KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1...

27
Buletin GINSI Jateng 1 Edisi April 2017 BULETIN JATENG GINSI APRIL 2017 NOMOR : 888 TAHUN KE - XXXIX DAFTAR ISI Revisi Peraturan Pendukung Impor dan Ekspor ……………………………………………………………………………… 2 Pajak Importir Daging dan Jeroan …………………………….…………………………………………………………………….. 4 Rumusan Baru Penentuan Kuota dan Tarif Produk Pertanian …………………………………………………………. 6 Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka ASEAN-China FTA ………………………………………………………… 7 Percepatan Pemeriksaan Kecelakaan Kapal ……………………………………………………………………………………. 9 Penyelenggaraan dan Pengusahaan Depo Petikemas ……………………………………………………………………… 10 Rincian Program Pemerataan Ekonomi Presiden Jokowi ……………………………………………………………….. 12 Pemerataan Dapat Dorong Kualitas Pertumbuhan Ekonomi RI …………………………………………….………… 14 GINSI Sambut Ratifikasi Trade Facilitation Agreement ……………………………………………………………………. 15 Penerimaan Tergerus, Pemerintah Didesak Perluas Objek Cukai Baru …..…………………………………………. 16 Lokakarya Audit Kerja Sama Bea Cukai dan IAPI …………………………………………………………………………….. 17 Sri Mulyani Bakal Sederhanakan Aturan Pajak dan Cukai ………………………………………………………………... 18 Satu Tahun Berjalan, PLB Menuju Hub Logistik Asia Pasifik ……………………………………………………………. 19 Tim Reformasi Kepabeanan, Tingkatkan Pengawasan dan Efisiensi Pelayanan ………………………………… 20 Mike Pence Sebut AS Ingin Perdagangan Saling Menguntungkan dengan RI ……………………………………… 22 KEGIATAN BPD GINSI JATENG PERIODE MARET 2017 ………………………………………………………………….. 24 Peraturan Menteri Keuangan RI No. 31/PMK.010/2017 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dengan Skema User Specific Duty Free Sheme dalam Rangka Persetujuan antara Republik Indonesia dan Jepang mengenai suatu Kemitraan Ekonomi …………………………………………………………………………………. 26 *** dihimpun dari berbagai sumber Edisi April 2017 : 888 TAHUN KE - XXXIX KHUSUS UNTUK ANGGOTA Sekretariat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 226 H Semarang Telp/Fax : 024 – 76432943 Email : [email protected] // Website : www.ginsijateng.com

Transcript of KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1...

Buletin GINSI Jateng 1

Edisi April 2017

BULETIN

JATENG GINSI

APRIL 2017 NOMOR : 888 TAHUN KE - XXXIX

DAFTAR ISI Revisi Peraturan Pendukung Impor dan Ekspor ……………………………………………………………………………… 2 Pajak Importir Daging dan Jeroan …………………………….…………………………………………………………………….. 4 Rumusan Baru Penentuan Kuota dan Tarif Produk Pertanian …………………………………………………………. 6 Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka ASEAN-China FTA ………………………………………………………… 7 Percepatan Pemeriksaan Kecelakaan Kapal ……………………………………………………………………………………. 9 Penyelenggaraan dan Pengusahaan Depo Petikemas ……………………………………………………………………… 10 Rincian Program Pemerataan Ekonomi Presiden Jokowi ……………………………………………………………….. 12 Pemerataan Dapat Dorong Kualitas Pertumbuhan Ekonomi RI …………………………………………….………… 14 GINSI Sambut Ratifikasi Trade Facilitation Agreement ……………………………………………………………………. 15 Penerimaan Tergerus, Pemerintah Didesak Perluas Objek Cukai Baru …..…………………………………………. 16 Lokakarya Audit Kerja Sama Bea Cukai dan IAPI …………………………………………………………………………….. 17 Sri Mulyani Bakal Sederhanakan Aturan Pajak dan Cukai ………………………………………………………………... 18 Satu Tahun Berjalan, PLB Menuju Hub Logistik Asia Pasifik ……………………………………………………………. 19 Tim Reformasi Kepabeanan, Tingkatkan Pengawasan dan Efisiensi Pelayanan ………………………………… 20 Mike Pence Sebut AS Ingin Perdagangan Saling Menguntungkan dengan RI ……………………………………… 22 KEGIATAN BPD GINSI JATENG PERIODE MARET 2017 ………………………………………………………………….. 24 Peraturan Menteri Keuangan RI No. 31/PMK.010/2017 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dengan

Skema User Specific Duty Free Sheme dalam Rangka Persetujuan antara Republik Indonesia dan Jepang mengenai suatu Kemitraan Ekonomi …………………………………………………………………………………. 26

*** dihimpun dari berbagai sumber

Edisi April 2017 : 888 TAHUN KE - XXXIX

KHUSUS UNTUK ANGGOTA

Sekretariat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 226 H Semarang Telp/Fax : 024 – 76432943 Email : [email protected] // Website : www.ginsijateng.com

Buletin GINSI Jateng 2

Edisi April 2017

Revisi Peraturan Pendukung Impor dan Ekspor

enkeu Sri Mulyani telah menerbitkan Peraturan tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif

Bea Masuk atas Brang Impor. PMK Nomor 6/PMK.010/2017 ini terbit berdasarkan amandemen terhadap Harmonized System (HS) dan revisi ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN) tahun 2012.

Lebih jauh dijelaskan Direktur Teknis Kepabeanan, Oza Olavia, perubahan HS dan AHTN 2012 ke AHTN 2017 yang mulai berlaku 1 Maret 2017 menyebabkan adanya beberapa penyesuaian diantaranya terdapat perubahan tarif dari 10 digit menjadi 8 digit. “Ketentuan ini berlaku untuk semua negara ASEAN,” ungkapnya dalam keterangan resmi (1/2).

Dalam mengantisispasi perubahan peraturan ini, Oza Olavia turut menghimbau kepada para pengguna jasa untuk segera melakukan update modul kepabeanana terkait pemberlakuan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) tahun 2017 dengan mengunduh patch modul di website resmi bea cukai. “Update modul dapat dilakukan sebelum 1 Maret 2017 dan tetap bisa digunakan untuk struktur klasifikasi 10 digit sebelum tanggal 1 Maret 2017, mulai tanggal 1 Maret hanya bisa digunakan untuk 8 digit,” tambahnya.

Selain melakukan pembaharuan modul, para pengguna jasa harus melakukan penyesuaian IT Inventory atau aplikasi di perusahaan yang menggunakan kode HS. Oza menambahkan, para pengguna jasa juga diharapkan untuk memperbarui informasi penyesuaian kode HS atau tarif preferensi. Peraturan dan referensi terkait perubahan BTKI 2017 juga dapat diunduh di website resmi Bea Cukai.

Sementara itu, Indonesia National Single Window (INSW) juga akan melakukan maintenance terhadap sistem aplikasinya untuk melakukan persiapan implementasi BTKI 2017. Kemarin dilakukan maintenance mulai pukul 23.00. “Pemrosesan dokumen perijinan, rekomendasi, dan kepabeanan impor maupun ekspor di sistem INSW akan diberhentikan sementara selama 2 jam, dan diharapkan kepada pengguna sistem INSW dapat mengirimkan dokumennya sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan tersebut,” ujar Oza. Ubah Sistem Klasifikasi

Menteri Keuangan mengubah penetapan sistem klasifikasi barang dan pembebanan tarif bea masuk atas barang impor untuk meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasa kepabeanan. Keterangan pers Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang diterima di Jakarta, menyebutkan perubahan itu ditegaskan dalam penerbitan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.10/2017.

Peraturan ini merupakan amandemen terhadap Harmonized System (HS) dan revisi ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN) tahun 2012. Direktur Teknis Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Oza Olavia mengungapkan perubahan HS dan AHTN 2012 ke AHTN 2017 ini akan meulai berlaku 1 Maret 2017.

Perubahan peraturan ini menyebabkan adanya beberapa penyesuaian, salah satunya terkait perubahan tarif dari sepuluh digit menjadi delapan digit. “Ketentuan ini berlaku untuk semua negara ASEAN,” ungkapnya.

Oza mengharapkan para pengguna jasa dapat memahami perubahan peraturan ini, apalagi petugas bea cukai telah berperan aktif dalam menyebarkan informasi terkait implementasi tarif BTKI 2017. “Kami juga sudah menyediakan tanya jawab melalui Frequently Asked Questions untuk meminimalisir kesulitasn dan hambatan saat implementasi Sistem Klasifikasi BTKI 207,” katanya. Perlunya MSDS

Beberapa jenis barang kimia memiliki sifat berbahaya seperti beracun (toxic), mudah terbakar (flamable), mudah meledak (explosive), dan sifat berbahaya (dangerous goods) lainnya. Terlebih

M

Buletin GINSI Jateng 3

Edisi April 2017

bahaya bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti kanker, penyakit paru-paru, dan gangguan reproduksi.

Untuk itu, perlu adanya dokumen yang dapat menerangkan informasi detil tentang bahan kimia bersangkutan, sehingga dapat diminimalisir dampak yang akan terjadi. Informasi penting yang sangat dibutuhkan tersebut ada dalam dokumen yang dikenal dengan nama Material Safety Data Sheet (MSDS).

Menurut Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Bea Cukai, Robert Leonard Marbun, MSDS adalah dokumen yang berisi informasi penting tentang produk bahan kimia atau bahan berbahaya. MSDS dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB).

