KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · Buletin GINSI Jateng 2 Edisi Februari...

18
Buletin GINSI Jateng 1 Edisi Februari 2017 BULETIN JATENG GINSI FEBRUARI 2017 NOMOR : 886 TAHUN KE - XXXIX DAFTAR ISI Menko Darmin Panggil Menteri yang Bikin Lambat Izin Ekspor-Impor ……………………………………….. 2 Permudah Ekspor, Jokowi Luncurkan Fasilitas untuk IKM …………………………………………………………. 3 RI Perlu Lakukan Proteksionisme pada Produk China ………………………………………………………………… 6 2017, TPKS Targetkan Jumlah Kapal Sandar 725 Ships Call ………………………………………………………... 7 Pemerintah diminta perbaiki mekanisme impor barang …………………………………………………………….. 9 Empat Permintaan Indonesia Kepada Pemerintah Jepang …………………………………………………………… 10 Registrasi Kepabeanan ……………………………………………………………………………………………………………… 11 Kemendag Cabut Izin 4 Importir Nakal ………………………………………………………………………………………. 12 Impor dan Eksporlah Barang Sesuai Kebutuhan ………………………………………………………………………… 13 Makanan Halal Asal Impor Akan Diperiksa BPOM ……………………………………………………………………… 14 Impor Baja Dikenakan Bea Masuk 15 Persen ……………………………………………………………………………… 15 Tata Cara Pengajuan Klasifikasi Barang Impor …………………………………………………………………………… 17 Impor Barang Mewah yang Selama Ini Bebas Bea Masuk Dikenakan PPN …………………………………… 18 *** dihimpun dari berbagai sumber Edisi Februari 2017 : 886 TAHUN KE - XXXIX KHUSUS UNTUK ANGGOTA Sekretariat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 226 H Semarang Telp/Fax : 024 – 76432943 Email : [email protected] // Website : www.ginsijateng.com

Transcript of KHUSUS UNTUK ANGGOTA Buletin GINSI Jateng 1 BULETIN … · Buletin GINSI Jateng 2 Edisi Februari...

Buletin GINSI Jateng 1

Edisi Februari 2017

BULETIN

JATENG GINSI

FEBRUARI 2017 NOMOR : 886 TAHUN KE - XXXIX

DAFTAR ISI Menko Darmin Panggil Menteri yang Bikin Lambat Izin Ekspor-Impor ……………………………………….. 2 Permudah Ekspor, Jokowi Luncurkan Fasilitas untuk IKM …………………………………………………………. 3 RI Perlu Lakukan Proteksionisme pada Produk China ………………………………………………………………… 6 2017, TPKS Targetkan Jumlah Kapal Sandar 725 Ships Call ………………………………………………………... 7 Pemerintah diminta perbaiki mekanisme impor barang …………………………………………………………….. 9 Empat Permintaan Indonesia Kepada Pemerintah Jepang …………………………………………………………… 10 Registrasi Kepabeanan ……………………………………………………………………………………………………………… 11 Kemendag Cabut Izin 4 Importir Nakal ………………………………………………………………………………………. 12 Impor dan Eksporlah Barang Sesuai Kebutuhan ………………………………………………………………………… 13 Makanan Halal Asal Impor Akan Diperiksa BPOM ……………………………………………………………………… 14 Impor Baja Dikenakan Bea Masuk 15 Persen ……………………………………………………………………………… 15 Tata Cara Pengajuan Klasifikasi Barang Impor …………………………………………………………………………… 17 Impor Barang Mewah yang Selama Ini Bebas Bea Masuk Dikenakan PPN …………………………………… 18

*** dihimpun dari berbagai sumber

Edisi Februari 2017 : 886 TAHUN KE - XXXIX

KHUSUS UNTUK ANGGOTA

Sekretariat : Jl. Abdul Rahman Saleh No. 226 H Semarang Telp/Fax : 024 – 76432943 Email : [email protected] // Website : www.ginsijateng.com

Buletin GINSI Jateng 2

Edisi Februari 2017

Menko Darmin Panggil Menteri yang Bikin Lambat Izin Ekspor-Impor

enteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution akan mengumpulkan sejumlah menteri untuk membahas

percepatan arus barang ekspor impor. Saat ini masih ada kementerian yang membutuhkan waktu lama dalam pengurusan izin ekspor-impor tersebut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tak memberikan keterangan secara rinci terkait kementerian mana yang masih lama dalam pengurusan dokumen tersebut. Namun, dia memastikan sejumlah kementerian akan dikumpukan oleh menetri koordinator untuk kemudian mencari solusi dari kendala di masing-masing kementerian.

"Masih ada keluhan tentang arus barang sama dokumen ini tidak bersama. Kadang-kadang dokumen lebih lama, Pak Menko akan kumpulkan lagi beberapa menteri untuk melihat dokumen apa yang lama," kata dia di Kantor Indonesia National Single Window (INSW) Jalan Pramuka Jakarta, Senin (6/2/2017).

Kementerian yang masih bermasalah dalam proses ekspor-impor itu akan dikumpulkan pada pekan depan. Budi menuturkan, seharusnya pengurusan dokumen bisa dipersingkat berkaca di beberapa negara lain.

"Mestinya bisa, kalau tidak bisa nanti dijelasin, mana yang terlambat mana yang tidak terlambat. Pak Darmin akan mengumpulkan mungkin 2-3 kementerian yang paling signifikan kontribusi relatif belum sesuai harapan," jelas dia.

Di samping itu, Budi Karya juga mengatakan Menko Darmin juga bakal memanggil kementerian yang belum terlibat dalam INSW.

Untuk diketahui, INSW sendiri telah dikembangkan sejak tahun 2006. INSW merupakan sistem penyelesaian dokumen ekspor-impor secara elektronik.

"Tadi belum dibahas, makanya minggu ini akan dibahas. Pak Darmin akan mengumpulkan lagi tapi mungkin akan dikumpullkan mereka-mereka yang signifikan," tukas dia.

MMenko Perekonomian Darmin Nasution, Menkeu Sri Mulyani, Menhub Budi Karya Sumadi melihat proses layanan dwelling time di kantor pengelola portal Indonesia National Single Window (INSW), Jakarta, Senin (6/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Buletin GINSI Jateng 3

Edisi Februari 2017

Permudah Ekspor, Jokowi Luncurkan Fasilitas untuk IKM

residen Joko Widodo meluncurkan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor bagi industri kecil dan menengah (KITE IKM) di

Sentra Kerajinan Tembaga Tumang, Kabupaten Boyolali, Senin, 30 Januari 2017. Program tersebut guna membantu meningkatkan ekspor hasil produksi industri skala kecil dan menengah nasional.

KITE IKM diluncurkan bersamaan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian tentang Pengembangan Industri Kecil dan Industri Menengah (IKM) dalam lingkup Pembiayaan Penjaminan Asuransi serta Jasa Konsultasi IKM Berorientasi Ekspor.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga menyatakan bakal memberikan fasilitas KITE UKM. "UKM produktif ini nanti kami fasilitasi bagaimana bahan-bahan baku yang datang dari luar atau impor ini bisa kami beri insentif," ucap Puspayoga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 30 Januari 2017.

Ia berharap KITE IKM dapat memberikan bantuan kepada pelaku usaha yang bergerak di IKM agar dapat meningkatkan ekspor. Sebab, kontribusi

IKM Indonesia terhadap ekspor nasional masih relatif rendah dibanding negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. Contohnya, kontribusi ekspor Indonesia pada 2015 hanya 15,8 persen, lebih kecil dibanding IKM Thailand sebesar 29,5 persen dan Filipina 20 persen jauh lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara sekawasan di Asia Tenggara.

