Khalid Bin Walid

23
Khalid bin Walid 592 - 642 Nama julukan Pedang Allah yang terhunus Tempat kelahiran Mekkah , Arab Pengabdian bagi Khulafaur Rasyidin Khalid ibn al-Walid (584 - 642), atau sering disingkat Khalid bin Walid, adalah seorang panglima perang yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai "pedang Allah yang terhunus". Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang karirnya. Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk diantara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik. Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Pertempuran Uhud, Khalidlah yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit Uhud dan menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Tetapi setelah perang itulah Khalid mulai masuk Islam. Ayah Khalid yang bernama Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa diantara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup

Transcript of Khalid Bin Walid

Page 1: Khalid Bin Walid

Khalid bin Walid592 - 642 Nama julukan Pedang Allah yang terhunus Tempat kelahiran Mekkah, Arab Pengabdian bagi Khulafaur Rasyidin

Khalid ibn al-Walid (584 - 642), atau sering disingkat Khalid bin Walid, adalah seorang panglima perang yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai "pedang Allah yang terhunus". Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang karirnya.

Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk diantara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.

Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Pertempuran Uhud, Khalidlah yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit Uhud dan menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Tetapi setelah perang itulah Khalid mulai masuk Islam.

Ayah Khalid yang bernama Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa diantara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.

Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka'bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju kedepan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, "O, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu".

Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani dimata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya.

Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu.

Page 2: Khalid Bin Walid

Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy. Kesangsian ini menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam.

Suku Banu Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Banu Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit.

Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan seperti Banu Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam dilembah Abu Thalib, orang-orang Banu Makhzumlah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.

Latihan Pertama

Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Taif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya.

Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi.

Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat.

Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang terpandang dimata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya didalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya kedalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang.

Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran.

Page 3: Khalid Bin Walid

Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya.

Menentang Islam

Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat ber-berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajardan seirama dengan kehendak alam.

Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi.Peristiwa Uhud

Kekalahan kaum Quraisy didalam perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng dimuka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar.

Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud.

Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Dibukit Uhud masih ada suatu tanah genting, dimana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.

Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahant-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam.

Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi

Page 4: Khalid Bin Walid

setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak.

Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan.

Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan.

Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang.

Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam dipusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat.

Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam.

Hanya pahlawan Khalidlah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy.

Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata kematianya diatas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid dimedan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat

Page 5: Khalid Bin Walid

tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemauan-Nya.

Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid diamanahkan unruk memperluas wilayah Islam dan membuat kalang kabut pasukan Romawi dan Persia. Pada tahun 636, pasukan Arab yang dipimpin Khalid berhasil menguasai Suriah dan Palestina dalam Pertempuran Yarmuk, menandai dimulainya penyebaran Islam yang cepat di luar Arab.

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi duta besar. Hal ini dilakukan oleh Usman agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu.

http://amirudin775.blogspot.com/2008/10/khalid-bin-walid.html

REGENERASI KEPEMIMPINAN March 30, 2007

Jabatan bukan warisan melainkan suatu amanah, begitu inti dari berita home page bpn.go.id yang saya baca hari, kemudian dari berita pelantikan 23 orang pejabat eselon II, III, dan IV dilingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN-RI) ini, juga disampaikan bahwa bagi para pejabat yang baru dilantik dan menduduki jabatan baru dan mungkin juga diwilayah yang baru dituntut untuk bekerja keras dengan keikhlasan batin yang tinggi dan pikiran yang jernih, berdasarkan prinsip ini maka tugas yang berat menjadi ringan, tugas yang berat menjadi kenikmatan, tugas yang berat menjadi hikmah dan tugas yang berat itu menjadi ibadah.

Sebagaimana kita lihat bersama, sejak tanggal 21 Juni 2006, Bapak Joyo Winoto, Ph.D selaku Kepala BPN-RI telah melaksanakan pergantian, pemutasian, dan mempromosikan pejabat dilingkungan BPN-RI, mulai dari pejabat esselon I sampai V, hal ini dilakukan beliau dalam rangka melaksanakan salah satu agenda besar dari sebelas agenda BPN-RI, yaitu penataan kelembagaan. Penataan kelembagaan ini mutlak dilakukan untuk mengantisipasi dan menyikapi perluasan dan pendalaman tanggungjawab yang dipikul oleh BPN-RI, sehingga diharapkan BPN-RI menjadi organisasi yang semakin baik, semakin bertanggungjawab dan tentunya semakin dipercaya oleh rakyat Indonesia.

