Kode Etik Profesi

download Kode Etik Profesi

of 9

description

dfgd

Transcript of Kode Etik Profesi

KODE ETIK PROFESIAKUNTANSI1.Latar BelakangKehancuran Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom menjadi pelopor dicetuskannya Sarbanes-Oxlay Act 2002 (SOX) di Amerika Serikat. Dengan demikian terbentuklah era baru ekspektasi pemangku kepentingan dalam dunia usaha, khususnya bagi para akuntan professional yang bekerja di dalamnya.Penyimpangan peran akuntan professional sebagai pemegang amanah menjadi pebisnis dipertanyakan.Prinsip-prinsip yang memunculkan harapan baru telah diperbaharui dan mengakibatkan perubahan dalam hal bagaimana akuntan professional harus bersikap, layanan apa saja yang akan ditawarkan, dan standar kinerja yang harus dipenuhi. Standar-standar ini telah tertanam dalam struktur tata kelola baru serta mekanisme bimbingan yang memiliki komponen domestik dan internasional.Dalam jangka panjang, pengaruh IASB dan IFAC sama pentingnya SOX karena badan-badan professional akuntansi yang mengaturCPAs, CAs, CMAs dan CGAs di seluruh dunia telah sepakat dengan adanya harmonisasi standard an kode etik mereka dengan ketetapan IASB dan IFAC.Perkembangan signifikan yang menjadi hikmah atas peristiwa Enron-SOX adalah disusunnya serangkaian standar akuntansi internasional bagi perusahaan-perusahaan dan kode etik akuntan professional untuk diselaraskan di seluruh dunia.Internal federation of Accountant (IFAC) menyusun Kode Etik IFAC dan merilis versi awalnya pada tahun 2001 dan versi revisi pada tahun 2005.Organisasi-organisasi anggota IFAC lembaga akuntansi professional di seluruh dunia seperti Amerikan Institute ofCertified Public Accountants (AICPA), Institutes of Chartered Accountants sama dengan Management Accountants dan Certified General Accountants telah setuju untuk menyesuaikan kode etik mereka ke dalam kesepakatan substansialdengan peraturan IFAC yang menyatakan bahwa:Hal yang membedakan profesionalisme adalah penerimaanya akan tanggung jawab untuk bertindak atas kepentingan publik.

Kode Perilaku ProfesionalPublik menilai bahwa tenagaprofesional seringkali bekerjadengan sesuatu yangnyata nilainya, dimana keyakinanbahwa merekakompeten di bidangnya dan tanggung jawab atas pekerjaannya menjadi sangat penting. Jika suatu profesi kehilangan kredibilitas di mata publik, akibatnya bisa sangat buruk dan tidak hanya bagi seorang professional yang bermasalah.Aspek yang menjadikan suatu profesi adalah kombinasi fitur, tugas, dan hak-hak yang semuanya dibingkai dalam satu rangkaian nilai-nilai umum profesionalitas nilai yang menentukan bagaimana keputusan akan dibuat dan tindakan yang akan diambil. Untuk mendukung kombinasi fitur, tugas dan hak ini, maka penting bagi suatu profesi untuk menyusun seperangkat nilai atau prinsip-prinsip dasar yang membimbing anggota mereka dan agar setiap professional memiliki nilai-nilai pribadi yang berkaitan dengan prinsip dasar tersebut.Nilai-nilai pribadi yang dikehendaki biasanya meliputi kejujuran, integritas, objektivitas, kebijaksanaan, keberanian untuk mempertahankan pendiriannya, dan karakter yang kuat untuk menolak peluang-peluang yang mengutamakan kepentingan pribadi.Layanan yang disediakan oleh sebuah profesisangat penting bagi publik, sehingga mereka siap untuk memberikan hak-hak kepada suatu profesi tertentu yang telah ditentukan sebelumnya, tetapi mereka juga akan memastikan bahwa seorang professionaltersebut dapat melakukan tugasnya dengan baik dan benar seperti yang diharapkan. Secara umum, tugas yang diharapkan dari suatu profesi adalah dalam rangka mempertahankan:Kompetensi dibidang keahlianObjektivitas dalam penawaran pelayananIntegritas dalam urusan dengan klienKerahasiaan hal-hal yang terkait dengan klienDisiplin terhadap anggota yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar

