KH. Khoirun Sang Penumpas Kebengisan PKI …jatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/dypl1441081470.pdf ·...

68
1 MPA 348 / September 2015 ISSN : 0215-3289 NO. 348 / DZULQO’DAH-DZULHIJJAH / 1436 H / SEPTEMBER 2015 / TH. XXXXI Sang Penumpas Kebengisan PKI KH. Khoirun Menyempurnakan (Fatwa “Haram”) BPJS Kesehatan Memandirikan Yatim Melalui KidsPreneur

Transcript of KH. Khoirun Sang Penumpas Kebengisan PKI …jatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/dypl1441081470.pdf ·...

1MPA 348 / September 2015

ISS

N :

0215

-328

9N

O. 3

48 /

DZU

LQO

’DA

H-D

ZULH

IJJA

H /

1436

H /

SE

PTE

MB

ER

201

5 / T

H. X

XX

XI

Sang PenumpasKebengisan PKI

KH. Khoirun

Menyempurnakan(Fatwa “Haram”) BPJS Kesehatan

Memandirikan YatimMelalui KidsPreneur

2 MPA 348 / September 2015

Menag (baju puti) bersama Pengasuh PP Qomaruddin Gresik (sorban puti) saat penyerahan bantuan dari kalangan pengusaha terhadap pesantren di selah penandatangan MoU antara Kemang dan BKPM

Kakanwil Kemenag Prov Jatim saat menghadiri penandatangan MoU antara Kemenag dengan BKPM di PP Qomaruddin Gresik minggu 23 Agustus 2015.

Menag RI Lukman Hakim Saifuddin bersama Menko Perekonomian Darmin Nasition dan Kepala BKPM

Franky Sabarni saat mengunjungi Stan MAN 1 Gresik di Expo 2015 minggu 23 Agustus 2015.

Konferensi pers seusai penandatangan MoU Kemenag dengan BKPM.

Kakanwil Kemenag Prov Jatim (kiri) saat mendampingi Menag RI Lukman Hakim saat mengunjungi Stan Expo

2015 di PP Qomaruddin Gresik.

3MPA 348 / September 2015

Kontak dan Pendapat ----------------- 4Teropong ------------------------------- 5Lensa Utama --------------------------- 6Leputan Khusus -----------------------13Inspirasi --------------------------------18Cahaya Hati ----------------------------19Lensa Khusus --------------------------20Informasi Jadwal Haji ------------------23Bilik Santri -----------------------------27

Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Timur

MPA 348 / September 2015

Pemimpin Umum:H. Mahfudh Shodar

Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi:H. Musta’in

Wakil Pemimpin Redaksi:H. Ramin Abd. Wahid

Staf Ahli:H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi,

H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi

Dewan Redaksi:H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR

H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR

Sekretaris Redaksi:Machsun ZainSyaikhul Hadi

Bendahara:Ahmad Hidayatullah

Staf: Khusnul Khotimah

Distribusi/Tata Usaha:Husnul Khotimah

Staf: Sukardjito

Litbang:Hj. Hikmah Rahman

Staf RedaksiEditor:

Choirul Mustofa Reporter:

M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi’ah dan Feri Ariya Santi

Design-Layout: Mey Sutrisno, Muhammad Munib

Korektor: Rasmanna Rahiem

Khoththot: M. Midzhar

Koresponden:Berkedudukan di setiap Kankemenag

Kab/Ko se-Jawa Timur.

Alamat Redaksi:Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo,

Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490

e-mail: [email protected]

Diterbitkan Oleh:Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Timur.

Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya,Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya,

Telp. (031) 8475000 (2200-2203)Fax. : 031-8470600

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Pembaca setia, pada setiap edisi September kami sengaja mengisi tema rubrik Lensa Utama dengan tragedi peristiwa PKI. Sebab tak banyak lagi media yang membahasnya. Bahkan akhir-akhir ini tengah terjadi pembalikan

sejarah; PKI dianggap tak bersalah. Naïfnya, mereka menuntut agar pemerintah melakukan permintaan maaf kepada kaum komunis.

Tentu saja banyak tokoh yang berang dibuatnya. Sebab kebengisan PKI telah benar-benar sangat nyata. “Sudah jelas, bahwa PKI adalah dalang Kudeta 1965. Bagaimana mungkin pihak yang benar meminta maaf kepada pihak yang salah,” tukas KH. Abdurrahman Navis, Lc. M.HI (Wakil Ketua PWNU Jatim) terheran-heran.

Prof. Dr. Thohir Luth, MA (Ketua PW Muhammadiyah Jatim) juga angkat bicara. “Meski telah dibubarkan, tapi ideologi komunis masih tetap hidup.” Drs. Arukat Djaswadi (Ketua Center for Indonesian Communities Studies) justru mengungkapkan fakta: “Pasca reformasi banyak ditemukan data, bahwa ideologi komunis bangkit kembali dengan wajah baru.”

Malah menurut Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi (Guru Besar UNESA), PKI justru menjadi benalu perjuangan kemerdekaan. “Tak ada sedikitpun peran PKI dalam proses kemerdekaan RI,” tegasnya. Sementara Hasnan Singodimayan (seniman dan budayawan Banyuwangi) mengambil langkah konkret, bahwa ‘ideologi harus dilawan dengan ideologi’.

Itu hanyalah secuil ungkapan dari hasil wawancara buat tema utama edisi ini. Kami lengkapi pula dengan liputan dari Kanigoro; desa yang menjadi saksi nyata keganasan PKI. Di rubrik Taaruf juga kami munculkan profil Kiai Khoirun sang algojo penumpas kebengisan PKI. Itu semua kami sajikan, tak lain untuk – meminjam ungkapan Drs. H. A. Fauzi Efendi (anggota Komisi Dakwah MUI Jawa Timur) – mengingatkan kembali generasi yang lupa.

Sedangkan di rubrik Serambi Madrasah, ada ide unik dari MAN Sumenep. Mereka berhasil membuat Café Disko. Tentu ini bukan diskotik, melainkan Disko (Distrik Komunikasi). Di sinilah para remaja sekolah yang tergabung dalam tim Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) berkumpul. Mereka saling membagi informasi tentang bahaya free seks, miras, narkoba dan HIV/AIDS.

Yang tak kalah menariknya, ide yang disodorkan Graha Aitam Yayasan al-Madinah Surabaya. Mereka sanggup memandirikan anak-anak Panti dengan berbagai model kegiatan bisnis. Semisal melalui KidsPreneur. Diantara kegiatannya berupa “Bussines Day”. Informasi selengkapnya bisa Anda baca di rubrik Inspirasi.

Selamat Membaca!

Khotbah Idul Adha --------------------29Ta’aruf ----------------------------------34Serambi Madrasah ---------------------42Tafsir Maudlu’i -------------------------44Lintas Peristiwa ------------------------51Pesona ----------------------------------58LAA Remaja ----------------------------59Sari Hikmah ----------------------------62Dunia Islam ----------------------------66

4 MPA 348 / September 2015

Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo Ikut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya :

MAT YANI, S.Ag. M.PdKETUA POKJAWASNIP : 197007102000031003PANGKAT/GOL : IV/

Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan diampuni semua dosa-dosanya... Amien

Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. ProbolinggoTtd.H. BUSTHAMI, SH. M.HI

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un

SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUANSERTA PENGELOLA MAJALAH MIMBAR PEMBANGUNAN AGAMA

KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR

Selamat JalanCalon jama’ah haji embarkasi surabaya

Semoga MabrurKakanwil KemenagProvinsi Jawa Timur

H. Mahfudh Shodar

Pemimpin RedaksiMajalah MPA

H. Musta’in

5MPA 348 / September 2015

Partai Komunis Indonesia (PKI) seba gai dalang Peristiwa Madiun 1948 dan Gerakan Tiga Puluh Sep-

tember Tahun 1965 bukanlah isa pan jempol. Namun sebagian pihak mem-permasalahkannya. Diantara mereka ber pen dapat, tuduhan bahwa PKI yang mendalangi kedua peristiwa tersebut adalah rekayasa pemerintah Orde Baru.

Peristiwa Madiun diawali dengan dipro-klamasikannya Negara Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18 September 1948 oleh Ketua PKI Moeso. Perbuatan makar ini disetujui oleh Menteri Pertahanan Amir Sjarifoeddin dan dan didukung oleh golongan kiri lainnya. Pemberontakan PKI ini memakan banyak korban diantaranya RM Ario Soeryo, Gubernur Jawa Timur.

Setelah Moeso membacakan prokla-masinya sebagai pernyataan makar terhadap pemerintah Republik Indonesia yang sah, pada tanggal 19 September 1948, Presiden Soekarno dalam pidato radio menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memilih Moeso (PKI) atau Soekarno-Hatta sebagai pemimpin bangsa Indonesia. Berdasarkan fakta ini pemerintah Orde Baru menyatakan bahwa Peristiwa Madiun adalah pemberontakan yang dilakukan oleh PKI. Demikian pula Gerakan Tiga Puluh September 1965. Namun setelah reformasi 1998, sebagian pihak menolak dan ingin menghapus sebutan PKI yang melekat pada gerakan makar tersebut.

Terdapat tiga pandangan terhadap pemberotakan yang terjadi pada tahun 1965 itu. Pertama, pandangan yang menganggap bahwa Gerakan Tiga Puluh September adalah masalah intern Angkatan Darat

(AD). Dikalangan mereka terjadi polarisasi antara perwira progresif-revolusiner ber-hadapan dengan para komando puncak yang dianggap reaksioner. Kedua, pan-dangan yang berpendapat bahwa Gerakan Tiga Puluh September diren canakan oleh suatu konspirasi bersama Inggris – Amerika dan kelompok kontra revolusioner, untuk menghentikan lajunya Indonesia kearah komunisme. Ketiga, pandangan bahwa Gerakan Tiga Puluh September 1965 didalangi oleh PKI.

Pada tahun 1964 DN Aidit Ketua CC PKI membentuk Biro Khusus yang tidak dikaitkan secara langsung dengan partai yang dipimpinnya. Biro ini dibentuk untuk menginfiltrasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), membangun sel-sel rahasia di dalam unit-unit mereka dan menetralisir kelompok-kelompok masyarakat yang menghalangi rencana PKI. Biro khusus ini berusaha mengisolisasi komando Angkatan Darat dari angkatan lainnya.

Biro Khusus ini dipersiapkan untuk menjadi penggerak dan ekskutor pere-butan kekuasaan. Sejak akhir Agus tus 1965, pimpinan kolektif Biro Khu sus secara maraton mengadakan per te muan-pertemuan. Rapat-rapat yang dise-leng ga rakan sebanyak sepuluh kali ini dihadiri oleh para pimpinan Biro Khusus dan perwira angkatan bersenjata yang direkrut dan dibina oleh pimpinan PKI.

Dalam salah satu pertemuan Biro Khusus itu dibangun pengorganisasian bidang militer. Bidang ini meliputi bagian penggempur, bagian teritorial dan bagian logistik. Bidang militer ini diserahkan

kepada pimpinan Cakrabirawa (Pengawal Presiden) Letkol Infanteri Untung dan Kolonel infanteri A. Latief sebagai pimpinan dan koordinator bidang militer.

Bagian penggempur diberi nama Pasu-kan Pasopati yang bertugas mengekskusi (menculik dan membunuh) para jenderal TNI-AD. Bagian Teritorial dinamakan Pasukan Bima Sakti yang bertugas men-duduki dan menguasai Radio Republik Indonesia (RRI) dan Kantor Besar Telkom dan sasaran teritorial lainnya. Bagian ketiga disebut dengan pasukan Gatutkaca yang bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan ekskusi terhadap para jenderal yang sudah dibawah ke Lubang Buaya.

Demikian rinci persiapan, perencanaan dan pengorganisasian yang dilakukan oleh partai komunis ini hingga pelaksanaan kudeta pada hari H dan jam J, yang semula akan dilaksanakan pada tanggal 30 September 1965, pukul 4.00. dinihari diubah menjadi tanggal 1 Oktober 1965 menjelang dinihari, dengan nama gerakan tetap yatu Gerakan 30 September yang disingkat dengan G 30 S.

Dari fakta diatas jelas bahwa pembe-ronta kan yang dilakukan pada bulan Sep tember-Oktober 1965 itu benar-benar dida langi dan digerakkan oleh Partai Komunis Indonesia pimpinan DN Aidit. Sedang dua teori yang lain yang menganggap PKI bukan penggagas, perencana dan pelaksana peristiwa mengenaskan yang mengorbankan para jenderal AD, dan pejabat sipil serta tokoh kegamaan pada tahun 1965 tersebut, merupakan teori yang dibuat tanpa fakta yang benar. •RAW

PKI DALANG KUDETA 1965

6 MPA 348 / September 2015

Ketiga hal itu lantas memunculkan perlawanan dari rakyat, khususnya umat Muslim. “Jadi bisa dikata,

kegagalan PKI karena ulah mereka sendiri,” tukas Ketua Center for Indonesian Communities Studies (CICS) ini.

Setelah resmi dibubarkan melalui TAP MPRS No. 25 Tahun 1966 di bawah kekuasaan rezim orde baru, orang-orang

Komunis pura-pura kalah. Mereka tiarap dan melakukan perlawanan bawah tanah. Para eks PKI, menggalang kekuatan. “Ada dokumen resmi dari Tapol di Nusakambangan, Cipinang dan Pulau Buruh yang menyerukan eks PKI untuk mengganti nama, alamat dan profesi,” kata lelaki kelahiran Mojokerto 4 Juli 1948 ini menegaskan.

Secara partai, PKI memang sudah dibubarkan. Tapi secara ideologi, komu-nisme diyakini masih terus hidup. Pasca reformasi, banyak sekali ditemukan fakta yang menunjukkan ideologi komunis mulai bangkit kembali dengan wajah baru. Kini telah berkembang banyak sekali opini yang mengatakan, bahwa orang komunis itu tidak mesti ateis.

Padahal komunisme merupakan anti-tesis dalam memahami Tuhan. Faham komunis itu tidak mengakui adanya Tuhan. Sebab pengikutnya meragukan eksistensi Tuhan. “Mereka menganggap Tuhan tidak ada ketika kaum miskin dan kaum tertindas membutuhkan pertolongan,” ulasnya.

Gerakan radikal kiri yang dilakukan komunis di Indonesia, tutur alumnus IKIP Surabaya ini, sangatlah berkaitan dengan

Dusta Raksasa KomunisMemanfaatkan Kelemahan

Pemerintah dan Lawan Politik

Drs. Arukat Djaswadi

Ketua Center for Indonesian Communities Studies (CICS)

PKI telah menorehkan catatan sejarah kelam di bumi republik ini. Tiga kali melakukan kudeta – pada tahun 1926, 1948dan 1965 – dan tiga kali itu pula mereka gagal. Kegagalan PKI, terang Drs. Arukat Djaswadi, dikarenakan pada setiap perjuangannya

selalu memakai jalan revolusioner. Selain itu PKI juga terlibat dalam Gerakan 30 September, serta ajarannya yang ateis.

7MPA 348 / September 2015

ideologi dan faham ateis yang diyakininya. Kalau kita melihat doktrin-doktrin komu-nisme yang sudah berkembang, gerakan radikal merupakan perwujudan dari doktrin-doktrin yang sudah dimatangkan oleh pencetus komunisme.

Jadi, sebelum komunis melakukan gerakan-gerakan atau aksi-aksinya, mereka mela ku kan doktrin-doktrin ideologi ateis terlebih dahulu. “Tidak ada kader PKI yang melakukan gerakan radikal tanpa memahami doktrin atau keyakinan mereka,” tegasnya.

Di Indonesia, lanjut mantan Ketua I PII Jawa Timur ini, doktrin ideologi komunis sudah masuk sampai pada lapisan paling bawah. Selain itu, faham komunis juga merupakan antitesis dominasi struktural. “Faham komunis banyak menjamur di kalangan masyarakat miskin korban kebija kan struktural pemerintah. Jadi bukan miskin alami yang disebabkan karena ketidakmampuan orang-perorang,” jelasnya.

Mantan Ketua GSNI (Gerakan Sosial Nasional Indonesia) ini mengibaratkan komunis itu laiknya tanaman. Ia akan tumbuh menawan pada tanah yang subur. Begitu juga dengan komunis. Ladang Indonesia memiliki tanah yang subur bagi pertumbuhan komunis yang Ateis.

Hal tersebut disebabkan oleh hukum di Indonesia yang masih belum bisa tegak dan keadilan tak dilaksanakan sungguh-sungguh. Korupsi dan salah-guna jabatan meluas dan merajalela. Situasi chaos, anar-kis, kacau, massa gampang dihasut-me ru-sak-membakar-membunuh. “Ja rak antara orang sangat kaya dengan sangat miskin seperti jurang,” ucapnya membandingkan.

Kondisi bangsa Indonesia yang se-dang mengalami gejolak distabilisasi eko-

nomi, sosial dan keamanan serta berke-pan jangannya konflik-konflik, sangat me mungkinkan bagi perse-maian komu-nisme. Hal itu dapat mengakibatkan eksis tensi gerakan dan aktivitas komunis kembali lagi.

Mereka akan mengelola dan meman-faatkan kelemahan pemerintahan dan lawan-lawan politiknya, untuk dijadikan dasar menghancurkan melalui saluran politik dan hukum. Terutama pada periode transisi reformasi pasca runtuhnya rezim Orde Baru. “Dalam kondisi demikian,

maka jalan bagi Palu Arit untuk merebut kekuasaan akan mulus dan gampang,” simpulnya.

Jika komunis berhasil merebut kekua-saan, tutur Arukat, maka bisa dipastikan bahwa akan terjadi pengulangan sejarah pembantaian berjuta-juta manusia di negeri ini. Kini para komunis tua juga dengan gigih terus mengajarkan dusta raksasa kepada sejumlah anak muda. Harapannya, agar mereka mengikuti jejaknya sebagai neo-komunis. “Saat ini mereka telah menjajakan citra palsu bahwa mereka adalah pejuang Hak Asasi Manusia, pro-demokrasi, dan tidak anti agama,” ungkapnya.

“PKI ilegal” – seperti kata Muso – kini telah melakukan strategi metamorfosis dalam segala bidang. Meski tidak memakai kata langsung komunisme, tapi dari pola pemikiran dan gerakan jelas menunjukkan bahwa ia adalah wajah baru komunisme. “Tanggal 1 Mei telah diresmikan sebagai Hari Buruh Nasional. Bahaya laten Komunis begitu nyata. Lalu apa lagi yang masih kita ragukan,” tandas Arukat.

Oleh karena itu, katanya, memahami Pancasila dengan baik dan benar adalah merupakan strategi ampuh untuk memben dung ancaman neo-komunisme. Karenanya negara diharapkan dapat mere-vitalisasi dan menumbuhkan pema haman Pancasila melalui pendidikan sejak dini. “Untuk meng hadapi ancaman PKI harus dengan dua kekuatan; yakni nasionalisme dan agama,” tutur Ketua PII se Eks Karesidenan Surabaya ini.

“Tak ada sedikitpun peran PKI dalam proses kemerdekaan RI.” Hal itu ditegaskan Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi untuk menepis anggapan bahwa partai komunis memiliki andil terhadap pendirian republik ini. “Meski secara organisasi PKI lahir sebelum proklamasi, mereka justru menjadi benalu perjuangan kemerdekaan,” tandasnya meyakinkan.

Memang dalam catatan Guru Besar Sejarah Unesa ini, saat masa penjajahan kolonial Belanda pernah melakukan pemberontakan. Tapi justru itu berakibat fatal pada pembuangan tokoh pergerakan nasional ke Buven Digul. Dan ketiadaan andil PKI dalam proses proklamasi semakin kentara di mana saat perumusan fondasi negara melalui Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), tidak ada satu pun orang PKI yang terlibat di dalamnya. “Jadi tidak

Komunismemerupakan anti tesis dalam memahami

Tuhan. Faham komunis itu tidak mengakui

adanya Tuhan. Sebab pengikutnya meragukan

eksistensi Tuhan. “Mereka menganggap Tuhan tidak ada ketika kaum miskin dan kaum tertindas membutuhkan

pertolongan.

(Drs. Arukat Djaswadi)

UtamaLensa

8 MPA 348 / September 2015

ada bukti satupun terkait kontribusi PKI terhadap kemerdekaan Indonesia,” tan-dasnya meyakinkan.

Pasca proklamasi kemerdekaan, PKI menjadi organisasi politik yang justru merongrong kedaulatan NKRI. Saat Bung Hatta mengeluarkan kebijakan rasionalisasi dan reorganisasi tentara lantaran tak seimbangnya antara jumlah tentara dengan senjata, mereka menentangnya dengan membentuk Front Demokrasi Rakyat. Kemudian pada tahun 1948 organisasi komunis ini mengumumkan pendirian Republik Soviet Madiun. “Padahal saat itu, republik sedang menghadapi Agresi Militer Belanda,” ungkap lelaki kelahiran Nganjuk 09 Januari 1948 ini menyayangkan.

Meski pemberontakan pada pemerintah yang sah itu nyata dilakukan, namun hingga saat ini tidak ada pengakuan salah dari PKI. Justru Mereka berdalih bahwa apa yang dilakukan pada tahun 1948 itu merupakan buah dari provokasi Bung Hatta dengan program reorganisasi dan rasionalisasi tentara. Inilah salah bukti ketidakjujuran PKI. Padahal, pemberontakan tersebut juga menyebabkan hilangnya nyawa yang tak sedikit terutama kalangan pesantren dan para Kiai.

Selanjutnya pada tahun 1965, saat Indo-nesia sedang konfrontasi dengan Malaysia dengan seluruh kekuatan berada di garis perbatasan, PKI melakukan kudeta dengan menculik dan membunuh para jenderal tentara. Lagi-lagi inipun tak diakui PKI.

Dan justru mereka kini malah menuntut rehabilitasi karena merasa menjadi korban peristiwa G30S/PKI tersebut. “inilah keburukan PKI. Mereka berani melempar tapi sembunyi tangan. Padahal fakta sejarah meunjukkan, bahwa selama ini mereka melakukan gerakan menusuk dari belakang terhadap negara,” ungkap Penulis banyak buku sejarah ini tak habis pikir.

Nah, tempo hari terbit UU No 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Menurut Prof. Amin, undang-undang tersebut bersifat retroaktif

atau mundur. Hanya saja, tidak dijelaskan batasan waktunya. “Kalau itu hanya sampai tahun 1965 ya jangan. Harusnya juga sampai pada peristiwa DI/TI tahun 1947 dan peberontakan PKI tahun 1948. Korban kita di tahun 1948 itu banyak sekali,” bebernya serius.

Lantaran banyaknya kelemahan dari UU KKR ini, pada 2006 silam, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan bahwa UU No 27 Tahun 2004 tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945. Tapi tak berhenti di situ, kini muncul kembali wacana bahwa tragedi tahun 1965 merupakan kesalahan Negara. Sehingga pemerintah dalam hal ini presiden harus meminta maaf kepada korban G 30 S/PKI.

Menurut pandangan Prof. Amin wacana itu harus ditolak. Sebab, sudah teramat nyata fakta menunjukkan, bahwa PKI adalah pelaku pemberontakan dan bukan korban. Dan lagi, jika negara harus meminta maaf, resiko yang harus ditanggung justru sangat besar dan panjang. Sebab segala regulasi yang menyungkut PKI harus dicabut.

Belum lagi keharusan merehabilitasi dan pemberian dana kompensasi. Dengan permintaan maaf dari Presiden, tentu akan menempatkan orang komunis sebagai pihak yang benar dan pemerintah pihak yang salah. “Jadi kalau dihitung-hitung, banyak ruginya ketimbang untungnya jika pemerintah meminta maaf,” tandasnya menegaskan.

Laporan: Dedy Kurniawan,Suprianto (Surabaya).

Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS

Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Surabaya.

9MPA 348 / September 2015

Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim ini, fakta kejahatan PKI sangat nyata. Sebut saja

pemberontakan tahun 1948 dan kudeta tahun 1965. Tindakan tersebut tidak hanya merongrong legitimasi pemerintahan yang sah, tapi juga telah mengakibatkan banyak nyawa yang melayang. Bahkan banyak pula rakyat jelata dan Kiai menjadi korbannya.

Sementara itu dari sisi ideologi, dalam pandangan ulama’ kelahiran Sampang 10 Mei 1963 ini, faham komunisme sangat membahayakan bagi integrasi bangsa. Apalagi komunisme merupakan faham anti Tuhan atau ateisme. Inilah yang mengakibatkan terjadinya gesekan antar anak bangsa. Apalagi di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas Islam. “TAP MPRS No. 25/1966 tentang pelarangan komunisme itu sudah tepat. Karena memang faham tersebut bertentangan Pancasila dan UUD 1945,” tandas suami Hj. Maidah Mukarromah ini menegaskan.

Desakan agar pemerintah meminta maaf terhadap PKI kian nyaring terdengar. Alasannya adalah PKImerupakan korban tragedi tahun 1965. Padahal sudah jelas, bahwa PKI adalah dalang kudeta tahun 1965.

“Jadi sangat amat tidak tepat permintaan maaf tersebut. Sebab bagaimana mungkin pihak yang benar meminta maafkepada pihak yang telah melakukan kesalahan,” ujar K.H. Abdurrahman Navis, Lc. M.HI terheran-heran.

Jejak Kebengisan “Palu-Arit”Mengingatkan Kembali Generasi yang Lupa

Ayah satu anak ini juga menghimbau, agar masyarakat meningkatakan kewas-padaan terhadapa munculnya kembali PKI. Sebab ada beberapa peristiwa yang menguatkan sinylemen kebangkitannya. Seperti baru-baru ini muncul bendera PKI saat acara karnaval di Pamekasan. Belum lagi banyak muncul pula buku maupun film dokumenter yang berusaha memutarbalikkan fakta sejarah kekejaman dan pemberontakan PKI.

Mantan Wakil Katib Syuriah PW NU Jatim inipun mengungkapkan cara strategis dalam menangkal agar virus komunisme tidak menjangkiti generasi saat ini. Yang harus dilakukan pertama kali, adalah harus dibeberkan secara gamblang tentang bahaya dan dosa PKI. Kedua, harus pula terus dilakukan upaya penyadaran dan pembinaan bagi orang-orang eks PKI. Dan yang ketiga, adalah negara harus memperkuat aturan pelarangan faham komunisme. “Sampai kapanpun aturan pelarangnnya jangan pernah dicabut. Bahkan kalau perlu diperkuat lagi dengan regulasi baru,” harapnya serius.

Selain itu, dosen UIN Sunan Ampel ini juga mewanti-wanti bahwa makin gencarnya gerakan liberalisme dan makin kuatnya sistem kapitalisme patut

K.H. Abdurrahman Navis, Lc. M.HI

Wakil Ketua PWNU Jatim.(Dosen UIN Sunan Ampel)

10 MPA 348 / September 2015

diwaspadai. Sebab bisa jadi itu menjadi jalan bagi bagi gerakan sosialisme atau komunisme untuk menampakkan diri sebagai gerakan alternatif. “Ini tentu sangat bahaya sekali,” tandas Ketua bidang Fatwa MUI Jatim ini mengingatkan.

Meski PKI telah dibubarkan, tapi Prof. Dr. Thohir Luth, MA masih meyakini ideologi komunis masih tetap berjalan. Sebab hingga sekarang Ketua PW Muhammadiyah Jatim ini melihat ada upaya dari tokoh komunis yang masih hidup untuk memasarkan ideologinya. “Sosialisasi ideologi komunis sekarang tidak terikat pada partai, tapi pada orang perorang yang dianggap bisa mendukung kemauan mereka,” ujar pria kelahiran Flores 7 Agustus 1954 ini.

Komunis dalam bentuk partai, tuturnya, tidak mungkin bangkit kembali. Sebab akan mendapat tantangan hebat dari masyarakat. Tapi secara ideologi, komunis masih menjadi bahaya laten. Pergerakan komunis senantiasa bersifat sembunyi-sembunyi tapi berlangsung secara terus-menerus. Orang-orang komunis memang dikenal pandai beradaptasi dan bergaul dengan siapa saja.

Alumni S1 PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya ini melihat telah ada upaya untuk membentuk partai baru yang ideologinya komunis dengan kemasan baru. “Sampai sekarang ideologi komunis masih terasa benar pengaruhnya. Kita lihat statemen beberapa orang yang begitu liar

seperti tidak mengenal Tuhan. Itu kan ciri komunis,” tandasnya.

Pria yang menyelesaikan S2 dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Pemikiran Hukum Islam ini mengakui, tidak mudah mengenali orang-orang yang berideologi komunis. Tetapi dalam hal tertentu, kalau kita lihat dalam media online, statemen yang mereka

gunakan banyak yang berbau-bau ideologi komunis.

Salah satunya, mereka sudah tidak percaya Tuhan. Ada

juga yang mengaku agnostic; bertuhan

tapi tidak beragama. Banyaknya jargon

kerakyatan yang kian populer

di masyarakat seperti sama rasa

sama rata. Jadi yang paling berbahaya saat

ini bukan partainya, tapi sosialisasi ideologi komunis. “Kalau pun ada orang yang berniat membangkitkan

kembali partai komunis, sama saja dengan membangunkan macan tidur,” tegas Guru

Besar Hukum Islam UNIBRAW ini.Thohir Luth mulai mengkhawatirkan

tumbuh kembang generasi muda saat ini. Menurutnya, generasi muda sekarang telah terjangkiti virus liberarisme global. Generasi sekarang senantiasa ingin berbuat bebas, termasuk bebas secara berpikir dan berkehendak. “Hal ini menjadi sasaran empuk bagi komunis untuk mendoktrinkan ideologinya. Karena mereka menggunakan jargon berpikir bebas,” terang suami Nunik Sugianti ini. “Bahkan kami telah mendeteksi beberapa kelompok mahasiswa di kampus-kampus yang mulai menyuarakan kebe-

basan tanpa batas, termasuk di kampus Islam,” tambahnya.

Padahal menurutnya, dalam ajaran Islam semua yang merusak itu adalah perbuatan fasad fil ardli yang dilarang keras dalam agama. Bahkan dalam salah satu pendekatan, kita juga diperintahkan untuk memerangi dan mencegah timbulnya akibat buruk yang lebih banyak pada masyarakat luas. “Karena itu, kita butuh kemauan kuat pada seluruh ormas Islam dan organisasi politik untuk menolak keberadaan partai komunis dan juga ideologinya,” tandasnya.

Pemerintah dan seluruh elemen bangsa, lanjutnya, harus menjadikan ideologi komunis sebagai common enemy atau musuh bersama. Secara nasional, kita harus membangkitkan spirit berpancasila secara otentik. “Sebab hari ini banyak yang mengakui Pancasila, tapi sesungguhnya dirinya tidak pancasilais,” sindirnya.

Dalam perspektf nasionalisme, dirinya ingin agar Pancasila diamalkan secara otentik yaitu antara kata dan perbuatan harus menyatu. Dalam perspektif agama, kita juga harus bersama-sama mengek-spresikan bahwa ideologi Komunis itu bukan saja tidak bertentangan dengan ideologi negara, tapi juga bertentangan dengan ideologi agama. “Kalau komunis berhasil, mereka pasti akan merusak semua agama,” tukasnya.

Kalaupun ada orang komunis yang mengaku beragama, paparnya mengingat-kan, itu karena mereka hanya ingin menarik simpati. “Itu luarnya saja. Siapa sich yang tidak tahu orientasi ideologi komunis itu,” tukasnya menegaskan. “Orang komunis itu akan mendegradasi agama,” tandasnya.

Baginya, itu hanya strategi untuk memasarkan ideologi komunis tanpa mengalami hambatan dari orang yang

Prof. Dr. Thohir Luth, MA

Ketua PW Muhammadiyah Jatim.(Guru Besar Hukum Islam UNIBRAW)

11MPA 348 / September 2015

beragama. “Bagaimana mereka bisa mengatakan dirinya beragama, lha wong ideologinya jelas ateis kok. Itu hanya lip servis saja, asesoris saja,” ulasnya.

Saat ini, orang komunis memang masih belum memiliki kekuatan dan kekuasaan. Tapi suatu saat, ketika ideologi yang mereka pasarkan berhasil menarik publik, maka tidak mustahil akan membentuk kekuatan baru. “Orang komunis akan merusak seperti yang diperintahkan oleh ideologinya. Termasuk agama dan orang bera gama menjadi sasaran mereka,” tukasnya mewanti-wanti.

Muhammadiyah dengan gerakan dakwahnya, juga turut berupaya menangkal gerakan dan faham ideologi-ideologi yang merusak, termasuk faham komunis. Baik melalui himbauan, beragam statemen kepada seluruh umat agar menjauhi segala sesuatu yang merusak, dengan kembali pada al-Qur’an dan as-Sunnah. “Pada kasus komunisme, perlu ada penanganan khusus. Sayapun mengapresiasi kekuatan umat Islam baru yang muncul untuk menangkal ideologi komunis. Sebab mereka tidak pernah lupa dendam sejarah yang berdarah itu,” paparnya.

Dirinya meyakini, kini masih banyak tokoh komunis yang hidup dan tiarap sembari menawarkan ideologi mereka. Ketika mereka telah memiliki kekuatan, mereka akan melakukan balas dendam sejarah pada peristiwa yang berkaitan dengan komunis. “Jadi yang patut diwas-padai itu tidak hanya bahaya laten komu-nisme, tapi juga balas dendam sejarah yang berdarah itu,” ungkapnya.

Gerakan-gerakan yang mengarah ke faham Komunis, tutur Drs. H. A. Fauzi Efendi, harus terus diwaspadai oleh masyarakat. Sebab telah nyata kekejaman PKI yang tertulis pada lontar sejarah kita. Mereka berkali-kali melakukan pemberontakan, meskipun dapat digagal-kan oleh tentara kita.

Banyak sudah korban-korban yang berjatuhan akibat ulah PKI. Terutama dari para Kiai, ustadz, guru ngaji, modin yang telah diculik dan dibunuhnya. Nah, jika kemudian ada wacana untuk meminta maaf kepada PKI oleh Presiden, hal itu harus diperingatkan. “Kita minta Presiden agar tidak meminta maaf kepada PKI. Sebab PKI adalah pemberontak,” tandas anggota Komisi Dakwah MUI Jawa Timur ini menegaskan.

Selama ini memang santer adanya pembangunan opini, bahwa PKI adalah korban. Dan itu bukanlah hal aneh. Sebab mereka bertujuan untuk eksis lagi dan menda patkan posisi di pentas politik negeri ini. Dan ujung-ujungnya tentu saja kekuasaan. Kalau sampai itu terjadi, mereka pasti akan menumpas habis musuh-musuhnya.

Dalam sejarahnya, partai komunis sudah membunuh lebih dari 120 juta nyawa di dunia. Sedangkan di Indonesia tercatat

ratusan ribu. “PKI itu anti agama. Agama dianggap racun. Mereka menganggap bahwa agama adalah penghambat pem-bangu nan,” ulasnya.

Bagi Rois Syuriah PCNU Surabaya ini, faham komunis jelas-jelas berbahaya. Dari sisi ideologi bertentangan dengan Pancasila. Dengan ideologi ekonomi yang berbeda, tentu akan berimbas pula pada agama, budaya dan hukum. Salah satu cirinya, adalah dengan menghalalkan segala cara. Karena mereka tidak mengenal rezeki halal ataupun haram, tidak ada hukum zina, dan membunuh. Sebab mereka tidak percaya adanya dosa. Sementara Pancasila berdasarkan atas norma yang ada. “Oleh karenanya, jika faham komunis diterapkan akan bertabrakan terutama dengan kaum agamis,” tukasnya.

Model gerakan komunis di era sekarang, ujar suami Hj. Hamida ini, memang tak sama persis dengan simbol-simbol di masa silam. Namun gerakan-gerakan yang merusak norma-norma agama sudah banyak bermunculan. Mereka juga sudah mampu menyusup ke partai-partai yang agak liberal atau longgar. Jargon-jargon yang anti agama juga mereka suarakan. Semisal “Indonesia bukanlah negara agama” atau “Semua agama sama”.

Saat ini PKI bergerak di bawah tanah. Mereka tidak perlu bendera, tidak perlu lembaga resmi. Tapi bergerak untuk melunturkan idealisme bangsa, terutama agar Pancasila tidak dijadikan landasan yang eksis di Indonesia. Padahal bangsa Indonesia telah bersepakat Pancasila sebagai dasar negara dengan menjunjung tinggi normanya yang sudah diakui bersama sebagai norma bangsa.

