Kkl oweh
-
Upload
yushilatu-felayati-aziiza -
Category
Documents
-
view
293 -
download
5
description
Transcript of Kkl oweh
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
OBYEK STUDI BALI DAN YOGYAKARTA
Oleh:
YUSHILATU FELAYATI AZIIZA
Pendidikan Matematika
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
BANDAR LAMPUNG
2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga karya tulis yang
berjudul Laporan Kuliah Kerja Lapangan(KKL) ke Bali - Jogja ini dapat
diselesaikan sesuai rencana.
Laporan sederhana ini disusun dalam rangka pertanggung jawaban telah
mengikuti KKL. Dalam penyelesaian laporan ini, penulis memperoleh bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Dailami Zain selaku Ketua STKIP PGRI Bandar Lampung
yang telah mendukung dan merestui laporan sederhana ini,
2. Ibu Dra. Hj. Aty Nurdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam penulisan laporan
ini,
3. Bapak Drs.Partono, M.Pd dan Antoni E.P, S.Kom selaku pembimbing
yang telah memberikan dorongan dan bantuan selama perjalanan,
4. Orang tua kami yang telah memberikan dukungan dan bantuan material
dalam pembuatan laporan, serta
5. Teman-teman Bus 3 dan pihak lain yang turut mendukung kami dan
memberi motivasi kepada kami.
Semoga Laporan Kuliah Kerja Lapangan(KKL) ke Bali – Yogyakarta
memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca pada
khususnya serta dapat membantu meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita
dalam membangun bangsa Indonesia tercinta ini.
Bandar Lampung, Oktober 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN MUKA........................................................................................ i
DAFTAR PESERTA...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1...............................................................Latar Belakang Kegiatan
.................................................................................................. 1
1.2............................................................................Tujuan Kegiatan
....................................................................................................1
1.3..........................................................................Manfaat Kegiatan
....................................................................................................2
1.4......................................................Waktu dan Pelaksaanaan KKL
................................................................................................... 2
BAB II LAPORAN KUIAH KERJA LAPANGAN (KKL) ..................... 8
2.1.............................................Waktu dan Tempat Pelaksaan KKL
................................................................................................... 3
2.1.1. Pemberangkatan ................................................................. 3 2.1.2. perjalanan ke pulau bali...................................................... 32.1.3. perjalanan di pulau bali dan yogyakarta.............................. 4
2.2. Objek wisata di bali ................................................................... 4
2.2.1. Tanah Lot........................................................................... 52.2.2. universitas udayana ........................................................... 7
3
2.2.3. krisna bali........................................................................... 92.2.4. pantai kuta.......................................................................... 102.2.5. garuda wisnu kencana........................................................ 102.2.6. Tari barong dan tari keris di batu bulan............................. 112.2.7. Tanjung benoa.................................................................... 162.2.8. Joger .................................................................................. 17
2.3. Objek wisata di yogyakarta ....................................................... 17
2.3.1. Candi Prambanan............................................................... 172.3.2. Keraton yogyakarta............................................................ 192.3.3. Malioboro .......................................................................... 212.3.4. Borobudur ......................................................................... 20
BAB III PENUTUP....................................................................................... 25
3.1...................................................................................Kesimpulan ..................................................................................................25
3.2............................................................................................Saran ..................................................................................................25
3.3........................................................................................Penutup ..................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kegiatan
Kuliah kerja lapangan (KKL) STKIP PGRI Bandar Lampung merupakan agenda
rutinan yang akan dilaksanakan setiap satu tahun sekali yang di ikuti oleh seluruh
mahasiswa jurusan metematika dan mahasiswa transfer yang belum mengikuti
kegitan KKL.
KKL di STKIP PGRI Bandar Lampung bertujuan untuk mengembangkan materi
dan kemampuan serta menambah wawasan dan pengetahuan yang didapatkan
sebagai pelengkap materi kegiatan perkuliahan. Dalam kegiatan KKL ini, Kami
berkesempatan mengunjungi dan mengikuti Studi Banding (Universitas Udayana),
pulau Bali, candi Prambanan, Kraton Yogyakarta dan lain sebagainya sebagai
objek KKL.
Setelah kegiatan KKL dilaksanakan perlu adanya laporan KKL yang merupakan
tugas mahasiswa yang harus dilengkapi dan merupakan salah satu pertanggung
jawaban, karena KKL salah satu program pelaksanaan program kerja lapangan
yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa fakultas matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam khususnya untuk jurusan matematika.
5
1.2. Tujuan Kegiatan
Kuliah kerja lapangan (KKL) ini bertujuan untuk mengembangkan materi dan
kemampuan serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa
yang setelah lulus akan menghadapi kedunia kerja yaitu jadi seorang
guru,berkenaan dengan konsep dan teori yang didapatkan dari kegiatan KKL ini
kita dapat mengetahui gambaran tentang kegitan pembelajaran dilapangan.
Adapun tujuan KKL,lainnya adalah
1. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan secara langsung tentang
dunia pendidikan
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang objek-objek yang ada di
Yogyakarta dan Bali sebagai bahan untuk mencari teori pembelajaran
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembelajran dengan rekreasi
1.3. Manfaat Kegiatan
Kegiatan KKL Jurusan Pendidikan Matematika STKIP PGRI Bandar Lampung
semua angkatan mempunyai manfaat, antara lain :
1. Menambah wawasan mengenai pusat pengembangan dan pemberdayaan
pendidik dan tenaga kependidikan matematika di yogyakarta dan Bali.
