Kinerja Guru Bahasa Inggris Smp Negeri
-
Upload
ayamkrata-baobatu -
Category
Documents
-
view
188 -
download
5
Transcript of Kinerja Guru Bahasa Inggris Smp Negeri
-
KONTRIBUSI KESEJAHTERAAN GURU IKLIM KERJA DAN
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU BAHASA INGGRIS SMP NEGERI
DI KABUPATEN JEPARA
TESIS
Oleh: HISYOM ISWANTO
NPM : 10510093
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
IKIP PGRI SEMARANG
2013
-
KONTRIBUSI KESEJAHTERAAN GURU IKLIM KERJA DAN
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU BAHASA INGGRIS SMP NEGERI
DI KABUPATEN JEPARA
TESIS
Diajukan kepada
IKIP PGRI SEMARANG
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program
Magister Manajemen Pendidikan
Oleh: HISYOM ISWANTO
NPM : 10510093
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
IKIP PGRI SEMARANG
2013
-
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA Jl. Sidodadi Timur No. 24 - Dr. Cipto Semarang
Telp. (024) 831 6377, 831 4474 Fax. (024) 844 8217
Emai l: [email protected] web: www.ikippgrismg.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN
Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari mahasiswa IKIP PGRI
Semarang
N a m a : Hisyom Iswanto
NPM : 10510093
Jurusan : Magister Manajemen Pendidikan
Judul Tesis :
Kontribusi Kesejahteraan Guru Iklim Kerja dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMP
Negeri di Kabupaten Jepara
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas
telah selesai dan siap diujikan.
Semarang, Maret 2013
Pembimbing I
Prof. Dr. A. Y. Soegeng, Ysh, M.Pd.
NPP. 094301244
Pembimbing II
Drs. Harsoyo Purnomo, M.S.
NIP. 19501115 198111 1 001
.
-
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA Jl. Sidodadi Timur No. 24 - Dr. Cipto Semarang
Telp. (024) 831 6377, 831 4474 Fax. (024) 844 8217
Emai l: [email protected] web: www.ikippgrismg.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TESIS
Tesis berjudul Kontribusi Kesejahteraan Guru Iklim Kerja dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMP Negeri
di Kabupaten Jepara ditulis oleh telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia
Ujian Tesis Program Pascasarjana, Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
IKIP PGRI Semarang.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 7 Maret 2013
Ketua
Prof. DR. Sunandar, M.Pd.
NIP. 196208151987031002
Sekretaris
DR. Jovita Juliejatiningsih, M.Pd.
NPP. 085901221
Anggota Penguji :
1. Prof. Dr. A. Y. Soegeng, Ysh, M.Pd. ( .. ) NPP. 094301244
2. Drs. Harsoyo Purnomo, M.S. ( .. ) NIP. 19501115 198111 1 001
3. Drs. Maryadi, M.Pd. ( .. ) NIP. 19541107 197512 1 001
-
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA Jl. Sidodadi Timur No. 24 - Dr. Cipto Semarang
Telp. (024) 831 6377, 831 4474 Fax. (024) 844 8217
Emai l: [email protected] web: www.ikippgrismg.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
N a m a : Hisyom Iswanto
NPM : 10510093
Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan
Progra : Pascasarjana
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya teliti ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri; bukan merupakan pengambilalihan penelitian atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil penelitian atau pikiran saya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti tesis ini hasil jiplakan, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Semarang, Maret 2013
Yang membuat pernyataan
Hisyom Iswanto
-
ABSTRAK
HISYOM ISWANTO. 2013. Kontribusi Kesejahteraan Guru, Iklim Kerja, dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMP
Negeri di Kabupaten Jepara. Tesis. Pembimbing 1) Prof. Dr. A. Y. Soegeng, Ysh,
M.Pd, 2) Drs. Harsoyo Purnomo, MS.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh kesiapan
guru dalam mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan pembelajaran, karena
gurulah yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran di kelas, bahasa
Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang diujikan pada ujian nasional memiliki
strategi yang bagus dan jitu serta kinerja yang bagus, kinerja guru dalam mengajar
sangat dipengaruhi oleh kesejahteraan, iklim kerja, kepemimpinan.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah kontribusi kesejahteraan
guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara sendiri-sendiri dan/atau
bersama-sama terhadap kinerja guru bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten
Jepara?. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat kontribusi yang berarti
kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah secara
sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama terhadap kinerja guru bahasa Inggris SMP
Negeri di Kabupaten Jepara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi
kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten Jepara.
Ditinjau dari metode penelitiannya, penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dan pendekatan kuantitatif, serta mengambil sampel
sebanyak 40 guru. Data hasil penelitian tersebut dianalisis dengan menggunakan
analisis regresi linier berganda. Dari hasil analisis statistik yang digunakan dapat
disimpulkan sebagai berikut: pertama, ada kontribusi yang positif dan berarti
variabel kesejahteraan guru terhadap variabel kinerja guru dengan koefisien regresi
1218,0188,0 XY . Kedua, ada kontribusi yang positif dan berarti variabel iklim
kerja terhadap variabel kinerja guru dengan koefisien regresi 2404,0188,0 XY .
Ketiga, ada kontribusi yang positif dan berarti variabel kepemimpinan kepala
sekolah terhadap variabel kinerja guru dengan koefisien regresi
3235,0188,0 XY . Besarnya kontribusi variabel X1, X2 dan X3 secara simultan
terhadap variabel Y sebesar 13,4 persen.
Dari hasil temuan tersebut maka disampaikan saran berikut ini: (1) guru
hendaknya berusaha meningkatkan kinerja, menciptakan iklim kerja yang nyaman
dan meningkatkan hasil belajar dengan berbagai model pembelajaran. (2) Kepala
sekolah hendaknya menjaga komunikasi dan meningkatkan kinerja guru dengan
selalu memotivasi, mendorong dan mendukung setiap upaya yang dilakukan oleh
guru. (3) Pemerintah daerah senantiasa memperhatikan kesejahteraan guru supaya
mendapatkan jaminan rasa aman dimasa depan para guru.
Kata Kunci: kesejahteraan guru, iklim kerja, kepemimpinan kepala sekolah, kinerja
-
ABSTRACT
HISYOM ISWANTO. 2013. Contribution Teachers Welfare, Working Climate,
and Leadership Principal Performance Against Teachers of English Secondary
Schools in Jepara Regency. Thesis. 1) Prof. Dr. A. Y. Soegeng, YSH, M.Pd, 2) Drs.
Harsoyo Purnomo, MS.
The success of education is determined by the readiness of teachers to
prepare students through learning activities, because gurulah responsible for the
learning process in the classroom, English is one of the subjects tested on the exam
had a good strategy and a sharpshooter and a good performance, teacher
performance in teaching greatly influenced by welfare, work climate, leadership.
The problem in this study is there a contribution of teachers' welfare,
climate and principal leadership individually and / or jointly on the performance of
junior high school English teacher in the district of Jepara?. The hypothesis in this
research that there is a significant contribution to the welfare of teachers, working
climate and principal leadership individually and / or jointly on the performance of
junior high school English teacher in the district of Jepara. This study aims to
determine the contribution of teachers' welfare, climate and principal leadership on
the performance of junior high school English teacher in the district of Jepara.
Judging from his research methods, the research was conducted using
questionnaires and quantitative approaches, as well as taking a sample of 40
teachers. The data were analyzed using multiple linear regression analysis. From
the results of statistical analysis used can be summarized as follows: first, there is a
positive and significant contribution to the welfare of teachers to the variables of
teacher performance variable regression coefficients 1218,0188,0 XY .
Secondly, there is a positive and significant contribution to the work climate
variables on teacher performance variables with regression coefficients
2404,0188,0 XY . Third, there is a positive and significant contribution variable
principal's leadership on teacher performance variables with regression coefficients
3235,0188,0 XY . The contribution of the variables X1, X2 and X3
simultaneously to variable Y of 13.4 percent.
From these findings it was delivered the following suggestions: (1) teachers
should try to improve performance, create a comfortable working environment and
improve learning outcomes with various learning models. (2) The principal should
maintain communication and improve teacher performance by always motivate,
encourage and support any efforts made by the teacher. (3) The local government is
always concerned with the welfare of teachers in order to get a sense of security in
the future teachers.
Keywords: teacher welfare, work climate, school leadership, performance
-
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat allah SWT serta atas taufik
dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tesis yang
berjudul Kontribusi Kesejahteraan Guru, Iklim Kerja dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah Terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten Jepara
ini.
Selanjutnya pada kesempatan ini, peneliti ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu memberikan petunjuk dan bimbingan. Ucapan
terima kasih ini terutama peneliti haturkan kepada :
1. Dr. Muhdi S.H, M.Hum, selaku Rektor IKIP PGRI Semarang;
2. Prof. Dr. Sunandar, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana IKIP PGRI
Semarang;
3. Dr. Yovitha Yuliejantiningsih, M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Pendidikan Program Pascasarjana IKIP PGRI Semarang;
4. Dr. A. Y. Soegeng, Ysh, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam penyusunan tesis ini;
5. Drs. Harsoyo Purnomo, M.S, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan saran demi kesempurnaan penyusunan tesis ini;
6. Bapak/Ibu Kepala SMP Negeri di Kabupaten Jepara yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
Semoga bimbingan, bantuan dan pengarahan mereka mendapat balasan yang lebih
dari Allah SWT.