Terutama Sila Ketuhanan yang Maha Esa. Sila ini adalah sila yang tertinggi dan tidak terpisahkan dengan sila-sila yang lain. Sehingga ketika menjunjung tinggi sila pertama, berarti menjunjung tinggi nilai-nilai agama, moral dan akhlaq. Jika PKI ingin hidup di Indonesia, mereka harus menerima Pancasila sebagai ideologinya. “Konsekuensinya, terima sila Ketuhanan Yang Maha Esa,” tegas alumnus PP Lirboyo ini menekankan.

Jika kini peristiwa pemberontakan PKI sudah mulai terlupakan, lanjutnya, maka perlu diingatkan kembali. Umat Islam Indonesia memang terkenal lentur.

Ini berangkat dari perwatakan bangsa Indonesia yang kadang-kadang suka lupa, sehingga hal-hal yang besarpun mudah dilupakan. Padahal itu akan berimbas pula pada kewaspadaan yang mudah hilang.

Oleh karenanya, agar tidak hilang, tentu perlu diingatkan kembali. Salah satunya melalui pendidikan. Anak-anak diberi penjelasan tentang sejarah yang benar tentang “partai terlarang Palu-Arit” di Indonesia, dosa-dosa Komunis di Indonesia, bahkan kejahatan-kejahatannnya yang terjadi di tingkat internasional.

Perlu dijelaskan pula, bahwa menurut ajaran Komunis, membunuh itu tidaklah berdosa jika itu dilakukan untuk merebut kekuasaan atau cita-cita. Sebab mereka tidak mengenal surga dan neraka. “Jadi, perlu ditanamkan kembali tentang kewaspadaan tentang Komunis,” tukasnya mantap.

Menurutnya, generasi muda sekarang perlu diberi penjelasan lagi tentang situasi tahun 1965 yang sangat mencekam tersebut. Di mana Jenderal dan Kiai-Kiai juga dibunuh. Anak-anak yang sedang mengaji, al-Qur’annya dibakar dan dibacok sebagaimana yang terjadi di Kanigoro. Kekejamannya benar-benar sudah di luar batas kemanusiaan. “Jadi, sudah pantas jika mereka harus sirna dari bumi Indonesia,” tandasnya.

Laporan: Muhammad Hisyam,Dedy Kurniawan, Suprianto (Surabaya).

Drs. H. A. Fauzi Efendi

Anggota Komisi Dakwah MUI Jawa Timur.

12 MPA 348 / September 2015

Bagi putra pasangan H. Abdul Syukur dan Hj. Jamiyah ini, Komunis sangat berbahaya bagi ideologi

bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurutnya, komunisme hanya me mandang hal-hal yang rasional atau materiil saja. “Mereka membatasi agama pada masyarakat. Bahkan orang-orang yang berfaham Komunis cenderung tidak beragama,” ulasnya.

Partai Komunis, katanya, saat ini memang sudah tidak ada. Namun bukan berarti faham komunis juga telah sirna seiring dilarangnya partai tersebut di Indonesia. Dirinya meyakini, saat ini faham komunisme masih tetap ada. Contoh perilaku komunis yang nyata, adalah budaya tawuran di kalangan pelajar dan mahasiswa, tindakan-tindakan anarkis, pemi kiran radikal tokoh-tokoh politik, ter masuk tindakan korupsi menghalalkan segala cara yang semakin merajalela di Indonesia. “Inilah bahaya laten yang harus selalu diwaspadai,” tandasnya.

Menurut Bapak enam anak ini, berbagai macam modus perjuangan komunisme di Indonesia hingga saat ini masih terus ada. Mereka selalu memanfaatkan isu

Hasnan Singodimayan, dikenal sebagai tokoh seniman dan budayawan Banyuwangi. Saat saya bertandang ke rumahnya di jalan Kapten Ilyas No. 3C, pria yang sudah banyak menulis buku ini menerima kedatangan saya dengan sangat ramah.

Diruang tamu rumahnya yang sederhana, pria kelahiran Banyuwangi 17 Oktober 1931 ini banyak berceritabagaimana sepak terjang PKI di bumi Blambangan Banyuwangi.

Ideologi Harus Dilawan dengan Ideologi

kemiskinan, ketidakadilan, ekonomi, hukum dan lain sebagainya. Termasuk yang harus selalu diwaspadai, adalah lembaga-lembaga kesenian dan budaya. “Sebab kalau kita lengah, mereka bisa memasukkan misi-misi komunis didalamnya,” tengarainya.

Tak hanya itu. Mereka juga selalu berupaya menjatuhkan kelompok atau institusi yang dianggap menghambat perjuangannya. Hasnan juga mengingatkan adanya aliansi mahasiswa yang kadang kala suka bertindak semaunya. “Jika dibiarkan bebas, dikhawatirkan akan terjerumus kedalam faham komunisme dan bertindak radikal terhadap bangsa Indonesia,” paparnya. “Bukan tidak mungkin komunis di Indonesia akan bangkit kembali di negeri ini,” katanya menegaskan.

Hasnan Singodimayan

Lalu langkah konkret untuk mengan-tisipasi bangkitya faham komu nisme di Indonesia? Menurut Hasnan, ‘ideologi harus dilawan dengan ideologi’. Faham komunis yang anti Tuhan, harus dilawan dengan ideologi Pancasila yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi disamping membangkitkan kesadaran masyarakat melalui diskusi, ceramah, lembaga pendidikan hendaknya kembali memasukkan materi pelajaran tentang

bahaya laten komunis. “Selaku warga masyarakat kita berkewajiban

memantau dan mewaspadai jika melihat adanya kegiatan yang mengarah pada ajaran faham komunis,” ujarnya.

Laporan: Yasin Alibi (Banyuwangi).

13MPA 348 / September 2015

Namun tiba-tiba seribu lebih anggota PKI memasuki masjid. Mereka dengan bermacam-

macam senjata tajam menteror para peserta mental training. Sebagian mereka mengambil buku-buku dan juga al-Qur’an lalu memasukkannya ke dalam karung. Lantas karung tersebut dilempat ke halaman masjid dan diinjak-injak.

Setelah para peserta pelatihan dikum-pulkan di depan masjid dengan tangan diikat, mereka digiring menuju markas kepolisian Kras. Sepanjang perjala nan mereka dicerca dengan berbagai caci-makian yang disertai ancaman-ancaman. Peristiwa itulah yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Kanigoro. Pada peristiwa inilah, PKI pertamakali mela-kukan penye rangan dengan jumlah massa yang besar di Kediri.

Setelah setengah abad peristiwa itu berselang, masyarakat Kanigoro barangkali masih sulit menghapus luka peristiwa tersebut dari tabung memorinya. Namun kini mereka mengenangnya dengan ber-bagai kegiatan yang memberdayakan. Seperti yang dituturkan mantan Aktivis PII H. Masjhuri, untuk mengantisipasi bahaya laten PKI kini dilakukan upaya-upaya seperti peningkatan kualitas pendidikan formal di Kanigoro.

Yang pertama, adalah penyelenggaraan pondok pesantren Kanigoro. Pesantren ini semula diasuh Gus Maksum. Namun sejak beliau wafat, lalu digantikan oleh Kiai Badrul Huda Zainal Abidin. Sebagian besar santri berasal dari luar daerah. Yang kedua, dengan menyelenggarakan pendidikan PAUD Kanigoro. “Jumlah siswanya kini mencapai 200 anak,” tukas pensiunan guru yang lahir di Kediri 20 September 1932 ini.

Sedangkan yang ketiga, tutur suami Hj. Siti Romelah yang dikaruniai tiga anak ini,

adalah penyelenggaraan pendidikan RA Kanigoro. Setiap tahunnya terdapat 200-an anak yang didaftarkan di sini. “Jumlahnya memang sangat besar. Sebab RA Kanigoro merupakan pintu masuk untuk dapat diterima di MIN Kanigoro,” ujar pendiri dan mantan Kepala MIN Kanigoro ini memaparkan.

Menurut H. Masjhuri, MIN tersebut berasal dari madrasah swasta yang didirikan pada tahun 1961 dan dinegerikan pada tahun 1967. Ini merupakan Madrasah Ibtidaiyah Negeri pertama di Kediri. “Madrasah ini dikenal sebagai madrasah berprestasi. Pada lomba nasional matematika pekan lalu di Palembang madrasah ini juga meraih juara,” terangnya.

Upaya-upaya lainnya, lanjut pria yang pernah nyantri di pondok pesantren Kaliwungu Semarang ini, adalah penegerian MTs Kanigoro. Madrasah ini didirikan pada tahun 1964 dan dinegerikan pada tahun

1967. Semua guru MIN dan MTsN Kanigoro tersebut juga diangkat menjadi PNS.

Menurut lelaki yang juga pernah kuliah di UII Yogyakarta ini, penyelenggaraan pendidikan Madrasah Diniyah juga terus ditingkatkan. Madin ini merupakan sarana pembinaan mental keagamaan untuk remaja Kanigoro dan sekitarnya. “Semenjak adanya Madin, jika sewaktu-waktu ada remaja yang nakal akan langsung diselesaikan oleh guru Madin,” tukasnya bangga.

Selain Madin, juga ada penyelenggaraan pendidikan TPQ yang masuk setiap hari. Kese lu ruhan warga masyarakat desa Kani goro menyerahkan pendidikan al-Qur’an pada TPQ ini. Dengan demikian, pendi dikan TPQ menjadi perekat warga Kanigoro. “Guru TPQ juga berkewajiban menye lesaikan jika terjadi kenakalan remaja,” jelasnya.

Yang terpenting lagi, sambung H. Masjhuri, adalah peningkatan kualitas kehi-dupan keberagamaan pada masyarakat Kanigoro. Seperti diadakannya Jam’iyah Yasinan yang diselenggarakan baik keliling antar rumah, maupun untuk seluruh desa Kanigoro yang bertempat di masjid Kanigoro. “Di sini juga ada majlis ta’lim dan pengajian thariqat yang diperuntukkan bagi warga Kanigoro dan sekitarnya,” ungkapnya.

Khusus untuk memperingati Tragedi Kanigoro, katanya, dilaksanakan setiap bulan September. Kegiatannya berupa bakti sosial, pengobatan gratis, pengajian umum dan yang lainnya. Dan juga dialog yang diselenggarakan mantan dan aktivis PII yang bekerjasama dengan masyarakat desa Kanigoro. “Di sini juga telah didirikan Monumen Kanigoro berupa perpustakaan yang berlokasi di komplek MTsN Kanigoro,” pungkasnya.

Laporan: Alfiatu Solikah (Kediri)

Tragedi Kanigoro adalah merupakan bukti nyata dari sebagian kisah kebengisan PKI. Pada 13 Januari 1965,jarum jam masih menunjuk angka 04.30. 127 peserta pelatihan mental Pelajar Islam Indonesia (PII)

tengah khusyuk membaca al-Quran menunggu datangnya saat Shubuh.

Pendirian Monumen KanigoroBerupa Perpustakaan

H. MasjhuriMantan Aktivis PII Kanigoro, Kediri.

14 MPA 348 / September 2015

Guru Agama Harus Beradadi Garda Terdepan

Menurut Dr. Syaiful Rachman, MM, M.Pd, penumbuhan budi pekerti dilakukan dalam serangkaian

kegiatan non kurikuler di sekolah yang bertujuan menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan bagi seluruh warga sekolah. “Interaksi positif antar warga sekolah menjadi hal penting dalam praktek budi pekerti ini,” tandasnya.

Adapun proses penumbuhan budi pekerti tersebut dilakukan dalam beberapa tahapan. Mulai dari diajarkan, dibiasakan hingga didisiplinkan. Sehingga nantinya pekerti luhur ini menjadi kebiasaan yang pada akhirnya menjadi sebuah budaya.

Bagi Kepala Dinas Pendididikan Provinsi Jawa Timur ini, perlu dibangun pula interaksi positif antara sekolah dengan orangtua. Sebab orangtua maupun sekolah merupakan tempat pendidikan bagi anak. Jadi keduanya harus berjalan beriringan dan saling mendukung. “Pada puncaknya, budi pekerti dikuatkan dengan interaksi positif antara sekolah dengan lingkungan masyarakat sekitar,” paparnya.

Menariknya, jauh sebelum Permen-dikbud ini dikeluarkan, masing-masing sekolah sesungguhnya sudah menerapkan pendidikan budi pekerti dengan beragam inovasi. Bahkan menurut mantan Kepala Balai Diklat Provinsi Jawa Timur ini, sekolah maupun madarasah di Jatim sudah sejak lama mempraktekkannya.

Sebut saja pembiasaan cium tangan guru

sebelum dan sesudah jam pembelajaran. Bahkan beberapa sekolah dan madrasah juga ada yang mewajibkan peserta didiknya membaca al-Quran, berdoa sebelum belajar dan mengajar. “Mungkin yang baru adalah menyanyikan lagu kebangsaan tiap hari,” beber ayah tiga anak ini menerangkan.

Kondisi tersebut, tutur lelaki kelahiran Surabaya 3 Mei 1959 ini, menjadikan pendidikan karakter di Jawa Timur lebih kondusif dibandingkan dengan provinsi lain. Terbukti, di daerah paling Timur Pulau Jawa ini tak pernah dijumpai tawuran antar pelajar. Tak heran jika provinsi ini menjadi centre of excellentnya pendidikan di Indonesia.

Mas’ud, M.Pd.I sangat mengapresiasi tero bosan yang luar biasa tersebut. Sebab sudah lama dunia pendidikan menge-sampingkan masalah budi pekerti. Selama ini masih terfokus pada tuntutan pendidikan yang demikian berat, baik dari segi kualitas maupun sisi kuantitasnya. Padahal dalam pendidikan ada tiga ranah yang harus berjalan beriringan, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomorik.

Menurut Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam pada Kanwil Kemenag Prov.

Jawa Timur ini, guru agama harus berada pada garda paling depan dalam program Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) tersebut. Sebab dari tujuh nilai-nilai dasar kegiatan penumbuhan budi pekerti, internalisasi sikap moral dan spiritual ada pada urutan pertama. Jadi berada di atas penanaman nilai kebangsaan dan kebhinekaan, interaksi positif dengan sesama siswa, interaksi positif dengan guru dan orangtua, penumbuhan potensi unik dan utuh setiap anak, pemeliharaan lingkungan sekolah, serta pelibatan orangtua dan masyarakat.

Aplikasi konkretnya, lanjut Mas’ud, selain pendidikan aqidah-akhlak yang diberikan dalam pelajaran agama, para guru agama hendaknya menjadi contoh dalam kesehariannya. Semisal guru agama harus terlihat bersih dan rapi, tidak merokok, menghormati, jujur, santun, tidak semena-mena, sombong, maaf-memaafkan dan hal-hal positif yang lainnya.

Meski demikian, katanya, tentu saja PBP disesuaikan dengan tahapan usia perkembangan peserta didik. Cara pelaksa-naannyapun bersifat kontekstual atau disesuaikan dengan nilai-nilai muatan lokal daerah. Di jenjang SMP/SMA/SMK, metodenya melalui kemandirian peserta didik dengan membiasakan keteraturan dan pengulangan. Sedangkan pada jenjang SD, metodenya berupa pengamatan dan meniru perilaku guru dan Kepala Sekolah sebagai contoh langsung di dalam membiasakan keteraturan dan pengulangan.

Program PBP sesungguhnya akan ber-dampak luas bagi keberadaan bangsa. Implementasi PBP akan menjadikan sekolah sebagai taman untuk menumbuhkan karakter-karakter positif peserta didik. “Asumsinya, para siswa yang jumlahnya 20 persen dari total jumlah penduduk Indonesia nantinya akan menjangkau orang-orang di lingkungan sekitarnya,” tukasnya bernada harap.

Laporan: Anni Athi’ah,Suprianto (Surabaya).

Dr. Syaiful Rachman, MM, M.PdKepala Dinas Pendididikan Provinsi Jawa Timur

Liputan Khusus

PENUMBUHAN BUDI PEKERTI (PBP)

Genderang “Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti” telah ditabuh Kementerian Pendididikan dan Kebudayaan. Taget dari program yang dicanangkan tepat di di hari pertama tahun pelajaran 2015/2016 ini, adalah untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai dan karakter positif pada siswa.

Mas’ud, M.Pd.IKepala Bidang Pendidikan Agama Islam

Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur.

15MPA 348 / September 2015

Ada beberapa hal yang menjadi konsen MUI sehingga fatwa tersebut dikeluarkan. Seperti pada sisi akad-

nya, adanya denda, unsur gharar, serta pengawasan terhadap penggunaan dana yang sudah terkumpul.

Menurut Drs. H. Hasyim Abbas, akad yang dilakukan BPJS belum jelas. Kalau akadnya harus membayar iuran, tentu ini seperti asuransi. Jika memang asuransi maka harus takafful. “Tapi kenapa harus ada model denda,” tukasnya bernada tanya.

Jika akad BPJS seperti halnya asuransi Jasa Raharja, tutur anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur ini, maka jika orang tersebut tidak naik kendaraan otomatis tidak ditarik. Sebab orang baru dipungut ketika berkendara yang melekat pada harga tiket. “Jadi kalau di asuransi tidak ada kelas. Namun di BPJS Kesehatan ada kelas-kelas yang iurannya berbeda,” ujarnya.

Menurut A’wan Rois Syuri’ah PWNU Jatim ini, kalau BPJS sifatnya hanya sum-bangan tak mengikat otomatis diberlakukan secara sukarela (tabarruk) atas dasar saling tolong-menolong. Yang sehat membantu yang sakit atau yang hidup membantu yang meninggal. “Tapi nyatanya di lapangan diwajibkan secara nasional,” tukasnya.

Juga disinyalir ada unsur spekulasi di dalamnya. Yang kebetulan sakit menerima klaim, yang tidak sakit tidak menerima pelayanan. “Lha kalau orang tersebut sehat terus, tentu uangnya akan menumpuk,” paparnya. “Nah, lantas uang yang dititipkan di BPJS itu masuk sebagai dana titipan atau saham,” urainya mempertanyakan.

Jika dianggap sebagai titipan, lanjut mantan Rois Syuri’ah PWNU Jatim ini, maka BPJS Kesehatan tidak boleh mela-kukan apapun terhadap titipan itu. Tapi nyatanya dana tersebut malah dititipkan di bank konvensional. “Dari situ kan akan memperoleh keuntungan, sehingga belum jelas antara wadi’ah atau syirkahI,” terangnya.

Sisi kontrol penggunaan dana BPJS Kesehatanpun juga belum maksimal. Kalau dana BPJS dilindungi hukum, maka harus ada kontrol. Sebab ini sangat berpeluang bagi adanya penyelewengan. “OJK juga belum diberi ruang dalam undang-undang untuk mengawasi,” tegasnya.

Itu belum soal pelayanan yang tidak sama antara rumah sakit umum, puskesmas, rumah sakit swasta, ataupun poliklinik swasta. Ini mencerminkan belum adanya standar operasional yang betul-betul baku. “Kita mendukung perbaikan dan pembenahan dalam BPJS Kesehatan. Jadi BPJS tidak perlu dihapus,” simpulnya.

Arif Rian Prihandoko menjelaskan, bahwa telah terjadi audiensi antara MUI, BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan, Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) juga OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Inti dari pertemuan tersebut, bahwa BPJS harus tetap berjalan.

Sementara itu, dibentuklah tim bersama untuk melakukan pembahasan mengenai penyelenggaraan jaminan kese hatan nasional oleh BPJS Kesehatan. Selanjutnya perlu adanya penyempurnaan terhadap program ini seusai dengan nilai-nilai syariah. “Untuk itulah, masyarakat agar tetap mendaftar dan melanjutkan kepesertaannya dalam program tersebut,” tukasnya.

Menurut Staf Hukum Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga Kantor Regional VII BPJS Kesehatan ini, bahwa Kanreg VII BPJS Kesehatan sebagai pelaksana di wilayah mengikuti apa yang disarankan oleh BPJS Pusat yakni tetap bekerja seperti biasanya.

Diakuinya, bahwa untuk BPJS yang Syari’ah hingga kini masih belum ada arahan apa-apa. Sebab itu memang menjadi kewenangan pusat. Apakah BPJS akan

diganti dengan model syari’ah atau hanya sistemnya yang diperbaiki. “Saya tidak tahu. Itu wewenang pusat,” tukasnya singkat.

Alumnus UNAIR Surabaya ini sangat mengapresiasi yang difatwakan MUI tersebut. Sebab harus diakui, bahwa MUI adalah lembaga panutan masyarakat. Oleh karenanya wajib didengarkan dan diikuti karena mayoritas di Indonesia adalah Islam. “Ini agar BPJS Kesehatan dalam menggunakan dana masyarakat bisa memberikan rasa nyaman,” ungkapnya berterus terang.

Apalagi BPJS Kesehatan masih berumur 1,5 tahun. Tentu masih membutuhkan sebuah proses panjang. Jika masyarakat menghendaki sistem syari’ah, mungkin saja itu terjadi. Tapi opsi-opsi masih dipilih. Bisa jadi ada BPJS Kesehatan Syari’ah, atau tetap BPJS Kesehatan yang diperbaiki sistemnya secara syari’ah. “Ini supaya masyarakat bisa tenang dan tidak mendaftar dua,” ujarnya.

Pria kelahiran Jakarta ini menjelaskan, bahwa BPJS Kesehatan sebagai lembaga peme rintah tentu sangat menjaga transpa-ransi dan akuntabilitas. Dana dari masyarakat juga dikembalikan ke masya rakat. BPJS Kesehatan tidak menggu nakan dana tersebut untuk kepentingan opera sional. “Kami transparan dan secara nasional bisa dilihat di website,” pungkasnya. •Hisyam

Menyempurnakan(Fatwa “Haram”) BPJS Kesehatan

Arif Rian Prihandoko

Drs. H. Hasyim Abbas

Staf Hukum Komunikasi Publik dan HubunganAntar Lembaga Kantor Regional VII BPJS Kesehatan.

Anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur.

Liputan Khusus

Awal Agustus kemarin, publik dikejutkan dengan fatwa “haram” MUI tentang BPJS Kesehatan.Padahal hasil Munas Ijtima’ Komisi Fatwa MUI seluruh Indonesia di Tegal Jawa Tengah, MUI hanya menyatakan,

bahwa BPJS Kesehatan belum sesuai dengan syari’ah Islam.

16 MPA 348 / September 2015

Liputan Khusus

Menurut Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si, ada banyak pelanggaran yang terjadi di Tolikara. Telah ada

pemaksaan kehendak dari suatu kelompok agama tertentu terhadap kelompok agama lain. “Apalagi dilakukan dalam bentuk kekerasan dan pembakaran tempat ibadah,” tukas Ketua FKUB Prov. Jatim ini. “Mereka juga melakukan tindakan provokatif yang memancing reaksi umat beragama secara nasional,” ujar Direktur Utama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ini menambahkan.

Sesaat setelah terjadinya peristiwa tersebut, pria yang juga menjabat Wakil Ketua Dewan Musytasar DMI Jatim ini segera merapatkan barisan untuk seluruh jajaran Pengurus FKUB Provinsi dan Kabupaten/Kota. “Selain memberikan penje lasan dan penerangan melalui media sosial, juga melalui para khatib dan pence-ramah agama,” terang suami Hj. Artini ini.

Karena tak ingin ada reaksi berlebihan dari umat Islam di Jawa Timur, FKUB Jatim berkoordinasi dengan Forpimda dan Kemenag. Dengan dikomandani Kodam V/Brawijaya pihaknya melakukan “Sarasehan Kerukunan Umat Beragama” se-Jawa Timur yang bertempat di Balai Prajurit. Kegiatan ini melahirkan kesepakatan penting. Diantaranya tentang pentingnya menjaga suasana rukun, damai, toleran dan

harmonis. Sedangkan Pimpinan Majelis Agama, Adat, dan Ormas Keagamaan harus menjadi teladan dalam menjaga kerukunan dan keadaan yang harmonis.

Mantan Asisten Sekdaprov Jatim Bidang Kesejahteraan Masyarakat ini berharap, pengurus FKUB Jawa Timur dan Kabupaten Kota se-Jawa Timur tetap konsisten menjaga kerukunan umat beragama dengan selalu mensosialisasikan dan berpegang pada pedoman etika kerukunan umat beragama yang sudah disepakati bersama.

Demi menjaga agar kedamaian, toleransi, kerukunan dan kehidupan yang harmonis tetap terjaga, semua elemen masyarakat dan pimpinan ormas dan pimpinan Majelis Agama diharap saling menolong dan menjaga toleransi. “Mari jaga kerukunan dengan mengembangkan rasa kasih sayang,” ujarnya. “Kami berharap pemerintah daerah senantiasa memberikan dukungan penguatan atas upaya terwujudnya toleransi, kerukunan, kedamaian, serta kehidupan yang harmonis bagi masyarakat Jawa Timur,” kata lelaki kelahiran Lamongan 4 April 1947 ini menegaskan.

Drs. H. Abdurahman Aziz, M.Si ber-harap, agar kejadian yang serupa tidak pernah terulang kembali. Namun demikian, pengusutan dan penyelesaian tuntas persoalan tersebut harus tetap dilakukan. “Sebab jika dibiarkan akan terjadi peristiwa yang sama tahap kedua, ketiga dan seterusnya,” tukasnya serius.

Apalagi adanya sinyalemen pihak asing yang ikut memprovokasi sehingga kondisinya menjadi ramai. Jika sudah ramai dan tidak terkendali, ujung-ujungnya pihak luar negeri akan turut campur mengamankan. “Selanjutnya sudah dapat diprediksi, Papua akan bernasib sama seperti Iraq, Syria ataupun Afghanistan. Sebab Papua adalah daerah yang belum begitu maju, tapi memiliki kekayaan yang

Menjaga Toleransi, Kerukunandan Kedamaian

Kerukunan antar umat beragama kembali terkoyak di Tolikara Papua pertengahan Juli lalu. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Prov. Jatim menilai insiden Tolikara merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan nasional,

pelanggaran hukum dan merupakan tindak pidana.

MERENUNGI TRAGEDI ToLIKARA

Drs. H. Endro Siswantoro, M.SiKetua FKUB Prov. Jatim.

(Direktur Utama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya)

17MPA 348 / September 2015

Liputan Khususbegitu banyaknya,” ujar Ketua Bidang Infokom MUI Prov. Jatim ini menengarai.

Sebenarnya, lanjut pria asal Mojokerto ini, kerukunan antar umat beragama di Papua sangatlah kondusif. Hal itu terindikasi tidak adanya konflik agama ataupun pengeboman yang terjadi sebelumnya. Kristen dan Islam hidup dengan rukunnya. Kadang-kadang orang Islam mengundang orang Kristen, begitupun sebaliknya. Ini juga terlihat dari berita-berita seusai kejadian tersebut, antara Islam dan Kristen saling menghormati. “Oleh karenanya, kejadian Tolikara ini bukanlah persoalan agama ansich. Tapi agama dijadikan alat untuk merusak hubungan guna meraih keinginan mereka,” paparnya.

Oleh karenanya, imbuh Ketua Koordinator GUIB Jatim ini, umat Islam jangan gampang terprovokasi dan jangan mudah untuk dipancing-pancing. Sebab jika umat Islam melakukan pembalasan, maka umat Islam akan disalahkan. “Citra Islam di dunia akan didengungkan mereka bahwa Islam adalah perusak, teroris dan sebagainya,” tegasnya.

Menurut Dosen UNMUH Surabaya ini, penyelesaian persoalan tersebut sebaiknya diserahkan kepada pemerintah melalui aparatnya. “Kita tidak berwenang untuk bertindak, hanya menyampaikann. Yang bertindak adalah aparat keamanan dan itu lebih selamat,” tandasnya.

Laporan: Muhammad Hisyam,Dedy Kurniawan (Surabaya).

Kekeringan di Jawa Timur kian meluas. Sebanyak 355 desa dari 22 kabupaten dilanda kekeringan. Data Pemprov Jatim menyebutkan, saat ini terdapat 541 desa kritis kekeringan yang ditangani Pemerintah Provinsi. Sedangkan 170 desa yang masuk

kategori kering tapi tidak kritis menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Jadi totalnya, terdapat 711 desa terdampak kekeringan yang setara dengan 7,3 persen dari total 8.501 desa di Jawa Timur.

Akibat dari kekeringan tersebut, target pertanian Jawa Timur diprediksi menurun dari tahun lalu sebesar 3,8 persen menjadi 3,2 persen tahun ini. Menurut data dari Dinas Pertanian Jawa Timur, akibat El Nino setidaknya terdapat 1.282 hektare lahan pertanian di Jawa Timur mengalami puso (gagal panen). Meski demikian, Pemprov Jatim optimistis, panen tahun ini diperkirakan masih akan meningkat sekitar 400 ton gabah kering giling. Sebagai gambaran, tahun lalu Jatim menghasilkan 12,3 juta ton gabah kering giling. Sedangkan tahun ini diprediksi mencapai 12,7 juta ton.

Sebelumnya, kekeringan juga membuat sejumlah sumber air mengering. Data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) menyebut, dari 16 waduk utama terdapat lima yang berstatus defisit air – sedangkan sisanya normal. Lima waduk tersebut yakni waduk Keuling, Batutegi, Saguling, Wonogiri dan Bening. Untuk data waduk lainnya berada dalam kondisi beragam di musim kering 2015 ini. Tercatat, dari 164 waduk, ada 29 dengan kondisi air normal, 63 berstatus defisit air, 40 waduk dalam kondisi kering dan sisanya tidak terdeteksi.

Kekeringan yang melanda wilayah jawa Timur tahun ini, juga diperkirakan semakin panjang. Musim kemarau yang panjang di beberapa wilayah Indonesia, terutama di sebelah selatan khatulistiwa pada 2015, diduga merupakan dampak dari fenomena El Nino yang telah mencapai level moderat. Keadaan ini diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai Desember 2015.

Adapun suhu udara tertinggi pada puncak musim kemarau tahun ini diprakirakan mencapai 36 derajat celcius. Sebab pada akhir Oktober, matahari berada di bumi bagian selatan, sehingga suhunya semakin naik. Jika biasanya suhu pagi hari berkisar 21-22 derajat Celcius, maka pada tahun ini menjadi 25-26 derajat Celcius. “Wilayah yang akan mendapat suhu tertinggi di Jatim adalah Surabaya, Probolinggo dan Tuban,” ujar Taufik Hermawan.

Menurut perkirawan Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi Juanda ini, hujan yang diperkirakan turun pada awal Nopember akan mundur 10 hingga 20 hari. Sedangkan wilayah yang akan lebih dulu mendapat hujan adalah daerah pegunungan – seperti Ngawi dan Pacitan. “Sementara daerah dataran rendah, hujan baru akan turun pada akhir Nopember,” paparnya. •Rasmanna Rahim

MEwASPADAIDAMPAK EL NINo DI JATIM

Drs. H. Abdurahman Aziz, M.SiKetua Bidang Infokom MUI Prov. Jatim.(Ketua Koordinator GUIB Jatim)

18 MPA 348 / September 2015

Begitulah suasana tiap minggu di yayasan yang beralamat di Jl. Bratang Binangun, IX/25, Brata

Jaya, Gubeng ini. Sebab di hari itu ada program bertajuk “Bussines Day”. Tiap santri diwajibkan mencari produk yang bisa dipasarkan ke konsumen. Intinya, bagaimana para yatim ini bisa menjadikan sebuah produk memiliki nilai jual. Nantinya dari keuntungan yang didapat menjadi hak mereka sepenuhnya untuk dikelola sendiri.

Hari berbisnis merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu para santri. Sebab di hari itu para santri cilik bisa berjualan di pusat keramaian kota seperti Taman Bungkul dan Kebun Bibit Surabaya. Tentu saja, selain bisa meraup keuntungan, mereka juga bisa menikmati keindahan taman kota.

Meski mereka anak yatim, tak berarti dalam berbisnis mereka menjual kesedian dengan meminta belas kasihan. Itu merupakan pantangan bagi mereka. Sebab dalam menawarkan produk mereka telah dibekali skill enerpreneurship. Saban pagi selepas jamaah Shubuh, mereka senantiasa digembleng dan dimotivasi tentang jiwa kewirausahaan.

Selain hari minggu, ‘Bussines Day’ juga diberlakukan pada hari Rabu. Bedanya, di hari itu mereka tidak dilepas untuk berjualan di pusat keramaian. Jadi cukup menjajakan produknya di sekolah masing-masing. Tak hanya makanan dan camilan, alat tulis, serta aksesoris juga mereka pasarkan.

Menariknya lagi, seluruh modal usaha yang digeluti para santri yatim piatu ini berasal dari uang saku mereka sendiri.

dengan Universitas Ciputra Surabaya selama 2012-2014 dalam penyiapan SDM trainer. Lalu sejak 2014 lalu, yayasan ini berhasil menggandeng Universitas Airlangga dengan durasi 5 tahun untuk mematangkan kurikulum KidsPreneur.

Tak hanya membuat konsep kurikulum KidsPreneur, yayasan yang awalnya konsen pada pelatihan SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) ini juga mendirikan gedung KidsPreneur Centre al-Madinah. Gedung tiga lantai itu diresmikan langsung oleh mantan Mendikbud RI, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Nuh, DEA pada 19 Pebruari 2012 silam.

Sejak tahun 2012 itu pula, yayasan yang pernah menggelar Festival menulis 1000 yatim se-Jawa Timur pada 2010 silam ini juga mulai menjangkau 250 panti asuhan se-Surabaya. Mereka diberikan pelatihan tiap minggu secara gratis selama lima kali pertemuan. Setiap angkatan targetnya 50 orang. Sehingga dalam setahun mampu menghasilkan 500 pebisnis cilik.

Tak cukup penghuni panti yang diberikan pelatihan, tapi yayasan ini juga mendatangkan para pengasuhnya. Harapannya setelah para santri berubah mindsetnya, para pengasuhpun memiliki jiwa kewirausahaan yang sama. “Jadi biar klop antara penghuni panti dan penga-suhnya agar ada komitmen kemandirian bersama,” ujar Dr. H. Syarif Thayib, M.Si.

Ketua Yayasan al-Madinah ini berharap, ke depan panti tak hanya sekedar menjadi tempat penampungan yatim piatu. Jangan pula panti asuhan dijadikan pelabuhan terakhir bagi mereka. “Jadi, panti asuhan harus menjadi pelabuhan awal menuju kemandirian yatim,” ucapnya tegas. •pri

Matahari belum tinggi benar. Tapi kesibukan sudah mulai tampak di dapur Graha Aitam Yayasan al-Madinah Surabaya.Beberapa santri yang rata-rata usia 8-10 tahun tampak menyiapkan aneka camilan dan makanan. Beragam camilan

dan makanan tersebut bukanlah untuk sebuah hajatan, tapi merupakan produk yang siap dijual ke konsumen.

Memandirikan Yatim Melalui KidsPreneur

Inspirasi

Meski demikian, kadang jika membutuhkan modal lebih, pihak yayasan memberikan pijaman yang dikembalikan setelah mereka berhasil menjual dagangnnya. Keuntungan yang didapat kemudian diputar lagi hingga berlipat. Tak heran, kini para santri mampu memenuhi beberepa kebutuhan dari hasil usahanya sendiri.

Membentuk yatim piatu yang mandiri memang tujuan utama Yayasan al-Madinah sedari awal berdiri. Keseriusan tersebut dibuktikan yayasan yang berdiri tahun 2008 ini, dengan melakukan nota kesepahaman

Dr. H. Syarif Thayib, M.Si (tengah) saat menerima kunjungan tamu dari Australia.

19MPA 348 / September 2015

Meningkatnya jumlah calon ja-maah haji (CJH) setiap tahunnya, membuat antrean tunggu pem-

berangkatan CJH (waiting list) semakin panjang. Lebih-lebih dengan diberlaku-kannya kebijakan pengurangan quota haji oleh Pemerintah Saudi, dalam beberapa tahun terakhir karena proyek renovasi kawasan Masjidil Haram. Maka konon masa antrean berkisar dalam rentangan waktu dari 5 sampai dengan 20 tahunan dalam provinsi yang berbeda. Fenomena kenaikan jumlah CJH ini, satu sisi ”seolah” mengindikasikan naiknya kesejahteraan CJH. Sedangkan disisi lain, sebagai ”per-tanda” semakin meningkatnya tingkat ke-sadaran keberagamaan mereka.