Menyikapi fenomena baru yang dilakukan oleh Bapak Joyo Winoto, Ph.D ini, mungkin mengagetkan bagi sebagian besar pejabat, khususnya pejabat-pejabat di daerah mulai dari Kakanwil BPN Propinsi, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dan pejabat dijajaran bawahnya, seperti Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Sebelumnya jabatan bagi sebagian besar orang BPN seolah-olah adalah sebuah warisan

Page 6: Khalid Bin Walid

bukan suatu amanah, sehingga terlihat jelas bagi kita semua insan pertanahan di negeri ini atau mungkin juga kita pernah mengalaminya, bagaimana jabatan itu melekat dan bertahan pada diri seorang pejabat BPN, saat itu, bagi generasi di bawahnya, memperoleh jabatan atau mendapat promosi laksana mengharapkan setetes air di gurun sahara.

Melihat fenomena ini, saya teringat dengan sebuah cerita.Tatkala Umar bin Khatab RA diangkat menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, tugas besar pertama yang dilakukannya adalah mengganti panglima perang Khalid bin Walid dengan Abu Ubaidah. Pergantian ini dilakukan pada saat Khalid bin Walid sedang melaksanakan tugas di medan perang Yarmuk melawan pasukan Romawi.

Sejarah mencatat, sejak Khalid bin Walid diangkat menjadi panglima perang pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, hampir seluruh pertempuran dimenangkannya, namun pada saat Khalid bin Walid sedang dipuncak dan meraih prestasi yang gemilang inilah Khalifah Umar bin Khatab menggantinya, hal ini dilakukannya karena Umar melihat dari sudut ketauhidan, fenomena umat Islam sudah mulai bergeser dalam memandang Khalid bin Walid.

Di dalam buku Al-Bidayah wan Nihiyah, Ibnu Katsir menceritakan :Ketika berita pergantian panglima perang ini disampaikan kepada Khalid bin Walid, Khalid berkata kepada Abu Ubaidah penggantinya :Khalid : “ semoga Allah memberikan rahmat kepada Anda, mengapa Anda tidak menyampaikannya kepada saya waktu berita itu Anda terima…? ”Abu Ubaidah : “ saya tidak ingin mengganggu Anda yang sedang berperang ”.Khalid : “ saya tidak mengharapkan kekuasaan, dan saya bukan bekerja untuk dunia, saya tidak melihat ada yang akan hilang atau putus dengan pergantian jabatan ini ”.

Dari peristiwa ini dapat dipetik beberapa hal : pertama : sikap Khalifah Umar bin Khatab mengganti Khalid bin Walid bukan dilandasi kedengkian dan kebencian, tetapi karena alasan akidah, sebagaimana perkataan Umar kepada Khalid “ Demi Allah, wahai Khalid, sesungguhnya engkau sangat kumuliakan dan kucintai ”. Kedua : Abu Ubaidah tidak merasa sombong dan congkak atau merasa lebih baik dari Khalid setelah diangkat menjadi panglima perang, tetapi malah sering meminta masukan dari Khalid tentang strategi perang ”. Khalid pun tidak merasa rendah diri atau kalah ketika jabatannya dicopot oleh Umar, bahkan mendoakan dan memberikan dukungan kepada Abu Ubaidah. Ketiga : baik Khalid maupun Ubaidah dalam pergantian ini tidak memperlihatkan sedikitpun rasa permusuhan ataupun persaingan, mereka tetap mengedepankan hubungan persaudaraan. Keempat : bahwa orientasi tugas yang mereka laksanakan bukan untuk sesuatu, melainkan karena Allah.

Kemudian, bisakah kita orang-orang BPN-RI memaknai bahwa pergantian jabatan, alih tugas, mutasi dan promosi seperti makna dari peristiwa masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatab tadi…?, wallahualam...., tetapi karena pada prinsipnya, jabatan adalah AMANAH, bukan WARISAN, seharusnya dan selayaknyalah kita memaknainya seperti itu. Indah dan nikmat rasanya jika rasa tanggung jawab kepada rakyat, Negara dan Allah kita kedepankan dalam mengemban tugas-tugas bidang pertanahan yang diberikan dan

Page 7: Khalid Bin Walid

dibebankan dipundak kita sebagai suatu amanah.

