Kliping Seni Sunda
-
Upload
shinoda-mariko -
Category
Documents
-
view
190 -
download
24
Transcript of Kliping Seni Sunda
KLIPING SENI SUNDA
Alat Musik Tradisional Jawa Barat – Seperti yang kita ketahui bersama adalah bahwa
Jawa Barat merupakan Provinsi di Indonesia yang langsung berbatasan dengan Ibu Kota
Negara, Jakarta yang berada di bagian barat. Sedangkan Kota Bandung adalah Ibu Kota
Provinsi Jawa Barat tersebut. Menurut sejarah seperti yang tertulis dalam Wikipedia, Provinsi
Jawa Barat adalah Provinsi yang pertama kali dibuat di Indonesia yang berdasarkan pada
undang-undang tahun 1950 kala itu.
Selain itu, Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang memiliki jumlah penduduk yang
paling banyak di Indonesia. Saat itu Provinsi Banten pernah akan dibentuk sebagai wujud
dari pemekaran atas Provinsi Jawa Barat. Akhirnya beredar isu bahwa Provinsi Jawa Barat
akan berubah nama menjadi Provinsi Pasundan karena Jawa Barat yang didominasi oleh
Suku Sunda. Namun hal itu dinilai negatif karena sebagian masyarakat di Jawa Barat
bukanlah suku Sunda. Akhirnya perencanaan tersebut dibatalkan. Dan tiga suku yang paling
mendominasi di Jawa Barat adalah Suku Sunda, Suku Betawi, dan Suku Cirebon.
Beberapa Alat Musik Tradisional Jawa Barat
Ada beberapa alat musik tradisional yang berasal dari Provinsi Jawa Barat yang menjadi
bagian dari kekayaan Indonesia akan seni dan budaya. Diantara beberapa alat musik
tradisional Jawa Barat itu antara lain adalah :
1. Angklung
2. Gendang
3. Calung
4. Kecapi
5. Suling
Calung
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan
prototipe (purwarupa) dari angklung. Berbeda
dengan angklung yang dimainkan dengan cara
digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan
memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas
(tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras
(tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan
dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang
berwarna putih).
Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan.
Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.
Calung Rantay
Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar
sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih. Komposisi alatnya ada
yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung indung dan calung anak/calung
rincik). Cara memainkan calung rantay dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah,
biasanya calung tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung),
ada juga yang dibuat ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa
di Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan Kanekes/Baduy.
Calung Jinjing
Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah
kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung
kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu), calung
jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu). Kelengkapan
calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking
satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung
jongjrong Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan
kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar lain
dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar,
kotrek dan solorok.
Kendang
Seseorang yang memainkan kendang.
Kendang koleksi KBRI Canberra, Australia.
Kendang, kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang
salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa
alat bantu. Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang
ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang
kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti
ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada
pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi
kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama
menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang,
sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.
Pembuatan gendang
Kendang yang baik terbuat dari kayu nangka, kelapa atau cempedak. Kulit kerbau sering
digunakan untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan ketukan bernada rendah)
sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar yang memancarkan
ketukan bernada tinggi). Pada tali kulit yang berbentuk "Y" atau tali rotan, yang dapat
dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar. Semakin kencang tarikan
kulitnya, maka semakin tinggi pula suara yang dihasilkannya.
Suling
Berbagai macam suling.
Suling adalah alat musik dari
keluarga alat musik tiup kayu
atau terbuat dari bambu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik
lainnya dengan baik.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas atau campuran keduanya.
Sedangkan suling untuk pelajar umumnya terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi
perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan nada 3 oktaf dimulai dari
middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling untuk para ahli ada kunci tambahan untuk
mencapai nada B di bawah middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes
yang tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah suling kecil yang
ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser standar. Piccolo juga umumnya digunakan
dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat (diciptakan dan dirintis
oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi, adalah pilihan ekstra untuk model
menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana beberapa kunci memiliki lubang
di tengahnya sehingga pemain harus menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat
konser. Namun beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para
ahli) memilih closed-hole plateau key. Para pelajar umumnya menggunakan penutup
sementara untuk menutup lubang tersebut sampai mereka berhasil menguasai penempatan jari
yang sangat tepat.
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu menghasilkan suara yang lebih
keras dan lebih jelas pada nada-nada rendah.
Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling Blok (seperti gambar atas),
sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era Klasik 1750-1820) pakai Suling Albert (kayu
hitam berlubang dan dilengkapi klep), dan sejak Era Romantis (1820) memakai suling
Boehm (kayu hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut juga suling Boehm,
sistem Carl Boehm), atau suling saja.
Khusus musik keroncong di Indonesia pada Era Stambul (1880-1920) memakai suling Albert,
dan pada Era Keroncong Abadi (1920-1960) telah memakai suling Bohm.
Alat Musik Kecapi khas Sunda.
Mengenal Alat Musik Kecapi Khas Bumi Parahyangan.
Alat musik tradisional kecapi merupakan alat musik klasik yang selalu mewarnai beberapa
kesenian di tanah Sunda ini. Membuat kecapi bukanlah hal gampang. Meski sekilas tampak
kecapi seperti alat musik sederhana, tetapi membuatnya tidaklah gampang.
Untuk bahan bakunya saja terbuat dari kayu Kenanga yang terlebih dahulu direndam selama
tiga bulan. Sedangkan senarnya,
kalau ingin menghasilkan nada yang bagus, harus dari kawat suasa (logam campuran emas
dan tembaga), seperti kecapi yang dibuat tempo dulu. Berhubung suasa saat ini harganya
mahal,
senar Kecapi sekarang lebih menggunakan kawat baja.Pasangan alat musik kecapi sunda ini
biasanya adalah suling sunda yang terbuat dari bambu. Alunan musik yang mengalir akan
terasa mempesona pada telinga kita jika di mainkan keduanya.
Kacapi Parahu
adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk
memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga
menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan
memahatnya.
Kacapi siter
merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar.Serupa dengan kacapi parahu,
lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk
trapesium.
Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi kanan
atas kotak. Mereka dapat ditala dalam
berbagai sistem: pelog, sorog/madenda, atau salendro.
Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-
sis enam bidang kayu.
Menurut fungsinya dalam mengiringi musik, kacapi dimainkan sebagai:
1. Kacapi Indung (=kacapi induk); dan
2. Kacapi Anak atau Kacapi Rincik
Kacapi indung memimpin musik dengan cara memberikan intro,
bridges, dan interlude, juga menentukan tempo. Untuk tujuan ini,
digunakan sebuah kacapi besar dengan 18 atau 20 dawai.
Kacapi rincik
Kacapi rincik memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antar nada dengan
frekuensi-frekuensi tinggi,khususnya dalam lagu-lagu yang bermetrum tetap seperti dalam
kacapi suling atau Sekar Panambih. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi yang lebih
kecil dengan dawai yang jumlahnya sampai 15.
Kacapi menggunakan notasi degung. Notasi ini merupakan bagian dari sistem heptachordal
pelog. Lihat tabel berikut:
Pelog degung Sunda Pelog Jawa
1 (da) 6
2 (mi) 5
3 (na) 3
4 (ti) 2
5 (la) 1
Sebagai orang yang berasal dari tanah Parahyangan jika kecapi suling sunda dimainkan maka
imajinasi kita adalah suatu perkampungan yang masih terhampar luas sawah-sawah, aktifitas
para petani, gunung yang hijau dan pepohonan di tengan sawah.Dan rasa rindu akan
kampung halaman akan terbersit tak tertahankan.
Arumba
Arumba adalah ensemble musik dari berbagai alat musik yang terbuat dari bambu. Arumba
lahir sekitar tahun 1960-an di Jawa Barat Indonesia, saat ini menjadi alat musik khas Jawa
Barat.
Sejarah
Konon pada tahun 1964, Yoes Roesadi dan kawan-kawan membentuk grup musik yang
secara khusus menambahkan angklung pada jajaran ensemble-nya. Ketika sedang naik truk
untuk pentas ke Jakarta, mereka mendapat ide untuk menamai diri sebagai grup Aruba
(Alunan Rumpun Bambu).[1].
Kemudian sekitar tahun 1968, Muhamad Burhan di Cirebon membentuk grup musik yang
bertekad untuk sepenuhnya memainkan alat musik bambu. Mereka memakai alat musik lama
(angklung, calung), dan juga berinovasi membuat alat musik baru (gambang, bass lodong).
Ensemble ini kemudian mereka beri nama Arumba (Alunan Rumpun Bambu).[2]
Sekitar tahun 1969, Grup Musik Aruba juga mengubah nama menjadi Arumba, sehingga
timbul sedikit perselisihan istilah arumba tersebut. Dengan berjalannya waktu, istilah arumba
akhirnya melekat sebagai ensemble musik bambu asal Jawa Barat.[3]
Susunan Alat Musik
Susunan ensemble gambang yang umum saat ini adalah:[4]
Angklung solo: adalah satu set angklung (biasanya 31 buah) yang tergantung pada palang.
