KESENIAN GENJRING RONYOK DI DESA KAWALI,...
-
Upload
hoangxuyen -
Category
Documents
-
view
232 -
download
4
Transcript of KESENIAN GENJRING RONYOK DI DESA KAWALI,...
KESENIAN GENJRING RONYOK
DI DESA KAWALI, CIAMIS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Adab
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Humaniora Dalam Ilmu Sejarah Kebudayaan Islam
Disusun oleh:
Tita Sumiati
10120002
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
iv
MOTTO
“Nahkoda yang tangguh tidak lahir di laut yang
tenang,
tetapi lahir dilaut yang penuh ombak dan badai”
(Aditya Hadi)1
1 Sosial Media twitter
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Alloh yang Maha Kaya. Ia mempunyai apa yang
mahluknya tidak miliki “KUNFAYAKUN”. Dengan
KunfayakunNya. Ia telah memberi rahmat dan hidayah sehingga
skripsi ini bisa diseleseikan. Aku persembahkan tulisan ini untuk:
Suami tercinta…
Orang yang terkasih.orang yang dengan senang hati rela
bertanggung jawab atas hidupnya penulis. Mas Maryanto.
Terimakaasih untuk setiap pengorbanan dan semangat yang selalu
diberikan kepada penulis.
Kedua orangtuaku, ayah dan mama
Perjuangan, pengorbanan serta kepercayaan yang kalian
berikan terimakasih untuk itu semua.
Almamaterku Tercinta Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya
Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
KESENIAN GENJRING RONYOK
Desa Kawali, Ciamis
Tita Sumiati
10120002
Kesenian tradisional merupakan bagian dari masyarakat yang dapat
memberikan hiburan, petunjuk, bimbingan, renungan, nasihat lahir
maupun bathin yang dapat dicerna dan diresapi sehingga kesadaran akan
arti kehidupan sosial masyarakat dan kehidupan pribadi akan dipahami,
dihayati dan diamalkan sehari-hari. Tumbuh dan berkembang kesenian
tradisional dikalangan masyarakat memberikan suatu manfaat yang besar
bagi mereka, karena mereka dapat mengapresiasikan perasaan sesuai
dengan kreativitas. Genjring ronyok adalah salah satu kesenian yang
bernafaskan islam. Hal ini bisa dilihat dari sejarah genjring ronyok yang
menjadi salah satu media penyebaran agama Islam di Kawali pada tahun
1842, seiring dengan masuknya ulama utusan dari kesultanan Cirebon.
Kesenian ini selalu ditempatkan di acara pembuka, pada puncak acara
hingga penutup. Disamping sebagai hiburan, kesenian ini juga sebagai
tuntunan karena berisikan makna makna ke islaman. Menyebarkan dan
menanamkan ajaran islam pada masyarakat sekitar. Genjring ronyok ini
menggunakan 10 genjring dan 1 bedug serta terdiri dari 10 orang
perempuan atau bahkan lebih sebagai vokalis , dari situlah di sebut ronyok
dalam bahasa sunda, karena dilakukan secara bersamaan dan bekumpul.
Kesenian genjring ronyok ini berisikan sholawat-sholawat serta syair syair
islam
Indonesia adalah negara yang majemuk, terdiri dari berbagai suku,
ras, etnis, budaya dan lain lain. Sebagai negara dengan berbagai
perbedaan, indonesia pun memiliki beragam kebudayaan yang unik dan
menarik. Dengan keragaman tersebut, kita dituntut untuk melestarikan
setiap kebudayaan sebagai asset budaya bangsa. Di era modern ini, budaya
local rentan sekali akan adanya pengaruh negative dari luar. Hal itu
mengancam eksistensi budaya local pada masa saat ini dan kemungkinan
besar bisa menghilang, baik budaya local maupun budaya nasional yang
terus berusaha untuk terus eksis dan berkembang meskipun dengan segala
hambatan. Diantaranya budaya seni genjring ronyok di Dusun Indrayasa
yang mulai luntur. Indikasi mulai lunturnya kesenian genjring ronyok ini
adalah minimnya peminat menjadi seniman genjring ronyok saat ini dan
kurangnya antusias masyarakat pada kesenian ini. Kemudian peneliti juga
akan meneliti upaya Pengurus dari kesenian ini dalam mempertahankan
kesenian ini agar tetap hidup dalam masyarakat.
Penelitian ini bersifat kualitatif, dilakukan untuk mengetahui fakta
sosial yang terjadi di masyarakat. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian adalah tekhnik Observasi, wawancara, serta
dokumentasi. Diharapkan dengan melalui tekhnik pengumpulan data
tersebut, peneliti mampu mendapatkan data yang dibutuhkan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt., yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun berhasil menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada penghulu para Nabi dan Rasul, Nabi besar
Muhammad saw., beserta para keluarga dan sahabatnya.
