Komentar Atas Umpan Balik Mahasiswa 2011 Terhadap Blok Komunikasi Efektif

download Komentar Atas Umpan Balik Mahasiswa 2011 Terhadap Blok Komunikasi Efektif

of 7

description

umpan balik

Transcript of Komentar Atas Umpan Balik Mahasiswa 2011 Terhadap Blok Komunikasi Efektif

Komentar atas Umpan Balik Mahasiswa Angkatan 2011Terhadap Blok Komunikasi EfektifBandung, 6 Desember 2011

Saudara-Saudara sekalian, Mahasiswa Angkatan 2011 Yth,Terima kasih banyak atas masukan Anda mengenai proses belajar-mengajar di Blok Komunikasi Efektif. Saya ingin menyampaikan komentar yang secara garis besarnya terdiri dari dua bagian: Bagian Pertama: Pandangan umum atas umpan balik Mahasiswa Angkatan 2011 Bagian Kedua: Penjelasan atau arahan berkaitan dengan umpan balik terhadap tiap pokok bahasan yang saya sajikan (kumpulan feedback belum didistrusikan ke dosen lain, mohon maaf; namun sebagian kecil saja yang setelah saya konfirmasikan kepada dosen yang bersangkutan ternyata bukan tentang salah memahami konsep dasar ) Bagian Ketiga: Penutup

Bagian PertamaPandangan UmumPertama, saya ingin tekankan sekali lagi sebagaimana telah saya sampaikan pada surat untuk Blog [email protected], bahwa ilustrasi yang saya selipkan diantara penyajian kuliah adalah memang justru untuk memicu pemikiran di luar jalur (always try to think out of the box). Risikonya, ada mahasiswa yang kurang paham atau bahkan justru menjadi bingung, tetapi sepanjang pengalaman saya, selalu saja ada mahasiswa yang terinspirasi. Yang terinspirasi ini diharapkan kelak akan menjadi motor bagi pencerahan di lingkungan kehidupan pribadi maupun profesional mereka.Umpan balik Anda menggambarkan bahwa meskipun telah ada naskah WORDS dan ada daftar buku referensi, para mahasiswa belum sempat melakukan kajian mendalam terhadap keduanya. Pada naskah WORDS, jelas sekali penyajian sistematikanya. Namun bila Anda perhatkan, tiap naskah PowerPoint pun sistematika dan hirarkinya cukup gamblang. Kalau ada kotak-kotak disertai panah-panah pada slides akhir kuliah, itulah Peta Konsep sajian dosen. Itu bukan bahan untuk berkeluh-kesah, melainkan picuan bagi Anda semua untuk menyusun peta konsep sendiri. Memang seharusnya tiap akhir suatu kuliah, tiap mahasiswa membuat peta konsep masing-masing tentang satu pokok bahasan kuliah yang usai diikuti. Esok ujian akhir blok. Berapa peta konsep yang telah Anda buat, sebagai bahan untuk meringkas kaji-ulang menjelang ujian?Dosen menyajikan materi dalam waktu terbatas. Silakan Anda mencari contoh-contoh lain yang jauh lebih banyak dan lebih luas serta beragam dengan membaca buku referensi yang dianjurkan. Pada kuliah saya, jaraaaaaang sekali ada mahasiswa yang bertanya, dari sekian buku referensi itu mana yang bagus untuk dimiliki. MAYORITAS mahasiswa acuh tak acuh saja terhadap buku-buku tebal yang sengaja saya usung ke ruang kuliah. Coba Anda diskusikan kasus-kasus pemicu yang diberikan dosen. Bahkan amat dianjurkan bila dua kelompok beradu kepiawaian dengan menyelesaikan soal yang dibuat oleh kelompok lain.Secara khusus, saya menyusun naskah WORDS untuk dua pokok bahasan, yaitu Pembelajar Mandiri yang disampaikan pada Blok #1, dan Berpikir Kritis untuk Memecahkan Masalah pada modul pertama Blok #2. Namun pada kuliah-kuliah selanjutnya, setiap kali saya tanyakan sesuatu tentang materi dua pokok bahasan tersebut, tidak pernah ada seorang mahasiswa pun yang mampu menjawab dengan benar. Masih akan menunggu kapan sampai Anda bersedia mengubah cara belajar SMA menjadi cara belajar seorang mahasiswa pembelajar mandiri sejati? Sampai KoA pun telah saya amati (karena sampai kini saya masih menjadi pembimbing KoA Bedah), tidak ada seorang pun yang menyusun rencana belajar. Dan cara menangkap konsep-konsep pun tetap dangkal, bahkan sebagian besar tetap menghafal, suatu cara yang paling superfisial dan daya retensinya amat rendah. Pada kedua pokok bahasan tersebut ditekankan perlunya pantauan diri, evaluasi diri, dan metakognisi, namun karena kurang pemahaman terhadap inti konsep kedua pokok bahasan itu, hampir tidak ada KoA yang melakukannya. Karena dari sejak lulus SMA kemudian menjadi mahasiswa, tidak diusahakan untuk melakukan perubahan pola pikir maupun perubahan cara belajar selepas Blok #1 dan Blok #2. Jelaslah bahwa meskipun dari umpan balik mahasiswa sudah makin tampak nyata perlunya naskah WORDS untuk setiap kuliah, namun masalah yang mendasar sebetulnya bukan terletak di naskah WORDS / PowerPoint ataupun cara dosen menyajikannya saja. Yang utama dan pertama justru pada pola belajar mahasiswanya. Sebagai penutup pandangan umum ini, perkenankan saya menyampaikan pertanyaan: Kalau sekian banyak umpan balik mengemukakan adanya bagian-bagian dari berbagai pokok bahasan yang kurang dipahami, mengapa tidak ditanyakan pada akhir kuliah atau setidaknya saat bertatap muka dengan dosen yang sama pada kuliah berikutnya? Atau Anda kirim e-mail kepada dosen yang bersangkutan? Kapan Anda akan menjadi penanya yang baik seperti ditekankan oleh Richard Paul & Linda Elder di buku How to Study a Dicipline bab kedua: How to Become a Master Student?

