Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau...

22
Edisi Mei 2020 BULETIN JATENG GINSI Edisi Mei 2020 : 924 TAHUN KE - L KHUSUS UNTUK ANGGOTA Sekretariat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 226 H Semarang Telp/Fax : 024 76432943 // 024 7602781 // WhatsApp : 082 133 919 046 Email : [email protected] // Website : www.ginsijateng.com Instagram : @ginsijateng // twiter : @ginsijateng

Transcript of Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau...

Page 1: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Edisi Mei 2020

BULETIN

JATENG GINSI Edisi Mei 2020 : 924 TAHUN KE - L

KHUSUS UNTUK ANGGOTA

Sekretariat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 226 H Semarang Telp/Fax : 024 – 76432943 // 024 – 7602781 // WhatsApp : 082 133 919 046 Email : [email protected] // Website : www.ginsijateng.com Instagram : @ginsijateng // twiter : @ginsijateng

Page 2: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Edisi Mei 2020

Mei 2020 NOMOR : 924 TAHUN KE - L

DAFTAR ISI Liputan Khusus : Bea Cukai Berikan Pengaturan Dalam Proses Administrasi dan

Pemanfaatan Fasilitas SKA Selama Covid-19 ……………………………………………………………………… 1 Kemendag Terbitkan Aturan Ekspor Impor Wajib Gunakan Angkutan dan Asuransi Nasional 5 GINSI Apresiasi Kinerja Bea Cukai, Di Masa Pandemi Covid-19………………………..………………….. 6 Ekonomi Jawa Tengah Triwulan I 2020 Tumbuh 2,60 %, Melambat Dibanding Periode

Sebelumnya ...………………........................................................................................................................................... 7 Pesan Kementan Untuk Importir Bawang Putih ………….............................................................................. 9 Aplikasi Pelaporan Realisasi Diskon 30% PPh Pasal 25 Selesai Juni 2020 …………………………… 10 Kemendag Telah Terbitkan Persetujuan Impor Gula …………………………………….……………………. 12 Neraca Perdagangan April 2020 Defisit USD 0,35 Miliar ……………...……………………………………... 13 Per 19 Mei, Realisasi Insentif Impor Alkes Capai Rp 2,74 T ………………………………………………… 15 Peraturan Pemerintah: Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 45/PMK.

04/2020 Tentang Tata Cara Penyerahan Surat Keterangan Asal Atau Invoice Declaration Beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian Surat Keterangan Asal Dalam Rangka Pengenaan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor Berdasarkan Perjanjian Atau Kesepakatan Internasional Selama Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) .............................................. 16

*** dihimpun dari berbagai sumber

BULETIN GINSI JATENG

Page 3: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 1

Edisi Mei 2020

LIPUTAN KHUSUS : Bea Cukai Berikan Pengaturan

Dalam Proses Administrasi dan Pemanfaatan

Fasilitas SKA Selama Covid-19

Pandemi Covid-19 telah berdampak pada proses penerbitan dan pengiriman Surat Keterangan Asal (SKA) oleh Negara mitra dagang Indonesia dalam kegiatan impor, sehingga menyebabkan adanya perubahan pada pola kerja dalam proses pengadministrasian dan pemanfaatan fasillitas impor menggunakan tariff preferensi bea masuk. Kini penerbitan dan/atau penyerahan SKA sering kali terkendala dengan kebijakan Negara mitra yang menerapkan lockdown, sehingga Bea Cukai berupaya mengambil langkah taktis untuk menyesuaikan dengan kondisi tersebut dengan menerbitkan kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 45/PMK.04/2020 tanggal 30 April 2020 mengenai tata cara penyerahan SKA dalam rangka pengenaan tariff bea masuk atas barang impor berdasarkan

perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19.

Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan tariff preferensi bea masuk atas barang impor dalam beberapa skema dengan Negara mitra diantaranya, ASEAN Trade In Goods Agreement (ATIGA), ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA), ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA), Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA), ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA), Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IPPTA), ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), Memorandum of Understanding between The Government of The Republic of Indonesia and The Govemment of The State of Palestine on Trade Facilitation for Certain Products Originating from Palestinian Ten-itories,

Page 4: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 2

Edisi Mei 2020

dan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA).

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga, Syarif Hidayat mengungkapkan bahwa melalui kebijakan baru ini, pemerintah memberikan kepastian hukum dalam kegiatan perdagangan internasional dengan Negara mitra, khususnya terkait penggunaan Affixed Signature and Stamp (ASnS) pada SKA. “PMK ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas perdagangan internasional, asas resiprokal dengan Negara mitra FTA, dan melakukan physical distancing dalam mengantisipasi penyerbaran Covid-19,” ungkapnya.

Lebih lanjut Syarif menjelaskan dalam peraturan ini, Bea Cukai memberikan pengaturan penyampaian SKA selama pandemi Covid-19, terkait penyerahan SKA atauInvoice Declaration beserta Dokumen Pelengkap Pabean (Dokap) Penelitian SKA. “Adapun pihak yang terdampak langsung dengan adanya PMK baru ini yaitu importir, pengusaha tempat penimbunan berikat, pengusaha pusat logistic berikat, dan pengusaha di kawasan bebas,” tambahnya.

Sebelumnya, pengaturan mengenai SKA ini diatur dalam PMK 229 tahun 2017 dengan ketentuan importir wajib menyerahkan lembar asli SKA, Invoice Declaration, beserta Dokap Penelitian SKA dengan dibubuhi tandatangan manual oleh pejabat dan stempel InstansiPenerbit SKA (IPSKA), wajib ditandatangani oleh eksporti dan adanya Overleaf Notes.

Kini, penyampaian SKA harus dilakukan dengan pengiriman melalui surat elektronik (e-mail) atau media elektronik lainnya dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kalender sejak pemberitahuan pabean impor atau PPFTZ-01 pemasukan. SKA dapat disampaikan dalam bentuk hasil pindaian berwarna jika diterbitkan dalam bentuk hardcopy, dalam bentuk hasil unduhan jika berasal dari website IPSKA, atau dalam bentuk hasil pindaian berwarnaInvoice Declaration jika menggunakan Invoice Declaration, beserta hasil pindaian berwarna Dokap Penelitian SKA. Ketentuan ini berlaku terhadap Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang diterbitkan sejak penetapan pandemi Covid-19 oleh WHO.

SKA yang diserahkan harus memuat tandatangan pejabat dan/atau stempel resmi dari IPSKA yang dibubuhkan secara manual atau elektronik, dan dapat tidak mencantumkan tandatangan eksportir dan/atau Overleaf Notes apabila telah diatur pada Agreement dan/atau ada

website untuk pengecekan. Penggunaan tandatangan elektronik dapat dilakukana pabila sebelumnya telah diatur dalam perjanjian atau kesepakatan internasional dan/atau Negara anggota perjanjian atau kesepakatan internasional menyediakan website untuk melakukan pengecekan terhadap validitas SKA. Adapun untuk lembarasli SKA atau Invoice Declaration beserta Dokap Penelitian SKAyang dikirimkan melalui surat elektronik (e-mail) atau media elektronik lainnya wajib diserahkan dalam bentuk hardcopy ke Kantor Bea Cukai paling cepat 90 hari kalender sejak pemberitahuan pabean impor mendapatkan nomor pendaftaran dan paling lambat 1 tahun terhitung sejak tanggal penerbitan Surat Keterangan Asal atau Invoice Declaration.

