Kode etik.docx

download Kode etik.docx

of 27

description

Kode etik

Transcript of Kode etik.docx

MAKALAH ETIKOLEGALKODE ETIK PROFESI BIDAN

Diajukan sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Etikolegal

Dosen Pembimbing :Ibu Theresia, SKM, MKesDisusun oleh:NovitasariNur Rida FitriPutri DamayantiRatu Syifa Auliya KahfiRefiani Marsiwi PutriShirley Mellinda

JURUSAN KEBIDANANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA IIITAHUN AJARAN 2014/2015

DAFTAR ISI

DAFTAR ISIiiBAB I: PENDAHULUANA. Latar Belakang3B. Rumusan Masalah3C.Tujuan4

BAB II: PEMBAHASAN TEORIA. KODE ETIK PROFESI BIDAN DI INDONESIA5B. KODE ETIK PROFESI BIDAN INTERNASIONAL (ICM)7C. PERSAMAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL9D. PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL17E. KETENTUAN HUKUM JIKA MELANGGAR KEWAJIBAN BIDAN24

BAB III: PENUTUPA. Kesimpulan26B. Saran.26

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANGSetiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian dokter, perawat,-,bidan, guru dan sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan profesi mempunyai kode etik.Kode etik suatu profesiadalah berupa norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.Kode etik profesi merupakan "suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi angotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yangberhubungan dengan klien /pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dandirinya sendin".Namun dikatakan bahwa kode etik pada zaman dimana nilainilai peradaban semakin kompleks, kode etik tidak dapat lagi dipakai sebagai pegangan satusatunya dalam menyelesaikan masalah etik, untuk itu dibutuhkan juga suatu pengetahuan yangberhubungan dengan hukum.Benar atau salah pada penerapan kode etik, ketentuan/nilaimoral yang berlaku terpulang kepada profesi.Kode etik bidan di Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disyahkan dalam kongres nasional IBI X tahun 1988, sedang petunjuk pelaksanaanya disyahkan dalam rapat kerja nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991, kemudian disempurnakan dan disyahkan pada kongres nasional IBI XII tahun 1998. Sebagai pedoman dalam berperilaku, kode etik bidanIndonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah, tujuan dan bab.

B.RUMUSAN MASALAH1. Bagaimanakah kode etik bidan Indonesia?2. Apa sajakah kode etik bidan Indonesia?

C.TUJUAN PENULISAN1. Untuk mengetahui kode etik profesi bidan Indonesia2. Sebagai tugas mata kuliah Etika dan Hukum Profesi

BAB IIPEMBAHASAN

A. KODE ETIK PROFESI BIDAN DI INDONESIAKode Etik Bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam prilaku. Kode Etik Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah tujuan dan bab.Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab ini dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :1.Kewajiban Bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannyab. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidanc. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut.e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinyaf. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.2.Kewajiban Bidan terhadap tugasnya (3 butir)a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, kelurga dan masyarakatb. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan / rujukanc. Setiap bidan harus menjamin kerahsiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien3.Kewajiban Bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasib. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadp sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.4. Kewajiban Bidan terhadap profesinya (3 butir)a. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.b. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologic. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu citra profesinya5.Kewajiban Bidan terhadap dia sendiri (2 butir)a. Setiap bidan wajib memelihara kesehatan agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baikb. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan ilmu kesehatan dan teknologi6.Kewajiban Bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan reproduksi, keluarga berencana dan kesehatan keluargab. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga

7.Penutup (1 butir)Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan, kode etik merupakan pedoman dalam tata cara keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan kebidanan profesional.

B. KODE ETIK PROFESI BIDAN INTERNASIONAL (ICM)Kode etik ini menghargai perempuan berdasarkan HAM, mencari keadilan untuk semua dan keadilandalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan dan di dasarkan atas hubungan yang saling menguntungkan dengan penuh hormat, percaya dan bermartabat bagi seluruh anggota masyarakat

Operasionalisasi kode etik kebidanan dibagi :1.Hubungan dengan perempuan sebagai kliena. Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan informasi dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil dan pilihanyab. Bidan bekerja dengan perempuan, mendukung hak mereka untuk berpartisipasi aktif dalam memutuskan pelayanan bagi diri mereka dan kesehatan perempuan serta keluarga di masyarakatc. Bidan bekerjasama dengan perempuan, pemerintah dan lembaga donor untuk menilai kebutuhan perempuan terhadap pelayanan kesehatan serta menjamin pengalokasian sumber daya secara adil dengan mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan.d. Bidan dalam profesinya mendukung dan saling membantu dengan yang lain, secara aktif manjaga diri dan martabat mereka sendiri.e. Bidan bekerjasama dengan profesi kesehatan lain, berkonsultasi dan melakuakan rujukan bila perempuan memerlukan asuhan diluar kompetensi bidanf. Bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam memberikan pelayanan dan secara aktif memecahkan konflik yang adag. Bidan berkewajiban atas diri mereka sebagai manuasia bermoral termasuk tugasuntuk menghormati diri sendiri dan menjaga nama baik.

