KIA, KB dan MTBS

30
LAPORAN MODUL ASBID KOMUNITAS PROGRAM KIA, KB DAN MTBS KELOMPOK 3 NAMA NIM Suwarni Anwar 70400113056 Yuli Hartina 70400113043 Hajrah 70400113051 Desi Ratna Asiz 70400113071 Irmawati 70400113058 A.Indra Dewi 70400113055 Hasdina 70400113053 Siti Fatimah 70400113045 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PRODI KEBIDANAN

description

asbid komunitas

Transcript of KIA, KB dan MTBS

Page 1: KIA, KB dan MTBS

LAPORAN MODUL ASBID KOMUNITAS

PROGRAM KIA, KB DAN MTBS

KELOMPOK 3

NAMA NIM

Suwarni Anwar 70400113056

Yuli Hartina 70400113043

Hajrah 70400113051

Desi Ratna Asiz 70400113071

Irmawati 70400113058

A.Indra Dewi 70400113055

Hasdina 70400113053

Siti Fatimah 70400113045

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PRODI KEBIDANAN

2014/2015

A. Pengertian Program KIA

Page 2: KIA, KB dan MTBS

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta

anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi

situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem

kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk

masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam,

telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.

Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka

masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di

taman kanak-kanak.

Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu memenuhi

tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dalam

mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap

kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran seorang

ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-anaknya dari usia bayi

sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang tua terutaa ibunya. (Asfryati,

2003, h.27).

Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu

sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga dewasa,

bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah dengan orang lain

seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya. (dilampirkan oleh Zulkifli dari

bambang, 1986, h.9).

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup

sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk

menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat

kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan

bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :

1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi

kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam

upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan

sebagainya.

Page 3: KIA, KB dan MTBS

2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri

di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita

serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.

4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki,

bayi dan anak balita.

5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak

prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.

Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan

serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada

kegiatan pokok :

a. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu

yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.

b. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan

pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.

c. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan

maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan

pengamatannya secara terus menerus.

d. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan

mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.

1. Pelayanan antenatal :

Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya

sesuai dengan standar pelayanan antenatal.

Standar minimal “5 T “ untuk pelayanan antenatal terdiri dari :

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b. Ukur Tekanan darah

c. Pemberian Imunisasi TT lengkap

d. Ukur Tinggi fundus uteri

Page 4: KIA, KB dan MTBS

e. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan

ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua,

dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

2. Pertolongan Persalinan

Jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat:

a) Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan

dan perawat.

b) Dukun bayi :

Terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan latihan tenaga kesehatan

yang dinyatakan lulus. Tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh

tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.

c) Deteksi dini ibu hamil berisiko :

Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah :

Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun .

Anak lebih dari 4

Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih

dari 10 tahun

Tinggi badan kurang dari 145 cm

Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat

kengenital.

Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.

Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara

langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

Risiko tinggi pada kehamilan meliputi :

1) Hb kurang dari 8 gram %

2) Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90

mmHg

3) Oedema yang nyata

4) Eklampsia

Page 5: KIA, KB dan MTBS

5) Perdarahan pervaginam

6) Ketuban pecah dini

7) Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.

8) Letak sungsang pada primigravida

9) Infeksi berat atau sepsis

10) Persalinan prematur

11) Kehamilan ganda

12) Janin yang besar

13) Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.

14) Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

Risiko tinggi pada neonatal meliputi :

1) BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram

2) Bayi dengan tetanus neonatorum

3) Bayi baru lahir dengan asfiksia

4) Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir

5) Bayi baru lahir dengan sepsis

6) Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram

7) Bayi preterm dan post term

8) Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang

9) Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.

d) Indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi

Terdapat 6 indikator kinerja penilaian standar pelayanan minimal atau SPM

untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang wajib dilaksanakan yaitu  :

Cakupan Kunjungan ibu hamil K4

Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang kontak dengan petugas kesehatan

untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5T dengan frekuenasi kunjungan

minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester 1 minimal 1 kali,  trimester II minimal

1 kali dan trimester III minimal 2 kali . Standar 5 T yang dimaksud   adalah :

1. Pemeriksaaan atau pengukuran tinggi dan berat badan

2. Pemeriksaaan atau pengukuran tekanan darah

3. Pemeriksaan atau pengukuran tinggi fundus

4. Pemberian imunisasi TT

Page 6: KIA, KB dan MTBS

5. Pemberian tablet besi

Definisi operasional

Perbandingan antara jumlah ibu hamil yang telah memperoleh ANC sesuai standar

K4  disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan penduduk sasaran ibu hamil

Cara perhitungan

Pembilang : Jumlah ibu hamil yang telah memperoelh pelayanan ANC sesuai standar

K 4 disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Sumber data :

1) Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai standar K4 diperoleh

dari catatan register kohort ibu dan laporan PWS KIA.