Semarang, Maret 2013
Peneliti
-
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
G. Definisi Operasional Variabel ................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS .............. 9
A. Kinerja Guru Bahasa Inggris ..................................................... 9
1. Kinerja ... ............................................................................... 9
2. Kinerja Guru .......................................................................... 10
3. Kinerja Guru Bahasa Inggris ................................................. 12
4. Penilaian Kinerja Guru .......................................................... 13
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja .......................... 13
B. Kesejahteraan Guru .................................................................... 14
1. Pengertian Kesejahteraan Guru ............................................. 14
2. Kontribusi Kesejahteraan Guru terhadap Kinerja Guru Bahasa
Inggris ................................................................................... 17
C. Iklim Kerja ................................................................................. 18
1. Pengertian Iklim Kerja .......................................................... 18
2. Fungsi Iklim Kerja ................................................................ 19
-
3. Kontribusi Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru ..................... 21
D. Kepemimpinan Kepala Sekolah ................................................. 22
1. Pengertian Kepemimpinan .................................................... 22
2. Gaya Kepemimpinan ............................................................. 24
3. Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................ 27
4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja
Guru ...................................................................................... 29
E. Penelitian Terdahulu .................................................................. 30
F. Kerangka Berpikir ...................................................................... 30
G. Hipotesis .................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 33
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 33
C. Desain Penelitian ....................................................................... 34
D. Populasi ...................................................................................... 34
E. Sampel ....................................................................................... 35
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 35
1. Validitas ................................................................................ 35
2. Reliabilitas ............................................................................ 35
G. Variabel Penelitian ..................................................................... 37
1. Variabel Bebas (Independent Variable) ................................ 37
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ................................. 38
H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 38
1. Kuesioner (angket) ................................................................ 38
2. Interview (wawancara) .......................................................... 39
I. Analisis dan Interpretasi Data .................................................... 39
J. Hipotesis Statistik ...................................................................... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 43
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 43
1. Data Kuesioner ...................................................................... 43
2. Uji Persyaratan Analisis ........................................................ 50
-
3. Analisis Regresi Linier .......................................................... 54
4. Diagnosis Penyimpangan Model Asumsi Klasik .................. 57
5. Prediksi Perubahan Nilai Y ................................................... 59
B. Pembahasan ............................................................................... 60
1. Kinerja Guru .......................................................................... 60
2. Kesejahteraan Guru ............................................................... 60
3. Iklim Kerja ............................................................................ 63
4. Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................ 65
5. Kontribusi Kesejahteraan Guru Iklim Kerja dan Kepemim-
pinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ....................... 70
6. Prediksi Penelitian ................................................................. 73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 75
A. Kesimpulan ................................................................................ 75
B. Saran .......................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77
LAMPIRAN ........ ........................................................................................... 79
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Data Hasil Penelitian ................................................................................ 43
4.2. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru ........................................................... 45
4.3. Distribusi Frekuensi Kesejahteraan Guru ................................................ 46
4.4. Distribusi Frekuensi Iklim Kerja .............................................................. 48
4.5. Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................. 49
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terkat ...................... 34
4.1. Histogram Kinerja Guru ........................................................................... 45
4.2. Histogram Kesejahteraan Guru ................................................................ 47
4.3. Histogram Iklim Kerja ............................................................................. 48
4.4. Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................. 48
4.5. Uji Linieritas Kesejahteraan Guru ........................................................... 52
4.6. Uji Linieritas Iklim Kerja ......................................................................... 53
4.7. Uji Linieritas Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................................ 53
4.8. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 58
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................................... 80
2. Instrumen Penelitian ................................................................................... 84
3. Uji Coba Angket ......................................................................................... 91
4. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................ 96
5. Data Hasil Penelitian .................................................................................. 108
6. Rekapitulasi Hasil Penelitian ...................................................................... 112
7. Uji Normalitas ............................................................................................ 113
8. Uji Homogenitas ......................................................................................... 114
9. Uji Linieritas ............................................................................................... 115
10. Uji Statistik Regresi Linier Berganda ...................................................... 116
11. Izin Penelitian .......................................................................................... 122
12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................................ 123
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan,
menyatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelola, pengembang, pengawas dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan dan pendidik merupakan tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan pelatihan dan
pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik diperguruan tinggi.
Guru adalah komponen pendidikan yang sangat menentukan dalam gerak
roda keberhasilan pembangunan suatu bangsa, ujung tombak kebijakan pendidikan
adalah guru sehingga baik buruknya bangsa ini sangat tergantung pada guru (UU
No. 20 tahun 2003). Guru merupakan faktor sentral di dalam sistem pembelajaran
terutama di sekolah, semua komponen lain, mulai dari kurikulum,
sarana-prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila
keutamaan pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak
berkualitas. Kurikulum yang ada akan hidup apabila dilaksanakan oleh guru.
peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan,
sehingga dapat dipastikan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau
peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru.
-
Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
kinerja guru sebagai pendidik, untuk itu kinerja guru memegang peranan penting
dalam pencapaian tujuan pengajaran secara optimal, mengingat pentingnya peranan
kinerja guru, maka sekolah perlu meningkatkan kinerja guru agar tujuan
pengajaran, visi dan misi sekolah dapat tercapai. Kinerja guru dalam mengajar
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kesejahteraan yang
meliputi pemenuhan kebutuhan pokok, iklim kerja dalam lingkungan sekolah
dimana akan mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja dan kepemimpinan kepala
sekolah dimana kepala sekolah sebagai pelindung dan penentu kebijakan serta
sebagai seorang tauladan yang akan ditiru bawahannya.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan kinerja guru sudah banyak
dilakukan, misalnya dengan mengadakan lokakarya, seminar, penataran,
peningkatan kesejahteraan (kenaikan tunjangan fungsional guru dan sertifikasi
guru), peningkatan kualifikasi pendidikan melalui program penyetaraan dan
sebagainya (Soedjadi. 1999). .Kinerja guru juga bisa meningkat dengan adanya
dorongan, manajemen, karisma dan perhatian serta tauladan dari kepala sekolah
sebagai pimpinan dari suatu lembaga. Kondisi lingkungan sekolah juga tidak bisa
dipungkiri sangat membantu pelaksanaan pembelajaran seperti hubungan yang
dinamis dengan siswa dan wali murid, sesama guru dan masyarakat sekitar.
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja
guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang
makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya guru saat ini kebutuhan
hidup semakin tinggi. Iklim mempengaruhi kinerja dengan cara membentuk
-
persepsi terhadap suasana dan orang-orang disekitar serta konsekuensi yang timbul
dalam berbagai tindakan. Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan mutu,
tanpa kepemimpinan yang baik proses peningkatan mutu tidak dapat dilakukan dan
diwujudkan kepemimpinan kepala sekolah bukanlah semata-mata berbentuk
instruksi, melainkan lebih merupakan motivasi atau pemicu (trigger) yang dapat
memberi inspirasi terhadap para guru dan karyawan, sehingga inisiatif dan
kreatifitasnya berkembang secara optimal untuk meningkatkan kinerjanya,
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk mencapai kinerja guru
yang maksimal maka kesejahteraan para guru harus ditingkatkan dengan berbagai
cara seperti adanya tunjangan, sertifikasi dan tambahan lain yang sah, Penciptaan
iklim kerja dalam sekolah merupakan bagian tanggung jawab dari kepala sekolah,
peran kepala sekolah dalam lingkungan sekolah adalah sebagai pemimpin,
pendidik, supervisor, inovator dan motivator. Kepala sekolah diharapkan dapat
mengembangkan nilai-nilai kinerja yang menjadi dasar filosofi, keyakinan, sikap,
norma, tradisi, prosedur, dan harapan yang berkaitan dengan upaya peningkatan
kualitas dan kinerja guru dalam berbagai aspek, serta menciptakan suasana atau
iklim kerja yang kondusif dan kompetitif di sekolah. Untuk meningkatkan kinerja
guru khususnya guru Bahasa Inggris SMP sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan seperti yang diharapkan, maka masalah kesejahteraan, iklim kerja dan
kepemimpinan kepala sekolah perlu diperhatikan dan dikaji secara mendalam
untuk itulah penelitian ini dilakukan.
-
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas dapat
diidentifikasikan beberapa masalah yang secara umum terjadi yaitu perbaikan mutu
pendidikan selama ini kurang berhasil, kondisi umum kinerja guru yang masih
rendah, sehingga perlu terus ditingkatkan khususnya kinerja guru bahasa Inggris
SMP di Kabupaten Jepara.
Meningkatkan kinerja guru bukan pekerjaan yang mudah, banyak faktor
yang terkait, baik itu faktor dari dalam guru itu sendiri maupun dari luar guru,
seperti kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpman kepala sekolah.
Kesejahteraan guru secara umum belum memadai dibanding dengan tuntutan
profesinya, belum semua guru bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara berijasah
S-l, dengan demikian akan mempengaruhi kinerja guru pada umumnya dan
khususnya guru bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara, prestasi belajar bahasa
Inggris siswa bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara belum maksimal,
rendahnya peran kepala sekolah dalam lingkungan sekolah.