Bagian KeduaDasar-Dasar Ilmu KomunikasiCalon dokter memahami dasar-dasar Ilmu Komunikasi untuk mengantisipasi kegagalan komunikasi, sehingga ia mampu mencegah kegagalan komunikasi Dokter Pasien. Pokok-pokoknya adalah definisi, perkembangan, ruang lingkup, fungsi dan jabarannya, tataran, dan fungsi tiap tataran komunikasi. Inilah topik diskusi kelompok sesi pertama. Sesi kedua, didiskusikan model komunikasi, komunikasi verbal-nonverbal, persepsi dan interpretasi, sebab kegagalan komunikasi, dan etika dalam komunikasi antar pribadi. Maka detail yang lainnya, yang dikeluhkan sebagai bahan yang amat banyak itu, tidak usah dimasalahkan karena sudah saya beri penjelasan, bagian tersebut tidak terlalu penting dan oleh karena itu tidak akan saya tanyakan pada ujian. Kalau tetap ingin mendalami, silahkan baca buku-buku referensi (yang notabene, sudah berat-berat saya angkat semua dari almari perpustakaan di kamar rumah saya ke mobil di garasi, kemudian dari mobil ke ruang kuliah et vice versa, hanya pernah ada satu orang mahasiswa dari 207 orang yang melihat-lihat dan menanyakan: Dari semua buku ini, mana yang perlu saya miliki, Dok?). Membaca (Cepat) di Pendidikan TinggiMembaca cepat tanpa pemahaman yang baik, tidak ada artinya. Maka Anda setelah paham mengapa baca banyak ragam dengan kecepatan setinggi kebutuhan dan tingkat kesulitan, berikutnya Anda tinggal secara periodik memantau berapa KME Anda. Hmmmmm, sudah disampaikan di kuliah, novel itu untuk melatih kecepatan, koran itu untuk menyempitkan kolom bacaan. Pada koran Kompas, tulisan pakar ada di halaman 5 6. Mengapa tidak Anda manfaatkan untuk berlatih? Dengan saling pinjam antar teman, bila rata-rata ada empat topik tulisan pakar per eksemplar, Anda bisa berlatih membaca-cepat hampir 20 naskah pakar. Tapi Anda hanya bertanya-tanya atau mengeluh saja, bahkan boleh dikata menggerutu. Ini menunjukkan dengan amat nyata, bahwa Kalian memiliki derajat rasa ingin tahu (curiosity) yang cukup rendah; suatu hal yang memrihatinkan.