2.Praktek Kebidanana. Bidan memberikan asuhan bagi perempuan dan keluarga yang mengasuh anak, dengan rasa hormat atas keberagaman budaya dan berupaya untuk menghilangkan praktek yang berbahaya (mis. Praktek sunat perempuan)b. Bidan memberikan harapan nyata suatu persalianan bagi perempuan di masyarakat dengan harapan minimal tidak ada perempuan yang menderita akibat konsepsi atau persalinan.c. Bidan harus menerapkan pengetahuan profesi untuk menjamin persalinan amand. Bidan merespon kebutuhan psikologi, fisik, emosi dan spiritual perempuan yang mencari pelayanan kesehatan, apapun kondisinyae. Bidan bertindak sebagaiRole Model (panutan) dalam promosi kesehatan untuk perempuan sepanjang siklus hidupnya, untuk keluarga dan untuk profesi kesehatan lainnya.f. Bidan secara aktif mengembangkan intelektual dan profesi sepanjang karir kebidanan, memadukan pengembanhgan ini kedalam praktek mereka.

3.Kewajiban Profesi Bidana. Bidan menjamin kerahasiaan Informasi klien dan bertindak bijaksana dalam informasi tersebutb. Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka, terpercaya atas hasil asuhan bagi perempuanc. Bidan diperkenankan untuk menolak ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang bertentangan dengan moral namun menekankanpada kesadaran individu untuk tidak mengabaikan pelayanan kesehatan esensial bagi perempuand. Bidan memahami akibat buruk pelanggaran etik dan HAM bagi kesehatan perempuan dan anak dan menghapuskan pelanggaran inie. Bidan berpartisipasi dalam pengembangan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan yang mempromosikan kesehatan perempuan dan keluarga yang mengasuh anak

4.Peningkatan Pengetahuan dan Praktek kebidanana. Bidan menjamin bahwa peningkatan pengetahuan kebidanan di dasari oleh aktivitas yang melindungi hak perempuan sebagai manusiab. Bidan mengembangakan dan berbagi pengetahuan melalui berbagai proses, seperti peer review dan penelitian .c. Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal siswi kebidanan dan bidan

C. PERSAMAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL

1) Kode Etik Nasional Point 1dSetiapbidandalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien danmenghormati nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Kode Etik Internasional Point 2aBidan memberikan asuhan bagi perempuan dan keluarga yang mengasuh anak, denganrasa hormat atas keberagaman budayadan berupaya untuk menghilangkan praktek yang berbahaya (mis. Praktek sunat perempuan)

Analisis: Kedua point ini sama-sama membahas tentang perilaku professional bidan dengan menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat menghormati dan menghargai segala keberagaman budaya yang ada di masyarakat tempat bidan bekerja sebagaimana tercantum dalambuku Bidan Menyongsong Masa Depan halaman 151 tentang Perilaku Profesional Bidan point (6)yaitu menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak. Dan dijelaskan pula dalambuku Konsep Kebidanan.hal 29. Pengarang: Dra. Hj. Suryani Soepardan, Dipl, M, MMyaitu selagi budaya tersebut tidak membahayakan kesehatan.jika sampai kebudayaan yang dianut oleh masyarakat dapat membahayakan kesehatan pasien bahkan jika sampai bertentangan dengan moral,maka bidan harus dapat mempengaruhi klien sebisa mungkin dan memberikan alternatif fikiran lain supaya tidak terus menerus melakukan hal tersebut.2) Kode Etik Nasional Point 1dSetiapbidandalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,menghormati hak kliendan menghormati nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.Kode Etik Internasional Point 1aBidanmenghormati hak pilih perempuanberdasarkan informasi dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab perempuan atas hasil dan pilihanyaAnalisis: Kedua point ini sama-sama membahas tentang bidan yang harus menghormati hak klien untuk mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya tentang pelayanan yang diberikan dan menghormati keputusan klien dalam memilih pelayanan apa yang klien inginkan. Hal ini diatur dalamPERMENKES REPUBLIK INDONESIA No. 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 18 tentang Kewajiban Bidan ayat (1) point (a)yaitu menghormati hak pasien,point (b)yaitu memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang dibutuhkan. Selain dalam PERMENKES, ketentuan bidan harus menghormati hak klien juga terdapat dalamBuku Bidan Menyongsong Masa Depan halaman 150 tentang Perilaku Profesional Bidan point (7)yaitu menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka dapat bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.3)Kode Etik Nasional Point 1fSetiapbidansenantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, denganmendorong partisipasi masyarakatuntuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.Kode Etik Internasional Point 1bBidan bekerja dengan perempuan,mendukung hak mereka untuk berpartisipasi aktif dalam memutuskan pelayananbagi diri mereka dan kesehatan perempuan serta keluarga di masyarakatAnalisis: Kedua point ini membahas tentang partisipasi masyarakat dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Hal ini tercantum dalamUU Kesehatan No. 36 tahun 2009 Pasal 174 ayat (1)yaitu Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan maupun terorganisasi dalam segala bentuk dan tahapan pembangunan kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dan diatur juga dalamPERMENKES REPUBLIK INDONESIA No.1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 13tentang Kewenangan Bidan dalam Menjalankan Program Pemerintah ayat (1) point (d) yaitu melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja dan penyehatan lingkungan.

