kkn.unnes.ac.id · Web view2019/09/06 · Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene...
Transcript of kkn.unnes.ac.id · Web view2019/09/06 · Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higiene...
PENERAPAN POLA HIDUP SEHAT DAN OPTIMALISASI KESADARAN
MASYARAKAT TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI SOSIALISASI
DAN PENYERAHAN TEMPAT SAMPAH SERTA PENDATAAN
JAMBANISASI DI DESA PUNGANGAN KECAMATAN MOJOTENGAH
KABUPATEN WONOSOBO
Dosen Pembimbing Lapangan: Ahmad Miftahuddin, B.A., M.A
Pemakalah Utama: Suffi Anisa Fajriyah
Pemakalah Pendambing: 1.Yustomo Cahyo
2. Tri Winami Siguntang
3. Eka Tiana M.J
4. Maya Nurhusna P
Abstract. Pungangan Village is administratively an area of Mojotengah Subdistrict, Wonosobo Regency, Central Java Province, which is mostly arable land and a small part is upland with the main yield of rice and some are vegetables and tobacco. Not only it is rich in agricultural products, Pungangan Village is also rich in traditional arts culture such as mask dance and lengger. Although Pungangan Village is a cool and beautiful mountainous area, community awareness of the environment is still low. Especially in the disposal of garbage that has not met the requirements and lack of ownership of healthy latrines. This is proven by the results of healthy latrine data collection by the KKN UNNES Team that the ownership of healthy latrines only reaches 10% of the total number of households in Pungangan Village. Therefore, the KKN UNNES Team conducts a work program in the form of Socialization and Handover of Trash Can and Data Collection on latrine. The result of the programs is expected to increase the awareness of implementing a healthy lifestyle for the people of Pungangan Village.Keywords: Trash, Healthy Life, Pungangan Village
Abstrak. Desa Pungangan secara administratif merupakan wilayah Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah yang sebagian besar merupakan tanah garapan berupa tanah sawah dan sebagian kecil berupa tanah tegalan dengan hasil utama berupa padi dan sebagian berupa sayuran dan tembakau. Tidak hanya kaya akan hasil taninya tetapi Desa Pungangan juga kaya akan budaya kesenian tradisional seperti tari topeng dan lengger. Meskipun Desa Pungangan merupakan kawasan pegunungan yang sejuk dan asri, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih rendah. Khususnya dalam
pembuangan sampah yang belum memenuhi syarat dan kurangnya kepemilikan jamban sehat. Hal ini dibuktikan dari hasil pendataan jamban sehat oleh Tim KKN UNNES bahwa kepemilikan jamban sehat hanya mencapai 10% dari seluruh jumlah KK di Desa Pungangan. Oleh karna itu Tim KKN UNNES melaksanakan program kerja berupa Sosialisasi dan Penyerahan Tempat Sampah serta Pendataan Jambanisasi, dengan harapan masyarakat Desa Pungangan memiliki kesadaran dalam menerapkan pola hidup sehat.Kata kunci: Sampah, Hidup Sehat, Desa Pungangan
PENDAHULUAN
Desa Pungangan merupakan salah satu dari 19 (sembilan belas)
desa/kelurahan di Kecamatan Mojotengah dan salah satu dari 264 (dua ratus enam
puluh empat) desa/kelurahan di Kabupaten Wonosobo yang terletak paling barat
dan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Watumalang. Desa Pungangan
memiliki luas wilayah 233,569 Ha yang merupakan daerah dataran rendah,
dengan ketinggian 860 M dari permukaan air laut. Secara administrative terbagi
menjadi 5 (lima) dusun yaitu Dusun Kleyang Gunung, Dusun Kleyang Jurang,
Dusun Pungangan Gunung, Dusun Pungangan Jurang, dan Kali Benda.
Sedangkan letak geografis Desa Pungangan yaitu dari sisi utara berbatasan dengan
Desa Mojosari, sisi timur berbatasan dengan Desa Larangan Kulon dan Sukorejo,
sisi Selatan berbatasan dengan Desa Gondang, dan sisi barat berbatasan dengan
Guntur Madu.