2) Perkiraan penduduk sasaran ibu hamil diperoleh dari Badan Pusat Statistik atau

BPS kabupaten atau propinsi jawa timur.

Kegunaan

1) Mengukur mutu pelayanan ibu hamil

2) Mengukur tingkat keberhasilan perlindungan ibu hamil melalui pelayanan standar

dan paripurna. Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan ANC sesuai

standar K4 Perkiraan penduduk

3) Mengukur kinerja petugas kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan ibu hamil

Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemamtauan Wilayah setempat-KIA

(PWS-KIA) dengan batasan:

Pemamtauan Wilayah Setempat KIA adalah alat untuk pengelolaaan kegiatan KIA

serta alat untuk motivasi dan komunikasi kepada sector lain yang terikat dan dipergunakan

untuk pemamtauan program KIA secara teknis maupun non teknis.

Melalui PWS-KIA dikembangkan indikator-indikator pemantauan teknis dan non

teknis, yaitu

1. Indikator Pemantauan Teknis : Indikator ini digunakan oleh para pengelola program

dalam lingkungan kesehatan yang terdiri dari :

a.Indikator Akses

b. Indikator Cakupan Ibu Hamil

Page 7: KIA, KB dan MTBS

c.Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

d. Indicator penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat

e.Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan

f. Indicator Neonatal

2. Indikator Pemamtauan Non teknis :

Indikatorini dimasksudnya untuk motivasi dan komunikasi kemajuan maupun

masalah operasional kegiatan KIA kepada para penguasa di wilayah, sehingga di mengerti

dan mendapatkan bantuan sesuai keperluan. Indikator-indikator ini dipergunakan dalam

berbagai tingkat administradi, yaitu :

Indikator pemerataan pelayanan KIA

a. Untuk ini dipilih AKSES (jangkauan) dalam pemamtauan secara teknis

memodifikasinya menjadi indicator pemerataan pelayanan yang lebih dimengerti oleh

para penguasa wilayah.

b. Indikator efektivitas pelayanan KIA :

Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemamtauan secara teknnis dengan

memodifikasinya menjadi indicator efektivitas program yang lebih dimengerti oleh para

penguasa wilayah.

Kedua indicator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, perdesa serta

dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-desamana

yang masih ketinggalan.

Pemantauan secara lintas sektoral ini harus diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari

para penguasa wilayah perihal : peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian

sumber daya setempat yang diperlukan.

1.    Ketentuan Kartu Insentif Anak (KIA).

a.  Sebagai Kartu Insentif Anak yang berdomisili di Kota Surakarta.

b.  Memberikan fasilitas tertentu pada berbagai bidang sesuai kebutuhan anak.

c.  KIA bisa digunakan pula sebagai Kartu Identitas Anak sebelum anak memiliki

Identitas Resmi (KTP)

d.  Waktu penyelesaian KIA untuk perseorangan 7 (tujuh) hari kerja dan untuk kolektif

14 (empatbelas) hari kerja.

e. Pembuatan KIA tidak dipungut biaya (gratis).

Page 8: KIA, KB dan MTBS

f.   KIA dapat diperoleh dengan menunjukan Akta Kelahiran, hal ini dimaksudkan agar:

Orang tua memiliki kesadaran yang tinggi terhadap anaknya untuk mencarikan akta

kelahiran.

Mendukung RENSTRANAS tahun 2011, bahwa semua anak Indonesia

tercatat kelahirannya.

Mendukung RENSTRA Kota Surakarta Tahun 2011, bahwa semua anak

Surakarta tercatat kelahirannya.

Mendukung Program Kota Surakarta sebagai Kota Layak Anak.

Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak untuk menjamin

kehidupan, pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar baik jasmani , rohani

maupun sosial.