Pemerintah berharap dengan adanya kebijakan relaksasi ini, perdagangan internasional tetap dapat terjaga sehingga dapat menopang sendi perekonomian negara. Selain itu, melalui kebijakan ini, pemerintah mendapatkan perlakuan yang sama atas komoditi ekspor dari Indonesia berdasarkan asasresiprokal yang menguntungkan kedua belah pihak.

Percepat Lalu Lintas Barang, Bea Cukai Tanjung Emas Beri Kemudahan Penyerahan SKA Online Selama Pandemi COVID 19

Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia mengakibatkan masalah serius yang diantaranya berdampak pada pembatasan kontak fisik (physical distancing), Pembatasan interaksi sosial (social distancing) serta pembatasan arus lalu lintas transportasi orang maupun barang. Pembatasan lalu lintas orang dan barang yang dijadikan salah satu cara untuk mencegah perluasan penularan Covid-19 tentu memberikan dampak tersendiri yang akan membawa masalah baru apabila tidak di hadapi dengan perencanaan yang matang. Salah satu sektor yang terkena dampak tersebut adalah proses bisnis ekspor dan impor barang.

Page 5: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 3

Edisi Mei 2020

Untuk mencegah hal tersebut, Pemerintah

melalui Bea Cukai sebagai salah satu instansi yang berwenang mengawasi lalu lintas barang ekspor dan impor ,berupaya untuk memberikan beberapa fasilitas fasilitas diantaranya kemudahan penyerahan Surat Keterangan Asal (SKA) yang di sosialisasikan Bea Cukai Tanjung Emas, Jum’at (08/05). Sosialisasi yang di selenggarakan secara daring tersebut membahas Peraturan Menteri Keuangan No.45/PMK.04/2020 tentang Tata Cara Penyerahan Surat Keterangan Asal Atau Invoice Declaration Beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian Surat Keterangan Asal Dalam Rangka Pengenaan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor Berdasarkan Perjanjian Atau Kesepakatan Internasional Selama Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang menitikberatkan pada tata cara penyerahan SKA secara elektronik untuk mengurangi kontak fisik (Physical Distancing).

Sosialisasi yang di narasumberi oleh Pejabat Fungsional Penerima Dokumen (PFPD) Bea Cukai Tanjung Emas ,Wage Rinanto tersebut di harapkan dapat memberi pengetahuan kepada pengguna jasa agar dapat memanfaatkan dan melaksanakan aturan yang telah di terbitkan guna memberi kelonggaran waktu atau relaksasi dalam penyerahan SKA dan mendukung himbauan pemerintah tentang physical distancing.”Kami berupaya agar memberikan pelayanan terbaik kepada stakeholder kami, terutama di masa pandemi ini kami rasa kesehatan adalah hal utama yang menjadi prioritas, untuk itu kami berikan relaksasi dalam penyerahan SKA dimana harus dikirimkan melalui email saja agar mengurangi kontak fisik ” papar Anton Martin.

Kepala kantor Bea Cukai Tanjung Emas tersebut juga menjelaskan meskipun di serahkan melalui email, SKA nantinya juga akan di minta secara fisik paling cepat 90 hari kalender sejak pemberitahuan pabean menerima nomor pendaftaran atau ketika dimintakan oleh pejabat bea cukai.

Pemanfaatan Fasilitas Bea Cukai Selama Pandemi Covid-19 Untuk Stimulus Pemulihan Ekonomi

JAKARTA – Stimulus pemulihan ekonomi

dalam menghadapi dampak virus Corona terus diberikan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Selama masa pandemi Covid-19, Kemenkeu melalui Bea Cukai telah memberikan berbagai insentif fiskal dan prosedural guna mengembalikan penurunan kinerja perekonomian akibat dampak virus corona.

Berdasarkan data hingga tanggal 19 Mei 2020, fasilitas fiskal impor barang untuk penanggulangan Covid-19 telah diberikan dengan total nilai impor mencapai Rp2.746.789.886.242,21 (Rp 2,74 triliun) dengan komoditas impor terbesar berupa masker sebanyak 106.571.092pcs dari berbagai negara. Adapun fasilitas yang dimanfaatkan oleh importir diantaranya melalui skema barang hibah bagi yayasan/lembaga sosial (PMK70), barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat/ Daerah (PMK 171), barang penanggulangan Covid-19 sesuai lampiran huruf A (PMK 34), dan non fasilitas.

Fasilitas yang diberikan dari skema

tersebut berupa pembebasan bea masuk (BM) dan cukai, tidak dipungut PPN dan PPnBM, dan dikecualikan dari pungutan PPh 22 Impor. Total nilai pembebasan sejak 13 Maret hingga 19 Mei

Page 6: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 4

Edisi Mei 2020

2020 mencapai Rp602.611.433.446 (602,61 miliar) dengan rincian pembebasan BM sebesar Rp258.914.186.623, tidak dipungut PPN dan PPnBM sebesar Rp239.704.964.515, dan dikecualikan dari pungutan PPh 22 sebesar Rp103.992.282.308.

Selain itu, fasilitas impor juga diberikan dengan skema Surat Keterangan Asal (SKA) dengan negara-negara mitra ASEAN. Secara rata-rata jumlah importasi yang menggunakan SKA dibandingkan total devisa impor pada tahun 2020 berada pada kisaran angka 33%.Importasi komoditi pangan yang masuk dalam daftar 10 komoditi impor dengan SKA adalah gula dan kembang gula yang berasal dari Australia, China, dan India.

Masih terkait fasilitas, Bea Cukai juga telah memberikan relaksasi kepada perusahaan

pengguna fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahah Impor Tujuan Ekspor (KITE). Sejak 1 April hingga 26 April 2020, total nilai yang diberikan insentif fiskal berupa pembebasan PPh Pasal 22 mencapai Rp882.637.858.209 (Rp882,63 miliar).

Bea Cukai berkomitmen untuk melayani masyarakat 24 jam/7 hari dan memberikan berbagai kemudahan melalui fasilitas dan relaksasi kebijakan di tengah kondisi pandemi Covid-19, serta tetap menjalankan fungsi pengawasan untuk melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang berbahaya dan ilegal. Bagi pengguna jasa maupun masyarakat yang membutuhkan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Contact Center Bea Cukai 1500225 (live web chat di bit.ly/bravobc) maupun melalui media sosial @beacukairi.

Page 7: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 5

Edisi Mei 2020

Kemendag Terbitkan Aturan Ekspor Impor Wajib Gunakan Angkutan dan Asuransi Nasional

Kementerian Perdagangan (Kemendag)

menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 40 Tahun 2020 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut Nasional dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu.

Permendag ini secara garis besar mewajibkan eksportir batubara dan CPO, serta importir beras dan pengadaan barang jasa pemerintah untuk menggunakan angkutan laut dan asuransi nasional. Untuk penggunaan angkutan laut nasional, kewajiban tersebut hanya berlaku untuk penggunaan angkutan laut dengan kapasitas sampai dengan 15.000 deadweight tonnage (dwt).