Diatas segala sisi itu semua, pening-katan jumlah CJH, adalah sebagai bukti kebenaran firman Allah Swt, ”yang meme-rintahkan kepada Nabi Ibrahim As, untuk menyeru manusia menunaikan ibadah haji. Ternyata kemudian, mereka manusia jadi berbondong-bondong dari segenap penjuru dunia datang menyambutnya” ,(QS. 22 : 27).

Ibadah haji mengandung banyak mua-tan dan simbol yang bermakna nilai-nilai kehidupan dan kemanusiaan. Salah satunya

adalah wukuf di Padang Arafah. Sebelum wukuf, ibadah haji dimulai dengan niat dan menanggalkan pakaian biasa/pakaian sehari-hari/pakaian kerja/dinas/pakaian ke-besaran, dan sejenisnya. Mengapa ?. Karena pakaian dengan segala atributnya memiliki fungsi ganda. Disamping sebagai penutup aurat dan pakaian kerja, juga bisa mengi-syaratkan adanya perbedaan posisi; yang dalam realitas ekstremnya bisa terkesan adanya pengkotak-kotakan.

Prof. Quraisy Shihab, menguatkan ungkapan itu dengan menyatakan bahwa, ”Tidak dapat disangkal (lagi) bahwa pa-kaian menurut kenyataannya dan menu-rut Al-Quran berfungsi antara lain sebagai pembeda antara seseorang atau kelompok dengan lainnya. Pembedaan tersebut da-pat membawa kepada perbedaan status sosial, ekonomi, atau profesinya. Pakaian juga dapat membawa pengaruh psikologis kepada pemakainya”.

Pernyataan yang lebih tajam, disam-paikan oleh Ali Syariati dalam kitabnya Al-Hajju. Beliau berpesan bahwa, ”Di Mi-qat Makani ini (tempat CJH memulai niat dan berpakaian ihram), apapun ras dan sukumu, lepaskan semua pakaian yang engkau kenakan sehari-hari baik pakaian yang melambangkan kekejaman dan pen-indasan (serigala), yang melambangkan kelicikan (tikus), yang melambangkan ti-pudaya (anjing), atau yang melambangkan penghambaan (domba). Tanggalkan semua itu, dan berperanlah sebagai manusia yang sesungguhnya”.

Pesan-pesan diatas, mengisyaratkan bahwa dari Miqat Makani inilah, tempat ritual ibadah haji dimulai, perbedaan dan pembedaan itu harus ditanggalkan. Sehing-ga semua harus memakai pakaian yang sama (yaitu pakaian ihram berwarna putih). Pengaruh psikologis negatif dari segala ma-cam dan bentuk pakaian sebelumnya ha-rus dtanggalkan. Sehingga dengan pakaian ihram yang sama, semua merasa dalam satu kesatuan, persamaan, dan kesederajatan.

Puncak haji ada di Arafah (Al-Hajju al-’Arafah). Di Arafah (padang luas nan ger-sang) ini, seluruh jamaah wukuf (berhenti/berdiam sesaat) dari hari tarwiyah sampai terbenamnya matahari di hari Arafah, den-gan pakaian ihram putih yang sama. Disa-nalah mereka seharusnya bisa mnemukan

ma’rifah (pengetahuan sejati tentang di-rinya). Menyadari segala langkahnya selama ini. Merasakan kelemahan dan keterbata-sannya. Dan disana pula, mereka akan da-pat menyadari gambaran akhir perjalanan hidupnya. Serta pertanggung jawabannya yang akan didaulat dihadapan Allah Swt, kelak disisi – Nya. Tiada perbedaan sese-orang dengan yang lain, kecuali karena kadar ketaqwaannya sebagai refleksi dari kualitas keimanan yang dimilikinya (QS. 49 : 13). Disana pula, seharusnya mereka menyada-ri betapa besar dan agungnya Allah Swt ; yang kepada-Nya bersembah sujud seluruh makhluq-Nya. Sebagaimana diperagakan miniatur-nya di Padang Arafah. Kesada-ran-kesadaran itulah yang dapat mengant-arkan seseorang, menjadi ’arif (sadar) dan mengetahui jati dirinya (fithrahnya). Disana pula Allah Swt menebarkan kasih sayangnya dan memberikan ampunan dan pembeba-san hamba-Nya dari neraka. ”Tidak ada hari yang di dalamnya Allah Swt lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari neraka (sela-in) dari pada hari Arafah”, (HR.Muslim).

Demikianlah, ibadah haji yang sarat dengan simbol-simbol yang bermakna ke-manusiaan. Apabila dihayati dan diamalkan secara baik dan benar , maka pasti akan dapat mengantarkan setiap pelakunya ke-dalam lingkungan Ilahy dan kemanusiaan yang benar, sebagaimana dikehendaki oleh Sang Penciptanya Allah Swt. Salah satu dari bukti yang jelas tentang keterkaitan ibadah haji dengan nilai-nilai kemanusiaan adalah substansi khutbah Nabi Saw pada saat haji wada’ (tahun 10 H); yang pada prinsipnya menyatakan bahwa ajaran Islam sangat menekankan antara lain pada : persamaan/ persaudaraan/ukhuwwah dan kesederajatan ; keharusan memelihara jiwa/harta/dan ke-hormatan orang lain ; larangan melakukan penindasan atau pemerasan terhadap kaum yang lemah (mustadh’afiin).

Walhasil ’alaa kulli hal, wukuf sebagai rangkaian sekaligus puncak ibadah haji jika dilaksanakan secara benar sesuai den-gan ketentuan yang telah disyariatkan dan hanya karena mengharapkan ridla Allah Swt semata, maka insya-Allah akan dapat mengantarkan pelakunya memiliki poros yang kuat dalam ber-hablum minallaahi wa hablum minan naasi ; dan itulah bagian dari hajjan mabruuraa. •AHAR

Wukuf Di Padang Arafah

20 MPA 348 / September 2015

Embarkasi Asrama Haji Bekasi menjadi saksi kedigdayaan Jawa Timur dalam Pentas PAI 2015.Pada ajang yang digelar mulai tanggal 10 hingga 14 Agustus itu, kafilah Jatim berhasil mempertahankan

gelar Juara Umum untuk kedua kalinya setelah berhasil membawanya pada tahun 2013 silam.

Kafilah Jatim Kembali Berjayadi Pentas PAI 2015

Lensa Khusus

Dalam ajang dua tahunan ini, Jatim berhasil mengoleksi 5 emas (Juara Pertama), 3 perak (Juara Kedua),

2 perunggu (Juara Ketiga), 1 baja (Juara Harapan I), Kelima, 4 besi (Juara Harapan II) dan Keenam, 7 akik (finalis 10 besar). Perolehan ini jauh mengungguli perolehan rival beratnya, yakni Kafilah Jawa Barat yang hanya menduduki Juara Kedua disusul Kalimantan Barat, Banten dan Jawa Tengah.

Pentas PAI ketujuh ini sendiri diikuti oleh siswa SD, SMP, SMA dan SMK dari

33 provinsi di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan jenis lomba yang dikompetisikan antara lain untuk tingkat SD dan SMP yakni Musabaqoh Tilawatil Qur`an (MTQ), Lomba Pidato PAI, Musabaqoh Hifzhul Quran (MHQ), Lomba Cerdas Cermat PAI. Sedangkan khusus jenjang SMA/SMK memperlombakan cabang Nasyid, Debat PAI dan Lomba Kreasi Busana.

Diselenggarakannya Pentas PAI ini sebagai wujud implementasi Peraturan Dirjen Pendidikan Islam Nomor Dj.I/12A

Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI di Sekolah. Di sana disebutkan bahwa Pentas PAI meru pakan wahana kompetisi siswa di bidang ketrampilan dan seni PAI yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat sekolah, gugus, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat nasional. Adapun tujuan Pentas PAI sendiri antara lain untuk menumbuhkembangkan minat, bakat dan kreativitas di bidang ketrampilan dan seni PAI, juga menanamkan sikap keberanian, kemandirian dan sportifitas siswa.

Sementara itu, kafilah Jatim yang berhasil menorehkan prestasi membangga-kan di ajang Pentas PAI ini dengan meraih medali emas adalah Mirza Fissabila (Pidato SMA/SMK Putri), Mohammad Ilham Haikal Jogo Fauzi Baqy (Pidato SMP Putra), Naswa Aulia Sabila (MTQ SD Putri), M. Habibul Mujib (MTQ SD Putra). Tak hanya itu, Hendy Aulia Rahman, Qotrunnada Munfida, dan Nur Hanifah pun turut menjadi juara pertama dalam cabang Cerdas Cermat SMP.

Adapun medali perak disumbangkan oleh Aliffiyan Akbaruddin (Pidato SMA/SMK Putra), Muhammad Tsabit Albanani (MTQ SMA/SMK Putra), dan Adzraatul Luthfiyah (MTQ SMP Putri). Sementara 2 medali perunggu berhasil diaraih oleh Debbye Violga Nurdiatna (Pidato SMP Putri) dan Tim Debat SMA/SMK (Nabila Chairunnisa, Nur Halimah, serta Bramasta Singgih Prianggara). Selain itu, cabang Musabaqah Hifdzil Qur`an SD juga berhasil menymbang satu medali baja sebagai juara harapan I (Wirdatul Hasanah).

Empat medali besi sebagai ganjaran Juara Harapan II, juga mampu diraih oleh Muhammad Ichwanuddin (pidato PAI SD Putra), Sindy Nuril Maghfiroh (MHQ SMP Putri) dan tim Cerdas Cermat SD. Adapun di ajang Kreasi Busana Muslim SMA/SMK, Seni Nasyid SMA/SMK, MTQ SMA/SMK Putri, MTQ SD Putra, MTQ SMP Putra, dan MHQ SMP Putra, Kafilah Jatim berhasil masuk sebagai 10 finalis besar dan diganjar dengan tujuh medali akik. •pri

Dukungan Kepala Kanwil Kemenag Prov Jatim dan Kabid PAI, para Kasi di lingkungan Bidang PAIdan para Kasi se-Jawa Timur kepada Kafilah Jawa Timur.

Pose bersama Tim Cerdas Cermat SMP yang berhasil meraih Juara I.

21MPA 348 / September 2015

Pada gelaran ajang Aksioma, KSM, LKTI dan Expo Madrasah tingkat Nasional yang dihelat di Palembang Sumatera Selatantanggal 3 hingga 7 Agustus 2015, kontingen Jawa Timur kembali menorehkan sejarah yang manis. Pada periode keempat ini,

kontingen yang mempunyai semangat “rawe-rawe rantas malang-malang putung” ini membuktikan dirisebagai kontingen yang tak terkalahkan selama ajang tersebut diselenggarakan.

Prestasi Jatim Menjadi Rujukan Provinsi LainDARI AJANG AKSIoMA, KSM, LKTI DAN ExPo MADRASAH

Mereka berhak mendapatkan predikat sebagai Juara Umum Nasional dengan perolehan medali 11 emas,

6 perak, 6 perunggu di ajang Aksioma dan 6 emas, 5 perak di ajang KSM. Sementara di ajang LKTI, Jawa Timur mendapatkan 1 emas, 2 harapan III. “Kunci kesuksesan tahun ini adalah adanya kekompakan dan kebersamaan,” ungkap Drs. Syamsuri, M.Si selaku Ketua Kontingen Jawa Timur.

Pada acara penyambutan kontingen Jawa Timur sebagai Juara Umum Nasional di aula Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada tanggal 7 Agustus 2015 yang lalu, Kasi Kesiswaan dan Kurikulum Bidang Pendidikan dan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ini tak kuasa membendung rasa bangganya. Mengingat kekuatan Jawa Timur yang awalnya berjumlah 164, pada kenyataannya berlipat menjadi 387 orang.

Kekuatan tersebut berasal dari orang tua, para guru dan juga Kepala MI, MTs maupun MA yang turut hadir memberikan semangat meskipun dengan biaya sendiri. “Ini menunjukkan bahwa kami berangkat tidak sendiri. Kami didukung oleh doa-doa dari madrasah yang ada di Jawa Timur,” ujarnya yang disambut meriah para hadirin.

Begitu juga saat kotingen Jawa Timur sedang berlaga. Semua bahu-membahu memberikan dukungan yang luar biasa. Yel-yel penyemangatpun sudah dipersiapkan dari para jenderal lapangan yang mengomando supporter. Untuk itu, pria asli Lamongan ini tak henti-hentinya mengucapkan rasa terima kasihnya kepada

pembina, pembimbing, Kepala Madrasah dan juga para jenderal lapangan yang tidak henti-hentinya memberikan semangat, serta kepada orangtua yang turut mendampingi.

Dirinya juga meminta dukungan kepada Kakanwil dan Kabid Pendma Kementerian Provinsi Jawa Timur untuk mengamankan anak-anak yang mempunyai potensi tersebut. Salah satunya dengan memfasilitasi agar mereka bisa meneruskan ke jenjang madrasah yang lebih tinggi sesuai dengan keinginan mereka dan dibebaskan dari seluruh pembiayaan. Kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah maupun Madrasah Aliyah, dimohon memberikan fasilitas karena anak-anak ini merupakan aset ke depan. “Saya yakin anak-anak ini akan membawa nama besar madrasah,” ujarnya meyakinkan.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Drs. Mahfudh Shodar, M.Ag yang didampingi oleh Kabid Pendma Drs.

Supandi, M.Ag memberikan apresiasi yang luar biasa atas capaian tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa madrasah di Jawa Timur tidak diragukan lagi prestasi akademik maupun non akademiknnya. Madrasah di Jawa Timur juga bisa dijadikan contoh atau rujukan bagi provinsi-provinsi lain. “Apabila provinsi lain ingin belajar tentang kualitas madrasah pada sisi akademik maupun non akademiknya, maka rujukannya tiada lain kecuali Jawa Timur,” ungkapnya yang disambut tepuk tangan seluruh kontingen Jawa Timur.

Terkait pemberian fasilitas untuk meneruskan di madrasah yang diinginkan oleh anak-anak yang berpretasi, mantan Kepala Bidang Pendidikan dan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ini mengamininya. Bahkan jika secara aturan diperbolehkan, akan diinstruksikan secara tertulis,. “Kita akan buat edaran khusus untuk madrasah agar bibit-bibit ini bisa diterima dan dibebaskan dari semua biaya yang ada di jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” tegasnya.

Hal itu sangat beralasan, karena mencari anak-anak yang berbakat tidaklah mudah. Oleh karenanya, anak-anak berbakat jangan sampai lepas dari madrasah. Saat melepas dari jenjang Aliyah pun, harus diusahakan bisa dititipkan ke perguruan tinggi yang bisa bekerjasama dengan baik. “Akan dicoba juga untuk menerobos ke Dirjen Pendis atau Meristek Dikti, agar anak-anak yang berprestasi ini mendapatkan perlakuan khusus di perguruan tinggi nantinya,” ujarnya bernada harap. •Hisyam

Lensa Khusus

22 MPA 348 / September 2015

Sebelumnya, pasangan H. Moh Yusuf Arthammin dan Hj. Dewi Chosjidah dikukuhkan sebagai Keluarga Sakinah

Jatim 2015 pada 10 Agustus lalu. Di hadapan para undangan yang memenuhi salah satu Hall Hotel Utami Sidoarjo tersebut, Drs. H. Mahfudh Shodar, MAg sangat mengapresiasinya.

Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ini, tak mudah mewujudkan keluarga seperti yang dilakukan H. Moh Yusuf Arthammin. Sebab meski hanya seorang guru biasa, ternyata dari kelima anaknya dia mampu mengantarkannya menjadi dokter, insinyur, auditor dan ekonom perbankan. “Bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak sehingga seperti itu dan bagaimana anak-anak tersebut bisa sukses secara akademik, profesi dan dalam membina keluarga, kita perlu mencontoh dari beliau,” kata H. Mahfudz Shodar menegaskan.

Berdasarkan Surat Keputusan Ka-

kanwil Kemenag Prov. Jatim Nomor 457 tahun 2015, peraih gelar Keluarga Sakinah adalah pasutri Drs. H. Mohammad Yusuf Arthamin, SH dan Hj. Dewi Chosjidah asal Sidoarjo sebagai Terbaik pertama. Sementara pasangan asal Bangkalan, Drs. KH. Abdul Mujib dan Hj. Siti Djamilah ditetapkan sebagai Terbaik Kedua. Dan Katagori tebaik ketiga disematkan kepada H. Muchtarom dan Hj. Zahronis asal Lamongan.

Adapun pasangan suami istri yang mendapatkan juara harapan adalah H. Arobi – Hj. Sukesi (Kabupaten Madiun), H. Rudi Hermanto, SE – Hj. Soesadwin Oediyani (Bondowoso), KH. Mansur Husain – Hj. Mudrikah (Kabupaten Blitar), dan HM. Arifin Mudjib, SH – Hj. Mas’udah Ilmiah (Kota Pasuruan).

Di acara yang bertajuk “Pembinaan dan Pengukuhan Keluarga Sakinah Teladan, KUA Teladan dan Masjid Percontohan Tingkat Provinsi Jawa Timur 2015 ini juga diumumkan gelar

KUA Teladan tingkat Jatim. Juara pertama diraih oleh KUA Burneh Bangkalan sebagai terbaik pertama. Adapun juara kedua dan ketiga diduduki KUA Slahung Ponorogo dan KUA Prajurit Kulon Kota Mojokerto. Sementara itu ditetapkan pula juara harapan yakni KUA Kanigoro Kabupaten Blitar, KUA Besuki Situbondo, KUA Montong Tuban, KUA Kota Batu.

Dalam gelaran yang dihadiri oleh Kakankemenag kab/ko se Jatim tersebut juga mengumumkan beberapa masjid yang layak dijadikan percontohan. Sebut saja Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi yang dinobatkan sebagai jawara utama. Sedangan juara kedua dan ketiga berurutan disematkan kepada Masjid Agung Bangkalan dan Masjid Agung RMAA Tjokronegoro Ponorogo. Sedangkan Masjid Agung Raudlatul Jannah Kota Probolinggo, Masjid Agung Kota Blitar, Masjid al-Hikmah Surabaya, dan Masjid Agung Darussalam Bojonegoro ditetapkan sebagai juara harapan. •pri

Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur sukses mengantarkan wakilnya sebagai Juara II Keluarga Sakinah tingkat Nasional. Penganugerahan ini diserahkan langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kepada keluarga pasagan H. Moh Yusuf Arthammin dan Hj. Dewi Chosjidah di Adatorium HM. Rasjidi Kemang pada 18 Agustus lalu. Sementara itu, peraih juara pertama

dan ketiga diraih oleh pasutri asal Provinsi Sulawesi Tengah dan pasangan suami istri dari Sumatera Utara.

Wakil Jatim Dinobatkan sebagai Juara IIKeluarga Sakinah Nasional

Lensa Khusus

23MPA 348 / September 2015

JAD

WA

L P

EM

BE

RA

NG

KA

TAN

DA

N P

EM

UL

AN

GA

NJA

MA

AH

HA

JI E

MB

AR

KA

SI

SU

RA

BA

YA

TAH

UN

143

6 H

/ 20

15 M

24 MPA 348 / September 2015

JAD

WA

L P

EM

BE

RA

NG

KA

TAN

DA

N P

EM

UL

AN

GA

NJA

MA

AH

HA

JI E

MB

AR

KA

SI

SU

RA

BA

YA

TAH

UN

143

6 H

/ 20

15 M

25MPA 348 / September 2015

JAD

WA

L P

EM

BE

RA

NG

KA

TAN

DA

N P

EM

UL

AN

GA

NJA

MA

AH

HA

JI E

MB

AR

KA

SI

SU

RA

BA

YA

TAH

UN

143

6 H

/ 20

15 M

26 MPA 348 / September 2015

Memenej Keluarga dengan Neraca Tertib Dana Drs. H. Mohammad Yusuf Arthamin, SH baru saja ditetapkan sebagai Juara kedua Keluarga Sakinah tingkat Nasional. Penghargaan ini diterimanya bersama sang istri langsung dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam acara

bertajuk Pemilihan Keluarga Sakinah dan KUA Teladan di Auditorium HM Rasjidi Kemenag RI pada 18 Agustus lalu.

Drs. H. Mohammad Yusuf Arthamin, SH

Ini merupakan wujud apresiai atas jerih payahnya dalam membina kehidupan rumah tangga dengan lima orang anak.

Tentu banyak aral dan rintangan yang harus dihadapi. Sebab, dia hanyalah seorang guru rendahan dengan gaji yang pas-pasan. Un tuk mencukupi kehidupan sehari-ha ri saja dia harus berjuang mati-matian. Be lum la gi dia harus memenuhi kebutuhan pen dididikan anak-anaknya. “Pendidikan bagi sa ya adalah kebutuhan bukan sekedar ke wa jiban,” ucap pria kelahiran Sidoarjo 21 Juli 1943 ini tegas.

Itulah yang mengharuskannya rela bekerja keras demi mengumpulkan pundi-pundi rezeki di luar profesinya sebagai pengajar. Mantan Kepala SMP Avicena dan sekaligus wakil Kepala SMA Avicena ini juga rajin menabung dari aneka usaha yang digeluti mulai dari bertani, bertambak hingga berdagang. Tak hanya itu, demi menjaga kestabilan ekonomi keluarga, semua uang yang didapat selalu dicatatnya dalam buku “Neraca Tertib Dana”. Hal itu dilakukannya sejak tahun 1988 silam. “Ketika itu, anak pertama saya memasuki SMA. Dan saya ingin nantinya mereka juga bisa menempuh pendidikan lebih tinggi,” ucapnya singkat.

Dari buku “Neraca Tertib Dana” inilah alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang (kini UIN Malik Ibrahim) dan Universitas PGRI Malang ini mampu mengatur keuangan keluarga. Dan dengan sendirinya anak-anaknya pun terbiasa memilah prioritas antara kebutuhan dan keinginan. “Ya, karena mereka bisa membaca sendiri kondisi keuangan keluarga dari buku neraca itu,” tutur mantan anggota Komando Satuan Angkatan Jihad Keastuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KOSAD

KAMI) ini bersungguh-sungguh. “Meski ketat keuangan, tapi saya tak lupa megajak mereak berekreasi bersama ketika ada rezeki berlebih,” imbuhnya sambil melepas tawa.

Setelah beberapa tahun berselang, je rih payah mantan guru Matematika dan Ta ta Negara PGAN Sidoarjo ini pun kini ter-bayar. Sebab, dia mampu memberikan pen-di dikan yang layak bagi kelima anaknya. Se but saja anak pertama dan keduanya, dr. Maimun Zulhaidah Arthamin, M.Kes., SpPK – Dosen Patologi klinik pada Fakultas Ke dokteran Universitas Brawijaya Malang – dan dr. Wiwit Khasanah Arthamin – Ke-pala Puskesmas Pucanganak Kabupaten Treng galek –yang berhasil menyelesaikan pen didikannya di Fakultas Kedokteran Uni-versitas Brawijaya Malang.

Lalu anak ketiganya, Nikmatul Khusnah Ar thamin, ST – kini menjabat sebagai PSCM Specialist – Buyer Coordinator di PT. Pertamina Hulu Energy ONWJ Ltd. – yang berhasil menyabet gelat insinyur dari Fa kultas Teknik Jurusan Teknik Fisika ITS Surabaya pada tahun tahun 1997 dengan predikat cumlaude. Anak ketiga guru man tan Bahasa Indonesia MAN Si-

doarjo, Dicky Bartha Arthamin, SE. AK., MM – PNS Au ditor Bea Cukai di Kantor Pelayanan U tama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Ja karta – juga berhasil menyelesaiakn studi Il-mu Ekonomi di Universitas Indonesia Jakarta. Se dangkan putra terakhirnya yang ber nama Shader Mubarak Arthamin, S.AK yang bekerja sebagai Credit marketing Offi cer CIMB Niaga Auto Finance Surabaya ini telah merampungkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya.

Inilah bukti keberhasilannya dalam me-menej keluarga dengan jurus Neraca Tertib Da na. Meski demikian dia pun memiliki ri-tual yang selalu dijaganya hingga kini yak ni istiqamah membaca al-Qur’an. Yang tercatat hingga usianya memasuki 72 tahun ini, dia sudah mengkhatamkan al-Qur’an sebanya 270 kali di sela-sela aktivitasnya yang padat. Kemanapun diri nya pergi, dia senantiasa mengantongi se lem bar kertas yang berisi catatan halaman terakhir ba ca annya. Dan ketika khatam, dia pun me nuliskan catatan do’a di lembar te rakhir al-Qur’an dan menghadiahkannya kepada a nak maupun cucu yang sedang me miliki hajat tertentu. “Ini juga untuk me nginspirasi me reka agar selalu ingat dengan tiap do’a yang terpanjatkan,” tukasnya sambil me le pas senyum.

Dan kini Guru Bahasa Indonesia Madrasah Aliyah Islamiah Tanggulangin hanya bisa menysukuri atas semua anugerah yang telah didapat. Sebab baginya dengan brucap syukur senantiasa menambah panjang umur. “Tak lupa pula harus banyak bersedekah agar rezeki berkah dan senantiasa berdo’a agar hajat terlaksana,” pungkasnya berbagi tips.

•Suprianto, Sholihuddin

Saat menerima pengharaan dari Menag RI.

27MPA 348 / September 2015

Model Pengembangan Diri Santri “Awang-Awang”Tak banyak pesantren yang punya ekstra Pecinta Alam. Tapi di pondok Mamba’ul Ulum Mojokerto, hal itu malah dijadikan model pengembangan diri santri. Lokasi wanawisata Umbulan Mojokerto – yang tak jauh dari lokasi

pesantren di Kecamatan Mojosari ini – benar-benar dimanfaatkan untuk pengembangan diri santri.

PP MAMBA’UL ULUM MoJoKERTo

Pada setiap pekannya, para santri mengikuti aktivitas pengenalan tentang survival dan juga pertanian

yang bekerjasama dengan Dinas Perhutani. Beberapa tahun belakangan, pondok pesantren yang lebih dikenal dengan sebutan “pondok awang-awang” ini melakukan aktivitas tersebut melalui kegiatan ekstra HIMSAMAPALA (Himpunan Santri Mamba’ul Ulum Pecinta Alam).

Di setiap akhir pekannya, dengan menggunakan truk puluhan santri diangkut menuju lokasi terdekat di perbukitan Gunung Welirang. Untuk menuju titik lokasi yang dituju, biasanya para santri harus menambahh langkahnya dengan berjalan kaki sejauh 3 km. Jalan perbukitan yang menanjak dan berliku harus dilintasi.

Namun hal tersebut justru diman faatkan untuk menguji tingkat survival santri jika nantinya harus menghadapi medan yang sebenarnya di masyarakat. Ini mengingat kemandirian generasi kekinian yang semakin lama kian berkurang. “Kemampuan anak untuk memaintenance dirinya dan memunculkan rasa tanggung jawab, sekarang ini makin jarang,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren, HM. Alaikal Fajri.

Di lahan milik Dinas Perhutani yang diswakelolakan kepada ponpes yang didirikan tahun 1958 oleh KH. Moh. Manshur Hamid ini, para santri belajar bagaimana mengolah lahan terutama untuk

pertanian. Mulai dari persiapan pengolahan tanahnya, menanam, hingga memanen. Sayur mayur seperti seledri, kacang, jagung atau ketela merupakan tanaman yang biasa ditanam. Jika musim durian datang, para santri juga ikut menikmati panen durian.

Para santri begitu menikmati aktivitas tersebut disamping suasana alam pegunungan yang asri dan segar. Mereka juga mendapatkan banyak ilmu untuk mengolah dan merawat tanaman hingga memanen. “Aktivitas tadabbur alam untuk mengenalkan santri pada alam. Dan jika panen, hasilnya dibagi antara Dinas Perhutani dengan pondok pesantren,” kata alumnus Pondok Modern Gontor yang juga Ketua JSI (Jaringan Santri Indonesia) Kab. Mojokerto dan sekitarnya ini menerangkan.

Meski aktivitas di lereng bagian selatan perbukitan Gunung Welirang ini berkaitan dengan pengenalan alam, namun ciri khas pondok masih tetap dipertahankan. Hal tersebut ditunjukkan dengan aktivitas keagamaannya. Sebelum terjun ke lahan perkebunan, para santri yang telah datang sehari sebelumnya, mulai sore hingga menjelang Shubuh diisi dengan kegiatan keagamaan. Mulai dari shalat

HM. Alaikal FajriPengasuh Pondok Pesantren, HM. Alaikal Fajri.

28 MPA 348 / September 2015

berjamaah, tadarrus al-Qur’an, khotmil qur’an, hingga membaca manaqib, rotiban, burdah atau barzanji.

Untuk kegiatan malam hari juga tak lepas dari shalat tahajjud berjama’ah, hingga tadabbur alam yang dilaksanakan menjelang shalat Subuh. Sebuah padepokan juga telah disiapkan di sekitaran lahan. Ini untuk menunjang aktivitas sekaligus pendamping dari Dinas Perhutani dan seorang pelatih yang ditunjuk oleh ponpes untuk mengawal dan mendampingi para santri.

Diakui oleh pengasuh PP Mambau’ Ulum, kegiatan yang dikomandani ustadz Yanwar, Lc ini sangat bermanfaat sekaligus sebagai treatment bagi santri. Dari sekian puluh santri yang mengikuti aktivitas tersebut, kebanyakan dari mereka awalnya adalah anak-anak yang “kelebihan energi”.

Kelebihan energi tersebut biasanya

mereka salurkan dengan melakukan hal-hal yang kurang positif; yaitu undicipliner seperti tidak mau mengaji, lompat pagar, atau bermain layang-layang. Namun dengan adanya kegiatan semacam ini, “kele bi han energi” tersebut tersalurkan dan hasilnya sudah bisa dirasakan. Mereka lebih tertib dan tingkat pelanggarannya menjadi minim. “Jadi, kita tidak menangani anak-anak nakal dengan mengeluarkan tapi membinanya,” ujarnya serius.

Aktivitas yang memakan waktu seharian penuh tersebut tak lantas membebaskan mereka dari rutinitas sebagai seorang santri. Sebab mereka harus turun ke lokasi pertama kali diturunkan dari truk dan harus kembali ke pondok pesantren sebelum shalat Maghrib tiba. Untuk ikut terlibat di ekstra inipun mereka harus mendapatkan surat keterangan dari orangtua. Ini mengingat tugas utama

mereka adalah menimba ilmu agama. Di sisi lain, tidak ada keistimewaan

yang diberikan pengasuh pesantren kepada mereka. Tugas-tugas sebagai santri juga sebagaimana santri-santri yang lain. Semisal kewajiban menghafal, mengaji kitab, hingga mengikuti sertifikasi mengajar al-Qur’an. Mereka bahkan dituntut untuk sanggup menyimbangkan antara kegiatan di luar maupun di dalam pondok.

Jika melanggar peraturanpun, mereka akan dikenai hukuman yang berlipat dibandingan santri biasa. Sebab mereka juga merangkap sebagai pengurus. “Sewaktu di kelas, sesibuk dan seletih apapun harus tetap masuk dan mengaji. Sebab disiplin ilmu tetap menjadi prioritas para santri,” ujarnya menegaskan.

Ilmu pertanian yang mereka peroleh dari kegiatan tersebut, setidaknya telah menular ke area pondok pesantren yang pernah mendelegasikan tim pramukanya di Pentas Seni Perkemahan Pramuka Santri Nusantara [PPSN] 2015 ini. Ada lahan khusus yang disediakan pondok pesantren yang bebas ditanami para santri.

Santri-santri tersebut biasanya mena-nam tanaman cabe, seledri, tomat, buncis, bayam dan lain-lainnya. Di lahan tersebut mereka bebas menanam, memanen, bahkan menikmati hasilnya. “Santri yang me man faatkan lahan biasanya yang terlibat di bagian dapur untuk memasak,” paparnya.

Sebagai lembaga yang tetap mengedepankan sisi keilmuan, pontren yang berlokasi di desa Awang-awang inipun setiap akhir semesternya juga menekankan kegiatan ujian keagamaan. Ini didasari oleh sebuah fakta – meskipun anak yang telah kelas 3 setingkat SMA – belum tentu sempurna wudhu, thaharah maupun shalatnya. Disamping mereka yang menimba ilmu di pondok tidak semuanya masuk mulai tingkat awal. Banyak dari mereka yang baru masuk saat mereka menginjak SMP dan bahkan SMA.

Oleh karenanya, melalui kerjasama dengan LP Ma’arif Sidoarjo dengan metode At-Tartil yang dikomandani KH. Syafi’i, seluruh santri yang telah menginjakkan kaki di kelas 3 Madrasah Aliyah harus bisa mendapatkan sertifikat guru pendidik al-Qur’an. Serangkaian tespun harus dilalui santri, sehingga bisa mendapatkan stempel sebagai orang yang berhak mengajarkan al-Qur’an sesuai ketentuan-ketentuan tertentu.

Keilmuan ini penting untuk dimiliki oleh santri sebagai bekal mereka ketika berkecimpung di masyarakat. Karena tidak semua lulusan pesantren akan meneruskan ke jenjang perguruan tinggi. “Untuk me-mak simalkan lulusan pesantren, mereka juga kita libatkan dalam masyarakat dengan penugasan sebagai guru TPQ/TPA di sekitarnya,” pungkasnya. •Hisyam

29MPA 348 / September 2015

Oleh : DR. H. Musta’in, M.Ag

Mengembalikan Khittah ManusiaMelalui Ibadah Qurban

Hadirin jamaah shalat Idul Adha rakhimakumullah,Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah azzawajalla, yang telah memberikan limpahan

karunia kenikmatan bagi kita sekalian, sehingga pada pagi hari ini kita dapat melaksanakan ibadah shalat Idul Adha dalam keadaan sehat wal afiat.

Sebagai manifestasi dan ekspresi rasa syukur kita kepada Allah SWT, marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan kualitas ketaqwaan dan ke imanan kita kepada Allah SWT dengan secara konsiten menjalankan perintah Allah SWT, serta menjauhi segenap laranganNya.

Mudah-mudahan kita sekalian dijadikan oleh Allah SWT sebagai hamba-hamba yang Muttaqin, yang akan mendapatkan rahmat dan ma’unahnya, serta kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana hal itu telah dijanjikan dalam firmanNya :

Artinya: “Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan bagi mereka jalan keluar dari setiap persoalan hidupnya dan memberi rezki minhaisu laa yahtasib.”

30 MPA 348 / September 2015

Dalam ayat lain Allah SWT juga menegaskan:

Artinya: ”Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah SWT, akan dimudahkan segala urusannya.”

Hadirin jama’ah shalat Idul Adha rakhimakumullah,

Pada hari ini kita merayakan hari raya Idul Adha atau Idul Qurban yang dirayakan oleh umat Islam di seantero dunia. Idul Qurban diperingati sebagai tadzkirah peristiwa yang dialami Nabiyullah Ibrahim dan putranya Ismail alaihissalam.

Sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa Nabiyullah Ibrahim a.s. hingga usia lanjut belum dikaruniai putra yang diha-rapkan dapat meneruskan estafet kenabian dan kerasulannya membimbing dan membina umatnya menjalankan ajaran tauhid. Keresahan dan kegelisahan ini tercermin dalam doa dan munajat Nabi Ibrahim a.s. sebagaimana yang termaktub dalam al-qur’an:

Artinya: ”Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku anak yang shaleh.”

Siang, malam dan setiap waktu Nabi Ibrahim berdoa memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang putra yang shaleh. Dan pada akhirnya munajat doa dan Nabi Ibrahim dikabulkan oleh Allah SWT dengan firmannya:

Artinya: ”Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.”