Dengan diluncurkannya Fasilitas KITE IKM ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada para pelaku usaha yang bergerak di industri kecil dan menengah agar dapat meningkatkan ekspor. Fasilitas ini dimaksudkan untuk membantu IKM dalam menggiatkan sektor usahanya.

Menurut Puspayoga, insentif fiskal dan kemudahan prosedur bertujuan membuat IKM lebih bergairah. Hal itu untuk meningkatkan ekspor, kontribusi terhadap produk domestik bruto lebih besar, penyerapan tenaga kerja lebih tinggi, serta menciptakan desa-desa wisata IKM. "Ada satu badan usaha yang mengelola dalam bentuk koperasi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, KITE adalah insentif fiskal yang diberikan pemerintah melalui Direktorat Bea dan Cukai berupa pembebasan atau pengembalian bea masuk atau cukai yang tidak dipungut atas impor barang. “KITE dibutuhkan UKM yang

PPresiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menghadiri peluncuran fasilitas

kebijakan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor untuk Industri Kecil dan Menengah (KITE IKM) di Tumang, Boyolali, Jawa Tengah.

Buletin GINSI Jateng 4

Edisi Februari 2017

berorientasi ekspor untuk mendukung kemudahan usaha,” tuturnya.

Fasilitas KITE Tidak Rugikan Pendapatan Negara

Fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) yang membebaskan bea masuk, pajak pertambahan nilai, serta pajak pertambahan nilai barang mewah impor, diperhitungkan tidak akan kurangi pendapatan negara.

Justru Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi, mengatakan dengan fasilitas ini akan meningkatkan pendapatan negara serta mengembangkan ekonomi nasional melalui peningkatan daya saing.

"Inilah nanti yang akan meng-generate revenue dalam bentuk yang lain. Jadi, kita itu tidak boleh mikir sektoral, tapi bagaimana mendorong ekonomi nasional dan menghasilkan uang dan pajak dalam bentuk yang lain," ujar Heru di Boyolali pada Senin, 30 Januari 2017.

Sementara untuk mengawasi implementasi pemanfaatkan KITE industri kecil menengah (IKM) ini, pihaknya telah menunjuk agen fasilitas. Tugasnya adalah mengawal IKM dari mulai pembukuan administrasi hingga berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga secara birokrasi.

"Agen fasilitas ini jemput bola dan tidak sebatas begitu udah dikasih kita enggak asistensi. Karena ibaratnya kita nanam itu kita rawat. Tumbuhnya pun kita monitor," ucapnya.

Sedangkan, syarat IKM untuk dapat manfaatkan fasilitas KITE adalah paling tidak harus dapat ekspor sebesar 75 persen. Ketentuan tersebut seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 177/2016 tentang pembebasan bea dan tidak dipungut pajak pertambahan nilai atau pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah atas impor barang dan/atau bahan, dan/atau mesin yang dilakukan oleh industri kecil dan menengah tujuan ekspor (IKME).

"Yang jelas begini, syaratnya ini adalah IKM. Kedua mereka melakukan ekspor dan atas bahan bakunya yang impor diberikan fasilitas (dengan mekanisme pelabuhan logistik berikat)," tuturnya.

KITE IKM ini untuk menggenjot nilai ekspor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam negeri yang masih rendah berkontribusi terhadap produk domestik bruto dalam negeri, sebesar USD24,7 miliar atau memberikan kontribusi 24,8 persen terhadap total ekspor industri non-migas, pada Januari-November 2016.

Rajin Ekspor, 22 IKM Dapat Kemudahan Impor Fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor

atau KITE untuk industri kecil dan menengah, pada tahap awal telah diberikan untuk 22 IKM perwakilan dari seluruh Indonesia. Antara lain dari Tumang, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, Bali, dan Mataram, dengan kerajinan tembaga, pakaian muslim, mutiara, rambut palsu dan beberapa bidang usaha lainnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, fasilitas ini menyasar untuk IKM yang berdiri secara mandiri ataupun yang membentuk konsorsium berupa badan usaha, IKM koordinator, atau koperasi.

Sementara, barang-barang yang dapat diberikan fasilitas KITE IKM merupakan bahan baku atau bahan penolong, mesin, atau barang contoh yang digunakan dalam menunjang proses produksi yang nantinya akan diekspor kembali.

"Di sini banyak perajin tembaga yang produksinya diekspor sampai ke Eropa, tapi bahan bakunya selama ini diperoleh melalui distributor," ujarnya menjelaskan.

Fasilitas KITE IKM menurutnya, akan memotong biaya pasok, bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), serta impornya juga dibebaskan. Sehingga, dapat menurunkan biaya produksi sebesar 20-25 persen. Kemudian, harga produk IKM bertujuan ekspor nantinya akan lebih kompetitif karena ongkos bahan baku bisa dihemat.

Lebih Lanjut dia mengatakan, estimasi efisiensi produksi dari fasilitas KITE bagi IKM di wilayah Tumang bisa mencapai Rp l5,51M per tahun. Sedangkan di Bali ada IKM yang mendapatkan efisiensi senilai Rp500 juta per tahun, di Bantul bisa mencapai Rp180 juta per tahun.

Dengan begitu, biaya yang tadinya dialokasikan untuk membayar pajak dapat dialihkan untuk pengembangan bisnis. Seperti menambah jumlah produksi, meningkatkan kualitas produksi, dan menurunkan harga barang.

Presiden Jokowi (kiri) melihat hasil kerajinan tembaga saat peluncuran fasilitas kebijakan KITE IKM di Tumang, Boyolali.

Buletin GINSI Jateng 5

Edisi Februari 2017

Sehingga produk-produk IKM dapat semakin bersaing di pasar internasional.

Sebagai informasi, saat ini, kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sendiri tercatat sebesar 61,41 persen. Kemudian kemampuan sektor usaha ini dalam menyerap tenaga kerja mencapai 97 persen.

Melalui KITE Usaha Kecil Efisiensi Biaya Hingga 25 Persen

Pemerintah berupaya tingkatkan efisiensi produksi sebesar 20 hingga 25 persen untuk industri kecil dan menengah berpotensi ekspor, dengan luncurkan program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor, atau KITE.

Efisiensi Industri Kecil Menengah (IKM) ini dilakukan dengan impor langsung bahan baku dari negara importir ke eksportir melalui pusat logistik berikat (PLB), yang dapat memangkas rantai distribusi. Lalu, pajak impor yang sebesar 10 persen dan bea masuk yang sebesar 5-10 persen juga dihilangkan.

"Persaingan dagang global semakin sengit. Saat ini, juga ekonomi dunia makin menurun, sebab itu KITE IKM ini diharapkan dapat memberikan

dorongan motivasi. Kalau KITE ini benar-benar berjalan, paling tidak cost produksi IKM bisa ditekan turun," kata Presiden Joko Widodo di Desa Tumang, Boyolali pada Senin 30 Januari 2017.

Selain itu, Presiden mengimbau kepada seluruh pejabat kementerian/lembaga terkait yang hadir untuk dapat mulai fokus membantu efisiensi produksi IKM yang berpotensi ekspor. Tidak hanya berkutat untuk kepentingan pengusaha besar.

