BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

19
BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan Khalid Sebelum Islam Setelah Rasulullah Saw berhijrah ke Madinah Al-Munawarah serta kondisi umat Islam mulai stabil di sana hingga berdirinya Negara Islam, maka berbagai gelombang pertempuran dan peperangan antara pasukan kaum Quraisy melawan umat Islam sering terjadi. Tak terkecuali Khalid Ibn Walid juga pernah melibatkan dirinya untuk melawan pasukan Islam dalam perang Uhud. 1. Perang Uhud Setelah kekalahan besar yang dialami kaum Quraisy saat perang Badar, kaum Musyrikin Makkah ingin sekali membalas kekalahan saat perang Badar tersebut. Mereka terus berupaya untuk membangkitkan kembali kekuatan yang mereka miliki, guna mengembalikan harga diri dan kehormatan mereka yang sudah dipermalukan saat perang Badar. Sebab terjadinya perang ini adalah adanya keinginan orang-orang Quraisy untuk membalaskan dendam kepada kaum muslimin atas kekalahan yang mereka derita pada saat perang Badar Kubra. 1 Para pemuka suku Quraisy berusaha mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin menyiapkan pasukannya. Mereka mengumpulkan sebanyak mungkin prajurit handal dalam rencana perang kali ini, usahanya untuk memperkuat kekuatan tempur membuat pemuka Quraisy tidak hanya mengandalkan pasukan dari kabilah Quraisy saja, mereka juga berusaha meminta bantuan kepada sekutu-sekutu suku Quraisy yang di antaranya ialah, kabilah Tsaqif, Abdi Manat, dan Al- Ahabisy untuk supaya ikut serta dalam peperangan melawan pasukan Muslim. 2 1 Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta, Akbar Media Eka Sarana, 2003) hal: 144 2 Syaikh Mahmud Syakir, Terj. Abdul Syukur Abdul Razzaq, Ensikopedia Peperangan Rasulullah Saw, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2005) hal: 145

Transcript of BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Page 1: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

BAB III

PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID

A. Peperangan Khalid Sebelum Islam

Setelah Rasulullah Saw berhijrah ke Madinah Al-Munawarah serta kondisi

umat Islam mulai stabil di sana hingga berdirinya Negara Islam, maka berbagai

gelombang pertempuran dan peperangan antara pasukan kaum Quraisy melawan

umat Islam sering terjadi. Tak terkecuali Khalid Ibn Walid juga pernah

melibatkan dirinya untuk melawan pasukan Islam dalam perang Uhud.

1. Perang Uhud

Setelah kekalahan besar yang dialami kaum Quraisy saat perang

Badar, kaum Musyrikin Makkah ingin sekali membalas kekalahan saat perang

Badar tersebut. Mereka terus berupaya untuk membangkitkan kembali

kekuatan yang mereka miliki, guna mengembalikan harga diri dan kehormatan

mereka yang sudah dipermalukan saat perang Badar.

Sebab terjadinya perang ini adalah adanya keinginan orang-orang

Quraisy untuk membalaskan dendam kepada kaum muslimin atas kekalahan

yang mereka derita pada saat perang Badar Kubra.1 Para pemuka suku Quraisy

berusaha mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin menyiapkan

pasukannya. Mereka mengumpulkan sebanyak mungkin prajurit handal dalam

rencana perang kali ini, usahanya untuk memperkuat kekuatan tempur

membuat pemuka Quraisy tidak hanya mengandalkan pasukan dari kabilah

Quraisy saja, mereka juga berusaha meminta bantuan kepada sekutu-sekutu

suku Quraisy yang di antaranya ialah, kabilah Tsaqif, Abdi Manat, dan Al-

Ahabisy untuk supaya ikut serta dalam peperangan melawan pasukan

Muslim.2

1Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta, Akbar

Media Eka Sarana, 2003) hal: 144

2Syaikh Mahmud Syakir, Terj. Abdul Syukur Abdul Razzaq, Ensikopedia Peperangan

Rasulullah Saw, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2005) hal: 145

Page 2: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Perang Uhud ini terjadi pada bulan Syawwal tahun 3 H/624 M, saat

itulah pasukan musyrik berangkat dengan jumlah sekitar 3.000 pasukan di

bawah pimpinan tertinggi Abu Sufyan. Pasukan sayap kanan kaum Quraisy

dipimpin oleh Khalid Ibn Walid sekaligus panglima pasukan berkuda, pasukan

sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah ibn Abi Jahl, serta lima belas wanita

penabuh genjering dan penyemangat pasukan yang dipimpin oleh Hindun bint

Abi Sufyan. Saat itu pasukan mulai berangkat dari Makkah menuju Madinah

hingga kemudian menetap di gunung Uhud.

Mendengar keberangkatan pasukan Quraisy ini Rasulullah Saw segera

melakukan musyawarah dengan para sahabatnya guna mengambil langkah

terbaik yang harus diambil bagi kaum muslimin, maka hasil dari musyawarah

tersebut menghasilkan bahwa agar pasukan Muslim keluar dari Madinah guna

melakukan perlawanan terhadap kaum Quraisy. Maka, keluarlah pasukan

Muslim ini dengan sebanyak 1.000 pasukan.3

Rasulullah Saw dan pasukannya melakukan perjalanan hingga tiba di

kaki bukit Uhud, pasukan Muslim mengambil tempat dengan posisi

menghadap ke arah Madinah dan membelakangi gunung Uhud. Sehingga

dengan posisi seperti ini, pasukan musuh berada tepat di tengah antara mereka

dan Madinah. Di tempat itu, Rasulullah Saw membagi tugas pasukan dan

menerapkan setrateginya. Rasulullah Saw menjadikan posisi gunung tepat

berada di belakang pasukan Muslim, Rasulullah Saw juga menempatkan lima

puluh orang pemanah yang handal di sebuah tempat yang dikenal dengan

nama Jabal Rumat. Pasukan pemanah ini berada di bawah komando seorang

sahabat yang bernama Abdullah Ibnu Jubair. Tujuan dengan ditempatkannya

pasukan pemanah ini supaya mencegah penyerangan pihak musuh dari arah

belakang, selain itu juga berfungsi memberikan perlindungan jika kaum

muslim terpaksa harus melakukan siasat mundur.4

3Ahmad al-Usairy, Op.cit, hal: 144

4Syaikh Mahmud Syakir, Op.cit, hal: 148

Page 3: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Rasulullah Saw menjelaskan tujuan penugasan pasukan pemanah itu,

