Kir

31
ABSTRAK Judul : Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah Penuli s : : Bahwa sesuatu yang diniati ibadah kepada Allah akan selalu membawa kepada kebaikan, dan ini sangat menyangkut pada segi kejiwaan juga dapat menciptakan sebuah kecerdasan yang sangat berpengaruh terhadap problem-problem yang eksistensinya menyangkut manusia dan Sang Kholiq. Bahwa sesungguhnya shalat sunah dhuha sangat dan selalu dianjurkan oleh Rosulullah, yang tidak saja karena keistimewaanya, namun ternyata penuh dengan hikmah yang rahasianya sangat besar. Shalat sunah dhuha menurut banyak orang berguna untuk memohon keluasan rezeki, yang ternyata bukan saja berujud rezeki yang bersifat materi saja, tetapi juga rezeki yang memberikan pengaruh terhadap kerohanian dan kejiwaan yang menyangkut kecerdasan spiritual (SQ) dan kepribadian yang sangat diimpikan oleh pendidikan saat ini untuk memberikan solusi bagi kemerosotan moral bangsa ini. Skripsi ini dalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui sejauh mana “Pengaruh Implementasi Shalat Dhuha Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah” Berdasarkan tingkat eksplanasi maka penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dan menurut jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Adapun skala pengukurannya menggunakan skala Ordinal, Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana di mana penelitian ini terdiri dari satu variabel independent dan satu variabel dependen jadi untuk mencari besarnya hubungan X dengan Y digunakan teknik korelasi sederhana. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah seluruh siswa putra dan putri MA Sunan Gunung Jati tahun ajaran

description

a

Transcript of Kir

ABSTRAK

Judul:Pengaruh ImplementasiShalat Dhuha Terhadap Motivasi

Belajar Siswa Sekolah

Penulis:

:

Bahwa sesuatu yang diniati ibadah kepada Allah akan selalu membawa kepada kebaikan, dan ini sangat menyangkut pada segi kejiwaan juga dapat menciptakan sebuah kecerdasan yang sangat berpengaruh terhadap problem-problem yang eksistensinya menyangkut manusia dan Sang Kholiq. Bahwa sesungguhnya shalat sunah dhuha sangat dan selalu dianjurkan oleh Rosulullah, yang tidak saja karena keistimewaanya, namun ternyata penuh dengan hikmah yang rahasianya sangat besar. Shalat sunah dhuha menurut banyak orang berguna untuk memohon keluasan rezeki, yang ternyata bukan saja berujud rezeki yang bersifat materi saja, tetapi juga rezeki yang memberikan pengaruh terhadap kerohanian dan kejiwaan yang menyangkut kecerdasan spiritual (SQ) dan kepribadian yang sangat diimpikan oleh pendidikan saat ini untuk memberikan solusi bagi kemerosotan moral bangsa ini. Skripsi ini dalam penelitiannya bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh ImplementasiShalat Dhuha Terhadap Motivasi Belajar Siswa SekolahBerdasarkan tingkat eksplanasi maka penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Dan menurut jenis datanya, penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Adapun skala pengukurannya menggunakan skala Ordinal, Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma sederhana di mana penelitian ini terdiri dari satu variabel independent dan satu variabel dependen jadi untuk mencari besarnya hubungan X dengan Y digunakan teknik korelasi sederhana. Dalam penelitian ini, subyek penelitiannya adalah seluruh siswa putra dan putri MA Sunan Gunung Jati tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 72 orang. Teknik pengumpulan datanya menggunakan angket yang telah ditry-outkan untuk diuji validitas dan reliabilitas. Sedangkan teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik product moment korelasi sederhana yang kemudian diuji hipotesis dengan menggunakan uji signifikan korelasi product moment yang dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan 5% dan 1% untuk memberikan interprestasi bahwa hipotesis alternatif diterima atau ditolak. Dan analisis perbandingan pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa adalah dengan menggunakan uji regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengaruh implementasi shalat dhuha terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Sunan Gunung Jati Gesing Kismantoro Wonogiri.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, sumber suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, Sang Maha Penerang, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang terindah, Yang telah memberikan seberkas sinar keilmuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga selalu tetap tercurahkan kepada Rasulullah Al Amin Muhammad ASW, yang telah memberikan dan menyampaikan kepada umat manusia ajaran yang benar yang telah terbukti kebenarannya, dan semakin terus terbukti kebenarannya. Dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari akhir.

Sebagai tanggung jawab moral atas selesainya penulisan skripsi ini, penulis menghaturkan rasa hormat dan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Sugeng Riyono M.Pd, selaku

2. Erlin, selaku

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha menuangkan segenap kemampuan pengetahuannya, namun dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa hanya Allah-lah Yang Maha memiliki segala kesempurnaan. Sehingga barang tentu masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian, sehingga terjadi suatu sinergi yang positif, yang pada akhirnya akan membuat skripsi ini dapat lebih mendekati kesempurnaan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi diri penulis dan bagi semuanya. Amin.

