makalah kimia.docx
-
Upload
wendycacar -
Category
Documents
-
view
33 -
download
0
Transcript of makalah kimia.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk setiap unsur.
Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan sehingga unsur-
unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya suatu
daftar yang disebut sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi
mengenai sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali unsur-
unsur yang kini jumlahnya 155 macam.
Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan tabel
periodik unsur, mempelajari sifat-sifat unsur periodik tersebut serta mengenali lebih jauh mengenai
Sistem Periodik Unsur.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah sistem periodik unsur?
2. Bagaimana sistem periodik medern?
3. Bagaimana perkembangan dasar pengelompokkan unsur?
4. Apa saja sifat-sifat dari periodik unsur?
5. Apa saja golongan unsur dalam sistem periodik?
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM PERIODIK UNSUR
Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk setiap
unsur. Jika unsur-unsur itu tidak diorganisir secara tepat, maka akan mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi dan mempelajari unsur-unsur. Oleh karena itu, sejak dulu ada upaya menggolongkan
unsur berdasarkan sifat yang diamatinya. Sifat yang mirip dari berbagai unsur dihimpun ke dalam satu
kelompok, sedangkan sifat yang beda dipisahkan dan dikelompokkan ke dalam himpunan yang lain.
Pertama kali pengelompokkan unsur-unsur didasarkan pada sifat logam, bukan logam, dan semi
logam (metalloid), kemudian pengelompokkan didasarakan pada massa atom, yang pada waktu itu
sudah diketahui. Dengan diketahuinya bahwa nomor atom merupakan sifat khas unsur (temuan
Moseley), pengorganisasian unsur disusun berdasarkan urutan nomor atom dalam bentuk periode
panjang.
Orang pertama yang menyusun tabel periodik unsur adalah johan W. Dobereiner. Susunannya
didasarkan pada massa atom yang didasarkan pada teori atom Dalton. Menurut Dalton, massa atom
merupaka sifat khas yang membedakan suatu unsur dengan unsur-unsur lain. Dengan demikian,
terhadap hubungan antara massa atom dan sifat-sifat atom unsur.
Menurut Dobereiner, jika massa atom unsur A ditambah massa atom unsur B kemudian dirata-
ratakan menghasilkan massa atom unsur tertentu, maka ketiga unsur tersebut akan memilikia sifat yang
mirip. Ketiga unsur ini dinamakan triade. Contoh, jika massa atom klorin (35) ditambahkan massa atom
iodin (127) kemudian dirata-ratakan, hasilnya akan sama dengan massa atom bromium (80), sehingga
ketiga unsur tersebut akan memiliki sifat yang mirip, baik sifat fisik, maupun sifat kimianya.
Pada perkembangan selanjutnya, john Newland menemukan hubungan antara sifat unsur dan
massa atom dengan cara lain, yaitu jika unsur-unsur dideretkan menurut kenaikan massa atomnya,
maka unsur yang kedelapan akan memiliki sifat mirip dengan unsur yang pertama. Deretan unsur ini
dinamakan Hukum Oktaf. Namun demikian , dengan bertambahnya jumlah unsur yang ditemukan,
terdapat beberapa unsur yang tidak sesuai dengan hukum oktaf. Misalnya, Cr tidak mirip dengan Al; Mn
tidak mirip dengan P; dan Fe tidak mirip dengan S.
Dalam waktu hampir bersamaan, Lothar Meyer dan Mendeleyev menemukan hubungan massa
atom dan sifat unsur secara lebih umum. Meyer mempelajari sifat berkala unsur berdasarkan pada
volume atom yang diperoleh dari massa jenis atom. Jika volume atom dialurkan terhadap massa atom
akan dioeroleh suatu kurva. Unsur-unsur yang terletak pada titik-titik kurva memiliki sifat yang hampir
mirip. Lain halnya dengan Mendeleyev, dia menyusun tabel periodik unsur berdasarkan sifat kimia dan
fisika dan diurutkan berdasarkan massa atom sama seperti para pendahulunya. Keunggulan Mendeleyev
adalah kemampuan memprediksi sifat-sifat unsur yang belum ditemukan pada waktu itu.1[1]
A. Sistem Periodik Modern
Sistem periodik modern adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu.
Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.
Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa
sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika unsur-unsur disusun
berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Itulah
sebabnya tabel tersebut dimulai dengan hidrogen, sebab hidrogen mempunyai nomor atom 1. Hidrogen
diikuti oleh unsur nomor atom 2, yaitu Helium. Unsur dengan nomor atom berikutnya, yaitu litium,
menunjukkan kemiripan sifat dengan dengan hidrogen sehingga ditempatkan di bawah hidrogen.