Menurut Presiden, selama ini fasilitas PLB hanya masih digunakan oleh pengusaha besar dan belum menyentuh IKM. "Kalau yang kecil tidak kita urus dengan baik, mereka akan kalah bersaing dengan negara-negara lain," ucapnya.

Kemudian, ia meminta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk mencarikan desainer kelas dunia, untuk memberikan pelatihan kepada para pengerajin, atau pelaku usaha logam di desa ini.

"Saya minta ke Menperin untuk ini carikan desainer untuk pengerajin Tumang dari Italia, atau Prancis, agar desainnya enggak monoton," ujarnya.

Pada dasarnya produk seni logam Tumang ini sudah unggul dan telah mampu ekspor di beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Jepang. Namun, desainnya masih dinilai monoton

Buletin GINSI Jateng 6

Edisi Februari 2017

RI Perlu Lakukan Proteksionisme pada Produk China

emerintah Indonesia disarankan untuk menerapkan kebijakan proteksionisme serupa dengan Pemerintah Amerika Serikat.

Indonesia perlu melakukan negosiasi yang lebih komprehensif terhadap produk China, yang berpotensi membanjiri Indonesia pada 2017.

Menurut Ketua Komite Tetap Pengembangan Ekspor Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Handito Joewono, pada dasarnya sikap proteksionisme Presiden AS Donald Trump terhadap China adalah untuk menjaga nilai proposional produk domestiknya.

Apalagi, di tengah persaingan global saat ini, khususnya China yang masih mendominasi pasar dunia. Namun, Indonesia tidak perlu melakukan proteksi seekstrim Trump.

Pemerintahan Indonesia harus lebih dapat bersinergi mendorong adanya imbal balik dagang dari China atas banyak produknya masuk ke dalam negeri.

"Pimpinan negara kita, tidak hanya presiden, tetapi juga kabinet kerjanya, harus dapat menekan China untuk lebih banyak membeli produk Indonesia.

Perdagangan bebas harus dimaksimalkan manfaatnya dengan tidak hanya membuka, dan

memberi kesempatan produk negara lain masuk, tapi sepatutnya meminta adanya imbal dagang," ujar Handito kepada VIVA.co.id pada Rabu 25 Januari 2017.

Hal itu, ia katakan, akan lebih memungkinkan. Bila melalui cara lain, seperti mengurangi jumlah nilai impor dari China, akan sangat sulit.

Dikarenakan sudah ada kecenderungan pola konsumsi masyarakat Indonesia bergantung pada produk asal tirai bambu, yang relatif lebih murah. Jika, mengurangi impor masuk dinilai akan cenderung kontraproduktif.

"Memang ini PR kita bersama. Produk China masuk ke negara lain itu memang besar tidak hanya di Indonesia. Yang harus dilawan itu dengan cara meningkatkan ekspor kita, kalau mengurangi impor kita itu sulit," ujarnya.

Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan mencatat nilai impor China pada Januari hingga November 2016, sebesar US$27,548 miliar. Sedangkan nilai ekspor ke China, sebesar US$12,233 miliar. Sehingga, ada defisit US$15,315 miliar.

P

Buletin GINSI Jateng 7

Edisi Februari 2017

2017, TPKS Targetkan Jumlah Kapal Sandar 725 Ships Call

SEMARANG – Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) menargetkan jumlah kapal yang bersandar untuk tahun 2017 sebanyak 725 ships call. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2015 sebanyak 701 ships call dan tahun 2016 sebanyak 709 ships call.

Untuk mencapai target tersebut TPKS mengawali tahun 2017 berhasil menambahkan beberapa kapal yang bersandar di dermaganya. Kapal baru pertama yang sandar di dermaga TPKS adalah Star river berbendera Panama rute China-Semarang, Semarang-China. Kapal seberat 32.200 gross ton itu melakukan kegiatan bongkar muat terhadap 343 kontainer atau sebanyak 497 TEUs.

General Manager TPKS Erry Akbar Panggabean mengatakan penambahan kapal ini menjadi jawaban atas harapan dan kebijakan strategi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan dan mendukung logistik ekspor impor Jawa Tengah.

“Bahwa TPKS mampu mengimplementasikan rute langsung dari China-Semarang, Semarang-China,” katanya saat press realease di Kantor TPKS, Jumat (20/1).

Nantinya juga terdapat dua kapal lagi yang direncanakan sandar dan melakukan kegiatan bongkar muat di TPKS yaitu SITC Surabaya dan Wana Bhum yang rencananya akan sandar tanggal 23 dan 24 Januari 2017 dengan rute internasional

Qingdao China- Semarang, Semarang-Qingdao China.

Dengan adanya kunjungan kapal yang baru ini dapat meningkatkan throughput TPKS. Di tahun 2015 mencapai 608.201 TEUs, naik di tahun 2016 menjadi 615.132 ribu TEUs dan 2017 ditargetkan naik menjadi 650 ribu TEUs.

“Jika disandingkan dalam boks kinerja tahun 2015 sebesar 375 ribu, 2016 sebesar 384 ribu sehingga ada peningkatan signifikan dari jumlah boxnya,” jelasnya.

Erry menjelaskan pasar ekspor terbesar Jawa Tengah adalah ke Amerika Serikat lalu Eropa dan negara Asia sehingga kapal-kapal itu nantinya sampai ke Pelabuhan Qingdao China akan terkonektifitas ke Amerika Serikat dan Eropa. Sedangkan impor 42 persen dari China bisa datang langsung ke Semarang sehingga menghemat biaya logistik dan kecepatan pengolahan bahan baku.

“Jateng impor dari China sedangkan ekspor ke Amerika, impor bisa langsung sedangkan ekspor berganti kapal untuk koneksi ke Amerika dan Eropa,” jelasnya.

Dengan ini TPKS mendukung pemerintah untuk mewujudkan jalur logistik yang capable, lebih murah dan lebih cepat sehingga tidak perlu menunggu ke Singapura, Malaysia maupun negara lainnya.

Buletin GINSI Jateng 8

Edisi Februari 2017

Kegiatan ekspor impor di Terminal Peti Kemas Semarang

TPKS Tambah Dua Kapal Ekspor Impor

Kapal Star River yang bersandar di Dermaga Terminal Petikemas Semarang (TPKS) telah memberi kontribusi dalam perputaran perekonomian di Jawa Tengah.

Kapal berbendera Panama berbobot 32.200 Gross Ton (GT) itu melakukan bongkar muat sebanyak 343 box muatan atau setara dengan 497 TEUs.

General Manager TPKS Erry Akbar Panggabean mengatakan, menjelang akhir Januari 2017, akan ada penambahan dua kapal sandar yang melakukan kegiatan bongkar muat. Dua kapal tersebut adalah SITC Surabaya dan Wanna Bum.

Kedua kapal direncanakan sandar pada 23-24 Januari 2017 dan melayai rute Hochiminh-Jakarta-Semarang-Makassar-Xiamen-Qingdao-Shanghai-Ningbo.

Kehadiran dua kapal sandar itu diharapkan bisa meningkatkan jalur logistik di Jawa Tengah. Selain itu, diharapkan proses bongkar muat di TPKS bisa menjadi lebih cepat.

Erry seperti dilansir dari Radio Idola, Sabtu, (21/1), mengatakan, penambahan kapal ini nantinya otomatis akan menambah kinerja TPKS pada tahun 2017.

“Kami juga akan mencoba mendekati kapal pelayaran internasional lain dengan rute lebih

bervariasi,” kata Erry seperti dilansir dari Radio Idola, kemarin.

