KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi...

67
42 KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA CINDEWIYANI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Transcript of KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi...

Page 1: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

42

KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA

CINDEWIYANI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2006

Page 2: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

43

ABSTRAK

Cindewiyani. Kondisi Kualitas Udara Kota Cilegon Sebagai Bahan Pertimbangan Pembangunan Hutan Kota. Dibimbing oleh Ir. Endes Nurfilmarasa Dahlan, MS dan Ir. Siti Badriyah Rushayati, MSi.

Kota Cilegon sebagai kota industri memiliki pabrik dan perusahaan yang

berperan penting baik secara nasional maupun internasional. Proses produksi yang

terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan

menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan, khususnya penurunan

kualitas udara.

Kegiatan pemantauan kualitas udara dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana tingkat pencemaran udara yang telah berlangsung sehingga dapat diambil

tindakan untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran

udara dan sebagai dasar untuk penetapan kebijakan pengendalian pencemaran

udara. Informasi mengenai kualitas udara dapat digunakan untuk membangun

hutan kota terutama di lokasi yang memiliki konsentrasi polutan di atas baku mutu

udara dan atau hampir mendekati baku mutu udara yang berlaku.

Pengukuran konsentrasi polutan dilakukan di enam lokasi di Kota Cilegon

yang mewakili peruntukan padat transportasi (2 lokasi), permukiman (2 lokasi)

dan industri (2 lokasi). Parameter - parameter yang diukur adalah debu, HC, CO,

NO2, SO2, Pb dan kebisingan. Konsentrasi polutan hasil pengukuran kemudian

dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) No. 41

Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional untuk selanjutnya

dianalisis secara deskriptif.

Berdasarkan hasil pengukuran, parameter debu, HC dan kebisingan

mempunyai nilai konsentrasi polutan dan kebisingan di atas baku mutu, sementara

CO hampir mendekati baku mutu. Lokasi yang mempunyai nilai konsentrasi

polutan di atas baku mutu udara yaitu Nirmala Optik, Polres Cilegon, Gerem

Raya, Arga Baja Pura dan Semang Raya, sedangkan parameter NO2, SO2 dan Pb

mempunyai nilai konsentrasi di bawah baku mutu udara.

Page 3: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

44

Berdasarkan evaluasi konsentrasi polutan dan kebisingan dari tahun 2004 -

2006, seluruh lokasi mengalami peningkatan konsentrasi polutan dan kebisingan.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah kendaraan bermotor, kenaikan jumlah

kepala keluarga dan peningkatan produksi, untuk itu diperlukan tindakan

penanggulangan dengan membangun hutan kota. Pembangunan hutan kota di

Kota Cilegon diusulkan dilakukan di seluruh lokasi tetapi dengan tetap

memperhatikan ketersediaan lahan yang ada di masing - masing lokasi.

Page 4: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

45

KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA

CINDEWIYANI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2006

Page 5: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

46 Judul Skripsi : Kondisi Kualitas Udara Kota Cilegon sebagai Bahan

Pertimbangan Pembangunan Hutan Kota Nama : Cindewiyani NIM : E34102040

Menyetujui, Komisi Pembimbing

Ir. Endes Nurfilmarasa Dahlan, MS Ir. Siti Badriyah Rushayati, MSi Ketua Anggota

Mengetahui

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS Dekan

Tanggal Lulus:

Page 6: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

47

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 15 November 1983 dari ayah

Drs. H. Iyos Rostaman, MSi dan ibu Hj. Suharti. Penulis merupakan putri kelima

dari enam bersaudara. Pendidikan formal penulis dimulai di TK Bina Athfal

Merak dan lulus tahun 1990. Kemudian penulis melanjutkan ke SD IV Yayasan

Pendidikan Warga Krakatau Steel (YPWKS) sampai dengan kelas II, kemudian

pindah ke SDN Kedaleman I Cilegon (kelas III sampai dengan kelas VI) dan lulus

tahun 1996. Penulis melanjutkan ke SLTPN 1 Cilegon dan lulus tahun 1999.

Pendidikan selanjutnya ditempuh di SMUN 1 Ciamis dan lulus tahun

2002. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui

jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) di Fakultas Kehutanan Jurusan

Konservasi Sumberdaya Hutan yang saat ini telah menjadi Departemen

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

Penulis pernah tergabung dalam IFSA (International Forest Student

Association) tahun 2002 - 2003. Penulis juga pernah mengikuti magang di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) pada tahun 2003 dan di Taman

Nasional Kerinci Seblat (TNKS) pada tahun 2004. Pada tahun 2005 penulis

mengikuti Praktek Pengenalan Hutan di Cilacap - Baturaden dan Praktek

Pengelolaan Hutan di KPH Banyumas Timur. Pada tahun 2006 penulis melakukan

Praktek Kerja Lapang Profesi di Taman Nasional Baluran.

Selain kegiatan praktek lapang, penulis telah mengikuti berbagai kegiatan

dan organisasi baik di dalam maupun di luar perguruan tinggi. Organisasi yang

pernah diikuti penulis antara lain Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya

Hutan (HIMAKOVA) dan pernah menjabat sebagai Sekretaris 1 HIMAKOVA

masa jabatan tahun 2003 - 2004.

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kehutanan penulis

melakukan penelitian dengan judul ”Kondisi Kualitas Udara Kota Cilegon

Sebagai Bahan Pertimbangan Pembangunan Hutan Kota” dibawah bimbingan Ir.

Endes N Dahlan, MS dan Ir. Siti Badriyah Rushayati, MSi.

Page 7: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

48

KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat dan Karunia dari Allah SWT serta doa yang tulus dari

kedua orang tua selama menempuh pendidikan, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ”Kondisi Kualitas Udara Kota Cilegon

Sebagai Bahan Pertimbangan Pembangunan Hutan Kota”. Skripsi ini merupakan

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

namun penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2006

Penulis

Page 8: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

49

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan penuh hormat, penulis menyampaikan ucapkan terima kasih dan

rasa syukur kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada:

1. Allah SWT, yang tiada henti - hentinya memberikan anugrah kepada

hambanya.

2. Ayahanda Drs. H. Iyos Rostaman, MSi dan Ibunda tercinta Hj. Suharti

atas kasih sayang, pengorbanan, kesabaran dan dukungan tiada akhir yang

telah diberikan.

3. Ir. Endes Nurfilmarasa Dahlan, MS dan Ir. Siti Badriyah Rushayati, MSi

atas bimbingan, arahan dan kesabarannya.

4. Dr. Ir. Yusram Massijaya, MS selaku dosen penguji dari Departemen

Teknologi Hasil Hutan dan Ir. Endang Ahmad Husaeni selaku dosen

penguji dari Departemen Silvikultur.

5. Dinas Lingkungan Hidup dan Pertambangan Kota Cilegon atas semua

sarana dan prasarana.

6. Bapak Bramasto dan Bapak Andi serta teman - teman dari PT. Unilab

Perdana atas semua bantuan selama pengambilan data di lokasi penelitian.

7. Kakak dan adikku serta Mas Shofyan Hadi atas kesabaran, dukungan dan

kasih sayang tiada henti.

8. Arina, Ulfah, Rivo, Annisa dan KSH’39 atas persahabatan dan semoga

terjalin selamanya.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian karya ini.

Page 9: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

50

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v

I. PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1. 2. Tujuan ............................................................................................... 2 1. 3. Manfaat Penelitian ............................................................................ 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Pencemaran Udara ............................................................................. 3 2. 2. Kualitas Udara dan Konsentrasi Polutan ........................................... 6 2. 3. Manfaat Hutan Kota .......................................................................... 9 2. 4. Tipe Hutan Kota ................................................................................ 12 2. 5. Bentuk - bentuk Hutan Kota ............................................................. 14

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3. 1. Letak dan Luas .................................................................................. 16 3. 2. Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lahan ...................................... 16

3. 3. Hidrogeologi ...................................................................................... 17 3. 4. Kondisi Iklim ..................................................................................... 17 3. 5. Jenis Batuan ....................................................................................... 18 3. 6. Jenis Tanah ........................................................................................ 18

IV. METODE PENELITIAN

4. 1. Lokasi dan Waktu ............................................................................. 19 4. 2. Bahan dan Alat ................................................................................. 19 4. 3. Jenis dan Cara Pengambilan Data ..................................................... 19 4. 4. Tahapan Penelitian ............................................................................ 21 4. 5. Analisis Data ..................................................................................... 22

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 1. Karakteristik Lokasi Pengukuran ..................................................... 23 5. 2. Konsentrasi Polutan di tiap Lokasi ..............…................................. 25 5. 3. Manfaat Hutan Kota ......................................................................... 32 5. 4. Evaluasi Konsentrasi Polutan dan Kebisingan ................................. 32 5. 5. Pembangunan Hutan Kota ………………........................................ 34

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 38

Page 10: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

51 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39

LAMPIRAN ...................................................................................................... 41

Page 11: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

52

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Peralatan yang digunakan ......................................................................... 19

2. Lokasi pengukuran kualitas udara ambien Kota Cilegon ......................... 21

3. Metode analisis ......................................................................................... 22

4. Konsentrasi Polutan Hasil Pengukuran .................................................... 26

5. Kondisi Meteorologis pada saat Pengukuran ........................................... 27

6. Jarak antar Lokasi Pengukuran dengan hutan kota .................................. 32

Page 12: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

53

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Peta Lokasi Pengukuran ........................................................................... 20

2. Lokasi Pengukuran Nirmala Optik .......................................................... 23

3. Lokasi Pengukuran Palm Hills ................................................................ 24

4. Lokasi Pengukuran Gerem Raya ............................................................. 25

5. Lokasi Pengukuran Semang Raya ........................................................... 25

Page 13: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

54

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Keputusan Pemerintah Tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional ........ 42

2. Evaluasi Konsentrasi Polutan Kota Cilegon Tahun 2004 – 2006 ............... 43

3. Data Sosial Ekonomi Kota Cilegon ............................................................ 47

4. Jumlah Produksi PT. Krakatau Steel Tahun 2004 – 2005 .......................... 48

5. Penggunaan Lahan untuk Permukiman ...................................................... 49

6. Daftar Tanaman Hias .................................................................................. 50

7. Daftar Tanaman Sebagai Peneduh Jalan ..................................................... 52

8. Daftar Tanaman Taman Hutan .................................................................... 53

9. Daftar Tanaman Kebun dan Halaman ......................................................... 54

Page 14: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

55

I. PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Pembangunan di segala bidang telah berkembang dengan pesat, hal ini

selain berdampak positif juga memiliki dampak negatif terutama terhadap

lingkungan hidup. Dalam rangka mewujudkan pembangunan berwawasan

lingkungan sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, diperlukan upaya

penanganan dampak dari suatu kegiatan agar dapat dicapai pembangunan yang

berkelanjutan dan terciptanya kelestarian lingkungan hidup. Disadari atau tidak

pembangunan tersebut telah menimbulkan dampak terhadap kualitas lingkungan

hidup khususnya di perkotaan yang semakin lama cenderung semakin menurun.

Salah satu dampak negatif yang ditimbulkannya adalah penurunan kualitas udara.

Kota Cilegon merupakan salah satu kota industri besar yang berperan

penting dalam pembangunan perindustrian, perekonomian dan perdagangan di

Propinsi Banten. Secara umum pabrik dan perusahaan yang terdapat di Kota

Cilegon berperan penting baik secara nasional maupun internasional. Salah satu

contohnya adalah PT. Krakatau Steel yang memiliki luas 2.815 hektar atau

15,94% dari luas Kota Cilegon. Intensitas kegiatan industri PT. Krakatau Steel

sangat tinggi, hal ini berkaitan dengan produk utama yang dihasilkan yaitu bahan

baja dan komponen dasar dari baja yang merupakan produk orientasi ekspor dan

substitusi impor serta produk bahan kimia. Proses produksi yang terjadi, kegiatan

transportasi dan permukiman berpotensial akan menimbulkan dampak terhadap

komponen lingkungan, khususnya penurunan kualitas udara.

Kegiatan pemantauan kualitas udara Kota Cilegon secara kontinyu

dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon

setiap enam bulan. Pemantauan terhadap kualitas udara ini dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran udara yang telah berlangsung,

sehingga dapat diambil tindakan untuk mengantisipasi dampak negatif yang

ditimbulkan dari pencemaran udara dan sebagai dasar untuk penetapan kebijakan

pengendalian pencemaran udara.

Page 15: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

56

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara

Ambien Nasional menjelaskan beberapa pengertian yang berkaitan dengan

kegiatan pemantauan kualitas udara, diantaranya adalah mengenai batas - batas

ambien maksimal yang berada di udara. Batas maksimal yang telah ditentukan

adalah batas dimana suatu polutan akan berdampak negatif bagi lingkungan,

sehingga suatu kota akan dapat dikatakan tercemar oleh suatu senyawa polutan

apabila telah melewati batas tersebut.

Informasi mengenai kualitas udara dapat digunakan untuk membangun

hutan kota terutama di lokasi yang memiliki konsentrasi polutan di atas baku mutu

udara dan atau hampir mendekati baku mutu udara yang berlaku. Hutan kota

memiliki beberapa manfaat penting, diantaranya menyerap dan menjerap gas - gas

berbahaya, menahan dan menyaring partikel padat (debu) dari udara dan dapat

meredam kebisingan (Dahlan, 2004).