MSDS dokumen sangat penting dibaca orang-orang yang akan berkecimpung dengan penanganan bahan kimia dan bahan berbahaya. “Informasi yang ada dalam MSDS tersebut wajib diketahui semua orang yang terlibat dalam proses pembuatan, penyimpanan, pengangkutan dan pemakaian, perdagangan sampai dengan pembuangan limbahnya. Untuk itu, perusahaan yang memproduksi wajib menyediakan MSDS dalam setiap bahan yang diproduksinya,” ujar dia (13/3). Wajib Gunakan L/C

Pemerintah mengingatkan kepada eksportir tertentu tentang wajib penggunaan L/C untuk

komoditas tertentu. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 4/M-DAG/PER/1/2015, terdapat empat jenis komoditas eskpor Indonesia termasuk barang tertentu yaitu mineral, batubara, minyak bumi dan gas (migas), minyak sawit serta produk turunannya, sejak 1 April 2015 wajib menggunakan Letter of Credit (L/C) dalam setiap transaksi ekspor. Pemerintah menilai bahwa keempat komoditas itu merupakan komiditi primer dan memiliki keunggulan komparatif serta memiliki peran besar terhadap seluruh nilai ekspor Indonesia.

Selain itu pemerintah juga menganggap hal tersebut sebagai cara agar devisa hasil ekspor tidak diparkir di luar negeri. Selain wajib menggunakan L/C dalam transaksinya, eksportir juga wajib melampirkan laporan surveyor yang ditunjuk langsung oleh Mendag. Jika eksportir belum menggunakan L/C dalam transaksinya maka perusahaan surveyor tidak akan menerbitkan laporan hasil surveinya.

Secara teknis ketentuan wajib L/C akan tercantum dalam dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang dibuat oleh eksportir pada setiap dokumen eksportasinya, yaitu pada kolom cara pembayaran di PEB harus menggunakan L/C dan tentunya dilampiri dengan dokuman-dokumen pendukung. Kalau ekspor barang-barang tersebut tidak menggunakan L/C maka otomatis secara adminsitratif tidak dapat diproses lebih lanjut oleh Bea Cukai.

Buletin GINSI Jateng 4

Edisi April 2017

Pajak Importir Daging dan Jeroan

etika memberi sambutan seusai penandatangan MoU Kemenkeu dengan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha),

Menkeu Sri Mulyani menyatakan kekesalan setelah mengetahui minimnya setoran pajak importir sapi dan jeroan. Menurut dugaan Sri, ada permainan untuk sengaja menghindari pajak. “Makanya saya kesal,” (2/3). Data Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan 29 menunjukkan, importir daging sapi dan jeroan terus menurun sepanjang 2013 hinga 2016. Padahal menurut volume, impor daging terus melonjak. Pada 2016, contohnya, jumlah impor daging sapi beku mencapai 155.070,2 ton, meningkat sebesar 247% dibandingkan impor sapi pada 2015. Sementara daging sapi segar mencapai 10.340 ton, naik 983% dibandingkan tahun sebelumnya.

Impor jeroan pada 2016 mencapai 9,5 ton. Sedangkan pada 2015 Indonesia tidak mengimpor jeroan sama sekali. Selain itu, 81% importir tersebut diketahui menyelewengkan klasifikasi usahanya (KLU). Jadi KLU-nya bisa impor barang elektronik, tetapi barang yang masuk justru daging sapi. Bahkan, tutur Ani, wajib pajak importir daging sapi beku juga tidak melampirkan surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak. Dalam

kaitannya itu, Menkeu menggandeng KPPU sebagai mitra untuk menindaklanjuti persoalan impor daging tersebut. Dengan data yang dimiliki KPPU, petugas pajak atau bea cukai bisa melacak potensi pajak dan bea masuk barang dari para importir tersebut. “Jadi kalau kita melihat, memang negara ini kalau tidak kompak ya dia bisa lewat-lewat saja. Sebagai negara, kalau kita tidak bekerja sama, yaitu Ditjen Pajak, Ditjen Bea Cukai, KPPU, Mendag, Mentan, Bulog, dan kalau dindingnya rapat maka kita bisa manangkapnya,” ujar Sri.

Gagal Faham

Menkeu Sri Mulyani juga kesal memperhatikan sebagian importir daging dan sapi tidak melaporkan pajak mereka. Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Joni Liano mengatakan perlu mempelajari lebih dahulu pernyataan Menkeu tersbut (3/3).

“Soalnya berbeda-beda disebutnya awalnya pengusaha daging sapi, terus kemudian feedloter. Jadi saya rasa harus dipelajari dulu di mana persoalannya,” ujar Joni. Dia tidak menutup kemungkinan di kemudian hari bertemu dengan Dirjen Pajak guna meminta keterangan lebih lanjut.

K

Buletin GINSI Jateng 5

Edisi April 2017

“Mungkin ini terjadi kesalahpahaman.” Dia mengklaim sulit bagi importir sapi untuk memanipulasi data guna menghindari kewajiban pajak. “Berapa jumlah yang diimpor itu kan didata. Berapa realisasinya dilaporkan kepada Kemendag dan Kementan.”

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir Maret ini akan mengeluarkan surat edaran kepada seluruh bank umum yang memiliki nasabah asing agar bersiap membuka data informasi nasabah untuk keperluan perpajakan. Itu, menurut Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, sebagai tahap awal pelaksanaan program pertukaran informasi perpajakan global, alias automatic exchange for tax information (AEoI) akan dimulai pada 2018.

Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi menegaskan keberhasilan pertukaran informasi akan tetap dijaga dan hanya untuk keperluan perpajakan. Pihak yang membocorkan data pajak tentu akan terkena hukuman dan sanksi. “Kami bersama dengan Ditjen Pajak sudah menyiapkan infrastrukturnya termasuk mekanisme pelaporannya,” ujar Ken. Bidik Importir Sapi

Paska nota kesepahaman antara Kemenkeu dengena KPPU, Ditjen Pajak punya bidikan baru yakni perusahaan importir daging sapi. Bahkan, Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak, Angin Prayitno Aji menegaskan, pihaknya sudah meneliti beberapa perusahaan importir daging sapi. “Sudah beberapa kami tunjukkan (terbitkan) surat

perintah pemeriksaan,” ujarnya di Kemenkeu, Jakarta (2/3).

Ditjen Pajak menyesalkan adanya praktik kartel segelintir pelaku usaha untuk mengambil margin keuntungan yang dinilai tidak wajar. Akibatnya, harga daging di pasaran justru melambung dan membebani masyarakat.

Namun dari sisi pembayaran pajak, nilai yang dibayarkan dinilai masih minim, “Omsetnya milyaran atau triliun, tetapi pajak yang dibayar sangat kecil. Rata-rata 0,1% sampai 2%. Ini yang jadi fokus kami,” kata Angin.

Selain memeriksa perusahaan atau wajib pajak badan, Ditjen Pajak juga akan mengecek data wajib pajak direksi bahkan pemegang saham perusahaan importir sapi tersebut. “Untuk orang pribadinya ada beberapa yang memang belum ikut tax amnesty. Kami tahu siapa-siapa semua, nanti akan dikirim surat perintah pemeriksaan,” ucap dia.

Sementara itu, Direktur Pelayanan dan Penyuluhan (P2) Humas Ditjen Pakjak, Hestu Yoga Saksama menjelaskan, Ditjen Pajak mulai melihat fenomena-fenomena di masayarakat untuk menganalisa potensi penerimaan pajak. Salah satu fenomena yang sedang dianalisis adalah tingginya harga daging sapi. Untuk memudahkan analisa, lebih jauh lagi Ditjen Pajak bisa mendapatkan data dan informasi yang lengkap dari KPPU berkaitan dengan jenis usaha tertentu dan kegiatan mereka.

Buletin GINSI Jateng 6

Edisi April 2017

Rumusan Baru Penentuan Kuota dan Tarif Produk Pertanian

Pemerintah tengah menyusun rumusan

kebijakan untuk mengkombinasikan kuota dan tarif bea masuk bagi impor komoditas pangan. “Penentuan kuota dan tarif itu ada rumusnya. Sedang disusun saat ini dan akan segera disampaikan,” ujar Menteri Perdagangan Engartiasto Lukita di Bali beberapa waktu lalu. Lewat pengaturan kuota dan tarif, pemerintah berharap lebih berdaya dalam mengendalikan harga. Saat ini, kata Enggar, pihaknya masih berkoordinasi dengan kementerian-kementerian lain dan akan dibahas dalam rapat koordinasi di Kementerian Perekonomian.

Setelah memiliki rumusan baku, yang menurutnya akan ditetapkan segera, tarif impor akan ditentukan agar tidak ada pihak yang mengambil untung berlebihan. Dalam skema kombinasi, Kementerian Perdagangan merancang adanya pengenaan tarif atas impor komoditas pangan yang melebihi kuota. “Antara lain yang berkaitan dengan impor, misalnya, gula. Kita belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri dan kita tidak mungkin melepaskan begitu saja. Jadi, kita ada kuota dan tarif yang nanti kita formalisasikan,” jelas Enggar. Kombinasi Kuota

Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron mengungkapkan skim kombinasi kuota dan tarif bea asuk impor untuk komoditas pangan merupakan satu langkah baru yang memang mesti diterapkan agar kebijakan importasi lebih akurat. “Kita memang ingin impor tidak dibuka terlalu lebar. Harus dihitung kebutuhan nasional itu berapa. Sistem kuota harus dilakukan, tapi tarif juga bisa diterapkan supaya keduanya bisa setel dan kita tahu berapa kebutuhana sesungguhnya,” ujar Herman.

Dengan skema tarif, lanjutnya, industri dalam negeri bisa mendapat keuntungan karena harga komoditas yang masuk bisa lebih terjaga sehingga produk lokal bisa bersaing denga harga kompetitif. “Jangan sampai produk impor membanjiri pasar, menekan industri lokal. Itu membuat masa depan produk pertanian kita suram,” tegas Herman. Ia meminta pemerintah merumuskan kebijakan itu dengan matang agar tidak membebani industri lokal dan konsumen di kemudian hari. “Harus ada penilaian harga rata-rata, harus ada penghitungan rasionalitas terhadap keekonomisan industri dalam negeri. Komoditas jagung misalnya, harga rasionalnya berapa, lalu daging juga berapa, itu yang harus diperhatikan. Kalau tidak, ya kocar-kacir industri kita,” jelasnya.