Selama 2016, angka bongkar muat di TPKS mencapai 615.132 TEUs naik dibanding tahun sebelumnya yang hanya 608.201 TEUs. Sementara, untuk ships call di dermaga TPKS juga terjadi peningkatan dari sebelumnya 701 ships call menjadi 709 ships call. Sedangkan untuk kapasitas tonasenya juga meningkat cukup pesat di 2016, dari sebelumnya 10.548.541 GT menjadi 11.616.498 GT.

Pengusaha Daerah Diimbau Manfaatkan Layanan TPKS

Terminal Petikemas Semarang (TPKS) Pelabuhan Tanjung Emas siap berkontribusi mewujudkan tol laut, program dari Presiden Joko Widodo. Adanya tol laut ini nantinya diharapkan memudahkan distribusi barang dari satu pulau ke pulau lainnya di Tanah Air, dan memangkas biaya transportasi.

General Manager TPKS Erry Akbar Panggabean mengatakan, pemerintah daerah harus bisa mendorong para pengusaha daerah, memanfaatkan sarana yang sudah disediakan TPKS.

“Kami sudah membuka akses untuk jalur distribusi, sayang kalau tidak dipakai. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah daerah mendorong para pengusaha melakukan aktivitas ekspor impor lewat TPKS,” kata Erry, seperti dilansir dari Radio Idola, baru-baru ini.

Buletin GINSI Jateng 9

Edisi Februari 2017

Pemerintah diminta perbaiki mekanisme impor barang

emerintah diminta untuk memperbaiki mekanisme impor agar industri dalam negeri, termasuk kosmetika, terus berkembang.

Dengan begitu, produk dalam negeri bisa menjadi raja di negeri sendiri.

Alasannya, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 87 tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu dan Permendag 70 tahun 2015 tentang Angka Pengenal Importir, telah membuat Indonesia kebanjiran aneka barang impor, termasuk produk kosmetika. Aturan ini juga tidak tepat lantaran menghilangkan wajib verifikasi di pelabuhan.

"Dengan dihilangkannya wajib verifikasi impor kosmetika di pelabuhan, dimana kosmetika satu-satunya sektor yang didiskriminasikan, maka terbukti impor kosmetika yang dilakukan secara 'legal' pun meningkat," ujar Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asoasiasi Kosmetika Indonesia (PPA Kosmetika) Putri K. Wardhani, di Jakarta, Rabu (1/2).

Akibat aturan Permendag itu, katanya, impor kosmetika yang dilakukan secara ilegal juga lebih meningkat. Bahkan, lebih banyak lagi daripada yang legal.

"Ini membuktikan bahwa kebijakan mengecualikan wajib verifikasi bagi sektor kosmetika adalah hal yang tidak tepat," tegasnya.

Dia mengingatkan, Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, telah mencanangkan pertumbuhan ekonomi untuk bertumpu pada pasar dalam negeri terutama saat ekonomi dunia masih sedang lesu.

Alhasil, kebijakan menghilangkan verifikasi di pelabuhan, tidak sejalan dengan arah kebijakan yang dicanangkan Presiden Jokowi. Ada banyak kerugian, jika kebijakan itu tidak segera dicabut. Antara lain, kerugian pendapatan fiskal pemerintah akibat masuknya barang-barang ilegal semakin membanjir.

"Kerugian bagi pengusaha-pengusaha formal, legal dan patuh karena kehilangan pasar, dan terakhir keamanan kesehatan konsumen tidak terjamin," tegasnya.

Menurut data BPOM, saat ini produk impor menguasai pasar kosmetik hampir 60 persen. Selama periode 2013-2014, kosmetik impor menunjukkan peningkatan dominasi pangsa pasar sedangkan kosmetik domestik mengalami penurunan.

Berdasarkan data BPS, ketika ketentuan verifikasi impor kosmetik masih diberlakukan, terjadi penurunan impor sebesar 14 persen dari 2013 hingga 2015. Namun, ketika ketentuan verifikasi dihilangkan pada Desember 2015, terjadi peningkatan sekitar 7 persen hanya dalam waktu satu tahun.

Untuk itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartarti mengingatkan, agar pemerintah, memberi dukungan nyata bagi industri dalam negeri. Jangan sampai, berbagai kebijakan atau deregulasi yang dikeluarkan, justru malah membuat produk dari negara lain kian mudah masuk.

Hasil analisa Indef, banyak kebijakan yang bisa diidentifikasikan justru melemahkan industri dalam negeri. Kebijakan yang tidak sinkron lintas kementerian ini melemahkan industri dalam negeri, terutama berkaitan dengan kebijakan perdagangan dan importasi.

"Begitu dibebaskan untuk impor, maka sulit mendeteksi jenis, spesifikasi produk, karena tercampur. Itu memberikan peluang kebocoran, produk-produk yang mestinya dilakukan pengendalian, tercampur dengan produk lain," pungkas Enny.

P

Buletin GINSI Jateng 10

Edisi Februari 2017

Empat Permintaan Indonesia Kepada Pemerintah Jepang

etika melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Shinzo Abe di Istana Bogor, Presiden Joko Widodo menyampaikan

empat permintaan. “Pertama, Indonesia juga meminta kiranya Jepang dapat membuka akses produk pertanian dan perikanan Indonesia, kedua menyelesaikan review perjanjian penghindaran pajak berganda, ketiga meningkatkan akses dan kapasitas keperawatan Indonesia untuk dapat memenuhi pasar tenaga kerja di Jepang dan keempat, dimulainya general review Indonesia Japan Economic Partnership Agreement pada tahun ini,” ujar Presiden Jokowi saat konferensi pers bersama PM Shinzo Abe bersama rombongan di Istana Bogor (15/1).

PM Shinzo Abe melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada 15-16 Januari 2017. Ia membawa sekitar 30 direktur utama perusahaan-perusahaan besar Jepang untuk meningkatkan kerjasama bidang politik, ekonomi, maritim, sosial dan budaya. “Di tengah belum membaiknya perekonomian global kita telah mencatat peningkatan investasi Jepang yang sangat siginifikan,” tambah Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, dari Januari-September 2016, investasi Jepang telah tercatat mencapai USD 4,498 milyar atau meningkat hampir 2 kali lipat dibanding tahun 2015. “Saya senang bertemu kembali PM Abe pada awal 2017. Ini kunjungan pemimpin negara pertama di Indonesia tahun ini. Dalam kurun waktu dari dua tahun saya dengan PM sebanyak 6 kali. Hal ini tentu dapat dimaknai komitmen kedua negara untuk terus meningkatkan hubungan bilateral,” jelas Presiden.

Selanjutnya ditambahkan Presiden Jokowi, pertemuan keduanya berlangsung sangat hangat, terbuka, dan produktif. “Tentunya peningkatan upaya kerja sama tersebut harus selalu disertai prinsip saling menguntungkan.“ Sementara PM Shinzo Abe mengaku senang dengan sambutan Presiden Jokowi dan masyarakat Indonesia di Istana Bogor. “Saya merasa sangat senang dapat beretemu kembali dengan Presiden Joko di Istana Bogor yang melimpah denga hijau pepohonannya.

Pertemuan ini adalah pertemuan antara saya dengan Presiden Joko yang keenam. Kami sepakat untuk bersama-sama memperdalam kerja sama di berbagai bidang untuk lebih lanjut meningkatkan kemitraan strategis masing-masing negara,” kata PM Abe melelui penerjemah. Menurut PM Abe, ia dan Presiden Jokowi salinbg berbagi nilai-nilai dasar dan kepentingan strategis.

