Kompleks o Metri

19
KOMPLEKSO METRI

Transcript of Kompleks o Metri

Page 1: Kompleks o Metri

KOMPLEKSO

METRI

Page 2: Kompleks o Metri

• Senyawa kompleks dapat didefinisikan sebagai senyawa yang terbentuk antara 2 senyawa kimia dengan mekanisme donor-akseptor elektron atau senyawa asam-basa menurut Lewis.

• Setiap atom atau ion logam dapat bertindak sebagai donor asalkan dapat memberikan pasangan elektron

• Sedangkan sebagai akseptor yaitu yang dapat menerima atau secara bersama-sama mengikat pasangan elektron tersebut, biasanya atom logam atau atom netral.

Page 3: Kompleks o Metri

• Senyawa kompleks secara garis besar terbagi dua, yaitu komponen akseptornya ion logam dan akseptornya molekul organik.

• Kompleksometri didasrkan pada pembentukan kompleks dengan ion logam

• Senyawa kompleks logam disebut juga senyawa koordinasi karena terbentuk melalui ikatan kovalen koordinasi, sebagai donor adalah senyawa yang paling sedikit memiliki satu pasang elektron. Donor elektron ini disebut Ligan.

• Ligan-ligan yang dapat memberikan dua pasang elektron atau lebih disebut chelon atau pembentuk kelat.

Page 4: Kompleks o Metri

• Setiap ion logam dapat mengikat 2 atau lebih ikatan koordinasi dan jumlah maksimum yang dapat diikat tadi dinamakan bilangan koordinasi

• Setiap logam memiliki bilangan koordinasi yang karakteristik, contoh; Ag(NH3)2 + {bilg koord = 2}, ZnCl4 2- {4}, Fe(CN)6

3- {6}

• senyawa-senyawa pembentuk kelat antara lain; Etilen Diamin Tertra Asetat, Asam Nitro Asetat, Asam Diamino Sikloheksan Tetra Asetat

Page 5: Kompleks o Metri

TitrasiKompleksometriTitrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kandungan garam-garam logam.

Etilen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan titran yang sering digunakan. Struktur EDTA

* ada 6 gugus yang dapat

membentuk kompleks

dgn ion logam, 2 gugus

amino 4 ggs karboksilat.

•Yang paling banyak

membentuk kompleks

adalah terta anion Y 4-

Page 6: Kompleks o Metri

EDTA akan membentuk kompleks 1:1 yang stabil dengan semua logam kecuali logam alkali seperti natrium dan kalium.

Logam-logam alkali tanah seperti kalsium dan magnesium membentuk kompleks vang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah,

karenanya titrasi logam-logam ini dengan EDTA dilakukan pada larutan bufer amonia pH 10. karena pada pH yang rendah kadar EDTA rendah dan tetapan stabilitas kompleks tidak begitu tinggi, sehingga pembentukan kompleks tidak efisien dan kurang stabil

Page 7: Kompleks o Metri

Persamaan reaksi umum pada titrasikompleksometri adalah:

Mn+ + Y4- ------ MYn-4

Mn+ = ion logam dengan muatan n+Pada keadaan setimbang, pembentukan kompleks logam Kf = [MYn-4]

[Mn+][Y4-]Kf = tetapan stabilitasKf dipengaruhi oleh suhu yang akan menyebabkan ionisasi bertambah dan adanya elektrolit yang tidak terion juga akan menurunkan Kf.

Page 8: Kompleks o Metri

Untuk deteksi titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna. Indikator zat warna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah kecil logam. Pada saat titik akhir titrasi (ada sedikit kelebihan EDTA) maka kompleks indikator-logam akan pecah dan menghasilkan warna yang berbeda.

Page 9: Kompleks o Metri

Indikator yang dapat digunakan untuk titrasi kompleksometri ini antara lain:

1.Indikator visuala. indikator logamb. indikator pHc. indikator redoks

2. Indikator instrumentaldigunakan untuk yang sangat encer atau sangat berwarna.

Page 10: Kompleks o Metri

a. Indikator logam

• Hitam eriokrom (Eriochrom Black T, Mordant Black II, Soloclrome Black);

• mureksid; • jingga pirokatekol;• jingga xilenol; • asam kalkon karbonat; • kalmagit; • dan biru hidroksi naftol.

Page 11: Kompleks o Metri

b. Indikator pH, digunakan bila larutan tidak di dapar, maka asam yang dibebaskan dapat di titrasi dengan basa menggunakan indikator asam-basa, tetapi metode ini banyak kelemahan.

c. Indikator redoks, digunakan bila ion logam merupakan komponen dari sistem gabungan redoks,

Page 12: Kompleks o Metri

Macam-macam Titrasi Kompleksometri

Ada berbagai jenis titrasi kompieksometri yaitu:

1. titrasi langsung;

2. titrasi kembali;

3. titrasi substitusi;

4. titrasi tidak langsung; dan

5. titrasi alkalimetri.