Skripsi ini membahas tentang kajian Kesenian tradsional yang masih
bertahan di daerah Ciamis, Jawa Barat yaitu “KESENIAN GENJRING RONYOK
DI DESA KAWALI, CIAMIS”. Tulisan ini merupakan karya penulis yang ingin
memberikan sedikit sumbangsih pada penulisan budaya Bangsa Indonesia.
Penulis berkeyakinan bahwa budaya Bangsa Indonesia adalah budaya yang sangat
besar dan berharga. Mengenai tulisan skripsi yang telah penulis selesaikan,
tentunya masih banyak kekurangan dari berbagai aspek. Kekurangan-kekurangan
dalam penulisan tersebut dikarenakan keterbatasan yang ada dalam diri penulis
sendiri. Terealisasinya keinginan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini adalah
sebuah anugrah, supaya penulis selalu bersyukur, serta tidak lupa menghaturkan
viii
ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaiannya.
Secara pribadi penulis harus mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
dan sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Hj. Siti Maryam, M. Ag, selaku dekan Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya, beserta seluruh staff atas fasilitas dan layanan akaemik selama
penulis menuntut ilmu di Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
2. Dra. Himayatul Ittihadiyah, M. Si, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam
3. Drs Badrun Alaena, M.Si. selaku pembimbing yang selalu meluangkan
waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan skripsi ini
dengan penuh ketelitian.
4. Prof. Dudung Abdurrahman selaku pembimbing akademik penulis.
5. Kedua orang tua, Nana Darwana dan Ikoh Ropikoh , kedua kakakku,
adikku beserta keluarga besarku yang selalu memberikan doa dan
dorongan melalui kasih sayang dan cintanya kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan setiap masalah kehidupan yang menghadang.
6. Terimakasih terutama untuk terkasih Mamas Maryanto. Amd.T dan
keluarga besarnya atas semangat dan dukungan tiada henti.
7. Terimakasih untuk Mertuaku dan Adik Merisa yang sudah dengan ikhlas
menemani penulis selama ini
8. Teman-teman SKI angkatan 2010. Terutama Rosmawati, Yuli Yulianti,
Wida Wargiati S, dan Dewi Nurma. Mereka yang menjadi teman-teman
terbaik selama penulis di Jogja.
Scanned by CamScanner
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN.................................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................. 6
D. Telaah Pustaka ............................................................................. 6
E. Kerangka Teori ............................................................................ 6
F. Metode Penelitian ........................................................................ 8
1. Jenis penelitian ...................................................................... 8
2. Obyek penelitian .................................................................... 9
3. Lokasi penelitian.................................................................... 9
4. Tekhnik pengumpulan data ................................................... 10
xi
Halaman
5. Tekhnik analisis data ............................................................. 10
6. Sistematika pembahasaan ...................................................... 11
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Desa Kawali ..................................................................... 12
B. Demografi Desa Kawali ................................................................ 14
C. Kondisi sosial Budaya Desa Kawali ............................................. 16
BAB III KESENIAN GENJRING RONYOK
A. Sejarah Kesenian Genjring Ronyok ............................................ 20
B. Dinamika Perkembangan genjring ronyok saat ini ...................... 23
C. Faktor Pendukung dan Penghambat perkembangan
Genjring Ronyok .......................................................................... 27
1. Faktor pendukung .................................................................. 27
2. Faktor Penghambat ................................................................ 28
D. Upaya Dalam melestarikan Kesenian Genjring Ronyok .............. 32
1. Upaya Pemerintah .................................................................. 32
2. Upaya Seniman genjring ronyok ........................................... 34
E. Struktur Kesenian Genjring Ronyok ........................................... 37
1. Penyajian Kesenian genjring ronyok ..................................... 37
2. Perlengkapan Kesenian Genjring Ronyok ............................. 37
3. Struktur Organisasi dan personil Kesenian
Genjring Ronyok ................................................................... 39
4. Shalawat dan Syair yang Dilantunkan oleh Kesenian
Genjring Ronyok ................................................................... 41
xii
Halaman
BAB IV FUNGSI KESENIAN GENJRING RONYOK
A. Fungsi Sosial .............................................................................. 42
B. Fungsi Keagamaan ..................................................................... 44
C. Fungsi Hiburan ........................................................................... 45
D. Fungsi Ekonomi ......................................................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 49
B. Saran ....................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 62
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah penduduk Desa Kawali Kec Kawali Kab. Ciamis
sesuai mata pencaharian
tabel 2 Jumlah penduduk Desa Kawali Kec Kawali Kab. Ciamis
sesuai agama
tabel 3 Jumlah penduduk Desa Kawali Kec Kawali Kab. Ciamis
sesuai pendidikan
xiv
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Pertunjukan Kesenian Genjring Ronyok di
Desa Kawali, Ciamis.