Sektor Maritim

Dalam jumpa pers itu, Perdana Menteri (PM) Jepang menyatakan, sektor maritim menjadi prioritas utama kerjasama Jepang dan Indonesia. “Sebagai sesama negara maritim, maka Jepang dan Indonesia kerjasama di bidang kemaritiman adalah prioritas paling utama dalam kerjasama kedua negara,” tambah Shinzo Abe. PM Abe menjadi tamu negara pertama yang diterima Presiden Jokowi, pada awal 2017. Selain itu, PM Abe juga menjadi pemimpin negara pertama yang diterima Presiden Jokowi di Istana Bogor. Pada pertemuan itu, kedua pemimpin juga membahas berbagai hal di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, politik, dan keamanan. Selain itu, Presiden Jokowi dan PM Abe juga membahas sejumlah isu regional, seperti sengketa Laut Tiongkok Selatan, pengembangan senjata nuklir dan peluru kendali Korea Utara, serta isu regional menyangkut kepemimpinan ASEAN pada 2017.

PM Abe mengatakan, Jepang akan secara aktif akan mendorong kerja sama di bidang keamanan laut dan pengembangan di pulau-pulau terpencil di Indonesia melalui forum maritim Indonesia-Jepang, yang dibentuk pada bulan Desember lalu. Sementara itu, dalam rangka kontribusi bagi pembangunan daerah di Indonesia, Jepang memutuskan akan menciptakan kesempatan bisnis dengan nilai total sekitar 74 milyar yen untuk bidang irigasi dan konservasi pantai. “Saya dengan Presiden Jokowi melakukan tukar pendapat yang bermakna mengenai perkembangan situasi kawasan,” kata PM Abe.

K

Buletin GINSI Jateng 11

Edisi Februari 2017

Registrasi Kepabeanan

ementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan registrasi kepabeanan sejak akhir Desember 2016. Registrasi

kepabeanan yang diatur melalui Peraturan Menteri Keungan (Permenkeu) No. 179/PMK.04/2016 itu dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan, pengawasan dan kepastian hukum dalam memberikan pelayanan di bidang kepabeanan. Sebelumnya, ketentuan tata cara registrasi kepabeanan telah diatur dalam Permenkeu No. 59/PMK.04/2014 serta ketentuan mengenai pengusaha pengurusan jasa kepabeanan telah diatur dalam Permenkeu nNo.65/PMK.04/2017 tentang Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK).

Pengguna jasa yang akan melakukan kewajiban pabean harus melakukan pemenuhan registrasi kepabeanan ke Ditjen Bea dan Cukai untuk diberikan akses kepabeanan. Pengguna jasa yang belum mempunyai NPWP, pengguna jasa harus mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP ke Ditjen Pajak sesuai ketentuan. Untuk pengguna jasa yang bertindak sebagai PPJK, selain wajib memenuhi persyaratan utama, juga harus memiliki ahli kepabeanan. Syarat kewajiban itu juga berlaku bagi pengguna jasa yang memasukkan atau mengeluarkan barang ke dan dari kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau mengangkut orang ke dan dari kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.

Ketentuan mengenai kewajiban untuk melakukan registrasi kepabeanan dikecualikan terhadap pengguna jasa yang melakukan pemenuhan kewajiban pabean impor yang berkaitan dengan barang-barang perwakilan negara asing dan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia. Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut,

pelintas batas, barang kiriman dan barang pindahan, dll.

Registrasi dilakukan dengan mengajukan permohonan ke Ditjen Bea dan Cukai melalui media elektronik, Portal Indonesia National Single Window (INSW) atau Portal Ditjen Bea dan Cukai. Pengajuan permohonan dapat dilakukan setelah pengguna jasa memperoleh keterangan status wajib pajak dengan status valid. Pejabat Bea dan Cukai melakukan penelitian terhadap kelengkapan permohonan registrasi paling lama 1 hari kerja berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian, Dirjen memberikan persetujuan atau penolakan dalam jangka waktu paling lama 1 hari kerja terhitung sejak permohonan diterina secara lengkap. Jika permohoanan ditolak, karena kurang kelengkapan, pengguna jasa dapat mengajukan kembali dengan melakukan perbaikan seperlunya. Pengguna jasa kepabeanan yang bertindak sebagai PPJK wajib memberitahukan perubahan data yang terkait dengan ahli kepabeanan.

Akses kepabeanan yang diberikan kepada pengguna jasa kepabeanan dapat diblokir atau dicabut untuk seluruh atau sebagian kegiatan jasa kepabeanan oleh Dirjen. Pemblokiran untuk keseluruhan kegiatan kepabeanan dilakukan apabila pengguna jasa tidak memberitahukan perubahan data terkait dengan eksistensi atau susunan penanggungjawab, kemudian pengguna jasa tidak aktif selama 12 bulan berturut-turut dan kalau berdasarkan rekomendasi Ditjen Pajak, yang bersangkutan tidak memenuhi kewajiban. Antara lain, tidak menyampaikan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan selama 2 tahun atau tidak menyampaikan surat pemberitahuan masa pajak pertambahan nilai selama 3 tahun apabila yang bersangkutan mempunyai status sebagai pengusaha kena pajak.

K

Buletin GINSI Jateng 12

Edisi Februari 2017

Kemendag Cabut Izin 4 Importir Nakal JAKARTA - Mendag Enggartiasto Lukita

mengatakan, pihaknya telah melaksanakan pencabutan angka pengenal importir (API) terhadap sejumlah empat perusahaan. Pencabutan itu dilakukan terkait erat dengan hasil audit oleh surveyor independen terutama mengenai pemenuhan persyaratan yang ditentukan. Ternyata impor bersangkutan tidak memiliki gudang untuk dapat melakukan kegiatan impor di Indonesia. Ada beberapa sebab lainnya.

Selain mereka impor tapi gudang tidak ada, juga alamatnya sudah berubah dan tidak melaporkan. Sementara importir tersebut masih aktif melakukan kegiatan impor. “Saya cabut API importir bersangkutan,” ujar Enggar saat Rakernas Pertanian 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta (5/1). Kemudian dijelaskan Enggar, dari total empat yang bermasalah, dua perusahaan sudah dicabut API mereka dan dua perusahaan masih dalam proses pencabutan. Dari beberapa importir yang dicabut API mereka, diantaranya merupakan importir hortikultura. “Suah kami cabut saja. Saya sudah bilang bukan hanya nama PT saja, namun direksi dan pemegang sahamnya juga kami blacklist,” ungkap Mendag. Dengan dicabutnya API importir bersangkutan, maka perusahaan tersebut dengan sendirinya dilarang melakukan kegiatan impor selama dua tahun.

Serap Horti Lokal

Dalam suatu kesempatan Mendag Enggartiasto Lukita meminta importir hortikultura agar secara sukarela menyerap produksi sayuran dan buah lokal. Selanjutnya Enggar berencana untuk membuat regulasi untuk mendorong penyerapan produksi lokal oleh importir. Enggar pun mengumpulkan importir hortikultura untuk

memberikan dorongan agar menyerap produksi domestik (11/1).