Berilium dan lima unsur berikutnya tidak ada yang menunjukkan kemiripan sifat dengan helium, jadi
diurutkan saja dalam satu baris. Unsur nomor atom 11 ternyata kembali menunjukkan kemiripan sifat
dengan litium sehingga ditempatkan di bawahnya, memulainya baris berikutnya. Demikian seterusnya,
sifat-sifat tertentu berulang secara periodik. Itu pula sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel
Periodik.
1. Periode
1
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut Periode. Sistem periodik modern terdiri atas 7
periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.
Periode JumlahUnsur Nomor Atom
1
2
3
4
5
6
7
2
8
8
18
18
32
32
1 – 2
3 – 10
11 -18
19 – 36
37 – 54
55 – 86
87 – 118
2. Golongan
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur dalam golongan
berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri atas 18 kolom vertikal. Ada dua cara
penamaan golongan, yaitu:
a. Sistem 8 Golongan
Menurut cara isi, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-masing terdiri atas golongan
utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B di sebut juga Unsur
transisi. Nomor Golongan ditulis dengan angka Romawi. Golongan-golongan B terletak antara golongan
IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdirti atas 3 kolom vertikal.
b. Sistem 18 golongan
Menurut cara ini, system periodic dibagi ke dalam 18 golongan, yaitu golongan 1 sampai dengan 18,
dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak pada golongan 3-12.
Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus, di antaranya:
1) Golongan IA : Logam alkali (kecuali hidrogen)
2) Golongan IIA : Logam alkali tanah
3) Golongan VIIA : halogen
4) Golongan VIIIA : gas mulia
3. Unsur Transisi dan Transisi Dalam
a. Unsur Transisi
Sebelumnya telah disebutkan bahwa unsur-unsur yang terletak pada golongan-golongann B, yaitu
golongan IIIB hingga IIB (Ogolongan 3 sampai dengan 12) disebut unsur transisi atau unsur peralihan.
Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan dari golongan IIA ke golongan IIIA, yaitu unsur-unsur yang
harus dialihkan hingga ditemukan unsur yang mempunyai kemiripan sifat dengan golongan IIIA.
b. Unsur Transisi Dalam
Dua baris unsur yang ditempatkn di bagian bawah Tabel periodik disebut unsur Transisi dalam, yaitu
terdiri dari:
1) Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57 – 70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini mempunyai sifat yang
mirip dengan lantanium(La), sehingga disebut Lantanoida atau Lantanida.
2) Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89 – 102 (14 unsur).ke-14 unsur ini sangat mirip dengan
actinium, sehingga disebut aktinoida atau aktinida.
Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu lantanida pada periode keenam
dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi, golongan IIIB periode keenam dan periode ketujuh, masing-
masing berisi 15 unsur. Unsur-Unsur transisi dalam memiliki sifat-sifat yang sangat bermiripan sehingga
ditempatkan dalam satu kotak.
4. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan sistem periodik
Sistem periodik disusun berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat unsur. para ahli menemukan
bahwa sifat-sifat unsur bergantung pada konfigurasi elektronnya. Kemiripan sifat di antara unsur-unsur
segolongan terjadi karena unsur-unsur tersebut mempunyai elektron valensi yang sama. Sebagai
contoh, Perhatikanlah konfigurasi elekron unsur-unsur golongan IA berikut:
Unsur Nomor Atom K L M N O P Q
H
Li
Na
K
Rb
Cs
Fr
1
3
11
19
37
55
87
1
2
2
2
2
2
2
1
8
8
8
8
8
1
8
18
18
18
1
8
18
32
1
8
18
1
8 1
a. Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan konfigurasi elektronnya dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1) Nomor periode sama dengan jumlah kulit.
2) Nomor golongan sama dengan elektron valensi.
Berdasarkan hubungan tersebut, maka letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan berdasarkan
konfigurasi elektornnya.2[2]
B. Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur
2
Pada tahun 1786, baru dikenal 20 unsur dan pada tahun 1870 sebanyak 60 unsur, sedangkan kini
sudah lebih dari 100 unsur. Penyelidikan menunjukkan beberapa unsur memiliki sifat yang mirip. Oleh
sebab itu, ada upaya untuk menggolongkan unsur berdasarkan sifatnya. Pada mulanya penggolongan itu
didasarkan pada massa atom relatif, seperti yang dikemukakan Dobereiner, Newland, dan Mendeleyev.