Demikianlah, akhirnya Nabi Ibrahim dikaruniai seorang putra yang amat sabar, tampan rupawan, serta elok rupa dan budi pekertinya yang diberi nama Ismail. Hari-hari penuh bahagia dilalui Nabi Ibrahim hingga Allah SWT memberikan ujian kepada Ibrahim untuk menyembelih putranya Ismail, sebagaimana yang diaba-dikan dalam al-Qur’an:

Artinya: ”Maka tatkala anak itu sampai (pada usia) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ”Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia menjawab: ”Wahai ayah, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah ayah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Subhanallah! Jawaban yang diberikan oleh Nabi Ismail a.s. merupakan bukti janji Allah SWT atas doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim agar dikaruniai anak yang shaleh. Dengan demikian nyatalah bahwa Ismail merupakan generasi pilihan penerus risalah kenabian Ibrahim alaihissalam, pelestari millata Ibrahima hanifa yang kelak dari garis keturunannya terlahirlah manusia yang termulia di dunia penutup risalah kenabian pembawa rahmat semesta alam yaitu rasulullah Muhammad SAW.

Karena keikhlasan dan kerelaan dua kekasih Allah tersebut, maka ketika pedang Nabi Ibrahim a.s. hampir menebas leher Ismail a.s., maka Allah SWT dengan sifat rahman-rahimNya mengganti Ismail dengan domba yang besar dan gemuk. Sebagaimana hal itu tertera dalam firman Allah SWT:

Artinya: ”Dan Kami tebus anak itu dengan sembelihan yang besar.”

Peristiwa agung tersebut merupakan dasar disyariatkannya qurban dan dipe-ringati sebagai hari raya Idul Adha atau Idul Qurban, sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: ”Dan Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.”

Hadirin jama’ah shalat Idul Adha rakhimakumullah,

Ibadah qurban yang dilakukan Nabi Ibrahim merupakan bentuk dari mani-festasi ketaqwaan seorang hamba kepada

Tuhannya, tidak sebagaimana tradisi qur ban yang dilakukan oleh para kuffar dan musyrikun.

Dalam sejarah peradaban bangsa-bangsa kita mengetahui bagaimana tradisi kurban yang dilakukan masyarakat Meksiko yang mempersembahkan jantung dan darah manusia untuk dewa matahari demi kesinambungan cahaya sang dewa. Juga tradisi orang-orang Viking di Skan-dinavia yang mempersembahkan para pemuka agama mereka untuk dewa odin (perang), yang bertujuan menghapus dosa-dosa mereka.

Kita juga menyaksikan tradisi kurban suku Kan’an di Irak yang mempersembahkan bayi untuk dewa ba’al, serta tradisi kurban yang dilakukan masyarakat Mesir yang mempersembahkan gadis perawan untuk dewi sungai Nil.

Semua tradisi kurban tersebut pada hakekatnya merupakan upaya mereka dalam rangka mendekatkan diri pada Tuhan mereka. Akan tetapi perilaku dari tradisi masyarakat tersebut sangat bertentangan dengan fitrah manusia sebagai makhluk bernaluri dan berbudi, sehingga tradisi masyarakat dari berbagai negara dan bangsa tersebut haruslah diluruskan.

Peristiwa qurban juga pernah dilakukan oleh dua orang putra Nabiyullah Adam a.s. (Habil dan Qabil) ketika mereka berselisih faham. Maka Allah SWT mewahyukan kepada Adam, agar memerintahkan kedua putranya tersebut melaksanakan qurban. Barangsiapa yang kurbannya diterima Allah SWT, maka dialah yang benar. Allah SWT mengabadikan peristiwa ini dalam al-Qur’an:

Artinya: ”Beritahukan kepada mereka kisah kedua putra Adam dengan sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang me reka (Habil) dan tidak diterima yang lain (Qabil). Dia (Qabil) berkata, aku pasti membunuhmu. Dia (Habil) berkata, sesungguhnya Allah SWT hanya menerima qurban dari orang yang bertaqwa.”

Dengan demikian ibadah qurban pada hakekatnya adalah merupakan mani festasi dari khittah kemanusian yang teraktua-lisasikan dalam wujud ketaqwaan tanpa syarat. Maka kita semua sebagai umat Muhammad SAW pewaris risalah Millah Ibrahim dapatlah bermuhasabah, apakah

31MPA 348 / September 2015

kita telah tergolong sebagai hamba Allah SWT yang bertaqwa, ataukah sebaliknya. Karena predikat ketaqwaan yang melekat pada diri hamba Allah SWT membawa imlikasi perilaku positif dan konstruktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Diantara perilaku tersebut menurut Imam Qusyairi tergambar dalam beberapa hal yang dapat diuraikan secara semantik dalam kalimat taqwa, yaitu: Huruf Ta’ dalam kalimat Taqwa dapat diartikan tawadlu’. Artinya perilaku hamba Allah yang berupa taqwa mencerminkan sikap tawadu’ (rendah hati) dalam perbuatannya.

Dalam al-Qur’an Allah menjelaskan sifat hamba Allah yang tawadlu’ ini sebagaimana firmannya:

”Dan hamba dari Tuhan Yang maha Pengasih adalah ketika berjalan di muka bumi mereka merunduk, dan ketika mereka berbicara dengan orang jahil memberikan keselamatan/bimbingan dan mereka yang senantiasa melewatkan malamnya utuk shalat – bersujud kepada Tuhannya.”

Tidak ada rasa takabbur dalam dirinya, jauh dari sifat adigang-adigung adiguno, sopo siro sopo ingsun, akan tetapi justru sebaliknya mereka amat santun, berakhlaqul karimah, serta banyak memberikan manfaat bagi sesamanya dan senantiasa berdzikrullah.

Huruf Qof dalam kalimat taqwa dapat diartikan sebagai sifat qonaah, artinya hamba Allah azzawajalla yang bertaqwa selalu qonaah. Tidak pragmatis sebagaimana firman Allah:

Artinya: ”Adapun manusia apabila Tuhan mengujinya lalu dimuliakannya dan diberikannya kesenangan, maka dia berkata: Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhan mengujinya lalu mem batasi rezkinya dia berkata: Tuhanku telah menghinakanku.”

Ayat tersebut memberikan pelajaran kepada kita, bahwa sifat pragmatis dan

tidak menerima terhadap taqdir Allah merupakan sifat yang tidak disukai Allah SWT. Dengan demikian hamba Allah yang beriman dan berpredikat taqwa selalu melekat dalam jiwanya sifat qonaah.

Huruf waw dalam lafad Taqwa diartikan waro’. Yaitu hamba Allah yang bertaqwa berupaya untuk menjauhi perbuatan dan perilaku dosa. Baik disengaja atau tidak, baik dosa kecil terlebih dosa besar. Ibarat cermin, hati hamba Allah yang dikasihi selalu dibersihkan dari noda dosa yang mengalir dari anggota badan atau panca indra para pencari Tuhan tersebut, sehingga hatinya senantiasa bersih dari unsur penyakit hati dan penyakit jiwa yang merupakan wabah penyakit yang ngetren dalam masyarakat modern.

Huruf Ya’ dapat diartikan Yaqin, yang mengandung pengertian bahwa hamba Allah SWT yang bertaqwa melekat dalam dirinya sifat yaqin terhadap segala hal, baik urusan dunyawiyyah dan ukhrawiyyah. Sehingga mereka tidak pernah takut, apalagi bersedih serta putus asa dalam menjalani hidup sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah SWT:

Artinya: ”Sesungguhnya hamba-ham-ba yang dikasihi Allah, mereka tidak pernah takut, bersedih apalagi berputus asa.”

Itulah diantara indikator dari hamba-hamba Allah yang memperoleh derajat muttaqin, sehingga kita sekalian dapat bermuhasabah apakah kita termasuk dalam golongan yang memiliki ciri dan indikator tersebut.

Jama’ah shalat Idul Adha Rakhimakumullah,

Keimanan dan ketaqwaan hamba Allah SWT termanifestasikan dalam perilaku sehari-harinya, yang senantiasa menjaga kesucian dirinya dengan mengekang selalu hawa nafsunya yang cenderung mengajak kepada kemaksiatan dan kerusakan. Karena hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawab dari amanat kekhalifahan yang dibebankan Allah azzawajala kepada manusia, sebagaimana firman Allah:

Artinya: ”Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Para malaikat berkata, apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan berbuat kerusakan didalamnya dan menumpahkan darah? Sedangkan kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau. Allah SWT berfirman, sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Jama’ah shalat Idul Adha Rakhimakumullah,

Dari ayat tersebut tergambar bahwa manusia merupakan mahluk Tuhan yang memiliki dua potensi dasar yang saling bertolak belakang, yaitu potensi destruktif dan konstruktif. Potensi destruktif inilah yang senantiasa mengajak manusia mela-ku kan perbuatan yang merusak dan me-numpahkan darah sebagaimana yang dikha watirkan para malaikat, terlebih Allah SWT menegaskan:

Artinya: ”Telah nyata bahwa kerusakan yang ada di daratan dan lautan adalah akibat ulah manusia.”

Padahal sebagai khalifatullah, manusia seharusnya memelihara bumi ini dari keru-sakan, karena hal tersebut merupakan tanggung jawabnya. Sebagaimana firmanNya:

Artinya: ”...sesungguhnya dunia ini diwariskan hanya bagi hamba-hamba Allah yang shaleh.”

Dengan demikian, dengan kerelaan berqurban diharapkan potensi destruktif manusia akan dapat diminimalkan dan bahkan kalau memungkinkan dihilangkan, sehingga akan dominan potensi konstruk-tifnya. Dengan berbekal potensi konstruk-tifnya tersebut insyaAllah manusia dapat menjalankan fungsi kekhalifannya dimuka bumi berbekal petunjuk Allah SWT yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul melalui risalahnya.

Kita dapat belajar dari peristiwa sejarah umat-umat terdahulu. Mereka dibinasakan Allah SWT akibat kecongkakan dan kesombongannya, setelah datang risalah

32 MPA 348 / September 2015

Nabi dan Rasul kepadanya. Mereka tidak mengindahkan bahkan memusuhinya, sebagaimana yang ditegaskan dalam firman Allah SWT:

Artinya: ”Apakah kamu tidak mem-perhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat kepada kaum ’Aad, yaitu penduduk irom yang mempunyai bangunan-bangu nan yang tinggi, yang belum pernah dibangun kota seperti itu di negeri-negeri lain, dan kaum tsamud yang memotong batu-batu besar

di lembah, dan fir’aun yang mempunyai (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam nege rinya, lalu mereka berbuat kerusakan di dalamnya, karena itu Tuhanmu menim pakan kepada mereka cemeti adzab.”

Itulah gambaran hamba-hamba Allah yang berbuat kerusakan di bumi, setelah datang risalah kepadanya tapi mereka ingkar dan membangkang sehingga se-muanya dibinasakan oleh Allah SWT.

Jama’ah shalat Idul Adha rakhimakumullah,

Jika puasa mengajak mereka yang kenyang untuk merasakan lapar, maka qurban mengajak mereka yang lapar untuk merasakan kenyang. Itulah yang menjadi spirit utama Idul Qurban. Betapa sering kita bergelimang kemewahan, sementara saudara kita terjerembab dalam kemelaratan. Betapa

sering kita tersenyum riang, sementara saudara kita meringis kesakitan. Harusnya kita tergerak melihat anak-anak yatim terlantar, anak-anak miskin tidak bersekolah karena mahalnya pendidikan.

Spirit qurban haruslah dimaknai mengorbankan sifat-sifat kebinatangan manusia yang pongah dan ingin menang sendiri untuk menyuburkan fitrah nurani yang suci dan peduli kepada sesama hamba Allah SWT. Dengan demikian kehidupan tanpa pengorbanan adalah kehidupan hampa dan sia-sia. Maka Idul Qurban diharapkan mampu menggugah dan meneguhkan semangat berkorban secara konkret dan nyata dalam kehidupan kita sebagai manifestasi khittah kemanusiaan yang teraktualisasikan dalam wujud ketaqwaan sebagai bukti bakti diri hamba kepada Tuhannya. Mudah-mudahan Allah SWT meridhoi dan mengam puni kita sekalian, amin.

Khutbah Kedua

33MPA 348 / September 2015

Minggu 23 Agustus lalu, Pondok Pesantren Qomaruddin Bungah Gresik menjadi saksi terjalinnya

kerjasama Kementerian Agama RI dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI. Sebab di pesantren inilah Memorandum of Understanding antara Kemenag dan BKPM ditandatangi. Diharapkan ini menjadi tonggak baru pesantren dan madrasah dalam era indus-trialisasi. “Pesantren dan madrasah mem-buka pintu seluas-luasnya dalam penye diaan tenaga kerja terampil di era indus trialisasi saat ini,” ujar Menag Lukman Saifuddin.

Selain itu, lanjut Menag, MoU ini merupakan proses pengimplementasian isi Nawa Cita pemerintah. Sebab di dalamnya memuat tiga poin, yakni peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pendidikan. Juga bagaimana mengupayakan peningkatan produktivitas dan daya saing khususnya di dunia pasar internasional. Yang terakhir, adalah adanya keselarasan antara dunia pendidikan keagamaan dengan dunia industri. “Kesalahpahaman selama ini bahwa industrialisasi mengancam kehi-dupan beragama, itu bisa dipatahkan melalui kerja sama ini,” tandasnya.

Menurut data Kementerian Agama, saat ini terdapat 13 juta anak didik dari kalangan pesantren dan lembaga pendidikan di bawah naungannya yang potensial menjadi tenaga produktif pada periode bonus demografi. Di sisi lain, berdasarkan rata-rata realisasi penyerapan tenaga kerja dari sektor yang menjadi prioritas investasi, infrastruktur, industri (padat karya, orientasi ekspor, substitusi impor dan hilirisasi), maritim, dan pertanian per 1 juta dolar AS, BKPM memproyeksikan kebutuhan sekitar 14 juta tenaga kerja.

Hal itu mengacu pada pengajuan izin prinsip yang masuk sepanjang Oktober 2014 - Maret 2015 sebesar 36,6 miliar dolar AS. Data BKPM menunjukkan, sepanjang medio terseebut terjadi reali-sasi penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.155.000 orang dari nilai reali sasi

investasi sebesar Rp380,1 triliun.Menurut Kepala BKPM Franky Si ba-

rani, dalam menyambut Masyarakat Eko-nomi ASEAN (MEA) kebutuhan akan tenaga kerja terampil sangat dibutuhkan untuk mendukung daya saing Indonesia. Jadi kerjasama antara Kemenag dan BKPM ini untuk memfasilitasi ketersediaan tenaga terampil dari kalangan pesantren dan lembaga pendidikan Islam di bawah naungan Kemenag. Ini untuk memenuhi kebutuhan industri seiring masuknya investasi. “Kalangan dunia usaha dengan aktivitas investasinya dan pesantren dengan potensi tenaga kerjanya harus sinergis agar tujuan pembangunan tercapai,” ujarnya penuh harap.

Menko Perekonomian Darmin Nasu-tion yang turut menjadi saksi penan-datangan kerjasama ini juga menyatakann, bahwa MoU yang terjalin ini merupakan bagian dari upaya membawa pesantren ke dalam proses kegiatan pembangunan. MoU ini juga menjadi awal dari proses panjang bagi pesantren untuk ikut serta dalam membentuk manusia Indonesia yang kompeten Sebab baginya, keberadaan pondok pesantren dan lembaga pendi dikan Islam merupakan bagian dari porses pem-

bangunan. Diharapakan kebera daannya tak sekedar sebagai penerima manfaat dari kerjasama ini saja.

Di hadapan para santri, siswa madrasah, pemerintah daerah dan para pengusaha, mantan Gubernur BI ini juga menegaskan, bahwa dunia pesantren dengan pemahaman agama yang baik tentu memiliki etos kerja yang lebih baik. Dirinya optimis menyongsong pembangunan yang bersifat inklusif, yakni pembangunan yang melibatkan masyarakat. “Saya yakin kita bisa, agar menjadi tuan di daerah kita sendiri,” ujarnya serius.

Sebagai tindak lanjut penandatanganan kerja sama tersebut, BKPM bekerja sama dengan perusahaan dan asosiasi di sektor industri akan membantu penyu sunan program pendidikan dan pelatihan di lembaga pendidikan Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan di sektor industri. Selain itu, BKPM dan Kemenag akan melakukan pelatihan kerja dan mem fasilitasi keter sediaan informasi peluang kerja di sektor industri yang dapat dimanfaatkan kalangan pesantren melalui proyek percontohan. Beberapa lokasi yang diren canakan antara lain wilayah Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan di luar Jawa seperti di Kota Palu. •pri

Tonggak Baru Pesantrendan Pendidikan Islam di Era Industrialisasi

Menag RI Lukman Hakim Saifudin dan Kepala BKM Franky Sibarani saat menandatangani MoU

34 MPA 348 / September 2015

Tragedi kemanusiaan berupa kebe ringa san dan kekejian PKI, bisa dirujuk dari kesaksian KH. Khoirun.Masa kecilnya dihabiskan di desa Doho, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Suasana waktu itu kurang kondusif

bagi pertumbuhan anak desa seusianya. Sebab isu-isu gerakan PKI sudah mulai berkeliaran di sekitaran desa.

Maka ketika remaja, pria kelahiran 1931 ini disuruh ayahnya masuk tentara. Setelah beberapa

waktu menjalani latihan, tiba-tiba ibunya menjemput pulang dan diminta untuk menimba ilmu di pondok pesantren. Putra pasangan Kiai Sairan dan Ny. Suparnik inipun bertandang melang-langbuana ke berbagai pesantren.

Tepat di tahun 1948 Khoirun berangkat ke ponpes Tegalsari, Jetis, Ponorogo. Lantaran waktu itu gerakan PKI sedang bergejolak di daerah Ponorogo dan Madiun, dirinya malah dilatih bagaimana cara menumpas PKI. Sebab mereka sudah mulai melakukan penculikan tokoh-tokoh agama dan pembunuhan terhadap masyarakat.

Waktu itu di daaerah Madiun dan Ponorogo diberlakukanlah ‘Jam ‘Malam. Setiap menjelang Maghrib tiba, jalan-jalan menuju perkampungan sudah diberi pagar dan dijaga secara ketat. Sebab tak jarang para perampok dan pencuri nekat menerobos masuk perkampungan. Mereka menjarah harta benda warga desa.

Maka tak jarang terjadi perkelahian antara para perampok dan pemilik rumah. Hal itulah yang menjadi pemicu awal perlawanan rakyat terhadap para pengacau keamanan tersebut. “Di kemudian hari baru diketahui, ternyata mereka adalah orang-orang PKI,” tutur Kiai Khoirun berapi-api.

Suasana prihatin lantaran kondisi pereko no mian yang memburuk itu mene-mui puncaknya ketika Muso melakukan tindakan makar di seputaran bumi Madiun. Suasana yang sudah mencekam semakin kacau-balau. Sebab penculikan pemuka agama dan pembunuhan keji terhadap masyarakat kian menjadi-jadi. “Orang-orang yang tak sejalan dengan PKI, mereka diculik dan dibantai secara keji. Sehingga pilihannya cuma dua; kita dibunuh atau membunuh,” tukasnya menggambarkan suramnya suasana waktu itu.

Apalagi hampir semua wilayah di Madiun dan Ponorogo, sudah dikuasai oleh PKI. Termasuk di Desa Kresek, Kecamatan Wungu. Daerah tersebut malah menjadi basis pergerakan PKI di Madiun. Juga sekaligus sebagai tempat pemakaman massal korban-korban keganasan PKI. “Akhirnya rakyat bersatu dengan aparat keama nan (Pasukan Siliwangi) untuk menumpas PKI di bumi madiun dan sekitarnya,” tegasnya mantap.

Itulah pasalnya, Khoirun muda yang usianya masih 18 tahun, darahnya mengge lora memenuhi sekujur tubuhnya. Bersama para pemuda Muslim dan para santri dirinya bergerilya. Targetnya adalah untuk menumpas gembong-gembong PKI yang kian merajalela melakukan teror terhadap rakyat di seputaran Madiun Selatan dan Ponorogo.

Sang Penumpas Kebengisan PKIKH. Khoirun

35MPA 348 / September 2015

Pasca tahun-tahun mencekam itu terlewati, dia kembali mencari ilmu di beberapa daerah Jawa Timur. Dipilihnya pondok Tebuireng Jombang sebagai tempat singgah pertamanya. Disinilah dia mengenal sosok pengajar KH. Wahid Hasyim. Setelah dua tahun berselang, dirinya pergi mondok ke Waung Nganjuk. Di sini cuma sempat dijalaninya sebulan saja.

Itu terjadi di tahun 1951. Selain itu dia juga sempat berguru ke Kiai Muhajir Bendo, Pare, Kediri. Di sini dirinya menghatamkan Tafsir Jalalain. Juga nyantri ke Kiai Juaheni Treteg untuk mengaji Tafsir al-Qur’an dan kitab Hadits Bukhori-Muslim.

Kiai Khoirun pernah berjalan kaki selama 14 hari menuju Pondok Brasan Banyuwangi dibawah asuhan Kiai Iskandar. Termasuk pula nyantri ke Jawa Tengah di pondok asuhan Kiai Muhainan Parakan, Magelang. Juga belajar tafsir Yasin ke Kiai Abdulloh bin Bulkim, Mangkang, Semarang.

Pada tahun 1953, ketika berada di pondok Kiai Mahfud Mbulu Jember, dirinya dipanggil Kiai Iskandar untuk segera berdatang ke Banyuwangi. Sebab di sana telah terjadi riak-riak pergolakan PKI. Di tahun 1954, dia berangkat ke Pasuruan untuk belajar ke Kiai Hamid. Selang beberapa waktu, dirinya diperintahkan Kiai Hamid untuk tabarukan ke Kiai Ihsan bin Dahlan (pengarang kitab Sirojut Tholibin) Jampes Kediri. Setahun kemudian mondok ke Kiai Marzuki Lirboyo dan Kiai Jazuli (ayahanda Gus Mik) Ploso.

Setelah menimba ilmu-ilmu keIslaman dirasa cukup, dia mulai menekuni ilmu ‘kadigdayan’ ke Kiai Muhajir pengasuh pondok Sidoresmo Surabaya. Selepas itu dia berangkat ke Suralaya, Cirebon. Di sana dia berguru kepada Abah Anom dan Kiai Dimyati Cidau, Cilegon, Banten.

Lantas Khoirunpun kembali ke Banyuwangi lagi untuk belajar ke Mbah Abu Hasan Kedungwungu, Tegaldelimo, Kalipahit. Oleh Mbah Abu Hasan dia disuruh bertapa di Alaspurwo selama

40 hari bersama Kiai Maskuri asal Demak. Nah, saat Bandit Organisasi (BO) – gerombolan begal-rampok yang dikoordinir PKI – kembali bikin ricuh, dirinya diminta oleh Kiai Iskandar untuk menumpas kelompok sparatis tersebut. Khoirun bahkan ditunjuk sebagai Ketua Santri dalam penumpasan PKI tersebut.

Dari sinilah kemudian Khoirun dipanggil ke Kodim untuk dilatih dan dibekali keahlian dalam menumpas PKI. Khoirun diajari langsung oleh anggota Batalyon 516 Kodam V Brawijaya yakni Letkol Subakir. Melihat kemampuannya yang luar biasa, akhirnya Khoirun dinobatkan sebagai Ketua Algojo wilayah Banyuwangi.

Dari sinilah dirinya memperoleh bekal pengetahuan tentang jenis-jenis PKI yang harus ditumpas. Seperti PKI dengan kategori A-1, yakni anggota PKI yang sejak tahun 1948 merupakan pelarian dari Madiun, Ponorogo, Kediri, Blitar dan lain-lain. Kelompok inilah yang merekrut anggota baru di wilayah Banyuwangi dan sekitarnya. Kelompok tersebut merupakan target utama yang harus dibunuh.

Termasuk mereka yang masuk kategori A-2, yakni anggota PKI yang turut merekrut anggota-anggota baru untuk mengikuti PKI dan ideologinya. Kelompok ini juga harus ditumpas. Selain itu, ada simpatisan PKI. Mereka hanya menjadi anggota baru ataupun pendukung dari PKI. Kelompok yang ini tidak harus dibunuh. Mereka hanya diberi pemahaman dan disadarkan kembali akan agama dan NKRI. “Akan tetapi kalau mereka tetap saja dan bersikukuh memilih menjadi PKI, maka mereka juga akan dibunuh,” tuturnya mengenang.

Sebelum tragedi PKI meletus di Banywangi, pada tahun 1961 hingga

1964 memang ada kelompok pengacau keamanan dengan nama Bandit Organisasi (BO). Ini adalah organisasi sayap PKI, yang bertugas menggali dana bagi perjuangan PKI. Mereka menghalalkan segala cara, seperti membegal, merampok, mencuri dan lain sebagainya. Kedua pimpinannya – Tekik dan Meleng – berhasil ditumpas oleh Khoirun. “Di Madiun PKI melakukan gerakan bawah tanah, sehingga sulit untuk ditumpas. Sedangkan di Banyuwangi mereka terang-terangan, sehingga gampang dimusnahkan,” simpulnya.

Pada tahun 1967 Kiai Khoirun menikah dengan Ismini putri H. Benu seorang saudagar. Dari pernikahan itulah, mereka dikaruniai tiga anak; Rofiq Latifah, S.H, M.Hum (Panitera di Pengadilan Agama Kabupaten Madiun), Ir. Salahudin Al Ayyubi (Pimpinan Wilayah Jawa Timur Perusahaan Swasta asal Jerman dan Belanda yang bergerak di bidang agribisnis), dan Dian Rifa Saikhudin, S.E (seperti kakaknya juga menjadi Pimpinan Wilayah Magetan dan Ngawi Perusahaan Swasta asal Jerman dan Belanda yang bergerak di bidang agribisnis).

Kini rumah KH. Khoirun saban hari tak pernah sepi dari tamu. Baik tamu lokal, maupun yang datang jauh-jauh dari Malaysia, Singapura dan Australia. Disela kesibukannya, dirinya masih menyempatkan untuk mengajar kitab kuning di malam hari – selepas jam 21.00 hingga jam 1 dini hari. Kegiatan rutin ini juga dihadiri para Kiai Kampung dari seputaran daerah Madiun, Ponorogo dan Magetan. “Masyarakat Indonesia harus bertuhan dan beragama. Seperti yang tertuang dalam Pancasila sila pertama dan UUD 1945 pasal 29,” pesannya singkat. •Zainal Arifin

36 MPA 348 / September 2015

Terasa memang, betapa kering-keruntangnya negeri ini. Sawah ladang dan kebon menangis –seakan

mulutnya menganga lebar. Jeritan tangis bocah terdengar bersaut-sautan. Mereka kehausan. Sedang ibu dan babaknya pergi jauh mencari tetesan embun yang ter kumpul di ladang dan lekuk sungai mengering, terhimpit bebatuan.

Pepohonan rontok daunya. Kekeringan membakar tumbuh-tumbuhan. Tak satu-pun yang terhindar. Kecuali pohon yang kokoh dan tahan di musim kemarau. Negeri ini terasa bagai Jazirah Arab. Kering kerontang. Tak ada air setetespun terdapat di padang pasir.

Laporan REPUBLIKA.CO.ID (31/7), Kekeringan mulai melanda sejumlah wila-yah di Indonesia. Diperkirakan ada 200 ribu hektare lahan perkebunan yang mengering dan terancam gagal panen.

Tentu tanah subur menjadi dambaan umat. Dari sana akan tumbuh berbagai tanaman. Padi, sayur, dan buah-buahan –tumbuh menghijau dan merekah. Mem-buat wajah manusia menjadi berubah, sumrengah. Semua pihak hendaknya berusaha untuk mencari solusi. Menda-patkan aliran air untuk menyiram perta-nian, dan kebutuhan lainnya.

Salah satu upaya pemerintah mengatasi kekeringan ini, REPUBLIKA.CO.ID, (31/7) melaporkan, Sebagai langkah cepat me-nanggu langi bencana kekeringan ter sebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa pemerintah telah menye bar ribuan pompa air ke sejumlah wilayah yang membutuhkan air.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulai man mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 100 miliar untuk membangun ratusan embung. Dia mengatakan, pembangunan embung itu akan dilakukan di daerah-daerah ende-mik kekeringan yang tersebar di seluruh Indonesia. “Kita tahu daerah ende mis kekeringan itu kurang lebih 200 ribu hektare,” ucapnya (23/7).

Bagi umat Islam, ada senjata ampuh untuk mengatasi problema kekeringan. Ialah shalat Istisqa’. Istisqa’ secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah, meminta kepada Allah SWT agar menurunkan hujan dengan cara tertentu, ketika dibutuhkan hamba-Nya.

Menadah Setetes EmbunHukum shalat Istisqa’ adalah sunnah

muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang masih men-da patkan air,  sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Allah SWT berfirman:

Maka aku katakan kepada mereka: “Mohon lah ampun kepada Tuhanmu, –sesungguhnya Dia adalah Maha Pengam-pun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)

Rasulullah SAW berdabda, artinya: Ibnu Abbas Ra berkata: Nabi Saw keluar

dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. (HR. Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban).

Dalam Hadis lain disebutkan, Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia menemui Rasul SAW sambil berdiri  dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah musnah  binatang ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat kami tidak melihat

Oleh : Drs. H. Athor Subroto, M. Si

37MPA 348 / September 2015

di langit mendung, gumpalan awan  atau apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada penghalang untuk melihatnya. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan.” Anas RA berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul Saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah Saw mengangkat tangan dan  berdoa: Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan  adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR. Bukhari)

Macam-Macam Istisqa’Istisqa’ memiliki tiga macam, yaitu:1. Istisqa’ yang paling ringan, yaitu doa

tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih.

2. Istisqa’ pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.

3. Istisqa’ yang paling utama adalah Istisqa’ dengan di dahului shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.

Waktu Istisqa’Jika hanya doa, maka dapat dilakukan

kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dima-kruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagai-mana shalat Id.

Tempat Shalat Istisqa’Shalat Istisqa’  dapat dilakukan di masjid

atau di luar masjid

Adab sebelum shalat Istisqa’1. Memperbanyak  istighfar dan taubat di

hari-hari sebelumnya2. Menghindari perbuatan zhalim dan

mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi

3. Didahului dengan berpuasa tiga hari4. Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.5. Memperbanyak sedekah.6. Sebelum pelaksanaan, disunnahkan

me la ku kan thaharah seperti, mandi, bersi wak,  menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang sederhana.

7. Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.

Tata Cara PelaksanaanShalat Istisqa’1. Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat

‘Id. Rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqa’ seperti pada waktu ‘Id”.

2. Rakaat pertama disunnahkan mem-baca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah

3. Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.

4. Berdoa menghadap kiblat dan mengang kat dua tangan.

5. Dianjurkan doa Istisqa’ dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih.

6. Bertawasul dengan amal shalih.7. Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan

memindahkan dan membalikkan selendang atau serbannya.

8. Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.

9. Dianjurkan membawa binatang ternak.

Doa Istisqa’ :

Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang Merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah. Yang melakukan apa yang Ia kehendaki. Ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.

Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan    yang menyuburkan, menyejahterakan, ber manfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesem-pitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau

Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk kami dan kelapangan rezeki.

Doa Ketika Hujan Telah Turun

Ya Allah jadikan hujan yang menye-jahterakan dan bermanfaat. Ya Allah turun-kan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jamaah mengucapkan:” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah.

Diolah dari: dakwatuna.comdan sumber lain (AS)

38 MPA 348 / September 2015

Ajaran Islam dalam semua aspeknya memiliki hikmah dan tujuan tertentu. Hikmah dan tujuan ini

diistilahkan oleh para ulama dengan maqashid syari’ah, yaitu berbagai maslahat yang bisa diraih seorang hamba, baik di dunia maupun di akhirat.

Adapun maslahat akhirat, orang-orang shaleh ditunggu oleh kenikmatan tiada tara yang terangkum dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (hadits qudsi),

“Allah berfirman (yang artinya): Telah Aku siapkan untuk hamba-hambaKu yang shaleh kenikmatan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, dan tidak pernah terdetik di hati manusia.”(H.R. Buhori – Muslim).

“Dan tidak ada ganjaran lain bagi haji mabrur (haji yang baik) selain surga.“ (HR. Bukhari, Muslim, Tirmdizi, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad dan Malik)

Bahkan dalam sebuah hadits disebut kan, Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. Pernah ditanya: “Amalan apakah yang utama?” Beliau menjawab: “Beriman kepada allah dan Rasul-Nya.” Dikatakan: “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab: “Berjihad di jalan Allah.” Dikatakan: “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab: “Haji yang mabrur (haji yang diliputi amal kebaikan).” (H.R. Muttafaqun alaihi dalam Al Lu’lu’ wal Marjan: 50).

Hadis di atas, selain merupakan kabar gembira, juga merupakan peringatan bagi saudara-saudara kita yang sedang menu naikan ibadah haji di tanah suci, yaitu agar melaksanakan ibadah hajinya dengan ikhlas dan benar (sesuai tuntunan Rasulullah Saw), serta taat pada setiap perintah dan larangan Allah.

Tidak Semua OrangMeraih Haji Mabrur

Setiap orang yang pergi berhaji mencita-

citakan haji yang mabrur. Haji mabrur bukanlah sekedar haji yang sah.  Mabrur berarti diterima oeh Allah, dan sah berarti menggugurkan kewajiban. Bisa jadi haji seseorang sah sehingga kewajiban berhaji baginya telah gugur, namun belum tentu hajinya diterima oleh Allah Ta’ala.

Jadi, tidak semua yang hajinya sah terhitung sebagai haji mabrur. Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan, “Yang hajinya mabrur sedikit, tapi mungkin Allah memberikan karunia kepada jamaah haji yang tidak baik lantaran jamaah haji yang baik.”

Tanda-Tanda Haji MabrurLalu bagaimana mengetahui mabrurnya

haji seseorang? Apa perbedaan antar haji yang mabrur dengan yang tidak mabrur? Tentunya yang menilai mabrur tidaknya haji seseorang adalah Allah semata. Kita tidak bisa memastikan bahwa haji seseorang adalah haji yang mabrur atau tidak. Para ulama menyebutkan ada tanda-tanda mabrurnya haji, berdasarkan keterangan al-Quran dan al-Hadits, namun itu tidak bisa memberikan kepastian mabrur tidaknya haji seseorang.

Di antara tanda-tanda haji mabrur yang telah disebutkan para ulama adalah:

Pertama: Harta yang dipakai untuk haji adalah harta yang halal, karena Allah tidak menerima kecuali yang halal, sebagaimana ditegaskan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Sungguh Allah baik, tidak menerima kecuali yang baik (HR. Muslim).

Orang yang ingin hajinya mabrur harus memastikan bahwa seluruh harta yang ia pakai untuk haji adalah harta yang halal, terutama mereka yang selama mempersiapkan biaya pelaksanaan ibadah haji tidak lepas dari transaksi dengan bank. Jika tidak, maka haji mabrur bagi mereka hanyalah jauh panggang dari api. Ibnu Rajab mengucapkan sebuah syair:

“Jika anda haji dengan harta tak halal asalnya.

Maka anda tidak berhaji, yang berhaji hanya rombongan anda.Allah tidak terima kecuali yang halal saja.Tidak semua yang haji mabrur hajinya”

Di antara tuntunan lain yang diajarkan Rasulullah adalah berhaji dengan harta yang baik. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, Dia tidak menerima kecuali dari yang baik.” (HR. Muslim)

Secara umum, ibadah tidak akan diterima jika kita memanfaatkan sarana ibadah dari sumber-sumber yang tidak halal. Kelanjutan hadis di atas menegaskan hal ini. Rasulullah berkata, “Bagaimana mungkin akan dikabulkan, doa orang yang maka nannya, minumannya, pakaiannya, dan pendapatannya haram, sekalipun ia terus menerus menengadahkan tangannya ke langit.”

Kedua: Amalan-amalannya dilaku-kan dengan ikhlas dan baik, sesuai dengan tuntunan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam. Paling tidak, rukun-rukun dan kewajibannya harus dijalankan, dan semua larangan harus ditinggalkan. Jika terjadi kesalahan, maka hendaknya segera melakukan penebusnya yang telah ditentukan.

Di samping itu, haji yang mabrur juga memperhatikan keikhlasan hati, yang seiring dengan majunya zaman semakin sulit dijaga. Mari merenungkan perkataan Syuraih al-Qadhi, “Yang (benar-benar) berhaji sedikit, meski jamaah haji banyak. Alangkah banyak orang yang berbuat baik, tapi alangkah sedikit yang ikhlas karena Allah.”