4)Kode etik Nasional point 2bSetiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasukmengadakan konsultasi, dan atau rujukanKode etik Internasional point 1eBidan bekerjasama dengan profesi kesehatan yang lain,berkonsultasi dan melakukan rujukanbila perempuan memerlukan asuhan diluar kompetensi bidan.Kode etik Internasional point 1fBidan mengenali adanyasaling ketergantungandalam memberikan pelayanan dan secara aktif memecahkan konflik yang ada.Analisis:Ketiga point ini membahas tentang bidan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan kemampuannya dan memaksimalkan pelayanan terhadap klien jika terjadi komplikasi terhadap klien dan bidan menyadari bahwa itu bukan kompetensinya dengan melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya dengan cara berkonsultasi kolaborasi dan rujukan demi kesejahteraan klien. Hal ini tercantum dalambukuKonsep Kebidananhal.13 yang dikarang oleh Dra. Hj. Suryani Soepardan,Dipl,M,MMDalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborsi ,konsultasi dan rujukan sesuai dengan kondisi pasien,kewenangan, serta kemampuannya.Dan tercantum dalamfilosofi asuhan kebidanantentang keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan, dimana bidan meyakini bahwa dalam memberikan asuhan ia harus tetap mempertahankan, mendukung dan menghargai proses fisiologi. Intervensi dan penggunaan teknologi dalam asuhan hanya berdasarkan indikasi.Rujukan yang efektif dilakukan untuk menjamin kesejahteraan ibu dan bayinya. Bidan adalah praktisi mandiri,yang bekerja sama mengembangkan kemitraan dengan anggota tim yang lain(sumber: buku Konsep Kebidanan.hal 9. Pengarang: Dra. Hj. Suryani Soepardan,Dipl,M,MM).Serta di dalamPermenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 pasal 18 ayat (1) bagian (c)Merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan tepat waktu.

5)Kode Etik Nasional Point 2cSetiap bidan harusmenjaga kerahasiaanketerangan yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlakukan sehubungan kepentingan klien.Kode Etik Internasional Point 3aBidanmenjamin kerahasiaaninformasi klien dan bertindak bijaksana dalam informasi tersebutAnalisis: kedua point ini membahas tentang hak klien tentang kerahasian kondisi kesehatannya dan bijaksana dalam informasi tersebut. Hal ini juga diatur dalamUU Kesehatan No. 36 tahun 2009 Pasal 57 ayat (1)yaitu setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan danayat (2)yaitu ketentuan mengenai ha katas rahasia kondisi kesehatn pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal a. perintah undang-undang, b. perintah pengadilan, c. izin yang bersangkutan, d. kepentingan masyarakat;atau, e. kepentingan orang tersebut. Dan juga diatur dalamPERMENKES REPUBLIK INDONESIA No. 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 18 point (e)tentang kewajiban bidan yaitu menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

6)Kode Etik Nasional Point 1aSetiapbidansenantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.Kode Etik Internasional Point 3dBidan memahami akibat buruk pelanggaran etik dan HAM bagi kesehatan perempuan dan anak dan menghapuskan pelanggaran iniAnalisis: Kedua point ini membahas tentang prinsip bidan yang berpegang teguh dengan sumpah jabatannya dan menghayatinya dengan bidan berpegang teguh dengan sumpah jabatan dan kode etik, bidan senantiasa selalu memberikan pelayanan yang tidak melanggar kode etik maupun HAM . Hal ini juga tercantum dalamBukuBidan Menyongsong Masa DepanHalaman 85 tentang Penyimpangan Etikyaitu Untuk melakukan tanggung jawab ini seorang bidan harus mempunyai pengetahuan dan kompetensi dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi serta keluarga.