Lampira 2 Contoh Sholawat Yang Dilantunkan oleh Kesenian
Genjring Ronyok
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Daftar Informan.
Lampiran 5 Surat Pengantar Izin Penelitian Yang Dikeluarkan Oleh
Fakultas Adab Dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Lampiran 6 Surat Rekomendasi Izin Penelitian yang Dikeluarkan Oleh
BADAN KESBANGLINMAS Yogyakarta.
Lampiran 7 Surat Rekomendasi Izin Penelitian Yang Dikeluarkan Oleh
BADAN KESBANGLINMAS Provinsi Jawa Barat.
Lampiran 8 Surat Rekomendasi Izin Penelitian Yang Dikeluarkan Oleh
BADAN KESBANGLINMAS Kabupaten Ciamis.
Lampiran 9 Surat Rekomendasi Izin Penelitian Yang Dikeluarkan Oleh
Kecamatan Kawali.
Lampiran 10 Surat Rekomendasi Izin Penelitian Yang Dikeluarkan Oleh
Desa Kawali.
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesenian tradisonal bagian dari masyarakat yang dapat memberikan
hiburan, petunjuk, bimbingan, renungan, nasihat lahir maupun bathin yang
dapat dicerna dan diresapi sehingga kesadaran akan arti kehidupan sosial
masyarakat dan kehidupan pribadi akan dipahami, dihayati dan diamalkan
sehari-hari. Tumbuh dan berkembang kesenian tradisional dikalangan
masyarakat memberikan suatu manfaat yang besar bagi mereka, karena
mereka dapat mengapresiasikan perasaan sesuai dengan kreativitas.1
Seni dalam pandangan Islam mempunyai konsepsi tersendiri, yaitu
berasaskan perpaduan antara keindahan dan kebaikan. Keindahan yang dapat
menimbulkan kesenangan dan tidak menimbulkan kerusakan. Seni Islam
senantiasa mengajak manusia ingat kepada Allah , perenungan terhadap
keindahan Allah yang Maha Indah ( Al-Jamiah) dalam makna absolute yang
tertinggi.2
Kesenian merupakan hasil dari ekspresi yang didalamnya mengandung
wujud keindahan. Bentuk bentuk dari kesenian adalah seni tari, seni drama,
seni lukis, seni hias, seni vocal, dan sebagainya. Seni vokal merupakan hal
yang menarik untuk dikaji.
1 Sudarsono, Tari Tarian Indonesia (Jakarta : Proyek Pengembangan Media
Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1997)hlm,10 2 Sidi Gazalba, islam Dan Kesenian Relevansi Islam Dengan Seni Budaya
Karya Manusia (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988) hlm. 40
2
Provinsi Jawa Barat terkenal dengan keanekaragaman kesenian
tradisionalnya. Keanekaragaman jenis kesenian itu tidak bisa lepas dari
kehidupan masyarakat sebagai faktor pendukungnya. Hal itu dikarenakan
kesenian tradisional tersebut lahir, tumbuh dan berkembang dalam
lingkungan masyarakat.
Ditengah-tengah pola kehidupan masyarakat yang kian berubah,
diharapkan kesenian tradisional di wilayah Jawa Barat tidak sirna dalam
kehidupan masyarakat dan mampu bertahan menghadapi persaingan musik
modern saat ini.
Kesenian genjring ronyok adalah Kesenian tradsional yang sudah ada
sejak Islam mulai berkembang di desa Kawali. Islam pada masa itu dibawa
oleh Pangeran Ustman pada tahun 1482 dan disebarkan melalui media
kesenian yaitu salah satunya kesenian genjring. Kesenian tradisional ini
adalah salah satu kesenian tradisional yang masih ada hingga saat ini.
Pada awalnya nama kesenian ini adalah kesenian genjring buhun tepak
lima, karena tepakan berasal dari lima buah alat genjring. Tetapi sesuai
berjalannya waktu, kesenian ini berubah nama menjadi Kesenian Genjring
Ronyok, karena adanya perubahan jumlah genjring dari lima menjadi sepuluh
buah alat genjring dan ditambah lagi dengan satu buah bedug sebagai
pengiringnya. Disamping itu, ditambah sepuluh orang perempuan sebagai
vokalis yang melantunkan sholawat.
Maka istilah Genjring dapat disamakan dengan rebana yang dilengkapi
kepingan logam pada bingkaiannya, sedangkan ronyok berasal dari bahasa
Sunda yang artinya berkumpul atau berkerumun. Jadi, kesenian ini adalah
3
kesenian yang dibawakan oleh banyak orang secara berkumpul atau
berkerumun3.
Kesenian genjring royok ini berisikan sholawat-sholawat serta syair syair
Islam. Kesenian ini selalu digunakan ketika ada acara acara besar, yang
sifatnya local maupun nasional, acara hajatan, hari hari besar. Kesenian ini
selalu ditempatkan di acara pembuka, pada puncak acara hingga penutup.