Pada zaman dahulu ada orang yang menjalankan ibadah haji dengan berjalan kaki setiap tahun. Suatu malam ia tidur di atas kasurnya, dan ibunya memintanya untuk mengambilkan air minum. Ia merasakan berat untuk bangkit memberikan air minum kepada sang ibu. Ia pun teringat perjalanan haji yang selalu ia lakukan dengan berjalan kaki tanpa merasa berat. Ia mawas diri dan berpikir bahwa pandangan dan pujian manusialah yang telah membuat perjalanan itu ringan. Sebaliknya saat menyendiri, memberikan air minum untuk orang paling berjasa pun terasa berat. Akhirnya, ia pun menyadari bahwa dirinya telah salah.

Haji Mabrur = Indonesia MakmurOleh : H. Maijoso, S.Ag. M.Pd.I.*)

39MPA 348 / September 2015

Ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah adalah syarat mutlak untuk semua ibadah, termasuk haji. Sebab, sebagaimana dikata-kan Imam al-Fudhail bin ‘Iyadh, ibadah tidak akan diterima bila tidak diker-jakan dengan cara yang benar, mes-ki pun disertai dengan sikap ikhlas. Demi kian pula bila tidak dilakukan dengan ikhlas, sekalipun itu dengan cara yang benar. Agar diterima, ibadah harus dikerjakan secara ikhlas sekaligus benar. Ikhlas demi Allah, dan benar berdasarkan sunnah Rasulullah. Jadi, penilaiannya bukan pada kuantitas tapi kualitas, yaitu ikhlas dan sesuai sunnah Rasulullah.

Untuk itu, hal pertama yang harus diperhatikan seorang muslim untuk meraih haji mabrur adalah meniatkan hajinya semata-mata karena Allah, bukan karena tujuan lain! Ia harus menghilangkan sama sekali perasaan riya’ (ingin dilihat orang) dan sum’ah (ingin menjadi buah bibir orang).

Rasulullah menjelaskan, riya’ adalah ”syirkul ashgar” (bentuk kemusyrikan yang paling kecil). Dalam hadis riwayat Imam Ibnu Khuzaimah, Rasulullah menjelaskan bahwa orang-orang yang riya’ dalam menghafal al-Qur’an, bersedekah, dan berjihad akan menjadi kayu bakar pertama api neraka. Berpijak pada semangat hadis ini, tidak menutup kemungkinan orang yang pergi haji karena riya’ akan mengalami nasib yang sama. Adapun orang yang

sum’ah, di akhirat nanti akan diumumkan di hadapan semua makhluk Allah sebagai orang yang kecil dan hina.

Rasulullah bersabda, “Barang siapa ingin didengar manusia (bersikap sum’ah) karena kehebatan ilmunya, Allah akan memper-dengarkannya di hadapan makhluk-ma-khlukNya dalam keadaan kecil dan hina.” (HR. Imam Ahmad dan Thabrani).

Keikhlasan yang dituntut di sini adalah keikhlasan yang konsisten. Tak hanya ketika akan berangkat, tapi di tengah-tengah dan sesudah pelaksanaan haji pun seorang muslim yang berharap haji mabrur harus tetap menjaga keikhlasannya. Tidak gampang bagi kita dan tidak sulit bagi setan untuk merusak keikhlasan kita dari pintu mana pun. Karena itu, bila sedikit saja timbul perasaan tidak ikhlas di hati, segeralah ingat dan meminta ampun kepadaNya.

Hal kedua yang perlu diperhatikan seorang muslim yang ingin meraih haji mabrur adalah kesesuaian amalan-ama-lan haji yang dilaksanakannya dengan tuntunan Rasulullah. Rasulullah per-nah bersabda, “Contohlah cara ma nasik hajiku!” (HR Muslim).

Dengan demikian, seorang muslim yang ingin meraih haji mabrur harus mengetahui dengan benar apa saja rukun, kewajiban, sunnah, dan larangan haji yang diajarkan Rasulullah. Ia juga harus berusaha meninggalkan tindakan-tindakan yang

tidak ada contohnya dari Rasulullah. Karena tidak ada jaminan tindakan-tindakan tersebut akan mendapat pahala dari Allah.

Berbeda halnya bila kita mengikuti tuntunan Rasulullah, maka jaminannya adalah Allah sendiri. Di sini, pengetahuan terhadap amalan-amalan haji yang sesuai tuntunan Rasulullah adalah hal mutlak. Haji mabrur tidak akan diraih bila seseorang tidak mengetahui dengan benar apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkannya ketika berada di tanah suci.

Ketiga: Hajinya dipenuhi dengan banyak amalan baik, seperti dzikir, shalat di Masjidil Haram, shalat pada waktunya, dan membantu teman seperjalanan.

Ibnu Rajab berkata, “Maka haji mabrur adalah yang terkumpul di dalamnya amalan-amalan baik, plus menghindari per-buatan-perbuatan dosa

Di antara amalan khusus yang disya-riatkan untuk meraih haji mabrur adalah bersedekah dan berkata-kata baik selama haji. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam per-nah ditanya tentang maksud haji mabrur, maka beliau menjawab,

“Memberi makan dan berkata-kata baik.” (HR. Al-Baihaqi).

40 MPA 348 / September 2015

Keempat: Tidak berbuat maksiat selama ihram.

Maksiat dilarang dalam agama kita dalam semua kondisi. Dalam kondisi ihram, larangan tersebut menjadi lebih tegas, dan  jika dilanggar, maka haji mabrur yang diimpikan akan lepas.

Di antara yang dilarang selama haji adalah rafats, fusuq dan jidal. Allah berfirman,

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang diketahui, barang siapa yang mene-tapkan niatnya dalam bulan-bulan itu untuk mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, fusuq dan berbantah-bantahan selama mengerjakan haji.”(QS. Al-Baqarah: 197)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang haji dan ia tidak rafats dan tidak fusuq, ia akan kembali pada keadaannya saat dilahirkan ibunya.” (HR. Muslim)

Rafats adalah semua bentuk kekejian dan perkara yang tidak berguna. Termasuk di dalamnya bersenggama, bercumbu atau membicarakannya, meskipun dengan pasangan sendiri selama ihram.

Fusuq adalah keluar dari ketaatan kepada Allah, apapun bentuknya. Dengan kata lain, segala bentuk maksiat adalah fusuq yang dimaksudkan dalam hadits di atas.

Jidal adalah berbantah-bantahan secara berlebihan.

Ketiga hal ini dilarang selama ihram. Adapun di luar waktu ihram, bersenggama dengam pasangan kembali diperbolehkan, sedangkan larangan yang lain tetap tidak boleh. Demikian juga, orang yang ingin hajinya mabrur harus meninggalkan semua bentuk dosa selama perjalanan ibadah haji, baik berupa syirik, bid’ah maupun maksiat.

Kelima: Setelah haji menjadi lebih baikSalah satu tanda diterimanya amal

seseorang di sisi Allah adalah diberikan taufik untuk melakukan kebaikan lagi setelah amalan tersebut. Sebaliknya, jika setelah beramal saleh melakukan perbuatan buruk, maka itu adalah tanda bahwa Allah tidak menerima amalannya.

Ibadah haji adalah madrasah. Selama kurang lebih satu bulan para jamaah haji disibukkan oleh berbagai ibadah dan pendekatan diri kepada Allah. Untuk sementara, mereka terjauhkan dari hiruk pikuk urusan duniawi yang melalaikan.

Di samping itu, mereka juga berkesempatan untuk mengambil ilmu agama yang murni dari para ulama tanah suci dan melihat praktik menjalankan agama yang benar.

Logikanya, setiap orang yang menjalankan ibadah haji akan pulang dari tanah suci dalam keadaan yang lebih baik. Namun yang terjadi tidak demikian, apalagi setelah tenggang waktu yang lama dari waktu berhaji. Banyak yang tidak terlihat lagi pengaruh baik haji pada dirinya.

Bertaubat setelah haji, berubah menjadi lebih baik, memiliki hati yang lebih lembut dan bersih, ilmu dan amal  yang lebih mantap dan  benar, kemudian istiqamah di atas kebaikan itu adalah salah satu tanda haji mabrur.

Orang yang hajinya mabrur menjadikan ibadah haji sebagai titik tolak untuk membuka lembaran baru dalam menggapai ridho Allah Ta’ala. Ia akan semakin mendekat ke akhirat dan menjauhi dunia.

Al-Hasan al-Bashri mengatakan, “Haji mabrur adalah pulang dalam keadaan zuhud terhadap dunia dan mencintai akhirat.” Ia juga mengatakan, “Tandanya adalah meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan sebelum haji.”

Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan, “Dikatakan bahwa tanda diterimanya haji adalah meninggalkan maksiat yang dahulu dilakukan, mengganti teman-teman yang buruk menjadi teman-teman yang baik, dan mengganti majlis kelalaian menjadi majlis dzikir dan kesadaran.”

Hal yang harus diperhatikan seorang muslim yang ingin meraih haji mabrur adalah patuh pada setiap perintah dan larangan Allah. Tak hanya perintah dan larangan yang berkaitan dengan haji tapi juga perintah dan larangan Allah secara umum. Ini kewajiban seorang muslim kapan dan di mana pun ia berada.

Istilah «haji mabrur» sendiri, menurut sebagian ulama berarti «haji yang di dalamnya tidak ada maksiat atau haji yang baik».

Di dalam surat al-Baqarah ayat 177, al-Qur›an menyebut al-birr (asal kata mabrur, yang artinya kebaikan) sebagai kebaikan yang memiliki dimensi vertikal dan horizontal. Dalam pengertian ini, haji mabrur adalah haji yang dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan baik dengan Allah dan lingkungan sekitarnya.

Namun begitu, kita memang tidak bisa menilai apakah seseorang itu benar-benar mencapai haji mabrur atau tidak. Itu hak Allah. Namun kita bisa mengenali

ciri-ciri orang yang meraih haji mabrur, antara lain, perubahan pribadi ke arah yang positif. Perubahan ini mencakup hubungan vertikal (dengan Allah) dan horizontal (dengan lingkungan sekitar), juga mencakup kualitas ibadah jasmani dan rohani. Bila tadinya tidak pernah beribadah, menjadi rajin beribadah.

Bila sudah rajin beribadah, menjadi lebih rajin lagi. Bila tadinya pendendam, menjadi pemaaf. Bila tadinya pemaaf, menjadi lebih pemaaf, dan seterusnya. Perubahan ini pada dasarnya disebabkan oleh intensitas penghayatan dan pemaknaan terhadap ibadah haji itu sendiri. Di dalam surat al-Hajj ayat 58, Allah menjelaskan salah satu tujuan haji:

Artinya: “Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di bunuh atau mati, benar-benar Allah akan memberikan kepada mereka rezki yang baik (surga). dan Sesungguhnya Allah adalah Sebaik-baik pemberi rezki. Agar mereka (orang-orang yang melaksanakan haji) menyaksikan manfaat-manfaat bagi mereka.“

PenutupSekali lagi, yang menilai mabrur

tidaknya haji seseorang adalah Allah semata. Para ulama hanya menjelaskan tanda-tandanya sesuai dengan ilmu yang telah Allah berikan kepada mereka. Jika tanda-tanda ini ada dalam ibadah haji anda, maka hendaknya anda bersyukur atas taufik dari Allah. Anda boleh berharap ibadah anda diterima oleh Allah, dan teruslah berdoa agar ibadah anda benar-benar diterima. Adapun jika tanda-tanda itu tidak ada, maka anda harus mawas diri, istighfar dan memperbaiki amalan anda. 

Hampir setiap tahun tak kurang dua ratus ribu jamaah haji Indonesia menu-naikan ibadah haji ke tanah Haramain. Kita semua berharap agar para duyufullah duyu-fur rahman sepualng ke tanah air dapat menjadi haji yang mabrur. Dengan kem-abruran haji mereka, maka Indonesia akan makmur. Apabila setiap tahun Indonesia mendapat tambahan dua ratus ribu haji mabrur, maka pada masa-masa mendatang Indonesia Insya Allah akan menjadi negara yang baldatun toyyibatun wa robbun ghafur dengan ridlo Allah. Amin.

Wallahu a’lam bis showab.

*) Penulis adalah Kepala MTs NegeriSukowono, Jember

41MPA 348 / September 2015

Sejak mulai boomingnya perdagangan batu akik sekitar tahun 2014 lalu, minat terhadap jenis batu mulia itu semakin

meningkat. Bahkan demam batu akik itu melanda hampir semua kalangan. Dari kalangan atas misalnya, ada Pak Wiranto, Hary Tanoesoedibyo, Walikota Surabaya Bu Tri Rismaharini. Juga dr. Boyke Dian Nugraha, Teuku Edwin, Mathias Muchus, Cak Lontong. Bahkan Fadli Zon Wakil Ketua DPR saat ini, sudah delapan bulan ini aktif mengoleksi batu akik dari hampir segenap kabupaten/kota di Indonesia. “Di perpustakaan saya, ada (sekitar) 300 hingga 400-an (batu akik) lah”, kata Pak Fadli di Komplek Parlemen Jakarta.

Indonesia memang kaya dengan bebatuan mulia, termasuk batu akik. Ribuan jenis batu akik mudah didapat dari berbagai daerah. Semua itu tidak terlepas dari posisi Indonesia sebagai negara vulkanik yang dikelilingi banyak gunung api. Hal itu diperkuat oleh pendapat Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof. Ir Joni Hermana MSc ES, yang menyatakan bahwa, “Indonesia punya sumber daya alam yang luar biasa. Feno mena alam seperti meletusnya gunung berapi mengakibatkan keluarnya kom posisi mineral dan kimia dengan tekstur partikel unsur. Lalu, terbentuk batu berwana-warni dengan berbagai tekstur setelah melalui proses. Banyak jenis, spesies, warna yang diukur berdasar kom posisi warna dan usia batu tersebut”.

Di Jawa Timur saja, ada sejumlah batu akik yang menjadi buruan para pecinta akik, diantaranya : kecubung Trenggalek, sisik ular Bangkalan, batu macan Banyuwangi/ Lumajang, teratai/sisik ular piton Surabaya, lumut sendang Malang, fosil kayu jati Tuban, siwalan/ati ayam/pirus merah Jombang, lirang bang/aji drajad Lamongan, pancawarna bawean Gresik, semar aji kramat njari Bojonegoro, bromo black stone Probolinggo, lumut kuning/lumut merah/pancawarna/bulu macan Jember, pirus lazuli Tulungagung, punggung kura/mata kucing/red baron/golden supreme/snow white/ kecubung karang/ badarlumut/ badarbesi/ lavender/ wulung/ amber/ jasper/ onyx/ jade/ pirit Pacitan, dan masih banyak lagi. Belum lagi di wilayah Indonesia yang lain.

Maraknya perburuan batu akik di kalangan masyarakat, menurut Pak Fadli, ”merupakan hal yang wajar dan justru bisa meningkatkan perekonomian rakyat”. Hal yang sama juga dikuatkan oleh Prof.Joni, bahwa ”Sekarang sedang banyak yang menyukai batu akik. Saya kira

fenomena ini berbeda dengan fenomena hal yang booming sesaat. Misalnya, tanaman gelombang cinta, yang varian tumbuhannya hanya satu. Sedangkan batu akik jenisnya bermacam-macam”, jelas guru besar teknik lingkungan itu.

Karena itu, Prof.Joni pecaya bahwa fenomena itu akan berlangsung langgeng bila didukung oleh sejumlah faktor, terutama pemerintah yang harus serius memfasilitasi fenomena booming akik ini. Salah satunya, melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang selama ni menjadi penggerak industri batu akik. Industri kreatif juga sebaiknya dilibatkan. Sebab sekarang adalah era industri kreatif. Banyak hal yang tidak bertahan lama lantaran tidak ada inovasi dalam pengembangannya. Jika batu akik masuk ke dalam ranah industri kreatif, bakal banyak model-model baru. Yang tidak kalah pentingnya adalah pengawasan lewat sertifikasi batu akik. Maksudnya, setiap batu akik yang aseli harus disertai sertifikat yang memuat identitas batu tersebut. Mulai dari asalnya, usia, hingga unsur mineral yang membuat warna batu itu terbentuk. Bila sudah jelas dan tepat mekanismenya, maka tentu trend itu tidak hanya bertahan dikalangan kaum Adam. Bisa juga para perempuan ikut tertarik. ”Kalau perempuan sudah tertarik, maka bakal lebih langgeng tentu. Sebab, aksesori perempuan punya varian yang lebih banyak. Sektor ekonomi bisa jadi kian berkembang. Karena dengan fenomena tersebut, batu akik tidak hanya bisa menjadi ciri khas Indonesia sebagai bangsa vulkanis. Sektor ekonomi secara tidak langsung ikut lebih hidup. Banyak orang yang sandang pangannya tertolong lewat perdagangan batu akik. Mulai pencari batu, pengasahnya, pembuat ring/cincinnya, hingga distribusinya”, jelas Pak Joni.

Dalam upaya menggalakkan perda-gangan akik ini, maka di bulan Agustus ini saja telah diadakan serangkaian agenda promosi batu akik di sejumlah daerah di Jawa Timur, antara lain: ”Hebohnya Bursa Akik di Hi-Tech Mall Surabaya ; Bursa Akik Internasional di Jatim Expo Surabaya ; Batu Akik dan Origami Jember Untuk Dunia”. Selain itu, di Surabaya juga ada salah satu pasar terbesar yang menjual berbagai jenis batuan yaitu di Pasar Kayoon. Lokasinya terletak di pinggiran Jalan Kayoon, Kecamatan Genteng. Pasar Akik Kayoon, menjadi destinasi apabila ingin hunting batuan dengan banyak pilihan. Dengan harga yang beragam, mulai

Rp.25 ribu hingga ratusan juta rupiah. Ketua pedagang akik di Pasar Kayoon Mochammad Khudori menjelaskan bahwa omzet yang didapat dari setiap pedagang yang menjajakan jualannya di pasar tersebut bisa mencapai sekitar Rp. 2-3 juta perhari. ”Omzet kami sebenarnya tidak jelas. Sebab, ada batu-batu khusus yang harganya bisa mencapai Rp.10 jutaan. Jadi, kadang omzet sehari bisa berubah. Namun memang, omzet itu cenderung menurun dibanding pada 2014 saat batu mulia lagi booming-boomingnya. Saat itu kisaran omzetnya bisa mencapai sekitar Rp.20 – Rp.600 juta perpekannya. Pada 2015 ini, penjualannya cenderung stagnan. Tapi melihat trend-nya, saya optimis penjualannya masih akan bagus”, jelas Pak Khudori.

Jumlah pedagang akik di Kayoon terbilang cukup banyak. Jumlahnya sekitar 60-65 kios yang aktif. Pada hari Sabtu dan Ahad jumlahnya bisa bertambah hingga ratusan. Sedangkan jumlah pedagang kaki lima yang tidak resmi bisa mencapai sekitar 500an pedagang. Pada hari libur, biasanya malah bertambah semakin banyak. Makin banyaknya jumlah pedagang akik, meru-pakan fenomena banyaknya orang yang menggan tungkan ekonominya lewat perda-gangan akik. Perum Jasa Tirta II pemilik lahan Kayoon, berencana mem perluas area pasar akik disana. Jenis batu akik yang diminati di Kayoon, adalah klasifikasi kalsedon, red baron, quartz, topaz, kecubung, dan masih banyak lagi. Kisaran harga batu yang diolah, bisa mencapai sekitar Rp. 200 – 300 ribuan, untuk grade yang biasa. Sedang, bila menginginkan jenis batu dari grade yang bagus harga belinya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupaih. ”Saya pernah (suatu saat mau) jual bongkahan batu (akik/mulia), hingga ada orang yang mau tukar sama mobil Pajero-nya karena dia suka”, kata Pak Khudlori. ”Namun, harga jual dan pengklasifikasian batu memang tidak bisa ditentukan dari jenis batunya. Sebab harga jual sebuah batu, bisa menjadi mahal jika orang tersebut menyukai jenis batu itu”, tambah Pak Khudori.

Jadi, mata rantai perdagangan batu akik itu bisa sebagai pencari batunya, pengasahnya, pembuat embannya/rumah cincinnya, penjualnya, tengkulaknya, make-larnya, dst. Dengan besaran modal awal yang cukup relatif. Bila Anda ingin berkonsultai mengenai perbatu-akikkan, maka bisa melalui email : ”[email protected] dan @batuakikJP”. Jika Anda berminat, silahkan mencoba! Mumpung masih ada peluang.

(sk-jp 15 - 220815 serta sumber lain) ; •AHAR

“Ayoo Rame-Rame, Dagang Batu Akik”

42 MPA 348 / September 2015

Tapi jangan salah duga. Sebab di café ini, anak-anak yang usianya

meremaja itu tidak hanya seke dar nonton bersama sam-bil menikmati alunan musik. “Café Disko bukanlah untuk jogetan, tetapi tempat atau wadah untuk melakukan diskusi, komunikasi dan mem-berikan informasi yang dila-kukan secara rutin, baik siang maupun malam hari,” terang Drs. Abdillah, MH, M.Pd.I.

Disko merupakan singka-tan dari Distrik Komunikasi. Di cafe ini, siswa MAN yang tergabung dalam tim Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) SUPERMAN, memberikan ragam informasi yang berkaitan dengan bahaya free seks, miras, narkoba dan HIV/AIDS. “Anak-anak juga berbagi informasi tentang plus-minusnya pernikahan usia dini. Intinya mereka terlibat langsung dalam konseling bagi remaja,” papar Kepala MAN Sumenep ini.

PIK-R, terangnya, merupakan bagian dari Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) yang kemudian oleh BKKBN dibagi menjadi dua, yaitu PIK Remaja dan PIK Mahasiswa. “Dalam pelaksanaannya, PIK-R

merupakan suatu wadah kegiatan pusat PKBR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja. Karenanya, yang menjadi pendidik dan konselor ya dari para siswa itu sendiri,” ujar pria kelahiran Sumenep, 6 September 1966 ini menje-laskan. “Karena konse lornya seumuran mereka, maka sangat memudahkan para remaja ini saling berbagi infor-masi dan curhat,” tambah ayah tiga anak ini.

Kalaupun mereka memilih nama SUPERMAN, itu karena ada sebuah target yang mereka

inginkan. “SUPERMAN itu kependekan dari Sigap, Ulet, Percaya diri, Edukatif dan Religius,” katanya. “Karena itulah, siswa yang tergabung dalam tim ini harus menunjukkan karakter SUPER,” tandas mantan Kepala MTsN Terate ini.

Setelah Tim PIK-R SUPERMAN terbentuk, mereka pun membentuk jejaring dan pengimbasan ke bebarapa lembaga binaan baik di MTs hingga pesantren untuk bergabung. Mereka juga membuat banyak program untuk membantu mencegah dan menanggulangi kenakalan remaja yang kian memprihatinkan. Program itu disesuaikan dengan minat dan kebutuhan remaja. “Kami

SUPERMAN dibina langsung oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) Kabupaten Sumenep,” jelas mantan Kepala MTsN Sumenep ini.

Tujuan dibentuknya PIK-R adalah untuk memberikan informasi Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR), Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR. “PIK-R

Drs. Abdillah, MH, M.Pd.I.Kepala MAN Sumenep.

Ciptakan Aplikasi KonselingGenRe Virtual 3 Dimensi

Sudah lebih dari setahun ini, siswa MAN Sumenep gemar sekali berkunjung ke Café Disko Remaja.Tiap Sabtu malam minggu selepas isya’, para remaja ini selalu kongkow bareng di café yang terletak di halaman parkir Telkom Sumenep itu.

MAN SUMENEP

Kamilatus Sa’adati, S.Ag, M.Si saat mendampingiKonselor Sebaya PIK-R SUPERMAN menangani klien.

Bersama Bupati Sumenep A. Busyro Karim (tengah) dan Kepala BPMP-KB kab. Sumenep Masuni (kiri).

Monopoli GenRe di Taman Bunga Alun-Alun.

43MPA 348 / September 2015

biasanya membidik event besar, seperti hari Valentine Day maupun hari HIV/AIDS,” terang suami Jenni Candra Wantina ini.

Selain Café Disko Remaja, PIK-R SUPERMAN juga membuat Club Cooee GenRe (Konseling GenRe Virtual) yang meru-pakan aplikasi chatting tiga dimensi (3D). “Semuanya dikemas ke dalam konsep ramah dan peduli remaja yang berisikan substansi PKBR,” terang Erik Okta Nurdiansyah.

Dengan adanya aplikasi ini, terang Ketua PIK-R SUPERMAN ini, para Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dapat dimungkinkan mentransfer semua informasi yang komprehensif seputar permasalahan remaja dalam waktu yang singkat. “Kami juga ingin menepis anggapan para ahli di bidang konseling, bahwa antara konselor dan klien itu harus dengan cara tatap muka untuk memaksimalka rasa dan sikap empati seorang konselor kepada kliennya,” ujar remaja kelahiran Sumenep, 2 Oktober 1998 ini.

Karenanya, para remaja yang akrab dengan teknologi informasi ini pun mencoba memaksimalkan perangkat yang ada seperti handphone, internet dan media teknologi informasi lainnya. “Kami coba berupaya bagaimana seorang Konselor Sebaya mampu berempati secara penuh dalam proses konseling walau dilakukan tidak dengan tatap muka,” tukas siswa Kelas XII IPA 3 MAN Sumenep ini.

Aplikasi ini dilengkapi dengan video animasi proses konseling sesuai jam pela-yanan yang ditentukan. “Karena sifatnya 3D, aplikasi ini memungkinkan konselor dan klien merasakan pengalaman konsultasi seperti sedang bertatap muka di dunia nyata,” tandas anak pasangan Drs. Ahmad Gani dan Herlin Trisni ini tersenyum bangga.

Di hari Minggu pagi, mereka juga menggelar game edukatif di Taman Bunga Alun-Alun Kab. Sumenep. Selain ada permainan ular tangga, juga ada monopoli dengan ukuran 2 x 2 meter. “Kami membuat sendiri, baik desain maupun

aturan permainannya,” terang anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Tim PIK-R SUPERMAN juga mela-kukan road show ke sejumlah sekolah untuk menyampaikan pemahaman pada para siswa tentang Triad KRR. “Alhamdulillah mereka merespon positif, karena persoalan ini terkait langsung dengan remaja sesusia kami,” papar remaja yang juga menjabat Wakil Ketua Teater Diam MAN Sumenep itu.

Pada saban harinya, mereka juga membuka konseling yang dikemas dengan curahan hati (curhat) remaja, baik melalui media sosial (Facebook, Twiter dll), telpon maupun konsultasi langsung di sekretariat PIK-R SUPERMAN. Setiap pulang sekolah pukul 13.30 hingga pukul 16.00 para remaja ini dengan sabar dan telaten melayani beragam keluhan teman sebayanya baik secara medis maupun psikis. Saat ini tim ini telah memiliki 14 Konselor Pendidik dan 13 Konselor Sebaya. “Tiap hari ada jadwal piket. Karena faktnya, tiap hari tak kurang dari 7-8 klien yang kami layani,” bebernya. “Tapi tak perlu khawatir, kami sangat menjaga rahasia identitas para klen kami,” tambahnya meyakinkan.

Bagi remaja perempuan, mereka banyak menanyakan perihal problem kewanitaan terkait menstruasi dan sejenisnya. Ada pula yang konsultasi tentang permasalahan kenakalan remaja yang berkaitan dengan Napsa dan miras. “Tak sedikit pula yang curhat masalah dirinya dengan keluarganya.

Banyak sekali yang broken home. Ada pula yang curhat masalah pacarnya,” terangnya.

Yang menarik, anggota PIK-R SUPERMAN pun juga tak jarang turut mela kukan konsultasi dengan sesame anggota tim lainnya. “Hal itu wajar mengingat mereka kan masih remaja yang labil dan butuh bimbingan,” ujar Kamilatus Sa’adati, S.Ag, M.Si. Karenanya, tim ini selalu didampingi oleh guru BK sebagai pem-bimbing. “Kami juga bekerjasama dengan Puskesmas Pamolokan untuk urusan medis dan dibantu oleh Eviera Permata Consultant jika ada problem psikologi klinis,” tambah Guru BK MAN Sumenep ini.

Perempuan kelahiran Sampang, 24 Maret 1977 ini mengakui sangat terbantu dengan adanya PIK-R SUPERMAN. Karena menurutnya, angka kenakalan remaja menurun setelah tim ini dibentuk. “Tim ini menjembatani kami untuk memahami dan memberikan solusi bagi remaja yang tengah terlilit persoalan. Mungkin mereka sungkan dan takut jika mau curhat kepada gurunya, tapi tidak dengan teman sebayanya,” papar Guru Pembimbing PIK-R SUPERMAN ini.

Atas aksi nyata dan terobosan program yang luar biasa dalam mencegah dan menanggungali persoalan remaja, PIK-R SUPERMAN dipilih untuk mewakili Jawa Timur di pentas PIK Remaja- Mahasiswa (RM) jalur pendidikan Tingkat Nasional tahun 2015. “Alhamdulillah, kami dino-batkan sebagai nominator lima besar,” tutur alumni S1 Jurusan PAI Fak. Tarbiyah STAIN Pamekasan ini bersyukur.

Luar biasanya lagi, PIK-R SUPERMAN ma mpu meraih Juara 2 setelah PIK-R Ceria dari Universitas Hasanudin (Unhas) Sulawesi Selatan sebagai Juara pertama. “Yang membuat kami bangga, kami men-jadi satu-satunya lembaga dari tingkat SMU, karena empat besar lainnya diraih o leh perguruan tinggi,” tandas alumni S2 Psikologi Pendidikan Untag Surabaya dengan senyum dikulum.

•Dedy Kurniawan, Syaf Anton

44 MPA 348 / September 2015

Latihan Shalat Khusyu’

01

Maudlu’i Kontemporer

Pengasuh :Prof. Imam Muchlas, MA

Al-Quran S 2 Al-Baqarah 45-46

2:45. Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,

2:46. (yaitu) orang-orang yang meya-kini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya(S 2 al-Baqarah 45-46).

Tema dan sari tilawah 1. Manusia itu serba lemah lalu berkem-

bang menjadi cerdas dan kuat.2. Tetapi bagaimanapun juga hebatnya

maka manusia itu juga serba terbatas sebab ada sesuatu yang di luar daya-kemmampuan manusia, namanya Tuan.

3. Maka manusia harus memohon bantuan pertolongan kepada Dzat yang serba Maha itu.

4. Hanya saja terkabulnya permohonan itu terserah kepada Tuhan yang menga-bulkan do’a mamusia.

5. Dan Allah sudah memberi isyarat bagai mana do’a itu dapat dikabulkan.

6. Bahwa berdo’a itu harus dengan sabar dan shalat yang khusyu’ maksimal.

7. Syaratnya khusyu’ ialah seseorang wajib mempunyai keyakinan bertemu Allah dalam berdo’a itu dan semua memang akan kembali kepada Allah.

Masalah dan jawaban#1. Sampai seberapa ukuran kemampuan

daya manusia mewujudkan keingi-nannya? Jawaban hipotetis: Setiap ma-nu sia mempunyai daya kemampuan yang tidak sama dengan daya kemam-puan orang lain dan lebih tinggi lagi para pakar dan ilmuwan menyatakan bahwa ada suatu daya kekuatan yang jauh di atas daya kekuatan seluruh umat manusia, namanya Tuhan.

# 2. Apa kiatnya ada orang yang mempunyai daya kemampuan yang mengalahkan orang lain secara menakjubkan? Jawa-ban hipotetis: Daya kemampuan seseorang tumbuh melalui proses logis

ilmiah ditambah anugerah pertolongan dari Allah.

# 3. Bagaimana caranya sehingga perto-longan Allah turun dianugerahkan kepada kita sehingga dapat berhasil mencapai apa yang kita inginkan? Jawaban hipotetis: Senada dengan Al-Quran s2a45-46 di atas maka me-mohon pertolongan Allah itu caranya ialah dengan shalat yang sangat khusyu’ dan sabar.

Pendalaman dan penelitian

BAB SATUSowan menghadap Allah

# Masala ke-1: Sampai seberapa ukuran kemampuan daya manusia mewujudkan keinginannya? Jawaban hipotetis: Setiap manusia mempunyai daya kemampuan yang tidak sama dengan daya kemampuan orang lain dan lebih tinggi lagi para pakar menyatakan bahwa ada sesuatu yang mempunyai daya kekuatan yang jauh di atas daya kekuatan manusia, namanya Tuhan. ÷Ilmu Allah itu terlalu tinggi di atas ilmu semua makhluk. Allah berfirman:

“Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki: dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui”(S 12 Yusuf 76), yaitu Allah.

“Dan di antara tanda-tanda kekua-saan-Nya ialah Allah menciptakan langit dan bumi dan berbeda-bedanya bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”(S30 Ar-Rum 22).

Maka masing-masing manusia mem-punyai kecakapan menguasai bahasa ter-tentu melebihi kemampuan orang lain.

BAB DUAKarena rahmat Allah

# Masala ke-2: Apa kiatnya ada orang-orang mempunyai daya kemampuan yang mengalahkan orang lain secara menakjubkan? Jawaban hipotetis: Daya kemam puan seseorang tumbuh melalui proses logis ilmiah ditambah rahmat pertolongan Allah.

Dalam hal ini ada tiga macam alur pikir para tokoh, yaitu:(1) Para ulama Mu’tazilah senangnya

mengunggulkan akal- pemikiran dalam hal ini mereka menyatakan bahwa Allah sudah menetapkan HUKUM KAUSALITAS terhadap makhluk dan alam semesta. Pokoknya Hukum Kausalitas itu mengatur bahwa siapa yang berbuat baik akan mendapagt nikmat bahagia dan dapat masuk surga, siapa yang berbuat jahat akan mendapat hasil perbuatannya yaitu derita kesengsaraan maka kelak jatuh ke dalam neraka.

(2) Kaum Murjiah dan Jabariyah berpen-dapat bahwa Hukum Kausalitas itu dikalahkan oleh sifat Allah yang Maha Kuasa bahwa siapa yang beriman dan beramal soleh akan masuk surga sebaliknya siapa yang berbuat kufur akan masuk neraka maka hukum ini tidak selalu harus demikian, karena kehendak Allah lebih kuasa menetapkan “surga atau neraka” itu tidak terkait oleh amal-perbuatan manusia. Mereka menya takan bahwa Maha Kuasa Allah terlalu kuat menetapkan nasib makhluk dan manusia itu persis seperti wayang kulit, jika wayang Gatut-koco digerakkan oleh dalang dia dapat terbang melayang-layang di udara, tetapi jika wayang Gatut-koco diletakkan di dalam kothak maka dia akan diam 1000 bahasa persis batu.

(3) Kaum Asy’ariyah menyatakan bahwa Allah itu mempunyai sifat 20 dan 99 Asama`ul-Husna. Berdasarkan 20 sifat dan 99 nama Allah ini maka Allah

45MPA 348 / September 2015

sudah memberikan anugerah yang sangat besar kepada manusia, khu-susnya ialah sifat Maha Bijaknasa, Maha Rahman. Maha Murah Mah Rahim, Maha sayang penuh kasih. Maka Allah sudah memberi kebebasan kepada manusia berupa akal dan hati, sehingga dengan akal dan hati manusia mampu membuat niat, keinginan, cia-cita. Kemudian barang siapa berniat, kepengin dan bercita-cita untuk beramal yang baik Allah mencatat sebagai amal soleh satu, jika terlaksana dan berhasil dia ditulis dan diberi pahala berlipat 70 sampai 700 kebagusan dan beberapa ketentuan lainnya. Allah berfirman dalam Al-Quran:

“Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)”(S 10 Yunus 61).

Keharusan sistem kausal (sebab-akibat) merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak ada keraguan.

Tetapi menurut Imam Al-Ghazali Hukum Kausalitas itu hanya sebagai “Hukum Adat”, karena segala sesuatu termasuk Hukum-Adat itu yang membuat ialah Allah, Api itu membakar adalah ukum-adat, padahal Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Narud tidak panas dan api tidak dapat membakar Nabi Ibrahim itu yang membuat ialah Allah. Al-Quran s21a69 mencatat firman Allah:

68. Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”.

69. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (S21 Al-Anbiya` 68-69).

Dalam penciptaan alam semesta ini terdapat sistem yang khusus dan tertib-urutan tertentu dalam proses pen cip-taannya. Kehendak Allah dalam mewu-judkannya adalah kehendak Allah sendiri.