2. Persyaratan

a.    Mengisiformulirpermohonan KIA.

b.    Foto copy Akta Kelahiran Anak.

c.    Foto copy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga Orang Tua.

d.    Pas foto anakberwarnaukuran 2 X 3 (2 lembar).

3.Mekanisme.

a.    Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa) melapor ke Dinas.

b.    Penduduk atau yang mewakili (membawa kuasa)mengisi dan menandatangani

formulir permohonan KIA

c.    Petugas Dinas melakukan verifikasi dan validasi berkas permohonan.

d.    Petugas melakukan perekaman data ke dalam data base KIA.

e.    Dinas menerbitkan KIA dengan diberikan kepada pemohon.

A.MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

1. PENGERTIAN MTBS

Suatu manejemen untuk balita yang datang di pelayanan

kesehatan,dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi,status gizi,status imun

Page 9: KIA, KB dan MTBS

maupun penangan dan konseling yang diberikan.MTBS merupakan suatu program

pemerintah untuk menurunkan angka kematian balita dan menurunkan angka

kesakitan.

2. TUJUAN MTBS

         Meningkatkan keterampilan petugas

         Menilai,mangklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul

         Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah

         Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit

         Memperbaiki sistem kesehatan

3. RUANG LINGKUP MTBS

Penilaian,klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari- 2 bulan

Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan- 5 tahun

Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi

Konseling bagi ibu

Tindakan dan pengobatan

Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut

4. PROTAP PELAYANAN MTBS

  Anamnesa : wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan

utama,lamanya sakit,pengobatan yang telah diberikan dan riwayat penyakit lainnya.

  Pemeriksaan :

Untuk bayi umur 1hari-2 bulan

Periksa kemungkinan kejang,gangguan nafas,suhu tubuh,adanya

infeksi,ikterus,gangguan pencernaan,BB,status imun.

Untuk bayi 2bulan-5 tahun

Keadaan umum,respirasi,derajat dehidrasi,suhu,periksa telinga,status

gizi,imun,penialaian pemberian makanan.

     Menentukan klasifikasi,tindakan,penyuluhan dan konsultasi dokter.

5. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

a.       Pendaftaran bayi/balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayanan MTBS

Page 10: KIA, KB dan MTBS

b.      Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan

c.       Petugas melaksanakan anamnesa

d.      Petugas melakukan pemeriksaan

e.       Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikan dan

memberikan penyuluhan

f.       Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedomen MTBS bila perlu dirujuk ke

ruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter.

6. PENERAPAN MTBS

Program MTBS perlu persiapan untuk menerapkannya meliputi :

A.    Informasi mengenai MTBS kpd seluruh petugas

B.     Persiapan penilaian,obat2 dan alat yang digunakan untuk pelayanan

C.     Persiapan pengadaan formulir

D.    Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan

E.     Penerapan MTBS dilaksanakan secara bertahap

7. IDENTIFIKASI TINDAKAN MTBS

Yaitu pengambilan keputusan oleh petugas dalam menangani diare.tindakan

MTBS mencangkup 3 rencana terapi :

a)      Terapi A

Terapi dirumah untuk mencegah dehidrasi,cairan yang biasa diberikan berupa

oralgula-garam,sayuran dan sup yang mengandung garam.

b)      Terapi B

Dehidrasi sedang dengan pemberian CRO.

c)      Terapi C

Dehidrasi berat dengan pemberian cairan RL

Page 11: KIA, KB dan MTBS

8. KONSELING MTBS

Merupakan suatu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien

sebagai upaya membantu orang lain agar ia mampu memecahkan masalah yang

dihadapi.

KONSELING BAGI IBU

Bertujuan agar ibu mengetahui dan dapat menilai keadaan anak secara dini.

penilaian berupa :

  I.  Menilai cara pemberian makan anak:

Langkah yang dilakukan tenaga kesehatan,tanyakan kepada ibu cara

pemberian makanan anak sehari-hari dan selama sakit.bandingkan jawaban ibu

dengan anjuran pemberian makan yang sesuai umur anak.

Hal yang ditanyakan :

         Apakah ibu menyusui anaknya?

berapa kali?

apa ibu juga meneteki pada malam hari?

         Apakah anak mendapat makanan/minuman lain?

makanan/minuman apa?

berapa kali sehari?

alat apa yang digunakan untuk memberi makanan?

jika BB menurut umur sangat rendah,maka ditanya barapa banyak

makan/minum yang diberikan?