1. 2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi kualitas udara

Kota Cilegon sebagai bahan pertimbangan pembangunan hutan kota.

1. 3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau

masukan bagi Pemerintah Kota Cilegon dalam perencanaan pembangunan hutan

kota masa mendatang.

Page 16: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

57

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Pencemaran Udara

Menurut Neiburger (1995) pencemaran udara yaitu terdapatnya zat dalam

atmosfer yang bersifat racun, mengganggu dan berbahaya bagi manusia atau

bersifat merusak terhadap tumbuhan, hewan atau tanah. Bahan pencemaran udara

secara umum digolongkan dalam dua golongan dasar, yaitu partikel dan gas.

Bahan pencemar gas terdiri dari SO2, NO2, CO, oksidan dan hidrokarbon.

Menurut Kozak dan Sudarmo (1993) dalam Sukarsono (1998) ada 2

bentuk emisi dari unsur dan senyawa pencemar udara, yaitu :

1. Pencemar udara primer (Primary air pollution)

Merupakan emisi unsur - unsur pencemar udara langsung ke atmosfer dari

sumber - sumber diam maupun bergerak. Pencemar udara primer ini

mempunyai waktu paruh di atmosfer yang tinggi. Contoh pencemar udara

primer adalah CO, CO2, SO2, CFC, Cl2, debu.

2. Pencemar udara sekunder (Secondary air pollution)

Merupakan emisi pencemar udara dari hasil proses fisik dan kimia di

atmosfer dalam bentuk foto kimia (Photo Cemistry) yang umumnya bersifat

reaktif dan mengalami proses transformasi fisik kimia menjadi unsur atau

senyawa. Perubahan bentuk senyawa polutan terjadi saat mulai diemisikan

hingga setelah ada di atmosfer. Contoh pencemar udara sekunder adalah

ozon (O3), aldehida, PAN, hujan asam.

Budirahardjo dalam Pusparini (2002) menjelaskan bahwa konsentrasi

udara ambien merupakan polutan dari sumber pencemar yang terdiri dari partikel -

partikel dan gas - gas kemudian di atmosfer mendapat pengaruh dari antara lain

faktor meteorologis seperti curah hujan, arah dan kecepatan angin, kelembaban

udara dan temperatur serta secara bersamaan mengalami reaksi kimia. Senyawa

yang diketahui sebagai pencemar udara primer terhitung lebih dari 90 % dari total

pencemar. Senyawa tersebut adalah Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida

(NOx), Hidrokarbon (HC), Sulfur Oksida (SOx) dan partikulat. Sifat dan proses

pembentukan gas - gas pencemar menurut Fardiaz (1992) adalah sebagai berikut:

Page 17: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

58 1. Sulfur dioksida (SO2)

Sulfur dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak terbakar. Berasal

dari pembakaran bahan bakar fosil (batu bara dan minyak bumi). Sulfur dioksida

termasuk gas polutan primer karena diemisikan langsung dari sumbernya. Pada

konsentrasi 0,3 - 1,0 ppm di udara dapat menimbulkan gangguan bau. Dalam

kelembaban tinggi dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang sifatnya sangat

korosif pada berbagai material logam, disamping itu SO2 juga dapat menimbulkan

fotokimia yang dapat menimbulkan terjadinya smog, dan menurunkan daya

penglihatan (visibilitas). Pada konsentrasi 0,9 ppm selama 24 jam di udara bebas

(terbuka) sudah membahayakan manusia. Gas ini menimbulkan gangguan pada

sistem pernapasan, diantaranya penyakit kanker dan bronkitis yang sangat akut,

bahkan sering mengakibatkan kematian.

2. Nitrogen dioksida (NO2)

Banyak bentuk oksida nitrogen yang ada di atmosfir, antara lain NO, NO2

dan N2O. Sedangkan yang penting ditinjau dari segi pencemaran udara adalah NO

dan NO2. NO2 merupakan bahan pencemar udara sebagai hasil pembakaran

minyak bumi. Bersama - sama dengan hidrokarbon dan reaktan lainnya dapat

membentuk smog. Sebagian besar NO2 di daerah perkotaan berasal dari hasil

buangan gas kendaraan bermotor sebagai hasil proses mekanis dengan temperatur

tinggi. Pada suhu tinggi pembakaran berlangsung sempurna, hasil buangan CO

dan hidrokarbon menurun tetapi justru konsentrasi NO2 meningkat dengan cepat.

NO2 adalah gas yang berwarna kecoklatan, di udara terbuka dapat terjadi proses

terbaliknya NHO2 yang berwarna kekuningan. NHO2 dapat mengurangi daya

penglihatan (visibilitas), walaupun udara tidak mengandung partikel dalam

konsentrasi tinggi. NO2 dalam konsentrasi 0,063 - 0,083 ppm dapat menimbulkan

gangguan sistem pernapasan manusia.

3. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida adalah gas yang sangat berbahaya, tidak berwarna,

tidak berbau dan tidak berasa, terbentuk dari pembakaran bahan - bahan bakar

Carbonaceous. CO bersifat sangat stabil dan mempunyai waktu tinggal di

atmosfer sekitar 2 - 4 bulan. CO paling luas tersebar dan paling umum dijumpai

Page 18: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

59 sebagai polutan udara. CO dihasilkan oleh buangan gas kendaraan bermotor

akibat kurang sempurnanya proses pembakaran. Pada proses pembakaran yang

sempurna bahan buangan gas CO minimal, akan tetapi karena temperatur tinggi

maka buangan pada gas CO meningkat. Sumber emisi gas CO di alam antara lain

adalah akibat dari pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna, kebakaran

hutan dan penguraian bahan organik.

Dampak yang ditimbulkan dari gas CO adalah terganggunya saluran

pernapasan, fungsi ginjal serta mata perih dan pusing - pusing. Akibat terparah

dari gas CO adalah dapat menimbulkan kematian pada manusia karena CO

bereaksi dengan hemoglobin (Hb) darah membentuk Carboxy Hemoglobin (CO -

Hb) dimana afinitas CO dengan Hb adalah 240 kali lebih cepat dari afinitas

oksigen.

4. Hidrokarbon (HC)

Hidrokarbon adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari hidrogen

dan karbon. Komponen - komponen utama dari campuran hidrokarbon adalah

metana, etana, propana dan turunan - turunan lainnya dari senyawa alifatik dan

emisi gas hidrokarbon yang berasal dari aktivitas manusia dan alam. Gas buangan

kendaraan bermotor memberi sumbangan yang diemisikan ke atmosfir, sementara

sisanya berasal dari sumber - sumber alami seperti tumbuh - tumbuhan dan

vegetasi hutan. Hidrokarbon dipertimbangkan sebagai polutan, karena dapat

bereaksi dengan oksida - oksida nitrogen membentuk oksidan fotokimia (smog).

5. Debu

Material pencemar memiliki ukuran diameter antara 10-3 sampai 10 µm,

konsentrasi partikel yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (µm) disebut debu.

Kira - kira 90% semua partikel di atmosfer dihasilkan oleh sumber dari alam.

Sumber emisi lainnya adalah aktivitas manusia seperti proses pembakaran

batubara, pembakaran minyak oleh automobile, dan kegiatan industri. Semua

kegiatan tersebut akan menghasilkan emisi partikulat. Pengaruh yang dapat

ditimbulkan oleh debu adalah :

1. Penurunan visiabilitas (jarak pandang), hal ini disebabkan terserapnya

partikel padat atau bahan pencemar lain yang berbentuk cair oleh cahaya.

Page 19: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

60

Penurunan visiabilitas memberikan efek psikologis dan dapat

membahayakan aktivitas transportasi.

2. Pengaruh terhadap kesehatan manusia, alergi yang ditimbulkan pada saluran

pernapasan serta akibatnya pada paru - paru akan mempengaruhi

kemampuan penyerapan oksigen.

3. Terhadap tanaman, hewan dan materi lainnya. Debu yang berkombinasi

dengan zat pencemar lain memberikan pengaruh terhadap tanaman,

penghancuran cat dan tekstil serta kerusakan material.

6. Timbal (Pb)

Timbal merupakan salah satu bahan aditif yang sering digunakan untuk

meningkatkan mutu bensin. Partikel Pb yang ada di udara berupa senyawa

anorganik yang berukuran kecil. Tsalev dan Zaprianov (1985) dalam Hasneni

(2004) menyebutkan 52 % pencemaran Pb sebagai salah satu bahan aditif dari

bensin sedangkan 48 % ditemukan dalam bahan pembungkus kabel, zat pewarna

pada cat, kristal, keramik dan sebagai bahan stabilitator pada bahan plastik dan

karet. Timbal salah satu pencemar logam berat yang memiliki sifat akumulatif

sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap manusia (Widriani, 1998 dalam

Rachmawati, 2005).

2. 2. Kualitas Udara dan Konsentrasi Polutan

Kualitas udara dapat dikatakan baik jika konsentrasi polutan udara lebih

kecil dari baku mutu udara ambien yang berlaku. Soedomo (2001) menyebutkan

bahwa kegiatan - kegiatan yang dapat mempengaruhi kualitas udara di suatu

daerah dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Alam, misalnya aktivitas gunung berapi dan rawa.

b. Antropogenik (kegiatan manusia), misalnya industri, transportasi dan

permukiman.

Kedua kelompok utama kegiatan tersebut akan memberikan pengaruh

yang berbeda - beda terhadap kualitas atmosfer. Kegiatan antropogenik akan

mengemisikan unsur dan senyawa pencemar tertentu ke udara sesuai dengan jenis

kegiatan yang ada. Menurut Soedomo (2001), daerah perkotaan akan

Page 20: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

61 menghasilkan emisi unsur pencemar yang lebih kompleks bila dibandingkan

dengan pedesaan. Kegiatan umum yang dapat diperhitungkan sebagai sumber

pencemar antara lain : 1) transportasi, 2) permukiman, 3) industri dan 4)

pengelolaan limbah padat (sampah). Kelompok kegiatan perkotaan ini umumnya

ditandai dengan pelepasan senyawa utama seperti SOx, NOx, CO, hidrokarbon,

partikulat padat tersuspensi dan partikel timah hitam (Pb) yang merupakan produk

pembakaran bahan bakar minyak dan fosil.

Menurut Soedomo (2001), faktor - faktor yang mempengaruhi kadar

polutan di atmosfir adalah (1) jumlah total cemaran yang dikeluarkan atau

dipancarkan; (2) kondisi meteorologi di suatu lokasi pencemar dan sekitarnya; (3)

keadaan topografi di suatu lokasi pencemar dan sekitarnya; dan (4) sifat serta

karakteristik zat pencemar. Faktor meteorologi mempunyai peranan yang penting

dalam menentukan kualitas udara di suatu daerah. Atmosfer sangat ditentukan

oleh berbagai faktor meteorologi seperti : (1) kecepatan dan arah angin, (2)

kelembaban, (3) temperatur, (4) tekanan udara, dan (5) aspek permukaan

(topografi, dsb). Kadar polutan yang dimiliki suatu lokasi dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu : (1) jarak sumber polutan dengan lokasi, (2) faktor penurun

kadar polutan (vegetasi), dan (3) kondisi meteorologi dan topografi lokasi.

Faktor meteorologis akan menentukan penyebaran pencemar di udara

ambien, baik yang berasal dari emisi sumber tidak bergerak maupun dari sumber

bergerak. Kondisi meteorologi akan menentukan luasan penyebaran pencemar,

pola penyebarannya dan jangkauan penyebaran serta jangka waktu

penyebarannya. Suhu udara secara langsung mempengaruhi kondisi kestabilan

atmosfer. Dalam kondisi stabil, yaitu pada suhu udara yang lebih rendah dari

lingkungan, maka massa udara polutan tidak dapat naik tetapi tetap berada di

atmosfer dan terakumulasi, sehingga akan menaikkan konsentrasi polutan.

Sebaliknya pada saat suhu udara lebih tinggi daripada suhu lingkungan, maka

massa udara polutan akan naik dan menyebar sehingga tidak terjadi pengendapan

di permukaan dan akan meminimalkan konsentrasi polutan. Tingginya rata - rata

suhu harian akan menyebabkan terjadinya reaksi antara karbon dioksida (CO2)

dan atom karbon (C) yang menghasilkan gas CO dengan reaksi sebagai berikut:

CO2 + C 2 CO

Page 21: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

62

Konsentrasi polutan di suatu tempat sangat dipengaruhi oleh arah dan

kecepatan angin. Angin akan mempengaruhi kecepatan penyebaran polutan

dengan udara disekitarnya. Semakin tinggi kecepatan angin maka pencampuran

dan penyebaran polutan dari sumber emisi di atmosfer akan semakin besar

sehingga konsentrasi zat pencemar menjadi encer, begitu juga sebaliknya, hal ini

akan menurunkan konsentrasi zat polutan di udara (Hasneni, 2004).

Arah angin berperan dalam penyebaran polutan yang akan membawa

polutan tersebut dari satu sumber tertentu ke area lain searah dengan arah angin.

Sedangkan kecepatan angin memegang peranan sampai sejauh mana polutan

tersebut diangkut dan disebarkan. Hujan mempunyai pengaruh yang penting

terhadap kualitas udara sebab hujan merupakan faktor utama dalam

membersihkan atmosfer dari polutan. Musim hujan di Indonesia umumnya pada

bulan November sampai April. Pada musim hujan ini masalah pencemaran udara

tidak terlalu mengkhawatirkan karena hujan akan mencuci atau menghilangkan

polutan di udara, sebaliknya pada musim kemarau, pada siang hari dimana

intensitas radiasi matahari tinggi dan pada malam hari langit cerah, maka

kemungkinan timbulnya inversi dekat permukaan akan lebih besar sehingga

konsentrasi polutan akan lebih besar juga.