Lebih jauh Enggar mnejelaskan tentang mekanisme penyerapan dan kepatuhan terhadap imbauan tersebut, dan Enggar memberikan waktu kepada importir untuk menyusun sendiri peta bisnisnya. “Prinsipnya, mereka tertarik dulu. Pemerintah mau mengetuk hati mereka untuk terlibat bersama,” kata Enggar. Selanjutnya Enggar mengaku tidak memberikan batasan waktu sampai kapan importir akan melaksanakan imbauan pemerintah.

Tetapi dia yakin importir yang mengikuti sosialisasi akan memberikan laporan penyerapan komoditas dalam negeri. Kalau imbauan ini tidak sampai efektif, dia pun menyiapkan rencana untuk membuat regulasi wajib serap komoditas lokal bersama Kementan. “Sama dengan regulasi yang tengah kami siapkan, yaitu wajib serap susu segar. Jadi (regulasi) ini terus bertahap. Sehingga peternak/petani kita ada jaminan pemasarannya,” jelas Enggar. “Kalau kita tidak menjamin, mereka tidak ada keinginan untuk bercocok tanam dan beternak,” tambah Enggar.

Menurut Enggar, strategi untuk melibatkan importir dalam merangsang produksi pertanian ini juga didorong alasan jaringan pemasaran. Menurut dia, sebagai importir, mereka memiliki jaringan distribusi yang luas. Dengan demikian diharapkan produksi petani/peternak lokal juga bisa lebih banyak terserap pasar domestik. Bahkan , lanjut Eggartiasto beberapa importir juga melakukan aktivitas ekspor. “Khusus bagi mereka ini, importir yang juga eksportir, kami menyampaikan negara-negara potensial tujuan eskpor yang bisa menyerap produk pertanian kita,” ujar dia.

Buletin GINSI Jateng 13

Edisi Februari 2017

Impor dan Eksporlah Barang Sesuai Kebutuhan

SURABAYA - Berbicara mengenai impor-ekspor, Gubernur Jatim Soekarwo berpesan kepada pihak-pihak yang berkepentingan agar membiasakan mengimpor atau mengekspor berdasarkan kebutuhan, termasuk cabai yang saat ini harganya melonjak. “Kalau saya, jangan halal atau haramkan ekspor maupun impor, Karena terpenting harga terjangkau, terutama cabai yang sekarang ini,” ujarnya kepada awak media di Surabaya (11/01).

Dilanjutkan Soekarwo, kalau di Indonesia kekurangan, tak ada salahnya impor, begitu juga saat kelebihan, seharusnya melakukan ekspor. Soekarwo mengaku sudah berbicara dengan Mendag terkait hal ini dan menyerahkan sepenuhnya karena merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Memperhatikan perkembangan harga cabai yang tinggi di pasaran, Soekarwo sudah memerintahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk mencari cabai dari luar Jatim, salah satunya Gorontalo, meski jumlahnya terbatas.

Selanjutnya, harus dilakukan riset karena yang membuat cabai dengan kualitas jelek adalah jamur setelah hujan sehingga keropos dan mudah kusut. “Harus ada riset bagaimana mengatasi jamur

itu, atau mungkin menutupnya dengan plastik,” ucapnya. Selain itu, Pemprov Jatim memastikan bekerjasama dengan Perhutani untuk menanami klaster cabai di kawasan Jember, Banyuwangi dan Lumajang karena masih kosong sampai saat ini. Impor Barang Modal

Menanggapi perkembangan perekonomian global yang akhir-akhir ini cenderung melambat, ekonom INDEF Ahmad Heri Firdaus mengemukakan akhir tahun 2016 (29/12), lambatnya pertumbuhan ekonomi saat ini memberikan dampak negatif kepada kegiatan ekspor Indonesia. Karena itu terjadi kontraksi terhadap industri dalam negeri dan impor barang modal turun.

“Akibat dari perlambatan ekonomi global, kontraksi industri domestik, impor bahan baku dan barang modal menurun. Artinya, permintaan barang kebutuhan industri turun,” ujar dia. Dengan menurunnya impor dan melemahnya ekspor Indonesia menyebabkan surplus yang terjadi berjalan dengan tidak sehat. Dengan demikian, surplus yang terjadi tahun ini adalah surplus tidak sehat karena bukan ditopang dari peningkatan ekspor, tapi dibantu oleh penurunan impor. Surplus yang tidak baik. Tahun depan, hal seperti itu tidak boleh terjadi lagi,” ujar Heri.

Di sisi lain, impor produk konsumsi mengalami peningkatan dibanding impor lainnya. Hal itu menurut Heri menjadi masalah tambahan. “Rapuhnya pengendalian impor, menyebabkan impor barang konsumsi tinggi akibat minimnya hambatan non tarif yang diterapkan, Indonesia semakin liberal dan terbuka. Di sisi lain sulitnya produk Indonesia masuk ke pasar ekspor,” jelas dia.

Gubernur Jatim, Soekarwo

Buletin GINSI Jateng 14

Edisi Februari 2017

Makanan Halal Asal Impor Akan Diperiksa BPOM

JAKARTA - Kehalalan produk-produk impor, sekalipun sudah berlabel “halal” dari negara eksportir bersangkutan, namun tetap akan diperiksa oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), karena acuan sertifikasi halal itu tetap berasal dari MUI. “Kita tegaskan kami tidak melihat label halal. Tapi kami akan melihat dari bahannya, kalau bahannya terkandung bahan yang tidak halal, kami akan panggil,” kata Kasubdit Inspeksi Produk Berlabel Halal BPOM, Meutia dalam acara diskusi “Peran Produk Halal dalam rangka Memperkuat Daya Saing Ekonomi Indonesia : Produk Asing Halalkah ? “ di Jakarta akhir tahun lalu (28/12).

Meutia mengatakan produk-produk impor yang mencurigakan akan diperiksa di laboratorium BPOM. Jika benar mengandung bahan yang tidak halal, maka perusahaan produsen maupun pengedar produk tersebut akan dipanggil. “Kalau meragukan bahannya kami uji di laboratorium kami. Misalnya kalau ada bahan babi, monggo dicantumkan logo babi besar berwarna merah, supaya bisa dilihat konsumen. Kalau tidak mau yang dilarang,” katanya.

Sementara itu, Direktur Executive Indonesia Halal Watch (IHW) Ikhsan Abdullah menyatakan produk halal itu berbeda dengan sertifikasi halal. Ia mencontohkan seperti minuman mineral adalah air putih. “Dan air putih itu sudah pasti halal, tapi tetap harus ada sertifkasi halalnya,” katanya. Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Siak menggelar sosialisasi Gerakan Masyarakat Sadar Halal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat akan pentingnya pemahaman terhadap produk non-halal.

“Sebagian besar Muslim Indonesia belum menyadari bahwa mereka dikelilingi oleh produk haram seperti terbuat dari daging atau bulu babi,” kata Ketua MUI Kabupaten Siak, Sofwan Saleh, dalam sosialisasi di Siak, Jumat (23/12). Dia mengatakan sosialisasi Gerakan Sadar Halal ini

dalam rangka mewujudkan kabupaten Siak sebagai daerah destinasi halal. “Semua restoran, rumah makan, hotel-hotel dan produsen yang ada di Kabupaten Siak harus memiliki dan mencantumkan label halal di tempat usahanya yang akan dikeluarkan sertifikasinya oleh MUI setelah uji coba produk laboratorium,” ucapnya.