Dari sinilah lahir hukum sebab akibat atau “hukum kausalitas” yang dipegang oleh kaum rasionalis Barat itu.

Maka seluruh hukum di alam semesta ini sepenuhnya di bawah Maha Kuasa Allah, bahkan perbuatan para wali dan siapa saja yang berbuat luar biasa atau aneh bin ajaib adalah meminjam atau dikerjakan oleh Allah, Disebut dalam hadis Qudsi tercatat sebagai berikut:

“Dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah Saw bersabda: “Allah berfirman; Siapa yang memusuhi wali-KU, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku jika mendekatlan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang dia cintai lebih dari pada yang telah Aku wajibkan dan hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah telinganya yang ia jadikan untuk mendengar, dan matanya yang ia jadikan untuk memandang, dan aku adalah tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan Aku adalah kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. Dan Aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya” (HR Bukhari no.6021).

Adapun mereka yang mencari kekuatan gaib, atau daya kekuatan yang aneh bin ajaib di luar ajaran Islam (Al-Quran dan Hadis), maka dia hukumnya kafir, sebab mencari atau meminta daya kekuatan kepada selain Allah itu sama dengan percaya kepada selain Allah namanya musyrik dan tidak beriman kepada Allah sama dengan kafir.

Allah menegaskan bahwa perbuatan-perbuatan yang aneh bin ajaib yang -luar biasa di luar Hukum Allah adalah dari setan dan jika terlihat tampaknya berhasil itu sebenarnya karena ijin dari Allah setan

itu mendapat ijin dari Allah (SIM=Surat Ijin Mnggoda)manusia(Qs7a15, s38a80), tetapi SIM ini tidak mampu menggoda-mengalahkan orang yang mukhlish (Lih.Al-Quran S 15a40dan S38a83); Al-Quran memperingatkan kepada kita bahwa ilmu sejenis santhet, tenung, guna-guna itu perbuatan setan dia dapat berhasil jika mendapat ijin dari Allah, maka banyak orang yang di-santhet atau ditenung tetapi tidak berhasil (oran tedas), tetapi mbalik kepada asalnya secara samar-samar disinggung oleh Al-Quran sebagai berikut:

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajarinya dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui”(S 2 Al-Baqarah 102).

Seluruh daya kekuatan atau kelebihan kemampuan yang ada di dalam diri manusia atau makhluk mana saja maka pada hakikatnya adalah dari Allah.

Bersambung...

46 MPA 348 / September 2015

Klinik.Penglihatan merupakan sarana untuk

mengumpulkan banyak informasi dari lingkungan sekeliling kita, untuk kemudian dimanfaatkan sebagai bahan untuk “belajar” maupun bertindak. Luasnya area yang harus diamati, yang kadang-kadang harus dilakukan dengan cepat, maka bola mata kita harus “mudah” digerakkan; untuk itulah antara lain bahwa bola mata kita selalu dilicinkan dengan lumuran air mata. Selain sebagai pelumas, air mata juga berfungsi sebagai “pembilas” agar debu yang menempel di mata dapat secepatnya terusir; debu yang terbawa oleh angin itu selain mungkin kasar dan dapat merusak, kadang-kadang mengandung bahan kima berbahaya ataupun juga membawa kuman. Air mata mengandung beta lysine, lysozym, IgA, IgG yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan kuman. Jika pembilasan ini lambat, maka akibatnya dapat berupa kerusakan ataupun infeksi karena adanya peluang pertumbuhan kuman. Air mata diproduksi oleh kelenjar air mata yang berada di kelopak mata; air mata ini setelah membilas kornea secara normal akan mengalir ke sudut mata (dekat hidung) yang selajutnya mengalir ke dalam rongga hidung, terus ke tenggorokan.

Bagian mata yang paling rentan terhadap gangguan dari luar ini adalah cornea; “kulit” bening yang tebalnya hanya sekitar 1 mm ini tersusun dari beberapa lapis sel-sel dan selaput penyangga. Di kornea ini banyak terdapat serabut-serabut syaraf rasa nyeri, yang ujungnya terbuka sehingga mudah terangsang dengan menimbulkan rasa nyeri, misalnya jika terkena benda asing (debu, pasir, bahan kimia, kuman “biasa”, ataupun jamur) ataupun hanya oleh kekeringan; alergi juga dapat menimbulkan nyeri karena penebalan tak rata atau gatal sebagai bentuk reaksi alerginya. Selain adanya rasa nyeri

Pengasuh :dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.

misalnya air kapur, soda ); jika yang bersifat asam mudah terendapkan oleh protein yang terkandung di dalam air mata, berbeda halnya dengan yang bersifat alkalis itu. Bahan yang alkalis itu cenderung terikat ke jaringan yang terkena itu dengan akibat terjadinya kerusakan lanjutan dalam beberapa jam sesudah terkena.

Debu halus sebagai partikel “kasar” dapat menimbulkan kerusakan pada kornea sebagai akibat mekanis oleh tajamnya debu itu; apalagi jika debu itu memang benar-benar kasar. Benda keras yang “tajam” bahkan dapat mengakibatkan jebolnya kornea; lebih parah lagi jika ternyata debu ataupun benda tajam itu mengandung

dan keluarnya banyak air mata, biasanya gangguannya juga akan disertai photophobia (silau, tak tahan cahaya). Kornea yang terluka ini akan mengganggu jalannya cahaya sehingga penglihatan terganggu atau kabur, lebih-lebih jika lokasinya berada di tengah kornea mata.

Selain karena adanya kelainan bawaan (sejak lahir), kornea ini memang mudah terganggu dengan menimbulkan rasa nyeri. Bahan kimia dapat merangsang kornea, baik yang berupa cairan yang menempel ke situ ataupun gas yang terlarut ke dalam air mata yang membasahi kornea. Bahan yang bersifat asam lebih mudah teratasi ketimbang yang bersifat basa (alkali;

Mata “Ngeres”,Banyak Penyebabnya

BAGIAN-BAGIAN MATA

Mata kita termasuk organ penting yang cukup mudah terusik dan menimbulkan ”nyeri” yang ringan sampai yang berat,yang mungkin mudah reda ataupun yang memerlukan tindakan lajut yang tidak sederhana lagi.

47MPA 348 / September 2015

kuman yang dapat menimbulkan infeksi dan akibat lanjutnya semisal cacat perma-nen ataupun kebutaan.

Banyak macam kuman yang dapat menimbulkan infeksi; reaksi mata terhadap infeksi ini bermacam-macam. Ada infeksi yang hanya menimbulkan reaksi yang berupa mata merah saja, ada yang juga disertai “terkumpulnya” sel-sel darah putih sehingga muncul banyak secrete (tai mata; kethek, Jw.) dengan akibat ketika bangun tidur kelopak mata sulit dibuka karena melekat tertaut kuat. Biasanya infeksi akan disertai dengan adanya demam ataupun rasa lelah (malaise).

Tergantung pada macam kuman penyebabnya ada berbagai macam bentuk kerusakan kornea oleh kuman ini; ada yang meluas tipis, ada yang cenderung di tengah, ada yang cenderung di sebelah atas, dengan kedalaman “luka” yang tak sama, dan sebagainya. Kerusakan kornea ini ada juga yang dapat mengakibatkan jebolnya kornea sehingga kuman dapat masuk ke dalam bola mata dan kemudian lebih merusaknya sehingga buta. Kerusakan ataupun infeksi kornea dapat juga disertai dengan infeksi jaringan lain di sekitarnya, sehingga sering kali infeksi kornea ini muncul tidak khas lagi karena sudah juga melibatkan jaringan mata di sekitarnya.

Kerusakan kornea dapat terjadi sebagai akibat kurang hati-hati, semisal jika tergores akibat kasarnya pemakaian lensa kontak. Penggunaan obat-obatan secara sembarangan juga dapat menyebabkan reaksi atas kornea ini, terutama pada penggunaan obat-obat golongan penekan sistem kekebalan tubuh (imunitas), semisal kortikosteroid, ataupun juga obat-obat penghilang rasa nyeri. Penggunaan obat-obatan itu seharusnya dengan resep dan dalam pengawasan dokter.

Pasien dengan penyakit sistemik (yang menyerang seluruh tubuh) yang menurunkan daya tahan tubuh memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami kerusakan kornea. Penyakit tersebut antara lain diabetes mellitus (penyakit kencing manis), HIV/AIDS, dan keganasan (kangker). Selain itu, kekurangan vitamin A juga meningkatkan risiko terjadinya gangguan kornea.

Diagnosa.Secara umum gangguan atas kornea

itu akan menimbulkan rasa nyeri. Jika gangguan itu hanya pada suatu area kecil akan terasakan sebagai “ngeres” seperti ketika “mata” terkena partikel, pasir, atau debu kasar (klilip, Jw.); jika terjadi perlukaan kornea ataupun “pembengkakan” kornea maka rasa ngeres ini dapat berlangsung sampai beberapa menit meskipun debu itu sudah hilang terbilas air mata ataupun sudah dibuang dengan kasa steril.

memperparah penyakit dengan segala akibatnya jika kuman penyebab gangguan mata itu adalah virus ataupun kuman yang ternyata tak mempan antibiotika dalam obat yang diberikan. Kadang-kadang obat yang digunakan hanya yang bersifat adstringent (pembersih umum, penunjang, sekedar untuk menguatkan daya tahan jaringan).

Yang harus diperhatikan sejak awal adalah hindari menggosok-gosok (nguceg-uceg, Jw.), karena tindakan itu dapat memperparah keadaan. Jika ada gangguan mata ngeres secepatnyalah “dibilas”; jika ada gunakanlah larutan “garam faali” (PZ) steril, ataupun dengan air rebusan (yang sudah dingin!), akan lebih baik jikalaulah ada menggunakan “gelas mata” (cucing mata). Jika penyebab nyeri itu adalah bahan alkali, pembilasan harius dilakukan untuk waktu yang lama (sampai sekitar satu jam!) untuk menghindari kerusakan parah pada kornea. Di rumah sakit, sebelum tindakan itu dilakukan mata ditetesi dulu dengan obat patirasa (misalnya lidocain), agar mata tak merasa pedih ketika dibilas itu. Kadang-kadang juga ditambahkan beberapa “obat” lain untuk mencapai hasil yang terbaik, dan penderita mungkin harus dirawat di ruah sakit untuk menghindari munculnya penyulit (komplikasi, semisal infeksi).

Jika kornea mengalami kerusakan yang parah, kadang-kadang kornea itu harus ditolong dengan bantuan lensa tempel (contact lens) , misalnya jika dikhawatirkan kornea jebol ataupun sekedar untuk “meratakan” permukaan kornea agar ter-jaga ketajaman penglihatannya. Bahkan jika tersedia donornya, mungkin juga harus dilakukan cangkok kornea (yang lebih dikenal sebagai sebutan cangkok mata).

Pencegahan.Setelah memahami bagaimana proses

terjadinya kerusakan kornea, yang sebagian besar berasal dari luar tubuh, maka dapat difahami bahwa untuk menghindari ke ru-sakan kornea itu kuncinya adalah melindungi mata; yaitu dengan kehati-hatian dalam bertindak, termasuk menggu nakan sarana perlindungan mata (gogles) dengan benar. Selain itu untuk pertolongan pada kecelakaan mata lakukanlah tindakan yang benar untuk menghidari terjadinya penyulit. Terjadinya infeksi dikurangi dengan menjaga kebersihan, terutama tangan (jari).

Penutup.Dengan kehati-hatian dalam bertindak

untuk melindungi mata maupun ketika harus menolong penderita yang mengalami gangguan mata, dapatlah dihindari kebu-taan ataupun gangguan penglihatan lanjut oleh kerusakan yang tidak perlu terjadi atas kornea mata.

Semoga uraian di atas bermanfaat.

Kerusakan kornea ini walaupun sangat kecil sudah mengganggu karena rasa ngeres itu, padahal kerusakan yang seperti itu sering kali tidak terlihat walaupun dengan menggunakan kaca pembesar. Dengan pemberian tetesan larutan bahan kimia fluorescein kerusakan kornea itu menjadi terlihat; bahan ini akan terikat ke kornea yang terluka itu dan jika disinari akan tampak karena berpendar (fluorescing).

Pemeriksaan mikroskopis atas air mata dengan pengecatan menggunakan zat-zat pewarna tertentu dapat mengenali apakah gangguan mata itu akibat alergi, ataukah infeksi; kuman penyebab infeksi juga dapat dikenali dari pengecatan ini.

Di klinik dokter ahli mata biasanya tersedia alat “slit lamp” yang dengannya kerusakan kornea itu dapat diperiksa, ter-masuk lokasi maupun seberapa dalamnya, sehingga tindakan pengobatan lanjutnya dapat lebih tepat.

Pengobatan.Pada dasarnya tindakan pengobatan

mata ngeres itu sangat tergantung pada apa penyebabnya. Infeksi biasanya memerlukan antibiotika yang diberikan dalam bentuk tetes ataupun salep mata. Antibiotika apa ataupun juga dengan konsentrasi seberapa, obat yang digunakan itu tergantung pada kuman apa yang menyerang, ataupun obat apa yang terkenal masih mempan. Yang tak boleh diabaikan adalah bahwa sejumlah obat tetes mata mengandung kortiosteroid; obat macam ini ada kalanya cepat memberi rasa enak di mata, tetapi dapat

Pada dasarnya tindakan

pengobatan mata ngeres

itu sangat tergantung pada

apa penyebabnya. Infeksi

biasanya memerlukan

antibiotika yang diberikan

dalam bentuk tetes ataupun

salep mata. Antibiotika

apa ataupun juga dengan

konsentrasi seberapa,

obat yang digunakan itu

tergantung pada kuman apa

yang menyerang, ataupun

obat apa yang terkenal

masih mempan.

48 MPA 348 / September 2015

J avanese tradition presents a different picture of conversion to that found in Malay or Makasarese accounts elsewhere. It puts more emphasis on the role of the traveling Mauna, some of whom were later recognized as wali. It is on the one hand a story of how men of religion tried to find social niches in the dominant Hinduistic religious culture and the political hegemony of the

Majapahit empire, and, on the other, of the manner in which intellectual encounters took place. While engaging in trade, some of them began to settle and establish religious schools or pesantren which, as time went by, managed to attract students from the surrounding areas. Such is the story of Malik Ibrahim, later to be remembered as the Sunan Giri, after his place of burial, who was an important trader, an influential teacher, and a local ruler. Another wali who played the same role was Sunan Gunung Jati in Cirebon. He was the conqueror of the Hindu kingdom of Pajajaran, in West Java, founder of the sultanate of Banten, and victor against the Portuguese in the struggle for control of present day Jakarta.

Kraton and PesantrenIt was an alliance of the Islamic principalities, under the spiritual leadership of Sunan Kudus, the “ruling-priest” of Kudus, that

finally conquered the empire of Majapahit in the early 16th century. Demak emerged as the new hegemonic power. The hegemony of Islamic maritime power, however, did not last long. In the early 17th century Mataram, an agrarian kingdom, became the dominant power. The close relationship between the mosque and its pesantren, the market, and the Kraton (palace) may have given birth to the dynamic and cosmopolitan pesisir (coastal) culture, but it was the same political culture that made java a special case in the history of Islamic kingship in Southeast Asia. The pesantren was not only a religious school, as the stories of the wali show, it was also potentially a small political centre. In the Javanese concentric political system, whereby the central Kraton was surrounded by smaller ones, the pesantren could also be regarded as a potential challenger to the centre. Since the emergence of Mataram, the Kraton and the Pesantren, or the ideas they respectively upheld, have been engaged in an unending dialogue in their search for a harmonious cosmic order.

THE CONVERSION OF JAVANESE RULERS

A. Reading (Wacana)

B. Vocabulary (Kosakata)Niche = TempatEmpire = KekaisaranEstablish = MendirikanConqueror = PenaklukEmerge = Muncul

C. DialogueCUISINE

Citra : Dev do you have time to go with me?Devi : Yes, I do have. Where do you want to go?Citra : I like to go food court. What do you think? will you join me?D : Ok, I’ll take you there.C : By the way what’s your favourite food?D : I like Italian and Japanese food.C : What kind of Italian food do you like?D : I like Pizza, Pasta and Gelato.C : What kind of Japanese food do you like?D : Sushi and Ramen. I often eat those foods. Maybe sometime

you should try it.C : Sound delicious. You should take me to Italian and Japanese

restaurants.D : I will take you there and I’ll treat you someday.C : How about you? What is your favourite food?D : I like Indonesian foods and Chinese food.C : What kind of Indonesian and Chinese food do you like?D : I like West Sumatra and West Java foods, especially Rendang,

Chicken Pop and Karedok.C : How about Chinese foods?D : I like Chinese noodles a lot. Chinese food is very delicious.C : Do you prefer to eat at restaurant or at home?D : I prefer eat at restaurant because I don’t have time to cook

meals at home.C : Do you like to eat at fast food?D : No, I don’t like. I think we shouldn’t eat at fast food too often.

C : Yes, you right. How often you eat steak?D : I don’t too often eat steak, and I prefer vegetables for my meals.C : Can you show me where is the best steak restaurant?D : Yes, I can and I have steak restaurant favourite, they are

serving the best meat for their steak. The restaurant is located at Sudirman streets near the train station.

C : Ok, thank you for the information. Do you know about Wagyu steak?

D : Yes I do know about Wagyu steak. It is the best and the most expensive steak. The meat is from Japan. The meat is premium quality.

C : How much is it?D : Wagyu steak is about 500 thousand till 600 thousand rupiah.

You have to dig your pocket moreC : Wow that’s really expensive. Have you ever eaten Wagyu steak?D : I have, Wagyu steak is very tender and delicious. Maybe you

should try it.C : What is your favourite dessert?D : My favourite dessert is ice cream. How about you? What is

your favourite dessert?C : I like pudding especially fruit pudding.D : I don’t really like pudding, but sometimes I had tried one or

two piece pudding.C : Maybe you should eat ice cream pudding.D : Yes, you right, that’s better. By the way what is your favourite drink?C : I drink orange juice and green tea a lot. Do you like to go to

coffee shop? What is your favourite coffee?D : I often go to coffee shop for hangout. I love coffee very much

and my coffee favourite is cappuccino. How about you?C : I also like coffee, my favourite coffee is espresso coffee.D : How about if we go to coffee shop after we finish our lunch

at food court.C : I think that’s good idea. I’ll take you to my favourite coffee

shop. They have cozy place and best coffee.D : Oh that’s great.

Pengasuh :Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM

49MPA 348 / September 2015

Pengasuh :Ustd. Faiz Abdur Rozak

Perbedaan istilah dalam Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia:

1. Kata Benda4. Kata

2. Kata Kerja5. Susunan Kalimat

2. Huruf6. Kalimat Sempurna

6. Kalimat Tidak Sempurna(tidak ada persamaannya atau perbedaannya)

Bagaimana Anda terjemahkan sebagai berikut:

Dan, bedanya (yang membedakan) antara kata kerjadan/dari lainnya, bahwa ia (kata kerja) memungkinkan (bisa…)

“Kata kerja: yaitu setiap kata yang menunjukkan (menerangkan) tentang terjadinya sesuatu pada waktu yang tertentu”.

50 MPA 348 / September 2015

KOTA BLITAR – Dimulai dari Masjid Choirul Huda RSUD Mardi Waloyo Kota Blitar, dilaksanakan latihan operasional (latop) calon

KOTA MADIUN – Bertempat di aula Kemenag Kota Madiun, 50 orang yang terdiri dari Juru Pungut Zakat tingkat Kelurahan,

Para calon jama’ah haji melakukan latihan operasionalmerasakan haji yang sebenarnya.

Ibu-ibu yang tergabung dalam IGRA (Ikatan Guru Raudlatul Athfal)bersemangat ikuti lomba.

Salah seorang nara sumber memaparkan manajemen zakatyang disimak serius oleh peserta.

IPHI Bekerja Sama dengan PIH Kemenag Menyelenggarakan Latop

Pembinaan Pemberdayaan Manajemen Zakat, Merubah Mustahid menjadi Muzakki

jama’ah haji (CJH) Kota Blitar yang dilaksanakan selama dua hari, (2-3/8). Kegiatan ini terlaksana atas kerjasma IPHI dan PIH Kemenag Kota Blitar.

Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota Blitar Drs. H. Sukri Alfi, MM meminta agar pelaksanaan ini betul-betul dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. “Karena kegiatan ini merupakan inti dari pelaksanaan manasik haji selayaknya haji di tanah suci,” ungkapnya.

Sementara itu, Kakankemenag Kota Blitar Drs. H. Ngudiono, M.Ag, MM berterima kasih kepada IPHI Kota Blitar karena IPHI adalah mitra strategis yang bisa memberikan kontribusi nyata salah satunya dengan kegiatan ini. Beliua sangat bangga dan senang karena di daerah lain dalam pelaksanaan kegiatan latop ini tidak seperti di Kota Blitar.

Pada acara ini, tidak ketinggalan pula Kasi Penyelenggara Ibadah Haji (PIH) Kementerian Agama Kota Blitar juga selalu mengikuti jalannya pelaksanaan Latihan Operasional (Latop) calon jama’ah haji Kota Blitar di tahun 2015 ini. •Aswaja

Koordinator Penyuluh Agama Islam non PNS tingkat Kecamatan, takmir masjid dan Pengurus BAZ Kota Madiun mengikuti Pembinaan Manajemen Pelayanan zakat, (1/8)

Agus Burhani, SHI selaku Gara Syari`ah Kankemenag Kota Madiun selaku ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan merubah mustahiq menjadi muzakki dan meningkatnya kualitas pelayanan zakat di masyarakat. “Ini perlu sikap amanah, transparansi dan terobosan-terobosan baru sehingga muzakki menjadi antasias dan mustahiq dapat merasakan manfaatnya,” ujarnya.

Sementara Drs. H. Muhammad Amir Sholehuddin, M. PdI dalam sambutanya mengutip ungkapan Ketua BAZ Kota Madiun, bahwa UPZ Kankemenag Kota Madiun mendapatkan reward karena yang terbesar dan layak menjadi contoh sekaligus motivator bagi instansi yang lain. “Oleh karenanya, mari kelola zakat dengan baik dan penuh tanggungjawab. Sehingga zakat menjadi salah satu sumber dana yang produktif dan potensial untuk meningkatkan kesejahteraan ummat,” paparnya. •Agung

NGAWI – Sorak-sorai para penonton membahana di gedung BP. Al Falah. Aplaus penonton meyeruak di saat peserta lomba mengakhiri aksi mereka. Selain di gedung pertemuan, lomba juga digelar di halaman belakang Kankemenag Kab. Ngawi. Sementara lomba keagamaan di serambi masjid Al Falah. Pagelaran ini merupakan Porseni IGRA Kabupaten Ngawi, (12/8).

Dengan penuh semangat, Kakankemenag Kab. Ngawi saat membuka acara memberi pujian kepada peserta lomba dan menga-presiasi kreativitas yang ditampilkan. Lomba kali ini meliputi tari kreasi daerah, senam anak sholeh, dan penemuan sains yang diikuti guru RA/BA/TA yang tergabung dalam Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kecamatan seluruh Kabupaten Ngawi.

Hasil pada masing-masing jenis perlombaan kali ini adalah IGRA Kec. Ngawi sebagai juara I lomba Tari Kreasi. Sedangkan perlombaan Senam Anak Sholeh juara pertamanya disabet IGRA Kec. Ngawi. Menyusul kemudian IGRA Kec. Padas yang turut mendapatkan juara pertama di lomba Penemuan Sains. Di lomba Cerita, IGRA Kec.

Paron menjadi yang terbaik, dan yang terakhir IGRA Kec. Kendal menjadi juara pertama di lomba Tahfidz Qur’an. •Guh

Semarak Pekan Olahraga dan Seni IGRA Kabupaten Ngawi 2015

51MPA 348 / September 2015

TULUNGAGUNG – Kakankemenag Kab. Tulungagung H. Damanhuri, M.Ag mengharapkan agar para calon jamaah haji

JEMBER – Sehabis merayakan hari kemenangan Idul Fitri, belum lengkap kalau rasanya tidak disempurnakan halal bi halal.

Gedung Barata Convention Center dibanjirioleh 90 calon jama’ah haji Kabupaten Tulungagung.

Peserta memperhatikan dengan seksama paparan nara sumberyang bersemangat memberikan materi.

Samroh dari ibu-ibu Dharma Wanita menyemarakkan halal bi halaldi aula Kankemenag Kab. Jember.

Adakan Bimbingan Manasik Haji Guna Bekali Kemampuan CJH

Halal bi Halal yang Sederhana Tapi Tetap Terasa Khidmat

(CJH) menjadi haji mandiri setelah mengikuti bimbingan manasik haji. Keinginan itu disampaikannya saat membuka Bimbingan Manasik Haji Massal Kabupaten Tulungagung Tahun 2015 di Barata Convention Center, (8/8)

Di hadapan 904 CJH, Kakankemenag Kab. Tulungagung menandaskan kembali bahwa manasik haji harus dipahami dengan benar, karena kemabruran haji itu bisa dicapai jika ibadah haji ini dilaksanakan dengan baik dan benar. “Jangan sampai sudah jauh-jauh dari tanah air dengan persiapan yang luar biasa, tapi tidak tahu rukun dan syarat haji,” katanya mewanti-wanti.

Sementara itu Kasi PHU H. Suryani, M.Ag selaku panitia dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan bimbingan manasik haji dimaksudkan untuk membekali jamaah haji dengan kemampuan melaksanakan rukun dan syarat haji. “Calon jama’ah haji Tulungagung memiliki latar belakang yang beragam. Karena itu, bekal pengetahuan ini diperlukan CJH sehingga mampu berhaji maupun berbaur dengan berbagai kultur dan budaya dari berbagai negara,” urainya. •Fat

Demikian juga apa yang telah dilaksanakan Kankemenag Kab. Jember bersama Dharma Wanita Kankemenag Kab. Jember, (12/8). Suasana kegiatan yang bertempat di aula Kankemenag Kab. Jember ini semakin meriah karena diiringi penampilan samroh dari ibu-ibu Dharma Wanita Kankemenag Kab. Jember.

Dalam sambutannya, Kakamenang Kab. Jember Drs. H. Rosyadi BR, M.Pd.I. menyampaikan bahwa kegiatan semacam ini perlu dilaksanakan dengan melihat keadaan. Namun yang terpenting jangan sampai melupakan esensi dari makna halal bi halal itu sendiri. Lebih lanjut beliau menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin pada seluruh jajaran pejabat struktural maupun fungsional serta para karyawan. “Dengan suasana budaya kerja Kementrian kita yang baru, diharapkan juga semakin menumbuhkan semangat dan memacu kinerja kita yang baru pula”, harapnnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pejabat struktural dan fungsional bersama istri dengan diisi tausiah oleh Dr. KH. Abdullah Samsul Arifin yang biasa dipanggil Gus A’ab. •Ratna

SIDOARJO – Segala upaya terus dilaksanakan untuk mening-katkan mutu pelayanan pendidikan termasuk peningkatan SDM dan penambahan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk itu, MTsN Sidoarjo menyelenggarakan Workshop Implementasi Kurikulum 2013 bagi Guru MTsN dan MTs se-KKM Sidoarjo di aula setempat, (15-17/8).

Acara ini dihadiri oleh Kabid Pendma Kanwil Kemenag Jatim Drs. H. Supandi, M.Pd., dan Kakankemenag Kab Sidoarjo H. Achmad Rofi’i, SH., M.Pd.I, Kepala MTsN Sidoarjo H. Agus Suwito, M.Pd, Ketua Pokjawas Drs. H. Zainul Arifin, M.Pd.I., Kepala MTs KKM Sidoarjo, dan 54 orang peserta.

Dalam acara yang dibuka oleh Kakankemenag Kab. Sidoarjo ini, Kepala MTsN Sidoarjo berharap agar acara ini menjadi salah satu inspirator untuk meningkatkan kualitas mendidik siswa-siswi madrasah. Materi-materi workhsop adalah kebijakan Kemenag I & II, elemen perubahan kurikulum, pendekatan saintifik, kebijakan pendidikan madrasah, model pembelajaran, autentic assesment, motivasi, penyusunan RPP, dan sinkronisasi

dengan nara sumber dari Kankemang Kab. Sidoarjo maupun dari Kanwil Kemenag Jatim dan lainnya. •Ms

Kabid Pendma dan Kakankemenag Hadiri Workshop Implementasi K-13

52 MPA 348 / September 2015

MASJID AGUNG BAITURRAHMAN JUARA MASJID PERCONTOHAN TINGKAT PROVINSI

BANYUWANGI – Masjid Agung Baiturrah-man (MAB) Banyuwangi mendapat hadiah istimewa di bulan kemerdekaan tahun ini. Masjid yang menjadi ikon di bumi Blambangan ini dinobatkan sebagai juara pertama lomba masjid percontohan yang digelar Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Penilaian didasarkan pada bidang idaroh, imaroh, dan riayah.

Dalam lomba yang dilaksanakan di Hotel Utami Sidoarjo pada tanggal 10 Agustus 2015 yang lalu, masjid Agung Baiturrahman menjadi juara satu kategori Masjid Agung Kabupaten menyisihkan masjid Agung Bang-kalan, dan masjid Agung Ponorogo. Dalam penganugerahan ini, piala diberikan oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jatim kepada Kakankemenag Kab. Banyuwangi.

Keberhasilan MAB Banyuwangi menjadi juara satu, karena ada lima kegiatan pengajian yang menjadi program unggulan yang dimilik MAB Banyuwangi. Kelima kegiatan ini meliputi, pengajian Ad-Dluha setiap Minggu pagi pukul 07.00, pengajian hajat rutin malam Juma’at pukul 20.00, pengajian bulan purnama pertengahan bulan Hijriyah, pengajian Tasbih bulam Ramadlan, dan silaturrahmi jamaah pengajian Hajat se Kab. Banyuwangi. •Yasin

SAMBUT PENSIUNAN DENGAN HALAL BIHALAL.GRESIK – Persaudaraan Pensiunan Ke-

men terian Agama (PPKA) Provinsi Jawa Timur bersilaturrahim ke Pensiunan Kemenag Gresik dalam gelar acara halal bi halal, (11/8).

Hadir pada acara tersebut Ketua PPKA Provinsi Jawa Timur Drs. H. Roziqi. MM. MBA. yang menyampaikan bahwa tradisi halal bi halal merupakan tradisi yang luar biasa. Karena di dalam halal bi halal ada kumpul-kumpul dan terjalin tali silaturrahim sehingga tercipta kerukunan umat beragama dan tidak mudah terprovokasi.

Lebih lanjut mantan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim ini menambahkan bahwa pertemuan pensiunan seperti ini bisa mem-perpanjang umur dan menambah rizki. Umur panjang kita pergunakan dengan banyak berbuat baik jangan sampai umur panjang tetapi tidak jelas manfaatnya. “Jangan minta umur panjang saja, tetapi mintalah ditambah umur dengan keberkahan sehingga ketika meninggal dunia dikenang karena kebaikannya,” ujarnya.

Sementara itu Ketua PPKA Kabupaten Gresik H. Suwandi. SPd.I menyampaikan bahwa pertemuan ini untuk mencari kebahagiaan. Kebahagiaan itu bisa didapat salah satunya dengan bertemu sesama saudara pensiunan sehingga bisa tukar pikiran. •Fudlla

MANASIK HAJI MASSALSE-KABUPATEN SUMENEP

SUMENEP – Bertempat di aula al-Ikhlas Kemenag Kab. Sumenep, berlangsung manasik haji massal se-Kab. Sumenep, (5/8). Manasik ini dihadiri Kasi PHU Kanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. H. Abd Haris, tenaga medis, Kasi Haji dan Kakankemenag Kab. Sumenep yang diwakili oleh Kasubbag TU

Dalam sambutannya, Kasubbag TU Kemenag Kab. Sumenep Drs. H. Jono Hadi MH mengatakan bahwa manasik haji adalah kewajiban yang mesti diikuti oleh seluruh CJH. Sedangkan tim pembimbing haji diharapkan tidak sampai meninggalkan maktab. “Karena tujuan pembimbing haji adalah melayani, membantu para jamaah haji demi kelancaran dan kesuksesasn kita bersama,” tekannya.

Sementara itu, Drs. H. Abd Haris M.Pd.I mengingatkan agar semua peralatan yang sudah didapatkan CJH tidak sampai tertinggal di tanah air, seperti gelang identitas, lembar dapih, kartu dari hotel dan yang lainnya. CJH juga harus teliti dalam untuk memilih dan memilah biro travel perjalanan umroh.

Sedangkan dari pihak medis memberikan vaksinasi mingitis dan influenza untuk kekebalan tubuh bagi CJH dengan harapan mulai dari pemberangkatan hingga pemu-langan tetap sehat wal afiat. •Zarkasyi

WORKSHOP BIMBINGANTEKNIS PENGELOLAAN KOPERASI PONTRENKOTA BLITAR – Seksi Pendidikan

Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kankemenag Kota Blitar mengadakan Workshop Bimbingan Teknis Pengelolaan Koperasi Pontren se-Kota Blitar bertempat di rumah makan lesehan Bengawan Solo Sukorejo Kota Blitar, (3-4/8). Kegiatan ini diisi oleh dua nara sumber dari Dikopin Kota Blitar Drs.Nasrip, M.Pd dan Dari PKPRI H.Moh.Sodiq.

Kasi PAKIS Moh. Kanzul Fathon, M.Pd.I selaku ketua panitia melaporkan bahwa workshop ini bertujuan untuk mengem bangkan koperasi yang berada di pondok pesantren. Karena pondok pesantren tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat mengikuti tuntutan lingkungannya. Dalam pemgembangan ini pondok pesantren banyak menye lengga-rakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan potensi dan SDM pondok pesantren. “Salah satunya adalah melalui Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren),” katanya.

Pembinaan ini dibuka oleh Kakan-kemenag Kota Blitar Drs. H. Ngudiono, M.Ag, MM, yang mengapresiasi Kasi PAKIS yang menggagas workshop ini. “Kami mengharapkan agar masing-masing pondok pesantren mempunyai koperasi yang dikelola dengan baik,” ungkapnya. •Aswaja

MEMORANDUM OF UNDERSTANDINGDATUN KEMENAG-KEJARI

LAMONGAN – Memorandum of Understanding (MoU) penanganan masalah hukum Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun) antara Kankemenag-Kejaksaan Negeri Lamongan, ditandatangani Kakan-kemenag dan Kepala Kejari Lamongan di aula Kejari, (10/8). MoU ini berlaku selama setahun berjalan.

Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I menga-takan, Kemenag sebagai lembaga negara melaksanakan sebagian tugas negara di bidang keagamaan. Dan di lapangan bersinggungan dengan hukum perdata maupun tata usaha negara. Sayangnya di lingkungan kantornya tak ada pejabat maupun SDM yang diberi wewenang menangani masalah hukum dalam struktur organisasinya.

Sementara Kepala Kejari Lamongan Ahmad Patoni, SH, M.Hum mengatakan, tugas dan fungsi Kejari salah satunya adalah melaksanakan tugas negara dalam pendam-pingan serta kepengacaraan lem baga negara. Pendampingan diperlukan agar pelaksanaan tugas lembaga-lembaga negara dapat berjalan sesuai regulasi yang dimilikinya.

Turut menyaksikan acara, pejabat stuktural lingkungan Kankemenag, kepala KUA, kepala satker, dan Ketua Pokjawas PAI tingkat dasar dan tingkat menengah. •Nsr

RAKOR ORMAS DIGELAR KEMENAG LAMONGANLAMONGAN – Kejadian Tolikara Papua

yang mengguncang kerukunan antar umat yang pertengahan Juli lalu, direspon Kankemenag Lamongan. Untuk tetap menjaga suasana kondusif, Kakankemenag Kab. Lamongan mengundang ormas Islam dan para tokoh agama untuk rakor di ruang kerjanya, (5/8).

Ketua MUI Lamongan, KH. Abd. Aziz Khoiri yang hadir dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa kejadian Tolikara tidak akan terjadi di Lamongan jika semua pihak bisa saling menjaga toleransi dan kerukunan antar dan inter umat beragama.

