KINERJA DAN DAYA SAING EKSPOR MANUFAKTUR · PDF fileSeperti halnya dalam kasus TPT di atas,...
Transcript of KINERJA DAN DAYA SAING EKSPOR MANUFAKTUR · PDF fileSeperti halnya dalam kasus TPT di atas,...
1
KINERJA DAN DAYA SAING EKSPOR MANUFAKTUR INDONESIA
Analisis Mingguan Kadin Indonesia, January 2006
Tulus Tambunan Kinerja
Salah satu hal yang nyata dari perubahan struktur ekonomi Indonesia dalam 30 tahun belakangan ini adalah
semakin besarnya kontribusi industri manufaktur di dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB) and total
ekspor non-migas (lihat Gambar 1 sebagai suatu ilustrasi). Perubahan ini terutama disebabkan oleh kebijakan
industrialisasi pada era Orde Baru, dengan strategi substitusi impor. Negara tujuan paling utama bagi ekspor
manufaktur Indonesia adalah Amerika Serikat, disusul kemudian oleh Jepang dan Uni Eropa (EU); walaupun
akhir-akhir ini UE mengambil posisi teratas (Tabel 1).
Semakin pentingnya ekspor manufaktur di dalam total ekspor non-migas Indonesia dapat dilihat di Tabel 2,
yang menunjukkan produk-produk ekspor Indonesia yang masuk di dalam kategori 50 produk utama didominasi
oleh barang-barang manufaktur dengan barang-barang elektronik pada posisi teratas berdasarkan nilai ekspor pada
tahun bersangkutan. Namun demikian, Indonesia masih belum unggul di pasar dunia dalam banyak produk-
produk manufaktur. Indonesia masih tetap menjadi eksporter terbesar hanya untuk produk-produk tradisional
seperti misalnya untuk crude palm oil (CPO), Indonesia menduduki posisi teratas dengan saham sebesar 35
persen (Tabel 3).
Ada dua produk manufaktur yang selama ini Indonesia mencoba menjadi salah satu pemain besar di pasar
global berdasarkan faktor utama keunggulan komparatif yang dimikiki Indonesia, yaitu tenaga kerja dengan upah
murah. Kedua produk tersebut adalah tekstil dan produknya (TPT) dan elektronika. Namun pengalaman di banyak
negara produsen lainnya seperti China, Korea Selatan dan Jepang, menunjukkan bahwa dalam era teknologi maju
sekarang ini, tenaga kerja murah tidak bisa lagi diandalkan sebagai satu-satunya penentu daya saing kedua
kelompok produk tersebut. Banyak faktor lain yang bahkan cenderung dominan dalam menentukan keberhasilan
suatu negara dalam ekspor kedua produk tersebut yakni ketersediaan/penguasaan teknologi, pembangunan
industri pendukung yang solid dan ketersediaan infrastruktur yang baik.
TPT
Sebagai suatu ilustrasi, Tabel 4 menunjukkan bahwa negara pemasok terbesar tekstil ke pasar EU, selain EU itu
sendiri, adalah China, disusul kemudian oleh Turki, India dan Pakistan. Indonesia tidak termasuk di dalam “4
Besar” ini. Di luar kelompok 4 Besar ini, pesaing Indonesia terberat di Asia adalah Jepang, Korea Selatan dan
Taiwan. Pada tingkat dunia, eksporter utama tekstil di pasar dunia adalah EU dan China pada posisi ke dua (Tabel
5). Lemahnya posisi Indonesia relatif terhadap China dalam ekspor TPT terrefleksi oleh rendahnya volume
produksi TPT Indonesia dalam yang dengan sendirinya membuat kemampuan Indonesia untuk ekspor TPT lebih
kecil dibandingkan China (Tabel 6). Indonesia tidak hanya jauh lebih lemah dibandingkan China dalam ekspor
tekstil, terutama China sangat unggul dalam produk-produk dasar seperti kain (Tabel 7), tetapi juga dalam ekspor
produk-produknya seperti pakaian jadi, yang sebenarnya merupakan andalan ekspor TPT Indonesia selama ini
(Tabel 8,9, dan 10)..