1. Triad Dobereiner
Pada tahun 1817, Johan D. Dobereiner mencari hubungan antara massa atom relatif unsur dengan
sifat – sifatnya. Ia menemukan beberapa kelompok unsur yang memiliki sifat yang mirip, contohnya:
Litium Kalsium Klor
Natrium Stronsium Brom
Kalium Borium Iod
Kelompok tiga unsur ini disebut triad. Dobereiner menemukan suatu hukum:
Suatu triad adalah tiga unsur yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatif (Ar), sehingga Ar
unsur kedua kira – kira sama dengan rata – rata Ar unsur pertama dan ketiga.
2. Hukum Oktaf Newland
Pada tahun 1865, John Newland mendapatkan hubungan antara sifat dan unsur dengan massa atom
relatifnya, yaitu sebagai berikut:
Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, maka pada unsur yang kedelapan
sifatnya mirip dengan unsur yang pertama, dan unsur kesembilan dengan unsur yang kedua, dan
seterusnya.3[3]
Kelemahannya adalah bahwa pengulangan tiap delapan unsur itu hanya sesuai untuk unsur – unsur
yang mempunyai massa atom kecil.
Penggolongan unsur menurut cara Newland.
I II III IV V VI VII
3
Li Be B C N O F
Na Mg Al Si P S H
K Ca Tl Cr Mn Fe C4[4]
Hubungan ini oleh Newland disebut dengan oktaf, karena kemiripan sifat unsur terjadi setelah hitungan
kedelapan.
3. Sistem Periodik Mendeleyev
Uraian sifat beberapa unsur
Urutan
massa
atom
Massa
atom
Nama lambang Sifat
1 7 Litium Li Logam lunak kerapatan
rendah, secara kimia sangat
aktif, membentuk Li2O, LiCl.
2 9,4 Berilium Be Jauh lebih keras daripada Li,
kerapatan rendah, kurang
aktif dibandingkan Li,
membentuk BeO, BeCl2.
3 11 Boron B Sangat keras, bukan logam,
kurang reaktif, membentuk
B2O3, BCl3.
4 12 Karbon C Rapuh, bukan logam, tak
reaktif pada suhu kamar,
membentuk CO2, CCl4.
4
5 14 Nitrogen N Gas, kurang reaktif,
membentuk N2O5, NCl3.
6 16 Oksigen O Gas, cukup reaktif, bereaksi
dengan kebanyakan unsur,
membentuk Na2O, BeO.
7 19 Flour F Gas, sangat reaktif,
merangsang hidung,
membentuk NaF, BeF2.
8 23 Natrium Na Logam, lunak, kerapatan
rendah, sangat aktif,
membentuk Na2O, NaCl
(bandingkan dengan Li).
9 24 Magnesium Mg Jauh lebih keras daripada Na,
kerapatan rendah, kurang
aktif dibandingkan Na;
membentuk MgO, MgCl
(bandingkan dengan Be).
10 27,4 Aluminium Al Sekeras Mg, cukup reaktif,
membentuk Al2O3, AlCl3
(bandingkan dengan B).
11 28 Silikon Si Rapuh, bukan logam, tak
reaktif, membentuk SiO2,
SiCl4 (bandingkan dengan C).
12 31 Fosfor P Titik leleh rendah, padat,
reaktif, membentuk P2O5,
PCl3 (bandingkan dengan N).
13 32 Sulfur
(belerang)
S Titik leleh rendah, padat,
agak reaktif, bereaksi dengan
kebanyakan unsur,
membentukNa2S, BeS
(bandingkan dengan O)
14 35,5 Klor Cl Gas, sangat reaktif,
merangsang hidung,
membentuk NaCl, BeCl2
(bandingkan dengan F).
15 39 Kalium K Logam, lunak, kerapatan
rendah, sangat reaktif,
membentuk K2O, KCl
(bandingkan dengan Li dan
Na).
16 40 Kalsium Ca Jauh lebih keras daripada K,
kurang reaktif daripada K,
membentuk CaO, CaCl2
(bandingkan dengan Be dan
Mg).5[5]
5
Dmitri Mendeleyev menemukan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom relatifnya.
Hubungan itu disebut hukum periodik yang berbunyi:
Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya.
Atau
Sifat unsur x = f(ArX)
Pada tahun 1869, Mendeleyev berhasil menyusun daftar unsur yang disebut sistem periodik
Mendeleyev. Ia membagi unsur atas 8 golongan dan 12 periode sehingga unsur dalam satu golongan
mempunyai sifat yang mirip.