"Melalui penyempurnaan Permendag ini,

Kementerian Perdagangan berharap peran serta angkutan laut nasional dalam kegiatan ekspor impor akan meningkat, sekaligus mendorong tumbuhnya industri galangan kapal nasional," kata Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, melalui keterangan tertulis, Sabtu (18/4).

Menurut Mendag Agus, aturan pemberlakuan secara efektif baru dilakukan pada asuransi nasional, sedangkan implementasi angkutan laut nasional akan dilakukan pada 1 Mei 2020. Permendag anyar ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nasional dari sektor jasa melalui peningkatan peran angkutan laut dan asuransi nasional dalam kegiatan ekspor dan impor.

Mendag Agus menjelaskan, penetapan kebijakan ini masih membuka peluang bagi perusahaan asing, khususnya perusahaan angkutan laut asing, untuk berperan dalam kegiatan ekspor

dan impor. Hal ini mengingat kewajiban penggunaan angkutan laut nasional hanya diberlakukan untuk penggunaan angkutan laut dengan kapasitas sampai dengan 15.000 (lima belas ribu) deadweight tonnage (dwt).

"Dengan masih dibukanya peran perusahaan angkutan laut asing, maka diharapkan kegiatan ekspor dan impor barang-barang tersebut tetap dapat berjalan lancar," terangnya.

Sebelumnya, ketentuan wajib penggunaan angkutan laut dan asuransi nasional telah diatur dalam Permendag Nomor 82 Tahun 2017 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Permendag Nomor 80 Tahun 2018.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Indrasari Wisnu Wardhana, menambahkan perusahaan angkutan laut nasional yang menggunakan angkutan laut dengan kapasitas sampai dengan 15.000 (lima belas ribu) deadweight tonnage (dwt) wajib menyampaikan data penggunaan angkutan laut tersebut kepada Kementerian Perdagangan secara elektronik melalui INATRADE, sebelum angkutan laut tersebut sandar di pelabuhan Indonesia.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa seluruh eksportir dan importir barang-barang tersebut di atas, selain wajib melaporkan realisasi ekspor-impor melalui INATRADE, juga wajib mencantumkan cost dan freight serta data polis asuransi dalam Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Ini penting mengingat tidak hanya untuk penyempurnaan data logistik ekspor dan impor, namun juga sebagai indikator penilaian efektivitas dari penerapan kebijakan ini.

"Permendag Nomor 40 Tahun 2020 selain mengatur angkutan laut nasional juga terkait dengan asuransi nasional telah lebih dulu dilaksanakan pada 1 Februari 2019. Kegiatan asuransi yang dimaksud mencakup ekspor untuk dua produk ekspor, yakni batubara dan sawit (CPO), serta impor untuk beras dan pengadaan barang Pemerintah.

Page 8: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 6

Edisi Mei 2020

GINSI Apresiasi Kinerja Bea Cukai, Di Masa Pandemi Covid-19

Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) menyatakan, kegiatan importasi selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia telah menyebabkan penurunan kegiatan importasi hingga 60 persen selama periode Maret sampai dengan Mei 2020.

Meskipun begitu, GINSI mengapresiasi kinerja Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan terkait layanan importasi yang dilakukan pelaku usaha nasional selama masa pandemi itu.

“Sebagai importir, kami merasakan kinerja pelayanan Bea dan Cukai di pelabuhan maupun bandar udara, terutama dimasa Covid-19 sekarang ini tidak ada masalah. Bahkan ada kemudahan pelayanan secara keseluruhan dengan hadirnya sejumlah regulasi yang mempercepat pengeluaran barang,” ujar Ketua Logistik dan Perhubungan BPP GINSI, Erwin Taufan, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (13/5/2020).

Menurutnya tanggung jawab Ditjen Bea dan Cukai sebagai pengawal sejumlah regulasi titipan dari intansi atau kementerian tekhnis lainnya, bukanlah hal yang mudah. Mengingat luas wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dan wilayah kerja kepabeanan dan cukai yang harus dijaga juga cukup banyak.

“Banyaknya kepentingan yang membuat tugas Bea Cukai secara keseluruhan tidaklah mudah. Daerah yang dijaga untuk kedaulatan bangsa juga cukup luas. Namun selama pandemi Covid-19 ini semua kegiatan pelayanan yang dirasakan importir masih berjalan dengan baik. kami juga berharap kemitraan GINSI dan Ditjen Bea dan Cukai dimasa-masa mendatang bisa lebih ditingkatkan lagi,” ujar Taufan.

Kendati kegiatan importasi nasional, kata dia, di perkirakan masih akan melesu hingga akhir tahun ini. Hal itu menyusul imbas Pandemi virus Corona (Covid-19) yang memengaruhi kinerja perdagangan secara global.

Namun, GINSI merespon postif langkah Kementerian Keuangan yang memberikan fasilitas

atas impor barang untuk keperluan penanganan Covid-19 seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 34/PMK.04/2020.

Aturan tersebut dirilis pada 17 April 2020 tentang Pemberian Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai Serta Perpajakan Atas Impor Barang Untuk Keperluan Penanganan Pandemi Corona (Covid-19).

Menurutnya, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi lesunya kegiatan importasi barang diluar atau selain untuk kebutuhan penanganan Covid-19 oleh para pelaku impor nasional tersebut.

Penyebab melesunya importasi, kata dia, selain karena mayoritas Industri (non consumer goods) yang mulai tidak berproduksi atau mengurangi produksinya sementara masih terdapat bahan bakunya yang masih harus diimpor.

“Pengurangan volume produksi industri itu lantaran hasil produksinya kurang diserap pasar baik dalam negeri maupun luar negeri akibat daya beli konsumen yang sedang melemah saat ini. Selain itu, harga barang di luar negeri juga mahal karena kurs dollarnya tinggi di atas asumsi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan prediksi pelaku usaha sebelumnya,” jelas Taufan.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, selama triwulan I/2020 kegiatan importasi bahan baku dan barang modal cenderung menurun, sedangkan barang konsumsi meningkat.

Menurut BPS, kondisi tersebut kemungkinan akan berpengaruh pada pergerakan sektor industri, perdagangan, dan investasi.

Adapun pertumbuhan impor barang konsumsi selama periode triwulan I/2020 sebesar 7,11 persen, sedangkan impor bahan baku/penolong dan barang modal selama periode itu justru turun masing-masing 2,8 persen dan 13,07 persen.

BPS juga mencatat terjadi kenaikan nilai impor sebesar 15,6 persen pada Maret 2020 menjadi USD13,35 miliar. Namun, apabila dibandingkan dengan Maret 2019, nilai impor turun sekitar 0,75 persen.

Page 9: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 7

Edisi Mei 2020

Ekonomi Jawa Tengah Triwulan I 2020 Tumbuh 2,60 %, Melambat Dibanding Periode

Sebelumnya

Penyebaran wabah COVID-19 telah membuat pemerintah di seluruh dunia mengeluarkan kebijakan untuk membatasi aktivitas di luar rumah warga negaranya. Kebijakan tersebut berdampak kuat pada keseimbangan internal maupun keseimbangan eksternal seluruh negara.

Hal tersebut turut berdampak pada perekonomian nasional dan Jawa Tengah sehingga telah menyebabkan kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi di Jawa Tengah tidak sebaik triwulan sebelumnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Soekowardojo mengatakan berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 5 Mei 2020, perekonomian Jawa Tengah pada triwulan I 2020 tumbuh 2,60 persen (yoy), atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 5,34 persen (yoy).

