kko BAB I

36
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia kaya akan sumber bahan obat tradisional yang telah digunakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia secara turun temurun. Keuntungan penggunaan obat tradisional adalah antara lain karena bahan bakunya mudah diperoleh dan harganya murah. Delapan puluh persen penduduk Indonesia hidup di pedesaan, diantaranya sukar dijangkau oleh obat modern dan tenaga medis karena masalah distribusi, komunikasi dan transportasi. Disamping itu daya beli yang relatif rendah menyebabkan masyarakat pedesaan kurang mampu mengeluarkan biaya untuk pengobatan modern, sehingga masyarakat cenderung memilih pengobatan secara tradisional. Obat tradisional mempunyai makna yang sangat penting karena disamping ketidakmampuan masyarakat untuk memperoleh obat-obat modern, juga karena obat tradisional adalah obat bebas yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Tanaman obat terdapat dalam jumlah berlimpah baik jumlah maupun jenisnya. Kemampuan antimikroba minyak essensial tanaman obat dan rempah seringkali lebih tinggi dibandingkan bahan pengawet kimia Selain itu, satu ekstrak tanaman dapat mengandung satu macam atau

Transcript of kko BAB I

Page 1: kko BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia kaya akan sumber bahan obat tradisional yang

telah digunakan oleh sebagian besar rakyat Indonesia secara

turun temurun. Keuntungan penggunaan obat tradisional adalah

antara lain karena bahan bakunya mudah diperoleh dan

harganya murah. Delapan puluh persen penduduk Indonesia

hidup di pedesaan, diantaranya sukar dijangkau oleh obat

modern dan tenaga medis karena masalah distribusi, komunikasi

dan transportasi. Disamping itu daya beli yang relatif rendah

menyebabkan masyarakat pedesaan kurang mampu

mengeluarkan biaya untuk pengobatan modern, sehingga

masyarakat cenderung memilih pengobatan secara tradisional.

Obat tradisional mempunyai makna yang sangat penting karena

disamping ketidakmampuan masyarakat untuk memperoleh

obat-obat modern, juga karena obat tradisional adalah obat

bebas yang dapat diperoleh tanpa resep dokter.

Tanaman obat terdapat dalam jumlah berlimpah baik jumlah maupun

jenisnya. Kemampuan antimikroba minyak essensial tanaman obat dan rempah

seringkali lebih tinggi dibandingkan bahan pengawet kimia Selain itu, satu ekstrak

tanaman dapat mengandung satu macam atau lebih senyawa antimikroba. 

Komponen aktif yang berperan sebagai obat adalah zat-zat  kimia yang

terkandung didalam ramuan obat tersebut. Secara kemoterapi, komponen-

komponen tersebut antara lain dapat berperan sebagai absorben, astringen,

spasmolitik, anti bakteri, suportif dan sebagainya. Salah satu tanaman obat yang

berkhasiat sebagai obat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat adalah

tanaman jambu biji (Psidium guajava L.). Telah diketahui oleh masyarakat umum

bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki khasiat sebagi anti diare. Jambu biji

Page 2: kko BAB I

(Psidium guajava L.) memiliki varietas antara lain berdaging-buah warna putih

dan berdaging-buah warna merah potensi jambu biji di Indonesia untuk dijadikan

obat alternatif terhadap berbagai  penyakit sangat besar.  Hal ini disebabkan

karena jambu biji mudah ditemukan di Indonesia dan harganya relatif terjangkau.

Bukan  hanya buahnya, ekstrak atau rebusan daun jambu biji pun terbukti mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 50%,

Shigella dysenteriae pada konsentrasi 30%, Shigella flexineri pada konsentrasi

40%, dan  Salmonella typhi pada konsentrasi 40%. Komponen aktif dalam daun

jambu biji yang diduga memberikan khasiat itu adalah zat tanin yang cukup

tinggi. Selain itu, daunnya mengandung fenolik fitokimia yang jumlahnya

berlebihan yang dapat menghambat peroksidasi dalam tubuh yang diharapkan

mampu mencegah bermacam-macam penyakit kronis sekalipun.

Jambu biji merupakan salah satu tanaman buah yang

banyak ditemukan di wilayah Indonesia, walaupun sebenarnya

berasal dari Amerika Tropik. Tanaman ini berbuah sepanjang

tahun, sering tumbuh liar, dan umumnya ditemukan pada

ketinggian 1-1200 m dpl, serta tumbuh dengan baik pada tanah

yang gembur maupun liat. Jambu biji secara taksonomi tergolong

ke dalam famili Myrtaceae, genus Psidium, spesies guajava,

sehingga dalam bahasa Latin disebut Psidium guajava. Dalam

bahasa Inggris jambu biji dikenal sebagai guajava, sedangkan di

Indonesia disebut juga jambu batu, jambu klutuk, atau jambu

siki.

Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang istimewa,

buahnya memiliki kandungan zat gizinya yang tinggi, seperti

vitamin C, potasium, dan besi. Selain itu, juga kaya zat non

gizi, seperti serat pangan, komponen karotenoid, dan

polifenol. Buah jambu biji bebas dari asam lemak jenuh dan

sodium, rendah lemak dan energi, tetapi tinggi akan

serat pangan. Di dalam daun jamu biji antara lain mengandung

Page 3: kko BAB I

tanin, minyak atsiri(eugenol), dan minyak lemak. Oleh

karena adanya senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya

menyebabkan tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai obat

tradisional.