Buletin GINSI Jateng 7

Edisi April 2017

Penetapan Tarif Bea Masuk Dalam Rangka ASEAN-China FTA

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati

menetapkan tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-China Free Trade Area (FTA). Klasfikasi tarif bea masuk atas barang impor yang ditetapkan melalui Permenkeu No.26/PMK.010/2017 tertangggal 27 Februari 2017 tersebut adalah sesuai dengan klasifikasi barang pada saat diberitahukan untuk diimpor berdasarkan Permenkeu yang mengatur mengenai penetapan sistem klasifikasi barang dan pembebanan tarif bea masuk atas barang impor. Ketentuan ini mulai berlaku tanggal 1 Maret 2017 dan Permenkeu No.117 tahun 2012 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-China FTA (Berita Negara Tahun 2012 No.696) dinyatakan tidak berlaku lagi.

Penetapan tarif bea masuk merupakan besaran tarif bea masuk atas barang impor dari semua negara anggota. Mulai berlaku untuk produk tertentu dari tanggal 1 Maret 2017 hingga 31 Desember 2017. Sedang untuk produk lainnya dalam kolom tertentu mulai berlaku 1 Januari 2018 dan seterusnya. Penetapan besaran tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-China FTA atas barang impor dari RRT sebagai penerapan asas timbal balik. Tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-China FTA yang lebih rendah dari tarif bea masuk yang berlaku

secara umum, hanya diberlakukan terhadap barang impor yang dilengkapi dengan SKA (form E) yang telah ditandatangani oleh pejabat berwenang di negara-negara bersangkutan dan telah memenuhi ketentuan asal barang sesuai perjanjian ASEAN-China FTA.

Importir, pengusaha tempat penimbunan berikat dan pengusaha pusat logistik berikat, wajib mencantumkan nomor referensi dan tanggal SKA (form E) dan kode fasilitas 54 pada pemberitahuan pabean importir. Lembar asli SKA dalam rangka ASEAN-China FTA wajib disampaikan oleh importir, pada saat pengajuan dokumen pemberitahuan pabean impor di kantor pabean pelabuhan pemasukan. Pengusaha tempat penimbunan berikat, paling lambat 3 hari kerja terhitung sejak tanggal Surat Persetjuan Pengeluaran Barang (SPPB) untuk ditimbun di tempat penimbunan berikat, kepada pejabat bea dan cukai di kantor pabean melakukan penelitian dokumen. Pegusaha pusat logistik berikat, paling lambat 3 hari kerja sejak tanggal SPPB pemberitahuan pabean pemasukan barang impor untuk ditimbun di pusat logistik berikat, kepada pejabat bea dan cukai di kantor pabean yang melakukan penelitian dokumen.

Buletin GINSI Jateng 8

Edisi April 2017

Apabila tarif bea masuk yang berlaku secara umum lebih rendah dari tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-China FTA, tarif bea masuk yang berlaku secara umum. Tata cara pengenaan tarif bea masuk atas barang impor dalam rangka ASEAN-China FTA dilaksanakan sesaui Permenkeu yang mengatur mengenai tata cara pengenaan tarif bea masuk dalam rangka perjanjian atau kesepakaan internasional. Terhadap barang impor yang dokumen pemberitahuan pabean impornya telah mendapatkan nomor dan tanggal pendaftaran dari kantor pabean tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai ketentuan UU No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 tahun 2006. ASEAN-Korea FTA

Pada hari yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, melalui Permenkeu No.24/PMK.010/2017 juga menetapkan tarif bea masuk dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area (FTA). Klasifikasi barang atas barang impor adalah sesuai dengan klasifikasi barang pada saat diberitahukan untuk diimpor berdasarkan Permenkeu yang mengatur mengenai penetapan sistem klasifikasi barang dan pembebanan tarif bea masuk atas barang impor. Penerapan tarif bea masuk merupakan besaran tarif bea masuk atas barang impor dari semua neagara anggota dengan penerapan asas timbal balik. Importir, pengusaha tempat penimbunan berikat dan pengusaha pusat logistik berikat wajib mencantumkan nomor dan tanggal SKA (form AK) dan kode fasilitas 55 pada pemberitahuan pabean impor.

Lembar asli SKA dalam rangka ASEAN-Korea FTA (form AK) wajib disampaikan importir pada saat pengajuan dokumen pemberitahuan pabean impor di kantor pabean pelabuhan pemasukan. Pengusaha tempat penimbunan berikat, paling lambat 3 hari kerja terhitung sejak

tanggal Surat Persetujuan Pengeluaran Barang dan Pemberitahuan Impor Barang untuk ditimbun di tempat penimbunan berikat, kepada pejabat bea cukai di kantor pabean yang melakukan penelitian dokumen dan 111. Pengusaha pusat logistik berikat, paling lambat 3 hari kerja sejak tanggal Surat Persetujaun Pengeluaran Barang Pemberitahuan Pabean Pemasukan Barang Impor untuk ditimbun di pusat berikat, kepada pejabat bea dan cukai di kantor pabean yang melakukan penelitian dokumen.

Apablia tarif bea masuk atas barang impor dalam rangka ASEAN-Korea FTA lebih besar, tarif bea masuk yang berlaku adalah tarif bea masuk secara umum. Tata cara pengenaan tarif bea masuk dilaksanakan sesuai dengan Permenkeu yang mengatur mengenai tata cara pengenaan tarif bea masuk dalam rangka perjanjian atau kesepakatan internasioal. Terhadap barang impor yang dokumen pemberitahuan pabean impornya telah mendapat nomor dan tanggal pendaftaran dari kantor pabean tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan kententuan UU No.10 tahun 1992 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan UU No.17 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No.10 tahun 1995 tentang Kepabeanan terhitung sejak diberlakukannya ketentuan ini tanggal 1 Maret 2017.

Pada saat Permenkeu ini mulai berlaku, Permeneku No 118/PMK.011/2012 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-Korea FTA (Berita Negara Tahun 2012 No.697) sebagaimana telah diubah dengan dengan Permenkeu No.85/PMK.010/2016 tentang Perubahan Atas Permenkeu No.118/PMK.011/2012 tentang Pentepaan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-Korea FTA (Berita Negara RI Tahun 2016 No.773) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Buletin GINSI Jateng 9

Edisi April 2017

Percepatan Pemeriksaan Kecelakaan Kapal

enteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginstruksi Syahbandar wajib segera melaporkan setiap kejadian kecelakaan

kapal kepada Dirjen Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) selambat-lambatnya 1x24 jam dengan tembusan kepada Ketua Mahkamah Pelayaran. Perusahaan pelayaran juga harus secepatnya melakukan pemeriksaan pendahaluan kecelakaan kapal dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) selambatnya 7 hari kerja sejak diterimanya Laporan Kecelekaan Kapal (LKK) dari Nahkoda atau Pimpinan Kapal. Hasil pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal yang dilengkapi dengan dokumen pendukungnya paling lambat 21 hari sejak diterimanya LKK.

Mahkamah Pelayaran dan Ditjen Perhubungan Laut, selanjutnya segera menindak lanjuti dengan melakukan pemeriksaan lanjutan atas LKK yang diterimanya. Bila terdapat keterangan atau bukti awal adanya kesalahan atau kelalaian nahkoda atau perwira kapal atas terjadinya peristiwa kecelakaan kapal. Ketua Mahkamah Pelayaran, membentuk Majelis Hakim dengan susunan minimal 3 orang, terdiri dari Ketua Majelis, seorang Ahli Nautika dan salah satu Anggotanya seorang Sarjana Hukum untuk memeriksa perkara kecelakaan kapal yang menurut pertimbangan Ketua Mahkamah Pelayaran bersifat sederhana. Lamanya pemeriksaan lanjutan oleh Mahkamah Pelayaran dan Syahbandar, harus diselesaikan paling lambat 150 hari kerja, dan menyampaikan hasil Putusan Mahkaman Pelayaran kepada Dirjen Hubla c.q Direktur Perkapalan dan Kepelautan dan Direktur KPLP, Inspektorat Jenderal dalam waktu 3 hari kerja sejak ditetapkan putusan Mahkamah, Pelayaran. Selanjutnya, menyampaikan rekomendasi kepada Menteri Perhubungan, dalam 3 hari kerja.

Laksanakan Pengujian Sebelumnya, Menhub Budi Karya Sumadi

juga instruksikan jajaran untuk peningkatan keselamatan dan keamanan dalam penyelenggaraan pelayanan transportasi. Hal itu ditegaskan dalam rangka mengantisipasi kecelakaan yang menimbulkan kerugian materian maupun non material. Instruksi yang tertuang melalui Insmenhub No.M.1 tahun 2017 tanggal 3 Januari 2017 itu ditujukan kepada Dirjen Perhubungan Darat, Dirjen Perhubungan Laut, Dirjen Perhubungan Udara, Dirjen Perkeretaapian dan Kepala Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek.

Setiap sektor diminta oleh Menhub untuk melaksanakan pengujian dan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana transportasi sesuai kewenangannya. Prosedur dan tata cara pengawasan harus sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku agar pengoperasian baik menyangkut sarana maupun pengwasannya sesuai standar. Begitu juga dalam pengawasan terhadap penumpang, bagasi dan kargo serta pos termasuk tata cara pemuatannya perawatan sarana dan prasarana, transportasi harus sesuai dengan system prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu melakukan identifikasi daerah rawan kecelakan transportasi dan mengambil langkah-langkah pencegahan terjadinya kecelakaan transportasi.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan melakukan pembinaan pada semua lini termasuk operator sarana dan prasarana transportasi. Unit pelaksanaan teknis dalam pelaksanaan tugas pengawasan dan pengoperasian agar sepenuhnya mematuhi peraturan yang berlaku. Saksi secara tegas bagi pelanggar dan lalau dalam melaksankana tugas atau tidak mentaati peraturan perundang-undangan.