“Seluruh komponen konsumsi masyarakat mengalami penurunan mulai dari makanan, sandang, transportasi, hingga peralatan rumah tangga,” ungkap Soekowardojo, Selasa, (12/5/2020).

Hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia berupa Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) pada triwulan I 2020 tercatat sebesar 118,65, menurun dibanding triwulan IV 2019 sebesar 122,40, mencerminkan optimisme konsumen telah mengalami penurunan.

Adapun hal ini membuat investor pun terpaksa menunda sejumlah rencana investasinya.

Penanaman modal baik dari asing maupun dalam negeri mengalami penurunan.

Di sisi lain, konsumsi pemerintah mengalami peningkatan yang didorong kenaikan belanja pegawai dan belanja sosial yang dilakukan

Page 10: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 8

Edisi Mei 2020

dalam upaya menahan dampak sosial ekonomi lebih lanjut.

Secara total, ekspor luar negeri juga meningkat ditopang dari sektor migas yang berasal dari hilirisasi migas di Cilacap.

Namun, ekspor luar negeri non migas yang menjadi andalan Jawa Tengah mengalami penurunan dengan tumbuh -0,70 persen (yoy).

“Sejumlah komoditas ekspor yang menurun antara lain barang rajutan, kayu dan barang dari kayu, serat, dan mesin-mesin atau peralatan listrik,” imbuhnya.

Ditinjau berdasarkan lapangan usaha utama, perlambatan pada triwulan I 2020 terjadi pada Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Pertanian. Penurunan kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT), kayu olahan, dan alas kaki terjadi akibat penurunan permintaan domestik maupun luar negeri.

Karantina yang dilakukan sejumlah negara tujuan ekspor Jawa Tengah membuat beberapa permintaan menjadi tertunda. Kinerja industri pengolahan ini selanjutnya berdampak pada lapangan usaha perdagangan. Sektor perdagangan juga terpengaruh pusat perbelanjaan yang tidak beroperasi dalam jangka waktu tertentu.

Sementara, pergeseran musim panen tanaman pangan dan menurunnya luas panen, menjadi penyebab menurunnya kinerja lapangan usaha pertanian. Lapangan usaha informasi dan komunikasi mencatat pertumbuhan tertinggi pada triwulan I 2020 yaitu sebesar 11,27 persen (yoy).

Pertumbuhan tersebut didorong tingginya aktivitas digital dari dalam tempat tinggal masyarakat.

Kebutuhan akan hiburan hingga aktivitas belanja daring menjadikan pengeluaran untuk internet mengalami peningkatan yang pesat.

Namun, mengingat pangsa ekonomi yang tidak terlalu besar, lapangan usaha informasi dan komunikasi hanya menyumbang 0,58 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah di triwulan I 2020.

“Penyebaran wabah COVID-19 masih akan menjadi risiko utama pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah kedepan.

Pembatasan sosial domestik akan mengurangi pergerakan masyarakat untuk melakukan aktivitas produksi maupun konsumsi,” imbuhnya.

Pelemahan ekonomi global juga akan mempengaruhi kinerja ekspor dari Jawa Tengah.

Kebijakan stimulus pemerintah dalam mengurangi dampak COVID-19 diharapkan berdampak efektif dalam nurturing perekonomian.

Selain itu, kreativitas industri di Jawa Tengah seperti switching produksi menjadi alat pelindung diri (APD) dan masker saat ini diharapkan dapat menjadi penggerak perekonomian di tengah wabah ini.

Sejumlah industri pun tetap menjalankan produksi dengan mencari berbagai alternatif negara tujuan ekspor yang minim terdampak seperti Afrika Utara.

Page 11: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 9

Edisi Mei 2020

Pesan Kementan Untuk Importir Bawang Putih

Kementerian Pertanian kembali meminta

kepada para pemegang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RPIH) segera merealisasikan importasi bawang putih. Pasalnya, jumlah impor yang masuk sampai dengan 19 Mei 2020 hanya cukup untuk stock 2,5 bulan ke depan.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto

Setyanto menegaskan dengan kebutuhan bawang putih per bulan yang mencapai 46-49 ribu ton, maka stock saat ini hanya untuk 2.5 bulan saja.

“Jadi kami sampaikan kepada bapak dan ibu yang telah terbit Rekomendasi Impor Produk Hortikultura atau RIPH bawang putih, agar segera melakukan importasi dan tidak mengulur waktu. Kita tunjukkan solidaritas nasional dengan turut mengamankan pangan nasional di tengah pandemi Covid-19, salah satunya bawang putih yang cukup,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (23/5).

Pria yang kerap disapa Anton ini menjelaskan, sesuai Permentan 39/2019 bahwa wajib tanam dan wajib berproduksi dilaksanakan setelah RIPH terbit, dan luas tanam serta berproduksinya sesuai dengan pengajuan volume impor RIPH nya.

Terkait ini, dia meminta agar dilakukan langkah-langkah persiapan mulai dari seleksi calon benih, calon lahan, dan calon petaninya. Pihaknya memberi waktu satu tahun untuk menyelesaikan kewajibannya setelah RIPH terbit.

“Sebagai contoh, bagi RIPH yang terbit di bulan Maret 2020, harus menyelesaikan kewajibannya di bulan Maret 2021, demikian seterusnya. Kami juga mengingatkan tidak diperbolehkan tumpang tindih tanam antara satu

pelaku usaha dengan pelaku usaha lainnya, lahan milik importir tidak boleh berbarengan dengan APBN” kata dia.

Dalam kesempatan tersebut, Anton memberikan tips cara menghasilkan bawang putih yang berukuran besar. Pertama, dia meminta para petani menggunakan benih dari siung yang berukuran besar. Jarak tanamnya 15 cm x 15 cm. “Sementara minimum benih yang digunakan 1 ton per hektar. Lebih dari 1 ton per hektar juga bagus,” imbuhnya.

Faktor kedua adalah pupuk dan air. Gunakan pupuk organik dan pupuk kimia sesuai dosis rekomendasi, dan jangan sampai kekurangan air. “Kami juga menyarankan menggunakan mesin grading untuk mensortir benih bawang putih berukuran besar dan kecil. Mesin ini banyak dijual di Tiongkok,” tuturnya.

Terakhir dia juga menghimbau kepada seluruh importir yang akan memulai menanam bawang putih agar berhati-hati dengan peredaran benih palsu bawang putih. Yang dimaksud dengan benih palsu adalah bawang putih konsumsi impor dari China yang sudah tumbuh tunasnya.

Benih seperti ini, kata Anton, banyak beredar di tahun 2017 dan 2018 yang berujung banyaknya pelaku usaha gagal berproduksi. “Kasihan petaninya” sesal Anton.

Selain benih palsu, harus waspada dengan benih oplosan. “Termasuk benih oplosan. Antara bawang lokal dan bawang impor China. Sama-sama bawang lokal tapi dioplos antara yang siap tanam dan belum siap tanam. Kasus ini banyak terjadi di tahun 2017, 2018, semoga 2019 dan 2020 tidak ada,” tegas Anton.