sebagaimana Rasulullah Saw berpesan kepada Abdullah Ibnu Jubair yang saat

itu selaku sebagai komandan pemanah. Rasulullah Saw berkata,

“Lindungi kami dari serangan yang mungkin akan datang dari arah

belakang. Tetaplah berada di posisi kalian, dan jangan sekali-kali keluar atau

pindah dari posisi kalian. Jika kalian melihat posisi pasukan kita terdesak dan

banyak jatuh korban, kalian harus tetap berada pada posisi kalian, jangan

sekali-kali kalian turun untuk memberikan bantuan. Tugas kalian hanyalah

menyerang kuda-kuda musuh, sebab pasukan berkuda akan bertahan

geraknya jika diserang dengan serangan panah.”5

Itulah pesan Rasulullah Saw kepada pasukan pemanah sebelum

peperangan berlangsung, agar bagaimanapun kondisinya mereka tidak

diperkenankan untuk turun dari tempat yang sudah di tempatkan karena selain

berfungsi memberikan perlindungan apabila ada serangan musuh dari arah

belakang, pasukan pemanah ini juga bertugas memberikan perlindungan.

Peperangan dimulai dengan serangan sayap kanan pasukan Makkah

pimpinan Abu‟ Amir al-Fasiq, yang di bantu pasukan berkuda pimpinan

Khalid Ibn Walid terhadap pasukan Muslim sayap kiri. Namun mereka di

paksa mundur oleh pasukan pemanah Muslim setelah di hujani anak panah.

Pasukan Muslim berhasil memorak-porandakan musuh, Hamzah ibn Abdul

Muthalib dan Abu Dunajah saling berlomba menebas leher pasukan musyrik

yang lari dari medan perang.6

Terbukti setrategi yang di terapkan Rasulullah Saw terhadap pasukan

pemanahnya, sehingga saat kuda-kuda orang musyrik itu menyerang pasukan

muslim sebanyak tiga kali, semua itu dapat dihadapi dengan melepaskan anak

panah secara bertubi-tubi hingga mereka harus kembali dan bercerai-berai.

Kemudian pasukan umat Islam melancarkan serangan kepada pasukan orang-

orang musyrik hingga berhasil melemahkan semangat perang mereka.7

5 Syaikh Mahmud Syakir, Op.cit, hal: 148

6 Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam Jejak Langkah Peradaban

Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, (Jakarta, Zaman, 2014) hal: 60 7Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 106

Page 4: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Ketika para pembawa bendera komando orang-orang musyrik telah

terbunuh satu persatu termasuk sepuluh orang pembawa bendera dari Bani

Abd al-Dar, tiada seorangpun yang dapat mendekati jasadnya bahkan sampai

terinjak-injak, maka orang-orang musyrik mengalami kekalahan hingga

mereka pun melarikan diri tanpa peduli lagi dengan keadaan yang ada. Segera

pasukan umat Islam pun mengejar orang-orang musyrik dengan meletakan

senjata mereka dan menjarah Ghanimah8 pasukan musyrik yang mereka

tinggalkan. Akibatnya, pasukan pemanah meninggalkan posisi-posisi

setrategis mereka padahal Rasulullah Saw telah memerintahkan mereka untuk

bertahan di tempatnya, pemimpin mereka Abdullah bin Jubair pun telah

mencegah mereka. Namun mereka menjawab, “Orang-orang musyrik telah

kalah, lalu apa gunanya kita masih tetap bertahan disini?”9

Mengira peperangan sudah berakhir, pasukan pemanah turun ke bawah

berhamburan dari posisi masing-masing demi mendapatkan Ghanimah.

Sedangkan Abdullah bin Jubair tetap berada di tempat yang sesuai Rasulullah

Saw perintahkan bersama beberapa pasukan yang tersisa dengan jumlah tidak

lebih sekitar sepuluh orang pemanah, karena Abdullah bin Jubair sadar dan

tidak ingin melanggar perintah dari Rasulullah Saw.10

Bergeraknya pasukan pemanah dari posisi yang seharusnya tidak boleh

ditinggalkan membuat posisi yang sangat setrategis tersebut menjadi

keuntungan bagi pihak musuh. Sehingga kemenangan yang sudah di depan

mata bagi pasukan muslim justru seakan lenyap seketika karena kelalayan

mereka pasukan pemanah, saat itu yang dapat dilakukan oleh pasukan kaum

muslimin hanyalah menyelamatkan diri dan berusaha meminimkan sedikit

mungkin kerugian.11

Karena pasukan musyrik mampu membalikan keadaan

8Ghanimah yang dimaksudkan di sini ialah harta rampasan yang ada di bawah yang

tengah di kumpulkan oleh orang-orang Muslim atas pasukan Musryik yang sedang terdesak oleh

serangan pemanah pasukan Muslim saat perang Uhud berlangsung. 9Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 115

10

Ibid, hal: 116 11

Syaikh Mahmud Syakir, Op.cit, hal.150

Page 5: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

dari kekalahan menjadi kemenangan atas ide dan setrategi yang di munculkan

Khalid Ibn Walid dengan pasukan kudanya.

