KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku...

21
Buletin GINSI Jateng 1 Edisi Agustus 2017 BULETIN JATENG GINSI AGUSTUS 2017 NOMOR : 891 TAHUN KE - XXXIX DAFTAR ISI Gudang Bibit Wortel Impor dari Cina Digerebek Polri dan BIN ………….………………….…………………….. 2 Pemerintah Tinjau Ulang Harga Impor Gas dari Singapura ………………………….………….………………….. 3 Polemik di Balik Larangan dan Pembatasan Impor Bahan Baku ………………………….……………………... 4 Tolak Wacana Pembatasan Impor Tembakau, Ini Usul Pengusaha ……………………….…………………….. 6 Pemerintah Bakal Sederhanakan Izin Impor Barang …………………………………...……………………………... 7 Menkeu : Importir Harus Punya Reputasi Baik ………..………….………………………….………………………….. 8 Sri Mulyani gandeng 7 lembaga bentuk Satgas impor risiko tinggi ……………………………………………… 11 Sri Mulyani Terima Curhat Importir Soal Perizinan ……………………………………….…………………………… 13 Kemenperin minta pajak dan bea masuk mobil listrik lebih rendah ……………………………………………. 15 Material Lem Tulang Pertama Buatan Anak Bangsa Dijanjikan Lebih Murah Dari Impor ……………... 17 Kegiatan BPD GINSI Jateng Periode Juni – Juli 2017 ……………………………………………….………..…………. 19 *** dihimpun dari berbagai sumber Edisi Agustus 2017 : 891 TAHUN KE - XXXIX KHUSUS UNTUK ANGGOTA Sekretariat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 226 H Semarang Telp/Fax : 024 – 76432943 Email : [email protected] // Website : www.ginsijateng.com

Transcript of KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku...

Page 1: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 1

Edisi Agustus 2017

BULETIN

JATENG GINSI

AGUSTUS 2017 NOMOR : 891 TAHUN KE - XXXIX

DAFTAR ISI Gudang Bibit Wortel Impor dari Cina Digerebek Polri dan BIN ………….………………….…………………….. 2 Pemerintah Tinjau Ulang Harga Impor Gas dari Singapura ………………………….………….………………….. 3 Polemik di Balik Larangan dan Pembatasan Impor Bahan Baku ………………………….……………………... 4 Tolak Wacana Pembatasan Impor Tembakau, Ini Usul Pengusaha ……………………….…………………….. 6 Pemerintah Bakal Sederhanakan Izin Impor Barang …………………………………...……………………………... 7 Menkeu : Importir Harus Punya Reputasi Baik ………..………….………………………….………………………….. 8 Sri Mulyani gandeng 7 lembaga bentuk Satgas impor risiko tinggi ……………………………………………… 11 Sri Mulyani Terima Curhat Importir Soal Perizinan ……………………………………….…………………………… 13 Kemenperin minta pajak dan bea masuk mobil listrik lebih rendah ……………………………………………. 15 Material Lem Tulang Pertama Buatan Anak Bangsa Dijanjikan Lebih Murah Dari Impor ……………... 17 Kegiatan BPD GINSI Jateng Periode Juni – Juli 2017 ……………………………………………….………..…………. 19

*** dihimpun dari berbagai sumber

Edisi Agustus 2017 : 891 TAHUN KE - XXXIX

KHUSUS UNTUK ANGGOTA

Sekretariat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 226 H Semarang Telp/Fax : 024 – 76432943 Email : [email protected] // Website : www.ginsijateng.com

Page 2: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 2

Edisi Agustus 2017

Gudang Bibit Wortel Impor dari Cina Digerebek Polri dan BIN

ejumlah petugas gabungan dari Mabes Polri dan dan Badan Intelijen Negara (BIN) baru-baru ini menggerebek sebuah gudang

penyimpanan bibit tanaman wortel dan hasil budidayanya di kawasan Romokalisari, Surabaya, Jawa Timur.

Pengelola gudang itu diduga telah melakukan tindakan karantina tumbuhan yang tidak sesuai prosedur atau persyaratan. Adapun bibit wortel itu merupakan hasil impor dari Cina. Bibit wortel itu dicurigai bisa menghasilkan buah yang berdampak buruk bagi kesehatan, terutama anak-anak.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkan petugas gabungan itu telah mengamankan gudang tersebut pada Minggu sore (20/8/2017) kemarin.

"Di hari Minggu, 20 Agustus 2017 ada kegiatan menyangkut penegakan hukum," kata Barung pada Senin (21/8/2017) seperti dikutip Antara.

Barung mengatakan sebenarnya lokasi kasus ini ada di daerah Dieng, Jawa Tengah. Namun

pangsa pasar benih wortel tersebut ada di Jawa Timur.

"Dari penggerebekan itu petugas mengamankan tersangka berinisial NG dan langsung dibawa ke Mabes Polri untuk pengembangan," kata Barung.

Barung menjelaskan akan ada tahapan-tahapan penyelidikan selanjutnya untuk memastikan dugaan bibit wortel itu bisa menghasilkan buah dengan kandungan berbahaya atau tidak.

Menurut dia, penyidik akan melakukan tes di laboratorium forensik Mabes Polri dan Badan Pengawas Obat dan makanan (BPOM). Barung mengatakan sudah diamankan beberapa contoh benih wortel untuk keperluan pemeriksaan.

"Polda Jatim mendukung penuh karena ini berdampak pada masyarakat yang perlu tahu apakah bahan makanan itu mengandung A, B atau C, itu perlu prosedural. Ada hasil laboratorium, ada hasil pemeriksaan, ada validitasnya," kata Barung.

Berdasar informasi yang dihimpun oleh Antara, pada penggerebekan Minggu kemarin, petugas menyita sampel berupa dua karung wortel, satu kotak bibit wortel, beserta satu kemasan wortel siap edar.

Selain itu, benih Wortel impor dari Cina tersebut sudah pernah dibudidayakan di daerah Dieng, Jawa Tengah. Luas lahan budidayanya mencapai 3 hektare dengan masa panen 110 sampai 120 Hari. Panen pertama telah menghasilkan wortel 3,5 Ton. Benih-benih wortel tersebut pernah diuji ditanam di kawasan Kabupaten Batu, Jawa Timur namun tidak berhasil.

S

Page 3: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 3

Edisi Agustus 2017

Pemerintah Tinjau Ulang Harga Impor Gas dari Singapura

Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan meninjau kembali rencana impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) dari Singapura. Sebab, pemerintah masih mempertimbangkan harga jual LNG yang akan digunakan untuk pembangkit listrik itu.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, konsorsium pengekspor LNG pimpinan Keppel Corporation sudah menyambangi kantornya beberapa waktu lalu. Ia hanya mengatakan, tawaran tersebut sedang dievaluasi.

"Saya sudah panggil company-company itu, saat ini kami sedang evaluasi," ujar Arcandra ditemui di Kementerian ESDM, Selasa malam (22/8).

Ia mengatakan, salah satu yang menjadi pertimbangan impor tersebut adalah masalah harga. Menurut Arcandra, konsorsium tersebut menawarkan harga regasifikasi dan transportasi LNG di angka US$3,8 per MMBTU hingga US$4 per MMBTU, dan belum memasukkan harga gas hulunya.

Dengan demikian, ia khawatir bahwa harga impor LNG yang diterima bisa lebih besar dari ketentuan yang ada saat ini. Menurut Peraturan Menteri ESDM Nomor 45 Tahun 2017, harga gas LNG maksimal harus 14,5 persen dari harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) di pembangkit listrik (plant gate).