Warta GINSI mencatat, data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selama Januari-November 2016 telah memproses investigasi terhadap 67 kecelakaan transportasi atau meningkat 31% dibandingkan dengan tahun 2015. Kecelakaan terbanyak pada transportasi udara, yang berjumlah 41 kecelakaan, pelayaran 14 kecelakaan, perkerataapian 6 kecelakaan serta lalu lintas dan angkutan jalan (LLA).

M

Buletin GINSI Jateng 10

Edisi April 2017

Penyelenggaraan dan Pengusahaan Depo Petikemas

Pemerintah melalui Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 83 tahun 2016 menetapkan tata niaga penyelenggaraan dan pengusahaan depo petikemas. Kegiatan usaha depo petikemas meliputi penyimpanan atau penumpukan petikemas, pembersihan atau pencucian, perawatan dan perbaikan petikemas, pemuatan dan pembongkaran barang dalam kontainer yang dimiliki lebh dari satu pemilik barang (less than container loard cargo). Selain itu kegiatan lain terdiri atas pemindahan, pengaturan atau angsur, penataan, lift on lift off secara mekanik, pelaksanaan survey, pengemasan, pelabelan, pengikatan/pelepasan, pemeriksaan fisik barang, penerimaan, penyimpanan dan tempat penimbunan yang diperuntukkan untuk kegiatan depo petikemas dalam pengawasan kepabeanan.

Kegiatan depo petikemas dapat dilakukan di dalam atau di luar Daerah Lingkungan Kerja (DLK) pelabuhan, Boleh dilakukan oleh badan usaha berbentuk BUMN, BUMD, PT dan Koperasi yang didirikan khusus untuk usaha depo petikemas. Kegiatan usaha depo petikemas wajib memiliki izin usaha dari Gubernur Provinsi pada tempat perusahaan domisili, setelah memenuhi syarat

administrative dan teknis. Jika rencana lokasi depo petikemas berada di dalam DLK pelabuhan harus dilengkapi rekomendasi dari penyelenggara pelabuhan setempat.

Modal usaha berupa modal dasar paling sedikit Rp 20 milyar dan modal disetor sedikitnya Rp 5 milyar yang dibuktikan dengan bukti setor bank nasional atau bank swasta nasional yang memiliki asset sedikitnya Rp 50 milyar. Persyaratan teknis, antara lain menguasi lahan sedikitnya untuk jangka waktu 3 tahun atau memiliki lahan untuk lokasi usaha dengan luas sedikitnya 5.000 m2 yang dibuktikan degan hak penguasaan atau kepemilikan tanah untuk usaha depo petikemas yang berada di luar DLK pelabuhan yang diterbitkan BPN (Badan Pertanahan Nasional). Selain itu memiliki atau menguasai lahan penumpukan konstruksi menampung beban minimal 4 tier petikemas kosong (empty) dengan ukuran 20 feet dan minimal 2 tier petikemas bermuatan isi ukuran 20 feet.

Konstruksi lahan depo dapat menggunakan aspal atau beton/concreta. Memiliki peralatan sedikitnya 1 unit reach stacker, 1 unit top loader, 1 unit site loader, 1 unit forklift dan fasilitas

Buletin GINSI Jateng 11

Edisi April 2017

perbaikan dan perawatan petikemas yang memenuhi persyaratan. Begitu juga harus memiliki tenaga ahli sedikitnya 1 orang dengan kualifikasi Ahli Nautika Tingkat III atau 2 orang ahli Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga atau Transportasi Laut berijazah Diploma III atau 2 orang tenaga ahli yang sederajat dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun dalam pengelolaan depo petikemas serta tenaga survey petikemas bersertifikat Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNPS). Joint Venture

Orang perorangan atau badan hukum Indonesia dapat melakukan kerjasam dengan perusahaan asing atau badan hukum asing atau warga negara asing dalam bentuk usaha patungan (joint venture) dengan membentuk 1 perusahaan depo petikemas nasional yang kepemilikan sahamnya mayoritas dikuasai oleh perusahaan nasional (PMDN). Perusahaan joint venture tersebut wajib memiliki izin usaha depo petikemas dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Untuk memperoleh izin usaha patungan, modal dasar yang dimiliki minimal Rp 200 milyar dan modal disetor Rp 50 milyar yang disetorkan melalui bank nasional atau bank swasta nasional dengan bukti setor.

Perusahaan depo petikemas yang telah memperoleh izin usaha dapat mendirikan usaha

depo petikemas di daerah lain dalam satu provinsi setempat dengan tetap mengajukan permohonan izin dengan persyaratan yang sama. Izin usaha depo petikemas wajib dilaporkan secara berkala kepada Dirjen dan penyelenggaraan pelabuhan setempat untuk dilakukan evaluasi dalam rangka pengawasan. Untuk menunjang pelayanan kegiatan depo petikemas, perusahaan yang bersangkutan dapat membuka kantor cabang pada provinsi tempat kantor pusatnya berdomisili. Kantor cabang tersebut merupakan bagian organik yang tidak terpisahkan dari kantor pusatnya.

Perusahaan depo petikemas wajib menyampaikan laporan bulanan kegiatan pengiriman dan penerimaan kontainer kepada instansi pemberi izin dan penyelenggara pelabuhan setempat. Perusahaan yang telah memiliki izin usaha, tapi tidak melaksanakan kewajibannya dapat dikenakan sanksi administrative. Sanksi dapat berupa peringatan tertulis, pembekuan izin dikenai dalam jangka waktu 30 hari kalender. Izin dicabut tanpa melalui proses peringatan dan pembekuan izin usaha kalau perusahaan yang bersangkutan melakukan kegiatan yang membahayakan keamanan negara, membubarkan diri atau pailit, memperoleh izin usaha secara tidak sah dan melakukan kegiatan usaha yang menyimpang dari usaha pokoknya.

Buletin GINSI Jateng 12

Edisi April 2017

Rincian Program Pemerataan Ekonomi Presiden Jokowi

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi)

telah meluncurkan Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE). Adanya program ini untuk mengatasi ketimpangan di masyarakat.

Kebijakan ini bertumpu pada tiga pilar yaitu lahan, kesempatan, dan SDM. Dari ketiga pilar utama tersebut, terdapat 10 bidang yang dinilai menjadi sumber ketimpangan di masyarakat.

Pilar pertama berdasarkan lahan, yakni akan mencakup reforma agraria dan perhutanan sosial, pertanian kaitannya dengan isu petani tanpa lahan, perkebunan terkait dengan rendahnya produktivitas dan nilai tambah komoditas, perumahan yang terjangkau bagi masyarakat miskin perkotaan, dan nelayan serta petani budidaya rumput laut.

Sementara pilar kedua berdasarkan kesempatan, yakni akan menyasar permasalahan sistem pajak, manufaktur dan informasi teknologi, perkembangan pasar ritel dan pasar tradisional, serta pembiayaan dengan dana pemerintah.

Terakhir atau pilar ketiga yakni peningkatan kapasitas SDM, ditargetkan untuk menyelesaikan isu vokasional, kewirausahaan, dan pasar tenaga kerja.

Untuk itu pemerintah akan memfokuskan pada empat program Quick Wins yang memiliki dampak paling besar untuk mengurangi ketimpangan di masyakarat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Kebijakan Pemerataan Ekonomi ini dibuat karena profil perekonomian Indonesia saat ini membutuhkan antisipasi pemerintah untuk

memastikan pertumbuhan ekonomi berkualitas dan mampu mengurangi ketimpangan di masyarakat.

"Saya optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan terus meningkat. Untuk itu kita perlu merancang kebijakan pemerataan ekonomi agar terwujud transformasi ekonomi-sosial yang berkualitas," tutur Darmin seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (22/4/2017). Empat Program 1. Quick wins reforma agraria

Lahan transmigrasi seluas 220 ribu hektare (ha) dan 3.800 ha Prona siap dilegalisasi dari total 4.5 juta ha. Sementara tanah terlantar seluas 23 ribu ha dan 707 ribu ha dari pelepasan kawasan hutan juga siap diredistribusi dari total 4,5 juta ha.

Adapun Lahan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) yang telah diidentifikasi tersebar di beberapa provinsi, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Maluku.

Mengenai perhutanan sosial, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) siap mendistribusi akses pengelolaan perhutanan sosial seluas 211,522 ha untuk 48,911 KK dengan jumlah ijin mencapai 134. Untuk launching difokuskan ke 11 desa dengan total luas 15,576 ha untuk 9,411 KK.

Selain itu, mengenai legalisasi lahan transmigrasi, Darmin menyebutkan sudah teridentifikasi 342.344 bidang lahan transmigrasi atau kurang lebih 220.000 ha yang belum di sertifikasi. Adapun rinciannya sebagai berikut:

Sejumlah 66,32 persen di antaranya sudah berstatus Hak Penggunaan Lahan (HPL) sehingga perlu difokuskan untuk melegalisasi lahan ini karena prosesnya yang lebih cepat dibandingkan yang lain.

Pelaksanaan perlu diprioritaskan di Sumatera Selatan sebanyak 46.091 bidang, Riau sebanyak 12.767 bidang, dan Kalimantan Timur 5.217 bidang.

2. Quick wins pendidikan dan pelatihan vokasi

Beberapa kebijakan vokasi dan tenaga kerja disusun untuk peningkatan kapasitas SDM

Buletin GINSI Jateng 13

Edisi April 2017

terutama agar dapat menyelaraskan dengan kebutuhan industri dan mendukung program prioritas pemerintah.