Trenggalek,99

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada penghujung abad ke dua puluh, dunia sering dilanda perubahan besar yang mendasar, menyeluruh dan berlangsung dengan cepat. Masyarakat dewasa ini, terlibat dalam dinamika perkembangan yang implikasinya menyangkut dengan eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan. Perubahan besar tersebut sebagian besar karena ulah manusia sebagai pemain utama di panggung sejarah yang secara kuantitatif telah dan sedang mengubah wajah dunia.

Proses modernisasi berjalan terus dan merupakan pertanda yang dianggap biasa terdapat di setiap penjuru dunia. Dalam bergelut dengan gejala modernisasi tidak jarang manusia kehilangan arah, bahkan kehilangan dirinya sendiri, sehingga ia berpegang pada yang tampak baik dari luar dan mengenyampingkan nilai-nilai mental spiritual yang telah dianut secara turun-menurun. Sesuai dengan firman Allah Swt yang berbunyi :

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam (tubuh)mnya ruh (ciptaan)-Nya.Dan Dia jadikan bagi kamu pendengaran, pengalihan, penglihatan, dan (perasaan) hat:(tetapi)kamu sedikit sekali bersyukur.. (As-Sajdah : 9)

Dunia pendidikan, khususnya pendidikan Indonesia semakin berkembang dengan pesatnya. Pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pendidikan seperti pembaharuan kurikulum buku-buku paket, sarana prasarana yang menunjang dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan terus didorong dengan subsidi- subsidi dari pemerintah pusat. Namun yang sangat mengkhawatirkan adalah perbaikan media pendidikan ini tidak diiringi dengan perubahan yang positif dari perilaku dan moral bangsa sehingga timbul kemerosotan moral yang sangat membahayakan bangsa Indinesia.

Untuk itulah, sekarang ini pendidikan Indonesia tidak hanya membutuhkan teori/materi ajar yang hanya dikaji dan dimengerti, melainkan dibutuhkan pengimplementasian dari teori tersebut kedalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan membentuk sebuah dimensi kepribadian dalam meniti kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air.

Dijelaskan pula bahwa kondisi lingkungan hidup, apakah itu kondisi social, atau kondisi budaya sebagaimana oleh Urie Bronfenbrenner (1979) yang menyebutnya : Ecological appraoach to development, sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak

Pemerintah perlu mensosialisasikan semua materi ajar yang terdapat pada kurikulum, sehingga dari sosialisasi tersebut akan mewujudkan sebuah kepribadian yang akan tertanam dalam diri anak didik.

Kemudian dalam menciptakan generasi yang unggul diperlukan sebuah landasan yang kuat untuk membimbing kearah yang akan dituju, adapun kecerdasan spiritual yang dimiliki dalam diri setiap anak didik yang dibimbing secara continue akan membentuk sebuah benteng dan akan menjadikannya sebagai manusia yang mempunyai kepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan nasional berdasarkan UUD No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dan dalam rangka mencapai tujuan tersebut hendaknya ditempatkan kebijaksanaan umum pembangunan di bidang pendidikan yang antara lain menekankan kepada ditemukannya upaya-upaya yang menanggulangi dampak negative dari kemerosotan moral, sedangkan pembangunan keagamaan juga dituntut untuk mengimbangi dan mengadaptasi proses pendidikan melalui pikiran-pikiran ilmiah dengan cara menghayati dan mengamalkan ajaran agama.

Pengamalan ajaran agama dalam hal ini dapat dilakukan dengan mensosialisasikan shalat dengan berjamaah di lingkungan sekolah, dengan penerapan shalat, khususnya shalat dhuha dalam lingkungan sekolah diharapkan dapat memberikan dorongan/motivasi untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia.

Maka dari sini, Allport mempunyai pemikiran bahwa agama merupakan ciri kepribadian yang berfungsi otomatis, yaitu memiliki kekuatan motivasi tersendiri.

Pengaruh shalat khususnya shalat dhuha yang dikerjakan secara rutin akan membawa pengaruh terhadap kecerdasan spiritual dan kepribadian yang dimiliki oleh anak didik.

Singgih D. Gunarsa mengemukakan bahwa kehidupan pada masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang sangat penting khususnya berkaitan dengan diterimanya perangsangan (stimulasi) dan perlakuan dari lingkungan hidupnya.Lembaga Pendidikan Islam (Yayasan Pondok Pesantren) Madrasah Aliah Sunan Gunung Jati telah mencoba mengambil langkah antisipasi dan memberikan alternatif solusi terhadap problem-problem pendidikan di Indonesia. Lembaga Pendidikan tersebut telah menjadikan sebuah teori pelajaran ke dalam bentuk praktek keseharian yaitu memasukkan sholat dhuha ke dalam program rutin sekolah yang diwajibkan bagi seluruh siswa dan bertujuan untuk melatih anak didik untuk mengembangkan kepribadian serta kecerdasanya dalam lingkungan sekolah, dimana mereka dilatih dan didik untuk mengembangkan skill dan mental mereka ke arah yang lebih baik, sehingga lembaga pendidikan tersebut dapat .menciptakan out-put yang unggul dan tangguh, yang tidak hanya mrngandalkan teori-teori dalam belajarnya tetapi juga berpengalaman dalam bidangnya untuk menghadapi arus modernisas. Dan hal ini belum begitu banyak dijalankan oleh lembaga-lembaga pendidikan di wonogiri.