Page 13: Kompleks o Metri

1. Titrasi LangsungTitrasi langsung merupakan metode yang paling sederhana dan sering dipakai. Larutan ion yang akan ditetapkan ditambah dengan bufer, misalnya bufer pH 10 lalu ditambah indikator logam yang sesuai dan dititrasi langsung dengan larutan baku dinatrium edetat. Pada titik ekivalen, kadar ion logam yang ditetapkan ditunjukkan oleh perubahan warna indikator logam yang dipengaruhi oleh perubahan pM : -log (Mn+). Titik akhir juga dapat ditetapkan secara amperometri, konduktometri, spektrofotometri, atau potensiometri.

Page 14: Kompleks o Metri

2. Titrasi KembaliCara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidroksida pada pH yang dikehendaki untuk titrasi, untuk senyawa yang tidak larut misalnya sulfat, kalsium oksalat, untuk senyawa yang membentuk kompleks yang sangat lambat dan ion logam yang membentuk kompleks lebih stabil dengan natrium edetat daripada dengan indikator.

Pada keadaan demikian, dapat ditambahkan larutan baku dinatrium edetat berlebihan kemudian larutan ditambah bufer pada pH yang diinginkan, dan kelebihan dinatrium edetat dititrasi kembali dengan larutan baku ion logam. Titik akhir ditunjukkan dengan pertolongan indikator logam.

Page 15: Kompleks o Metri

3. Titrasi substitusiCara ini dilakukan bila ion logam tersebut tidak memberikan titik akhir yang jelas apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga jika ion logam tersebut membentuk kompleks dengan dinatrium edetat lebih stabil daripada logam lain seperti magnesium dan kalsium.Kation ini dapat ditetapkan dengan kompleks Mg-EDTA, reaksi yang terjadi adalah

Mn+ + MgY2- ====== (MY)+ n-4 + Mg2+

Kalsium, timbal dan raksa dapat ditetapkan dengan cara ini dengan indikator hitam eriokrom dengan hasil yang memuaskan.

Page 16: Kompleks o Metri

4. Titrasi tidak langsungCara titrasi tidak langsung (indirect titration) dapat digunakan untuk menentukan kadar ion-ion seperti anion yang tidak bereaksi dengan pengkelat. Sebagai contoh barbiturat tidak bereaksi dengan EDTA, akan tetapi secara kuantitatif dapat diendapkan dengan ion merkuri clalam keadaan basa sebagai ion kompleks 1:1. setelah pengendapan dengan kelebihan Hg(II), kompleks dipindahkan dengan cara penyaringan dan dilarutkan kembali dalam larutan baku EDTA berlebihan. Larutan baku Zn(II) dapat digunakan untuk menitrasi kelebihan EDTA ini menggunakan indikator yang sesuai untuk mendeteksi titik akhir.

Page 17: Kompleks o Metri

Pendekatan lain adalah pengendapan anion dengan kelebihan logam yang sesuai dan kelebihan ion logam dalam fitrat ini dititrasi dlengan larutan baku EDTA. Sebagai contoh sulfat dapat diendapkan dengan Ba(II) berlebihan, dan kelebihan Ba(II) dititrasi dengan larutan baku EDTA.

Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut:

Page 18: Kompleks o Metri

5. Titrasi alkalimetri

Pada metode ini, Proton dari dinatrium edetat, Na2H2Y dibebaskan oleh logam berat dan dititrasi dengan larutan baku alkali sesuai dengan persamaan reaksi berikut:

Larutan iogam yang ditetapkan dengan metode ini sebelum dititrasi harus dalam suasana sama terhadap indikator yang digunakan.Penetapan titik akhir menggunakan indikator asam-basa atau secara potensiometri.

Page 19: Kompleks o Metri

Dalam Farmakope Indonesia, titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kadar zat antara lain::

• bismut subkarbonat;• bismut subnitrat; • kalsium karbonat; • kalsium klorida dan

sediaan injeksinya;• kalsium glukonat;• kalsium hidrogen

fosfat;• kalsium hidroksida

dan larutan topikal kalsium hidroksida;

• kalsium laktat dan sediaan tabletnya;

• kalsium pantotenat; kalsium sulfat;

• magnesium karbonat;• magnesium stearat;• magnesium sulfat;• mangan sulfat; • zink klorida;• dan zink sulfat.