Ekspektasi Publik Terhadap Profesi AkuntanSeorang akuntan professional apakah dia terlibat dalam kegiatan auditing atau manajemen, karyawan atau konsultan, diharapkan untuk menjadi seorang akuntan sekaligusprofessional. Artinya, seorang akuntan professional diharapkan memiliki keahlian teknis akuntansi dan memiliki pemahaman yang lebih dari pada orang awam di bidang terkait. Selainitu akuntan professional juga diharapkan untuk menaati standar-standar khusus yang dikeluarkan oleh badan professional terkait.Tidakmengherankan jika akuntansi professional sudah dapat menyesuaikan dengan cukup baikkombinasi fitur, tugas, dan hak dalam kerangka nilai-nilai suatu profesi sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini adalah fitur, tugas, hak dan nilai-nilai dari profesi akuntansi.Fitur-fitur Profesi Akuntansi :Penyediaan layanan fidusia yang penting bagi masyarakatDiperlukan pengetahuan dan skil yang luasPelatihan dan karakter skil dalam hal intektualDiawasi oleh organisasiAkuntabel pada otoritas pemerintahTugas-tugas penting untuk suatu hubungan fidusia :Perhatian yang berkelanjutan pada kebutuhan klien dan pemangku kepentingan lainnyaPengembangan dan pemeliharaan pengetahuan dan skil yang diperlukan termasukskeptisisme/keilmiahan profesional.Pemeliharaan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia oleh perilaku yang menunjukkan nilai nilai yang bertanggung jawabPemeliharaan reputasi pribadi yang dapat diterimaPemeliharaan reputasi sebagai professional yang kredibelHak-hak yang diizinkan dalam kebanyakan yurisdiksi :Kemampuan untuk tampil dan menawarkan diri sebagai seorang professional yang ditunjuk untuk memerankan jasa fidusia pentingKemampuan untuk menetapkan standar masuk dan memeriksa calonMengatur dan mendisiplinkan diri berdasarkan kode etikPartisipasi dalam pengembangan praktik akuntansi dan auditAkses ke beberapa atau semua bidang usaha akuntansi dan auditNilai-nilai yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan memelihara hak-hak :KejujuranIntegritasObjektifitas, berdasarkan pada penilaian independenKeinginan untuk menerapkan ketelitian dan skeptisisme profesionalKompetensiKerahasiaanKomitmen untuk menempatkan kepentingan publik, klien, profesi dan atasan atau perusahaan sebelum kepentingan professional.