2. Mengetahui cara dan metode pembelajaran yang sesuai dengan standar
kurikulum yang ada dengan mengunakan media objek-objek wisata yang
ada
3. Mengetahui cara pembelajaran dengan metode rekreasi yaitu dengan
mengunakan objek-objek wisata
1.4. Waktu Pelaksanaan KKL
Pelaksanaan KKL dilaksanakan pada:
Hari : Senin – Senin
Tanggal : 10September – 17September 2012
6
Pukul : 08.00 s.d selesai
Tempat : Bali dan Yogyakarta
BAB II
LAPORAN KKL
2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kuliah kerja lapagan (KKL) ini dilaksanakan sebelum masuk kuliah semester baru
pada tanggal 10 September 2012 - 17 Sepember 2012. Penulis berada di Pulau
Bali selama 3 hari, berada di jogja selama 2 hari dan mengamati objek wisata
selama 3 hari di pulau Bali dan 2 hari di jogja.
2.1.1. Pemberangkatan
Pemberangkatan pada hari senin, tanggal 10 september 2012 pukul 09.00 WIB.
Sebelum pemberangkatan mahasiswa/i berkumpul di STKIP PGRI Bandar
Lampung pukul 07.00 WIB. Bapak Drs. H. Dailami Zain selaku Ketua STKIP
PGRI Bandar Lampung yang diwakili oleh Ibu, memberikan pengarahan kepada
siswanya yang akan melakukan KKL ke Bali dan Yogyakarta. STKIP PGRI
Bandar Lampung memberangkatkan 3 Bus dengan jumlah 108 siswa serta 4 dosen
pembimbing. Pada pukul 09.00 WIB siswa mulai perjalanan dengan biro
perjalanan Azima Tour.
2.1.2. Perjalanan Ke Pulau Bali
7
Pada saat – saat pertama dalam perjalanan kami, semua sangat ceria karena kami
belum merasakan lelah. Masing – masing peserta sibuk dengan kegiatanya sendiri
– sendiri ada yang saling bercanda, dan ada juga yang hanya menikmati
pemandangan di luar. Pukul 11.00 kami berad di penyebrangan Bakau – Merak.
Kemudian dilanjutkan jam 19.00 – 20.00 makan malam di rumah makan Sabar
Jaya, Purwakarta. Hari ke dua jam 05.00 – 07.00 kami transit dan sarapan pagi di
rumah makan sari bahari/ candi sari. 13.00 makan siang di lokal Grafika Kalasan,
yogyakarta. 19.00 makan malam dan MCK di lokal restouran Putra Jawa timur.
Hari ketiga, 07.00 – 08.00 transit dan sarapan pagi di Rumah makan Grafika
banyuwangi, jawa timur.
2.1.3. Perjalanan di pulau Bali dan Yogyakarta
Sekitar pukul 13.00 WITA makan siang dan wisata di tanah Lot. 16.00 WITA
kami ke pantai kute, menikmati indahnya sunset dan deburan ombak. Lalu kami
beristirahat di Hotel Mahajaya Tower, dan jam 20.00 makan malam di hotel.
Paginya sekitar jam 06.30 sarapan pagi di hotel. 08.00 kunjungan ke Universitas
Udayana. Jam 12.00 menuju di ke Tanjung Benoa dan makan siang. Di Tanjung
Benoa kami menyebrang ke pulau penyu. 15.00 wisata ke GWK. Jam 19.00
makan malam dan wisata belanja di kresna/ dewata. 20.00 kami pulan ke hotel
unuk beristirahat. Hari kelima jam 06.00 sarapan dan cek out dari hotel. 09.00
menonton pertunjukkan tari barong dan tari kris di jambe budaya batu bulan,
gianyar bali. 11.30 wisata belanja di kacang bali. 13.00 perjalanan menuju
Surabaya, 15.00 pernyebrangan gilimanuk - ketapang. 18.30 makan malam di
lokal restouran RM. Buroso/ Grafika banyuwangi. Hari keenam 05.30 sarapan
pagi dan transit di depot surabaya/putra jawatimur. 08.00 melanjutkan perjalanan
menuju jogja. 12.00 makan siang di lkal restouran RM taman sari. 15.00 WIB
wisata di Candi Prambanan, 19.00 wisata belanja di bumi jawa. 20.00 menuju dan
makan malam di RM. Firdaus. 20.00 chek in hotel Amarta jogja. Hari ketujuh
08.00 kami sarapan pagi dan langsung check out dari hotel 09.00 kunjungan di
kraton jogjakarta. 11.00 kami lanjutkan untuk berbelanja oleh oleh di maliboro
dan bringharjo. 14.00 . jam 14.30 kami makan siang di RM. Belaedono, lalu
8
melanjutkan wisata ke candi Borobudur. 19.30 makan malam di RM sari bahari.
Jam 20.00 melanjutkan pulang ke lampung. Hari kedelapan 06.00 sarapan pagi di
RM. Sabar jaya. Jam 12.00 penyebrangan dari merak kelampung. Jam 18.00 tiba
kembali di Kampus STKIP PGRI Bandar Lampung.
2.2. Objek Wisata di Bali
2.2.1. Tanah Lot
Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, Indonesia. Di sini ada dua pura
yang terletak di di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan
satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini
merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan
sendi-sendi pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan
dewa-dewa penjaga laut.
a. Legenda
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara
dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan
penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada
abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap
beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti
Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk
meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot
beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai
(bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah
selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan
secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor
pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali
9
lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa
Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Ternyata tidak semua orang boleh masuk ke dalam pura tsb. para wisatawan
hanya diperbolehkan melongok dari bawah pura. hanya orang2 tertentu yang
hendak bersembahyang atau melakukan kegiatan keagamaan yang diperkenankan
masuk ke dalam pura. Terkait dengan konsep triangga (penggambaran tubuh
manusia dari kepala, badan hingga kaki), pura ini menjadi terkait dengan 2 tempat
suci lainnya di Tabanan, yaitu Pura Luhur Batukaru (hulu) dan Pura Puser Tasik
(madya) serta Pura Tanah Lot sebagai hilirnya. Pura hulu dan hilir ini pun
digambarkan sebagai simbolisasi lingga dan yoni, Pura Luhur Batukaru sebagai
lingga (purusa)dan Pura Tanah Lot sebagai yoni (segara). perpaduannya menjadi
sumber kehidupan yang mensejahterakan manusia disekitarnya.