Menurut Sastrawijaya (1991), kecepatan angin mempengaruhi distribusi

pencemar, konsentrasi pencemar akan berkurang jika angin berkecepatan tinggi

dan membagikan kecepatan tersebut secara mendatar atau vertikal. Selain

menurunkan intensitas cahaya langsung dan suhu, pohon (serta vegetasi lainnya)

dapat pula meningkatkan kelembaban udara dan mengurangi kecepatan angin.

Stabilitas atmosfer akan turut mendukung penetrasi (penetralisir) polusi udara ke

lapisan yang lebih tinggi dan juga mempunyai peranan penting dalam proses

dispersi serta pengenceran polusi di udara.

Pada malam hari, tanaman berperan sebagai penahan panas sehingga suhu

udara di bawah tajuk akan lebih hangat dibandingkan suhu udara di atas area

terbuka (tanpa vegetasi). Tajuk tanaman akan menyerap dan menahan sebagian

energi yang dipancarkan oleh permukaan tanah dan akan mengurangi fluktuasi

suhu siang dan malam hari (Lakitan, 1994). Penyerapan energi radiasi matahari

oleh sistem tajuk tanaman akan memacu tumbuhan untuk meningkatkan laju

transpirasinya (terutama menjaga stabilitas suhunya). Setiap gram air yang

Page 22: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

63 diuapkan menggunakan energi sebesar 580 kalori. Karena besarnya energi yang

digunakan untuk menguapkan air dalam transpirasi ini, maka hanya sedikit panas

yang tersisa yang dipancarkan udara sekitarnya. Hal ini yang menyebabkan suhu

udara sekitar tanaman tidak meningkat secara drastis pada siang hari. Pada kondisi

kecukupan air, kehadiran pohon diperkirakan dapat menurunkan suhu udara

dibawahnya kira - kira 3,5oC pada siang hari yang terik (Lakitan, 1994).

2. 3. Manfaat Hutan Kota

Hutan kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon - pohon

yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara

maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang

berwenang (Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002). Menurut Grey & Deneke

(1978), hutan kota dapat diartikan sebagai tempat yang ditumbuhi oleh pepohonan

dan berasosiasi dengan vegetasi atau bentuk - bentuk lahan lainnya, sehingga

dapat memberikan sumbangan lingkungan hidup yang baik kepada manusia.

Dari berbagai pengamatan yang dirangkum oleh Bianpoen (1977) dalam

Suharsono (1992), diketahui bahwa kumpulan pohon yang terdapat di sebidang

tanah seluas 300 x 400 m2 mampu menurunkan konsentrasi debu di udara dari

7.000 partikel/liter menjadi 4.000 partikel/liter. Selain itu diketahui pula bahwa

antara ujung satu dengan ujung yang lain dari suatu jalur hijau yang memiliki

panjang 5 km dengan lebar 2 km, terjadi penurunan konsentrasi debu dengan

perbandingan 50 : 3 dan dengan tajuknya yang lebat, barisan pohon mampu

mengurangi kecepatan angin. Menurut Kitredge (1948) dalam Suharsono (1992),

jalur hijau (shelterbelts) mampu mereduksi 20% dari kecepatan angin di tempat

terbuka. Ini berarti dapat mengurangi kadar debu yang beterbangan.

Hutan kota mampu mereduksi beberapa zat pencemar udara. Selain CO2,

peristiwa pembakaran (terutama yang berbahan bakar minyak) juga menghasilkan

limbah asap yang mengandung sulfur dioksida (SO2). Di udara, SO2 ini akan

bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat (H2SO4). Bila bercampur air

hujan akan menghasilkan hujan asam yang membahayakan kesehatan kulit serta

menimbulkan korosi. Dalam hal ini tajuk pohon berfungsi menahan air hujan

tersebut, yang kemudian pada beberapa pohon yang mengeluarkan air gutasi,

kandungan asamnya dinetralkan. Pepohonan yang terdapat di hutan kota juga

Page 23: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

64 mampu menyaring kotoran (debu jalanan), dengan struktur tajuk dan kerimbunan

dedaunan, debu dan abu dapat menempel pada daun, yang di saat hujan akan

tercuci oleh air hujan.

Hutan kota berperan dalam meredam kebisingan yaitu dedaunan berair

dapat meredam suara, cabang - cabang tanaman yang bergerak dan bergetar dapat

menyerap dan menyelubungi suara, demikian pula daun yang tebal dapat

menghalangi suara dan daun yang tipis dapat mengurangi suara. Selain itu hutan

kota juga mampu meningkatkan kenyamanan lingkungan. Pepohonan mampu

membentuk mikroklimat yang sejuk, mengurangi kebisingan, mencegah silaunya

sinar matahari, mengurangi bau busuk serta menyekat pemandangan yang kurang

layak. Kegiatan metabolisme evapotranspirasi tumbuhan akan menyebabkan suhu

di sekitar tajuk menjadi lebih rendah dan kadar kelembabannya meningkat

(Zoer'aini, 1988) dalam Suharsono (1992).

Sudharnoto (1994) juga menyatakan bahwa hutan kota terdiri dari berbagai

macam vegetasi yang pada umumnya adalah vegetasi budidaya dengan semak

belukar (scrub) dan tanaman bawah (bush) mempunyai fungsi yang lebih luas lagi

dalam ekosistem suatu perkotaan, salah satunya adalah hutan kota yang terdiri

dari berbagai macam vegetasi mempunyai keunggulan dalam hal merekayasa

lingkungan. Secara substansial, pohon yang terdiri dari akar, batang dan daun

mempunyai potensi sebagai berikut:

a. Dedaunan yang berair dapat meredam (absorbent) suara.

b. Daun - daun yang berbulu dapat memakan butir - butir debu.

c. Pertukaran gas melalui mulut daun (stomata).

d. Pembungaan serta pembentukan daun yang dapat mengeluarkan bau harum

akan dapat menyelubungi atau mengurangi bau busuk (reodorized air).

e. Dedaunan dan cabang pohon dapat menghambat lajunya angin dan air hujan.

f. Cabang - cabang pohon yang bergerak dan bergetar dapat menyerap serta

menyelubungi suara (noise).

g. Penyebaran akar dapat mengikat tanah dalam kaitannya dengan erosi.

Tanaman merupakan bagian dari ekosistem kota yang keanekaragaman

jenisnya tinggi. Tanaman di dalam hutan kota mempunyai berbagai manfaat:

1. Fungsi ekologi, secara sudut pandang ekologi, keberadaan pohon ini dapat

berfungsi, di antaranya:

Page 24: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

65

(a). Sebagai penyerap gas/partikel beracun. Tanaman dapat menyerap

bermacam gas/partikel beracun yang mencemari udara. Gas tersebut antara

lain adalah: 1). Gas CO2 (karbon dioksida), di mana berbagai jenis tanaman

mempunyai kemampuan untuk menyerap gas CO2 melalui proses fotosintesis;

2). Gas NO2 (nitrogen dioksida), di mana gas ini termasuk paling toksik

karena gas ini dapat menimbulkan iritasi pada paru - paru sehingga dapat

merusak lapisan sel paru - paru, dan sumber pencemarnya adalah gas dari

kendaraan bermotor terutama pagi hari antara pukul 6 sampai 9 pada saat

terjadi reaksi fotokimia serta ruangan dapur yang menggunakan bahan bakar

gas; 3). Gas SO2 (sulfur dioksida), di mana gas ini berasal dari industri

pengecoran logam, pembangkit listrik batu bara, dan penggunaan bahan bakar

fosil; 4). Partikel Pb, di mana kendaraan bermotor merupakan sumber utama

Pb yang mencemari udara di perkotaan dan setiap jenis tanaman mempunyai

kemampuan yang berbeda - beda dalam menurunkan kandungan Pb dari

udara.

(b). Sebagai paru - paru kota. Selain tanaman mempunyai peranan di dalam

menyerap gas beracun, tanaman juga menghasilkan gas oksigen pada waktu

proses fotosintesis. Gas oksigen ini dibutuhkan oleh semua makhluk hidup

untuk kelangsungan hidupnya. Karena tumbuhan berperan dalam

menghasilkan gas oksigen maka tumbuhan dapat dianggap sebagai paru - paru

suatu kota.

(c). Sebagai pelestarian plasma nutfah. Plasma nutfah yang merupakan bahan

baku penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan,

sandang, papan, obat - obatan dan industri, maka perlu sekali untuk

dikembangkan dan dilestarikan bersama dengan mempertahankan

keanekaragaman biologinya. Kawasan hutan kota dapat dipandang sebagai

areal pelestarian di luar kawasan konservasi karena pada areal ini dapat

dilestarikan flora dan fauna secara eksitu.

(d). Sebagai peredam kebisingan. Keberadaan tanaman di pinggir jalan

ternyata dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara

oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tanaman yang paling efektif untuk

meredam suara ialah yang mempunyai tajuk yang tebal dengan daun yang

rindang.

Page 25: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

66

(e). Sebagai habitat burung. Masyarakat modern kini cenderung kembali ke

alam (back to nature). Desiran angin, kicauan burung, dan atraksi satwa

lainnya di kota diharapkan dapat menghalau kejenuhan dan stres yang banyak

dialami oleh penduduk perkotaan. Salah satu satwa liar yang dapat

dikembangkan di perkotaan adalah burung. Beberapa jenis burung sangat

membutuhkan tanaman sebagai tempat mencari makan maupun sebagai

tempat bersarang dan bertelur.

2. Fungsi ekonomi. Dari sudut ekonomi, tanaman secara langsung dapat

digunakan sebagai bahan penghasil pangan terutama sebagai sumber buah -

buahan dan sayuran. Selain itu, tanaman di kota berfungsi untuk memberi

keindahan terutama golongan tanaman hias. Tanaman hias dapat memberikan

lapangan usaha kepada masyarakat seperti tanaman bonsai dan tanaman

anggrek.

3. Fungsi kesehatan dan lingkungan. Selain mempunyai peran dalam menyerap

gas beracun, ternyata tanaman juga menghasilkan gas oksigen pada waktu

fotosintesis. Keberadaan gas oksigen ini sangat dibutuhkan oleh semua

makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa jenis tanaman yang

dapat langsung dipakai untuk bahan obat yaitu kumis kucing (Orthosiphon

stamineus), jarak pagar (Jatropa curcas), dan jombang (Sonchus arvensis).

4. Fungsi psikologi. Secara psikologis, keberadaan tanaman mempunyai peran

untuk menghilangkan ketegangan - ketegangan mental (stress) yang banyak

diderita oleh penduduk kota. Kanopi tanaman yang bentuknya bulat, kerucut,

pagoda, atau serupa jantung, bulat telur, bentuk ginjal adalah bentuk - bentuk

yang menarik. Termasuk dengan bermacam warna bunga merah, kuning,

ungu, biru dan warna daun yang hijau akan mempengaruhi kejiwaan.

5. Fungsi pendidikan dan pengajaran. Keberadaan tanaman sebenarnya dapat

juga dijadikan sebagai objek pendidikan, pengajaran dan penelitian.

2. 4. Tipe Hutan Kota

Page 26: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

67

Hutan kota dibedakan menjadi beberapa tipe Dahlan (1992), diantaranya:

a. Tipe Permukiman

Hutan kota di daerah permukiman dapat berupa taman dengan komposisi

tanaman pepohonan yang tinggi dikombinasikan dengan semak dan rerumputan.

Taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu didalamnya di tanam

pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan

kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai,

bermain dan sebagainya.

b. Tipe Kawasan Industri

Suatu wilayah perkotaan pada umumnya mempunyai satu atau beberapa

kawasan industri. Limbah dari industri dapat berupa partikel, aerosol, gas dan

cairan dapat mengganggu kesehatan manusia. Di samping itu juga dapat

menimbulkan masalah kebisingan dan bau yang dapat mengganggu kenyamanan.

c. Tipe Rekreasi dan Keindahan

Rekreasi pada kawasan hutan kota bertujuan untuk menyegarkan kembali

kondisi badan yang sudah penat dan jenuh dengan kegiatan rutin, supaya siap

menghadapi tugas yang baru. Untuk mendapatkan kesegaran diperlukan masa

istirahat yang terbebas dari proses berpikir yang rutin sambil menikmati sajian

alam yang indah, segar dan penuh ketenangan.

d. Tipe Pelestarian Plasma Nutfah

Hutan konservasi memiliki tujuan untuk mencegah kerusakan,

perlindungan dan pelestarian terhadap sumberdaya alam. Bentuk hutan kota yang

memenuhi kriteria ini antara lain : kebun raya, hutan raya dan kebun binatang.