Pada umumnya bagian yang dapat digunakan dari tanaman

ini adalah bagian daun (pemanfaatan hanya sebagian kecil saja

yaitu sebagai obat anti diare, disentri, radang usus dan

gangguan pencernaan karena mempunyai kandungan zat tanin

sebagai astringent dan anti mikroba), buah mengkal, ranting

muda dan akar. Selain berbagai kegunaan di atas daun jambu biji

diduga memiliki zat aktif golongan steroid yang mempunyai daya

spermicida. Bahan kimia yang terkandung dalam daun jambu biji

diantaranya adalah Beta-sitosterol, alkaloid, saponin, flavonoid,

tanin, eugenol, minyak atsiri dan berbagai senyawa lainya

(Albana dkk, 1999).

Manfaat daun jambu biji bagi orang awam daun jambu biji dikenal sebagai

bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Jus jambu biji "bangkok" juga

dianggap berkasiat untuk membantu penyembuhan penderita demam berdarah.

Daun jambu biji sudah dikenal sejak dahulu sebagai pencegah dan mengurangi

diare. 3 helai jambu biji direbus dengan 2 gelas air putih lalu direbus,lalu disaring

dan diminumkan pada orang yang terkena diare.

Page 4: kko BAB I

BAB II

MONOGRAFI

A. KLASIFIKASI JAMBU BIJI (Psidium guajava L)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L.

Nama umum : Jambu biji

Nama daerah

Sumatra : Glima breueh (Aceh), Galiman (Batak), Masiambu (Nias), Jambu biji (Melayu)

Page 5: kko BAB I

Jawa : Jambu klutuk (Sunda), Jambu klutuk (Jawa Tengah), Jambu biji (Madura)

Bali : Sotong

Kalimantan : Libu (Dayak)

Sulawesi : Gayomas (Manado), Dambu(Gorontalo), Hiabuto (Buol), Jambu (Bare), Jambu paratugala (Makassar), Jambu Paratukala (Bugis)

NTT : Guawa (Ende), Gothawas (Sika), Kejawas (Timor), Kejabos (Roti)

Maluku : Koyawase (Seram), Lutu hatu (Ambon), Gewaya (Halmahera), Guwaya (Ternate)

B. MORFOLOGI JAMBU BIJI

1. Akar (Radix)

Di lihat dari percabangannya dan bentuknya, jambu biji memiliki akar

tunggang yang bercabang (ramosus) yang bentuknya kerucut panjang,

tumbuh lurus kebawah, bercabang cabang banyak dan cabang-cabangnya

bercabang lagi. Sehingga memberi kekuatan yang lebih besar pada batang,

dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat menyerap air dan

zat-zat makanan yang lebih banyak.

2. Batang (caulis)

Tumbuhan biji belah pada umumnya mempunyai batang yang di bagian

bawahnya lebih besar dan keujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat di

pandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang dan

mempunyai percabangan. Bentuk cabang pada jambu biji yaitu berkayu dan

permukaannya licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati). Arah

tumbuh batangnya tegak lurus (erectus). Jambu biji memiliki cabang sirung

pendek (virgula atau virgula sucre scens) yaitu cabang-cabang kecil dengan

ruas-ruas yang pendek yang selain daun juga merupakan pendukung bunga

dan buah.

3. Daun (folium)

Page 6: kko BAB I

Merupakan suatu bagian yang penting, yang berfungsi sebagai alat

pengambilan zat – zat makanan (reabsorbsi), asimilasi transpirasi dan

respirasi. Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri

dari tangkai dan helaian saja disebut daun bertangkai.

Sifat – sifat daun yang di miliki oleh jambu adalah sebagai berikut :

a.      Bangun daun (Circumscription)

Dilihat dari letak bagian terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunya

berada ditengah – tengah dan memiliki bangun jorong karena

perbandingan panjang : lebarnya adalah ½ - 2 : 1

b.      Ujung (epex)

Jambu biji memiliki ujung yang tumpul tepi daun yang semula masih

agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju kesuatu titik pertemuan

membentuk sudut 90°

c.       Pangkal (basis folii)

Karena tepi daunnya tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh

pangkal ibu tulang / ujung tangkai daun, maka pangkal dari daun jambu

biji ini, adalah tumpul (obtusus)

d.      Susunan tulang – tulang daun (nervation atau vanation)

Daun jambu biji memiliki pertumbuhan daun yang menyirip

(penninervis) yang mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan

dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang

kesamping, keluar tulang – tulang cabang, sehingga susunannya

mengingatkan kita kepada susunan sirip – sirip pada ikan.

e.       Tepi daun (margo)

Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer)

f.       Daging daun (intervinium)

Sifat – sifat lain yang perlu diperhatikan antara lain :