Apakah anak dapat porsi tersendiri?

Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?

         Selama anak sakit,apakah pemberian makan anak di ubah?bila ya,bagaimana

caranya?

Anjuran makanan selama anak sakit maupun anak sehat

  0-6 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak,min 8x sehari.

  6-8 bulan : teruskan pemberian ASI dan makanan pendamping ASI

Page 12: KIA, KB dan MTBS

ex:pisang,pepaya,air jeruk dan air tomat,makan pendamping diberikan 2x/hari,sesi

pertambahan umur diberikan bubur tim ditambah kuning

telur,tempe,tahu,ayam,ikan,daging,wortel,bayam,kacang hijau,santan/minyak.frek 7-8

sendok/hari

  9-12 bulan : ASI dilanjutkan dan kenalkan makanan keluarga secara bertahap

dimulai dari bubur nasi-nasi tim dan makanan keluarga.berikan 3x/hari frek 9-11

sendok,dan beri makanan selingan 2x/hari ex: bubur kacang hijau,pisang,biskuit dll

diantara waktu makan.

  12-24 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak,beri nasi lunak yang ditambah

telur,ayam,ikan,tempe,tahu,daging,wortel,bayam,kacang,santan minyak.beri 3x/hari

dan makanan selingan 2x/hari.

  > 2 tahun : makanan keluarga 3x/hari terdiri dari nasi,lauk pauk,sayur dan

buah,makanan selingan 2x/hari.

  Jika anak diare,beri ASI lebih sering dan lebih lama.jangan diberi susu kental.

II.Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak sakit

Untuk setiap anak sakit:

         Beri ASI lebih sering dan lebih lama

         Tingkatkan pemberian cairan ex:beri kuah sayur dan air putih

Untuk anak diare :

      Diberi cairan tambahan terapi A dan B sesuai pengobatan

Untuk anak mungkin DBD :

      Cairan tambahan sangat penting ex: oralit

III.Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan

Nasehati ibu untuk kunjungan ulang sesuai waktu paling awal untuk

permasalahan anaknya.

Page 13: KIA, KB dan MTBS

Anak dengan : Kunjungan ulang:

Pnemonemia

Disentri

Malaria

Demam

Campak

Dbd

2 hari

Diare

Infeksi telinga

Masalah pemberian makan

Penyakit lain jika tidak ada perubahan

5 hari

Anemia 4 minggu

BB menurut umur sangat rendah 4 minggu

kunjungan berikutnya :

nasehati ibu bila ditemukan tanda-tanda pada anak seperti :

Setiap anak sakit Tidak mau minum/menetek,bertambah parah dan

timbul demam.

Anak batuk,bukan pnemonia Nafas cepat dan sukar bernafas

Anak diare Bab campur darah,malas minum

mungkin dbd/demam Ada tanda2 perdarahan,ujung extermitas

dgn,nyeri ulu hati/gelisah dan sering muntah.

IV.Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya

  Nasehati ibu untuk makan dengan baik untuk menjaga kekuatan dan kesehatan

dirinya

  Periksa status imunisasi ibu,k/p beri imunisasi TT

  Pastikan bahwa ibu memperoleh imunisasi dan pelayanan terhadap: program

KB,konseling PMS dan pencegahan

  Anjurka ibu untuk deteksi dini

E.MASALAH DAN PEMECAHAN

Page 14: KIA, KB dan MTBS

Bayi rewel Ini terkait dgn pemberian ASI,periksa popok,gendong

bayi,mungkin perlu perhatian.

Bayi tdk tidur

sepanjang malam

Bayi menolak

menetek

Tidurkan bayi disamping ibu dan sering diberi ASI,jangan beri

makanan lain

Mgkn bayi bingung puting,beri ASI,beri perhatian dan kasih

sayang.