Berdasarkan uraian di atas identifikasi yang dapat dikemukakan adalah
sebagai berikut: apakah kinerja guru sebagai hasil dari proses bekerja ditentukan
oleh banyak faktor dan faktor-faktor apa yang menentukan? Apakah kesejahteraan
guru ada sumbangannya terhadap kinerja guru? Apakah iklim kerja ada
sumbangannya terhadap kinerja guru? Apakah kepemimpinan kepala sekolah ada
sumbangannya terhaddap kinerja guru? Apakah secara simultan kesejahteraan
guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah ada sumbangannya terhadap
kinerja guru?
-
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya akan memfokuskan pada masalah-masalah sebagai
berikut :
1. Kesejahteraan guru secara umum belum memadai, dimana masih ada beberapa
guru yang belum diangkat menjadi PNS atau beberpa guru yang belum
mendapat sertifikasi, bahkan mungkin guru yang mendapat sertifikasi tetapi
malah digunakan untuk kegiatan konsumtif yang tidak mendukung kinerjanya
sebagai pendidik.
2. Iklim kerja yang kurang harmonis dalam suatu lembaga pendidikan sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan kesetaraan tugas, pada kenyataan
dilapangan masih ditemukannya kesenjangan pendapatan, kurangnya
komunikasi antar guru dan sikap acuh tak acuh dari warga sekitar.
3. Rendahnya peranan kepala sekolah yang banyak dipengaruhi oleh pengalaman
dan usia serta kebijakan yang diambil, kepala sekolah yang seharusnya jadi
pemimpin dan pembimbing sering diabaikan karena kurangnya komunikasi
sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil sering diputuskan secara sepihak.
4. Kinerja guru bahasa Inggris SMP Negeri di Jepara masih rendah, dengan
beberapa indikasi yaitu kekurangmampuan untuk menyusun perencanaan
pembelajaran, penggunaan media dan model-model yang tepat untuk
digunakan dalam penyampaian materi.
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dirumuskan menjadi empat hal, yaitu.
-
1. Seberapa besar kontribusi kesejahteraan guru terhadap kinerja guru Bahasa
Inggris SMP di Kabupaten Jepara?
2. Seberapa besar kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru Bahasa Inggris
SMP di Kabupaten Jepara?
3. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
Bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara?
4. Seberapa besar kontribusi kesejahteraan guru, iklim kerja, kepemimpinan
kepala sekolah secara simultan terhadap kinerja guru Bahasa Inggris SMP di
Kabupaten Jepara?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang kontribusi
kesejahteraan guru, iklim kerja, kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru Bahasa Inggris SMP di Kabupaten Jepara. Adapun tujuan khusus penelitian
ini adalah untuk mengukur dan mengetahui besarnya.
1. Kontribusi kesejahteraan guru terhadap kinerja guru Bahasa Inggris SMP di
Kabupaten Jepara
2. Kontribusi iklim kerja terhadap kinerja guru Bahasa Inggris SMP di
Kabupaten Jepara
3. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru Bahasa Inggris
SMP di Kabupaten Jepara
-
4. Kontribusi kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah
secara simultan terhadap kinerja guru Bahasa Inggris SMP di Kabupaten
Jepara.
F. Manfaat Penelitian
1. Dengan penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat memberikan informasi
kepada kepala sekolah sehingga dapat dijadikan acuan untuk peningkatan
profesionalisme guru, menciptakan iklim kerja yang harmonis dan kondusif.
2. Memberikan umpan balik terhadap pola kepemimpinan kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru, mengadakan pembinaan, dan menentukan
altematif upaya peningkatan kinerja guru bahasa Inggris jika ketiga variabel
bebas (kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah)
tersebut terbukti memberikan sumbangan yang cukup tinggi.
3. Bagi guru sebagai masukan dan evaluasi penyempurnaan dan perbaikan
kinerja dalam pelaksanaan pembelajaran.
G. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian meliputi variabel-veriabel
berikut:
1. Kesejahteraan guru dirumuskan meliputi gaji dan tunjangan, sarana dan
prasarana, peghargaan, pengembangan profesi dan jaminan keamanan.
2. Iklim kerja dirumuskan hubungan dengan rekan kerja, adminsitrasi guru,
fasilitas pendukung pembelajaran, keamanan sekolah dan hubungan dengan
orang tua siswa.
-
3. Kepemimpinan kepala sekolah dirumuskan hubungan antara kepala sekolah
dengan guru, komunikasi antara kepala sekolah dengan guru, dan hubungan
antara kepala sekolah dengan guru.
4. Kinerja guru bahasa Inggris SMP Negeri di Jepara diartikan sebagai
kemampuan guru menyusun perencanaan pembelajaran, dengan beberapa
indikasi yaitu kekurangmampuan untuk menyusun perencanaan pembelajaran,
penggunaan media dan model-model yang tepat untuk digunakan dalam
penyampaian materi.
-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kinerja Guru Bahasa Inggris
1. Kinerja
Kinerja dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai prestasi
yang diperlihatkan, seberapa jauh seseorang mampu melaksanakan pekerjaan dan
dibandingkan dengan hasil yang ingm dicapai dinamakan kinerja seseorang pada
pekerjaan tersebut (As'ad, 2001: 48), dengan demikian kinerja merupakan hasil
yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang
bersangkutan. Jadi di sini nampak bahwa pengertian kinerja dalam arti sempit
hanya berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dalam pekerjaannya.
Kinerja identik dengan performance, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai
tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral dan etika (Prawirosentono, 1997: 2). Seseorang yang
memiliki pekerjaan dapat melakukan proses kerja, proses kerja selalu mempunyai
langkah-langkah atau prosedur kerja yang harus dijalankan sesuai urutannya,
prosedur kerja selalu mengarah pada penilaian hasil pekerjaan yang sesuai dengan
tuntutan kerjanya, bila suatu pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prosedurnya,
-
maka akan sampai pada hasil kerja yang diinginkan yang merupakan tuntutan
pekerjaan tersebut.
2. Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan salah satu taktor yang memegang peranan dalam
keberhasilan pendidikan, kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja memiliki
pengertian yang beragam, beberapa pengertian kinerja menurut para ahli adalah
performance atau unjuk kerja, kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja,
pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja (Depdiknas, 2008: 3), dengan kata lain
kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya, dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
merupakan suatu wujud prilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi
prestasi.
Kinerja selalu berhubungan dengan prestasi yang dimiliki seseorang dalam
menyelesaikan tugas-tugas individunya, dan kinerja juga merupakan persyaratan
yang harus dimiliki setiap individu dalam menyelesaikan tugas. Kinerja guru dapat
direfleksikan dalam tugasnya sebagai pengajar dan sebagai pelaksana administrasi
kegiatan mengajarnya, dengan kata lain kinerja guru terlihat pada kegiatan
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran yang
intensitasnya dilandasi etos kerja dan disiplin profesional guru (Carudin, 2011).
Mulyasa (2002: 125) menyebutkan empat kriteria kinerja guru, yaitu:
karakteristik personal, proses, hasil dan kombinasi dari karakteristik personal,
-
proses serta hasil. Dilihat dari karakteristik personal, kinerja guru meliputi
kemampuan, ketrampilan, kepribadian dan motivasi untuk melaksanakan tugas
dengan baik, dilihat dari proses, kinerja guru yang efektif akan tercapai jika
perilaku dapat menunjukkan kecocokan dengan standar kinerja yang ditentukan.
Selanjutnya Mulyasa (2002: 125) menyebutkan tiga faktor penting untuk menilai
kinerja guru, yaitu kemampuan dan minat guru, kejelasan penerimaan atas peranan
guru, dan tingkat motivasi guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Tugas
profesional guru dalam pembelajaran adalah merencanakan pembelajaran,
kemampuan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi, memberikan
perbaikan dan pengayaan dan melaksanakan hubungan pribadi, Hamzah (2001),
menyebutkan beberapa dimensi dalam kinerja seseorang, beberapa dimensi itu
adalah: (1) kualitas kerja, (2) kecepatan dan ketepatan kerja, (3) inisitif dalam
kerja, (4) kemampuan dalam kerja, dan (5) kemampuan mengkomunikasikan
pekerjaan, melalui dimensi-dimensi inilah kinerja seseorang mudah untuk dinilai.
Dalam mewujudkan kinerja guru ada beberapa citra guru yang diharapkan
dapat terwujud secara ideal (Surya. 2002: 326), yaitu: guru mempunyai semangat
juang yang tinggi disertai kualitas keimanan, dan ketakwaan yang mantap, guru
mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dengan tuntutan lingkungan dan
kemajuan IPTEK, guru mampu belajar dan bekerjasama dengan profesi lain, guru
memiliki etos kerja yang kuat, guru yang memiliki kejelasan dan kepastian
pengembangan jenjang karier, guru memiliki kesejahteraan lahir batin, material
dan non material, guru memiliki masa depan yang cerah dan penuh harapan, guru
-
berjiwa professional yang tinggi, guru yang mampu melaksanakan fungsi dan
perannya secara terpadu.
3. Kinerja Guru Bahasa Inggris
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru bahasa
inggris adalah performance yaitu gambaran hasil kerja guru atau uniuk kerja guru
yang berkaitan dengan tugas yang diembannya dan didasarkan atas tanggung jawab
profesional dalam mata pelajaran bahasa Inggris, hal ini ditunjukkan pada kualitas
kerjanya, kecepatan dan ketepatan kerja, inisiatif dalam kerja, kemampuan dalam
kerja, dan kemampuan mengkomunikasikan hasil kerja, dimensi-dimensi inilah
yang menjadi indikator dalam penelitian ini.
