Komunikasi dalam manajemen pendidikan

16
MANAJEMEN PENDIDIKAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN KELOMPOK 8 : 1. IKHSAN RUSLY HARPENDI 1102412085 2. ALI MUSTOFA 1102412087 3. M. AKBAR YANUAR M. 1102412089 4. KARTIN YULIYANTI 1102412091 5. LAILIYATUL AINIYAH 1102412055 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Transcript of Komunikasi dalam manajemen pendidikan

Page 1: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

MANAJEMEN PENDIDIKAN

KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN

KELOMPOK 8 :

1. IKHSAN RUSLY HARPENDI 11024120852. ALI MUSTOFA 11024120873. M. AKBAR YANUAR M. 11024120894. KARTIN YULIYANTI 11024120915. LAILIYATUL AINIYAH 1102412055

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

Page 2: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena semua orang atau

kelompok melakukan interaksi. Komunikasi terjadi dimanapun kita berada karena

menyentuh segala aspek kehidupan kita.

Sebuah penelitian (Applboum, 1974 : 63) menyebutkan bahwa tiga perempat (70%)

waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi – membaca, menulis dan

mendengar an (We spend an estimated three-fourths of our waking hours in some form

of communications-reading, writing, speaking and listening) Komunikasi menentukan

kualitas hidup kita.

Komunikasi adalah kemampuan mengirimkan pesan dengan jelas, manusiawi, efisien

dan menerima pesan secara akurat (D.B. Curtis, 1992). Sedangkan menurut Wibowo

komunikasi merupakan aktifitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep yang

kita miliki dan keinginan yang ingin kita sampaikan pada orang lain. Atau sebagai seni

mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan. (B.S.Wibowo,

2002). Dalam "bahasa" komunikasi dinamakan pesan (message), yang menyampaikan

pesan disebut komunikator (communicator/sender), dan yang menerima pesan disebut

komunikan (communicatee/receiver).

Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat

dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang

pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur,

sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga

Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership is Communication. Kemampuan

berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam

melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (flower) guna

meralisir gagasannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya

kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk

mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam

organisasi. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan

pengawasan dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya

Page 3: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko,

2003: 8). Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu

pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara

mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan

untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7)

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua

usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan

utama mengapa manajemen itu dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan.

Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua :

Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-

kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan

karyawan, maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi

perdagangan, masyarakat dan pemerintah. Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan

efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda.

Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.

Komunikasi dalam organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan

pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya

dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai

tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Manajemen sering mempunyai

masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang efektif sangat penting

bagi para manajer, paling tidak ada dua alasan, pertama, komunikasi adalah proses

melalui mana fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan dapat dicapai; kedua, komunikasi adalah kegiatan dimana

para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu mereka.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep komunikasi dalam manajemen pendidikan

2. Untuk Mengetahui hakekat komunikasi

3. Untuk Mengetahui pendidikan sebagai proses komunikasi

4. Untuk mengetahui peran teknologi komunikasi dalam pendidikan dan

5. Untuk mengetahui Komunikasi dalam pendidikan

Page 4: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

I. HAKEKAT KOMUNIKASI

Secara Etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin "communicatio". Istilah ini

bersumber dari kata "communis" yang berarti sama;maksudnya sama makna atau sama

arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan

antara komunikator dan komunikan. Sehingga definisi Hakikat Komunikasi adalah

proses pernyataan antar-manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran dan perasaan

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Pada hakikatnya, komunikasi yaitu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan. Dan proses komunikasi ini dikategorikan kedalam dua perspektif.

1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis.

Proses ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika terjadi proses

komunikasi, penyampaian dan penerimaan pesan oleh dan dari komunikator ke

komunikasn, maka dalam diri mereka terjadi suatu proses. Pesan yang disampaikan

terdiri dari dua aspek yakni isi pesan (the content of language) dan lambang (symbol).

Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran dan perasaan, sedangkan lambang adalah bahasa.

2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis.