Page 7: kko BAB I

Warna : hijau

Permukaan daun

Pada umumnya warna daun pada sisi atas tampak lebih hijau licin dan

mengkilat jika di bandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih

banyak terhadap warna hijaunya, jambu biji memiliki permukaan daun

yang berkerut (rogosus). Daun jambu biji mengandung total minyak 6%

dan minyak atsiri 0,365% [Burkill, 1997], 3,15% resin, 8,5% tannin, dan

lain-lain. Komposisi utama minyak atsiri yaitu ±-pinene (Gambar 3.), ²-

pinene limonene, men- thol, terpenyl acetate, isopropyl alco- hol,

longicyclene, caryophyllene, ²- bisabolene, caryophyllene oxide, ²-

copanene, farnesene, humulene, selinene, cardinene and curcumene

[Zakaria, 1994]. Minyak atsiri dari daun jambu biji juga mengandung

nerolidiol, ²-sitosterol, ursolic, crategolic, dan guayavolic acids. Selain itu

juga mengandung minyak atsiri yang kaya akan cineol dan empat

triterpenic acids sebaik ketiga jenis fla-vonoid yaitu; quercetin, 3-L-4-4-

arabinofuranoside (avicularin) (Gambar 4.) dan 3-L-4-pyranoside dengan

aktivitas anti bakteri yang tinggi Oliver-Bever, 1986].

4. Bunga

Pada tumbuhan biji bunga merupakan alat perkembangan generatif.

Bunga pada jambu biji terdiri dari kelopak dua mahkota yang masing-masing

terdiri atas 4-5 daun berkelopak dan sejumlah daun mahkota yang sama, dan

tidak merapat memiliki benang sari yang banyak dan berkelopak, berhadapan

dengan daun-daun mahkota memiliki tangkai sari dengan warna yang cerah

bakal buah tenggelam dan mempunyai satu tangkai putik.

Bunga tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri 1

sampai 3 bunga. Panjang gagang perbungaan 2 cm sampai 4 cm. Bunga banci

dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota

bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun mahkota bulat telur

terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih, segera rontok. Benang sari pada tonjolan

Page 8: kko BAB I

dasar bunga yang berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik

berwarna seperti mentega. Tabung kelopak berbentuk lonceng atau bentuk

corong, panjang 0,5 cm. pinggiran tidak rontok (1 cm panjangnya). Tabung

kelopak tidak atau sedikit sekali diperpanjang di atas bakal buah, tepi kelopak

sebelum mekar berlekatan menjadi bentuk cawan, kemudian membelah

menjadi 2-5 taju yang tidak sama.bulat telur, warna hijau kekuningan. Bakal

buah tenggelam, dengan 1-8 bakal biji tiap ruang.

5. Buah(fructus)

Jambu biji memiliki buah sejati tunggal artinya. Buah ini terjadi dari satu

bunga dengan setu bakal buah saja dan memiliki lebih dari satu biji. Jambu

biji termasuk dalam buah sejati tunggal yang berdaging (curnosus) dan

bentuk buahnya bulat. Jambu biji ini akrab juga dengan nama Psidium

guajava (Inggris/Belanda), Jambu klutuk, Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa);

Jambu klutuk, Jambu Batu (Sunda), Jambu bender (Madura). (11 January

2006).

6. Kandungan Kimia

Buah, daun, dan kulit batang pohon jambu biji mengandung

tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin.

Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tannin, seperti

minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam

oleanolat, asam guajaverin dan vitamin.

Page 9: kko BAB I

Kandungan Gizi jambu biji dalam 100 gram

Jambu biji juga mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat pada

buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah,

dan berguna untuk menyerang virus.

Kandungan Jumlah Kandungan Jumlah

Energi

Vitamin A

Protein

Vitamin B1

Lemak

Vitamin B2

Karbohidrat

49,00 ka

25 SI

0,90 gr

0,05 mg

0,30 gr

0,04 mg

12,20 gr

Vitamin C

Kalsium

Niacin

Fosfor

Serat

Besi

Air

87,00 mg

14,00 mg

1,10 mg

28,00 mg

5,60 gr

1,10 mg

86 gram

Page 10: kko BAB I

Kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya

menjelang matang.  Selain pemasok andal vitamin C, jambu

biji juga kaya serat, khususnya pectin (serat larut air), yang

dapat digunakan untuk bahan pembuat gel atau jeli. Manfaat

pectin lainnya adalah untuk menurunkan kolesterol yaitu

mengikat kolesterol dan asam empedu dalam tubuh dan

membantu pengeluarannya. Penelitian yang dilakukan Singh

Medical Hospital and Research center Morrabad, India

menunjukkan jambu biji dapat menurunkan kadar kolesterol

total dan trigliserida darah serta tekanan darah penderita

hipertensi essensial.

Menurut Anthony C. Dweck (2001) buah jambu biji dapat

dijadikan sebagai obat alternatif karena mengandung

berbagai zat yang Info Ristek Vol. 4 No. 3/2006 3 berfungsi

sebagai penghambat berbagai jenis penyakit, diantaranya

jenis flavonoid, minyak atsiri, dan juga terdapat saponin

berkombinasi dengan asam oleanolat., Morin-3-O- ±-L-

lyxopyranoside, dan morin-3-O-±- Larabopyranoside dan

flavonoid, guaijavarin (Gambar 1), dan querce- tin (Gambar

2).