Ada 2 sasaran pembangunan hutan kota untuk pelestarian plasma nutfah yaitu

sebagai tempat koleksi plasma nutfah, khususnya vegetasi secara ex-situ dan

sebagai habitat, khususnya untuk satwa yang akan dilindungi atau dikembangkan

e. Tipe Perlindungan

Selain dari tipe yang telah disebutkan di atas, areal kota dengan mintakat

ke lima yaitu daerah dengan kemiringan yang cukup tinggi yang ditandai dengan

Page 27: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

68 tebing - tebing yang curam ataupun daerah tepian sungai perlu dijaga dengan

membangun hutan kota agar terhindar dari bahaya erosi dan longsoran.

f. Tipe Pengamanan

Hutan kota dengan tipe pengamanan adalah jalur hijau di sepanjang tepi

jalan bebas hambatan. Dengan menanam perdu yang liat dan dilengkapi dengan

jalur pohon pisang dan tanaman yang merambat dari legum secara berlapis - lapis,

akan dapat menahan kendaraan yang keluar dari jalur jalan. Sehingga bahaya

kecelakaan karena pecah ban, patah setir ataupun karena pengendara mengantuk

dapat dikurangi.

2. 5. Bentuk-bentuk Hutan Kota

Menurut Dahlan (2004), hutan kota memiliki beberapa bentuk, yaitu:

a. Jalur Hijau

Jalur hijau di tepi jalan bebas hambatan yang terdiri dari jalur tanaman

pisang dan jalur tanaman yang merambat serta tanaman perdu yang liat yang di

tanam secara berlapis - lapis diharapkan dapat berfungsi sebagai penyelamat bagi

kendaraan yang keluar dari badan jalan. Sedangkan pada bagian yang lebih luar

lagi dapat ditanami dengan tanaman yang tinggi dan rindang untuk menyerap

pencemar yang diemisikan oleh kendaraan bermotor.

b. Taman Kota

Taman dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata

sedemikian rupa, baik sebagian maupun semuanya hasil rekayasa manusia untuk

mendapatkan komposisi tertentu yang indah.

c. Kebun dan Halaman

Jenis tanaman yang ditanam di kebun dan halaman biasanya dari jenis

yang dapat menghasilkan buah dan beberapa jenis lainnya. Halaman rumah dapat

memberikan suatu kebanggaan tertentu bagi pemiliknya, oleh sebab itu halaman

rumah ditata apik sedemikian rupa untuk mendapatkan citra, kebanggaan dan

keindahan tertentu bagi pemilik rumah maupun orang lain yang memandang dan

menikmatinya.

Page 28: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

69 d. Kebun Raya, Hutan Raya dan Kebun Binatang

Kebun raya, hutan raya dan kebun binatang dapat dimasukkan ke dalam

salah satu bentuk hutan kota. Tanaman dapat berasal dari daerah setempat,

maupun dari daerah lain, baik dari daerah lain di dalam negeri maupun di luar

negeri.

e. Hutan Lindung

Mintakat kota ke lima yaitu daerah dengan lereng yang curam harus

dijadikan kawasan hutan karena rawan longsor. Demikian pula dengan daerah

pantai yang rawan akan abrasi air laut, hendaknya dijadikan hutan lindung.

f. Kuburan dan Taman Makam Pahlawan

Pada tempat pemakaman banyak ditanam pepohonan, nampaknya sebagai

manifestasi kecintaan orang yang masih hidup terhadap orang yang sudah

meninggal tak akan pernah berhenti, selama pohon tersebut masih tegak berdiri.

Page 29: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

70

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3. 1. Letak dan Luas

Kota Cilegon dengan luas 17.550 Ha merupakan bagian dari Propinsi

Banten dan berada di bagian ujung barat dari Pulau Jawa, terbagi kedalam 8

kecamatan dan 41 desa. Secara geografis, Kota Cilegon terletak pada 5o52'24" -

6o04'07" LS dan 105o54'05" - 106o05'11" BT, sedangkan secara administratif Kota

Cilegon memiliki batas - batas sebagai berikut:

Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara (Kabupaten

Serang),

Sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda,

Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Anyar dan Kecamatan

Mancak (Kabupaten Serang), dan

Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kramatwatu (Kabupaten

Serang).

3. 2. Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lereng

Kota Cilegon berada pada ketinggian antara 0 - 553 meter di atas

permukaan laut. Wilayah tertinggi pada Gunung Gede (Kecamatan Pulomerak),

sedangkan wilayah terendah berada di bagian barat yang merupakan hamparan

pantai. Kemiringan lereng Kota Cilegon cukup bervariasi. Bagian barat, tengah

hingga timur kota Cilegon memiliki kelerengan antara 0 - 8 %. Wilayah utara di

dominasi oleh lahan yang mempunyai kemiringan lereng cukup besar karena

merupakan wilayah pegunungan dengan kemiringan > 45 %.

Aji (2006) menyatakan bahwa Kota Cilegon didominasi oleh lahan dengan

kemiringan 0 - 8 % dengan luas wilayah 5708,79 Ha. Daerah dengan kemiringan

0 - 8 % menyebar di seluruh kota yang umumnya digunakan sebagai perumahan,

bangunan dan pusat kegiatan manusia.

Page 30: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

71 3. 3. Hidrogeologi

Hidrogeologi Kota Cilegon memperlihatkan ciri - ciri sebagai berikut :

• Akuifer tidak produktif dengan penyebaran luas, alirannya melalui ruang antar

butir, pada akuifer ini tidak terdapat mata air.

• Akuifer produktif dengan penyebaran luas, alirannya melalui ruang antar butir,

pada akuifer ini tidak terdapat mata air.

• Akuifer produktif sedang dengan penyebaran luas, alirannya melalui ruang

antar butir, pada akuifer ini tidak terdapat mata air.

3. 4. Kondisi Iklim

Menurut sistem klasifikasi Schmidt - Ferguson, Kota Cilegon mempunyai

tipe iklim B dengan bulan basah sepanjang tahun (Aji, 2006). Rata - rata jumlah

bulan basah sebesar 9,8 bulan dan bulan kering sebesar 1,6 bulan. Nilai Q yang

diperoleh sebesar 16,3 %. Menurut sistem klasifikasi Oldeman, Kota Cilegon

mempunyai tipe iklim B1. Menurut sistem klasifikasi Oldeman, panjang periode

bulan basah adalah 9 bulan yaitu mulai bulan Oktober sampai dengan bulan Mei

dan tanpa bulan kering.

Berdasarkan hasil penelitian Aji (2006), curah hujan tertinggi terjadi pada

bulan Januari dengan rataan curah hujan bulanan sebesar 326 mm. Bulan

September merupakan awal musim penghujan dan mencapai puncaknya pada

bulan Januari. Bulan Juni curah hujan mulai rendah (di bawah 200 mm) dan curah

hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dengan rataan bulanan sebesar 154

mm. Besarnya curah hujan tahunan berkisar antara 1.374 - 5.716 mm/tahun.

Suhu rata - rata Kota Cilegon berkisar antara 26,2 - 27,3oC. Suhu terendah

pada bulan Januari yaitu 26,2 oC dan tertinggi pada bulan Oktober yaitu 27,3oC.

Suhu mengalami penurunan pada musim hujan yaitu pada bulan November. Suhu

mengalami kenaikan kembali pada bulan Mei yang merupakan bulan peralihan

musim. Awal musim kemarau yaitu pada bulan Juni dan berakhir pada bulan

Agustus. Kota Cilegon mempunyai panjang periode bulan basah 9 bulan yaitu

mulai bulan Oktober sampai dengan bulan Mei tanpa bulan kering dengan kisaran

curah hujan 145 mm - 326 mm.

Page 31: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

72 3. 5. Jenis Batuan

Jenis bantuan yang terdapat di Kota Cilegon terdiri dari batuan vulkanik

dan aluvium. Jenis batuan tersebut mempunyai sebaran sebagai berikut:

• Lava dan Breksi Gunung Gede tersebar di bagian utara,

• Breksi dan tuva Gunung Gede tersebar di bagian wilayah tengah sampai

barat,

• Endapan sungai berada di antara sebaran lava/breksi Gunung Gede dan

Breksi/tuva Gunung Gede,

• Breksi dan tuva danau tersebar di bagian tengah, barat dan selatan,

• Tuva dan breksi Gunung Tukang berada di bagian barat daya, dan

• Tuva Gunung Danau berada di bagian timur.

3. 6. Jenis Tanah

Keadaan tanah Kota Cilegon merupakan hasil pelapukan batuan vulkanik

Gunung Gede. Jenis tanah yang dijumpai berwarna coklat muda, coklat tua

dengan tekstur halus - kasar, termasuk jenis tanah lempung, lempung pasiran dan

pasir. Jenis tanah pasir atau yang bersifat pasiran meresapkan air cukup baik.

Tanah aluvium dijumpai di wilayah utara Kota Cilegon dicirikan dengan warna

abu-abu muda kecoklatan dan bersifat agak lepas, ukuran butir dari lempung

hingga pasir, teksur halus - kasar. Jenis - jenis tanah yang ditemui di Kota Cilegon

adalah aluvial, latosol, regosol.

Page 32: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

73

IV. METODE PENELITIAN

4. 1. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Kota Cilegon selama dua bulan yaitu pada bulan

Juni - Juli 2006. Pengukuran kualitas udara dilakukan di enam lokasi yang

mewakili peruntukan padat transportasi (2 lokasi), permukiman (2 lokasi) dan

industri (2 lokasi). Analisis udara ambien dilakukan di Laboratorium PT. Unilab

Perdana Jakarta. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

4. 2. Bahan dan Alat

Peralatan yang digunakan untuk pengukuran kualitas udara di Kota

Cilegon dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Peralatan yang Digunakan

No Alat Pengukuran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Air Sampler CO meter High Volume Sampler Sound Level Meter Stopwatch Thermometer Hygrometer Anemometer jenis baling-baling GPS Kamera

NO2, SO2 CO Debu, HC, Pb Kebisingan Lama waktu pengukuran Suhu udara Kelembaban udara Kecepatan dan arah angin Titik koordinat Dokumentasi

4. 3. Jenis dan Cara Pengambilan Data

Data yang diperlukan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer

yaitu konsentrasi debu, HC, CO, SO2, NO2, Pb dan kebisingan serta kondisi

meteorologi pada saat pengukuran. Data sekunder terdiri dari:

1. Konsentrasi udara ambien di lokasi yang sama tahun 2004 - 2005.

2. Jumlah kendaraan bermotor Kota Cilegon dan data produksi PT. Krakatau

Steel sebagai data penunjang.

Page 33: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

42

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian.

Page 34: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

42 4. 4. Tahapan Penelitian

4. 4. 1. Pemilihan Lokasi Pengukuran di Lapangan

Pemilihan lokasi pengukuran di lapangan disebabkan keenam lokasi

terletak di pusat kota dan mewakili berbagai peruntukan lahan (padat transportasi,

permukiman dan industri). Parameter - parameter yang diukur adalah debu, HC,

CO, NO2, SO2, Pb dan kebisingan. Selain parameter - parameter di atas parameter

meteorologi pada saat pengukuran juga diukur yaitu waktu pengukuran, suhu

udara, arah dan kecepatan angin, kelembaban udara dan kondisi cuaca.

Pengelompokan lokasi pengukuran dan parameter yang diukur disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2. Lokasi Pengukuran Kualitas Udara Ambien Kota Cilegon

No. Peruntukan Lokasi Parameter Kondisi meteorologis

1. Padat transportasi

Nirmala Optik Polres Cilegon

Debu, HC, CO, NO2, SO2, Pb, dan kebisingan.

Waktu, suhu udara, arah dan kecepatan angin, kelembaban udara dan kondisi cuaca.

2. Permukiman Arga Baja Pura Palm Hills

3. Industri Gerem Raya Semang Raya

4. 4. 2. Pengukuran

1). Konsentrasi debu, HC, CO, NO2, SO2 dan Pb

Pengambilan contoh udara untuk analisis NO2 dan SO2 dilakukan dengan

metode tidak langsung melalui penangkapan udara di lapangan dengan bantuan

pereaksi kimia. Pereaksi kimia tersebut ditempatkan di dalam tabung impinger,

kemudian udara dialirkan melalui tabung tersebut dengan bantuan pompa udara

dengan kecepatan alir tertentu. Kandungan gas - gas di udara akan bereaksi dan

terikat dengan pereaksi (absorben) yang terdapat pada tabung impinger, kemudian

setelah pengukuran berakhir dilakukan analisis di laboratorium.

Pengambilan contoh udara untuk pengukuran kadar debu, HC dan Pb

menggunakan filter debu dan pompa hisap. Pompa udara yang digunakan untuk

debu adalah jenis High Volume Sampler (HVS). Pengukuran CO dan kebisingan

dengan metode langsung yaitu menggunakan alat CO meter dan Sound Level

Meter sehingga konsentrasinya dapat diperoleh secara langsung di lapangan.

Page 35: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

43 2). Analisis debu, HC, NO2, SO2 dan Pb

Seluruh contoh udara dianalisis di Laboratorium PT. Unilab Perdana

Jakarta, metoda dan alat analisis yang digunakan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Metode Analisis

No. Parameter Metode analisis Alat analisis Alat sampling 1. Debu Gravimetri Analitical Balance HVS 2. HC Kromatograp Spectrofotometer HVS 3. NO2 Saltzman Spectrofotometer Gas Sampler 4. SO2 Pararosanilin Spectrofotometer Gas Sampler 5. Pb Dekstruksi basah Spectrofotometer HVS

4. 5. Analisis Data

Konsentrasi udara ambien hasil pengukuran kemudian dibandingkan

dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) No. 41 Tahun 1999

tentang Baku Mutu Udara Ambien Nasional, kemudian dievaluasi dengan data

konsentrasi udara ambien di lokasi yang sama dari tahun 2004 - 2005. Data

disajikan dalam bentuk tabel dan diagram untuk selanjutnya dianalisis secara

deskriptif.