Wajib Sertifikasi Halal

Wajib sertifikasi halal efektif akan berlaku pada tahun 2019 sejak lima tahun UU tentang Jaminan Produk Halal (JHP) diterbitkan. Namun, isu yang membayangi mencakup belum jelasnya kriteria , segmen dan jenis produk yang harus dibekali sertifikat halal. “Ujung-ujungnya pasar kita jadi sasaran empuk bagi eksportir dari negara lain. Ya bagaimana kita mau ekspor produk halal, kalau di dalam negeri saja tidak menguasai pasar,” ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman pada “CEO Gathering” di Kemenperin Jakarta (19/1).

Sementara itu, pada kesempatan itu Dirjen Industri Agro Kemenperin Anggah Susanto, tidak menampik mengenai adanya resistensi dari kalangan produsen terhadap wajib sertifakasi halal tersebut. Pengesahan aturan itu dinilai terburu-buru sehingga pengesahan UU dan kebijakannya tersebut dinilai kurang matang. Sementara, ada beberapa peserta yang mengemukakan, sekarang ini bukan makanan atau kosmetik saja yang banyak tidak halal, juga barang dari kulit mulai dari tas, alas kaki dan juga berbagai jenis sikat, termasuk sikat gigi. Jadi, kriteria halal ini harus meliputi semua . Seperti di Malaysia dan Singapura, barang dari kulit harus dicantumkan terbuat dali kulit babi (pig leather), agar konsumen muslim tidak membelinya, Dalam kaitan itu disarankan, agar dalam peraturan pelaksanaannya nanti, hal-hal yang belum jelas supaya diperjelas.

Buletin GINSI Jateng 15

Edisi Februari 2017

Impor Baja Dikenakan Bea Masuk 15 Persen

enteri Perindustrian Saleh Husin, mengatakan bahwa dari 170 pos tari industri hilir baja, dimana 130 tarif

diantaranya diusulkan untuk dikenakan bea masuk 15%. Sementara, 40 pos tarif di industri hulu baja sedang dibahas untuk dikenakan bea masuk 15% tersebut. “Sehingga akan dapat mendorong dan meningkatkan kapasitas serta kinerja industri baja nasional,” kata Saleh Husin, saat melakukan kunjungan ke pabrik baja di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu.

Menurut Saleh, nilai impor baja pada tahun lalu mencapai USD 12,58 milyar (Rp 161 triliun, kurs Rp 12.850 per dolar), turun tipis dibanding 2013 yang mencapai USD 12,60 milyar. Nilai impor tersebut jauh di atas ekspor baja nasional yang tercatat hanya USD 2,23 milyar (Rp 28,6 triliun) atau naik 16,9% dibanding 2013 yang hanya USD 1,9 milyar. Melonjaknya baja nasional sementara produksi dalam negeri belum memadai.

Kebutuhan baja dalam negeri menurut Saleh, diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Industri besi dan baja merupakan industri prioritas yang memegang peranan penting bagi pengembangan industri galangan kapal (marine construction), industri disektorial dan gas, industri alat berat, automotif, dan elektronika. “Industri ini salah satu pendukung utama dalam rangka pembangunan jalan, bandara, pelabuhan, rel kereta api, dan beberapa fasiltas lainnya,” tegas Saleh.

Kementerian Perindustrian, dikatakannya berkomitmen melindungi industri nasional di tengah gempuran baja impor. Sejumlah upaya disiapkan mulai dari penerapan SNI wajib, trade remedies, kenaikan tarif bea masuk, serta penurunan harga gas dan komponen kenaikan dasar listrik (TDL). Dewasa ini jumlah perusahaan industri baja nasional tercatat 352 pabrik, tersebar di beberapa daerah, antara lain Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Tenaga kerja sedikitnya 250.000 orang dengan kapasitas produksi sekitar 14 juta ton per tahun.

Impor dari China

Pemerintah mengenakan bea masuk tambahan atas produk besi atau baja dari China yang terbukti dumping dengan tarif 11,95%. Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No. 242/PMK.010/2015 tentang Pengenaan Bea Masuk Anti Dumping terhadap Impor Produk H Section dan I Section dari Negara Republik Rakayat Tiongkok (RRT). Bleid tersebut terbit atau diundangkan pada tanggal 23 Desember 2015.

Pengenaan tarif bea masuk anti dumping (BMAD) merupakan tambahan atas bea masuk umum (most favoured nation) dan bea masuk preferensi yang berlaku sesuai perjanjian perdagangan internasional. Permenkeu ini berlaku selama 3 tahun terhitung sejak tanggal diundangkan. H section dan I section merupakan produk besi atau baja bukan paduan yang tdak dikernakan lebih lanjut, selain dicanai panas, ditarik panas atau diekstrusi, dengan tinggi 80 milimeter (mm) atau lebih.

Menkeu Sri Mulyani mengatakan kebijakan ini diambil sesuai dengan hasil rekomendasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) yang berhasil membuktikan bahwa eksportir produk besi dan baja section H dan section I asal China telah melakukan praktik dumping. Pengenaan BMAD merupakan kebijakan lanjutan atas produk serupa yang telah diberlakukan sejak tahun 2011. Langkah ini dianjurkan karena impor produk tersebut hingga kini masih merugikan pelaku industri sejenis di dalam negeri.

M

Buletin GINSI Jateng 16

Edisi Februari 2017

Impor Besi dan Baja Dibatasi

Di bagian lain Menteri Perdagangan (Mendag) melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.82/DAG/PER/12/2016 menetapkan pembatasan impor besi dan baja, baja paduan dan produk turunannya. Produk tersebut hanya dapat diimpor oleh perusahaan pemilik Angka Pengenal Importir Umum (API-U) dan pemilik Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) yang telah mendapat persetujuan impor dari menteri. Menteri dapat mendelegasikan kewenangan penerbitan pesrsetujuan impor kepada Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Dirjen Daglu).

Persetujuan impor berlaku selama 1 tahun terhitung sejak tanggal diterbitkan bagi perusahaan pemilik API-P dan selama 6 bulan bagi perusahaan pemilik API-U. Masa berlaku persetujuan impor dapat diperpanjang paling lama 30 hari. Untuk memperoleh perpanjangan masa berlaku persetujuan impor, perushaan harus mengajukan permohonan secara elektronik kepada Dirjen Daglu, dengan melampirkan dokumen asli persetujaun impor yang masih berlaku, asli kartu kendali realisasi impor, bill of lading (BL) dan dokumen manifest (BC1.1). Terhadap permohonan tersebut, Dirjen menerbitkan perpanjangan masa berlaku persetujuan impor paling lama 3 hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar.

Importir besi atau baja, baja paduan dan produk turunannya wajib melaporkan setiap perubahan yang terkait dengan dokumen tersebut dan mengajukan permohonan perubahan persetujuan impor. Importir dapat mengajukan permohonan perubahan persetujuan impor dalam hal terdapat perubahan mengenai pos tarif/ HS, jenis, jumlah. Negara asal dan pelabuhan muat atau pelabuhan tujuan impor. Permohonan perpanjangan dan perubahan persetujuan impor harus disampaikan secara elektronik melalui http://inatrade.kemendag.go.id. Tetapi bila terjadi keadaan memaksa (force majeure) yang mengakibatkan sistem elektronik tidak berfungsi, pengajuan permohonan disampaikan secara manual.