Mata pencaharian masyarakat sebagian besar adalah petani dibidang
Pertanian, sebagai produk unggulannya adalah tanaman jagung, sayur-sayuran dan
padi dapat dilihat dari area lahan pertaniannya. Wilayah Desa Pungangan
Kecamatan Mojotengah sebagian besar merupakan tanah garapan berupa tanah
sawah dan sebagian kecil barupa tanah tegalan, dengan hasil utama berupa padi
dan sebagian berupa sayuran dan tembakau. Untuk sarana dan prasarana, Desa
Pungangan memiliki Balai Desa, Posyandu sebanyak 5 buah, PAUD 1 buah, TK 2
buah, SD 2 buah, dan masjid 6 buah.
Desa Pungangan merupakan desa yang memiliki banyak kesenian
tradisional seperti tari topeng dan lengger, tidak hanya berupa kesenian saja tetapi
warga memiliki keahlian dalam pembuatan topeng dan beberapa produk hasil
tanam. Namun, kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih rendah.
Masyarakat masih membuang sampah di sungai, dan hanya menumpuk tanpa
mengetahui bagaimana cara mengatasi nya. Tidak hanya sampah tetapi juga
kesadaran terhadap jamban sehat, dimana hanya terdapat 10% masyarakat yang
memiliki jamban sehat, sedangkan 90% lainnya masih membuah air besar di
sungai.
Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tidak dapat dijauhkan dari
sebuah kehidupan manusia dan merupakan unsur yang pasti atau tetap dalam ilmu
kesehatan dan pencegahannya. Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan itu
sendiri adalah menciptakan sebuah lingkungan yang sehat sehingga tidak
gampang terserang atau terkena berbagai macam penyakit yang kapan saja bisa
menyerang kita seperti demam berdarah, muntaber dan lain-lain. Ini dapat dicapai
dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman. Kebersihan
lingkungan meliputi kebersihan tempat tinggal, tempat bersekolah, tempat
bekerja, dan berbagai sarana umum lainnya. Kebersihan adalah salah satu tanda
dari keadaan higiene atau jauh dari kotor baik dalam diri sendiri, lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekitar.
Lingkungan yang bersih dan sehat adalah lingkungan yang bebas dari
berbagai kotoran, termasuk di antaranya debu, sampah dan bau. Karena proses
penularan penyakit disebabkan oleh mikroba, lingkungan yang bersih dan sehat
juga berarti harus bebas dari virus, bakteri pathogen dan berbagai vaktor penyakit.
Lingkungan bersih dan sehat juga harus bebas dari bahan kimia berbahaya.
Namun demikian masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan selalu menjadi
polemik berkepanjangan di masyarakat. Bahkan kasus-kasus yang menyangkut
masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan selalu meningkat setiap tahun.
Kepedulian masyarakat yang masih rendah terhadap kebersihan dan
kesehatan lingkungan semakin memperparah kondisi lingkungan. Masih banyak
masyarakat yang membuang sampah di sungai atau selokan yang dapat
menyebabkan meluapnya air sungai atau banjir yang tidak terduga. Bahkan
banyak berdiri bangunan yalng tidak memikirkan saluran air pembuangan
sehingga air tidak mengalir normal atau sistem drainase yang tidak berjalan
karena banyaknya penyumbatan.
Selain masalah tersebut diatas ada pula kesadaran terhadap jamban sehat.
Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat
sebenarnya, masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban
sendiri di rumah. Alasan utama yang selalu diungkapkan masyarakat mengapa
sampai saat ini belum memiliki jamban keluarga adalah tidak atau belum
mempunyai uang melihat faktor kenyataan tersebut, sebenarnya tidak adanya
jamban di setiap rumah tangga bukan semata faktor ekonomi, tetapi lebih kepada
adanya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat (PHBS),
jamban pun tidak harus mewah dengan biaya yang mahal. Cukup yang sederhana
dan disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rumah tangga. Buat apa jamaban
yang mewah sementara perilaku buang air besar (BAB) masih tetap sembarangan.