Di sebelah utara pura, tepatnya di dalam gua bawah tebing, terdapat ular yang
dikeramatkan. ular pipih beracun berwarna hitam kuning ini dipercaya sebagai
selendang Dang Hyang Nirartha yang terlepas saat sedang bertapa dan hingga kini
menjadi penjaga pura. di tempat ini pula terdapat sumber air tawar bernama Tirta
Pabersihan (biasa digunakan sebagai sarana memohon kesucian).
b. Fasilitas
Dari tempat parkir menuju ke area pura banyak dijumpai art shop dan warung
makan atau sekedar kedai minuman. Juga tersedia toilet bersih yang harga
sewanya cukup murah untuk kantong wisatawan domestik sekalipun.
c. Hari Raya
Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti
pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan
yaitu tepatnya pada Hari Suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang yang
sembahyang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.
10
Pantai tanah lot ini tidak berupa pasir tetapi berupa batu-batu karang, sehingga
harap berhati-hati karena agak licin dengan lumut dan rumput-rumput lautnya.
Obyek wisata ini sangat cocok dinikmati di kala matahari akan tenggelam atau
saat sunset, karena view sunset yang memantul di laut di belakang tanah lot akan
menimbulkam pemandangan yang indah sekali dengan tanah lotnya yang berupa
siluet.
Dan disekitar lokasi TanahLot ini juga sudah banyak berdiri resort-resort mahal
seperti Le meredien dengan lapangan golf nya.
Dan di sepanjang antara areal parkir dengan obyek wisatanya banyak ditemui
penjual cindera mata khas Bali. Tiket masuknya sangat murah. Jadi jangan sampai
mdilewatkan untuk mengunjungi Tanah Lot di kala sunset di Bali.
2.2.2. Universitas Udayana
Universitas Udayana secara sah berdiri pada tanggal 17 Agustus 1962 dan
merupakan perguruan tinggi negeri tertua di daerah Provinsi Bali. Sebelumnya,
sejak tanggal 29 September 1958 di Bali sudah berdiri sebuah Fakultas yang
bernama Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang dari Universitas Airlangga
Surabaya. Fakultas Sastra Udayana inilah yang merupakan embrio dari pada
berdirinya Universitas Udayana. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
PTIPNo.104/1962, tanggal 9 Agustus 1962, Universitas Udayana secara syah
berdiri sejak tanggal 17 Agustus 1962. Tetapi oleh karena hari lahir Universitas
Udayana jatuh bersamaan dengan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia maka perayaan Hari Ulang Tahun Universitas Udayana dialihkan
menjadi tanggal 29 September dengan mengambil tanggal peresmian Fakultas
Sastra yang telah berdiri sejak tahun 1958.
Dalam perjalanannya sampai saat ini, Universitas Udayana memiliki sepuluh
fakultas, dua Program Studi setingkat fakultas dan satu Program Pasca Sarjana
yaitu:
11
1. FakultasSastra
2. FakultasKedokteran
3. Fakultas Hukum
4. Fakultas Ekonomi
5. Fakultas Teknik
6. Fakultas Pertanian
7. Fakultas Peternakan
8. Fakultas MIPA
9. Fakultas Kedokteran Hewan
10. Fakultas Teknologi Pertanian
11. Program study Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
12. PS Pariwisata.
13. Program Pasca Sarjana
a. Sejarah
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Udayana
terbentuk melalui beberapa tahap. Pada 1984 dibentuk Jurusan Kimia dan Fisika.
Pada tahun 1985 dibentuk Jurusan Biologi, dilanjukan dengan jurusan matematka
pada tahun 2000 dan terakhir jurusan Farmasi diijinkan 2005.
Pada tahun 2006 dibawah jurusan matematika, dibuka program studi baru yaitu
program studi ilmu computer dimana penerimaan mahasiswa baru dimulai dari
TA.2006/2007.
F.MIPA Universitas Udayana menyelenggarakan Program Pendidikan Strata 1 (S-
1) yang harus diselesaikan dalam rentang waktu 8 – 14 semester, di mana
lulusannya berhak untuk menyandang gelar Sarjana Sains (S.Si)
b. kegiatan mahasiswa
12
Unit Kegiatan Bidang Bakat Penalaran dan Informasi Kemahasiswaan
Fakultas MIPA UNUD :
1. Kegiatan Bidang Olah Raga antara lain :
- Sepak Bola (Turnamen/LIGA MIPA masing-masing Jurusan)
- Basket (Kegiatan di Jurusan Matematika)
- Kriket ( Kegiatan di Jurusan Matematika)
- Tenis Lapangan (Kegiatan Jurusan Fisika)
2. Kegiatan di Bidang Seni antara lain :
- Marching Band (semua Jurusan F.MIPA UNUD)
- Kesenian (semua Jurusan F.MIPA UNUD)
3. Kegiatan Bidang Khusus antara lain :
- Menwa ( Jurusan Fisika 1 orang )
Unit Kegiatan Bidang Minat Penalaran Fakultas MIPA UNUD :
1. Lomba Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa ( KKTM)
( Jurusan Kimia, Biologi dan Matematika)
2. Lomba-Lomba Olimpiade ( Jurusan Biologi, Matematika, Kimia, Fisika)
2.2.3. Krisna Bali
Krisna Bali berdiri untuk pertama kalinya pada tanggal 16 Mei 2007 dengan
pendirinya bernama Bapak Gusti Ngurah Anom yang sekaligus owner dari COK
KONFEKSI, salah satu pusat produksi baju kaos Bali. Dibawah manajemen Cok
Konfeksi inilah bermula sehingga pada tahun 2007 berdirilah KRISNA BALI
yang bertempat di Jalan Nusa Indah No 79 Denpasar-Bali.