Page 36: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

44

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 1. Karakteristik Lokasi Pengukuran

Pengukuran dilakukan di enam lokasi yaitu Nirmala Optik, Polres Cilegon,

Arga Baja Pura, Palm Hills, Gerem Raya dan Semang Raya, karakteristik dari

keenam lokasi pengukuran sebagai berikut:

1. Nirmala Optik

Lokasi pengukuran merupakan perwakilan dari peruntukan padat

transportasi. Nirmala Optik berada di pusat kota serta merupakan pusat pertokoan,

pemerintahan dan perbelanjaan. Selain itu lokasi terletak di pinggir jalan utama

Kota Cilegon dan dekat (20 meter) dari pasar tradisional. Kondisi di sekitar

Nirmala Optik juga padat bangunan, dari ruko, gedung, pasar sampai kios - kios

dan warung.

Gambar 2. Lokasi pengukuran Nirmala Optik.

2. Polres Cilegon

Polres Cilegon merupakan perwakilan dari peruntukan padat transportasi,

terletak di jalan utama Kota Cilegon dan berdampingan dengan komplek

perkantoran Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon, selain itu lokasi juga berjarak

100 meter dengan pusat perbelanjaan terbesar di Kota Cilegon.

Page 37: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

45 3. Arga Baja Pura

Lokasi pengukuran merupakan perwakilan dari peruntukan permukiman, titik

pengukuran terletak di lapangan sepakbola komplek Arga Baja Pura. Perumahan

ini hanya berjarak 1 km dari komplek industri Krakatau atau Krakatau Industrial

Estate Cilegon (KIEC).

4. Palm Hills

Lokasi pengukuran merupakan perwakilan dari peruntukan permukiman, lokasi

terletak di atas bukit komplek Palm Hills. Palm Hills merupakan komplek

perumahan kelas atas di Kota Cilegon dengan rumah - rumah yang mewah.

Gambar 3. Lokasi pengukuran Palm Hills.

5. Gerem Raya

Gerem Raya merupakan perwakilan dari peruntukan industri (kawasan

industri), di sekitar lokasi terdapat beberapa pabrik diantaranya PT. Amoco Mitsui

PTA Indonesia dan PT. Peni.

Gambar 4. Lokasi pengukuran Gerem Raya.

Page 38: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

46 6. Semang Raya

Lokasi pengukuran merupakan perwakilan dari peruntukan industri.

Lokasi pengukuran berada di ketinggian yang sejajar dengan cerobong pabrik PT.

Krakatau Steel sehingga dari lokasi pengukuran dapat terlihat dengan jelas

cerobong pabrik PT. Krakatau Steel.

Gambar 5. Lokasi pengukuran Semang Raya.

5. 2. Konsentrasi Polutan di tiap Lokasi

Berdasarkan hasil pengukuran, masing - masing lokasi memiliki konsentrasi

polutan yang berbeda. Konsentrasi polutan hasil pengukuran disajikan pada Tabel

4, sedangkan kondisi meteorologis pada saat pengukuran di tiap lokasi disajikan

pada Tabel 5.

Page 39: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

42

Tabel 4. Konsentrasi Polutan Hasil Pengukuran

No Peruntukan Lokasi Debu (µg/m3)

HC (µg/m3)

CO (µg/m3)

NO2 (µg/m3)

SO2 (µg/m3)

Pb (µg/m3)

Kebisingan(Desibel)

1. Padat

transportasi

Nirmala Optik 686* 686* 5.600 37,81 17,70 0,39 81,2*

Polres Cilegon 382* 523* 4.571 27,30 13,97 0,26 75,7*

2. Permukiman Arga Baja Pura 120 137 1.029 9,57 5,14 0,07 55,2*

Palm Hills 90 124 800 6,59 5,42 0,05 51,5

3. Industri Gerem Raya 432* 719* 7.771 20,28 15,38 0,37 70,9*

Semang Raya 102 170* 1.371 11,17 11,46 0,09 59,9 Keterangan: * = Melebihi baku mutu.

Baku mutu debu = 230 µg/m3, HC = 160 µg/m3, CO = 10.000 µg/m3, NO2 = 150 µg/m3, SO2 = 365 µg/m3, Pb = 2 µg/m3.

Baku mutu kebisingan; padat transportasi = 70 dB, permukiman = 55 dB, industri = 70 dB.

Page 40: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

42 Tabel 5. Kondisi Meteorologis saat Pengukuran

Lokasi Waktu Jam (WIB)

Suhu (0C)

Kelembab-an

(%RH)

Arah angin dominan

dari

Kec angin rata-rata (km/jam)

Cuaca

Nirmala Optik

3 - 4 Juli 2006

11.00 - 23.00 23.00 - 11.00

26 - 34 24 - 30

57 - 81 70 - 84

Barat Timur

2,6 1,8

Cerah Cerah

Polres Cilegon

3 - 4 Juli 2006

10.30 - 22.30 22.30 - 10.30

25 - 35 24 - 34

55 - 84 56 - 88

Selatan Utara

4,7 2,4

Cerah Cerah

Arga Baja Pura 7 Juli 2006 12.30 - 15.30 32 - 35 56 - 64 Barat 3,4 Cerah

Palm Hills 7 Juli 2006 13.15 - 16.15 30 - 33 62 - 68 Utara 10,9 Cerah

Gerem Raya 7 Juli 2006 08.50 - 11.50 32 - 34 58 - 64 Timur 3,6 Cerah

Semang Raya 5 - 6 Juli 2006

10.00 - 22.00 22.00 - 10.00

23 - 33 23 - 32

60 - 92 64 - 94

Utara Selatan

4,6 2,0

Berawan Cerah

5. 2. 1. Padat Transportasi

Nirmala Optik dan Polres Cilegon merupakan daerah pertokoan dan pusat

kegiatan manusia. Lokasi pengukuran berada tepat di pinggir jalan raya Kota

Cilegon, jalan raya Kota Cilegon merupakan jalur utama keluar dan masuk Pulau

Jawa bagian barat. Nirmala Optik dan Polres Cilegon dengan sumber polutan

yang sama (transportasi) memiliki konsentrasi debu yang berbeda (Tabel 4).

Nirmala Optik memiliki konsentrasi debu sebesar 686 µg/m3, sedangkan Polres

Cilegon memiliki konsentrasi debu sebesar 382 µg/m3.

Meskipun konsentrasi debu di Polres Cilegon lebih rendah dibandingkan

Nirmala Optik, tetapi kedua lokasi telah melebihi baku mutu yang berlaku (230

µg/m3), hal ini disebabkan kedua lokasi berada di tepi jalan utama Kota Cilegon,

sering terjadi kemacetan, serta terdapat aktivitas perdagangan dan perkantoran

yang menghasilkan emisi debu ke udara. Selain itu juga disebabkan oleh kondisi

jalan yang bergelombang dan banyak lubang serta terdapat pasir pada aspal jalan

sehingga jika kendaraan melintas, pasir tersebut terkena putaran ban (bergesekan)

dan menyebabkan pasir beterbangan.

Konsentrasi hidrokarbon (HC) pada kedua lokasi juga berbeda, Nirmala

Optik memiliki konsentrasi HC sebesar 686 µg/m3, sedangkan Polres Cilegon

sebesar 523 µg/m3. Konsentrasi CO, NO2, SO2 dan Pb juga berbeda di kedua

lokasi, Nirmala Optik memiliki konsentrasi CO, NO2, SO2 dan Pb yang lebih

tinggi dibandingkan dengan Polres Cilegon.

Page 41: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

43

Kebisingan di Nirmala Optik sebesar 81,2 dB dan Polres Cilegon sebesar

75,7 dB. Berdasarkan baku tingkat kebisingan Nirmala Optik dan Polres Cilegon

termasuk pada peruntukan perdagangan dan jasa dengan baku tingkat kebisingan

sebesar 70 dB. Kebisingan di kedua lokasi ditimbulkan dari kendaraan bermotor

dan aktivitas manusia serta pertokoan dan pusat perbelanjaan.

Konsentrasi debu, HC, serta kebisingan (melebihi baku mutu) dan CO

(hampir mendekati baku mutu) di kedua lokasi dikarenakan tidak terdapat

penghijauan yang dapat menahan dan menyaring debu, menyerap polutan, dan

meredam kebisingan. Selain tidak terdapat penghijauan, kondisi meterologis

kedua lokasi saat pengukuran juga mempengaruhi tingginya konsentrasi polutan.

Kedua lokasi berada pada kelerengan 0 - 8% (datar), pada kelerengan yang

datar angin akan menyebarkan polutan dengan merata karena sedikitnya halangan.

Pengukuran di Nirmala Optik dan Polres Cilegon dilakukan pada hari yang sama

(3 - 4 Juli 2006) selama 24 jam dengan perbedaan waktu pengukuran hanya 30

menit (Polres Cilegon memulai pengukuran lebih awal). Nirmala Optik memiliki

kisaran suhu udara 260C - 340C pada siang hari dan 240C - 300C pada malam hari,

sedangkan Polres Cilegon memiliki kisaran suhu udara 250C - 350C pada siang

hari dan 240C - 340C pada malam hari.

Tjasjono (1999) menyatakan bahwa kelembaban udara (RH) yang rendah

akan menyebabkan konsentrasi polutan meningkat. Berdasarkan hasil pengukuran

Nirmala Optik memiliki kelembaban udara (% RH) sebesar 57 - 81% pada siang

hari dan 70 - 84% pada malam hari, sedangkan Polres Cilegon memiliki

kelembaban udara (% RH) 55 - 84% pada siang hari dan 56 - 88% pada malam

hari.

Arah angin dominan Nirmala Optik berasal dari barat menuju ke timur

(Kecamatan Jombang dan Citangkil) yang merupakan pusat aktivitas dan

permukiman. Hal ini sangat berbahaya terutama berkaitan dengan penyebaran dan

kemungkinan akumulasi polutan. Angin dapat membawa polutan ke kawasan

permukiman dan terjadi akumulasi sehingga dapat membahayakan bagi kesehatan

manusia. Arah angin dominan Polres Cilegon berasal dari timur menuju barat

(Kecamatan Jombang) yang merupakan pusat aktivitas dan permukiman. Hal ini

juga sangat membahayakan bagi kesehatan manusia.

Page 42: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

44

Nirmala Optik memiliki kecepatan angin rata - rata 2,6 km/jam pada siang

hari dan 1,8 km/jam pada malam hari, sedangkan Polres Cilegon memiliki

kecepatan angin rata - rata 4,7 km/jam pada siang hari dan 2,4 km/jam pada

malam hari. Angin akan mempengaruhi kecepatan penyebaran polutan dengan

udara disekitarnya. Semakin tinggi kecepatan angin maka pencampuran dan

penyebaran polutan dari sumber emisi di atmosfer akan semakin besar sehingga

konsentrasi zat pencemar menjadi encer, begitu juga sebaliknya. Hal ini akan

menurunkan konsentrasi zat polutan di udara.

5. 2. 2. Permukiman

Pada peruntukan permukiman, yang diwakili oleh Arga Baja Pura dan

Palm Hills dengan sumber polutan yang sama yaitu aktivitas rumah tangga sehari-

hari seperti membakar sampah, menyapu halaman, memasak dan lain - lain

memiliki konsentrasi polutan yang berbeda. Arga Baja Pura memiliki konsentrasi

debu, HC, CO, NO2, SO2 dan kebisingan lebih tinggi dibandingkan dengan Palm

Hills, sedangkan untuk konsentrasi Pb kedua lokasi memiliki konsentrasi yang

sama.

Tingginya konsentrasi polutan di Arga Baja Pura dibandingkan dengan

Palm Hills dikarenakan jarak dengan sumber pencemar, letak topografi, kondisi

sekitar perumahan dan kondisi meteorologis kedua lokasi. Sumber pencemar

digolongkan berdasarkan mobilitas sumber pencemar, yaitu sumber diam

(stationary) dan sumber bergerak (kendaraan). Cerobong pabrik dan PLTU

merupakan contoh sumber pencemar diam dan kendaraan bermotor adalah sumber

pencemar bergerak.

Arga Baja Pura terletak dipinggir jalan utama yang menghubungkan

Cilegon dengan Merak, lokasi juga merupakan perumahan yang terdekat (berjarak

1 km) dengan Kawasan Industri Krakatau atau Krakatau Industrial Estate Cilegon

(KIEC), lain halnya dengan Palm Hills yang kondisinya jauh (berjarak 2 km) dari

jalan utama Kota Cilegon.

Arga Baja Pura berada pada kelerengan 0 - 8% (datar) sedangkan Palm

Hills berada pada kelerengan 15 - 25% (agak curam). Pada kelerengan yang datar

(Arga Baja Pura), angin akan menyebarkan polutan dengan merata karena

Page 43: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

45 sedikitnya halangan, sedangkan Palm Hills yang terletak di atas bukit sulit

dijangkau oleh polutan. Menurut Sastrawijaya (1991), kecepatan angin akan

mempengaruhi distribusi pencemar. Konsentrasi pencemar akan berkurang jika

angin berkecepatan tinggi dan membagikan kecepatan tersebut secara mendatar

atau vertikal. Angin dapat berperan sebagai pengencer polutan, kecepatan angin

akan mengalami peningkatan seiring dengan ketinggian tempat. Semakin tinggi

letak suatu tempat maka konsentrasi polutan semakin rendah karena dalam

perjalanannya telah terjadi pengenceran.