2
Paling tidak ada dua faktor utama yang membuat Indonesia dibawah China dalam ekspor TPT. Pertama
adalah supply bottleneck yang selama ini dialami Indonesia yang membuat volume produksi TPT di Indonesia
tidak optimal (realisasi lebih rendah dari kapasitas produksi) (Gambar 2), yang disebabkan oleh banyak faktor,
mulai dari keterbatasan modal (antara lain karena sulitnya mendapatkan dana pinjaman dari perbankan) dan sering
terjadinya distorsi dalam pengadaan bahan baku baik dalam arti harga bahan baku yang tidak stabil maupun
dalam arti suplai pasokan yang sering macet . Kedua adalah daya saing TPT Indonesia yang semakin buruk (nanti
dibahas di bawah), yang antara lain disebabkan oleh belum adanya industri-industri pendukung di dalam negeri
dan berbagai macam distorsi termasuk di pasar input. Akibat dari dua faktor ini dapat juga dilihat dari Gambar 3,
4 dan 5 yang menunjukkan persentase TPT baik di dalam total output manufaktur maupun total ekspor
manufaktur Indonesia terus mengalami penurunan.
Pasar TPT yang menjadi tempat persaingan paling ketat antara Indonesia dan China adalah AS dan EU.
Studi dari Wattanapruttipaisan (2005) menunjukkan betapa kuatnya China di dua pasar tersebut; sementara
pangsa ekspor TPT Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan China (Tabel 11). Proyeksi-proyeksi yang ada hingga
saat ini tidak menunjukkan masa depan (setelah kuota dihapuskan) yang cerah bagi TPT Indonesia di pasar AS
maupun EU. Misalnya hasil studi dari Nordas (2004) memprediksi ekspor TPT Indonesia ke AS akan turun
(Gambar 6) sedangkan ke EU tidak mengalami perubahan (Gambar 7). setelah kuota di hapuskan.
Barang-barang listrik
Dalam ekspor produk-produk listrik Indonesia juga masih lemah posisinya. Berbeda dengan TPT, dalam
perdagangan produk-produk listrik, di Asia Indonesia praktis bersaing ketat dengan semua negara lainnya, seperti
Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, Singapura, Malaysia dan tentu saja China. Untuk banyak produk listrik,
China unggul atas negara-negara eksportir lainnya dari Asia. Sebagai suatu ilustrasi, untuk tiga jenis produk
listrik, dapat dilihat di Tabel 12 s/d 14.
Walaupun pemerintah Indonesia berusaha membuat produk-produk elektronik sebagai salah satu bagian
terpenting dari ekspor non-migas nasional, namun sampai sekarang industri elektronik di dalam negeri masih
belum mendominasi industri manufaktur nasional; bahkan porsi outputnya di dalam total output manufaktur
Indonesia cenderung menurun dalam beberapa tahun belakangan ini (Gambar 8). Seperti halnya dalam kasus TPT
di atas, ekspor elektroniks Indonesia juga mengalami dua kendala serius, yakni supply bottleneck yang selama ini
dialami Indonesia yang membuat volume produksi TPT di Indonesia tidak pernah optimal (Gambar 9), dan
rendahnya daya saing TPT Indonesia, terutama karena masih rendahnya kemampuan teknologi dan belum
berkembangnya industri-industri pendukung.
Daya Saing
Kesalahan besar yang terus dilakukan Indonesia hingga saat ini dalam berkompetisi di pasar global adalah tetap
mengandalkan pada faktor-faktor keunggulan komparatif seperti upah buruh yang relatif murah, bahan baku
dalam jumlah besar dan bervariasi, tanah yang luas dan subur, serta iklim yang baik. Padahal pengalaman di
banyak negara termasuk Korea Selatan, Taiwan, Jepang dan banyak lagi sudah lama menunjukkan bahwa dalam
era teknologi maju, daya saing suatu produk tidak lagi hanya ditentukan oleh faktor-faktor keunggulan alami
3
seperti tersebut di atas, tetapi juga, dan bahkan lebih ditentukan oleh faktor-faktor keunggulan kompetitif,
yakni faktor-faktor keunggulan yang harus diciptakan oleh manusia seperti keahlian, teknologi, infrastruktur,
lingkungan usaha yang kondusif, tenaga kerja yang disiplin dengan etos kerja yang tinggi, dsb.nya.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengkaji perkembangan daya saing suatu produk, diantaranya
adalah membandingkan antara pertumbuhan saham dari suatu produk di pasar dunia dengan pertumbuhan
permintaan pasar dunia terhadap produk tersebut. Jika, misalnya pangsa ekspor TPT dari Indonesia meningkat
dan pada saat yang sama permintaan dunia terhadap TPT juga meningkat, berarti daya saing TPT Indonesia
semakin baik. Di Gambar 10, produk-produk dengan daya saing yang meningkat terletak di wilayah (blok)
“champions”. Yang termasuk di dalam blok ini adalah kebanyakan produk-produk non-manufaktur, dan beberapa
jenis produk elektronik seperti mesin otomatis pengolahan data dan bagian-bagian tertentu dari komputer.