Standar Perilaku yang diekspektasikanPublik (khususnya klien) mengharapkan bahwa akuntan professional akan melakukan layanan fidusia dengan kompetensi, integritas, dan objektivitas.Integritassangat penting karena memastikan bahwa apapun layanan yang diberikan akan dilakukan secara adil dan seksama. Tidak akan ada detail sekecil apapun yang dihilangkan, diremehkan, dinyatakan secara tidak benar, sehingga akan mengaburkan kebenaran yang dapat menyesatkan pengguna informasi.Kejujuran, ketepatan atau kebenaran , tersirat dalam semua aspek pengumpulan, pengukuran, pelaporan dan interpretasi data.Objektivitasberarti kebebasan dari bias dalam pemilihan dasar pengukuran dan pengungkapan agar tidak menyesatkan pengguna. Objektivitas tidak dapat dipertahankan kecuali akuntan professional berfikiran independen, atau bebas dari pengaruh yang berlebihan dari satu pemangku kepentingan atau yang lain.Sumber Pedoman EtikaAda beberapa sumber panduan tersedia untuk akuntan professional. Kode etik dari badan professional mereka dan perusahaan atau atasan mereka merupakan sumber referensi yang penting. Namun, masukan lainnya juga harus diperhitungkan jika memang sesuai, karena akuntan professional harus merespon badan/lembaga ekspektasidan standar yang dibuat oleh berbagai organisasi akuntansi professionaldi negara mereka sendiri dan di luar negeri bersama-sama dengan penentu standar, regulator, pengadilan, politisi, pasar uang dan publik.Ekspektasi perilaku professional telah dan akan diwujudkan dalam :Penentu Standar (IFAC, PCACB, FASB, IASB, CICA, ICAEW, dan sebagainya)Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (GAAP)Standar Audit yang Berlaku Umum (GAAS)Praktik-praktik standar yang dipahami secara umumStudi penelitian dan artikelPedoman-pedoman regulator (SEC, OSC, NYSE,TSX, dan lain-lain)Keputusan pengadilan.Kode Etik dari :Atasan (Perusahaan atau KAP)Badan Akuntansi Profesional LokalInternal Federation of Accountants (IFAC)Kode Etik ProfesionalKode etik professional dirancang untuk memberikan panduan tentang perlakuan yang diharapkan dari anggota agar jasa yang ditawarkan dapat diterima secara kualitas dan reputasi profesi tidak akan dinodai. Apabila reputasi ternoda, beberapa aspek hubungan fidusia telah dilanggar, dan pelayanan belum dapat diberikan secara professional, maka akan merusak kepercayaan publik.Prinsip-prinsip fundamental dalam kode etik professionalPara anggota diharuskan :Bertindak untuk kepentingan umumSetiap saat menjaga reputasi baik profesi dan kemampuannya untuk melayani kepentingan umumBekerja dengan :IntegritasObjektiv dan independenKompetensi professional, due care, dan skeptisisme professional sertaRahasiaTidak dikaitkan dengan informasi yang menyesatkan atau keliruAgar efektif, kode etik perlu memadukan prinsip-prinsip mendasar dengan sejumlah aturan khusus. Jika suatu kode/peraturan dirancang untuk mencakup semua masalah yang mungkin terjadi, maka akan menjadi asngat bertele-tele dan banhkan terlalu banyak, sehingga anggota perlu waktu lama untuk membiasakan diri dengan hal tersebut dan untuk tetap mengikuti perkembangan penambahan aturan yang konstan.3.Prinsip-prinsip Etika: IFAC, AICPA, IAIPrinsip-prinsip dan dan standar-standar fundamental yang telah dijelaskan di atas terdapat disebagian besar kode. IFAC dalam Kode Etik Akuntan Profesional versi 2001 menyatakan mengapa akuntan professional harus melayani kepentingan publik dikatakan:Tanda yang membedakan suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik.Masyarakat profesi akuntansi terdiri dari klien, penyedia kredit, pemerintah, pengusaha, karyawan, investor, masyarakat bisnis dan keuangan, dan lain-lain yang bergantung pada objektivitas dan integritas akuntan professional untuk mempertahankan fungsi teratur perniagaan. Ketergantungan ini membebankan tanggung jawab kepentingan publik pada profesi akuntansi. Kepentingan umum didefinisikan sebagai kesejahteraan kolektifmasyarakat dan institusi yang mendapat pelayanan akuntan professional. Tanggung jawab seorang akuntan professional tidak secara khusus hanya memenuhi kebutuhan individu klien atau atasan. Standar profesi akuntaniini sangat ditentukan oleh kepentingan umum[1]IFAC menyatakan secara tersirat bahwa ada kelompok-kelompok professional lainnya yang akan diberikan kepercayaan untuk melayani masyarakat jika terdapat kelompok akuntan professional terbukti tidak dapat diandalkan dalam melaksanakan tugas ini.Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan ProfesionalIFAC 2005 Section 100.4Seorang akuntan professional diharuskan untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar berikut :a)Integritas seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua keterlibatannya dalam hubungan profesional dan bisnisb)Objektivitas seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan bias, konflik kepentingan, atau pengaruh yang berlebihan dari orang lain untuk mengesampingkan penilaian professional atau bisnisc)Kompetensi professional dan Kesungguhan seorang akuntan professional mempunyai tugas yang berkesinambungan untuk senantiasa menjaga penghetahuan dan skil professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klienatau atasan menerima jasa professional yang kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, legislasi dan teknis. Seorang akuntan professional harus bertindak tekun dan sesuai dengan standar teknis dan professional yang berlaku dalam memberikan layanan professionald)Kerahasiaan seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian informasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional dan bisnis tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga, tanpa otoritas yang tepat dan spesifik kecuali ada hak hukum atau professional atau kewajiban untuk mengungkapkan. Informasi rahasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional seharusnya tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi para akuntan professional atau pihak ketiga.e)Perilaku Profesional seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturan-peraturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan profesi.Ikhtisar Kode Etik (Pedoman Perilaku) AICPAPrinsip-prinsip:Tanggung Jawab: dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai professional, anggota harus menerapkan penilaian professional dan moral yang sensitive dalam segala kegiatannya. (section 52, article I)Kepentingan Umum: anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak dengan cara yang dapat melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen terhadap profesionalisme. (section 53, article II)Integritas.untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, anggota harus melakukan semua tanggung jawab professional dengan integritas tertinggi. (section 54, article III)Objectivitas dan Independensi: seorang anggota harus mempertahankanobjectivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab professional. Seorang anggota dalam praktik publik harus independen dalam penyajian fakta dan tampilan ketika memberikan layanan audit dan jasaatestasi lainnya. (section 55, article IV)Due Care: seoarng anggota harus mematuhi standar teknis dan etis profesi, berusaha terus menerus untuk menigkatkan kompetensi dan layanan dalam melaksanakan tanggung jawab professional dengan kemampuan terbaik yang dimiliki anggota. (section 56, article V)Sifat dan Cakupan Layanan: seorang anggota dalam praktik publik harus memerhatikan Prinsip-prinsip dari Kode Etik Profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan. (section 57, article VI)

