan budaya3. Riwayat Kawasan Hutan

KonservasiTWA Tanjung Tampa ditunjuk berdasarkan SK. Menhut No. 598/Menhut-II/2009 tanggal 2 Oktober 2009. Sebelum ditunjuk menjadi TWA, status TWA Tanjung Tampa sebelumnya adalah Hutan Lindung. TWA Tanjung Tampa terdiri dari 6 Kelompok Hutan (KH), yaitu KH. Gunung Meresek, KH. Pantai Terawas,

Page 7: Kondisi Masy Skitar KK

KH. Gunung Glepak Balinkeculit, KH. Gunung Mergejek, KH. Gunung Prabu Dundang, KH. Gunung Pengolon. Luas total TWA Tanjung Tampa adalah 931,40 Ha.

7. Nama Kawasan : Cagar Alam Pedauh Kecamatan : Sekongkang Kabupaten : Sumbawa Barat Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahanc. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)

Tidak terdapat desa di dalam CA Pedauh d. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)

Desa yang terdapat disekitar CA Pedauh adalah Desa Sekongkang dengan luas 372,42 Km2 dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Dari tingkat pendidikan masih rendah,minimnya sarana pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan penduduk untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik , hal ini dapat dilihat dari mata pencaharian penduduk sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian sebagai petani.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

Cagar Alam Pedauh ditunjuk berdasarkan SK Mentan No. 502/Kpts/Um/10/1972 tanggal 23 Oktober 1972 dan ditetapkan berdasarkan SK Mentan No. 348/Kpts/Um/8/75 tanggal 20 Agustus 1975 dengan luas 524 hektar.

Page 8: Kondisi Masy Skitar KK

8. Nama Kawasan : Taman Wisata Alam Semongkat

Kecamatan : Batu Lanteh

Kabupaten : Sumbawa

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/Perambahan a. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)

Tidak terdapat desa di dalam TWA Semongkat

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)

Desa yang terdapat disekitar TWA Semongkat adalah

Desa Klungkung dengan luas 39.140 hektar dan status

menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Masyarakat Desa Kelungkung sangat beragam baik dari

aspek pendidikan maupun mata pencaharian, tetapi

seluruh penduduk yang ada di Desa Kelungkung adalah

WNI asli dengan jumlah 1343 jiwa yang terdiri dari laki-

laki 690 jiwa dan perempuan 653 jiwa dengan jumlah

Page 9: Kondisi Masy Skitar KK

kepala keluarga sebanyak 345 KK. Dari seluruh jumlah

penduduk yang ada di Desa Kelungkung hanya 818 orang

yang bekerja. Masyarakat Desa Kelungkung sebagian

besar bermatapencaharian di sektor pertanian dan

sebagian kecil bekerja sebagai pegawai baik negeri

maupun swasta dan sisanya sebagai pedagang.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

TWA Semongkat ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun

No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 dengan luas

100,5 hektar.

9. Nama

Kawasan

: Taman Buru Pulau Moyo dan TWA Pulau Moyo

Kecamatan : Labuhan Badas

Kabupaten : Sumbawa

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)Terdapat perambahan/perladangan liar di dalam TB Pulau Moyo dengan perkiraan luas ± 80 Ha.

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)Desa yang terdapat disekitar TB Pulau Moyo adalah Desa Sebotok dan Desa Labuan Aji dengan luas 29.180 hektar dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Penduduk Pulau Moyo sebagian besar masyarakatnya mengandalkan hasil pertanian dan perikanan. Untuk

Page 10: Kondisi Masy Skitar KK

memenuhi kebutuhan hidup masih banyak masyarakat yang bergantung terhadap kawasan hutan antara lain : - Kayu bakarUntuk memenuhi kebutuhan kayu bakar, masyarakat mengambil kayu di dalam kawasan hutan termasuk di TB P. Moyo- Pemanfaatan lahan kosongMasyarakat banyak cenderung memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami tanaman yang menghasilkan seperti mangga, rambutan dll.- Perburuan satwaPerburuan satwa khususnya di TB P. Moyo masih dilakukan misalkan masyarakat masih ada yang menangkap burung jenis tertentu untuk dijual . - Penangkapan ikanPada tahun 2000 di TB. Pulau Moyo telah terjadi penyerobotan kawasan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Sebau, Dusun Sebotok dan Dusun Petedong, Desa Sebotok, Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa. Masyarakat banyak yang membabat dan membakar hutan dengan luas ± 25 Ha tepatnya pada pal batas B. 76 s/d B. 85 yang mengakibatkan rusaknya kawasan konservasi.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

TWAL Pulau Moyo merupakan kawasan konservasi perairan laut seluas 6.000 hektar yang ditunjuk berdasarkan SK Menhut No. 308/Kpts-II/1986 tanggal 24 September 1986. TB Pulau Moyo ditunjuk berdasarkan SK Menhut No. 308/Kpts-II/1986 tanggal

Page 11: Kondisi Masy Skitar KK

24 September 1986, dengan luas 22.537,9 hektar.

10. Nama Kawasan

: KSA Pulau Panjang

Kecamatan : Alas Barat Kabupaten : Sumbawa Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTBNO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)Tidak terdapat desa di dalam KSA Pulau Panjang

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)Desa yang terdapat disekitar KSA Pulau Panjang adalah Desa Labuhan Mapin dengan luas 1.866,28 hektar dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Sebagian besar masyarakat di Desa Labuhan Mapin bermatapencaharian nelayan, Dari tingkat pendidikan di desa ini masih sangat kurang hal ini dapat dilihat dari jumlah sarana prasarana pendidikan yang ada. Untuk agama seluruh masyarakat di desa ini beragama islam.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

KSA Pulau Panjang merupakan kawasan pelestarian hutan mangrove, ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 dengan luas hasil tata batas sebesar 1.641,25 hektar.