Sedangkan dilihat dari perspektif struktural, produk-produk ekspor Indonesia yang mempunyai keunggulan
berada di wilayah ”stars” (Gambar 11).
Metode lainnya yang lebih umum digunakan dalam menganalisis daya saing suatu (atau kelompok) barang di
pasar global adalah dengan menghitung Indeks RCA. Nilai RCA>1 berarti daya saing Indonesia di atas rata-rata
dunia; sedangkan nilai RCA<1 berarti daya saing Indonesia lebih rendah dari rata-rata. Tabel 15 menunjukkan
TPT Indonesia mempunyai daya saing di atas rata-rata, namun untuk barang-barang elektronik, khususnya IT dan
elektronik rumah tangga dan komponen-komponen listrik daya saing Indonesia buruk
Tabel 1. Ekspor non-migas Indonesia menurut negara tujuan, Januari-April 2005
Keterangan: titik dan koma dalam pengertian Inggris (juga untuk tabel-tabel dalam bahasa Inggris berikutnya) Sumber: Deprind. database.
4
Tabel 2
Sumber: ITC/WTO (database)
5
Tabel 3
Ekspor Indonesia menurut kelompok produk dan pemain utama di pasar global, 1999-2003
Source: UNCTAD/ITC.
6
Table 4 Impor tekstil EU (15) menurut wilayah dan negara pemasok, 2003 (miliar US$ and %)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: WTO (2004a).
7
Tabel 5 Negara pengekspor dan pengimpor Utama Tekstil, 2003 (miliar US$ dan %)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: WTO (2004a).
8
Tabel 6 Nilai Ekspor Tekstil dari Beberapa Negara Pengekspor, 1990-03 (mil. US$ dan %)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: WTO (2004).
9
Tabel 7 Ekspor Kain Tekstil (code 651) menurut negara pengekspor : 1999-2003
(000 US$)
1999 2000 2001 2002 2003 CHINA 2,158,055 2,684,667 2,722,431 3,073,666 3,831,518ITALY 2,434,822 2,553,456 2,464,138 2,419,742 2,705,644GERMANY 2,077,504 2,013,441 2,000,999 2,462,969 2,173,924INDIA 1,627,466 2,001,984 1,605,487 1,822,114 1,941,917USA 1,817,032 2,058,066 1,673,879 1,662,542 1,836,984KOREA REP. 1,437,787 1,577,309 1,296,990 1,420,440 1,599,917INDONESIA 1,178,117 1,326,849 1,244,224 1,229,890 1,238,122PAKISTAN 1,097,814 1,188,501 1,097,407 972,971 1,158,491FRANCE 1,243,353 1,200,450 1,023,234 1,066,322 1,147,331JAPAN 1,075,317 1,129,833 1,010,837 991,281 997,899
Sumber: ITC/WTO Tabel 8
Impor pakaian jadi EU (15) menurut wilayah dan negara pemasok, 2003 (miliar US$ dan %) ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: WTO (2004).