Ada dua langkah kebijakan yang akan diambil pemerintah. Pertama, dengan penyusunan dan penguatan peta jalan pendidikan dan pelatihan vokasi. Hal ini dilakukan melalui reklasifikasi lapangan usaha dan jabatan serta prioritisasi lapangan usaha dan jabatan di Indonesia.

Kedua, dengan adanya kebijakan job matching antara vokasi dan industri. Pemerintah akan fokus pada penguatan program vokasi untuk industri yang memiliki asosiasi kuat dan skema vokasional yang telah berjalan untuk sektor otomotif, pariwisata, dan perhubungan.

3. Quick wins perumahan untuk masyarakat miskin

perkotaan Pemerintah juga berkomitmen pada

pembangunan perumahan yang berada di dalam wilayah perkotaan yang terkoneksi baik dengan pusat aktivitas, sumber ekonomi, dan transportasi publik bagi masyarakat miskin perkotaan.

Tiga kebijakan inti perumahan, antara lain penyediaan tanah untuk perumahan yang terjangkau, kebijakan penerapan skema perumahan bagi MBR dan kebijakan penguatan skema pembiayaan bagi masyarakat.

4. Quick wins ritel modern dan pasar tradisional

Pemerintah juga memetakan beberapa kebijakan untuk meningkatkan daya saing sektor ritel serta memperkuat sinergitas ritel tradisional dan modern

PNM Siap Jalankan KPE

PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM mendukung program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang baru saja diluncurkan yakni Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE). Hal

ini ditandai dengan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) terkait sinergi data dan kemudahan untuk masyarakat.

Direktur Utama PNM Parman Nataatmadja mengatakan, dalam MoU tersebut PNM akan memberikan dukungan berupa data. PNM sebagai lembaga keuangan nonbank akan membantu dalam hal penyediaan data yang diperlukan pemerintah serta akan memberikan kemudahan pada masyarakat.

"Kebijakan tersebut memberikan tanggung jawab kepada masyarakat, lahan yang dimiliki harus menjadi produktif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata dia dalam keterangan, di

Parman mengatakan, PNM akan memberikan modal usaha dengan menjaminkan sertifikat. Namun, PNM juga akan memberikan modal kepada ibu-ibu miskin tanpa jaminan apapun.

"Selain penyertaan modal yang relatif besar dengan menjaminkan sertifikat mereka, kita juga berikan modal kepada para ibu-ibu yang miskin tanpa jaminan apapun dengan sistem tanggung renteng," jelasnya

Untuk diketahui, Presiden Jokowi baru saja meluncurkan Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE) dan Reforma Agraria di Alun Alun Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Jumat lalu (21/4/2017).

Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan, perekonomian nasional harus diperkuat sehingga perlu ada kebijakan yang berasaskan demokrasi dan berbasis ekonomi pasar yang adil.

"Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE), terdapat tiga pilar utama, yaitu lahan, kesempatan, dan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Dari ketiga pilar utama tersebut, terdapat sepuluh bidang yang dinilai menjadi sumber ketimpangan di masyarakat, nantinya diharapkan kebijakan ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat," ujar Jokowi.

Pada kesempatan itu juga, Jokowi menyerahkan 10.055 sertifikat hak atas tanah yang berasal dari Kota dan Kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Jumlah sertifikat tersebut akan terus meningkat di tahap selanjutnya.

Buletin GINSI Jateng 14

Edisi April 2017

Pemerataan Dapat Dorong Kualitas Pertumbuhan Ekonomi RI

Komite Ekonomi dan Industri Nasional

(KEIN) menyatakan, pertumbuhan ekonomi di atas 5,1 persen yang ditargetkan pemerintah bisa tercapai, jika pemerataan ekonomi daerah dilakukan.

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mengatakan, untuk mendorong perekonomian daerah, pemerintah harus membuat kebijakan dan program yang disesuaikan dengan potensi dan keadaan di daerah. Dengan begitu, potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5,1 persen seperti yang ditargetkan, sangat memungkinkan dicapai.

"Saat ini kondisi perekonomian di wilayah sangat beragam, sehingga solusi pengembangannya harus disesuaikan," kata Arif, di Jakarta, Rabu (5/4/2017). Arif mengungkapkan, model pertumbuhan ekonomi berbasis wilayah ini sudah menjadi konsep perekonomian Presiden Joko Widodo. Karena itu, konsep yang sudah baik tersebut harus dilaksanakan.

Arif juga menyarankan, agar konsep pembangunan berbasis wilayah diarahkan untuk mendorong kualitas pertumbuhan ekonomi, bukan sekadar tingginya angka pertumbuhan. Kualitas yang dimaksud, antara lain terkait terkait dengan pemerataan yang tahun 2017 ini menjadi prioritas program Presiden Jokowi.

"Pemerataan tersebut dapat menjadi indikator penting kualitas pertumbuhan ekonomi," ujar dia.

Arif menuturkan, KEIN juga telah melakukan kajian yang sejalan dengan keinginan Presiden tersebut. Dari hasil kajian tampak banyak daerah atau provinsi yang pertumbuhan ekonominya tidak stabil. Ada 24 persen provinsi yang pertumbuhan ekonominya di bawah rata-rata nasional. Sementara yang mengalami pertumbuhan tidak stabil atau mengalami volatilitas tinggi ada 44 persen atau 15 provinsi.

"Ketimpangan dan stabilitas ekonomi yang bervariasi antarwilayah ini menjadi tantang bagi pertumbuhan ekonomi nasional," papar Arif.

Hasil kajian KEIN tersebut telah disosialisasikan setidaknya pada tiga provinsi. Yaitu, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Aceh. Tiga daerah ini memiliki tantangan yang relatif mirip, yaitu bergantung pada komoditas yang belum terdiversifikasi dan masalah pada pengembangan sumber daya manusia, walaupun ketiganya memiliki karakter persoalan khas yang berbeda. Oleh karena itu, mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis wilayah menjadi sangat penting.

"Pemerintah pusat bukan berarti tidak terlibat, melainkan ikut mendorong dan membantu untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi di daerah," tutur Arif.

Buletin GINSI Jateng 15

Edisi April 2017

GINSI Sambut Ratifikasi Trade Facilitation Agreement

JAKARTA - Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) saat menggelar acara seminar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta hari ini menegaskan bahwa pihaknya menyambut ratifikasi trade facilitation agreement.

Seminar dengan tema "Melalui Munas GINSI X Kita Persiapkan GINSI yang Mumpuni di dalam Menyambut Ratifikasi Trade Facilitation Agreement (TFA)" ini menghadirkan narasumber Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Bea Cukai, Robert Leonard Marbun.

Dalam pemaparannya, Robert Marbun menjelaskan bahwa Bea Cukai turut berpartisipasi dalam memudahkan proses impor dengan fasilitas-

fasilitas yang dikembangkan oleh instansi ini. Menurutnya, Bea Cukai terus berupaya untuk memperbaiki diri.

"Termasuk menciptakan lingkungan logistik yang lebih baik dan berkerja sama dengan negara-negara lain demi kelancaran kemudahan transaksi impor," ujarnya, Jumat (24/3/2017).

Robert menuturkan, saat ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan beberapa negara, dan mudah-mudahan ketika perjanjian telah ditandatangani. "Semoga barang-barang dari Indonesia dapat lebih cepat proses clearance-nya," kata dia.

Buletin GINSI Jateng 16

Edisi April 2017

Penerimaan Tergerus, Pemerintah Didesak Perluas Objek Cukai Baru

JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea Cukai

Kementerian Keuangan diminta oleh Komisi XI DPR RI untuk mengkaji potensi objek cukai baru dalam dua bulan ini. Pasalnya, selama beberapa waktu terakhir penerimaan cukai pemerintah terus tergerus.

Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengusulkan agar pemerintah memperluas objek cukai baru, seperti kantong plastik, minuman berpemanis mengandung gula, bahan bakar minyak (fuel surchage). "Dukungan saya ke pemerintah agar objek cukai ditambah melalui ekstensifikasi cukai," kata Misbakhun di Jakarta, Selasa (25/4/2017).

Dia menambahkan, wacana tentang penambahan objek cukai baru memerlukan pembahasan lebih lanjut dengan DPR. Menurutnya potensi penambahan pendapatan negara melalui objek cukai baru cukup besar.

Sebelumnya, pemerintah mengklaim jika kantong plastik dikenakan cukai akan menambah penerimaan negara sebesar Rp1,6 triliun. "Pemerintah harus berani perluas objek cukai baru demi mewujudkan visi Nawa Cita Presiden Jokowi," tegas politisi Golkar itu.

Sementara, anggota Komisi XI DPR lain, Heri Gunawan menuturkan, penerimaan cukai selama ini masih terbatas pada tiga obyek cukai, yakni cukai hasil tembakau, etil alkohol, dan

minuman mengandung etil alkohol. Oleh karena itu, Pemerintah harus memikirkan langkah ekstensifikasi cukai seluas-luasnya. "Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah mempeluas objek cukai,” desak Heri.

Menanggapi masukan Komisi XI DPR, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu, Heru Pambudi mengatakan, kami akan segera berkoordinasi dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) untuk mengkaji objek cukai baru sebagaimana permintaan Komisi XI DPR. "Saya kira, masukan itu cukup bagus dan akan menjadi konsentrasi kami. Kami akan segera sampaikan hasil kajian obyek cukai baru ke Komisi XI," kata Heru.

Lebih lanjut Heru menerangkan, di negara-negara lain jenis barang kena cukai (BKC) jauh lebih banyak. Dia mencontohkan negara Malaysia yang mengenakan BKC sebanyak 13 jenis. Di India 28 jenis BKC. Sementara, di Singapura ada 10 BKC, dan Jepang 24 BKC.