Aturan :Interpretasi Penting/Cakupan Permasalahan

101Independensi

102Integritas danObjektivitas

201Standar-Standar Umum

202Kesesuaian dengan Standar

203Prinsip-prinsip Akuntansi

301Informasi Rahasia Klien302Biaya-biaya tak Terduga

501Tindakan Pendiskreditan

502Periklanan dan Permohonan503Komisi dan Biaya Rujukan

505Bentuk dan Nama OrganisasiAkan terganggu oleh berbagai transaksi, hubungan dan kepentingan, termasuk: kepentingan keuangan langsung atau material, kinerja pelayanan non-atestasi tertentu, investasi umum, pinjaman; hubungan keluarga, atau jabatan kantor seperti; direktur, pejabat, karyawan, promotor, penjamin emisi, wali atau peminjam (kecuali dalam syarat normal dari lembaga keuangan untuk mobil, rumah, kartu kredit) dan ancaman litigasi.

Tidak ada konflik kepentinganTidak ada kesalahan dalam pengfiguran fakta atau subordinasi penilaian kepada orang lain.

Standar kompetensi professionalKesungguhan kerja professionalPerencanaan dan pengawasanData relevan yang cukup

Diperlukan jika layanan meliputi audit, peninjauan kembali, kompilasi, konsultasi manajemen, pajak, atau layanan professional lainnya.

Tidak ada penyimpangan dari prinsip akuntansiyang berlaku umum (GAAP) kecuali sebuah pernyataan menyesatkan akan muncul, maka harus menyatakan mengapa suatu penyimpangan itu dibenarkan dan perkiraan dampaknya otorisasi dari pernyataan FASB,GASB, FASAB.

Tidak ada pengungkapan tanpa persetujuan, kecuali untuk urusan atau proses CPATidak digunakan untuk kepentingan pribadi

Tidak diizinkan untuk audit, peninjauan kembali, kompilasi, pemeriksaan informasi keuangan prospektif, atau informasi wajib pajak atau klaim pengembalian pajak beberapa pengecualian yang tercantum.

Tidak diizinkan: diskriminasi, pelecehan, penyimpangan dari standar tata kelola, kelalaian, pengungkapan atau permohonan pemeriksaan. Pertanyaan atau jawaban CPA, kegagalan untuk mengajukan dokumen informasi wajib pajak atau membayar kewajiban pajak.

Tidak boleh salah, menyesatkan, atau menipu, atau melibatkan pemaksaan, cakupan yang terlalu luas, atau pelecehan.