Perang Uhud merupakan ujian dan cobaan berat yang ditimpahkan

kepada orang-orang beriman dan memperlihatkan jati diri orang-orang

munafik. Dalam perang tersebut Allah Swt hendak memuliakan orang-orang

yang layak mendapatkan kesyahidan sekaligus memperlihatkan kebenaran

Rasulullah Saw hingga firman Allah yang diturunkan dalam perang Uhud di

antaranya;

“Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat dari pagi hari dari (rumah)

keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk

berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.12

Hingga firman Allah Swt menjelaskan.

Artinya: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan

harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka,

bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu

akan dikalungkan kelak di lehernya di Hari Kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah

12

Qur‟an Surat Ali Imran; Ayat 180

Page 6: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

segala warisa (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa

yang kamu kerjakan.13

Dalam peristiwa ini, jumlah yang meninggal sebagai syuhada sekitar

70 orang, empat orang berasal dari kalangan Muhajirin dan sisanya berasal

dari kaum Anshar. Hingga sebagian pasukan Muslim yang lainnya melarikan

diri, Rasulullah Saw sendiri mengalami luka pada giginya yang pecah. Di

antara sahabat yang syahid di antaranya adalah Mush‟ab bin Umair, Hamzah

bin Abdul Mutthalib dan Hanzhalah bin Abu Amir.14

Pasukan musyrik merasa putus asa karena gagal membunuh semua

pasukan muslim, sehingga akhirnya mereka memutuskan pergi dan

menghentikan perang, mereka sudah cukup bangga atas kemenangan yang

diraihnya dengan jumlah korban sekitar 22 orang. Kaum musyrik Quraisy

menganggap bahwa kemenangan mereka atas kaum muslimin kali ini sebagai

balasan atas kekalahan mereka di perang Badar.15

Demikian gambaran kecil serta tahapan perang Uhud, masing-masing

pihak merasa mendapatkan keuntungan dan juga dapat menimpakan kerugian

kepada pihak musuh sehingga kedudukannya menjadi seimbang, hingga

kemudian kedua belah pihak telah kembali dengan anggapan telah menang.

Yang jelas pada putaran kedua , pasukan Musyrikin lebih dapat menguasai

keadaan.

2. Setrategi Khalid Ibn Walid dalam Perang Uhud

Ketika pasukan Muslimin berhasil mendesak pasukan Musyrikin

keluar di medan peperangan, maka pasukan pemanah bergegas meninggalkan

posisi mereka di atas bukit dan bergabung dengan pasukan inti untuk

mengumpulkan harta rampasan. Dengan begitu maka wilayah belakang kaum

Muslimin menjadi kosong.

13Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 176

14

Ahmad al-Usairy, Op.cit, hal.116

15 Ibid, hal: 150

Page 7: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Kesempatan itu dapat di baca oleh Khalid Ibn Walid, ia memandang ke

arah pegunungan yang mulai ditinggalkan dari para pasukan pemanah

Muslim, hanya tinggal beberapa orang saja yang masih tersisa di sana. Maka

Khalid Ibn Walid segera berfikir untuk melakukan tindakan cepat bersama

Ikrimah bin Abi Jahal, sehingga setrategi yang di lakukan Khalid Ibn Walid

ialah dengan segera menyerang para pemanah yang mulai di tinggalkan oleh

pasukannya.

Khalid Ibn Walid dengan segera mengambil jalan dengan cara

memutar arah dari balik gunung bersama pasukannya ke belakang pasukan

Muslimin, dengan setrategi itu Khalid Ibn Walid berhasil menerobos

pertahanan pasukan Muslim dan membunuh seluruh pasukan pemanah

Muslim yang masih tersisa termasuk pemimpin mereka Abdulah bin Jubair,

hingga mereka sampai memenggal kepalanya.16

Setelah menghabisi Abdullah bin Jubair, Khalid Ibn Walid mulai

menyerang pasukan Muslimin dari arah belakang, lalu ia melakukan serangan

yang mengakibatkan kekacauan dan kebingungan barisan pasukan Muslim,

pasukan Musyrikin yang melarikan diri mengetahui bahwa keadaan menjadi

terbalik dan mereka melihat babak baru dalam pertempuran ini, sehingga

mereka kembali dapat menguasai keadaan.17

Pasukan Musyrikin dengan segera mengepung pasukan muslim, ketika

pasukan muslim mulai sibuk dengan penjarahan Ghanimah dan tawanan

perang. Saat itu juga pasukan kuda Khalid Ibn Walid mulai menerobos masuk

di antara mereka sambil mengayunkan pedang-pedang mereka kepada orang-

orang muslim tanpa gangguan sama sekali. Dengan berhasilnya pasukan kaum

musyrikin mengambil alih dan menguasai posisi strategis yang ditinggalkan

oleh pasukan pemanah, kondisi peperangan menjadi terbalik seratus delapan

puluh derajat.

16

Ibid, hal.115-116 17

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Shaih Sirah Nabawiyah, (Bandung, Darul

Aqidah, 2007) hal:335

Page 8: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

B. Peperangan Khalid Setelah Masuk Islam

Masa perdamaian atas Perjanjian Hudaibiyah yang disepakati

Rasulullah Saw dengan kaum Quraisy telah berhenti menjadi peperangan,

adapun di antara syarat-syarat perjanjian yang disepakati adalah salah satu

pihak tidak boleh menyerang pihak lainnya. Namun di antara kaum Quraisy

telah menodai atau melanggar kesepakatan yang ditandatangani pada

Perjanjian Hudaibiyah tersebut, sehingga kaum Muslimin kali ini dipicu oleh

sebuah peritiwa yang terjadi di Makkah.