Kelebihan sistem periodik mendeleyev:
a. Sifat kimia dan fisika dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur
b. Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya
c. Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan waktu itu dan telah mempunyai tempat yang
kosong.
Kekurangan sistem periodik mendeleyev:
a. Panjang periodik tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan
b. Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan Ar-nya
c. Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkissaran 1 dan 4 sehingga sukar
meramalkan massa unsur yang belum diketahui secara tepat
d. Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya
e. Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari yang lain tidak dijelaskan.
4. Sifat periodik Mendeleyev versi modern
Setelah Mendeleyev (pada tahun 1915) berhasil menemukan nomor atom, para ahli mencoba
melihat hubungan sifat unsur dengan nomor atom tersebut. Penyelidikan akhirnya menunjukkan bahwa
hubungan antara nomor atom dengan volume, titik lebur, energi ionisasi dan jari – jari atom.
Berdasarkan fakta di atas hukum periodik Mendeleyev harus diperbaiki menjadi hukum periodik versi
modern.
Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya.
Atau
Sifat unsur X = f (nomor atom unsur X).
Kemudian disusun sistem periodik baru yang didasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat
unsur. Dalam sistem ini unsur dibagi atas 8 golongan dan 7 perioda. Perioda ada yang pendek (1, 2, 3)
dan yang panjang (4, 5, 6 dan 7). Disamping itu juga dikenal golongan lantanida dan aktinida.6[6]
C. Sifat Periodik Unsur
Sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur
horizontal, yang selanjutnya disebut periode, disusun menurut kenaikan nomor atom, sedangkan lajur
vertikal, yang selanjutnya disebut golongan, disusun menurut kemiripan sifat.
Unsur segolongan bukannya mempunyai sifat yang sama, melainkan mempunyai kemiripan sifat.
Setiap unsur memiliki sifat khas yang membedakannya dari unsur lainnya. Unsur-unsur dalam sistem
periodik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu unsur-unsur yang menempati golongan A yang disebut
unsur golongan utama, dan unsur-unsur yang menempati golongan B yang disebut unsur transisi.
Sistem periodik unsur modern yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang, terdiri atas 7
periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek karena berisi sedikit unsur,
sedangkan periode lainnya disebut periode panjang. Golongan terbagi atas golongan A dan golongan B.
6
Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi.
Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan B mulai terdapat pada periode
4.Dalam sistem periodik unsur yang terbaru, golongan ditandai dengan golongan 1 sampai dengan
golongan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini, maka unsur transisi terletak pada
golongan 3 sampai dengan golongan 12.7[7]
Berikut sifat-sifat sistem periodik unsur.
1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak inti atom sampai kulit terluar. Sifat-sifat periodik unsur berdasarkan jari-
jari atomnya sebagai berikut.
a. Unsur segolongan dalam tabel sistem periodik, semakin ke bawah, jumlah kulitnya semakin banyak,
sehingga jari-jari atom akan semakin besar.
b. Jari-jari atom unsur-unsur seperiode dalam tabel sistem periodik, semakin ke kanan semakin kecil. Hal
ini terjadi karena jumlah elektron semakin ke kanan semakin banyak yang menyebabkan gaya tarik
elektron semakin kuat.8[8]
Jari-jari atom adalah setengah jarak inti dua atom yang sama dalam ikatan tunggal. Jari-jari atom
unsur logam diukur dari jarak dua atom kristal padatnya, sedangkan unsur non logam dari panjang
ikatan kovalen tunggal.
7
8
Dalam suatu golongan, unsur mempunyaielektron valensi sama, tetapi jumlah kulitnya bertambah
dari atas ke bawah. Akibatnya, jari-jari atom bertambah dari atas ke bawah, contohnya Na (1,90) dan
KI(2,35).9[9]
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi (energy ionization) adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu
elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran
usaha yang diperlukan untuk memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya, atau bagaimana
“eratnya” elektron terikat dalam atom. Makin besar energi ionisasi, makin sukar untuk melepaskan
elektronnya.10[10]
Sifat-sifat periodik unsur berdasarkan energi ionisasinya sebagai berikut.
a. Unsur dalam satu golongan, semakin ke bawah energi ionisasinya akan semakin kecil. Hal ini terjadi
karena semakin ke bawah, gaya tarik inti semakin lemah, sehingga eletron akan mudah lepas.
b. Energi ionisasi unsur dalam satu periode, semkain ke kanan akan semakin besar, kecuali energi ionisasi
sebagai berikut.
- Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan IIA lebih besar daripada unsur golongan IIIA yang
berada dikanannya.