Buah buni bundar, berbiji banyak. Termasuk buah sejati

tunggal yang berdaging. Lapisan luar tipis agak menjangat

atau kaku dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan berair.

Biji-bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak itu.

Bagian muda berambut dan berwarna hijau tua. Kalau masak

berwarna kuning, berdaging yang menyelimuti biji-biji.

Bentuk peer atau bentuk bulat terbalik, berwarna kuning,

Page 11: kko BAB I

panjang 5-8,5 cm,daging buah putih kekuningan atau merah

muda.

BAB III

PEMBAHASAN

A. PARAMETER MUTU UJI

Identifikasi simplisia

Pemerian : bau khas aromatik; rasa kelat

Pemeriksaan makroskopik

Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5

sampai 1 cm helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong

atau bulat memanjang, panjang 5 cm sampai 13 cm, lebar 3 cm

sampai 6cm pinggir daun rata agak menggulung ke atas

permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu kelenjar minyak

tampak sebagai bintik-bintik berwarna gelap dan bila daun

direndam tampak sebagai bintk-bintik yang tembus cahaya ibu

tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan

Page 12: kko BAB I

bawah, bertulang (berpenulangan) menyirip, warna putih

kehijauan.

B. Pemeriksaan mikroskopik

Epidermis atas : terdiri dari 1 lapis sel, pipih, terentang tangensial, bentuk

poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata. Epidermis bawah: sel

lebih kecil, pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus.

Stomata : tipe anisolitik , banyak terdapat pada permukaan bawah. rambut

penutup : terdapat pada kedua permukaan, lebih banyak pada permukaan bawah,

bentuk kerucut ramping yang umumnya agak bengkok, terdiri dari 1 sel,

berdinding tebal, jernih, panjang rambut 150 µm sampai 300 µm, pangkal rambut

kadang-kadang agak membengkok, lumen kadang-kadang mengandung zat

berwarna kuning kecoklatan. Jaringan air : terdapat di bawah epidermis atas,

terdiri 2 sampai 3 lapis sel yang besar. Jernih dan tersusun rapat tanpa ruang antar

sel. Idioblas : terdapat di beberapa tempat, berisi hablur kalsium oksalat berbentuk

roset yang besar dan bentuk prisma. Kelenjar minyak : rongga minyak bentuk

lisigen besar, terdapat lebih banyak di bagian bawah daripada di bagian atas.

Jaringan palisade : terdiri dari 5 sampai 6 lapis sel, terletak dibawah jaringan air, 2

lapis sel yang pertama lebih besar dan mengandung lebih banyak zat hijau daun,

lapisan-lapisan berukutnya beongga lebih banyak. Serbuk warna hijau ke abu-

abuan. Fragmen pengenal banyak terdapat rambut penutup yang terlepas; hablur

kalsium oksalat; stomata tipe anomositik; mesofil dengan kelenjar lisigen.

Cara identifikasi

a. Pada 2 mg serbuk daun tambahan 5 tetes asam sulfat P ; terjadi warna coklat

tua.

b. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10N; terjadi warna

kuning kehijauan.

c. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P terjadi

warna kuning kehijauan.

Page 13: kko BAB I

d. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5%

b/v; terjadi warna coklat kemerahan.

e. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25%) P; terjadi warna

kuning kehijauan.

f. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v

; terjadi warna merah

Kemurnian

Kadar abu : tidak lebih dari 4,5%

Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 19%

Kadar sari yang larut dalam air tidak kurang dari 18%

Kadar sari yang larut dalam etanol tidak kurang dari 2%

Bahan organik asing tidak lebih dari 2%

C. Simplisia

Simplisia dari daun dan bunga adalah bahan yang diolah

dari daun dan bunga jambu biji dan digunakan sebagai bahan

obat, melalui proses pengeringan baik dengan matahari maupun

oven dan belum mendapat pengolahan lebih lanjut. Pembuatan

simplisia dari daun dan bunga jambu biji dapat dilakukan dengan

pengeringan dengan menggunakan oven pada suhu 45oC

sehingga kadar air dapat mencapai kurang lebih 9% atau

menggunakan sinar mata hari langsung. Selama pengeringan

perlu diperhatikan factor kebersihan agar tidak bercampur

dengan kotoran dari luar. Selanjutnya simplisia tersebut

Page 14: kko BAB I

dimasukkan dalam kemasan plastic yang kedab air dan diberi

label.

Simplisia disimpan ditempat yang kering dan bersih.

Parameter dari kualitas simplisia dapat dilihat dari penampakan

fisiknya ( yaitu bentuk, warna, baud an rasa), kebersihan

( bahan organic asing, pathogen, mikrobiologi) dan kandungan

zat aktifnya.

Ekstrak kental daun jambu biji

Ekstrak kental daun jambu biji adalah ekstrak yang dibuat

dari daun Psidium guajava L., suku Myrtaceae, mengandung

flavonoid tidak kurang dari 1,40% dihitung sebagai kuersetin.

Pembuatan Ekstrak

Daun jambu biji (Psidium guajava L.) telah digunakan masyarakat

dan diproduksi oleh industri sebagai antidiare.  Zat aktif yang

berperan sebagai antidiare dalam daun jambu biji adalah tanin.