13
Kini Krisna Bali telah hadir di 2 lokasi lain, yaitu di Jl. Nusa Kambangan dan
yang satu lagi sangat mudah dijangkau di Jl. Sunset Road, Legian. Kalau lokasi di
jl. Nusa Kambangan, cukup sulit akses ke sana karena sering macet, jalan masuk
juga tidak terlalu besar apalagi pakai bus.
Krisna Bali memiliki koleksi yang lengkap mulai dari T-shirt yang lengkap
dengan motif-motif khas Bali, souvenir, makanan dan lainnnya.
Lokasi di Jalan Sunset Road menjadikan Krisna Bali sangat mudah diakses.
Fasilitas parkir super luas, karena seramai apapun, belum pernah liat penuh
parkirnya. Bandingkan dengan Joger yang hampir tidak ada fasilitas parkirnya dan
sering bikin area sekitar macet. Sekedar usul sih Joger sepertinya lebih bagus
kalau mencari tempat nyaman kaya Krisna.
Fasilitas lain yang dimiliki Krisna Bali adalah ruang belanja yang nyaman, food
court, refresh area dan lain-lain. Lengkap kan? Buat yang nunggu istri atau teman
belanja, bisa menghabiskan waktu dengan makan dan minum atau duduk-duduk
santai.
2.2.4. Pantai Kuta
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan
Denpasar, ibu kota Bali, Indonesia. Kuta terletak di Kabupaten Badung. Daerah
ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek
wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an. Pantai Kuta sering pula disebut
sebagai pantai matahari terbenam (sunset beach) sebagai lawan dari pantai Sanur.
Di Kuta terdapat banyak pertokoan, restoran dan tempat permandian serta
menjemur diri. Selain keindahan pantainya, pantai Kuta juga menawarkan
berbagai macam jenis hiburan lain misalnya bar dan restoran di sepanjang pantai
menuju pantai Legian. Rosovivo, Ocean Beach Club, 88, Kamasutra, adalah
beberapa club paling ramai di sepanjang pantai Kuta.
14
Pantai ini juga memiliki ombak yang cukup bagus untuk olahraga selancar
(surfing), terutama bagi peselancar pemula. Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai
terletak tidak jauh dari Kuta.
2.2.5. Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Untuk Garuda Wisnu Kencana sebagai monumen di Bali, lihat Monumen Garuda
Wisnu Kencana.
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana
Cultural Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan
pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung,
kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal
taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali,
yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi
tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.[1]
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di
atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.[1]
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu
adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan
sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong
besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas
ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental
patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas
ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah
mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan
acara besar dan internasional.
Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa
Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung
Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta
Agung.
15
2.2.6. Tari Barong dan Tari Keris di Batubulan
Barong Bali adalah satu di antara begitu banyak ragam seni pertunjukan Bali.
Barong merupakan sebuah tarian tradisional Bali yang ditandai dengan Topeng
dan kostum badan yang dapat dikenakan oleh satu atau dua orang untuk
menarikannya. Di Bali ada beberapa jenis barong yakni Barong Ket, Barong
Bangkal, Barong Landung, Barong Macan, Barong Gajah, Barong Asu, Barong
Brutuk, Barong Lembu, Barong Kedingkling, Barong Kambing, dan Barong
Gagombrangan.
a. Mitos
Masyarakat Bali percaya bahwa mahluk-mahluk halus tersebut adalah kaki
tangan Ratu Gede Mecaling, penguasa alam gaib di Lautan Selatan Bali
yang berstana di Pura Dalem Ped, Nusa Penida. Saat itu, seorang pendeta
sakti menyarankan masyarakat untuk membuat patung yang mirip Ratu
Gede Mecaling, yang sosoknya tinggi besar, hitam dan bertaring, lalu
mengaraknya keliling desa. Rupanya, tipuan ini manjur. Para mahluk halus
ketakutan melihat bentuk tiruan bos mereka, lalu menyingkir. Hingga kini,
di banyak desa, secara berkala masyarakat mengarak Barong Landung
untuk menangkal bencana.
b. Jenis Barong Bali
Barong Ket atau Barong Keket
adalah barong yang sosoknya menjulang tinggi. Sosoknya menyerupai
manusia dengan tinggi dua kali tingga badan orang dewasa. Sosok laki-
laki dinamakan Jero Gede, sedangkan pasangannya disebut Jero Luh.
Konon, barong jenis dibuat untuk mengelabui mahluk-mahluk halus yang
menebar bencana. Barong Ket adalah tari Barong yang paling banyak
terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan. Barung ini juga memiliki
pebendaharaan gerak tari yang paling lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket
merupakan perpaduan bentuk antara singa, macan,sapi dan naga. Badan
Barong Ket dihiasi dengan kulit berukiran rumit dan ratusan kaca cermin
berukuran kecil. Kaca-kaca cermin itu bagai permata dan tampak
16
berkilauan ketika tertimpa cahaya. Bulu Barong Ket terbuat dari
kombinasi perasok (serat daun tanaman sejenis pandan) dan ijuk. Ada pula
yang mengganti ijuk dengan bulu burung gagak. Barong Ket ditarikan oleh
dua orang penari yang disebut Juru Saluk atau Juru Bapang. Juru Bapang
pertama menarikan bagian kepala, Juru Bapang yang lainnya di bagian
ekor. Biasanya Barong Ket ditarikan berpasangan dengan Rangda, yaitu
sosok seram yang melambangkan adharma (keburukan). Barong Ket
sendiri dalam tarian tersebut melambangkan dharma (kebajikan). Pasangan
Barong Ket dan Rangda melambangkan pertempuran abadi andara dua hal
yang berlawanan (rwa bhineda) di semesta raya ini. Tari Barong Ket
diiringi dengan gamelan Semar Pagulingan.