Disamping sebagai hiburan, kesenian ini juga sebagai tuntunan karena
berisikan makna makna ke Islaman. Menyebarkan dan menanamkan ajaran
Islam pada masyarakat sekitar.
Pada saat ini kesenian Genjring ronyok ini kurang mendapat perhatian dari
generasi muda di desa Kawali. Sehingga munculnya kecemasan akan
menghilangnya kesenian ini karena kurangnya rasa kepedulian generasi muda
terhadap kesenian tradisonal ini.
Di era globalisasi sekarang ini, kesenian genjring ronyok ini hampir saja
kurang berkembang, dan itupun agak susah untuk ditemui. Kecuali pada acara
nikahan dan acara tertentu saja dan biasanya dilakukanoleh seniman seniman
yang paruh baya atau lanjut usia. Generasi sekarang umumnya, lebih
menyukai kesenian modern daripada kesenian tradisional.
Kesenian tradisional yang semakin hari semakin meredup ini memerlukan
adanya sikap mental bertanggung jawab dari pecinta seni, khususnya seni
genjring ronyok. Kepunahan kesenian local dapat terjadi apabila dalam
3 Wawancara dengan Bapak Mahmud selaku Ketua dari Kesenian Genjring
Ronyok pada tanggal 13 April 2014.
4
masyarakatnya terutama generasi muda kurang peduli dan tidak mempunyai
keinginan untuk meneruskan dan melestarikan kesenian tersebut. Kesenian
genjring ronyok merupakan salah satu asset kesenian tradisional yang berada
di Kabupaten Ciamis yang sangat menyatu dengan kehidupan masyarakat
sehingga kesenian ini perlu dipertahankan keeksistensian dan pelestariannya.
Selain itu, perlu adanya perhatian dari instansi terkait tentang upaya
pelestarian kesenian tradisonal ini. Karena hal ini dikhawatirkan akan
memusnahkan asset budaya bangsa ini.
Kesenian Genjring ronyok ini merupakan sebuah hasil kebudayaan yang
bernilai luhur dalam masyarakat. karena nilai dan fungsi yang ada dalam
kesenian ini bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari hari. Sehingga
perlu adanya penanaman nilai nilai kesenian yang ada.
Alasan ketertarikan peneliti dalam maslah tersebut karena genjring ronyok
masih hidup dan berkembang. Kesenian ini memiliki tatanan kebudayaan
yang tinggi meskipun keberadaannya dan perkembangannya kurang
mendapat perhatian dari pihak pihak terkait. Selain itu kesenian ini juga
dihadapkan pada perubahan masyrakat serta lingkungan sosial sebagai
dampak modernisasi. Maka diangkatlah penelitian ini dengan judul
“ KESENIAN GENJRING RONYOK DESA KAWALI, CIAMIS”
5
B. Rumusan Masalah
Agar permasalahan tidak melebar dan pembatasan masalah menjadi jelas,
peneliti memfokuskan untuk mendeskripsikan tentang Kesenian Genjring
Ronyok dan upaya pelestariannya sehingga mampu bertahan di tengah masuk
nya budaya budaya baru Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti
mengidentifikasi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah dan Pengertian Kesenian genjring ronyok?
2. Bagaimana dinamika perkembangan kesenian genjring ronyok saat
ini?
3. Apa fungsi kesenian genjring ronyok bagi masyarakat sekitar?
C. Tujuan dan kegunaan
1. Dari rumusan masalah di atas, tujuan yang akan di capai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu Mengetahui sejarah kesenian genjring ronyok yang
dijadikan alat penyebaran agama islam.
b. Mampu Mengetahui upaya masyarakat dalam
mempertahankan kesenian tradisional.
2. Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah
a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka memperkaya
khasanah keilmuan yang berkaitan dengan pelestarian
kebudayaan tradisional
b. Sebagai bahan masukan bagi para pihak yang berkompeten,
khususnya dalam upaya pelestarian kesenian tradisonal ini.
6
D. Telaah Pustaka
Untuk mendukung penulisan ini digunakan beberapa literature yang dapat
dijadikan acuan pokok.
Tulisan yang ditulis oleh saudari Fitri Indra Hapsari, mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, tahun 2011, Kesenian Genjring
Ronyok Pada Acara Mauled Nabi Muhammad SAW Di Desa Selapajang
Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis. Penelitian ini berisikan tentang
pengaruh kesenian genjring ronyok pada acara hari besar Islam yaitu hari
lahirnya Nabi Muhammad. Penelitian ini lebih memfokuskan pembahasan
kepada unsur-unsur seni musik yang terdapat di dalam kesenian genjring
ronyok.