Tidak diperkenankan rekomendasi layanan ke atau dari klien audit, peninjauan kembali, kompilasi , atau pemeriksaaninformasi keuangan prospektif, atau harus diungkapkan.Tidak dapat dibayar atau diterima tanpa diberitahukankepada klien

Mengizinkan kepemilikan minoritas non-CPA, mempertahankan tanggung jawab penuh CPA, secara finansial dan sebaliknya, untuk pekerjaan atestasi yang dilakukan untuk melindungi kepentingan publik, tetapi tidak dapat mengeluarkan diri mereka dari CPA, dan harus mengikuti peraturan AICPA.

Kode Etik IAIKode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:(1) Prinsip Etika,(2) Aturan Etika, dan(3) Interpretasi Aturan Etika.Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

KepatuhanKepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.PrinsipdanKode EtikProfesi IAI :1.Tanggung Jawab Profesi2.Kepentingan Publik3.Integritas4.Obyektivitas5.Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional6.Kerahasiaan

4.Aturan dan Interpretasi EtikaKetika profesi menemukan bahwa kekhawatiran muncul dalam profesi akibat dari perdebatan tentang penerapan yang tepat dari sebuah aturan, klarifikasi akan dikeluarkan dalam bentuk interpretasi.Interpretasi ini sering merupakan addendum atau apendiks terhadap kode, dapat ditambahkan ketika dibutuhkan dalam suatu kondisi.Motivasi untuk perubahan pada kode-kode professional berasal dari permasalahan yang sama, biasanya skandal keuangan yang telah mengikis kredibilitas profesi. Pada umumnya, tekanan terbesar muncul saat ekonomi ekonomi Amerika Utara telah lemah, hal ini menyebabkan perusahaan ataupun individu terlibat dalam tindakan penipuan, atau kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, atau penggunaan celah untuk mengambil keuntungan secara tidak adil. Hal inilah yang memotivasi perevisian kodeprofessional untuk memberikan bimbingan agar masalah yang sama tidak terjadi di masa yang akan datang.Ada dua faktor yang berbeda dengan motivasi-motivasi di awal millennium baru. Pertama, peristiwa kehancuran Enron, Arthur Andersen dan WorldCom terjadipada saat kondisi ekonomi bagus meskipun mereka menimbulkan erosi kredibilitas yang menurunkan kepercayaan, yang pada akhirnya juga menurunkan kinerja perekonomian. Pada perubahan ini menunjukkan bahwa masalah etika dapat dan akan memainkan peran yang lebih serius dan signifikan. Kedua, keinginan untuk konvergensi global atau harmonisasi standar untuk memfasilitasi bisnis global dan arus modal merupakan pendorong perubahan yang lebih kuat. Dengan demikian, konvergensi dapat menghasilkan standar yang lebih kuat dan kesinambungan perubahan yang lebih cepat. Bagaimanapun, waktu akan menunjukkan jika kebutuhan akan kepatuhan pada peraturan pendamping dan kerangka penegakan hukum, seperti yang telah dicontohkan oleh SEC dan OSC akan berkembang di seluruh dunia untuk mewujudkan perbaikan.5.KesimpulanPeristiwa Enron, Arthur Andersen dan WorldCom telah menentukan kembali fokus akuntan professional terkait dengan ekspektasi peran mereka sebagai pemegang kepercayaan (fidusia) untuk kepentingan publik. Dengan disusunnya berbagai kode/peraturan akan mengembalikan reputasi dan kelangsungan profesi mereka yang telah dirusak.Akuntan professional harus mengembangkan penilaian, nilai-nilai dan karakter yang dapat merangkul ekspektasi publik, yang tidak dapat dipisahkan dalam akuntabilitas yang berorientasi pada pemangku kepentingan dan kerangka tata kelola.Kode etik diperbaharui agar menjadi pedoman yang lebih baik bagi akuntan professional dan memastikan bahwa kepentingan pribadi yang tak tertahankan, bias, dan/atau kesalah pahaman tidak mengaburkan cara berfikir independen akuntan professional atau memunculkan kecenderungan berkurangnya independensi dari akuntan professional.