11.Nama Kawasan : TWA Danau Rawa Taliwang Kecamatan : Taliwang Kabupaten : Sumbawa Barat

Page 12: Kondisi Masy Skitar KK

Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas

dan status) Tidak terdapat desa di dalam TWA Danau Rawa

Taliwangb. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas

dan status) Desa yang terdapat disekitar TWA Danau Rawa

Taliwang adalah Desa Sampir seluas 44,20 Km2, Desa Meraran dengan luas 13,55 Km2 dan Desa Seloto dengan luas 50,17 Km2 dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Mata pencaharian penduduk sekitar kawasan masih dominan di sektor pertanian. Masyarakat sekitar TWA Danau Rawa Taliwang memanfaatkan danau terutama untuk pertanian dan perikanan. Selain pertanian masyarakat sekitar danau banyak yang mata pencahariannya tergantung dengan menjaring ikan yang banyak terdapat didanau.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

TWA Danau Rawa Taliwang ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 dengan luas hasil tata batas 819,20 hektar. TWA Danau Rawa Taliwang merupakan satu-satunya kawasan konservasi perairan danau di NTB

12. Nama

Kawasan

: KSA Jereweh

Kecamatan : Jereweh

Kabupaten : Sumbawa Barat

Page 13: Kondisi Masy Skitar KK

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)Tidak terdapat desa di dalam KSA Jereweh

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)Desa yang terdapat disekitar KSA Jereweh adalah Desa Beru, Desa Tongo, Desa Padasuka dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Sebagian besar penduduk yang bermukim di sekitar KSA Jereweh adalah suku Sumbawa dan sebagian kecil dari suku Jawa, Bali, Sasak dan Bima. Untuk agama yang dianut sebagian besar agama Islam dan sebagian kecil agama Hindu, Katolik, dan Kristen. Mata pencaharian penduduk sebagian besar petani dan sebagian lagi nelayan, pedagang, pegawai negeri.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

KSA Jereweh ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999, dengan luas hasil tata batas 3.718,8 hektar

13. Nama

Kawasan

: TB Gunung Tambora

Kecamatan : Sanggar dan Pekat

Kabupaten : Bima dan Dompu

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

Pengelola : Balai KSDA NTB

NO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN

Page 14: Kondisi Masy Skitar KK

1. Pemukiman/Desa/Perambahan

a. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)

Tidak terdapat desa di dalam TB Gunung Tambora

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)

Desa yang terdapat disekitar TB Gunung Tambora adalah

Desa Piong dan Desa Oi Saro dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Kebutuhan akan kayu bakar semakin meningkat di

Kecamatan Pekat dengan besarnya laju penambahan

penduduk baik natalitas maupun migrant yang bermukim

karena adanya aktifitas pembukaan lahan sekitar kawasan

hutan serta dipicu dengan adanya areal konsensi

perusahaan PT. Usaha Tani Lestari yang menguasai hak

pengelolaan hutan produksi sehingga menimbulkan

kecemburuan social, di samping itu aksesibilitas jalan

menuju kawasan sangat mudah dijangkau.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

TB Gunung Tambora Selatan ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999, dan berdasarkan hasil tata batas luas TB G Tambora Selatan adalah 26.130,25 hektar.

14.Nama Kawasan

: SM Gunung Tambora

Page 15: Kondisi Masy Skitar KK

Kecamatan : Pekat dan Tambora Kabupaten : Dompu dan Bima Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTBNO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)Tidak terdapat desa di dalam SM Gunung Tambora

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)Desa yang terdapat disekitar SM Gunung Tambora adalah Desa dengan luas hektar dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Perekonomian masyarakat di desa ini tertumpu pada sector pertanian Dengan demikian kegiatan ekonomi tertumpu pada sector pertanian yang sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat, terutama dalam kaitannya dengan ketergantungan masyarakat sekitar kawasan terhadap kawasan hutan cukup tinggi mengingat keahlian yang dimiliki kurang dapat membuka peluang untuk kegiatan lain .

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

SM Gunung Tambora Selatan ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999, dengan luas hasil tata batas 21.674,68 hektar.