(bahan diperoleh dari : situs resmi BPN-RI (bpn.go.id) dan Buletin Jum’at.YLKM Indonesia)

http://irsal-zeda.blogspot.com/2007/03/regenerasi-kepemimpinan.html

Kepemimpinan dalam IslamAugust 5th, 2008

Oleh Vicky Suprayogi IK

Tulisan ini bukan untuk menambah polemik isu kepemimpinan nasional. PKS mendambakan pemimpin muda dan bertitel PhD. Hal yang dilakukan oleh PKS itu merupakan suatu strategi politik pada saat ini, bukan membahas kepemimpinan ideal dalam Islam.Pembahasan kepemimpinan Ideal dalam Islam, tidak saya bahas kriteria maupun orang yang seperti apa yang pantes menduduki jabatan khalifah. Tapi tulisan ini hanya membahas organisasi managerial apabila khilafah atau pemimpin Islam sudah berhasil ditemukan. Ada dua masalah utama, yang pertama bagaimana keputusan dihasilkan. Dan kedua berapa lama atau berapa periode pemimpin Islam idealnya berkuasa.Bagian pertama, keputusan seorang pemimpin sebaiknya terlebih dahulu dihasilkan melalui Syuro. Lalu apabila syuro dilakukan, mekanisme pengambilan keputusannya seperti apa? Apakah seperti DPR yang biasa menggunakan voting ? Ada hadits yang berbunyi “Tangan Allah ada di atas jamaah”. Ini berarti pengambilan keputusan dalam Syuro dengan menggunakan suara terbanyak. Tapi ada juga surat dalam Al-Quran, Annisa ayat 59 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu…” Pemimpin disini bisa berarti perorangan atau seluruh anggota Syuro.Saya pernah rapat di RT, membahas mading mesjid seperti apa yang akan kita beli. Lalu ramailah berbagai macam pendapat keluar: survey dulu lah, lihat di internet, dll. Kemudian tiba pembahasan yang sangat penting, siapa yang akan membeli mading tersebut. Akhirnya ternyata penanggung jawab tersebut, sama sekali tidak mengikuti hasil syuro, karena banyaknya kondisi lapangan yang berbeda. Yang dilaksanakan hanya budget dan penempatan mading, yaitu diluar mesjid. Hal itu tentu saja memboroskan waktu yang digunakan ketika syuro. Sudah capek-capek dibahas ternyata tidak dikerjakan. Itu bisa dipahami, karena tentunya syuro hanya perlu membahas yang besar saja. Namun yang harus diperhatikan kenapa bisa terjadi adalah Sang Penanggung Jawab sebenarnya punya Desain Pekerjaan sendiri. Ini baru dalam ruang lingkup kecil. Sekarang bagaimana kalau ruang lingkupnya besar seperti menjalankan pemerintahan negara, tentu punya suatu Grand Desain atau Desain Besar.Sang kepala negara pasti punya Grand Desain untuk menjalankan pemerintahan. Ini