Kinerja guru bahasa Inggris dapat diketahui dengan cara melakukan
penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif terikat paling
sedikit dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan sendiri dan
organisasi yang bersangkutan (Siagian, 1999: 223). Tujuan pokok sistem penilaan
kinerja adalah menghasilkan informasi yang akurat dan sahih tentang perilaku dan
kinerja anggota-anggota organisasi, semakin akurat dan sahih informasi yang
dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, semakin besar nilainya bagi organisasi.
Bagi para pegawai termasuk guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik
tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensinya.
Bagi organisasi hasil peniiaian para pegawai sangat penting arti dan peranannya
dalam pengambilan keputusan, salah satu teknik penilaian kinerja yang berorientasi
kedepan adalah penilaian diri sendiri.
-
Penilaian terhadap diri sendiri ini berusaha seobyektif mungkin untuk
menjelaskan antara lain: apa tugas pokoknya, pengetahuan dan ketrampilan yang
dituntut oleh kerja, kaitan tugasnya dengan tugas-tugas orang lain; dalam hal apa
pegawai merasa berhasil, kesulitan yang dihadapi, langkah-langkah perbaikan apa
yang perlu ditempuh (Simamora, 2002: 244-245), mengingat pentingnya kinerja
dalam kaitannya dengan keberhasilan guru untuk meningkatkan keberhasilan
pendidikan, maka perlu dicari faktor-faktor apa yang secara dominan
mempengaruhi kinerja guru tersebut, untuk kepentingan itu perlu dicari besarnya
pengaruh variabel yang mempengaruhi kinerja guru.
4. Penilaian Kinerja Guru
Kinerja guru dalam mengajar dikelas dapat dinilai untuk dijadikan bahan
evaluasi demi meningkatkan kualitas pendidikan yang ada, penilaian dapat
dilakukan dengan cara observasi yaitu mengumpulkan data yang biasa digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan
yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami (sebenarnya) maupun situasi
buatan. Penilaian dilakukan dengan check list dari faktor yang dinilai seperti
kemampuan pengelolaan kelas, persiapan pembelajaran, mengadakan evaluasi dan
kesipaan penyampaian materi (PMPTK, 2008: 34)
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Surya (2002: 330) faktor mendasar yang terkait erat dengan
kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan
kesejahteraan para guru. Kepuasan mi dilatarbelakangi oleh faktor-faktor: imbalan
-
jasa, rasa aman, hubungan antar pribadi, kondisi kerja, dan kesempatan untuk
pengembangan dan peningkatan diri. Supriyadi (2001: 221-225) mengatakan
bahwa untuk meningkatkan kinerja diperlukan peningkatan kesejahteran guru dan
tenaga kependidikan lainnya, pengembangan karier yang menarik, menjaring calon
guru yang bermutu tinggi, pendidikan prajabatan guru terpadu. Sinungan (2002: 4),
menuliskan beberapa faktor yang mempengaruhi kmerja seseorang yaitu kemauan
kerja yang tinggi, kemampuan kerja yang sesuai dengan isi kerja, lingkungan kerja,
penghasilan dan hubungan kerja, selanjutnya Sumijo (1992: 22) menvebutkan
bahwa terwujudnya hubungan harmonis dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan
atasan, dalam lembaga pendidikan SMP atasan adalah kepala sekolah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang termasuk kinerja guru dalam melaksanakan
tugasnya, baik yang berasal dari dalam dirinya maupun yang berasal dari luar,
mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja, maka dipilih beberapa
faktor saja yang diduga mempunyai pengaruh terhadap kinerja yang dalam
penelitian ini adalah kinerja guru khususnya guru bahasa Inggris SMP yaitu faktor:
kesejahteraan guru, iklim kerja dan kepemimpinan kepala sekolah.
B. Kesejahteraan Guru
1. Pengertian Kesejahteraan Guru
Guru merupakan salah satu profesi dalam kependidikan yang mempunyai
peran strategis dalam pendidikan kita, yaitu sebagai pelaku utama dalam setiap
perubahan dan inovasi dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini Court (1993: 15)
-
mengemukakan guru merupakan pemeran utama dalam pembaharuan pendidikan.
Melalui guru, pembaharuan-pembaharuan tersebut dapat sampai kepada siswa,
dengan demikian tanggung jawab guru sangat besar untuk tercapainya tujuan
pendidikan, harus diakui bahwa kemajuan di bidang pendidikan sebagian besar
tergantung pada kewenangan dan kemampuan guru/staf pengajar.
Mengingat pentingnya peran guru dalam menentukan kemajuan
pendidikan, maka kebutuhan guru perlu diperhatikan, baik kebutuhan internal
maupun kebutuhan eksternal. Kebutuhan internal yaitu suatu kebutuhan manusia
secara universal yang meliputi: (1) kebutuhan fisik/biologis yaitu: sandang,
pangan, papan rekreasi, olah raga, dan lain-lain, (2) kebutuhan sosial psikologis
yang meliputi rasa aman, kepastian masa depan, ingin dihargai, berprestasi dan
lain-lain, serta (3) kebutuhan spintual/rohaniah, berupa menjalankan ibadah
menurut agama dan kepercayaannya. Kebutuhan ekternal yaitu kebutuhan diluar
guru terutama berupa fasilitas yang diperlukan untuk mewujudkan kondisi sekolah
sebagai lembaga pendidikan yang memungkinkan guru melaksanakan pekerjaan/
jabatan secara efektif, efisien, produktif dan berkualitas, seperti gedung sekolah,
laboratorium, perpustakaan, ruang kantor dan sebagainya (Depdiknas, 2001).
Kebutuhan internal dan eksternal guru dapat terpenuhi dengan memberikan
kesejahteraan pada guru baik kesejahteraan materiel maupun nonmateriel. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kesejahteraan material adalah kesejahteran untuk
pemenuhan kebutuhan internal fisik/biologis dan kebutuhan eksternal, sedangkan
kesejahteran non-materiel adalah kesejahteraan untuk pemenuhan kebutuhan
internal guru yaitu kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan kebutuhan
-
spiritual/rohaniah. Apabila kesejahteraan guru terjamin, diharapkan guru dapat
memberi perhatian lebih dalam proses pembelajaran.
Kesejahteraan dalam arti luas meliputi gaji, tunjangan-tunjangan, insentif
dan lain-lain yang diberikan karena menjalankan tugasnya. Lebih lanjut dikatakan
kesejahteraan meliputi aspek materiel yang berupa gaji, insentif, tersedianya
fasilitas seperti: perumahan, perpustakaan, tunjangan kesehatan dan sebagainya
dan aspek non materiel seperti, kemudahan kenaikan pangkat, suasana kerja,
perlindungan hukum, jaminan sosial.(Supriyadi, 1999: 7).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan kesejahteraan
adalah imbalan (kompensasi) yang diberikan kepada seseorang setelah
menjalankan tugasnya. Kesejahtehteraan ini meliputi aspek materiel dan non
materiel, kesejahteraan materiil untuk memenuhi kebutuhan internal manusia,
yaitu kebutuhan internal fisik/biologis dan kebutuhan ekternal. Kesejahteraan non
materiel adalah kesejahteraan untuk memenuhi kebutuhan internal sosial
psikologis dan spiritual/rohaniah.
Sejalan dengan hal ini, Surya (2002: 323) mengatakan upaya reformasi
persekolahan harus dimulai dengan penataan sumber daya manusia guru terutama
yang meliputi imbal jasa, suasana rasa aman dalam bekerja, kondisi kerja yang
baik, hubungan antar pribadi yang sehat dan kesempatan peningkatan karier.
Perhatian pemerintah Indonesia berkaitan dengan kesejahteraan guru tersurat
dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 40 ayat 1 yang bunyinya sebagai berikut: Pendidik dan
tenaga kependidikan berhak memperoleh: (a) penghasilan dan jaminan
-
kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai, (b) penghargaan sesuai dengan
tugas dan prestasi kerja, (c) pembinaan karier sesuai dengan pengembangan
kualitas, (d) perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual, dan (e) kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana,
fasilitas untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas (Depdiknas, 2003: 28).
Langkah yang sudah dilakukan pemerintah dalam peningkatan
kesejahteraan guru adalah dengan mengeluarkan kebijakan yaitu mengeluarkan
tunjangan sertifikasi guru. Diharapkan dengan kenaikan tunjangan sertifikasi guru
ini kesejahteraan guru akan meningkat, dengan demikian kinerja guru meningkat
dan prestasi siswa juga meningkat dan kualitas sumber daya manusia juga akan
meningkat pula dan lebih jauh lagi mutu pendidikan akan meningkat.
Berdasarkan uraian diatas yang dimaksud dengan kesejahteraan guru
adalah imbalan yang diberikan pada guru baik materiel maupun non materiel untuk
memenuhi kebutuhan internal dan ekternalnya. Pemberian kesejahteraan ini
tercermin dalam pemberian gaji/insentif, tunjangan sertifikasi guru, kondisi
sekolah yang berupa: rasa aman, nyaman dan penyediaan fasilitas, kelancaaran
kenaikkan pangkat, pemberian jaminan sosial dan pemberian penghargaan yang
sekaligus merupakan indikator dalam penelitian ini.