Dengan mengambil contoh ICP bulan Juli sebesar US$45,48 per barel, maka harga gas di plant gate harus berada di angka US$6,59 per MMBTU. Melihat contoh tersebut, biaya regasifikasi dan transportasi yang ditawarkan perusahaan Singapura tercatat 57,66 persen hingga 60,69 persen dari harga gas maksimal yang diperbolehkan pemerintah.

"Semua hal-hal yang berkaitan tawaran impor harus hati-hati dievaluasi. Nah, US$3,8 per MMBTU hingga US$4 per MMBTU itu setahu saya baru regasifikasi dan transportasi. Kalau harga impornya mahal, maka nanti yang kena ya harga listrik ke bawah," ungkapnya.

Meski demikian, ia masih belum tahu apakah konsorsium Singapura itu juga akan ikut

membangun pembangkit listrik di Indonesia. "Kalau itu nanti saja dibahasnya," paparnya.

Sehari sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, impor LNG dari Singapura dipengaruhi hubungan politik antara kedua negara. Maka dari itu, kesepakatan impor ini akan ditandatangani saat pertemuan antara Indonesia dan Singapura.

Pemerintah memiliki dua pilihan opsi untuk mendatangkan LNG dari Singapura. Yang pertama, adalah opsi pertukaran penggunaan LNG (swap), sementara satunya lagi adalah murni impor dari Singapura.

"Kalau mereka kasih harga yang menarik, kami pertimbangkan dong. Kan ujung-ujungnya ke harga jual masyarakat juga," terang Luhut.

Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 hingga 2026, pembangkit listrik tenaga gas akan mengambil porsi 26,7 persen dari bauran energi (energy mix) di tahun 2026 sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 hingga 2026 mendatang.

Oleh karenanya, Indonesia membutuhkan gas sebanyak 1.193 Trilion British Thermal Unit (TBTU), atau tiga kali lipat dibanding tahun 2016 sebanyak 606,5 TBTU. Dari jumlah tersebut, sebanyak 851 TBTU, atau 71,33 persen dari kebutuhan gas bagi pembangkit akan disediakan dari LNG.

Belum Dapat Komitmen

Di sisi lain, Direktur Gas PT Pertamina (Persero) Yenni Andayani menyebut bahwa perseroan masih harus mencari pembeli bagi 36 kargo LNG di tahun ini. Sebab, dari 164 kargo LNG yang diproduksi hingga akhir tahun, baru 138 kargo saja yang memiliki komitmen pembeli.

“Akhirnya 36 kargo ini kami lempar ke pasar spot, dilakukan tender. Delivery mungkin baru bisa di akhir tahun nanti. Semua LNG ini dari produksi Badak NGL di Bontang," terangnya.

Hingga semester I tahun ini, penjualan LNG Pertamina tercatat 258,01 juta MMBTU atau turun 3,22 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 266,60 juta MMBTU.

Page 4: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 4

Edisi Agustus 2017

Polemik di balik larangan dan pembatasan impor bahan baku

Munculnya rancangan peraturan larangan dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang menjadi topik pembahasan di kalangan pelaku industri. Pemerintah diharapkan menentukan skema yang tepat dalam regulasi impor bahan baku industri, mengingat komoditas-komoditas tersebut merupakan bahan baku utama bagi industri.

Benny Wahyudi dari Asosasi Gula Rafinasi mengatakan, ketersediaan bahan baku sangat penting bagi keberlanjutan dan pertumbuhan industri. Senada dengan Benny Wahyudi, Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), Hasan Aoni Azizmengingatkan agar pemerintah memperhatikan regulasi soal impor.

"Seluruh regulasi yang mengatur soal industri harus mengedepankan soal reward bukan punish, regulasi harus menyesuaikan tingkah laku konsumen," ujar Hasan Aoni di Jakarta, Kamis (24/8).

Pengamat ekonomi dari CSIS, Yose Rizal Damuri mengatakan, ada kesalahan paradigma yang cukup luas di Indonesia mengenai impor bahan baku selama ini. "Ini perlu ada perubahan paradigma bahwa impor itu jelek. Impor itu adalah bagian dari produksi, saat ini kita tidak bisa menempatkan impor itu jelek," ungkapnya.

Dalam pandangan Yose, semakin tinggi impor konten atau bahan baku, maka semakin tinggi pula ekspornya. Sebaliknya-pun demikian.

Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang mengatakan, petani dan industri harus sinergis demi menekan angka impor. Kebijakan lartas importasi ini bertujuan untuk melindungi Indonesia yang merupakan negara agraris. Lartas bertujuan untuk mencari titik temu keseimbangan. "Apabila ada jenis yang belum mampu diproduksi, monggo di impor," ujarnya.

Menanggapi isu dalam kebijakan Lartas ini, Asisten Deputi Pengembangan Industri Kemenko Perekonomian, Atong Soekirman menyampaikan bahwa pihaknya akan mengeluarkan regulasi, penting sekali untuk mengajak bicara industri. Apalagi terkait bahan baku industri. Tanpa

dukungan bahan baku yang memadai, hal ini akan berdampak pada penurunan daya saing industri. Dapat Menghambat Industri Lokal

Deputi III Kepala Staf Kepresidenan, Denni Puspa Purbasari, mengatakan, kebijakan impor bahan baku industri akan lebih baik menggunakan skema tarif, dibandingkan skema kuota. Alasannya, dengan skema tarif, pemerintah bisa mengendalikan harga dengan efektif.

“Target Presiden menginginkan peringkat Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia naik ke-40 dan di dalam EoDB ada indikator Trade Across Border. Terkait ini semua kementerian dan lembaga perlu berhati-hati dalam mengeluarkan regulasi termasuk Lartas, karena sangat terkait dengan daya saing industri," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (25/8/2017).

Melalui skema tarif, lanjut dia, menjadikan persaingan harga lebih adil, larangan dan pembatasan bahan baku industri juga sebaiknya lebih rendah dibandingkan nonbahan baku.

Dengan demikian, pemerintah tetap bisa melindungi produsen bahan baku industri lokal dengan menerapkan tarif impor dengan besaran tertentu. Sebaliknya, negara memperoleh pemasukan dari bea masuk tarif yang ditentukan.

Hal senada diungkapkan pengamat perpajakan, Yustinus Prastowo. Menurut dia, sistem kuota rawan dimanipulasi. “Sistem kuota rawan diperjualbelikan dan rawan rent seeker," kata dia.

Sementara dari pelaku usaha, perwakilan dari Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia, Fedaus, mengharapkan agar kebijakan perdagangan, khususnya Lartas impor sektor tembakau, dapat menyesuaikan kondisi di lapangan. Dikarenakan, kinerja industri tembakau nasional sudah tidak bertumbuh sejak tahun 2014 dan terus mengalami penurunan.

"Kebijakan Lartas yang sedang dirumuskan oleh Pemerintah seyogianya jangan menjadi tambahan beban bagi industri, dan harus memberikan grace period (kelonggaran waktu) untuk memastikan kesiapan para pelaku usaha.”

Page 5: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 5

Edisi Agustus 2017

Pemerintah Diminta Hati-Hati Pelaku industri meminta pemerintah

berhati-hati dalam membatasi impor bahan baku industri, seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya. Pembatasan tersebut dinilai akan berdampak pada kinerja industri dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Benny Wahyudi mengatakan, saat ini impor bahan baku industri tidak dapat dihindari. Terlebih bahan baku yang diimpor tidak mampu dipenuhi dari dalam negeri.

"Ketersediannya bahan baku sangat penting bagi keberlanjutan dan pertumbuhan industri," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (24/8/2017).

Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) Hasan Aoni Aziz juga meminta pemerintah lebih hati-hati dalam mengeluarkan aturan soal impor bahan baku. Sebab jika tidak, pembatasan impor semacam ini akan mengganggu produksi industri.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang menyatakan, aturan soal importasi ini bertujuan untuk melindungi sektor pertanian. Namun jika ada komoditas yang belum mampu

diproduksi di dalam negeri, maka impor mau tidak mau harus dilakukan.

“Apabila ada jenis yang belum mampu diproduksi, silahkan diimpor," tandas dia.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berwacana untuk membatasi impor tembakau. Hal ini langsung direspons oleh industri dan pengusaha yang bergelut di sektor tersebut. Pembatasan impor tembakau dinilai mengancam kelangsungan hidup ratusan pabrikan rokok kecil serta ratusan ribu buruh yang bekerja di sektor industri hasil tembakau (IHT).

Dalam beleid yang akan diterbitkan pada akhir Agustus 2017, arus impor beberapa varian tembakau, termasuk Virginia dan Oriental, dibatasi.

Sekretaris Jenderal Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (FORMASI) Suhardjo mengatakan, kedua varian ini paling banyak digunakan untuk rokok jenis mild, namun tidak dapat dibudidayakan di dalam negeri.

Akibatnya, para pabrikan rokok kecil yang banyak memproduksi jenis rokok ini terancam kegiatan produksinya. "Kalau pembatasan ini dipaksakan, tentu banyak pabrikan yang jadi korban," kata Suhardjo.

Page 6: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 6

Edisi Agustus 2017

Tolak Wacana Pembatasan Impor Tembakau, Ini Usul Pengusaha Kementerian Perdagangan berwacana

untuk membatasi impor tembakau. Hal ini langsung direspons oleh industri dan pengusaha yang bergelut di sektor tersebut. Pembatasan impor tembakau dinilai mengancam kelangsungan hidup ratusan pabrikan rokok kecil serta ratusan ribu buruh yang bekerja di sektor industri hasil tembakau (IHT).

Kalangan industri menilai Indonesia saat ini masih defisit tembakau baik secara kualitas, kuantitas hingga varietas. Sehingga, impor bahan baku rokok tersebut hingga saat ini masih dibutuhkan oleh industri, terutama untuk jenis atau varietas yang tidak ada di Indonesia seperti tembakau Virginia dan Oriental.

Oleh karena itu, para pelaku industri menilai pembatasan impor tembakau di tengah defisit saat ini dinilai tidak tepat. Akibatnya, impor masih dibutuhkan oleh industri, terutama varietas yang tidak dapat dibudidayakan di dalam negeri, seperti tembakau Virginia dan Oriental.

Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia Muhamin Moeftie mengatakan, maka dari itu wacana pembatasan impor di tengah defisit dinilai tidak tepat. Dia menilai, alih-alih pembatasan impor tembakau, pemerintah sebenarnya dapat menetapkan kebijakan bea masuk yang sedikit lebih tinggi terhadap varietas yang tidak dapat dibudidayakan ataupun varietas yang jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri.

"Bea masuk bisa menjadi solusi," ujar Moeftie di Jakarta, Senin (7/8/2017).

Dalam lima tahun terakhir, rata–rata produksi tembakau di dalam negeri selalu di bawah 200.000 ton per tahun. Sementara, permintaan tembakau berkisar 320.000 ton per tahun.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV Firman Subagyo mengatakan, pemerintah dapat mengenakan kebijakan tarif progresif terhadap varietas tembakau yang tidak dapat dipenuhi oleh petani lokal.

"Dengan adanya tarif progresif, maka yang diuntungkan tentu pemerintah," ujar Firman.

Pada kesempatan tersebut, Firman juga mengimbau agar pabrikan terus melakukan pembinaan dan kemitraan terhadap petani untuk membudidayakan varietas-varietas tembakau yang

dibutuhkan. Sehingga, tembakau dalam negeri yang terserap menjadi lebih banyak.

Hal ini pun diamini oleh Moefti. Lebih lanjut, Moefti mengatakan, pemerintah perlu mendorong percepatan program kemitraan antara pabrikan dan petani tembakau. Program kemitraan termasuk proses pendampingan saat penanaman hingga panen.

Dalam beleid yang akan diterbitkan pada akhir Agustus 2017, arus impor beberapa varian tembakau, termasuk Virginia dan Oriental, dibatasi. Sekretaris Jenderal Forum Masyarakat Industri Rokok Seluruh Indonesia (FORMASI) Suhardjo mengatakan, kedua varian ini paling banyak digunakan untuk rokok jenis mild, namun tidak dapat dibudidayakan di dalam negeri. Akibatnya, para pabrikan rokok kecil yang banyak memproduksi jenis rokok ini terancam kegiatan produksinya.

"Kalau pembatasan ini dipaksakan, tentu banyak pabrikan yang jadi korban," kata Suhardjo, Selasa (22/8/2017).

Sementara itu, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Rokok, Tembakau, Makanan dan Minuman (FSP RTMM) Sudarto mengatakan, pembatasan impor tembakau juga turut mengancam penghidupan para buruh. Aturan ini berpotensi menyebabkan pabrikan mengalami kekurangan pasokan bahan baku.

"Ketika pasokan berkurang, otomatis akan ada pengurangan volume produksi. Hal ini berdampak pada pekerja," kata Sudarto.

Sudarto khawatir pembatasan ini akan menyebabkan pabrikan rokok, terutama yang kecil, gulung tikar sehingga buruh rokok kembali menjadi korban.

"Kenapa kami yang selalu dikorbankan oleh berbagai kebijakan. Bagaimana Kementerian Perdagangan bisa merekomendasikan impor atau tidak jika Kementerian Pertanian belum ada data yang valid mengenai jumlah impor," kata Sudarto.

Sementara itu, Suhardjo mengatakan, Kementerian Perdagangan semestinya berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dalam membuat aturan ini dengan melihat realita yang ada.

"Bukan langsung membuat keputusan dan aturan seperti itu," kata Suhardjo.

Page 7: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 7

Edisi Agustus 2017

Pemerintah Bakal Sederhanakan Izin Impor Barang

emerintah akan menyederhanakan aturan ekspor-impor barang yang masuk kategori larangan terbatas (lartas). Dengan demikian,

peraturan lartas yang berbeda namun mengatur komoditas yang sama dapat disederhanakan menjadi satu perizinan saja.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan, saat ini dari total 10.826 HS code buku tarif kepabeanan Indonesia (BTKI) 2017, sebanyak 5.299 HS code merupakan lartas.

"Lartas itu biasanya boleh masuk barangnya kalau sudah ada rekomendasi dari kementerian terkait. Dalam perdagangan kita terutama impor, setengah dari semua barang sekitar 11 ribu HS, separuh ada lartasnya," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (1/8/2017).

Penyederhanaan aturan terkait lartas ini sesuai dengan amanat Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XV yang bertujuan untuk perbaikan logistik

nasional untuk mempermudah dan mempercepat arus barang di pelabuhan.

Oleh sebab itu, lanjut Darmin Nasution, pemerintah akan melakukan pengurangan lartas dari semula 49 persen menjadi 17 persen yang ditargetkan tercapai pada akhir tahun ini.

"Pemerintah akan menghilangkan lartas melalui berbagai macan kebijakan. Jadi jangan dicegah di pintu masuk, biarkan barang itu masuk nanti diperiksa di dalam. Akhir tahun sampai ke 17 persen, jadi tahun depan lartas akan berkurang dari 49 persen menjadi 17 persen atau di bawah itu," kata dia.