Terakhir Anton meminta para petani dan importir terus berkonsultasi dan berkomunikasi intensif dengan jajaran Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian untuk menghindari kegagalan tanam dan berproduksi. Semoga bawang putih nasional kembali berjaya di negeri sendiri

Page 12: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 10

Edisi Mei 2020

Aplikasi Pelaporan Realisasi Diskon 30% PPh Pasal 25 Selesai Juni 2020

Ditjen Pajak (DJP) menargetkan pembuatan

aplikasi pelaporan seluruh insentif yang diamanatkan dalam PMK 44/2020 akan selesai pada Juni 2020. Topik tersebut menjadi bahasan media nasional pada hari ini, Kamis (28/5/2020).

Direktur Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP Iwan Djuniardi mengatakan otoritas tengah menyelesaikan pembuatan aplikasi untuk pelaporan insentif pembebasan PPh Pasal 22 Impor dan diskon 30% angsuran PPh Pasal 25. Masa pelaporan insentif ini per kuartal.

“Setelah PPh Pasal 21 DTP dan PPh final DTP, kali ini pembuatan aplikasi untuk pelaporan realisasi insentif yang dilakukan setiap kuartalan. Untuk yang dipakai pada Juli, kita akan siapkan aplikasinya di Juni 2020,” jelas Iwan.

Seperti diketahui, hingga saat ini, fitur ‘e-Reporting Insentif Covid-19’ yang ada di DJP Online baru memuat pelaporan insentif PPh Pasal 21 DTP

dan PPh final DTP. Simak artikel ‘Aplikasi Pelaporan Insentif Covid-19 Tersedia, DJP: Yuk Segera Lapor!’.

Selain terkait aplikasi pelaporan pemanfaatan insentif, ada pula bahasan mengenai pemberian insentif barang impor untuk penanganan pandemic Covid-19. Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) menyebut hingga 19 Mei 2020, fasilitas fiskal diberikan untuk total nilai impor Rp2,74 triliun.

Berikut ulasan berita selengkapnya: Deadline Pelaporan Realisasi Insentif

Adapun untuk laporan realisasi insentif PPh Pasal 21 DTP dan PPh final DTP UMKM, penerima insentif wajib menyampaikannya paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Untuk PPh Pasal 21 DTP, yang menyampaikan laporan adalah pemberi kerja.

Page 13: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 11

Edisi Mei 2020

Sementara itu, Laporan realisasi pembebasan PPh Pasal 22 Impor dan pengurangan sebesar 30% angsuran PPh Pasal 25 wajib disampaikan setiap tiga bulan. Adapun batas akhir pelaporannya adalah tanggal 20 Juli 2020 (untuk masa pajak April—Juni 2020) dan tanggal 20 Oktober 2020 (untuk masa pajak Juli—September 2020).

"Di pertengahan Juni semua aplikasi pelaporan bisa selesai," ungkap Direktur Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP Iwan Djuniardi.

Penyampaian SSP Sebagai Lampiran

Terkait dengan penyampaian surat setoran pajak (SSP) sebagai lampiran dalam laporan realisasi pemanfaatan insentif PPh Pasal 21 DTP dan PPh final DTP UMKM, Direktur Teknologi Informasi dan Komunikasi DJP Iwan Djuniardi otoritas tengah berupaya menyediakan aplikasinya.

“[Untuk SSP] nantinya tidak terpisah dan tetap di laman DJP Online,” katanya.

Fasilitas Perpajakan Impor Barang Penanganan Covid-19

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga DJBC Syarif Hidayat mengatakan pemberian fasilitas fiskal berupa pembebasan bea masuk dan cukai, tidak dipungut PPN dan PPnBM, serta dikecualikan dari pungutan PPh Pasal 22 Impor.

Adapun total nilai fasilitas sejak 13 Maret—19 Mei 2020 senilai Rp602,62 miliar. Nilai itu terbagi atas pembebasan bea masuk Rp258,91 miliar, tidak dipungut PPN dan PPnBM Rp239,70 miliar, dan dikecualikan dari pungutan PPh 22 Impor Rp103,99 miliar.

Pembukaan Persidangan di Pengadilan Pajak

Pembukaan kembali persidangan di Pengadilan Pajak yang awalnya dijadwalkan pada 2 Juni 2020 mundur menjadi 8 Juni 2020. Hal ini disampaikan dalam Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak No. SE-10/PP/2020 yang mencabut SE-07/PP/2020.

“Persidangan di Jakarta dilaksanakan kembali mulai hari Senin tanggal 8 Juni 2020. Sidang di luar tempat kedudukan (SDTK) dilaksanakan kembali dengan ketentuan yang akan

diatur lebih lanjut,” demikian bunyi penggalan ketentuan pelaksanaan persidangan dalam SE tersebut. Penangguhan Batas Akhir Pengajuan Banding

Karena masa pencegahan penyebaran Covid-19 di Pengadilan Pajak diperpanjang hingga 7 Juni 2020, batas terakhir pengajuan banding secara langsung yang jatuh selama masa itu menjadi tertangguh selama 83 hari. Masa penangguhan ini lebih lama dari sebelumnya 77 hari.

Penegasan terkait masa penangguhan ini dimuat dalam Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak No. SE-11/PP/2020. Beleid ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, yaitu 26 Mei 2020. Terbitnya beleid tersebut juga mencabut SE-08/PP/2020.

New Normal untuk 4 Daerah

Pemerintah terus mengkampanyekan kenormalan baru atau new normal di tengah pandemi virus Corona. Meski demikian, konsep kenormalan baru itu hanya berlaku untuk daerah tertentu saja, yaitu Provinsi DKI Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Gorontalo.

Presiden Joko Widodo mengatakan konsep

kenormalan baru tersebut bisa diterapkan dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat, seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak aman dan menghindari kerumunan.

Dana Desa

Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Astera Primanto Bhakti mengatakan PMK No. 50/2020 sangat penting, terutama adanya program BLT Dana Desa untuk merespons pandemi Covid-19. Dengan PMK tersebut, syarat penyaluran dana desa disederhanakan.

Dalam ketentuan sebelumnya untuk penyaluran dana desa tahap I terdapat tiga syarat pencairan, yaitu peraturan kepala daerah yang merinci dana desa dari setiap desa, APBDes, dan pembuatan surat kuasa. Kini, syarat pencairannya hanya dua, yaitu peraturan kepala daerah mengenai rincian dana desa yang bisa digantikan dengan surat keputusan serta surat kuasa.

Page 14: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 12

Edisi Mei 2020

Kemendag Telah Terbitkan Persetujuan Impor Gula

Kementerian Perdagangan (Kemendag)

telah mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI) untuk Gula Kristal Mentah (GKM). Produk itu akan diolah menjadi Gula Kristal Putih (GKP) oleh beberapa pabrik gula yang berbasis tebu rakyat sejak November 2019.

“Kebijakan impor gula diambil oleh Kementerian Perdagangan sebagai salah satu langkah strategis mengisi kekosongan stok. Sekaligus menyeimbangkan harga gula di dalam negeri," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Indrasari Wisnu Wardhana melalui siaran pers pada Senin, (25/5).

Pada 29 November 2019, kata dia, Kemendag turut menerbitkan persetujuan impor GKM untuk PT Gendhis Multi Manis (GMM) yang merupakan anak perusahaan Perum Badan Urusan Logistik (BULOG). Perusahaan tersebut diberikan alokasi sebesar 30 ribu ton berdasarkan rekomendasi Kementerian Perindustrian.