Hasil hasil penelitian diatas berbeda dengan skripsi ini karena disini
penulis ingin lebih menekankan pada sejarah dan perkembangan genjring
ronyok saat ini. Namun demikian tulisan tulisan diatas cukup relevan dalam
menambah wawasan penulis dalam melakukan penelitian ini.
E. Kerangka Teori
Dalam pandangan teori fungsionalisme semua unsur kebudayaan dianggap
dapat memenuhi semua taraf kebutuhan biologis, psikologis dan sosial
budaya. Setiap pola aktivitas yang menjadi kebiasaan, setiap kepercayaan dan
sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam suatu masyarakat ,
dapat memenuhi beberapa fungsi unsur mendasar dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan4.
4 Koentjaraningrat,Sejarah Teori Antropologi 1(Jakarta: UI Press, 1987), hlm.
167-168
7
Pandangan tersebut oleh penulis dijadikan sebagai kerangka teori dalam
menganalisis permasalahan ini. Untuk menganalisis kebudayaan seperti
kesenian genjring ronyok sangat tepat dilaksanakan dengan melihat kesenian
sebagai sesuatu yang berfungsi bagi individu maupun masyarakat
keseluruhan. Fungsi-fungsi tersebut sangat berpengaruh terhadap bertahannya
kesenian genjring ronyok saat ini.
Teori fungsionalisme merupakan teori yang dikembangkan oleh
Bronislaw Malinowski, menurutnya fungsionalisme adalah segala aktivitas
kebudayaan bertujuan untuk memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah
kebutuhan naluri manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya5 .
Dengan begitu, dalam konteks pelaksanaan kesenian tradisional ini
ditempatkan pada sudut pandang “fungsi” Bagi masyarakat yang
menikmatinya.
Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan pendekatan historis
antropologi. Historis dalam bahasa Yunani adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari segala peristiwa kejadian yang telah terjadi pada masa lampau
dalam kehidupan umat manusia.6 Antropologi, yaitu pendekatan yang
menggunakan nilai nilai yang mendasari prilaku tokoh sejarah, status dan
gaya hidup, sistem kepercayaan yang mendasari pola hidup dan sebagainya7.
Kemudian dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan pendekatan
historis antropologi yaitu usaha untuk mempelajari dan menggali fakta-fakta
5 Ibid, hlm. 171
6 www.sejarah.blogspot.com
7 Sartono kartodirjo, pendekatan Ilmu sosial dan pendekatan ilmu sejarah (Jakarta:
PT Gramedia pustaka Utama, 1991) Hlm, 4
8
serta menyusun kesimpulan mengenai peristiwa masa lampau yang terjadi di
masyarakat.
Setelah melihat uraian diatas, maka pendekatan historis antropologi sangat
tepat dilaksanakan karena kesenian genjring ronyok adalah kesenian
tradisional yang sudah ada sejak Islam mulai berkembang di desa Kawali
pada tahun 1482. Dengan pendekatan ini, penulis akan lebih mudah menggali
fakta-fakta sejarah dari sumber-sumber yang bersangkutan sehingga akan
menghasilkan data-data yang sesuai.
Melalui pendekatan ini juga penulis akan berusaha mempelajari prilaku
dan sikap manusia yang ditemukan dari pengalaman dan kenyataan
dilapangan. Sehingga dapat ditemukan nilai-nilai yang terkandung
didalamnya.
Selanjutnya melalui teori dan pendekatan tersebut, peneliti mencoba
menganilisi hal hal yang menjadi latar belakang dari munculnya kesenian
genjring ronyok ini sekaligus praktek pelaksanan dan pelestariannya,
sehingga dapat diketahui fungsi kesenian genjring ronyok bagi masyarakat
desa Kawali.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif, dilakukan untuk mengetahui fakta
sosial yang terjadi di masyarakat. Data data lapangan kemudian dihimpun
dan dianalisis sesuai dengan orientasi teoritis. Penelitian ini memfokuskan
data yang diperoleh di lapangan dan menerangkan serta menerangkan ke
dalam bentuk tulisan.
9
2. Obyek Penelitian
Obyek Penelitian ini adalah masyarakat desa Kawali yang dianggap
terlibat dalam kesenian genjring ronyok.
3. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Dusun Indrayasa, Desa/Kecamatan
Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Tingkat religious di dusun ini bisa dikatakan tinggi terbukti dengan
didirikannya pesantren. Masyarakatnya juga bisa dikatakan sebagai
masayarakat modern yang sudah terkontiminasi budaya Barat.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan diperlukan
teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini antara lain:
a. Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan
untuk memperoleh dan mengumpulkan data. Proses kegiatan ini
lebih ditekankan pada ketelitian dan kejelian peneliti sendiri.