7)Kode Etik Nasional point 1bSetiap bidan dalam menjalankan profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yang utuh dan memeliharacitra bidanKode Etik Nasional point 4aSetiap bidan harusmenjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinyadengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.Kode Etik Internasional point 1gBidan berkewajiban atas diri mereka sebagai manusia bermoral termasuk tugas untuk menghormati diri sendiri danmenjaga nama baikKode Etik Internasional point 1dBidan dalam profesinya mendukung dan saling membantu dengan yang lain, secara aktifmenjaga diri dan martabat mereka sendiri.Analisis:Point-point diatas menjelaskan bahwa bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan senantiasa menampilkan kepribadian yang baik dan memberikan pelayanan yang bermutu yang tidak bertentangan dengan sumpah jabatan dan kode etik kebidanan yang merupakan pegangan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan.

8)Kode Etik Nasional Point 4bSetiapbidanharus senantiasamengembangkan diridan kebidanankomunitasmeningkatkan kemampuan profesinya sesuai denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Kode Etik Nasional Point 5bSetiapbidanseyogyanya berusaha untukmeningkatkan pengetahuan dan keterampilansesuai denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kode Etik Internasional Point 2fBidan secara aktifmengembangkan intelektualdan profesi sepanjang karir kebidanan, memadukan pengembangan ini kedalam praktek mereka.

Analisis: Ketiga point ini membahas tentang bidan yang diharuskan mengembangkan diri dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Adapun manfaat bidan dalam meningkatkan intelektual bidan dibahas dalamBuku Konsep Kebidananhal 137. Pengarang: Dra. Hj. Suryani Soepardan,Dipl,M,MMyaitu -Meningkatkan produktivitas kerja. Bidan dipacu untuk terus meningkatkan jenjang pendidikan mereka sehingganpengetahuan dan keterampilan (technical skill) bidan akan berkualitas. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien. Efisiensi. Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan melahirkan bidan yang kompeten di bidangnya sehingga meningkatakan efisiensi kerja bidan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien. Menigkatkan kualitas pelayanan. Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan memicu daya saing dikalangan profesi kebidanan agar terus meningkat kualitasnya dalam memberi pelayanan kepada klien. Pelayanan kebidanan yang berkualitas akan menarik konsumen. Meningkatkan moral. Melaluli pendidikan yang berkelanjutan tidak hanya pengetahuan dan keterampilan bidan dalam memberi pelayanan yang menjadi perhatian, tetapi moralitas dan etika seorang bidan juga ditingkatkan untuk menjamin kualitas bidan yang professional.Hal ini juga tercantum dalamBuku Bidan Menyongsong Masa Depan halaman 148 tentang Kerangka Pengambilan Keputusan dalam Asuhan Kebidananyaitu Para bidan menerapkan pengetahuan dan keterampilannya yang mengikuti perkembangan baru (up to date) dalam memberikan asuhan pada setiap ibu dan keluarganya. Serta pada buku yang samahalaman 151 tentang Perilaku Profesional Bidan point (3)yaitu Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir. Dan diatur juga dalamPERMENKES REPUBLIK INDONESIA No.1464/MENKES/PER/2010 Pasal 18 tentang Kewajiban Bidan ayat (2)yaitu Bidan dalam menjalankan praktik/kerja senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.

9)Kode Etik Nasional Point 4cSetiapbidansenantiasaberperan serta dalam kegiatan penelitiandan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.Kode Etik Internasional Point 4bBidanmengembangkan dan berbagi pengetahuan melalui berbagai proses, seperti peer review dan penelitianAnalisis: Kedua point ini membahas tentang bidan yang diwajibkan meningkatkan pengetahuannya dengan melakukan penelitian guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Hal ini juga diungkapkan dalambuku Bidan Menyongsong Masa Depan halaman 10yaitu perkembangan pelayanan kebidanan memerlukan kualitas bidan yang memadai atau handal dan diperlukan monitoring/pemantauan pelayanan oleh karena itu adanya konsil kebidanan sangat diperlukan serta adanya pendidikan bidan yang berorientasi pada profesional & akademik serta memiliki kemampuan melakukan penelitian adalah suatu terobosan dan syarat utama untuk pencapaian peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.

10)Kode Etik Nasional point 6aSetiap bidan dalam menjalankan tugasnya,senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintahdalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA-KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.Kode Etik Internasional point 3eBidanberpartisipasi dalam pengembangan dan pelaksanaan kebijakan kesehatanyang mempromosikan kesehatan perempuan dan keluarga yang mengasuh anak.Analisis:Kedua point ini membahas tentang bahwa bidan dalam memberi pelayanan tetap berpartisipasi dengan program-program kesehatan pemerintah untuk menigkatkan kesehatan masyarakat umum khususnya ibu dan anak. Dan berdasarkan padaUU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 9 ayat(1)Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. DanPasal 13 ayat (1)Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.Dan dijelaskan juga padaPermenkes Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 Pasal 18 ayat (3)Bidan dalam menjalankan praktik kebidanan harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Pasal 13 ayat (1)Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,Pasal 11 dan Pasal 12, Bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan melakukan pelayanan kesehatan meliputi:a. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulitb. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkand. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungane. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolahf. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitasg. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnyah. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasii. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