Peristiwa ini terjadi pada bulan 10 Ramadhan, tahun ke 8H/629M,

terjadi di Makkah. Di mana Bani Bakr, salah satu sekutu masyarakat Quraisy

ingin balas dendam terhadap Bani Khuza‟ah, yang saat itu telah menjadi

sekutu kaum Muslimin. Perseteruan lama antara pihak Bani Bakr dengan Bani

Khuza‟ah ini semakin memanas ketika hadirnya seorang provokator dari suku

Quraisy ialah Ikrimah bin Abu Jahal. Untuk mewujudkan keinginannya,

Ikrimah bin Abu Jahal ini bukan hanya sebatas menjadi provokator saja,

namun ia juga menyuplai kebutuhan persenjataan dan memperbantukan orang-

orangnya untuk ikut ke dalam barisan Bani Bakr. Sehingga serangan ini

berhasil membunuh beberapa orang Bani Khuza‟ah dan menghasilkan

kerugian besar di pihak Bani Khuza‟ah.18

Sehingga orang-orang Quraisy duduk dan bermusyawarah dalam

permasalahan besar ini, karena mereka telah melanggar perjanjian damai yang

dibuatnya dengan orang-orang Islam. Maka digelarlah pertemuan besar yang

dihadiri Abu Sufyan, Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan bin Umayyah, Suhail

bin Amru dan para pembesar lain serta tokoh Makkah. Mereka mulai

memikirkan langkah yang akan diambil setelah mereka melanggar pejanjian,

karena ada kesan dikalangan mereka, terutama pada diri Abu Sufyan bahwa

orang-orang Islam kali ini telah sampai pada tingkatan kekuatan yang semakin

besar.19

18 Syekh Mahmud Syakir, Op.cit, hal: 246

19

Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 269

Page 9: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Kemenangan-kemenangan Islam termasuk kemenangan mereka atas

Perang Khaibar, kemudian diikuti dengan masuk Islamnya kabilah-kabilah di

sekitar Makkah, telah membuat kekhawatiran sekaligus ketakutan orang-orang

Quraisy termasuk Abu Sufyan dalam menghadapi pasukan Islam, karena

tentunya Bani Khuzaah akan mengadukan berita tersebut kepada Rasulullah

Saw sehingga tidak menutup kemungkinan pasukan muslim akan menyerang

mereka kaum Quraisy.

Para pemimpin Quraisy duduk dan bermusyawarah berpikir keras

mencari jalan keluar dalam permasalahan besar ini, karena mereka telah

melanggar perjanjian damai dengan kaum muslimin, mereka berusaha agar

situasi bisa kembali seperti sediakala, sehingga hasil dari musyawarah yang

dilakukan para pimimpin Quraisy menghasilkan tiga poin, yaitu:

a. Membayar diyat, ganti rugi atau denda atas pembunuhan yang telah

dilakukan terhadap orang-orang yang berasal dari Bani Khuza‟ah.

b. Memutuskan hubungan Bani Bakr.

c. Memutuskan perjanjian damai dengan Rasulullah Saw yang telah

mereka sepakati, kemudian mempersiapkan diri sebaik mungkin

menghadapi kemungkinan terjadinya perang.

Sehingga keputusan akhir yang mereka ambil ternyata mengutus Abu

Sufyan untuk menemui Rasulullah Saw untuk memperbaharui kembali

perjanjian damai antara pihak Muslim dengan Quraisy. Bahwasanya mereka

kaum Quraisy tidak tahu menahu tentang insiden yang terjadi antara Bani

Bakr dengan Bani Khuza‟ah. 20

Setibanya di Madinah, Abu Sufyan segera menuju ke rumah putrinya

Ummu Habibah yang merupakan istri Nabi, sebelum ia bisa ketemu langsung

dengan Nabi Saw. Sementara itu telah datang serombongan dari kabilah

Khuzaah yang mengadukan perlakuan orang-orang Quraisy dan Bani Bakr

kepada Rasulullah Saw dengan demikian, orang Islam sudah tahu tujuan

utama kedatangan Abu Sufyan ke Madinah.21

20

Syekh Mahmud Syakir, Op.cit, hal: 248

21Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 272

Page 10: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Kemudian Abu Sufyan menemui Rasulullah Saw dan menyatakan

keinginannya untuk memperpanjang masa perdamaian antara pihak Quraisy

dengan Muslim, tetapi Rasulullah Saw menolaknya mentah-mentah dan ini

tidak seperti kebiasaannya Rasulullah Saw apalagi yang memohon adalah

seorang pembesar dan pemimpin Quraisy. Tetapi dalam hal ini Rasulullah

Saw menunjukkan sikapnya yang berbeda agar Abu Sufyan merasakan

besarnya kesalahan yang telah dilakukan orang-orang Quraisy yang telah

melanggar Perjanjian Hudaibiyah.22

Abu Sufyan kembali ke Makkah dengan membawa kegagalan total

menjalankan tugasnya. Demikianlah, orang-orang Quraisy berada dalam

posisi sulit dan berbahaya, orang-orang Quraisy tahu bahwa ada kemungkinan

Makkah akan diserang, mereka mulai menunggu kedatangan orang-orang

Islam dan tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, mereka sudah tidak

punya pendukung lagi selain Bani Bakar. Tidak ada jalan lagi bagi mereka

kecuali hanya menunggu.