Angklung ini dimainkan oleh satu orang saja, sehingga pada satu saat, hanya dua angklung
yang bisa digetarkan.
Gambang Melodi: adalah gambang yang membunyikan melodi lagu (saling mengisi suara
dengan angklung), dimainkan oleh satu orang dengan dua pemukul.
Gambang pengiring: adalah gambang yang bertugas menghasilkan suara akord. Gambang ini
dimainkan oleh seorang pemain dengan 4 pemukul.
Bass lodong: terdiri atas beberapa tabung bambu besar yang dipukul untuk memberi nuansa
nada rendah.
Gendang : adalah alat musik pukul yang digunakan sebagai pembawa irama.
Dengan berkembangnya inovasi baru, saat ini angklung solo mulai digantikan dengan
angklung toel.
Grup Musik Arumba
Beberapa grup musik yang secara khusus memainkan arumba adalah:
Arumba Cirebon, adalah kelompok yang dirintis oleh Muhamad Burhan di Cirebon
Nawawi Ensemble, kelompok musik bambu pemuda-pemudi di Bandung
Karamba Ensemble, kelompok bentukan mahasiswa UPI
Karinding
Karinding merupakan salah satu alat musik tiup tradisional Sunda. Ada beberapa tempat
yang biasa membuat karinding, seperti di lingkung Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya),
Lewo Malangbong, (Garut), dan Cikalongkulon (Cianjur) yang dibuat dari pelepah kawung
(enau). Di Limbangan dan Cililin karinding dibujat dari bambu, dan yang menggunakannya
adalah para perempuan, dilihat dari bentuknya saperti tusuk biar mudah ditusukan di sanggul
rambut. Dann bahan enau kebanyakan dipakai oleh lelaki, bentuknya lebih pendek biar bisa
diselipkan dalam wadah rokok. Bentuk karinding ada tiga ruas.
Cara Memainkan
Karinding disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar tercipta resonansi suara.
Karindng biasanya dimainkan secara solo atau grup (2 sampai 5 orang). Seroang diantaranya
disebut pengatur nada anu pengatur ritem. Di daerah Ciawi, dulunya karinding dimainkan
bersamaan takokak (alat musik bentuknya mirip daun).
Secara konvensional menurut penuturan Abah Olot nada atau pirigan dalam memainkan
karinding ada 4 jenis, yaitu: tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan..
Fungsinya
Karinding yaitu alat buat mengusir hama di sawah. Suara yang dihasilkan dari getaran jarum
karinding biasanya bersuara rendah low decible. Suaranya dihasilkan dari gesekan pegangan
karinding dan ujung jari yang ditepuk-tepakkan. Suara yang keluar biasanya terdengar seperti
suara wereng, belalang, jangkrik, burung, dan lain-lain. Yang jaman sekarang dikenal dengan
istilah ultrasonik. Biar betah di sawah, cara membunyikannya menggunakan mulut sehingga
resonansina menjadi musik. Sekarang karinding biasa digabungkan dengan alat musik
lainnya.
Bedanya membunyikan karinding dengan alat musik jenis mouth harp lainnya yaitu pada
tepukan. Kalau yang lain itu disentil. Kalau cara ditepuk dapat mengandung nada yang
berbeda-beda. Ketukan dari alat musik karinding disebutnya Rahel, yaitu untuk membedakan
siapa yang lebih dulu menepuk dan selanjutnya. Yang pertama menggunakan rahèl kesatu,
yang kedua menggunakan rahel kedua, dan seterusnya. Biasanya suara yang dihasilkan oleh
karinding menghasilkan berbagai macam suara, diantaranya suara kendang, goong, saron
bonang atau bass, rhytm, melodi dan lain-lain. Bahkan karinding bisa membuat lagu sendiri,
sebab cara menepuknya beda dengan suara pada mulut yang bisa divariasikan bisa
memudahkan kita dalam menghasilkan suara yang warna-warni. Kata orang tua dahulu, dulu
menyanyikan lagu bisa pakai karinding, Kalau kita sudah mahir mainkan suara karinding,
pasti akan menemukan atau menghasilkan suara buat berbicara, tetapi suara yang keluar
seperti suara robotik.