Ada faktor lain yang menyebabkan masyarakat enggan untuk membuat
atau membangun jamban yaitu ketergantungan pada bantuan pemerintah dalam
hal membangun jamban. Hal ini merupakan bagian dari kesalahan masa lalu
dalam penerapan kebijakan yang justru cenderung memanjakan masyarakat.
Program pembangunan jamban yang dilakukan selama ini kurang optimal
khususnya dalam membangun perubahan masyarakat. Berdasarkan permasalahan
tersebut maka dari Tim KKN Unnes melaksanakan kegiatan penerapan pola hidup
sehat melalui optimalisasi kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yaitu
dengan cara Sosialisasi dan Penyerahan Tempat Sampah serta Pendataan
Jambanisasi.
METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan pengamatan pada situasi dan kondisi yang ada di Desa
Pungangan, Wonosobo Jawa Tengah, maka cara pemecahan masalah yang
diambil adalah:
1. Melakukan observasi, Tim KKN Unnes terjun langsung untuk mengamati dan
mencari informasi mengenai data yang ada, mendapatkan informasi penting
tentang desa pungangan sehingga menghasilkan informasi yang sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi.
2. Melaksanakan kegiatan berupa sosialisasi kepada masyarakat untuk
menerapkan pola hidup sehat.
3. Pengadaan tong sampah untuk masyarakat pungangan
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
1. Implementasi
Dengan sosialisasi dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat
mengenai penerapan pola hidup sehat, pengolahan sampah serta pembuangan
saluran BAB. Adapun materi-materi yang disampaikan dalam sosialisasi:
a. Pengertian
Berisi penjelasan tentang sampah dan penerapan pola hidup sehat dengan
melihat kondisi penduduk Desa Pungangan.
b. Pengolahan sampah
Memberikan pengetahuan berupa informasi mengenai inovasi dan kreasi
yang bisa dilakukan untuk memanfaatkan limbah sampah, berupa wadah
tanaman, tas, dan rak tanaman yang bahan bakunya berasal dari sampah.
c. Undang-undang
Memberikan penjelasan tentang aturan-aturan yang ada dan memaparkan
hukum-hukum yang diatur dalam Peraturan Desa Pugangan Nomor 11
Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah
d. Dampak sampah
Menguraikan tentang hal-hal negatif yang ditimbukan oleh limbah
kotoran, sebagai contoh:
Kotoran Manusia Pencemaran udara dan air, penyakit diare
Air Limbah Pencemaran air dan tanah, penyakit diare
Sampah Pencemaran air, udara dan tanah, penyakit diare
Asap Pencemaran udara, penyakit ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut
2. Pembahasan
Berikut merupakan kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan “Penerapan
Pola Hidup Sehat Melalui Optimalisasi Kesadaran Masyarakat Terhadap
Lingkungan”dan juga domukentasi kegiatan selama KKN:
A. Kelebihan kegiatan
1. Kegiatan sosialisasi tentang sampah di Desa Pungangan dapat
memberikan pemahaman dan pengetahuan serta kesadaran masyarakat
untuk menjaga lingkungannya dalam penerapan pola hidup sehat.
2. Pendataan jambanisasi berfungsi sebagai upaya dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai arti penting jamban sehat.
3. Pengolahan sampah berguna untuk meningkatkan nilai jual limbah
sampah dan meminimalisir sampah yang tidak berguna.
4. Pengadaan tong sampah merupakan hasil dari serangkaian kegiatan yang
ada di Desa Pungangan yang diberikan kepada masyarakat sehingga
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesaradan terhadap sampah.
B. Kelemahan kegiatan
1. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan di Desa Pungangan belum efektif
dikarenakan media dan waktu yang kurang memadai.
