kimia.docx

10
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang nantinya akan menjadi referensi bagi kami dan teman-teman pada mata uliah ini. Kami berharap dengan adanya tugas ini dapat memberikan tambahan pengetahuan. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami selaku penyusun senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk bahan acuan tugas berikutnya. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan, terutama kepada dosen yang telah membimbing kami. Akhir kata kami selaku penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dari tugas kami. Semoga Allah meridhoi usaha kami. Amin………

Transcript of kimia.docx

Page 1: kimia.docx

KATA PENGANTARPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,  yang nantinya akan menjadi referensi bagi kami dan teman-teman pada mata uliah ini. Kami berharap dengan adanya tugas ini dapat memberikan tambahan pengetahuan.Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami selaku penyusun senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk bahan acuan tugas berikutnya.   Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan, terutama kepada dosen yang telah membimbing kami. Akhir kata kami selaku penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dari tugas kami. Semoga Allah meridhoi usaha kami. Amin………     

Page 2: kimia.docx

DAFTAR ISIKata Pengantar

Daftar isiBab I    Pendahuluan

A.    Latar Belakang

B.    Rumusan Masalah

C.    TujuanBab II    PembahaanA.    Pengertian

B.    Faktor dan Proses Pelapukan

Bab III PenutupA.    KesimpulanB.    SaranDaftar Pustaka

Page 3: kimia.docx

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya.

Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut.

Adapun yang ingin kami telusuri lebih dalam pada makalah ini adalah mengenai pelapukan yang terjadi pada bumi, seperti kita ketahui Pelapukan adalah proses pegrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen. Pelapukan di setiap daerah berbeda beda tergantung unsur unsur dari daerah tersebut.

Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis pelapukannya hanya beberapa meter saja. Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:- pelapukan fisik atau mekanik - pelapukan organis.B.    Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah pokok dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :1.    Apa yang dimaksud dengan pelapukan..?2.    Bagaimana jenis-jenis pelapukan yang terjadi pada bumi..?3.    Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya pelapukan pada bumi..?

C.    Tujuan PenulisanMengacu pada rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penulisan makalah ini adalah mengetahui :1.    Mengetahui pengertian pelapukan.2.    Mampu menjelaskan jenis-jenis pelapukan yang terjadi pada bumi3.    Mampu mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pelapukan pada bumi.

   

Page 4: kimia.docx

BAB II. PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pelapukan

Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:1.    Sinar matahari2.    Air3.    Gletser4.    reaksi kimiawi5.    kegiatan makhluk hidup (organisme)

B. FAKTOR DAN PROSES PELAPUKAN

Pelapukan Kimiawi.

Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia. Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau karst.Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celah yang arahnya tidak beraturan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmit, atau gua kapur.

Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.

Page 5: kimia.docx

Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.Gejala Karst yang timbul akkibat pelapukan kimiawi antara lain :1.    Stalaktit dan stalakmit

Stalaktit adalah kerucut yang menggantung pada dinding goa, tumbuh dari atas ke bawah, dan biasanya runcing. Dan stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabuhan dan gua Gong di Pacitan, jawa Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.

2. Dolina

Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir di semua bagian pegunungan kapur di Jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan seribu.

- Goa dan Sungai Bawah TanahDi dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan. Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.

Proses pelapukan kimia

Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan dapat berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi dengan udara (O2 atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral itu menjadi larutan. Selain itu, bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur setempat membentuk kristal mineral baru.

Pada pelapukan kimia air dan gas terlarut memegang peran yang sangat penting. Sedangkan pelapukan kimia sendiri mempunyai peran terpenting dalam semua jenis pelapukan. Hal ini disebabkan karena air ada pada hampir semua batuan walaupun di daerah kering sekalipun.

Akan tetapi pada suhu udara kurang dari 30o C, pelapukan kimia berjalan lebih lambat. Proses pelapukan kimia umumnya dimulai dari dan sepanjang retakan atau tempat lain yang lemah.

Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral dan ukuran butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada daerah yang lembab (humid) atau panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin.

Page 6: kimia.docx

Curah hujan rata-rata dapat mencerminkan kecepatan pelapukan, tetapi temperatur sulit dapat diukur. Namun secara umum, kecepatan pelapukan kimia akan meningkat dua kali dengan meningkat temperatur setiap 10oC. Mineral basa pada umumnya akan lebih cepat lapuk dari pada mineral asam. Itulah sebabnya basal akan lebih cepat lapuk dari pada granit dalam ukuran yang sama besar. Sedangkan pada batuan sedimen, kecepatan pelapukan tergantung dari komposisi mineral dan bahan semennya. Adapun penyebab terjadinya pelapukan kimia, antara lain:

a.  Hidrolisis adalah reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan mengandung ion H+) dimana memungkinkan pelarut mineral silikat dan membebaskan kation logam dan silika. Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit besar kemungkinan hasil dari proses pelapukan kimia jenis ini (Boggs, 1995). Pelapukan jenis ini memegang peran terpenting dalam pelapukan kimia.

b. Hidrasi adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana mineral kehilangan air sehingga berbentuk anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada air. Contoh yang umum dari proses ini adalah penambahan air pada mineral hematit sehingga membentuk gutit.

c. Oksidasi berlangsung pada besi atau mangan yang pada umumnya terbentuk pada mineral silikat seperti biotit dan piroksen. Elemen lain yang mudah teroksidasi pada proses pelapukan adalah sulfur, contohnya pada pirit (Fe2S).

d. Reduksi terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad hidup) lebih banyak dari pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini membuat besi menambah elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga lebih mobil, sedangkan Fe3+ mungkin hilang pada sistem pelapukan dalam pelarutan.

e. Pelarutan mineral yang mudah larut seperti kalsit, dolomit dan gipsum oleh air hujan selama pelapukan akan cenderung terbentuk komposisi yang baru.

f.  Pergantian ion adalah proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada mineral lempung.

Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi.

Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.

 

Page 7: kimia.docx

Kecepatan Proses Pelapukan Kimia 

Kecepatan pelapukan kimia sangat tergantung pada iklim dan komposisi mineral dan ukuran butirbatuan. Proses pelapukan lebih cepat terjadi pada daerah yang beriklim panas dan basah daripadadaerah yang beriklim dingin dan kering. Macam soil yang terbentuk akibat proses pelapukan kimia juga tergantung pada letaknya terhadap katulistiwa

Hasil proses pelapukan 

Fragmen batuan. Soil  yangimmature, hasil pelapukan batuan beku, mengandung fragmen batuan, dan mineral yang tidak stabil seperti biotit, piroksin, hornblende, dan Ca-plagioklas. Saedang soil yang dewasa (mature), akan mengandung mineral-mineral yang sangat stabil seperti kuarsa, muskovit dan kemungkinan ortoklas.Stabilitas mineral terhadap proses pelapukan kimia merupakankebalikan dari Bowen’s Reaction Series.

Mineral sekunder. Mineral sekunder yang terbentuk oleh proses pelapukan adalah mineral lempung,oksida atau hidroksida besi, dan aluminium hidroksida. Mineral lempung yang terbentuk pada prosespelapukan kimia tingkat sedang adalah ilit dan smektit. Sedang pada pelapukan kimia yang intensif akan terbentuk aluminium hidroksida seperti gibsit. Mineral ini sering sebagai mineral bijih aluminium (aluminium ores). Mineral sekunder yang mengandung besi pada umumnya adalah mineral gutit,hematit, dan limonit.

Page 8: kimia.docx