Proses ini berlangsung ketika komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan

secara lisan ataupun non lisan. Ketika komunikator menyampaikan pesan melalui bibir

kalau lisan dan tangan jika tulisan. Dan penangkapan pesan oleh komunikan dapat

dilakukan dengan indera telinga, indera mata, dan indera lainnya.

Jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan mengenai isi

pesan, maka komunikasi tidak terjadi, berarti prosesnya tidak efektif dan komunikatif.

Proses ini diklasifikasikan menjadi :

a. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan dengan

menggunakan lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Ada dua jenis lambang ini,

yaitu verbal dan non-verbal.

Page 5: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

1) Lambang Verbal: Yakni bahasa, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

2) Lambang non-verbal: Yakni yang bukan berupa bahasa, seperti isyarat anggota

tubuh, gesture, tanda-tanda yang bukan berupa bahasa baik lisan ataupun tulisan.

b. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana untuk

menyampaikan pesannya. Penggunaan media/alat ini dikarenakan jarak/jauhnya antara

komunikator dan komunikan, atau benyaknya jumlahnya, atau kedua-duanya.

Contoh: Menggunakan surat, surat kabar, radio, atau televisi.

c. Proses komunikasi secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan sebagai titik terminal. Berlangsung pada situasi komunikasi tatap

muka (face-to-face communication). maupun dalam situasi komunikasi bermedia

(mediated communication). Komunikasi ini hanya terjadi satu arah, tanpa feedback dari

komunikan kepada komunikator.

d. Proses komunikasi secara sirkuler adalah proses penyampaian pesan yang terjadi

feedback/ umpan balik terhadap pesan yang disampaikan komunikator terhadap

komunikan.

Page 6: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

II. PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI

1. Peran Komunikasi Dalam Dunia Pendidikan

Dalam suatu proses pendidikan membutuhkan komunikasi yang baik, sehingga apa yang disampaikan, dalam hal ini materi pelajaran, oleh komunikator (guru) kepada komunikan (siswa) bisa dicerna oleh siswa dengan optimal, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai bisa terwujud. Tidak mungkin bila komunikasi dilakukan tidak baik maka hasilnya akan bagus. Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab II Pasal 3 berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,  kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dicanangkan itu tidak mungkin terwujud bila tidak dibarengi dengan faktor lain. Salah satunya adalah komunikasi. Tentunya masih banyak faktor lain seperti kualitas SDM guru, sarana, kebijakan peme-rintah, anggaran, laboratorium dan lainnya.

Terkait komunikasi dalam pendidikan, ada sejumlah orang yang berperan yakni guru dan siswa. Ini harus dilihat secara menyeluruh. Guru merupakan orang yang dianggap mampu mentransfer materi ajar, gagasan, wawasan lainnya kepada siswa haruslah dipandang sebagai sebuah proses belajar mengajar. Tetapi guru juga tidak boleh anti kritik. Justru dengan kriti dan saran itu akan menambah wawasan lain dan umpan balik dalam belajar akan semakin hidup dan menyenangkan. Jangan sampai guru memiliki sifat otoriter atas semua kebijakan di sekolah saat mengajar. Jangan jadikan siswa sebagai objek. Justru sebaliknya, siswa harus dijadikan subjek dalam sebuah pembelajaran. Disinilah pentingnya seorang guru memiliki komunikasi yang lancar, baik dan mampu menggerakkan siswa untuk melakukan interaksi. Membuat suasana belajar menyenangkan, nyaman, dan tak tertekan.

2. Tujuan Komunikasi dalam Proses Pendidikan

Pada hakikatnya tujuan komunikasi itu adalah bagaimana bisa dan mampu merubah suatu sikap (attitude), pendapat (opinion), perilaku (behavior), ataupun perubahan secara sosial (social change). Yang ini sama halnya dalam dunia pendidikan, komunikasi dapat merubah suatu sikap , perilkau seorang murid ataupun seorang guru baik itu dalam dunia sekolah ataupun di luar lingkungan sekolah, terjalinnya komuniakasi dalam proses pembelajaran sehingga akan tercapainya tujuan penidikan yang efektif dan efisien.