Perusahaan pemilik API-P dilarang memperdagangkan atau memindahtangankan produk yang diimpor kepada pihak lain. Perusahaan pemilik API-U hanya dapat memperdagangakan atau memindahtangankan besi atau baa, baja panduan yang diimpornya kepada perusahaan sesuai dengan kontrak penjualan atau bukti pemesanan. Setiap pelaksana impor harus terlebih dahulu dilakukan verifikasi atau penelusuran teknis di pelabuhan muat. Pelaksanaan verifikasi dilakukan oleh surveyor yang ditetapkan oleh Menteri.

Buletin GINSI Jateng 17

Edisi Februari 2017

Tata Cara Pengajuan Klasifikasi Barang Impor

enteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menetapkan tata cara pengajuan dan penetapan klasifikasi

barang impor sebelum penyerahan pemberitahuan pabean. Dirjen Bea dan Cukai dapat menetapkan klasifikasi barang atas barang impor sebagai permohonan dengan ketentuan bahwa importir tersebut memiliki nomor identitas untuk dapat melakukan kegiatan kepabeanan. Importir yang bersangkutan juga tidak sedang mengajukan pemberitahuan pabean impor atas barang yang diajukan penetapan klasifikasi dan atas barang yang diajukan penetapan klasifikasi tidak sedang dalam proses keberatan atau banding di pengadilan pajak.

Importir yang mengajukan permohonan harus melampirkan data teknis untuk keperluan identifikasi barang. Berupa merk dagang, gambar/brosure, katalog, product specification, mill certificate, alur proses produksi, material safety data sheet, certificate of analysis. Selain itu harus pengujian dari laboratorium Bea dan Cukai atau laboratorium lainnya serta dokumen lainnya yang dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan klasifikasi barang. Importir juga harus menyerahkan data tambahan, yaitu contoh barang untuk keperluan identifikasi atau informasi lainnya yang diminta oleh pejabat Bea dan Cukai dalam jangka waktu paling lama 14 hari kerja terhitung setelah tanggal surat permintaan data tambahan diterima. Kalau tidak menyerahkan contoh barang untuk keperluan identifikasi, permohonan penetapan yang bersangkutan klasifikasi ditolak.

Direktur atas nama Dirjen menerbitkan surat keputusan Dirjen mengenai PKSI atau surat penolakan dalam jangka waktu palling lama 30 hari kerja terhitung setelah tanggal diterimanya permohonan secara lengkap atau tanggal diterimanya data tamabahan, contoh barang untuk keperluan identifikasi. Kalau permohonanan ditolak, Direktur atas nama Dirjen menyampaikan surat penolakan dengan menyebutkan alasan penolakan. Keputusan Dirjen tidak berlaku dalam hal terdapat perubahan ketentuan mengenai klasifikasi barang dalam Permenkeu. Kemudian, identifikasi barang yang diimpor berbeda dengan yang tercantum dalam Keputusan Dirjen mengenai PKSI serta keputusan Dirjen mengenai PKSI diganti atau dibatalkan.

Penetapan tarif atas barang impor sebelum penyerahan pemberitahuan pabean yang diterbitkan sebelum tanggal ditetapkannya Permenkeu No.194/PMK.04/2016 ini masih tetap berlaku sampai dengan masa berlakunya penetapan tarif atas barang impor sebelum penyerahan pabean yang dimaksud, untuk penetapan tarif atas barang impor sebelumnya penyerahan pemberitahuan pabean yang menyebutkan masa berlakunya. Atau 1 tahun setelah berlakunya Permenkeu ini, untuk penetapan tarif atas barang impor sebelum penyerahan pemberitahuan pabean yang tidak menyebutkan masa berlakunya. Terhadap importir yang mengajukan penetapan klasifikasi dan belum mendapatkan keputusan pada saat berlakunya Permenkeu ini, dilakukan pemrosesan berdasarkan peraturan ini. Permenkeu ini mulai berlaku 30 hari setelah diundangkan tanggal 20 Desember 2016.

M

Buletin GINSI Jateng 18

Edisi Februari 2017

Impor Barang Mewah yang Selama Ini Bebas Bea Masuk Dikenakan PPN

alam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan merealisasikan potensi ekspor produk industri kecil menengah, Menteri

Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No 196/PMK.010/2016 melakukan perubahan kelima atas Keputusan Menteri Keuangan (Kepmenkeu) No 231/KMK.03/2011 tentang Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Atas Impor Barang Kena Pajak yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk. Permenkeu ini telah berubah beberapa kali terakhir dengan Permenkeu No 14/PMK.010/2005.

Menurut ketentuan baru pasal 2 Permenkeu ini bahwa terhadap impor barang kena pajak yang selama ini dibebaskan dari pungutan bea masuk tetap dipungut Pajak Pertambahan Nilai atas Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Barang kena pajak yang dibebaskan dari pengutuan bea masuk, meliputi barang perwakilan negara asing beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan atas timbal balik. Barang untuk keperluan badan internasional yang diakui dan terdaftar pemerintah Indonesia beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia.

Kemudian, barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan atau barang untuk kepentingan penanggulangan bencana alam. Barang untuk keperluan museum, kebun binatang dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum serta barang untuk konservasi alam. Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Barang untuk khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya. Barang pindahan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri, mahasiswa yang belajar di luar negeri, pegawai negeri sipil, anggota TNI, anggota Polri yang bertugas di luar negeri, sekurang-kurangnya selama 1 tahun, sepanjang barang tersebut tidak untuk diperdagangkan dan mendapatkan rekomendasi dari perwakilan RI setempat. Barang yang diimpor oleh pemerintah pusat dan daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum, dll.

Belum bisa diproduksi Failitas tidak dipungut PPN atau PPn-BM

dapat diberikan terhadap barang kena pajak, sepanjang pada saat ekspor barang kena pajak dimaksud dinyatakan akan diimpor kembali. Kriteria barang-barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri. Meski barang tersebut diproduksi di dalam negeri, namun belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan atau barang tersebut jumlahnya belum mencukupi kebutuhan dalam negeri. Untuk memperoleh fasilitas itu wajib pajak harus mengajukan permohonan untuk memperoleh pembebasan bea masuk dengan dilampiri Rencana Impor Barang (RIB) yang telah disetujui dan ditandasahkan oleh Dirjen Migas atau Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Kemenetrian ESDM.

Bila dalam jangka waktu 4 tahun sejak impor, barang kena pajak yang dibebaskan dari pungutan bea masuk, digunakan tidak sesuai tujuan semula atau dipindahtangankan sebagian atau seluruhnya, PPN atau PPn-BM wajib dibayarkan oleh orang pribadi atau badan yang melakukan importasi. PPN yang telah dibayar tidak dapat dikreditkan sebagai pajak masukan. Kewajiban pembayaran PPN atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah wajib dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan sejak barang kena pajak itu dialihkan penggunaannya. Kalau kewajiban pembayaran tidak dipenuhi, Dirjen Pajak menerbitkan Surat Ketetepan Pajak Kurang Bayar, ditambah dengan sanksi adminstrasi bunga sebesar 2% per bulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terhutangnya pajak sampai tanggal penerbitan surat ketetapan pajak kurang bayar.

Kalau pembayaran dilakukan setelah lewat jangka waktu dan kepada wajib pajak belum diterbitkan surat ketetapan pajak kurang bayar, Dirjen Pajak menerbitkan surat tagihan pajak untuk menagih sanksi administrasi bunga sebesar 2% perbulan yang dihitung sejak berakhirnya jangka waktu pembayaran sampai yang tanggal pembayaran. Ketentuan ini mulai berlaku setelah diundangkan Dirjen Peraturan Perundnag-undangan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, tanggal 20 Januari 2017.

D