Oleh karena itulah, dari statement diatas mendorong peneliti untuk mengetahui adakah pengaruh dari pengimplementasian shalat dhuha terhadap motivasi belajar siswa sekolah.

Mengenai pemilihan Lembaga Pendidikan Islam MA Sunan Gunung Jati sebagai obyek penelitian, dikarenakan lembaga tersebut telah melaksanakan program sholat dhuha dalam lingkungan pendidikannya, sehingga hal ini menggugah hati untuk mengadakan penelitian dan membuat sebuah karya ilmiyah skripsi dengan judul Pengaruh ImplementasiShalat Dhuha Terhadap Motivasi Belajar Siswa Sekolah.

2.Rumusan Masalah

1. Apakah landasan teori dan pengertian sholot dhuha serta motivasi belajar2. Bagaimana Implementasi Sholat Dhuha terhadap siswa sekolah?3. Bagaimana pengaruh sholat dhuha terhadap motivasi belajar?4. Bagaimana ,elihat tingkah laku orang yang sering melaksanakan serta melihat keinginan/ motivasi belajar?5. Bagaiman mengetahui hunbungan sholat dhuha dan motivasi belajar?

3.Tujuan Penelitianuntuk melihat adanya pengaruh sholat dhuha terhadap keinginan/motivasi belajar seseorang, dan mengamati bagaimana prilaku orang yang sering melaksanakn sholat dhuha dengan yang jarang melaksankan sholat dhuha, serta mengetahaui bagaimana pelaksanaan dan tatacara sholat dhuha.4.MetodePenelitianMetode yang digunakan dalam penyusunan laporan observasi pengaruh sholat dhuha terhadap motivasi belajar ini adalah :1. Studi Pustaka, (memperoleh informasi dari buku dan internet)2. Angket

BAB 1Kajian pustaka

1. Implementasi Shalat Dhuha

Dalam pembahasan mengenai implementasi shalat dhuha ini, akan diuraikan pembahasan sebagai berikut :

a. Pengertian Implementasi

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai shalat dhuha terlebih dahulu kita mengenal pengertian dan istilah yang tergabung di depannya yaitu kata implementasi, dalam Ensiklopedi Pendidikan yang dimaksud dengan implementasi adalah suatu aktifitas dalam suatu studi tertentu yang terarah dimana si pelajar mencoba untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

Dari pengertian ini, dapat diketahui bahwa siswa aktif melaksanakan sesuatu pekerjaan yang setelah mereka mengetahui dan menguasai sesuatu pekerjaan tersebut.

Kemudian menurut kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum, implementasi didefinisikan sebagai suatu pelaksanaan ; penerapan.

Jadi dari dua pengertian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi berkaitan dengan pelaksanaan atau sosialisasi suatu program yang terencana atau sebuah pengetahuan yang telah dimiliki individu dalam kehidupan kesehariannya.

b. Pengertian Shalat

Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafii mendefinisikan bahwa shalat dari segi bahasa berarti doa, dan menurut istilah syara berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan Kemudian shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan dan peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam (taslim).

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam.

c. Pengertian Shalat Dhuha

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari (kurang lebih pukul 10.00). Sedangkan menurut Ubaid Ibnu Abdillah, yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika pagi hari pada saat matahari sedang naik.

Mengenai waktu shalat dhuha Ubaid Ibnu Abdillah memaparkan yaitu disaat ketika matahari sudah naik dimulai saat matahari naik kira-lira sepenggalah atau kira-kira setinggi 7 hasta dan berakhir di saat matahari lingsir (selitar pukul 07.00 sampai masuk waktu dhuhur), akan tetapi disunnahkan melaksanakannya di waktu yang agak akhir yaitu di saat matahari agak tinggi dan panas terik. Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW yang berbunyi ;

Dari Zaid Bin Arqam; bahwa Rasulullah SAW bersabda: (di kala itu ahli Quba sedang shalat dhuha) Ini adalah shalat bagi orang-orang yang kembali kepada Allah, yaitu di waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan. ( H.R. Tirmidzi )Senada dengan hadits tersebut dalam kitab fiqih syafiiyah disebutkan, bahwa shalat awwabin (dhuha) ialah ketika telah hangat cahaya matahari.

Shalat dhuha adalah shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah, dan sebaik-baik waktunya adalah ketika anak unta bangun dari tempatnya, yaitu matahari mulai panas (HR. Muslim)

Setelah kita mengetahui pengertian dari waktu dhuha, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat sunat pada pagi hari (kira-kira pukul 09.00) sebanyak 2-8 rakaat.