Barong Bangkal
adalah barong yang menyerupai babi dewasa. Di Bali, babi dewasa jantan
dinamakan bangkal, sedangkan yang betina dinamakan bangkung. Itu
sebabnya barong jenis ini disebut juga dengan Barong Bangkung.
Biasanya Barong Bangkal dipentaskan dengan cara ngelelawang atau
menari dari pintu ke pintu berkeliling desa pada saat perayaan hari raya
Galungan-Kuningan. Barong ini ditarikan oleh dua orang penari dengan
iringan gamelan batel/tetamburan.
Barong Landung
Barong Landung ditarikan oleh seorang. Ada sebuah lubang di bagian
perut barong sebagai celah pandangan sang penari. Di beberapa tempat di
Bali ada juga Barong Landung yang tak hanya sepasang. Barong-barong
tersebut diberi peran seperti Mantri (raja), Galuh (permaisuri), Limbur
(dayang) dan sebagainya. Musik pengiring tarian Barong Landung adalah
gamelan Batel. Melihat Barong Landung, kamu mungkin teringat dengan
Ondel-ondel. Ya, barong ini sangat mirip dengan tarian khas Betawi itu.
Barong Macan
17
Seperti namanya, barong ini menyerupai seekor Macan. Jenis barong ini
cukup terkenal di kalangan masyarakat Bali. Pementasan barong ini sama
dengan barong bangkal, yakni ngelawang berkeliling desa. Adakalanya
pementasan barong ini dilengkapi dengan dramatari semacam Arja (opera
tradisional Bali). Barong macan ditarikan oleh dua penari dengan iringan
musik gamelan batel.
Barong Kedingling
Barong Kedingkling disebut juga Barong Blasblasan. Ada juga yang
menyebutnya barong Nong nong Kling. Secara bentuk, barong jenis ini
berbeda jauh dengan barong jenis lainnya. Barung ini lebih menyerupai
kostum topeng yang masing-masing karakter ditarikan oleh seorang
penari. Tokoh-tokoh dalam barong Kedingkling persis dengan tokoh-tokoh
dalam Wayang Wong. Saat menari, cerita yang dibawakannya pun adalah
lakon cuplikan dari cerita Ramayana terutama pada adegan perangnya.
Pementasan barong kedingkling ini biasanya dilakukan dengan ngelawang
dar rumah- ke rumah berkeliling desa pada perayaan hari Raya Galungan
dan Kuningan. Pertunjukan Barong Kedingkling diiringi dengan gamelan
batel atau babonangan (gamelan batel yang dilengkapi dengan reyong).
Barong Kedingkling banyak terdapat di daerah Gianyar, Bangli dan
Klungkung.
Barong Gajah
Barong Gajah tentu saja menyerupai Gajah. Barong ini ditarikan oleh dua
orang. Karena barong ini termasuk jenis yang langka dan dikeramatkan,
masyarakat Bali pun jarang menjumpai barong jenis ini. Sekali waktu,
pada saat-saat khusus, barong ini dipentaskannya secara ngelewang dari
pintu ke pintu berkeliling desa dengan iringan gamelan batel atau
tetamburan. Barong Gajah terdapat di daerah Gianyar, Tabanan, Badung
dan Bangli.
Barong Asu
18
Barong Asu menyerupai Anjing. Sama seperti Barong Gajah, Barong Asu
juga termasuk jenis barong yang langka. Barong ini hanya terdapat di
beberapa desa di daerah Tabanan dan Badung. Biasanya dipentaskan
dengan berkeliling desa (ngelelawang) pada hari-hari tertentu dengan
iringan gamelan batel atau tetamburan atau Balaganjur.
Barong Brutuk
Kamu termasuk orang yang beruntung jika sempat menyaksikan
pementasan barong ini. Barong Brutuk termasuk jenis tarian langka yang
ditarikan hanya pada saat-saat khsusus. Barong ini memiliki bentuk yang
lebih primitive dibandingkan dengan jenis barong Bali yang lain. Topeng
barong ini terbuat dari batok kelapa dan kostumnya terbuat dari keraras
atau daun pisang yang sudah kering. Barong ini melambangkan makhluk-
makhluk suci (para pengiring Ida Ratu Pancering Jagat) yang berstana di
Pura Pancering Jagat, Trunyan. Penarinya adalah remaja yang telah
disucikan, yang masing-masing membawa cambuk yang dimainkan sambil
berlari-lari mengelilingi pura. Barong yang ditarikan dengan iringan
gamelan Balaganjur atau Babonangan ini hanya terdapat di daerah
Trunyan-Kintamani, Bangli.
Tarian barong menggambarkan pertarungan antara “kebajikan” melawan
“kebatilan”. Barong adalah binatang purbakala melukiskan “kebajikan dan
Rangda adalah binatang purbakala yang maha dahsyat menggambarkan
“kebatilan”
Gending Pembukaan
Barong dan kera sedang berada didalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, dimana kera dapat memotong hidung salah seorang dari mereka.
Babak Pertama
19
Barong dan kera sedang berada di dalam hutan yang lebat, kemudian datang tiga orang bertopeng yang menggambarkan sedang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Mereka bertemu dengan kera dan akhirnya berkelahi, dimana kera dapat memotong hidung salah seorang dari mereka.
Babak Kedua
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba. Salah seorang pengikut Randa berubah menjadi setan dan memasukkan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka bisa menjadi marah. Keduanya menemui patih dan bersama-sama menghadap Dewi Kunti.