Perbedaan kondisi meteorologi pada saat pengukuran juga berpengaruh,

diantaranya suhu udara, kelembaban udara, arah angin dan kecepatan angin.

Pengukuran di kedua lokasi dilakukan pada hari yang sama dan hanya berbeda 45

menit (Arga Baja Pura memulai pengukuran lebih awal) dan didapatkan hasil

bahwa suhu udara di Arga Baja Pura lebih tinggi yaitu sebesar 320C - 350C

sedangkan Palm Hils sebesar 300C - 330C. Untuk kelembaban udara, Arga Baja

Pura memiliki %RH lebih rendah sebesar 56 - 64% dibandingkan dengan Palm

Hills sebesar 62 - 68%.

Kecepatan angin rata - rata Arga Baja Pura lebih rendah dibandingkan

dengan Palm Hills, Arga Baja Pura sebesar 3,4 km/jam sedangkan Palm Hills 10,9

km/jam, dengan arah angin dominan berasal dari barat menuju timur (Arga Baja

Pura) dan dari utara menuju selatan (Palm Hills). Kecepatan angin di Palm Hills

yang tinggi akan mempengaruhi kecepatan penyebaran polutan dan pencampuran

polutan dengan udara di sekitarnya. Semakin tinggi kecepatan angin maka

pencampuran dan penyebaran polutan dari sumber emisi di atmosfer akan

semakin besar sehingga konsentrasi zat pencemar menjadi encer, hal ini akan

menurunkan konsentrasi zat polutan di udara.

5. 2. 3. Industri

Pada peruntukan industri, yang diwakili oleh Gerem Raya dan Semang

Raya dengan sumber polutan yang sama yaitu cerobong pembuangan, aktivitas

produksi, aktivitas kendaraan berat yang keluar masuk industri memiliki

konsentrasi debu, HC, CO, NO2, SO2 dan Pb yang berbeda. Gerem Raya memiliki

konsentrasi debu, HC, CO, NO2, SO2 dan Pb lebih tinggi dibandingkan dengan

Semang Raya.

Page 44: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

46

Tingginya konsentrasi polutan di Gerem Raya dibandingkan dengan

Semang Raya dikarenakan jarak dengan sumber pencemar, kondisi sekitar dan

kondisi meteorologis kedua lokasi. Sumber pencemar digolongkan menjadi

sumber titik, sumber garis dan sumber area. Gerem Raya berdekatan dengan

Pelabuhan Merak (berjarak 5 km) dibandingkan dengan Semang Raya (berjarak

15 km). Pelabuhan Merak merupakan sumber pencemar titik sedangkan kawasan

industri Merak merupakan sumber pencemar area. Selain itu Gerem Raya terletak

dipinggir jalan utama yang menghubungkan Cilegon dan Merak.

Gerem Raya berada pada kelerengan 0 - 8% (datar) sedangkan Semang

Raya berada pada kelerengan 15 - 25% (agak curam). Pada kelerengan yang datar

(Gerem Raya), angin akan menyebarkan polutan dengan merata karena sedikitnya

halangan. Perbedaan kondisi meteorologi pada saat pengukuran juga berpengaruh,

diantaranya suhu udara, kelembaban udara, arah angin dan kecepatan angin.

Pengukuran di kedua lokasi didapatkan hasil bahwa suhu udara di Gerem Raya

(pengukuran selama 3 jam) lebih tinggi yaitu sebesar 320C - 340C sedangkan

Semang Raya (pengukuran selama 24 jam) sebesar 230C - 330C pada siang hari

dan 230C - 320C pada malam hari. Untuk kelembaban udara, Gerem Raya

memiliki %RH lebih rendah sebesar 58 - 64% dibandingkan dengan Semang Raya

sebesar 60 - 92% pada siang hari dan 64 - 94% pada malam hari.

Kecepatan angin rata - rata Gerem Raya lebih rendah dibandingkan

dengan Semang Raya, Gerem Raya sebesar 3,6 km/jam sedangkan Semang Raya

4,6 km/jam pada siang hari dan 2,0 km/jam pada malam hari, dengan arah angin

dominan berasal dari utara menuju selatan (Gerem Raya) dan dari selatan menuju

utara (Semang Raya). Kecepatan angin di Semang Raya yang tinggi akan

mempengaruhi kecepatan penyebaran polutan dan pencampuran polutan dengan

udara di sekitarnya.

Page 45: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

47 5. 3. Manfaat Hutan Kota

Manfaat hutan kota dapat dilihat dari jarak lokasi dengan hutan kota dan

konsentrasi polutan di lokasi tersebut. Jarak antar lokasi pengukuran dengan hutan

kota (Pusdiklat PT. KS) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jarak antar Lokasi Pengukuran dengan hutan kota

No Peruntukan Lokasi Jarak hutan kota

1. Padat transportasi

Nirmala Optik Polres Cilegon

2,73 km 1,69 km

2. Permukiman Arga Baja Pura Palm Hills

0,78 km 1,56 km

3. Industri Gerem Raya Semang Raya

3,9 km 4,29 km

Pada peruntukan padat transportasi, Nirmala Optik yang berjarak 2,73 km

dari hutan kota memiliki konsentrasi debu, HC, CO, NO2, SO2, Pb dan kebisingan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan Polres Cilegon yang berjarak 1,69 km dari

hutan kota. Sebaliknya pada peruntukan permukiman dan industri, lokasi yang

lebih dekat dengan hutan kota memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan

dengan lokasi yang jauh dengan hutan kota. Hal ini dikarenakan jarak dengan

sumber pencemar, kondisi meteorologis dan kondisi topografi lokasi pengukuran.

5. 4. Evaluasi Konsentrasi Polutan dan Kebisingan

Berdasarkan evaluasi konsentrasi polutan dan kebisingan dari tahun 2004 -

2006, pada peruntukan padat transportasi Nirmala Optik dan Polres Cilegon

mengalami peningkatan konsentrasi debu, HC, CO, NO2, SO2, Pb dan kebisingan.

Tabel dan diagram konsentrasi polutan dan kebisingan dapat dilihat pada

Lampiran 2. Peningkatan tersebut disebabkan semakin meningkatnya jumlah

kendaraan bermotor di Kota Cilegon, hal ini terlihat dari tabel jumlah kendaraan

bermotor dari tahun 2001 - 2005 (Lampiran 3). Dari jumlah kendaraan bermotor

4.014 pada tahun 2001 meningkat menjadi 10.975 kendaraan pada tahun 2005.

Kota Cilegon merupakan kota industri besar, kemajuan bidang industri

senantiasa diikuti dengan kenaikan jumlah penduduk, hal ini berdampak terhadap

kebutuhan akan transportasi, baik transportasi umum maupun transportasi pribadi,

selain itu Kota Cilegon juga merupakan pintu keluar masuk Pulau Jawa bagian

Page 46: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

48 barat yang menjadi lintasan kendaraan bermotor baik yang menuju dan keluar

Kota Cilegon. Hal ini diperkirakan menjadi faktor terhadap peningkatan

konsentrasi polutan akibat emisi (pelepasan) dari kendaraan bermotor.

Pada peruntukan permukiman dan industri, konsentrasi debu, HC, CO,

NO2, SO2, Pb dan kebisingan juga mengalami peningkatan. Hal tersebut

diakibatkan dari penambahan luas lahan untuk perumahan dan jumlah kepala

keluarga pada peruntukan permukiman, sedangkan pada peruntukan industri

disebabkan oleh peningkatan produksi dan penambahan luas lahan untuk industri.

Dampak dari kenaikan jumlah penduduk di Kota Cilegon menyebabkan

kebutuhan lahan untuk permukiman meningkat, dari luas lahan 4.160,31 Ha pada

tahun 2002 meningkat menjadi 4.815,82 Ha pada tahun 2004 (Bapeda Kota

Cilegon). Untuk jumlah rumah, peningkatan dilihat dari jumlah RT Kota Cilegon

dari tahun 2000 - 2005 serta jumlah kepala keluarga (KK) Kota Cilegon tahun

2000 - 2005 (Lampiran 3).

Peningkatan jumlah produksi (PT. Krakatau Steel) merupakan salah satu

penyebab meningkatnya konsentrasi polutan di Kota Cilegon. PT. Krakatau Steel

yang memproduksi besi spons, slab baja, baja lembaran panas, baja lembaran

dingin, billet baja dan batang kawat mengalami peningkatan produksi dari tahun

2004 sampai tahun 2005 (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cilegon),

disajikan pada Lampiran 4. Selain itu luas lahan untuk industri juga meningkat

dari 2.238,67 Ha pada tahun 2002 menjadi 2.955,51 Ha pada tahun 2004.

Kondisi tersebut bisa menjadi ancaman serius bila tidak dilakukan

tindakan. Bukan saja bagi lingkungan, tapi lebih jauh bisa mengakibatkan

menurunnya derajat kesehatan masyarakat Kota Cilegon dengan berjangkitnya

penyakit saluran pernapasan akibat polusi udara. Upaya penanggulangan yang

bisa dilakukan yaitu dengan membangun hutan kota sepanjang jalur jalan pada

peruntukan padat transportasi dan taman, arboretum serta tegakan campuran pada

peruntukan permukiman dan industri.

Page 47: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

49 5. 5. Pembangunan Hutan Kota

Pembangunan hutan kota di Kota Cilegon diusulkan dilakukan di seluruh

lokasi tetapi dengan tetap memperhatikan ketersediaan lahan yang ada di masing -

masing lokasi. Dahlan (1992) mengatakan untuk mendapatkan hasil pertumbuhan

tanaman serta manfaat hutan kota yang maksimal, beberapa informasi yang perlu

diperhatikan dan dikumpulkan antara lain:

1. Persyaratan edaphis: pH, jenis tanah, tekstur, altitude, salinitas dan lain-lain,

2. Persyaratan meteorologis: suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, radiasi

matahari,

3. Persyaratan silvikultur: kemudahan dalam hal penyediaan benih dan bibit

dan kemudahan dalam tingkat pemeliharaan,

4. Persyaratan umum tanaman:

Tahan terhadap hama dan penyakit, cepat tumbuh, kelengkapan jenis dan

penyebaran jenis, mempunyai umur yang panjang, mempunyai bentuk yang

indah, ketika dewasa sesuai dengan ruang yang ada, kompatibel dengan

tanaman lain, serbuk sarinya tidak bersifat alergis,

5. Persyaratan untuk pohon peneduh jalan:

Mudah tumbuh pada tanah yang padat, tidak mempunyai akar yang besar di

permukaan tanah, tahan terhadap hembusan angin yang kuat, dahan dan

ranting tidak mudah patah, pohon tidak mudah tumbang, buah tidak terlalu

besar, serasah yang dihasilkan sedikit, tahan terhadap pencemar dari

kendaraan bermotor dan industri, luka akibat benturan mobil mudah

sembuh, cukup teduh tetapi tidak terlalu gelap, kompatibel dengan tanaman

lain, daun, bunga, buah, batang dan percabangannya secara keseluruhan

indah, pada saat dewasa cocok dengan ruang yang tersedia, berumur

panjang, pertumbuhan cepat, tahan terhadap hama dan penyakit, dan

6. Persyaratan estetika:

Mempunyai tajuk dan bentuk percabangan yang indah, bunga dan buahnya

memiliki warna dan bentuk yang indah.

Page 48: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

50 5. 5. 1. Peruntukan Padat Transportasi

Hutan kota yang dibangun pada peruntukan padat transportasi yaitu berupa

jalur hijau terutama di sepanjang jalan utama Kota Cilegon. Tanaman yang

terdapat di jalur hijau digolongkan sebagai berikut (Harsana, 2004): 1). Pohon

yang berfungsi sebagai peneduh, pengarah, penghalang terik matahari, pengatur

iklim mikro, memberikan keseimbangan lingkungan dan memberikan pengaruh

psikologis bagi pengguna jalan, memberikan perasaan nyaman serta memberikan

perasaan senang dengan keindahan yang dimiliki, 2). Semak atau perdu yang

berfungsi sebagai pembatas jalur jalan, pembatas visual, pengarah, mengurangi

silau cahaya lampu kendaraan dan pemberi nilai estetis.

Kota Cilegon memiliki jalan utama yang memanjang dan lurus sehingga

untuk menghindari kejenuhan dan cahaya silau serta mempercantik kota perlu

ditanam pohon sepanjang jalan (Green belt). Jenis - jenis pohon yang dapat

ditanam pada jalur hijau diantaranya Mimusops elengi (tanjung), Swietenia

macrophylla (mahoni), Lagerstroemia speciosa (bungur), Oreodoxa regia (palm

raja), Pterocarpus indicus (angsana) dan Filicium decipiens (krey payung).

Hutan kota dengan fungsi peneduh jalan, penanamannya dilakukan dengan

berselang - seling dengan berganti - ganti jenis, atau satu jalur jalan hanya

ditanami dengan jenis tertentu sedangkan bagian jalan lainnya dengan jenis

tanaman yang berbeda dengan ruas jalan sebelumnya. Kemampuan tanaman untuk

beberapa jenis tanaman pelindung yang biasanya ditemukan dalam hutan kota

dengan berbagai ukuran daun akan menghasilkan besaran luas area teduh yang

berbeda. Daftar tanaman peneduh jalan dapat dilihat pada Lampiran 7.

