Klasifikasi Anastesi Lokal

4
Klasifikasi Teknik Anestesi Lokal, Rizki, 2012 Berdasarkan area yang teranestesi, anestesi lokal dapat dibedakan menjadi : 1. Nerve Block Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar batang saraf utama, sehingga mampu menganestesi daerah yang luas yang mendapat inervasi dari percabangan saraf utama tersebut. Teknik ini sering digunakan di rongga mulut khususnya di rahang bawah. Kerugian dari teknik ini adalah bahwa biasanya pembuluh darah letaknya berdekatan dengan batang saraf, maka kemungkinan terjadi penetrasi pembuluh darah cukup besar. Contoh : inferior alveolar nerve block. 2. Field Block Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar cabang saraf terminal dengan tujuan untuk memblokir semua persarafan sebelah distal dari tempat injeksi cairan anestesi. Efek anestesi meliputi darah yang terbatas (tidak seluas pada teknik nerve block) contoh : injeksi di sekitar apeks akar gigi rahang atas. 3. Lokal infiltrasi Larutan anestesi lokal dituntikkan di sekitar ujung-ujung saraf terminal sehingga efek anestesi hanya terbatas pada

description

klasifikasi, anastesi, anastesi lokal, local anesthetic,

Transcript of Klasifikasi Anastesi Lokal

Page 1: Klasifikasi Anastesi Lokal

Klasifikasi Teknik Anestesi Lokal, Rizki, 2012

Berdasarkan area yang teranestesi, anestesi lokal dapat dibedakan menjadi :

1. Nerve Block

Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar batang saraf utama, sehingga

mampu menganestesi daerah yang luas yang mendapat inervasi dari percabangan saraf

utama tersebut. Teknik ini sering digunakan di rongga mulut khususnya di rahang

bawah. Kerugian dari teknik ini adalah bahwa biasanya

pembuluh darah letaknya berdekatan dengan batang saraf, maka kemungkinan terjadi

penetrasi pembuluh darah cukup besar. Contoh : inferior alveolar nerve block.

2. Field Block

Larutan anestesi lokal disuntikkan pada atau disekitar cabang saraf terminal dengan

tujuan untuk memblokir semua persarafan sebelah distal dari tempat injeksi cairan

anestesi. Efek anestesi meliputi darah yang terbatas (tidak seluas pada teknik nerve

block) contoh : injeksi di sekitar apeks akar gigi rahang atas.

3. Lokal infiltrasi

Larutan anestesi lokal dituntikkan di sekitar ujung-ujung saraf terminal sehingga efek

anestesi hanya terbatas pada tempat difusi cairan anestesi tepat pada area yang akan

dilakukan instrumentasi. Teknik ini terbatas hanya untuk anestesi jaringan lunak.

4. Interseptal injection

Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik intraosseous, dimana jarum disuntikkan ke

dalam tulang alveolar bagian interseptal diantara kedua gigi yang akan dianestesi.

Teknik ini biasanya dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan injeksi intraosseous.

5. Intraperiodontal injection

Jarum diinjeksikan langsung pada periodontal membran dari akar gigi yang

bersangkutan.

6. Pappilary Injection

Teknik ini sebenarnya termasuk teknik submukosa yang dilakukan pada papila

Page 2: Klasifikasi Anastesi Lokal

interdental yang melekat dengan periosteum. Teknik ini diindikasikan terutama pada

gingivectomy, yang memerlukan baik efek anestesi maupun efek hemostatis dari obat

anestesi.

Anestesi lokal pada rahang atas dapat dilakukan dengan beberapa teknik injeksi

diantaranya :

1. Lokal infiltration (submucous injection)

2. Field block (araperiosteal injection)

3. Anterior superior alveolar nerve block (paraperiosteal injection)

4. Middle superior alveolar nerve block (paraperiosteal injection)

5. Posterior superior alveolar nerve block

6. Infra orbital nerve block

7. Nasopalatine nerve block

8. Anterior palatine nerve block

Faktor Penyebab Keefektifan Dan Kegagalan Dalam Anastesi Lokal

Faktor Penyebab Keefektifan dan Kegagalan Anestesi Lokal:

1. kadar obat dan potensinya

2. jumlah pengikatan obat oleh protein dan pengikatan obat ke jaringan local

3. kecepatan metabolisme

4. perfusi jaringan tempat penyuntikan obat.

5. Onset, intensitas, dan durasi blokade saraf ditentukan oleh ukuran dan lokasi

anatomis saraf.

6. Psikologis pasien

7. Anomali serabut saraf

6. Adanya perbedaan sensitifitas serabut saraf

Pada umumnya serabut saraf kecil lebih peka terhadap anestesi local. Serabut saraf

Page 3: Klasifikasi Anastesi Lokal

terkecil yang tidak bermielin pada umumnya lebih cepat dihambat daripada serabut

bermielin.

Kepekaan serabut sasraf tidak tergantung dari fungsi serabut, dengan demikian serabut

sensorik maupun motorik yang sama besar tidak berbeda kepekaannya. Serabut halus

bermielin melebihi kepekaan serabut besar bermielin. Anestetika lokal umumnya kurang

efektif pada jaringan yang terinfeksi dibanding

jaringan normal, karena biasanya infeksi mengakibatkan asidosis metabolik lokal, dan

menurunkan pH.

rizkihadisoekarno.blogspot.com/2012/02/kedokteran-gigi-eksodonsia.html?m=1