Peta Pikiran dan Peta KonsepApa yang Kalian ringkas sebagai beda peta pikiran versus dan peta konsep serta manfaat utama kedua peta itu kurang sesuai dengan apa yang saya ajarkan. Agar Anda kaji-ulang lebih teliti, sehingga esok jangan sampai salah pilih di ujian. Peta pikiran itu amat kaya warna dan unik, variasi dan manfaatnya beeegiiiituuuu luuuuuaaaaaassnya sehingga Anda harus membatasi pemanfaatannya pada hal yang berkaitan dengan suksesnya studi, misalnya untuk diskusi, merancang atau curah pendapat. Peta konsep, paling bagus untuk memahami konsep-konsep, sesuai dengan namanya. Khususnya konsep tentang hal-hal yang baru, yang belum Anda kenal sebelumnya. Jika sejak diajarkan Anda kemudian sering memraktekkan, maka tentang teknik membuatnya bukan masalah hafalan bagi Anda, karena sudah terbiasa. Tetapi jika sampai Anda minta contoh banyak-banyak, saya benar- benar khawatir, selama ini Anda jarang menggunakannya. Maka teknik membuatnya akan menjadi masalah hafalan bagi Anda. Muncul kembali pertanyaan seperti pada akhir Bagian Pertama / Pandangan Umum: berapa jumlah peta konsep yang telah Anda buat? Sudahkah sama atau bahkan sudah lebih dari jumlah pokok bahasan yang akan diujikan esok? Bila sudah, sudah barang tentu mengulang hari ini dalam rangka persiapan menghadapi ujian esok akan menjadi kegiatan yang menyenangkan.

Berpikir Kritis untuk Memecahkan MasalahJangan pernah melupakan, bahwa dasar pijakan yang kokoh agar orang mampu berpikir kritis untuk memecahkan masalah adalah pengertian, dasar-dasar, standar, hasil, dan manfaat berpikir kritis, kemudian menguasai cara menilai argumen dengan adil, cara membedakan fakta dan opini, dan terakhir barulah cara bertanya terfokus untuk mengatasi musibah atau untuk merancang. Pada tujuan instruksional dicantumkan bahwa sasaran belajarnya adalah: mahasiswa mampu menjelaskannya, jadi SEMUA yang tersebut di atas itu Anda pahami. Jelaslah bahwa mahasiswa berlatih memraktekkan pemecahan masalah dengan dua pola tersebut di atas untuk kepentingan sendiri. Yang diujikan hanya pengetahuan tentang dasarnya, yang tercetak tebal di atas. Bila sudah diberikan tiga contoh tugas untuk tiap pola, sudahkan Anda diskusikan sampai tuntas? Bila pada curah pendapat suatu butir, hanya diajukan satu alternatif, sudahkan Anda usahakan pemikiran yang lebih luas dan variatif serta inovatif sehingga ada tiga atau empat kemungkinan? Ingatlah rumus: Rule #1: There is always a way. Rule #2: There is always another way. Luaskan cakrawala pandangan Anda dengan banyak membaca beragam sumber. Apakah Anda sering meminjam atau bahkan keluarga Anda pelanggan majalah Femina, Kartini, Intisari, Trubus, National Geographic, Readers Digest, American Scientific, Science, Forbes, Time, Newsweek, Tempo, Gatra, koran Kompas, Suara Pembaharuan Gemarkah Anda menonton film pemenang Oscar, film fiksi-sains, detektif; membaca biografi tokoh dunia yang menginspirasi seperti Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Sigmund Freud, John F. Kennedy, Bung Karno, Bung Hatta, Tan Malaka, Sultan Hamengku Buwono ke IX? Atau inovator seperti Newton, Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Madamme Currie? Apakah Anda menekuni cabang olah raga atau cabang seni tertentu? Anda memiliki perpustakaan mini di rumah yang terkait dengan kegemaran, bidang ilmu tertentu yang Anda minati, atau agama Anda? Semuanya akan membuat hidup Anda penuh warna dan lebih bermakna, cakrawala pandangan hidup yang luas, dan kemampuan memecahkan masalah dengan perspektif yang lebih kaya..Mengenai kesulitan Anda membedakan pertanyaan terfokus bagaimana mewujudkannya, dapat saya sampaikan disini bahwa itu lebih terkait dengan strategi atau garis besar solusi, sedangkan tahap pelaksanaannya itu lebih berurusan dengan detail atau rinciannya. Contoh menggunakan analogi, di bidang pendidikan ada strategi student-centered dengan metode pelaksanaan tutorial, diskusi kelompok, kuliah, keterampilan medik. Di bidang militer ada strategi dan taktik. Contohnya Jenderal McArthur menggunakan strategi frog leap atau loncatan katak: menduduki Biak untuk menghindari pertempuran dengan tentara yang terpusat di Jayapura itu strateginya, taktiknya dengan menghancurkan pesawat Jepang di Biak + kapalnya melalui serangan udara, menduduki muara teluk Humboldt di utara Jayapura. Selanjutnya ke Morotai dengnan menghindari Makassar dan Ambon dan seterusnya. Jadi bagaimana mewujudkannya itu hirarkinya lebih tinggi (berkaitan dengan pola atau strategi besar) dibandingkan dengan bagaimana tahap pelaksanaannya (berkaitan dengan rincian atau tahap yang lebih detail). Maaf jika Anda makin tidak mengerti, karena buat Anda yang tidak mampu memahami, toh semuanya sama perangnya, hahaha. Itulah sebabnya, yang saya pakai sebagai contoh adalah tugas bakti sosial. Bagaimana mewujudkannya berupa strategi yang besar daya ungkitnya atau memberi kail, bukan ikan . Rincian atau tahap pelaksanannya itu detail yang hirarkinya lebih rendah.