Page 7: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

3. Fungsi Komunikasi

Fungsi umum komunikasi baik dalam system pendidikan ataupun tidak adalah sebagai informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif (entertainment) (Effendy, 1981:26). Maksudnya secara singkat ialah komunikasi berfungsi memberi keterangan, memberi data atau fakta yang berguna bagi peserta didik sehingga dalam proses pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan efisien. Di samping itu, komunikasi juga berfungsi, mendidik masyarakat ataupun peserta didik, mendidik setiap orang dalam menuju pencapaian kedewasaan bermandiri. Seseorang bisa banyak tahu karena banyak mendengar, banyak membaca dan banyak berkomunikasi. Berikutnya adalah fungsi persuasif, maksudnya ialah bahwa komunikasi sanggup “membujuk” orang untuk berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginkan oleh komunikator. Sedangkan yang terakhir ialah fungsi hiburan. Ia dapat menghibur orang pada saat yang memungkinkan. Mendengarkan dongeng, membaca bacaan ringan, adalah contohnya.

II. PERAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN

Kegiatan pembelajaran yang efektif memerlukan suatu media yang mendukung

penyerapan informasi sebanyak-banyakanya. Seiring dengan perkembangan jaman,

maka teknologi informasi berperan penting sebagai sarana untuk mendapatkan sumber

informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan materi pelajaran yang

diajarkan. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada

lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:

1. dari pelatihan ke penampilan,

2. dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,

3. dari kertas ke “on line” atau saluran,

4. fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,

5. dari waktu siklus ke waktu nyata.

Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media

komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara

guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga

dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut (Rosenberg, 2001).

Page 8: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

III. KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN

Kata atau istilah komunikasi dalam Bahasa Inggris adalah communication. Secara etimo-

logis atau asal katanya adalah dari bahasa Latin yakni communicatus, dan perkataan ini

bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’

atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan

atau kesamaan makna. (Adi Prakosa).

Dalam Kamus Inggris Indonesia (John M. Echlos:1996) ditemukan kata communication,

yang berarti hubungan, komunikasi, pemberitahuan, pengumuman, dan sebagainya.

Yang jelas komunikasi itu lebih kepada menyampaikan suatu pesan yang dilakukan oleh

komunikator (orang yang menyampaikan pesan) kepada komunikan (penerima pesan)

yang disertai sarana untuk mencapai suatu tujuan dengan ditandai adanya reaksi dari

komunikan itu dalam merespon isi pesan tersebut. Karena dalam komunikasi harus ada

timbal balik (feed back) antara komunikator dengan komunikan.

Begitu juga dengan pendidikan membutuhkan komunikasi yang baik, sehingga apa yang

disampaikan, dalam hal ini materi pelajaran, oleh komunikator (guru) kepada komunikan

(siswa) bisa dicerna oleh siswa dengan optimal, sehingga tujuan pendidikan yang ingin

dicapai bisa terwujud. Tidak mungkin bila komunikasi dilakukan tidak baik maka

hasilnya akan bagus.

Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab II Pasal 3 berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu,  kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Terkait komunikasi dalam pendidikan, ada sejumlah orang atau faktor yang berperan

yakni guru dan siswa. Ini harus dilihat secara menyeluruh. Guru merupakan orang yang

dianggap mampu mentransfer materi ajar, gagasan, wawasan lainnya kepada siswa

haruslah dipandang sebagai sebuah proses belajar mengajar. Tetapi guru juga tidak boleh

anti kritik. Justru dengan kriti dan saran itu akan menambah wawasan lain dan umpan

balik dalam belajar akan semakin hidup dan menyenangkan. Jangan sampai guru

Page 9: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

memiliki sifat otoriter atas semua kebijakan di sekolah saat mengajar. Jangan jadikan

siswa sebagai objek. Justru sebaliknya, siswa harus dijadikan subjek dalam sebuah

pembelajaran.