2. Kontribusi Kesejahteraan Guru terhadap Kinerja Guru Bahasa Inggris
Pada kajian teori telah disinggung, bahwa kesejahteraan guru berkontribusi
dengan kinerjanya, kesejahteraan guru banyak ditentukan oleh gaji yang
diterimanya. Dalam kenyataannya, pekerjaan guru tidak terbatas pada hanya
-
dikelas saja. Karena waktu dikelas terbatas, maka banyak tugas yang harus
diselesaikan dirumah.
Penghasilan guru diatur menurut ketentuan penggajian kepegawaian seperti
pegawai negeri lainnya (untuk guru yang berstatus PNS), sedangkan untuk guru
yang bukan PNS maka sistem penggajiannya diatur sesuai dengan peraturan dari
lembaga yang bersangkutan. Begitu pula untuk guru bantu penggajiannya juga
sesuai dengan ketentuan daerah masing-masing.
Beban kerja yang terlalu banyak dengan imbalan yang relatif kurang
memadai diduga mempengaruhi kinerja guru, terutama jika didukung oleh iklim
kerja yang kurang kondusif dan sarana prasarana sekolah yang kurang memadai di
samping itu juga gaya kepemimpinan kepala sekolah yang kurang mendukung.
C. Iklim Kerja
1. Pengertian Iklim Kerja
Dalam setiap organisasi termasuk sekolah, iklim dan lingkungannya
menjadi sangat penting, karena faktor tersebut akan memepengaruhi keberadaan
organisasi tersebut. Owens (1995: 86) mendeskripsikan iklim organisasi
merupakan studi terhadap persepsi yang dimiliki individu dari berbagai aspek
lingkungan dalam organisasi. Faktor iklim dalam sekolah merupakan suasana kerja
yang mengarah pada suasana hubungan dalam sekolah, iklim dipandang sebagai
sesuatu yang membedakan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain.
Iklim tersebut menurut Daresh (1989: 15) apabila membahagiakan sangat
mendukung terjadinya produksi yang optimal, oleh karena itu harus diusahakan
-
agar di sekolah-sekolah tercipta iklim yang baik, sehingga dimungkinkan
kerjasama yang baik antara semua pihak, baik itu kepala sekolah, guru, siswa,
orang tua siswa, maupun tenaga administrasi sehingga tujuan sekolah bisa tercapai,
dengan demikian jelas iklim kerja yang ada di suatu lingkungan sangat menentukan
keberhasilan aktivitas pekerjaannya.
Lingkungan kerja bagi guru adalah sekolah yaitu semua warga sekolah
seperti guru, siswa, staf administrasi kepala sekolah dan sebagainya oleh karena itu
iklim kerja di sekolah adalah iklim sekolah. Hoy dan Michael dalam (Suwato:
1999) mendeskripsikan iklim sekolah adalah seperangkat internal suatu sekolah
yang membedakannya dengan sekolah lain, dan karakteristik itu akan
mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada di sekolah. Iklim sekolah perlu
diciptakan oleh pimpinan sekolah (kepala sekolah) agar suasana sekolah menjadi
berpengaruh sehingga tercipta iklim kerja yang sejuk. Menurut Siswanto (1997:
45) iklim kerja di sekolah diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi, hubungan
antar pribadi (individu) dalam suatu organisasi termasuk sekolah tercermin dalam
interaksi antar individu, sejalan dengan hal tersebut Owens (1995: 92) menyatakan
yang artinya sistem interaksi yang berpengaruh dari organisasi berhubungan
langsung dengan struktur dan proses interaksi, keduanya saling bergantung dengan
cara yang dinamis yang membuat dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan lainnya.
2. Fungsi Iklim Kerja
Fungsi dari iklim kerja yaitu terjalinnya sebuah interaksi, interaksi antar
individu dapat ditinjau dari isi, bentuk atau jenis serta caranya, isi interaksi
-
menunjuk pada apa yang menyebabkan dua pihak atau lebih mengadakan
hubungan. Bentuk atau jenis interaksi menunjuk pada banyaknya pihak yang
terlibat dalam interaksi (pasangan timbal balik atau kelompok) dan formal atau
tidaknya interaksi (dalam acara resmi atau tidak resmi), cara interaksi menunjuk
pada media yang digunakan untuk melakukan interaksi.
Owens (1995: 93) menyatakan bahwa proses interaksi dalam sistem
interaksi yang saling mempengaruhi meliputi, komunikasi, motivasi,
kepemimpinan, penetapan tujuan akhir, pembuatan keputusan, koordinasi, kontrol
dan evaluasi, di lingkungan pekerjaan guru, iklim kerja sekolah yang kondusif
dibutuhkan agar para guru dapat melaksanakan tugasnya dengan senang hati,
penuh semangat dan gairah sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik,
adanya komunikasi yang baik antar sesama warga sekolah, hubungan yang akrab
antar individu, keterbukaan, keterlibatan guru dalam pengambilan keputusan,
penghargaan atas prestasi yang dicapai, menghormati dan menghargai sesama
warga sekolah dan sebagainya.
Setiap warga sekolah mempunyai peranan dalam membina hubungan
pribadi yang baik antar sesama warga sekolah. Menurut Sergiovanni (1982: 267)
dalam suatu organisasi termasuk sekolah terjadi optimal power equalization,
artinya setiap anggota memperoleh pengaruh dan dipengaruhi oleh anggota yang
lain, suara guru didengar oleh kepala sekolah, hubungan antara kepala sekolah
sebagai pimpinan dengan yang dipimpin dirasakan demokratis.
Berdasarkan uraian di atas iklim kerja yang kondusif sangat diperlukan
guru agar dapat bekerja secara optimal sehingga akan meningkatkan kinerjanya.
-
Iklim kerja di sini maksudnya adalah suasana kerja antara guru dengan guru, guru
dengan staf administrasi, guru dengan kepala sekolah, dan sekolah dengan orang
tua siswa. Dalam penelitian ini iklim kerja digambarkan pada suasana keakraban
dalam kedinasan dan kekeluargaan, persaingan, ketertiban organisasi sekolah,
keamanan dan tersedianya fasilitas serta hubungan antara sekolah dengan orang tua
siswa yang sekaligus merupakan indikator iklim kerja.
3. Kontribusi Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru
Dalam mencapai hasil yang baik dan optimal, seorang guru harus
mempunyai prestasi dalam pembelajarannya. Suasana kerja yang menyenangkan,
akan menjadi kunci pendorong bagi karyawan dan juga guru untuk menghasiikan
kinerja yang tinggi. Sesuai dengan pendapat di atas, kinerja seorang guru bisa
dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, guru dengan karyawan/pegawai tata usaha,
antara guru dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan kepala sekolah dan
dengan masyarakat sekitarnya.
Iklim kerja termasuk juga iklim sekolah merupakan perangkat sifat-sifat
lingkungan yang dirasakan langsung oleh pekerja termasuk guru serta diduga
punya pengaruh besar terhadap kinerja mereka. Hubungan sosial yang baik antar
pekerja termasuk guru dapat meningkatkan keakraban dan akan menunjukkan
kinerja yang baik pula. Hubungan antar pribadi dalam sekolah akan tercermin
dalam interaksi dan komunikasi antar individu. Hubungan antar pribadi itulah yang
membentuk organisasi. Perasaan positif, seperti senang, bahagia, tenang dan
tentram, rasa aman, rasa puas karena kebutuhan terpenuhi dengan baik, dan
sebagainya, akan berpengaruh terhadap kualitas kerja guru. Konsekuensinya
-
adalah guru yang bahagia akan menghasiikan produk yang lebih banyak dan
berkualitas. Selanjutnya, jika guru sukses menghasiikan produk yang banyak dan
berkualitas, ia akan lebih puas dengan tugas-tugasnya dan dengan demikian guru
tidak segan-segan melakukan kegiatan yang dikehendaki sekolah.
D. Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepemimpinan
Faktor penting dalam menggerakkan dan mengarahkan orang lain untuk
melaksanakan tugasnya adalah kepemimpinan, sebab kepemimpinan akan
menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim kerja
yang mendukung proses pelaksanaan organisasi secara keseluruhan, menurut Yukl
(1996: 3), kepemimpinan adalah kemampuan ketika orang-orang mengerahkan,
kelembagaan, politik, psikologi, dan sumber daya-sumber daya yang lain seperti
juga untuk menggerakkan/mengikutsertakan dan memberikan kepuasan sebagai
dorongan bagi para pengikutnya.
Menurut Hersey (1998: 86) kepemimpinan merupakan aktivitas untuk
mempengaruhi orang-orang untuk berjuang derni kepentingan bersama,
kepemimpinan didefinisikan sebagai pengaruh antar individu yang dilaksanakan
melalui komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu. Hersey (1998: 86)
mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses mempengaruhi
aktivitas-aktivitas secara individu atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan
prestasi dalam segala situasi.