Tanin merupakan senyawa fenol yang larut dalam air, etanol

atau campuran air-etanol. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh cairan penyari terhadap rendemen dan

kadar tanin dalam ekstrak pada daun jambu biji dan untuk

mengetahui cairan penyari yang paling optimal untuk pembuatan

ekstrak daun jambu biji dengan kadar tanin yang paling

maksimal. Penelitian inidilakukan dengan mengekstraksi daun

jambu biji (Psidium guajava L.) secara maserasi dengan cairan

penyari etanol 50%, 70%, 90%. Ekstrak kental yang diperoleh

kemudian dihitung rendemennya dan dianalisis kandungan

taninnya. Analisis kuantitatif tanin dilakukan dengan metode

titrasi permanganometri. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa

secara kualitatif ekstrak etanol daun jambu biji mengandung

Page 15: kko BAB I

tanin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cairan penyari

mempengaruhi rendemen dan kadar tanin ekstrak daun jambu

biji. Rendemen ekstrak untuk masing-masing ekstrak etanol

50%, 70%, 90% adalah 22,07%; 31,87%; 25,13%. Kadar tanin

dalam ekstrak yang diperoleh dari masingmasing ekstrak etanol

50%, 70%, 90% adalah 23,37%; 14,28%; 10,96%. Cairan penyari

yang paling optimal untuk pembuatan ekstrak daun jambu biji

dengan kadar tanin paling banyak adalah etanol 50%.

Rendemen Tidak kurang dari 12,3%.

Gunakan etanol 95% P sebagai pelarut.

Identitas Ekstrak

Pemerian  Ekstrak kental; coklat tua; berbau khas; rasa kelat

Senyawa identitas Kuersetin

Kadar air <83> Tidak lebih dari 10%

Abu total <81> Tidak lebih dari 0,8%

Abu tidak larut asam <82> Tidak lebih dari 0,2%

Kandungan Kimia Ekstrak

Kadar flavonoid total Tidak kurang dari 1,40% dihitung

sebagai kuersetin. Lakukan penetapan sesuai dengan Penetapan

Kadar Flavonoid Total <151>. Gunakan kuersetin sebagai

pembanding dan ukur serapan pada panjang gelombang 425 nm.

D. Secara Empiris Untuk Pengobatan

1. Obat Diare

Daun Jambu Biji banyak mengandung quercetin yang

dapat membantu sebagai anti-diare. Pemanfaatan daun

untuk pengobatan diare dapat dilakukan dengan beberapa

cara, antara lain :

Page 16: kko BAB I

a.Daun jambu segar sebanyak kurang lebih 30 g, dan

segenggam tepung beras digongseng sampai kuning.

Selanjutnya direbus dalam dua gelas air sampai mendidih

(selama 15 menit). Setelah dingin, di saring dan air

saringannya diminum. Cara ini dilakukan 2-3 kali dalam

sehari.

b. Sebanyak 30 g daun jambu segar yang telah dicuci

ditumbuk sampai lumat. Selanjutnya ditambahkan dengan

garam seujung sendok, dan setengah cangkir air panas,

lalu diaduk samapai rata. Setelah dingin, di peras dan

saring. Air saringannya diminum sekaligus. Jika penderita

masih diare, pengobatan ini diulang 2-3 kali sehari.

c.Seganggam daun jambu yang masih muda dan segar

dicuci , kemudian direbus dalam tiga gelas air sampai

tersisa separonya. Air rebusan ini digunakan untuk

menyeduh satu sendok teh daun teh hijau, dan di minum

selagi hangat. Pengobatan ini dilakukan 2-3 kali sehari

sampai sembuh.

2. Obat Perut Kembung

Tiga lembar daun jambu biji muda dan segar, lima butir

adas, dan 1/2 jari kulit batang pulosari yang dipotong kecil-

kecil, lalu cuci sampai bersih. Bahan-bahan tersebut direbus

dalam 2 cangkir air sampai tersisa satu cangkir. Setelah

dingin, disaring dan air saringannya digunakan sebagai obat.

Cara pemakaiannya, bayi umur 3 bulan 5-7 kali sehari

(masing-masing satu sendok), bayi umur enam bulan 3 kali

sehari (masing masing satu sendok makan), anak umur 3

tahun 3 kali sehari (masing-masing 2 sendok makan), dan

anak diatas 3 tahun 1 kali sehari (satu cangkir).

Page 17: kko BAB I

3. Obat Penurun Kadar Kolesterol Darah

Sebanyak 7 lembar daun jambu biji, 2 genggam daun

ceremai dan 10 lembar daun sirih (ketiganya herba

segar),dicuci sampai bersih. Bahan-bahan tersebut direbus

dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Pada saat

merebud panci harus ditutup. Setelah dingin, disaring, dan air

saringannya diminum pagi dan malam hari, masing-masing ¾

gelas.

4. Obat Anyang-anyangan

Kurang lebih segenggam daun jambu segar dan tepung

beras digongseng sampai kuning. Selanjutnya direbus dalam

3 gelas air sampai air rebusannya tersisa separonya. Setelah

dingin, disaring, dan air saringannya diminum sehari 3 kali,

masing-masing aetengah gelas.