11)Kode Etik Nasional point 2bSetiap bidan berhak memberikan pertolongan danmempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnyatermasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukanKode Etik Internasional point 3bBidan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka, terpercaya atas hasil asuhan bagi perempuanAnalisis :kedua point ini membahas tentang kewenangan bidan dalam mengambil keputusan dan bidan harus bertanggungjawab atas keputusan yang ia ambil hal ini dijelaskan pula dalambuku Konsep Kebidanan, hal.51 karangan Dra.Hj Suryani Soepardan,Dip1,MMyaitu sebagai tenaga professional, bidan memikul tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya seorang bidan dapat mempertahankan tanggung jawabnya bila terjadi gugatan terhadap tindakanyang dilakukannya.

D. PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN INTERNASIONAL1) Kode Etik Nasional point 5aSetiapbidanharus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik.Analisis: point ini membahas tentang bidan yang harus menjaga dan memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baikdalam kode etik internasional tidak terdapatpoint yang menjelaskan tentang bidan harus menjaga kesehatannya.2) Kode Etik Internasional point 1cBidan bekerjasama dengan perempuan, pemerintah dan lembaga donor untuk menilai kebutuhan perempuan terhadap pelayanan kesehatan serta menjamin pengalokasian sumber daya secara adil dengan mempertimbangkan prioritas dan ketersediaan.Analisis:point ini membahas tentang pengalokasian sumberdaya secara adil dengan bekerjasama dengan perempuan, pemerintah dan lembaga donor. Ini tidak dibahas dalam kode etik nasional namun hal ini dibahas dalamUU RI No.36 Tahun 2009 pasal 26 ayat (1) dan ayat (2)yaitu Pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan untuk pemerataan pelayanan kesehatan dan ayat (2) yaitu Pemerintah daerah dapat mengadakan dan mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Di luar negeri pengalokasian sumberdaya telah secara adil sedangkan di Indonesia pengalokasian tenaga kesehatan belum secara adil karena kurangnya tenaga kesehatan.3) Kode Etik internasional point 4cBidan berpartisipasi dalam pendidikan formal siswi kebidanan dan bidanAnalisis :pada point ini dijelaskan bahwa bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal siswi kebidanan dan bidan. Di luar negeri ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab bidan senior untuk membimbing siswi kebidanan agar dapat menjadi generasi yang bermutu dan berkompeten.Point ini tidak dibahas dalam kode etik nasional,dalam kenyataan kehidupan kerjapun, banyak bidan di Indonesia yang menerapkan sikap senioritas yang negative dengan melimpahkan tanggungjawab kepada mahasiswi yang magang tanpa diajari terlebih dahulu. Padahal seharusnya bidan senior mampu mengayomi dan membimbing mahasiswa agar lebih kompeten.4) Kode Etik Nasional Point 2aSetiapbidansenantiasamemberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.5) Kode Etik Internasional Point 2eBidan bertindak sebagai Role Model (panutan) dalam promosi kesehatan untuk perempuan sepanjang siklus hidupnya, untuk keluarga dan untuk profesi kesehatan lainnya.Analisis :kedua point ini membahas tentang bagaimana bidan memberikan pelayanan, akan tetapi ada perbedaannya, dalam kode etik nasional disebutkan bidan memberikan pelayanan paripurna kepada klien. Hal ini diatur dalamUU. Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 47yaitu Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotof, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksananakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Dalam kode etik internasional point 2e hanya membahas tentang pelayanan bidan dari segi promotifnya saja.