Bayi BBLR Beri ASI sesering mungkin

Bayi ikterik Meneteki segera setelah lahir,ASI sesering mungkin

ASI tdk cukup Semakin sering meneteki semakin banyak produksi ASI

ibu mengatakan ASI

tdk keluar

Jelaskan cara memproduksi dan mengeluarkan ASI,teteki bayi

sesering mungkin.

ibu mengeluh puting

terasa sakit

Beri paracetamol 1 tablet tiap 4-6jam,tetap beri ASI pada

bayi.perbaiki posisi dan perlekatan saat memberi ASI

Ibu mengeluh

payudara penuh

Usaha meneteki bayi sampai payudara kosong,kompres payudara

dgn air hangat dan teteki bayi segera mungkin

Mastitis dan abses Beri antibiotik,beri obat penghilang rasa sakit,kompres

hangat,tetap beri ASI.jika abses hentikan ASI dulu

Ibu sakit dan tdk

mau meneteki

Teteki bayi dulu baru ibu minum obat

Ibu bekerja Teteki bayi pada pagi hari,pada waktu pulang kerumah dan lebih

sering pada malam hari.

Program Keluarga Berebcana

1.    Pengertian Keluarga Berencana

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga

yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran."

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan

jumlah anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi. Memiliki keluarga

ideal adalah dambaan setiap orang dan dengan Keluarga Berencana (KB) merupakan

salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita,

meskipun tidak selalu diakui demikian.

Page 15: KIA, KB dan MTBS

2.    Tujuan Program Keluarga Berencana

Tujuan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia adalah :

a.    Tujuan Umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya

pertambahan penduduk.

b.    Tujuan Khusus

1.    Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.

2.    Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

3.    Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

3.    Cara-cara atau Metode Pelaksanaan Program Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak

yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara

atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.

Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki

mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah

dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.

Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang

reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek

lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak

lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode

kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan

tindakan operasi.

Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya

yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi

sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode

kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun

berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi

(pembuahan).

Page 16: KIA, KB dan MTBS

Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan,

frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk

melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan

kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya

mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama,

kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari

kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali

abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.

Semakin bertambah usia maka terdapat perubahan dari periode menstruasi.

Ketika darah haid akhirnya berhenti, maka seorang wanita memasuki masa

menopause. Bagaimanapun juga, kontrasepsi sebaiknya digunakan sampai wanita

tidak mendapatkan menstruasi atau darah haid selama 2 tahun jika usia kurang dari

50 tahun atau 1 tahun jika usia lebih dari 50 tahun.

Metode kontrasepsi terdiri dari :

1.    Kontrasepsi hormonal Kontrasepsi oral kombinasi Kontrasepsi oral progestin

Kontrasepsi suntikan progestin kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron Implant

progestin Kontrasepsi Patch

2.    Kontrasepsi barrier (penghalang)

Kondom (pria dan wanita)

Diafragma dan cervical cap

3.    Spermisida

4.    IUD (spiral)

5.    Perencanaan keluarga alami

6.    Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi

7.    Metode amenorea menyusui

8.    Kontrasepsi darurat

Kontrasepsi darurat hormonal

Kontrasepsi darurat IUD

9.    Sterilisasi

Vasektomi

Ligasi tuba

4.    Dampak positif Program Keluarga Berencana

Page 17: KIA, KB dan MTBS

Perempuan dibawah usia 17 tahun rentan mengalami kematian sewaktu

persalinan. Hal ini dikarenakan perkembangan tubuhnya belum sempurna dan

belum cukup matang serta siap dilewati bayi. Sang bayi pun terancam resiko

kematian sebelum usianya mencapai satu tahun.

Kehamilan terlalu "telat" Perempuan berusia terlalu tua untuk

mengandung dan melahirkan memiliki banyak resiko berbahaya. Terlebih jika

memiliki masalah-masalah kesehatan lain atau terlalu sering hamil dan

melahirkan. Kehamilan-kehamilan jarak dekat Kehamilan dan persalinan

membutuhkan banyak energi dan kekuatan. Jika Ibu belum pulih dari satu

pesalinan namun sudah hamil kembali, tubuh tidak akan sempat memulihkan

kebugarannya. Berbagai masalah bahkan kematian pun akan dihadapi saat

berhadapan dengan situasi kehamilan jarak dekat. Terlalu sering hamil dan

melahirkan Perempuan memiliki lebih dari empat anak beresiko menghadapi

kematian akibat pendarahaan hebat dan kelainan-kelainan lainnya.