Selain itu, pemerintah juga akan mengharmonisasikan aturan soal lartas di semua kementerian dan lembaga (K/L). Dengan demikian, tidak ada lagi perbedaan penilaian terhadap sebuah barang yang masuk ke Indonesia apakah masuk dalam lartas atau tidak.

"Jadi kalau satu kementerian bilang hijau (mem perbolehkan barang tersebut masuk), maka semua hijau," ujar dia.

P

Page 8: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 8

Edisi Agustus 2017

Menkeu : Importir Harus Punya Reputasi BaiK

enteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta para importir memperbaiki reputasinya. Sebab, ada perlakuan khusus

bagi perusahaan yang memiliki rekam jejak yang baik dalam melakukan kegiatannya.

"Yang punya brand dan impor reguler itu bisa ditangani secara berbeda. Artinya, kalau memang importir yang punya reputasi dan sudah jelas, bisa dilayani lebih baik," kata Sri Mulyani di Hadapan para importir di kantornya, Selasa 1 Agustus 2017.

Menurut Sri, dengan ada perlakuan khusus tersebut, dapat mendorong importir lainnya untuk terus memperbaiki rekam jejak. Hal ini justru akan mempermudah para pengusaha itu sendiri dalam melakukan aktivitas ekspor impornya.

"Ini juga menarik supaya importir lain juga berupaya untuk menciptakan track records," ujar dia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun menambahkan, pihaknya akan berupaya memberikan fasilitas terbaik. Agar para kegiatan importir dapat berjalan dengan lancar.

"Kalau memang ada dokumen yang mengatakan ada diskon nanti kita bikin mekanisme yang membuat Anda lebih baik," ujar dia.

Namun, Dia menegaskan, untuk komoditas seperti daging yang masih dapat dipenuhi dengan pasokan dalam negeri, disarankan agar tak melulu menggunakan jalur impor.

"Nanti saya diskusi soal daging. Tapi saya maunya Anda (importir) tidak impor, tapi gunakan dalam negeri," tegas dia. Jenis Pelanggaran yang Paling Sering Dilakukan Importir

Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi mengungkap ada dua jenis pelanggaran yang paling sering dilakukan importir untuk menghindari perizinan larangan terbatas (lartas). Dua jenis pelanggaran tersebut yakni under invoicing dan miss declare.

"Under invoicing itu nilai barang yg sebenarnya berbeda dengan nilai yang dilaporkan," kata Heru, saat dihubungi Republika, Jumat (14/7).

Adapun miss declare adalah pemberitahuan jenis barang yang berbeda dengan barang sebenarnya. Ditjen Bea Cukai memperkirakan ada sekitar 1.500 importir yang berisiko tinggi melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut. Jumlah mereka setara dengan 4,7 persen dari total importasi.

M

Page 9: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 9

Edisi Agustus 2017

Meski jumlahnya tak sampai 5 persen, Heru mengatakan, ulah importir-importir nakal tersebut telah menggerus pendapatan negara.

Jaksa Agung M Prasetyo menambahkan, selama ini upaya pemberantasan kegiatan impor ilegal terkesan parsial karena setiap lembaga bekerja sendiri-sendiri. Padahal, kegiatan impor ilegal sendiri telah menabrak sejumlah aturan lintas lembaga, mulai dari perpajakan, penyelundupan, perdagangan ilegal, bahkan mungkin hingga ke tahap pencucian uang. Karena itu, kata Prasetyo, upaya pencegahan dan penindakan yang dilakukan pemerintah harus menggunakan pendekatan yang komprehensif. Importir Tak Punya NPWP Bakal Dicabut Izinnya

Pemerintah terus melakukan berbagai upaya menciptakan iklim bisnis yang sehat, dengan memberantas praktik penyelewengan yang dilakukan importir.

Namun, nyatanya beberapa importir berisiko tinggi diduga tidak hanya melakukan penyelewengan, juga tidak patuh terhadap kewajibannya kepada negara. Bahkan, dari ribuan importir berisiko tinggi yang terdata, 679 importir yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

“Jumlah importirnya 1.300-1.500 importir. Yang sudah ditertibkan, dan yang tidak memiliki NPWP sebanyak 679 importir,” kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, Jakarta, Rabu 12 Juli 2017.

Ani, sapaan akrab Sri Mulyani Indrawati menegaskan, tidak akan segan-segan mencabut izin bisnis importir tersebut, apabila terindikasi tidak pernah patuh atas kewajibannya kepada negara. Apalagi, kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu, kondisi ini bersinggungan langsung dengan penerimaan negara.

“Bisa disebut begini, karena mereka melakukan tindakan yang mengambil risiko tinggi. Kalau mereka membayar pajak, tapi impor dengan dokumen impor yang berbeda, kami kasih tindakan,” ujarnya.

Ani menilai, barang-barang impor yang kerap diselewengkan di antaranya adalah produk-produk tekstil, elektronik, sampai dengan produk konsumsi yang diborong. Modusnya, lanjut dia, dilakukan dengan berbagai cara agar bisa mengelabui petugas saat dilakukan pemeriksaan.

“Jadi sebenarnya, walaupun volume impor berisiko tinggi masih kecil, tapi impor itu merusak tatanan ekonomi, merusak industri dalam negeri,

dan menyebabkan persaingan usaha tidak sehat. Praktik itu juga melukai reputasi Bea dan Cukai,” katanya. Cara Sri Mulyani Tangani Importir Berbeking Oknum Aparat

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, tidak akan segan-segan mencopot Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Heru Pambudi dari jabatannya, jika tidak mampu menciptakan praktik bisnis bersih, adil, dan transparan bagi para importir.

“Langkah konkretnya sekarang, kalau Dirjen Bea dan Cukai tidak bisa jawab, au au, saya copot. Kalau perlu, kita jemur sama-sama di lapangan sebelum di copot,” kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani Indrawati, Jakarta, Rabu 12 Juli 2017.

Bendahara negara pun telah menggandeng pemangku kepentingan terkait untuk menerbitkan impor berisiko tinggi, yang memiliki peluang penyelewengan lebih besar. Keputusan untuk bekerja sama dengan lintas kementerian dan lembaga ini pun memiliki alasan-alasan tersendiri.

Ani tak memungkiri, bahwa Ditjen Bea dan Cukai tidak mampu berdiri sendiri untuk memberantas praktik penyelewengan tersebut. Bahkan, para importir yang tak bertanggung jawab tersebut terindikasi menggunakan oknum Bea dan Cukai, untuk menembus sistem yang telah ada.

“Saya tanya kepada Bea dan Cukai kenapa, alasannya kami tidak tertibkan, karena oknum itu mengatakan harus menghidupi lembaga lain. Alasan itu digunakan, karena mereka tidak mampu membersihkan sendiri, dan kami tidak di dukung dari kementerian dan lembaga lain,” ujarnya.

“Sebagai pimpinan, saya konsisten kepada jajaran saya agar bersih, terhindar dari praktik kolusi, dan alasan-alasan lainnya,” tegasnya.

Kemenkeu pun telah merancang Satuan Tugas Penertiban Impor Berisiko Tinggi sebagai salah satu pelaksanaan kegiatan taktis operasional. Kehadiran seluruh pemangku kepentingan terkait, diharapkan mampu mewujudkan komitmen dalam menertibkan impor berisiko tinggi.

“Jadi, tidak ada alasan lagi bahwa tidak bisa menertibkan karena oknum itu tidak bisa ditindak karena dibeking Polri atau TNI. Hal itu tidak bisa lagi jadi alasan. Pengumuman ini penting untuk seluruh jajaran kita,” katanya.