- Unsur-unsur yang berada dalam golongan VA lebih besar daripada unsur golongan VIA yang berada di
kanannya.11[11]
Berdasarkan hukum coloumb, daya tarik inti atom terhadap elektronnya (F) berbanding terbalik
dengan jarak (r) pangkat dua .
9
10
11
Bila jarak itu makin kecil maka daya tarik makin besar. Akibatnya energi ionisasi makin besar.
Sebaliknya, bila jarak makin besar maka daya tarik makin kecil. Dari kepriodikan telah diketahui bahwa
dalam satu perioda, jari-jari berkurang dari kiri ke kanan. Sudah tentu energi ionisasi pertama
bertambah dari kiri ke kanan. Demikian pula dalam satu golongan, energi ionisasi pertamanya akan
bertambah dari bawah ke atas, karena jari-jari atomnya makin kecil.12[12]
3. Elektronegatif
Elektronegatif adalah kemampuan atom untuk menangkap elektron dari atom lain. Sifat-sifat
periodik unsur berdasarkan elektronegatifnya sebagai berikut.
a. Unsur-unsur dalam satu golongan, semakin ke bawah elektronegatifnya akan semakin kecil. Hal ini
terjadi karena gaya tarik inti yang makin lemah, sehingga sukar menarik elektron dari luar.
b. Unsur-unsur dalam satu periode, elektronegatifnya semakin ke kanan akan semakin besar. Hal ini
terjadi karena gaya tarik inti yang makin kuat, sehingga mudah menarik elektron dari luar.13[13]
Unsur dalam satu perioda mempunyai jari-jari atom makin kecil dari kiri ke kanan. Akibatnya, daya
tarik inti terhadap elektron kulit terluar (termasuk pasangan elektron yang dipakai bersama) juga
bertambah dari kiri kekanan. Keelektronegatifan unsur segolongan bertambah dari bawah ke atas juga
karena pertambahan jari-jari atomnya.
Nilai keelektronegatifan berguna untuk menentukan kecenderungan pasangan elektron dalam
ikatan. Jika perbedaannyabesar, pasangan itu cenderung ke atom yang keelektronegatifan nya lebih
besar sehingga ikatan bersifat polar. Akan tetapi jika perbedaan itu kecil sekali, maka pasangan elektron
berada ditengah dan tidak polar.14[14]
4. Sifat logam
12
13
14
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat
ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat
logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam
sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di
sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.15
[15]
Sifat-sifat periodik unsur berdasarkan sifat logamnya sebagai berikur.
- Sifat logam pada unsur-unsur satu golongan pada tabel sistem periodik, semakin ke bawah semakin
besar karena makin mudah melepaskan elektron (gaya tarik inti makin lemah).
- Sebaliknya, dalam satu periode, semakin ke kanan sifat logamnya akan makin berkurang, karena
makin sulit melepaskan elektron.16[16]
5. Reaktivitas
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke bawah makin
reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik,
makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi,
unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode,
mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak
rekatif.
15
16
6. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima
elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai
pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion
negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan
afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang
afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin besar
kecenderungan menyerap elktron.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron
semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron
semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap
elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron
semakin kecil.17[17]
D. Beberapa Golongan Unsur Dalam Sistem Periodik
Unsur segolongan bukannya mempunyai sifat yang identik, melainkan hanya mirip.Unsur-unsur
tersebut mungkin mempunyai sifat yang sama, tetapi kadarnya berbeda. Salah satu sifat unsur logam
alkali (golongan IA), yaitu bereaksi dengan air. Akan tetapi, kecepatan reaksinya berbeda.Dari atas ke
bawah, unsur-unsur itu bereaksi makin dahsyat.Satu hal yang harus disadari bahwa setiap unsur
mempunyai sifat khas yang membedakannya dari unsur lainnya.Pengelompokan unsur dalam satu
golongan dapat dibandingkan dengan pengelompokan makhluk hidup. Misalnya, keluarga kucing yang
17
meliputi kucing rumah, harimau, dan singa. Setiap anggota keluarga itu berbeda satu dengan yang lain,
tetapi jelas merupakan satu kelompok jika dibandingkan dengan keluarga lain, misalnya keluarga gajah.
Untuk melihat kemiripan sifat diantara unsur segolongan, maka dilihat dari beberapa golongan berikut:
1. Golongan IA (Logam Alkali)
Unsur-unsur golongan IA, yaitu lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium, kecuali hidrogen.