5. Luka Berdarah dan Sariawan

Daun jambu biji yang baru dipetik diambil secukupnya,

kemudian dicuci. Selanjuntnya ditempelkan pada luka, dan

dibalut dengan perban. Perban dan ramuan tersbut diganti 3

kali sehari sampai lukanya sembauh. Untuk pemakaian luar,

daun yang masih segar direbus, dan air rebusannya

digunakan untuk mencuci luka. Cara lain, giling daun segar

sampai halus, lalu bubuhkan pada luka berdarah akibat

kecelakaan dan benda tajam atau borok disekitar tulang.

6. Larutan Kumur Sakit Gigi

Untuk Sariawan diambil 1 genggam daun jambu biji dan 1 potong kulit

batang jambu biji lalu direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih.

Selanjutnya disaring untuk diambil airnya. Ramuan ini diminum 2 kali sehari.

Page 18: kko BAB I

Untuk sebagai larutan kumur mulut, ramuan ditunggu dingin lalu langsung

digunakan untuk dikumur. Untuk sakit gigi, kunyah daun jambu biji yang

sudah dicuci.

7. Demam Berdarah

Untuk demam berdarah, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik

menyebutkan bahwa pemberian ekstrak kering daun jambu biji selama 5 hari

mempercepat pencapaian jumlah trombosit >100.000/µl, pemberian ekstrak

kering setiap 4-6 jam meningkatkan jumlah trombosit >100.000/µl setelah

12-14 jam, tanpa menimbulkan efek samping yang berarti. Dengan demikian,

ekstrak daun jambu biji dapat digunakan untuk pengobatan kuratif demam

berdarah. Untuk meraciknya, di ambil daun Jambu Biji sebanyak 3-5 lembar,

di rebus dengan air sebanyak 2 gelas lalu diminum setiap 4 jam. Berdasarkan

hasil penelitian, telah berhasil diisolasikan suatu zat flavonoid dari daun

jambu biji yang dapat memperlambat penggandaan (replika) human

immunodeficiency virus (HIV) penyebab penyakit AIDS. Zat ini bekerja

dengan cara menghambat pengeluaran enzim reserved transriptase yang dapat

mengubah RNA virus menjadi DNA di dalam tubuh manusia.

Buah jambu biji atau guava merupakan salah satu buah terbaik yang

dapat dimakan sehari-hari karena buah jambu Biji sangat kaya akan Vitamin

C. Kandungan Vitamin C pada buah jambu biji sangat tinggi, yaitu 87 mg per

100 g buah Jambu Biji. Jumlah tersebut dua kali lipat dari jeruk manis (49

mg/100 g), lima kali lipat dari orange, serta delapan kali lipat dari lemon

(10,5 mg/100 g). Dibandingkan jambu air dan jambu bol, kadar vitamin C

pada jambu biji jauh lebih besar, yaitu 17 kali lipat dari jambu air (5 mg/100

g) dan empat kali lipat dari jambu bol (22 mg/100 g). Untuk mengobati

penyakit tertentu, lebih disukai buah jambu biji yang daging buahnya

berwarna merah.

E. Perkembangan Pengujian

Page 19: kko BAB I

DAUN jambu biji tua ternyata mengandung berbagai macam

komponen yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit demam

berdarah dengue (DBD). Kelompok senyawa tanin dan flavonoid

yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu

biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase yang

berarti menghambat pertumbuhan virus berinti RNA.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan

Pengawas Obat dan Makanan (POM) bekerja sama dengan

Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

(Unair) Surabaya, yang sejak 2003 meneliti ekstrak daun jambu

biji untuk pengobatan DBD. Pada tahap awal penelitian dimulai

dengan pengujian preklinik. Hasil penelitian dipaparkan oleh

Kepala Badan POM Drs Sampurno MBA di Jakarta, Rabu (10/3).

Ide penelitian berasal dari Badan POM dan mereka menunjuk Dr

Drs Suprapto Ma'at MS. apoteker dari Patologi FK Unair untuk

meneliti daun jambu biji.

Seperti diketahui, DBD merupakan penyakit yang disebabkan

oleh virus dengue dengan angka kematian dan kesakitan yang

cukup tinggi. Sampai saat ini pengobatan DBD masih bersifat

suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma akibat

peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler.

Pada tahap awal dilakukan penelitian preklinik di FK Unair

yang menggunakan hewan model mencit dengan pemberian oral

ekstrak daun jambu biji terbukti dapat menurunkan

permeabilitas pembuluh darah. Pada penelitian tersebut

dilaporkan juga bahwa ekstrak daun jambu biji terbukti dapat

meningkatkan jumlah sel hemopoetik terutama megakriosit pada

preparat dan kultur sumsum tulang mencit. Pada uji keamanan

Page 20: kko BAB I

(toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zat yang praktis

tidak toksik.

Hambat virus dengue Daun jambu biji memang mengandung

berbagai macam komponen. Berkaitan dengan itu telah

dilakukan uji invitro ekstrak daun jambu biji di mana ekstrak

tersebut terbukti dapat menghambat pertumbuhan virus dengue.

Kelak setelah dilakukan penelitian lebih lanjut diharapkan ekstrak

daun jambu biji dapat digunakan sebagai obat anti virus dengue.