“Beberapa barang yang sudah dikenakan cukai di negara-negara tersebut di antaranya, teh, gula, kopi, tekstil, minuman ringan berkarbonasi, alat pendingin ruangan, televisi, film, kamera, semen, logam, plastik, sabun, kosmetik, parfum, perhiasan, baterai, kabel, listrik, gas, air, mobil, dan rekening hotel,” paparnya.

Buletin GINSI Jateng 17

Edisi April 2017

Lokakarya Audit Kerja Sama Bea Cukai dan IAPI

JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai dan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) kembali menjalin kerja sama berupa Lokakarya audit dengan topik “Dampak Ketidakpatuhan Entitas Usaha Terhadap Peraturan Bidang Kepabeanan dan Cukai Dalam Audit Suatu Laporan Keuangan Entitas”.

Acara yang diselenggarakan di Swissbell Hotel, Mangga Besar, Kamis (13/4) lalu itu dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum IAPI Tarko Sunaryo. Dalam sambutannya, Tarko Sunaryo berharap acara lokakarya ini dapat meningkatkan pengetahuan para pelaku pemberi jasa audit kepada entitas usaha untuk lebih patuh pada peraturan di bidang kepabeanan dan cukai dalam melakukan audit atas suatu laporan keuangan entitas.

“Lokakarya ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan profesionalisme para akuntan publik sekaligus meningkatkan kualitas audit laporan keuangan dan semoga Bea Cukai terus mendukung

melalui kegiatan sharing knowledge seperti ini kedepannya," ujar Tarko lewat keterangan resmi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Audit Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Muhammad Sigit menyampaikan, bahwa dengan penyelenggaraan Lokakarya ini diharapkan para akuntan publik tahu risiko-risiko yang mungkin muncul yang harus diantisipasi sebelum menetapkan opini. Ke depannya lokakarya ini diharapkan menjadi kegiatan rutin.

Nantinya, selain akuntan publik, Bea Cukai juga berencana akan menyelenggarakan lokakarya yang ditujukan untuk internal auditor yang ada di entitas usaha agar tahu dan patuh terhadap regulasi, khususnya kepabeanan dan cukai. Selain sebagai ajang berbagi informasi, kegiatan ini juga merupakan wujud komunikasi dua arah antara Bea Cukai dengan organisasi profesi akuntan publik, di antaranya terkait teknik-teknik pengendalian internal yang dilakukan oleh para akuntan publik.

Menurut Pengamat Kepabeanan, I Made Rai Natawidnyana yangg juga hadir sebagai peserta, kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif karena masih banyaknya pengusaha yang kurang aware terhadap ketentuan-ketentuan di bidang kepabeanan dan cukai, sehingga diharapkan akan lebih peduli dan patuh pada regulasi pemerintah.

Bea Cukai berharap mampu memberikan pemahaman kepada stakeholder, termasuk anggota organisasi profesi akuntan dan meningkatkan kepatuhan bagi para entitas usaha. Melalui lokakarya ini, diharakan pemerintah menjadi tahu kebutuhan entitas usaha yang kemudian dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat regulasi melalui inovasi-inovasi untuk kelancaran investasi dan peningkatan perekonomian Indonesia.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) kembali menjalin kerja sama berupa Lokakarya audit.

Buletin GINSI Jateng 18

Edisi April 2017

Sri Mulyani Bakal Sederhanakan Aturan Pajak dan Cukai

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri

Mulyani Indrawati tengah mengkaji rencana penyederhanaan peraturan pajak dan cukai yang memperpanjang rantai birokrasi. Menurutnya, berbagai macam peraturan yang rumit dan menimbulkan komplikasi dari sisi kepatuhan harus dibuat efisien.

Dia mengungkapkan, penyederhanaan peraturan tersebut merupakan bagian dari reformasi di bidang perpajakan. “Apa-apa yang bisa untuk disimplifikasi maupun berbagai macam peraturan-peraturan yang sifatnya eksepsional atau pengecualian yang kemudian menimbulkan komplikasi dari sisi compliance-nya, maupun dari sisi collection cost-nya,” katanya dalam keterangan resminya.

Sebagai contoh, pemerintah hingga saat ini masih mengandalkan cukai hasil tembakau (CHT) sebagai penerimaan negara. Hal ini tercermin dari besarnya target penerimaan cukai yaitu Rp149,9 triliun atau sekitar 95% dari total keseluruhan yang mencapai Rp157,6 triliun.

Sayangnya, hingga saat ini masih banyak kerumitan di dalam struktur tarif cukai Indonesia

sehingga penerimaan negara dari cukai belum optimal. Hal ini menurutnya juga menyebabkan tingkat kepatuhan perusahaan rendah.

Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Goro Ekanto mengakui bahwa saat ini Kementerian Keuangan memiliki 12 layer dalam penetapan tarif cukai rokok. Ke depannya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menyederhanakannya menjadi 9 layer.

“Ke depannya ini nanti akan direncanakan menjadi 9 layer. Rencana ini sudah didiskusikan dengan stakeholders, baik pemerintah maupun pelaku industri,” sambungnya.

Senada dengan Goro, Direktur Jendral Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan, pengurangan layer tarif cukai akan dilakukan secara bertahap. Heru menyebutkan bakal tersisa 8 atau 9 layer pada 2018. "Layer rencana nya akan disederhanakan. Saat ini ada 12 layer. Mulai 2018 kita akan kurangi layer mungkin jadi 9 atau 8,” pungkas Heru.

Buletin GINSI Jateng 19

Edisi April 2017

Satu Tahun Berjalan, PLB Menuju Hub Logistik Asia Pasifik

JAKARTA - Tingginya biaya logistik di

Indonesia sudah lama menjadi momok bagi para pelaku usaha. Panjangnya rantai pasok, serta tidak efisiennya pelabuhan sebagai tempat tunggu barang sebelum dialirkan ke sentra-sentra produksi menjadi faktor penyebabnya.

Biaya logistik sendiri menyumbang 26% ongkos produksi sebuah barang untuk sampai ke tangan konsumen. Di lain pihak, negara tetangga semakin berkembang dan kompetitif menjadi tantangan tersendiri.

Pusat Logistik Berikat (PLB) merupakan jawaban atas tantangan untuk membuat logistik di negara ini semakin murah dan mudah. Setahun berjalan, Rabu (12/4/2017), Bea Cukai mengadakan refleksi satu tahun implementasi PLB bertajuk “Capaian Satu Tahun PLB, Take Off Menuju Hub Logistik Asia Pasifik”.

Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi mengungkapkan, bahwa ke depannya Bea Cukai akan terus menggiatkan para pelaku usaha dalam memanfaatkan fasilitas fiskal dan prosedural dari PLB. Bea Cukai telah menginventarisir permasalahan yang masih terjadi selama satu tahun ini dan telah mengambil langkah untuk memperbaikinya.

Guna meningkatkan efektivitas upaya perbaikan PLB, Bea Cukai telah menjalin koordinasi dengan Kementerian dan Lembaga lain. Seiring dengan semangat awal dibentuknya PLB dalam mewujudkan Indonesia menjadi hub logistik nasional dan Asia Pasifik, Bea Cukai akan mengembangkan PLB untuk menjadi tempat penimbunan barang-barang yang akan didistribusikan ke dalam negeri, tidak terbatas hanya pada industri.

“Mengingat fungsi PLB sebagai katup atas barang-barang strategis, kedepannya barang konsumsi (end-product) dapat disimpan di PLB. Dengan terobosan ini, Indonesia akan semakin

dekat dengan mimpi menjadi hub logistik nasional dan Asia Pasifik,” ujar Heru dalam keterangan resmi.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pada acara yang dihadiri anggota Persatuan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI) di Aula Merauke Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ini. Dalam sambutannya dia mengungkapkan bahwa saat pertama diresmikan pada 10 Maret 2016, terdapat 12 PLB di seluruh Indonesia yang sudah siap menjadikan Indonesia hub logistik nasional dan Asia Pasifik.

Hanya dalam satu tahun implementasi, jumlah ini berkembang pesat sampai saat ini tercatat 34 PLB tersebar di seluruh Indonesia dengan jenis barang timbun yang berbeda-beda. Menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Duna itu, ekstensifikasi pengguna ini tentunya dapat dicatat sebagai respons positif dunia usaha terhadap fasilitas PLB.

Pada kesempatan ini Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa Bea Cukai harus terus berinovasi mengembangkan PLB, sehingga bisa memenuhi kebutuhan para pelaku usaha. Selain itu, koordinasi dan sinergi dengan Kementerian dan Lembaga lain juga harus terus dijaga untuk menjaga integritas dalam pelayanan PLB dan pelayanan lainnya.

“Momentum ini tidak berhenti, tidak melemah. Saya ingin mengukur sejauh mana kita telah berkembang. Pemerintah punya cerita besar dan masing-masing komponen itu ada pelaku usaha. Saya ingin pemerintah dan pelaku usaha bekerjasama dalam hal yang positif, memajukan Indonesia Saya juga berharap semoga kolaborasi positif yang baik ini tetap dijaga. Semoga satu tahun ini PPLBI ini akan terus menjalankan misi memajukan bangsa dan semoga momentum pertumbuhannya tetap terjaga dan di setiap tahunnya," terang Sri Mulyani.

Buletin GINSI Jateng 20

Edisi April 2017

Tim Reformasi Kepabeanan, Tingkatkan Pengawasan dan Efisiensi Pelayanan

JAKARTA - Sejak dicanangkan Program

Penguatan Reformasi Kepabeanan dan Cukai, pada 20 Desember 2016, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah menyelesaikan 11 program penguatan reformasi. Program tersebut merupakan quick wins atau program unggulan penguatan reformasi yang menyasar aspek-aspek yang penting untuk dibenahi, antara lain integritas pegawai, sinergi dengan instansi lain, kepatuhan pengguna jasa, serta otomasi sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan.