Disebut logam alkali karena unsur tersebut membentuk basa yang larut dalam air. Semua logam alkali
tergolong logam yang lunak (kira-kira sekeras karet penghapus, dapat diiris dengan pisau) dan ringan
(massa jenis Li, Na, dan K kurang dari 1 g ).Kereaktifan logam alkali bertambah dari litium ke fransium.
Logam alkali mempunyai 1 elektron valensi yang mudah lepas, sehingga merupakan kelompok logam
yang paling aktif, dapat terbakar di udara, dan bereaksi hebat dengan air.18[18]Dengan air, Na bereaksi
hebat, K menyala dan Rb serta Cs bereaksi dengan menimbulkan ledakan; gumpalan besar Na juga
bereaksi dengan ledakan. Li, Na dan K dapat ditangani di dalam air meskipun cepat menjadi panas. Yang
lainnya harus ditangani dengan menggunakan argon. Dalam air raksa, Natrium dan logam-logam lainnya
larut dengan hebatnya.
Senyawaan Unsur-Unsur Golongan I
a. Senyawaan Biner
Logam-logam bereaksi langsung dengan sebagian unsur-unsur menghasilkan senyawaan biner atau
aliasi. Sebagian besar diperikan untuk unsur yang tepat. Yang paling penting adalah oksida, diperoleh
dengan pembakaran. Mereka dengan mudah terhidrolisis oleh air.
b. Hidroksida
18
Hidroksidanya putih, merupakan padatan kristal NaOH yang menyerap air (titik leleh ) dan KOH (titik
leleh ). Padatan dan larutan akuanya menyerap dari atmosfer. Juga larutan secara bebas dan eksotermis
dalam air dan dalam alkohol juga digunakan bilamana dibutuhkan basa alkali yang kuat.
c. Garam-Garam Ionik
Garam-garam dari semua asam telah diketahui; biasanya tidak berwarna, berbentuk kristal, padatan
ionik. Warna timbul dari anion-anion yang berwarna, kecuali bilamana kerusakan diinduksi dalam kisi,
misalnya, dengan radiasi. Garam-garam logam alkali umumnya dicirikan oleh titik leleh yang tinggi, oleh
hantaran listrik lelehannya, dan kemudahannya larut dalam air. Bagi garam-garam asam kuat, garam Li
biasanya paling larut dalam air di antara garam-garam logam alkali, sedangkan bagi asam-asam lemah
garam Li biasanya kurang larut daripada garam-garam unsur lainnya.19[19]
2. Golongan IIA (Logam Alkali Tanah)
Unsur-unsur golongan IIA terdiri dari: Berillium, Magnesium, Calsium, Stronsium, Barium, dan
Radium. Unsur-unsur ini disebut logam alkali tanah karena dapat membentuk basa, tetapi senyawa-
senyawanya kurang larut dalam air. Unsur alkali tanah umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa
berupa deposit (endapan) dalam tanah. Logam alkali tanah juga tergolong logam aktif, tetapi
kereaktifannya kurang dibandingkan logam alkali seperiode, dan hanya akan terbakar di udara bila
dipanaskan. Kecuali Berillium, logam alkali tanah larut dalam air membentuk basa.20[20]
Senyawaan-Senyawaan Biner
Halida. Halida anhidrat dapat dibuat dengan dehidrasi dari garam hidrat. Halida-halida magnesium
dan kalsium mudah menyerap air. Kemampuan untuk membentuk hidrat, seperti juga kelarutannya
dalam air, menurun dengan naiknya ukuran, dan halida-halida Sr, Ba, dan Ra biasanya anhidrat.
19
20
Senyawaan lain. Logam-logam, seperti alkali, bereaksi dengan banyak unsur lain. Senyawaan seperti
fosfida, silisida, atau sulfida sangat ionik dan terhidrolisis dalam air.
Garam Okso, Ion-Ion dan Kompleks
Semua unsurnya membentuk garam okso, garam okso Mg dan Ca seringkali terhidrat. Karbonat-
karbonatnya semua agak tidak larut dalam air.
Dan hasil kali kelarutannya menurun dengan naiknya ukuran digunakan dalam bubuk obat lambung
untuk menyerap asam.
Hanya Mg dan Ca yang memperlihatkan kecendrungan yang dapat diterima untuk membentuk
kompleks-kompleks dalam larutan, dengan beberapa perkecualian, ligannya adalah oksigen. Kompleks
kelat oksigen, diantaranya yang terpenting adalah dengan jenis ligan etilendiamintetraasetat (EDTA),
mudah terbentuk dalam larutan akua yang basa.21[21]
3. Golongan IIIA
Unsur-unsur golongan ini yaitu: aluminium, gallium, indium, dan thallium. Aluminium adalah unsur
logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika.
