Kola Git
description
Transcript of Kola Git
KOLAGIT, OBAT DIABETES TEMUAN ANAK SEKOLAHAN ASAL SUMUT
Medan, Gita Adinda Nasution masih duduk di kelas tiga SMP ketika menemukan obat
diabetes itu. Lima tahun kemudian, obat herbal yang belum dipatenkan itu sudah menyebar
hingga ke berbagai daerah di Indonesia bahkan sampai ke Arab Saudi.
"Obatnya dinamakan Kolagit. Itu singkatan Kopi Gula Gita, karena rasanya seperti kopi,"
kata Gita di Medan, Sumatera Utara (Sumut), dan ditulis pada Kamis (16/1/2014).
Tak pasti berapa orang penderita diabetes yang sudah mengonsumsi Kolagit. Bisa jadi
ratusan, dan mungkin lebih. Pemesannya dari berbagai daerah, tidak hanya Sumut tetapi juga
Jakarta, Kalimantan, Sumut, dan kebanyakan dipesan warga di sekitar Panyabungan, ibukota
Kabupaten Mandailing Natal (wilayah di ujung barat Sumut yang berjarak sekitar 521
kilometer dari Medan). Kebanyakan mereka yang mengonsumsi kolagit melaporkan
kesehatannya membaik, bahkan sembuh.
"Ayah saya merupakan penderita diabetes, setelah memakai obat ini selama satu tahun
membaik kesehatannya. Pada tahun 2012 lalu, dia dinyatakan negatif diabetes," kata Gita.
Sang ayah, Bisman Nasution, merupakan alasan utama yang menyebabkan Gita menemukan
obat ini. Ketika Gita duduk di kelas enam SD, ayahnya menderita diabetes. Penglihatan sang
ayah memburuk sehingga tidak bisa beraktivitas apa-apa. Gita sedih dan tenggelam dalam
upaya mencari obat untuk ayahnya. Ketika anak-anak lain membaca komik dan bermain
game, dia malah membaca buku tentang tanaman obat di perpustakaan di Panyabungan.
Pencarian itu terus berlanjut saat duduk di SMP. Bacaan kesukaannya, terutama buku-buku
tentang pengobatan berbasis ramuan tradisional dan alami seperti yang ditulis Hembing
Wijayakusuma. Banyak obat dan terapi sudah diberikan kepada sang ayah, tapi kesembuhan
tak kunjung diperoleh. Kala itu Gita mencoba meracik ramuan dari tumbuhan mahkota dewa
hingga pengaturan diet ketat yang diatur ibunya, Lismawati.
Lantas dalam perkembangan pemikirannya, Gita teringat tentang bagaimana vaksin polio
ditemukan hanya dengan mengambil vaksin dari virus itu sendiri, dan bagaimana orang yang
dipatuk ular bisa disembuhkan dengan bisa ular itu juga.
"Saya berpikir, apa mungkin gula bisa disembuhkan dengan gula? Toh obat bisa jadi racun,
dan racun juga bisa menjadi obat. Lalu saya coba-coba dari tebu," tukasnya.
Melalui tahapan proses yang dirahasiakan, gita berhasil membuat serbuk yang bahan
utamanya dari tebu. "Vaksinnya dari tebu. Tapi ada tambahan senyawa-senyawa lain.
Menghilangkan unsur ini, atau menambah unsur yang itu, sehingga menjadi senyawa baru,"
terangGita.
Gita yang sudah mahir menjelaskan tentang struktur rumit kimia dalam pembuatan herbal ini,
bahkan kini semakin ahli karena tengah duduk di semester tiga jurusan Analis Farmasi dan
Makanan, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU). Jurusan itu dipilih karena
keinginan besar untuk membuat obat yang dapat menyembuhkan, bukan sekadar dokter yang
memberikanobat.
Lantas ramuan baru racikan Gita diberikan kepada ayahnya. Waktu itu belum ada nama, dan
belum ada uji praklinik. Ramuan herbal itu diminumkan ke ayahnya, asumsinya, toh obat
herbal minim risiko.
Sebelum meminum obat itu, kondisi sang ayah sudah kepayahan. Diabetes menyebabkan
sang ayah kesulitan melihat, berjalan terhuyung dan gangguan fungsi organ lainnya. Kadar
gula dalam darahnya pernah tembus ke angka 450 mg/dL. Itu merupakan kadar gula yang
tinggi, sebab normalnya sekitar 120-140 mg/dL.
Tapi perlahan, herbal temuan Gita mulai menunjukkan khasiat. Setahun berikutnya, kondisi
ayah semakin membaik. Sang ayah tidak pernah memeriksakan lagi gula darahnya. Selain
benci dengan jarum suntik, Bisman juga tidak mau terbebani dengan angka-angka gula darah
itu. Lantas karena akan menunaikan ibadah haji pada tahun 2012 lalu, mau tak mau Bisman
harus menjalani tes kesehatan. Ajaib, hasil tes gula darahnya normal.