Dalam observasi ini, peneliti melakukan pengamatan secara
langsung tempat yang akan digunakan untuk penelitian.
b. Wawancara
Tahap kedua dalam mengumpulkan data yaitu melakukan
wawancara langsung secara mendalam dengan responden yang
10
telah ditentukan sebelumnya. Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu Wawancara diadakan dengan tujuan untuk
memperoleh data yang diperlukan, untuk mengecek kebenaran data
yang diperoleh melalui kegiatan observasi yang dilakukan pada
langkah pertama. Pada tahap wawancara ini, peneliti
mendengarkan dengan seksama orang-orang yang diwawancarai
berkaitan dengan kesenian genjring ronyok.
c. Dokumentasi
Tahap dokumentasi dilakukan untuk dapat memperkuat
data hasil dari wawancara dan observasi. Dokumen-dokumen yang
berisi data-data yang dibutuhkan meliputi buku-buku yang relevan,
serta foto-foto atau gambar tentang kesenian Genjring Ronyok.
5. Tekhnik Analisis Data
Setelah terkumpul, baik data yang di hasilkan dari wawancara,
observasi maupun dokumentasi, kemudian langkah selanjutnya adalah
tahap analisa data yang ditemukan dilapangan. Dilakukan dengan
reduksi data yaitu pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang
ditemukan di lapangan. Kemudian pada akhirnya mencari kesimpulan.
11
6. Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan dapat terarah dan mudah dipahami, maka penyusun
mendeskripsikan hasil penelitian ke dalam beberapa bab yang berkaitan
antara satu dengan yang lainnya.
Bab pertama, dimulai dengan pendahuluan. Terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,
kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, diuraikan tentang gambaran umum tentang wilayah
penelitian meliputi, profil Desa Kawali, Ciamis. Gambaran umum tentang
kondisi sosial dan budaya masyarakat desa Kawali
Bab Ketiga, profil Kesenian Genjring Ronyok meliputi: sejarah dan
pengertian genjring ronyok, perkembangan kesenian genjring ronyok saat
ini, faktor pendukung dan penghambat perkembangan kesenian genjring
ronyok, struktur penyajian dan personil kesenian genjring ronyok dan
shalawat yang dibawakan oleh kesenian genjring ronyok.
Bab Keempat, berisikan tentang Fungsi dari Kesenian genjring ronyok
bagi masyarakat sekitar. Fungsi sosial, fungsi agama, fungsi ekonomi dan
fungsi hiburan.
Bab kelima, yaitu penutup yang merupakan bab terakhir dari
keseluruhan rangkaian pembahasan yang berisi kesimpulan dan saran
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan bab-bab sebelumnya berkaitan dengan dengan
Kesenian Tradisional Genjring Ronyok Kawali berikut hal hal yang
berkaitan dengannya, hingga bab akhir ini dapat di tiga kesimpulan.
Pertama, dari latar belakang sejarah disebutkan Kesenian genjring
ronyok mulai berkembang sejak Islam datang ke tanah kawali pada tahun
1482. Pada masa itu Islam dibawa oleh utusan dari Kesultanan Cirebon
yang bernama Pangeran Ustman. Ia menyebarkan agama Islam melalui
media kesenian, sehingga Islam dengan mudah diterima oleh masyarakat
Kawali pada waktu itu. Bahkan Sri Baduga sendiri sudah masuk Islam
sejak ia akan menikah dengan putrid dari Kesultanan Cirebon.
Kedua, tentang perkembangan kesenian genjring ronyong saat ini.
Kesenian genjring ronyok hingga saat ini tetap mempertahankan
keasliannya. Hal ini dapat dilihat dari penyajiannya, mereka selalu
membawakan syair-syair yang berasal dari kitab Albarjanji. Meskipun
banyak tawaran kepada genjring ronyok untuk membawakan lagu lagu
masa kini seperti kosidahan, dangdut dan lain lain. Hal ini dimaksudkan
untuk tetapmempertahankan keaslian dan ciri khas dari kesenian ini.
Dalam perkembangannya, kesenian tradisional ini tidak
menampakkan perkembangan yang baik dapat dilihat dari beberapa factor
diatas. Meskipun pada akhirnya kesenian ini mampu bertahan sampai saat
50
ini dengan persaingan yang sangat berat. Kesenian tradisional ini harus
bersaing dengan kesenian modern yang lebih diminati oleh kalangan
remaja saat ini.
Ketiga, melihat hal itu maka pemerintah dan para seniman
kesenian genjring ronyok selalu berusaha agar kesenian tradisional yang
mereka miliki tetap bertahan dan tetap mempunyai tempat di hati
masyarakat. Adapun salah satu upaya pemerintah yaitu memanfaatkan
program pemerintah untuk desa wisata yang berada di seluruh nusantara
yaitu PNPM Pariwisata. dengan PNPM Pariwisata diharapkan mampu
membuat kesenian kesenian yang ada di daerah Kawali akan hidup
kembali. Dengan pelatihan yang diselenggarakan diharapkan mampu
melahirkan Re-generasi seniman kesenian tradisional tersebut.