Segera Rasulullah Saw memerintahkan pasukannya sekaligus

penduduk Madinah untuk bersiap-siap setelah kembalinya Abu Sufyan ke

Makkah, persiapan yang dilakukan Rasulullah kali ini berlaku bagi semua

tingkatan dan semua penduduk Madinah tidak terkecuali orang-orang Islam

dari berbagai kabilah, yang di antaranya kabilah Ghatfan, Bani Salim, dan

Fazrah.23

Rasulullah Saw beserta orang-orang Islam keluar dari Madinah pada

tanggal 10 Ramadhan tahun 8 H/630M berangkat bersama 10 ribu prajurit

menuju Makkah. Setibanya di Juhfah24

Rasulullah saw bertemu pamannya al-

Abbas, yang hendak keluar untuk berhijrah. Saat Rasulullah Saw tiba dan

berhenti di lembah Zahran, Abu Sufyan datang, lalu Abbas menemuinya dan

membawanya ke hadapan Rasulullah Saw, hingga saat itulah Abu Sufyan

menyatakan keislamannya. Lalu Abu Sufyan kembali ke Makkah untuk

22

Ibid, hal: 273

23Ibid, hal:274

24Juhfah merupakan sebuah tempat yang dekat dengan daerah yang bernama Rabigh,

antara Makkah dan Madinah. (Lihat buku, Qasim A. Ibrahim, hal.82)

Page 11: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

memperingatkan penduduknya perihal kedatangan pasukan muslim yang

banyak.25

Lalu Abu Sufyan mencegah pasukan kaum Quraisy melawan, untuk

menghindari pertumpahan darah antara kaum Quraisy dan kaum muslim,

inilah kebijakan politik yang diambil Rasulullah Saw. Abu Sufyan berkata,

“wahai kaum Quraisy, Muhammad telah datang kepada kalian dengan

kekuatan yang tidak bisa dilawan.” Lalu ia berkata, “Barangsiapa masuk ke

rumah Abu Sufyan, maka ia telah aman, barangsiapa masuk ke masjid maka ia

aman, barangsiapa yang telah masuk ke rumahnya, maka ia telah aman.”

Demikianlah sikap Abu Sufyan yang akhirnya menjadi pembela Rasulullah

Saw memasuki kota Makkah dan membuka jalan baginya.26

Nabi Saw membagi pasukan Islam menjadi empat bagian, serta

Rasulullah Saw berpesan supaya mereka tidak menggunakan senjata, kecuali

mereka diserang terlebih dahulu. Masing-masing di bawah pimpinan.

Pertama, Khalid Ibn Walid, kelompok ini mendapat tugas memasuki Makkah

dari arah selatan. Kedua, Az-Zubair bin Al-Awwam, masuk Makkah dari

Kada‟ utara Makkah. Ketiga, Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, kelompok ini terdiri

dari pasukan infantri27

. Keempat, Sa‟ad bin Mu‟adz, kelompok ini yang terdiri

dari kaum Anshar yang berjalan mendampingi Rasulullah Saw.28

Pasukan muslim berhasil menaklukan Makkah tanpa peperangan,

hanya ada sedikit insiden dengan sebagian penduduk Makkah yang

menghalang-halangi Khalid Ibn Walid. Saat itu Khalid Ibn Walid berhasil

membunuh sekitar 13 orang dari mereka, sementara sisanya berhasil

melarikan diri.29

Sementara itu Rasulullah Saw memasuki kota Makkah dari

25

Qasim A. Ibrahim, Op.cit. hal: 83

26

Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 283 27

Infantri merupakan pasukan darat utama yaitu pasukan yang berjalan kaki yang hanya

dilengkapi dengan persenjataan ringan, pasukan ini dilatih dan disiapkan untuk melaksanakan

pertempuran jarak dekat.

28Ibid, hal: 284

29 Qasim A. Ibrahim, Op.cit, hal: 83

Page 12: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

arah Utara, beliau lantas memasuki Masjidil Haram dan kemudian thawaf

mengelilingi Ka‟bah diawali dari Hajar Aswad.

Sekitar tiga ratus enam puluh buah berhala, masing-masing adalah

milik kabiah-kabilah Arab dan dipasang di sekitar Ka‟bah dengan cara

diikatkan ke dinding Ka‟bah dengan timah. Lalu Rasulullah Saw membawa

sebatang tongkat, dan kemudian memukulkannya ke berhala-berhala itu

sampai roboh dan hancur.30

Setiap kali beliau memukulkan tongkatnya pada

berhala-berhala itu, beliau membaca ayat:

“Dan katakanlah, yang benar telah datang dan yang bathil telah

lenyap, sesungguhnya yang bathil itu pasti akan lenyap”.31

Dalam menghancurkan patung kenamaan yang bernama „Uzza,

Rasulullah Saw memerintahkan kepada Khalid Ibn Walid untuk merobohkan

patung utama tersebut, sehingga Khalid Ibn Walid berangkat ke Nakhlah

dengan tiga puluh orang-orang pilihan. Dengan mulut ternganga masyarakat

Quraisy hanya bisa menyaksikan Tuhan yang mereka takuti selama ini dipukul

hancur oleh Khalid Ibn Walid, sehingga Tuhan mereka Uzza tergeletak di

tanah tanpa daya.32

Setelah pasukan muslim membersihkan Ka‟bah dari berhala-berhala,

berbagai kotoran, dan najis, Rasulullah Saw bertanya kepada orang-orang

Quraisy, “Hai orang-orang Quraisy, menurut kalian tindakan apa yang

kuambil terhadap kalian?” Mereka menjawab, “Kebaikan, dan kami yakin

bahwa engkau pasti melakukan kebaikan. Engkau adalah saudara laki-laki

yang baik dan kemenakan yang baik, meskipun engkau berkuasa atas kami.”

Kemudian Rasulullah Saw berkata, “Pergilah kalian! Sekarang kalian bebas.”