Babak Ketiga
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi setan semacam rangda memasuki roh jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti menjadi marah dan berniat mengorbankan anaknya serta memerintahkan kepada patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Dan patih inipun tidak luput dari kemasukan roh jahat oleh setan ke dalam hutan dan mengikatnya di muka Istana Sang Rangda.
Babak Keempat
Turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian kepada Sahadewa, dan keabadian ini tidak diketahui oleh Rangda yang kemudia datang mengoyak-ngoyak dan membunuh Sahadewa namun tidak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang dianugrahkan oleh Dewa Siwa. Rangda menyerahkan kepada Sahadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk surga. Permintaan ini dipenuhi oleh Sahadewa dan Sang Rangda mendapat surga.
Babak Kelima
Kalika adalah seorang pengikut Rangda menghadap Sahadewa, penolakan ini menimbulkan perkelahian, dan Kalika merubah rupa menjadi Babi Hutan dan di dalam pertarungan antara Sahadewa melawan Babi Hutan, Sahadewa mendapat kemenangan, kemudian Kalika ini berubah menjadi burung tetapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya Kalika yang telah berubah menjadi burung berubah rupa lagi menjadi rangda. Oleh karena saktinya Rangda ini maka Sahadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah rupa menjadi barong. Karena sama saktinya maka pertarungan antara barong melawan Rangda ini tidak
20
ada yang menang dan dengan demikian pertarungan dan perkelahian ini berlangsung terus abadi seperti “Kebajikan” melawan “Kebatilan” kemudian muncullah pengikut-pengikut Barong masing-masing dengan kerisnya yang hendak menolong barong dalam pertempuran melawan Rangda, dan semuanyapun tidak berhasil melumpuhkan kesaktian sang Rangda.
2.2.7. Tanjung Benoa
Tanjung Benoa adalah Tempat wisata di Bali banyak sekali. Tanjung Benoa,
terletak di ujung selatan pulau Bali namun memiliki daya tarik yang berbeda.
Tempat wisata di Bali banyak sekali dan Tanjung benoa salah satunya. Nusa Dua
dan Tanjung Benoa, terletak di ujung selatan pulau Bali namun memiliki daya
tarik yang berbeda.
Sementara itu, Tanjung benoa dikenal sebagai pusat wisata air mulai dari
parasailing, banana boat, Jet Ski, Rolling Donut, Flying Fish, Snorkeling, Scuba
Diving, Glass Bottom Boat + Turtle island dan olahraga air lainnya dapat
dinikmati di sini.
2.2.8. Joger
Joger adalah pabrik kata-kata. Tidak salah memang banyak orang menyebutnya
begitu. T-shirt yang diproduksi Joger memang berisi kata-kata yang lucu,
“nyeleneh”, nakal dan membuat orang menjadi penasaran akan maknanya.
Kenapa bernama Joger? Menurut pemiliknya, Joseph Theodorus Wulianadi, yang
cukup lama tinggal di Bali dan pernah berprofesi sebagai tour guide ini, nama
Joger diambil dari gabungan namanya sendiri dan sahabatnya “Gerard”. Modal
untuk memulai usaha ini didapat dari hadiah pernikahan Bapak Joseph di tahun
1981 dari Bapak Gerard.
Kini tiap musim liburan atau tidak, toko T-shirt yang satu ini selalu ramai dan
bikin macet kawasan jalan Raya Kuta, belakang Supernova. Letaknya itu sangat
21
strategis dekat dengan pusat keramaian Kuta, cuma kadang-kadang masalahnya
parkir mobil yang susah, apalagi kalau musim liburan. Selain itu Joger
mempunyai cabang atau yang disebut teman Joger di Baturit
2.3. Objek Wisata di Yogyakarta
2.3.1. Candi Prambanan
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL), Prodi. Pendidikan Matematika,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Bandar Lampung, pada
hari sabtu,15 september 2012. Seluruh peserta mengadakan kunjungan ke Candi
Prambanan.
Hasil pengamatan yang terkait dalam pembelajaran matematika pada Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) di Yogyakarta, tepatnya di Candi Prambanan sebagai berikut :
Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun
pada abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, yakni Rakai Pikatan dan Rakai
Balitung. Candi ini berketinggian 47 meter. Candi ini terletak 17 km dari pusat
kota Yogyakarta.
Candi Prambanan mempunyai 3 halaman yaitu halaman pertama berdenah bujur
sangkar,merupakan halaman yang palung suci karena halaman tersebut terdapat 3
candi utama yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah
lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke
timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke
barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu.
Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut.
Sementara, halaman kedua juga berdenah bujur sangkar, letaknya lebih rendah
dari halaman pertama. Pada halaman ini terdapat 224 buah candi perwara yang
disusun atas 4 deret dengan perbandingan jumlah 68, 60, 52 dan 44 candi.
Susunan demikian membentuk susunan yang konsentris menuju halaman pusat.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, kita
akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3
ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru
22
Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Keenam candi itu merupakan 2 kelompok yang
saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan
sisi sepanjang 110 meter.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, kita hanya akan
menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma
yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, kita juga hanya akan menemukan
satu ruangan berisi arca Brahma.
Dari uraian di atas pengamatan yang terkait dengan pembelajaran matematika
adalah denah halaman yang berbentuk bujur sangkar, deret dan perbandingan
sehingga membentuk susunan candi yang simetris.
2.3.2. Keraton Yogyakarta
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana
resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Walaupun kesultanan
tersebut secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1950,
kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan
rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat
ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta.
Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai
koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa,
replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini
merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki
balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.[1]
Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I beberapa
bulan pasca Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah
bekas sebuah pesanggarahan[2] yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini
digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan
Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri. Versi lain menyebutkan lokasi
23
keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan
Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I
berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah
Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman[3].