Keempat,kesenian genjring ronyok mempunyai tempat tersendiri di
masyarakat. Karena kesenian ini mempunyai nilai dan fungsi yang luhur.
Kesenian tradisional ini didalamnya mengandung fungsi
keagamaan karena syair syair yang dibawakan mereka berasal dari
sholawat-sholawat Albarjanji yang di dalmnya mengandung keesaan Alloh
swt. Dan Kemuliaan Nabi Muhammad saw. Selain itu juga terdapat juga
fungsi social, hiburan dan ekonomi di dalam kesenian ini.
51
B. Saran-saran
Setelah penulis mengambil kesimpulan dari uraian-uraian yang
sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa saran yang
menurut penulis perlu sampaikan berkaitan dengan kesenian genjring
ronyok ini. Saran saran tersebut antara lain:
1. Setiap Masyarakat suku Sunda memiliki ciri khas kesenian
tradisional daerah masing masing. Oleh karena itu kesenian
tradisional yang sudah ada sejak masa Pangeran Usman ini
agar tetap dijaga dan diperhatikan keberadaannya. Karena
kesenian tersebut merupakan asset budaya yang bernilai tinggi.
2. Perlunya sosialisasi dan publikasi yang luas, agar kesenian
genjring ronyok ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat kawali
tetapi bisa terkenal di nasional. Dengan memanfaatkan
kecanggihan era modern saat ini, rasanya bukan hal yang sulit
untuk memperkenalkan kesenian genjring ronyok ke
masyarakat yang lebih luas lagi.
3. Dengan adanya komunikasi yang lebih intens antara sesama
seniman dan pemerintah akan mengurangi adanya
kesalahpahamn yang terjadi, sehingga kesenian genjring
ronyok tidak terpecah belah. Jika di dekati dan dikaji lagi
dengan lebih bijak oleh instansi terkait, seniman dan masyarkat
maka kesenian genjring ronyok ini akan melahirkan
perkembangan yang sangat baik.
52
Tentunya peneliti masih jauh dari kata sempurna, untuk itu
diharapkan dimasa mendatang ada peneliti yang berusaha menggali hal-hal
yang belum terdapat di dalam penelitian ini.
53
Daftar Pustaka
Sudarsono, Tari Tarian Indonesia (Jakarta : Proyek Pengembangan Media
Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1997)\
Kartodirjo Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial Dan Pendekatan Ilmu Sejarah
(Jakarta: PT Gramedia pustaka Utama, 1991)
TO. Ihromi , Pokok-Pokok Antropologi Budaya (Jakarta: PT Gramedia:1984)
Koentjraningrat, Sejarah teori antropologi (Jakarta: UI Press, 1987)
Hafsari, Fitri Indra, Kesenian Genjring Ronyok Pada Acara Mauled Nabi
Muhammad SAW Di Desa Selapajang Kecamatan Kawali Kabupaten
Ciamis.( Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2011)
Mustangin Ahmad, Nilai dan Fungsi Kesenian Kojan (Yogyakarta: Uin Sunan
Kalijaga, 2009)
Rafa Raga Maran, Manusia Dan Kebudayaan, Dalam Perspektif Ilmu Budaya
Dasar (Jakarta:Rineka cipta, 2000)
Sidi Gazalba, islam Dan Kesenian Relevansi Islam Dengan Seni Budaya Karya
Manusia (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988)
www.sejarah.blogspot.com
Lathiful Khuluq, dkk. Islam dan Budaya: Menyambut Penganugrahan Doctor Honoris
Causa (Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009)