Kemudian dibagikan tugas menyediakan air bagi jamaah haji sebagai

tanggung jawab Bani Abdul Muthalib, dan Abbas bin Abdul Muthalib. Lalu

30

Abdul Aziz as-Shinnawiy, Pembebasan Islam, (Bogor, Pustaka Thariqul Izzah, 2006)

hal: 21 31

Qur‟an Surat al-Isra, Ayat 81 32

Fazl Ahmad, Op.cit, hal: 40

Page 13: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Utsman bin Thalhah yang telah dipercaya Rasulullah Saw sebagai pemegang

kunci Ka‟bah. Sebagai mana beliau berkata, “Terimalah kunci ini, anak Abi

Thalhah, karena ini menjadi tugasmu selamanya. Tdak akan diambil tugas ini

darimu, kecuali oleh orang-orang yang melampaui batas.”33

Sesudah jatuhnya Makkah, Nabi Saw mengutus beberapa wakilnya

untuk menyampaikan seruan-seruan Islam kepada suku-suku terdekat,

sehingga ekspedisi Khalid Ibn Walid berlanjut dalam perang Hunain 8 H/629

M. Di mana peristiwa ini dipicu kekhawatiran pada Bani Hauzan dan Tsaqif

yang meiliki kekuatan di daerah Hijaz yang akan menghalangi dakwah

Islam.34

Tugas tersebut berhasil dilaksanakan Khalid Ibn Walid dengan hasil

kemenangan, hingga kemudian sampai pada perjalanan terakhir jihad Khalid

Ibn Walid bersama Rasulullah Saw ialah perang Tabuk 9 H/630 M. Peristiwa

ini terjadi di sebuah daerah yang dikenal dengan nama Tabuk, serta pasukan

dipimpin langsung oleh Rasulullah Saw.

Wilayah mana pun yang diambil alih oleh Rasulullah Saw beserta

pasukannya dengan tujuan supaya dapat memerintahkan orang untuk hidup

dalam damai dengan satu sama lain, dan para pengikutnya mematuhi itu.

Kaum muslimin masih terlibat dalam peperangan, tetapi bukan untuk melawan

satu sama lain melainkan mereka mengerahkan energy agresif mereka untuk

melawan ancaman luar yang terus-menerus membahayakan kelangsungan

hidup mereka.35

Pada tahun 10 H/631 M, Rasulullah Saw menyampaikan khutbahnya

yang terakhir, hingga tak lama setelah kembali ke Madinah, beliau jatuh sakit

panas lantaran demam. Tak lama setelah itu beliau wafat dengan kepala di

pangkuan istrinya Aisyah.36

Dengan demikian, selesainya pasukan sariyah

(Seperti yang kita ketahui bahwa Ghazwah adalah perang yang dipimpin oleh

Nabi Saw, sedangkan Sariyah adalah perang yang dipimpin oleh sahabat atas

33

Abdul Aziz as-Shinnawiy, Op.cit, hal: 24 34

Syaikh Mahmud Syakir, Op.cit, hal: 251

35Tamim Ansary, Dari puncak Baghdad Sejarah Dunia Versi Islam, Terj (Jakarta,

Zaman 2012) hal: 70

36Ibid, hal: 73

Page 14: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

penunjukan Nabi Muhammad SAW.), maka selesailah tugas-tugas Khalid Ibn

Walid di masa Rasulullah Saw.

C. Ekspansi Khalid Ibn Walid Setelah Rasulullah Saw Wafat

Setelah melalui beberapa fase terhadap siapa pengganti posisi pemimpin

kaum muslimin ini akhirnya Abu Bakar ash-Shiddiq terpilih sebagai

kekhalifahan kaum muslimin pada tahun 11-13 H/632-634 M, setelah Rasulullah

Saw wafat. Tantangan utama yang dihadapinya terhadap pemerintahan Islam

yang baru ini adalah kemurtadan sebagian kabilah dari Islam di semenanjung

Arab secara terang-terangan, bahkan sebagian mereka berusaha untuk

memisahkan diri dari pemerintahan Islam dengan membangkang dan tidak mau

membayar zakat kepada kekhalifahan yang baru ini.37

1. Pasukan Khalid Ibn Walid Memerangi Nabi Palsu

Gerakan Riddat itu bermula dengan kemunculan tiga tokoh yang

menyatakan dirinya sebagai Nabi, guna menyaingi reputasi Nabi

Muhammad Saw. yaitu, pertama. Musailamah (wafat 11H/633M), kedua.

Thulaihah (wafat 11H/632M), ketiga. Aswad Al Insa (wafat 11H/632M).

satu persatunya berikhtiar meluaskan pengikutnya dan membelakangi

agama Islam.38

Ketika gerakan Riddat itu telah makin meluas di semenanjung

Arabia, kelompok-kelompok yang masih teguh keimanannya terpaksa

harus menyingkir dan bertahan bagi keselamatan dirinya pada daerah-

daerah pegunungan, menjelang datang bala bantuan dari Madinah.