Menurut Abdul Manan shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan ketika matahari sedang naik, kurang lebih setinggi 7 hasta (pukul 07.00 ) sampai dengan kurang lebih pukul 11.00 siang tentang pelaksanaan shalat dhuha berdasarkan pada firman Allah SWT yang berbunyi :Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) diwaktu petang dan pagi(Q.S. Shaad/38 :18)

Menurut Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan shalat isyraq dalam ayat tersebut adalah shalat dhuha.

Sedang sebagai dasar lain adalah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a yang berbunyi :

Dari Abi Hurairah R.A ;Diperintahkan kepadaku oleh kekasihku SAW dengan tiga perkara : untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir sebelum tidur (H.R. Muslim)

d. Bilangan Rakaat dalam Shalat Dhuha

Mengenai jumlah rakaat shalat dhuha, minimal adalah dua rakaat dan

paling banyak adalah dua belas rakaat. Menurut Abu Bakar Al-Masyhuri jumlah

rakaat shalat dhuha dapat dijelaskan sebagai berikut :

1). Dua Rakaat, hal ini berdasar pada hadits Nabi SAW yang berbunyiDari Abi Hurairah R.A diperintahkan kepadaku oleh kekasihku saw dengan tiga perkara: untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir sebelum tidur.(H.R. Muslim)

2). Dilaksanakan empat rakaat dan dua belas rakaat, sebagaimana dijelaskan

dalam hadits :

Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat dhuha empat rakaat, dan kadang-kadang beliau menambahnya sesuka hatinya (H.R. Muslim)

3). Dilaksanakan delapan rakaat, sebagaimana hadits yang berbunyi ;

Dari Abdur Rahman Bin Abi Layla Dia berkata ; Tidak ada seorangpun yang memberutahuku bahwa dia melihat Nabi SAW melakukan shalat dhuha kecuali Ummu Hani Binti Abu Thalib, dia berkata: bahwa, Rasulullah SAW masuk ke rumahnya pada tahun penakhlukan kota makkah, beliau melakukan shalat dhuha delapan rakaat yang belum pernah aku melihat beliau shalat lebih ringan darinya sehingga beliau menyempurnakan rukuk dan sujudnya . (HR. Muslim)

e. Tata Cara Shalat Dhuha

Dalam pelaksanaan shalat dhuha terdapat beberapa kaifiyah (tata cara)

dalam melaksanakannya. Tata cara dalam melaksanakan shalat dhuha adalah sama

seperti mengerjakan shalat-shalat biasa, yaitu setelah berwudlu dengan sempurna,

lalu berdiri dengan tegak di tempat yang suci, menghadap kiblat kemudian niat

dalam hati. adapun beberapa cara pelaksanaan shalat dhuha yang antara lain

sebagai berikut :

1) Niat Shalat Dhuha

Adapun lafadznya niat dalam mengerjakan shalat dhuha adalah sebagai berikut :

Saya shalat dhuha dua rakaat karena Allah

2) Membaca doa iftitah. Membaca surat Al-Fatihah

3) Membaca salah satu surat dari Al-Quran sesudah membaca surat Al Fatihah.

Sedang mengenai bacaan-bacaannya pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah adalah surat Asy-Syams dan pada rakaat keduanya adalah Adh-Dhuha. 4) Setelah membaca surat dari Al-Quran, kemudian melakukan rukuk.

5) Selesai melakukan rukuk, berdiri kembali dengan tegak (itidal). Setelah itidal kemudian melakukan sujud tersungkur ke bumi dengan meletakkan dahi ke bumi.

6) Setelah melakukan sujud, kemudian duduk diantara dua sujud

7) Sujud kedua

8) Duduk tasyahud akhir.

Setelah kita berdiri dan melaksanakan rakaat kedua ini, setelah menyelesaikan sujud kedua kemudian duduk kembali, yaitu melakukan duduk tasyahud akhir.

9) Dan kemudian diakhiri dengan mengucap salam.

10) Selesai melaksanakan shalat dhuha, kemudian membaca doa : Yaa Allah Tuhanku, bahwasannya waktu dhuha ini milik Engkau dan dan kebagusan (kemewahan) itu milik Engkau, dan keindahan ini milik Engkau, dan kekuatan itu miilik Engkau. Dan kekuasaan itu milik Engkau, dan pemeliharaan itu milik Engkau, Yaa Allah tuhanku jika keadaan rizqiku di langit, maka turunkanlah, dan jika adanya di dalam bumi maka keluarkanlah, dan jika ia sulit gampangkanlah, dan jika ia haram, sucikanlah, dan jika jauh dekatkanlah. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dengan hak (bekal) dhuha Engkau, kebagusan Engkau, keindahan Engkau, kekuatan Engkau, kekuasaan Engkau dan pemeliharaan Engkau, berilah aku apa yang engkau berikan kepada hamba-hamba Engkau yang shalih.

f. Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat dhuha sebagai shalat sunnah memiliki banyak sekali faedah keutamaannya. sehingga sangatlah baik apabila shalat ini dilaksanakan secara istiqomah yakni dengan membiasakan setiap hari dalam melaksanakannya. Dalam hadit Nabi SAW telah banyak disinggung tentang manfaat serta keutamaannya.