5. 5. 2. Peruntukan Permukiman

Menurut Fakuara (1986), bentuk hutan kota permukiman yang dapat

dikembangkan antara lain :

1. Taman bermain untuk anak - anak, tanaman yang di tanam di dalamnya

adalah dari kombinasi yang ketinggiannya berbeda, disusun sedemikian rupa

untuk memenuhi fungsi keindahan, meredam suara, produksi oksigen dan

meningkatkan kenyamanan.

Page 49: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

51

2. Tanaman tepi jalan/trotoar, dibuat untuk tujuan meredam suara, menguapkan

air genangan, meningkatkan kenyamanan serta menahan silau sinar

kendaraan di malam hari. Jenis pohon yang dipakai untuk tujuan ini adalah

jenis pohon yang tidak terlalu tinggi, tajuknya rimbun serta tingkat

transpirasinya relatif tinggi.

3. Tanaman pekarangan.

4. Hutan kota.

Taman berisikan jenis vegetasi yang cukup beragam (multi jenis). Jumlah

vegetasi pengisi berkisar antara lima hingga dua puluh jenis vegetasi yang terdiri

atas vegetasi pohon dan non pohon, tetapi lebih didominasi oleh pohon. Adapun

jenis - jenis pohon yang dominan di taman diantaranya yaitu Samanea saman

(trembesi), Ficus benjamina (beringin), Delonix regia (flamboyan) dan

Caesalpinia pulcherrima (bunga merak). Daftar tanaman taman hutan dapat

dilihat pada Lampiran 8.

Hutan kota yang berbentuk pekarangan atau halaman rumah memiliki

keanekaragaman jenis yang lebih tinggi, sesuai dengan beragamnya pula minat

tiap pemilik rumah. Pada umumnya, tanaman - tanaman yang ditanam di halaman

rumah berupa jenis tanaman hias yang ukurannya relatif tidak begitu besar. Jenis -

jenis pohon besar yang ditanam di halaman rumah antara lain Mangifera indica

(mangga), Nephelium lapacceum (rambutan), Durio zibethinus (durian) dan

Averrhoa carambola (belimbing). Daftar tanaman kebun dan halaman dapat

dilihat pada Lampiran 9. Sedangkan jenis tanaman hias yang ditanam di halaman

rumah antara lain Chlorophytum comosum (lili alang putih), kaktus kodok dan

Rosa hybrida Hart. (bunga mawar). Daftar tanaman hias dapat dilihat pada

Lampiran 6.

5. 5. 3. Peruntukan Industri

Menurut Fakuara (1986), bentuk hutan kota kawasan industri yang dapat

dikembangkan antara lain:

1. Taman kawasan industri,

2. Hutan kota,

3. Taman parkir, dan

Page 50: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

52

4. Jalur hijau sepanjang jalan di dalam kawasan industri.

Taman kawasan industri dibuat dengan tujuan untuk istirahat para pekerja,

sebagai tempat yang terlindungi secara alami dari kebisingan, debu dan gas

buangan industri. Untuk dapat meredam debu udara, maka dipilih tanaman yang

mempunyai tajuk yang rimbun dan rapat serta berdaya tahan tinggi. Untuk

menyerap gas, maka dipilih tanaman yang mempunyai stomata yang banyak serta

mempunyai ketahanan yang baik terhadap gas tertentu, mempunyai tingkat

pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap serangan angin.

Jika digunakan untuk meredam kebisingan maka dipilih tanaman yang

rimbun daunnya, sedangkan untuk penghasil oksigen adalah yang mempunyai

tingkat pertumbuhan yang cepat. Pada kawasan industri bentuk dan struktur hutan

kota dibuat mengelompok (terkonsentrasi) dengan multi strata dan jenis yang

sedikit (tegakan yang kompak). Pohon yang dipilih memiliki tajuk yang rapat dan

jumlah daun yang banyak, memiliki sistem perakaran yang sangat kuat dan dalam,

serasah yang dihasilkan cukup banyak karena lantai hutan juga mampu menyerap

gas - gas berbahaya dari industri.

Page 51: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

53

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1. Kesimpulan

1. Parameter debu, HC dan kebisingan mempunyai nilai konsentrasi polutan

dan kebisingan di atas baku mutu, sementara CO hampir mendekati baku

mutu. Lokasi yang mempunyai nilai konsentrasi polutan di atas baku mutu

udara yaitu Nirmala Optik, Polres Cilegon, Gerem Raya, Arga Baja Pura

dan Semang Raya, sedangkan parameter NO2, SO2 dan Pb mempunyai

nilai konsentrasi di bawah baku mutu udara.

2. Berdasarkan evaluasi konsentrasi polutan dan kebisingan dari tahun 2004 -

2006, seluruh lokasi mengalami peningkatan konsentrasi polutan dan

kebisingan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah kendaraan

bermotor, kenaikan jumlah kepala keluarga dan peningkatan produksi di

Kota Cilegon, untuk itu diperlukan tindakan penanggulangan dengan

membangun hutan kota.

3. Pembangunan hutan kota di Kota Cilegon diusulkan dilakukan di seluruh

lokasi tetapi dengan tetap memperhatikan ketersediaan lahan yang ada di

masing - masing lokasi.

6. 2. Saran

1. Pembangunan hutan kota diharapkan menjadi prioritas utama Pemerintah

Kota Cilegon untuk meningkatkan kualitas udara.

2. Peningkatan kerjasama antara Pemerintah Kota Cilegon, industri dan

masyarakat dalam hal menjaga lingkungan terutama kualitas udara.

Page 52: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

54

DAFTAR PUSTAKA

Aji, B. S. 2006. Pemetaan Penyebaran Polutan sebagai bahan Pertimbangan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Cilegon (Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis) [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dahlan, E. N. 1992. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan. APHI. Jakarta.

----------------. 2004. Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan Kota. IPB PRESS. Bogor.

Fakuara, Y. 1986. Hutan Kota: Peranan dan Permasalahannya [Skripsi]. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Cetakan pertama. Kanisius. Jakarta.

Grey, G. W. & F. J. Deneke. 1978. Urban Forestry. John Wiley and Sons. New York.

Harsana, B. 2004. Fungsi Pengaman dan Estetika Jalur Hijau Jalan (Studi kasus di Jalan Pajajaran – Bogor) [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hasneni. 2004. Evaluasi Tingkat Pencemaran Udara Berdasarkan Konsentrasi Udara Ambien di Kota Bandung [Skripsi]. Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lakitan, B. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Neiburger, J; G. E. William & D. Bonner. 1995. Memahami Lingkungan Atmosfer kita. Penerbit ITB. Bandung.

Pusparini, M. 2002. Evaluasi Tingkat Pencemaran Udara Berdasarkan Konsentrasi Udara Ambien di DKI Jakarta [Skripsi]. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. Fakultas Matematika dan IPA. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rachmawati, D. S. 2005. Peranan Hutan Kota Dalam Menjerap dan Menyerap

Timbal (Pb) di Udara Ambien [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 53: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

55 Sastrawijaya, T. 1991. Pencemaran Lingkungan. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Soedomo, M. 2001. Kumpulan Karya Ilmiah Pencemaran Udara. Penerbit ITB. Bandung.

Sudharnoto, D. 1994. Peran/Fungsi Hutan Kota dalam Meningkatkan Kualitas Lingkungan (Tinjauan Aspek Kebisingan). Magister Ilmu Lingkungan. Program Pascasarjana. Universitas Indonesia. Jakarta.

Suharsono, H. 1992. Dampak terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan. Kumpulan Kuliah Kursus AMDAL 3. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sukarsono. 1998. Dampak Pencemaran Udara Terhadap Tumbuhan Di Kebun Raya Bogor. Tesis. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Tjasjono, B. 1999. Klimatologi Umum. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Page 54: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

56

Page 55: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

57 Lampiran 1.

Baku Tingkat Kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. 48/MENLH/11/1996

Peruntukan kawasan/ lingkungan kegiatan

Tingkat kebisingan (dBA)

Peruntukan Kawasan 1. Perumahan dan permukiman 552. Perdagangan dan jasa 70 3. Perkantoran dan perdagangan 65 4. Ruang terbuka hijau 50 5. Industri 70 6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60 7. Rekreasi 708. Khusus

• Bandar udara* • Stasiun KA* • Pelabuhan laut • Cagar budaya

70 60

Lingkungan kegiatan 1. Rumah sakit atau sejenisnya 55 2. Sekolah atau sejenisnya 55 3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55

Keterangan : *) Disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan.

Page 56: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

58 Lampiran 2.

Evaluasi Konsentrasi Polutan Kota Cilegon Tahun 2004 – 2006

No Peruntukan Lokasi Semester/ Tahun

Debu µg/m3

HC µg/m3

CO µg/m3

NO2 µg/m3

SO2 µg/

Pb µg/m3

Kebisingan (dB)

1 Padat transportasi

Nirmala Optik

II/2004 I/2005 II/2005 I/2006

339 522 629 686

523 621 654 686

4.2294.686 5.143 5.600

15,86 16,82 18,51 37,81

6,26 10,51 14,46 17,70

0,21 0,24 0,30 0,39

68,5 73,0 73,9 81,2

Polres Cilegon II/2004 I/2005 II/2005 I/2006

204 238 263 382

170 469 506 523

1.371 4.357 4.400 4.571

8,95 16,7222,08 27,30

3,52 9,62 9,76

13,97

0,12 0,17 0,24 0,26

63,3 64,3 65,5 75,7

2 Permukiman Arga Baja Pura

II/2004 I/2005 II/2005 I/2006

67 79 92

120

91 93

104 137

686 829 929

1.029

7,45 8,05 8,60 9,57

3,50 3,91 4,35 5,14

<0,03 <0,03 0,04 0,07

44,6 45,6 47,4 55,2

Palm Hills II/2004 I/2005 II/2005 I/2006

32 52 60 90

59 65 78

124

457 457 571

1.486

4,78 5,31 6,01 6,59

2,44 2,41 4,51 7,40

<0,03 <0,03 <0,03 0,05

49,1 49,8 50,5 51,5

3 Industri Gerem Raya

II/2004 I/2005 II/2005 I/2006

306 342 360 432

550 617 650 719

5.914 6.571 6.685 7.771

18,36 19,18 19,22 20,28

11,37 12,12 13,55 15,38

0,12 0,29 0,34 0,37

68,3 69,1 69,6 70,9

Semang Raya II/2004 I/2005 II/2005 I/2006

82 91 95

102

144 157 163 170

814 843 929

1.371

9,68 10,08 10,36 11,17

5,82 7,28 5,35

11,46

0,04 0,04 0,05 0,09

45,3 46,3 49,1 59,9

Sumber: Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon.

1. Diagram konsentrasi Debu dari Tahun 2004 – 2006 di tiap Lokasi Pengukuran

0

100

200

300

400

500

600

700

µg/m3

NirmalaOptik

PolresCilegon

Arga BajaPura

Palm Hills Gerem Raya SemangRaya

Lokasi pengukuran

Debu

Smtr II Thn 2004 Smtr I Thn 2005 Smtr II Thn 2005 Smtr I thn 2006

Page 57: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

59 Lampiran 2 (lanjutan).

2. Diagram konsentrasi HC dari Tahun 2004 – 2006 di tiap Lokasi Pengukuran

3. Diagram konsentrasi CO dari Tahun 2004 – 2006 di tiap Lokasi Pengukuran

0

100

200

300

400

500

600

700

800

µg/m3

NirmalaOptik

PolresCilegon

Arga BajaPura

Palm Hills Gerem Raya SemangRaya

Lokasi pengukuran

HC

Smtr II Thn 2004 Smtr I Thn 2005 Smtr II Thn 2005 Smtr I thn 2006

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

µg/m3

NirmalaOptik

PolresCilegon

Arga BajaPura

Palm Hills Gerem Raya SemangRaya

Lokasi pengukuran

CO

Smtr II Thn 2004 Smtr I Thn 2005 Smtr II Thn 2005 Smtr I thn 2006

Page 58: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

60 Lampiran 2 (lanjutan).

4. Diagram konsentrasi NO2 dari Tahun 2004 – 2006 di tiap Lokasi Pengukuran

5. Diagram konsentrasi SO2 dari Tahun 2004 – 2006 di tiap Lokasi Pengukuran

0

5

10

15

20

25

30

35

40

µg/m3

NirmalaOptik

PolresCilegon

Arga BajaPura

Palm Hills Gerem Raya SemangRaya

Lokasi pengukuran

NO2

Smtr II Thn 2004 Smtr I Thn 2005 Smtr II Thn 2005 Smtr I thn 2006

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

µg/m3

NirmalaOptik

PolresCilegon

Arga BajaPura

Palm Hills Gerem Raya SemangRaya

Lokasi pengukuran

SO2

Smtr II Thn 2004 Smtr I Thn 2005 Smtr II Thn 2005 Smtr I thn 2006

Page 59: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

61 Lampiran 2 (lanjutan).

6. Diagram konsentrasi Pb dari Tahun 2004 – 2006 di tiap Lokasi Pengukuran

7. Diagram Tingkat Kebisingan dari Tahun 2004 – 2006

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

µg/m3

NirmalaOptik

PolresCilegon

Arga BajaPura

Palm Hills Gerem Raya SemangRaya

Lokasi pengukuran

Pb

Smtr II Thn 2004 Smtr I Thn 2005 Smtr II Thn 2005 Smtr I thn 2006 3-D Column 5

0

1020304050607080

90

Desibel

NirmalaOptik

PolresCilegon

Arga BajaPura

Palm Hills GeremRaya

SemangRaya

Lokasi pengukuran

Kebisingan

Smtr II Thn 2004 Smtr I Thn 2005 Smtr II Thn 2005 Smtr I thn 2006

Page 60: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

62 Lampiran 3.

Data Sosial Ekonomi Kota Cilegon

1. Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Cilegon Tahun 2001 – 2005

Tahun 2001 2002 2003 2004 2005

Jumlah Kendaraan bermotor 4.014 7.631 9.103 10.121 10.975

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Cilegon.