Menyadari bahwa integritas pegawai merupakan faktor penting dalam keberhasilan reformasi, Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani menyampaikan bahwa DJBC telah memetakan titik rawan integritas. DJBC telah melaksanakan piloting pengendalian titik rawan integritas tersebut dan melakukan spot check pada kantor Bea Cukai strategis, yaitu Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak, Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Bogor, Cikarang, Pasuruan, dan Malang.

Selain itu, DJBC juga telah melaksanakan pengawasan melekat (waskat) berbasis Automated Monitoring Tools (AMT) dan melakukan penindakan kepada 30 pegawai yang melakukan pelanggaran dengan menjatuhkan hukuman disiplin. Untuk lebih meningkatkan program pengendalian, DJBC tengah mengadakan training of trainer di level pimpinan guna penerapan sistem couching, mentoring, counselling.

Peningkatan sinergi antara DJBC dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga dilakukan

dalam penguatan reformasi ini. DJBC melakukan joint analysis and business process dengan DJP, di mana kedua instansi melakukan pertukaran data pemberitahuan pabean dan SPT untuk menyasar tingkat kepatuhan pengguna jasa. DJBC telah melakukan penertiban terhadap importir berisiko tinggi dan tidak menyampaikan laporan SPT kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan melakukan pemblokiran terhadap 676 importir.

DJBC juga telah memblokir izin 30 perusahaan Gudang Berikat yang tidak menyampaikan laporan SPT. Selain itu, sebagai langkah preventif, DJBC telah memblokir izin 9.568 perusahaan yang tidak melakukan kegiatan impor selama 12 bulan dan telah mencabut izin 50 perusahaan penerima fasilitas Gudang Berikat serta 88 penerima fasilitas Kawasan Berikat.

Upaya penertiban ini dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pengguna jasa dan mengamankan fasilitas fiskal yang diberikan sehingga diharapkan akan berdampak pada optimalisasi penerimaan DJBC, perbaikan data statistik impor (devisa), dan perbaikan waktu layanan (dwelling time).

Selain melakukan pertukaran data, untuk meminimalisir potensi pelarian hak negara, DJBC dan DJP juga melaksanakan joint program berupa joint operation, joint collection, dan joint investigation. Kegiatannya meliputi pemeriksaan sederhana, konseling, penagihan, dan penyidikan. Upaya ekstra ini diharapkan dapat menambah penerimaan Bea Masuk hingga Rp 133 M dari impor tahun 2015 hingga 2016. Untuk mendukung upaya ini, DJBC juga melakukan revitalisasi peran audit di unit pusat dan vertikal guna lebih mengefektifkan fungsi pengawasan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen, penelitian ulang, dan audit yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pengguna jasa.

Tak hanya berhenti di situ, DJBC dan DJP juga membentuk single identity and business profile dengan menyatukan Nomor Identitias Kepabeanan (NIK) dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) mulai 06 Maret 2017. Sehingga untuk akses ke dalam sistem kepabeanan, pengguna jasa cukup menggunakan NPWP saja.

Buletin GINSI Jateng 21

Edisi April 2017

Di samping itu dengan single identity diharapkan terbentuk single business profile yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh Kementerian/Lembaga lain terkait untuk melakukan integrasi data. Program ini dapat mempercepat pelayanan registrasi, memberikan perlakuan yang proporsional terhadap pengguna jasa berdasarkan tingkat kepatuhan, dan mendorong kemudahan berusaha bagi pelaku bisnis /Ease of Doing Business (EoDB).

Sri Mulyani menambahkan, selain kemudahan layanan melalui single identity, DJBC juga menggiatkan insentif bagi pengguna jasa dengan tingkat kepatuhan yang baik berupa penambahan perusahaan penerima fasilitas Authorized Economic Operator (AEO) dan Mitra Utama (MITA) Kepabeanan. Hingga Februari 2017, tercatat 44 perusahaan mendapatkan sertifikasi AEO, dan 113 perusahaan MITA di tahun 2016, dan direncanakan menjadi 264 perusahaan di 2017. Bertambahnya perusahaan penerima fasilitas ini berdampak pada penurunan dwelling time MITA dan AEO secara total lebih cepat 30% dari total dwelling time sehingga hal ini dapat menurunkan biaya logistik perusahaan.

Untuk lebih mendorong peningkatan efektivitas pengawasan dan efisiensi pelayanan, penguatan reformasi ini juga menggarap otomasi sistem dan prosedur. Di sektor kepabeanan, DJBC telah mengembangkan otomasi analisis dan monitoring transaksi impor/ekspor yang tidak wajar melalui Automated Monitoring Tools (AMT), Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) mobile untuk mempercepat pemeriksaan barang, dan aplikasi penutupan manifest secara otomatis.

Pembangunan aplikasi otomasi di sektor kepabeanan ini akan mempercepat pelayanan, meningkatkan akurasi pemeriksaan, menurunkan dwelling time, dan meningkatkan penerimaan negara. Di sektor cukai, DJBC membangun aplikasi otomasi pembekuan pabrik rokok ilegal, di mana melalui aplikasi ini DJBC telah mencabut izin 2 pabrik rokok, membekukan izin 2 pabrik rokok hingga Maret 2017. Pembangunan aplikasi otomasi di sektor cukai ini akan meningkatkan efektivitas pengawasan produksi

dan peredaran rokok ilegal, serta meningkatkan penerimaan negara melalui penurunan potensi kerugian negara.

Sri Mulyani menegaskan bahwa tim ini berpacu dengan waktu dan timeline yang ketat sehingga ke depannya akan banyak program-program yang terus dilancarkan dalam mendukung reformasi. Tidak terbatas hanya pada quick wins di atas, program penguatan reformasi juga telah menghasilkan 19 inisiatif strategis lain yang akan digarap di antaranya revitalisasi budaya organisasi, sistem reward and punishment, reengeenering organisasi, modernisasi sarana dan prasarana, intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan, penyederhanaan perizinan fasilitas, pemberian dukungan pada Industri Kecil dan Menengah (IKM), penguatan peran komunikasi dan citra DJBC, revitalisasi peran DJBC di perbatasan, dan revitalisasi sistem pengawasan. Di samping itu, program penguatan reformasi DJBC juga bergerak serempak di seluruh kantor dengan adanya masukan program sebanyak 48 program reformasi dari 16 Kantor Wilayah dan 3 Kantor Pelayanan Utama.

Terkait dengan isu perpajakan, Sri Mulyani menggarisbawahi komitmen dan kerja keras yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan reformasi jangka panjang untuk mewujudkan institusi perpajakan yang berwibawa, kuat, kredibel, dan akuntabel yang mampu melaksanakan tugas pengumpulan penerimaan negara dan meningkatkan kepercayaan Wajib Pajak kepada institusi perpajakan, DJP juga mencanangkan beberapa program reformasi yang menyasar bidang teknologi informasi, basis data dan proses bisnis, organisasi dan sumber daya manusia, dan regulasi.

Sri Mulyani berharap dengan adanya tim reformasi ini dapat membangun institusi DJBC yang kredibel dan bisa dipercaya publik, serta mampu untuk melaksanakan tugas sesuai dengan konstitusi dan undang-undang, yaitu mengumpulkan penerimaan negara, menciptakan kepastian usaha, melayani masyarakat dengan profesionalisme, integritas dan efisiensi yang tinggi.

Buletin GINSI Jateng 22

Edisi April 2017

Mike Pence Sebut AS Ingin Perdagangan Saling Menguntungkan dengan RI

Kedatangan Wakil Presiden Amerika

Serikat Michael Richard Pence atau biasa disebut Mike Pence ke Indonesia bertujuan untuk membangun kerja sama strategis. AS menilai Indonesia memiliki beberapa nilai berharga, terutama di bidang ekonomi.

Dalam pernyataan bersama dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kamis (20/4), Pence mengungkapkan keinginan AS untuk membuka beberapa ruang agar kerja sama ekonomi kedua negara semakin efektif.

"Beberapa perusahaan Amerika Serikat sudah berada di Indonesia untuk beberapa lama. Kami menjual barang dan jasa di sini dan mengambil andil dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Pence.

"Meski demikian, kami yakin kita masih memiliki beberapa ruang yang menjadikan kerja sama ini dapat maju dengan efektif," imbuhnya.

Sebagai perwakilan Presiden Donald Trump, Pence menyebutkan keinginan agar Indonesia dan AS bisa bersama-sama memajukan perekonomian tak hanya di masing-masing negara, namun juga dunia. "Seperti yang sudah diungkapkan Presiden Joko Widodo, kami menginginkan hubungan yang sama-sama menguntungkan," tegasnya.

Hal ini berkaitan dengan rencana perintah eksekutif Trump mengenai negara-negara 'curang'. Indonesia masuk dalam kategori 'negara curang' di bidang ekonomi.

Trump saat itu mengatakan ada sekitar 19 negara yang diuntungkan AS, namun tidak menguntungkan Negeri Paman Sam tersebut. Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Brian McFeeters menjelaskan bahwa perintah Presiden Donald Trump dimaksudkan untuk membuka hambatan perdagangan produk-produk AS, termasuk dengan Indonesia.

Menurut McFeeters, langkah yang ditempuh Trump dengan mengeluarkan perintah eksekutif tersebut merupakan bagian kebijakan ekonomi pemerintah AS yang ingin memaksimalkan potensi perdagangan dan mengurangi hambatan-hambatan yang mempersulit ekspor produk AS ke luar negeri.

Amerika Serikat merupakan mitra dagang Indonesia terbesar ke-4, dengan total perdagangan mencapai USD 23,4 miliar pada 2016. Di bidang investasi, AS menempati urutan ke-7 terbesar di Indonesia, dengan total investasi di 2016 sebesar USD 1,16 miliar dalam 540 proyek.

