Kolangitis Print 2

download Kolangitis Print 2

of 4

Transcript of Kolangitis Print 2

  • 7/25/2019 Kolangitis Print 2

    1/4

    1

    I. Etiologi dan Patofisiologi

    Empedu normalnya steril.2 Sfingter Oddi, aliran empedu dan bahan-bahan

    bakteriostatik dari empedu membantu mempertahankan sterilitasnya. Faktor utama

    pada patogenesis kolangitis adalah obstruksi bilier, peningkatan tekanan

    intraluminer dan infeksi cairan empedu. Pada keadaan dimana terdapat batu pada

    kandung empedu atau salurannya, kejadian bakteribili meningkat.2 Bakteribili

    (adanya bakteri disaluran empedu) didapatkan pada 20% pasien dengan kandung

    empedu normal.

    Kolangitis sekitar 90% disebebabkan oleh obstruksi batu pada duktus

    koledokus (koledokolithiasis). Kegagalan aliran yang bebas merupakan hal yang

    amat penting pada patogenesis kolangitis akut. Adanya hambatan dari aliran cairan

    empedu akan menimbulkan stasis cairan empedu, kolonisasi bakteri dan

    pertumbuhan kuman yang berlebihan. Kuman-kuman ini berasal dari flora

    duodenum yang masuk melalui sfingter Oddi, dapat juga dari penyebaran limfogen

    dari kandung empedu yang meradang akut, penyebaran ke hati akibat sepsis atau

    melalui sirkulasi portal dari bakteri usus. Karena tekanan yang tinggi dari saluran

    empedu yang tersumbat, kuman akan kembali (refluks) ke dalam saluran limfe dan

    aliran darah dan mengakibatkan sepsis.1

    Penyebab kolangitis yang terbanyak adalah batu di saluran empedu terutama

    koledokolitiasis (kira-kira 90% kasus).3,4

    Selain itu, yang biasa juga menyebabkan

    obstruksi antara lain tumor pada ampulla, duktus bilier, atau pankreas; tumor

    metastasis dari porta hepatis atau limfe nodus peripankreas; dan striktura.

    Penyebab lain yang jarang ditemukkan adalah obstruksi oleh hemobilia, parasit,

    dan abnormalitas herediter dari duktus bilier.3 Pada 20 tahun terakhir, dengan

    peningkatan intervensi/manipulasi dan stenting duktus bilier, terjadi peningkatankejadian kolangitis postprosedural.3,5

    Bakteri yang umum ditemukkan dari kultur empedu adalah sebagai berikut:4

    a. Bakteri aerob

    Gram-positif : Streptococcus faecalis, Streptococcus -hemoliticus,

    Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus

    Gram-negatif: Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella,

    Proteus

  • 7/25/2019 Kolangitis Print 2

    2/4

    2

    b. Bakteri anaerob

    Gram-positif : Clostridium welchii, Streptoccucus anaerobic

    Gram-negatif: Bacteroides

    II. Anatomi dan Fisiologi Sistem Bilier

    a. Anatomi

    Gambar 1.Anatomi Sistem Bilier [Dikutip dari kepustakaan 7]

    1. Duktus Sistikus

    Merupakan lanjutan dari Vesica fellea, terletak pada porta hepatis.

    Panjangnya kira-kira 3-4 cm. Pada porta hepatis ductus cysticusmulai dari

    collum vesica fellea, kemudian berjalan ke posterocaudal disebelah kiri

  • 7/25/2019 Kolangitis Print 2

    3/4

    3

    vesica fellea. Lalu bersatu dengan ductus hepaticus communismembentuk

    ductus choledochus.

    Mucosa ductus ini berlipat-lipat terdiri dari 3-12 lipatan, berbentuk

    spiral yang pada penampang longitudinalnya terlihat sebagai valvula

    spiralis (Heisteri)8, yang memudahkan cairan empedu mengalir masuk ke

    dalam kandung empedu, tetapi menahan aliran keluarnya.9

    2.

    Duktus Hepatikus

    Ductus hepaticusberasal dari lobus dextra dan sinistra hepar bersatu

    membentuk ductus hepaticus communis pada porta hepatis dekat pada

    processus papillaris lobus caudatus. Panjang ductus hepaticus communis

    kurang lebih 3 cm. Terletak disebelah ventral A. Hepatica propria dexter

    dan ramus dexter vena portae. Bersatu dengan ductus cysticus menjadi

    ductus choledochus.8

    3. Duktus Koledokus

    Mempunyai panjang kira-kira 7 sm, dibentuk oleh persatuan ductus

    cysticusdengan ductus hepaticus communispada porta hepatis. Pada caput

    pancreatis, ductus choledochus bersatu dengan ductus pancreaticus

    Wirsungimembentuk ampulla, kemudian bermuara pada dinding posterior

    pars descendens duodeni membentuk suatu tonjolan kedalam lumen

    (papilla duodeni major). Ujung distalnya dikelilingi oleh otot sfingter Oddi,

    yang mengatur aliran empedu ke dalam duodenum.8

    b. Fisiologi

    Empedu diproduksi oleh sel hepatosit sebanyak 500-1500 mL perhari. Di

    luar waktu makan, empedu disimpan untuk sementara di dalam kandung

    empedu dan disini mengalami pemekatan sekitar 50%.

    Kandung empedu, duktus empedu ekstrahepatik dan sfingter Oddi

    merupakan struktur yang berperan penting pada pergerakan dan pengaliran

    empedu. Dalam keadaan puasa, empedu yang diproduksi akan dialihkan

    kedalam kandung empedu. Setelah makan kandung empedu berkontraksi,

    sfingter berelaksasi, dan empedu mengalir kedalam duodenum. Aliran tersebut

    sewaktu-waktu seperti disemprotkan karena secara intermitten tekanan saluran

    empedu akan lebih tinggi daripada tahanan sfingter.

  • 7/25/2019 Kolangitis Print 2

    4/4

    4

    Kolesistokinin (CCK), hormon sel APUD dari mukosa usus halus,

    dikeluarkan atas rangsang makanan berlemak atau produk lipolitik didalam

    lumen usus. Hormon ini merangsang n. Vagus sehingga terjadi kontraksi

    kandung empedu. Dengan demikian, CCK berperan besar terhadap terjadinya

    kontraksi kandung empedu setelah makan.10

    III. Diagnosis

    a. Gambaran klinik

    Gejala klinik kolangitis antara lain:2,3,4

    Gejala klasik trias Charcot terdiri dari demam, nyeri kuadran kanan atas,

    dan ikterus (50-70% pasien kolangitis). Demam tampak pada 90% kasus,nyeri abdomen kuadran kanan atas dan ikterus tampak pada 60-70%

    kasus.

    Pasien dengan perubahan status mental 10-20% dan hipotensi (syok

    septik kira-kira tampak pada 30%). Gejala ini ditambah dengan Charods

    triad disebut sebagai Reynolds pentad.

    Beberapa hal yang didapatkan pada pemeriksaan fisik, adalah sebagai

    berikut:2

    Demam (90%), pada pasien lansia mungkin tanpa demam

    Nyeri perut kanan atas (65%)

    Hepatomegali ringan

    Ikterus (60%)

    Perubahan status mental (10-20%)

    Sepsis

    Hipotensi (30%)

    Takikardi

    Peritonitis (jarang)