Keutamaan-keutamaan shalat dhuha yang bisa diperoleh menurut Abdul Manan adalah berdasar pada hadits yang diriwayatkan dari rosulullah SAW yang berbunyi :) Tuhanmu Yang Maha Tinggi terlah berseru ; Hai anak Adam, shalatlah empat rakaat bagi Aku dari awal siang. Maka Aku akan cukupkan engkau di akhir siang itu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Tentang pengaruh shalat terhadap jiwa ruhani manusia sangat banyak disinggung serta dialami sendiri oleh banyak pakar ilmu, sebagaimana yang dijelaskan, bahwa shalat dapat membantu menghilangkan perasaan gelisah dan duka.

Sebenarnya manusia adalah sebuah entitas makhluk sempurna, yang diciptakan oleh Sang Maha pemilik Kesempurnaan dan ia juga sebagai khalifah bumi, pemimpin dibumi, sehingga hal tersebut seharusnya mampu dirasakan serta disyukuri lewat aktifitas shalat, yaitu aktifitas yang mengajak manusia untuk menuju dimensi murni yang begitu suci, menuju ke Perbendaharaan Tersembunyi untuk menyatu dengan diri-Nya.

Dalam shalat manusia mengalami proses miraj (naik) ke hadirat Illahi rabbi sehingga dengan miraj tersebut manusia telah melupakan semua beban yang telah menimpanya dan dengan demikian dia akan menghasilkan sebuah ketenangan dan kedamaian dalam hatinya.

Thomas Heslof mengatakan bahwa Sesungguhnya unsur-unsur pokok terpenting yang saya ketahui diantara tahun-tahun yang panjang yang saya habiskan dalam pengalaman dan eksperimen-eksperimen adalah shalat. Saya kemukakan pendapat ini dengan resep dokter, yakni bahwa sesungguhnya shalat,merupakan sarana terpenting yang saya ketahui sampai sekarang menanamkan ketentraman dalam jiwa dan menanamkan ketentraman dalam syaraf.

Shalat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk, berserah diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketenangan yang ditimbulkan oleh tekanan jiwa dan masalah kehidupan.

Menurut Ustman Najati, bahwa kedamaian jiwa dan ketenangan akal, serta untuk kondisi ini dari kelonggaran dan kedamaian jiwa yang diciptakan shalat memberi pengaruh pengobatan yang cukup penting dalam mengurangi tajamnya ketegangan-ketegangan syaraf yang tumbuh karena tekanan-tekanan hidup sehari-hari, dan dalam meringankan kegelisahan, yang di derita sebagian orang.

Menurut Ary Ginanjar Agustian, shalat adalah metode yang jauh lebih sempurna, karena ia tidak hanya bersifat duniawi namun juga bermuatan nilai-nilai spiritual. Didalamnya terdapat sebuah totalitas yang terangkum secara dinamis kombinasi gerak (fisik), emosi (rasa), dan hati (spiritual).

Seseorang yang telah berhasil dalam mendirikan shalat akan dapat menjaga diri dari sebuah perbuatan yang tidak pantas dilakukan menurut hatinya, yang mana dengan perbuatan tersebut apabila didasarkan pada kata hatinya (hati nurani), dalam dirinya akan timbul sebuah perasaan berdosa yang selanjutnya akan menumbuhkan sebuah kegundahan dalam dirinya. Hal ini berdasar firman Allah SWT yang berbunyi : Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. Al An-Kabut/29: 45)

Energi ruhani shalat juga dapat membantu membangkitkan harapan, menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan juga melepaskan kemampuan luar biasa yang menjadikannya lebih siap menerima ilmu, pengetahuan dan hikmah serta sanggup melakukan tugas-tugas kepahlawanan yang hebat.

Shalat berfungsi sebagai metode pengulangan dimana potensi spiritual yang berisikan elemen-elemen karakter atau sifat-sifat mulia dan agung itu diasah dan diulang-ulang, sehingga akan terjadi proses behaviorisme yang mengarah pada internalisasi karakter.

Keutamaan lain shalat, khususnya shalat Dhuha antara lain untuk memohon maghfirah (ampunan dari Allah SWT, mencari ketenangan hidup dan memohon agar dilapangkan rezeqi hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi :Siapa yang dapat mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng akan dampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosanya itu sebanyak buih di laut. (HR. Tirmidzi)