Page 10: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 10

Edisi Agustus 2017

Sri Mulyani : 'Setrap' Pegawai Bea Cukai Nakal Sebelum Dipenjara

Importir berisiko tinggi menurut Sri Mulyani terkadang menyelundupkan barang yang tidak sesuai dengan laporan. Beberapa kasus tersebut membuka peluang terjadinya suap menyuap yang dilakukan oleh kartel kepada oknum aparat.

Atas dasar itulah maka dibentuk satgas penertiban impor. Menteri Sri Mulyani menjelaskan bahwa program penertiban impor berisiko tinggi merupakan salah satu dari serangkaian program penguatan reformasi yang telah dijalankan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DCBJ) sejak Desember 2016.

Dia berharap, dalam pelaksanaannya, tidak akan ada lagi anak buahnya yang tertangkap tangan dalam praktik suap impor. Dia bahkan mengancam oknum yang tertangkap akan dipermalukan terlebih dulu sebelum dipecat.

"Kita taruh di lapangan kita sorakin ramai-ramai lalu dipecat. Kita permalukan dulu sebelum dipenjara. Tidak ada alasan untuk tidak melakukan pekerjaan. Sebenarnya yang jelek itu satu-dua, tapi merusak seluruh image instansi," kata Menteri Sri Mulyani, di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DCBJ), Jakarta Timur.

Menteri Sri Mulyani menjelaskan, impor berisiko tinggi memiliki peluang penyelewengan yang lebih besar. Hal ini dapat mengakibatkan beredarnya barang ilegal.

Peredaran barang ilegal tersebut bisa mengakibatkan persaingan usaha yang tidak sehat dan mematikan produksi dalam negeri. "Dengan ditertibkannya impor berisiko tinggi, diharapkan volume peredaran barang ilegal dapat turun sehingga dapat terjadi supply gap yang dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri sehingga penerimaan negara yang bisa optimal dan akurat

serta mendorong perekonomian dalam negeri," ujarnya.

Meski demikian, Menteri Sri Mulyani mengaku belum mengetahui persis total kerugian negara. Sebab, barang yang masuk bermacam-macam dan tidak sesuai dokumen impor.

"Kalau dari sisi nilai kita tidak tahu apa yang dia selundupkan. Jenis barangnya macam-macam bisa ya barang borongan, bisa tekstil, bisa elektronik borongan, barang konsumsi yang muncul. Mereka dalam satu kontainer bisa berbagai macam jenis barang sehingga dia perlu ditangani dalam bentuk pemeriksaan langsung."

Selain tidak adanya transparansi barang masuk, Menteri Sri Mulyani juga menjelaskan banyak importir nakal yang mengakali kelengkapan dokumen pajak sehingga pajak dibayarkan jauh lebih rendah dari yang seharusnya. Karenanya, penindakan akan difokuskan kepada importir bukan jenis barang yang diimpor.

Selain mengurangi pendapatan negara, praktik impor yang tidak sesuai juga bisa menimbulkan tindak kejahatan lainnya seperti pencucian uang. "Kalaupun mereka yang membayar pajak tapi apa yang diisi dalam dokumen impor dengan dokumen mereka membayar pajak berbeda juga kita akan melakukan tindakan," tegasnya.

Satgas penertiban impor berisiko tinggi nantinya bertugas melakukan pendampingan bagi importir yang selama ini nakal untuk menjadi importir legal. "Sebetulnya pada dasarnya kita tidak mematikan kegiatan ekonomi, kita menginginkan kegiatan ekonominya menjadi formal dan tercatat sehingga dia bisa masuk persaingan adil dan memberikan penerimaan negara yang lebih baik," pungkas menkeu.

Page 11: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 11

Edisi Agustus 2017

Sri Mulyani gandeng 7 lembaga bentuk Satgas impor risiko tinggi

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Impor Berisiko Tinggi. Pembentukan Satgas ini nantinya akan tertuang dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres), namun belum ditandatangani Presiden Joko Widodo.

Dalam Satgas ini, Bea Cukai bersinergi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kantor Staf Kepresidenan lndonesia (KSP), Komisi PemberantasanKorupsi (KPK), Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kejaksaan Agung, serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) membuat satgas penerbitan impor.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menjelaskan, Satgas tersebut melibatkan hingga 7 lembaga karena banyak pihak yang terkait dalam proses masuknya barang dari luar ke dalam negeri.

"Banyak kementerian atau lembaga yang ikut dalam menetapkan kebijakan. Maka harus berkoordinasi dengan optimal untuk bisa menjaga perbatasan dan memfasilitasi kegiatan ekonomi. Namun yang paling penting melaksanakan reformasi perpajakan dan Bea Cukai tidak bisa jalan sendiri," kata Sri Mulyani, di Kantor Pusat DJBC, Jakarta Timur, Rabu (12/7).

Ani, sapaan akrab Sri Mulyani mengakui bahwa anak buahnya perlu berkoordinasi dengan aparat lainnya seperti Kejaksaan, Kepolisian maupun TNI agar tidak ragu dalam menjalankan tugas pengawasannya.

"Polri dan kejaksaan memiliki fungsi penting sehingga staf dan pegawai tidak ragu lagi melaksanakan tugasnya sesuai perundang-undangan," ujarnya.

Meski demikian, Sri Mulyani menegaskan bahwa pembentukan Satgas tersebut bukan berarti membentuk suatu badan atau lembaga baru melainkan sebuah bentuk kerja sama antar lembaga.

Dia berharap, jika pelaksanaan impor berisiko tinggi sudah berjalan dengan baik, bisa menggenjot target penerimaan dari sektor pajak. "Ini keseluruhan reformasi perpajakan dan kami harus kumpulkan target Rp 1.500 triliun baik pajak maupun non pajak," pungkasnya.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi menjelaskan, pembentukan Satgas merupakan upaya penertiban impor berisiko tinggi dan menghilangkan praktik ilegal yang selama ini marak. Penertiban juga dilakukan untuk menjawab

Page 12: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 12

Edisi Agustus 2017

ekspektasi masyarakat yang menginginkan Bea Cukai menjadi institusi yang kredibel.

"Itu (impor berisiko tinggi) bisa terjadi di semua barang dan di beberapa titik masuk, itu yang kita sebut dengan risiko tinggi baik dari sisi barangnya, sisi pelakunya maupun dari sisi daerahnya. Nah ini semua kita lakukan penertiban bersama sama secara sinergi mulai dari pengumpulan informasinya kemudian identifikasi resikonya sampai kemudian pengawasannya," kata Heru, di kantornya, Rabu (12/7).

Selama ini, banyak terjadi praktik pembuatan dokumen yang undervalue sehingga dianggap berisiko tinggi. Nantinya, penindakan dari sisi administrasi akan dimulai dengan penyisiran semua dokumen.

"Sehingga dokumen-dokumen yang tidak tertib dari aspek kepabeanan dan perpajakan kita tutup dulu. Nah sekarang dari sisi operasionalnya kita turun ke lapangan untuk pastikan, meskipun sekarang administratif perusahaan-perusahaan itu sudah baik, tapi bisa saja dari operasionalnya masih saja melanggar," jelasnya.

Supaya terjadi persaingan yang sehat di antara pelaku usaha, terutama industri dalam negeri, Satgas akan difokuskan di beberapa titik rawan seperti Pelabuhan Tanjung Priok, di Semarang, Surabaya, Cikarang Dry Port, lalu Belawan.