Gallium dan In terdapat hanya dalam runutan pada batuan Al dan Zn. Thallium, juga merupakan unsur
yang jarang, diperoleh kembali dari debu asap yang berasal dari pemanggangan pyrit dan batuan sulfida
lainnya. Unsur-unsurnya lebih bersifat logam daripada bor, dan kimiawi senyawaannya lebih ionik.
Aluminium adalah logam yang keras, kuat, dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia
bagaimanapun juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada
permukaannya.
Gallium, indium, dan thallium bersifat lunak, putih dan merupakan logam yang cukup reaktif, nudah
larut dalam asam.22[22]
21
22
4. Golongan IVA
Unsur-unsur ini terdiri dari: silikon, germanium, timah dan timbal. Silikon hanya yang kedua setelah
oksigen dalam kelimpahannya di alam (kira-kira 28% dari kerak bumi) dan terdapat beragam dalam
mineral silikat dan sebagai kuarsa. Germanium, timah, dan timbal adalah unsur-unsur yang jarang
didapat. Kegunaan yang utama Ge, Sn, dan Pb adalah sebagai logam-logam, tetapi alkil-timah dan
senyawaan timbaldibuat dalam skala besar. Silikon dan Ge digunakan sebagai semikonduktor, khususnya
dalam transistor. Silikon biasanya agak kurang reaktif. Germanium agak lebih reaktif daripada silikon.
Timah dan timbal diperolehdengan reduksi oksida atau sulfidanya dengan karbon. Timah dan timbal
melarut dalam beberapa asam, dan dapat diserang secara cepat oleh halogen.23[23]
5. Golongan VA
Unsur-unsur ini terdiri dari: fosfor, arsen, antimon dan bismuth. Fosfor terutama berada dalam
mineral keluarga apatit. Arsen, Sb, dan Bi, terutama terdapat sebagai mineral sulfida. Fosfor benar-
benar bukan bersifat logam dalam kimiawinya, namun As, Sb, dan Bi memperlihatkan suatu kenaikan
kecenderungan sifat logam dan prilaku sebagai kation. Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat
dengan batu- bara dan pasir dalam suatu pembakar listrik. Arsen, Sb, dan Bi diperoleh sebagai logamnya
melalui reduksi oksidanya dengan karbon dan hidrogen. Logamnya terbakar pada pemanasan dalam
oksigen menghasilkan oksida.24[24]
6. Golongan VIA
Unsur-unsur ini terdiri dari: sulfur, selenium, tellurium, dan polonium. Unsur-unsur ini ada kemiripan
yang sangat kecil dengan kimiawi oksigen, alasannya adalah:
23
24
a. Sulfur, Se, Te, dan Po mempunyai keelektronegatifan yang lebih rendah daripada oksigen, yang berarti
bahwa senyawaannya mempunyai sifat kurang ionik.
b. Bagi sulfur khususnya, terdapat ikatan ganda.
c. Valensinya tidak terbatas pada 2.
d. Sulfur mempunyai kecendrungan kuat untuk katenasi.
Sulfur terdapat secara luas di alam sebagai unsur, dalam bijih sulfida, dan sebagai sulfat. Selenium
dan tellurium kelimpahannya lebih sedikit namun lebih sering terdapat sebagai mineral selenida dan
tellurida dalam bijih sulfida. Polonium terdapat dalam mineral U dan Th sebagai produk rangkaian
peluruhan radioaktif.25[25]
7. Golongan VIIa (Halogen)
Unsur-unsur golongan VIIA merupakan kelompok unsur nonlogam yang sangat reaktif. Semua unsur
haloen bereaksi dengan tipe yang sama, walaupun kereaktifannya berbeda. Halogen dengan logam
membentuk senyawa yang kita sebut garam. Contohnya NaF, NaCl, NaBr, dan NaI. Oleh karena itu pula,
unsur golongan VIIA disebut halogen yang artinya pembentuk garam. Kereaktifan unsur halogen
berkurang dari F ke I. Semua unsur halogen (golongan VIIA) berupa molekul diatomik( ), berwarna, dan
bersifat racun. Fluorin berwarna kuning muda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah,
dan uap iodin berwarna ungu (iodin padat berwarna hitam).26[26]
Fluor terdapat secara meluas, misalnya sebagai , fluorspar, kryolit, dan lain-lain. Ia lebih melimpah
daripada klor. Fluor paling reaktif secara
Kimia dari sekalian unsur, dan segera bergabung pada suhu biasa atau suhu tinggi dengan semua
unsur selain ,He, Ne, dan Kr, seringkali dengan sangat kuat.