Secara fisik istana para Sultan Yogyakarta memiliki tujuh kompleks inti yaitu Siti
Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri
Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan
Selatan), dan Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan)[4][5]. Selain itu Keraton
Yogyakarta memiliki berbagai warisan budaya baik yang berbentuk upacara
maupun benda-benda kuno dan bersejarah. Di sisi lain, Keraton Yogyakarta juga
merupakan suatu lembaga adat lengkap dengan pemangku adatnya. Oleh
karenanya tidaklah mengherankan jika nilai-nilai filosofi begitu pula mitologi
menyelubungi Keraton Yogyakarta. Dan untuk itulah pada tahun 1995 Komplek
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs
Warisan Dunia UNESCO
2.3.3. Malioboro
Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota
Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan
tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan
dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di
kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga
nama-nama lokal.
Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari kebutuhan
sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya. Juga
menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain
sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotel bintang
lima hingga tipe melati.
24
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya
pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan
dagangannya, hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja
sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan
Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman
rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas
kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu,
sendok/garpu perak, blangkon batik [topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai
model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada
yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya
menggelar plastik di lantai.
2.3.4. Borobudur
Lokasi Dan Letak Geografis Candi borobudur terletak Di Kelurahan Borobudur
Desa Borobudur Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang propinsi Jawa
Tengah.candi ini dari kota magelang terletak disebelah selatan ± 15 km.Dataran
kedu yang berbukit hampi hampir seluruhnya dilingkari pegunungan.Gunung
yang melingkari candi borobudur antaralain :
Sebelah timur terdapat gunung merbabu dan gunung merapi.
Sebelah barat laut gunung sumbing dan gunung sindoro.
Sebelah utara terdapat gunung Tidar, walaupun tidak sebesar gunung
tersebut diatas namun gunung ini terkenal dengan sebutan “pakuning tanah
jowo”.
Sebelah selatan terdapat pegunungan menoreh.
Dari ke empat gunung tersebut ternyata yang masih aktif hanya gunung merapi
saja.Jika dilihat dari candi borobudur ,puncak-puncak yang menjulang
tinggi,nampak serupa dengan seseorang yang sedang tidur terlentang membujur
dari dari timur ke barat.Lekukan-lekukan pegunungan itu seolah
25
menggambarj=kan kepala lengkap dengan hidung, bibr, dan dagu juga bagian
perut sampai kaki.Karena keadaan itulah cerita rakyat berkembang bahwa yang
sedang tidur terlentang itu adalah GUNADHARMA yaitu ahli bangunan yang
menurut kepercayaan telah berhasil menciptakan candi borobudur dan
menjaganya sambilmengawasi ciptaannya dari masa kemasa.
Di sebelah timur candi borobbudur terdapat candi mendut dan candi pawon.
Candi mendut adalah sebagai tempat pemujaan .didalam bilik terdapat patung
budha (besar) yang menggambarkan sang budha sedang duduk di atas singgasana,
sikap tangan menggambarkan saat ia pertama kali memberikan wejangan ditaman
rusa.patung itu diapit oleh pengiringnya yakni AWALOKITEWARA dan
WAJRAPANI.
candi pawon, didalamnya tidak terdapat satu patung pun juga tidak diketahui
dewa siapa yang dipuja.oleh karena itu candi ini dipastiakan tidak diketui apa
fungsi dan dan hubungannya dengan candi borobudur.
Nama Borobudur sendiri banyak ahli purbakala yang menafsirkannya, di
antaranya Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal
dari dua kata Bhoro dan Budur. Bhoro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
bihara atau asrama, sedangkan kata Budur merujuk pada kata yang berasal dari
Bali Beduhur yang berarti di atas.Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. WF.
Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti Bihara di atas sebuah
bukit.
Prof. JG. De Casparis mendasarkan pada Prasasti Karang Tengah yang
menyebutkan tahun pendirian bangunan ini, yaitu Tahun Sangkala: rasa sagara
kstidhara, atau tahun Caka 746 (824 Masehi), atau pada masa Wangsa Syailendra
yang mengagungkan Dewa Indra. Dalam prasasti didapatlah nama
Bhumisambharabhudhara yang berarti tempat pemujaan para nenek moyang bagi
arwah-arwah leluhurnya. Bagaimana pergeseran kata itu terjadi menjadi
Borobudur? Hal ini terjadi karena faktor pengucapan masyarakat setempat.
Candi Borobudur dibuat pada masa Wangsa Syailendra yang Buddhis di bawah
kepemimpinan Raja Samarotthungga. Arsitektur yang menciptakan candi,
berdasarkan tuturan masyarakat bernamaGunadharma. Pembangunan candi itu
selesai pada tahun 847 M. Menurut prasasti Kulrak (784M) pembuatan candi ini
26
dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya
yang sangat dihormati, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama
Visvawarman sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Buddis Tantra Vajrayana.
Pembangunan candi ini dimulai pada masa Maha Raja Dananjaya yang bergelar
Sri Sanggramadananjaya, dilanjutkan oleh putranya, Samarotthungga, dan oleh
cucu perempuannya, Dyah Ayu Pramodhawardhani.