"Kemudian supaya nanti level playing field sama, maka kita buat operasi pengawasan di Selat Malaka, antisipasi jangan sampai ketatin di pelabuhan-pelabuhan utama nanti malah bergeser ke pelabuhan tikus, itu strateginya," tegasnya.

"Kita harapkan perlindungan industri dalam negeri dan perusahaan-perusahaan yang baik semakin cepat," pungkasnya.

Menakar Efektivitas Satgas Impor Berisiko Tinggi Bea Cukai

Direktur Institute for Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati, menegaskan, tidak ada jaminan pembentukan satuan tugas tersebut bisa menyelesaikan persoalan yang ingin disasar. Sebab, dibandingkan harus membentuk satuan tugas,

masih ada beberapa hal yang masih belum terselesaikan.

“Seperti kemarin, ada Satgas Pangan. Itu semua tidak menyelesaikan persoalan utama,” kata Enny, di Jakarta, Rabu 12 Juli 2017.

Menurut Enny, optimalisasi Indonesia National Single Window (INSW), yang merupakan wujud reformasi birokrasi pelayanan publik, seharusnya didahulukan, dibandingkan harus membentuk satuan tugas. Apalagi dengan INSW, seluruh dokumen kepabeanan dan kepelabuhan berada dalam satu pusat pengendali.

“Single Window ini wacana terus. Pengaplikasiannya belum real di lapangan,” ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Sukiman berharap pemerintah bisa memperjelas dengan rinci fungsi dari satuan tugas yang akan dibentuk. Sebab, jangan sampai pembentukan satuan tugas penertiban impor berisiko tinggi hanya menjadi beban negara.

“Satgas ini paling tidak meringankan beban dan biaya anggaran. Kita harus mempertimbangkan kembali,” ujarnya.

Sebagai informasi, pembentukan satuan

tugas tersebut nantinya akan tertuang dalam Peraturan Presiden yang akan langsung diteken Presiden Joko Widodo. Dalam draf aturan itu, nantinya akan diperjelas dengan rinci alasan Ditjen Bea dan Cukai membentuk satuan tugas bersama pemangku kepentingan terkait.

Salah satunya, karena masih ditemukannya praktik tidak sehat di pelabuhan dan perbatasan yang dikhawatirkan mengganggu kegiatan ekonomi nasional. Satgas tersebut akan melaksanakan penertiban impor berisiko tinggi di pelabuhan utama dan perbatasan wilayah Indonesia.

Page 13: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 13

Edisi Agustus 2017

Sri Mulyani Terima Curhat Importir Soal PerizinaN

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, hari ini menerima aduan dari para importir terkait perizinan impor. Pertemuan ini bertujuan meningkatkan koordinasi percepatan proses perizinan tata niaga ekspor impor dan upaya penanganan dampak penertiban importir berisiko tinggi.

Hadir Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang.

Puluhan pengusaha yang melakukan impor juga ekspor dan tergabung ke dalam beberapa asosiasi ikut hadir.

Pertemuan digelar di Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan. Para pengusaha dan pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah saling mendengarkan keluhan dan memberikan solusi terkait impor.

"Di Tim Reformasi (Bea dan Cukai) kami undang para pengusaha yang akan melalukan testimoni. Kita mulai saja langsung," kata Sri Mulyani, membuka diskusi di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2017).

Bobby Nirwanto salah satu importir alat-alat kesehatan mengungkapkan ceritanya ke Sri Mulyani, ia pernah melakukan impor borongan beberapa waktu lalu. Kini ia sudah memiliki izin impor resmi.

"Di awal itu sempat mengalami borongan karena keterbatasan pengetahuan, kami regulasi impor terus saat ini sudah 5 tahun tidak menempuh hal itu lagi. Saat ini kami sudah memegang angka NIK sama izin dari Depkes (Kementerian Kesehatan)," ujar Bobby.

Sri Mulyani mengungkapkan, pihaknya membuat tim khusus lintas Kementerian dan Lembaga (K/L) untuk menyederhanakan perizinan impor. Sehingga para pengusaha bisa lebih patuh dan mudah dalam menjalankan usahanya.

"Buat tim kecil bersama kementerian dan BPOM respons perizinan. Siang ini kami harapkan terbitkan izin sama beberapa yang akan hadir. Orang ingin patuh jangan aturannya berbelit-belit. Kami coba juga dari pemerintah berorganisasi secara baik melayani masyarakat secara baik," kata Sri Mulyani.

Suryadi Sasmita, salah satu pengusaha nasional yang ikut dalam koordinasi kali ini mengungkapkan, ia dan anggota asosiasi

Page 14: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 14

Edisi Agustus 2017

perusahaan ritel sepakat untuk patuh terhadap aturan impor. Namun, ia menanyakan apakah Ditjen Pajak bisa menjamin tidak dilakukan pemeriksaan terhadap tahun kalender 2016 dan 2017 pasca tax amnesty.

"Mereka mau kembali ke jalan yang benar, Januari 2016 sampai Juli 2017 apakah bisa dijamin pemerintah enggak ada pemeriksaan pajak. Ini mohon sekali karena mereka setuju ke jalan yang benar," tanya Suryadi.

Sri Mulyani langsung menjawab pertanyaan Suryadi, ia mengungkapkan pihaknya masih tetap melihat aktivitas perpajakan di 2016 dan 2017. Namun, ia menjamin prosedur yang dijalankan sesuai dengan ketentuan.

"2016-2017 lihat performa aktivitas 2016. Saya punya whistle blower di perpajakan. Pajak dan Bea Cukai betul-betul kita empower," kata Sri Mulyani.

Strategi penyederhanaan perizinan dilakukan dengan mengharmonisasikan antar peraturan impor larangan terbatas (lartas). Dengan demikian. peraturan-peraturan lartas yang berbeda tetapi mengatur komoditas yang sama dapat disederhanakan menjadi satu peraturan/perizinan lartas.

Selanjutnya, strategi ini juga dapat berupa penyederhanaan persyaratan atau kriteria, agar UKM memperoleh izin impor terhadap komoditas

yang djadikan sebagai bahan baku. Saat ini, terdapat 1.073 HS Code yang memerlukan perizinan lebih dari satu K/L.

Dengan adanya simplifikasi, permohonan penerbitan izin dan pengujian produk/uji laboratorium hanya dilakukan satu kali. Selain itu, simplifikasi juga menghasilkan kriteria perizinan yang terukur dan jelas.

Adapun pergeseran pengawasan dari border menjadi pengawasan sebelum barang beredar dan/atau pengawasan di pasar merupakan cara yang dilakukan untuk menurunkan jumlah HS Code yang dikenakan lartas. Sesuai dengan amanat Paket Kebijakan Ekonomi Tahap XV, salah satu poinnya adalah melakukan perbaikan logistik nasional untuk mempermudah dan mempercepat arus barang di pelabuhan dengan penyederhanaan tata niaga (ekspor-impor).

Hal ini dilakukan melalui pengurangan lartas di border dari semula 49% menjadi sekitar 19% yang ditargetkan tercapai pada Oktober 2017. Saat ini, dari total 10.826 HS code Buku Tarif Kepabeanan lndonesia (BTKI) 2017, 5.299 HS code merupakan lartas. Pengawasan post border ini dapat lebih menguatkan pengawasan terhadap barang-barang yang diatur tata niaganya di pasar, serta dapat menggambarkan kondisi real komoditas yang beredar di dalam negeri.

Page 15: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 15

Edisi Agustus 2017

Kemenperin minta pajak dan bea masuk mobil listrik lebih rendah

enteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan rencana produksi kendaraan beremisi karbon rendah yakni mobil

hybrid dan listrik masih menunggu pembahasan tentang insentif bea masuk dengan Kementerian Keuangan.