"Alhamdulillah, ayah dinyatakan negatif diabetes lagi. Saya senang sekali. Kini ayah bisa
makan es krim, durian dengan bebas. Tak perlu khawatir lagi," kata Gita.
Dari sini kisah sukses Kolagit berkembang. Kawan-kawan ayahnya yang menderita diabetes
juga diberikan ramuan itu. Kesembuhan juga yang diperoleh. Salah satunya, seorang tentara
yang sudah berobat ke mana-mana, termasuk ke Singapura. Kondisinya parah, dan kemudian
setelah meminum herbal Kolagit, ada kemajuan.
"Setelah minum minum satu bungkus, dia bisa menyetir mobil sendiri untuk m obat yang
kedua kali. Kondisinya makin baik. Setelah itu tidak pernah bertemu lagi," kata Gita.
Berikutnya banyak permintaan. Produksi secara rumahan dibuat, lalu dikirim ke mana-mana,
termasuk dibawa hingga ke Arab Saudi. Temuan ini juga mendapat penghargaan dalam
pameran Teknologi Tepat Guna 2013 yang diselenggarakan Unit Pembinaan Pengembangan
Kegiatan Mahasiswa (UP2KM) USU pada 4 Desember 2013 lalu. Kolagit temuan Gita
menyabet juara pertama.
http://health.detik.com/read/2014/01/16/103413/2468564/763/kolagit-obat-diabetes-temuan-
anak-sekolahan-asal-sumut
Empat Penemuan Baru Kontrol Diabetes
Empat Penemuan Baru Kontrol Diabetes. PENELITIAN terhadap penyembuhan diabetes kini
semakin maju beberapa terkait beberapa penemuan yg membuat penderita dapat menjalani
hidup dengan mudah, bahkan tak perlu bergantung pada suntikan insulin lagi.Inilah empat
langkah terbaru dlm mengontrol penyakit diabetes:
1. Harapan buat penyembuhan diabetes tipe 1 Dalam sebuah studi terbaru yg dilakukan
terhadap tikus, peneliti membalikkan kasus terbaru diabetes tipe 1 menggunakan obat kanker
imatinib (Gleevec) dan sunitinib (Sutent). Tikus-tikus tersebut dibiakkan agar terjangkit
diabetes, tapi tak ada yg mendapatkan pengobatan. Pada tikus yg menderita diabetes tahap
awal, setelah diberi obat itu, 80%-nya tak menunjukkan gejala apa pun setelah menjalani
perawatan selama dua minggu. Dan ketika obat dilanjutkan selama sepuluh minggu, hasilnya
penyakit itu pun berangsur-angsur hilang. Selanjutnya, menurut rencana, obat itu akan diuji
coba buat mengetahui keamanan dan keampuhannya pada manusia. Namun, peneliti
mengakui obat tersebut mungkin hanya akan bekerja pada kasus diabetes tertentu dan akan
dapat diaplikasikan kurang lebih lima tahun mendatang.
2. Alasan buat berkeringat Lemak yg tak terlihat dapat saja membunuh Anda. Bila Anda
kelebihan berat badan dan menderita diabetes, kata dokter, Anda mungkin akan memiliki hati
yg berlemak juga. Hal itu akan meningkatkan risiko timbulnya penyakit lain seperti serangan
jantung. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa berkendara sepeda, berjalan, atau
berlari santai tiga kali seminggu dapat mengurangi lemak pada hati para sukarelawan sebesar
40 persen.
"Ini merupakan salah satu alasan lagi buat berolah raga," kata Kerry Stewart, pakar fisiologi
dari Universitas Johns Hopkins.
3. Pengendali Perut Beberapa orang yg menderita diabetes tipe 2 biasanya akan menjalani
operasi bypass lambung buat menurunkan berat badan. Tapi kini telah hadir sebuah alat yg
dapat menggantikan operasi tersebut. Alat itu dapat menghantarkan sinyal listrik yg dapat
membuat seseorang merasa kenyang. Para sukarelawan yg menjalani sisten Tantalus ini rata-
rata berat badannya turun hingga sekitar 5 kilogram. Kadar gula mereka pun turun sehingga
memperkecil risiko mereka terkena komplikasi hingga 40%. Obat ini baru dapat hadir lima
tahun mendatang.
4. Tak perlu suntikan lagi Sekitar 25 persen penderita diabetes mengalami ketergantungan
terhadap suntikan insulin, tapi kini ada cara baru tanpa menggunakan jarum. Ada satu cara yg
menjanjikan yakni ORMD 0801, kapsul yg didesain buat melindungi insulin agar tak hancur
saat dicerna. Jika penelitian terhadap hal ini berlangsung cepat, penderita diabetes dapat
mengonsumsi insulin dlm bentuk pil dan tak perlu suntikan lagi. Tapi hal ini mungkin dapat
terealisasikan sekitar lima tahun mendatang. (Pri/OL-08)
http://www.herbalengkap.com/84/33/60/empat-penemuan-baru-kontrol-diabetes.htm