Kloramfenikol Merupakan Obat Pilihan Utama Untuk Mengobati Demam Tifoid
-
Upload
jejepurple -
Category
Documents
-
view
133 -
download
0
Transcript of Kloramfenikol Merupakan Obat Pilihan Utama Untuk Mengobati Demam Tifoid
5/13/2018 Kloramfenikol Merupakan Obat Pilihan Utama Untuk Mengobati Demam Tifoid - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kloramfenikol-merupakan-obat-pilihan-utama-untuk-mengobati-demam-tifoid 1/3
1
Kloramfenikol merupakan obat pilihan utama untuk mengobati demam tifoid.
Kloramfenikol mempunyai ketersediaan biologik 80% pada pemberian iv. Waktu
paruh plasmanya 3 jam pada bayi baru lahir, dan bila terjadi sirosis hepatis
diperpanjang sampai dengan 6 jam. Dosis yang diberikan secara per oral pada dewasa
adalah 20-30(40) mg/kg/hari. Pada anak berumur 6-12 tahun membutuhkan dosis 40-
50 mg/kg/hari. Pada anak berumur 1-3 tahun membutuhkan dosis 50-100 mg/kg/hari.
Pada pemberian secara intravena membutuhkan 40-80 mg/kg/hari untuk dewasa, 50-80
mg/kg/hari untuk anak berumur 7-12 tahun, dan 50-100 mg/kg/hari untuk anak
berumur 2-6 tahun. Bentu k yang terse dia di masyarakat berupa kapsul 250 mg, 500
mg, suspensi 125 mg/5 ml, sirup 125 ml/5ml, serbuk injeksi 1 g/va il. Penyunti kan
intramuskular tidak dianjurkan oleh karena hirolisis ester ini tidak dapat diramalkan
dan tempat suntikan terasa nyeri. Dari pengalaman obat ini dapat menurunkan demamrata-rata 7,2 hari. Untuk me nghindari reaksi Jarisch-Herxhe imer pada pengobatan
demam tifoid dengan kloramfenikol, dosisnya adalah sebagai berikut: hari ke 1 : 1g,
hari ke 2 : 2 g, hari ke 3: 3 g, hari kemudian diteruskan 3 g sampai dengan suhu badan
normal. Beberapa efek samping yang mungkin timbul pada pemberian kloramfeni kol
adala h mual, muntah, mencret, mulut keri ng, stomat itis, pruritus ani, penghambatan
eritropoiesis, Gray-Syndrom pada bayi baru lahir, anemia hemolitik, exanthema,
urticaria, demam, gatal-gatal, anafilaksis, dan terkadang Syndrom Stevens-Johnson.
Reaksi intera ksi kloramfe nikol dengan paracetamol akan memperpanjang waktu
paruh plasma dari kloramfenikol. Interaksinya dengan obat sitostatika akan
meningkatkan resiko suatu kerusakan sumsum tulang.2,22,23
Tiamfenikol memiliki dosis dan keefektifan yang hampir sama dengan
kloramfenikol, akan tetapi komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan dengan kloramfenikol. Dosis tiamfenikol
untuk orang dewasa adalah 500 mg tiap 8 jam, dan untuk anak 30-50 mg/kg/hari yang
dibagi menjadi 4 kali pemberian sehari. Bentuk yang tersedia di masyarakat berupa
kapsul 500 mg. Beberapa efek samping yang mungkin timbul pada pemberian
kloramfenikol adalah mual, muntah, diare, depresi sumsum tulang yang bersifat
reversibel, neuritis optis dan perifer, serta dapat menyebabkan G ray baby si ndrom. Int
era ksi tiamfenikol dengan ri fampisin dan fenobarbit onakan mempercepat
5/13/2018 Kloramfenikol Merupakan Obat Pilihan Utama Untuk Mengobati Demam Tifoid - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kloramfenikol-merupakan-obat-pilihan-utama-untuk-mengobati-demam-tifoid 2/3
2
metabolisme tiamfenikol. Dengan tiamfenikol demam pada demam tifoid dapat turun
setelah 5-6 hari. 2,23,24, 25
Kotrimoksazol adalah kombina si dua obat antibiotik, yaitu trimetroprim dan
sulfametoksazol. Kombinasi obat ini juga dikenal sebagai T MP/SMX, dan
beredar dimasyara kat dengan beberapa nama merek dagang misalnya Ba ctrim Obat ini
mempunyai ketersediaan biologik 100%. Waktu paruh plasmanya 11 jam. Dosis untuk
pemberian per oral pada orang dewasa dan anak adalah trimetroprim 320 mg/har i,
sufametoksazol 1600 mg/hari. Pada anak umur 6 tahun trimetroprim 160 mg/hari,
sufametoksazol 800 mg/hari. Pada pemberian intravena paling baik
diberikan secara infus singkat dalam pemberian 8-12
jam. Beberapa efek samping
yang mungkin timbul ad alah sakit, thromboplebitis,
mual, muntah, sakit perut,
mencret, ulserasi esofagus, leukopenia, thrombopenia,
anemia megaloblastik,
peninggian kreatinin serum, eksantema, urtikaria, gatal,
demam, dan reaksi
hipersensitifitas akibat kandungan Natriumdisulfitdalam cairan infus. Interaksi
kotrimoksazol degan antasida menurunkan resorbsi
sulfonamid. Pada pemberiaan
yang bersamaan denga n diuretika thiazid akan
meningkatkan inside n
thrombopenia, terutama pada pasien usia tua.2,22,26