10
Tabel 9 Negara pengekspor dan Pengimpor Utama Pakaian Jadi, 2003 (miliar US$ dan %)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber; WTO (2004)
11
Tabel 10 Nilai ekspor pakaian jadi dari sejumlah negara pengekspor, 1990-03 (miliar US$ dan %)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: WTO (2004)
12
Tabel 11 Ekspor Tekstil dan Pakaian Jadi dari Asia ke AS, 2003 (juta US$)
Negara Tekstil (T) Pakaian jadi (C) Total Nilai % dari T/T&C
China 3347,1 11341,2 14688,3 22,8 India 1415,4 2158,7 3574,1 39,6 Pakistan 1173,8 1102,3 2276,1 51,6 Korea Selatan 924,2 1925,9 2850,1 32,4 Jepang 506,3 0,0 506,3 100,0 Turki 500,2 1297,6 1797,8 27,8 Thailand 298,5 2154,6 2453,1 8,2 Indonesia 166,4 2208,6 2375,0 7,0 Bangladesh 110,4 1849,0 1959,4 5,6 Iran 129,7 0,0 129,7 100,0 Filipina 106,7 1868,6 1975,3 5,4 Hong Kong SARC
98,7 3760,3 3859,0 2,6
Malaysia 64,3 1189,9 1254,2 5,1 Sri Lanka 53,6 1474,9 1528,5 3,5 Viet Nam 37,4 2337,6 2375,0 1,6 Cambodia 11,6 1239,9 1251,5 0,1 Singapura 0,9 270,0 270,9 0,0 Lao PDR 0,0 3,9 3,9 0,0 Myanmar 0,0 152,4 152,4 0,0 Total (termasuk sisa dari dunia)
17198,8 68060,1 85258,9 20,2
Sumber: Wattanapruttipaisan (2005)(dari USITC di http://dataweb.usitc.gov)
Tabel 12 Ekspor Peralatan Listrik (778) menurut negara pengekspor utama, 1999-2003 (000 US$)
1999 2000 2001 2002 2003
JAPAN 15,943,436 20,231,680 14,396,803 14,010,688 15,336,901GERMANY 9,798,372 9,824,671 9,951,201 9,839,183 11,767,505CHINA 4,438,074 6,042,053 6,571,190 7,842,070 10,110,109USA 10,396,782 12,471,283 9,977,299 9,638,057 9,298,026MEXICO 5,835,591 6,543,784 5,118,307 5,193,085 6,191,389UNTD KINGDOM 5,291,350 5,762,216 4,910,934 4,522,142 4,737,490FRANCE 4,023,855 3,958,355 3,686,426 3,956,786 4,669,336BELGIUM 2,278,695 2,241,715 2,504,309 2,851,361 3,321,106KOREA REP. 1,234,242 1,651,345 1,596,862 1,906,587 2,837,912SINGAPORE 2,444,260 3,387,531 2,863,365 2,451,769 2,791,418ITALY 2,181,371 2,162,626 2,072,432 2,088,052 2,433,356NETHERLANDS 1,877,610 1,967,992 1,445,954 1,447,970 2,147,276SPAIN 1,534,562 1,645,181 1,398,853 1,528,831 1,917,740SWITZERLAND 1,463,673 1,435,014 1,331,251 1,317,136 1,611,198CZECH REP 992,291 1,260,930 1,274,420 1,139,596 1,499,388CANADA 1,339,849 1,404,019 1,286,565 1,341,907 1,456,652MALAYSIA 956,669 1,336,137 1,186,807 1,291,141 1,395,721THAILAND 672,845 952,172 948,070 1,325,046HUNGARY 862,579 1,027,590 1,033,590 1,052,051 1,272,283AUSTRIA 778,442 815,118 838,516 798,713 1,175,250SWEDEN 943,689 1,010,636 821,197 891,000 1,095,437POLAND 405,763 475,084 507,514 597,423 808,811INDONESIA 510,422 662,243 581,344 631,449 679,036
Sumber: ITC/WTO Tabel 13
Ekspor Alat Distribusi Listrik (773) menurut negara pengekspor utama, 1999-2003 (000 US$)
1999 2000 2001 2002 2003
MEXICO 6,050,884 6,822,400 6,047,899 5,946,109 6,137,050GERMANY 3,168,295 3,124,734 3,500,248 3,466,865 4,278,848USA 4,538,439 5,597,259 4,879,010 4,189,364 3,861,408CHINA 1,330,743 1,736,933 1,800,552 2,253,786 2,860,798JAPAN 2,515,635 3,080,968 2,807,942 1,804,428 1,900,068FRANCE 1,642,876 1,635,377 1,656,751 1,657,102 1,741,911ITALY 1,034,578 1,096,309 1,140,221 1,105,634 1,256,426POLAND 515,626 640,703 751,838 900,887 1,217,693HUNGARY 728,770 848,866 831,679 897,940 1,175,043UNTD KINGDOM 1,124,840 1,224,420 1,142,177 890,677 1,099,818CZECH REP 579,703 633,345 713,754 833,584 1,050,123SPAIN 924,308 894,628 970,334 879,939 986,686PORTUGAL 926,803 998,930 755,442 1,004,575 923,478AUSTRIA 567,614 619,895 655,148 663,653 893,052