B . Pengertian Motivasi BelajarKata motivasi berasal dari kata motif atau dalam bahasa inggris motive berasal dari kata movereatau motion yang berartui gerakan atau sesuatu yang bergerak. Dalam psikologi istilah motif pun erat hububngannya denagn gerak yaitu gerakan yang dilakukan oleh manusia yang sering di sebut dengan prilaku atau perbuatan. Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan,dorongan,tenaga agar terjadinya suatu perbuatan (action) atau prilaku (behavior).Motivasi ialah suatu keadaan atau ketenangan didalam individu,yang membangkitkan,memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satu tujuan atau sasaran.Mc.Clelland (dalam Feldman, 1992) menyebutkan bahwa di dalam diri manusia selain ada dorongan yang bersifat biologis, terdapat juga dorongan lain yang sangat kuat dan tidak memiliki dasar biologis yaitu kebutuhan untuk mendapatkan prestasi. Kebutuhan untuk mendapatkan prestasi merupakan salah satu motif yang bersifat sosial karena motif ini dipelajaridalam lingkungan dan melibatkan orang lain serta motif ini merupakan suatu komponen penting dalam kepribadian yang membuat manusia berbeda satu sama lain (Morgan,dkk, 1986).Berdasarkan definisi motivasi berprestasi di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada individu untuk menganggali, mendapatkan prestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar dan berusaha untuk mendapatkan kesuksesan atas kegiatan yang dilakukannya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi BelajarBanyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar seseorang. McClelland (dalam Bernstein, dkk,1988) mengatakan bahwa cara-cara orang tua dalam mendidik anak sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar yang dimiliki oleh anak. Selanjutnya Fernald dan Fernald (1999) mengungkapkan terdapat 3 faktor yang berpengaruh terhadap motivasi berprestasi bagi seseorang yaitu :1.Pengakuan dan Prestasi (Recognition and Achievement) Individu akan termotivasi untuk bekerja keras jika dirinya merasa dipedulikan oleh orang lain.2.Pengaruh dari peran jenis kelamin (Influence of Sex Roles)3.. Pengaruh keluarga dan kebudayaan (family and cultural influences)

BAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Metode PenulisanDalam penyusunan karya tulis ini, agar diperoleh hasil secara maksimal, digunakan metode yang bersifat efektif dan efisien agar penelitian dapat berjalan lancar. Dalam hal ini penulis menggunakan metode sebagai berikut :1. Studi PustakaDalam metode ini penulis menggunakan teknik studi pustaka dari berbagai kepustakaan untuk memperoleh data-data yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penulisan serta pengamatan.2. Observasi dan surveyDalam metode ini penulis melakukan observasi dan survey untuk mengetahui jumlah siswa yang melakukan solat dhuha. Hal ini dilakukan untuk memperkuat latar belakang penulis dalam penulisan karya tulis ini.3. AngketDalam metode ini penulis menyebarkan angket ke 30orang siswa sekolah SMAN 1 TRenggalek. Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat keseringan melekukan solat dhuha , perasaan ketika terbiasa melakukan solat dhuha , dan efek yang ditimbulkan dari rutinitas menjalankan solat dhuha lansia. Selain itu penggunaan metode ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan solat dhuha siswa-siswi sudah sesuai dengan aturan ataupun ajaran yang berlaku

3.2 Waktu dan TempatWaktu: Selasa, 28 Agustus 2012Tempat: Masjid suka madulp

BAB IVPPEMBAHASAN

4.1 Hubungan Antara Sholat Dhuha Dan Motivasi BelajarDi dalam ayat dhuha disebutkan bahwa :t$q|s9uryy7/u#ytIsArtinya:dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.Sedangkan motivasi yakni sebuah dorongan agar seseorang bisa melakukan sesuatu perbuatan untuk mencapai sebuah keinginan yang ia inginkan.Disini hubungan sholat dhuha dan motivasi belajar ialah apabila seseorang setelah melaksanakan sholat dhuha dengan menuruti aturan dan tuntunan serta penghayatan, maka kemungkinan besar hatinya akan menjadi tenang dan ketenangan serta ketentraman hati inilah yang akan menimbulkan sebuah kesadaran serta dorongan untuk melaksakan hal yang positif.

4.2 Pengaruh Sholat Dhuha Terhadap Motivasi BelajarSholat dhuha yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan artinya sesuai aturan yang ditetapkan dalam islam akan menciftakan sebuah ketenagan serta pola pikirnyapositif terhadap sesuatu.apabila seseorang melaksanakan sholat dhuha dengan niat yang benar artinya tidak ingin semata-mata agar dipuji oleh orang lain, ini akan menciftakan sebuah penghayatan, kesadaran atau dorongan untuk melakukan sesuatu hal yang lebih bermanfaat karena pengaruh sholat dhuha terhadap kesedaran, dorongan dari diri seseorang akan menciftakan sebuah kesadaran untuk melaksanakan hal yang bermanfaat dan memanfaatkan waktu yang terbuang hanya untuk melakukan hal yang sia-sia disinalah peran sholat dhuha terhadap keingin untuk membangkitkan keasadaran akan statusnya sebagai maha siswa. Artinya pengaruh sholat dhuha terhadap motivasi belajar ialah sebuah ketenangan, dorongan serta kesadaran untuk melakukan hal yang positif seperti: belajar, baca al-quran serta berdiskusi kepada teman yang ada.