-
Pengertian di atas menggambarkan bahwa kepemimpinan dapat terjadi
kapanpun ketika seseorang berusaha untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau
perilaku kelompok tanpa mempertimbangkan alasannya. upaya mempengaruhi
perilaku ini untuk mencapai tujuan dirinya atau tujuan orang lain, tujuan tersebut
mungkin sama atau mungkin berbeda dengan tujuan organisasi. Pemimpin adalah
orang yang memiliki kelebihan sehingga dia memiliki kekuasan dan kewibawaan
untuk menggerakkan, mengarahkan dan membimbing bawahan juga mendapat
pengakuan serta dukungan dari bawahan, sehingga dapat menggerakkan bawahan
untuk mencapai tujuan tertentu, mengenai pentingnya kepemimpinan dalam suatu
organisasi. Effendy (1999: 166) menyatakan arti penting kepemimpinan adalah
tanggung jawab dan pengembangan manusia, tanpa pemimpin, sebuah organisasi
hanyalah merupakan kemelut dari manusia dan mesin, kepemimpinan adalah
kemampuan membujuk orang lain agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan gairah. Mulyasa (2002: 107) menjelaskan kepemimpinan adalah
kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbmg dan
mengarahkan atau mengelola orang lain agar tercapainya tujuan bersama secara
efektif dan efisien.
Dari beberapa definisi seperti tersebut di atas, maka unsur-unsur yang
terkandung dalam kepemimpinan adalah: kepengikutan, kegiatan yang
mempengaruhi, dan tujuan. Sejalan dengan hal tersebut Iksan mengatakan bahwa
hal yang tidak dapat dihindari adalah bahwa kepemimpinan selalu melibatkan
unsur pemimpin, pengikut dan konteks. Ketiadaan salah satu dari ketiga unsur
-
tersebut akan menghilangkan esensi wacana kepemimpinan, yang pada akhimya
ketiadaan esensi pemimpin itu sendiri.
2. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam suatu organisasi termasuk sekolah, khususnya dalam
meningkatkan kinerja karyawan termasuk juga guru sangat dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan dimaksudkan sebagai cara seorang
pemimpin melakukan kegiatannya dalam membimbing, mengarahkan,
mempengaruhi dan mengerahkan para pengikutnya atau bawahannya kepada suatu
tujuan tertentu (Effendi, 1999: 181).
Pemimpin yang kepemimpinannya otoriter akan mempunyai ciri-ciri yaitu:
sering memberi kritik terhadap pekerjaan yang kurang sempurna, selalu memberi
instruksi yang tegas terhadap bawahan, tugas yang diberikan selalu diiringi dengan
standar tertentu, bawahan dalam melaksanakan tugas diharuskan mengikuti persis
seperti yang telah ditentukan pimpinan, mengadakan pengawasan yang ketat, tugas
yang diberikan selalu diberi batas waktu secara ketat, lebih mementingkan
pelaksanaan tugas dan pada mengadakan bimbingan maupun pengembangan
bawahan (Sutarto, 2001: 41)
Pemimpin dengan gaya demokratis lebih banyak mendelegasikan pekerjaan
kepada bawahan, dan ada kecenderungan untuk membantu bawahan dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Ciri-ciri yang menonjol dalam kepemimpinan
demokratis yaitu: ramah tamah, mau berkonsultasi dengan bawahan, memikirkan
kesejahteraan bawahan, memperlakukan bawahan secara manusiawi, selalu
berupaya menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, lebih banyak,
-
memberikan motivasi, lebih banyak melibatkan bawahan untuk berpartisipasi,
membantu bawahan dalam menyelesaikan masalah pribadi mereka (Sutarto, 2001:
41).
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan bebas, serba boleh, merasa bahwa
terciptanya tujuan dipikul oleh orang perorangan. Ciri-cirinya antara lain
melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan, keputusan dan
kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan, pemimpin hanya berkomunikasi
apabila diperlukan bawahan, prakarsa selalu datang dari bawahan, hampir tak ada
pengarahan dari pimpinan (Sutarto, 2001: 42)
Perilaku kepemimpinan kepala sekolah diwujudkan dalam gaya kepala
sekolah dalam memimpin lembaganya, gaya kepemimpinan adalah pola-pola
perilaku pemimpin yang digunakan untuk mempengaruhi aktivitas orang-orang
yang dipimpin untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Aktivitas pemimpin
dalam mencapai tujuan organisasinya dapat berupa bagaimana pemimpin
mengembangkan program organisasinya, menunjukkan disiplin yang sejalan
dengan tata tertib yang yang telah dibuat, memperhatikan bawahannya dengan
memperhatikan kesejahteraannya, serta bagaimana pemimpin berkomunikasi
dengan bawahannya.
Kemantapan kegiatan dan keberhasilan suatu organisasi sering tidak hanya
ditentukan oleh lengkapnya unsur non-manusiawi dan struktur organisasi,
melainkan akan sangat ditentukan oleh unsur sumber daya manusia yang terlibat
dalam organisasi itu sendiri. Ndraha (2000: 25), unsur manusia di satu pihak akan
dapat mendukung tugas organisasi dan fungsi pengelolaannya, sementara di pihak
-
lain dapat pula menjadi kendala kelancaran tugas organisasi dan pengelolaannya.
Kedua kenyataan ini dilatarbelakangi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat
yang timbul dari dalam dan dari luar diri manusia itu sendiri, seorang pemimpin
atau atasan seharusnya mempertimbangkan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan
yang ada pada bawahannya. Dengan demikian gaya kepemimpinan kepala sekolah
akan berpengaruh terhadap munculnya dorongan yang berasal dari dalam diri
bawahan untuk melakukan tugas-tugasnya. Setiap bawahan akan bekerja secara
efektif dan penuh semangat bila memperoleh kepuasan dalam memenuhi keinginan
dan cita- cita hidupnya. Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus bemsaha
memahami keinginan atau cita-cita hidup anggota organisasinya termasuk
kesejahteraannya.
Ada dua macam kesejahteraan yang perlu diperhatikan yaitu, kesejahteraan
materiel dan kesejahteraan batin. Kesejahteraan materiel menyangkut pemenuhan
kebutuhan hidup, gaji yang relatif cukup, dana kesehatan, dana pensiun, pemmahan
dan sebagainya. Kesejahteraan batin meliputi perasaan aman, perasaan diakui,
perasaan diperlakukan adil, perasaan berpartisipasi, perasaan dianggap pentmg,
perasaan memperoleh harga diri dan sebagainya.
Gaya kepemimpinan kepala sekolah mempakan bagian dari berbagai aspek
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan yang dijalankan oleh kepala sekolah dalam
memimpin bawahannya diduga dapat mempengaruhi iklim kerja. Semakin
demokratis gaya kepemimpinan kepala sekolah akan membuat iklim kerja menjadi
lebih baik, dan semakin demokratis gaya kepemimpinan kepala sekolah diduga
akan mempengaruhi tingkat kinerja guru yang dipimpinnya baik secara langsung
-
maupun tidak langsung, hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan kepala
sekolah yang demokratis lebih banyak memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan kreativitasnya serta membuka peluang lebih besar untuk berperan
serta dalam merealisasikan program-program sekolah.
3. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepala Sekolah adalah merupakan pemimpin pendidikan di tingkat satuan
pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat sehingga mampu
membawa peserta didik sukses dalam mencapai cita-cita di sekolah. Kepala
Sekolah menurut Depdiknas (2000:1) dijelaskan bahwa Kepala Sekolah adalah
Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau Yayasan yang memenuhi persyaratan
tetentu dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah untuk memimpin
penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah
dengan senantiasa meningkatkan kemampuan, pengabdian dan kreatifitasnya, agar
dapat melaksanakan tugas secara profesional.
Dalam kaitannya dengan kinerja karyawan termasuk guru, maka gaya
kepemimpinan kepala sekolah sangat mempengaruhinya, dalam konteks
pengembangan kualitas kerja di sekolah termasuk kinerja guru, maka peran kepala
sekolah adalah memberdayakan guru dan karyawan, dengan memberikan
kesempatan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kariernya. Kebanggaan
akan hasil karya sendiri, interes atau minat terhadap sesuatu hal, dapat
meningkatkan kualitas guru. Berkaitan dengan hal tersebut, Greenfield (Rumtini,
2001) mengatakan bahwa sekolah sebagai suatu bentuk keorganisasian moral
berbeda dengan bentuk keorganisasian lain, terutama yang berorientasi pada
-
keuntungan (laba). Sebagai suatu organisasi, kesuksesannya tidak hanya ditentukan
oleh kepala sekolah melainkan juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses
itu sendiri, dalam peranannya tersebut, kepala sekolah dapat berfungsi sebagai
motivator, direktur, dan evaluator.
Niron (2001: 105) mengemukakan lima peran kepala sekolah, yaitu sebagai
manajer, pemimpin pengajaran dan supervisor, pencipta iklim kerja, sebagai
administrator, dan sebagai koordinator kerjasama sekolah dengan orang tua siswa
dan masyarakat. Lebih lanjut Niron menjelaskan bahwa kegiatan memimpin yang
dilakukan kepala sekolah, lebih diarahkan untuk memberdayakan guru dan
personalia sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan, bila dikaitkan dengan
manajemen berbasis sekolah (MBS), menurut Kusmanto (2004: 9) karakter ideal
kepemimpinan kepala sekolah sesuai dengan misi/visi MBS adalah kepala sekolah
setidaknya memiliki paradigma peningkatan mutu pendidikan di tempat dia
mengabdi. Kepala sekolah haruslah profesional yang memahami tentang rencana
strategi mutu sekolah, merumuskan program mutu pembelajaran, serta memiliki
analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Treats) yang aktual tentang
lingkungan sekolah dan interaksi belajar mengajar di sekolah.