Teknik Konseling dan EmpatiDari OSCE Teknik Konseling kemarin tampak bahwa mahasiswa yang belum paham konsep dasarnya masih cukup banyak. Tetapi yang mulai paham juga tidak sedikit. Ada lagi yang kemudian menjadi paham benar-benar setelah mendapat bimbingan (sedikiiiiiiit sajaaaa; kalau terlalu banyak, namanya bukan ujian melainkan pelatihan, bukan?) karena sebelumnya sudah berusaha untuk menyiapkan diri sebaik-baiknya. Empati itu kalimat yang diutarakan konselor, menunjukkan ia paham perasaan, pikiran, dan keinginan orang lain secara intelektual dan emosional . Jadi meskipun telah ada petunjuk tentang tugas mahasiswa untuk menyatakan kalimat empati, dan di ruang karantina sudah secara khusus saya umumkan bahwa di OSCE Teknik Konseling nanti tidak usah ada awalan senyum, sapa, basa-basi. Silahkan langsung saja utarakan kalimat empati. Ternyata masih banyak yang mengawali pertemuan dengan bertanya: Kenapa wajahmu murung; kamu sedih yaaa, atau: Jadi kamu kehilangan motor, yaaaa Bagaimana jika kasusnya adalah seorang ibu yang kehilangan bayinya karena sakit demam berdarah dengue, kalimat empati Anda sebagai awal konseling adalah: Jadi Ibu yang bayinya meninggal, yaaa, atau Kok Ibu tampak murung; mikirin bayi Ibu yang meninggal itu, yaaaa... Astaganagaaaaaaa.. Saudara-Saudara sekalian, Anda dapat membayangkan, betapa perasaan saya menjadi hancur berkeping-keping; hahaha. Hanya satu mahasiswa yang setelah sedikit disentil memiliki ide brilian dengan kalimat empati: Saya ikut bersedih dengan kehilangan motormu; atau sebetulnya akan lebih tepat dengan Saya ikut prihatin dengan hilangnya motormuTerlalu banyak yang mereduksi empati hafalan yang aslinya berbunyi Saya hanya dapat membayangkan, betapa, menjadi Saya bisa membayangkan,... Yang lebih parah lagi, jika langsung dilanjutkan dengan Saya tahu, wahhhh!!!. Kok ya masih ada yang membanjiri dengan saran-saran Kamu harus tabah dan kuat, bukan menanyakan apakah rekan itu sudah punya rencana atau ide sendiri. Bukankah di kuliah sampai ada yang bertanya, apa yang dimaksud dengan saran tentatif. Tetapi yang paling parah adalah jika sampai kebablasan ke pantangan empati: Kamu harus sabaaaaar dduuhhh!!!Inti pembelajaran tentang konseling dan empati itu untuk memberikan kepada pasien perasaan adanya hubungan mendalam dengan seorang dokter, yang memahami keprihatinannya dan memahami perasaannya. Dengan demikian, akan berkurang rasa terasing dan putus asa, sehingga menjadi inti semangat untuk sembuh. Hasil kolaborasi yang setara ini ialah komunikasi yang berpusat kepada pasien. Hasilnya adalah pasien puas karena agendanya direspons, dokter puas karena diagnosisnya akurat sebagai hasil dari diagnosis banding yang tepat.