25
26
Klor terdapat sebagai NaCl, KCl, Mg dan sebagainya dalam air laut, danau bergaram, dan sebagai
deposit yang berasal dari penguapan prasejarah danau bergaram. Klor adalah gas yang kehijauan. Ia
melarut sedang dalam air, sambil bereaksi.
Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom adalah
cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut sedang dalam air, dan
dapat bercampur dengan pelarut nonpolar seperti .
Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam Chili (Guano). Iod adalah
padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosferia menyublim tanpa meleleh.27[27]
8. Golongan VIIIA (Gas Mulia)
Unsur-unsur golonan VIIIA, yaitu helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon, disebut gas mulia
karena semuanya berupa gas yang sangat stabil, sangat sukar bereaksi dengan unsur lain. Tidak
ditemukan satu pun senyawa alami dari unsur-unsur tersebut. Unsur gas mulia terdapat di alam sebagai
gas monoatomik (atom-atomnya berdiri sendiri). Menurut para ahli, hal itu disebabkan kulit terluarnya
yang sudah terisi penuh. Kulit terluar yang terisi penuh menjadikan unsur tidak reaktif. Namun demikian,
kripton, xenon, dan radon ternyata dapat “dipaksa” bereaksi dengan beberapa unsur, sedangkan
helium, neon, dan argon hingga sekarang belum berhasil direaksikan. Gas mulia mempunyai titik cair
dan titik didih yang sangat rendah; titik didihnya hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya.28[28]
Heliumterdapat dalam mineral radioaktif. Gas ini aslinya terdiri seluruhnya atas peluruhan isotop
uranium atau thorium yang memancarkan partikel . Inti helium inimenerima elektron dari unsur
sekitarnya, mengoksidasinya, dan bila batuannya cukup “impermeable”, helium tetap diperangkap.
Gas Radon, yang semua isotopnya radioaktif dengan waktu paruh pendek, dicirikan dalam rangkaian
peluruhan dari uranium dan thorium. Na, Ar, Kr, dan Xe diperoleh dengan fraksionasi udara cair.
27
28
Kegunaan utama He adalah sebagai cairan dalam krioskopi. Argon dapat digunakan untuk menyediakan
suatu lingkungan yang inert dalam peralatan laboratorium, dalam pengelasan, dalam lampu listrik yang
diisi gas. Neon digunakan untuk tabung sinar pemutusan muatan.29[29]
9. Unsur-Unsur Transisi
Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang terdapat di bagian tengah sistem periodik, yaitu
unsur-unsur golongan tambahan (golongan B atau golongan IB, IIB, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB).
Unsur-unsur transisi mempunyai sifat-sifat khas yang membedakannya dari Unsur golongan utama,
diantaranya adalah:
a. Semua unsur transisi tergolong logam,
b. Mempunyai kekerasan, titik leleh, dan titik didih yang relatif tinggi,
c. Banyak diantaranya membentuk senyawa-senyawa berwarna.30[30]
Jadi, unsur transisi disebut dengan unsur Sc sampai Zn atau unsur blok d.31[31]
29
30
31
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang dipresentasikan di atas dapat disimpulkan bahwaOrang pertama yang
menyusun tabel periodik unsur adalah johan W. Dobereiner. Susunannya didasarkan pada massa atom
yang didasarkan pada teori atom Dalton. Selain itu, perkembangan sistem periodik unsur ini diikuti oleh
cara perkembangannya yang terdiri dari sistem Dobreiner, Mendeleyev, dan hukum Oktaf Newland.
Tabel periodik unsur ini ditemukan dengan berbagai macam unsur karena adanya berbagai sifat-sifat
yang terkandung dalam periodik unsur, sekaligus tabel periodik unsur terdiri dari golongan utama
maupun golongan transisi.
B. Saran
Dari semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami berharap teman-teman bisa
mengerti lagi tentang sistem periodik unsur ini, dan semoga teman-teman memperoleh manfaat yang
ada dalam meteri tersebut. Jika ada terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf,
terima kasih telah memperhatikan sekaligus memahami materi kami.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Erlangga
Cotton, wilkinson. 2007. Kimia Anorgani Dasar. Jakarta: UI Press
Goldberg,David.E. 2007. Kimia untuk Pemula Edisi 3. Jakarta: Erlangga