Dari uraian di atas, maka kepemimpinan kepala sekolah yang dapat
mempengaruhi kinerja guru adalah: kemampuannya sebagai organisator,
administrator, supervisor, keteladanan, peneiptaan iklim kerja yang baik melalui
manajemen terbuka, hubungan kerjasama dan komunikasi, serta pemberdayaan
guru. Peranan kepala sekolah mi direfleksikan dalam gaya kepemimpinan kepala
sekolah dan tercermin pada perilaku atau sikap keterbukaan, perhatian terhadap
-
bawahan, interaksi, dan dalam pengambilan keputusan, sikap-sikap kepemimpinan
kepala sekolah ini merupakan indikator dalam penelitian ini.
4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
Kepemimpinan kepala sekolah sangat besar artinya dalam meningkatkan
kinerja guru. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan
dapat direalisasikan. Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan tercermin
dalam kemampuannya memberdayakan guru, menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya, melakukan hubungan yang harmonis baik dalam interen sekolah
maupun di luar sekolah, mampu menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang
sesuai dengan tingkat kedewasaan guru, dan berhasil mewujudkan tujuan sekolah.
Peran penting kepala sekolah sebagai pemimpin adalah membuat
orang-orang seperti guru dan karyawan yang berasal dari berbagai latar belakang
yang berbeda, karakter yang berbeda dapat bersatu untuk mencapai tujuan sekolah,
maka kepala sekolah harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dan
kompetitif, serta mengembangkan wawasan mutu dalam semua aktivitas
pendidikan yang dilakukan guru, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Kinerja
guru akan dapat meningkat jika kepala sekolah dalam kepemimpinannya selalu
mengkomunikasikan visi, misi, rencananya dengan guru secara bersama-sama
sehingga mereka terlibat dalam komitmennya, memberikan kepercayaan yang
tinggi kepada guru dalam melaksanakan tugasnya, bersedia memberikan
bimbingan, pengarahan atau contoh kepada guru dan kreatif menciptakan iklim
-
kerja yang baik, kepala sekolah juga harus menunjukkan keteladanan, terbuka
dalam manajemennya, sabar dan penuh perhatian.
E. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Nurita Andriani dalam jurnal aplikasi manajemen, volume 2 tentang
iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan nilai thitung 2.941
antara kinerja karyawan dengan iklim dan kepuasan kerja.
2. Penelitian Carudin dalam Jurnal ISSN Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011 di
Kabupaten Indramayu dengan signifikansi 0,01 diperoleh harga F hitung 7.274
dan F tabel 1.989 yang artinya kepemimpinan kepala sekolah dan iklim kerja
sekolah secara simultan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rohwani Purwani (2004) dalam tesis dengan
judul faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja guru SLTP Muhammadiyah
di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
positif dan signifikan antara lingkungan sekolah dengan etos kerja guru (Rx1-
Y23= 0,177) ini berarti bahwa etos kerja guru dipengaruhi oleh lingkungan
sekolah.
F. Kerangka Berpikir
Penelitian ini didasarkan pada kinerja guru sebagai faktor utama dalam
proses pembelajaran, sebagai seorang yang mempunyai kebutuhan baik internal
maupun eksternal maka guru harus mendapatkan pendapatan yang layak yang bisa
dicukupi dengan gaji dan tunjangan, fasilitas pribadi yang layak, jenjang karier,
-
kompetensi yang dijamin oleh undang-undang supaya lebih tenang dalam bekerja.
Selain kesejahteraan, kinerka guru juga tergantung pada iklim yang kondusif
dimana guru bekerja karena manusia sebagai makhluk sosial harus mampu
berinteraksi dengan lingkungan yaitu rekan kerja, administrasi yang tidak sulit,
sarana penunjang, jaminan keamanan dalam bekerja serta pertanggung jawaban
kepada wali murid dan lingkungan yang mendukung. Adanya kepala sekolah juga
dapat mempengaruhi kinerja guru karena sebagai pemimpin harus bisa menjalin
hubungan kerja yang baik dengan bawahan, dengan cara komunikasi intensif dan
menjalin hubungan secara internal emosional antara kepala sekolah dan guru,
untuk lebih memahami alur dari penelitian dapat dilihat dalam skema berpikir
dimana bagian atau indikator pokok yang paling penting dan secara urut dari atas
kebawah, yang artinya untuk mencukupi indikator dibawah hauslah dicukupi
kebutuhan yang terletak diatas dahulu sehingga jika sudah terpenuhi semua maka
kinerja guru bahasa Inggris SMP Negeri di Kabupaten Jepara akan baik.
G. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara dalam sebuah penelitian, sedangkan
dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah :
5. Terdapat kontribusi kesejahteraan guru, sebagai variabel bebas (X1) terhadap
kinerja guru, sebagai variabel terikat (Y).
6. Terdapat kontribusi iklim kerja, sebagai variabel bebas (X2) terhadap kinerja
guru, sebagai variabel terikat (Y).
7. Terdapat kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, sebagai variabel bebas
(X3) terhadap kinerja guru, sebagai variabel terikat (Y).
-
8. Terdapat kontribusi kesejahteraan guru (X1), iklim kerja (X2), kepemimpinan
kepala sekolah (X3) secara simultan terhadap kinerja guru bahasa inggris SMP
di Kabupaten Jepara
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan manfaat penelitian ini adalah penelitian terapan, karena hasil
penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam peningkatan sumber daya
manusia khususnya masalah kinerja. Sedangkan berdasarkan tujuan, penelitian ini
menggunakan jenis penelitian eksplanatif karena ingin menjelaskan pengaruh
pola-pola yang berbeda tetapi ada keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan
sebab akibat.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di seluruh Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri di Kabupaten Jepara yang berjumlah 58 (lima puluh delapan) sekolah yang
tersebar dalam 16 kecamatan. Sebelum penelitian dimulai dilakukan pra survei
yang dilaksanakan pada bulan juni 2012 dan dilanjutkan dengan penyelesaian
(penyempurnaan) proposal. Uji coba instrumen dilaksanakan pada pertengahan
bulan agustus 2012. Pengumpulan data dan penyelesaian laporan dilaksanakan
mulai bulan Oktober 2012. Metode penelitian ini menggunakan metode survei
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat
menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.
-
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yaitu suatu penelitian yang menggunakan angka-angka perhitungan
statistik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kesejahteraan guru, iklim kerja
dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru bahasa inggris baik secara
sendiri-sendiri pada tiap indikator maupun secara simultan (bersama-sama)
variabel X terhadap Y. Adapun desain penelitian ini digambarkan dalam skema
sebagai berikut:
Gambar 3.1. Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
D. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru bidang studi bahasa
Inggris ditingkat SMPN se Kabupaten Jepara yang berjumlah 369 guru. Karena
keterbatasan kemampuan, waktu, biaya dan tenaga, maka tidak semua guru bahasa
Inggris SMPN diteliti, sehingga diambil sampel penelitan untuk dijadikan obyek
penelitian.
KINERJA GURU
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Iklim Kerja
Kesejahteraan Guru
-
E. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode random
sampling (sampel acak sederhana), yakni metode penarikan sebagian atau seluruh
sampel dari populasi dengan mengundi, sehingga tiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah 10-15 persen dari jumlah populasi 369 maka diperoleh jumlah
36,9 guru bahasa Inggris SMP di Jepara yang peneliti bulatkan menjadi 40 sampel.
369100
10 = 36,9
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial, instrumen yang baik hendaknya diuji validitas dan
reliabilitasnya, sehingga layak untuk digunakan. Instrumen dalam penelitian ini
berupa angket yang berisi daftar pertanyaan, dan sebelum membuat daftar
pertanyaan, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi pertanyaan sesuai dengan landasan
teorinya. Daftar pertanyaan pada angket mempunyai 5 alternatif jawaban dan tiap
item soal diberi skor dengan nilai tertinggi 5 dan terendah 1, suatu instrumen
dikatakan baik apabila memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel.
1. Validitas
Validitas, sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang di teliti secara
tepat. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruksi
yaitu validitas yang disusun berdasarkan teori yang relevan dan pengujian
-
validitasnya dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item
instrumen. Pengujian terhadap butir soal digunakan analisis butir yaitu
mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Mengukur korelasi antar faktor, skor
faktor dengan skor total, skor butir dengan skor total, menggunakan rumus korelasi
product moment (Arikunto, 2006 : 160), adalah sebagai berikut :
2222 yyxx
yxxyrxy
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi
X = Skor tiap butir soal
Y = Skor total yang benar dari tiap subjek
N = Jumlah subjek
(Arikunto, 2006: 256)
Hasil uji coba angket pada lampiran 3 halaman 91 menunjukkan bahwa dari
23 butir soal kesejahteraan guru, 21 butir soal iklim kerja 28 butir soal
kepemimpinan kepala sekolah dan 24 butir soal kinerja guru semua buitr soal valid
sehingga dapat atau layak digunakan untuk keperluan.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 168). Pengujian reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini menggunakan Internal Consistency karena pengujiannya dilakukan
dengan cara mencobakan instrumen cukup sekali saja, kemudian data yang
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dan hasilnya untuk memprediksi
-
reliabilitas instrumen. Pengujian relibilitas menggunakan rumus Alpha karena
skornya bukan 1 dan 0 atau skornya berskala 1 5.