4.3 Prilaku Orang Yang Sering Sholat DhuhaOrang yang sering melaksanakan sholat terutama sholat wajib itu lebih berkecenderungan untuk melaksanakan hal-hal yang bermanfaat apalagi ditambah dengan melaksanakan sholat-sholat sunnah contohnya yang sering dilakukan ialah sholat dhuha dan tahajut tapi disini orang yang sering melaksanakan sholat dhuha sesuai dengan hasil penelitian Selama lima hari bahwa prilaku orang yang sering menjalankan shoat sunah duha itu lebih cendrung menyendiri atau denagan kata lain agak pendiam sering membaca, lebih senang di masjid dari pada ngomong hal-hal yang tidak bermanfaat.

4.4 Hasil PenelitianDalam penelitian ini, penulis melakukan observasi dan survey ke Majid.. sekolah..Kabupaten Trenggalek. Untuk mengetahui pendapat masyarakat tentang POSKESLAN penulis menyebarkan angket kepada 30 laki 20 pi. Adapun pertanyaan dalam angket tersebut adalah sebagai berikut:1. Apakah anda sering melakukan solat dhuha ?(Ya/Tidak)2. Bagaimana perasaan anda ketika tidak melakan itu ?(Sedih/Biasa)3. Apakah dengan melakukan solat dhuha akan menambah motivasi belajar anda?(Ya/Tidak)Dari penelitian menggunakan metode angket diatas dapat diperoleh hasil sebagai berikut:Pertanyaan pertama, sebanyak 23 responden % dari jumlah keseluruhan responden menjawab tidak ada program yang mengawasi kesehatan masyarakat padausia lansia Sedangkan 21 responden atau 47,73% dari jumlah keseluruhan responden menjawab ada. Pertanyaan kedua, sebanyak 37 responden atau 84,09% dari jumlah keseluruhan responden menjawab saat ini POSKESLAN sesuai diterapkan di daerah mereka. Sedangkan sebanyak 7 orang atau 15,91% dari jumlah keseluruhan responden menjawab POSKESLAN tidak sesuai diterapkan di daerah mereka. Pertanyaan ketiga, sebanyak 17 responden atau 38,63% dari jumlah keseluruhan responden menjawab perlu adanya pengembangan dari POSKESLAN. Sedangkan sebanyak 27 orang atau 61,36% dari jumlah keseluruhan responden menjawab tidak perlu adanya pengembangan dari POSKESLAN. Pertanyaan keempat, sebanyak 17 responden atau 38,63% dari jumlah keseluruhan responden menjawab siap memulai POSKESLAN dan melaksanakan program ini secara berkelanjutan. Sedangkan sebanyak 27 orang atau 61,36% dari jumlah keseluruhan responden menjawab tidak siap memulai POSKESLAN dan melaksanakan program ini secara berkelanjutan Dari hasil penyebaran angket diatas dapat diperoleh kesimpulan yang diambil dari jawaban mayoritas bahwa masyarakat berpendapat bahwa saat ini belum ada program yang mengawasi kesehatan pada usia lansia, juga berpendapat bahwa POSKESLAN sesuai diterapkan di daerah mereka dan tidak perlu pengembangan dari POSKESLAN serat menyatakan bahwa mereka siap untuk memulai program ini dan melaksanakan secara berkelanjutan.

BAB VPENUTUP

5.1KesimpulanDhuha adalah salah satu waktu di mana matahari sedang terbit atau waktu pagi hari pada saat matahari sedang naik ke atas dimana seseorang yang melaksanakan sholat dhuha hanya karena allah dan allah memberikan mahpironya kepada orang tersebut agar hati,fikiran dan jiwanya menjadi tentram serta selalu berfikir yang positif.Motivasi belajar ialah suatu keadaan ketegangan dalam diri individu yang membangkitkan dorongan serta mengarak ke tingkah laku yang lebi baik.Hubungan sholat dhuha dan motivasi belajar ialah apabila seseorang setelah melaksanakan sholat dhuha dengan menuruti aturan dan tuntunan serta penghayatan, maka kemungkinan besar hatinya akan menjadi tenang dan ketenangan serta ketentraman hati inilah yang akan menimbulkan sebuah kesadaran serta dorongan untuk melaksakan hal yang positif sehingga berpengaruh padasebuah kesadaran untuk melaksanakan hal yang bermanfaat dan memanfaatkan waktu yang terbuang hanya untuk melakukan hal yang sia-sia disinalah peran sholat dhuha terhadap keingin untuk membangkitkan keasadaran akan statusnya sebagai maha siswa. Artinya pengaruh sholat dhuha terhadap motivasi belajar ialah sebuah ketenangan, dorongan serta kesadaran untuk melakukan hal yang positif seperti: belajar, baca al-quran serta berdiskusi kepada teman yang ada. Orang yang sering sholat dhuha cendrung menyendiri atau denagan kata lain agak pendiam sering membaca, lebih senang di masjid dari pada ngomong hal-hal yang tidak bermanfaat.