C. Dokumentasi kegiatan
a. Pembuatan tong sampah
Pemanfaatan ulang limbah ember bekas sebagai wujud pengurangan
sampah sekaligus wadah untuk memilah dan menampung sampah di Desa
Pungangan. Proses pembuatan kreasi tong sampah tersebut dilaksanakan pada
tanggal 15 Agustus 2019 sampai tanggal 21 Agustus. Setelah pembuatan tong
sampah selesai, maka tong tersebut akan didistribusikan ke masing-masing dukuh
agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
b. Pendataan jamban sehat
Pendataan
jambanisasi ini
dilakukan mulai
tanggal 22 Juli hingga
6 Agustus 2019,
bertempat di Balai
Desa dan di rumah-
rumah warga Desa
Pungangan. Pendataan
Jamban ini dilakukan
bersama dengan
perangkat desa yang
bertugas dan
mahasiswa KKN
UNNES. Proses
survey jambanisasi ini
dilakukan secara door
to door, yaitu dengan
cara mendatangi
masing-masing rumah
warga dan mendata
apakah dalam satu rumah tersebut memiliki fasilitas jamban yang memadai yang
meliputi WC, kamar mandi, septictank, dan lain sebagainya.
c. Sosialisasi lingkungan bersih dan sehat
Sebelum tong
sampah
didistribusikan ke
masing-masing
dukuh, sudah
diadakan sosialisasi
terlebih dahulu
kepada masing-
masing dukuh
mengenai manfaat
pembuangan sampah
pada tempatnya,
dampak negatif
membuang sampah
sembarangan dan
mengenai cara
mendaur ulang
sampah. Sosialisasi
terhadap sampah
tersebut dilakukan
pada hari Kamis, 22
Agustus 2019 yang
bertempat di Balai Desa Pungangan di Dukuh Kleyang Jurang mulai pukul 15.00-
17.00 WIB. Acara sosialisasi sampah tersebut diikuti oleh beberapa perwakilan
Ibu PKK setiap dukuh di Desa Pungangan, karana tidak memungkinkan apabila
dilakukan suatu sosialisasi terhadap seluruh masyarakat Desa Pungangan
mengingat jumlah penduduk Desa Pungangan yang cukup banyak.
d. Penyerahan tong sampah
Sebanyak 12 buah
tong sampah didistribusikan
kepada lima dukuh yang
berada di Desa Pungangan
yaitu Dukuh Kleyang Jurang,
Kleyang Gunung, Pungangan
Jurang, Pungangan Gunung,
dan Kalibenda serta masing-
masing dukuh mendapatkan
dua tong sampah. Tong
sampah yang sudah
didistribusikan kepada
masing-masing dukuh
dimaksudkan agar dapat
digunakan sebagai mana
mestinya seperti pemisahan
antara sampah organic dan
non-organik serta sampah-
sampah lainnya yang dapat di
daur ulang sehingga dapat
digunakan kembali.
SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari pelaksaan kegiatan sosialisasi, dengan
judul Penerapan Pola Hidup Sehat Melalui Optimalisasi Kesadaran Masyarakat
Terhadap Lingkungan yaitu masyarakat memiliki kesadaran mengenai arti penting
untuk menerapkan pola hidup yang lebih baik sehingga tercipta masyarakat Desa
Pungangan yang sehat, selain itu masyarakat menjadi lebih kreatif dan inovatif
dalam pengelolaan sampah.
SARAN
Saran yang dapat diberikan untuk pengembagan kegiatan ini adalah
mengemas informasi secara menarik disertai media yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Tim KKN Unnes Kelurahan Cepoko. 2018. Ceplak (Cepoko Aplication)
sebagai Pemberdayaan Masyarakat Melalui Aplikasi Desa Wisata Berbasis
Android dalam Upaya Optimalisasi Potensi Lokal sebagai Pengembangan
Kampung Tematik Berwawasan Konservasi.
Peraturan Desa Pugangan Nomor 11 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Sampah.
BIBLIOGRAPHY Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman. (2010).
Modul Pengolahan Sampah Berbasis 3R. Bandung.