13
KOREA REP. 610,954 743,964 968,209 709,748 873,653ROMANIA 146,377 168,869 279,004 521,717 756,217BELGIUM 655,106 696,749 727,959 633,339 738,935NETHERLANDS 536,278 693,305 617,130 552,618 670,945SLOVAKIA 300,249 325,385 373,038 464,405 647,950SWEDEN 748,802 711,462 555,016 505,765 602,550CANADA 654,827 808,640 837,380 616,314 601,180PHILIPPINES 576,285 652,456 550,482 575,762 551,861THAILAND 551,924 490,542 423,566 542,447TURKEY 344,479 403,235 533,576 503,849 514,570SWITZERLAND 418,438 409,373 404,621 407,318 457,476MOROCCO 167,528 197,884 231,569 313,744 421,786SINGAPORE 430,603 502,349 424,958 359,959 382,613MALAYSIA 344,037 428,271 375,323 380,845 351,525INDONESIA 277,268 353,208 391,078 241,679 328,383
Sumber: ITC/WTO
Tabel 14 Ekspor Alat Sirkuit Listrik (772) menurut negara pengekspor utama, 1999-2003
(000 US$)
1999 2000 2001 2002 2003 GERMANY 10,975,848 10,752,252 11,228,243 11,384,327 14,451,021JAPAN 10,681,194 13,326,963 9,901,881 10,018,921 11,613,204USA 11,479,350 13,707,574 11,081,119 10,033,586 10,039,915FRANCE 4,932,531 5,168,001 5,023,914 5,014,306 5,846,320CHINA 2,634,247 3,376,879 3,564,416 4,243,171 5,578,520MEXICO 3,590,048 5,155,616 4,546,094 5,221,325 5,181,057UNTD KINGDOM 3,463,473 3,566,412 3,291,361 3,099,016 3,607,928MALAYSIA 2,401,997 2,562,237 2,512,817 2,588,862 3,132,341SINGAPORE 2,846,869 3,261,796 2,774,829 2,881,106 3,120,406ITALY 2,040,973 2,132,566 2,304,964 2,305,542 2,777,656SWITZERLAND 1,976,086 2,006,060 1,898,760 1,908,315 2,194,564THAILAND 1,471,625 1,886,685 1,484,497 1,919,955AUSTRIA 1,070,277 1,227,397 1,258,727 1,334,801 1,819,295KOREA REP. 1,064,807 1,422,094 1,253,044 1,507,032 1,784,147NETHERLANDS 1,334,797 1,498,713 1,439,935 1,380,124 1,699,909HUNGARY 599,285 758,009 841,446 916,420 1,389,052CZECH REP 671,120 785,035 801,192 994,977 1,381,051CANADA 1,235,577 1,485,315 1,372,777 1,306,307 1,289,780SPAIN 1,054,120 1,055,244 1,085,236 1,019,541 1,266,882BELGIUM 1,061,158 1,066,242 1,065,255 1,019,431 1,201,574SWEDEN 958,014 1,071,056 1,009,780 962,065 1,134,731IRELAND 923,257 1,046,649 1,100,043 794,944 862,971POLAND 289,806 313,061 365,145 470,568 679,499INDONESIA 117,525 470,614 483,831 575,699 648,254 Sumber: ITC/WTO
Tabel 15
RCA dari Produk-produk Ekspor Utama Indonesian: 2003 Produk Peringkat dunia RCA
Produk-produk dari kayu Tekstil IT & barang-barang listrik rumah tangga/konsumer Produk-produk dari kulit Komponen-komponen elektronik Mineral Pakaian jadi Produk-produk manufaktur lainnya. Produk-produk kimia Makalan yang diolah. Mesin non-elektronik Manufaktur dasar Alat-alat transportasi Bahan-bahan makanan segar
18 20 23 37 47 49 50 61 66 68 74 77 78 97
3.26 1.89 0.80 1.65 0.50 2.62 1.98 0.60 0.56 1.62 0.21 0.64 0.11 1.74
Sumber: UNCTAD/ITC
14
Gambar 1 Komposisi ekspor Indonesia (%)
Sumber: Aswicahyono (2004)(data dari World Bank).