Sebelum dipugar, Candi Borobudur hanya berupa reruntuhan seperti halnya
artefak-artefak candi yang baru ditemukan. Pemugaran selanjutnya oleh Cornelius
pada masa Raffles maupun Residen Hatmann, setelah itu periode selanjutnya
dilakukan pada 1907-1911 oleh Theodorus van Erp yang membangun kembali
susunan bentuk candi dari reruntuhan karena dimakan zaman sampai kepada
bentuk sekarang. Van Erp sebetulnya seorang ahli teknik bangunan Genie Militer
dengan pangkat letnan satu, tetapi kemudian tertarik untuk meneliti dan
mempelajari seluk-beluk Candi Borobudur, mulai falsafahnya sampai kepada
ajaran-ajaran yang dikandungnya. Untuk itu dia mencoba melakukan studi
banding selama beberapa tahun di India. Ia juga pergi ke Sri Langka untuk
melihat susunan bangunan puncak stupa Sanchi di Kandy, sampai akhirnya van
Erp menemukan bentuk Candi Borobudur. Sedangkan mengenai landasan falsafah
dan agamanya ditemukan oleh Stutterheim dan NJ. Krom, yakni tentang ajaran
Buddha Dharma dengan aliran Mahayana-Yogacara dan ada kecenderungan pula
bercampur dengan aliran Tantrayana-Vajrayana.
Penelitian terhadap susunan bangunan candi dan falsafah yang dibawanya
tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit, apalagi kalau dihubung-
hubungkan dengan bangunan-bangunan candi lainnya yang masih satu rumpun.
Seperti halnya antara Candi Borobudur dengan Candi Pawon dan Candi Mendut
yang secara geografis berada pada satu jalur.
Candi Borobudur merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di
Kamboja. Luas bangunan Candi Borobudur 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000
m3 batu, dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm X 10 cm
X 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat
keseluruhan batu 1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh
27
gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun
dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jika rangkaian relief
itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Jumlah
tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10
berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504
buah. Tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42
meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir.
Menurut hasil penyelidikan seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von
Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada
zaman Neolithic dan Megalithic yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja.
Pada zaman Megalithic itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam
leluhurnya sekaligus tempat pemujaan berupa bangunan piramida bersusun,
semakin ke atas semakin kecil. Salah satunya yang ditemukan di Lebak Sibedug
Leuwiliang Bogor Jawa Barat. Bangunan serupa juga terdapat di Candi Sukuh di
dekat Solo, juga Candi Borobudur. Kalau kita lihat dari kejauhan, Borobudur akan
tampak seperti susunan bangunan berundak atau semacam piramida dan sebuah
stupa. Berbeda dengan piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di
Meksiko Candi Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida
Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan
negara manapun, termasuk di India. Hal tersebut merupakan salah satu kelebihan
Candi Borobudur yang merupakan kekhasan arsitektur Budhis di Indonesia.
28
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sesuai dengan Latar Belakang dan Tujuan dan manfaat kegiatan, bahwa Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) merupakan kegiatan dalam rangka mengumpulkan data di
lapangan yang dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan Program Tridharma
Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat., menambah pengalaman
dilapangan yang tidak dapat dilakukan secara langsung didalam kelas , pelatihan
kemampuan, memahami, menganalisa dan observasi lapangan serta dalam rangka
penerapan Ilmu Pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan matematika.
oleh karena itu kegiatan ini sangat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan secara langsung yang diperoleh melalui kegitan observasi langsung
pada objek studi kuliah kerja lapangan yang telah direncanakan.
Berdasarkan hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Bali dan
Yogyakarta, maka kami simpulkan bahwa dalam pembelajaran tindak harus
diruang kelas atau hanya di dalam lingkungan sekolah melainkan perlu adanya
pembelajaran di tempat–tempat wisata sehingga kita tidak jenuh. Jadi kegiatan
KKL ini bener-benar cocok dan sangat membantu dan memberikan inisitif dalam
kegiatan pembelajaran kita besok.Selain kita mengenalkan objek-objek wisata kita
juga memberikan materi samabil berekreasi.
3.2. Saran
Kepada lembaga STKIP PGRI Bandar Lampung, hendaknya lembaga dapat
memfasilitasi kegiatan kuliah kerja lapangan di STKIP PGRI Bandar Lampung
dengan baik dan memberikan waktu yang lebih panjang, dan semoga untuk
29
kegiatan KKL yang berikutnya waktunya lebih ditambah supaya penjelasanya
yang kami terima menjadi lebih jelas.
3.3. Penutup
Pemilihan Makalah ini merupakan bentuk pemikiran dari kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan , dengan mengharapkan pencapaian tujuan belajar yang maksimal guna
memperoieh basil yang maksimal pula, Dan semoga Makalah ini bermanfaat bagi
seluruh Mahasiswa STKIP PGRI Bandar Lampung, Mahasiwa matematika pada
khususnya,
Penyusunan Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu diharapkan
peran serta pembaca dalam memberikan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan penulisan Makalah ini.
Semoga apa yang ada dalam penulisan ini bermafaat bagi Mahasiwa khususnya
Mahasiswa matematika .
30
DAFTAR PUSTAKA
http://www.unud.ac.id/ind/tentang-unud, diakses :[30 oktober 2012]
http://www.google.com/artikel Bali, diakses : [30 oktober 2012]
http://www.google.com/tanah lot , diakses : [30 oktober 2012]
http://www.google.com/tanjung benoa , diakses : [30 oktober 2012]
http://www.google.com/GWK, diakses : [30 oktober 2012]
http://www.google.com/kuta, diakses : [30 oktober 2012]
www.google.com, diakses : [30 oktober 2012]
en.wikipedia.org/wiki/borobudur, diakses : [30 oktober 2012]
en.wikipedia.org/wiki/prambanan, diakses : [30 oktober 2012]
id.wikipedia.org/.../keraton_ngayogyakarta, diakses : [30 oktober 2012]
www.purawisatajogja.com/.../malioboro-yogyakart...cached , [diakses :30 oktober 2012]
http://heribig.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html, diakses : [30 oktober 2012]
www.borobudur.tv, diakses : [30 oktober 2012]
www.suite101.com/content/candi-borobudur--the-biggest-buddhist-temple-in-the-
world-a297698, diakses : [30 oktober 2012]
31