Juga telah dilakukan uji awal berupa penelitian open label di

beberapa rumah sakit di Jawa Timur (RS Jombang dan RS

Petrokimia Gresik) pada penderita DBD dewasa dan anak-anak.

"Hasil penelitian dibagi-bagikan ke RS Jombang dalam bentuk 30

kapsul dan 30 sirup, lalu RS Petrokimia Gresik 20 kapsul dan 20

sirup. Ada yang sukarela mau mencoba," kata Suprapto.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian

ekstrak daun jambu biji dapat mempercepat peningkatan jumlah

trombosit tanpa disertai efek samping yang berarti, misalnya

sembelit. Penelitian open label ini masih perlu dilanjutkan

dengan uji klinik untuk membuktikan khasiat dengan evidence

based yang lebih kuat.

Pengamatan lain yang sedang dikerjakan dalam penelitian ini

adalah pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji terhadap

sekresi GM-CSF dan IL-11 untuk mengetahui mekanisme

kerjanya pada trombopoiesis. Juga terhadap aktivitas sistem

komplemen dan sekresi TNF-Alfa olehmonosit dalam

hubungannya dengan mekanisme penurunan permeabilitas

pembuluh darah.

Page 21: kko BAB I

Pada tahun 2004 akan dilakukan uji klinik di RSUD Dr

Soetomo Surabaya/FK Unair, yang akan dipimpin oleh Prof Dr dr

Sugeng Sugijanto DSA yang dibantu dr M Nasirudin dengan Dr

Ugrasena untuk pasien DBD anak dan Prof dr Edy Soewandojo

SpPD untuk pasien DBD dewasa.

Badan POM dalam waktu dekat juga akan melakukan kajian-

kajian intensif dengan para pakar untuk mendukung tata laksana

yang sekarang ini ada. Sampurno optimis karena daun jambu biji

bahan bakunya sangat mudah diperoleh dan proses teknologinya

sederhana.

F. Uji Farmakologi

1. Penggunaan Daun Jambu Biji dapat Meningkatkan Trombosit pada

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Telah dilakukan uji klinik efek penggunaan suplemen ekstrak daun jambu biji

(Psidium guajava Linn.) dan angkak (Monascus purpureus) dalam

meningkatkan trombosit pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di

instalasi rawat inap ilmu penyakit dalam RSUP. DR. M. Djamil Padang.

Metode penelitian quasi eksperimen menggunakan desain pre test dan post

test. Subyek penelitian sebanyak 20 orang dan bersedia menandatangani

informed consent dilibatkan dalam uji klinik. Penderita dengan kelainan

hematologis, penyakit jantung dan paru, sedang mendapatkan pengobatan

asam salisilat, mengalami pendarahan berat, dan penurunan kesadaran tidak

dilibatkan dalam penelitian ini. Jumlah trombosit subyek penelitian diukur

setiap 12 jam sekali. Selanjutnya perubahan jumlah trombosit di awal dan

akhir penelitian dianalisa dengan menggunakan uji t-independent (untuk

menguji perbedaan perubahan jumlah trombosit antar kelompok) dan uji chi-

square (untuk menganalisa tingkat respon antar kedua kelompok). Dalam

studi ini, dari 20 subyek penelitian, jumlah trombosit kelompok uji meningkat

secara signifikan dibanding dengan kelompok kontrol p<0,05 (p=0,0120) dan

Page 22: kko BAB I

banyaknya respon peningkatan jumlah trombosit pada kelompok uji berbeda

signifikan dibanding kelompok kontrol p<0,01 (p=0,0034). Dengan demikian,

hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak daun jambu dan

angkak dapat mengatasi terjadinya trombositopenia.

2. Efek Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan Jambu Biji

Daging Buah Merah Sebagai Antidiare

Telah duji aktivitas antibakteri (penyebab diare) ekstrak

etanol daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji

daging buah merah (Psidium guajava L., Myrtaceae) terhadap

bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella

flexneri, dan Salmonella typhi dan uji antidiare dengan

metode proteksi terhadap diare imbasan-minyak jarak dan

metode transit intestinal pada mencit. Ekstrak etanol daun

jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan hambat

bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah

merah (KHM terhadap Escherichia coli (60 mg/ml vs >100

mg/ml), Shigella dysenteriae (30 mg/ml vs 70 mg/ml),

Shigella flexneri (40 mg/ml vs 60 mg/ml), dan Salmonella

typhi (40 mg/ml vs 60 mg/ml). Tidak terdapat perbedaan

bermakna pada konsistensi feses, berat total feses, waktu

munculnya diare, lamanya diare, dan kecepatan transit usus

untuk kedua ekstrak uji dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Frekuensi defekasi mencit yang diberi ekstrak etanol

daun jambu biji daging buah putih 150 mg/kg bb pada menit

ke180-240 menunjukkan perbedaan bermakna dibanding

kelompok kontrol (p<0,05).

Page 23: kko BAB I

G. Uji Toksisitas

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Soegeng Soegijanto, Bagian Ilmu

Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya pada

tahun 2004 menunjukkan bahwa, ekstrak kental daun jambu biji bisa menghambat

pertumbuhan virus dengue penyebab DBD dan meningkatkan jumlah trombosit

hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping. Pada uji keamanan

(toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zat yang praktis tidak toksik.