PT GMM, lanjutnya, kemudian mendapatkan persetujuan impor GKM kembali sebesar 29.750 ton pada 6 Maret 2020. Selain itu Perum BULOG juga mendapatkan persetujuan pengalihan gula dari PT Sumber Mutiara Indah Perdana (PT SMIP) yang berlokasi di Dumai sebesar 20 ribu ton pada 13 Maret 2020.

Perum BULOG juga memeroleh persetujuan Impor GKP sebesar 50 ribu ton pada 7 April 2020. Melalui PT GMM juga, ujar Wisnu, mendapatkan

kembali persetujuan impor sebesar 35 ribu ton pada 13 April 2020.

Dirinya menyatakan, persetujuan impor GKM yang akan diolah menjadi GKP oleh PT GMM telah direalisasikan 100 persen sebanyak 29.750 ton pada 4 April 2020. Sedangkan pada 4 Mei 2020 PT GMM realisasi impornya telah dilakukan sebanyak 20 ribu ton.

“Dari total Persetujuan Impor GKM

sebanyak 64.750 ton, telah direalisasikan oleh PT GMM sebanyak 49.750 ton. Sedangkan persetujuan pengalihan PT SMIP belum dapat dipenuhi komitmennya secara keseluruhan kepada BULOG untuk menyalurkan 20 ribu ton karena yang telah disalurkan baru sebesar 3.800 ton,” jelas Wisnu.

Adapun impor GKP pada 2 Mei 2020, telah direalisasikan sebanyak 21.800 ton. Maka salah satu alasan kurangnya pasokan GKP di pasar, yakni belum maksimalnya realisasi impor oleh pabrik gula berbasis tebu yang diberikan Persetujuan Impor. Sebab berbagai negara pemasok gula seperti India, Thailand dan Australia juga menerapkan lockdown demi mengurangi perluasan pandemi Covid-19 sehingga terganggunya jalur transportasi dan logistik dari sentra produksi menuju pelabuhan muat di negara importir.

Page 15: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 13

Edisi Mei 2020

Neraca Perdagangan April 2020 Defisit USD 0,35 Miliar

Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS)

melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada April 2020 mengalami defisit sebesar USD0,35 miliar. Catatan tersebut disebabkan oleh defisit sektor migas dan nonmigas masing-masing USD243,8 juta dan USD100,9 juta.

"Nilai ekspor kita pada April 2020

USD12,19 miliar, sementara nilai impor kita USD12,54 sehingga pada April ini kita mengalami defisit sebesar USD0,35 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam paparan secara virtual, Jumat, 15 Mei 2020.

Pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebutkan bahwa neraca perdagangan pada April 2020 masih lebih baik dibandingkan periode yang sama pada 2019. Angka defisit pada April 2019 jauh lebih dalam.

"Meskipun kita mengalami defisit pada April 2020, kembali sebetulnya posisi ini masih lebih bagus dibanding kondisi April 2019. Karena pada April 2019 kita mengalami defisit USD2,3 miliar, defisit April 2020 jauh lebih landai dibandingkan defisit April 2019," paparnya.

Kecuk melanjutkan, selama Januari-April 2020 neraca perdagangan Indonesia masih mengalami surplus USD2,25 miliar. Catatan tert terjadi karena selama Januari-April 2020 total ekspor dari Tanah Air sebesar USD53,95 miliar.

"Kalau kita bandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu ekspor kita naik 0,44 persen, sementara impor kita turun 7,78 persen dan menghasilkan nilai USD51,71 miliar," tuturnya.

Kecuk menyebut surplus neraca perdagangan USD2,25 miliar periode Januari-April 2020 juga masih terbilang baik di tengah pandemi

covid-19. Bahkan capaian ini lebih baik dari periode yang sama 2019 dengan defisit USD2,3 miliar.

"Performa Januari-April 2020 masih jauh lebih bagus apalagi kalau kita memperhatikan dampak covid-19," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa waspada tetap

perlu diterapkan meskipun neraca perdagangan selama tahun berjalaan masih dalam catatan surplus. Pasalnya pandemi covid-19 diprediksi akan selesai pada waktunya yang cukup lama.

"Harus kita waspadai penurunan impor bahan baku dan barang modal. Perlu kita waspadai dan cermati dari waktu ke waktu karena dampaknya ke sektor industri, perdagangan dan investasi cukup besar," pungkasnya.

Alami Surplus Januari-April 2020, Ekspor Industri Pengolahan Naik 7 Persen

Kinerja ekspor dari industri pengolahan masih mencatatkan nilai positif meskipun di tengah tekanan pandemi Covid-19. Sepanjang Januari-April 2020, pengapalan produk industri pengolahan mampu menembus hingga USD42,75 miliar atau naik sebesar 7,14 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

“Neraca perdagangan untuk industri pengolahan pada periode Januari-April 2020 adalah surplus sebesar USD777,34 juta,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian, Janu Suryanto di Jakarta, Kamis (28/5).

Page 16: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 14

Edisi Mei 2020

Janu menyebutkan, nilai ekspor industri pengolahan pada bulan April 2020 tercatat mencapai USD9,76 miliar. Apabila dilihat dari volumenya, ekspor produk industri pengolahan pada bulan keempat tahun ini sebesar 8,49 juta ton atau naik sebesar 2,66 persen dibanding Maret 2020.

Adapun sektor industri makanan menjadi penyumbang devisa terbesar dari ekspor industri pengolahan pada bulan April 2020, dengan menyentuh nilai USD2,35 miliar. “Jika dilihat dari faktor pembentuknya, nilai ekspor sektor industri makanan pada bulan April 2020 didominasi oleh komoditas minyak kelapa sawit sebesar USD1,30 miliar atau memberi kontribusi sebesar 55,28 persen,” jelas Janu.

Sumbangsih lainnya, diikuti oleh sektor industri logam dasar sebesar USD2 miliar, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia USD1,06 miliar, serta industri kertas dan barang dari kertas USD564 juta.

Berikutnya, nilai ekspor industri karet, barang dari karet, dan plastik menembus USD501 juta, kemudian industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki USD463 juta, industri komputer, barang elektronik, dan optik USD417 juta, serta industri pakaian jadi USD397 juta.

“Pada bulan April 2020, China masih menjadi negara tujuan ekspor utama industri pengolahan dari Indonesia, diikuti oleh Amerika Serikat, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan,” ungkap Kapusdatin Kemenperin. Apabila dilihat dari pertumbuhan secara tahunan (y-o-y), ekspor ke Singapura naik hingga 25,09 persen, China

menanjak sebesar 16,25 persen, dan Korea Selatan melonjak sekitar 5,59 persen.

Sementara itu, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kemenperin, Elis Masitoh menyatakan bahwa pelonggaran kebijakan lockdown di sejumlah negara tujuan ekspor akan menjadi momentum untuk menggenjot pengapalan alat pelindung diri (APD) dari Indonesia. "Ke depannya, kita akan bisa menjadi produsen APD atau masker kain untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia,” ujarnya.

Kemenperin mendata, saat ini industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional memiliki kapasitas produksi APD hingga 54 juta unit per bulan. Adapun, kebutuhan di dalam negeri hanya sekitar 10 juta unit per bulan.