Page 8: Khalid Bin Walid

cukup menggelitik pemikiran saya, adanya Desain ini tidak mungkin bisa dikerjakan bersama-sama. Karena kalau bersama-sama jadinya tidak karuan. Sama halnya dengan orang melukis, kalo dikerjakan bersama-sama pasti lukisannya tidak akan seindah apabila dilukis sendiri.Namun dengan konsep pemerintahan berdasarkan Desain Sendiri tentunya bertentangan dengan prinsip Demokrasi yang menganut suara terbanyak. Dan juga bertentangan dengan hadits di atas, “Tangan Allah di atas jamaah”. Lalu bagaimana penjelasannya ???Oke sekarang sebenarnya kita mengerucut ke suatu masalah, Apakah Ruang Lingkup itu Besar atau Kecil ? Tentunya kalo kecil kita sepakat, pemimpin tidak terlalu membutuhkan suara terbanyak, misalnya team yang bertugas mengendarai kapal laut.(Sambil nulis sambil mikir)Kenapa ini saya bahas. Karena ini bertujuan untuk menentukan mekanisme pengambilan keputusan dalam syuro. Apakah dengan keputusan Ketua Majelis Syuro atau dengan suara terbanyak. Sampai detik ini saya belum menemukan jawabnya, karena saya bukan mujtahid, ahli syariah dan saya juga bukan ahli organisasi. Saran saya silahkan Dewan Syariah Nasional membuat fatwa apakah dengan suara terbanyak atau Ketua Majelis Syuro (MS), karena sampai saat ini belum jelas.Namun begitu saya punya beberapa pendapat pribadi  : yaitu saya cenderung keputusan diambil oleh Sang Ketua MS, dengan beberapa argumen, namanya juga opini ya nggak  :1. Ruang lingkup besar atau kecil tidak masalah. Pada dasarnya desain pemerintahan merupakan lukisan besar yang abstrak, yang apabila diputuskan bersama-sama akan membuat kacau lukisan tersebut.2. Sebuah Pemimpin dalam Syuro Organisasi atau Negara berbeda dengan Perundingan, yang sifatnya seperti jual beli dalam perdagangan, yang sifatnya hanya cenderung memenuhi kepentingan masing-masing pihak. Organisasi mempunyai suatu TUJUAN BESAR. Tujuan Besar negara terletak dalam Al-Quran, wahyu Allah SWT.3. Bagaimana halnya Rasul mengikuti pendapat-pendapat kaum muda dalam perang Uhud untuk menyongsong musuh di luar kota Medinah. Jawabnya sederhana saja, kalau Rasul memutuskan bertahan di Medinah, maka kaum muslimin juga harus bertahan. Namun Rasul memutuskan untuk keluar Medinah.4. Khalifah Abu Bakar tetap memerangi orang yang tidak bayar zakat, meskipun pada syuro sebagian besar peserta syuro tidak setuju.

Itu dulu aja argumennya, nanti klo ada ide saya tulis lagi. Hal ini tentu lebih mengangkat peran seorang pemimpin, inilah sebenarnya hakekat seorang pemimpin dalam hadits “Angkatlah pemimpin diantaramu apabila dalam perjalanan ada dua orang atau lebih”. Yaitu pemimpin menentukan Keputusan, bukan berperan sebagai MODERATOR, yang hanya sebagai fasilitator. Sungguh lucu, dalam keluarga supaya bisa mengambil suara terbanyak, berarti harus mengambil satu istri lagi biar ganjil, he he he.

Page 9: Khalid Bin Walid

Khalid Bin Walid

Selasa

Pejuang Berhati Mulia

Nama Khalid Bin Walid r.a identik dengan keahlian yang luar biasa dalam bidang kemiliteran terutama strategi perang, Khalid mendapatkan julukan Saifullah atau “pedang Allah” . Khalid adalah suku Quraisy, sejak kecil Khalid di didik ilmu ketangkasan keprajuritan yang lazim pada zaman itu; berkuda, menggunakan berbagai jenis senjata, bergulat. Maka tidak heran Khalid tumbuh menjadi pemuda yang memiliki karakter keprajuritan yang kuat.

1. Awal masuk Islam

Jika melihat sejarah memang aneh, saat Rasulullah SAW menyampaikan awal dakwah di Mekah Khalid belum tergerak untuk memasuki Islam. Khalid merupakan musuh Kaum Muslimin saat itu, musuh yang paling diperhitungkan karena kemampuan bertempurnya yang mumpuni. Bahkan saat Perang Uhud (perang lanjutan setelah Perang Badar), perang antara kaum Muslimin dengan Musyrikin Quraisy, Khalid sendiri yang memimpin pasukan berkuda kaum Quraisy dan memberikan pukulan yang telak kepada kaum muslimin, dengan menyergap secara tiba-tiba dari garis belakang pertempuran saat pasukan panah kaum muslimin meninggalkan posnya.

Akhirnya hidayah pun datang kepadanya, selepas masa Perang Uhud Khalid datang ke Kota Madinah untuk menyatakan ikrarnya masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Subhanallah Allah memberikan petunjuk dan hidayah kepada siapapun yang Dia kehendaki. Khalid telah bertransformasi menjadi mukmin dan ada dialog yang menarik dalam proses awal keislamannya. Khalid : “Ya Rasulullah mohon minta ampunkan untukku terhadap semua tindakan masa lalu ku yang menghalangi perjuangan di jalan Allah……”. Rasulullah menjawab :”Sesungguhnya keislaman itu telah menghapus segala perbuatan yang telah lampau”. Khalid :” Sekalipun demikian ya Rasulullah……”. Maka Rasulullah SAW berdoa :” Ya Allah aku mohon engkau ampuni dosa Khalid ibnul Walid terhadap tindakannya yang menghalangi jalan-Mu di masa lalu”. Keislaman Khalid saat itu diikuti juga oleh Amr bin Ash dan Utsman bin Thalhah. Selepas prosesi masuk Islam Khalid maka Khalid bergabung menjadi pendukung perjuangan menegakkan Al Islam bersama barisan Rasulullah SAW.