Komunikasi Penolong PertamaAmat mengherankan, kelas yang sulitnya bukan main setiap saya mengharapkan ada relawan mahasiswa yang bersedia memraktekkan ilmu pertolongan pertama yang baru saja diajarkan, kini menyarankan agar praktek diperbanyak, diperjelas. Dari tahun lalu saya sudah memberitahukan kepada pengurus KSR FK Unjani, bahwa saya akan ajarkan konsep penolong pertama kepada para mahasiswa, tetapi keterampilannya hanya demonstrasi. Pelatihan selanjutnya harus oleh KSR. Ternyata, yang mendaftar menjadi anggota KSR dari angkatan 2011 tidak ada sepersepuluhnya. Ah, untuk angkatan yang hanya sekian nyalinya untuk memasuki barisan penolong pertama, buat apa saya berpanjang-panjang dalam teori? Mereka toh tidak merasa membutuhkan. Barangkali mayoritas sikap angkatan antibodi ini memang konsisten bahwa apa pun yang terjadi, kedaruratan medik bukanlah menjadi urusan atau bidang minat mereka yang memang anti terhadap segala sesuatu yang berbau bodi. Masalahnya, Anda tertarik atau tidak, jumlah soal per pokok bahasan akan tetap sama.

Bagian KetigaPenutupSeandainya ada satu orang saja di antara mahasiswa angkatan 2011 ini yang dapat menyelamatkan nyawa pasien akibat kepiawaian berkomunikasi dan / atau kemampuan memberikan pertolongan pertama, maka saya dan dosen lain para anggota staf akademik Blok Komunikasi Efektif akan merasa amat terhormat dan tersanjung, segala jerih payah kami tidak sia-sia. Saya tergolong pekerja tulis yang waktu produktif puncaknya berada di waktu sebelum dan sedikit sesudah subuh. Tiap kali istri saya terbangun kemudian mengintip dari atas bahu saya (sambil melendot pura-pura mesra) ke arah layar monitor komputer desktop di kamar kami, hampir selalu ia memuji. Antara lain bahwa saya bukan orang bodoh, selalu bersemangat dan kreatif, plus komentar standar dia yang kurang-lebihnya begini: Udahlah, Pa; wong anak-anak Unjani aja, lho. Mbok ya enggak usah keterlaluan mbelainnya. Dan jawab saya pun selalu standar: How they learn, that is their business. But how I teach, THISSSS, IS MY BUSINESS. Buku-buku referensi masih berantakan di kamar tidur kami, yang menyatu dengan perpustakaan dan komputer. Prioritas hari-hari terakhir ini masih merapikan soal MCQ, menyiapkan OSCE, dan kemudian merespons feedback mahasiswa terhadap Blok #2 yang baru saja berakhir. Ada beberapa salah mengerti konsep dasar pada beberapa pokok bahasan, yang saya tidak rela membiarkannya begitu saja berlalu. Bila sudah teridentifikasi, sudah menjadi tugas dosen untuk meluruskan. Begitulah, hari ini saya tidak pergi ke kampus tetapi menulis untuk antibodi2011@ blogspot.com. Merapikan buku-buku yang dikarungi secara sistematis per pokok-bahasan, akan saya kerjakan esok atau lusa. Di rumah, ada pembantu yang mengangkatkan karung kain berisi buku referensi yang kadang-kadang tebal-tebal itu. Dan di kampus, tidak selalu ada mahasiswa yang membantu mengangkatkannya. Tetapi kemudian saya temukan cara: HP# Pak Ade Rokib saya masukkan ke speed dial BB, sehingga saya bisa minta bantuan beliau dengan cepat untuk mengangkat buku-buku + laptop masuk ke ruang kuliah. Kadang-kadang ada mahasiswa yang membantu, tetapi itu bukan pokok masalahnya. Sering terjadi, mahasiswa tidak ada seorang pun yang ingin berbasa-basi untuk sekedar memegang atau melihat buku-buki referensi yang sudah spesial saya bawa, padahal sudah saya ajarkan teknik menyurvei buku, lho! Pada saat-saat seperti itu, saya hanya tersenyum dalam hati, karena ingat komentar Riantiku: Wong anak-anak Unjani aja, lhooo. Tapi hal-hal semacam itu tidak akan dapat menghentikan senandung dalam jiwaku setiap Allah Memberi kesempatan untuk berbagi kepada generasi muda. That is their business anyway. I will mind my own business, and sing my lovely songs every time I want to..Have a nice day, guys. I will always miss you all..Salaam,B.P. Suryosubianto.Jl. Cipedes Tengah I no. 43 Bandung 40163 Tlp rumah: [email protected]@gmail.comHP: 0812201 3663BB PIN: 21D1694F2