Gambar 2: Pemakaian kapasitas produksi di industri TPT(%) Sumber: Deprin.
0102030405060708090
1999 2000 2001 2002 2003 2004
%
Gambar 3: Pangsa ekspor Tekstil di dalam total ekspor manufaktur Indonesia (%).
02468
10121416
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
(Feb
)
%
Sumber: Deprin.
15
Gambar 4
Pangsa ekspor Pakaian Jadi di dalam total ekspor manufaktur Indonesia, 1993-2004 (Feb)(%).
02468
1012141618
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
(Feb
)
%
Sumber: Deprin. Gambar 5.
Pangsa output TPT di dalam total output manufaktur Indonesia, 2000-2004 (%) Sumber: Deprin.
0
5
10
15
20
25
2000 2001 2002 2003 2004
%
Gambar 6
Sepuluh Besar Eksportir Pakaian Jadi ke Pasar AS (%)
16
4
9
4
4
4
0
10
16
5
28
50
15
6
2
2
2
3
3
5
0
12
0 10 20 30 40 50 6
China
India
Hong Kong SARC
Bangladesh
Indonesia
Filipina
Thailand
Meksiko
Sisa dari Amerika
EU
Sisa dari dunia
0
Perdagangan dengan kuota (basis 1997) Perdagangan tanpa kuota (2005-2007)
Sumber: Nordas (2004).
16
Gambar 7: Sepuluh besar eksportir pakaian jadi ke pasar EU (%)
18
6
6
9
3
3
5
5
9
6
30
29
9
6
6
3
4
4
4
6
5
24
0 5 10 15 20 25 30 35
China
India
Hong Kong SARC
Turki
Indonesia
Bangladesh
Maroko
Polandia
Eropa Timur & Tengah lainnya
Afrika Utara lainnya
Sisa dari dunia
Perdagangan dengan kuota (basis 1997) Perdagangan tanpa kuota (2005-2007)
Sumber: lihat Gambar 6
Gambar 8: Pangsa Output Elektroniks di dalam Total Output Manufaktur Indonesia (%)
02468
101214161820
2000 2001 2002 2003 2004
%
Sumber: Deprin
Gambar 9: Pemakaian Kapasitas Produksi di Industri IT & Elektroniks (%)
IT & Electronics
0
10
20
30
40
50
60
70
1999 2000 2001 2002 2003 2004
%
Sumber: Deprin.
17
Gambar 10
Kinerja Ekspor Indonesia vs. Permintaan Internasional dari Perspektif Dinamis Pasar: 1999-2003
Sumber: ITC (UNCTAD/WTO).
18
Gambar 11.
Kinerja Ekspor Indonesia vs. Permintaan Internasional dari Perspektif Struktural: 1999-2003
Sumber: ITC(UNCTAD/WTO)
19
Daftar Pustaka
Aswicahyono, Haryo (2004), “Indonesia’s Strategy for Industrial Upgrading”, June, Jakarta: Centre for Strategic and International Studies (CSIS). UNCTAD (2004), 2004 Development and Globalization. Facts and Figures, New York and Geneva. Wattanapruttipaisan, Thitapha (2005), “Watching Brief on Quota-Free Trade in Textiles and Clothing”, January, Studies Unit, Bureau for Economic Integration, ASEAN Secretariat, Jakarta. WTO (2004a), International Trade Statistics 2004, Geneva: World Trade Organisation. WTO (2004b), World Trade Report 2004. Exploring the linkage between the domestic policy environment and international trade: Geneva: World Trade Organisation Nordas, Hildengunn K. (2004), The Global Textile and Clothing Industry post the Agreement on Textiles and Clothing, Geneva, WTO.