E. KODE ETIK PROFESI BIDAN DI BERBAGAI NEGARAI. KODE ETIK KEBIDANAN DI SELANDIA BARU1. Bertanggung jawab kepada wanita Bidan bekerja dalam kemitraan dengan wanita Bidan menerima hak setiap wanita untuk mengendalikan pengalaman kehamilan dan persalinan Bidan menerima bahwa perempuan bertanggung jawab untuk keputusan-keputusan yang mempengaruhi dirinya, bayinya dan keluarganya. Setiap bidan menegakkan hak perempuan untuk bebas menentukan pilihan. Bidan memenuhi kebutuhan sosial, psikologis, fisik, emosional, spiritual dan budaya perempuan yang mencari asuhan kebidanan, bagaimanapun keadaan mereka, dan memfasilitasi kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka. Bidan menghargai pentingnya orang lain dalam kehidupan wanita Bidan dipercaya untuk menyimpan rahasia perempuan dalam rangka melindungi hak perempuan. Informasi rahasia dapat diberitahu kepada orang lain hanya dengan persetujuan dari perempuan, kecuali diizinkan atau diharuskan oleh undang-undang . Bidan bertanggung jawab kepada perempuan atas praktek kebidanannya. Bidan memiliki tanggung jawab untuk tidak mengganggu proses normal kehamilan dan persalinan Bidan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa tidak ada tindakan atau kelalaian yang menyebabkan risiko pada wanita. Bidan memiliki tanggung jawab untuk merujuk klien ketika mereka telah mencapai batas keahlian mereka Bidan memiliki tanggung jawab untuk setia kepada sistem nilai mereka sendiri dan penilaian yang profesional. Namun, keyakinan pribadi bidan seharusnya tidak menghalangi wanita mana pun untuk menerima perawatan kesehatan.2. Tanggung jawab kepada masyarakat luas Bidan mengakui whenua Mori sebagai tangan dari Aotearoa dan menghormati prinsip-prinsip kemitraan, perlindungan, dan partisipasi sebagai penegasan Perjanjian Waitangi Bidan mendorong partisipasi publik dalam pembentukan kebijakan dan lembaga sosial. Bidan menganjurkan kebijakan dan perundang-undangan yang mempromosikan keadilan sosial, perbaikan kondisi sosial dan berbagi adil dalam sumber daya masyarakat Bidan mengakui peran dan keahlian kelompok masyarakat dalam memberikan perawatan dan dukungan bagi wanita untuk melahirkan anak Bidan bertindak sebagai model yang berperan efektif dalam promosi kesehatan bagi perempuan, keluarga dan kesehatan lainnya.

3. Tanggung jawab kepada rekan-rekan dan profesi Bidan mendukung dan menopang satu sama lain dalam peran-peran profesional mereka dan secara aktif memelihara kehormatan diri sendiri dan orang lain. Bidan aktif mencari jati diri, intelektual dan pertumbuhan yang profesional sepanjang karir mereka, dan mengintegrasikan karir ke dalam praktek mereka. Bidan bertanggung jawab untuk berbagi ilmu kebidanan kepada orang lain. Bidan praktek mandiri terlepas dari peraturan dan bertanggung jawab kepada wanita serta profesi kebidanan untuk praktek kebidanan Bidan memiliki tanggung jawab untuk menegakkan standar profesional mereka dan menghindari kompromi hanya untuk alasan pribadi atau institusional kebijaksanaan Bidan mengakui peran dan keahlian profesional kesehatan lainnya yang menyediakan asuhan dan dukungan bagi perempuan yang melahirkan. Bidan melakukan tindakan yang sesuai jika suatu tindakan melanggar hak konsumen oleh rekan standar asuhan kebidanan. Bidan memastikan bahwa kemajuan pengetahuan kebidanan didasarkan pada kegiatan yang melindungi hak-hak perempuan. Bidan mengembangkan dan berbagi pengetahuan melalui berbagai proses seperti tinjauan standar kebidanan dan penelitian Bidan berpartisipasi dalam pendidikan kebidanan bagi mahasiswa dan bidan lain bidan profesional tidak menggunakan standar komersial dalam membuat ketersediaan layanan mereka.