Sementara itu, bidang usaha yang paling banyak diminati investor AS di Indonesia, adalah pertambangan, makanan, alat angkut dan kimia.

Selain perdagangan, salah satu investasi besar AS di Indonesia ialah Freeport. Seperti diketahui, saat ini Freeport dan pemerintah sedang merenegosiasi kontrak karya agar perusahaan besar asal Amerika Serikat itu bisa kembali melakukan ekspor.

Pence Ungkap Alasan Trump Keluar dari TPP

Buletin GINSI Jateng 23

Edisi April 2017

Wakil Presiden Amerika Serikat, Michael Richard Pence melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wakil Presiden. Keduanya membahas terkait peningkatan kerja sama di bidang investasi dan perdagangan.

"Tentu bagaimana peningkatan hubungan perdagangan dan investasi dan juga bagaimana ada keseimbangan. Mereka lebih inginkan hubungan itu lebih bersifat bilateral tidak bersifat multilateral seperti TPP (Trans-Pasifik Partnership)," kata Wapres Jusuf Kalla di Kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (20/4).

Saat ini, kata JK, Indonesia belum masuk dalam Trans-Pasifik Partnership. Keduanya turut membahas kerja sama di bidang transportasi dan pertanian.

Kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat di bidang pertanian, kata Wapres JK, sudah berjalan dengan baik namun dengan adanya kunjungan kali ini diharapkan bisa ditingkatkan lagi.

Selain membahas kerja sama di bidang investasi dan perdagangan, keduanya sempat menyinggung soal politik internasional. Kepada Pence, Wapres JK menegaskan Indonesia tetap berkomitmen menjaga perdamaian dunia.

"Tentu bagaimana perdamaian di banyak negeri ini dan Indonesia siap untuk mempunyai peranan," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Ekonom CIMB Niaga, Adrian Panggabean, memprediksi Indonesia bisa meraup untung dari keputusan keluarnya Amerika Serikat dari Kemitraan Trans Pasifik (TPP). AS disebutnya keluar dari blok dagang bentukannya sendiri itu karena ingin menggalang aliansi perdagangan tanpa mengikutsertakan China.

"TPP sebenarnya upaya AS untuk menggalang aliansi perdagangan tanpa mengikutsertakan China," kata Adrian di Ritz Carlton Hotel Pasific Place, Jakarta.

"Tapi dengan tarik dirinya AS dari TPP mungkin Indonesia malah diuntungkan karena global value chain yang menguntungkan Vietnam sekarang mungkin menguntungkan Indonesia, mungkin ya," tambah dia.

Bos Kadin : AS Tertarik Perdagangan Bebas dengan Indonesia

Ditemui terpisah, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani menyambut baik niat pemerintah Amerika Serikat (AS) yang ingin menjalin perdagangan bebas atau

free trade area dengan Indonesia. Niatan ini disampaikan saat kunjungan Wakil Presiden AS, Michael Richard Pence ke Tanah Air.

"Perdagangan bebas multilateral AS tidak tertarik, tapi bilateral dengan Indonesia mereka tertarik karena win-win solution," ucap Rosan saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Jumat (21/4).

Saat ini, menurutnya, Indonesia tengah menuju perdagangan bebas dengan AS. Terkait surplus perdagangan Indonesia dengan AS selama ini, menurut Rosan, tidak ada masalah.

"Kita surplus perdagangan barang dengan AS, tapi kalau jasa kita masih defisit. Dan jasa ini masih terus berkembang," katanya.

Amerika di mata pengusaha bukan investor baru. Negara Paman Sam telah menanamkan modal di Indonesia mencapai USD 1,3 miliar. Mayoritas investasi AS ditempatkan di sektor minyak dan gas (migas).

"Mayoritas atau 90 persen di mining dan oil and gas, tapi kita sampaikan juga kita perlu juga investasi AS di digital ekonomi dan perfilm-an. Mereka juga mendorong itu." Menperin Minta AS Setop Produksi Produk Ini

Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence memulai rangkaian kunjungan ke Indonesia yang direncanakan akan bertemu dengan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla serta para menteri. Pence juga dijadwalkan akan bertemu dalam diskusi dengan pengusaha Amerika-Indonesia, serta pemuka agama di Masjid Istiqlal.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartato, berharap bisa berdiskusi langsung dengan Pence. Menteri Airlangga akan meminta AS ke depannya tidak memproduksi barang yang bisa dibuat Indonesia.

"Apa yang diproduksi di sini kita harapkan tidak diproduksi di AS. Kita itu fokus pada tekstil, alas kaki dan lainnya. Bahkan sepatu kita sudah merek AS seperti Nike dan lainnya," ucap Menteri Airlangga saat ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (20/4).

"Kita juga harapkan ekspor kita tidak terganggu karena kita tradenya positif," tambahnya.

Selain itu, dia juga akan mendorong Amerika Serikat untuk mengembangkan industri pembangkit listrik dan digital di Indonesia. Selanjutnya, Menteri Airlangga berharap AS bisa menambah investasi di sektor minyak dan gas (migas).

"Industri jasa juga kita dorong."

Buletin GINSI Jateng 24

Edisi April 2017

KEGIATAN BPD GINSI JATENG PERIODE MARET 2017

1. KUNJUNGAN & WAWANCARA DARI UNIVERSITAS SEBELAS MARET (SOLO)

Kunjungan yang dilakukan oleh Bp. Malik Cahyadin, dosen sekaligus peneliti Research Group Ekonomi Industri FEB Universitas Sebelas Maret Solo. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data dalam rangka penelitian tentang industri perdagangan Indonesia.

Fokus wawancara tersebut menekankan pada faktor pendorong dan penghambat daya saing usaha, serta analisis SWOT usaha khususnya dalam perdagangan luar negeri.

Adapun kunjungan dilakukan pada tanggal 2 Maret 2017 di kantor Sekretariat GINSI Jateng - Semarang.

2. COFFEE MORNING BERSAMA KPP BEA CUKAI TANJUNG EMAS

Acara dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2017 di ruang rapat KPP Bea Cukai Pabean Tanjung Emas Semarang.

Dalam acara tersebut dibahas mengenai dweeling time terkait penyerahan berkas dokumen hardcopy yang masih sering tidak tepat waktu sehingga menghambat percepatan proses importasi.

Diharapkan hardcopy diserahkan di hari yang sama dengan sending PIB, tetapi yang terjadi saat ini masih banyak importir yang melakukan penyerahan hardcopy di hari kedua bahkan di hari –hari berikutnya.

Sebenarnya yang baik yaitu ketika sending nopen pagi, di siang harinya sudah bisa langsung kirim hardcopy, sehingga bisa langsung proses pengeluaran barang. Hal ini akan mempengaruhi

kredibilitas di mata pemerintah pusat, efeknya adalah pelabuhan di Semarang akan menjadi salah satu prioritas fasilitas.

Begitu pula dengan pemeriksaan fisik, secara teknis bisa dilakukan 2 jam setelah penyerahan dokumen fisik. Secara teknis sending INSW -> CEISA -> respon Nopen (nomor penerimaan) -> penjaluran -> penyerahan hardcopy -> proses pengeluaran barang / pemeriksaan fisik

3. MUNAS BPP GINSI KE-X TAHUN 2017

Acara yang dilaksanakan pada tanggal 24 & 25 Maret 2017 di Hotel Mercure Convention Centre, Ancol - Jakarta.

Dengan jadwal acara di tanggal 24 Maret adalah acara Seminar tentang Trade Facilitation Agreement yang dibagi menjadi 3 sessi yakni Sessi 1 oleh Direktur Kepabeanan Internasional Antar Lembaga DJBC, Bp Robert Marbun ; Sessi 2

oleh Direktur jenderal Perdagangan Luar negeri Kemendag, Bp Oke Nurwan ; dan Sessi 3 oleh Direktur Akses Pasar industri Internasional DJKPAII, Bp Putu Juli Ardika.

Sedangkan jadwal acara di tanggal 25 Maret adalah Musyawarah Nasional dan sekaligus pemilihan Ketua Umum BPP GINSI periode 2017 – 2022, dimana dari hasil musyawarah tersebut

Buletin GINSI Jateng 25

Edisi April 2017

terpilih ketua umum yaitu Bp Anthon Sihombing yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi V DPR.

GINSI Jateng dalam hal ini mengapresiasi keterpilihan Anthon Sihombing sebagai Ketua Umum BPP GINSI periode 2017-2022. Dengan keterpilihan Bp Anthon sebagai Ketua umum, GINSI akan dijadikan rujukan bagi legislative dalam menyikapi kebijakan pemerintah dalam membuat peraturan perundang-undangan, khusunya dalam hal importasi.

4. RAPAT KOORDINASI PEMANTAPAN PROGRAM PEMERIKSAAN PETIKEMAS

Acara dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2017 di Rumah Makan Godong Salam, dihadiri oleh pelayaran anggota INSA dan depo kontainer anggota ASDEKI, lengkap dengan pengurus masing-masing asosiasi.

Dalam pertemuan tersebut membahas tentang titik tengah kendala2 yang masih dihadapi baik dari segi pandang depo maupun KSO sebagai pelaksana program.

Dari hasil pertemuan disimpulkan bahwa Go Life Pemeriksaan Petikemas akan dilaksanakan sekitar pertengahan bulan April 2017, dimana sebelumnya antara KSO & Depo harus lebih intens koordinasi mengenai masalah

teknis dan komersial sehingga ketika pada saatnya pelaksanaan go life tidak terjadi miss komunikasi lagi.

Buletin GINSI Jateng 26

Edisi April 2017

Buletin GINSI Jateng 27

Edisi April 2017