Tidak ada paksaan dan tidak ada yang boleh memaksa Ibu untuk

mengikuti program Keluarga Berencana ataupun tidak. Namun pekerja kesehatan

akan menyarankan Ibu untuk mengikuti program ini jika terjadi sesuatu yang

dapat membahayakan diri Ibu. Dibutuhkan kesadaran dalam diri sendiri, mengenai

pentingnya mengikuti program Keluarga Berencana, baik untuk kebaikan diri

sendiri, anak, juga kesejahteraan keluarga.

Tidak ada yang boleh memaksa Ibu mengikuti program Keluarga

Berencana, dan tidak ada paksaan untuk Ibu mengenakan alat KB tertentu. Namun

jika alat KB yang Ibu pilih dapat membahayakan diri sendiri, maka konsultasikan

terlebih dahulu hal tersebut pada dokter kandungan.

6. Dampak Negatif Program Keluarga Berencana

Selain memiliki dampak positif, program keluarga berencana ini juga memiliki

dampak-dampak negative antara lain:

1) Menerima efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi

2) Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang)

3) Sering menaikkan Berat Badan

4) Peningkatan risiko infeksi

5) Frekuensi bersenggama

Page 18: KIA, KB dan MTBS

6) Kemudahan untuk kembali hamil lagi

7) Efek samping ke laktasi

8) Efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan

9) Memiliki keturunan terbatas

Daftar Pertanyaan:

1. Mengapa MTBS perlu dilakukan?

2. Apa penyebab utama kematian balita di Indonesia?

3. Apakah program KB di Indonesia sejauh ini cukup efektif dalam menangani

kepadatan penduduk yang sudah terjadi?

4. Apakah MTBS yang dilakukan cukup efektif?

5. Bagaimanakah dampak , jika kinerja petugas kesehatan dalam pelayanan ibu

hamil, tidak terlaksana?

6. Jika program KB tidak terlaksana dengan baik, bagaimanakah dampak yang akan

terjadi setelahnya?

Jawab :

1. Karena MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu

pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS juga merupakan upaya

yang ditujukan untuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti

Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes, dll. Bila dilaksanakan dengan baik, upaya ini

tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan

kematian bayi dan balita. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya kuratif

(pengobatan), preventif (pencegahan), perbaikan gizi, imunisasi dan konseling

(promotif). Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS

sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan

kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita.

2. Penyebab utama dari kematian anak balita adalah infeksi (diare, pneumonia,

meningitis), malaria, campak. Malnutrisi.

3. .

Page 19: KIA, KB dan MTBS

4. Cukup efektif, karena turut membantu dalam upaya pemerataan pelayanan

kesehatan dan membuka akses bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh

pelayanan kesehatan yang terpadu.

5. Dampak yang akan terjadi dalam Pelayanan Kesehatan ibu hamil tidak dapat

terlaksana secara efesien dan efektif, akan berakibat pada hubungan seks mudah

berisiko kanker, resiko persalinan yang akan terjadi, pengguguran kandungan,

angka kematian ibu.

KESIMPULAN

Pengertian Program KIA

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut

pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak

balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat

dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan

dan persalinan.

Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan

hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya

untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya

derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan

landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

PENGERTIAN MTBS

Suatu manejemen untuk balita yang datang di pelayanan kesehatan,dilaksanakan secara

terpadu mengenai klasifikasi,status gizi,status imun maupun penangan dan konseling

yang diberikan.MTBS merupakan suatu program pemerintah untuk menurunkan angka

kematian balita dan menurunkan angka kesakitan.

TUJUAN MTBS

         Meningkatkan keterampilan petugas

         Menilai,mangklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul

         Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah

Page 20: KIA, KB dan MTBS

         Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit

         Memperbaiki sistem kesehatan

Pengertian Keluarga Berencana

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang

sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran."

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu usaha untuk merencanakan jumlah

anak serta jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi. Memiliki keluarga ideal adalah

dambaan setiap orang dan dengan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu

pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak

selalu diakui demikian.

Tujuan Program Keluarga Berencana

Tujuan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia adalah :

a.    Tujuan Umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan

penduduk.

b.    Tujuan Khusus

1.    Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.

2.    Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

3.    Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

Saran

KIA,MTBS,dan KB harus di lakukan dengan baik agar kesejahteraan dalam meningkatkan

kesehatan, pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan

anak balita serta anak prasekolah. Dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi,status

gizi, Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah, Sebagai

pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit, Memperbaiki sistem kesehatan,

status imun maupun penangan dan konseling yang diberikan.