2
2
11 11
t
b
k
kr
Keterangan :
11r : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b : jumlah varians butir
2
t : varians total
(Arikunto, 2006: 193)
Hasil uji coba angket pada lampiran 4 harga koefisien reliabilitas untuk
variabel kesejahteraan guru sebesar 0.700 untuk variabel iklim kerja sebesar 0.685,
untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah sebesar 0.650 dan kinerja guru 0.667
lebih besar dari lebih besar dari 0,60 untuk = 5% dengan n = 20 dengan demikian
angket dari ketiga variabel penelitian ini reliabel
G. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukan variasi baik dalam jenis
maupun tingkatanya. Adapun variabel-variabel yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas atau independent variable adalah faktor atau unsur yang
menentukan atau mempengaruhi adanya faktor atau unsur lain, yang terdiri dari
Kesejahteraan guru (X1), Iklim kerja (X2), dan Kepemimpinan kepala sekolah (X3).
-
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat atau Dependent variable adalah variabel yang timbul dalam
hubungan yang fungsional atau sebagai pengaruh dari variabel bebas. Adapun
yang menjadi variabel Y dalam penelitian ini adalah kinerja guru bahasa Inggris
SMP Negeri se kabupaten Jepara.
H. Teknik Pengumpulan Data
Alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner (angket)
Kuesioner (angket) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang diketahui. Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan
responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Dengan angket ini responden mudah
memberikan jawaban karena alternatif jawaban sudah disediakan dan membu-
tuhkan waktu singkat dalam menjawabnya.
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
atau close form quesioner. Angket disusun dengan menyediakan pilihan jawaban
yang tertutup, artinya alternatif jawaban sudah disediakan dan responden tinggal
memilih salah satu butir dari yang telah disediakan. Dalam hal ini alternatif
jawaban ada 5 butir yakni selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang
(JR), dan tidak pernah (TP), untuk setiap pertanyaan masing-masing jawaban diberi
skor 1 sampai 5, adapun kriteria atau penskoran adalah sebagai berikut SL = 5, SR =
4, KD = 3, JR = 2, dan TP = 1.
-
2. Interview (wawancara)
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan,
adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara (interviewer) untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006: 32). Wawancara ini ini
dilaksanakan kepada responden untuk melengkapi data angket dengan dasar
pertanyaan sama dengan yang terdapat pada angket.
Wawancara ini digunakan untuk lebih menegaskan jawaban yang dijawab
oleh responden apakah benar-benar sesuai dengan keadaan dari apa yang diisi pada
angket tersebut. Hasil wawancara diperoleh bahwa responden dalam mengisi
angket memang benar-benar sesuai dengan keadaan dari apa yang diisi dalam
angket tersebut.
I. Analisis dan Interpretasi Data
Data hasil penelitian ini dianalisis serta diinterpretsikan dengan mengguna-
kan analisis regresi linier berganda, yang secara manual dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebaga berikut.
Keterangan :
= Kinerja guru
a = Konstanta
b = Koefisien regresi (b1, b2, b3)
X1 = Kesejahteraan guru
X2 = Iklim Kerja
X3 = Kepemimpinan Kepala Sekolah
-
Untuk menentukan besarnya konstanta (a) dan koefisien regresi (b1, b2, b3) adalah:
332211 XbXbXbYa
2
321
2
3
2
2
2
1
2
3212
2
211
..
..
xxxxxx
xxxyxxyxb
2
321
2
3
2
2
2
1
2
3211
2
122
..
..
xxxxxx
xxxyxxyxb
2
321
2
3
2
2
2
1
2
321
2
3
2
133
..
..
xxxxxx
xxxxxyxb
Di mana:
111 XXx i ; 222 XXx i ; 332 XXx i ; YYy i
Untuk menghitung standar eror koefisien regresi (Sb1 dan Sb2):
2
112
321
2
3
2
2
2
1
2
22
1 ;..
bbb SSxxxxxx
xSeS
2
222
321
2
3
2
2
2
1
2
12
2 ;..
bbb SSxxxxxx
xSeS
2
332
321
2
3
2
2
2
1
2
32
3 ;..
bbb SSxxxxxx
xSeS
Untuk menghitung uji partial (uji t) koefisien regresi adalah:
3
333
2
222
1
111 ;;
bbb S
bt
S
bt
S
bt
Menghitung koefisien korelasi derajat nol (korelasi antar variabel) adalah:
22
1
111
.
:
yx
yxrdanYX
-
22
2
222
.
:
yx
yxrdanYX
22
3
233 :
yx
yxrdanYX
2
3
2
2
2
1
321321
.
:
xxx
xxxrdanXX
Rumus untuk menghitung analisis varians pengujian koefisien regresi simultan (uji
F) adalah:
Keterangan :
Y = kinerja guru
X1 = kesejahteraan guru
X2 = iklim kerja
X3 = kepemimpinan kepala sekolah
a = konstanta
b = kemiringan kurva regresi
Hipotesis: H0:b1=b2=b3=0 (X tidak berpengaruh terhadap Y); HA:bi0, minimal
untuk satu nilai b. Kriteria uji: H0 diterima jika probabilitas F > 0,05; H0 ditolak jika
probabilitas F < 0,05.
J. Hipotesis Statistik
Berdasarkan pada masalah penelitian, hipotesis statistic dalam penelitian ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Hipotesis Pertama
H0 : rx1y = 0 (tidak ada hubungan antara X1 dan Y)
-
H0 : rx1y 0 (ada hubungan antara X1 dan Y)
2. Hipotesis Kedua
H0 : rx2y = 0 (tidak ada hubungan antara X2 dan Y)
H0 : rx2y 0 (ada hubungan antara X2 dan Y)
3. Hipotesis Ketiga
H0 : rx3y = 0 (tidak ada hubungan antara X3 dan Y)
H0 : rx3y 0 (ada hubungan antara X3 dan Y)
4. Hipotesis Keempat
H0 : Ry.123 = 0 (tidak ada hubungan antara X1, X2, X3 dan Y)
H0 : Ry.123 0 (ada hubungan antara X1, X2, X3 dan Y)
Keterangan :
X1 = Kesejahteraan guru
X2 = Iklim kerja
X3 = Kepemimpinan kepala sekolah
Y = Kinerja guru
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV akan dibahas mengenai data hasil penelitian tentang kontribusi
kesejahteraan guru, iklim kerja, dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru bahasa inggris SMP Negeri di Kabupaten Jepara, setelah peneliti melakukan
penelitian di lapangan kemudian mentabulasikan data tersebut dalam sebuah tabel.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitaif sehingga dari data yang berupa
angket atau daftar pertanyaan dibuat scoring/penyekoran sehingga data yang
berupa kata berubah menjadi angka, hasil penelitian secara rinci akan dijabarkan
pada bagian bawah ini.
A. Hasil Penelitian
1. Data Kuesioner
Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran
hasil jumlah skor yang diperoleh masing-masing varibel, penelitian dilakukan pada
40 orang responden dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian
No X1 X2 X3 Y
1 105 82 108 81
2 97 82 123 87
3 98 79 113 76
4 100 86 117 83
5 102 73 103 75
6 96 82 118 83
7 88 81 114 82
8 97 72 117 77
-
No X1 X2 X3 Y
9 86 81 96 79
10 101 87 108 84
11 88 90 113 81
12 89 80 112 83
13 72 67 99 63
14 84 76 100 73
15 93 82 109 81
16 89 91 105 74
17 94 80 109 78
18 72 74 128 76
19 93 73 86 74
20 90 80 103 90
21 89 80 100 66
22 80 81 91 77
23 92 82 107 73
24 69 71 97 67
25 88 82 93 75
26 83 78 90 67
27 89 83 101 71
28 83 84 106 82
29 75 81 110 71
30 95 82 96 78
31 91 83 110 81
32 92 78 107 73
33 88 66 111 68
34 83 78 104 71
35 93 72 107 78
36 73 72 109 76
37 105 88 112 89
38 91 85 121 85
39 98 84 112 77
40 89 79 105 74
a. Kinerja Guru
Data kinerja guru dalam penelitian ini diperoleh dari indikator-indikator
variabel kinerja guru. Data kinerja guru berupa total skor yang diperoleh dari
jawaban responden terhadap instrumen dengan indikator-indikator yang berkaitan
-
dengan aktivitas responden sebagai guru. Berdasarkan keempat indikator utama
dikembangkan menjadi 24 pernyataan. Dari 24 pernyataan yang telah disusun
dalam instrumen penelitian tersebur ternyata 24 butir memenuhi uji validitas dan
reliabilitas. Berdasarkan hasil pengumpulan data kinerja yang diperoleh,
persebaran perolehan skor kinerja guru dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kinerja guru
No Interval Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Relatif (%) Kriteria
1 24 38 0 0 Sangat rendah 2 39 58 0 0 Rendah 3 59 78 24 60 Sedang 4 79 98 16 40 Tinggi 5 99 120 0 0 Sangat tinggi
Jumlah 40 100
Dari tabel distribusi frekuensi kinerja guru bahasa inggris SMP Negeri di
Kabupaten Jepara dapat disajikan grafik histogramnya sebagai berikut:
Gambar 4.1. Histogram Kinerja Guru
Dari tabel dan histogram di atas menunju