Hal senada juga disampaikan oleh Kasubag TU Kankemenag Lamongan, Drs. H.M. Rusdi, M.Ag. bahwa kerukunan dan kondusivitas antar tokoh agama adalah penting sebagaimana hasil pertemuan antara pemerintah dan tokoh lintas agama yang diselenggarakan Pemkab Lamongan sebelumnya. “Jika muncul persoalan, hen-daknya segera diselesaikan dengan jalan musyawarah,” tekannya.

Sementara itu, Kakankemenag Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I, berpendapat bahwa penduduk Kabupaten Lamongan yang mayoritas (99%) beragama Islam, potensi konflik antar umat beragama sangatlah kecil. Intern umat beragama yang harus diperkuat dan dijaga. •Nsr

53MPA 348 / September 2015

LUMAJANG – Sebanyak 937 CJH se-Kab. Lumajang mengikuti bimbingan manasik haji yang diadakan oleh Kemenag Kab.

KOTA PASURUAN – Selama tiga hari (20-22/8), Seksi Pendma Kemenag Kota Pasuruan mengadakan Bimtek Kurikulum 2013

Calon jama’ah haji memadati Pendopo Kab. Lumajangmengikuti bimbingan manasik haji tingkat kabupaten.

Seusai perhelatan upacara hari ulang tahun RI ke-70,Kakankemenag Kota Malang bertasyakuran.

Tampak serius para peserta saat mendapatkan bimbinganteknis kurikulum 2013 dari BDK Surabaya.

Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kabupaten untuk Haji Mandiri

Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 se-Kota Pasuruan Tahun 2015

Lumajang di Pendopo Kab. Lumajang selama dua hari (31/7-1/8).Selaku Panitia, Kasi PHU Drs. H. M. Mudhofar, M.Si menyam-

paikan bahwa kegiatan ini untuk membekali CJH agar dapat mempersiapkan diri terkait penyelenggaraan ibadah haji. “Semoga setelah megikuti bimbingan manasih haji ini dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri dan sempurna,” harapnya.

Sementara itu, Bupati Kab Lumajang Drs. As’at Maik. M.Ag yang membuka acara ini menyampaikan bahwa ibadah haji merupakan panggilan Allah. Maka bagi yang bisa melaksanakan haji harus bersyukur. Sedangkan untuk petugas haji yang mendampingi CJH, diharapkan peduli kepada jamaah haji, baik yang ikut KBIH maupun yang mandiri. Karena tugas mereka adalah mendampingi tamu-tamu Alah.

Sedangkan Kakankemenag Kab. Lumajang Nuril Huda, SH, S.Pd.I. MH mengajak para CJH untuk mengikuti bimbingan dengan sungguh-sungguh. Baik itu di tingkat Kabupaten maupun di tingkat Kecamatan atau di KUA. Sehingga memahami dan mandiri dalam melaksanakan ibadah haji. •ZIZA

yang bertempat di Tretes Raya Hotel Prigen Pasuruan. Kegiatan ini dihadiri Kakankemenag Kota Pasuruan, Kasubag TU, Kasi Pendma, dan 170 peserta yang terdiri dari pengawas madrasah, kepala madrasah dan guru baik dari MI, MTs maupun MA se-Kota Pasuruan.

Kakankemang Kota Pasuruan Drs. H. Ma’mur Salim, M.Si dalam sambutannya menjelaskan bahwa bimtek yang nara sumbernya dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya ini merupakan kelanjutan bimtek tahun 2013. Dan diharapkan, ini dilaksanakan sebaik baiknya. Karena seluruh madrasah harus memakai kurikulum 2013. “Oleh karenanya, harus betul-betul dipahami dan dimengerti. Bagaimana meningkatkan prestasi anak didik di madarasah, dan bagaimana masyarakat mencintai madrasah,” ujarnya. “Dan semua itu harus dimulai dari guru yang profesional dan menjadi motivator bagi anak didiknya,” tambahnya.

Di samping itu – lanjutnya – guru madrasah jangan bosan-bosan meningkatkan kemampuannya, karena ke depannya kesejahteraan guru mendapatkan perhatian yang lebih. •Mdk

KOTA MALANG – Upacara bendera memperingati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-70, dilaksanakan di halaman Kankemenag Kota Malang, (17/8). Tidak seperti biasanya, upacara ini dilaksanakan pukul 06.30 WIB. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh manatingkat kedisiplinan dan kepatuhan Pegawai Kemenag Kota Malang.

Sebagaimana dalam sambutannya selaku Pembina Upacara, Kakankemenag Kota Malang Drs. H. Imron, M.Ag. mengatakan bahwa jika ada pegawai yang telat atau tidak mengikuti upacara maka akan dilakukan pemanggilan dan pembinaan sekaligus sanksi sebagai upaya pendisiplinan pegawai. Pendisiplinan pegawai memang menjadi prioritas yang dilakukan oleh Kakankemenag selama ini. Hasilnya, peserta upacara hadir semua dan hanya sebagian kecil yang telat sambil berlari memasuki barisan.

Sementara itu sebagai pasukan pengibar bendera pada upacara kali ini dipercayakan kepada siswa-siswi MAN Malang 1. Dan selepas upacara, peserta upacara bersama-sama menikmati hidangan yang telah

disediakan yaitu berupa 6 buah nasi tumpeng yang sekaligus sebagai bentuk tasyakuran ulang tahun Kakankemenag Kota Malang. •BHN

Tersedia Enam Nasi Tumpeng di HUT RI 70 Kankemenag Kota Malang

54 MPA 348 / September 2015

KUNJUNGAN SILATURRAHIMDAN STUDI BANDING

SUMENEP – Bertempat di aula atas al-Ikhlas Kankemenag Kab. Sumenep, berlang sung acara Penyambutan Kunjungan Silaturrahim dan Studi Banding DWP Kankemenag Kab. Pasuruan, (8/8). Acara yang berlangsung penuh keakraban ini dihadiri Ketua beserta pengurus DWP Kankemenag Kab. Sumenep, Kasubbag TU, juga para Kasi Kankemenag Kab. Sumenep beserta ibu.

Pada acara ini, Kakankemenag Kab. Sumenep yang diwakili oleh Kasubag TU menuturkan rasa bangganya atas kunjungan silaturrahim dan studi banding ini. “Semoga silaturrahim ini tetap berlangsung dan akan membawa manfaat untuk kesuksesan tugas-tugas kita,” harapnya.

Sedangkan Ketua DWP Kankemenag Sumenep, Hj. Innani Mukarromah Shodiq, SH, MM memberikan ucapan selamat datang diiringi penjelasan tentang beberapa objek wisata yang ada di Kab Sumenep. Senyampang kemudian diadakan saling tukar cindera mata antar kedua DWP. Acara ini semakin meriah dengan penampilan group Qasidah Modern MAN Sumenep.

Acara dilanjutkan keesokan harinya yang diisi dengan senam pagi bersama di halaman belakang dan malam harinya diadakan pertandingan tenis di lapangan tenis Kankemenag Kab. Sumenep. •Zarkasyi

GELAR MANASIK, CJH BANGKALANSIAP ILMU KE TANAH SUCI

BANGKALAN - Jum’at (7/8), di aula MAN Bangkalan telah diselenggarakan manasik haji massal untuk seluruh CJH Kab. Bangkalan. Acara yang berlangsung selama dua hari ini merupakan rangkaian kegiatan manasik yang telah dilaksanakan di KUA-KUA sebelumnya. Tidak kurang dari 498 CJH diundang untuk mengikuti manasik haji massal tersebut.

Drs. H. Mu’arif, M. Si., Kakankemenag Kab. Bangkalan, dalam sambutannya ber-syukur atas terselenggaranya manasik haji massal ini. Terlebih Pak Mu’arif, demikian Kepala Kantor ini biasa dipanggil, pada tahun 2015 ini bisa menyertai CJH ke tanah suci sebagai Petugas TPIHI. “Semoga seluruh CJH diberi kesehatan dan bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik dan lancar serta memperoleh haji yang mabrur,” harapnya.

Abd. Hamid, S. Ag., MM., Kasi PHU Kankemenag Kabupaten Bangkalan dalam kesempatan tersebut memastikan bahwa CJH Kabupaten Bangkalan berjumlah 498 orang. CJH Kabupaten Bangkalan ikut di kloter 53 dan 54 dan termasuk pada gelombang ke II. Sehingga rute keberang-katannya adalah dari tanah air langsung ke Makkah berhaji lalu ke Madinah dan kembali ke tanah air. •Sulaiman

HALAL BIHALAL DAN PEMBINAAN PNSOLEH KAKANWIL

KAB. KEDIRI – Sebanyak 900 PNS Kankemenag Kab. Kediri, baik struktural maupun fungsional hadir dalam acara halal bi halal sekaligus peresmian masjid Al-Ikhlas, (12/8). Acara yang bertempat di gedung serba Kankemenag Kabupaten Kediri ini dihadiri Bupati Kediri, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim serta serta seluruh mantan Kakankemenag. Kabupaten Kediri.

Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno dalam sambutan berharap agar masjid yang pembangunannya didanai Pemkab Kediri ini dioptimalkan pemanfaatannya guna mempertebal iman kita dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Pada kesempatan ini juga diadakan pembinaan PNS oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag. yang menekankan pentingnya menjaga toleransi dan kerukunan intern dan antar umat beragama. “Tugas kita untuk memastikan toleransi dan keru-kunan hidup umat beragama berjalan baik di negeri ini, terutama di Jawa Timur” ujarnya.

Pada kesempatan ini juga dilaksanakan pengalungan medali emas dari Bupati Kediri kepada Rozi Badrus salah salu siswa MIN Kanigoro yang juara di ajang Aksiomal Nasional pada mapel Matematika di Kota Palembang. •Alfy

PEMBINAAN MANASIK HAJI MASSAL CJH, KANKEMENAG KOTA SURABAYA

SURABAYA – Bertempat di ruang utama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, diselenggarakan manasik haji massal se-Kota Surabaya, (12/8). Manasik ini diikuti 2.103 peserta yang dilaksanakan selama 2 hari.

Kakankemenag Kota Surabaya, Drs. H. Moh. Bakri, M.Pd.I selaku Ketua Panitia menuturkan bahwa pelaksanaan kegiatan ini merupakan upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan yang baik terhadap calon jama’ah haji (CJH). Termasuk juga pelayanan manasik di KUA Kecamatan masing-masing. “Jamaah diharapkan benar-benar memahami seluk-beluk peribadatan terkait perhajian. Baik ketika berangkat, di asrama haji, di pesawat, maupun di Makkah dan Madinah,” paparnya.

Sementara itu Kakanwil Kemenag Provinsi Jatim yang diwakili Kabag TU, Dr. H. Mustain, M.Ag, membuka dan sekaligus memberikan materi Kebijakan Pemerintah tentang penyelenggaraan Haji. Dalam paparannya menyampaikan bahwa CJH Kota Surabaya adalah kloter penyangga, sehingga diharapkan siap setiap saat jika dibutuhkan untuk mengisi kekurangan jamaah dalam sebuah kloter dari daerah lain. “Persiapan jasmani dan rohani harus selalu prima,” tuturnya. •Dori

PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAANLEMBAGA DAKWAH

PONOROGO- Menindaklanjuti himbauan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, terkait insiden Tolikara Papua, Seksi Bimas Kankemenag Kab. Ponorogo mengadakan Pembinaan dan Pemberdayaan Lembaga Dakwah bertempat di lantai II di aula al-Ikhlas, (11/8).

Kegiatan ini diikuti oleh para pimpinan Lembaga Dakwah dan Organisasi Islam (MUI, FKLD, NU, Muhammadiyah, HTI, LDII, PITI, MTA, Al-Hidmah, Hidayatulloh, PC. Muslimat, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiah, Wanita Islam, Salimah, GP. Anshor, Pemuda Muhammadiyah, PMII, HMI, IMM, IPNU, IPPNU, Fatayat, LDNU, MTDK, IPM, Jama’ah Tabligh/Jahula, Wahidiyah, Majelis Mujahidin Indonesia, IPHI, Dewan Dakwah Islam Indonesia, PII, PD- Dewan Masjid Indonesia, BKMT, Pokjaluh/Penyuluh PNS dan Non PNS.

Dalam pengarahannya, Kakankemenag Kab. Ponorogo Drs. H. Hadi Mukharom, M.Pd.I menyampaikan peran penting lem-baga dakwah sebagai ujung tombak syiar Islam. Diharapkan masing-masing pimpinan mampu menciptakan situasi yang kondusif pasca kejadian Tolikara. “Pererat ukhuwah Islamiyah, jangan ikut terpancing,” katanya mengingatkan.

Acara ini menghadirkan nara sumber dari Ketua MUI Kab. Ponorogo dan Ketua FKUB. •Ifroh

BIMBINGAN DAN MANASIK HAJIKABUPATEN JEMBER TAHUN 2015

JEMBER – Sebanyak 1.600 CJH Kabupaten Jember Tahun 2015 mengikuti Bimbingan dan Manasik Haji yang bertempat di Gedung Noto Hadi Negoro Jember, (29/30-7). Acara ini merupakan manasik haji yang wajib dilaksanakan oleh Kankemenag Kab. Jember yang akan ditindaklanjuti di masing-masing KUA.

Dalam sambutan pembukaannya, Kasubbag TU Kankemenag Kab. Jember Drs. H. Hamam, M.HI menyampaikan pentingnya niat yang benar dan hati yang ikhlas dalam melaksanakan ibadah haji. Di samping itu, beliau juga mengharapkan agar CJH selalu menjaga kesehatan sehingga nantinya bisa melaksanakan seluruh rangkaian ibadah sesuai dengan petunjuk. “Para Calon Jama’ah Haji diharapkan mengikuti kegiatan ini sampai selesai dan tuntas, sehingga nantinya benar-benar memahami seluruh rangkaian ibadah haji dan umrohnya. Dan semoga semuanya mendapatkan predikat haji yang mabrur,” ujarnya.

Seusai pembukaan, dilanjutkan dengan pengisian materi inti yang disampaikan oleh H. Naim dari Bidang Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Prov Jatim dan dari Dinas Kesehatan yang menerangkan sejelas-jelasnya, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab. •Ratna

55MPA 348 / September 2015

SIDAK KEHADIRAN PNSDI SATKER KEMENANG KAB. NGANJUK

NGANJUK – Menindaklanjuti Surat Edaran Irjen Kemenag RI Nomor 9 tahun 2015, Kakankemenag Kab. Nganjuk beserta tim melakukan sidak kehadiran pegawai di madrasah dan KUA Kecamatan di lingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk, (23/7).

Kasubag TU Kankemenag Kab. Nganjuk Drs. H. Imam Mujaib, M.HI saat melakukan sidak di MAN Nglawak yang didampingi oleh Kepala MAN Nglawak Drs. H. Moh. Rochani mengelilingi ruangan madrasah. Kesempatan ini dimanfaatkan untuk bertanya tentang kehadiran pegawai sesudah cuti Hari Raya. Dan dengan sigap dijawab bahwa 95% hadir, sedangkan selebihnya ada yang sakit atau cuti hamil. “Bisa dicheck melalui daftar hadir,” kata Drs. H. Moh. Rochani.

Selanjutnya, Kasubag TU selaku Ketua Tim meminta agar pegawai dan guru berkumpul untuk diberikan penjelasan mengenai Surat Edaran tentang kehadiran PNS sebelum dan sesudah cuti bersama dan penjatuhan hukumuan disiplin di lingkungan Kemenag.

Sidak ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB di sejumlah madrasah dan KUA dengan 5 tim. “Semoga kedepan kehadiran pegawai di lingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk lebih meningkat,” harapnya. •Nur

DDTK TEKNIS SUBSTANTIF PENINGKATAN KOMPETENSI METODOLOGI PEMBELAJARAN

LUMAJANG – BDK Surabaya melaksa-nakan Diklat Di Tempat Kerja di Kankemenag Kab. Lumajang dengan tema “Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi Guru MI” selama 7 hari, (5-11/8).

Menurut Ketua Panitia, H. Mulyono, SH. MM diklat ini bertujuan agar guru bisa melakukan identifikasi masalah pem-belajaran dan merancang metodologinya, juga untuk meningkatkan pembelajaran secara sistimatis melalui inkuiri kolaboratif.

Sedangkan Kasubag TU Harnyoto, SH.MA berharap agar peserta mengikuti acara dengan sungguh-sungguh untuk menambah ilmu terkait peningkatan kompetensi metodologi pembelajaran. “Sehingga guru bisa menjadi profesional dan mampu bersaing dalam memberikan pelayanan bagi dunia pendidikan,” tukasnya.

Materi diklat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dasar yang antara lain meliputi kebijakan pembangunan bidang agama, pendidikan agama dan keagamaan, kesadaran berbangsa dan ber-negara. Dan kelompok inti yang meliputi konsep metodologi pembelajaran, prinsip prinsip dalam pembuatan perencanaan pem-belajaran, mempraktikkan metode dan model pembelajaran. •Ziza

MANASIK HAJI KELOMPOK DAN MASSALPAMEKASAN – Untuk lebih bisa mem-

berikan pemahaman bagi para calon jamaah haji (CJH) tentang pelaksanaan ibadah haji, Seksi Urusan Haji dan Umrah Kankemenag Kab. Pamekasan adakan pembekalan manasik haji bagi CJH yang akan berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini.

Acara ini dilaksanakan dua tahap, yaitu pembinaan kelompok dan pem-binaan massal. Pembinaan kelompok dilaksanakan perkawedanan berdasarkan pengelompokan masing-masing yang di-lak sanakan pada tanggal 28 hingga 31 Juli 2015. Sedangkan pembinaan massal dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2015 di Gedung Bakorwil (Ex. Karesidenan) Pamekasan.

Pematerinya adalah dari Bidang PHU Kanwil Kankemenag Prov. Jatim, Dinkes dan beberapa tokoh agama dan masyarakat yang ditunjuk, dengan materi Kebijakan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Haji, Ziarah di Haramain, Proses Perjalanan Haji, Akhlaqul Karimah, Penjelasan Haji dan Umrah, Hikmah Haji dan lain-lain.

Menurut Plt. Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah, Ilyasak, S.Ag., jumlah jamaah haji kab. Pamekasan untuk tahun ini agak menurun. Ini bukan berarti kesadaran beragama kian menurun, tapi karena porsi yang membatasinya. •Sri Mukti

DIKLAT SUBSTANTIF PENINGKATANKOMPETENSI BAGI GURU MADIN

NGAWI – Balai Diklat Keagamaan Sura-baya bersama Kankemenag Kabupaten Ngawi melalui Seksi PD Pontren menga-dakan pendidikan dan latihan bagi guru Madin. Diklat ini diadakan selama 7 hari diikuti 30 guru madin dan bertempat di gedung BP Al-Falah Kankemenag Kab. Ngawi, (18/8).

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala BDK Surabaya, Drs. H. Muchammad Toha, M.Si disaksikan Kakakankemenag Kab. Ngawi, Drs. Syahidan, MH, Kasubbag TU Drs. Zaenal Arifin, M.Pd.I dan Kasi PD Pontren Kankemenag Kab. Ngawi H. Suroto, M.Pd.I,

Drs. Wadi Rahmoko, MM selaku ketua penyelenggara mengatakan bahwa diklat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, dan wawasan tugas guru madin sehingga menjadi tenaga pendidik yang profesional dan handal.

Materi yang disajikan adalah tentang Kebijakan Diklat Teknis yang disampaikan oleh Kepala BDK Surabaya dan Kebijakan Pendidikan dan Keagamaan serta Pem-bangunan Bidang Agama oleh Kasi PD Pontren dan Kakankemenag Kab. Ngawi.

Materi selanjutnya diteruskan nara sumber inti dari BDK Surabaya yaitu Dra. Hj. Mamik Syafaah, M.Pd.I dan Dr. H. Badarman, M.A, Siti Zubaidah, M.Pd.I. •Guh

PEMBINAAN ADMINISTRASI PERENCANAKOTA MALANG – Bertempat di Hotel

OJ, JFT Perencana Drs. Agus Sunaryo, M.Si menggelar kegiatan sehari Pembinaan Administrasi Perencana yang diikuti oleh 40 peserta, (18/8). Peserta ini terdiri dari Kasi, Kepala KUA, Kepala Madrasah, Bendahara dan Operator Kegiatan serta sejumlah JFU/JFT di lingkungan Kemenag Kota Malang.

H. Muhajir, S.Pd. M.Ag Kasubbag TU Kankemenag Kota Malang selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadikan acuan dan pedoman tentang tata cara dan proses serta mekanisme perencanaan bagi seluruh pengguna anggaran yang ada di Kankemenag maupun di satuan kerja. Sehingga tercapai sinkronisasi dan perencanaan serta koor-dinasi yang matang dalam penyusunan Anggaran.

Sementara itu Drs. H. Imron, M.Ag Kakan kemenag Kota Malang sekaligus pemateri dalam kegiatan ini mengharapkan agar peserta dapat mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Sehingga ketika mengelola anggaran tidak hanya pintar dalam melaksanakan kegiatan dan pela-po rannya saja, tapi kegiatan itu juga membawa hasil dan bermanfaat serta tepat sasaran. Ke depannya, pengelolaan dan pelaporan keuangan diharapkan menjadi lebih baik. •BHN

BIMBINGAN MANASIK 1 DAN 2KEMENAG KOTA PASURUAN

KOTA PASURUAN – Bertempat di masjid Baitur Rohim Perum Pondok Sejati Indah Kota Pasuruan, manasik massal 1 dan 2 digelar Kemenag Kota Pasuruan, (8-9/8). Acara ini dihadiri Kakankemenag Kota Pasuruan, Kasubbag dan Kasi PHU Kemenag Kota Pasuruan, serta Kepala KUA se-Kota Pasuruan. Kegiatan selama 2 hari itu diikuti oleh 153 orang jamaah yang terbagi menjadi 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Purworejo, Bugul Kidul dan Gadingrejo.

Ketua Panitia yang sekaligus Kasubbag TU, Mad Shodiq, M.Pd.I mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah memberikan bekal bagi CJH Kota Pasuruan berupa bimbingan manasik haji dan proses perjalanan haji beserta perangkat keilmuan lainnya agar menjadi jamaah haji yang mandiri.

Di bagian lain, Kakankemenag Kota Pasuruan, Drs. H. Ma’mur Salim mengatakan bahwa kegatan ini sangat penting diikuti oleh seluruh CJH Kota Pasuruan, termasuk yang akan diadakan oleh KUA Kecamatan. “Agar CJH tidak mengandalkan KBIH atau kelompok bimbingan,” tekannya.

Keseriusan peserta terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan. Diantaranya mengenai kapan Kota Pasuruan berangkat dan kloter berapa. •Mudzakir

56 MPA 348 / September 2015

NGANJUK – Bertempat di Gedung Wanita Jl. Yos Sudarso Nganjuk, Kankemenag Kab. Nganjuk melaksanakan Bimbingan

BANYUWANGI – Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso membuka sekaligus memberikan pembinaan manasik haji yang

Kakankemenag Kabupaten Nganjuk, Drs. H. Barozi, M.Pd.Imemberikan arahan dalam rangka manasik haji.

Operator SIMKAH Kabupaten Pasuruan mendengarhkandengan seksama petunjuk Kasi Bimas Islam H. Achmad Sarjono.

Bertempat di masjid Baiturrahman Kakankemenag Kabupaten BanyuwangiH. Santoso memberikan pembinaan manasik haji.

Manasik Haji, Latih Calon Jama’ah Haji Persiapkan Latih Kebugaran Tubuh

Sebanyak 60 CJH dari Tiga Kecamatan Mengikuti Pembinaan Manasik Haji

Manasik Haji, (1/8). Kegiatan ini dihadiri 544 CJH juga TPIHI, TPHI, TKHI dan KBIH se-Kab. Nganjuk.

Kasi PHU Kankemenag Kab. Nganjuk Drs. H. Arifin M selaku ketua penyelenggara dalam laporannya berterima kasih kepada undangan seraya berharap agar acara ini ditindaklanjuti di masing-masing Kecamatan.

Sedangkan Kakankemenag Kab. Nganjuk Drs. H. Barozi, M.Pd.I menyampaikan akan pentingnya manasik haji. Beliau berharap agar apabila ada bimbingan manasik haji, CJH mengikutinya sehingga paham apa yang harus dikerjakan. Dan yang terpenting adalah niat dengan ikhlas menunaikan ibadah haji, selain juga kesehatan. “Ibadah haji adalah ibadah fisik. Mulailah latihan menjaga kebugaran tubuh dengan berolah raga,” ungkapnya.

Bimbingan manasik haji ini – ujarnya lagi – hendaknya diikuti hingga selesai sehingga bisa paham dan berharap agar CJH Kabupaten Nganjuk menjadi haji mabrur,

Sementara materi bimbingan ini disampaikan oleh Bidang PHU Kanwil Kemenag Prov. Jatim dan Dinas Kesehatan. •Nur

dipusatkan di Masjid Baiturrahman Kecamatan Siliragung Kab. Banyuwangi, (5/8). Pada kesempatan ini sebanyak 60 CJH dari tiga kecamatan yakni Kecamatan Siliragung, Bangorejo, dan Pesanggaran. Pembinaan manasik haji ini direncanakan selama empat hari.

Dalam arahannya Santoso mengatakan bahwa sebanyak 981 CJH Banyuwangi tahun 2015 berangkat gelombang pertama tergabung dalam kloter 8, 9, dan sebagian masuk pada 10 dan akan masuk Asrama Haji Sukolilo tanggal 25 Agustus 2015.

Santoso menjelaskan, CJH Kabupaten Banyuwangi diberang-katkan dari halaman depan Kantor Bupati Banyuwangi pada tanggal 24 Agustus sekitar pukul 20.00 WIB. Untuk itu dirinya meminta kepada seluruh jamaah untuk mempersiapkan diri, terutama ilmu manasik haji.

Selain itu, CJH diharapkan agar menjaga kesehatan. Sebab ibadah haji adalah ibadah fisik, yang membutuhkan stamina yang prima. Diharapkan dengan persiapan yang maksimal akan menjadi menjadi yang mabrur. “Jangan lupa mendoakan Banyuwangi agar selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT,” pintanya. •Yasin

KAB. PASURUAN - Bertempat di aula Kankemenag Kab. Pasuruan, FK-OSI (Forum Komunikasi Operator Simkah Indonesia) melaksanakan kegiatan Updating Data Bimas Bertajuk Pelatihan Simbi dan Simkah. Ketua FK-OSI Kab. Pasuruan Ngarji menyampaikan bahwa SIMKAH adalah faktor penting kontrol terhadap data NTCR yang ada di KUA Kecamatan, mengingat keberadaan datanya yang dinamis, sehingga perlu senantiasa di-update.

Kasi Bimas Islam H. Achmad Sarjono menyampaikan bahwa sejak tahun 2014, telah ada anjuran dari Kanwil Kemenag Prov. Jatim agar senantiasa mengaktifkan SIMKAH, sehingga sejak saat itu pula Kankemenag Kab. Pasuruan mengoperasikan dan merealisasikan anjuran tersebut. “Kasubag TU Kanwil Kemenag Prov. Jatim H. Mustain menyampaikan bahwa mulai tahun 2016 honorarium operator SIMKAH di KUA Kecamatan akan dicairkan. Oleh karena itu, KUA diharapkan memasukkan anggaran operator SIMKAH selama tahun 2016,” ungkapnya. Selanjutnya, Kasi Bimas mengharapkan agar operator SIMKAH senantiasa meng-update data

yang terbaru dan terkini supaya kevalidasian dan keontetikan data senantiasa dapat dipertanggungjawabkan. •Fin

Updating Data Bimas Bertajuk Pelatihan SIMBI dan SIMKAH

57MPA 348 / September 2015

KANKEMENAG KAB. TULUNGAGUNGGELAR UPACARA BENDERA PERINGATI

KEMERDEKAAN RI KE-70TULUNGAGUNG – Memasuki usia 70

Tahun Kemerdekaan RI, Kankemenag Kab. Tulungagung menggelar upacara bendera di halaman kantor, (17/8). Upacara yang berjalan dalam suasana khidmat dan penuh makna ini dipimpin oleh Kepala Subbagian Tata Usaha Drs. H. Imam Saerozi M.H.I.

Membacakan sambutan Bupati Tulung-agung, Sahri Mulyo, SE, M.Si dalam amanat upacara, Kasubbag TU mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat Tulungagung untuk bahu membahu mewujudkan pem-bangunan di Tulungagung demi terwujudnya kemakmuran dan kesejahteraan Tulungagung secara keseluruhan. “Dengan tetap menge depankan rasa nasionalisme yang diekspresikan dalam bentuk olah rasa, olah karsa, dan olah karya di semua bidang yang memberikan nilai positif bagi bangsa dengan berdasar kecintaan pada bangsa dan negara kita,” paparnya.

Upacara bendera ini diikuti oleh pejabat dan karyawan Kankemenag Kab. Tulungagung, Penyuluh Agama Islam, Pengawas PAI, Kepala MA, MTs, dan MI swasta, serta puluhan siswa MAN 1 Tulungagung dan MTs Al Huda. Sedangkan paduan suara dan pengibar bendera dipercayakan pada MAN 1 Tulungagung. •Fat

MANASIK HAJI MASSALDI KANKEMENAG DAN KUA

SIDOARJO – Seksi PHU Kankemenag dan KUA se-Kabupaten Sidoarjo di bulan Agustus ini berkonsentrasi menyelanggarakan bim bingan manasik haji kepada CJH Kabupaten Sidoarjo. Sebagaimana pada tanggal 3 hingga 4 Agustus 2015 yang lalu, Seksi PHU menyelenggarakan manasik haji angkatan I dan II di KBIH Rohmatul Ummah An-Nahdliyah. Acara dibuka oleh Bupati Sidoarjo H. Saiful Illah, SH, M.Hum didampingi Kakankemenag Kab Sidoarjo H. Achmad Rofi’i, SH.M.Hum dan Kasi PHU H. Moh. Arwani Muslikh, S.Ag, M.HI, M.Ag. juga para Kasi Kankemenag serta Kabag Kesra Pemkab.

Bupati Sidoarjo dalam sambutannya, mengatakan bahwa manasik haji ini adalah kegiatan membimbing CJH dari kabupaten Sidoarjo, sehingga dalam melaksanakan haji nanti dapat menjadi haji mabrur.

Sementara itu H. Moh. Arwani Muslikh, S.Ag, M.HI, M.Ag, mengatakan bahwa materi yang disampaikan pada kegiatan manasik haji massal ini sangat banyak. Antara lain kebijakan pemerintah RI tentang haji, manasik haji dan hal-hal teknis pemberangkatan termasuk tentang barang bawaan CJH. “Bimbingan ini tidak hanya dilaksanakan Seksi PHU saja, namun juga di tiap-tiap KUA”, ujarnya. •Ms

HALAL BI HALAL POKJALUH SE WILKER KEDIRINGANJUK – Bertempat di PP Baitul

Qur’an Dsn. Sempu Ds. Sawahan Kecamatan Sawahan diselenggarakan halal bi halal Pokjaluh se-Wilker Kediri yang dihadiri oleh Kakankemenag Kab. Nganjuk, Kepala KUA Kec. Sawahan, Kasi dan Penyuluh Agama Fungsional dan Honorer, ( 4/8 ).

Dra. Nihayatul Laili Yuhana M.SQ, M.Pd.I selaku Ketua Pokjaluh Kabupaten Nganjuk sekaligus pengasuh PP Baitul Qur’an menyambut senang hati serta berterima kasih atas kehadiran undangan. “Semoga ini menambah keakraban sesama penyuluh,” ujarnya.

Sedangkan Drs. H. Barozi, M.Pd.I selaku Kakankemenag Kab. Nganjuk berterima kasih seraya mengucap minal ‘aidin wal faizin mohon maaf lahir batin, semoga semua terampuni dosanya dan kembali fitri. Beliau juga berharap agar kegiatan ini terus berkelanjutan guna menggali informasi terkini sehingga tidak ketinggalan.

Dan sebagai penyuluh – tambah beliau – hendaknya tidak hanya pintar saja, tetapi juga pandai menempatkan diri. Penyuluh juga diharapkan meningkatkan kinerjanya, apalagi sudah mendapatkan tunjangan kinerja. “Ini demi kelancaran tugas yang diemban, dan semoga barokah manfaat dunia akhirat,” katanya. •Nur

RAPAT DENGAR PENDAPATBERSAMA ANGGOTA DPR-MPR RI

KAB. PASURUAN – Bertempat di halaman masjid Jami’ Al-Huda Puspo Kepala KUA Kec. Puspo Abdul Basit, S.Ag, MA mewakili Kakankemenag Kab. Pasuruan menghadiri acara Rapat Dengar Pendapat (Sosialisasi 4 Pilar) DPR-MPR RI Fraksi VIII, yang dihadiri oleh Muspika Kec. Puspo, tokoh agama, tokoh masyarakat, remaja masjid, Fatayat dan Muslimat, (31/7).

Salah seorang anggota DPR-MPR RI Komisi VIII Prof. Dr. H. Hamka Haq, MA (Fraksi PDI Perjuangan) menjelaskan 4 pilar yaitu Pancasila, UUD, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Berkenaan dengan Komisi VIII yang membidangi keagamaan, kegiatan ini dimaksudkan agar DPR-MPR RI dapat melihat secara langsung ke masyarakat, terutama dalam masalah kehidupan keaga-maan, kondisi tempat ibadah, majlis taklim, madin dan TPQ.

Pada kesempatan ini, Hamka Haq juga melihat secara langsung suasana gotong royongan masyarakat desa membangun tempat ibadah serta sarana prasarana lain dalam menunjang kehidupan mereka. “Mudah-mudahan Allah SWT senanti memberikan serta mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya agar dapat mempertahankan stabilitas nasional yang sudah dilaksanakan selama ini,” harapnya. •Fin

DIKLAT SELAMA TUJUH HARI BAGI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

TUBAN – Untuk meningkatkan SDM dan profesionalitas guru MI se-Kabupaten Tuban, bertempat di MTsN Tuban diadakan kegiatan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) dengan Tema “Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi Guru MI” yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya selama tujuh hari, (18/8).

Kasi Teknis Administrasi Dr. Muslimin, MM sebagai Ketua Panitia dari BDK Surabaya dalam sambutannya menekankan akan pentingnya kegiatan ini. Karena ini terkait dengan strategi dan metode pembelajaran yang membuat seorang guru harus berpikir bijaksana juga bagaimana agar siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.

Menurutnya, dinamika pengetahuan sangat cepat. Karenanya, guru harus selalu mengikuti perkembangan kurikulum. Guru juga harus banyak belajar dan belajar sehingga tidak ketinggalan dengan para siswanya yang sudah banyak memakai IT canggih. “Keberadaan buku untuk me-nunjang pembelajaran adalah sangat pen-ting, tapi harus dibaca,” katanya di hada-pan 30 peserta terdiri dari guru ASN dan guru Non ASN pada Madrasah Ibtidaiyah di lingkungan Kemenag Kab.Tuban. •Taar

MANASIK HAJI MASSAL,AGAR CJH PAHAM INFORMASI IBADAH HAJI

KOTA PROBOLINGGO – Seksi Penye-lenggaraan Haji dan Umroh Kankemenag Kota Probolinggo selenggarakan bimbingan manasik haji massal di aula MAN 2 Kota Probolinggo, (10/8). Acara ini diikuti oleh 179 CJH dan dihadiri oleh Pengasuh PP Raudlatul Muta’allimin Wonoasih Probolinggo, Kakan-kemenag Kota Probolinggo, Kasi PHU, Pimpinan BPS BPIH, TPIHI dan TPHD

Dalam laporannya, Kasi PHU, Samsur, S.Ag, M.Pd.I menyampaikan bahwa kegia-tan ini adalah merupakan rangkaian dari kegiatan sebelumnya yang telah dilak-sanakan di tingkat kecamatan. Dengan tujuan agar CJH Kota Probolinggo dapat menjadi haji mandiri.

Sementara itu Kakankemenag Kota Probolinggo H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I dalam sambutannnya mengharapkan agar CJH dapat mengikuti acara dengan seksama. “Sehingga di dalam pelaksanaan ibadaha haji apat berjalan lancar dan kembali ke daerah membawa haji yang mabrur,” harapnya.