Kemudian khalifah Abu Bakar membentuk sebelas pasukan dan

menyerahkan panji pasukan beserta wilayahnya kepada satu persatu

panglimanya. Khalid Ibn Walid sebagai salah satu panglima yang

ditugaskan menghadapi Thulaihah ibn Khuwailid.39

37

Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 389

38 Joesoef Sou‟yb, Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin, (Jakarta, Bulan Bintang. 1979)

hal: 42

39

Ibid, hal: 54

Page 15: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Namun khalifah Abu Bakar telah mengutus Addi bin Hatim

sebelum mengutus Khalid Ibn Walid beserta rombongannya. Khalifah

telah berpesan kepada Addi bin Hatim supaya berangkat menemui

kabilahnya Bani Thayyi, dan memerintahkan mereka supaya membaiat

Abu Bakar, sekaligus bertaubat dan kembali ke jalan Allah sebelum

pasukan Khalid Ibn Walid menyerangnya. Karena suku Thayyi sebagian

besar telah belot mengikuti Thulaihah, hanya sebagian kecil saja yang

masih teguh keimanannya terhadap Islam.40

Khalid Ibn Walid kemudian mengatur pasukannya untuk segera di

arahkan ke Bani Thayyi, lalu dengan mengendarai kudanya Addi bin

Hatim segera menemui Khalid Ibn Walid yang sedang dalam

perjalanannya untuk menyerbu ke Bazakha. Atas permintaan Addi,

Khalid Ibn Walid mengundurkan pasukannya selama tiga hari, dengan

harapan suku Thayyi ini berkat bujukan Addi bin Hatim mau kembali

menggabungkan diri dengan pasukan muslim.41

Tatkala tiga hari sudah berlalu, maka Addi bin Hatim datang

menemui Khalid Ibn Walid dengan membawa pasukannya sebanyak 500

pejuang dari Bani Thayyi yang sudah bertaubat dan kembali ke agama

Islam. Kemudian mereka menggabungkan diri ke dalam barisan Khalid

Ibn Walid. Tidak hanya itu, Addi bin Hatim juga berhasil membuat Bani

Jadilah kembali menjadi pribadi-pribadi muslim, sehingga dalam

kesempatan ini sekitar 1.000 pasukan berkuda dari Bani Jadilah

menggabungkan diri ke dalam barisan pasukan Islam di bawah pimpinan

Khalid Ibn Walid.42

Khalid Ibn Walid membawa sekitar sepuluh ribu pasukan untuk

memerangi Thulaihah ibn Khuwailid yang didukung oleh empat puluh

ribu prajurit. Semua pasukan berhasil menumpas gerakan murtad, perang

Khalid Ibn Walid ini dikenal dengan nama Bazzakhah. Thulaihah berhasil

40

Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 405

41Fazl Ahmad, Op.cit, hal: 48

42

Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 406

Page 16: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

melarikan dari medan pertempuran ketika pasukannya sudah mulai

hancur, lalu ia bertobat dan gugur di Nahawand. Khalid Ibn Walid pada

saat itu berhasil membunuh 20 ribu orang murtad, sementara pasukan

muslim yang gugur sebanyak 1.200 orang yang 400 di antaranya kaum

Muhajirin dan Anshar yang hafal Al-Qur.an.43

Kemudian Khalid Ibn

Walid melanjutkan ekspedisinya ke Yamamah untuk memerangi

Musailamah al-Kadzdzab pada akhir tahun. Kedua pasukan bertemu,

sehingga Musailamah itu terbunuh.

Demikian beratnya perang melawan kaum murtad, hingga

membutuhkan sebelas batalyon. sehingga peperangan melawan kaum

murtad atau utamanya perang Yamamah ini panglima Khalid Ibn Walid

sampai menghabiskan Sembilan bilah pedang dalam sehari karena

patah.44

2. Penaklukan Khalid Ibn Walid Terhadap Negeri Irak dan Persia

Setelah Khalifah Abu Bakar telah tuntas memerangi orang-orang

murtad dan beberapa oknum yang mengaku dirinya sebagai Nabi, beliau

dengan segera menulis surat perintah kepada Khalid Ibn Walid untuk

meneruskan gerak pasukannya menuju Irak. Dengan sikap lunak terhadap

manusia dan mengajak mereka untuk menyembah Allah semata. Jika

mereka menolak, maka pasukan Khalid Ibn Walid berhak mengambil

jizyah dari mereka. Jika mereka menolak lagi, maka mereka harus

diperangi.

Pada tahun 12 H/633 M, Khalid Ibn Walid mulai bergerak menuju

Irak, yang pada waktu itu berada pada kekuasaan raja Persia. Dengan

jumlah sekitar 18.000 Khalid Ibn Walid ini mengarungi penaklukan-

penaklukannya tersebut.45

Khalid Ibn Walid bersama pasukannya terus

maju hingga sampai di Hirah. Di sana beliau diterima oleh pemimpin dan

43 Qasim A. Ibrahim, Op.cit, hal:106-107 44

Ibid, hal: 107

45Manshur Abdul Hakim, Op.cit, hal: 451

Page 17: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

gubernur Hirah, yakni Iyas bin Qubaissah at-Ta‟i. Khalid meminta

mereka memilih satu di antara tiga pilihan, yaitu memeluk Islam,

membayar zakat, dan bertempur melawan pasukan muslimin. Namun

ternyata mereka memilih jizyah sebagai sebagai jalan keluarnya, lalu

beliau membuat perjanjian dengan mereka hingga mereka bersedia

membayar jizyah sebesar 90.000 dirham.46

Itu merupakan jizyah pertama

kali yang diambil dari Iraq.

Sebelumnya Abu Bakar telah mengutus Khalid Ibn Walid menuju

Basrah untuk memerangi Ublah, sebelum Khalid juga menaklukan

wilayah-wilayah Kisra yang berada di Irak, baik dengan cara damai

maupun peperangan. Tugas tersebut berhasil ditaklukan Khalid Ibn

Walid.47

Pada tahun itu pula Abu Bakar menunaikan ibadah haji.

Perjalanan jihad Khalid Ibn Walid dan penaklukan-penaklukannya

terhadap negeri Irak dan Persia memiliki peran penting dan berpengaruh

dalam peletakan batu pertama Negara Islam di negeri tersebut. Sehingga

muncul beberapa peperangan yang dilalui Khalid Ibn Walid ini dalam

menguasai negri Irak dan Persia, yang diantaranya ialah:

1) Perang Zat-al-salasil

Merasa terhina panglima Hurmuz atas perutusan Khalid Ibn

Walid yang mengirimkan surat kepada Hurmuz, yang berbunyi:

“Masuklah Islam, maka kalian akan medapatkan keselamatan.