Kontribusi Khalid dalam perjuangan Islam terutama di medan jihad qittal, pertempuran untuk menjaga keagungan panji Islam layaknya sudah menjadi rumah bagi dirinya.

Page 10: Khalid Bin Walid

Dalam Perang Mut’ah melawan kekaisaran Romawi Timur Khalid bin Walid berhasil memimpin pasukan Muslimin terhindar dari kehancuran melawan pasukan Romawi yang berjumlah puluhan kali lipatnya. Dengan strateginya Khalid berhasil membawa pasukan Muslimin yang telah dikepung rapat untuk undur dari medan peperangan setelah sebelumnya membuat kerusakan dalam barisan pasukan Romawi. Dalam peristiwa Futuh Mekah (pembebasan Kota Mekah) Khalid termasuk salah seorang sahabat yang ditunjuk Rasulullah untuk memimpin pasukan Muslimin.Dengan ijin Allah SWT pasukan Muslimin dapat membebaskan Mekah dari Kaum Musyrikin Quraisy tanpa pertumpahan darah.

2. Khalid panglima perang yang tangguh

Sepeninggal Rasulullah SAW, kepemimpinan umat Islam diserahkan kepada sahabat Abu Bakar Ashidiq r.a. Kemurtadan dan nabi palsu merajalela, pemberontakan yang paling kuat dipimpin oleh Musailamah yang juga mengaku dirinya Nabi di bagian Yamamah. Pertempuran pun tidak bisa terelakan antara pemberontak kaum murtad di pihak Yamamah dengan pasukan Muslimin di pimpin oleh Khalid Bin Walid. Awalnya pasukan Muslimin terpojok oleh pasukan Musailamah yang berjumlah besar, dengan kesigapan Khalid dan analisis militernya yang tajam atas ijin Allah SWT Khalid mampu membalikkan keadaan menjadi kemenangan di pihak Kaum Muslimin. Khalifah Abu Bakar Ashidiq di Madinah langsung melakukan sujud syukur atas nikmat kemenangan yang Allah SWT berikan ditengah kegentingan perpecahan umat Islam.

Tugas dan amanah yang diberikan kepadanya senantiasa dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan kedisiplinan tinggi. Karakter kepemimpinan yang tegas tapi jauh dari kedzaliman merupakan karakter dari Khalid bin Walid. Dalam setiap pertempuran beliau selalu ingat pesan Rasulullah SAW untuk tidak menyakiti penduduk sipil, hanya memerangi orang-orang yang memerangi kaum muslimin. Peperangan yang di lakukan senantiasa mengedepankan keagungan nilai-nilai islam. Peperangan untuk menjaga dan mengagungkan panji Islam bukan untuk ambisi kekuasaan dan ketamakan pribadi.

Khalid bin Walid dapat menyelesaikan tugas yang diembannya dengan sukses. Atas ijin Allah SWT melalui tangan Khalid kemenangan demi kemenangan dapat dicapai pasukan Kaum Muslimin dalam peperangan melawan musuh Islam. Persia melaui komandonya dapat ditaklukan. Selanjutnya menyusul Kekaisaran Romawi Timur. Kunci keberhasilan Khalid bin Walid dalam setiap peperangan adalah “tsabat” artinya tetap tabah dan disiplin. Pandangannya ketidak disiplinan satu atau dua orang, lari dari peperangan dapat merusak keutuhan suatu barisan pasukan. Sikapnya terhadap hal ini sangat tegas, hukumannya adalah hukuman mati.

Setelah Persia takluk, konfrontasi dan peperangan dengan Romawi pun tidak terelakkan. Perang Yarmuk berkobar. Khalid kembali ditunjuk menjadi Panglima pasukan muslimin bersama Abu Ubaidah dan Ikrimah. Pasukan Muslimin dengan startegi Khalid bin Walid berhasil menguasai jalannya pertempuran walaupun dengan jumlah yang lebih sedikit. Hidup mulia dan mati syahid menjadi semboyan masing-masing prajurit muslim.