5.2 SaranSetelah pembahasan tentang kesimpulan sebagaimana tersebut diatas maka tidaklah berlebihan kiranya apabila peneliti memberikan saran-saran yang berkenaan dengan penelitian, adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagi lembaga pendidikan diharapkan untuk selalu mengembangkan serta meningkatkan inovatifnya tersebut dan terus melaksanakan program kegiatan shalat dhuha sehingga akan dapat menanamkan pada diri anak-anak didiknyapengetahuan yang tidak hanya dalam otaknya saja tetapi dalam kepribadiannya dan kecerdasan beragama.2. Bagi dewan guru hendaknya ikut serta dalam membina dan membimbing serta dapat menjadi contoh tauladan bagi anak-anak didiknya. 3. Bagi anak didik hendaknya selalu menambah keaktifannya dalam melaksanakan shalat dhuha untuk selalu berpartisipasi mensukseskan program sekolah demi berjalannya proses belajar-mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan. 4. Bagi lembaga pendidikan lain/instansi-instansi lain hendaknya berusaha untuk meniru dan mengikuti program shalat dhuha di kalangan lembaganya sehingga dapat tercipta kebersamaan dalam mewujudkan sebuah generasi yang berkualitas.

C. PenutupDengan mengucap syukur alhamdulillah, penulisan skripsi ini telah selesai dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat dan maslahat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Amin.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdillah, Ubaid Ibnu. Keutamaan dan Keistimewaan; Shalat Tahajud, Shalat Hajat, Shalat Istikharah, Shalat Dhuha. Surabaya: Pustaka Media. Tth.

Adler, Alfred, Understanding Human Nature, New York : Greenberg Publisers,Inc. 1927.

Agustian, Ari Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ:Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan Enam Rukun Iman dan Lima Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada. 2001.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002.

Abu Abdillah, Syekh Syamsidin . Surabaya, Al-Hidayah. 1996.

Basyarahil, Salim. Abdul Aziz, Shalat, Hikmah, Falsafah dan Urgrensinya. Jakarta: Gema Insani Press. 1996.

Bin H. Muhammad Shabari, Abdul Manan. Rahasia Shalat Sunnat: Bimbingan Lengkap dan Praktis. Bandung: Pustaka Hidayah. 2002.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pn. Balai Pustaka. 1990.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ictiar Baru van Hoeve. 1996.

Goleman, Daniel, Working with Emotional Intellgence. New York : Bantan Books. 1999.

Mitroff, Ian I, Elizabeth A Denton, A Spiritual Audit of Corporte America, A Hard Look at Spirituality, Religion and Values in the Workplace.

Sanfrancisco : Jossry-Bass Publishers. 1999.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. tt.

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, Al-Thibb Al-Nabawy. Beirut : Dar Al Maktabah Al Hayat, 1985.

Imam Khoneini. Al Adab Al Manawiyah Li Ash-Shalah, Damaskus : Thalas Li Ad-Dirasat wa At-Tarjanah wa An-Nasyr. 1984.

M. Arifin. Filsafat Penddidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1996.

M. Subana. Dasar-dasar Penelitian Ilmiyah. Bandung: Pustaka Setia. 2001.

Mujamma Al Malik Fahd Li Thibaat Al Mush-haf Asy-Syarif . Al-Quran danTerjemahan. Madinah Munawwaroh. KSA. 2005.

M. Utsmani Najati. Belajar EQ dan SQ Dari Sunnah Nabi. Jakarta: Hikmah. 2003.

Najati, M. Ustman. Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Quran. Jakarta: Cendekia Sentra Muslim. 1993.

Nirmala. Cara Efektif Membangkitkan Kecerdasan Spiritual. Resensi buku Edisi Ramadhan. 2006.

Pierce, Gregory F Augustine, Spirituality at Work : 10 Ways to Balance Your Life on the Job. Chicago : ACTA Publication. 2001.

Salman dan Sudarsono. Kamus Pendidikan, Pengajaran dan Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 1994.

S. C. Utami Munandar. (Ed.) Bunga Rampai Psikologi Pekembangan Pribadi. Jakarta: Penerbit Uneversitas Indonesia (UI. Press). 2001.

Soegerda Poerbakawatdja dan A. H. Harahap, Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung. 1981.

Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Bulughul Maram.

Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Shahih Muslim.

Subandi, Seminar Setengah Hari : Menyoal Kecerdasan Spiritual. (Yogyakarta,6Juni 2001), dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Spiritual_intelligence

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kiantitatif, Kialitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2008.

... Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 1994.

... Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2001.

.. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ:Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga . 2007.

Sukidi. New Age. Wisata Spiritual Lintas Agama. Jakarta, PT Gramedia Pusraka Utama. 2001.

Suharsono. Melejitkan IQ, IE dan IS. Jakarta: Inisiasi Press. 2004.

Surabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

2000.

Zohar, Danah dan Ian Marshall. Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralitas dan Holistic Untuk Memaknai Kehidupan. Rohmani Astuti, dkk. Bandung: Mizan Media Utama. 2001.