II. KODE ETIK KEBIDANAN DI KANADA1. Bidan memberikan perawatan yang aman, penuh kasih, sesuai dengan aturan dalam paktek yang berdasarkan pada standar profesional bidan2. Bidan menghormati dan melayani proses persalinan pada kehamilan yang sehat dan normal3. Bidan bertanggung jawab untuk keputusan klinis dan tindakan atas hasil dari asuhan yang mereka berikan kepada perempuan dan bayi4. Bidan menginformasikan klien tentang standar komunitas asuhan kebidanan, peran, Nilai-nilai, dan fungsi bidan.5. Bidan menghormati dan mendukung hak-hak klien untuk membuat pilihan informasi dengan berbagai informasi yang berdasarkan bukti relevan tanpa prasangka, paksaan atau penipuan6. Bidan bekerja dalam kemitraan dengan perempuan, sehingga perempuan diberdayakan untuk berbicara sendiri dan berpartisipasi secara aktif dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi serta keluarganya.7. Bidan tidak akan menolak atau membatasi asuhan atas dasar ras, wrna kulit, etnis, bahasa, budaya, tempat asal, keyakinan politik atau spiritual, status perkawinan atau keluarga, status sosial ekonomi, usia, orientasi seksual, kemampuan fisik atau mental.8. Bidan menghormati keragaman budaya dan berusaha untuk memberikan budaya aman, dan adil.9. Bidan berusaha untuk memberikan informasi edukasi kepada klien di seluruh tingkat melek huruf dan kemampuan untuk memahami.10. Bidan berinteraksi secara profesional, hormat dan jujur dengan klien, rekan, dan masyarakat.11. Bidan saling mendukung dalam peran profesional mereka dan secara aktif membina rasa mereka sendiri dan orang lain12. Bidan bekerjasama dengan profesional kesehatan lainnya, konsultasi dan merujuk tepat ketika kebutuhan klien melebihi batas keahlian kebidanan dan ruang lingkup praktek.13. Bidan memberikan perawatan terbaik untuk klien dalam segala situasi dan lingkungan. Ketika tidak dapat memberikan perawatan yang diperlukan, bidan membuat semua upaya yang wajar untuk menemukan penyedia layanan lainnya untuk klien.14. Bidan tidak boleh meninggalkan asuhan kebidanan untuk perempuan yang melahirkan, atau menolak untuk menghadiri perempuan yang melahirkan kecuali profesional kesehatan lain yang sesuai telah diamankan untuk memberikan perawatan yang diperlukan.15. Bidan memastikan bahwa penilaian profesional mereka tidak dipengaruhi oleh pertimbangan komersial dan tidak akan menerima hadiah, bantuan atau keramahan untuk mendukung produk komersial atau jasa.16. Bidan tiak akan menerima hadiah, bantuan atau keramahan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada klien17. Bidan memastikan bahwa privasi klien dilindungi dan kerahasiaan yang dijaga kecuali pengungkapan diamanatkan oleh undang-undang.18. Bidan secara terbuka mengakui kepada klien dan rekan keberatan hati nurani atau konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi praktek profesional atau hak klien untuk pilihan informasi19. Bidan dapat menolak untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mereka jalankan berlawanan moral, dengan pengertian bahwa keyakinan pribadi tidak boleh menghalangi perempuan dari pelayanan kesehatan esensial20. Bidan memaastikan bahwa tidak ada tindakan kelalaian atau ketidakmampuan pada bagian mereka yang menyebabkan kerugiat atau tempat klien beresiko21. Bidan melindungi klien dan kolega dari praktek-praktek berbahaya, tidak etis, atau tidak kompeten dengan mengambil tindakan yang tepat dan dapat mencakup pelaporan diamanatkan oleh undang-undang.22. Bidan memelihara terus kompetensi dan aktif mencari pengembangan profesional sepanjang karir kebidanan mereka, terintegrasi perkembangan ini dalam praktek mereka.23. Bidan mendukung kemajuan pengetahuan kebidanan melalui penelitian dan berpartisipasi dalam pendidikan siswa dan lainnya.24. Bidan berpartisipasi dalam pengembangan dan pelaksanaan kebijakan dan inisiatif yang mempromosikan kesehatan perempuan melahirkan dan keluarga25. Bidan aktif mempromosikan akses yang adil terhadap perawatan dan layanan memenuhi kebutuhan perempuan dan keluarga sehat.

III. KODE ETIK BIDAN DI AUSTRALIAKodeetik bidan di Australiatelah dikembangkan untuk profesi kebidanan di Australia.Itu adalah relevan untuk semua bidan di semua bidang layanan bersalin termasuk yang meliputi praktik kebidanan, manajemen, pendidikan dan penelitian domain.1Bidan memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan Kode ini di kebidanan dan layanan bersalin, berpartisipasi dalam kebijakan pada semua tingkatan pemerintahan, dan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman etika dan kebidanan untuk merespon efektif untuk masalah yang timbul dari praktek mereka. Dalam mempertimbangkan Kode Etik ini dan pendampingKode perilaku profesional untuk bidan di Australia,itu harus diingat bahwa mereka dirancang untuk beberapa masyarakat, yaitu bidan,mahasiswa kebidanan, perempuan yang menerima kebidanan perawatan dan keluarga mereka, masyarakat pada umumnya, bidan ahli, pihak berwenang kebidanan dan konsumen lembaga perlindungan.Hal ini juga dicatat bahwa konsep dari 'etika' dan 'moralitas' secara substansial sama dan telah digunakan secara bergantian di seluruh pedoman ini. Kode ini mencerminkan Australian College of Midwives Pernyataan Filsafat(2004) dan profesi kebidanan yang komitmen untuk menghormati, mempromosikan, melindungi dan menegakkan hak-hak perempuan dan bayi mereka, baik penerimaan dan penyediaan layanan perawatan dan bersalin kebidanan.Hal ini juga dibingkai sebagian oleh prinsip-prinsip dan standar yang ditetapkan dalam DeklarasiUniversalPBBtentang Hak Asasi Manusia, Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dan Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik;itu Konstitusi dan publikasi Organisasi Kesehatan Dunia seri berjudulKesehatan dan Hak Asasi Manusia;dan Amerika PengembanganNations Development ProgrammeManusia Laporan 2004: kebebasan Budaya di dunia saat ini beragam.2Kode ini juga melengkapi InternasionalKonfederasi BidanKode etik(2005) dan dimaksudkan untuk ditafsirkan dalam hubungannya dengan kode itu, seperti serta standar etika lainnya dan pedoman yang dikembangkan oleh negara Australia dan wilayah kebidanan profesional organisasi dan keperawatan dan kebidanan peraturan berwenang.Kode ini didukung olehKode profesionalmelakukan bidan di Australia.Kompetensi Nasionalstandar untuk bidan di Australia(2006) dan memiliki hubungan yang kuat dan mampu mengindentifikasi materi umum pelajaran.Pedoman ini menetapkan nilai-nilai tertentu untuk membimbing orientasi etika dan perilaku bidan dalam praktek domain,Kodeetik profesional untukbidan di Australiamenetapkan persyaratan praktek tertentu.