Page 11: Khalid Bin Walid

Kekuatan apa yang bisa mengalahkan orang-orang yang bertempur mencari kematian atas dasar keimanan ?.

3. Dari panglima tinggi menjadi prajurit biasa

Saat pertempuran menjelang akhir sampai seorang utusan kepada Khalid Bin Walid. Utusan tersebut dating dari Khalifah yang baru, Umar Bin Khattab r.a yang menggantikan Abu Bakar r.a yang telah wafat. Surat itu isinya pemberhentian Khalid dari jabatannya sebagai panglima perang dengan Abu Ubaidah sebagai pengganti. Dengan tenang Khalid bin Walid membaca surat dan meminta kepada kurir untuk tidak memberitahukan isi surat kepada siapapun sampai peperangan berakhir. Pertimbangan Khalid saat itu adalah khawatir instruksi dari Khalifah ini dapat memecah konsentrasi pasukan muslimin. Pertempuran terus berlanjut sampai akhirnya pasukan muslimin dapat mencapai kemenangan. Setelah perang usai Khalid menjumpai Abu Ubaidah untuk menyampaikan pesan pengangkatannya sebagai panglima pengganti Khalid.

Adapun pemecatan Khalid oleh Umar Bi Khattab bukan sama sekali dilandasi ketidaksukaan terhadap Khalid atau iri. Tapi lebih didasarkan atas pandangan Umar untuk menyelamatkan aqidah umat dan Khalid. Kemenangan demi kemenangan yang dicapai Khalid dalam pertempuran menjadikannya namanya harum semerbak. Bahkan ada kecenderungan pengkultusan oleh beberapa orang. Khalifah Umar khawatir umat terperosok dan Khalid pun akan mendapatkan fitnah yang besar.

Pedang Allah

Selanjutnya Khalid kembali berjuang sebagai mujahid tanpa memperdulikan statusnya yang “turun pangkat”. Ketika ditanya beliau menjawab : “aku berperang bukan untuk Umar tapi karena Allah SWT”. Khalid bin Walid wafat dengan hanya meninggalkan kuda perang dan pedang. Sungguh kita bisa belajar keikhlasan dalam berjuang darinya. Setiap gerak langkah kehidupan selalu ditujukan untuk penghambaan kepada Allah semata.

Milad Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Bani Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.

2. Nasab Khalid bin Walid

Ayah Khalid yang bernama Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka’bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun

Page 12: Khalid Bin Walid

dialah yang menyediakan kain penutup Ka’bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.

Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka’bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju ke depan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, “Oh, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu“.

3. Beningnya Nurani Khalid bin Walid

Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani di mata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya. Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-’an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu.

Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy. Kesangsian ini menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam. Suku Bani Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Bani Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit.

Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan seperti Bani Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam di lembah Abu Thalib, orang-orang Bani Makhzum lah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.

4. Kegemaran Adu Tinju dan berkelahi dan Menunggang Kuda.

Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Thaif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya.

Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi. Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat.

Page 13: Khalid Bin Walid

Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang terpandang di mata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya ke dalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang.

Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran. Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya.

5. Menentang Islam

Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajar dan seirama dengan kehendak alam.

Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi.

6. Peristiwa Uhud

Kekalahan kaum Quraisy di dalam perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng di muka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar.

Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud.

Page 14: Khalid Bin Walid

Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Di bukit Uhud masih ada suatu tanah genting, di mana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.

Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahan-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam. Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak.

Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan.

Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan.

Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang.

Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam di pusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat.

Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam.

Hanya pahlawan Khalid lah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya

Page 15: Khalid Bin Walid

untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy.

7. Khalid bin Walid Masuk Islam

Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya.

Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid diamanahkan unruk memperluas wilayah Islam dan membuat kalang kabut pasukan Romawi dan Persia. Pada tahun 636, pasukan Arab yang dipimpin Khalid berhasil menguasai Suriah dan Palestina dalam Pertempuran Yarmuk, menandai dimulainya penyebaran Islam yang cepat di luar Arab.

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi duta besar. Hal ini dilakukan oleh Umar agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu.

Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata kematianya di atas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid di medan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemaua-Nya.