Atau buatlah kesepakatan bagi diri kalian dan masyarakat kalian

untuk membayar jizyah(pajak diri). Jikalau tidak, maka jangan

siapapun sesali kecuai diri anda sendiri bila aku datang bersama

dengan orang-orang yang mencintai kematian, persis

sebagaimana cintanya kalian kepada hidup.”

Maka tibalah pasukan yang saling berhadapan dan terlibat

dalam pertempuran, Khalid bersama pasukannya yang berjumlah

18.000 pasukan, hingga pasukan Persia itu porak poranda dengan

korban demikian besarnya. Panglima Hurmuz sendiri tewas di

tangan Khalid Ibn Walid, sebagian pasukan sempat melarikan diri

46

Abdul Aziz as-Shinnawiy, Pembebasan Islam, (Bogor, Pustaka Thariqul Izzah, 2006)

Terj. hal: 27 47

Imam As-Suyuthi, Tarikh Al-Khulafa, (Jakarta, Mizan Publika. 2010) Terj, hal: 82

Page 18: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

dan sebagian lagi sempat ditawan.48

Pertempuran tersebut

merupakan pertempuran pertama antara pasukan Islam Khalid Ibn

Walid dengan imperium Parsia.

2) Perang Alais (Sungai Darah)

Bermula ketika Khalid Ibn Walid telah membunuh banyak

orang Nasrani dari kalangan Bani Bakr, karena mereka banyak

membantu pasukan Persia. Lalu raja Ardasyair telah

memerintahkan pasukannya menuju Alais, di mana banyak orang

Persia dan Arab Nasrani yang berkumpul untuk menyerang

pasukan Muslim. Ketika Khalid Ibn Walid telah mengetahui

perihal mobilisasi pasukan, ia segera bersiap dengan pasukannya

menuju kota Alais, sesampainya Khalid Ibn Walid di kota Alais,

Khalid langsung menemui mereka hingga menebas leher Malik bin

Qais.49

Terjadilah pertarungan sengit antara orang Persia dengan

pasukan Khalid Ibn Walid, hingga sampai di tengah

pertarungannya Khalid Ibn Walid memanjatkan doa kepada Allah

Swt agar di berikannya kemenangan bagai darah yang mengalir,

terkabulah doa Khalid persis sebagaimana yang diinginkan, hingga

terjadilah pembantaian oleh algojo-algojo yang diperintah Khalid

Ibn Walid untuk menebas kepala mereka hingga terjadilah darah

mereka yang mengalir di sungai.50

Penaklukan pertama pasukan Muslimin yang menentukan

atas Persia51

menghabiskan waktu sekitar satu dekade, pasukan

48

Jousoef Sou‟yb, Op.cit, hal: 89-90 49

Abdul Aziz as-Shinnawy, Op.cit, hal: 33-34 50

Ibid, hal: 35 51

Orang-orang Persia adalah bangsa Aria, bukan Semit. Mereka telah menikmati

eksistensi mereka sebagai bangsa yang berdiri sendiri selama berabad-abad, dan mewakili sebuah

kekuatan militer yang terorganisir dengan baik, disamping itu juga pernah berperang dengan

orang-orang Romawi selama lebih dari 400 tahun. Persia juga banyak berperan dalam gerakan

Qaramitah yang selama bertahun-tahun berhasil mengguncang fondasi kekhalifahan, ia juga terkait

erat dengan perkembangan sekte Syiah dan munculnya Dinasti Fatimiyah yang menguasai Mesir

selama lebih dari dua abad. (Lihat buku, Philip K. Hitti, hal 198)

Page 19: BAB III PERJALANAN PERANG KHALID IBN WALID A. Peperangan ...

Islam menghadapi perlawanan yang jauh lebih sengit. Dalam

pertempuran itu, sekitar 35.000 hingga 40.000 orang Arab,

termasuk wanita, anak-anak dan budak, ikut terlibat dalam

penaklukan Persia.52

Di antara ungkapannya Khalid Ibn Walid yang agung adalah,

tidaklah sebuah malam di mana aku bersama seorang pengantin yang aku

cintai lebih aku sukai dari sebuah malam yang dingin lagi bersalju dalam

sebuah pasukan bersama kaum muhajirin guna menyerang musuh.

Ungkapannya yang populer juga dalam sebuah surat Khalid Ibn Walid

kepada kaisar Persia yang mengatakan: Sungguh aku telah telah datang

kepada kalian dengan pasukan yang lebih mencintai kematian

sebagaimana orang-orang Persia menyenangi minum khamar.

Itulah sebagian kecil peperangan yang dilalui Khalid Ibn Walid

dalam jihadnya membuka negri Irak dan Persia, Khalid Ibn Walid

melakukan usaha-usaha yang besar dalam perangnya terhadap Persia. Ia

tidak hanya memasrahkan urusan kepada Allah tanpa menjalani usaha-

usaha, namun ia pasrah kepada Allah Swt yang kemudian Allah

memberikan pertolongan kepadanya untuk menjalani usaha-usahanya.

Dengan cara itu sehingga ia menjadi pemenang dalam perang-perangnya

hingga terwujudlah sabda Rasulullah Saw bahwa ia adalah „Pedang Allah

yang Terhunus‟.53

52Philip K. Hitti, History Of The Arabs, Terj (Jakarta, Serambi Ilmu Semesta, 2013) hal:

197-198 53 Fazl Ahmad, Op.cit, hal: 52