E. KETENTUAN HUKUM JIKA MELANGGAR KEWAJIBAN BIDANPasal 1239 KUHPerdata, jika seseorang tidak dapat melakukan dan tidak dapat memenuhi kewajibanya yang didasari adanya perjanjian (perikatan antara tenakes dengan pasien, dan perikatan ini terikat dengan asas iktiar ), jika tidak terpenuhi ini dianggap tindakan wanprestasi( ingkar janji) dan ini termasuk perbuatan melawan hukum (PMH), apabila kemudian menimbulkan kerugian baik materl maupun moril selanjutnya dapat digugat sebagai tindakan malpraktek.a. Pasal 1365 ayat (1) KUHP tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian, maka wajib bertanggung jawab mengganti kerugian/timbulnya gugutan.b. Ayat (3), begitu pula jika kerugian pasien yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dibawah pengawasanya, perawat, asisten bidan , bidan, dalam hal ini tenakes yang memiliki kewenangan kompetensi yang bertanggung jawab.

Sanksi pidana pada pasal 322 KUHP, berbunyi :Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang ia wajib menyimpanya oleh karena jabatan atau pekerjaanya, baik sekarang maupun dulu, dihukum dg hukuman penjara selama-selamanya 6 bulan atau denda 600 jt rupiahSanksi Hukum Perdata :Berupa Wanprestasi (pasal 1239 KUHP), jika melakukan :a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukanb. Terlambat melakukan apa yang dijanjikanc. Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sesuai hasil yang dijanjikand. Melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak boleh dilakukan oleh bidan misal melakukan tindakan curretge pada kasus abortus (kewenangan mutlak ada pada dokter spesialis).

Contoh kasus atas gugatan wanprestasi :Pada papan nama bidan, mencantumkan praktik dari jam 17 wib-19 wib, akan tetapi setiap datang bidan tersebut jam 18 wib, ini pelanggaran karena tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.Sanksi hukum Pidana atas PMHBentuk Perbuatan Melawan Hukum oleh bidan adalah :a.Akibat asuhan kebidanan yang dilakukan menimbulkan cacat tubuh, lukaberat, adanya kerugianb.Materi yang berlebih, timbul rasa sakit yang terus menerus, sampai tidakdapat melakukan aktfitasc.Klien sebagai ibu rt atau tidak dapat bekerja, merusak kepercayaan dankeagamaan , bahkan sampai klien meninggal dunia.

Dalam buku KUHPidana , pasal 183,184, hakim harus memiliki alat bukti yang syah dari gugatan pidana dengan syarat bahwa alat bukti tersebut terpenuhi : adanya keterangan saksi, keterangan ahli, surat yg dibuat menurut ketentuan perundang-undangan oleh pejabat, untuk pembuktian dari suatu keadaan, adanya petunjuk sesuai kebijakan hakim, keterangan terdakwa dapat menerangkan akan Rekam medik ( sebagai alat bukti di persidangan ).

PERMENKES TAHUN 2002Pada BAB IX tentang sanksi pasal 42 yang berbunyi,Bidan yang dengan sengaja :a. Melakukan praktik kebidanan tanpa mendapat pengakuan/adaptasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan/atau;b. Melakukan praktik kebidanan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9;c. Melakukan praktik kebidanan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) ayat (2); dipidana sesuai ketentuan Pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.Pasal 44 berbunyi,1. Dengan tidak mengurangi sanksi sebagaimana dimaksud dalamPasal 42, Bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuanyang diatur dalamKeputusan ini dapat dikenakan tindakan disiplinberupa teguran lisan, tegurantertulis sampai dengan pencabutanizin.2. Pengambilan tindakan disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanBidan merupakan profesi yang mempunyai tanggung jawab yang besar dimana keselamatan ibu dan bayinya tergantung dari kesiapan dan profesionalisme kerja seorang bidan. Diharapkan dengan adanya kode etik profesi, bidan mampu mengetahui batas-batas dari wewenang sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat.B.SaranSetiap bidan harus menjunjung tinggi norma dan etika profesi yang diembannya agar hal-hal yang menyimpang dari tugas dan wewenang bidan tidak terjadi serta bidan berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang sehat.

26