Di sinilah pentingnya seorang guru memiliki komunikasi yang lancar, baik dan mampu

menggerakkan siswa untuk melakukan interaksi. Membuat suasana belajar

menyenangkan, nyaman, dan tak tertekan. Guru bukan hanya sebagai orang yang me-

ngajar, tetapi lebih dari itu yakni sebagai orang tua, rekan, maupun sahabat. Karena ada

siswa yang tidak mau terbuka kepada orang tua, tetapi kepada guru bisa terbuka terkait

dengan persoalan atau masalah yang sedang dihadapinya, sehingga rasa kasih sayang

dari seorang guru kepada siswa akan menjadikan motivasi tersendiri. Kemudian guru

yang berperan sebagai teman harus mampu membuat siswa bergaul dengan leluasa

dalam artian ada batasnya. Jelas ini akan menambah percaya diri siswa dalam belajar.

Karena pada hakikatnya tujuan komunikasi itu adalah bagaimana bisa dan mampu

merubah suatu sikap (attitude), pendapat (opinion), perilaku (behavior), ataupun

perubahan secara sosial (social change).

Perubahan sikap seorang komunikan (siswa) setelah materi dari guru (komunikator) ter-

gambar bagaimana sikap siswa itu dalam keseharian baik di sekolah maupun

lingkungannya. Tentunya perubahan ke arah yang lebih baik, bukan sebaliknya.

Kemudian perubahan pendapat siswa akan terjadi bila gagasan yang diberikan guru

bersifat global. Jelas siswa akan menangkap materi ajar itu berbeda-beda, siswa akan

mampu menafsirkan apa yang diajarkan oleh guru tadi yang kemudian bisa

mengeluarkan penadapat atau beropini. Begitu juga dengan perubahan prilaku dalam

kehidupan sehari-hari. Misalnya apakah prilaku siswa sudah sesuai apa yang

dicontohkan di sekolah, misalnya cuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum tidur dan

lain-lain. Yang tak kalah pentingnya adalah perubahan sosial, karena persoalan ini lebih

kepada hubungan interpersonal, menjadikan hubungan yang lebih baik. (Ade Jahran;

Wartawan Radar Banten)

Page 10: Komunikasi dalam manajemen pendidikan

BAB III

PENUTUP

Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media

teknologi pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan mengidentifikasi permasalahan

yang dihadapi dalam belajar kemudian dicarikan pemecahannya melalui aplikasi

Teknologi Informasi yang sesuai.Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama

masalah yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara

penggunaan berbagai sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran yang

berfungsi sebagai alat bantu dalam meningkatkan kadar hasil belajar peserta didik.

Teknologi informasi digunakan sebagai media untuk mempermudah pencarian informasi

tersebut.

Pedoman komunikasi yang baik yaitu, Teliti tujuan sebenarnya dalam setiap

berkomunikasi, Pertimbangkan keadaan fisik dan fisikhis orang lain dalam

berkomunikasi, Konsultasikan dengan berbagai pihak setiap proses manejemen mulai

dari merencanakan sampai evaluasi, Perhatikan tekanan nada dan eksperesi wajah sesuai

dengan isi pesan yang disampaikan., Perhatikan konsistensi dalam berkomunikasi,

Jadilah pendengar yang baik dalam berkomunikasi.

Siapa pun orangnya, sama-sama mengakui pentingnya komunikasi dalam manajemen

sebuah organisasi–baik kecil maupun besar. Dengan keyakinan seperti itulah akhirnya

komunikasi yang intensif dalam merencanakan, mengatur, menjalani dan mengevaluasi

program-program di dalam organisasi tidak dibudayakan.

Mandeknya arus komunikasi antara berbagai komponen organisasi yang telah akut

menyebabkan berbagai kemungkinan buruk terhadap kemajuan dari organisas itu sendiri.

Fungsi dan peranan organisasi menjadi pudar dan hilang. Karena memang komunikasi

efektif tidak dibangun secara bertahap, konflik dari berbagai kepentingan membuyarkan

kebermaknaan organisasi tersebut. Mereka yang merasa memiliki power kemudian bisa

bersikap menekan dan mengintimidasi komponen yang lemah. Dari sini pula makna

kebersamaan dalam berorganisasi menjadi buyar dengan sendirinya.

Page 11: Komunikasi dalam manajemen pendidikan