Page 16: Kondisi Masy Skitar KK

15.Nama Kawasan

: CA Gunung Tambora

Kecamatan : Pekat dan Tambora Kabupaten : Dompu dan Bima Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTBNO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status)Tidak terdapat desa di dalam CA Gunung Tambora

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)Desa yang terdapat disekitar CA Gunung Tambora adalah Desa Kawinda To’i dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Mata pencaharian penduduk Kecamatan Tambora sebagian besar bekerja pada sector pertanian. Dengan demikian kegiatan ekonomi tertumpu pada sector pertanian yang sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat, terutama dalam kaitannya dengan ketergantungan masyarakat sekitar kawasan terhadap kawasan hutan cukup tinggi mengingat keahlian yang dimiliki kurang dapat membuka peluang untuk kegiatan lain .

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

CA Gunung Tambora Selatan ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999, dengan luas hasil tata batas 23.840,81 hektar.

Page 17: Kondisi Masy Skitar KK

16.Nama Kawasan

: CA Toffo Kota Lambu

Kecamatan : Sape Kabupaten : Bima Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTBNO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status) Tidak terdapat desa di dalam CA Toffo Kota Lambub. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan

status) Desa yang terdapat disekitar CA Toffo Kota Lambu adalah

Desa Lambu dan status menetap2. Sosial, ekonomi dan budaya Kepadatan penduduk di Kecamatan Sape termasuk tinggi

dibandingkan dengan kecamatan lain , tingkat pendidikan yang ada di Kabupaten Bima umumnya sudah mengenal tulis baca, hal ini terlihat dengan jumlah sekolah dari SD sampai SMU. Untuk mata pencaharian sebagian besar di bidang usaha tani.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

CA Toffo Kota Lambu merupakan kawasan konservasi yang terletak di bagian paling barat Pulau Sumbawa, ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999, dengan luas hasil tata batas 3.340 hektar. CA Toffo Kota Lambu memiliki topografi berbukit-bukit hingga bergunung-gunung dengan kemiringan antara 25 s/d 45%.

Page 18: Kondisi Masy Skitar KK

17.Nama Kawasan

: TWA Madapangga

Kecamatan : Madapangga Kabupaten : Bima Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTBNO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah,

luas dan status)Tidak terdapat desa di dalam TWA Madapangga

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)Desa yang terdapat disekitar TWA Madapangga adalah Desa Ndano dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Sebagian besar masyarakat Desa Ndano bermata pencaharian sebagai petani, hidup dengan mata pencaharian sebagai petani. Sebagian besar beragama islam

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

TWA Madapangga ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999. Dalam Berita Acara Tata Batas tanggal 12 Januari 1995, TWA Madapangga termasuk dalam Kelompok Hutan Toffo Rompu RTK.65 seluas 232

Page 19: Kondisi Masy Skitar KK

hektar.

18.Nama Kawasan

: CA Pulau Sangiang

Kecamatan : Wera Kabupaten : Bima Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTBNO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah,

luas dan status) Tidak terdapat desa di dalam CA Pulau

Sangiangb. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah,

luas dan status) Desa yang terdapat disekitar CA Pulau

Sangiang adalah Desa Sangiang dengan luas 9.600 hektar dan status menetap

2. Sosial, ekonomi dan budaya Penduduk Desa Sangiang terutama masyarakat yang berada di sekitar pesisir pantai bermata pencaharian sebagai nelayan , pertanian dan pedagang. Sebagian kecil penduduknya bermatapencaharian sebagai pegawai negeri, swasta, industry, angkutan. Dari tingkat pendidikan di Kecamatan Wera sudah maju, ini

Page 20: Kondisi Masy Skitar KK

dapat dilihat dengan banyaknya sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga tingkat menengah atas.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

CA Pulau Sangiang ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 dengan luas hasil tata batas 7.492,75 hektar.

19.Nama Kawasan

: TWA Pulau Satonda

Kecamatan : Pekat Kabupaten : Dompu Provinsi : Nusa Tenggara Barat Pengelola : Balai KSDA NTBNO. KATEGORI URAIAN KETERANGAN1. Pemukiman/Desa/

Perambahana. Di dalam kawasan hutan konservasi (jumlah, luas

dan status)Tidak terdapat desa di dalam TWA Pulau Satonda

b. Di sekitar kawasan hutan konservasi (jumlah, luas dan status)Desa yang terdapat disekitar TWA Pulau Satonda adalah Desa Nangamiro dengan luas 875,17 Km2,

dan Desa Labuhan Kenanga dan status menetap2. Sosial, ekonomi dan budaya Taraf kesejahteraan hidup masyarakat di Kecamatan

Pekat relatif terus meningkat setiap tahunnya. Kemajuan dibidang perdagangan barang/jasa dan hasil bumi memberikan sumbangan yang besar dalam menyokong roda perekonomian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indicator seperti bangunan rumah, sarana – prasarana perekonomian, transportasi,

Page 21: Kondisi Masy Skitar KK

jumlah rumah tangga yang menggunakan listrik dan penggunaan bahan bakar.

3. Riwayat Kawasan Hutan Konservasi

Pulau Satonda merupakan sebuah pulau vulkanik yang timbul dari kedalaman 1000 meter. TWA Satonda ditunjuk berdasarkan SK Menhut No.22/Kpts-II/1998 tanggal 22 Juni 1998 dengan luas 2.600 hektar.