Sementara itu pula Pengasuh PP Raudlatul Muta’allimin Wonoasih Probo-linggo, Drs. KH. Syafruddin Syarif di dalam arahannya mengingatkan CJH agar men-jaga kondisi kesehatannya, mensucikan pikirannya, supaya bisa beribadah dengan maksimal. •Arb

58 MPA 348 / September 2015

MoDEL : RENY PRANAwATI

MoDEL : ENDAH NURLIAH

MoDEL : ELLY HAIDAR

59MPA 348 / September 2015

Harumkan Madrasah di Ajang BerbedaPrestasi bisa datang dari mana saja. Ini

dibuktikan oleh Syahrul Maghfiron yang sedang menekuni dunia tarik

suara. Di level kabupaten, siswa Kelas XII IPS MAN Model sering mendulang prestasi di berbagai festival band. Sebut saja, festival band Pemkab, Porskab, grup vocal grup di kantor pajak, hingga festival gempur narkoba. “Dalam ajang Aksioma MA se-Jatim di Tuban kemarin kami juga turut berpartisipasi,” tukasnya.

Tak dinyana, dari ajang ini, Syahrul pun didaulat untuk mewakili Jawa Timur dalam Aksioma tingkat Nasional 2015 di Palembang. “Saya menjadi wakil Jatim dalam bidang Madrasah Singer Putra,” tutur Sulung dari dua bersudara ini bangga.

Kebanggaanya berlebih sebab, di ajang tersebut dia bisa bertemu dengan berbagai siswa madrasah dari seluruh Indonesia. Di sanalah dia banyak bertukar pengalaman dan berbagi informasi tentang banyak hal. Namun, dari itu semua, yang lebih membuatnya bahagia adalah bisa membawa nama MAN Model Bojonegoro.

Prestasi membanggakan juga ditoreh-kan M. Ali Sidqin. Siswa kelas X Unggulan IPA 2 madrasah yang beralamat Jl. Monginsidi No 160, Bojonegoro didapuk sebagai Duta Anak Bojonegoro dalam Forum Anak Bojonegoro atau FABO. “Dengan ini saya pun mendapat tuga sebagai wakil dari Bojonegoro dalam Forum Anak Jawa Timur yang di gelar di Surabaya ada akhir Maret lalu,” ungkapnya sambil melepas senyum.

Rupanya kepercayaan dari Pemkab Bojonegoro ini tak disia-siakan oleh anggota OSIS MAN Model Bojonegoro ini. Dengan skill diskusi, kecakapan interview-integritas diri, essai, public speaking, keaktifan berbicara, dan bersosialisasi dia mampu mengungguli 102 delegasi 34 Kab/Kota se- Jawa Timur.

Dari 10 nominasi yang masuk sebagai dia menjadi menjadi terbaik pertama Duta

Syahrul Maghfiron dan M. Ali Sidqin

Anak Jawa Timur 2015. Penganugerahan ini dikukuhkan dalam ajang Forum Anak Provinsi Jawa Timur yang digelar pada 28-29 Maret 2015 lalu. Dan yang lebih menggembirakan dia merupakan satu-satunya wakil dari madrasah.

Kini setelah menyandang gelar Duta Anak Jatim, dia pun lebih menaruh perhatian pada persoalan yang dihadapi anak-anak. Sebab dia ingin anak juga mendapatkan hak dasar yakni hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak berpartisipasi. “Memang dua hak yang pertama sudah didaptkan tapi hak dua hak yang terakhir ini yang harus terus diperjuangkan,” ucapnya. •pri

60 MPA 348 / September 2015

Para Malaikat Turut Berbelasungkawa

Suatu hari, dia mendapatkan tugas dari Rasulullah. Namun dalam perja-lanan menunaikan amanah Nabi

Muhammad, tanpa sengaja dia melihat seorang wanita Anshar yang sedang mandi. Selepas itu, wajahnya menjadi gemetar karena takut murka Allah dan RasulNya. Maka dia pun pergi dengan perasaan penuh dosa menuju sebuah gunung yang berada di antara Mekkah dan Madinah.

Selama empat puluh hari Rasulullah SAW tidak mendapati perihal kabar Ts’alabah. Tiba-tiba saja malaikat Jibril mendatanginya dan memberikan kabar bahwa ada seorang laki-laki dari umatnya yang berada di gunung sedang memohon perlindungan kepada Allah SWT.

Tak lama kemudian, Rasulullah me-manggil Umar bin Khattab dan Salman al-Farisi lalu meminta keduanya untuk men cari Tsa’labah bin Aburrahman. Sete-lah mendapatkan petunjuk keberadaan Tsa’labah, keduanya pun lalu pergi menyu-suri perbukitan Madinah. Saat menjumpai seorang penggembala, Umar pun meminta informasi tentang keberadaan Tsa’labah. “Jangan-jangan yang sedang engkau cari-cari adalah seorang laki-laki yang lari dari neraka Jahanam?” ucap sang pengembala yang bernama Dzaufafah itu sambil membuat bingung Umar dan Salman.

Lalu Dzaufafah menerangkan ikhwal pemuda yang dimaksud bahwa apabila malam telah tiba, laki-laki tersebut keluar dari perbukitan ini dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil terus berujar. “Mengapa tidak cabut saja nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti keputusan!”

Merasa yang digambarkan adalah Ts’alabah, Umar dan Salman pun langsung menuju ke tempat yang ditunjukkan sang pengembala. Setelah menjumpai sahabat yang sedang dicari-cari Rasulullah tersebut,

Umar menghampiri dan mendekapnya. Lalu umar menceritakan bahwa dia dan Salman diutus Rosulullah untuk mencarinya. “Wahai Umar! Jangan kau bawa aku meng-hadap Rasulullah kecuali dia dalam keadaan salat,” pinta Tsa’labah mengiba.

Ketika menemukan Rasulullah tengah shalat, mereka bertiga turut shalat di belakangnya. dan saat mendengar bacaan Nabi Muhammad, tiba-tiba Tsa’labah tersungkur pingsan. Lalu setelah menye-lesaikan shalatnya, Rasulullah berdiri dan menggerak-gerakkan Tsa’labah hingga mem buatnya tersadar.

“Mengapa engkau menghilang dariku?” tanya Rasulullah

“Karena Dosaku, ya Rasulullah!” jawab Tsa’labah dengan wajah tertuduk malu.

“Bukankah telah kuajarkan kepadamu suatu ayat yg dapat menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan? Katakan… Ya Tuhan kami, berilah kami sebahagiaan di dunia dan di akhirat serta peliharalah kami dari azab neraka (QS al-Baqarah ayat 201).”

“Tapi dosaku amatlah besar, wahai Rasulullah,” ucap Tsa’labah sambil berlinang air mata taubat.

“Akan tetapi bukankah kalamullah lebih besar?” tandas Rasulullah.

Setelah perteman itu, Tak berapa lama, Tsa’labah didera sakit berhar-hari. Lalu

Rasulullah SAW menemuinya. Ketika Rasulullah berusaha meletakkan kepala Tsa’labah di atas pangkuannya, tetapi Tsa’labah justru menolaknya.

“Mengapa engkau singkirkan kepalamu dari pangkuanku?” tanya Rasulullah SAW.

“Karena aku penuh dengan dosa,” jawabnya lirih

“Lantas apa yang engkau rasakan saat ini?”“Tulang, daging, dan kulitku seakan

dikerubuti semut, Ya Rasullah.””Apa yang kau inginkan Tsa’labah?”“Ampunan dari Tuhanku.”Maka turunlah Jibril dan mememberi

kabar kepada Nabi Muhamad bahwa Allah menerima taubatnya. Mendengar berita itu, seketika itu pula Tsa’labah menghembuskan nafas terakhir. Setelah dimandikan dan dikafani, Rasulullah pun menshalatinya. Yang mengherankan, Nabi Muhammad berjalan dengan penuh kegembiraan saat menguburkan Tsa’labah.

Setelah Setelahselesai pemakamannya, para sahabat pun bertanya tentang keane-han tersebut. “Demi Zat yang telah mengu tus aku sebagai seorang Nabi yang sebenarnya! Aku melakukannya karena, banyaknya malaikat yang turut melayat Tsa’labah,” sabda Rasul pada para sahabat.

*) Siswa SMU al-Azhar Menganti, Gresik

Oleh : Muhamamad Bahauddin Ali *)

Ini bukan kisah Tsa’labah bin Hatif sang penggembala yang kita kenal selama ini. tapi ini adalah kisah Tsa’labah bin

Abdurrahman. Seorang pemuda golongan Anshar yang begitu setia dan cekatan

dalam melayani Nabi Muhammad SAW.

61MPA 348 / September 2015

Tonggak Utama Pejuang Muslim Sa’ad bin Abi Waqqosh

Pemilik nama lengkap Sa’ad bin Malik az-Zuhri ini dilahirkan di kota Mekah yang berasal dari golongan bangsawan

suku Quraisy. Sa’ad juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah SAW secara tidak langsung dari jalur ibu. Ibu Rasul, Aminah binti Wahab berasal dari suku yang sama dengan Sa’ad yaitu dari Bani Zuhrah. Karena itu Sa’ad juga sering disebut sebagai Sa’ad of Zuhrah atau Sa’ad dari Zuhrah. Inilah yang membedakannya dengan Sa’ad-Sa’ad yang lain.

Meski berasal dari keluarga terpandang, semasa mudanya dia dikenal sebagai pemuda cerdas yang sangat membenci praktik penyembahan berhala di Makkah saat itu. Saat usianya menginjak 20 tahun dia berikrar masuk Islam setelah diajak oleh Abu Bakar. Tentu saja, kabar keislamannya tersebut mendapat tentangan keras dari pihak keluarga. Bahkan sang ibu pun mengancam akan bunuh diri. Meski Sa’ad

memiliki kecintaan luar biasa pada sang ibu, namun kecintaannya pada Allah SWT dan Rasulullah SAW jauh lebih besar lagi.

Di masa-masa awal sejarah Islam, saat kaum Muslim harus mengungsi ke bukit untuk menunaikan shalat. Kaum Quraisy selalu saja mencoba menghalangi-halangi. Dan suatu ketika di tengah kaum muslimin shalat, sekelompok kaum Quraisy mengganggu dengan saling me-lem parkan lelucon kasar. lantaran kesal dan tidak tahan, Sa’ad bin Abi Waqqash lalu memukul salah satu orang Quraisy tersebut dengan tulang unta hingga menge luarkan darah. Inilah darah pertama kali yang tumpah akibat konflik antara umat Islam dengan orang kafir.

Setelah peristiwa itu, Rasulullah meminta para sahabat agar lebih tenang dan bersabar menghadapi orang Quraisy seperti yang difirmankan Allah SWT dalam al-Qur’an Surah Al-Muzzammil ayat 10. Cukup lama kaum Muslim menahan diri. Baru beberapa dekade kemudian, umat Islam diperkenankan melakukan

perlawanan fisik kepada para orang kafir. Dan di barisan pejuang Islam, nama Sa’ad bin Abi Waqqash menjadi salah satu tonggak utamanya.

Sa’ad juga turut dalam perang pertama dalam Isla yakni Perang Badar. Pada Per tem puran Uhud,

dia juga terpilih menjadi salah satu pasukan pemanah terbaik

Islam. Dia berjuang dengan gigih dalam mempertahankan Rasulullah SAW setelah bebe-

rapa pejuang Muslim me-ninggalkan posisi mereka. Bahkan

Sa’ad juga menjadi sahabat dan pejuang Islam pertama yang

tertembak panah dalam upaya mem pertahankan Islam.

Kepahlawanan Sa’ad bin Abi

Waqqash juga tertulis dengan tinta emas saat memim pin pasukan Islam melawan mela wan tentara Persia di Qadissyah. Pepe rangan ini merupakan salah satu peperangan terbesar umat Islam. Bersama tiga ribu pasukannya dia harus meng hadapi tentara Persia yang ber-jumlah 120 ribu orang.

Namun, Sebelum memulai peperangan, atas instruksi Umar bin Khattab yang menjadi khalifah saat itu, Sa’ad mengirim surat undangan untuk masuk Islam kepada kaisar Persia, Yazdagird dan Panglima Persia, Rustum. Delegasi Muslim yang pertama berangkat adalah An-Numan bin Muqarrin yang kemudian mendapat penghinaan dan menjadi bahan ejekan Yazdagird. Lalu delegasi kedua dipimpin Rubiy bin Aamir bertemu Rustum.

Setelah pemimpin pasukan Persia itu menolak tawaran masuk Islam, air mata Sa’ad bercucuran karena dia menghadapi kenyataan harus berperang yang berarti mengorbankan nyawa orang Muslim dan non Muslim. Setelah peristiwa itu, dia terbaring sakit karena tidak kuat menanggung kepedihan jika perang harus terjadi. Meskipun terbaring sakit, Sa’ad segera bangkit. Di depan pasukan Muslim, Sa’ad membacakan Surah al-Anbiya’ ayat 105 tentang bumi yang akan dipusakai oleh orang-orang shaleh.

Setelah menunaikan shalat Dzuhur bersama pasukannya, sambil membaca takbir, Sa’ad memulai peperangan. Selama empat hari, peperangan besar ini berlang-sung tanpa henti dan menimbulkan korban dua ribu Muslim serta sepuluh ribu orang Persia. Peperangan Qadisiyyah merupakan salah satu peperangan terbesar dalam sejarah dunia. Dan Pasukan Muslim berhasil memenangi peperangan itu.

Dan pada tahun 54 Hijriyah, Sa’ad bin Abi Waqqashh menghadap rabbnya diusia 80 tahun. Meski terkenal dengan keka yaan dan kedermawanannya, menjelang wafatnya, dia hanya berpesan kepada putranya untuk mengkafaninya dengan jubah yang dikenakannya dalam perang Badar. “Kafani aku dengan jubah ini karena aku ingin bertemu Allah SWT dalam pakaian ini,” pesannya pada sang putra yangdisambut haru.

•Abu Raya/dari berbagai sumber

Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa ada sepuluh sahabat Rasulullah yang dijamin masuk surga.Satu diantara sahabat itu tersebutlah nama Sa’ad bin Abi Waqqashh.

62 MPA 348 / September 2015

Bersyukurlahsiang ini begitu kakunyamengeras pandang hujamkan segala rasaserupa tipu daya pada kanvas-kanvas hampapercikan kemilau airdalam beberapa genangan

:fatamorgana

bersyukurlah dengan ajaran Tuhanmuandai engkau tak pandai berucapmaka itulah kesia-siaan

jika hujan saja kau harapmaka jangan dihujat panasyang meradangmenghujam ubun-ubun hingga denyut jantung,,,

Anis Choirun NiswahMAN Lamongan, Jalan Veteran 43Jetis, Lamongan

DuniaDunia...Kau begitu luas Kau begitu lebarKarena luas dan lebar mu...Manusia tak bisa mengukur dirimu

Tetapi...Sekarang kau makin sempitKau makin kecilApakah karena zaman yang telah merubahmuDari hari ke hariDari bulan ke bulanHingga dari tahun ke tahun Zaman pun terus berubah-ubahSampai akhirnya ...Kau pun ikut berubahSekarang kau makin sempitKarena zaman terus berganti

Khilfi Aliyatis SyarifahSiswi kelas VII MTs. AL-HIKMAHJanti Jogoroto Jombang kode pos 61485

seBelum malaikat maut menjemputKetika harta telah menguasai jiwaKetika seseorang telah lupa akan kewajibannyaPerasaan gundah dan takut akan TuhannyaSeakan hilang dan terlupa akan siksa-Nya Surga dunia terus diagung-agungkan, tetapi neraka yang didapat di akhirat kelakUang telah membutakan mata hati seorang hambaSifat angkuh dan sombong turut menyertainyaBukan sedekah yang diberi untuk fakir dan miskinJustru ejekan dan cacian yang dilontarkandari mulur manisnyaHati nurani seorang insan telah diperdaya oleh setanSungguh, apa yang ada dibenaknya?Tuhan pun telah dilupakan

Astaughfirullahalazim, astaughfirullahalazim

Betapa nista hati seorang hambaDosanya tak sebanding dengan luasnya lautan di dunia

Bertaubatlah wahai anak manusiaBertaubatlah sebelum hidupmu di dunia berakhir Sesungguhnya telah datang jauh-jauhhari peringatan dari Robb-MuTak ada daya yang bisa dilakukan oleh seorang insanKala malaikat maut menjemputHingga jasadnya tak tampak lagiBagaikan hilang ditelan buih lautan Walaupun memohon hingga seribu kaliMengucap sumpah dan janjiTidak ada kata maaf jika Allah menghendakiDan akan berujung kenestapaan abadi yang didapatkan Sebelum malaikat maut menjemputMohonlah ampun kepada Al-Malikyang merajai seluruh alam rayaJika engkau terus beginiTak takutkan dengan azab pedih dari AllahTak cukupkah cerita tentang Abu Lahab dan isterinyaYang dibalas berakhir di neraka Farah Nabila BelqisMAN Pesanggaran, JL. H. Ichsan Kesilir,Siliragung, Banyuwangi

menyesalGelisahLelahBenci semua yang aku lakukan saat iniKenapa setiap yang aku kerjakan itu

Selalu saja salahAku benciAku benci dengan diriku saat ini

Aku menyesalPenyesalanku tak akan terobatiHati ini Terombang ambingTak bisa dikendalikan

Masalah yang selalu datang padakuSelalu saja kupendam dalam hati iniAku tak tahu apa yang harus aku perbuatAkupun tak tahu Kapan penyeslan ini akan berakhir

Musyrifatus SholehaSiswi Kelas VIII MTs Raudhatut Thalibin Kolor Sumenep

titik pengingat akhir WaktuKala senja, dimana dunia berada

pada titik penuh bernamakan kejenuhan di mana hari belum bernamakan malam namun tidak juga bernamakan siang seolah titik suram dan titik cerahbersatu menjadi seorang senjaO, senja, kau bagai perumpamaan manusia berhura senang bagai sang siang sang siang yang tak ingat akan datangnya malam sang siang yang tak ingat akan adanya suatu waktu bernamakan akhir hingga datanglah seorang senja seorang yang membawa hadiahbernamakan penyesalan

Demi masa dan kala senja saat semua penyesalan berubah menjadi kerugian dan berakhir menjadi kesia-siaan belakasaat orang-orang takut pada ketakutannya sendiri dan khawatir pada kekhawatirannya sendiri hanya hamba-hamba yang saling menasehati dalam kebenaran yang akan tersenyum bahagia di akhir permainan ini

Dan kesedihan bagi si penelantar waktudi mana saat sang senja pergi dan berganti gelap mereka berada dalam keterpurukan yang begitu mendalam

Titik pengingat akhir waktu semua insan saat waktu tak benar-benar siang dan tak benar-penar malam

Fikita Putri Ananda Siswi kelas XI MA Al-Munawwaroh Kembangbahu Lamongan

selamat jalan sahaBatkuLangit MenangisMalam kian dinginRintik hujan satu satu menyapa dedaunanSemilir angin turut menggoyang ranting kambojaTanah merah belum sempat mengeringkan diri

SementaraKau diam seribu basaTanpa kataSenyummu kemarinAdalah senyum terakhir untuk kamiSapamu kemarinAdalah sapa perpisahan dengan kami

Tak pernah kau berulah dalam kataLebih banyak kau mengalah dalam segalaKini semua tinggal ceritaYang tak kan bisa diulang

Sahabat...Kini kau telah kembaliMemenuhi panggilan IllahiMenuju tempat suciTak ada yang mampu kami bawakanSelain sepenggal cinta dalam pintaSemoga langkahmu tiada aralMenghadap tulus pada Yang Kuasa

SoewarnoMAN Ngrambe Ngawi

1. LAILATUL NURDIAN, S.PD. MIN BOgEM SAMPUNg JL. KH. ABDURROHMAN NO.6 SAMPUNg-PONOROgO2. IKA PURWITASARI PK ISDIYANTO JL. MAKAM RT 03 RW 02 DS. TURUS gAMPENgREJO-KAB. KEDIRI3. SAIFUL ANAM, S.PD.I. JL.MANYJEN SUTOYO NO.52 PATIHAN WETAN BABADAN PONOROgO4. KHUSNUL SUFAIKHA JL. JOKO SAMBANg RT 01 RW 06 gUNUNggANgSIR KEC. BEJI KABUPATEN PASURUAN (67154)5. DAYINTA AYU LOKA MIN BANCONg JL. KENANgA NO.02 KABUPATEN MADIUN (63157)

JAWABAN TTM NO. 347MENDATAR :1.SEJATI 4.NUSA 6.TANI 8.ALINEA 10.TIM 11.NABI 13.AMIS 15.AKAN 17.SITA 19.ALI 20.BAKUNG 22.MATA 24.AJAR 25.GORILA

MENURUN : 1.SUPAYA 2.JALI 3.INTAN 4.NUN 5.ASAM 7.ITIK 9.NASI 12.BAIK 14.ISIM 16.NEGARA 18.ABANG 19.ANDA 21.UNDI 23.AIR

KETENTUAN :1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya.2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir September 2015 (cap pos).3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 349.

PERAIH HADIAH TTM No. 347

Bulan SEPTEMBER 2015

TTM

MPA

Edisi 348

KUPONNO : 348

DAFTAR PERTANYAANMENDATAR :1. Sebutan negeri kincir angin5. Kata tunjuk6. Sentral Telephone Otomatis8. Jenis Kendaraan9. Real Estate Indonesia10. Harapan12. Isi, yang paling pokok, penting15. Diulang yang kurang senonoh, nakal17. Menakutkan, mengerikan18. Danau, telaga20. Hewan air23. Jumpa, ketemu25. Rumah Sakit Umum26. Huruf Hijaiyah27. Kulit terluar28. Mata (bhs Arab)29. Pacuan sapi atau kerbau

MENURUN :1. Benih2. Setelah besok3. Air sadapan bunga kelapa4. Aneh, tidak biasa5. Ikatan Motor Besar Indonesia7. Bersangkutan dengan mulut11. Masjid kecil13. Kependekan dari Nyai14. Masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi15. Panggilan orangtua perempuan16. Lawannya kosong18. Orang pertama19. Panas sekali21. Lawan kanan22. Benar-benar, sungguh.23. Mercu.. (nyala api untuk tanda)24. Yang keluar dari pembakaran

TTM EDISI 348

63MPA 348 / September 2015

64 MPA 348 / September 2015

Panggilan : Daffa

TTL : Lumajang, 26-2-2006

Alamat : Labruk Kidul

Kec. Sumbersuko Kab. Lumajang

Hobi : Membaca

Cita-cita : TNI

Orangtua : Hasbunur Rofiq dan Nuril Hidayah

Panggilan : DIKA

TTL : 23 April 2009

Alamat : Desa Palengaan Laok

Kec. Palengaan, Kab. Pamekasan

Hobi : menggambar dan nonton BOBOI BOY

Cita-cita : Menjadi anak yang Sholeh

Orangtua : Umar dan Rumsiyah

Panggilan : Reza

TTL : Sidoarjo, 6 Desember 2010

Alamat : Sambungrejo RT 10 RW 04

Sukodono Sidoarjo

Sekolah : TK Dharma Wanita Sambungrejo

Hobi : Bercerita

Cita-cita : Polisi

Orangtua : Sunarto, SAg dan Anita Puji Astutik, MPdI

Panggilan : Lala

TTL : 8 April 2004

Alamat : Tlontoraja Pasean Pamekasan

Sekolah : MIN Sana Daya Pasean Pamekasan

Hobi : Bershalawat

Cita-Cita : Ingin menjadi Guru

Panggilan : Hanif

TTL : Tulungagung, 8 Februari 2011

Sekolah : TK al-Khodijah Kedungsoko

Alamat : Kelurahan Kedungsoko

RT 01 RW 03 Tulungagung

Hobi : Baca buku cerita

Cita-cita : Peneliti yang hafidz al-Qur’an

Orangtua : Sugeng Hariyanto dan Siti Fatimah

Panggilan : Ilham

TTL : Tuban, 5 April 2009

Alamat : Desa Pandanwangi

RT 19/RW 04, Diwek Jombang

Sekolah : SDN Jombatan IV Jombang

Orangtua : Syaiful Bahri dan Sulistin Prasetya

65MPA 348 / September 2015

“Anak sampah.. Anak sampah...!” Cemohan yang setiap kali di gumamkan teman-temanku bergerumbul seperti halnya semut. “Eh... Ada apa ini? Sudah, kalian semua ikut bapak ke ruang kepsek. Sabar ya nak, maafkan teman-temanmu.” Bapak guruku mencoba untuk menenangkan situasi tersebut.” Memang aku tiggal di susur TPS, tak ku hiraukan mereka, untuk apa, toh gak ada mudhrotnya. Aku hanya diam 1000 bahasa, memang teman-temanku itu anak orang kaya, pengusaha, bahkan ada juga anak pejabat. Semangatku tak kalah saing dengan mereka.

Nasib memang tak selalu dengan apa yang diinginkan. Terkadang jauh dari cita-cita berabun di masa depan. Musibah demi musibah terjadi. Musibah yang menyanyat memeras air mata. Roda terus berputar, tak selalu di atas, dan tak selalu di bawah.

4 tahun berjalan. Aku sudah terbiasa men jalani kehidupan yang sangat se-der hana ini. Berkat otak encerku, alhamdulillah, dana beasiswa membiayaiku masuk di universitas sastrawan. Menulis, bersyair, adalah rutinitasku menjadi pem-buluh darah berdarah dingin. Usaha demi

“Tes.. Tes.. Tes..” Airmataku meleleh, terbayang gambaran kematian. Dadaku terguncang, gelisah tak menentu,

tubuhku bergetar, mengikuti alur gerbang yang begitu mewah.

“Ngger, ngger, ngger...” Terdengar dari belakang suara batuk seorang datuk yang menepuk punggunggku.

“Maaf, siapa datuak? Ada apa gerangan?”

“Pulanglah, di sini bukan tempatmu. Masa depanmu masih panjajng. Junjung tinggi angan dan impianmu. Kokohkaanlah imanmu. Insyaallah, Allah akan meneteskan cinta kepadamu. Pulanglah ngger!”

Dalam kecepatan cahaya, Datuak bersoban putih hilang sekejap mata. Aku hanya bisa melamun dan menangis. Yang ku bayangkan di manakakh aku? Apakah inilah Alam Barzah?

***“Nak, nak, nak, bangun hari sudah pagi”

Ujar Uwo serambi membuka tirai jendela.“Baiklah Uwo, Ambo nak bangun.”

Timpaku sambil menguapDi benakku, aku bingung apa yang

terjagi. “Gerangan apa ini? Apa ini hanyalah mimpi? Siapa datuak itu?” Gumamku dalam hati.

Mungkin itu sebuah amanah dari datuak bertujuan prospektif. Aku harus menjalaninya. Mungkin juga Allah telah berpesan pada Datuak itu.

Di bawah birunya langit harapan, berjalan mahligai kecintaan sebagai angan dan impian. Tumpukan sampah membumbung tinggi di sepanjang rona lingkungan. Bangunan yang semakin lapuk di makan usia. Di situlah iriku di besarkan, faktor ekonomi kemiskinan, minimumnya lapangan pekerjaan. Tapi, di situlah aku mendapatkan kesyahduan cinta hangat seorang ibu yang mengalir pada setiap detik nafasku.

Nasibku tak baik, sama seperti seragamku kisut, dan sepatu yang kusam bekas. Namun itu semua tidak masalah, itu tidak melemahkan tekadku. Ku gayuh sepeda jengki yang warna merahnya mulai memudar. Meski teman teman ku tidak sekolah, memilih bertani karena aktor ekonomi, aku tetap bersekolah. Tuntutan bapak kepala desa yang memberiku beasiswa untuk bersekolah di kota berjarak 10 KM.

usaha ku lakukan. Banyak probematika hidup, saling bersaing, bahkan demi mensingkirkan saingannya ia rela mem-bunuh. Naudzubillah.

Namun bersaing itu lebih sedap jika bersaing sehat seperti kata ibu “Nak, jadilah orang sukses, janganlah sombong, hidup jangan memandang ke atas, masih ada yang di bawah kito. Janganlah haus akan harta. Ingat, kito hidup berwal dari nol.” Tetuah uwo ku serambi mengangis membanjiri wajahnya. “Iyo uwo, Restuilah aku, agar aku sukses. Ambo nak membahagiakan uwo dunia dan akhirat.”

Tetuah itu akan selalu terpendam dalam memoriku. Apa yang di katakan uwo adalah perintah selaligus wejangan berarti dalam hidupku Tawaran bekerja di bebagai perusahaan menawariku. Namun tidak semuanya aku terima. Tamak, serakah, adalah hal negatif. Aku memutuskan untuk bekerja di salah satu perusahaan di ibukota. “Alhamdulillah, terma kasih Ya Allah atas yang kau berikan ini. Sungguh Engkau-LAH Sang Mestro Agung.”

*) Siswi Kelas 8 Mts. Al Musthofa Jetis

Rotasi KehidupanOleh : Ainun Ainiyah *)

66 MPA 348 / September 2015

Saat ini Muslim di Athena dan sekitarnya, biasanya menyulap bekas garasi atau gudang tanpa jendela menjadi mushalla

/ masjid kecil. Maka, bisa saja suatu hari gedung-gedung tersebut dihancurkan. Ada sekitar 130 mushalla/masjid semacam itu di Athena. Selain bangunannya bersifat sementara, kepengurusan masjid (semacam itu) juga tidak diakui resmi oleh pemerintah.

Dua tahun lalu, seorang oknum membakar drum bahan bakar di sebuah masjid di Athena. Akibat kebakaran itu, Athena kini menjadi satu-satunya ibukota negara di Eropa yang tidak memiliki masjid. Saat ini, sedang terjadi peningkatan Islamophobia di belahan bumi Barat. Demi kian juga di Yunani. Serangkaian serangan terjadi pada lantai bawah tanah yang dijadikan tempat shalat. Karena di Yunani, hal ini (membuat mushalla/masjid) memang termasuk illegal. Baru-baru ini, sekitar 100 orang menggelar unjuk rasa di luar sebuah masjid yang berlokasi di bangunan gudang. Sebuah catatan berisi ancaman kekerasan kemudian dilayangkan kepada jamaah masjid.

Dalam kejadian lain, seorang migran keturunan Pakistan bernama Shahzad Luqman disergap lalu dbunuh oleh anggota kelompok ”Golden Dawn”. Kelompok ini penah bersumpah, akan membunuh siapa saja warga asing yang pertama mereka temui. Pembunuhan terhadap Luqman, adalah satu dari 800 kasus pembunuhan ber-nuansa rasial yang terjadi sejak tahun 2012 lalu. Pembunuhnya kemudian, dipenjara seumur hidup. Proses hukum ini, kemudian menjadi preseden dalam hukum Yunani dan menetapkan langsung bahwa aksi yang didorong kebencian bermotif rasial semacam ini dianggap sebagai pembunuhan.

Kelompok Golden Dawn, menentang pembangunan masjid di Athena. Hal yang sama, juga menjadi sikap dan pandangan Gereja Ortodoks Yunani. Sebuah laporan BBC, menyebutkan bahwa meskipun Gereja Yunani menyambut gagasan pembangunan masjid, tetapi sejumlah tokoh senior dilingkungan lembaga gereja itu tetap me-nen tang gagasan itu. Bahkan, Uskup Sera-phim mengatakan bahwa : ”Yunani men-derita selama lima abad tirani Muslim, saat di bawah kepemimpinan Turki ; dan membangun masjid akan mengkhianati para martir yang sudah tewas membela kita”. Kita bukanlah negara multi kultural. Kita adalah satu bangsa Yunani dan segala sesuatu yang baru hanyalah hasil penemuan

dari orde baru dan Zionisme. Mereka men-coba menggerogoti karakter kita”, ujar sang Uskup, sambil menambahkan bahwa Yunani harus menunjukkan identitas mereka.

Sejumlah rencana, memang disusun untuk menjadikan bekas barak Angkatan Laut menjadi masjid. Namun, rencana itu terus tertunda. Pengajuan demi pengajuan tak kunjung mendapat jawaban. Sementara itu tak pengusaha kontraktor yang bersedia membangun atau terlibat dalam tender pembangunan masjid.

Pemakaman Muslim ; Umat Islam di Yunani, sekitar 1,3

persen dari populasi yang bejumlah 10,7 juta jiwa. Lokasi khusus pemakaman Muslim menjadi salah satu fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh MuslimYunani, selain masjid atau Islamic Centre. Ada sekitar 200 ribuan Muslim di Athena dan puluhan ribu imigran Muslim lain yang datang ke Yunani. Tak jarang para imigran itu, shalat jamaah di rumah-rumah atau harus menempuh ratusan kilometer ke wilayah Yunani Utara untuk menggelar acara pernikahan, pemakaman, atau acara lainnya. Imigran yang meninggal di Yunani biasanya dimakamkan di negara asalnya dengan bantuan kedutaan besar masing-masing dan sumbangan dari komunitas Muslim. Tetapi, jenazah imigran yang berasal dari negara yang kurang mampu dan keluarganya juga tidak mampu untuk membiayai pemakaman di negaranya sendiri, maka harus diantar ke tempat yang namanya Western Thrace.

Menurut Imam Abdelrahim Abdel Sayed, Muslim yang meninggal bisa saja dimakamkan di Pemakaman Gumulcine

Susahnya Membangun Masjiddan Makam di Athena

di Western Thrace dengan biaya sekitar 1.400 Euro. Ongkos itu terbilang mahal, karena Muslim yang tinggal di Athena dan sekitarnya kebanyakan adalah orang-orang yang melarikan diri dari kecamuk perang di negara mereka. Maka, tak ada pilihan lain selain mengandalkan sumbangan dana saat ada Muslim yang meninggal. ”Saya bisa katakan bahwa kita bisa beribadah (shalat) dimana saja, di rumah, masjid, atau jalanan. Tetapi, memakamkan jenazah Muslim tidak bisa sembarangan dimana saja”, ujar Abdel Sayed yang dimuat di situs ”On Islam” (080715).

”Bahkan kalau ada pemakaman Muslim yang jaraknya beberapa jam perjalanan dari Athena pun tentu akan kita syukuri. Para imigran yang datang ke Yunani dengan kapal laut terkadang tewas atau tenggelam di perairan Yunani. Kalau hal ini terjadi, biasanya kami menunggu hingga ada enam atau tujuh jenazah baru diantar untuk dimakamkan di Gumulcine”, kata Abdel Sayed kepada Today’s Zaman.

”Rasanya sulit untuk dibayangkan. Kami memandikan jenazah, menshalatkan di masjid bawah tanah, namun kami tidak bisa memakamkannya. Kami harus mengirimkannya ke Gumulcine”, ujar Abdel Sayed, menambahkan penje-lasannya. Sungguh tragis, nasib saudara Muslim kita di Yunani. Amat sangat sulit memiliki dan membangun masjid, dan pemakaman, karena memang dipersulit. Pantas kiranya bila negara Yunani be-rada diambang kebangkrutan, karena ”kesulitan” mem bayar hutang.

(diolah dari khazanah ramadhanrepublika 100715) ; AHAR .-

67MPA 348 / September 2015

Kakanwil Kemenag Prov Jatim (dua dari kanan) mendampingi Gubernur Prov Jatimdalam pemberankatan jamaah haji kloter pertama asal embarkasi surabaya.

Kakanwil Kemenag Prov Jatim bersama Gubernur jatimsaat konferensi pers seusai pemberangkatan jamaah haji kloter

pertama embarkasi Surabaya 21 Agustus 2015.

Bidikan_Dialog Komisi VIII RI dengan PPIH Embarkasi Surabaya menjelang pemberangkatan JamaahHaji Kloter satudi Asrama Haji Sukolilo Surabaya 20 Agustus 2015.

Petugas sedang memriksa kelengkapan dokumen jamah haji kloter pertama embarkasi surabaya.

Kakanwil Kemang Prov Jatim saat memaparkanpersiapan PPIH embarkasi Surabaya kepada Komisi VIII DPR RI.

68 MPA 348 / September 2015

PAD

A M

AJA

LAH

INI T

ER

DA

PAT

KU

TIPA

N A

YAT-

AYAT

AL

QU

R’A

N. U

NTU

K IT

U J

AG

A D

AN

SIM

PAN

SE

BA

GA

IMA

NA

ME

STI

NYA

.

"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan

tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya."

(QS. Al-Anfal [8]: 30)

Masjid Baitul Mukminin, Jombang