Dia berharap, insentif bea masuk dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil hybrid dan listrik akan lebih rendah dibandingkan otomotif lainnya.

"Kita akan dorong berbasis pada bea masuknya. Kan basisnya kilowatt dan km per liter, jadi targetnya di atas 30 km per liter untuk yang hibrida. Yang mobil listrik akan kita permudah khusus untuk PPnBM, bea masuk maupun bea impor. Angkanya akan kita bahas segera," kata Airlangga seperti dikutip Antara, Senin (28/8).

Kemenperin juga memberikan tiga skema pabrik mobil hybrid dan listrik di Indonesia, yakni dalam bentuk incomplete knocked down (IKD), completely knocked down (CKD) dan completely built up (CBU).

"Di awal berbasis CBU karena itu untuk prototiping dan tes pasar. Kedua tentu berbasis CKD. Jumlah lokal konten dari industri berbasis listrik itu berbeda dengan motor engine biasa

karena suppliernya jauh lebih sedikit dan mesinnya lebih sederhana," imbuhnya.

Dia menambahkan, mobil hybrid akan menggunakan dua sumber energi, yakni bahan bakar minyak dan listrik serta mobil listrik bertenaga penuh sesuai dengan tren industri otomotif kendaraan bermotor ramah lingkungan.

Pengembangan mobil listrik telah masuk dalam peta jalan Kemenperin dan ditargetkan pada 2025, produksi mobil listrik sudah mencapai 20 persen dari total produksi kendaraan bermotor nasional.

Untuk infrastruktur pendukung mobil listrik, Menperin mengatakan butuh persiapan yang matang seperti teknologi baterai dan pengisian ulang baterai yang bisa ditempatkan di garasi rumah.

"Ada yang berbasis plug in hybrid jadi bisa dicolok di mana saja seperti ponsel. Dia punya fast charging yang bisa diletakkan di garasi masing-masing," pungkasny Luhut : Tak Mau Cuma Impor

Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, menegaskan keseriusannya untuk mengembangkan mobil listrik. Sejumlah langkah

M

Page 16: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 16

Edisi Agustus 2017

telah didorong, salah satunya, meminta alokasi anggaran pengembangan.

Selain pendanaan, Menko Luhut juga

mengaku sudah meminta kementerian terkait dari segi regulasi. "Saya sudah bilang ke Bu Menkeu, anggaran harus ditambah, jangan sampai kekurangan untuk pengembangan teknologi dalam negeri," ujarnya dalam acara Kongres Teknologi Nasional, di gedung BPPT, Senin (17/7).

Menko Luhut mendorong Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) agar serius untuk mengembangkan proyek mobil

listrik. Dia ingin Indonesia bisa menjadi negara produsen mobil ramah lingkungan ini. Dia menilai, selama ini Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) baru sebatas membuat purwarupa atau prototype. Karenanya, dia berharap Indonesia bisa segera melakukan produksi mobil listrik secara besar-besaran.

Dia ingin Indonesia bisa menjadi negara produsen mobil ramah lingkungan ini. "Kita harus melihat ke depan. Jangan sampai kita hanya jadi pasar saja, tidak bisa produksi sendiri. Saya minta ke BPPT untuk bisa mengembangkan proyek ini," kata Menko Luhut dalam acara Kongres Teknologi Nasional, di gedung BPPT, Senin (17/7).

Di masa mendatang, lanjutnya, mobil listrik akan sangat digemari. Sejalan dengan energi fosil, penghasil bahan bakar saat ini, ketersediaannya sudah semakin menipis.

"Ini yang harus kita antisipasi agar tidak terus memakai energi fosil, pengembangan mobil listrik ini harus berjalan, agar kita tidak hanya menjadi importir," tegasnya.

Page 17: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 17

Edisi Agustus 2017

Material Lem Tulang Pertama Buatan Anak Bangsa Dijanjikan Lebih Murah Dari Impor

PT Phapros Tbk, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang bergerak di industri farmasi dan alat kesehatan, dan PT Mitra Rajawali Banjaran membangun fasilitas produksi alat kesehatan Scaffold Hydroxyapatite atau material lem tulang pertama buatan anak bangsa.

PT Phapros Tbk bersama PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB) melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking fasilitas produksi yang berlokasi di kawasan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Produk Scaffold Hydroxyapatite adalah hasil hilirisasi riset produk alat kesehatan dalam negeri oleh periset Dr. dr. Ferdiansyah, Sp.OT dari RSUD Dr. Soetomo.

Hydroxyapatite (HA) sendiri merupakan mineral kalsium aptite yang memiliki komponen dasar sama dengan tulang. HA selama ini juga digunakan untuk material lem tulang dan pembuat tulang buatan.

Biasanya, para dokter akan menggunakan gips untuk mengatasi kasus patah tulang. Namun sebenarnya, gips ini hanya menahan posisi tulang agar tetap pada posisi yang tepat sehingga cepat untuk tersambung.

Sedangkan lem tulang merupakan material yang bisa menjadi suplemen untuk mensupport agar tulang kita yang patah cepat sembuh.

Produk Scaffold Hydroxyapetite yang saat ini beredar sebagai bonefiller masih 100 persen impor dari beberapa negara seperti Italia, Jerman dan Korea.

"Produk ini akan menjadi produk alat kesehatan Scaffold Hydroxyapetite lokal pertama di Indonesia. Pada tahun ketiga nanti, kami berharap sudah bisa memperoleh omzet sebesar Rp 10 miliar," ucap wanita yang biasa disapa Emmy ini.

Dalam pandangan Emmy, permintaan akan produk ini masih tinggi seiring tingginya angka kecelakaan di Indonesia. Produk HA ini biasa digunakan untuk lem tulang.

"Potensi masih banyak dan kita akan menolong banyak orang. Kita juga bisa masuk ke e-catalog pemerintah nantinya. Kita akan kuasai minimal 10 persen pasar dalam negeri," katanya.

Page 18: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 18

Edisi Agustus 2017

5 Fakta Pabrik Bahan Lem Tulang Ini Pertama di Asia Tenggara

Berikut 5 fakta dari dibangunnya pabrik pembuatan lem tulang di dalam negeri, pertama di Asia Tenggara. 1. Indonesia impor lem tulang dari Jerman dan

Korsel Direktur Utama PT Phapros, Barokah Sri

Utami mengatakan, fasilitas produksi lem tulang di Indonesia menjadi yang pertama di ASEAN. Selama ini, Indonesia mengimpor kebutuhan Hydroxyapatite (HA) dari Jerman dan Korea Selatan.

"Selama ini kita impor dari Korea Selatan paling banyak, Jerman juga ini. Iya, ini pertama di ASEAN," ucap wanita yang biasa disapa Emmy ini kepada wartawan di Bandung, Selasa (22/8).

Komisaris Utama Phapros sekaligus Direktur Keuangan RNI, M. Yana Aditya mengatakan, kerja sama antara Phapros dengan PT Mitra Rajawali Banjaran merupakan sinergi anak perusahaan RNI dalam mendukung upaya kemandirian alat kesehatan nasional.

"Kerja sama ini sejalan dengan Instruksi Presiden No 6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Untuk itu kami gagas kolaborasi ini," katanya.

Emmy mengklaim bahwa produk anak negeri ini akan mampu bersaing dan bahkan lebih baik dibanding impor. Sebab, produk ini sekaligus membuktikan kemandirian farmasi dan alat kesehatan dalam negeri.

"Sisi kualitas kita tidak kalah dari Jerman dan Korea Selatan. Ditambah lagi TKDN kita 95 persen. Kita cuma impor mesin dari Jerman."