54
LAMPIRAN LAMPIRAN
1. Pementasan Kesenian Genjring ronyok Pada Even Kebudayaan
2. Shalawat dan syair yang dilantunkan berasal dari Al-berjanji
55
3. Gambar alat genjring yang digunakan
4. Personil Genjring ronyok sedang menabuh Bedug
56
5. pementasan dalam acara pernikahan
57
6. Genjring Ronyok Bertugas dalam menyambut Pengantin Pria.
58
Assalamu‟alaika zainal anbiyaa I
Assalamu‟alaika asfal asfiyaa i
Assalamu‟alaika mirrobissamaa i
Assalamu‟alaika akhmadu ya habiibii
Assalamu‟alaika ya misqii watiibii
Assalamu‟alaika yaa „aunalghoriibii
Assalamu‟alaika thoha yaamumajjad
Assalamu‟alaika yaakhusnangtafarrod
Assalamu‟alaika yaa khoirul aanami
Assalamu‟alaika yaa nurodzolami
Assalamu‟alaika yaadzalmu‟adzaatii
Assalamu‟alaika yaa haa dalhudaati
Assalamu‟alaika ya khasanashofaati
Assalamu‟alaika ya rukhnasholaahi
Assalamu‟alaika yaadzaunalmilaa hi
Assalamu‟alaikayaa nuuroshobahii
Assalamu‟alaika yaaudzulbashoo iri
Assalamu‟alaika yaajahrodzakoo iri
Assalamu‟alalmusyafa‟I filkiyaa matii
Assalamu‟alal mutawwaji bilkaroomat
Assalamu‟alalmubasyirii bissalaamati
Assalamu‟alannabiyyi abilbatuuli
Assalamu‟alalkholiifatii mingka finna
Assalamu‟alaika atqor atqiyaa I
Assalamu‟alaika adzal adzqiyaa i
Assalamu‟alaika daaiman bilangqidzoo i
Assalamu‟alaika thoha yathobiibii
Assalamu‟alaika yaamakhidzbu nuubi
Assalamu‟alaika akhmaduuyaa muhammad
Assalamu‟alaika yaaqahfaawwa maqshod
Assalamu‟alaika yaa jalii lilkuruub i
Assalamu‟alaika yaa badrootamaa mi
Assalamu‟alaika ya dzalbayyina ti
Assalamu‟alaika yaadzulkhrol „ushoti
Assalamu‟alaika yaadzalmauthibaati
Assalamu‟alaika ya robbasamaa i
Assalamu‟alaika yaa daa I”ffalaahi
Assalamu‟alaikayaa a‟lilmafaa i
Assalamu‟alaika yaa ;alilmafaa khirii
Assalamu‟alalmuqodda milil I maa maa ta
Assalamu‟alalmudzolallalibilghomaa matii
Assalamu‟alalkhulaa shotii mingtihaa matii
Assalamu‟alaa muhammadinirrosuuli
Assalamu‟alaika yaa wajhaljamiili
59
Memasuki Bagian Reff
Abii bakrimubiidiljaa khidiinaa
Abii bakrimubiidiljaa khidiinaa
Abii bakrimubiidiljaa khidiinaa
Abii bakrimubiidiljaa khidiinaa
Abii bakrimubiidiljaa khidiinaa
Abii bakrimubiidiljaa khidiinaa
„Ihim wataa bi „ita bii‟yana
Wakadzaa „umaru waliyyushoo likhiin a
Wadziinuu roini rosinna siikiina
Wakadzaa ka‟aliyyu nissaa miiyakiinaa
Assalamu‟alaa ashaa bika ajmaina
Wakdzalkhaanaini khoirol „alamina
Waalikakulihim wattaabi „inaa wataa bi
60
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana sejarah kesenian genjring ronyok?
2. Bagaimana perkembangan kesenian genjring ronyok saat ini?
3. Apakah ada bentuk perubahan penyajian dari kesenian ini?
4. Apa factor pendukung dan penghambat perkembangan kesenian
genjring ronyok?
5. Bagaimana upaya pemerintah dalam mempertahankan keenian
genjring ronyok?
6. Bagaimana upaya seniman genjring ronyok mempertahankan kesenian
genjring ronyok?
7. Apa fungsi kesenian genjring ronyok untuk masyarakat sekitar?
8. Bagaimana alur dan setting dalam kesenian genjring ronyok?
9. Berasal dari mana syair syair yang dibawakan oleh genjring ronyok?
10. Ada berapa seniman genjring ronyok yang berada di desa kawali saat
ini ?
61
DAFTAR INFORMAN
No Nama Umur Alamat Keterangan
1. Ismail Marzuki 40 Kiaralawang,
Kawali
Kepala Desa
Kawali
2. Mahmud 52 Banjarwaru,
Kawali
Ketua Genjring
Ronyok
3. Popon 50 Selapajang,
kawali
Personil genjring
ronyok
4. Muhtadi 67 Selapajang,
kawali
Personil genjring
ronyok
5. Hj. Titi 50 Selapajang,
Kawali
Personil genjring
ronyok
6. m. ilyas 57 Banjarwaru,
kawali
Personil genjring
ronyok
7. Neng Ratna 39 Banjarwaru,
Kawali
Personil genjring
ronyok
8. Jaya koswaya 48 Selapajang,
Kawali
Masyarakat Kawali
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Tita sumiati
Tempat/tgl. Lahir : Ciamis/12 April 1991
Nama Ayah : Nana Darwana
Nama Ibu : Ikoh Ropikoh
Alamat Rumah : Jl. Wastukencana Rt 02 Rw 09
Dusun Indrayasa, Desa/Kec : Kawali
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
Email : [email protected]
No. Hp : 081291421901
B. Riwayat Pendidikan
1. TK Raden Dewi Sartika tahun lulus 1999
2. SD N II Kawali tahun lulus 2004
3. SMP N I Kawali tahun lulus 2007
4. SMA N I Kawali tahun lulus 2010