Elis menjabarkan, kebutuhan APD untuk petugas kesehatan mencapai 5,5 juta unit per bulan. Adapun, Kemenperin telah menyiapkan penyangga atau kebutuhan cadangan sekitar 5 juta—8 juta unit hingga akhir tahun ini.

“Saat ini, produksi APD nasional kondisinya surplus hingga 40 juta unit APD per bulan,” ungkapnya. Artinya, produksi APD bisa menjadi titik cerah bagi industri TPT untuk meningkatkan kinerjanya melalui capaian ekspor pada masa pandemi saat ini.

Elis menyebutkan, beberapa negara tujuan ekspor yang bersedia menyerap APD dari Indonesia, antara lain Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Menurutnya, industri yang akan mengekspor APD tersebut adalah pabrikan skala besar hingga sektor industri kecil menengah (IKM).

Page 17: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 15

Edisi Mei 2020

Per 19 Mei, Realisasi Insentif Impor Alkes Capai Rp 2,74 T

Selama pandemi Covid-19, untuk

meminimalisir dampak kepada dunia usaha, Bea Cukai sudah memberikan berbagai insentif fiskal dan memudahkan prosedural untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan (alkes) dalam negeri mencapai Rp 2,74 triliun. Jika berdasarkan data Bea Cukai hingga tanggal 19 Mei 2020, fasilitas fiskal impor barang untuk penanggulangan Covid-19 telah diberikan dengan total nilai impor mencapai Rp 2,74 triliun dengan komoditas impor terbesar berupa masker sebanyak 106.571.092 pcs dari berbagai negara.

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga DJBC Kemenkeu Syarif Hidayat mengungkapkan, fasilitas yang dimanfaatkan oleh importir di antaranya melalui skema barang hibah bagi yayasan/lembaga sosial (PMK70), barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat/ Daerah (PMK 171), barang penanggulangan Covid-19 sesuai lampiran huruf A (PMK 34), dan non fasilitas.

“Fasilitas yang diberikan dari skema tersebut berupa pembebasan bea masuk (BM) dan

cukai, tidak dipungut PPN dan PPnBM, dan dikecualikan dari pungutan PPh 22 Impor,”ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (28/5).

Ia pun merinci keseluruhan nilai pembebasan sejak 13 Maret hingga 19 Mei 2020 mencapai Rp 602,61 miliar dengan rincian pembebasan BM sebesar Rp258,9 miliar, tidak dipungut PPN dan PPnBM sebesar Rp239,7 miliar, dan dikecualikan dari pungutan PPh 22 sebesar Rp103,9 miliar. Selain itu, fasilitas impor juga diberikan dengan skema Surat Keterangan Asal (SKA) dengan negara-negara mitra ASEAN.

“Secara rata-rata jumlah importasi yang menggunakan SKA dibandingkan total devisa impor pada tahun 2020 berada pada kisaran angka 33%,”ujarnya.

Sementara itu, untuk Importasi komoditi pangan yang masuk dalam daftar 10 komoditi impor dengan SKA adalah gula dan kembang gula yang berasal dari Australia, Tiongkok, dan India. Masih terkait fasilitas, Bea Cukai juga telah memberikan relaksasi kepada perusahaan pengguna fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahah Impor Tujuan Ekspor (KITE).

Sejak 1 April hingga 26 April 2020, total nilai yang diberikan insentif fiskal berupa pembebasan PPh Pasal 22 mencapai Rp882,63 miliar. Dengan demikian, Bea Cukai berkomitmen untuk melayani masyarakat 24 jam selama 7 hari dan memberikan berbagai kemudahan melalui fasilitas dan relaksasi kebijakan di tengah kondisi pandemi Covid-19, serta tetap menjalankan fungsi pengawasan untuk melindungi masyarakat dari masuknya barang-barang berbahaya dan ilegal.

Page 18: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 16

Edisi Mei 2020

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 45/PMK. 04/2020 TENTANG

TATA CARA PENYERAHAN SURAT KETERANGAN ASAL ATAU INVOICE DECLARATION BESERTA DOKUMEN PELENGKAP PABEAN

PENELITIAN SURAT KETERANGAN ASAL DALAM RANGKA PENGENAAN TARIF BEA MASUK ATAS BARANG IMPOR BERDASARKAN PERJANJIAN

ATAU KESEPAKATAN INTERNASIONAL SELAMA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

MENIMBANG : a. bahwa Pemerintah Republik Indonesia telah

memberlakukan tarif bea masuk atas barang impor dalam skema ASEAN Trade In Goods Agreement (ATIGA), ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA), ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFT A), Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA), ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA), Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IPPT A), ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), Memorandum of Understanding between The Government of The Republic of Indonesia and The Government of The State of Palestine on Trade Facilitation for Certain Products Originating from Palestinian Territories, dan Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA);

b. bahwa dengan adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang berdampak pada proses penerbitan dan pengiriman Surat Keterangan Asal oleh negara mitra dagang Indonesia, menyebabkan adanya perubahan pada pola kerja dalam proses pengadministrasian dan pemanfaatan Surat Keterangan Asal atau Invoice Declaration;

c. bahwa untuk memberikan kepastian hukum dalam memberikan pelayanan atas impor barang dengan menggunakan Surat Keterangan Asal berbasis Affixed Signature and Stamp (ASnS) dari negara mitra dagang selama pandemi Corona Virus Disease 2019 ( COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam huruf b, perlu melakukan pengaturan terhadap ketentuan mengenai tata cara penyerahan Surat Keterangan Asal atau Invoice Declaration beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian Surat Keterangan Asal sesua1 dengan skema sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Penyerahan Surat Keterangan Asal atau Invoice Declaration Beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian Surat Keterangan Asal dalam rangka Pengenaan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor Berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional selama Pandemi Corona Virus Disease 20 19 (COVID-19);

MENGINGAT: 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahurt 2019 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);

5. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran

Page 19: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 17

Edisi Mei 2020

Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 98);

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.04/2017 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor Berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1980) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 124/PMK.04/2019 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.04/2017 tentang Tata Cara Pengenaan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor Berdasarkan Perjanjian atau Kesepakatan Internasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 985);

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217 /PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1745);

MEMUTUSKAN: MENETAPKAN: PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENYERAHAN SURAT KETERANGAN ASAL ATAU INVOICE DECLARATION BESERTA DOKUMEN PELENGKAP PABEAN PENELITIAN SURAT KETERANGAN ASAL DALAM RANGKA PENGENAAN TARIF BEA MASUK ATAS BARANG IMPOR BERDASARKAN PERJANJIAN ATAU KESEPAKATAN INTERNASIONAL SELAMA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah Pabean adalah wilayah Republik

Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi

Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan.

2. Kawasan yang Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang selanjutnya disebut Kawasan Bebas adalah suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari Daerah Pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan cukai.

3. Tarif Preferensi adalah tarif bea masuk berdasarkan perjanjian atau kesepakatan internasional yang besarnya ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai penetapan tarif bea masuk berdasarkan perjanjian atau kesepakatan internasional.

4. Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin) yang selanjutnya disebut SKA adalah dokumen pelengkap pabean yang diterbitkan oleh Instansi Penerbit SKA yang menyatakan bahwa barang yang akan memasuki Daerah Pabean dapat diberikan Tarif Preferensi.

5. Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA adalah dokumen pelengkap pabean yang digunakan sebagai dokumen pendukung dalam penelitian SKA, yaitu invoice, packing list, Bill of Lading/Airway Bill, dan dokumen lain yang dipersyaratkan untuk pemenuhan ketentuan asal barang dalam rangka pengenaan Tarif Preferensi.

6. PPFTZ dengan Kode 01 yang selanjutnya disebut PPFTZ-0 1 adalah pemberitahuan pabean untuk pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari Kawasan Bebas dari dan ke luar Daerah Pabean, dan pengeluaran barang dari Kawasan Bebas ke TLDDP.

7. Negara Anggota adalah negara yang menandatangani perjanjian atau kesepakatan internasional dalam rangka perdagangan barang.

8. Overleaf Notes adalah halaman di sebalik SKA yang berisi ketentuan mengenai pengisian SKA dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SKA.

9. Instansi Penerbit Surat Keterangan A sal yang selanjutnya disebut Instansi Penerbit SKA adalah instansi pemerintah atau institusi yang ditunjuk pemerintah di Negara Anggota pengekspor yang diberi kewenangan untuk menerbitkan SKA atas barang yang akan diekspor.

Page 20: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 18

Edisi Mei 2020

10. Surat Keterangan A sal Elektronik yang selanjutnya disebut SKA Elektronik (e-Form) adalah SKA yang dikirim secara elektronik oleh Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal Negara Anggota pengekspor ke Kantor Pabean sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keamanan dan kerahasiaan informasi.

11. Invoice Declaration adalah pernyataan dari eksportir bersertifikat yang menyatakan bahwa barang di dalam invoice dapat diberikan Tarif Preferensi.

12. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesua1 dengan Undang-Undang Kepabeanan.

13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

14. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan.

Pasal 2

(1) Peraturan Menteri ini mengatur pelaksanaan

ketentuan prosedural dalam rangka pemanfaatan SKA atau Invoice Declaration beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA selama pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), yang meliputi: a. penyerahan SKA atau Invoice Delaration

beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA;

b. tanda tangan pejabat yang berwenang dan/ atau stempel resmi dari Instansi Penerbit SKA;

c. tanda tangan eksportir; dan d. Overleaf Notes.

(2) Dikecualikan dari pelaksanaan ketentuan procedural sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal SKA berupa SKA Elektronik (e-Form).

Pasal 3 (1) Penyerahan SKA a tau Invoice Declaration

beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA ke Kantor Pabean pelabuhan pemasukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

huruf a, harus dilakukan dengan pengiriman melalui: a. surat elektronik ( e-maiil) atau b. media elektronik lainnya, dengan menunjuk pada pemberitahuan pabean impor atau PPFTZ-0 1 pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean, yang terkait.

(2) Pengiriman SKA atau Invoice Declaration beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak pemberitahuan pabean impor atau PPFTZ-0 1 pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean mendapatkan nomor pendaftaran.

(3) SKA atau Invoice Declaration yang diserahkan melalui mekanisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan: a. hasil pindaian berwarna SKA, dalam hal

SKA diterbitkan dalam bentuk hardcopy; b. hasil unduhan SKA, dalam hal SKA

merupakan hasil unduhan dari website Instansi Penerbit SKA; atau

c. hasil pindaian berwarna Invoice Declaration, dalam hal menggunakan Invoice Declaration.

(4) Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA yang diserahkan melalui mekanisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan hasil pindaian berwarna Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA.

(5) Terhadap SKA sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku ketentuan sebagai berikut: a. SKA memuat tanda tangan pejabat yang

berwenang dan/ atau stem pel resmi dari Instansi Penerbit SKA yang dibubuhkan secara manual atau elektronik; dan

b. SKA dapat tidak memuat tanda tangan eksportir dan/ atau Overleaf Notes jika: 1. perjanjian atau kesepakatan

internasional tidak mewajibkan adanya tanda tangan eksportir dan/ atau Overleaf Notes; dan/ atau

2. Negara Anggota perjanjian atau kesepakatan internasional menyediakan website untuk melakukan pengecekan terhadap validitas SKA.

Pasal 4 Penggunaan tanda tangan pejabat yang berwenang dan/atau stempel resmi dari Instansi Penerbit SKA

Page 21: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 19

Edisi Mei 2020

Negara Anggota pengekspor secara elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5) huruf a berlaku dalam hal:

a. perjanjian atau kesepakatan internasional telah mengatur penggunaan tanda tangan pejabat yang berwenang danjatau stempel resmi dari Instansi Penerbit SKA Negara Anggota pengekspor secara elektronik; dan/atau

b. Negara Anggota perjanjian atau kesepakatan internasional menyediakan website untuk melakukan pengecekan validitas SKA.

Pasal 5 (1) Lembar asli SKA atau Invoice Declaration

beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA yang dikirimkan melalui surat elektronik (e-mail atau media elektronik lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), wajib diserahkan ke Kantor Pabean.

(2) Penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan: a. paling cepat 90 (sembilan puluh) hari

kalender sejak pemberitahuan pabean impor atau PPFTZ-0 1 pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean mendapatkan nomor pendaftaran; dan

b. paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal penerbitan SKA atau Invoice Declaration, dengan menunjuk pada pemberitahuan pabean impor atau PPFTZ-01 pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean, yang terkait.

(3) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dalam hal penyerahan dilakukan atas permintaan Pejabat Bea dan Cukai.

Pasal 6 SKA atau Invoice Declaration beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA yang disampaikan selama pandemic Corona Virns Disease 2019 (COVID-19), dapat diberikan Tarif Preferensi jika:

a. memenuhi ketentuan prosedural sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal 5; dan

b. memenuhi Ketentuan Asal Barang yang meliputi: 1. kriteria asal barang (origin criteria);

2. kriteria pengiriman (consignment criteria); dan

3. ketentuan prosedural (procedural provisions) selain ketentuan prosedural sebagaimana dimaksud pada huruf a,

yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pengenaan tarif Bea Masuk atas barang impor berdasarkan perjanjian atau kesepakatan internasional.

Pasal 7 Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis pelaksanaan ketentuan prosedural dalam rangka pemanfaatan SKA atau Invoice Declaration selama pandemi Corona Virus Disease 20 19 (COVID-19), dapat ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 8 Tata cara penelitian SKA atau Invoice Declaration beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan ketentuan mengenai pengenaan sanksi, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 9 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, terhadap pemberitahuan pabean impor dan PPFTZ-01 pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean yang telah mendapatkan nomor pendaftaran dari Kantor Pabean pelabuhan pemasukan sejak ditetapkannya status pandemic Corona Virus Disease 2019 ( COVJD-19) oleh World Health Organization (WHO) dan belum menyerahkan lembar asli SKA atau Invoice Declaration beserta Dokumen Pelengkap Pabean Penelitian SKA, pemrosesannya dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 10 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 22: Buletin GINSI Jatengginsijateng.com/wp-content/uploads/2020/05/Buletin... · perjanjian atau kesepakatan internasional selama pandemic Covid-19. Pemerintah sebelumnya telah memberlakukan

Buletin GINSI Jateng 20

Edisi Mei 2020

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 April 2020 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 April 2020 DIREKTUR JENDERAL PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 431