2. Harga lem tulang dalam negeri lebih murah dari

produk impor Direktur Utama PT Phapros, Barokah Sri

Utami, berjanji produksi Scaffold Hydroxyapatite dalam negeri ini akan jauh lebih murah dibanding produk impor dari Jerman dan Korea Selatan.

"Jadi kalau misalnya impor harganya 100 kita bisa jual 75. Kalau produk Jerman dan Korea Selatan itu bisa Rp 3 juta sekali treatment," tuturnya kepada wartawan di Bandung, Selasa (22/8).

3. Terbuat dari tulang sapi organik, lem ini bisa

digunakan untuk implant gigi Barokah Sri Utami menjelaskan, bahan baku

pembuatan Scaffold Hydroxyapatite sendiri merupakan tulang sapi organik yang nantinya akan dikerjasamakan dengan peternak lokal.

"Kita pakai bahan baku organik, ada yang pakai unorganik itu dari kimia," katanya.

Jika tulang patah dan disambung, maka menggunakan HA sebagai lem-nya agar sambungan cepat menyatu. Selain itu, produk HA ini juga bisa digunakan untuk implant gigi.

4. Lem tulang dalam negeri sudah punya izin dan

sertifikasi Barokah Sri Utami menambahkan, dalam

kerja sama ini, Phapros punya modal teknologi dan Mitra Rajawali Banjaran memiliki lahan dan aset bangunan idle atau menganggur.

Selain itu, Mitra Rajawali Banjaran juga telah dilengkapi sederet izin seperti izin industri, edar, impor dan sertifikasi pengembangan alat kesehatan.

Tak hanya memanfaatkan aset menganggur dimiliki Mitra Rajawali Banjaran, Phapros juga akan melakukan transfer ilmu kepada SDM yang dimiliki Mitra Rajawali Banjaran terkait hal teknis yang berkaitan dengan produksi HA tersebut.

"Fasilitas produksi dibangun memang kapasitas medium dan ditargetkan bisa beroperasi penuh di semester II-2018."

5. PT Phapros siapkan investasi Rp 10 miliar

PT Phapros Tbk menyiapkan investasi Rp 10 miliar untuk membangun fasilitas produksi Scaffold Hydroxyapatite di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Direktur Utama PT Phapros, Barokah Sri Utami mengatakan dana ini akan digelontorkan secara bertahap hingga pabrik siap produksi pada semester II-2018.

"Investasi kita Rp 10 miliar bertahap dan tidak termasuk lahan ya," kata Sri di Bandung, Selasa (22/8).

Pembangunan fasilitas produksi material lem tulang ini memang tidak membeli lahan karena memanfaatkan sinergi anak usaha RNI. Di mana, pembangunan pabik menggunakan lahan milik PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB).

Page 19: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 19

Edisi Agustus 2017

KEGIATAN BPD GINSI JATENG PERIODE JUNI – juli 2017

1. BERBAGAI UNDANGAN ACARA BUKA BERSAMA

Berbagai undangan acara buka bersama dari beberapa instansi dan juga acara buka bersama pengurus GINSI Jateng sebagai salah satu agenda rutin bentuk silaturahmi di bulan Ramadhan.

2. RAPAT PANITIA RAKERDA BPD GINSI JATENG 2017

Rapat pertama diadakan pada tanggal 13 Juni 2017 di Banaran Café&Coffee Mugas.

Dari hasil rapat tersebut telah diputuskan bahwa pelaksanaan Rakerda akan dibarengkan dengan acara halal bihalal pada tanggal 13 Juli 2017 di Hotel Grasia Semarang, untuk lokasi yang ditetapkan telah dibooked.

Rapat kedua diadakan pada tanggal 7 Juli 2017 di Banaran Excelso Coffee DP Mall. Dalam rapat tersebut membahas mengenai perkembangan sponsorship ; tema Rakerda ; materi program yang akan disampaikan dalam

Rakerda beserta tim pemimpin rapat Rakerda ; persiapan pengisi acara & susunan acara ; perkembangan tamu undangan & kemungkinan kehadiran.

3. SOSIALISASI PEMBATASAN ANGKUTAN BARANG PADA MASA ANGKUTAN LEBARAN 2017

Rapat diadakan pada tanggal 16 Juni 2017 di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah.

Dalam rapat tersebut dipaparkan mengenai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 40 Tahun 2017 tentang Pengaturan Lalu Lintas melalui Pembatasan Operasional Kendaraan Bermotor dan Penutupan UPPKB Masa Angkutan Lebaran serta Peraturan Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.2717/AJ.201/DRJD/2017 tentang Pengaturan Lalu Lintas dan Pengaturan

Kendaraan Angkutan Barang Pada Masa Angkutan Lebaran Tahun 2017.

4. AUDIENSI BERSAMA KEPALA DINPERINDAG PROVINSI JAWA TENGAH 2017

Audiensi dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2017 di runag kantor Kepala Dinperindag Jateng.

Ditemui langsung oleh Bp. M. Arief Sambodo, SE, M.Si selaku kepala dinas didampingi oleh Bp. Drs. Kumarsi, MM selaku Kabid Perdagangan Luar Negeri.

Page 20: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 20

Edisi Agustus 2017

Dalam kunjungan tersebut disinggung

mengenai kondisi kegiatan impor Jateng saat ini, serta diskusi mengenai strategi kemajuan perkembangan kegiatan impor yang akan datang secara umum.

5. RAPAT PEMBAHASAN MALFUNCTION JOB ORDER DI TPKS

Rapat diadakan oleh KSOP Tanjung Emas pada tanggal 21 Juni 2017 di ruang rapat kantor KSOP Tanjung Emas Semarang.

Rapat tersebut sebagai tindak lanjut mengenai pembahasan permasalahan dan solusi malfunction sistem job order di TPKS.

Dimana dalam rapat diputuskan untuk mengerucut solusi malfunction pada sistem jalur merah, akan dievaluasi kembali.

6. KUNJUNGAN TIM PENILAI KADIN AWARD 2017

Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka penilaian Kadin Award tahun 2017, dimana dari hasil verifikasi interview awal yang telah dikirimkan sebelumnya, BPD GINSI Jateng masuk dalam 7 besar tahap selanjutnya.

Dalam kunjungan yang dihadiri oleh 3 orang pengurus Kadin Jateng membahas beberapa agenda yang sebelumnya tidak termasuk dalam interview quisioner.

Dan didukung dengan kehadiran salah satu anggota GINSI Jateng dan juga salah satu instansi

yang dalam hal ini diwakili oleh instansi KSOP Tanjung Emas

7. RAKERDA & HALAL BIHALAL BPD GINSI JATENG 2017

Acara yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2017 di Hotel Grasia Semarang ini dibuka oleh Sekretaris Dinperindag Jateng, Ibu Ratna Kawuri.

Dihadiri sekitar 100 tamu undangan yang terdiri dari anggota, instansi, maupun asosiasi setingkat.

Rakerda tahun 2017 ini mengusung tema “Peningkatan Kualitas SDM Importir Dalam Rangka Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah”. Adapun pokok bahasan daam Rakerda meliputi :

a. Komisi A Bid. Hukum Perundang-undangan & Kepabeanan => PMK 182 tahun 2016 ; Tarif progresif TPKS ; Pengurusan Lartas

b. Komisi B Bid. Perdagangan & SDM Organisasi => rencana program kursus ekspor & impor ; rencana program pemeriksaan kontainer impor

Page 21: KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan beberapa bahan baku lainnya sedang

Buletin GINSI Jateng 21

Edisi Agustus 2017