2. Jumlah Kepala Keluarga Kota Cilegon Tahun 2000 – 2004

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004

Jumlah Kepala Keluarga (KK) 62.571 61.646 63.417 66.967 69.513

Sumber: Badan Perencana Daerah Kota Cilegon.

3. Jumlah RT Kota Cilegon 2000 – 2005

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Jumlah RT 833 860 867 890 910 920

Sumber Data : BKKBN Kota Cilegon.

4. Jumlah Penduduk Kota Cilegon Tahun 2000-2004

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004

Jumlah penduduk (jiwa) 294.936 301.225 309.097 331.024 334.185

Sumber Data : BPS Kota Cilegon.

Page 61: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

63 Lampiran 4.

Jumlah Produksi PT. Krakatau Steel Tahun 2004 – 2005

No Produksi 2004 Produksi 2005 Komoditi Jumlah Satuan Komoditi Jumlah Satuan

1. Besi spons 694.179 ton Besi spons 717.845 ton 2. Slab baja 538.752 ton Slab baja 719.862 ton 3. Baja lembaran

panas 721.474 ton Baja lembaran

panas 747.390 ton

4. Baja lembaran dingin

275.032 ton Baja lembaran dingin

354.600 ton

5. Billet baja 195.737 ton Billet baja 234.250 ton 6. Batang kawat 154.758 ton Batang kawat 177.283 ton

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cilegon.

Page 62: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

64 Lampiran 5.

1. Penggunaan Lahan untuk Permukiman Tahun 2002 dan 2004

Tahun 2002 2004

Luas lahan permukiman 4.160,31 Ha 4.815,82 HaSumber: Bapeda Kota Cilegon.

2. Penggunaan Lahan untuk Industri Tahun 2002 dan 2004

Tahun 2002 2004

Luas lahan industri 2.238,67 Ha 2.955,51 Ha Sumber: Bapeda Kota Cilegon.

Page 63: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

65

Lampiran 6. Daftar Tanaman Hias

No. Nama Daerah Nama Latin No. Nama Daerah Nama Latin

1 Air mancur Jakobinia cornea 63 Landep Barleria crisfota

2 Air mata pengantin Antigonon leptosus 64 Lidah mertua Sanseviera trifasciata

3 Alamanda Allamanda cathartica 65 Lili paris Chlorophytum sp.

4 Alokasia Alocasia sp. 66 Mawar Rosa hybrida

5 Anyelir Dianthus caryophyllus 67 Melati Jasminum sambac

6 Arairut Marantha arundinacea 68 Miyana mangkuk Iresina herbstii

7 Bambu kuning Bambusa vulgaris 69 Monstera Monstera deliciosa

8 Bakung Cainum asiaticum 70 Nona makan sirih Clerodendrum sp.

9 Begonia rambut Ciscus bicolor 71 Nusa indah Musaena ahphillippica

10 Begonia rex Bigonia sp. 72 Ohna Ochna kirkii

11 Bintang buni Crytanthus sp. 73 Oleander Nerium olender

12 Bunga angsa Aristolochia sp. 74 Pacar Impatiens balsamina

13 Bunga harumsari Buddleja asiatica 75 Pacar cina Agloia odorata

14 Bunga bokor Hydrangea hortensis 76 Pacing Costus sp.

15 Bunga kana Canna indica 77 Palem australia Normanbya normanbyi

16 Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea 78 Palem bambu Chamaedorea erumpius

17 Bunga kancing Gomphrena globosa 79 Palem bambu Mascarena sp.

18 Bunga kuku macan Mucuna bennetii 80 Palem botol Revaogehaganii

19 Bunga matahari Helianthus annus 81 Palem ekor ikan Caryota mitis

20 Bunga mentega Taberna emontana coronaria 82 Palem pilifina Veitchia philippinensis 21 Bunga pukul empat Mirabilis jalapa 83 Palem jari Rhapis excelsa 22 Bunga tiga hari Brunfelsia ansericana 84 Palem kipas Livistona rotundifolia 23 Bugenvil Bougainvillea spectabilis 85 Palem kuning Chrysalidocarpus

lutescens 24 Bungur Lagerstroemia indica 86 Palem kol Licuala grandis

25 Cempaka Michelia champaka 87 Palem merah Cyatostachys lakka 26 Cente Lantana camara 88 Palem raja Roystonea regia

27 Cocor bebek Kalanchoe pinnuta 89 Paku pelanduk Pteris ensiformis

28 Daun beludru Gynura aurantiaca 90 Pandan hias Pandanus dubius

29 Daun panah Syngonium albolineatum 91 Pinang irisan Ptychosperma macorthurii

30 Daun saputangan Maniltoa grandiflora 92 Pinang monyet Areca vestiara

31 Daun zebra Zebrina pendula 93 Pinang tutul Pinanga densiflora 32 Dilem Coleus sp. 94 Pisang hias Heliconia Collinsiana

33 Drasena Dracaena sp. 95 Pohon bahagia Dieffenbachia sp.

34 Duranta Duranta erecta 96 Pohon saputangan Browned sp.

35 Duri cangkang Opuntia schumanii 97 Portulaka Portulaca grandiflora

36 Ekor cendrawasih Phylanthus alternifolia 98 Primula Primula denticulata 37 Ekor keledai Sedum morgalianum 99 Pucuk emas Galphinia gracilis

38 Ekor musang Lycopodium carinatum 100 Pulkra Kaemferia pluchra

Page 64: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

66

39 Kere payung Filicium decipiens 101 Puring Codeaum variegatum

40 Flamboyan Delonix regia 102 Rane Selaginella plana

41 Gladiol Gladiolus hortulanus 103 Sambang Lapsia spinosa

42 Gloxinia Gloxinia speciosa 104 Sambang colok Aerva sp.

43 Handeleum Graptohylum pictum 105 Selandang darah Hemigraphis alternata

44 Hanjuang Cordylin sp. 106 Selandang putih Spathiphylum cannaefalium

45 Herbras Gerbera jamesonii 107 Senduduk Melastoma malabathricum

46 Homalomena Homalomena rubra 108 Seruni Wedelia montana 47 Jarak Jatropha multifida 109 Sirih belanda Scindapsus aureus 48 Kalatea Calathea sp. 110 Sirih Gading Rhaphidophora aurea

49 Kastuba Euphorbia pulcherrima 111 Sirih hias Peperomia sanderii

50 Kecubung Dafura metel 112 Suji Pleomele angustifolia

51 Keladi hias Caladium sp. 113 Tanaman lurik Geogenanthus undatus

52 Kembang bulan Tethonia diversifolia 114 Tanaman mosaik Fittonia sp.

53 Kembang emas Stephanotis floribunda 115 Tanaman perak Pilea cadierei

54 Kembang merak Caesalpinia pulcherrima 116 Tapak darah Catharanthus rosea

55 Kembang pita Storophanthus grandiflora 117 Tatarompetan Ipomoea tripida

56 Kamboja putih Plumeria alba 118 Teratai kecil Nymphaea lotus

57 Kembang sepatu Hibiscus rosasinensis 119 Terompet gading Randia maculata

58 Kembang soka Ixora coccinea 120 Verbena Verbena laciniata

59 Kembang sungsang Gloriosa superba 121 Violces Saintpaulia ionantha

60 Kemuning Muraya paniculata 122 Wanga Pigafetta filaris.

61 Kol banda Pisonia alba

62 Koreopsis Coreopsis sp.

Sumber: Departemen Kehutanan (2000).

Page 65: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

67

Lampiran 7.

Daftar Tanaman Sebagai Peneduh Jalan

No. Nama Daerah Nama Latin No. Nama Daerah Nama Latin

1 Flamboyan Delonix regia 14 Jakaranda Jacaranda filicifolia

2 Angsana Pterocarpus indicus 15 Liang liu Salix babilinica

3 Ketapang Terminalia catappa 16 Kismis Muehlenbeckia sp.

4 Kupu-kupu Bauhinia purpurea 17 Ganitri Elaeocarpus spahaericus

5 Kere payung Filicium decipiens 18 Saga Adenanthera povoniana

6 Johar Cassia multiyoga 19 Anting-anting Elaeocarpus grandiflorus

7 Tanjung Mimusops elengi 20 Asam kranji Pithecelobium dulce

8 Mahoni Swientenia mahagoni 21 Johar Cassia siamea

9 Akasia Acacia auriculiformis 22 Cemara Cupresus papuana

10 Bungur Lagerstroemia loudonii 23 Pinus Pinus merkusii

11 Kenari Canarium commune 24 Beringin Ficus benjamina

12 Damar Agathis alba

13 Nyamplung Calophyllum inophyllum

Sumber: Departemen Kehutanan (2000).

Page 66: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

68

Lampiran 8.

Daftar Tanaman Taman Hutan

No. Nama Daerah Nama Latin No. Nama Daerah Nama Latin 1 Bungur Lagerstromia speciosa 32 Kepuh Sterculia foetida 2 Jening Pithecolobium lobatum 33 Dadap Erythrina cristagalli 3 Khaya Khaya anthotheca 34 Salam Eugenia polyantha 4 Pingku Dysoxylum excelsum 35 Sungkai Pheronema canescens 5 Lamtorogung Leucaena lecocephala 36 Matoa/kasai Pometia pinnata 6 Puspa Schima wallichii 37 Locust Hymenaea courbaril7 Kenanga Canangium adoratum 38 Ebony/kayuhitam Dyospiros celebica 8 Kisireum Eugenia cymosa 39 Kempas Kompasia excelsa 9 Manglid Michelia velutina 40 Sawo kecik Manilkara kauki

10 Flamboyan Delonix regia 41 Asam Tamarindus indica 11 Tanjung Mimusops elengi 42 Pingku Dysoxyllum exelsum12 Trembesi Samanea saman 43 Johar Cassia grandis 13 Beringin Ficus benjamina 44 Angsana Pterocarpus indicus 14 Kepuh Sterculia foetida 45 Tengkawang layar Shorea mecistopteryx15 Angsret Spathodea campanulata 46 Kecapi Shandoricum koetjape 16 Nyamplung Callophylum inophyllum 47 Palem Raja Oerodoxa regia 17 Leda Eucalyptus deglupta 48 Kalak Poliantha lateriflora 18 Tengkawanglayar Shorea mecistopteryx 49 Saputangan Maniltoa brawneodes

19 Johar Cassia siamea 50 Bacang Manejitera foetida 20 Merbau pantai Intsia bijuga 51 Kayu manis Cinnamomun burmanni 21 Tengkawangmajau Shorea palembanica 52 Kawista Feronia limonia 22 Hoe Eucaliyptus platyphylla 53 Kenanga Canangium odoratum 23 Merawan Hopea mangarawan 54 Khaya K. sinegalensis 24 Blabag Terminalia citrina 55 Khaya K. grandiflora 25 Pala hutan Myristica fatua 56 Khaya K. anthotheca 26 Cemara sumatra Casuarina sumatrana

27 Palur raja Oreodoxa regia

28 Kibeusi leutik Lindera srtichchytolia

29 Kaliandra Calliandra marginata

30 Balam sudu Palaguium sumatranum

31 Sawo duren Crysophyllum cainito Sumber: Departemen Kehutanan (2000).

Page 67: KONDISI KUALITAS UDARA KOTA CILEGON SEBAGAI BAHAN ... · Proses produksi yang terjadi, kondisi transportasi dan permukiman di Kota Cilegon berpotensial akan ... hal ini berkaitan

69

Lampiran 9.

Daftar Tanaman Kebun dan Halaman

No. Nama Daerah Nama Latin No. Nama Daerah Nama Latin

1 Nangka Artocarpus integra 15 Durian Durio zibethinus

2 Kenanga Canangium odoratum 16 Manggis Garcinia mangostana 3 Sirsak Annona muricata 17 Coklat Theobroma cacao 4 Srikaya A. squamosa 18 Duwet Eugenia cuminii 5 Pala Myristica fragrans 19 Cengkeh E. aromatica 6 Alpokat Persea americana 20 Jambu bol E. malaccensis

7 Belimbing Averrhoa carambola 21 Jambu air E. aquea

8 Jeruk Citrus sp. 22 Sawo manila Achras zapota 9 Mangga Mangifera indica 23 Sawo kecik Manilkara kauki

10 Rambutan Nephelium lappaceum 24 Kopi Coffea robusta

11 Kedondong Spondias rarak 25 Kopi C. Arabica

12 Kemiri Aleurites moluccana 26 Randu Ceiba pentandra 13 Wuni Antidesma bunius 27 Petai Parkia speciosa

14 Jambu monyet Anacardium occidentale

Sumber: Departemen Kehutanan (2000).