H. Bentuk Sediaan yang Beredar

1. StopDiar (PT. Air Mancur)

Penggunaan Jambu biji bukan hanya

digunakan buahnya sebagai makanan dan

pangan tapi daun jambu biji banyak

digunakan sebagai obat diare dan lainnya

StopDiar (PT. Air Mancur)

Khasiat :

Tablet obat diare herbal yang telah diuji klinis oleh Bagian

Farmakologi dan Toksikologi Universitas Gajah Mada untuk

menyembuhkan diare.

Komposisi :

- Daun jambu biji

- Kunyit

- Daun poncosudo

- Daun kecubung gunung

Page 24: kko BAB I

Petunjuk pemakaian :

- Dewasa : 3 X sehari 2 tablet bila perlu 4 X sehari 2 tablet

- Anak-anak : 3 X sehari 1 tablet bila perlu 4 X sehari 1 tablet

2. Jambu Biji (PT. Industri Jamu Borobudur)

PT. Industri Jamu Borobudur

merupakan salah satu perusahaan

Indonesia yang memproduksi obat-

obatan herbal. Perusahaan ini sejak

tahun 1979 sudah mulai

memproduksi obat herbal siap

pakai. Dalam proses produksi PT Jamu Borobudur menggunakan

teknologi dengan standarisasi yang benar, juga dikontrol oleh

tenaga terlatih. Produk yang dihasilkan berkualitas, higienis serta

aman untuk dikonsumsi. Perusahaan ini juga telah memperoleh

sertifikasi ISO 9001, sesuai dengan persyaratan GMP (Good

Manufacturing Practices) atau CPOTB (Cara Pembuatan Obat

Tradisional yang Baik). Borobudur Extraction Center

menggunakan teknologi moderen buatan Jerman dengan standar

Eropa dalam memproses ekstrak kental dan ekstrak kering.

Khasiat :

Astringent, peluruh haid, dan sariawan.

Komposisi :

Ekstrak Psidii guajava L.

Mekanisme Kerja :

Page 25: kko BAB I

Tanin dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun

jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse transkriptase, yang berarti

khasiat untuk mengatasi penyakit demam dengan menghambat pertumbuhan virus

berinti RNA. Bahan itu juga disebutkan mampu meningkatkan jumlah trombosit

hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping.

Quersetin dan glikosida quersetin yang dapat menghambat kontraksi spontan

ileum dan sekresi asetilkolin lambung penyebab diare, sehingga diare dapat

teratasi dengan cepat.

Tanin bersifat sebagai astringent, yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus

besar. Serta sebagai penyerap racun dan dapat menggumpalkan protein.

3. Nodiar (PT. Kimia Farma)

Komposisi :

Attapulgite 300 mg

Psidii folium ekstrak 50 mg

Curcumae domesticae rhizoma 7.5 mg

Indikasi : Diare yang tidak spesifik

Petunjuk pemakaian :

Dewasa dan Anak-anak (12 tahun lebih) : Satu kali minum 2 tablet, maksimum 12

tablet dalam waktu 24 jam

 Anak-anak (6-12 tahun) : Satu kali minum 1 tablet, maksimum 6 tablet dalam

waktu 24 jam

4. Diapet (PT. SOHO Industri Farmasi)

Komposisi :

Psidii folium 24%

Curcumae domesticae Rhizoma 20%

Page 26: kko BAB I

Coicis Semen (biji jali) 41%

Chebulae Fructus 8%Indikasi : Diare yang tidak spesifik

Petunjuk pemakaian : Dewasa & anak sehari 2 x @ 2 kapsul

Penderita akut 2 x @ 2 kapsul per 1 jam

BAB IV

KESIMPULAN

Telah terbukti secara empiris jambu biji digunakan sebagai bahan obat alam

yang berkhasiat sebagai anti diare, penambah trombosit darah pada pasien

penderita DBD atau terapi suportif, dll. Hal ini disebabkan karena jambu biji

mudah ditemukan di Indonesia dan harganya relatif terjangkau oleh masyarakat.

Bukan  hanya buahnya, ekstrak atau rebusan daun jambu biji pun terbukti mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 50%,

Shigella dysenteriae pada konsentrasi 30%, Shigella flexineri pada konsentrasi

40%, dan  Salmonella typhi pada konsentrasi 40%. Komponen aktif dalam daun

jambu biji yang diduga memberikan khasiat itu adalah zat tanin yang cukup

tinggi. Selain itu, daunnya mengandung fenolik fitokimia yang jumlahnya

berlebihan yang dapat menghambat peroksidasi dalam tubuh yang diharapkan

mampu mencegah bermacam-macam penyakit kronis sekalipun.

Page 27: kko BAB I

DAFTAR PUSTAKA

1. http://2117site.blogspot.com/2012/05/psidii-folium-daun-jambu-biji.html

2. http://www.pustakasekolah.com/morfologi-jambu-biji.html

3. http://www.itb.ac.id/focus/focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf

4. http://fh4djh4r.files.wordpress.com/2011/03/daun-jambu-biji.pdf

5. http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/kedokteran/jeffi%20wahyu

%20e%20_0710710044_.pdf

6.